Tugas I Mekanika Teknik

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

TUGAS I

MEKANIKA TEKNIK

OLEH
JONAS NAINGGOLAN
161840042
ARSITEKTUR
ISTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI TD PARDEDE
MEDAN

2016

GAYA
Gaya adalah suatu tarikan atau dorongan yang merubah keadaan benda yang diam
atau benda yang bergerak lurus beraturan. Dengan demikian jika benda
ditarik/didorong maka pada benda bekerja gaya dan keadaan gerak benda dapat
berubah. Gaya termasuk besaran vektor, karena gaya mempunyai besar dan arah.
Satuan gaya adalah Newton. 1 Newton sama dengan 1 kg m/s 2. 1 Newton adalah gaya
yang diperlukan untuk mempercepat gerak benda satu kilogram hingga mengalami
percepatan 1 m/s2. Oleh karena gaya termasuk besaran vektor, maka gaya dapat
dilukiskan dengan diagram vektor yang berupa anak panah. Ketika meninjau suatu
gaya, hal-hal berikut harus diketahui:
a. besar gaya dinyatakan dengan panjang panah
b. arah gaya dinyatakan dengan arah mata panah
c. titik tangkap gaya bekerja dinyatakan pada pangkal anak panah
Sebagai contoh sebuah kapal ditarik dengan gaya F yang berarah ke kanan dan
besarnya 8.000 N dilukiskan dengan diagram vektor seperti pada gambar berikut.
F = 8.000 N

Gambar 2.1 Contoh diagram vektor gaya

Resultan Gaya
Ketika dua gaya atau lebih bekerja pada suatu titik, efek gabungan gaya-gaya tersebut
dapat digantikan oleh satu gaya yang memiliki efek sama dengan gabungan komponen
gaya-gaya tersebut. Gaya ini disebut dengan resultan gaya, dan proses untuk
mencarinya disebut dengan penjumlahan gaya.
Penjumlahan Dua Gaya Yang Bekerja Pada Garis Lurus Yang Sama
Jika gaya beraksi pada garis lurus yang sama dan dalam arah yang sama resultannya
adalah jumlah, tetapi jika gaya-gaya beraksi dalam arah yang berlawanan maka
resultannya adalah selisih dari kedua gaya dan arah resultan adalah pada gaya yang
lebih besar.
Contoh:
Ketika memindahkan suatu benda seorang laki-laki menariknya dengan gaya 200
Newton, dan lelaki lainnya menarik dalam arah yang sama dengan gaya 300 Newton.
hitunglah resultan kedua gaya tersebut!

F1 = 200 N

F = 500 N

F2 = 300 N

Gambar 2.2 Penjumlahan dua gaya yang bekerja pada garis lurus yang sama

Resultan Gaya F = F1 + F2 = 200 N + 300 N = 500 N ke kanan.


Penjumlahan Dua Gaya Yang Tidak Bekerja Pada Garis Lurus Yang Sama
Ketika dua gaya tidak bekerja pada garis yang sama, resultannya dapat diperoleh
dengan metode jajaran genjang.

F1

F2

F1
F2

Gambar 2.3 Penjumlahan gaya dengan metode jajaran genjang

Besarnya resultan gaya dapat diperoleh dengan persamaan


R= F= F 12 + F 22+ 2 F 1 F 2 cos
dengan

adalah sudut yang dibentuk antara F1 dan F2.

su
Re

n
lta

Contoh:
Sebuah gaya 3 Newton dan gaya 5 Newton beraksi pada suatu titik membentuk sudut
120 derajad satu sama lain. Hitunglah besar dan arah resultan gaya!

5N

Resultant F= F 12+ F 22 +2 F 1 F 2 cos


3 2+5 2+ 2 3 5 cos 120
19
4,36

Newton

Arah resultan dapat kita peroleh dengan persamaan segitiga sinus.

c
A

a
C

Dengan mengambil segitiga ABC

su
Re

n
lta

5N

3N

Kita peroleh
Resultant
3
=
sin 60
sin
sin =

3 sin 60
Resultant

sin =

3 sin 60
4,36

sin =0,596
=36,58

Jadi diperoleh arah resultan gaya adalah

36,58

dari gaya 5 N.

Contoh:
Sebuah kapal berlayar ke timur dalam satu jam dengan kecepatan 9 knot melalui arus
air berkecepatan 3 knot yang berarah 120 derajad dari utara. Hitunglah kecepatan dan
arah gerak kapal sebenarnya!

9 knot

B
Resultan

3 knot

Gaya kapal akan mendorong kapal dari A ke B dalam satu jam, dan arus akan
mendorong dari A ke C dalam satu jam. Resultan dapat diperoleh dengan persamaan:
v = v 12+ v 22+ 2 v 1 v 2 cos
Sudut BAC dapat diperoleh dengan

BAC = 120o - 90o = 30o

v = 92+ 32 +2 9 3 cos 30
81+ 9+2 9 3 0,866
136,764
Kecepatan resultan = 11,69 knot. Sehingga dalam 1 jam jarak tempuhnya adalah 11,69
miles.
Dengan meninjau segitiga ABD
A

9 knot

B
150o

3 knot

Resultan
D

Dengan menggunakan aturan segitiga sinus kita peroleh,


3
11,69
=
sin sin
sin =

3 sin 150
11,69

sin =

3 sin 150
11,69

sin =0,1283

=sin 1 (0,1283)
=7,37

Jadi diperoleh arah gerak kapal sebenarnya adalah

7,37

dari timur.

1. Berat/Gaya Gravitasi
Setiap benda yang dilepaskan dari ketinggian tertentu di atas permukaan bumi selalu
akan jatuh bebas ke permukaan bumi. Hal ini tentu saja disebabkan pada benda itu
bekerja sebuah gaya tarik, yang disebut gaya gravitasi. Gaya gravitasi antara dua
benda merupakan gaya tarik menarik yang besarnya berbanding lurus dengan kuadrat

massa masing-masing benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara
keduanya.
Besarnya gaya gravitasi dapat ditulis dengan persamaan matematis
F12=F 21 =F=G
F12

Dengan

F21

m1 m2
r2

= besarnya gaya tarik menarik antara kedua benda (N);

= tetapan umum gravitasi;

m1

= massa benda 1 (kg)

m2

= massa benda 2 (kg);

= jarak antar pusat massa kedua benda (m)

Gambar 2.4 Gaya gravitasi antara dua benda merupakan gaya tarik menarik
yang besarnya berbanding lurus dengan kuadrat massa masing-masing benda
dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara keduanya.

Gaya gravitasi akan memberikan percepatan pada benda yang jatuh bebas, yang
disebut dengan percepatan gravitasi, disimbolkan dengan g , yang untuk bumi
nilainya 9,81 m/s2. Gaya yang diberikan oleh benda terhadap penahan atau permukaan
bumi disebut berat. Berat adalah perkalian antara massa dengan percepatan gravitasi.
Besarnya berat dapat ditulis dengan persamaan matematis
w=m g

Dengan w = berat benda (N)


m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

Berat Benda Sedikit Berbeda di Berbagai Tempat di Permukaan Bumi


Telah kita ketahui bahwa berat benda adalah gaya gravitasi bumi yang bekerja pada
suatu benda, yang dinyatakan oleh w=m g . Massa adalah besaran yang tetap
dimana saja. Karena berat benda berbeda sedikit, maka pasti faktor g yang berubah
sedikit di berbagai tempat di permukaan bumi.
Pengukuran yang teliti menunjukkan bahwa bumi tidak tepat benar berbentuk bola,
tetapi agak pepat pada kedua kutub dan agak menggembung pada sekitar katulistiwa.
Itulah sebabnya garis tengah katulistiwa lebih besar daripada garis tengah kutub. Garis
tengah katulistiwa sekitar 12.757 km, sedang garis tengah kutub 12.714 km. Oleh

karena bumi tidak tepat berbentuk bola, atau dengan kata lain, jari-jari permukaan
sedikit berbeda dari satu tempat ke tempat lain, maka besar percepatan gravitasi yang
tergantung pada jari-jari juga akan berbeda sedikit. Inilah yang menyebabkan
perbedaan percepatan gravitasi di berbagai tempat di permukaaan bumi.
Jari-jari permukaan bumi di kutub adalah yang terkecil, dan karena percepatan gravitasi
sebanding dengan 1/r2, maka kutub memiliki percepatan gravitasi terbesar. Sebaliknya
karena jari-jari permukaan bumi di katulistiwa adalah yang terbesar, maka katulistiwa
memiliki percepatanj gravitasi terkecil.
Percepatan Gravitasi Pada Ketinggian Tertentu di Atas Permukaan Bumi.
Misalkan titik A adalah tempat pada permukaan bumi dan titik B adalah tempat pada
ketinggian h di atas permukaan bumi (Gambar 2.5). Tentu saja jarak titik-titik tersebut
terhadap pusat bumi adalah: rA = R dan rB = (R+h), dengan R adalah jari-jari bumi.
B
h
rB=(R+h) A

Permukaan bumi

rA=R
Pusat bumi

Gambar 2.5 Grafitasi pada ketinggian h dari permukaan bumi

Nilai perbandingan percepatan gravitasi di B dan A adalah


GM
gB
r 2B
r
=
= A
A
GM
rB
g
2
rA

( )

gB
R
=
gA
R+h

( )

Dengan

gB

= percepatan gravitasi pada ketinggian h di atas permukaan bumi

gA

= percepatan gravitasi pada permukaan bumi (sekitar 9,81 m/s 2)

R = jari-jari bumi (sekitar 6.370 km)


Contoh:
Hitunglah percepatan gravitasi pada ketinggian h = 10 km!
Jawab:
gB
R
=
A
R+h
g

( )

R
6.370
( 9,81 )=9.77 m/s 2
gA=
R+h
6.370+10

( ) (

gB =

Hukum III Newton (Hukum Aksi-Reaksi)


Bila sebuah benda A melakukan gaya pada benda B, maka benda B juga akan
melakukan gaya pada benda A yang besarnya sama tetapi berlawanan arah. Kedua
gaya yang bekerja bersamaan pada kedua benda disebut gaya aksi dan reaksi. Gaya
aksi-reaksi bukan gaya sebab akibat, keduanya muncul bersamaan dan tidak dapat
dikatakan yang satu adalah aksi dan yang lainnya reaksi. Secara matematis dapat
ditulis:
Faksi = - Freaksi
Contoh pasangan aksi reaksi adalah satelit/bulan/astronot yang tetap mengorbit di atas
bumi karena pengaruh gaya gravitasi bumi. Sebenarnya bukan hanya bumi saja yang
menarik satelit/bulan/astronot, melainkan satelit/bulan/astronot juga menarik bumi.

Gambar 2.6 Pasangan aksi reaksi adalah satelit/bulan/astronot yang tetap mengorbit
di atas bumi karena pengaruh gaya gravitasi bumi.

Contoh lain penerapan hukum aksi-reaksi adalah pada pesawat/helikopter. Sayap


pesawat atau baling-baling helikopter mendorong udara ke bawah, karena sifat
kelembaman udara, udara juga memberikan dorongan kepada sayap/baling-baling
sehingga tetap berada di udara.

Gambar 2.7 Pasangan aksi-reaksi pada sayap pesawat atau baling-baling helicopter

Gaya Gesek
Gaya gesek adalah gaya yang timbul pada dua bidang permukaan benda yang
bersinggungan dan mempunyai kekasaran dan arahnya melawan arah kecenderungan
gerak benda. Secara matematis gaya gesek dapat dituliskan sebagai berikut:
f = .N

dengan N adalah gaya normal (satuan Newton), yaitu gaya yang merupakan gaya
reaksi bidang tempat benda berada terhadap gaya aksi yang diberikan benda dan
mempunyai arah yang tegak lurus terhadap bidang tempat benda tersebut, sedangkan
adalah koefisien gesekan yang menyatakan tingkat kekasaran permukaan bidang.
Gaya gesek ada dua macam yaitu:
a) Gaya gesek statis (fs) adalah gaya gesek yang dialami benda dalam keadaan
diam atau tepat akan mulai bergerak. Jika s adalah koefisien gesek statis, maka
fs = s.N
b) Gaya gesek kinetis (fk) adalah gaya gesek yang dialami benda dalam keadaan
sedang bergerak. Jika k adalah koefisien gesekan kinetis, maka:
fk = k. N.
Koefisien gesek adalah konstanta yang menunjukkan sifat kasar licinnya permukaan
dua bidang yang bersentuhan. Nilai koefisien gesek berkisar antara 0 1.
Contoh:
Balok bermassa 1 kg sedang diam di atas permukaan bidang datar kasar. Koefisien
gesek statis adalah 0,4 dan percepatan gravitasi 10 m/s2. Tentukan (a) besar gaya
gesek statis (b) besar gaya tarik F minimum agar balok mulai bergerak!
Penyelesaian:
Massa balok (m)
= 1 kg

s
Koefisien gesek statis
= 0,4
Percepatan gravitasi (g)
= 10 m/s2
Gaya berat (w)
= m.g = 1 kg . 10 m/s2 = 10 Newton
Gaya Normal
= w = 10 Newton
(a) Gaya Gesek statis
fs = s.N. = 0,4 . 10 N = 4 Newton
(b) Ketika gaya tarik (F) mempunyai besar yang sama dengan gaya gesek statis,
maka benda tepat akan bergerak (benda masih diam). Benda mulai bergerak
ketika gaya tarik lebih besar dari gaya gesek statis. Jadi gaya tarik (F) minimum
agar balok mulai bergerak adalah 4 Newton
2. Elastisitas
Elastisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali pada bentuk dan ukuran
semula setelah gaya luar yang bekerja padanya dihilangkan. Pegas dan karet akan
kembali ke bentuk awal setelah gaya luar yang bekerja padanya dihilangkan, benda ini
disebut benda elastis. Lempung dan plastisin tidak kembali ke bentuk awal setelah
gaya luar dihilangkan, benda seperti itu disebut benda tak elastis atau plastis.
adalah hasil bagi antara tegangan tarik F yang dialami kawat dengan
luas penampangnya A . Tegangan adalah besaran skalar dan memiliki satuan N/m 2
atau Pascal (Pa).
Tegangan

Tegangan=

gaya
F
atau =
luas penampang
A

Regangan

didefinisikan sebagai hasil bagi antara pertambahan panjang


dengan panjang awal L .
Regangan=

pertambahan panjang
L
ataue=
panjang awal
L

Lo

Gambar 2.8 Benda mengalami regangan ketika diberikan tegangan

Karena pertambahan panjang L dan Panjang awal L


sama, maka regangan e tidak memiliki satuan atau dimensi.

adalah besaran yang

Modulus elastisitas atau Modulus Young (E) adalah perbandingan antara tegangan
dengan regangan pada suatu benda.
F
Tegangan
A
F . Lo
Modulus Elastisitas=
= =
=
Regangan e L A . L
Lo
Berikut adalah modulus elastisitas untuk beberapa bahan:
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Bahan
Alumunium
Baja
Besi
Karet
Kuningan
Nikel
Tembaga
Timah
Beton
Kaca
Wolfram

Modulus Young (Pa)


7 1010
20 1010
21 1010
0,05 1010
9 1010
21 1010
11 1010
1,6 1010
2,3 1010
5,5 1010
41 1010

Contoh:
Kawat logam panjangnya 60 cm dan luas penampangnya 8 cm 2. Ujung yang satu diikat
pada atap dan ujung yang lain ditarik dengan gaya 100 N. ternyata panjangnya menjadi
66 cm. Tentukan:

a. Regangan kawat
b. Tegangan pada kawat
c. Modulus elastisitas kawat
Jawab:
Regangan kawat:
L 6660 cm 6
e=
=
= =0,1
Lo
60 cm
60
Tegangan kawat:
F
100 N
2
= =
=125.000 N /m
A 8 104 m2
Modulus Elastisitas:
125.000 N /m2
E= =
=1,25 106 N /m2
e
0,1
Hukum Hooke
Perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar 2.9 Pegas ditarik dengan gaya F, maka pegas akan mengalami
pertambahan panjang sebesar

Jika sebuah pegas kita tarik dengan gaya F, maka pegas akan mengalami
pertambahan panjang sebesar x. Jika gaya F diperbesar menjadi 2F maka pegas
akan mengalami pertambahan panjang sebesar 2 x. Jika gaya tarik tidak
melampaui batas elastis pegas, maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus
(sebanding) dengan gaya tariknya. Pernyataan ini pertama kali dikemukakan oleh
Robert Hooke, sehingga dikenal dengan hukum Hooke.
Untuk semua pegas berlaku,
F=k x
Dimana F adalah gaya pegas, k adalah konstanta pegas dan
pertambahan panjang pegas.

adalah

Jika sebuah benda diberikan gaya maka hukum Hooke hanya berlaku sepanjang
daerah elastis sampai pada titik yang menunjukkan batas proporsional (batas hukum
Hooke). Jika benda diberikan gaya hingga melewati batas hukum Hooke dan mencapai
batas elastisitas, maka panjang benda akan kembali seperti semula jika gaya yang

diberikan tidak melewati batas elastisitas. Tapi hukum Hooke tidak berlaku pada daerah
antara batas hukum Hooke dan batas elastisitas.
Keterangan:
O a : bersifat elastis, hukum
Hooke berlaku
O b : bata proporsional, materi
kembali ke panjang semula
jika tegangan dihilangkan
c

: permanen

: batas patah

Gambar 2.10 Kurva tegangan-regangan

Jika benda diberikan gaya yang sangat besar hingga melewati batas elastisitas maka
benda tersebut akan memasuki daerah plastis dan ketika gaya dihilangkan panjang
benda tidak akan kembali seperti semula, benda tersebut akan berubah bentuk secara
tetap. Jika pertambahan panjang mencapai titik patah, maka benda tersebut akan
patah.
A. RANGKUMAN
1. Massa adalah ukuran banyaknya materi yang dikandung oleh suatu benda.
Massa merupakan ukuran kelembaman (kemampuan mempertahankan
keadaan gerak) suatu benda.
2. Gaya adalah suatu tarikan atau dorongan yang merubah keadaan benda yang
diam atau benda yang bergerak lurus beraturan. Gaya termasuk besaran vektor,
karena gaya mempunyai besar dan arah. Satuan gaya adalah Newton. 1
Newton sama dengan 1 kg m/s2. 1 Newton adalah gaya yang diperlukan untuk
mempercepat gerak benda bermassa satu kilogram hingga mengalami
percepatan 1 m/s2.
3. Resultan gaya adalah sebuah gaya yang memiliki efek sama dengan gabungan
beberapa gaya.
4. Besarnya resultan dua gaya dapat diperoleh dengan persamaan
R= F= F 12 + F 22+ 2 F 1 F 2 cos
dengan

adalah sudut yang dibentuk antara F1 dan F2.

5. Gaya gravitasi antara dua benda merupakan gaya tarik menarik yang besarnya
berbanding lurus dengan kuadrat massa masing-masing benda dan berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak antara keduanya. Besarnya gaya gravitasi dapat
ditulis dengan persamaan matematis
m m
F12=F 21 =F=G 1 2 2
r

6. Berat adalah perkalian antara massa dengan percepatan gravitasi. Besarnya


berat dapat ditulis dengan persamaan matematis:
w=m g

7. Percepatan gravitasi pada ketinggian h di atas permukaan bumi


2
R
gB =
gA
R+h

( )

8. Hukum III Newton: Bila sebuah benda A melakukan gaya pada benda B, maka
benda B juga akan melakukan gaya pada benda A yang besarnya sama tetapi
berlawanan arah.
Faksi = - Freaksi
9. Gaya gesek adalah gaya yang timbul pada dua bidang permukaan benda yang
bersinggungan dan mempunyai kekasaran dan arahnya melawan arah
kecenderungan gerak benda. Secara matematis gaya gesek dapat dituliskan
sebagai berikut:
f = .N
10. Modulus elastisitas atau Modulus Young (E) adalah perbandingan antara
tegangan dengan regangan pada suatu benda.
F
Tegangan
A
F . Lo
Modulus Elastisitas=
= =
=
Regangan e L A . L
Lo

11. Hukum Hooke :Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas, maka
pertambahan panjang pegas berbanding lurus (sebanding) dengan gaya
tariknya. Untuk semua pegas berlaku,
F=k x

B. TUGAS:
1. Sebuah gaya 500 Newton ke timur dan 500 Newton ke selatan. Hitunglah besar
dan arah resultan gaya!
2. Sebuah kotak meluncur sepanjang sebuah lantai horisontal dengan kelajuan
awal 2,5 m/s. Kotak terhenti setelah meluncur 1,4 m. Carilah koefisien gesekan
kinetiknya. [Jawaban: 0,228]
3. Seutas kawat dengan panjang L dan jari-jari r ketika ditarik gaya F, kawat
bertambah panjang 5 cm. Kawat lain dengan bahan sama panjang L jari-jari
2r ditarik gaya 4F menghasilkan pertambahan panjang ....
4. Sebuah pegas dengan konstanta gaya 400 N/m diikatkan pada balok 3 kg yang
diam pada bantalan udara sehingga gesekan dapat diabaikan. Berapa
perpanjangan pegas yang diperlukan untuk memberikan percepatan balok 4
m/s2. [Jawaban: 3,0 cm]
C. TES FORMATIF
Soal Tes Formatif:

1. Sebuah balok bermassa 20 kg berada di atas lantai mendatar kasar ( s = 0,6


dan k = 0,3). Kemudian balok ditarik gaya mendatar sebesar F. Hitunglah
2.
3.
4.
5.

besar percepatan balok jika F = 140 N! (g = 10 m/s2)!


Sebuah gaya 300 Newton ke timur dan 500 Newton ke tenggara beraksi pada
suatu titik. Hitunglah besar resultan gaya!
Jika percepatan gravitasi di permukaan bumi dianggap 9,81 m/s 2 dan jari-jari
bumi R, maka percepatan gravitasi bumi pada ketinggian R dari permukaan
bumi adalah ....
Seutas kawat baja (E = 2 10 11 N/m2) panjang 1 m dan luas penampang 4 cm 2
dipakai untuk menggantung beban 200 kN. Hitunglah pertambahan panjang
kawat!
Sebuah pegas mempunyai konstanta gaya k = 300 N/m. Sebuah benda 4 kg
digantungkan tanpa bergerak pada sebuah pegas seperti ditunjukkan pada
gambar di bawah. Hitunglah pertambahan panjang pegas!

w=mg

Jawaban Tes Formatif:


1. Diketahui:
m = 20 kg;

= 0,6;

= 0,3; F = 140 N; g = 10 m/s2

Ditanyakan:
Percepatan a....?
Penyelesaian:
Kita hitung dahulu besar gaya gesek statis maksimum:
f s= s . N= s . m . g=0,6 20 10=120 Newton
karena besar gaya tarik lebih besar dari gaya gesek statis maka benda akan
bergerak.
Menurut hukum ke-2 Newton:
F 140120 Newton
N
2
a=
=
=1 =1 m/ s
m
20 kg
kg
2. Penyelesaian:
300 N
45
500 N

Resultan

Menggunakan aturan cosinus


R= F 12+F 22+2 F 1 F 2 cos
300 2+500 2+2 300 500cos 45
90.000+250.000+2 300 500 0,7071
= 743,05 Newton
3. Penyelesaian:
B
h=R
rB=(R+h) A

Permukaan bumi

rA=R
Pusat bumi

R
R
R
g A=
9,81=
9,81
R+h
R+ R
2R

( ) ( )
( )
1
1
( ) 9,81= 9,81=2,45 m/s
2
4
gB =

4. Penyelesaian:
E = 2 1011 N/m2;

A=4 cm2;

L0 = 1 m;

E=

L=

F = 200 kN

F . Lo
A. L

F . Lo
200.000 N 1 m
=
=2,5 103 m
A . E 4 104 m2 2 10 11 N /m2

5. Penyelesaian:
F=k x
2

F m . g 4 kg 9,81 m/s
x= =
=
=0,1308 m
k
k
300 N /m

Anda mungkin juga menyukai