Makalah Ilmu Pendidikan Dan Pendidikan Islam
Makalah Ilmu Pendidikan Dan Pendidikan Islam
Makalah Ilmu Pendidikan Dan Pendidikan Islam
TENTANG
EVALUASI PENDIDIKAN
OLEH KELOMPOK 10 :
DINDA MEIZAR IKHRANI (1930106010)
FRENGKY GUNAWAN (1930106015)
DOSEN PEMBIMBING
RIZKI FEBRINA
Penulis menyimpulkan bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu
Penulis menerima saran dan kritik, guna kesempurnaan tugas kelompok ini dan bermanfaat
bagi Pembaca pada umumnya.
A. LATAR BELAKANG
Evaluasi bukan lagi merupakan hal yang asing dalam kehidupan masa sekarang, apalagi
dalam dunia pendidikan. Istilah evaluasi mempunyai padanan kata dalam bahasa Indonesia,
yaitu penilaian. Salah satu cara untuk memperbaiki proses pendidikan yang paling efektif
ialah dengan mengadakan evaluasi tes hasil belajar. Hasil tes itu diolah sedemikian rupa
sehingga dari hasil pengolahan itu dapat diketahui komponen-komponen manakah dari
proses belajar-mengajar itu yang masih lemah.
Sekarang ini banyak orang yang melakukan kegiatan evaluasi, tetapi tidak mempunyai
pemahaman terhadap istilah evaluasi tersebut. Hal ini tentunya akan menimbulkan masalah
dalam proses pendidikan pada umumnya, dan proses pembelajaran pada khususnya. Karena
aktivitas evaluasi tidak mempunyai syarat evaluasi sebagai suatu konsep pendidikan, dan
banyak aktivitas evaluasi yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada.
Oleh karena itu guru atau calon guru harus dibekali bagaimana cara mengevaluasi
pembelajaran yang baik dan sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Karena evaluasi
bukan hanya suatu proses untuk mengklasifikasikan keberhasilan atau kegagalan dalam
belajar, tetapi juga sangat penting untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengajaran.
B. RUMUSAN MASALAH
PEMBAHASAN
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu evaluation. Dan dalam
bahasa Arab, yaitu : al-Taqdir ()التقدير. Sedangkan dalam bahasa Indonesia berarti, penilaian.
Menurut devinisi, maka evaluasi merujuk kepada pengertian yaitu suatu tindakan atau suatu
proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
Banyak orang mencampur adukkan pengertian antara evaluasi, penilaian dan pengukuran,
padahal ketiganya memiliki pengertian yang berbeda. Kenyataan seperti itu memang dapat
dimaklumi, mengingat bahwa diantara ketiganya memiliki hubungan yang saling terkait satu
sama lain sehingga sulit dibedakan. Berikut penjelasannya :
1. Pengukuran
Menurut Wandt dan Brown (1977) pengukuran adalah: suatu tindakan atau proses
untuk menentukan luas atau kuantitas dari sesuatu(Mulyadi,2010). Misalnya : dari 100
butir soal yang diajukan dalam tes, Ahmad menjawab dengan betul sebanyak 80 butir
soal. Dari contoh tersebut dapat kita pahami bahwa pengukuran itu sifatnya kuantitatif.
Pengukuran yang bersifat kuantitatif itu, dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Pengukuran yang dilakukan bukan untuk menguji sesuatu.Contohnya pada
penjahit yang mengukur ukuran kain.
b. Pengukuran yang dilakukan untuk menguji sesuatu. Contohnya pada pabrik yang
mengukur ketahanan suatu produk.
c. Pengukuran untuk menilai, yang dilakukan dengan jalan menguji sesuatu.
Pengukuran jenis ketiga inilah yang biasa dikenal dalam dunia pendidikan. Karena
pengukuran ini digunakan untuk menilai sejauh mana hasil yang diterima siswa dalam
kegiatan belajar.
2. Penilaian
Penilaian atau assessment berarti menilai sesuatu. Sedangkan menilai itu
mengandung arti: mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau
berpegang pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh dan
sebagainya. Jadi penilaian itu sifatnya kualitatif. Seperti contoh diatas : dari 100 butir
soal, 80 butir dijawab dengan betul oleh Ahmad; dengan demikian dapat ditentukan
bahwa Ahmad termasuk anak yang pandai.
Penilaian tidak selalu menggunakan tes saja, tetapi juga dikumpulkan melalui
pengamatan atau laporan diri (self report). Definisi penilaian berkaitan dengan semua
proses pendidikan, seperti karakteristik peserta didik, karakteristik metode mengajar,
kurikulum, fasilitas, dan administrasi.
Disamping karakteristik, evaluasi juga mempunyai fungsi yang bervariasi didalam proses
belajar mengajar, yaitu sebagai berikut:
a. Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan,nilai-
nilai,keterampilan yang telah diberikan oleh seorang guru.
b. Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan
belajar.
c. Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar.
d. Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru,yang bersumber dari siswa.
e. Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa.
f. Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada orang tua siswa.
Demikian bervariasinya fungsi evaluasi,maka sangat penting bagi para guru agar ketika
merencanakan kegiatan evaluasi, sebaiknya perlu mempertimbangkan lebih dahulu fungsi
dan karakteristik evaluasi yang manakah, yang hendak dibuat untuk para siswa.
Evaluasi tidak hanya dilakukan sekali atau dua kali saja, tetapi harus diakukan
secara terus menerus, seperti halnya dalam dunia pendidikan misalnya mulai dari proses
belajar mengajar sambil memperhatikan keadaan peserta didiknya hingga tamat sekolah.
Dalam islam sangat dianjurkan prinsip ini, klarena dengan berpegang pada prinsip ini
keputusan yang diambil oleh seseorang menjadi jelas dan stabil (QS. Fusshilat : 30), serta
dapat menghasilkan suatu tindakan yang menguntungkan (QS. Al-Ahqaf: 13-14).
3. Prinsip Objektivitas
Nabi SAW juga bersabda “Andaikan Fathimah binti Muhammad itu mencuri, pasti aku
tidak segan-segan memotong kedua tangannya”. Begitupun dengan Umar bin Khatab
yang mencambuk anaknya karena berbuat zina. Prinsip ini dapat diterapkan dalam
pelaksanaan pendidikan sifat-sifat utama contohnya sifaf siddiq (benar atau jujur), ikhlas,
amanah, ta’awun, dan ramah (Abdul Mujid,2006).
Selain itu, evaluasi juga dilaksanakan dengan dengan prinsip bahwa apa yang
dievaluasikan merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar, bersifat komparabel,
yakni dapat dibandingkan antara satu tahap penilaian dengan tahap penilaian lainnya, serta
memiliki kejelasan bagi para siswa, dan bagi pengajar itu sendiri. Prinsip-prinsip itu sejalan
dengan aturan islam sebagaimana dalam ayat al-Qur’an dan hadis sebagai berikut:
“Hai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama-sama
dengan orang yang jujur.” (Q.S At-Taubah: 119)
“Sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan itu membawa kepada
surga.” (HR. Buhari-Muslim) (Abuddin Nata,2010)
Berikut jenis-jenisnya :
1.) Evaluasi formative
Evaluasi yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai peserta
didik setelah ia menyelesaikan program dalam salah satu bahan pelajaran pada suatu
bidang studi tertentu. Yang diterapkan berdasr pada suatu bahwa manusia memiliki
banyak kelemahan, seperti dijelaskan dalam(QS. An-Nisa:28), dan pada awalnya tidak
mengetahui apa-apa (QS. An-Nahl:78). Dengan begitu pengetahuan, keterampilan, dan
sikap tidak dibiasakan. Allah menganjurkan untuk berfokus pada suatu informasi yang
didalami sampai tuntas, mulai proses belajar mengajar sampai penngevaluasian,
kemudian setelah informasi telah dikuasai, maka dapat pada informasi yang lain.
2.) Evaluasi sumatif
Evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik setelah mengikuti
pelajaran dalam 1 semester, atau akhir tahun untuk menentukan jenjang berikutnya
(dalam surat Al-Insyiqaq :19 dan Al-Qamar: 49).
3.) Evaluasi penempatan
4.) Evaluasi diagnosis
Berikut syarat-syaratnya :
a. Validity / Kesahihan
Tes harus dilakukan berdasarkan hal-hal yang harus dievaluasi, meliputi seluruh bidang
tertentu yang ingin diselidiki, sehingga tidak hanya mencakup satu bidang saja, melainkan
harus memberikan gambaran keseluruhan dari kesanggupan anak dalam bidang itu.
b. Reliable / Konsistensi
Tes yang dapat dipercaya yang memberikan keteranagn tentang kesanggupan peserta didik
yang sesungguhnya dan soal yang diberikan tidak memberikan tafsiran yang bermacam-
macam.
c. Efisiensi / Ketepatan
Tes yang mudah dalam penilaian dan pengamalannya serta pengadministrasian, penilaian,
dan interpretasinya
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan
atau proses penentuan nilai pendidikann sehingga dapat diketahui mutu atau hasil belajar yang
dapat dijadikan sebagai peningkatan kualitas penbelajaran. Evaluasi bukan hanya suatu proses
untuk mengklasifikasikan keberhasilan atau kegagalan dalam belajar, tetapi juga sangat penting
untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengajaran.
Jadi, rangkaian akhir dari suatu proses kependidikan islam adalah evaluasi atau penilaian.
Berhasil atau tidaknya pendidikan islam dalam mencapai tujuannya dapat dilihat setelah
dilakukan evaluasi terhadap output yang dihasilakan. Jika hasilnya sesuai dengan apa yang telah
diharapkan dalam tujuan pendidikan islam maka usaha pendidikan itu dapat dinilai berhasil,
tetapi jika sebaliknya, maka dinilai gagal. Dari sisi ini dapat dipahami bahwa evaluasi itu penting
dalam proses kependidikan islam.
B. Saran
. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan,oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin, Nata.2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir.2006. Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta : Kencana Prenada
Media Group.