Sifat Umum Kayu
Sifat Umum Kayu
Sifat Umum Kayu
rakyat adalah ukuran dan mutu kayu yang dihasilkan sangat bervariasi
sehingga pemakai seringkali merasa kesulitan dalam memilih jenis dan
ukuran yang akan dipakai. Oleh karena itu perlu adanya upaya lain yaitu
pemasyarakatan/pengenalan jenis dan ukuran kayu yang dihasilkan dari
hutan rakyat tersebut.
B.
3.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
1.
Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air
dan zat ekstraktif didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus
dengan BJ-nya. Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar
antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani). Umumnya
makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat pula.
2.
Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur
perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu
tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu yang merupakan
unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat
kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu teras
lebih awet dari kayu gubal.
3.
Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi
warna dalam kayu yang berbeda-beda.
4.
Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu
digolongkan kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu
bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar
(contoh: kempas, meranti dll).
5.
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang
pohon. Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat
berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat miring).
6.
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan
kayu (kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap jenis kayu
berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif
dalam kayu.
7.
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara
terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk
menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang
umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau
kamper (kapur) dsb.
8.
Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat,
tekstur, dan pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu. Pola
gambar ini yang membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai dekoratif.
9.
Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin
lembab udara disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai
tercapai keseimbangan dengan lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban
kayu sama dengan kelembaban udara disekelilingnya disebut kandungan air
keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture Content).
10. Kayu memiliki sifat sendiri terhadap suara:
a.
Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat
dengan elastisitas kayu.
b.
Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang
suara. Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu
banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat musik (kulintang, gitar, biola
dll).
11. Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan
untuk membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber
panas.
12. Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran
listrik. Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar air
0 %, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya
apabila kayu mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya
hantarnya boleh dikatakan sama dengan daya hantar air.
C.
1.
a.
b.
2.
a.
b.
3.
a.
b.
c.
4.
a.
b.
5.
6.
7.
8.
PENGGUNAAN KAYU
MATERIAL BANGUNAN
SEBAGAI
BAHAN
KONSTRUKSI
DAN
1.
mengatasi hal itu perlu dibuat balok glulam yaitu gabungan dua atau lebih
papan kayu gergajian yang direkat dengan menggunakan perekat tertentu
dengan arah serat kayunya sejajar satu sama lain.
2.
Lantai (Flooring)
Lantai kayu atau mozaik parquet flooring sangat disukai karena selain
berksesan setetis yang kental, juga memberikan kesan hangat pada
ruangan. Untuk Hardwood atau kayu daun lebar sangat disukai dan sering
digunakan. Untuk keperluan lantai diperlukan kayu dengan kekerasan tinggi,
beberapa industri mensyaratkan kayu untuk lantai dipilih kayu yang bercorak
indah, kelas kuat I-III dan kelas awet I-II.
3.
Dinding
Untuk dinding bagian luar (eksterior) selain digunakan papan kayu, saat ini
lebih
umum digunakan kayu lapis eksterior, flakeboard atau papan partikel
eksterior.
Sedangkan untuk dinding di bagian dalam ruangan (interior) tidak
diperlukan
persyaratan yang tinggi. Untuk pembuatan dinding, selain diperlukan kayu
yang
bercorak indah, juga kayu yang stabil dan awet, untuk berbagai keperluan
dipersyaratkan mampu meredam suara (isolator).
a. Kayu gergajian
Kayu gergajian yang telah dicoba dibuat untuk partisi dinding antara lain
kayu karet, mindi, kelapa dan mangium. Partisi dinding yang dibuat dari
kayu karet yang diawetkan dengan boron menunjukkan penampilan yang
mirip dengan ramin. Sedangkan yang dibuat dari kayu mangium
menunjukkan menampilan seperti jati.
b. Kayu lapis
Kayu lapis indah yang dibuat dari venir mangium, tusam, mindi dan mimba
dapat digunakan untuk dinding dengan penampilan yang cukup bagus.
c. Papan mineral
Papan mineral seperti papan gypsum dan papan mineral. Papan semen yang
dibuat dari kayu karet, jeungjing ternyata dapat digunakan untuk
pembuatan dinding bangunan yang tahan lama.
B.
Sambungan miring
A.
1.
Kayu merupakan bahan produk alam, hutan. Kayu merupakan bahan bangunan
yang banyak disukai orang atas pertimbangan tampilan maupun kekuatan. Dari
aspek kekuatan, kayu cukup kuat dan kaku walaupun bahan kayu tidak sepadat
bahan baja atau beton. Kayu mudah dikerjakan disambung dengan alat relatif
sederhana. Bahan kayu merupakan bahan yang dapat didaur ulang. Karena dari
bahan alami, kayu merupakan bahan bangunan ramah lingkungan.
Karena berasal dari alam kita tak dapat mengontrol kualitas bahan kayu. Sering kita
jumpai cacat produk kayu gergajian baik yang disebabkan proses tumbuh maupun
kesalahan akibat olah dari produk kayu. Dibanding dengan bahan beton dan baja,
kayu memiliki kekurangan terkait dengan ketahanan-keawetan. Kayu dapat
membusuk karena jamur dan kandungan air yang berlebihan, lapuk karena
serangan hama dan kayu lebih mudah terbakar jika tersulut api.
Kayu merupakan bahan yang dapat menyerap air disekitarnya (hygroscopic), dan
dapat mengembang dan menyusut sesuai kandungan air tersebut. Karenanya,
kadar air kayu merupakan salah satu syarat kualitas produk kayu gergajian.
Jika dimaksudkan menerima beban, kayu memiliki karakter kekuatan yang berbeda
dari bahan baja maupun beton terkait dengan arah beban dan pengaruh kimiawi.
Karena struktur serat kayu memiliki nilai kekuatan yang berbeda saat menerima
beban. Kayu memiliki kekuatan lebih besar saat menerima gaya sejajar dengan
serat kayu dan lemah saat menerima beban tegak lurus arah serat kayu.
Penebangan, Penggergajian dan Pengawetan
Produksi kayu gergajian (lumber), batang kayu segi empat panjang (balok) yang
dipakai untuk konstruksi dimulai dari penebangan pohon di hutan alam dan hutan
tanaman industri. Kayu gelondongan (log) hasil tebang diangkut ke pabrik
penggergajian. Untuk menghasilkan produk kayu gergajian yang baik dan efisien
terdapat teknologi penggergajian yang harus diketahui dalam kaitannya dengan
penyusutan kayu saat pengeringan.
Terdapat 3 metoda penggergajian, lurus (plain sawing), perempat bagian(quarter
sawing) dan penggergajian tipikal (typical sawing).
Sesuai proses pertumbuhan kayu, kayu bagian dalam merupakan kayu yang lebih
dulu terbentuk dari kayu bagian luar. Karenanya kayu bagian dalam mengalami
susut lebih kecil dari kayu luar. Tanpa memperhitungkan susut tersebut, hasil
gergajian akan menghasilkan bentuk kurang berkualitas.
2.
Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika diuji menurut tiga arah
utamanya (longitudinal, radial dan tangensial).
3.
Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap atau melepaskan kadar air
(kelembaban) sebagai akibat perubahan kelembaban dan suhu udara disekelilingnya.
4.
Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama dalam keadaan kering.
2.
Keawetan
Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti jamur,
rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu yang merupakan unsur
racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras
sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal.
3.
Warna
Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda.
4.
Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan kedalam kayu bertekstur
halus (contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar
(contoh: kempas, meranti dll).
5.
Arah Serat
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah serat dapat dibedakan menjadi
serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat miring).
6.
Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus, licin, dingin,
berminyak dll). Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air, kadar zat
ekstraktif dalam kayu.
7.
Bau dan Rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau
yang merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang umum
dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.
8.
Nilai Dekoratif
Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemunculan riap-riap tumbuh
dalam pola-pola tertentu. Pola gambar ini yang membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai dekoratif.
9.
Higroskopis
Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab udara disekitarnya makin tinggi pula
kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban kayu sama
dengan kelembaban udara disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture
Content).
10.
Sifat Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari :
a.
Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat dengan elastisitas kayu.
b.
Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang suara. Kualitas nada yang
dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat musik
(kulintang, gitar, biola dll).
11.
Daya Hantar Panas
Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat barang-barang yang
berhubungan langsung dengan sumber panas.
12.
Daya Hantar Listrik
13.
Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik. Daya hantar listrik ini dipengaruhi
oleh kadar air kayu. Pada kadar air 0 %, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya
apabila kayu mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya hantarnya boleh dikatakan sama dengan daya
hantar air.
Kayu berasal dari berbagai jenis pohon memiliki sifatyang berbeda-beda. Bahkan kayu
berasal dari satu pohon memiliki sifat agak berbeda, jika dibandingkan bagian ujung
dan pangkalnya. Dalam hubungan itu maka ada baiknya jika sifat-sifat kayu tersebut
diketahui lebih dahulu, sebelum kayu dipergunakan sebagai bahan bangunan,industri
kayu maupun untuk pembuatan perabot. Sifat dimaksud antara lainyang bersangkutan
dengan sifat-sifat anatomi kayu, sifat-sifat fisik, sifat-sifat mekanik dan sifat-sifat
kimianya. Di samping sekian banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama lain, ada
beberapa sifat yang umum terdapat pada semua kayu yaitu:
1. Semua batang pohon mempunyai pengaturan vertikal dan sifat simetri radial.
2. Kayu tesusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan
dinding selnya terdiri dari senyawa-senyawa kimia berupa selulosa (unsure
karbohidrat) serta berupa lignin (non-karbohidrat).
3. Semua kayu bersifat anisotropic, yaitu memperllihatkan sifat-sifat yang berlainan
jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, tangensial dan radial). Hal ini
disebabkan oleh struktur dan orientasi selulosa dalam dinding sel, bentuk
memanjang sel-sel kayu dan pengaturan sel terhadap sumbu vertikal dan
horisontal pada batang pohon.
4. Kayu merupakan suatu bahan yang bersifat higroskopik, yaitu dapat kehilangan
atau bertambah kelembabannya akibat perubahan kelembaban dan suhu udara
di sekitarnya.
5. Kayu dapat diserang makhluk hidup perusak kayu, dapat juga terbakar, terutama
jika kayu keadaannya kering.
Bila sebatang pohon dipotong melintang dan permukaan potongan melintang itu
dihaluskan, maka akan tampak suatu gambaran unsur-unsur kayu yang tersusun dalam
pola melingkar dengan suatu pusat di tengah batang serta deretan sel kayu dengan
arah mirip jari-jari roda ke permukaan batang. Sebuah sumbu dapat dibayangkan
melewati pusat itu dan merupakan salah satu sumbu arah utama yang disebut sumbu
longitudinal; sumbu ini disebut sumbu arah radial. Selanjutnya yang tegak lurus dengan
jari-jari kayu, tetapi tidak memotong sumbu longitudinal, dinamakan sumbu arah
tangensial. Ketiga sumbu arah utama ini sangat penting zrtinyabagi keperluan
mengenal sifat-sifsat kayu hyang khas. Yaitu antara lain sifat anisotropik yang telah
disebut, perbedaan dalam kekuatan kayu, kembang susut kayu dan aliran zat cair di
dalam kayu.
Di samping itu mengenal kekuatan kayu yang menahan beban, ternyata lebih besar
pada arah sumbu longitudinal daripada arah-arah yang lain. Demikian pula zat cair lebih
cepat dan lebih mudah pada arah longitudinal daripada arah sumbu radial dan
tangensial. Sebaliknya kembang susut kayu terbesar terdapat pada arah tangensial.
Serat
Bagian ini terutama menyangkut sifat kayu, yang menunjukkan arah sel-sel kayu di
dalam kayu terhadap sumbu batang pohon asal potongan tadi. Arah serat dapat
ditentukan oleh alur-alur yang terdapat pada permukaan kayu. Kayu dikatakan berserat
lurus, jika arah sel-sel kayunya sejajar dengan sumbu batang. Jika arah sel-sel itu
menyimpang atau membentuk sudut terhadap sumbu panjang batang, dikatakan kayu
itu berserat mencong. Serat mencong dapat dibagi lagi menjadi:
Serat berpadu; bila batang kayu terdiri dari lapisan-lapisan yang berselangseling, menyimpang ke kiri kemudian ke kanan terhadap sumbu batang, contoh
kayu: kulim, renghas, kapur.
Serat diagonal; yaitu serat yang terdapat pada potongan kayu atau papan, yang
digergaji sedemikian rupa sehingga tepinya tidak sejajar arah sumbu, tetapi
membentuk sudut dengan sumbu.
Berat kayu
Berat sesuatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun, rongga-rongga
sel atau jumlah pori-pori, kadar air yang dikandung dan zat-zat ekstraktif di dalamnya.
Berat suatu jenis kayu ditunjukkan dengan besarnya berat jenis kayu yang
bersangkutan, dan dipakai sebagai patokan berat kayu. Berdasarkan berat jenisnya,
jenis-jenis kayu digolongkan ke dalam kelas-kelas sebagai berikut:
Sebagai contoh jenis kayu yang termasuk dalam kelas sangat berat adalah giam, balau,
dan lain-lain. Masuk kelas berat misalnya kulim,sedangkan agak berat misalnya
bintangur dan yang termasuk ringan misalnya pinus dan balsa.
Kekerasan
Pada umumnya terdapat hubungan langsung antara kekerasan kayu dan berat kayu.
Kayu-kayu yang keras juga temasuk kayu-kayu yang berat. Sebaliknya kayu ringan
adalah juga kayu yang lunak. Berdasarkan kekerasannya, jenis-jenis kayu digolongkan
sebagai berikut:
Cara menetapkan kekerasan kayu ialah dengan memotong kayu tersebut arah
melintang dan mencatat atau menilai kesan perlawanan oleh kayu itu pada saat
pemotongan dan kilapnya bidang potongan yang dihasilkan. Kayu yang sangat keras
akan sulit dipotong melintang dengan pisau. Pisau tersebut akan meleset dan hasil
potongannyaakan member tanda kilauan pada kayu. Kayu yang lunak akan mudah
rusak, dan hasil potongan melintangnya akan memberikan hasil yang kasar dan suram.
Kesan raba
Kesan raba sesuatu jenis kayuadalah kesan yang diperoleh pada saat kita meraba
permukaan kayu tersebut. Ada kayu bila diraba member kesan kasar, halus, licin, dingin
dan sebagainya. Kesan raba yang berbeda-beda itu untuk tiap-tiap jenis kayu
tergantung dari: tekstur kayu, besar kecilnya air yang dikandung, dan kadar zat
ekstraktif di dalam kayu. Kesan raba ialah licin, apabila tekstur kayunya halus dan
permukaannya mengandung lilin. Sebaliknya apabila keadaan tekstur kayunya kasar.
Kesan raba dingin ada pada kayu bertekstur halus dan berat jenisnya tinggi, sebaliknya
terasa panas bila teksturnya kasar dan berat jenisnya rendah. Jati member kesan agak
berlemak atau berlilin kalau diraba; sedangkan kayu renghas memberi kesan gatal
pada kulit (alergi).
Bau dan Rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu itu lama tersimpan di udara luar. Untuk
mengetahui bau dan rasa kayu perlu dilakukan pemotongan atau sayatan baru pada
kayu atau dengan membasahi kayu tersebut. Sebab ada jenis-jenis kayu mempunyai
bau yang cepat hilang, atau memiliki bau yang merangsang. Sifat bau dari kayu dapat
digambarkan sesuai dengan bau yang umum dikenal. Untuk menyatakan bau kayu
yang dihadapi, sering kali kita gunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal,
misalnya: bau bawang putih (kulim), bau keasam-asaman (ulin), bau zat penyamak
(jati), bau kamper (kapur) dan lain sebagainya. Kesan raba dan bau tidak jauh berbeda.
Adanya persamaan di antara kesan bau an rasa disebabkan oleh adanya hubungan
erat yang terdapat pada indera pembau dan indera perasa kita.
Nilai dekoratif :
Umumnya menyangkut jenis-jenis kayu yang akan dibuat untuk tujuan tertentu yang
hanya mementingkan nilai keindahan tertentu pada kayu tersebut. Nilai dekoratif
sesuatu jenis kayu tergantung dari penyebaran warna, arah serat kayu, tekstur dan
pemunculan ria-riap tumbuh yang bersama-sama muncul dalam pola atau bentuk
tertentu. Pola gambar inilah yang membuat sesuatu jenis kayu yang memilikinya
mempunyai suatu nilai dekoratif. Kayu-kayu yang memiliki nilai dekoratif antara lain:
sonokeling, sonokembang, renghas, eboni, dan lain sebagainya.
Sifat-sifat lain :
Sifat lain antaranya sifat pembakaran. Semua jenis kayu dapat terbakar,tergolong
dalam tingkatan menjadi arang dan sampai menjadi abu. Sifat mudah terbakar ini pada
satu pihak memberi keuntungan, misalnya kalau kayu itu akan dipergunakan sebagai
bahan pembakar. Di lain pihak ada sifat yang merugikan, misalnya kalau kayu itu
dipakai sebagai bahan perabot atau bangunan. Walaupun demikian kayu tidak dapat
ditinggalkan, karena kayu memiliki sifat-sifat menguntungkan yang lebih besar bila
dibandingkan dengan sifat-sifat logam. Proses pembakaran sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor fisik, kimia dan anatomi kayu. Umunya jenis-jenis kayu dengan pembuluhpembuluh besar lebih mudah terbakar daripada jenis-jenis kayu yang berat. Selanjutnya
kandungan dammar yang banyak mempercepat pula pembakaran. Dengan adanya
sifat-sifat ini, maka jenis kayu yang dapat digolongkan ke dalam kelas daya tahan bakar
misalnya kayu: merbau, ulin, jati dan lain sebagainya. Daya tahan bakar yang kecil,
misalnya kayu: balsa, sengon, pinus dan lain sebagainya. Daya tahan bakar kayu dapat
ditingkatkan dengan membuat kayu itu menjadi anti api (fire proof) antara lain:
Menutup kayu itu dengan bahan lapisan yang tidak mudah terbakar, yang
berfungsi melindungi lapisan kayu di bawahnya terhadap api. (Asbes, pelat
logam dan lain sebagainya).
1. Sifat akustik : sifat akustik kayu sangat penting dalam hubungan dengan alat-alat
music dan konstruksi bangunan. Dasar akustik menunjukkan, bahwa
kemampuan untuk meneruskan atau tidak meneruskan suara erat hubungannya
dengan elastisitas kayu. Jadi sepotong kayu dapat bergetar bebas, jika dipukul
akan mengeluarkan suara tingginya tergantung pada frekuensi alami getaran
kayu tersebut. Frekuensi ini ditentukan oleh kerapatan/elastisitas dan ukuran
kayu tersebut. Kayu yang telah kehilangan elastisitas misalnya akibat serangan
jamur, jika dipukul akan memberikan suara yang keruh, sedang kayu yang sehat
suaranya akan nyaring.
2. Sifat resonansi : yaitu turut bergetarnya dengan gelombang sxuara, karena kayu
memiliki sifat elastisitas. Kualitas nada yang dikeluarkan oleh kayu sangat baik.
Oleh sebab itu banyak kayu dipakai untuk alat-alat music: kulintang, piano, biola,
guitar, dan lain-lain. Kemampuan benda untuk mengabsorpsi suara tergantung
pada masa dan pada sifat-sifat akustik permukaan benda, yaitu mampu tidaknya
permukaan benda mengabsorpsi suara atau memantulkan suara. Struktur kayu
mempunyai sifat demikian, sehingga kalau kayu tidak dapat bergetar dengan
mudah, permukaannya mempunyai sifat meredam gelombang suara. Karena itu
kayu serupa ini baik kalau dipakai sebagai lantai atau parket.
Yang dimaksud dengan kekerasan kayu ialah suatu ukuran kekuatan kayu menahan
gaya yang membuat takik atau lekukan padanya. Juga dapat diartikan sebagai
kemampuan kayu untuk menahan kikisan (abrasi). Dalam arti yang terakhir kekerasan
kayu bersamaan keuletannya merupakan suatu ukuran tentang ketahanannya terhadap
pengausan kayu. Hal ini merupakan suatu pertimbangan dalam menentukan suatu jenis
kayu untuk digunakan sebagai lantai rumah, balok pengerasan, pelincir sumbu,dan lainlain. Kekerasan dalam arah sejajar serat pada umumnya melampaui kekerasan kayu
dalam arah lain.
h. Keteguhan belah
Sifat ini digunakan untuk menyatakan kekuatan kayu menahan gaya-gaya yang
berusaha membelah kayu. Tegangan belah adalah suatu tegangan yang terjadi karena
adanya gaya yang berperan sebagai baji. Suatu sifat keteguhan belah yang rendah
sangat baik dalam pembuatan sirap ataupun pembuatan kayu bakar.sebaliknya
keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk pembuatan jenis ukir-ukiran (patung).
Contoh: kayu ulin baik untuk pembuatan sirap, kayu sawo baik untuk pembuatan
patung ataupun popor senjata dan lain sebagainya. Perlu diketahui bahwa kebanyakan
kayu lebih mudah terbelah sepanjang jari-jari (arah radial) daripada dalam arah sejajar
lingkaran tahun (tangensial). Ukuran-ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat
kekuatan kayu atau sifat-sifat mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor- faktor
yang mempengaruhi sifat-sifat mekanik secara garis besar dapat digolongkan dalam
dua kelompok yaitu:
Faktor-faktor luar (eksternal) antara lain: pengawetan kayu, kelambaban lingkungan,
pembebanan dan cacat-cacat yang disebabkan jamur serta serangga perusak kayu.
Faktor kedua yaitu faktor dalam kayu (internal) yang bersangkutan antara lain: dan lain
sebagainya. Sifat kekuatan tiap-tiap jenis kayu berbeda-beda. Berdasarkan
kekuatannya, jenis-jenis kayu digolongkan ke dalam 5 kelas kuat yaitu: kelas kuat I
sampai dengan kelas kuat V. kayu dari kelas kuat I memiliki kekuatan lebih dari kayu
kelas II, dan seterusnya. Untuk penggunaan konstruksi berat dianjurkan dipakai jenisjenis kayu dengan kelas kekuatan I. Untuk perumahan dapat dipakai jenis-jenis dari
kelas II. Kesimpulannya ialah bahwa tiap-tiap penggunaan harus disesuaikan dengan
kelas kekuatannya
Unsur yang diendapkan dalam kayu selama proses pertumbuhan dinamakan zat
ekstraktif
Distribusi komponen kimia tersebut dalam dinding sel kayu tidak merata. Kadar selulosa
dan hemiselulosa banyak tedapat dalam dinding sekunder. Sedangkan lignin banyak
terdapat dalam dinding primer dan lamella tengah. Zat ekstraktif terdapat di luar dinding
sel kayu. Komposisi unsur-unsur kimia dalam kayu adalah:
Karbon 50%
Hidrogen 6%
Lignin:
Merupakan bagian yang bukan karbohidrat, sebagai persenyawaan kimia yang jauh
dari sederhana, tidak berstruktur, bentuknya amorf. Dinding sel tersusun oleh suatu
rangka molekul selulosa, antara lain terdapat pula lignin. Kedua bagian ini merupakan
suatu kesatuan yang erat, yang menyebabkan dinding sel menjadi kuat menyerupai
beton bertulang besi. Selulosa laksana batang-batang besi dan lignin sebagai semen
betonnya. Lignin terletak terutama dalam lamella tengah dan dinding primer. Kadar
lignin dalam kayu gubal lebih tinggi daripada kayu teras. (Kadar selulosa sebaliknya).
Hemiselulosa:
Sealin kedua bahan tersebut di atas, kayu masih mengandung sejumlah zat lain sampai
15- 25%. Antara lain hemiselulosa, semacam selulosa berupa persenyawaan dengan
molekul-molekul besar yang bersifat karbohidrat. Hemiselulosa dapat tersusun oleh
gula yang bermartabat lima dengan rumus C5H10O5 disebut pentosan atau gula
bermanfaat enam C6H12O6 disebut hexosan. Zat-zat ini terdapat sebagai bahan
bangunan
dinding-dinding
sel
juga
sebagai
bahan
zat
cadangan.
Zat
ekstraktif:
Umumnya adalah zat yang mudah larut dalam pelarut seperti: eter, alcohol, bensin dan
air. Banyaknya rata-rata 3 8% dari berat kayu kering tanur. Termasuk didalamnya
minyak-minyakan, resin, lilin, lemak, tannin, gula, pati dan zat wsarna. Zat ekstraktif
tidak merupakan bagian struktur dinding sel, tetapi terdapat dalam rongga sel. Zat
ekstraktif memiliki arti yang penting dalam kayu karena:
Dapat mempengaruhi sifat keawetan, warna, bau dan rasa sesuatu jenis kayu
Dapat menyulitkan dalam pengerjaan dan mengakibatkan kerusakan pada alatalat pertukangan.
Abu:
Di samping persenyawaa-persenyawaan organik, di dalam kayu masih ada beberapa
zat organik, yang disebut bagian-bagian abu (mineral pembentuk abu yang tertinggal
setelah lignin dan selulosa habis terbakar). Kadar zat ini bervariasi antara 0,2 1% dari
berat kayu.