Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
i
HARONGGUAN BOLON
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
Laporan Pendahuluan pekerjaan Perencanaan Rehab Bangunan Convention
Hall dan Mess Pemprovsu Harongguan Bolon telah dapat diselesaikan. Semoga
proses perencanaan dan perancangannya dapat berjalan dengan baik dan lancar
Amin.
MEDAN, 2021
YURI DWILIANTO, ST
Team Leader
LAPORAN PENDAHULUAN
i
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
ii
HARONGGUAN BOLON
DAFTAR ISI
ii
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
iii
HARONGGUAN BOLON
3.2. BATAS-BATAS.......................................................................................... 56
LAPORAN PENDAHULUAN
iii
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
iv
HARONGGUAN BOLON
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Contoh Modul Ukuran Tubuh Manusia, sebagai Calon Pengguna
Bangunan Pada akhirnya akan Menentukan Aktivitas, Fasilitas dan Luasan
Area ....................................................................................................... 9
Gambar 2.2. Contoh Modul Ukuran Tubuh Manusia dalam Berbagai Posisi
Aktivitas Akan Menentukan Jenis Aktivitas, Jenis Perabot, dan Luasa Area ......... 10
Gambar 2.3. Contoh Ilustrasi Sistem Proteksi Kebakaran Aktif pada Bangunan,
Terdiri atas Detektor Panas, Detektor Nyala Api, Detektor Panas, & Detektor
Gas ..................................................................................................... 22
iv
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
v
HARONGGUAN BOLON
LAPORAN PENDAHULUAN
v
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
vi
HARONGGUAN BOLON
DAFTAR TABEL
LAPORAN PENDAHULUAN
vi
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
1
HARONGGUAN BOLON
BAB I. PENDAHULUAN
1
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
2
HARONGGUAN BOLON
Maksud
Tujuan
Sasaran Kegiatan
Lingkup Pekerjaan
2
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
3
HARONGGUAN BOLON
3
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
4
HARONGGUAN BOLON
Tahap-Tahap Pekerjaan
4
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
5
HARONGGUAN BOLON
e. perkiraan biaya.
4. Tahap Rencana Detail.
a. membuat gambar-gambar detail,
b. rencana kerja dan syarat-syarat, (RKS)
c. rincian volume pelaksanaan pekerjaan, (BQ)
d. rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi, (RAB) berdasarkan
Analisa Biaya Konstruksi – SNI
e. dan menyusun laporan perencanaan; struktur, utilitas, lengkap
dengan perhitungan-perhitungan yang bisa dipertanggung jawabkan.
f. Membuat video animasi 3D yang mewujudkan gagasan secara virtual
unutk mengomunikasikan gagasan yang diperlukan dalam
memvisualkan materi informasi agar menjadi sarana komunikasi yang
lebih mudah tersampaikan dan dicerna.
5. Tahap Pelelangan (Dokumen Perencanaan Teknis).
a. Gambar Rencana beserta detail pelaksanaan ; arsitektur, struktur,
mekanikal dan elektrikal, pertamanan, jalan, tata ruang.
b. Rencana kerja dan syarat-syarat administratif, syarat umum dan
syarat teknis (RKS)
c. Rencana Anggaran Biaya (RAB),
d. Rincian Voume pekerjaan/ bill of quatity (BQ),
e. Laporan Perencanaan;
5
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
6
HARONGGUAN BOLON
6
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
7
HARONGGUAN BOLON
7
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
8
HARONGGUAN BOLON
8
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
9
HARONGGUAN BOLON
Gambar 2.1. Contoh Modul Ukuran Tubuh Manusia, sebagai Calon Pengguna
Bangunan Pada akhirnya akan Menentukan Aktivitas, Fasilitas dan Luasan Area
Sumber : Neufert Architect Data
9
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
10
HARONGGUAN BOLON
Gambar 2.2. Contoh Modul Ukuran Tubuh Manusia dalam Berbagai Posisi Aktivitas
Akan Menentukan Jenis Aktivitas, Jenis Perabot, dan Luasa Area
10
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
11
HARONGGUAN BOLON
A. Peruntukan Lokasi
11
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
12
HARONGGUAN BOLON
C. Ketinggian bangunan
D. Ketinggian langit-langit
12
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
13
HARONGGUAN BOLON
I. Wujud Arsitektur
13
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
14
HARONGGUAN BOLON
B. Bahan dinding
Bahan dinding terdiri atas bahan untuk dinding pengisi atau partisi,
dengan ketentuan sebagai berikut :
LAPORAN PENDAHULUAN
14
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
15
HARONGGUAN BOLON
yang dicat tembok atau bahan finishing lainnya, sesuai dengan fungsi
ruang dan klasifikasi bangunannya.
2. Adukan/perekat yang digunakan harus memenuhi persyaratan teknis
dan sesuai dengan jenis bahan dinding yang dipergunakan.
3. Untuk bangunan sekolah tingkat dasar, sekolah tingkat
lanjutan/menengah, rumah negara dan bangunan gedung lainnya yang
telah ada komponen fabrikasinya, bahan dindingnya dapat menggunakan
bahan prefabrikasi yang telah ada.
C. Bahan langit-langit
15
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
16
HARONGGUAN BOLON
F. Bahan struktur
16
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
17
HARONGGUAN BOLON
A. Struktur pondasi
Untuk pondasi bangunan bertingkat lebih dari 3 lantai atau pada lokasi
dengan kondisi khusus maka perhitungan pondasi harus di dukung dengan
penyelidikan kondisi tanah/lahan secara detail.
B. Struktur lantai
1) Lantai beton yang diletakkan langsung di atas tanah harus diberi lapisan
pasir di bawahnya dengan tebal sekurang-kurangnya 5 cm.
2) Plat lantai bondek sebagai pengganti besi tulangan bagian bawah pada
plat beton bertulang.
3) Bahan-bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan SNI/SKSNI/SKBI yang berlaku.
C. Struktur Kolom
LAPORAN PENDAHULUAN
17
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
18
HARONGGUAN BOLON
minimum 15 cm.
b. Selimut beton bertulang minimum setebal 2.5 cm
c. Bahan-bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan SKBI/SKSNI/SNI yang berlaku.
2. Struktur kolom baja
a. Kolom baja harus mempunyai kelangsingan (λ) maksimum 150. Kolom
baja yang dibuat dengan profil tunggal maupun tersusun harus
mempunyai minimum 2 sumbu simetris. Sambungan antara kolom baja
pada bangunan bertingkat tidak boleh dilakukan pada tempat pertemuan
antara balok dengan kolom, dan harus mempunyai kekuatan minimum
sama dengan kolom.
b. Sambungan kolom baja yang menggunakan las harus menggunakan las
listrik, sedangkan yang menggunakan baut harus menggunakan baut
mutu tinggi.Penggunaan profil baja tipis yang dibentuk dingin, harus
berdasarkan perhitungan-perhitungan yang memenuhi syarat kekuatan,
kekakuan dan stabilitas yang cukup.
c. Bahan-bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam SKBI/SKSNI/SNI yang berlaku.
1) Umum
bentuk-bentuk khusus.
a. Sambungan yang digunakan pada rangka atap baja, baik berupa baut,
18
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
19
HARONGGUAN BOLON
A. Air Bersih
Pada dasarnya setiap semua air hujan harus dialirkan ke jaringan umum
kota. Apabila belum tersedia jaringan umum kota, maka harus dialirkan melalui
proses peresapan atau cara lain dengan persetujuan instansi teknis yang terkait.
Ketentuan lebih lanjut mengikuti ketentuan dalam SNI yang berlaku.
Semua air kotor yang berasal dari dapur, kamar mandi, dan tempat
cuci, pembuangannya harus melalui pipa tertutup dan/atau terbuka sesuai
dengan persyaratan yang berlaku. Pada dasarnya pembuangan air kotor yang
berasal dari dapur, kamar mandi, tempat cuci, harus dibuang atau dialirkan ke
saluran umum kota.Tetapi apabila ketentuan tersebut tidak dapat dilakukan
LAPORAN PENDAHULUAN
karena sesuatu hal, maka pembuangan air kotor harus dilakukan melalui proses
pengolahan dan/atau peresapan.
19
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
20
HARONGGUAN BOLON
D. Pembuangan Limbah
E. Pembuangan sampah
20
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
21
HARONGGUAN BOLON
detecting.app)
Detektor nyala api (flame detector, beam detector dll).
Detektor gas (HCL gas detector, gas leak detector, HF gas detector
21
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
22
HARONGGUAN BOLON
dll)
b. Komponen sistem deteksi : manual break glass, panel control, alarm
c. Pengkabelan/wiring.
d. Persyaratan lain mengacu kepada SNI no 03-3986-2000.
Gambar 2.3. Contoh Ilustrasi Sistem Proteksi Kebakaran Aktif pada Bangunan,
Terdiri atas Detektor Panas, Detektor Nyala Api, Detektor Panas, & Detektor Gas
LAPORAN PENDAHULUAN
22
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
23
HARONGGUAN BOLON
G. Instalasi listrik
a. Ukuran bangunan
23
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
24
HARONGGUAN BOLON
1. Prosedur perencangan.
2. Analisis kebutuhuhan bangunan.
3. Penentuan beban listrik.
4. Koordinasi dengan rancangan utilitas lain.
5. Menyusun rancangan dan spesifikasi.
6. Peraturan umum instalasi listrik.
H. Penerangan alam/pencahayaan
LAPORAN PENDAHULUAN
24
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
25
HARONGGUAN BOLON
I. Sarana komunikasi
L. Penangkal petir
25
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
26
HARONGGUAN BOLON
A. Tangga penyelamatan
Setiap bangunan gedung negara yang betingkat lebih dari 3 lantai, harus
mempunyai tangga penyelamatan. Tangga penyelamatan harus dilengkapi
pintu tahan api, minimum 2 jam, dengan arah pembukaan ke tangga dan
dapat menutup secara otomatis. Pintu harus dilengkapi dengan lampu dan
petunjuk KELUAR atau EXIT.
C. Pintu darurat
Setiap bangunan gedung negara yang bertingkat lebih dari tiga harus
dilengkapi dengan pintu darurat. Lebar pintu darurat minimum 100 cm,
membuka ke arah tangga penyelamatan, kecuali pada lantai dasar membuka
ke arah luar (halaman).Jarak antara pintu darurat dalam satu blok bangunan
gedung maksimum 25 meter dari segala arah.
D. Koridor/selasar
LAPORAN PENDAHULUAN
Lebar koridor minimum 1,80 meter. Jarak setiap titik dalam koridor ke pintu
kebakaran atau arah keluar yang terdekat tidak boleh lebih dari 25 meter.
Koridor harus dilengkapi dengan tanda-tanda penunjuk yang menunjukkan arah
26
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
27
HARONGGUAN BOLON
A. Dokumen Pembiayaan
27
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
28
HARONGGUAN BOLON
C. Perizinan
D. Dokumen Perencanaan
E. Dokumen Pembangunan
F. Dokumen Pendaftaran
leger.
28
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
29
HARONGGUAN BOLON
Fotokopi surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB), dan surat Izin Penggunaan
Bangunan (IPB) dalam hal peraturan daerah kabupaten/kota yang bersangkutan
mengharuskan adanya IPB.
RUANGAN KANTOR
B. Ruangan kantor Wakil Gubernur terdiri atas beberapa ruang dengan ukuran
maksimal:
1) ruang kerja 40 M2;
2) ruang tamu 25 m2;
3) ruang rapat 40 M2;
4) ruang tunggu 15 m2;
5) ruang staf/adc 20 M2;
6) ruang istirahat 15 M2;
LAPORAN PENDAHULUAN
29
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
30
HARONGGUAN BOLON
30
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
31
HARONGGUAN BOLON
G. Ruangan kantor Sekda Provinsi terdiri atas beberapa ruang dengan ukuran
maksimal:
1) ruang kerja 35 M2;
2) ruang tamu 20 M2;
3) ruang rapat 40 M2;
4) ruang tunggu 15 M2;
5) ruang staf/adc 10 M2;
6) ruang kamar mandi/istirahat 9 M2;
7) ruang toilet 6 M2.
I. Ruangan kantor pejabat eselon II terdiri atas beberapa ruang dengan ukuran
maksimal:
1) ruang kerja 25 M2;
2) ruang rapat 30 M2;
LAPORAN PENDAHULUAN
31
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
32
HARONGGUAN BOLON
J. Ruangan kantor pejabat eselon III yang terdiri atas beberapa ruang
dengan ukuran maksimal:
1) ruang kerja 12 M2;
2) ruang rapat 12 m2;
3) ruang tamu 10 M2.
K. Ruangan kantor pejabat eselon IV yang terdiri atas beberapa ruang
dengan ukuran maksimal:
1) ruang kerja 9 M2.
2) ruang tamu 10 m2.
L. Ruangan kantor pejabat eselon V dengan ukuran ruang kerja maksimal 6 M2;
M. Ruangan kantor staf dengan ukuran ruang kerja maksimal 4 M2 per pegawai.
LAPORAN PENDAHULUAN
32
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
33
HARONGGUAN BOLON
33
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
34
HARONGGUAN BOLON
Gedung pertemuan dan eksibisi jenis ini tidak terintegrasi dengan tempat
menginap, berdiri sendiri sebagai sebuah convention and exhibition center.
Kegiatan yang diwadahi sangat variatif, seperti sales meeting, kegiatan
34
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
35
HARONGGUAN BOLON
35
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
36
HARONGGUAN BOLON
d. Workshop
Workshop merupakan kegiatan sesi umum dengan tatap muka antar
kelompok peserta serta melatih satu sama lain dengan tujuan
mendapatkan pengetahuan, keahlian, dan wawasan mengenai hal
baru. Peserta workshop tidak lebih dari 35 orang.
e. Simposium
Simposium merupakan kegiatan diskusi panel untuk membahas suatu
persoalan dengan pemaparan para ahli, setelah itu dilanjutkan
dengan sesi tanya jawab kepada audiens. Partisipasi audiens rendah
dibandingkan dengan forum.
f. Forum
Forum merupakan kegiatan diskusi panel dengan pemaparan ahli
yang bertolak belakang dengan sebuah isu/pendapat yang
disampaikan. Forum memberikan kebebasan audiens untuk
berpartisipasi.
g. Panel
Panel merupakan kegiatan tanya jawab atau diskusi antara dua atau
lebih pembicara dengan penyampaian pendapat dari sudut pandang
yang berbeda serta dipimpin oleh seorang moderator.
h. Lecture
Lecture merupakan kegiatan presentasi bersifat formal yang
dibawakan oleh seorang ahli yang kemudian diikuti dengan sesi Tanya
jawab.
i. Institusi/lembaga
Institusi merupakan kegiatan sesi bersama dan tatap muka antara
beberapa kelompok untuk mendiskusikan persoalan dari berbagai
sudut pandang. Kegiatan ini dapat dijadikan pengganti pendidikan
LAPORAN PENDAHULUAN
36
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
37
HARONGGUAN BOLON
2. Karakteristik Kegiatan
a. Pertemuan Manajemen/Profesional/Teknis (Sales Force Meetings)
Kegiatan ini diadakan secara rutin di dalam sebuah
kelompok/organisasi tertentu. Peserta kegiatan 20-40 orang dengan
durasi singkat (kurang dari satu hari). Pertemuan bersifat informal
dengan tipe presentasi. Lokasi yang dipilih biasanya tidak jauh dari
tempat penginapan/hotel.
b. Pertemuan Penjualan (Sales Meetings)
Pertemuan dengan peserta antara 50-200 orang dengan durasi waktu
antara 2-5 hari. Kegiatan ini sangat rutin diadakan dengan tipe
pertemuan informal. Biasanya dilanjutkan dengan workshop dan
dilengkapi dengan fasilitas presentasi yang baik.
c. Peluncuran Produk (Product Launches)
Kegiatan ini biasanya mengundang perwakilan orang dari sebuah
produk yang akan diluncurkan. Pertemuan ini dihadiri oleh 50-200
peserta dan dilengkapi dengan perlengkapan penting seperti alat
presentasi, pameran, servis, keamanan, dll.
d. Pertemuan Pelatihan (Training Meetings)
Kegiatan pelatihan untuk membahas mengenai teknik manajemen
LAPORAN PENDAHULUAN
37
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
38
HARONGGUAN BOLON
38
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
39
HARONGGUAN BOLON
lain:
a. Pengunjung
Pengunjung umum; pengunjung yang datang dengan tujuan
rekreasi, tertarik menikmati pameran/pagelaran untuk
mendapatkan pengalaman dan kepuasan tertentu.
Pengunjung khusus; pengunjung baik domestik maupun
mancanegara yang mempunyai tujuan bisnis, mengikuti acara
konvensi atau dikategorikan sebagai peserta konvensi.
b. pengelenggara acara
penyelenggaran acara dapat berupa PCO, PEO, maupun pihak sponsor.
PCO/Professional Convention Organizer
Professional Convention Organizer (PCO) adalah penyedia jasa
konvensi, perjalanan intensif dan pameran dengan kegiatan
pokok memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan
sekelompok orang/negarawan, usahawan, cendekiawan dan
sebagainya untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan
dengan kepentingan bersama.
PEO/Professional Exhibition Organizer
Professional Exhibition Organizer (PEO) adalah penyedia jasa
baik perorangan/sekelompok orang yang tugasnya
merencanakan, mempersiapkan dan melaksanakan
penyelenggaraan suatu pameran secara profesional.
Sponsor (pendukung)
Sponsor sebagai badan usaha, perusahaan, organisasi,
perserikatan, instansi pemerintah dan/atau perorangan yang
ikut mendukung dalam bentuk dana, produk, undangan makan,
sebagian biaya transportasi, paket hadiah, tiket/voucher, dan
LAPORAN PENDAHULUAN
39
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
40
HARONGGUAN BOLON
c. Pemilik convention
Pemilik convention berasal dari sector swasta, yang terdiri atas
investasi peorangan/pribadi atau sekelompok orang.
d. Pemilik acara Konvensi
Pemilik acara convensi dapat berasan dari berbagai latar belakang dan
profesi, baik dari pihak pemerintah maupun swasta
e. Pengelola
Pengelola convention terdiri dari general manager, sekretaris,
pengelola keuangan dan administrasi, serta 3 divisi utama yakni
pemasaran, teknikal, dan keamanan.
f. Pihak terkait, meliputi peserta kegiatan pameran, kontraktor, supplier,
pengisi acara, dan sector industri lainnya.
paling umum untuk ruang serbaguna dengan lantai datar. Ruang bebas
kolom akan memudahkan dalam mengakomodasi berbagai acara
seperti acara perjamuan (banquet) maupun acara pertemuan. Ruang
40
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
41
HARONGGUAN BOLON
bagian belakang.
41
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
42
HARONGGUAN BOLON
42
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
43
HARONGGUAN BOLON
2. Exhibition hall
Pertimbangan yang serupa juga dapat diaplikasikan pada ruang pameran.
Ruang pameran biasanya disusun dan terbagi oleh berbagai partisi yang
diantaranya harus dapat menahan kebisingan. Peletakan speaker, tinggi
langit-langit, peletakan system utilitas, serta akses dan sirkulasi pengunjung
harus diperhatikan. Bentuk ruang pameran didominasi oleh bentuk kotak
atau persegi panjang karena pertimbangan kapasitas orang dan struktur
LAPORAN PENDAHULUAN
43
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
44
HARONGGUAN BOLON
Bentuk Exhibition
Gambar Karakteristik
Hall
0
360 full Arah control suara sangat
encirclement penting
Variasi bentuk dengan
tempat duduk portabel
memberikan dirwct
sound fan view yang baik
Pertimbangan akustik
ruang untuk dinding
belakang
44
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
45
HARONGGUAN BOLON
3. Meeting room
Sekelompok orang melalui sebuah komunitas atau antar rekan kerja dapat
mengadakan sebuah pertemuan/rapat untuk membicarakan subjek
tertentu dalam tingkat pekerjaan. Pertemuan ini dapat bersifat formal atau
semi-formal, tergantung dari acara yang diadakan. Pengaturan ruang rapat
umumnya terdiri susunan meja yang dikelilingi oleh kursi-kursi. Pemilihan
furniture ruang rapat sebaiknya fleksibel terhadap berbagai acara yang
diadakan. Susunan/model ruang rapat dapat dibedakan menjadi:
a. Theatre style
45
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
46
HARONGGUAN BOLON
d. Classroom style
46
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
47
HARONGGUAN BOLON
47
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
48
HARONGGUAN BOLON
2. Kenyamanan thermal
Kenyamanan thermal dapat diciptakan melalui pengaturan pencahayaan
dan penghawaan alami maupun buatan. Kenyamanan thermal dapat
meningkatkan kualitas pemakai bangunan.
a. Pencahayaan
Tujuan perencanaan dan perancangan ini adalah untuk memberikan
suatu lingkungan yang nyaman, meliputi pencahayaan alami (cahaya
yang bersumber langsung dari sinar matahari) dan pencahayaan buatan
(dihasilkan oleh penerangan buatn/lampu). Penerangan lampu
sebaiknya difokuskan pada ruang auditorium, layar proyeksi, serta
kebutuhan akan penerangan darurat (genset).
b. Penghawaan
Pengaahwaan alami maupun buatan sangat dibutuhkan untuk fungsi
bangunan konvensi, terlebih fungsi bangunan ini mengakomodasi
banyak orang melalui berbagai acara dan kegiatan. Penghawaan buatan
seperti penambahan AC (Air Conditioner) diutamakan untuk ruang-
ruang utama seperti ruang auditorium, ruang pameran, ruang rapat,
amphitheater, maupun kantor. Jalur pembungan serta kebisingan
mesin menjadi factor yang harus diperhatikan. Peletakan sprinkler dan
smoke detector juga perlu diperhatikan untuk menciptakan system
LAPORAN PENDAHULUAN
48
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
49
HARONGGUAN BOLON
Restoran
Retail/gift shop
Entertainment park
49
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
50
HARONGGUAN BOLON
50
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
51
HARONGGUAN BOLON
LAPORAN PENDAHULUAN
51
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
52
HARONGGUAN BOLON
LAPORAN PENDAHULUAN
52
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
53
HARONGGUAN BOLON
53
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
54
HARONGGUAN BOLON
54
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
55
HARONGGUAN BOLON
LAPORAN PENDAHULUAN
55
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
56
HARONGGUAN BOLON
3.2. BATAS-BATAS
56
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
57
HARONGGUAN BOLON
Kondisi lansekap pada site adalah tanah berkontur yang relative tinggi.
LAPORAN PENDAHULUAN
57
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
58
HARONGGUAN BOLON
LAPORAN PENDAHULUAN
58
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
59
HARONGGUAN BOLON
LAPORAN PENDAHULUAN
59
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
vii
HARONGGUAN BOLON
LAMPIRAN
Denah Eksisting
LAPORAN PENDAHULUAN
vii
PERENCANAAN REHAB BANGUNAN CONVENTION HALL DAN MESS PEMPROVSU
viii
HARONGGUAN BOLON
LAPORAN PENDAHULUAN
viii