TA - Revisi - Ikan Bandeng
TA - Revisi - Ikan Bandeng
TA - Revisi - Ikan Bandeng
OLEH :
Nama NIM
TAHUN 2021/202
I. Latar Belakang
Ikan bandeng (chanos-chanos) adalah salah satu hasil budidaya ikan yang hidup
di air payau dan asin atau ikan yang berasal dari tambak. Ikan bandeng mempunyai
prospek yang baik untuk dikembangkan, hal ini dikarenakan permintaan pasar yang
cukup tinggi karna rasa daging yang enak, harga yang stabil dan proses
pemeliharaannya yang tidak terlalu sulit. Ikan bandeng merupakan bahan pangan
yang mengandung gizi yang sangat baik dan bermanfaat bagi tubuh. Kandungan gizi
yang terdapat di ikan bandeng yaitu kadar air sebesar 70,7%; kadar abu sebesar 1,4%;
kadar protein sebesar 24,1%; kadar lemak sebesar 0,85%; dan karbohidrat sebesar
2,7%. Ikan bandeng juga mengandung protein yang diperlukan untuk pembentukan
sel otak dalam peningkatan intelegensia, mengkonsumsi ikan bandeng selain
menyehatkan juga meningkatkan kemampuan otak untuk mencapai prestasi belajar
yang optimal[1][2].
Ikan bandeng dapat hidup dengan baik di tambak dengan ketinggian air berkisar
antara 60cm-100cm. Tinggi air tersebut dipertahankan agar ketersediaan makanan
alami tetap terjaga hingga umur bandeng mencapai dua bulan sebelum diberikan
pakan tambahan. Makanan alami ikan bandeng berupa kleap/lumut dan plankton. Ikan
bandeng membutuhkan oksigen yang cukup untuk kebutuhan pernafasannya. Oksigen
tersebut harus dalam keadaan terlarut dalam air, karena bandeng tidak dapat
mengambil oksigen langsung dari udara.
Selain ketinggian air, derajat keasaman air di tambak juga dapat mempengaruhi
proses pertumbuhan ikan bandeng. Nilai kadar pH yang baik untuk budidaya ikan
bandeng berkisar antara 6,5 hingga 9.0. Pertumbuhan pada ikan bandeng dapat
terganggu jika kadar pH dalam air di luar kisaran angka tersebut, bahkan pada kadar
pH 4 atau 11 dapat menyebabkan kematian pada ikan bandeng. Kadar pH air laut
cenderung basa, karena itu pergantian air dapat digunakan untuk meningkatkan pH air
tambak. pH air dapat diukur menggunakan kertas lakmus, yakni membandingkan
warna kertas yang telah ditetesi air tambak dengan warna standar pH atau cara yang
lebih mudah dan efisien yakni menggunakan pH meter atau biasa disebut sensor
pH[2].
Saat ini proses pengecekan pH dan pemberian pakan ikan masih dilakukan secara
manual yaitu petambak harus kelokasi tambak untuk memberi pakan dan melakukan
pengecekan pH. Proses ini membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup banyak,
sehingga dirasa kurang efisien. Di jaman yang telah modern ini sudah ada beberapa
teknologi yang dapat dikembangkan dan diterapkan untuk efisiensi dan akurasi pada
proses pemberian pakan dan monitoring air di tambak, seperti penggunaan
mikrokontroler NodeMCU esp8266 sebagai aktuator, Motor Servo dan Motor DC
untuk penggerak pakan ikan otomatis, sensor pH untuk mengukur kadar pH dalam air
dan website ASP.NET CORE untuk interface monitoring. IoT adalah konsep automasi
suatu objek dimana sebuah objek dapat memiliki kemampuan untuk melakukan
komunikasi menggunakan jaringan internet tanpa memerlukan tenaga atau campur
tangan manusia[2][3][4]. Melalui penerapan dan pemanfaatan teknologi IoT pada
penelitian ini diharapkan dapat membantu petambak untuk melakukan kegiatan
monitoring dan sistem pakan ikan otomatis pada tambak ikan bandeng dengan
menggunakan aktuator berupa mikrokontroler NodeMCU esp8266 dan untuk
interface monitoringnya berupa website ASP.NET CORE.
Agar tidak meluas dari maksud dan tujuan penelitian ini, maka
permasalahannya dibatasi sebagai berikut :
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat sebuah sistem yang dapat
memonitoring pH air pada tambak ikan bandeng secara realtimei dan sistem pemberi
pakan ikan bandeng otomatis sehingga memeper mudah petani ikan bandeng dalam
memonitoring pH air dan memberi pakan ikan bandeng .
1.4. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini diharapkan sistem monitoring pH air dan pakan
ikan otomatis berbasis website pada tambak ikan bandeng dapat mempermudah para
petani ikan bandeng dalam pemeliharaan ikan bandeng.
.
1.5. Penelitian Terkait
Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Septian Pratama dkk (2019) dalam
jurnal sistem informasi dan teknologi yang berjudul Simkartu (Sistem Monitoring
Kualitas Air Tambak Udang) Berbasis Arduino Dan Sms Gateway, dengan komponen
yang digunakan berupa sensor pH, LCD, SIM800L dan Arduino mega dan dari hasil
pengujian komponen - komponen dan keseluruhan rangkaian dapat disimpulkan
bahwa Sistem monitoring pH pada air tambak udang ini memiliki ketelitian
pembacaan 0,01. Untuk kalibrasi alat digunakan kertas lakmus sebagai pembanding.
Dan hasil pengujian menunjukkan pembacaaan alat sesuai dengan pembacaan pada
kertas lakmus dengan perbedaan 2 angka dibelakang koma. Status pH air yaitu
normal, asam, dan basa. Pengujian alat pada lokasi penelitian dilakukan di 2 lokasi
tambak yang dilakukan selama 7 hari dengan monitoring data setiap hari (7 data).
Untuk tambak 1 rata-rata pH selama 7 hari adalah 6,84 dan tambak 2 rata-rata pH
adalah 7,68. Selama 7 hari itu tidak ada perubahan status sehingga tidak ada pesan
sms yang terkirim[5].
Penelitian yang dilakukan oleh Helda Yani dkk (2016) yang berjudul
Perangkat Pemberi Pakan Otomatis Pada Kolam Budidaya, menyatkan bahwa Dengan
menggunkan tenaga putaran dari motor DC dengan kecepatan 399 rpm maka pelet
dapat terlempar dengan jarak kurang lebih 40 cm dari posisi alat yang diletakkan di
tengah-tengah kolam, jadi pakan ikan yang tersebar akan merata ke seluruh bagian
kolam dan akan membuat pertumbuhan ikan secara merata dan bisa menjangkau jarak
terjauh 1 ½ meter. Dan kemudian pengujian dilakukan dengan menggunakan metode
Black box yang bertujuan untuk mengetahui status fungsi dari tiap komponen dan
pengujian terhadap waktu serta jumlah pakan ikan yang disebarkan ke seluruh kolam.
Tahap pengembangan selanjutnya adalah pengembangan sistem pemberian pakan
ikan secara otomatis ini dapat menentukan berapa berat pakan yang dikeluarkan
sesuai keinginan user serta dapat digunakan untuk objek jenis ikan yang berbeda[6].
Penelitian yang dilakukan oleh Nifty Fath dan Reno Ardiansyah (2019) yang
berjudul Sistem Monitoring Alat Pemberi Pakan Ikan Otomatis Menggunakan
NodeMCU Berbasis Internet of Things, menyebutkan, pengujian dilakukan pada
jumlah pakan 100 gram dan 200 gram, dengan masing-masing 30 kali pengujian.
Berdasarkan hasil pengujian dengan jumlah pakan yang diinginkan adalah 100 gram,
terdapat error rata-rata jumlah pakan yang dikeluarkan sebesar 3,1%. Hasil pengujian
alat dengan jumlah pakan yang diinginkan adalah 200 gram memiliki rata-rata error
jumlah pakan yang dikeluarkan sebesar 3,2%. Dengan kata lain, tingkat akurasi dari
alat pakan ikan otomatis bernilai 96,8%[7].
Penelitian yang dilakukan oleh Soma Sunarya dkk(2020) yang berjudul
Rancang Bangun Sistem Kendali Pintu Air Pada Tambak Ikan Bandeng (Chanos-
Chanos) Berbasis Iot Design Of Water Gate Control Systems In Iot-Based Milkfish
Ponds (Chanos-Chanos). Dengan hasil pengujian adalah Semua perangkat yang
digunakan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya masing-masing. Sensor
pH dapat membaca nilai pH dengan akurat, dengan presentase kesalahan sebesar
2,8%. Dan masih terdapat beberapa kekurangan untuk dapat diperbaiki pada
penelitian selanjutny yaitu alat hanya dapat menampilkan data yang telah didapat
pada Progresive Web Apps tanpa dapat menyimpannya pada database. Sehingga perlu
ada pengembangan selanjutnya agar data yang diperoleh dapat disimpan pada
database agar bisa dianalisis lebih lanjut[2].
1.6. Metode Penelitian
[1] Norziah dan Ching, “Zn merupakan kofaktor sistem enzim (sitokron C-
oksidase), mentabilkan membran, hormon dan asam nukleat,” J. Kelaut., vol. 8,
no. 1, pp. 37–43, 2000.
[6] H. Yenni and Benny, “Perangkat Pemberi Pakan Otomatis pada Kolam
Budidaya,” Ilm. Media Process., vol. 11, no. 2, pp. 171–181, 2016.
[7] N. Fath and R. Ardiansyah, “Sistem Monitoring Alat Pemberi Pakan Ikan
Otomatis Menggunakan NodeMCU Berbasis Internet of Things,” Techno.Com,
vol. 19, no. 4, pp. 449–458, 2020, doi: 10.33633/tc.v19i4.4051.
Lampiran Nilai Report DNS dari OASE