Lapsem Bab 8
Lapsem Bab 8
Lapsem Bab 8
I. TUJUAN
1. Mahasiswa mengetahui cara pembuatan sediaan injeksi furosemide 1% .
2. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi sediaan injeksi furosemide 1%
untuk melihat kualitas dari sediaan injeksi yang dibuat.
II. DASAR TEORI
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspense atau serbuk
yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan,
yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan kedalam kuliat atau melalui kuliat
atau selaput lender. Injeksi dilakukan dengan melarutkan, mengemulsikan atau
mensuspensikan sejumlah obat kedalam sejumlah pelarut atau dengan mengisikan
obat kedalam wadah dosis tunggal atau dosis ganda. (Anief Moh.,1993)
Furosemide adalah obat untuk mengurangi cairan berlebih dalam tubuh
(edema) yang disebabkan oleh kondisi seperti gagal jantung, penyakit hati, dan
ginjal. Obat ini juga digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi.
Larutan injeksi dan infuse umumnya mengalami sterilisasi akhir. Hal itu
dilakukan dalam autaoclave pada suhu 121 – 1240C, untuk larutan dan suspense
dalam air, pada larutan dan suspensi dalam minyak dilakukan dengan uap kering
atau udara panas dengan suhu 180 – 2000C. pada bahan yang termolabil hanya
mungkin dilakukan penyaringan bebas kuman, dimana pembuatan preparat
injeksi berlangsung pada kondisi aseptic. (Voigt, 1971).
Beberapa uji terhadap wadah sediaan injeksi antara lain adalah kekedapan,
pengotoran tidak terlarut, bahan melayang dan pengujian lainnya. Kekedapan,
celah dan retakan halus yang sering kali tidak dapat dilihat secara makroskopik,
khususnya pada penutup ampul, merupakan sumber bahaya kontaminasi pada
sediaan larutan injeksi. Karena itu setelah di sterilisasi, ampul harus diuji
kekedapannya dengan dimasukkan kedalam larutan metilen blue (0,5 – 1%),
kemudian diamati apakah larutan dalam ampul mengalami perubahan. Uji
pengotoran tidak terlarut, bahan melayang dilakukan dengan cara, ampul atau
botol infuse diputar vertical 1800 berulang – ulang dengan atar belakang gelap
dan sisi lainnya dicahayai, sehingga akan terlihat jika ada pengotor yang
tertinggal dalam ampul atau botol infuse. Pengujian lainnya adalah jumlah
kandungan ampul, pengujian konsistensi, homogenitas, dan sterilitas.
(Voigt,1971)
PEMERIAN BAHAN
Pemerian NaOH yaitu putih atau praktis putih, massa melebur, berbentuk
pellet, serpihan, batang, atau bentuk lain; keras, rapuh, dan menunjukkan pecahan
hablur, bila dibiarkan di udara akan cepat menyerap CO2 dan lembab, larut dalam
air dan etanol. (Anonim, 1995). NaOH melebur pada suhu 318°C, stabil terhadap
cahaya dan memiliki pH 12-14. (Rowe, 2009). Pemerian NaCl meliputi hablur
bentuk kubus, tidak berwarna atau serbuk hablur putih, rasa asin, mudah larut
dalam air, sedikit mudah larut dalam air mendidih, larut dalam gliserin, sukar larut
dalam etanol. (Anonim,1995). NaCl melebur pada suhu 804°C dan stabil terhadap
cahaya. (Rowe, 2009)
Aqua pro injeksi adalah air untuk injeksi yang disterilisasi dan dikemas
dengan cara yang sesuai, tidak mengandung bahan antimikroba atau bahan
tambahan lainnya dan harus terlindung dari cahaya. Aqua pro injeksi merupakan
cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, bercampur dengan banyak pelarut
polar, tahan panas hingga suhu 804°C dengan pH 6,7 – 7,3 pada larutan jenuh.
(Anonim, 1995)
III. FORMULASI
2. Wadah
V. PROSEDUR KERJA
1. Prosedur pembuatan injeksi furosemide 1%
Dimasukkan setetes demi setetes larutan NaCl dari gelas kimia C ke dalam
gelas kimia A
Aqua Pro injeksi ditambahkan hingga volume larutan dalam gelas kimia a
mencapai kurang lebih 20 mili
Ampul yang telah ditutup dimasukkan ke dalam beker gelas yang dilapisi
kertas saring kemudian dibawa ke Grey area melalui transfer box
sterilisasi kan akhir dilakukan dengan autoklaf pada suhu 121 selama 20
menit kemudian dilakukan pemeriksaan kebocoran dengan membalik posisi
sediaan
sediaan diberi etiket dan kemasan perlu dilakukan evaluasi pada sediaan
2. Uji Kebocoran
Diletakkan ampul dalam posisi terbalik, diamati ada tidaknya bercak air yang
keluar dari ampul pada kertas/tissue
3. Uji Volume Terpindahkan
Diambil dan diukur larutan dalam sampel ampul menggunakan spuit 1 ml,
ditambahkan dengan sampel ampul lain dan dicatat volume terpindahkan dari
larutan
4. Uji Partikulat
Diteteskan sampel larutan pada kertas putih, diamati ada tidaknya partikel
yang tertinggal
Disiapkan sampel dalam ampul, latar belakang hitam dan putih, serta senter
Diletakkan larutan yang akan diuji di bawah cahaya lampu, digunakan kertas
putih sebagai latar belakang, diamati ada tidaknya partikel berwarna gelap
Digunakan kertas hitam sebagai latar belakang, diamati ada tidaknya partikel
berwarna putih
6. Uji pH
Diamati warna pada kertas pH, ditambahkan HCl jika terlalu basa dan
ditambahkan NaOH jika terlalu asam hingga diperoleh pH 9
7. Uji Sterilitas