SKRIPSI
SKRIPSI
SKRIPSI
Oleh:
Ridho Nursaputra
11170110000105
2021 M / 1443 H
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Di era milenial ini, setiap hal dalam kegiatan dan rutinitas warga dunia tidak
terlepas oleh media elektronik, tak terkecuali dalam bidang pendidikan dan
pembelajaran. Adapun sekarang ini, media pembelajaran elektronik berperan
sebagai alat bantu guru dalam memperjelas penyampaian materi pembelajaran dan
membantu peserta didik dalam memahami kompetensi yang diajarkan. Untuk itu
tak sedikit daripada guru-guru yang menggunakan media pembelajaran elektronik
untuk membantu kegiatan pendidikan pada mata pelajaran yang mereka ampu, tak
terkecuali dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Oleh karena itu, saya
tertarik untuk mengambil judul tersebut sebagai bahan penelitian saya.
vi
ABSTRACT
In this millennial era, every thing in the activities and routines of citizens of
the world cannot be separated from electronic media, including education and
learning. As for now, electronic learning media plays a role as a teacher's tool in
clarifying the delivery of learning materials and helping students understand the
competencies being taught. For this reason, not a few teachers use electronic
learning media to help the activity of education in the subjects they are capable
of, not least in the subject of Islamic Religious Education.
As for writing this material, the author uses a qualitative approach with a
case study research method. Data collection techniques used are observation,
interviews, and documentation. The research location is at Budi Cendekia Islamic
School Middle School, Cilodong, Kalimulya, Depok City, West Java.
The results showed that the use of electronic learning media in SMP Budi
Cendekia Islamic School, almost all forms of electronic learning have been
implemented. Starting from planning and implementing web-based learning,
computer-based learning, to virtual classroom-based learning. The difficulties
that are often faced by teachers in schools, especially in the subject of Islamic
Religious Education, are that there are still no facilities such as Interactive CDs
specifically for Islamic Religion subjects. Coupled with the quality of the internet
network in distance learning where not all students have an adequate internet
network, of course this can all be an obstacle.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat, dan
hidayah sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Hanya
kepada-Nya penulis memohon pertolongan dan kemudahan dalam segala urusan.
Allahumma shali ‘alaa sayyidina Muhammad wa ‘alaa sayyidinaa Muhammad.
Shalawat serta salam tidak lupa kami kirimkan kepada Nabi Agung Muhammad
SAW, Makhluk mulia yang penuh cinta dan kasih sayang kepada sesama manusia
dan membawa kita pada jalan yang di ridhai Allah SWT.
1. Dr. Sururin, M.Ag. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. Abdul Haris, M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Rusdi Jamil, M.Ag. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Siti Khadijah, MA. Dosen pembimbing skripsi yang selalu meluangkan
waktunya untuk membimbing dan memotivasi penulis.
5. Tri Wahyuni, S.Pd. Kepala Sekolah SMP Budi Cendekia Islamic School, yang
telah mengizinkan penulis untuk meneliti di sekolah tersebut.
6. Asep Mulyana, S.Pd.I. Guru PAI di SMP Budi Cendekia Islamic School yang
telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi narasumber dalam sesi
wawancara ini.
7. Rekan seperjuangan PAI UIN Jakarta 2017, yang telah memotivasi penulis
sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini, mudah-mudahan apa yang kita
pelajari selama menuntut ilmu dapat bermanfaat di masa yang akan datang.
viii
8. Eka Putri Agusrini, yang tak henti-hentinya memberi semangat dan motivasi
kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.
9. Sahabat 00II00, yang telah memotivasi dan memberikan energi positif
sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini, mudah-mudahan apa yang telah
kita lewati Bersama dapat dijadikan kenangan yang dirindukan.
10. Para Dosen FITK dan Jurusan PAI yang telah memberikan Ilmu Kepada
Penulis selama menempuh Pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
11. Keluarga Besar di Bangka dan Cirebon yang telah mendukung, mendoakan,
serta membantu selama menempuh Pendidikan S1 di UIN Jakarta, mudah-
mudahan Allah SWT memberikan keberkahan kepada semuanya.
12. Terimakasih yang teramat banyak kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda
Almarhum Drs. Samsuri dan Ibu Nunung Nuraeni, atas segala pengorbanan
dan kasih sayang yang tercurahkan, yang telah mengajarkan penulis kebaikan,
arti cinta, makna kehidupan dan yang telah mendidik penulis dengan kasih
sayang.
Ridho Nursaputra
ix
DAFTAR ISI
x
B. Hasil Observasi .................................................................. 44
C. Hasil Analisis dan Pembahasan.........................................44
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................60
LAMPIRAN-LAMPIRAN...........................................................................63
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu bagian yang sangat penting dan tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat
meningkatkan potensi sumber daya manusia yang dimilikinya. Pendidikan adalah
suatu usaha yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan terencana untuk dapat
meningkatkan potensi diri yang dimiliki masing-masing peserta didik dalam
segala aspek menuju terbentuknya kepribadian serta akhlak mulia dengan
menggunakan media dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik.
ْۚ ٓ
ُ ْاّللُ لَ ُك ْم َواِذَا قِ ْي َل ان
ش ُزْوا ٰ س ِح
َ س ُح ْوا يَ ْف
َ ْس فَاف َّ ٓاٰيَيُّ َها الَّ ِذيْ َن ٓا َمنُْاوا اِذَا قِْي َل لَ ُك ْم تَ َف
ِ ِس ُح ْوا ِِف ال َْم ٓجل
1
Berdasarkan ayat tersebut di atas, dijelaskan betapa pentingnya menuntut
ilmu pengetahuan bagi setiap manusia untuk mendapatkan kebahagiaan hidup di
dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu orang yang memiliki ilmu pengetahuan
akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT.
Belakangan ini, peran para guru dan siswa jelas berubah-ubah karena adanya
pengaruh teknologi dalam ruang kelas. Guru dan buku teks tidak lagi menjadi
sumber seluruh informasi. Guru telah menjadi fasilitator perolehan informasi.
Dengan beberapa tombol keyboard, para pelajar bisa menjelajahi dunia,
memperoleh akses ke perpustakaan, guru dan siswa lainnya, dan sekumpulan
sumber daya untuk memperoleh informasi yang mereka cari.1
Dalam hal ini menurut Reyandra dalam bukunya, sektor pendidikan harus
mendapat perhatian yang serius, karena ini merupakan salah satu tuntutan
paradigma baru dalam penerapan kurikulum berbasis kompetensi. Yang mana
disertai dengan adanya pergeseran paradigma pembelajaran dari behavioristik ke
konstruktivistik.
1
Sharon E. Smaldino, (2019), Instructional Technology and Media for Learning:
Teknologi Pembelajaran dan Media Untuk Belajar, (Jakarta: Prenadamedia Group), hal. 4.
2
mandiri, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator, mediator, dan manajer dari
proses pembelajaran. Tambahnya lagi pembelajaran konstruktivistik bukanlah
kegiatan memindahkan pengetahuan dari pengajar kepada peserta didik,
melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan peserta didik mampu membangun
sendiri pengetahuannya.
2
Rayandra Asyhar, (2011), Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, (Jakarta:
Gaung Persada Press), hal. 15.
3
Deni Darmawan, 2014, Pengembangan E-Learning Teori dan Desain, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya), hal. 3.
3
merupakan sebuah komponen yang tidak dapat berdiri sendiri, akan tetapi saling
berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan proses
pembelajaran yang diharapkan.
Dalam Pendidikan Agama Islam, ada berbagai macam media elektronik yang
dapat digunakan oleh peserta didik dengan mudah, ditambah lagi dengan
fenomena pandemi covid-19 yang sampai saat ini belum berakhir, tentunya media
pembelajaran elektronik sangatlah dibutuhkan untuk menunjang fasilitas belajar
mengajar pada siswa. Namun yang paling penting ialah kejelian dalam memilih
dan menentukan mana yang lebih cocok untuk digunakan, karena dari sekian
banyak aplikasi pembelajaran elektronik, tentunya mempunyai kekuatan dan
kelemahan masing-masing.
4
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan skripsi ini fokus pada permasalahan yang ingin diteliti,
maka peneliti disini melakukan pembatasan masalah dari beberapa permasalahan
di atas, Adapun peneliti membatasi permasalahan ini pada:
5
D. Perumusan Masalah
F. Manfaat Penelitian
6
2. Manfaat secara praktis
a. Bagi Siswa
b. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi diri
untuk menjadi pendidik yang lebih professional dalam upaya peningkatan mutu
pembelajaran.
c. Bagi Peneliti
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Media Pembelajaran Elektronik
a. Definisi Media Pembelajaran Elektronik
4
Yudhi Munadi, (2013), Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Ciputat:
REFERENSI Press Group), hal. 159.
8
learning pada dasarnya adalah pengaplikasian komunikasi, pendidikan, dan
pelatihan secara elektronik.
5
Op.Cit, Deni Darmawan, hal. 17.
6
Ibid, Deni Darmawan, hal. 29-30.
9
c. Pemanfaatan Media Pembelajaran Elektronik
• Fleksibel dari sisi waktu. Dengan e-learning peserta didik dapat belajar
lebih fleksibel sesuai dengan waktu yang dimiliki.
• Fleksibel dari sisi fasilitas, tempat dan lingkungan belajar.
• Suasana belajar tidak ada hambatan psikologis.
• Mudah meremajakan materi.
• Membiasakan pemanfaatan ICT. Dengan e-learning, ICT bukan saja
menjadi sesuatu yang hanya dipelajari, tetapi sesuatu yang dimanfaatkan
setiap hari sehingga menjadi bagian dari kegiatan sehari-hari peserta didik.
a) Media Non-Elektronik
• Media Cetak
7
Nizwardi Jalinus dan Ambiyar, (2016), Media dan Sumber Pembelajaran, (Jakarta:
Kencana), hal. 215.
8
Op.Cit, Yudhi Munadi, hal. 160.
10
Media cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi
pelajaran, seperti buku dan materi visual statis yang melalui proses pencetakan
mekanis atau fotografis. Adapun contoh media cetak di antaranya teks, grafik,
foto, lembar kerja dan sebagainya. Media menghasilkan materi pembelajaran
dalam bentuk salinan yang tercetak. Dua komponen pokok media ini yaitu materi
teks verbal dan materi visual yang dikembangkan berdasarkan teori yang
berkaitan dengan persepsi visual, membaca, memproses informasi dan teori
belajar.
• Media Pajang
Media peraga berupa alat-alat asli bentuk tiruan yang biasanya berada di
ruang laboratorium. Media peraga biasanya berbentuk model dan hanya
digunakan untuk menunjukkan bagian dari alat yang asli dan prinsip kerja dari
alat asli tersebut. Sedangkan media eksperimen juga berbentuk alat asli yang biasa
digunakan untuk kegiatan praktikum.9
b) Media Elektronik
• Overhead Proyektor (OHP)
Berbeda dengan media visual lainnya yang tidak memerlukan alat penyaji,
transparansi OHP visualnya diproyeksikan ke layar menggunakan proyektor.
Media transparansi atau Overhead proyektor terdiri dari dua perangkat, yaitu
perangkat lunak (software) berupa transparansi yang disebut Overhead
transparancy (OHT) dan perangkat keras (hardware) berupa Overhead proyektor
(OHP). Media transparansi adalah media visual proyeksi yang dibuat di atas
9
Arsyad, Azhar, (2009), Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo), hal. 29-30.
11
bahan transparan berupa plastik berukuran 81/2” x 11”, yang digunakan oleh guru
untuk memvisualisasikan konsep, proses, fakta, statistik, kerangka outline, atau
ringkasan materi yang disampaikan kepada peserta didik.
• Slide
• Film Strip
Film strip disebut juga film Slide, strip film dan still film yang arti dan
fungsinya sama. Film strip biasanya berisi 50-75 gambar. Film strip adalah satu
rol positif berukuran 35 mm yang berisi sederetan gambar yang saling
berhubungan dengan sekali proyeksi untuk satu gambar.
• Film
Film merupakan gambar hidup yang diambil menggunakan kamera film dan
ditampilkan melalui proyektor film. Pada umumnya film digunakan untuk
menyajikan hiburan. Namun seiring perkembangan zaman film dapat menyajikan
informasi lain, khususnya informasi yang berkaitan dengan konsep pembelajaran,
keterampilan dan sikap. Film merupakan alat audio-visual untuk pelajaran,
penerangan atau penyuluhan.
Video Compact Disk (VCD) adalah sebuah perangkat elektronik dan media
rekam yang berfungsi untuk menyimpan informasi berupa suara, tulisan dan
gambar bergerak (video). Dengan penggunaan media VCD dalam proses
pembelajaran mampu menyajikan gambar bergerak dan suara sehingga peserta
didik dapat lebih cepat menerima pesan dan merangsang peserta didik untuk dapat
belajar.
12
• Televisi
Televisi adalah sistem elektronik yang dapat mengirimkan gambar dan suara
melalui kabel atau ruang. Dalam pembelajaran televisi menjadi media yang
bersifat langsung dan nyata serta dapat menyajikan peristiwa yang sebenarnya.
• Internet
10
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, (2002), Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat
Pers), hal. 72-102
13
1) Al-Qur’an Digital
2) Web Islami
Web Islami adalah web yang berisi tentang kajian-kajian Islami. Salah satu
contoh web Islami ini adalah pesantren virtual. Guru PAI dan peserta didik dapat
mengakses web ini melalui www.pesantren.com. Di dalam web ini disediakan
sarana pembelajaran Islami yang terdiri dari kolom tanya jawab sekitar Islam,
pengajian online setiap jum’at malam, beberapa artikel tentang Islam, ekonomi
syari’ah, kitab kuning, dan lain sebagainya.
Ada banyak program aplikasi berbasis ICT yang dapat digunakan dalam
pembelajaran (Siraj, 2013), baik yang dapat dibeli di toko-toko komputer maupun
yang dapat di download secara bebas di internet, di antaranya:
Program ini adalah mushaf Al-Qur’an digital yang dapat dibaca dan dibuka
seperti ketika membaca mushaf Al-Qur’an sebagaimana biasa yang dilengkapi
dengan ayat-ayat yang berwarna-warni sebagai petunjuk hukum bacaan tajwid,
program ini sangat berguna bagi guru yang akan mengajarkan membaca Al-
Qur’an di kelas secara klasikal.
14
umat Islam yang ingin menulis ayat Al-Qur’an dengan mudah tanpa khawatir
muncul kesalahan dalam penulisan ayat karena menulis secara manual
menggunakan MS. Word.
Program ini adalah program yang membantu umat muslim untuk menghitung
zakat maal/profesi yang dapat menentukan apakah ia termasuk seorang yang
berhak mengeluarkan zakat atau tidak.
• Program Waris
Program aplikasi Talk Now Arabic merupakan salah satu program aplikasi
pembelajaran bahasa arab dengan 40 bahasa terjemahan yang sangat memudahkan
pembelajar bahasa arab memahami kosa kata dengan percakapan dalam berbagai
situasi. Bahkan pada program aplikasi yang lain seperti learn to speak arabic
pembelajar dapat melatih berbicara dan membaca teks kemudia di cek apakah
intonasi, dialek (lahjah) yang diucapkannya sudah seperti orang Arab asli atau
bukan.
15
• Book School Education dan e-book Arab
11
UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Lampiran 1
12
Tholib Kasan, Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta: Studie Press, 2009), Hal. 10.
16
didik diharapkan mampu memiliki kekuatan spiritual keagamaan dari proses
pendidikan yang dilakukan di sekolah. Menurut Hasan Langgulung, “Dalam
bidang pertumbuhan spiritual dan moral, pendidikan yang baik dapat menolong
individu menguatkan iman, akidah, dan pengetahuan terhadap Tuhannya dan
dengan hukum-hukum, ajaran-ajaran dan moral agamanya”.13
13
Hasan Langgunung, Asas-Asas Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Pustaka Al-Husna
Baru), Hal. 31.
14
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2011), hal. 28.
17
hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan
dan persatuan bangsa.15
Menurut ilmu bahasa (etimologi), Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu kata
salima yang berarti selamat, sentosa dan damai. Dari asal kata itu dibentuk kata
aslama, yuslimu, Islaman, yang berarti memeliharakan dalam keadaan selamat
sentosa, dan berarti juga menyerahkan diri, tunduk, patuh, dan taat.17 Secara
istilah (terminologi), Islam berarti suatu nama bagi agama yang ajaran-ajarannya
diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seseorang Rasul.18
Maka dapat disimpulkan bahwa Islam adalah ajaran agama yang diwahyukan
Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul yang membawa ajaran-
ajaran dari berbagai sisi kehidupan manusia, serta diarahkan mampu mewujudkan
kesejahteraan bagi seluruh alam.
15
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan
Kepribadian Muslim, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011) hal. 6.
16
Zainudin Ali, dkk. Pendidikan Agama Islam Kontemporer, (Jakarta: Yamiba, 2015),
hal. 3
17
Op.Cit, Muhammad Alim, hal. 91.
18
Ibid. Hal. 92.
18
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.”
Dari ayat di atas, dapat dipaparkan bahwa dalam syariat Islam dianjurkan
untuk menuntut ilmu kejalan yang diridhai oleh Allah dengan cara yang baik guna
memperoleh landasan kehidupan yang mulia baik itu di dunia maupun di akhirat.
Bentuk dari menuntut ilmu yang dianjurkan dalam syariat tersebut di antaranya
adalah mempelajari Pendidikan Agama Islam.
19
Op.Cit, Bukhari Umar, hal. 27.
20
Ibid, Hal. 28.
21
Op.Cit, Zainudidin Ali, Hal. 3
19
Sedangkan menurut Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam dapat
diartikan sebagai program yang terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk
mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam serta
diikuti tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya
dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan
bangsa.22
Maka dapat disimpulkan mata pelajaran PAI merupakan mata pelajaran wajib
pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan, dilaksanakan sekurang-kurangnya
satu.
Dari tujuan tersebut dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak ditingkatkan
dan dituju oleh kegiatan pembelajaran Pendidikan agama Islam, yaitu:
22
Op.Cit, Muhammad Alim, Hal. 6.
20
Allah Swt serta mengaktualisasikan dan merealisasikannya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.23
Menurut Muhammad Atiyyah al-Abrasyi, bahwa ada lima tujuan umum yang
asasi bagi Pendidikan Islam, yaitu:
23
Muhaimin dan Nur Ali, (2008), Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan
Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), hal. 78.
21
Dalam Peraturan Perundang-undangan No. 55 Tahun 2007 Bab I Pasal I
mengemukakan: Pendidikan Agama adalah Pendidikan yang memberikan
pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik
dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya
melalui mata pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis Pendidikan.
Visi Pendidikan Islam sesungguhnya melekat pada visi ajaran Islam itu
sendiri yang terkait dengan visi kerasulan Nabi, mulai dari visi kerasulan Nabi
Adam hingga kerasulan Nabi Muhammad SAW, yaitu membangun sebuah
kehidupan manusia yang patuh dan tunduk kepada Allah serta membawa rahmat
bagi seluruh alam. Kata patuh dan tunduk kepada Allah sebagai disebutkan di
dalam ayat tersebut memiliki arti yang amat luas, yaitu melaksanakan segala
perintah Allah dalam segala aspek kehidupan: ekonomi, sosial, politik, budaya,
Ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya yang didasarkan pada nilai-nilai kepatuhan
dan ketundukan kepada Allah, yaitu nilai keimanan, ketakwaan, kejujuran,
keadilan, kemanusiaan, kesetaraan, kebersamaan, toleran, tolong menolong, kerja
keras, dan lain sebagainya.
24
Haidar Putra Daulay, (2016), Pemberdayaan Pendidikan Agama Islam Di Sekolah
Edisi Pertama, (Jakarta: Kencana), hal. 45-46.
22
sebagainya. Pendidikan Islam yang dilaksanakan harus diarahkan untuk
mewujudkan sebuah tata kehidupan yang mencerminkan nilai-nilai tersebut.25
Dengan demikian visi Pendidikan Islam yang sejalan dengan visi ajaran Islam
yang bertumpu pada terwujudnya kasih sayang bagi semua makhluk ciptaan
Tuhan, ternyata memiliki jangkauan pengertian yang amat luas. Yaitu sebuah
kasih sayang yang tulus dan menjangkau pada seluruh aspek kehidupan manusia
dan digunakan dalam berbagai aktivitas kehidupan.
Visi Pendidikan Islam yang bertumpu pada mewujudkan rahmat bagi seluruh
alam itu, memperlihatkan bahwa Pendidikan Islam memiliki sebuah tanggung
jawab yang amat berat, kompleks, multi dimensi, dan berjangka panjang. Visi
Pendidikan Islam terkait erat dengan upaya mewujudkan sebuah kehidupan yang
harmoni, damai, sejahtera lahir dan batin.
Dalam kaitan ini visi Pendidikan Islam erat kaitannya dengan kata Islam itu
sendiri yang secara harfiah berarti masuk dalam perdamaian, dan orang yang
mengemban visi tersebut dinamakan muslim yaitu orang yang damai dengan
Allah dan damai dengan manusia. Damai dengan Allah, artinya berserah diri
sepenuhnya kepada kehendak-Nya, dan damai dengan manusia bukan saja berarti
menyingkiri berbuat jahat atau sewenang-wenang kepada sesamanya, malainkan
pula ia berbuat baik kepada sesamanya.
Berdasarkan pada visi yang demikian itu maka setiap penyimpangan dalam
penyelenggaraan Pendidikan Islam dapat dengan mudah diketahui. Sebuah
kegiatan Pendidikan yang memperlakukan anak didik secara tidak manusiawi,
tidak adil, merusak jasmani, rohani, dan akalnya, merusak masa depannya, serta
mengajarkan cara hidup yang keras, tidak bersahabat, atau mengajarkan
memusuhi orang lain dan seterusnya, dapat diduga bahwa Pendidikan tersebut
telah menyimpang dari visi Pendidikan Islam. Demikian pula sebuah kegiatan
Pendidikan yang hanya menyuruh manusia memperhatikan aspek keduniaan saja,
atau aspek keakhiratan saja, atau membuatnya tidak berdaya dalam menghadapi
25
Abuddin Nata, (2005), Filsafat Pendidikan Islam (Edisi Baru), (Ciputat: Penerbit Gaya
Media Pratama), hal. 30-31.
23
kehidupan, maka Pendidikan tersebut tidak lagi dapat dikatakan sebagai
Pendidikan Islam.26
Misi ajaran Islam yang memuliakan manusia itu yang demikian itu, menjadi
misi Pendidikan Islam. Terwujudnya manusia yang sehat jasmani, rohani, dan
akal pikiran, serta memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, akhlak yang mulia,
keterampilan hidup yang memungkinkan ia dapat memanfaatkan berbagai peluang
yang diberikan oleh Allah termasuk pula mengelola kekayaan alam yang ada di
daratan, di lautan, bahkan di ruang angkasa adalah merupakan misi Pendidikan
Islam.27
26
Ibid, Abuddin Nata, hal. 33-34.
27
Ibid, Abuddin Nata, hal. 37.
28
Op.Cit, Haidar Putra Daulay, hal. 71.
24
pembelajaran Pendidikan Agama dan prosedur-prosedur yang akan digunakan
bersama-sama, dengan bahan-bahan tersebut untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien, komponen-komponen umum dari
suatu set bahan pembelajaran Pendidikan Agama Islam meliputi kegiatan
pendahuluan, kegiatan penyajian, dan penutup.29
a) Hubungan dan interaksi yang terjadi di antara guru dengan peserta didik,
peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan lingkungan dan
guru, peserta didik dan lingkungan.
b) Hubungan dan interaksi melahirkan pembelajaran dan pengalaman yang
baru.
c) Peserta didik dapat pengalaman baru untuk digunakan.30
a) Media pembelajaran
b) Interaksi peserta didik dengan media
c) Bentuk belajar mengajar.
29
Muhaimin dkk, (1996), Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: Citra Media), hal. 103.
30
Ibid, Muhaimin dkk, hal. 119.
25
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Komponen-komponen umum dari suatu set bahan pembelajaran Pendidikan
agama Islam meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan penyajian, dan penutup.31
Berkaitan dengan belajar mengajar, startegi bisa diartikan sebagai pola umum
kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan yang digariskan.
Jenis strategi belajar-mengajar tersebut dapat pula dilihat dari besar nya
keterlibatan guru dan siswa dalam pengolahan pesan. Bila pesan itu disampaikan
31
Ibid, Muhaimin dkk, hal. 103.
32
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo, (2005), Strategi Belajar Mengajar, (Bandung:
Pustaka Setia), hal. 46.
26
langsung oleh guru, sehingga peran siswa hampir tidak ada, strategi yang
demikian dinamakan ekspositorik, misalnya guru menyampaikan suatu informasi
dengan ceramah.
Bila terjadi sebaliknya, artinya peran siswa dalam pengolahan pesan tersebut,
strateginya dinamakan heuristik, misalnya guru meminta siswa menemukan
sendiri suatu konsep atau informasi.
Efek penggiring lebih jelas dapat dilihat kaitannya dengan tujuan-tujuan yang
lebih umum seperti tujuan instruksional dan tujuan Pendidikan nasional, baik
yang termasuk pengetahuan dan keterampilan, terlebih lagi yang tergolong
pembentukan nilai dan sikap.
Menurut Aan dan Cepi Triatna, Pembelajaran dikatakan dapat dilihat dari dua
segi, yaitu:
33
Abdul Rachman Shaleh, (2000), Pendidikan Agama dan Keagamaan Visi, Misi, dan
Aksi, (Jakarta: PT Gemawindu Pancaperkasa), hal. 45-46.
27
a) Efektivitas mengajar guru
34
Aan Komariah dan Cepi Triatna, (2005), Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif,
(Bandung: Bumi Aksara), hal. 34.
28
Menurut Made dalam bukunya, Penguasaan dan keterampilan guru PAI
dalam penguasaan materi pembelajaran tidak menjadi jaminan untuk mampu
meningkatkan hasil belajar peserta didik secara optimal. Secara umum ada
beberapa variabel yang baik teknis maupun non teknis yang berpengaruh dalam
keberhasilan proses pembelajaran PAI. Beberapa variabel tersebut antara lain:
kemampuan guru menutup pembelajaran, dan faktor penunjang lainnya.35
35
Made Wena, (2009), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi
Aksara), hal. 17.
36
A.M. Sardiman, (2004), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada), hal. 49.
37
Ahmad Muhli, (2012), Efektivitas Pembelajaran, (Jakarta: Wordpress), hal. 10.
29
Dalam memaknai efektivitas setiap ruang memberi arti yang berbeda sesuai
sudut pandang dan kepentingan masing-masing. Jadi, efektivitas adalah
kesesuaian antara peserta didik yang melaksanakan tugas dengan sasaran peserta
didik yang dituju.38
Dalam hal ini efektivitas akan selalu berkait dengan efek atau akibat yang
ditimbulkannya, itu berarti hasil itulah yang akan menentukan apakah dikatakan
berhasil atau tidak. Efektivitas juga pada dasarnya mengacu pada sebuah
keberhasilan atau pencapaian tujuan. Efektivitas merupakan salah satu dimensi
yang produktivitas yaitu mengarah kepada pencapaian unjuk kerja yang maksimal
yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan waktu.
Slameto juga berpendapat bahwa belajar mengajar yang efektif ialah yang dapat
membawa belajar peserta didik yang efektif pula.41
38
E. Mulyasa, (2004), Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya),
hal. 82.
39
Isjon, (2009), Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
antara Peserta Didik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), hal. 59.
40
Wicaksono, (2011), Efektivitas Metode Pembelajaran, (Jakarta: Wordpress), hal. 10.
41
Slameto, (1995), Belajar dan Faktor-Faktor Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka
Cipta), hal. 92.
30
3. Kekuatan dan Kelemahan Media Elektronik
1. Penelitian yang dilakukan oleh Mawar Ramadhani (2012) dalam skripsi yang
berjudul “Efektivitas penggunaan media pembelajaran E-Learning berbasis
42
Ali Mudlofir, (2017), Desain Pembelajaran Inovatif dari Teori ke Praktik, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada). Hal. 172-173.
31
web pada pelajaran teknologi informasi dan komunikasi terhadap hasil
belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Kalasan.”
Perbedaan dengan skripsi peneliti yaitu terletak pada mata pelajarannya
dimana Mawar Ramadhani meneliti tentang mata pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi, sedangkan peneliti sendiri mengenai mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam. Lalu kemudian perbedaan lainnya yaitu
mengenai tujuan, jika penelitian yang dilakukan Mawar bertujuan untuk
melihat hasil belajar dari siswa, sedangkan peneliti bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan oleh Mawar Ramadhani ini
bahwa seharusnya sekolah menggunakan dan mengoptimalkan keberadaan E-
Learning yang sudah ada tersebut, untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Nurhidayah Suaib (2019) dalam skripsi yang
berjudul “Pengaruh penggunaan media pembelajaran elektronik terhadap
efektivitas pembelajaran peserta didik MI DDI Silopo Kecamatan Binuang
Kabupaten Polewari Mandar.”
Perbedaan dengan skripsi peneliti yaitu terletak pada fokus penelitiannya
dimana Nurhidayah fokus kepada seluruh mata pelajaran yang diajarkan
disekolah, sedangkan peneliti hanya berfokus pada satu mata pelajaran saja
yaitu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Lalu kemudian perbedaan
lainnya yaitu mengenai tujuan penelitian yang mana penelitian yang
dilakukan oleh Nurhidayah hanya bertujuan untuk mengetahui pengaruh
daripada penggunaan media pembelajaran elektronik, sedangkan peneliti
bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
43
Imam Gunawan, (2013), Metode Penelitian Kualitatif: teori dan praktik, (Jakarta:
Bumi Aksara), hal. 80.
44
Zainal Arifin,(2012), Penelitian pendidikan metode dan paradigma baru, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya Offset), hal. 146.
45
Lexy. J. Moleong, (1994), Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rodyakarya), hal. 3.
33
Yin menyatakan bahwa studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang
mendalami fenomena dalam konteks kehidupan nyata, ketika batas antara
fenomena dan konteks tak tampak secara tegas. Bungin menyatakan kelebihan
studi kasus sebagai berikut:
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.
Menurut Arikunto, bahwa metode studi kasus sebagai salah satu jenis pendekatan
deskriptif, penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci, dan mendalam
terhadap suatu organisme (individu), lembaga atau gejala tertentu dengan daerah
atau subjek yang sempit.47
1. Metode Observasi
46
Burhan Bungin, (2005), Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Paramedia), hal. 64-65
47
Op.Cit, Imam Gunawan, hal. 115.
34
tanpa menghabiskan biaya. Namun demikian, dalam melakukan observasi peneliti
dituntut memiliki keahlian dan penguasaan kompetensi tertentu.48
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil
melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber
data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka
data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada
tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak.49
2. Metode Wawancara
3. Metode Dokumentasi
48
Nurul Zuriah, (2009), Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi
Aksara), hal. 173.
49
Sugiyono, (2009), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta), hal. 227.
50
Burhan Bungin (ed.), (2007), Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada), hal. 155.
51
Ahmad Tanzeh, (2009), Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Teras), hal. 62.
35
dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang
bersangkutan.52
Analisis data adalah proses mencari dan Menyusun secara sistematis data
yang diperoleh. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,
menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, Menyusun kedalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
yang dapat diceritakan kepada orang lain.53
52
Haris Herdiyansyah, (2010), Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial,
(Jakarta: Salemba Humanika), hal. 143.
53
Sugiyono, (2007), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung:
Alfabeta), hal. 334.
54
Rianto Adi, (2004), Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, (Jakarta: Granit), hal.
117.
55
Op.Cit, Imam Gunawan, hal. 209
36
Secara umum teknik Analisis data dalam penelitian ini mencakup tiga tahap,
yaitu:
a. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka
perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti ke lapangan, maka
jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera
dilakukan analisis data melalui reduksi data.
b. Penyajian Data
c. Verifikasi Data
37
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
56
Op.Cit, Sugiyono, hal. 247-252
38
BAB IV
Kecamatan : Cilodong
Kabupaten/Kota : Depok
NPSN : 69876154
Email : [email protected]
Akreditasi :A
Waktu : Pagi
39
2. Visi dan Misi
a. Visi
b. Misi
• Menyelenggarakan Pendidikan Agama dan Umum secara terintegritas.
• Membangun budaya Islam dalam kehidupan sehari-hari.
• Membangun jiwa nasionalisme yang tinggi.
• Menerapkan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
• Menerapkan pembelajaran berbasis teknologi, informasi, dan
komunikasi.
3. Tenaga Pendidik dan Kependidikan
a. Guru dengan lulusan S1 dan S2 yang berkompeten di bidangnya.
b. Lulus melalui proses reqruitment ketat (TPA, Psikotes, Microteaching).
c. Tenaga pendidik memiliki sertifikat Teaching Knowledge Test (TKT) dan
Content and Language Integrated Learning (CLIL) dari Cambridge
Assesment English.
d. Daftar Nama Guru/Tenaga Pendidik berdasarkan tugasnya.
No. Nama Guru Tugas Mengajar
40
Arab
41
30. Hani Utari, S.Pd. Prakarya
4. Program Sekolah
a. Prodigy Class
42
k. Lunch room untuk siswa dengan makanan yang bergizi.
l. Ruang dan fasilitas penunjang kegiatan lainnya.
6. Ekstrakurikuler dan Intrakulikuler
a. Ekstrakurikuler
Pramuka
PASKIBRA
Wajib
Paduan Suara
BMQ
Tahfidz
Kaligrafi
English Club
Robotic
Gitar
Tari Tradisional
Futsal
Basket
Pencak Silat
Taekwondo
Panahan
Petanque
Fotografi
43
b. Intrakulikuler
B. Hasil Observasi
Peneliti melakukan observasi pada tanggal 1 November 2021 dan 22
November 2021 saat sekolah tengah melaksanakan kegiatan Pembelajaran Tatap
Muka Terbatas (PTMT) dikarenakan sekolah mengikuti arahan dari kementerian
Pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia. Disini peneliti menggunakan
observasi terus terang atau tersamar. Observasi terus terang atau tersamar adalah
peneliti mengungkapkan kepada sumber data bahwa ia sedang melakukan
penelitian.
Observasi ini dilakukan pada saat jam belajar mengajar dilaksanakan yang
mana para siswa sedang aktif belajar dan sang guru sedang mengarahkan siswa,
sedangkan saya meminta izin bergabung ke dalam kelas kepada kepala sekolah
dan guru yang bersangkutan. Dalam observasi ini peneliti mengamati bagaimana
cara guru menggunakan berbagai macam media pembelajaran elektronik (e-
learning) dalam menyampaikan tujuan pembelajaran.
44
1. Penggunaan media pembelajaran elektronik pada mata pelajaran PAI
“Saya kira kalau melihat dari teman-teman gitu kan, semua sudah
hampir rata-rata semua menggunakan ini, dan itu cocok. Karena saya
kira perkembangan zaman sekaran ya itu tadi, ya lebih menarik
perhatian anak, lebih mampu mengendalikan keadaan kondisi kelas itu
kan yang terpenting gitu kan. Ketika kita mengajar terus anak tidak
memperhatikan kita itu PR sebenarnya. Karena kalo misalkan anak tidak
memperhatikan kita berarti ada yang salah nih dalam proses pengajaran
kita. Makanya, kita buat semenarik mungkin, salah satu menarik minat
anak dalam proses pengajaran yaitu menggunakan media tersebut.”
Dan memang hampir semua merasa bahwa media sangat perlu untuk
mendukung keberhasilan proses belajar mengajar.
45
Karena disini Pak Asep menuturkan bahwa kini zaman sudah berubah dan
menuju ke era modern, yang mana murid zaman sekarang sudah berbeda dengan
zaman ia dulu.
“Nah, ketika saya dulu pas lagi proses belajar juga belum pernah
mengenal yang namanya media ini, tapi begitu saya sekarang diberi
amanah untuk menjadi seorang pengajar mau tidak mau kita
menggunakan media ini, karena zaman sekarang anaknya tentunya
bereda dengan zamannya kita. Jadi maka saya sangat setuju dengan
media ini. kenapa, karena media ini tuh sangat membantu,
mempermudah karena proses pengajaran. Ya jadi, saya lebih menyukai
media-media yang seperti itu. Namun tidak mengurangi rasa hormat
saya kepada orang-orang yang memang masih belum menggunakan
media tersebut.”
Pak Asep mengatakan bahwa awalnya ia berprofesi sebagai guru PAI tidak
langsung menggunakan media elektronik, bahkan beliau merasa bingung dalam
mengajar. Beliau melanjutkan bahwa yang membuatnya kini merubah gaya
belajarnya sebab ia sering mengikuti kegiatan MGMP (Musyawarah Guru Mata
Pelajaran) yang diikutinya diluar sekolah.
“Salah satu program MGMP dan juga ya kita jangan malu untuk
bertanya tentunya, karena kalo misalkan kita malu akan kesulitan, ya
jadi teman-teman yang ada di lingkungan kami itu di kantor ya itu
adalah merupakan guru saya juga karena ya saya juga awalnya tidak
tahu apa-apa, akhirnya kita sedikit banyak jadi tahu.”
46
Sekarang Pak Asep mengaku senang bisa mengenal media-media tersebut.
Selain karena terbantu dalam kegiatannya dalam mengajar tapi juga dapat
membantu siswa dalam menerima materi yang diajarkan.
“Karena sekali lagi jadi anak itu bisa lebih fokus untuk menerima tujuan
pembelajaran ini sangat penting, karena setiap kita mau masuk ke sub
materi atau pembelajaran, kita harus sampaikan juga nih dari awal,
kira-kira manfaat apa yang bisa kita dapatkan, tujuan apa yang kalian
bisa raih kaitan dengan materi yang akan disampaikan pada kesempatan
kali itu kan yak. Jadi saya kira sangat bermanfaat.”
Adapun disini Pak Asep juga mengamati antusiasme dari para murid selama
pembelajaran berlangsung. Pak Asep menyebutkan jika bukan hanya dia yang
merasa terbantu tetapi para murid pun juga jadi jauh lebih fokus dalam
menerima pelajaran.
“Respon dari peserta didik dalam proses pembelajaran seperti ini saya
kira mereka sangat antusias. Yang saya alami tentunya ya. Berbeda
dengan mungkin ketika dulu memang bukan karena anaknya yang
seneng-seneng banget terhadap pelajaran tersebut emang susah. Nah ini
tuh bisa masuk kedalam berbagai macam kalangan. Yang tadinya tidak
suka, ketika kita tampilkan media elektronik tersebut jadi akan ada
sedikit menarik bagi mereka dan tentunya mereka akan lebih fokus
dalam memperhatikan setiap pembelajaran.”
Setelah itu selesai, penulis ikut dengan Pak Asep untuk melakukan
pengamatan langsung dengan cara mengamati dan melihat proses pembelajaran
di kelas VIII D SMP Budi Cendekia Islamic School. Yang mana penulis disini
ikut bergabung kedalam kelas dimana Bapak Asep Mulyana selaku guru
menerapkan media pembelajaran elektronik pada mata pelajaran PAI yang
diajarnya.
47
mengarahkan murid untuk berdiskusi dengan metode tutor sebaya. Sehingga
guru disini lebih mengutamakan keterlibatan murid dalam proses pembelajaran.
Ini pun diungkapkan Pak Asep dalam sesi wawancara yaitu:
“Ya kalo saya sendiri termasuk salah seorang yang cenderung bukan
sebagai sumber utama dalam proses pendidikan ini. jadi sangat
menghindari itu. Tapi saya kira anak juga memiliki potensi itu setiap
pembelajaran saya, pasti akan saya libatkan setiap kegiatan anak itu.
Jadi anak lebih aktif, bukan hanya sumbernya dari kita tapi di awal
biasanya kita ceramah tuh kan ada metode pembelajarannya. Setelah itu
nanti sedikit kita jelaskan baru nanti anak-anak diskusi. Nah setelah
diskusi biasanya nanti saya akan menggunakan metode yang lain tutor
sebaya. Nah, tutor sebaya ini sangat efektif juga bagi saya dalam proses
pembelajaran. Misalkan ada satu anak yang belum paham nanti akan di
ajarkan oleh temannya. Mungkin yang kita jelaskan sebagai guru
mungkin belum dipahami atau pendekatannya berbeda dengan
temannya. Nah, nanti temannya ini akan dibantu. Nah jadi tutor sebaya
ini membantu tugas kami selaku guru-guru untuk memberikan
pemahaman kepada temen-temennya yang belum ngerti.”
Jadi dengan adanya metode yang dianggapnya efektif tersebut, Pak Asep
meyakini dan percaya bahwa kualitas hasil evaluasi akan jauh lebih baik dan lebih
meningkat.
48
meningkatkan kualitas pembelajaran anak didik. Karena menurut saya
semakin bagus medianya juga maka akan semakin bagus cara
mengajarnya tentunya anak pun akan semakin mengerti, semakin paham
materi yang disampaikan, dan ini akan sejalan dengan evaluasi yang
didapatkan. Tentunya bisa mencapai hasil yang maksimal saya kira.”
57
Rizka Babo, Muhammad, (2012), Pembelajaran Berbasis Web, Jakarta. Diakses pada
16 November 2021, 16.25. WIB.
49
Fasilitas Penerapan
e-mail √
Telnet X
Newsgroup X
Mailing List X
Untuk WWW itu sendiri beliau lebih sering menerapkannya saat di dalam
kelas, yang mana fasilitas ini membantu beliau dalam mencari bahan ajar di
sebuah artikel terkait ataupun istilah-istliah penting yang berhubungan dengan
pembelajaran.
50
sebagai guru punya inisiatif untuk mengunggah artikel-artikel yang
membahas materi-materi seperti itu. Untuk email sendiri saya kira sering
banget kita pakai buat mengirimkan tugas-tugas PR melalui email.
Apalagi file-file tugas tersebut terkadang ada yang melebihi kapasitas
kalo dikirim lewat WA. Jadi mau gak mau kita kirim lewat email. Kalo
untuk yang lainnya saya kira jarang bahkan tidak ada yang kami
gunakan, seperti misalnya newsgroup. Kita sih biasanya daripada
menggunakan aplikasi itu, kita lebih sering menggunakan aplikasi
whatsapp untuk memberi kabar atau berita penting kepada grup kelas.
Saya rasa itu sih.”
58
Ega Destia Nurama, (2012), Efektivitas Penggunaan Game Pembelajaran dengan
Konsep RPG (Role Playing Game) untuk mengingkatkan Hasil Belajar Siswa, Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia. Hal. 17.
51
menerapkan fasilitas pembelajaran berbasis komputer di antaranya sebagai
berikut.
Fasilitas Penerapan
Multimedia Presentasi √
CD Multimedia Interaktif X
Video Pembelajaran √
Internet √
Dalam wawancara kami dengan Pak Asep, beliau menuturkan bahwa dalam
penjabaran semua fasilitas atau bentuk-bentuk pembelajaran berbasis komputer
di atas, hampir semua digunakan dalam menunjang kegiatan belajar mengajar
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang ia ampu. Mulai dari
multimedia presentasi yang memang hampir setiap pertemuan selalu ia gunakan,
karena menurut beliau itu sangat cocok dengan penerapan di hampir semua
materi yang di ajarkan karena bersandingan dengan metode tutor sebaya yang ia
gunakan.
Sama juga hal nya dengan penggunaan video pembelajaran yang beliau
anggap sangat membantu dia dan muridnya untuk menerima pembelajaran,
seperti misalnya para murid yang lebih fokus dan santai dalam kegiatan
pembelajaran dikarenakan murid akan lebih antuasias dengan adanya tampilan
video singkat, baik yang dibuat sendiri oleh guru, ataupun yang guru unggah
lewat aplikasi youtube.
52
menggunakan aplikasi kuis online seperti Quizziz dan Kahoot. Karena
menurutnya selain seru, dengan adanya aplikasi ini akan membuat pembelajaran
lebih efektif dan menarik.
“Saya kira hampir semua ya. Mulai dari media presentasi sama video
pembelajaran saya kira, khususnya saya ya hampir tiap hari, tiap
pertemuan saya pakai. Karena kan cocok ya dengan materi ataupun
dengan metode yang saya terapkan yaitu metode tutor sebaya. Apalagi
kayak misalkan video pembelajaran, itu pasti jadi andalan saya buat
mengajar. Jadi seperti yang sudah saya bilang diawal tadi bahwa kami
guru-guru emang menyiapkan semuanya dari sebelum pembelajaran
dimulai. Misalkan hari ini materi tentang sejarah Rasulullah, yaudah
kita langsung siapkan bahan ajar, minimal ya kalo gak ada kita siapkan
video pembelajaran gitu. Kita juga biasanya ada bermain kuis pakai
aplikasi quizziz sama aplikasi kahoot. Tapi untuk penggunaan CD
Interaktif saya kira jarang atau hampir gak pernah ya kita gunakan.
Karena dari pihak sekolah juga belum menyediakan dan keberadaan CD
ini masih minim ya khususnya dalam mata pelajaran PAI gitu. Kecuali
untuk mata pelajaran biologi ataupun bahasa inggris, itu biasanya
banyak CD yang begituan. Tapi intinya untuk yang lainnya sih disini
sering dan sangat sering kita gunakan.”
c) Kelas Virtual
53
peserta didik hadir di ruang kelas nyata. Melalui kelas virtual, peserta didik
dapat mengikuti pembelajaran di tempat masing-masing yang terkoneksi dengan
internet, misalnya di rumah, di kantor, di warnet, atau di sekolah dan kampus.
Konten materi pembelajaran, tanya jawab, diskusi, komunikasi, video streaming,
monitoring kegiatan belajar, tes hasil belajar dan menampilkan hasil dari tes
dapat dilakukan di kelas virtual. Jadi dalam kelas virtual dapat memfasilitasi
pembelajaran seperti kelas fisik. Dalam kelas virtual juga peserta didik dapat
berinteraksi dengan peserta didik lain, peserta didik dengan pendidik serta
peserta didik dengan konten pembelajaran yang telah disediakan oleh pendidik,
dalam hal ini guru dan dosen. Kelas virtual bersifat maya tetapi dapat berfungsi
layaknya kelas fisik.
54
Fasilitas Penerapan
Edmodo X
Google Classroom √
Sevima Edlink X
Schoology X
Zoom √
Class Dojo X
Dalam kelas virtual ini, menurut Pak Asep lebih sering digunakan ketika
pandemi covid-19 mewabah. Karena menurut beliau pendidikan harus tetap bisa
dilaksanakan walau tidak dengan bertatap muka. Menurutnya dari sekian banyak
aplikasi kelas virtual yang ada, beliau lebih sering menggunakan media google
classroom dan aplikasi zoom. Yang mana kedua aplikasi ini yang menurutnya
lebih dikenal dan lebih mudah digunakan oleh para guru maupun murid. Tetapi
jika boleh dijelaskan secara rinci, menurutnya jika yang dipakai hanya salah satu
aplikasi saja dari kedua aplikasi tersebut, pasti dirasa kurang lengkap.
“Kalo saya sih lebih kepada slide ya, tentunya PPT. Terus kemudian kita
juga sedikit mengambil dari media-media yang lain. misalkan dari
55
youtube dan lain sebagainya. Apalagi materi-materi yang berkaitan
dengan sejarah. Nah ini sangat erat kaitannya dengan media. Harus
dibutuhkan media yang lain. Sejarah ketika kita melihat tentang lahirnya
Rasulullah dan lain sebagainya, itu kan bukan kita sekedar
menggunakan metode ceramah saja tapi anak langsung menonton, itu
anak bakal lebih mengenal. Jadi kita menggunakan media-media yang
lain.”
Selain itu, menurut Pak Asep, pihak sekolah pun ia rasa sudah cukup
mendukung dan menunjang seluruh proses kegiatan belajar mengajar melalui
sarana dan prasarana yang sudah disediakan. Mulai dari jaringan akses internet
Wifi, Lab Komputer, serta alat proyektor yang tersedia di seluruh ruangan kelas
siswa.
Akan tetapi menurut pengamatan penulis, para siswa tidak sepenuhnya dapat
menggunakan internet dengan bebas. Dikarenakan semua murid sebelum
memasuki kelas harus menitipkan gadget mereka di ruang guru sebelum pelajaran
dimulai. Dan dapat diambil ketika jam pelajaran selesai ataupun dapat diambil
jika diizinkan oleh guru yang mengajar di kelas.
“Iya, pada dasarnya memang mulai dari masuk itu anak-anak sebelum
masuk kedalam kelas hp itu dikumpulkan. Namun, dalam proses
pembelajaran pada kenyataannya ada beberapa guru yang memang
menggunakan media itu. Jadi anak itu misalkan berdiskusi. Nah
56
berdiskusi itu mereka kan butuh referensi ya, baik itu selain buku cetak
juga mereka harus dari media elektronik gitu ya dari internet, ya mereka
boleh akses itu. Baik menggunakan wifi sekolah ataupun memang punya
mereka sendiri. Tapi dari pihak sekolah diberikan kebebasan seluas-
luasnya. Karena ini merupakan bagian dari fasilitas kami juga.”
“Menurut saya, terkadang ada sih anak yang bosen, tapi kita bisa siasati
sih sebenernya ya. Jadi dalam proses pembelajaran itu ya tidak semesti
melulu kita menggunakan media itu. Jadi kita harus pandai-pandai
memilah dan memilih kira-kira metode yang mana yang cocok untuk
menggunakan metode e-learning tersebut. Nah, sekiranya tidak cocok,
kita menggunakan metode yang lain. Kayak misalkan dalam pendidikan
agama Islam terutama di kelas VIII dan kelas IX juga ada yang bisa
langsung kita laksanakan secara praktek. Misal kita ada hukum materi
tentang zakat baik itu zakat mal ataupun zakat fitrah. Nah, ini biasanya
anak langsung kita terjunkan. Kalo sebelum pandemi kita ada badan
amil zakat juga.”
57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang telah diuraikan di atas, penulis menyimpulkan
bahwa penggunaan media pembelajaran elektronik diakui mampu membantu guru
dan murid dalam mencapai tujuan pembelajaran, karena berbanding lurus dengan
hasil evaluasi siswa seperti yang telah diuraikan Pak Asep selaku guru mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Budi Cendekia Islamic School dalam
sesi wawancara.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, peneliti mengajukan beberapa saran di
antaranya adalah sebagai berikut:
58
1. Bagi setiap guru agar tidak hanya memakai media yang itu-itu saja, akan
tetapi agar dapat memilah dan memilih media mana yang kira-kira cocok
untuk dipakai di setiap materi.
2. Bagi pihak sekolah agar dapat tanggap dalam menangapi terjadinya
pemadaman listrik yang akan berdampak pada jaringan internet untuk
menunjang kegiatan belajar mengajar siswa.
3. Bagi pemerintah di bidang pendidikan, agar lebih banyak menyediakan
fasilitas CD Multimedia Interaktif untuk mendukung kegiatan belajar
mengajar.
59
DAFTAR PUSTAKA
Aan Komariah dan Cepi Triatna, (2005), Visionary Leadership Menuju Sekolah
Efektif, (Bandung: Bumi Aksara).
Abdul Rachman Shaleh, (2000), Pendidikan Agama dan Keagamaan Visi, Misi,
dan Aksi, (Jakarta: PT Gemawindu Pancaperkasa).
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo, (2005), Strategi Belajar Mengajar,
(Bandung: Pustaka Setia).
Abuddin Nata, (2005), Filsafat Pendidikan Islam (Edisi Baru), (Ciputat: Penerbit
Gaya Media Pratama).
A.M. Sardiman, (2004), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada).
Burhan Bungin (ed.), (2007), Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada).
60
Ega Destia Nurama, (2012), Efektivitas Penggunaan Game Pembelajaran dengan
Konsep RPG (Role Playing Game) untuk mengingkatkan Hasil Belajar Siswa,
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Hety Mustika Ani dan Wiwin Hartanto, Pemanfaatan Kelas Virtual untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran, Program Studi Pendidikan Ekonomi
FKIP Universitas Jember.
Imam Gunawan, (2013), Metode Penelitian Kualitatif: teori dan praktik, (Jakarta:
Bumi Aksara).
61
Muhammad Alim, (2011), Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan
Pemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya).
Rianto Adi, (2004), Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, (Jakarta: Granit).
62
LAMPIRAN-LAMPIRAN
63
64
65
66
PEDOMAN WAWANCARA I PENGGUNAAN MEDIA
PEMBELAJARAN ELEKTRONIK (DI SMP BUDI CENDEKIA
ISLAMIC SCHOOL DEPOK)
Pelaksana Wawancara :
Hari/Tanggal :
Jam :
Tempat :
Nama Informan :
Profesi :
Pertanyaan Wawancara :
67
9. Apakah dalam penerapan media ini membuat peserta didik lebih aktif
dalam proses meningkatkan kualitas pembelajaran?
10. Apa saja bentuk pengaplikasian multimedia yang biasanya guru pakai
dalam proses pembelajaran PAI ini dan bagaimana cara guru
menggunakan media tersebut?
11. Adakah faktor kekuatan dan kelemahan dalam pengaplikasian media yang
dipakai?
12. Apakah di sekolah ini siswa diberikan kebebasan menggunakan internet
dalam proses pembelajaran?
13. Menurut guru, apakah pihak sekolah dan lembaga sudah dirasa cukup
menyokong semua fasilitas pendukung dalam pengaplikasian media
pembelajaran ini atau malah masih di rasa kurang?
14. Apakah guru PAI disini sering menggunakan Media e-learning berbasis
web?
15. Apakah guru PAI disini menerapkan media pembelajaran berbasis
computer? Dan bagaimana pengaplikasiannya?
68
PEDOMAN WAWANCARA I PENGGUNAAN MEDIA
PEMBELAJARAN ELEKTRONIK (DI SMP BUDI CENDEKIA
ISLAMIC SCHOOL DEPOK)
Pelaksana Wawancara :
Pertanyaan Wawancara :
69
anak-anak zaman sekarang. Nah,
ketika saya dulu pas lagi proses
belajar juga belum pernah mengenal
yang namanya media ini, tapi begitu
saya sekarang diberi amanah untuk
menjadi seorang pengajar mau tidak
mau kita menggunakan media ini,
karena zaman sekarang anaknya
tentunya bereda dengan zamannya
kita. Jadi maka saya sangat setuju
dengan media ini. kenapa, karena
media ini tuh sangat membantu,
mempermudah karena proses
pengajaran. Ya jadi, saya lebih
menyukai media-media yang seperti
itu. Namun tidak mengurangi rasa
hormat saya kepada orang-orang
yang memang masih belum
menggunakan media tersebut. Nah,
kadang kala saya juga dipadukan
antara e-learning atau tidak, jadi
kalo pendidikan agama Islam itu
memang ya seperti itu ya, tidak
langsung menggunakan e-learning ,
tapi kita harus ada metode-metode
yang lainnya juga.
70
sebelum saya ngajar di sekolah ini
pun saya sudah ngajar di 2013, terus
kemudian pindah kesini 2017 masih
menggunakan metode ini, ya masih
menggunakan media ini. karena
sekali lagi ini sangat membantu,
membantu kami guru-guru
mempermudah memberikan
pemahaman kepada siswa. Nah,
selain itu juga siswa bisa lebih fokus,
ya karena kan ada beberapa siswa
yang bukan sekedar ahli mendengar,
tapi dia harus melihat secara
langsung juga, nah karena dengan
media ini kan anak itu bisa melihat
langsung gambarnya, terus berwarna
juga, kreatif dan lain sebagainya, jadi
menarik minat anak-anak itu
sehingga menjadi antusias. Inilah
salah satu keunggulan menggunakan
media tersebut.
71
di ajari disana dan melihat teman-
teman yang lain juga, akhirnya kita
menggunakan.
3. Apakah penggunaan media ini Saya kira kalau melihat dari teman-
hanya diterapkan pada mata teman gitu kan, semua sudah hampir
pelajaran tertentu atau rata-rata semua menggunakan ini,
menyeluruh? dan itu cocok. Karena saya kira
perkembangan zaman sekaran ya itu
tadi, ya lebih menarik perhatian
anak, lebih mampu mengendalikan
keadaan kondisi kelas itu kan yang
terpenting gitu kan. Ketika kita
mengajar terus anak tidak
memperhatikan kita itu PR
sebenarnya. Karena kalo misalkan
anak tidak memperhatikan kita
berarti ada yang salah nih dalam
proses pengajaran kita. Makanya,
kita buat semenarik mungkin, salah
satu menarik minat anak dalam
proses pengajaran yaitu
72
menggunakan media tersebut.
5. Dalam penerapannya, apakah guru Pasti, karena sekali lagi jadi anak itu
merasa terbantu dalam bisa lebih fokus untuk menerima
menyampaikan tujuan tujuan pembelajaran ini sangat
pembelajaran atau malah penting, karena setiap kita mau
mempersulit guru? masuk ke sub materi atau
pembelajaran, kita harus sampaikan
juga nih dari awal, kira-kira manfaat
apa yang bisa kita dapatkan, tujuan
apa yang kalian bisa raih kaitan
dengan materi yang akan
73
disampaikan pada kesempatan kali
itu kan yak. Jadi saya kira sangat
bermanfaat.
6. Kira-kira menurut guru, adakah Saya kira sama sih, yang penting kan
perbandingan atau perbedaan tujuan ini bisa tersampaikan kepada
penyampaian tujuan pembelajaran anak-anak.
ketika pembelajaran offline atau
online?
74
dengan mungkin ketika dulu memang
bukan karena anaknya yang seneng-
seneng banget terhadap pelajaran
tersebut emang susah. Nah ini tuh
bisa masuk kedalam berbagai macam
kalangan. Yang tadinya tidak suka,
ketika kita tampilkan media elektronik
tersebut jadi akan ada sedikit
menarik bagi mereka dan tentunya
mereka akan lebih fokus dalam
memperhatikan setiap pembelajaran.
75
anak yang belum paham nanti akan di
ajarkan oleh temannya. Mungkin
yang kita jelaskan sebagai guru
mungkin belum dipahami atau
pendekatannya berbeda dengan
temannya. Nah, nanti temannya ini
akan dibantu. Nah jadi tutor sebaya
ini membantu tugas kami selaku
guru-guru untuk memberikan
pemahaman kepada temen-temennya
yang belum ngerti.
10. Apa saja bentuk pengaplikasian Kalo saya sih lebih kepada slide ya,
multimedia yang biasanya guru tentunya PPT. Terus kemudian kita
76
pakai dalam proses pembelajaran juga sedikit mengambil dari media-
PAI ini dan bagaimana cara guru media yang lain. misalkan dari
menggunakan media tersebut? youtube dan lain sebagainya. Apalagi
materi-materi yang berkaitan dengan
sejarah. Nah ini sangat erat
kaitannya dengan media. Harus
dibutuhkan media yang lain. Sejarah
ketika kita melihat tentang lahirnya
Rasulullah dan lain sebagainya, itu
kan bukan kita sekedar menggunakan
metode ceramah saja tapi anak
langsung menonton, itu anak bakal
lebih mengenal. Jadi kita
menggunakan media-media yang lain.
11. Adakah faktor kelemahan dalam Menurut saya, terkadang ada sih
pengaplikasian media yang anak yang bosen, tapi kita bisa siasati
dipakai? sih sebenernya ya. Jadi dalam proses
pembelajaran itu ya tidak semesti
melulu kita menggunakan media itu.
Jadi kita harus pandai-pandai
memilah dan memilih kira-kira
metode yang mana yang cocok untuk
menggunakan metode e-learning
tersebut. Nah, sekiranya tidak cocok,
kita menggunakan metode yang lain.
Kayak misalkan dalam pendidikan
agama Islam terutama di kelas VIII
dan kelas IX juga ada yang bisa
langsung kita laksanakan secara
praktek. Misal kita ada hukum materi
77
tentang zakat baik itu zakat mal
ataupun zakat fitrah. Nah, ini
biasanya anak langsung kita
terjunkan. Kalo sebelum pandemi kita
ada badan amil zakat juga. Selama
bulan ramadhan dari tanggal 1
sampai tanggal 25 biasanya kan
sebelum kita serahkan zakat-zakat
tersebut kepada orang-orang yang
berhak menerimanya. Nah, anak tuh
dilatih untuk itu. Dilatih untuk
berzakat, zakat fitrah ataupun zakat
mal tentunya, jadi anak tahu cara
niatnya bagaimana, atau dia
menzakatkan yang ada dirumah,
seperti apa itu akan kita ajarkan
disana. Terus kemudian juga setelah
itu kita juga menerapkan kaitannya
dengan infaq gitu kan. Ini infaq
shadaqah, ini merupakan metode
yang sangat bagus juga yang
tentunya bisa kita terapkan secara
langsung dengan disandingkan
melihat media elektronik yang kita
sampaikan. Biasanya di sekolah kami
setiap hari jum’at kita puterin video,
ataupun tape recorder mengenai
infaq dan shodaqoh. Terus materi
yang lebih menarik lagi biasanya ada
di dalam kelas VIII itu tentang puasa.
Tentunya puasa sunnah. Kalo puasa
78
wajib anak-anak pasti seusia SMP itu
rata-rata pasti melaksanakan. Tapi
kalo puasa sunnah, jarang. Nah disini
kita melakukan itu secara langsung,
seperti program GSA (Guru Asuh),
itu untuk membimbing anak-anak
untuk melaksanakan sunnah-sunnah
Rasul. Tentunya kami sampaikan
melalui video. Salah satunya ya tadi,
seperti puasa senin-kamis, nanti juga
ada baca surah Al-Kahfi dihari
jum’at, melaksanakan sholat tahajud
dan lain sebagainya. Jadi itu menurut
saya penerapannya harus dipilah dan
dipilih kira-kira cocok atau tidak
dalam proses pembelajaran di dalam
kelas.
12. Apakah di sekolah ini siswa Iya, pada dasarnya memang mulai
diberikan kebebasan menggunakan dari masuk itu anak-anak sebelum
internet dalam proses masuk kedalam kelas hp itu
pembelajaran? dikumpulkan. Namun, dalam proses
pembelajaran pada kenyataannya
ada beberapa guru yang memang
menggunakan media itu. Jadi anak itu
misalkan berdiskusi. Nah berdiskusi
itu mereka kan butuh referensi ya,
baik itu selain buku cetak juga
mereka harus dari media elektronik
gitu ya dari internet, ya mereka boleh
akses itu. Baik menggunakan wifi
79
sekolah ataupun memang punya
mereka sendiri. Tapi dari pihak
sekolah diberikan kebebasan seluas-
luasnya. Karena ini merupakan
bagian dari fasilitas kami juga.
13. Menurut guru, apakah pihak Saya kira sudah maksimal ya. Karena
sekolah dan lembaga sudah dirasa memang salah satu berkembangnya
cukup menyokong semua fasilitas sebuah sekolah yaitu daya dukung
pendukung dalam pengaplikasian sekolah terhadap proses
media pembelajaran ini atau malah pembelajaran itu sendiri. Setiap kelas
masih di rasa kurang? sudah ada media proyektor, setiap
kelas sudah ada jaringan internetnya.
Semuanya sudah di tata dengan rapi,
biar anak mampu memahami materi-
materi yang disampaikan oleh guru.
jadi semua fasilitasnya sudah
lengkap. Terus kemudian media-
media yang lain juga sudah memadai.
Daya dukung sekolah terhadap
proses pembeajarannya juga sudah
maksimal saya kira alhamdulillah.
14. Apakah guru PAI disini sering Sering, sering sekali kita
menggunakan Media e-learning menggunakan pembelajaran berbasis
berbasis web? web, karena sekali lagi fasilitas ini
sangat membantu kami para guru
disini khususnya saya sebagai guru
PAI. Kalo masalah perencanaannya
sih, kita biasanya kan sebelum
pembelajaran dimulai kita guru-guru
disini harus prepare tentang apa aja
80
yang harus di ajar. Nah, saya ada
sesekali mencari artikel mengenai
harta waris ataupun mengenai zakat,
itu tentunya tidak semua dijelaskan
secara rinci di buku paket. Jadi kita
sebagai guru punya inisiatif untuk
mengunggah artikel-artikel yang
membahas materi-materi seperti itu.
Untuk email sendiri saya kira sering
banget kita pakai buat mengirimkan
tugas-tugas PR melalui email.
Apalagi file-file tugas tersebut
terkadang ada yang melebihi
kapasitas kalo dikirim lewat WA. Jadi
mau gak mau kita kirim lewat email.
Kalo untuk yang lainnya saya kira
jarang bahkan tidak ada yang kami
gunakan, seperti misalnya
newsgroup. Kita sih biasanya
daripada menggunakan aplikasi itu,
kita lebih sering menggunakan
aplikasi whatsapp untuk memberi
kabar atau berita penting kepada
grup kelas. Saya rasa itu sih.
15. Apakah guru PAI disini Saya kira hampir semua ya. Mulai
menerapkan media pembelajaran dari media presentasi sama video
berbasis computer? Dan pembelajaran saya kira, khususnya
bagaimana pengaplikasiannya? saya ya hampir tiap hari, tiap
pertemuan saya pakai. Karena kan
cocok ya dengan materi ataupun
81
dengan metode yang saya terapkan
yaitu metode tutor sebaya. Apalagi
kayak misalkan video pembelajaran,
itu pasti jadi andalan saya buat
mengajar. Jadi seperti yang sudah
saya bilang diawal tadi bahwa kami
guru-guru emang menyiapkan
semuanya dari sebelum pembelajaran
dimulai. Misalkan hari ini materi
tentang sejarah Rasulullah, yaudah
kita langsung siapkan bahan ajar,
minimal ya kalo gak ada kita siapkan
video pembelajaran gitu. Kita juga
biasanya ada bermain kuis pakai
aplikasi quizziz sama aplikasi kahoot.
Tapi untuk penggunaan CD Interaktif
saya kira jarang atau hampir gak
pernah ya kita gunakan. Karena dari
pihak sekolah juga belum
menyediakan dan keberadaan CD ini
masih minim ya khususnya dalam
mata pelajaran PAI gitu. Kecuali
untuk mata pelajaran biologi ataupun
bahasa inggris, itu biasanya banyak
CD yang begituan. Tapi intinya untuk
yang lainnya sih disini sering dan
sangat sering kita gunakan.
82
83
84
85
86
87
88
DOKUMENTASI
89
90
91
BIODATA PENULIS
Selain dalam bidang akademis, penulis juga memiliki ketertarikan dalam seni
tarik suara dan menjelajahi berbagai macam kuliner dalam negeri maupun
mancanegara. Oleh karena itu, selama hidupnya, penulis telah mengukir berbagai
macam prestasi di bidang seni tarik suara khususnya bernyanyi solo dan dalam
seni musik Islami (Nasyid).
92