Makalah Baja Dan Baja Ringan ADITYA (41117110162) 11

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“PEMANFAATAN BAJA DAN BAJA RINGAN

SEBAGAI MATERIAL STRUKTUR”

DISUSUN OLEH:

ADITYA NURFAJRI (41117110162)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2022
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................................ ....i


KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................. 2
1.4 Lingkup Penulisan .............................................................................................. 2
BAB II................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN................................................................................................................. 3
2.1 Pengertian Baja......................................................................................................... 3
2.2 Baja Ringan............................................................................................................. 13
2.5 Kelebihan atau Keuntungan ..…………................................................................. 16
2.6 Kekurangan Baja ...……......................................................................................... 16
BAB III............................................................................................................................. 17
PENUTUP ....................................................................................................................... 17
3.1 KESIMPULAN ...................................................................................................... 17
3.2 SARAN .................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konstruksi rangka umumnya dibuat dari bahan kayu, dan digunakan


pada bangunan yang memiliki sistem struktur atap, seperti bangunan
sekolah, perkantoran, rumah sakit, rumah tinggal, tempat ibadah, ruang
serba guna, pabrik, dan lain-lain; dengan bahan penutup atap dari genteng,
seng, asbes, maupun metal sheet. Kayu kamper, kayu bengkirai, kayu
keruing, kayu meranti, dan kayu kelapa adalah jenis material kayu yang
telah lama dikenal dan umum digunakan, tetapi memiliki kelemahan-
kelemahan antara lain kualitas kayu yang tidak merata, pelapukan yang
disebabkan oleh serangan rayap, memuai ataupun menyusut karena
perubahan cuaca, mudah terbakar dan langkanya material kayu saat ini.
Banyaknya kelebihan yang dimiliki oleh baja dan baja ringan memberikan
alternatif yang efektif dan efisien dalam hal kegunaannya sebagai
p o n d a s i , t i a n g d a n rangka atap. Saat ini baja d a n b a j a ringan
menjadi material bangunan yang sedang tren, t i a n g d a n rangka atap
baja ringan lebih dominan terkenal dibanding material kayu untuk struktur
lainnya. Penggunaan baja dan baja ringan sebagai struktur konstruksi
menarik untuk dikaji. Banyaknya kelebihan baja dan baja ringan
dibandingkan material lain yang biasa digunakan untuk struktur konstruksi
hendaknya menjadikan baja dan baja ringan sebagai pilihan utama
masyarakat dalam hal pembuatan struktur konstruksi untuk bangunan-
bangunan gedung mereka.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berpijak pada latar belakang tersebut, penulis dapat merumuskan


masalah yang menjadi pedoman bagi penulis dalam penyusunan makalah
ini:
1. Apa itu Baja dan Baja Ringan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mendeskripsikan Baja dan Baja Ringan.
2. Mendeskripsikan alasan menggunakan baja dan baja ringan.

1.4 Lingkup Penulisan

Dalam penulisan karya tulis ini, saya membatasi lingkup pembahasan


hanya pada tinjauan deskriptif baja dan baja ringan.

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN BAJA1

Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan karbon sebagai
unsur paduan utamanya. Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2%
hingga 2.1% berat sesuai gradenya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur
pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi.
Baja karbon ini dikenal sebagai baja hitam karena berwarna hitam, banyak digunakan
untuk peralatan pertanian misalnya sabit dan cangkul.
Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah (titanium), krom
(chromium), nikel, vanadium, cobalt dan tungsten (wolfram). Dengan memvariasikan
kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan.
Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan
kekuatan tariknya (tensile strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas
(brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility).

1. JENIS-JENIS BAJA (SECARA GARIS BESAR)

Baja merupakan besi dengan kadar karbon kurang dari 2 %. Baja dapat dibentuk menjadi
berbagai macam bentuk sesuai dengan keperluan. Secara garis besar ada 2 jenis baja,
yaitu :
a. Baja Karbon
Baja karbon disebut juga plain karbon steel, mengandung terutama unsur karbon dan
sedikit silicon, belerang dan pospor. Berdasarkan kandungan karbonnya, baja karbon
dibagi menjadi :
- baja dengan kadar karbon rendah ( < 0,2 % C)
- Baja dengan kadar karbon sedang ( 0,1%-0,5 % C)
- Baja dengan kadar karbon tinggi ( >0,5 % C)
Kadar karbon yang terdapat di dalam baja akan mempengaruhi kuat tarik, kekerasan
dan keuletan baja. Semakin tinggi kadar karbonnya, maka kuat tarik dan kekerasan
baja semakin meningkat tetapi keuletannya cenderung turun.

3
Penggunaan baja di bidang teknik sipil pada umumnya berupa baja konstruksi atau baja
profil, baja tulangan untuk beton dengan kadar karbon 0,10% - 0,50%. Selain itu baja
karbon juga digunakan untuk baja/kawat pra tekan dengan kadar karbon s/d 0,90 %.
Pada bidang teknik sipil sifat yang paling penting adalah kuat tarik dari baja itu sendiri.
b. Baja Paduan
Baja dikatakan di padu jika komposisi unsur-unsur paduannya secara khusus , bukan
baja karbon biasa yang terdiri dari unsur silisium dan mangan. Baja paduan semakin
banyak di gunakan.Unsur yang paling banyak di gunakan untuk baja paduan , yaitu : Cr,
Mn, Si, Ni, W, Mo, Ti, Al, Cu, Nb, Zr.

2. KLASIFIKASI BAJA

Baja paduan dapat di klasifikasikan sesuai dengan :


1. Komposisi
Berdasarkan komposisi baja paduan dibagi menjadi :
Baja tiga komponen : terdiri satu unsur pemandu dalampenambahan Fe dan C.
Baja empat komponen : terdiri dari dua unsur pemandu dst.
2. Struktur
Baja di klasifikasikan berdasarkan :
- Baja pearlit (sorbit dan trostit)
Di dapat jika unsur-unsur paduan relative kecil maximum 5 %, baja ini mampu di
mesin, sifat mekaniknya meningkat oleh heat treatmen hardening &tempering)
- Baja martensit
Unsur pemandunya lebih dari 5 % sangat keras dan sukar di mesin.
- Baja austensit
Terdiri dari 10 – 30 % unsur pemadu tertentu (Mi, Mn, atau Co) misalnya : baja
tahan karat (stainlees steel), non magnetic dan baja tahan panas (heat resistant
steel).
- Baja ferrit
Terdiri dari sejumlah besar unsur pemadu (Cr, W atau Si) tetapi karbonnya
rendah. Tidak dapat dikeraskan.
- Baja karbit / ledeburit
Terdiri sejumlah karbon dan unsur-unsur pembentuk karbit (Cr, W, Mn, Ti, Zr)

4
3. Penggunaan
Berdasarkan penggunaan dan sifat-sifatnya, baja paduan diklasifikasikan :
- Baja konstruksi (structural steel)
- Baja perkakas (tool steel)
- Baja dengan sifat fisik khusus
Baja konstruksi, dibedakan lagi menjadi tiga golongan tergantung persentase unsur
pemadunya, yaitu :
 Baja paduan rendah (maximum 2 %)
 Baja paduan menengah (2 – 5 %)
 Baja paduan tinggi ( lebih dari 5 %)
Setelah di heat treatmen baja jenis ini sifat – sifat mekaniknya lebih baik dari baja
karbon biasa. Baja perkakas, di pakai untuk alat pemotong, komposisinya tergantung
bahan dan tebal benda yang di potong / di sayat pada kecepatanpotong, suhu kerja. Baja
paduan rendah, kekerasannya tidak berubah hingga pada suhu 250 c. Baja paduan
tinggi, kekerasannya tidak berubah hingga pada suhu 600 c.

3. BAJA DENGAN SIFAT-SIFAT FISIK KHUSUS

Baja dengan sifat – sifat fisik khusus, dapat di bedakan sebagai berikut :
- Baja tahan karat : 0,1 – 0,45 % C ; 12 – 14 % Cr.
- Baja tahan panas :12 – 14 % Cr tahan hinggga suhu 750 – 800 c
15 – 17 % Cr tahan hingga suhu 850 – 1000 c
- Baja tahan pakai pada suhu tinggi .
23 % Cr, 18 – 21 % Ni, 2 – 3 % Si
13 % - 15 % Cr, 13 – 15 % Ni
2 % - 5 % W, 0,25 – 0,4 % Mo, 0,4 – 0,5 % C

4. SIFAT-SIFAT FISIK DAN MEKANIS BAJA

1. Sifat Fisik
Sifatfisik meliputi : berat, berat jenis, daya hantar panas dan konduktivitas listrik. Baja
dapat berubah sifatnya karena adanya pengaruh beban dan panas.

5
2. Sifat Mekanis
Sifat mekanis suatu bahan adalah kemampuan bahan tersebut memberikanperlawanan
apabila diberikan beban pada bahan tersebut. Atau dapat dikatakansifat mekanis adalah
kekuatan bahan didalam memikul beban yang berasal dariluar. Sifat mekanis pada baja
meliputi :
a. Kekuatan
Sifat penting pada baja adalah kuat tarik. Pada saat baja diberi beban, maka baja akan
cenderung mengalami deformasi/perubahan bentuk. Pada waktu baja diberi beban,
maka terjadi regangan. Pada waktu terjadi regangan awal,dimana baja belum sampai
berubah bentuknya dan bila beban yang menyababkan regangan tadi dilepas, maka
baja akan kembali ke bentuksemula. Regangan ini disebut dengan regangan elastis
karena sifat bahan masih elastis.
Ada 3 jenis tegangan yang terjadi pada baja, yaitu :
- tegangan , dimana baja masih dalam keadaan elastis
- tegangan leleh, dimana baja mulai rusak/leleh
- tegangan plastis, tegangan maksimum baja, dimana baja mencapai kekuatan
maksimum.
b. Keuletan (ductility)
Keuletan maksudnya adalah kemampuan baja untuk berdeformasi sebelum baja putus.
Keuletan ini berhubungan dengan besarnya regangan/strain yang permanen sebelum
baja putus. Keuletan ini juga berhubungan dengan sifat dapat dikerjakan pada baja.
Cara ujinya berupa uji tarik.
c. Kekerasan
Kekerasan adalah ketahanan baja terhadap besarnya gaya yang dapatmenembus
permukaan baja. Cara ujinya dengan kekerasan Brinell, Rockwell,ultrasonic, dan lain-
lain.
d. Ketangguhan (toughness)
Ketangguhan adalah hubungan antara jumlah energi yang dapat diserap oleh baja
sampai baja tersebut putus. Semakin kecil energi yang diserap oleh baja, maka baja
tersebut makin rapuh dan makin kecil ketangguhannya. Cara ujinya dengan cara
memeberi pukulan mendadak(impact/pukul takik).

6
5. PROSES PEMBUATAN BAJA
Besi kasar dari hasil proses dapur tinggi, kemudian diproses lanjut untuk dijadikan
berbagai jenis baja.Ada beberapa proses yang dilakukan untuk merubah besi kasar menjadi
baja :

1. Dapur Baja Oksigen (Proses Bassemer)


Pada dapur baja oksigen dilakukan proses lanjutan dari besi kasar menjadi baja,
yakni dengan membuang sebagian besar karbon dan kotoran-kotoran
(menghilangkan bahan-bahan yang tidak diperlukan) yang masih ada pada besi kasar.
Ke dalam dapur dimasukkan besi bekas, kemudian baru besi kasar, tapi sebagian
fabrik baja banyak yang langsung dari dapur tinggi, sehingga masih dalam keadaan
cair langsung disalurkan ke dapur Oksigen.
Kemudian, udara (oksigen) yang didinginkan dengan air dan kecepatan tinggi
ditiupkan ke cairan logam. Ini akan bereaksi dengan cepat antara karbon dan
kotoran-kotoran lain yang akan membentuk terak yang mengapung pada permukaan
cairan. Dapur dimiringkan, maka cairan logam akan keluar melalui saluran yang
kemudian ditampung dalam kereta-kereta tuang.
Untuk mendapatkan spesifikasi baja tertentu, maka ditambahkan campuran lain
sebagai bahan paduan. Hasil penuangan ini dapat langsung dilanjutkan dengan proses
pengerolan untuk mendapatkan bentuk/profil yang diinginkan.

2. Dapur Baja Terbuka (Siemens Martin)


Sama halnya dengan Dapur Baja Oksigen, maka dapur baja terbuka (Siemens
Martin) juga merupakan dapur yang digunakan untuk memproses besi kasar menjadi
baja. Dapur ini dapat menampung baja cair lebih dari 100 ton dengan proses
mencapai temperatur + 1600oC; wadah besar serta berdinding yang sangat kuat dan
landai.
Proses pembuatan dengan dapur ini adalah proses oksidasi kotoran yang terdapat
pada bijih besi sehingga menjadi terak yang mengapung pada permukaan baja cair.
Oksigen langsung disalurkan kedalam cairan logam melalui tutup atas. Apabila
selesai tiap proses, maka tutup atas dibuka dan cairan baja disalurkan untuk proses
selanjutnya untuk dijadikan bermacam-macam jenis baja.

7
3. Dapur Baja Listrik
Panas yang dibutuhkan untuk pencairan baja adalah berasal arus listrik yang
disalurkan dengan tiga buah elektroda karbon dan dimasukkan/diturunkan mendekati
dasar dapur. Penggunaan arus listrik untuk pemanasan tidak akan mempengaruhi
atau mengkontaminasi cairan logam, sehingga proses dengan dapur baja listrik
merupakan salah satu proses yang terbaik untuk menghasilkan baja berkualitas tinggi
dan baja tahan karat (stainless steel).
Dalam proses pembuatan, bahan-bahan yang dimasukkan adalah bahan-bahan yang
benar-benar diperlukan dan besi bekas. Setelah bahan-bahan dimasukkan, maka
elektroda-elektroda listrik akan memanaskan bahan dengan panas yang sangat tinggi
(+ 7000oC), sehingga besi bekas dan bahan-bahan lain yang dimasukkan dengan
cepat dapat mencair.
Adapun campuran-campuran lain (misalnya untuk membuat baja tahan karat)
dimasukkan setelah bahan-bahan menjadi cair dan siap untuk dituang.

6. PROSES PEMBENTUKAN PRODUK BAJA

1. Proses Pengerolan Awal


Proses ini adalah dengan cara melewatkan baja batangan diantara rol-rol yang
berputar sehingga baja batangan tersebut menjadi lebih tipis dan memanjang.

8
Proses pengerolan awal ini dimaksudkan agar struktur logam (baja) menjadi merata, lebih
kuat dan liat, disamping membentuk sesuai ukuran yang diinginkan, seperti pelat tebal
(bloom), batangan (billet) atau pelat (slab).

2. Proses Pengerolan Lanjut


Proses ini adalah untuk merubah bentuk dasar pelat tebal, batangan menjadi bentuk
lembaran, besi konstruksi (profil), kanal ataupun rel.
Ada tiga jenis pengerolan lanjut :
 Pengerolan bentuk struktur/konstruksi
 pengerolan bentuk besi beton, strip dan profil
 Pengerolan bentuk (pelat)

7. PROFIL-PROFIL BAJA

1. Wide Flange (WF)


WF biasa digunakan untuk: balok, kolom, tiang pancang, top &
bottom chord member pada truss, composite beam atau column,
kantilever kanopi, dan lain-lain.
Istilah lain: IWF, WF, H-Beam, UB, UC, balok H, balok I, balok
W.

2. UNP

Penggunaan UNP hampir sama dengan WF, kecuali untuk


kolom jarang digunakan karena relatif lebih mudah
mengalami tekuk.
Istilah lain: Kanal U, U-channel, Profil U

3. Equal Angle (Hot Rolled)


Biasa digunakan untuk : member pada truss, bracing, balok,
dan struktur ringan lainnya.
Istilah lain : profil siku, profil L, L-shape.

9
4. Unequal Angle (Hot Rolled)
Penggunaan dan istilah lain hampir sama dengan Equal Angle.

5. Lipped Channel

Biasa digunakan untuk : purlin (balok dudukan penutup


atap), girts (elemen yang memegang penutup dinding
misalnya metal sheet, dan lain-lain), member pada truss,
rangka komponen arsitektural.
Istilah lain : balok purlin, kanal C, C-channel, profil C

6. Equal Angle (Cold Formed)


Biasa digunakan untuk : bracing struktur ringan
(kecil), rangka komponen arsitektural, support
komponen-komponen ME.
Istilah lain : hampir sama dengan EA hot rolled.

7. Unequal Angle (Cold Formed)

Pengunaan dan istilah lain hampir sama dengan Equal


Angle.

8. RHS (Rectangular Hollow Section) – cold formed

Pengunaan : komponen rangka arsitektural (ceiling, partisi gipsum,


dan lain-lain), rangka dan support ornamen-ornamen non struktural.
Istilah lain : besi hollow (istilah pasar), profil persegi, profil []

10
9. SHS (Square Hollow Section) – cold formed

Pengunaan dan istilah lain hampir sama dengan RHS.

10. Steel Pipe


Penggunaan : bracing (horizontal dan vertikal), secondary
beam (biasanya pada rangka atap), kolom arsitektural,
support komponen arsitektural (biasanya eksposed, karena
bentuknya yang silinder mempunyai nilai artistik)
Istilah lain : steel tube, pipa
11. T-Beam (Hot Rolled)
Pengunaan : balok lantai, balok kantilever (kanopi)
Istilah lain : balok T

8. JENIS STRUKTUR BAJA YANG SERING DITERAPKAN SEBAGAI STRUKTUR BANGUNAN

A. Tipe Rangka atau frame structure


Dengan menyusun batang baja dengan bentuk struktur tertentu, batang baja mampu
memperkuat satu sama lain. Hal ini banyak diterapkan pada struktur atap, bangunan
pabrik, pergudangan, jembatan serta tower BTS (Base Transceiver Station) operator
seluler. Yang populer di dunia, adalah Menara Eiffel, yang sebagian besar menggunakan
batang-batang baja yang disusun secara struktural hingga bisa berdiri megah hingga kini.
B. Tipe cangkang atau shell-type structure
Struktur baja tipe cangkang diterapkan pada bangunan stadion, gelora, maupun
bangunan lain yang membutuhkan kubah / dome diatasnya. Salah satu contoh adalah
struktur atap pada Sapporo Dome, salah satu stadion yang dipakai dalam Piala Dunia 2002.
C. Tipe suspensi atau suspension-type structure
Suspensi bisa juga disebut tarikan. Baja pada sistem struktur ini menahan beban
dengan kekuatan tarikannya. Contohnya, biasa dimanfaatkan sebagai kabel baja pada
jembatan.
11
9. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BAJA SEBAGAI STRUKTUR BANGUNAN
Kelebihan:
1. Mempunyai kekuatan yang tinggi meski berukuran lebih ringkas daripada beton.
Sehingga dapat mengurangi ukuran struktur, serta mengurangi beban sendiri struktur.
Baja sangat cocok diterapkan pada struktur jembatan. Beton jauh lebih berat
dibandingkan baja.
2. Homogenitas tinggi. Baja bersifat homogen, sehingga kekuatannya merata. Beda
dengan beton yang merupakan campuran dari beberapa material penyusun, tidak
mudah mengatur agar kerikil dan pasir bisa merata ke semua bagian beton.
3. Keawetan tinggi. Baja akan tahan lama bila perawatan yang dilakukan terhadapnya
sangat baik. Misalnya, rutin mengecat permukaan baja agar terhindar dari korosi.
4. Bersifat elastis. Baja berperilaku elastis sampai tingkat tegangan yang cukup tinggi.
Baja akan kembali ke bentuk semula asalkan gaya yang terjadi tidak melebihi batas
elastisitas baja.
5. Daktilitas baja cukup tinggi. Selain mampu menahan tegangan tarik yang cukup tinggi,
baja juga akan mengalami regangan tarik yang cukup besar sebelum runtuh. Seperti
yang saya jelaskan diatas.
6. Kemudahan pemasangan dan pengerjaan. Penampang baja bisa dibentuk sesuai yang
dibutuhkan. Penyambungan antar elemen pada struktur baja juga mudah, hanya tinggal
memasangkan baut atau bisa menggunakan las, sehingga akan mempercepat kegiatan
proyek.
Kelemahan:
1. Pemeliharaan rutin. Baja membutuhkan pemeliharaan khusus agar mutunya tidak
berkurang. Konstruksi baja yang berhubungan langsung dengan udara atau air harus
dicat secara periodik.
2. Baja akan mengalami penurunan mutu secara drastis bahkan kerusakan langsung
karena temperatur tinggi. Misalnya saat terjadi kebakaran.
3. Baja memiliki kelemahan tekuk pada penampang langsing.

12
CONTOH BANGUNAN YANG MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA

Orangery, Prague Castle,


Prague, 1999
Insinyur: Matthew Wells dari
Techniker
Arsitek: Eva Jiricna Architects
Sumber: http://www.aedproject.cz/

Syndey Harbour Bridge


Sumber:http://upload.wikimedia.org

Walt Disney Concert Hall,


Los Angeles, USA
Sumber:http://www.colorcoat-
online.com/

13
2.2. Baja Ringan

Baja ringan atau disebut juga Cold Formed Steel (baja canai dingin) adalah
komponen struktur baja dari lembaran atau pelat baja dengan proses pengerjaan
dingin. Baja menjadi material bangunan yang sedang tren saat ini. Rangka atap
baja ringan lebih dominan terkenal dibanding baja ringan untuk struktur lainnya.
Hal ini karena gencarnya iklan-iklan yang menawarkan produk rangka atap baja
ringan menggantikan rangka atap baja ringan menjadi satu pilihan para kontarktor
atau owner dalam membangun rumah. Selain karena faktor keawetan dan tahan
rayap dan karat, rangka atap baja ringan mempunyai kelebihan yaitu kekuatan
struktur yang lebih bagus, seperti kuat dan lebih kaku. (Wildensyah 2010:28).

Baja adalah logam campuran yang tediri dari besi (Fe) dan karbon (C). Jadi baja
berbeda dengan besi (Fe), alumunium (Al), seng (Zn), tembagga (Cu), dan titanium
(Ti)yang merumakan logam murni. Dalam senyawa antaa besi dan karbon (unsur
nonlogam) terrsebut besi menjadi unsur yang lebih dominan dibanding karbon.
Kandungan kabon berkisar antara 0,2 – 2,1% dari berat baja, tergantung
tingkatannya. Secara sederhana, fungsi karbon adalah meningkatkan kwalitas baja,
yaitu daya tariknya (tensile strength) dan tingkat kekerasannya (hardness). Selain
karbon, sering juga.
ditambahkan unsur chrom (Cr), nikel (Ni), vanadium (V), molybdaen (Mo) untuk
mendapatkan sifat lain sesuai aplikasi dilapangan seperti antikorosi, tahan panas,
dan tahan temperatur tinggi. Besi ditemukan digunakan pertama kali pada
sekitar 1500 SM Tahun 1100 SM, Bangsa hittites yang merahasiakan pembuatan
tersebut selama 400 tahun dikuasai oleh bangsa asia barat, pada tahun tersebut
proses peleburan besi mulai diketahui secara luas. Tahun 1000 SM, Bangsa
Yunani, Mesir, Jews, Roma, Carhaginians dan Asiria juga mempelajari peleburan
dan menggunakan besi dalam kehidupannya. Penggunaan logam sebagai bahan
struktural diawali dengan besi tuang untuk bentang lengkungan (arch) sepanjang
100 ft (30 m) yang dibangun di Inggris pada tahun 1777-1779. Dalam kurun waktu
1780- 1820. Dibangun lagi sejumlah jembatan dari besi tuang, kebanyakan
berbentuk lengkungan dengan balok-balok utama dari potongan-potongan besi
tuang indivudual yang membentuk batang-batang atau kerangka (truss)
konstruksi. Besi tuang juga digunakan sebagai rantai penghubung pada jembatan-
jembatan suspensi sampai sekitar tahun 1840. (wordpress.com).

14
2.2.1 Alasan Memilih Rangka Baja Ringan

1. Rangka baja ringan tidak akan dimakan rayap.

Seperti kita ketahui, kualitas kayu yang banyak digunakan maupun yang ada di
pasaran saat ini adalah kayu dengan kualitas 3 kebawah atau kurang baik. Tidak
banyak lagi, bahkan sudah sangat jarang yang menyediakan atau menggunakan
kayu kualitas bagus seperti kayu jati untuk membangun sebuah bangunan. Oleh
karena itu, pemilihan rangka baja ringan merupakan hal mutlak jika rangka
anda ingin memiliki usia yang lebih awet
2. Baja ringan akan mempercepat durasi atau waktu pengerjaan suatu
bangunan. Baja ringan yang sudah siap pasang tentunya akan banyak menghemat
waktu pengerjaan berbagai proyek bangunan yang anda kerjakan. Bahkan sebuah
rumah dengan type 36 bisa diselesaikan dalam waktu kurang lebih 1 minggu
dengan menggunakan rangka baja ringan.
3. Struktur rangka baja ringan yang tentunya lebih ringan daripada jika
menggunakan kayu sebagai rangka bangunan.
4. Rangka baja ringan hemat biaya.
Baja ringan tidak mudah lapuk. Bayangkan berapa banyak uang yang bisa dihemat
dengan fitur baja ringan ini terutama dalam segi biaya perawatan bangunan
anda kedepanya. Selain itu, menurut beberapa hasil survei yang ada, rumah type 42
yang dibangun dengan struktur atap baja ringan dan dinding bata, bisa dihemat
biaya pembuatanya hingga di kisaran angka 31 jutaan saja

5. Rangka baja ringan memiliki struktur atau material yang bisa disesuaikan dengan
keadaan geografis sebuah daerah. Misalkan bangunan berada di pinggir laut atau
pantai, maka rangka baja ringan yang digunakan akan dilapisi dengan bahan tertentu
yang akan menyesuaikan dengan kontur wilayah pantai (tidak mudah berkarat
tentunya).
6. Untuk menjaga lingkungan.
Seperti yang kita tahu bahwa hutan di Indonesia tidak sehijau dahulu kala akibat
pembalakan liar. Oleh karena itu dengan kita menggunakan baja ringan itu
sama saja ikut menjaga lingkungan kita yang sudah terlanjur rusak tidak menjadi
lebih parah lagi.

15
2.2.2 Kelebihan atau Keuntungan Baja Ringan

1. Baja ringan tahan terhadap karat, rayap dan perubahan cuaca dan
kelembaban.
2. Bila dibandingkan dengan rangka kayu atau baja konvensional, pemasangan rangka
baja ringan relatif lebih cepat.
3. Baja ringan bersifat tidak merambatkan atau membesarkan api (non-
combustible). Karena dalam baja ringan terdapat sistem proteksi khusus yang
disebut fire resistance yakni rakitan sistem struktur untuk membatasi penyebaran
api pada suatu daerah atau kemampuan untuk secara menerus berperan menahan
struktur ketika terpapar api.
4. Baja ringan juga tidak memiliki nilai muai susut sebagaimana material kayu.
5. Baja ringan lebih efisien dan ekonomis karena biaya pemeliharaan lebih kecil
dan memiliki daya tahan lebih lama karena tidak terkena rayap dan tidak lapuk
sehingga masa waktu manfaatnya menjadi lebih lama.

2.2.3 Kekurangan Baja Ringan

1. Sistem struktur rangka baja ringan tersusun rapat, padat dan terlihat ramai,
terhubung & terkait satu dengan lainnya, sehingga kurang menarik jika
diekspose.
2. Membutuhkan perhitungan yang benar-benar matang, karena sistem
strukturnya yang seperti rangka ruang tersebut maka bila ada salah satu bagian
struktur yang salah hitung, salah pasang, akan membuat perlemahan sehingga dapat
menyebabkan kegagalan total.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Penggunaan baja dan baja ringan sekarang ini banyak digunakan sebagai
pengganti kayu kerangka bangunan karena alasan lebih awet, efesien dan
ekonomis dari pada kayu tetapi struktur pengerjaanya lebih rumit karena
menggunakan perhitungan.

3.2 SARAN

Penggunaan kayu itu tidak ramah lingkungan karena berpotensi merusak


hutan. Untuk menjaga kayu kita harus memperbaharui dengan reboisasi. Sedangkan
penggunaan baja mempunyai sifat yang ramah lingkungan, karena
menggunakan material yang bisa mengurangi pembalakan liar (illegal logging),
namun dalam prosesnya terlalu panjang dan ketersediaan bahan dari bijih besi
terbatas.

17
DAFTAR PUSTAKA

jasaproperty21.wordpress.com/.../kelebihan-dan-kekurangan-rangka
http://blog.propertykita.com/arsitektur/pengertian-baja-ringan-dan-beberapa-

alasan-memilih-baja-ringan/
Kompas.com
Wikipedia.com
https://yefrichan.wordpress.com/2011/04/16/jenis-jenis-baja/
http://bestananda.blogspot.co.id/2013/09/kelebihan-dan-kekurangan-baja-sebagai.html
http://anwarpuady.blogspot.co.id/2014/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://satriopage.blogspot.com/2012/12/makalah-pembuatan-baja-konvertor.html

18

Anda mungkin juga menyukai