Moidul 10 SD Modul 16
Moidul 10 SD Modul 16
Moidul 10 SD Modul 16
PRAKTIKUM 10
TRASNSFORMASI Z
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi dalam bab ini mahasiswa diharapkan mampu:
Memahami sebab mengapa z transform penting dipelajari
Mampu melakukan tranformasi z dari sinyal diskrit dan melakukan inverse
transformasi z secara matematis dan menggunakan matlab
Memahami sifat-sifat transformasi z
Memahami konsep z-plane, pole dan zero
B. DASAR TEORI
Transformasi z banyak digunakan pada DSP karena kegunannya untuk menjelaskan
karakteristik sinyal dan sistem berbasis waktu diskrit. Selain itu transformasi z sering
digunakan untuk mendesain filter digital dan melakukan analisa frekuensi responnya.
Transformasi z dapat dirumuskan sebagai berikut :
Untuk sistem dan sinyal kausal dimana x[n] = 0, n < 0, maka didapat
X[z] = x[0] + x[1]z-1 + x[2]z-2 + x[3]z-3+ x[4]z-4+ ....
Di matlab hal ini dapat dilakukan dengan perintah :
syms(), ztrans(), simplify() dan pretty()
Bila hasil |X[z]|< ∞, maka dikatakan X[z] konvergen.
∞
𝑋𝑧 = 𝑥 𝑛 𝑧 −𝑛 < ∞
𝑛 =−∞
92
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
Jawab :
∞ ∞ ∞ ∞
−𝑛 𝑛 −𝑛 𝑛 −𝑛
𝑧
𝑌 𝑧 = 𝑦𝑛𝑧 = 𝑎 𝑢𝑛𝑧 = 𝑎 𝑧 = (𝑎𝑧 −1 )𝑛 =
𝑧−𝑎
𝑛=−∞ 𝑛=−∞ 𝑛 =0 𝑛=0
93
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
94
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
Inverse z transform
Inverse z transform digunakan untuk melakukan transformasi dari bentuk X[z] kembali
menjadi x[n].Inversitransformasi z dapatdilakukan dg 3 cara :
1. Integraldenganmenggunakanrumus
2. Pemecahanparsialdilakukanjikapangkatpembagi>pengali
3. Pembagiandilakukanjikapangkatpembagi<= pengali
Di matlab, hal ini dapat dilakukan dengan mudah dengan perintah iztrans(), residuez()
95
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
C. TUGAS PENDAHULUAN
Selesaikan persamaan z berikut secara manual untuk mendapatkan bentuky[n] nya
a.
1
𝐹 𝑧 =
(1 − 0.3𝑧 −1 )(1 − 0.3𝑧 −1 )2
b.
(𝑧 2 − 1)
𝐻 𝑧 =
(𝑧 − 3)2
c. Untuk |z| > 2
𝑧
𝐺 𝑧 =
𝑧(𝑧 − 1)(𝑧 − 2)2
z 2 (z +1)
e X[z] =
(z -1)(z 2 - z + 0.5)
z 2 (z +1)
f. X[z] =
(z -1)(z 2 - z + 0.5)
D. PERCOBAAN
Percobaan 1. Mengubahx[n] menjadi X[z]
1
Carilah z transform dari : x[n] = u[n]
4n
Denganmatlab, dapatdituliskan :
syms z n
ztrans(1/4^n)
96
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
syms z n
iztrans(2*z/(2*z-1))
[r,p,k]=residuez([1,2,1],[1,-2,4])
Atau :
A=[1,2,1]
B=[1,-2,4]
[r,p,k]=residuez(A,B)
Percobaan 4. MenggunakanperintahConvdanDconv
Contoh:
-1
1. Bila kita mempunyai persamaa berikut X [ z ]=(1- z )(1-0.5z -1)
Carilah :X[z]
Di matlab ,kita dapat menulis :
A=[1,-1]
B=[1,-0.5]
C= conv(A,B)
97
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
( )
-1 2
B = 2 * (1- z-1 )
3
2. Bilakita mempunyai persamaa berikut A = 1- z
dan
Di matlab ,kitadapatmenulis :
A = [ 1 -2 1];
B = [ 2-6 6 2];
[x,r] = deconv(B,A)
Percobaan5. PersamaanDiferensialdengan Z
Jikadiketahui : y[n]-0.5y[n-1]=5(0.2)nu[n], y(-1)=1
Cari :y[n]
Jawab :
1 .Dapatkanpersamaan Z denganmenyelesaikansecara manual:
Y[z]-0.5(y[-1]+z-1Y[z])=5z/(z-0.2)
Y[z](1-z-1)=5z/(z-0.2)+0.5
5z
Y[z](1- 0.5z -1 ) = + 0.5
z - 0.2
5.5z + 0.1
Y[z](1- 0.5z -1 ) =
z - 0.2
5.5z + 0.1
Y[z] =
(z - 0.2)(1- 0.5z -1 )
5.5z 2 + 0.1z
Y[z] =
(z - 0.2)(z - 0.5)
98
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
r=[8.8333 -3.3333]
p=[0.5 0.2]
k=[]
-3.3333 8.8333
Y[z] = +
(z - 0.2) (z - 0.5)
3. Gunakan matlab dengan fungsi iztrans didapat :
Y[n]=-3.3333(0.2)nu[n]+8.8333(0.5)nu[n]
n2=[1 -1.618 1]
d2=[1 -1.5161 0.878]
roots(n2)
roots(d2)
zplane(n2,d2)
Diagram :
TUGAS :
1. Selesaikanpersamaan z berikutuntukmendapatkanbentuky[n] nya
a.
99
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
1
𝐹 𝑧 =
(1 − 0.3𝑧 −1 )(1 − 0.3𝑧 −1 )2
b.
(𝑧 2 − 1)
𝐻 𝑧 =
(𝑧 − 3)2
c. Untuk |z| > 2
𝑧
𝐺 𝑧 =
𝑧(𝑧 − 1)(𝑧 − 2)2
z 2 (z +1)
e X[z] =
(z -1)(z 2 - z + 0.5)
z 2 (z +1)
f. X[z] =
(z -1)(z 2 - z + 0.5)
Bandingkan dengan hasilsecara manual (dari tugas pendahuluan ) !
2𝑧( 𝑧 − 5 12 )
𝑋 𝑧 = , 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 0.3 < 𝑧 < 0.5
(𝑧 − 0.5)(𝑧 − 1 3)
𝑧
𝑋 𝑧 = , 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑧 > 1
2𝑧 2 − 3𝑧 + 1
E. LAPORAN RESMI
Percobaan 1 Linear image filtering
1. Load gambar koin yang ada di matlab dengan perintah :imread(`coins.png`);
2. Buat filter rectangular h=ones(m,m)/(m*m). Cobalahuntuk m=3.
Andadapatmenulis h=ones(3,3)/9. Tulisisimatriks h.
3. Lakukan filtering dengan perinta him filter(I,h), dimana I adalah image asal dan
h adalah filter rectangular yang kita buat. Matriks II adalah matriks hasil filter
4. Plot hasilnyadenganperintah :
101
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
PRAKTIKUM 11
TRANFORMASI LAPLACE
PERSAMAAN BEDA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mengetahui kegunaan transformasi Laplace
Mahasiswa mampu melakukan transformasi laplacedan melakukan inverse
transformasi Laplace
Mahasiswa mengetahui sifatdan karakteristik transformasiLaplace
Mahasiswa mampu menyelesaikan persamaan beda dengan menggunakan
transformasi Laplace
B. DASAR TEORI
𝐿𝑓 𝑡 =𝐹 𝑠 = 𝑓(𝑡)𝑒 −𝑠𝑡 𝑑𝑡
0
102
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
dimana σ={Re(s)}. Atau dengan kata lain, selama X(s) terbatas(finit), maka ROC valid.
ROC biasa digambarkan sebagaiberikut :
1
e-at u(t) Û
s+a
1
-e-at u(-t) Û
s+a
103
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
C. TUGAS PENDAHULUAN
Kerjakan soal berikut secara manual dengan menggunakan tabel laplace
a. g(t)=7e-4tu(t)+12e-tu(t)+tsin4t
b. g(t)=2t2e3t – 4e2t+3cos4t
c f(t)=2sin2t+3cos2t
D. PERCOBAAN
Percobaan 1. Transformasi Laplace
Jawab :
Matlab melakukan transformasi laplace secara simbolik. Karena itu, anda perlu
mendefinisikan t sebagai symbol.
syms f t
f=5*exp(-2*t);
laplace(f)
104
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
b)
syms t s
f=-1.25+3.5*t*exp(-2*t)+1.25*exp(-2*t);
F=laplace(f,t,s)
simplify(F)
pretty(ans)
Perintah kedua yang akan digunakan adalah ilaplace. Seperti juga pada laplace, anda
perlu mendefinisikan symbol t dan s
symsF s
F=(s-5)/(s*(s+2)^2);
ilaplace(F)
Syms F s
F=10*(s+2)/(s*(s^2+4*s+5));
ilaplace(F)
Perintahr esidue dapat digunakan untuk mencari hasil pembagian dua polynomial.
Perhatikan persamaan dibawah :
105
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
Contoh :
180𝑠+5400
1. Carir,pdan k daripersamaan𝐻 𝑠 =
𝑠 3 +6𝑠 2 +5𝑠
Didapathasil H(s)
106
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
y=[1 4 3]
yroots = roots(y)
syms x;
y=sin(5*x);
diff(y)
syms x;
y=sin(5*x);
diff(y,2)
1. Cariintegral dari x2
syms x;
y=x*x
int(y)
Jika kita ingin mengetahu inilai integral y terhada p nilai tertentu, misal 0 sampai 10.
syms x; 107
y=x*x
int(y,0,10)
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
d2y dy
2
2 5 y 20
Selesaikanpersamaanberikutdan plot y(t) untukt=0..6 : dt dt
E. LAPORAN RESMI
Kumpulkan hasil percobaan di atas , tambahkan dalam laporan resmi hasil analisa
108
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
PRAKTIKUM 12
FREKUENSI RESPON
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi dalam bab ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Memahami perbedaan fase dan magnitudo pada frekuensi respon
2. Memahami aplikasi dari frekeunsi respon
3. Mengetahui konsep diafram bode
B. DASAR TEORI
Frekuensi respon sistem atau biasa ditulis dalam bentuk adalah metodeyang
dipakai untuk melihat sifat sistem di domain frekuensi. Jika diketahui x(t) adalah sinyal
input, berupa sinusoid, h(t) adalah sistem dan y(t) adalah output.Frekuensi respon
seringkali ditulis sebagai bekerja dalam dua domain, yaitu analog/kontinu dan
digital/diskrit
Pada domain analog atau kontinu, jika x(t) adalah sinusoidal, yang ditulis menjadi
bilangan kompleks, 𝑥 𝑡 = 𝐴𝑒 𝑗∅𝑗𝜔𝑡
y(t) = h(t)* x(t)
∞
= ℎ 𝜏 𝐴𝑒 𝑗𝜙 𝑒 𝑗𝜔 𝑡−𝜏
𝑑𝜏
−∞
∞
= ℎ 𝜏 𝐴𝑒 𝑗𝜙 𝑒 𝑗𝜔𝑡 𝑒 −𝑗𝜔𝜏 𝑑𝜏
−∞
109
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
= ℎ 𝜏 𝑒 −𝑗𝜔𝜏 𝑑𝜏 𝐴𝑒 𝑗𝜙 𝑒 𝑗𝜔𝑡
−∞
= 𝐻(𝑗𝜔)𝐴𝑒 𝑗𝜙 𝑒 𝑗𝜔𝑡
Jika ℎ 𝑡 = 2𝑒 −2𝑡 𝑢 𝑡 , maka sistem h(t) yang LTI dapat dicari frekuensi responnya
sebagai berikut :
∞
𝐻 𝑗𝜔 = 2𝑒 −2𝑡 𝑢 𝑡 𝑒 −𝑗𝜔𝑡 𝑑𝑡
𝑡=−∞
∞
𝐻 𝑗𝜔 = 2𝑒 −2𝑡−𝑗𝜔 𝑡 𝑑𝑡
𝑡=0
∞
2𝑒 −2𝑡−𝑗𝜔𝑡 2 2
= =0− =
−2 − 𝑗𝜔 0
−2 − 𝑗𝜔 2 + 𝑗𝜔
Frekuensi respon dinyatakan dalam bentuk fungsi magnitudo (dalam dB) atau
fungsi fase (dalam derajat atau radian) terhadap fungsi frekuensi. Biasanya frekuensi
respon memiliki nilai kompleks, yaitu terdiri atas nilai real dan imaginer.
Pada contoh diatas, jika didapat H(jw) seperti diatas, maka jika kita melakukan
pengeplotan terhadap frekuensi, maka didapat gambar berikut
2
𝐻 𝑗𝜔 =
2 + 𝑗𝜔
2 2
𝐻 𝑗𝜔 = =
2 + 𝑗𝜔 4 + 𝜔2
𝜔
∠𝐻 𝑗𝜔 = 0 − ∠ 2 + 𝑗𝜔 = −𝑡𝑎𝑛−1 ( )
2
110
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
Pada range frekuensi dari -∞<ω<∞ , magnitudo respon frekuensi dapat ditabelkan
sebagai berikut :
ω |H(jω)| < H(jω)
0 1 0
2 2/√8=0.707 -pi/4
20 2/√404=0.0995 -0.47*pi
∞ 0 -pi/2
Frekuensi respon atau H(jω)biasa digunakan analisa domain frekuensi pada filter
baik digital maupun analog. Pada matlab, pada domain digital dapat digunakan perintah
freqz() seperti dibawah :
[h,w] = freqz(b,a,N)
dinama a dan b adalah koefisien filter pada numerator dan denumerator, sementara n
adalah jumlah titik pada transformasi fft. N ini seharusnya adalah pangkat 2n
𝐵(𝑧) 𝑏 1 + 𝑏 2 𝑧 −1 + 𝑏 3 𝑧 −2 + ⋯ + 𝑏 𝑛𝑏 + 1 𝑧 −𝑛𝑏
𝐻 𝑧 = =
𝐴(𝑧) 𝑎 1 + 𝑎 2 𝑧 −1 + 𝑎 3 𝑧 −2 + ⋯ + 𝑎 𝑛𝑎 + 1 𝑧 −𝑛𝑎
Jika hanya disebut [h,w] = freqz(b,a), maka digunakan 512 titik FFT.
111
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
Nila a, bsama seperti pada filter digital dengan freqz(). Untuk n, jika dihilangkan maka
akan dipakai jumlah titik FFT 200 frekuensi point. Sementara persamaan filternya:
𝐵(𝑠) 𝑏 1 𝑠 𝑛 + 𝑏 2 𝑠 𝑛−1 + 𝑏 3 𝑠 𝑛 −2 + ⋯ + 𝑏 𝑛 + 1
𝐻 𝑠 = =
𝐴(𝑠) 𝑎 1 𝑠 𝑚 + 𝑎 2 𝑠 𝑚 −1 + 𝑎 3 𝑠 ,𝑚 −2 + ⋯ + 𝑎(𝑚 + 1)
Setelah mendapatkan nilai [h,w] atau h, maka kita dapat mengeplot magnitudo dengan
perintah abs(h) dan fase degan perintah angle(h).
Diagram Bode
Sering kali sumbu frekuensi ternyata terlalu panjang, untuk memudahkan, maka sering
kali sumbu x dibuat berskala logaritmik atau dalam skala faktor 10 kali. Gambar
2
dibawah menunjukkan hal tersebut dari persamaan 𝐻 𝑗𝜔 =
2+𝑗𝜔
Perhatikan bahwa gambar tampak berbeda daripada gambar 12.1. dan 12.2 karena pada
dua gambar dibawah ini kita hanya mengeplot terhadal sumbu x >= 0. Perhatikan bahwa
untuk fase karena dalam bentuk derajat, maka :
< fase H (jω) = arc tan H (jω) * 180/pi
Gambar 12.3 Plot digram bode magnitudo dan fase untuk H (jω)
112
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
Desibel biasa digunakan untuk membandingkan dua titik. Rumus yang dipakai
untuk desibel ada dua, yaitu : 10 log (A/B) atau 20 log (A/B). Untuk yang pertama 10
log (A/B) biasa digunakan untuk daya, sementara untuk arus dan tegangan digunakan 10
log (A/B).
Pada diagram logaritmik seperti Bode, biasanya yang dijadikan acuan adalah
titik ketika sumbu y bernilai 0dB. Ketika sumbu y turun sebesar 20dB, maka sebenarnya
output mengecil sebesar 10x lipat untuk rumus 20log(A/B ) dan mengecil sebesar 100x
lipat untuk rumus 10log(A/B ). Jika positif, maka terjadi perbesaran dari nilai semula.
Jadi nila +20dB merupakan perbesar 10 kali atau 100 kali, tergantung rumus desibel
mana yang dugunakan. Perhatikan tabel dibawah untuk 20 log |H(jw)|
Pada program dibawah ini, akan diperoleh output seperti gambar 12.3. Perhatikan
pemakaian semilog untuk melakuakn plotting grafis.
113
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
clear all;
clc;
close all;
%untuk H(jw)=2/(s+2)
numTF=[0 2];
denomTF=[1 2];
w=0:0.01:10e2;
Y=freqs(numTF,denomTF,w);
y1=abs(Y);
y2=angle(Y);
subplot(2,1,1)
semilogx(w,20*log10(y1))
grid on
ylabel('Magnitudo (dB)')
title('Diagram Bode ')
subplot(2,1,2)
semilogx(w,y2*(180/pi))
grid on
ylabel('Fase (derajat))')
xlabel('Frekuensi (Rad/s)')
C. TUGAS PENDAHULUAN
2+𝑗𝜔
Jika𝐻 𝑗𝜔 =
1+𝑗𝜔
Percobaan1 PlottingFrekuensiRespon
Padatugaspendahuluan, andadimintamelakukan plotting diagramresponfrekuensiuntuk
magnitude danfase. CobagambarH(jw) di matlabdengan diagram plot biasadenganplot(),
dandengan diagram Bodedengan semilogx
114
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
y=filter(b, a, x);
time=(1:length(x))/fs;
subplot(2,1,1);
plot(time, x);
subplot(2,1,2);
plot(time, y);
115
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
Tugas :
1. Buatlah HPF denganfrekuensi cutoff 2000 Hz. Aplikasikan pada file wav
danamati perbedaannyad engan headphone anda. Apakah anda berhasil
menyaring frekuen sitinggi.
2. Buatlah BPF denganfrekuensianatara 1000 Hz dan 2000Hz. Aplikasikan pada
file wav dan amati perbedaannya
3. Buatlah BSF dengan frekuensiantara 1000 Hz dan 2000Hz. Aplikasikan pada
file wav danamatiperbedaannya
4. Capture gambar filter (1 sampai 3) danhasil output sinyal wav
E. LAPORAN RESMI
1. Buatlah laporan resmi untuk percobaan di atas. Lengkapi dengan capture tiap
proses. Berikan analisa darip ercobaan yang telahdilakukan.
116
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
PRAKTIKUM 13
FILTER ANALOG
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi dalam bab ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Memahami konsep filter
2. Memahami perbedaan filter digital dan analog
3. Memahami desain sederhana filter digital
4. Mampu membedakan beberapa jenis filter analog (Butterworth,Chebyshev, Bessel
dan Ellips ), aplikasinya, beserta kelemahan dan kelebihannya
B. DASAR TEORI
1. Definisi Filter
Filter bertugas menyaring frekuensi untuk mendapatkan frekuensi yang diinginkan.
Filter dapat dibedakan menjadi dua, filter analog dan filter digital. Filter analog adalah
filter yang digunakan oleh sinyal analog pada rangkaian elektronika.
2. Klasifikasi Filter
Filter analog dapat diklasifikasikan menjadi :
A. Berdasarkan komponen elektronik penyusun, analog filter dapat dibagi menjadi :
1. Filter aktif : Komponen elektronika yang digunakan adalah komponen aktif
seperti amplifier dan transistor, dan komponen pasif seperti R,L,C. Disebut aktif
karena membutuhkan sumber daya tambahan. Dengan amplifier (op-amp)
performansi filter dapat ditingkatkan, sayangnya band frekuensinya sempit,
sehingga tidak cocok untuk frekuensi tinggi.
117
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
Pada gambar dibawah ditunjukkan filter pasif RC sederhana. Filter ini mampu
melewatkan frekuensi rendah dan memblok frekuensi tinggi.
Semakin besar f, maka semakin kecil Vo. Akibatnya f tinggi akan disaring.
118
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
Gambar diatas adalah gambar respon frekuensi suatu filter ideal untul lowpass (LPF),
bandpass (BPF), highpass (HPF) dan bandstop filter (BSF). Pada kenyataannya, filter
tidak dapat tegak lurus seperti gambar diatas.
119
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
120
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
1. Filter Butterworth
Perintah matlab yang biasa digunakan adalah :
[b,a]=butter(n,Wn,’s’);
[b,a]=butter(n,Wn,’ftype’,’s’);
[z,p,k]= butter(n,Wn,’s’);
[z,p,k]= butter(n,Wn,’ftype’,’s’);
Parameternya dapat dijelaskan sebagai berikut :
n menunjukkan orde filter
121
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
Hasil perintah matlab diatas sebenarnya dapat ditulus dalam persamaan Laplace
dibawah : H(s) adalah transfer function filter dalam domain Laplace. Perhatikan
persamaan ini :
H(s) = B(s)/A(s)
Dimana :
B(s) = b(1)sn + b(2)sn-1+b(3)sn-2+...+b(n+1)
A(s) = a(1)sn + a(2)sn-1+a(3)sn-2+...+a(n+1)
[n,Wn]=buttord(Wp,Ws,Rp,Rs,’s’)
Dimana :
Wp adalah rasio antara frekuensi passband / 0.5fs
Ws adalah rasio antara frekuensi stopband / 0.5fs
Rp adalah ripple atau attenuasi pada passband (dB)
Rs adalah attenuasi pada stopband (dB)
122
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
[z,p,k]=buttap(n)
Ini berlaku untuk persamaan :
𝑧(𝑠) 𝑘
𝐻 𝑠 = =
𝑝(𝑠) 𝑠−𝑝 1 𝑠−𝑝 2 … 𝑠−𝑝 𝑛
Filter Chebyshev 1
Perintah matlab yang biasa digunakan adalah :
[z,p,k]=cheby1(n,R,Wp,’s’);
[z,p,k]=cheby1(n,R,Wp,’ftype’,’s’);
[b,a]=cheby1(n,R,Wp,’s’);
[b,a]=cheby1(n,R,Wp,’ftype’,’s’);
[z,p,k]=cheb1ap(n,Rp);
Filter Chebyshev 2
Perintah matlab yang biasa digunakan adalah :
[z,p,k]=cheby2(n,R,Wst,’s’);
[z,p,k]=cheby2(n,R,Wst,’ftype’,’s’);
[b,a]=cheby2(n,R,Wst,’s’);
[b,a]=cheby2(n,R,Wst,’ftype’,’s’);
123
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
4. Filter Bessel
Untuk membuat LPF bessel, dapat digunakan perintah :
[z,p,k]=besselap(n)
Persamaan filter ditunjukkan oleh
𝑘
H(s) =
𝑠−𝑝 1 ∗ 𝑠−𝑝 2 ∗…(𝑠−𝑝(𝑛))
Dimana :
n adalah orde filter, besarnya lebih kecil dari 25
Selain itu dapat juga menggunakan perintah :
[z,p,k]=besself(n,Wn);
[z,p,k]=besself(n,Wn,’ftype’)
[b,a]=besself(n,Wn);
[b,a]= besself(n,Wn,’ftype’);
Persamaan filter sama dengan chebyshev 1
5. Filter Ellips
Untuk membuat filter ellips di matlab, anda dapat menggunakan
124
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
[b,a]=ellip (n,Rp,Rs,Wn,’s’);
[b,a]=ellip(n,Rp,Rs,Wn,’ftype’,’s’);
Dimana :
n adalah orde filter. Orde menjadi 2*n saat filter adalah BSF
Rp adalah ripple amplitudo pada passband (dB)
Rs adalah ripple amplitudo pada stop band atau attenuasi pada stopband
(dB)
Wn adalah hasil pembagian antara frekuensi cutoff dan 0.5fs yang
besarnya antara 0 dan 1
Ftype yang bisa dipakai adalah ‘high’ dan ‘stop’. Jika tidak
dideklarasikan, berati LPF
C. TUGAS PENDAHULUAN
Buatlah plot frekuensi respon chebishev 1 untuk filter dengan fs 3000 Hz, orde : 9,
ripplepassband 0.5dB dan cutofffrekuensi 300 Hz
D. PERCOBAAN
125
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
Jawabpertanyaandibawah :
a. Cobatarik garisdari 0.707 darisumbu y dengantitik 1. Frekuensisaat magnitude
melemahsebesar 0.707 disebutfrekuensi cutoff. Berapafrekuensi cutoff?
b. Jelaskan perintahfreqz di matlab. Apa input parameter dan outputnya!
allH=[];
forfilterOrder=1:8;
[b, a]=butter(filterOrder, fc/(fs/2), 'low');
[h, w]=freqz(b, a);
allH=[allH, h];
end
TUGAS
1. Lakukanhal yang samauntukchebyshev 1 dan 2, Bessel danEllips LPF. Plot
responfrekuensinya |H(jw)|
2. Buatuntukorde1 sampai 8 untuktiap filter yaitu chebyshev1,2, Bessel danElip
126
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
E. LAPORAN RESMI
E. LAPORAN RESMI
Buatlah laporan resmi untuk percobaan di atas.Lengkapi dengan capture tiap proses.
Berikan analisa dari percobaan yang telahdilakukan.
127
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
PRAKTIKUM 14
FILTER FIR
( FINITE IMPULSE RESPONSE)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi dalam bab ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Memahami perbedaan filter digital dan analog
2. Memahami perbedaan filter FIR dan IIR
3. Mengetahui konsep pole dan zero pada persamaan beda
B. DASAR TEORI
Filter dapat dibedakan menjadi dua. Filter yang digunakan untuk system kontinu disebut
sebagai filter analog, sementara filter yang digunakan oleh system diskrit disebut
sebagai filter digital. Biasanya filter digital ini deletakkan sebelum dan sesudah ADC
dan DAC
Sampling
frequency
fS
Analog xn yn
x(t) anti- A D Analog y(t)
aliasing D Digital Filter A smoothing
C C filter
filter
128
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
Salah satu keuntungan filter digital adalah keakuratan sistem. Coba simak gambar
berikut. Tampak bahwa transition band filter digital lebih sempit dibanding analog, dan
ripple pada passband jauh lebih kecil. Selain itu, stop bandnya juga lebih pendek dan
fasenya linear. Dari sini nampak sekali keunggula dari digital filter dibanding analog
filter.
129
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
Sesuai dengan namanya, digital filter terdiri atas kumpulan impulse respon.Dengan
mengubah amplitudo dari koefisien dan jumlah tap/order fiter, kita dapat mengubah
karakteristik dari digital filter, baik FIR maupun IIR. Bedanya adalah pada pole dan
zero transfer fungsinya atau H(jw). FIR hanya terdiri atas zeros, sementara IIR terdiri
atas pole dan zeros. Perbedaan ini nanti mempengaruhi karakteristik respon frekuensi
kedua jenis filter. Pada bab ini hanya akan dibahas mengenai FIR filter dan ciri-cirinya,
sementara untuk IIR filter akan dibahas pada bab selanjutnya.
130
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
FIR Filter
Jika diketahui suatu sistem dengan input x[n] dan output y[n], sedang filter ditulis
sebagai h[n] sebagai berikut :
Jika dituliskan
y[n] = x[n] * h[n]
𝑀
𝑦[𝑛] = 𝑏𝑘 𝑥[𝑛 − 𝑘]
𝑘=0
𝑦[𝑛] = 𝑏𝑘 𝛿[𝑛 − 𝑘]
𝑘 =0
131
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
𝑦= 𝑏𝑘 𝛿[𝑛 − 𝑘]
𝑘=0
𝐻[𝑧] = ℎ 𝑛 𝑧 −𝑛
𝑛 =0
𝑀
𝐻[𝑧] = 𝑏𝑘 𝑧 −𝑘
𝑘=0
Frekuensirespon :
𝑀
𝑗𝜔
𝐻[𝑒 ] = 𝑏𝑘 𝑒 −𝑗𝜔𝑘
𝑘=0
Proses Filtering
Ketika suatu input x[n] dilewatkan sistem h[n] akan terjadi proses konvolusi di time
domain, dan proses perkalian di frekuensi domain. Sinyal input berupa sinyal sinusoidal
dengan noise Noise ini ditunjukkan oleh bentuk sinyal sinusoidal yang tidak mulus.
Sementara di domain frekusensi tampak ada 4 buah spektrum frekuensi yang berbeda.
Jelas bahwa hanya satu spektrum yang berisi informasi, sementara tiga spektrum
lainnya adalah noise. Filter sederhana dapat digambarkan berupa sinyal sinc di domain
waktu, dan sinyal kotak di domain waktu, seperti pada gambar (b). Filter ini diharapkan
mampu menyaring frekuensi tinggi dan hanya elewatkan frekuensi rendah. Pada gambar
(c) tampak gambar output filtering, yaitu gambar sinusoid yang sempurna karena noise
yang tersaring oleh filter. Pada frekuensi domain, hanya ada satu spektrum frekuensi,
yaitu frekuensi dari sinyal sinus saja.
132
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
(a)
(b)
(c)
Gambar 14.3 (a) Sinyal input dengan noise di time domain dan frekuensi domain. (b) Filter respon pada
time domain berupa gelombang sinc dan respon frekuensi LPF (c) Sinyal output pada time domain.
Desain filter
Pada dasarnya tahap-tahap desain filter analog dan digital hampir mirip, yaitu :
1. Menetukan bagaimana respon frekuensi yang diinginkan, apakah LPF, HPF,
BPF,BSF?
2. Menentukan order dari filter. Semakin besar orde filter => semakin banyak
tap filter yang dibutuhkan => semakin kompleks komputasinya => semakin
curam transition bandwith => semakin akurat filter. Untuk FIR
memnutuhkan sedikitnya 20 tap filter
3. Menentukan frekuensi sampling (fs) frekuensi passband (wp), frekuensi
stopband (ws), attenuasi pada passband(Amax), attenuasi pada stopband (Amin)
4. Menentukan metode yang akan dipakai untuk mendesain filter apakah
windowing, frekuensi sampling atau Parks Mc Cleland
5. Menghitung koefisien filter yang dibutuhkan
133
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
Langkah pertama yang harus dibutuhkan adalah memotong jumlah tap sebesar N seperti
pada gambar C. Gambar impulse respon yang terpotong ini mengakibatkan karakteristik
ripple pada stop band. Ini jelas buruk karena filter yang bagus tidak boleh memiliki
ripple pada stop bandnya. Metode windowing atau windowed sinc dapat digunakan
untuk membatasi jumlah tap, dengan cara memotong fungsi sinc,. Window dapat
digunakan untuk memotong sinyal sinc seperti gambar D. Output hasil pemotongan
window dapat dilihat pada gambar E.
134
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
Ada beberapa jenis window yang dapapt dgunakan. Window yang banyak dipakai
adalah Rectangular, Hanning, Hann, Hamming, Blackman, dan Bartlet. Bentuk tiap-tiap
window ini dapat dilihat pada Gambar 14.5. Window yang paling lebar adalah
135
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
Suatu window yang baik adalah yang mainlobe widthnya kecil karena ini berarti
transition width juga akan mengecil. Peak side lobe level yang kecil juga mempengaruhi
kinerja window. Untuk mendapatkan main lobe width yang kecil, kita dapat menaikkan
jumlah orde filter, namun sayangnya kenaikan jumlah filter diikuti pula dengan
kenaikan jumlah ripple dengan lebar ripple semakin mengecil. Fenomena ini disebut
sebagai Gibbs Effect. Pertanyaan utama dari metode windowing adalah bagaimana kita
dapat mengontrol Gibbs Effect, dengan mendesain window yang paling sesuai.
136
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
Pada tabel dibawah kita dapat melihat bahwa main lobe terbaik dimiliki oleh
rectangular, namun peak sidelobenya paling besar. Sementara jika kita menginginkan
peak side lobe yang terendah, kita dapat menggunakan Blackman, namun mainlobenya
paling lebar.
Tabel 14.2 Karakteristik Window
137
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
138
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
C. TUGAS PENDAHULUAN
1. Apaguna windowing ?Sebutkan jenis window yang dapatdigunakan di
matlab!Bagaimanakitamemilihjenis window yang akandigunakan ?
2. Jelaskan beberapa perintah matlab berikut. Apa fungsinya, apa input
parameternya dan outputnya. Berikan jug acontoh pemakaiannya di matlab
fir1()
fir2()
filter()
sigwin.blackman()
wvtool()
window()
freqz()
remez()
D. PERCOBAAN
139
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
L=64;
wvtool(hamming(L),hanning(L),bartlett(L),blackman(L), rectwin(L))
140
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
[H,w]=freqz(b,1,512];
[H,w]=freqz(h,1,256);
plot(f*Fn, m, ‘o’,Fn*w/pi, abs(H), ‘Line Width’,3); grid
legend(‘ideal’,’desain’)
xlabel(‘Frekuensi(Hz)’)
ylabel(‘MAgnitudo’)
title(‘FIR filter’)
:
141
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
N=40;
for n=0:N
ham(n+1)=0.54-0.46*cos((2*pi*n)/N);
index(n+1)=n;
end
subplot(2,1,1); stem(index,ham,’filled’)
subplot(2,1,2);stem(index,hamming(41),’filled’)
TUGAS
1. Buatlahbandstop FIR filter dengankriteriaberikut :orde 20, frekuensi sampling
16kHz, frekuensicutoffnyaadalah 1.2 KHz dan 2.1 KHz. Gunakan window
Hann.
2. Gambarfrekuensirespon filter
3. Buatlah sinyal simus dengan frekuensiberbeda, yaituf1=1.8kHz, f2=600Hz
danf3=2.4kHz. Tambahkan sinyal sinus tersebutmenjadisatu x=x1+x2+x3. Plot
sinyal sinus dalam time domain danfrekuensi domain
4. Lakukan filtering terhadap sinyal sinus dengan filter yang kitabuat.
Gunakanperintahfilter()
5. Plot hasil output dalam time domain danfrekuensi domain.
E. LAPORAN RESMI
Kerjakan setiap percobaan dan tugas diatas dan pahami setiap perintahmatlab yang anda
gunakan.Berikan analisa yang dapa tanda berikan di laporan
142
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
PRAKTIKUM 15
FILTER INFINITE IMPULSE
RESPON ( IIR)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi dalam bab ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Memahami perbedaan filter digital dan analog
2. Memahami perbedaan filter FIR dan IIR
3. Mengetahui konsep pole dan zero pada persamaan beda
B. DASAR TEORI
IIR atau infinite impulse response filter banyak diaplikasikan pada kebanyakan filter
digital. Seperti pada FIR, IIR diaplikasikan pada sistem diskrit. Biasanya filter IIR ini
diletakkan antara blok ADC dan DAC.
Filter IIR banyak digunakan ketika user menginginkan filter yang memiliki
kecepatan tinggi dan respon fase yang tidak linear. Keuntungan IIR dibanding dengan
FIR adalah lebh rendahnya komputasi dan koefisien yang dibutuhkan karena
penggunaan feedback. Namun kelemahan dari IIR adalah ketidak stabilan jika
koefisien-koefisiennya berubah.
Persamaan IIR
𝑁−1 𝑀
𝑦 𝑛 =− 𝑎𝑓 𝑦 𝑛 − 𝑓 + 𝑏𝑘 𝑥[𝑛 − 𝑘]
𝑓=1 𝑘 =0
143
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
dimana x[n] adalah input filter, bkdanafadalahkoefisien filter, sedang y[n] adalah output
filter. DimanaMadalahordedarikoefisieninput feed forward x[n] danN
adalahordedarikoefisien output feedback y[n]
TransformasiZ :
𝑏0 + 𝑏1 𝑧 −1 + 𝑏2 𝑧 −2 + ⋯ + 𝑏𝑀 𝑧 −𝑀
𝐻 𝑧 =
𝑎0 + 𝑎1 𝑧 −1 + 𝑎2 𝑧 −2 + ⋯ + 𝑎𝑁 𝑧 −𝑁
𝑀 −𝑘
𝑘 =0 𝑏𝑘 𝑧
𝐻 𝑧 = 𝑁 −𝑓
𝑘 =0 𝑎𝑓 𝑧
UntukmenunjukkansifatdariimpulsrespondarisistemIIR ,ditunjukkanpersamaandibawah
:
y[n]=a1 y[n-1]+b0 x[n]
144
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
Perintah matlab
Tahap Filter Analog buttap,cheb1ap,besselap,ellipap,cheb2ap
butter, cheby1, ellip dan besself.
buttord, cheb1ord, cheb2ord, ellipord.
Tahap Transformasi lp2lp, lp2hp, lp2bp, lp2bs
Frekuensi
Tahap Diskretisasi bilinear, impinvar
145
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
Gunakan fungsi lp2bp untuk mentransformasi LPF ke filter analog BPF. Sebelumnya
konversi dulu ke bentuk state-space sehingga kita dapat menggunakanfungsi lp2bp.
[A B C D] = zp2ss(z,p,k)
[AtBt CtDt] = lp2bp(A,B,C,D,W0,BW)
Terakhir, hitungfrekuensiresponfilter dan plot magnitudonya
[b,a]=ss2tf(At,Bt,Ct,Dt);
w=linspace(0.01,1,500)*2*pi
h=freqs(b,a,w]
3. Diskritisasi
Tahap ini pada dasarnya adalah cara untuk mengubah dari respon frekuensi filter
analog menjad irespon frekuensi digital. Ada dua metod eseperti dibawah :
a. Impulse Invarian
Fungsi impvar digunakan untuk mengubah impulse respon filter analog menjadi
impulse responfilter digital analog dengan melakukan penyamplingansebesarfs.
Dengan impulse invariant sejumlahfrekuensi yang lebihtinggidarifs/2 akan
dialiaskanke frekuensi yang lebihrendah. Karena alasan ini, impulse invariance
hanya cocokuntuk LPF dan BPF, namun tidakcocok untuk HPF dan BSF
[bz1 az1]= impinvar(b,a,fs);
b. Transformasi bilinear
Metodeini adalah mapping non lineardari domain s kontinu, ke domain z diskrit,
denganrumus z=(k+s)/(k-s). Fungsi transfer H(s) dari analog filter yang ideal
dimappingke filter diskritH(z). Secara default, konstanta k
disetsebandingdengandua kali frekuensi sampling. Daerah ujungdari filter
akanberubahkarenasifattransformasi yang tidak linear
[bz2 az2] = bilinear(b,a,fs)
146
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
147
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
C. TUGAS PENDAHULUAN
D. PERCOBAAN
148
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
KlikFile, New, Model. Sekarang, mari kita isi window simulink dengan tool-tool
yang sudah dimilikimatlab.Padawindowsebelah kanan, liha tpada kolom
Simulink, klikSources. PilihSineWave, kemudian drag and
droppadawindowsimulink:
149
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
1
Digital
Filter
Sine Wave1 Gain2
Filter1
B-FFT
0.1 Spectrum
Scope
Random Gain3
Source
B-FFT
Spectrum
Scope1
150
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
151
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
152
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
N=pow2(nextpow2(length(y)));
y2=abs(fft(y,N));
yy2=fftshift(y2);
//sumbu x
f2=[-N/2:N/2-1]/N
//plotsumbu x dan y
plot (f2,yy2)
153
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
E. LAPORAN RESMI
1. Buatlahlaporanresmiuntukpercobaan di atas. Lengkapidengan capture tiap
proses. Berikananalisadaripercobaan yang telahdilakukan.
154
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
PRAKTIKUM 16
PEMROSESAN CITRA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi dalam bab ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Memahami konsep filter
2. Mengetahu efek filter pada domain spasial dan frekuensi respon
3. Memahami penerapan FFT pada image processing
B. DASAR TEORI
155
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
Gambar 16.1 (a) Gambar berwarna (b) Gambar grayscale (c) Gambar BW
𝒎=𝟎 𝒏=𝟎
𝑴−𝟏 𝑵−𝟏
𝟏 𝒙∗𝒎 𝒚∗𝒏
𝒇 𝒎, 𝒏 = 𝑭(𝒙, 𝒚)𝒆−𝒋𝟐𝝅( 𝑴
+
𝑵
)
𝑴𝑵
𝒎=𝟎 𝒏=𝟎
Selanjutnya,
F(x,y)=R(x,y)+jIm(x,y)
Amplitudo : 𝐹 𝑥, 𝑦 = 𝑅(𝑥, 𝑦)2 + 𝐼𝑚(𝑥, 𝑦)2
𝐼𝑚 (𝑥,𝑦)
Phase :< 𝐹 = 𝑡𝑎𝑛−1
𝑅(𝑥,𝑦)
Ide awal dari transformasi fourier adalah bagaimana mengubah sinyal yang kompleks
menjadi kumpulan sinya sinusoidal. Bila konsep ini diterapkan pada image,
pertanyaannya adalaha bagaimana mentranslasi image sebagai kumpulan data frekuensi.
156
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
(a) (b)
Gambar 16.3. (a) Gambarasal (b) HasilTransformasi Fourier
Image dapatdirepresentasikanmenjadiduabagian,
frekuensitinggidanfrekuensirendah.Sebagianbesar image
terdiriatasfrekuensirendah.Frekuensirendahmeliputi area yang
memilikiperubahanintensitas yang rendah.Sisanya, yaitusebagiankecildari image
terdiriatasfrekuensitinggi. Frekuensitinggiterdiriatas area pinggir yang menjadibatas
(edge) dan area yang memiliki detail tinggiatau yang
memilikiperubahanintensitastinggi.
Gambar 16.3 (a) Image dg f tinggi (b) Image dg f tinggi (c) Image Asal
Filtering
Tujuan dari filtering adalah memodifikasi image untuk menghilangkan noise,
mengurangi dan menambahkan komponen tertentu. Filtering dapat dilakukan pada
space domain atau domain frekuensi dengan Fourier. Untuk filtering pada space
domain, digunakan konvolusi; sementara untuk domain frekuensi digunakan perkalian.
Image filtering adalah bagaimana memodifikasi image dengan menggeser
piksel-piksel yang menyusun image tersebut. Image filter yang paling sederha adalah
linear filter. Linear filtering diaplikasikan untuk menebalkan (sharpening) pinggiran
obyek, mengurangi random noise, mengkoreksi pencahayaan yang tidak seimbang.
157
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
berjalan lambat. Linear filtering dapat diterapkan untuk menggeser, melakukan blurring,
menebalkan/menjelaskan gambar(sharpening), dan lain-lain. Perhatikan contoh dibawah
:
Gambar 16.1 (a) Gambaraslix[n] (b) Filter h[n] (c) Matrix filter h[n]
(d) Output filter tidakberubahketikadilewatkan filter h[n]
Gambar 16.2 (a) Gambaraslix[n] (b) Filter h[n] (c) Matrix filter h[n]
(d) Output filter bergeserketikadilewatkan filter h[n]
Gambar 16.3 (a) Gambaraslix[n] (b) Filter h[n] (c) Matrix filter h[n]
(d) Output filter menjadi blur ketikadilewatkan filter h[n]
158
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
transformasi FFT akan mengalami zero padding agar panjang transform adalah
kelipatan 2n.
Dalam melakukan filtering, langkah-langkah ayng harus dilakukan adalah :
a. Lakukan zero padding denganfungsiPQ=paddedsize(size(f));
b. Melakukantransformasi DFTdenganperintahfft2()
F=fft2(f, PQ(1), PQ(2));
c. Buat filter H senganukuranPQ(1) dan PQ(2)
d. Kalikanhasiltransformadenganfilter :
G=H.*F;
e. Ubahkembalikebentuk space domain, kemudiancaribagian real dari G
g=real(ifft2(G));
f. Kropbagianatas, dankiriuntukkembalikeukuransemula
g=g(1:size(f, 1), 1:size(f, 2));
Gambar 16.5 (a) Image asal(b) Hasil LPF Gaussian (c) Hasil HPF Gaussian
159
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
Gambar 16.6 (a) HasilFFT Gaussian LPF (b)Hasil FFT Gaussian HPF
C. TUGAS PENDAHULUAN
D. PERCOBAAN
160
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
?
7. Lakukanhal yang samauntuk filter denganukuran 3*3, 10*10 dan 20*20.
Perhatikan, kalikanmatriks ones dengan 1/9, 1/100 atau 1/400 untuktiap filter.
8. Bandingkanhasil filter untuk 4 ukurang yang berbeda. Apa yang
dapatandasimpulkan?
f=zeros(30,30); f(5:24,13:17)=1;
imshow(f,'InitialMagnification','fit')
F=fft2(f, 256,256);
F2=abs(F); figure,
imshow(F2, [])
F2=fftshift(F);
F2=abs(F2);
figure,imshow(F2,[])
F2=log(1+F2);
figure,imshow(F2,[])
161
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
Tugas :
1. Buat GUIDE untukpercobaan 1
2. BuatlahGUIDEuntukpercobaan2.
Ubahinputnyamenjadigambarbiasadalamgrayscale
E. LAPORAN RESMI
162
Modul Pratikum Pengolahan Sinyal Digital
DAFTAR PUSTAKA
1. Agfianto Eko Putra, ‘Nyquist –Efek Alliasing’, Catatn Kuliah
2. Proakis, John G. dan Manolakis, Dimitris G., 1992, Digital Signal Processing:
Principles, Algorithms, and Applications,, Macmillan Publishing
3. Ingle, Vinay K. dan Proakis, John G., 1997, Digital Signal Processing Using
MATLAB v.4, PWS Publishing Company, Boston, Massachusset, USA.
4. Diktat Matlab & Simulink With Application,Jurusan Teknik Elektro Universitas
Komputer Indonesia.
5. Wahjoe Tjatur, Miftahul Huda, Achmad Basuki, 2004, Pengolahan Sonyal
Digital, PENS-ITS Surabaya.
6. http://www.academia.edu/3690583/Sinyal-digital-dan-sinyal-analog
163