Tutoria klinik ini membahas kasus seorang pasien wanita dewasa yang masih mengalami demam setelah proses penyakit salmonella. Beberapa tindakan yang dilakukan antara lain pemberian parasetamol oral, ceftriaxone injeksi, ranitidin injeksi, zink oral, dan cairan infus. Salah satu penanganan non-farmakologi untuk menurunkan demam adalah memberikan kompres hangat yang dapat menstimulasi hipotalamus untuk menurunkan su
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
86 tayangan2 halaman
Tutoria klinik ini membahas kasus seorang pasien wanita dewasa yang masih mengalami demam setelah proses penyakit salmonella. Beberapa tindakan yang dilakukan antara lain pemberian parasetamol oral, ceftriaxone injeksi, ranitidin injeksi, zink oral, dan cairan infus. Salah satu penanganan non-farmakologi untuk menurunkan demam adalah memberikan kompres hangat yang dapat menstimulasi hipotalamus untuk menurunkan su
Tutoria klinik ini membahas kasus seorang pasien wanita dewasa yang masih mengalami demam setelah proses penyakit salmonella. Beberapa tindakan yang dilakukan antara lain pemberian parasetamol oral, ceftriaxone injeksi, ranitidin injeksi, zink oral, dan cairan infus. Salah satu penanganan non-farmakologi untuk menurunkan demam adalah memberikan kompres hangat yang dapat menstimulasi hipotalamus untuk menurunkan su
Tutoria klinik ini membahas kasus seorang pasien wanita dewasa yang masih mengalami demam setelah proses penyakit salmonella. Beberapa tindakan yang dilakukan antara lain pemberian parasetamol oral, ceftriaxone injeksi, ranitidin injeksi, zink oral, dan cairan infus. Salah satu penanganan non-farmakologi untuk menurunkan demam adalah memberikan kompres hangat yang dapat menstimulasi hipotalamus untuk menurunkan su
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 2
TUTORIAL KLINIK
Nama : Ragil Andriyani NIM : 2022030181 Prodi : Pendidikan Profesi Ners
N Problem Hypotesis Mechanism More Info Don’t Know Learning Issues Problem Solving o 1. DS : Hipertermia Kuman Salmonella Terapi Bagaimana Di Puskesmas Kroya 1 untuk Manajemen - P : Ibu pasien b.d proses thypi masuk ke Farmakologi: teknik non menurunkan demam biasanya pasien hipertermia (I.15506) mengatakan penyakit saluran -Paracetamol syrup farmakologi diminta diberikan terapi paracetamol Observasi pasien masih gastrointestinal 3 x cth 2 untuk tablet 500 mg dan dianjurkan untuk - Identifikasi penyebab demam. -Inj. Ceftriaxone 2 x menurunkan kompres hangat. hipertermi DO : Invaginasi ke 350 mg demam Salah satu tindakan nonfarmakologi - Monitor suhu tubuh - S : 38 ⸰ C jaringan limfoid usus -Inj. Ranitidin 2 x pasien ? yang dapat dilakukan untuk Terapeutik - Kulit wajah halusdan jaringan 1/4 amp penurunan panas adalah dengan - Berikan kompres tampak merah limfoid mesentrika -Zink 1x1 tablet kompres. Kompres adalah salah satu hangat -Infus RL 20 tpm metode fisik untuk menurunkan suhu - Berikan cairan oral Invasi sistem Laboratorium : tubuh anak yang mengalami demam. Edukasi retikulo endoteleal Widal Ty O : Pemberian kompres hangat pada - Anjurkan tirah baring +1/180 daerah pembuluh darah besar Kolaborasi Widal Ty H : +1/80 merupakan upaya memberikan - Kolaborasi pemberian Demam thypoid rangsangan pada area preoptik cairan intravena. hipotalamus agar menurunkan suhu tubuh. Sinyal hangat yang dibawa Respon inflamasi oleh darah ini menuju hipotalamus sistemik akan merangsang area preoptik mengakibatkan pengeluaran sinyal oleh sistem efektor. Sinyal ini akan Hipertermia menyebabkan terjadinya pengeluarn panas tubuh yang lebih banyak melalui dua mekanisme yaitu dilatasi pembuluh darah perifer dan berkeringat (Potter & Perry, 2012) Dengan kompres hangat menyebabkan suhu tubuh diluaran akan terjadi hangat sehingga tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluaran cukup panas, akhirnya tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya tidak meningkatkan suhu pengatur tubuh, dengan suhu diluaran hangat akan membuat pembuluh darah tepi dikulit melebar dan mengalami vasodilatasi sehingga pori – pori kulit akan membuka dan mempermudah pengeluaran panas. Sehingga akan terjadi perubahan suhu tubuh (Purwanti, 2015). Hal ini sesuai dengan studi kasus yang dilakukan oleh Esti Sorena (2020) dengan hasil penelitian : Kecenderungan penurunan suhu tubuh setelah dilakukan kompres hangat pada anak dengan peningkatan suhu tubuh di ruang Edelweis RSUD Dr. M. Sumber : Sorena, E. 2020. Efektifitas Pemberian Kompres Hangat Terhadap Suhu Tubuh Pada Anak Dengan Peningkatan Suhu Tubuh Di Ruang Edelweis Rsud Dr. M. Yunus Bengkulu.