12494-Article Text-5716-1-10-20180925
12494-Article Text-5716-1-10-20180925
12494-Article Text-5716-1-10-20180925
2442-9163
Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa SD Melalui Model Realistic
Mathematic Education (RME) Pada Siswa Kelas IV Semester I Di SD Negeri 4 Kradenan
Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018
Endang Susilowati
SD Negeri 4 Kradenan
UPTD Pendidikan Kecamatan Kradenan
Kabupaten Grobogan
[email protected]
Abstrak
Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan aktivitas siswa dan hasil
belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran Realistic
Mathematic Education (RME). Jenis metode penelitian adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus dengan tahapan setiap
siklus yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek
penelitian tindakan kelas ini adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri 4
Kradenan dengan jumlah siswa 27 orang yang terdiri dari 11 orang siswa laki-
laki dan 16 orang siswa perempuan.. Teknik pengumpulan data berupa teknik
non tes dan teknik tes. Alat pengumpul data menggunakan lembar observasi
dan tes formatif. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis kualitatif
dan analisis kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran Realistic Mathematic Education (RME) dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar matematika siswa. Hal ini dapat di lihat dari aktivitas
siswa pada siklus I memperoleh nilai rata-rata sebesar 59,84 dengan kategori
cukup aktif meningkat pada siklus II sebesar 7,78 menjadi 67,62 dengan
kategori aktif. Persentase aktivitas siswa secara klasikal pada siklus I sebesar
57,14% dengan kategori cukup aktif meningkat 19,05% pada siklus II menjadi
76,19% dengan kategori aktif. Hasil belajar siswa pada siklus I memperoleh
nilai rata-rata 63,81 dengan kategori belum tuntas, meningkat sebesar 10,24
pada siklus II menjadi 74,05 dengan kategori tuntas. Persentase ketuntasan
hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 61,90% dengan kategori cukup tinggi,
meningkat 14,29% pada siklus II menjadi 76,19% dengan kategori tinggi.
44 http://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/pinus
Jurnal PINUS Vol. 4 No. 1 Tahun 2018 ISSN. 2442-9163
http://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/pinus 45
Jurnal PINUS Vol. 4 No. 1 Tahun 2018 ISSN. 2442-9163
sajian pembelajaran sebagai berikut: (1) pembelajaran dengan situasi yang realistis
diajarkan teori/ teorema/ definisi (2) dan relevan serta melibatkan siswa baik
diberikan contoh-contoh dan (3) diberikan secara emosional maupun sosial agar
latihan soal-soal. Kebiasaan pembelajaran pembelajaran matematika menjadi menarik
semacam ini menyebabkan guru dan menyenangkan (Permana, 2016).
mendominasi kegiatan belajar mengajar, Selanjutnya (Burril, 1997) mengemukakan
sementara siswa hanya menjadi pendengar bahwa Good teaching is not making
dan pencatat yang baik. Hasilnya adalah learning easy!, is not making hard either.
siswa yang kurang mandiri, tidak berani Students, teachers, parents, and
mengemukakan pendapat sendiri, selalu administrators should understand that good
meminta bimbingan guru, dan kurang gigih teaching means that students are actively
melakukan ujicoba dalam menyelesaikan engaged in the learning process. Students
masalah matematika, sehingga pengetahuan are involved with problems, they struggle
yang dipahami siswa hanya sebatas apa yang with ideas, and they take part in the
diberikan guru. Dalam proses pembelajaran dialogue.
guru hendaknya memberikan arahan kepada Model pembelajaran Realistic
siswa tentang bagaimana siswa harus Mathematics Education (RME) merupakan
belajar. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu alternatif pembelajaran yang
(Arends, 2014) bahwa good teaching menuntut siswa untuk mengkonstruksi
includes teaching students how to learn, pengetahuan dengan kemampuannya sendiri
how to remember, how to think, and how to melalui aktivitas yang dilakukannya dalam
motivate themselves. kegiatan pembelajaran. Ide utama
Peran guru dalam kegiatan belajar pembelajaran dengan menggunakan model
mengajar adalah sebagai fasilitator dan pembelajaran RME adalah siswa harus
motivator untuk mengoptimalkan belajar diberi kesempatan untuk menemukan
siswa. (Ratumanan, 2003) menyarankan kembali (reinventing) konsep matematika
agar guru berpandangan bahwa matematika dengan bimbingan orang dewasa
merupakan proses, sehingga pengajaran (Gravemeijer, 1994). Prinsip menemukan
matematika merupakan suatu usaha kembali berarti siswa diberi kesempatan
membantu siswa untuk mengkonstruksi menemukan sendiri konsep matematika
pengetahuan dengan kemampuannya sendiri dengan menyelesaikan berbagai soal
melalui proses internalisasi sehingga kontekstual yang diberikan pada awal
pengetahuan tersebut terkonstruksi kembali. pembelajaran.
Pada pandangan konstruktivis, Berdasarkan pada soal, siswa
mengajar bukanlah meneruskan membangun model berdasarkan situasi
pengetahuan dari kepala guru ke kepada kemudian menyelesaikan hingga
siswa, tetapi mengajar adalah proses mendapatkan pengetahuan formal
negosiasi makna. (Permana, 2015) Guru matematika (Gravemeijer, 1994). Selain itu
lebih banyak berperan sebagai fasilitator dan dalam pandangan ini, matematika dipandang
mediator yang kreatif, sedangkan siswa sebagai suatu kegiatan manusia sehari-hari.
dipandang sebagai bagian yang aktif dan Oleh karena itu pembelajaran matematika
bertanggung jawab atas pembelajarannya harus dikaitkan dan menjadi bagian dari
sendiri. Salah satu ciri lingkungan belajar kegiatan manusia sehari-hari (Gravemeijer,
yang beraliran konstruktivis adalah jika 1994).
dalam mengajar guru mengintegrasikan
46 http://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/pinus
Jurnal PINUS Vol. 4 No. 1 Tahun 2018 ISSN. 2442-9163
Upaya untuk menemukan kembali titik awal dalam belajar matematika. Dalam
ide dan konsep matematika ini dilakukan hal ini siswa melakukan aktivitas
dengan memanfaatkan realita dan matematisasi horisontal, yaitu siswa
lingkungan yang dekat dengan anak. mengorganisasikan masalah dan mencoba
Pembelajaran matematika realistik pada mengidentifikasi aspek matematika yang ada
dasarnya adalah pemanfaatan realita dan pada masalah tersebut. Siswa bebas
lingkungan yang dipahami peserta didik mendeskripsikan, menginterpretasikan dan
untuk memperlancar proses pembelajaran menyelesaikan masalah kontekstual dengan
matematika sehingga mencapai tujuan caranya sendiri berdasarkan pengetahuan
pendidikan matematika secara lebih baik awal yang dimiliki. Kemudian siswa dengan
daripada masa yang lalu. Lebih lanjut yang bantuan atau tanpa bantuan guru,
dimaksud dengan realita yaitu hal-hal yang menggunakan matematisasi vertikal (melalui
nyata atau konkrit yang dapat diamati atau abstraksi maupun formalisasi) tiba pada
dipahami peserta didik lewat tahap pembentukan konsep. Setelah dicapai
membayangkan, sedangkan yang dimaksud pembentukan konsep, siswa dapat
dengan lingkungan adalah lingkungan mengaplikasikan konsep-konsep matematika
tempat peserta didik berada baik lingkungan tersebut kembali pada masalah kontekstual,
sekolah, keluarga maupun masyarakat yang sehingga memperkuat pemahaman konsep.
dapat dipahami peserta didik (Putri, 2013). (Gravemeijer, 1994) mengemukakan
Model Pembelajaran RME telah bahwa terdapat tiga prinsip kunci dalam
dikembangkan di Belanda selama kurang model pembelajaran RME yaitu (a) Petunjuk
lebih 30 tahun, dan menunjukkan hasil yang menemukan kembali/ matematisasi progresif
baik. RME juga dikembangkan di beberapa (guided reinvention / progessive
negara lain seperti USA (yang dikenal mathematizing), (b) Fenomena yang bersifat
dengan Mathematics in Context), Afrika mendidik (didactical phenomenology), (c)
Selatan, Malaysia, Inggris, Brazil, dan lain- Mengembangkan model sendiri (Self
lain. Laporan dari TIMMS (Third developed models). Dalam menyelesaikan
International Mathematics and Science masalah kontekstual, siswa diberi
Study) menyebutkan bahwa berdasarkan kesempatan untuk mengembangkan model
penilaian TIMSS, siswa di Belanda mereka sendiri, sehingga dimungkinkan
memperoleh hasil yang memuaskan baik muncul berbagai model buatan siswa.
dalam ketrampilan komputasi maupun Model-model tersebut diharapkan akan
kemampuan pemecahan masalah. berubah dan mengarah kepada bentuk yang
Belajar matematika merupakan lebih baik menuju ke arah pengetahuan
kegiatan mental yang tinggi karena matematika formal, sehingga diharapkan
matematika berkenaan dengan ide-ide terjadi urutan pembelajaran seperti berikut
abstrak yang diberi simbol-simbol yang “masalah kontekstual” -“model dari masalah
tersusun secara hirarkis dan penalarannya kontekstual tersebut” - “model ke arah
deduktif. Belajar matematika pada formal” - “pengetahuan formal” (Soedjadi,
hakikatnya adalah belajar berkenaan dengan 2007).
ide-ide, struktur-struktur yang diatur Berdasarkan prinsip dan karakteristik
menurut urutan yang logis. model pembelajaran RME maka yang
Proses pembelajaran matematika menjadi ciri-ciri dari model pembelajaran ini
dengan RME menggunakan masalah adalah sebagai berikut. 1) Pembelajaran
kontekstual (contextual problems) sebagai dirancang berawal dari pemecahan masalah
http://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/pinus 47
Jurnal PINUS Vol. 4 No. 1 Tahun 2018 ISSN. 2442-9163
yang ada di sekitar siswa dan berbasis pada menunjukkan bahwa dalam proses
pengalaman yang telah dimiliki siswa. 2) pembelajaran matematika di kelas IV siswa
Urutan pembelajaran haruslah cenderung pasif karena kurang dilibatkan
menghadirkan suatu aktivitas atau dalam mencari penyelesaian masalah
eksplorasi. 3) Pembelajaran matematika matematika. Pembelajaran menjadi kurang
tidak semata-mata memberi penekanan pada bermakna karena pengetahuan yang
komputasi dan hanya mementingkan diperoleh siswa hanya sebatas pada materi
langkah-langkah prosedural serta yang disampaikan oleh guru. Kegiatan
keterampilan, melainkan penekanan pada pembelajaran memfokuskan siswa untuk
pemahaman konsep dan pemecahan menghafal rumus daripada menanamkan
masalah. 4) Siswa mengalami proses konsep. Kurangnya penggunaan media atau
pembelajaran secara bermakna dan alat peraga dalam pembelajaran matematika.
memahami matematika dengan penalaran. 5) Selain itu, belum diterapkannya
Siswa belajar matematika dengan model pembelajaran Realistic Mathematic
pemahaman secara aktif membangun Education (RME) pada pembelajaran
pengetahuan baru dari pengalaman dan matematika secara optimal. Akibatnya, hasil
pengetahuan awal. 6) Dalam pembelajaran belajar siswa menjadi rendah. Dari jumlah
siswa dilatih untuk megikuti pola kerja, 27 orang siswa, terdapat 10 orang siswa
intuisi – coba – salah – dugaan/ spekulasi – yang tuntas (37,03%) dan terdapat 17 orang
hasil. 7) Terdapat interaksi yang kuat antara siswa belum tuntas (62,97%) dengan KKM
siswa yang satu dengan siswa lainnya. 8) 66. Proses pembelajaran yang diharapkan
Memberikan perhatian yang seimbang adalah memberikan kesempatan kepada
antara matematisasi horizontal dan siswa untuk berpartisipasi secara aktif dan
matematisasi vertikal. mampu meningkatkan pemahaman siswa
Secara umum tujuan penelitian sehingga pembelajaran menjadi lebih
adalah untuk mengetahui efektifitas bermakna.
penerapan model pembelajaran RME dalam Berkaitan dengan uraian di atas,
pembelajaran matematika. Secara khusus peneliti menerapkan model pembelajaran
tujuan penelitian ini adalah untuk Realistic Mathematic Education (RME).
mendeskripsikan: (a) Kemampuan guru Menurut (Muhsetyo, 2008). Freudenthal dan
dalam mengelola pembelajaran RME, (b) Treffers adalah tokoh-tokoh yang
Respon siswa terhadap model pembelajaran mengembangkan RME, pada awalnya
RME, (c) pencapaian ketuntasan belajar diterapkan di Belanda dan digunakan
siswa yang belajar dengan RME. sebagai model untuk meningkatkan mutu
Melalui penelitian ini, diharapkan pembelajaran matematika. (Aisyah, 2007)
bahwa informasi efektivitas pembelajaran menyatakan bahwa Realistic Mathematic
matematika dengan menggunakan model Education (RME) adalah salah satu model
pembelajaran RME dapat dijadikan sebagai pembelajaran matematika yang
suatu alternatif pembelajaran matematika, dikembangkan untuk mendekatkan
dalam rangka meningkatkan mutu matematika kepada siswa.
pendidikan matematika melalui peningkatan Langkah-langkah penerapan model
aktivitas siswa dan minat siswa dalam pembelajaran Realistic Mathematic
belajar. Education (RME) yang dikemukakan oleh
Hasil dari wawancara, observasi, dan (Wijaya, 2017) yaitu: (1) diawali dengan
dokumentasi di SD Negeri 4 Kradenan masalah dunia nyata, (2) mengidentifikasi
48 http://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/pinus
Jurnal PINUS Vol. 4 No. 1 Tahun 2018 ISSN. 2442-9163
konsep matematika yang relevan dengan belajar. Proses aktivitas pembelajaran harus
masalah, lalu mengorganisir masalah sesuai melibatkan seluruh aspek psikofisis siswa,
dengan konsep matematika, (3) secara baik jasmani maupun rohani sehingga
bertahap meninggalkan situasi dunia nyata akselerasi perubahan perilakunya dapat
melalui proses perumusan asumsi, terjadi secara cepat, tepat, mudah, dan benar,
generalisasi, dan formalisasi, (4) baik berkaitan dengan aspek kognitif,
menyelesaikan masalah matematika (terjadi afektif, maupun psikomotor (Hanafiah &
dalam dunia matematika), dan (5) Suhana, 2012) Hasil belajar adalah
menerjemahkan kembali solusi matematis ke kompetensi atau kemampuan tertentu baik
dalam solusi nyata, termasuk kognitif, afektif maupun psikomotorik yang
mengidentifikasi keterbatasan dari solusi. dicapai atau dikuasai siswa setelah
Menurut (Wijaya, 2017: 20-21) model mengikuti proses belajar mengajar
pembelajaran Realistic Mathematic (Kunandar, 2011). Berdasarkan uraian di
Education (RME) memiliki kelebihan dan atas, peneliti melakukan penelitian tindakan
kelemahan, kelebihan model pembelajaran kelas dengan judul “Penerapan Model
Realistic Mathematic Education (RME) Pembelajaran Realistic Mathematic
yaitu: (1) memberikan pengertian kepada Education (RME) untuk Meningkatkan
siswa tentang keterkaitan matematika Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika
dengan kehidupan sehari-hari, dan (2) Siswa Kelas IV SD Negeri 4 Kradenan”.
memberikan pengertian kepada siswa bahwa Tujuan penelitian ini adalah untuk
matematika adalah suatu bidang kajian yang meningkatkan aktivitas siswa dan hasil
dikonstruksi dan dikembangkan sendiri oleh belajar siswa pada mata pelajaran
siswa tidak hanya oleh mereka yang disebut matematika kelas IV SD Negeri 4 Kradenan
pakar dalam bidang tersebut, sedangkan melalui penerapan model pembelajaran
kelemahan model pembelajaran Realistic Realistic Mathematic Education (RME).
Mathematic Education (RME) yaitu: (1)
tidak mudah bagi guru untuk mendorong METODE PENELITIAN
siswa agar bisa menemukan berbagai cara Penelitian ini menggunakan jenis
dalam menyelesaikan soal atau memecahkan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
masalah, dan (2) tidak mudah bagi guru atau dikenal dengan Classroom Action
untuk memberi bantuan kepada siswa agar Research, dan dilaksanakan dalam 2 siklus.
dapat melakukan penemuan kembali Tahapan setiap siklus yaitu: (1)
konsep-konsep matematika yang dipelajari. perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
Proses pembelajaran melalui pengamatan, dan (4) refleksi (Arikunto,
penerapan model pembelajaran Realistic 2013). Penelitian tindakan kelas ini
Mathematic Education (RME) diharapkan dilaksanakan secara kolaboratif partisipatif
mampu meningkatkan kualitas belajar yang antara peneliti dengan guru wali kelas IV
juga dipengaruhi oleh kinerja guru. Menurut dan dilaksanakan pada semester genap tahun
(Susanto, 2013) kinerja guru dapat diartikan pelajaran 2017/2018. Subjek penelitian
sebagai prestasi, hasil, atau kemampuan tindakan kelas ini adalah guru dan siswa
yang dicapai atau diperlihatkan oleh guru kelas IV SD Negeri 4 Kradenan dengan
dalam melaksanakan tugas pendidikan dan jumlah siswa 27 orang yang terdiri dari 11
pengajaran. Pembelajaran akan berhasil dan orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa
dikatakan efektif apabila siswa ikut terlibat perempuan. Teknik pengumpulan data
dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan menggunakan teknik non tes dan teknik tes.
http://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/pinus 49
Jurnal PINUS Vol. 4 No. 1 Tahun 2018 ISSN. 2442-9163
http://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/pinus 51
Jurnal PINUS Vol. 4 No. 1 Tahun 2018 ISSN. 2442-9163
52 http://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/pinus
Jurnal PINUS Vol. 4 No. 1 Tahun 2018 ISSN. 2442-9163
http://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/pinus 53