Putri Wulandari-041038253-T3-Eksi4202-19
Putri Wulandari-041038253-T3-Eksi4202-19
Putri Wulandari-041038253-T3-Eksi4202-19
1. Jelaskan Undang-Undang Pasal 96-pasal 99 tentang tata cara pemungutan pajak dan
pasal 100 Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang surat tagihan pajak !
3. Wajib Pajak menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebesar Rp 1.240.000,00
yang diterbitkan pada tanggal 2 Januari 2009 dengan batas akhir pelunasan tanggal 1
Februari 2009. Wajib Pajak tersebut diperbolehkan untuk mengangsur pembayaran pajak
dalam jangka waktu 5 (lima) bulan dengan jumlah yang tetap sebesar Rp.224.000,00.
Pertanyaan: Hitung Berapa angsuran ke-1 hingga ke-5 yang diterima oleh wajib pajak?
Jawab
1. Tata cara Pemungutan Pajak Pasal 96 – Pasal 99
Pemungutan pajak dilarang diborongkan, dan ada dua cara dalam pelaksanaan kewajiban
pajak, pertama dapat berupa official assesment berarti pihak pajak mengeluarkan Surat
Ketetapan Pajak/daerah (SKPD) atau dokumen lain seperti tiket atau nota perhitungan.
Sementara itu, kemungkinan kedua pihak wajib pajak membayar sendiri kewajiban
pajaknya berdasarkan perundang-undangan perpajakan, dengan menggunakan SPT
Daerah (SPTD), atau adanya tagihan karena hasil temuan pemeriksa pajak ada kesalahan
dan sebagainya dan pihak wajib pajak menerima SKPDKB, yaitu Surat Ketetapan Pajak
Daerah Kurang Bayar atau SKPDKBT, yaitu Surat Ketatpan Pajak Daerah Kurang Bayar
Tambahan, bila setelah dilakukan pemeriksaan, dan telah dikeluarkan Surat Ketetapan
Pajak Daerah kemudian ditemukan lagi data yang menunjukan masih ada kekurangan
pajak yang harus ditagihkan.
Surat Tagihan Pajak
Pengaturan dalam pasal 100 Undang-undang no 28 Tahun 2009 diatur sebagai berikut:
1. Kepala Daerah menerbitkan STPD jika:
a. Pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar
b. Dari hasil penelitian SPTPD terdapat kekurangan pembayaran sebagai akibat
salah tulis dan/atau slaah hitung
c. Wajib pajak dikenakan sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda
d. Jumlah kekurangan pajak yang teruang dalam STPD sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a dan b ditambah dengan sanksi administratif berupa
bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan untuk paling lama 15 (lima belas)
bulan sejak saat terutangnya pajak
e. SKPD yang tidak atau kurang dibayar setelah jatuh tempo pembayaran
dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan
dan ditagih melalui STPD
3. Penundaan atau angsuran dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua
persen) per bulan dari jumlah pajak yang masih harus dibayar dan bagian dari bulan
dihitung 1 (satu) bulan.
Pajak yang masih harus dibayar Rp 1.240.000,-
Diperbolehkan mengangsur pembayaran pajak dalam jangka waktu 5 (lima) bulan
Angsuran tetap = Rp 1.240.000,- : 5
= Rp 248.000,-
Sanksi Angsuran ke-1 2% x Rp 1.240.000,- = Rp 24.800,-
Angsuran Tetap = Rp 248.000,-
Jumlah Angsuran ke-1 Rp 272.800,-