Akhlak Tasawuf Kel 13 Fix
Akhlak Tasawuf Kel 13 Fix
Akhlak Tasawuf Kel 13 Fix
MAKALAH
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Mata Kuliah : Akhlak Tasawuf
Dosen Pengampu : Dr. Atabik M. Ag
Kelompok 13
Disusun Oleh :
1) Alfiana Fiskarunia (224110201232)
2) Hamzah Miftahun Ni’am (224110201241)
3) Rida Rahma Yunita (224110201262)
Kelas : 1 ESY F
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-
Nya karena kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Adapun dalam
penulisan makalah ini,materi yang akan dibahas adalah “Akhlak yang dapat
muncul dadri Thaharah, Shalat, Ibadah Puasa, Zakat, dan Haji”.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan makalah ini, khususnya pada dosen pembimbing mata
kuliah yang bersangkutan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat
menambah wawasan, serta dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Thaharah........................................................................................................2
B. Shalat.............................................................................................................3
C. Puasa.............................................................................................................5
D. Zakat..............................................................................................................7
E.
Haji...............................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang kita tahu penerapan akhlak dapat diterapkan dimana saja, terutama
pada kebiasaan sehari-hari seperti pada thaharah(bersuci), shalat, ibadah puasa,
zakat,dan haji.
Banyak dari yang awam terhadap penerapan akhlak tersebut, untuk itu pembahasan
kali ini ditujukan untuk mengajarkan materi-materi tersebut, materi-materi ini
kebanyakan sering dipelajari di pendidikan pondok pesantren atau sekolah-sekolah basis
islam
Seharusnya penerapan akhlak ini bisa menjadi kebiasaan masyarakat, karena ini
menjadi dasar-dasar akhlak, maupun menjadi dasar materi Ilmu Akhlak Tasawuf.
Namun penjelasan materi pada makalah ini mungkin akan memiliki beberapa
kelemahan, dikarenakan pengerjaannya dibuat oleh mahasiswa semseter 1, untuk itu
alternatif lainnya bisa dicari secara individu ataupun ditanyakan kepada orang-orang
yang lebih ahli dibidang tersebut.
B. Rumusan Masalah
Apa saja macam-macam thaharah ?
Bagaimana penerapan akhlak pada kehidupan sehari-hari?
Tata cara pelaksanaan zakat
C. Tujuan Pembahasan
Diharapkan setelah membaca makalah ini pembaca dapat mempelajari akhlak dari
Thaharah,shalat, zakat, puasa, dan Haji.
iv
BAB II
PEMBAHASAN
A. THAHARAH
Secara etimologis, thaharah berarti bersih (nazhafah), suci (nazhahah), dan
terbebas (khulus) dan kotoran, baik yang bersifat hissiy (kkongkret atau dapat
diindera) maupun ma’nawiy (abstrak).1
Dengan demikian, thaharah syar’i terbagi dua bagian yaitu thaharah dari
hadats dan thaharah dari najis. Thaharah dari hadats ada tiga bagian, yaitu wudhu-
mandi dan tayammum. Alat yang digunakan untuk bersuci adalah air untuk
wudhu dan mandi, dan tanah untuk tayammum. Selain air dan tanah, ada juga alat
bersuci lainnya, yaitu dabigh (penyama kulit) dan takhalhul (pembuat cuka) untuk
mensucikan khamar. Sedangkan taharah dan najis (menurut fiqih) dan kotoran
yaitu dengan membasuh dan membersihkan najis, dan kotoran dengan air dan alat
thaharah lainnnya.
B. SHALAT
1.Pengertian Shalat
Kata shalat secara etimologis adalah yang berarti do’a, adapun shalat secara
terminologis adalah seperangkat perkataan dan perbuatan yang dilakukan dengan
berbagai syarat tertentu. Yang dimulai dengan takbiratul al-ihram dan diakhiri
dengan salam. Pengertian shalat ini mencakup segala pengertian. Sujud tilawah
(sujud yang dilakukan ketika mendengar bacaan ayat al-qur’an tertentu yang harus
dilakukan dengan sujud dikecualikan dari bacaan-bacaan di atas.3
1
Abd Al-Rahman Al-Jajiriy, 1990:30
2
Abd Al-Wahhab 1990:13
3
Abd Rahmna Al-Jaziri, 1990:160
v
Adapun yang menjadi landasan teori ini adalah diantaranya surat al-
baqarah ayat 45 dan ayat 110 : “dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat.” Dan
memohonlah pertolongan dengan sabar dan salat”.
Dalam Islam shalat menempat kedudukan yang tidak dapat ditandingi oleh
ibadah apapun. Selain termasuk rukun Islam shalat merupakan ibadah pertama
kali difardhukan oleh Allah kepada Nabi Muhammad ketika Mi’raj. Disamping
itu shalat mempunyai tujuan yang tak terhingga, tujuan hakiki dari shalat.
Sebagaimana yang telah dikatakan oleh al-Jaziri adalah tanda hati dalam rangka
mengagungkan Allah sebagi pencipta disamping itu shalat juga merupakan bukti
taqwa manusia kepada sang Khalik. Dalam satu ayatnya Allah menyatakan bahwa
shalat bertujuan untuk menjauhkan manusia kepada dari perbuatan keji dan
mungkar.
1) Rukun Shalat
a) Niat
vi
c) Takbiratul ihram
e) Ruku
g) I‟tidal
i) Sujud
l) Thuma‟ninah
m) Duduk Akhir
n) Tasyahud
p) Mengucapkan salam
C. PUASA
Puasa dalam bahasa Arab disebut shiyam dan shaum yang berarti menahan
(imsak) sesuatu seperti dalam ayat : “Inni Nazartu Lirrahman Shauma”. Menurut
syara' puasa berarti menahan diri dari perbuatan tertentu dengan niat dan menurut
aturan tertentu sejak terbitnya matahari hingga terbenam.4
4
Al-Sayyid Sabiq, 1993
vii
Puasa dibagi menjadi dua yaitu puasa wajib dan puasa sunah
1) Puasa wajib
Ada tiga bagian wajib karena waktunya (puasa ramadlan), wajib karena
sebab tertentu (kafarat) dan wajib karena ia diri mewajibkannya (puasa nazar),
puasa bulan ramadlan dilaksanakan setiap di bulan Ramadlan. Awal ramadlan
dapat diketahui dengan menyempurnakan bilangan sya'ban 30 hari, atau dengan
melihat (rukyah) anak bulan, namun ada yang berpendapat Mutharirif bin
AsShahir (pemuka tabi'in), bila cuaca mendung sehingga tak dapat melihat hilal
maka perhitungan posisi matahari dan bulan dapat dijadikan pengangan dalam
menetapkan awal bulan ramadlan.5
Puasa sunat dapat dan baik dilakukan pada beberapa hari yang secara khusus
dianjurkan berpuasa seperti :
a) Puasa enam hari pada bulan Syawal, puasa syawal ini dapat dilakukan secara
berturut-turut atau tidak berturut-turut.
b) Puasa pada hari Arafah khususnya bagi orang yang tidak melakukan ibadah
haji pada tanggal 9 dzulhijjah.
5
Ibn Rusyd AI-Qurtuby,tt,.207
viii
C. Cara Melaksanakan Puasa
1) Rukun Puasa
Fardhu atau rukun puasa ada dua, yaitu niat puasa dan menahan diri dari segala
yang mambatalkannya sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari.
d) Bersetubuh
g) Gila
h) Murtad
3) Sunat-sunat puasa
D.ZAKAT
1. Pengertian Zakat
ix
Zakat secara etimologis berarti tumbuh (an-numuw) bertambah banyak dan
mengandung berkah juga suci (thaharah).6
Sedangkan menurut istilah zakat adalah sebutan bagi suatu hak Allah yang
dikeluarkan seseorang kepada orang-orang tertentu dengan syart-syarat tertentu.
a) Zakat Unta
b) Zakat Kambing
c) Zakat ternak yang bercampur
Nisab awal perak 200 dirham (595 gram) sedangkan nisab emas adalah mitsqol
(85 gram). Jumlah zakat yang wajib dikeluarkan menurut hadits Nabi adalah
seperempatpuluh (2,5 %), dari tiap-tiap dua ratus dirham perak zakatnya lima
dirham, tiap-tiap 20 dinar emas zakatnya setengah dinar.7
a) Zakat Buah-buahan
b) Zakat Biji-bijian
c) Zakat barang dagangan
d) Zakat hasil tambang
e) Zakat Rikaz
f) Zakat Fitrah
Harta Bathin (emas dan perak, barang dagangan dan rikaz) cara membayar zakat
diantaranya:
6
Al-Sayyid Sabiq, 1992:276
7
Al-Sayyid Sabiq, Op. Cit
x
a) Menyerahkan sendiri zakatnya kepada mustahik zakat
b) Mewakilkan seseorang untuk menyampaikannya
c) Menyerahkan kepada pemerintah atau petugas yang ditunjuknya untuk
amil zakat
4. Mustahik Zakat
1. Amil adalah orang yang khusus ditugaskan oleh pemerintah untuk
mengurusi zakat Amil dapat menerima bagian dari zakat hanya sebesar
upah yang pantas untuk pekerjaannya
2. Fakir dalah orang yang memiliki harta ataupun usaha yang memadai
sehingga sebagian besar kebeutuhan tidak dapat dipenuhinya.
3. Miskin adalah orang yang memiliki harta atau usaha yang dapat
menghasilkan sebagian kebutuhannya tetapi tidak mencukupi.
4. Muallaf adalah orang yang mempunyai pengaruh disekelilingnya
sedangkan ada tahapan ia masuk Islam, ditakuti kejahatannya, orang
Islam yang ada harapkan iman dan bertambah teguh, atau ada harapan
orang lain akan masuk Islam karena pengaruhnya.
5. Fi Al-Rizab adalah para budak yang dijanjikan akan merdeka bila
membayar sejumlah harta kepada tuannya.
6. Gharimun atau orang yang berutang, ada tiga macam :
a) Orang yang berutang yang memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, ia
dapat diberi zakat untuk membayar utang.
b) Orang yang berutang karena kepentingan mendamaikan perselisihan,
dapat diberi zakat, walaupun ia sendiri mampu membayarnya
c) Orang berutang karena ia menjamin utang orang lain, ia diberi bagian
zakat untuk membayar utang
7. Ibnu Sabil (musafir)
xi
a) Perjalanan tidak ditujukan untuk maksiat
b) Ia kehabisan bekal, tidak mampu atau kekurangan biaya
8. Fisabilillah adalah orang yang berperang dijalan Allah secara suka rela
atau tanpa mendapat gaji dari pemerintah
1) Orang kaya yaitu orang yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dari
harta hasil pekerjaan
2) Budak, kecuali yang mukattab
3) Keturunan Nabi
4) Orang yang wajib dibelanjai oleh muzakki, seperti anak dan orang tuanya
5) Orang kafir
E. HAJI
1. Pengertian Haji
Haji berasal dari bahasa Arab yang berarti “al-Qashd”, yaitu menyengaja atau
menuju. Adapun dalam istilah sejarah “haji” berarti menyengaja mengunjungi
xii
Ka’bah demi melakukan Raadah tertentu, baik berupa thawaf sa’i, wuquf di
Arafah dan sebagainya.8
2. Dasar hukum haji termasuk dalil dan haditsnya. berikut dasar hukum
ibadah haji dan dalil,lengkap dengan haditsnya.
1. Firman Allah QS. Al-Imran: 97بِ ْيالً َو َم ْنTطا َع ِإلَ ْي ِه َس َ َت َم ِن ا ْست ِ ََّوهَّلِل ِ عَل َى الن
ِ اس ِحجُّ البَ ْي
َالَ ِم ْينTTِإ َّن هللاَ َغنِ ٌّي ع َِن ال َعT َ َر فT َ َكفArtinya : “..Mengerjakan haji adalah kewajiban
manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan
perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta“
2. Firman Allah QS. Al-Hajj ayat 27-28 ِّلTاس بِال َحجِّ يَْأتُوْ كَ ِر َجاالً َوعَل َى ُك ِ ََّوَأ ِّذ ْن فِي الن
ٍ اTT َم هللاِ فِ ْي َأي ٍَّام َّم ْعلُوْ َمT اس
اTTت عَل َى َم ْ ُوا َمنَافِ َع لَهُ ْم َويَ ْذ ُكر
ْ ُوا ٍ ضا ِم ٍر يَْأتِ ْينَ ِم ْن ُك ِّل فَ ٍّج َع ِم ْي
ْ ) لِيَ ْشهَد27(ق َ
ِ ة اَأل ْن َعTِ TTTر َزقَهُ ْم ِّم ْن بَ ِه ْي َمArtinya
امTTT َ : “Dan berserulah kepada manusia untuk
mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan
kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru
yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan
supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas
rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak”.
4. Rosulullah SAW bersabda : َوَأ َّن ُم َح َّمدًا،س َشهَا َد ِة َأ ْن الَّ ِإلَهَ ِإالَّ هللا ٍ اال ْسالَ ُم عَل َى َخ ْم
ِ بُنِ َي
ان
ِ ضَ صوْ ِم َر َم
َ َو،ت ِ َوِإ ْيتَا ِء ال َّز َكا،صالَ ِة
ِ َو َح ِّج البَ ْي،ت َّ َوِإقَ ِام ال،ِ“ َرسُوْ ُل هللاIslam itu didirikan
di atas 5 (lima) pilar : syahadat tiada ilah selain Allah dan sesungguhnya
Muhammad Rosulullah, mendirikan shalat, membayar zakat, haji ke
Baitullah dan puasa di bulan Ramadhan”. (HR. Bukhari & Muslim)
5. Rosulullah SAW bersabda : ْك َزادًا َو َرا َحلَةً فَلَ ْم يَ ُح َّج فَالَ َعلَ ْي ِه َأ ْن يَ ُموْ تَ يَهُوْ ِديًا َأو
َ ََم ْن َمل
“ نَصْ َرانِيًاBarang Siapa yang telah memiliki bekal dan kendaraan lalu dia
8
Al-Sayyid Sabiq, tt:527
xiii
tidak berhaji, hendaklah ia mati dalam keadaan menjadi orang Yahudi,
atau Nasrani”. (HR. At-tirmidzi dari Ali).
a. Islam
b. Baligh (dewasa)
c. Berakal sehat
e. Istithaah (mampu)
Setiap orang yang belum memenuhi syarat tersebut belum wajib berhaji/umrah.
a. Ihram (niat)
b. Wukuf di Arafah
c. Thawaf ifadah
d. Sa’I
e. Bercukur
Apabila tidak melaksanakan salah satu rukun haji tersebut, maka hajinya tidak
sah.
b. Mabit di Muzdalifah
xiv
c. Mabit di Mina
d. Melontar Jamrah
3. Haji tamattu merupakan haji yang paling sering dilakukan jemaah haji asal
Indonesia. Mereka yang memilih haji tamattu akan melakukan ibadah haji
setelah melaksanakan umrah.Haji tamattu disebut lebih mudah dilakukan
jika dibandingkan dua jenis haji lainnya.
BAB III
PENUTUP
xv
A. KESIMPULAN
Dari keterangan-keterangan di atas maka bisa kita simpulkan
bahwa akhlak banyak macam penrapannya, terutama dalam kajian ilmu
akhlak tasawuf, dalam pembahsan makalh juga dijelaskan kaidah-kaidah
dari thaharah, shalat, puasa, zakat, dan haji, banyak juga contoh kasus-
kasus dari materi ini yang bisa menjadi gambaran singkat atau contoh
yang kemudian hari bisa di amalkan,diharapkan pembaca dapat memahami
isi-isi materi tersebut, dan juga mengamalkan ilmunya.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
xvi
Abd Al-Wahhab 1990:13
Al-Sayyid Sabiq, 1992:276.
Al-Sayyid Sabiq, Op. Cit.
PPT kelompok 5,FIKIH 1 ekonomi syariah F, 2022
Al-Sayyid Sabiq, tt:527
Al-Sayyid Sabiq, 1993
Ibn Rusyd AI-Qurtuby,tt,.207
Abd Rahmna Al-Jaziri, 1990:160
xvii