1324-Article Text-3599-1-10-20171108
1324-Article Text-3599-1-10-20171108
1324-Article Text-3599-1-10-20171108
Abstrak
Keywords: Tubing adalah kegiatan berselancar di atas aliran sungai dengan
Perlindungan menggunakan ban dalam truck/ bus (ban berukuran besar) yang didesain
Hukum; Tubing; sedemikian rupa agar dalam menampung seseorang diatasnya. Kegiatan
Pengaturan Ideal tubing telah menjadi fenomena masyarakat atau kegiatan wisata masyarakat
yang dianggap sebagai destinasi wisata air yang murah meriah dan dapat
dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Fenomena tubing adalah suatu kajian ilmiah yang menarik, sehingga
penulis akan menulis secara khusus mengenai perlindungan hukum
pengelolaan usaha tubing sebagai destinasi wisata air di Kabupaten
Magelang. Identifikasi permasalahan yang akan dikaji meliputi, pengaturan
izin usaha pengelolaan tubing di Kabupaten Magelang, perlindungan hukum
bagi pengelola dan pengguna tubing, serta pengaturan ideal untuk usaha
pengelolaan tubing.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaturan izin usaha tubing,
mengetahui perlindungan hukum pengelola dan pengguna tubing serta
mendapatkan pengaturan yang ideal terhadap usaha tersebut. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian hukum (legal research) melalui dua
pendekatan yaitu pendekatan undang-undang dan pendekatan konseptual.
Hasil penelitian ini adalah dari 22 (dua puluh dua) pengelola usah tubing
hanya 1 (satu) yang mempunyai izin usaha, sedangkan izin yang didapatkan
belum mempunyai fungsi optimal terhadap perlindungan hukum sehingga
dibutuhkan suatu bentuk aturan yang ideal guna memberikan perlindungan
serta kepastian hukum secara khusus. Pengaturan ideal meliputi peraturan
produk pemerintah dan non pemerintah yaitu pembentukan paguyuban
pengelola usaha tubing. Pengaturan terkait izin yang harus dipenuhi oleh
pengelola usaha tubing berupa izin pemanfaatan air, izin reklamasi sungai,
izin gangguan dan tempat usaha, serta bekerja sama dengan beberapa
instansi seperti Badan SAR Nasional, kepolisian setempat, serta lembaga
asuransi
perubahan kehidupan lokal, nasional, dan Kabupaten Magelang” sebagai kajian hukum
global. Kepariwisataan merupakan bagian yang bermanfaat. Rumusan masalah dari latar
integral dari pembangunan nasional yang belakang tersebut yaitu:
dilakukan secara sistematis, terencana, terpadu, 1. Bagaimana pengaturan izin wisata tubing
berkelanjutan, dan bertanggung jawab dengan di Kabupaten Magelang ?
tetap memberikan perlindungan terhadap nilai- 2. Bagaimana perlindungan hukum bagi
nilai agama, budaya yang hidup dalam pengelola dan konsumen tubing di
masyarakat, kelestarian dan mutu lingkungan Kabupaten Magelang ?
hidup, serta kepentingan nasional. 3. Bagaimana pengaturan ideal untuk
Kabupaten Magelang adalah salah satu pengelolaan usaha tubing di Kabupaten
daerah dengan cakupan wilayah destinasi Magelang ?
wisata yang cukup banyak yaitu terdapat 10 Penelitian ini merupakan penelitian
kecamatan yang menjadi kawasan strategis awal yang dipergunakan sebagai penelitian
wisata. Sungai yang mengalir di Kabupaten lebih mendalam, memberikan kontribusi
Magelang berjumlah 10 sungai dengan potensi bagi pembangunan ilmu hukum, khususnya
pengembangan wisata airnya. Salah satu sungai dalam bidang Hukum Administrasi Negara.
yang sudah menjadi destinasi wisata air adalah memberikan kontribusi bagi para praktisi
Sungai Progo dan Elo sebagai lokasi wisata hukum, khususnya pemerintah Kabupaten
arum jeram yang sangat diminati. Magelang dalam membuat prosedur tetap
Dewasa ini, semakin banyak minat tubing dan juga dewan legislatif dalam
masyarakat akan kebutuhan wisatanya membuat suatu peraturan daerah, serta sebagai
khususnya wisata dengan harga terjangkau dan bahan acuan penelitian-penelitian selanjutnya
menyenangkan. Salah satu usaha wisata yang oleh para pihak yang membutuhkan referensi
marak berkembang adalah wisata air tubing terkait dengan penelitian tersebut. Tujuan
atau meluncur bebas di sungai dengan penelitian ini adalah untuk mengetahui
menggunakan ban dalam kendaraan. Biaya pengaturan izin wisata tubing di Kabupaten
yang harus dikeluarkan para peminatnyapun Magelang, untuk mengetahui kepastian dan
hanya berkisar antara Rp. 15.000 (lima belas perlindungan hukum usaha tubing sebagai
ribu rupiah) hingga Rp. 50.000 (lima puluh ribu wisata air bagi pengelola usaha dan
rupiah). Akan tetapi dengan perkembangannya konsumennya, serta untuk mengkaji
yang begitu pesat, pemerintah daerah belum pengaturan ideal terhadap pengelolaan usaha
mempunyai prosedur tetap untuk usaha wisata tubing di Kabupaten Magelang.
tubing, sehingga prosedur perizinan yang di Pariwisata adalah berbagai macam
tetapkan masih bersifat umum mengakibatkan kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai
tidak optimalnya perlindungan hukum terhadap fasilitas serta layanan yang disediakan
pengelola maupun penggunanya. masyarakat, pengusaha, pemerintah dan
Hal tersebut berimbas pada salah satu pemerintah daerah.[2] Menurut Spilane,
kejadian yaitu tewasnya 3 wisatawan tubing di dalam arti luas pariwisata adalah perjalanan
Sungai Sono yang hanyut hingga hulu Sungai dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat
Progo Yogyakarta yang berbatasan dengan laut sementara, dilakukan perorangan maupun
selatan. Permintaan tanggung jawab sulit kelompok, sebagai usaha mencari
dilakukan jika pengaturan baik dari pengusaha keseimbangan atau keserasian dan
wisata dan pemerintah tidak jelas. Oleh karena kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam
itu peneliti ingin melakukan penelitian yang dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.
berjudul “Perlindungan Hukum Pengelolaan Tubing merupakan kegiatan
Usaha Tubing Sebagai Destinasi Wisata Air Di berselancar di atas aliran sungai dengan
menggunakan ban dalam truck/ bus (ban menemukan konsistensi antara undang-
berukuran besar) yang didesain sedemikian undang dengan permasalahan hukum.
rupa agar dalam menampung seseorang 2. Pendekatan konseptual (conceptual
diatasnya. Kegiatan tubing telah menjadi approach)
fenomena masyarakat atau kegiatan wisata Penulis mempelajari pandangan-
masyarakat yang dianggap sebagai destinasi pandangan dan doktrin-doktrin di dalam
wisata murah meriah dan dapat dijangkau oleh ilmu hukum, sehingga penulis dapat
seluruh lapisan masyarakat. Salah satu daerah membangun suatu argumentasi serta
yang sedang mengembangkan potensi tersebut konsep hukum dalam memecahkan
adalah Kabupaten Magelang, pengembang permasalahan hukum yang
wisata tersebut memang dilakukan oleh dihadapi.(Peter Mahmud M, 2005: 135)
masyarakat lokal yang huniannya dekat Dalam penelitian hukum tidak dikenal
dengan sungai guna meningkatkan potensi adanya data, sebab dalam penelitian hukum
desa dan juga masyrakat dalam sektor khususnya yuridis normatif sumbernya
ekonomi dan pariwisata akan tetapi di diperoleh dari kepustakaan bukan lapangan,
Kabupaten Magelang sendiri tubing dianggap untuk itu istilah yang dikenal adalah bahan
sebagai suatu pengembangan usaha yang hukum. Dalam penelitian normatif bahan
hanya menggunakan ijin pengelolaan usaha pustaka merupakan bahan dasar yang dalam
sedangkan kegiatan yang mengadung resiko ilmu penelitian. Dalam bahan hukum terbagi
kecelakaan haruslah mempunyai peraturan menjadi bahan hukum primer, sekunder, dan
tetap yang dikeluarkan oleh pemerintah bahan non hukum.(Peter Mahmud M, 2005:
daerah. 181.
d. Pengelola usaha tubing harus tujuan. Perekat dalam hubungan itu adalah
bekerja sama dengan Badan berbagai perasaan, seperti cinta, rindu,
Penanggulangan Bencana Alam, simpati, hormat, kesediaan tolong menolong,
sebab lokasi tubing adalah aliran dan solidaritas, terlepas dari perhitungan
irigasi ataupun sungai yang laba atau rugi untuk diri sendiri.
mempunyai potensi tinggi rawan Adanya paguyuban dalam suatu
kecelakaan saat terjadi bencana perkempulan usaha khususnya dalam hal ini
alam. Hal ini diperlukan sebagai usaha tubing diharapkan dapat memberikan
langkah preventif agar pengelola inovatif dan menekan daya saing yang tidak
dan pengguna mendapatkan edukasi sehat antar pengusaha, secara bersama
penyelamatan awal saat terjadi membuat suatu kesepakatan terkait dengan
kecelakaan karena bencana alam. tata tertib dalam pengelolaan usaha tubing,
e. Pengelola usaha tubing harus prosedur kegiatan yang aman, nyaman,
bekerja sama dengan pihak indah, serta ramah lingkungan, dapat
berwenang (kepolisian) atau menghasilkan suatu standar keselamatan
setidaknya memberikan laporan seperti, setiap pengelola kegiatan usaha
adanya usaha tersebut sebagai tubing harus memberikan fasilitas berupa
keamaanan lokasi wisata. helm rafting, pelampung, ban yang harus
f. Pengelola usaha tubing bekerja sama sesuai dengan standar yani ukuran serta daya
dengan Badan SAR Nasional yang pantulnya, pengaman lengan dan kaki, serta
memiliki tugas membantu Presiden aturan kegiatan lainnya.
dalam menyelenggarakan urusan Pengaturan izin ideal terhadap usaha
pemerintahan di bidang pencarian tubing adalah substansi yang seharusnya
dan pertolongan (search and rescue). dipenuhi oleh para pengelola usaha tubing,
Setidaknya memberikan laporan pengaturan ini memberikan manfaat
lokasi serta rute tubing sehingga terhadapa pemerintah agar usah pariwisata
mempermudah Tim SAR saat terjadi alam yang diberikan izin dapat
kecelakaan atau korban hanyut. mempertahankan keadaan ekosistem alam
g. Mempunyai kejelasan asuransi khususnya sungai yang digunakan sebagai
kecelaakaan dan asuransi jiwa, guna lokasi tubing dan sekitarnya. Pengaturan
memberikan kepastian kepada tersebut meliputi :
pengguna jika terjadi kecelakaan. 1. Izin penggunaan atau pemanfaatan
h. Tarif yang ditentukan haruslah sumber daya air.
mempunyai landasan hukum Izin ini diperlukan sebagai langkah
setidaknya dalam bentuk Peraturan pemerintah mempertahankan kelayakan
Desa. sungai seperti pada awalnya serta
i. Jika terdapat BUMDes, usaha memberikan kepastian agar pengelolaan
tersebut haruslah dalam pengawasan menjaga lingkungan sebagai komoditas
BUMDes sebab secara adminitratif utama dalam usaha tersebut, mengingat
kegiatan tersebut menambah lokasi yang digunakan adalah sungai
pendapatan asli desa. dimana ekosistem sangat kompleks
Paguyuban merupakan perwujudan berada di dalamnya, sungai juga
dari sistem community approach atau merupakan sumber irigasi serta aliran air
community based, paguyuban dalam hukum dari atas hingga laut agar tidak terjadi
adat adalah suatu hubungan yang masing- bencana seperti banjir. Prosedur
masingnya menghadapi yang lain sebagai
Hal ini mengacu pada pendapatan belum didapatkan. Standar operasional yang
dan daya tarik setiap pengelolaan usaha digunakanpun belum berkepastian hukum
tubing tidaklah sama, jika pemerintah sehingga dapat menimbulkan permasalahan-
mematok retribusi berdasarkan ketetapan permasalahan dikemudian hari.
tarif yang berlaku secara menyuluruh maka Pengaturan ideal adalah pengaturan
akan terjadi ketimpangan antara pelaku yang dapat memberikan perlindungan hukum
usaha yang mendapatkan penghasilan yang dan pengaturan secara optimal dari segi
tinggi dengan pelaku usaha yang keamanan, kenyamanan, dan keindahan
mendapatkan penghasilan yang rendah. lingkungannya. Mengacu pada asas-asas
Guna kemajuan suatu daerah dalam umum administrasi pemerintahan yang baik
pengembangan wisatanya bentuk dari untuk mencapai good governance (tata kelola
pengelolaan usaha tubing sebaiknya pemerintahan yang baik) Oleh karena itu,
berbadan hukum, hal tersebut untuk diperlukan suatu aturan terhadap usaha tubing
mempermudah pemerintah memeberikan meliputi pengadaaan izin amdal dan
investasi atau izin investasi sebab dapat UKL/UPL, pengaturan retribusi, izin
memperolah suatu hasil laporan yang jelas reklamasi sungai, dan pembentukan
dan berkekuatan hukum paguyuban guna langkah preventif atas aturan
yang belum dibuat oleh pemerintah..
4. KESIMPULAN
Pariwisata merupakan salah satu REFERENSI
sektor potensial dalam pengembangan suatu [1] Dewi, A.S.D. Asas-Asas Umum
daerah hingga tingkat desa. Pembangunan Pemerintahan Yang Baik Dalam Pelayanan
kepariwisataan diperlukan untuk mendorong Publik. Magelang: Saiwawai Publishing.
pemerataan kesempatan berusaha, dan 2016.
memperoleh manfaat, serta mampu [2] Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009
menghadapi tantangan perubahan kehidupan Tentang Kepariwisataan.
lokal, nasional, dan global. Tubing merupakan [3] Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
salah satu fenomena masyarakat yang sangat Tentang Pemerintahan Daerah
berkembang pesat di Kabupaten Magelang. [4] Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999
Hal tersebut terlihat dari jumlah usaha tubing Tentang Analisis Mengenai Dampak
yang ada di Kabupaten Magelang yaitu Lingkungan.
berjumlah 22 (dua puluh dua) usaha dari [5] Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008
tahun 2014 hingga sekarang. Pengaturan Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air.
usaha tubing terkait dengan perizinannya [6] Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011
hanya berpijak pada izin gangguan dan tempat Tentang Sungai.
usaha (izin HO) dan izin pendirian usaha (jika [7] Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012
berbadan hukum). Tentang Izin Lingkungan.
Perlindungan hukum yang didapatkan [8] Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39
oleh pengelolaan dan penikmat wisata Tahun 2010 Tentang Badan Usaha Milik
tersebut belum optimal sebab pengaturan Desa.
mengenai usaha tersebut belum ada baik dari [9] Peraturan Daerah Kabupaten Magelang
tingkat pusat, daerah, hingga desa. Pengaturan Nomor 4 Tahun 2005 Tentang Izin
yang digunakan masih menginduk pada Gangguan Dan Tempat Usaha.
Undang-Undang Kepariwisataan yang bersifat [10] Peraturan Daerah Kabupaten Magelang
umum, sehingga spesifikasi kebutuhan yang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
seharusnya dijangkau dalam usaha tubing