Skripsi - Laura Imanda - 1851020068

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 162

EFEKTIVITAS PINJAMAN MODAL TANPA AGUNAN GUNA

MENGEMBANGKAN USAHA ULTRA MIKRO MELALUI PROGRAM


PEMBERDAYAAN EKONOMI BANK WAKAF MIKRO DI MASA
PANDEMI COVID-19 DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
(Studi Pada Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul'Ulum

Kabupaten Pesawaran )

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi

Dalam Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam

Oleh:

LAURA IMANDA

NPM 1851020068

Program Studi : Perbankan Syariah

Pembimbing Akademik I : Prof. Dr. H.Suharto, S.H., M.A

Pembimbing Akademik II : Dr. Muhammad Iqbal Fasa. M.E.I

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

1443 H/2022 M
EFEKTIVITAS PINJAMAN MODAL TANPA AGUNAN GUNA
MENGEMBANGKAN USAHA ULTRA MIKRO MELALUI PROGRAM
PEMBERDAYAAN EKONOMI BANK WAKAF MIKRO DI MASA
PANDEMI COVID-19 DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
(Studi Pada Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul'Ulum

Kabupaten Pesawaran )

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi

Dalam Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam

Oleh:

LAURA IMANDA

NPM 1851020068

Program Studi : Perbankan Syariah

Pembimbing Akademik I : Prof. Dr. H.Suharto, S.H., M.A

Pembimbing Akademik II : Dr. Muhammad Iqbal Fasa. M.E.I

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

1443 H/2022 M

ii
ABSTRAK

Beberapa lembaga swadaya masyarakat menganggap bahwa peluang ekonomi


dan mata pencaharian yang berkelanjutan serta penyediaan modal bagi para pelaku
usaha ultra mikro melalui Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan
pintu masuk yang efektif untuk melakukan pemberdayaan. Bank Wakaf Mikro
Pondok Pesantren Minhadlul‟Ulum melakukan pemberdayaan melalui pemberian
pinjaman modal tanpa agunan yang bertujuan untuk menjadikan anggota berdaya dan
produktif dengan mendirikan atau menjalankan usaha. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui efektivitas pinjaman modal tanpa agunan guna
mengembangkan usaha ultra mikro di masa pandemi covid-19 dan mengetahui
efektivitas pinjaman modal tanpa agunan melalui program pemberdayaan ekonomi
dalam perspektif ekonomi islam.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif kualitatif. Sumber data diperoleh menggunakan teknik
purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara,
observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisa data kualitatif dengan menggunakan cara berfikir induktif. Analisis
data dimulai dengan menelaah seluruh data yang dikumpulkan melalui wawancara,
observasi dan dokumentasi. Setelah data terkumpul dengan baik, kemudian
dikategorikan menjadi beberapa indikator sesuai dengan indikator efektivitas untuk
menjawab pertanyaan penelitian.

Hasil dari penelitian ini yaitu pemberian pinjaman modal usaha dalam rangka
pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren
Minhadlul‟Ulum cukup efektif. Pemberian pinjaman modal usaha yang diberikan
sudah berjalan cukup baik sesuai prinsip pemberdayaan dan memenuhi indikator
efektivitas, yaitu anggota paham akan tujuan dari pemberian pinjaman modal usaha
yang diberikan, sasaran tepat kepada anggota yang ingin mendirikan atau
mengembangkan usaha, waktu pengembalian pinjaman oleh anggota cukup baik,
tujuan untuk menjadikan anggota produktif tercapai, dan terjadinya perubahan nyata
anggota peminjam yaitu anggota dapat mendirikan usaha serta sebagian peminjam
sudah bisa mengembangkan usahanya sendiri tanpa kembali melakukan pinjaman
kepada Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟Ulum yang menandakan
keberhasilan pemberdayaan di masa pandemi covid-19.
Kata kunci : Pinjaman Modal,Pemberdayaan Ekonomi.

iii
MOTTO

Artinya: “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka
(adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain..”

(Q.S. At-Taubah: 71)

iv
PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah
memberikan kekuatan, kesehatan dan kesabaran untuk penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. selanjutnya skripsi sederhana ini aku persembahkan sebagai tanda cinta,
sayang, hormat dan terimakasih tak terhingga kepada:

1. Ayahanda tercinta Bapak Suzar Sahmi dan Ibunda Masdalena yang selalu
memberikan doa, kasih sayang, perhatian, serta selalu mendengarkan keluh kesah
yang saya alami, terimakasih kepada ayah ibu yang telah memberikan motivasi
dan dukungannya, sehingga dapat terselesaikannya penulisan skripsi ini.
2. Kepada kakak ku Desilia Wulandari, kedua Adikku yang paling aku sayang Indri
Aulia Fahra dan Siva Rahma Aulia yang senantiasa memberika doa, motivasi,
dukungan dan selalu memberikan semangat dalam hidupku.
3. Kepada orang spesial, Lanang Sae Albantani aku ucapkan terimakasih karena selalu
memberikan semangat dan dukungan kepadaku dalam menyelesaikan skripsi ini serta
selalu setia menemani penulis dalam suka dan duka. Semoga semua harapan yang baik
segera terkabulkan, aamiin.
4. Teman-teman seperjuangan Perbankan Syariah A 2018.
5. Almamater tercinta UIN Raden Intan Lampung yang telah memberikanku
pengalaman hidup yang sangat berharga.

v
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Laura Imanda, lahir pada 28 Februari 2001 di


Kotaagung, Kabupaten Tanggamus. anak kedua dari 4 bersaudara dari bapak Suzar
Sahmi dan ibu Masdalena. Demikian riwayat pendidikan penulis sebagai berikut:

1. SD Negeri 1 Pardawaras Kec. Semaka, Kab.Tanggamus selesai pada tahun 2012


2. SMP Negeri 1 Semaka Kab.Tanggamus selesai pada tahun 2015
3. SMA Negeri 1 Kotaagung Kab.Tanggamus selesai pada tahun 2018
4. Untuk selanjutnya pada tahun 2018 penulis melanjutkan pendidikan di
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, mengambil program studi
Perbankan Syariah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan karunia-Nya berupa ilmu pengetahuan, kesehatan, dan petunjuk
sehingga skripsi dengan judul efektivitas pinjaman modal tanpa agunan guna
mengembangkan usaha ultra mikro melalui program pemberdayaan ekonomi bank
wakaf mikro di masa pandemi covid-19 dalam perspektif ekonomi islam (Studi pada
Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran) dapat
diselesaikan. Shalawat serta salam disampaikan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW, para sahabat dan pengikut-pengikutnya yang setia.

Skripsi ini ditulis sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi pada
program strata satu (S1) jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN Raden Intan Lampung. Skripsi ini tidak akan terlaksana tanpa adanya
bantuan, kerjasama, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Tulus Suyanto., M.M, Akt., C.A selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Intan Lampung yang senantiasa
mengayomi mahasiswanya.
2. Ibu Any Eliza, S.E, M.Ak selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Intan Lampung.
3. Prof. Dr. H.Suharto, S.H., M.A dan Dr. Muhammad Iqbal Fasa. M.E.I selaku
Pembimbing I dan Pembimbing II, yang telah meluangkan waktu, memberikan
ilmu terkait serta dengan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang
telah banyak membagi ilmu, membantu serta memberikan masukan-masukan
yang inshaAllah dapat menjadi pedoman dan bekal penulis.

vii
5. Bapak Muhammad Syarifudin,S.Pd.I selaku manajer Bank Wakaf Mikro
Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran Bapak Bayu Ilyas selaku supervisor
manajer Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran beserta staf
lainnya yang sudah membantu dalam mendapatkan informasi serta data-data
yang dibutuhkan penulis dalam penelitian.
6. Teman-teman seperjuanganku Belisia Tiara Ulfa, Habibatul Azizah, Putri
Raudhatul Itsnaini, Nisa alfira, Pramesti Harmar, Febrianti Melinda dan seluruh
Perbankan Syariah A angkatan 2018.

Bandar Lampung, 10 Mei 2022

Penulis,

Laura Imanda

Npm.1851020068

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i


ABSTRAK ............................................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN.................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN ...............................................................
SURAT PENGESAHAN ........................................................................
MOTTO ................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ................................................................................... v
RIWAYAT HIDUP ................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................. vii
DAFTAR ISI............................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xv

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul ..................................................................... 1
B. Latar Belakang Masalah ......................................................... 4
C. Identifikasi dan Batasan Masalah........................................... 13
D. Rumusan Masalah .................................................................. 14
E. Tujuan Penelitian ................................................................... 15
F. Manfaat Penelitian ................................................................. 15
G. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................ 16
H. Metode Penelitan.................................................................... 20
1. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................... 20
2. Jenis dan Sifat Penelitian ................................................... 20
3. Sumber Data ...................................................................... 21
4. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................ 22

ix
5. Metode Pengumpulan Data ............................................... 23
6. Teknik Analisis Data ......................................................... 24
I. Sistematika Pembahasan ............................................................ 26

BAB II KAJIAN TEORI


A. Tinjauan Tentang Efektivitas ................................................. 27
1. Pengertian dan Dasar Hukum Efektivitas ....................... 27
2. Indikator Efektivitas ........................................................ 31
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Efektivitas ............... 33
B. Pinjaman................................................................................. 35
1. Pengertian dan Dasar Hukum Pinjaman ......................... 35
2. Rukun Pinjaman .............................................................. 40
3. Jenis-jenis Pinjaman ........................................................ 41
C. Agunan .................................................................................. 42
1. Pengertian Agunan .......................................................... 42
2. Landasan Syariah Agunan .............................................. 43
3. Jenis-jenis Agunan .......................................................... 45
4. Fungsi Agunan ................................................................ 46
D. Usaha Ultra Mikro.................................................................. 47
1. Pengertian Usaha Ultra Mikro ........................................ 47
2. Klasifikasi Usaha Ultra Mikro ........................................ 49
3. Karakteristik Usaha Ultra Mikro..................................... 50
4. Karakteristik Usaha Ultra Mikro dalam
Ekonomi Islam ................................................................ 51
5. Ciri-ciri Usaha Ultra Mikro............................................. 53
6. Masalah yang dihadapi Usaha Ultra Mikro .................... 53
E. Pemberdayaan Ekonomi......................................................... 54
1. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi ............................... 54
2. Prinsip-prinsip Pemberdayaan Ekonomi ......................... 57

x
3. Tujuan Pemberdayaan Ekonomi ..................................... 59
F. Bank Wakaf Mikro ................................................................. 62
1. Pengertian Bank Wakaf Mikro ....................................... 62
2. Dasar Hukum Bank Wakaf Mikro .................................. 65
3. Tujuan Bank Wakaf Mikro ............................................. 68
G. Pandemi Covid-19.................................................................. 69
1. Definisi Pandemi Covid-19 ............................................. 69
2. Pencegahan Pandemi Covid-19 ...................................... 70
3. Dampak Pandemi Covid-19 ............................................ 71

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN


A.Gambaran Umum Perusahaan ............................................... 74
1. Sejarah Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren
Minhadlul‟Ulum.............................................................. 74
2. Kondisi Geografis Pondok Pesantren
Minhadlul‟Ulum.............................................................. 76
3. Visi dan Misi Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren
Minhadlul Ulum .............................................................. 77
4. Lokasi Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren
Minhadlul‟Ulum.............................................................. 78
5. Struktur Organisasi Bank Wakaf Mikro Pondok
Pesantren Minhadlul Ulum ............................................. 78
B. Deskripsi Data Penelitian ....................................................... 81

BAB IV ANALISIS PENELITIAN


A. Efektivitas Pinjaman Modal Tanpa Agunan Bank
Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran
di masa Pandemi Covid-19 .................................................. 92

xi
B. Efektivitas Pinjaman Modal Tanpa Agunan
Melalui Program Pemberdayaan Ekonomi dalam
Perspektif Ekonomi Islam.................................................... 105

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 114
B. Saran ....................................................................................... 115

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Pelaku Usaha Ultra Mikro Kecamatan Tegineneng ...... 10

Tabel 1.2 Rata-rata Pendapatan Perbulan Masyarakat ............................... 11

Tabel 1.3 Perkembangan Pemanfaatan Modal Usaha Bank

Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum ................................................. 12

Tabel 1.4 Kelompok Halmi Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum............ 79

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Komponen Analisis Data ....................................................... 25

Gambar 1.2 Skema Akad Qardh ................................................................ 83

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Izin Riset......................................................... 133

Lampiran 2 : Dokumentasi Wawancara......................................... 134

Lampiran 3 : Pedoman Wawancara............................................... 137

Lampiran 4 : Laporan Data Nasabah............................................ 139

Lampiran 5 : Daftar Nama-nama Sampel pengelola dan nasabah... 145

xv
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul
Sebelum penulis membahas lebih lanjut tentang judul skripsi ini dan agar
tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran, maka penulis menjelaskan beberapa
istilah-istilah yang ada dalam judul “EFEKTIVITAS PINJAMAN MODAL
TANPA AGUNAN GUNA MENGEMBANGKAN USAHA ULTRA MIKRO
MELALUI PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI BANK WAKAF
MIKRO DI MASA PANDEMI COVID-19 DALAM PERSPEKTIF
EKONOMI ISLAM (Studi pada Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren
Minhadlul’Ulum Kabupaten Pesawaran)”, diantaranya yaitu:
1. Efektivitas
Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target
dalam hal (kualitas, kuantitas, dan waktu) yang telah dicapai. Semakin tinggi
prsesentase yang dicapai, maka semakin tinggi pula efektifitasnya.1
2. Pinjaman
Pinjaman merupakan barang atau jasa yang menjadi kewajiban pihak
yang satu untuk dibayarkan kepada pihak lain sesuai dengan perjanjian
tertulis maupun lisan, yang dinyatakan atau di implikasikan serta wajib
dibayarkan kembali dalam jangka waktu tertentu.2
3. Modal
Menurut para ahli ekonomi modal adalah kekayaan perusahaan yang
dapat digunakan untuk kegiatan produksi selanjutnya. Modal adalah sesuatu
(uang atau barang) yang digunakan sebagai dasar atau bekal untuk usaha.
Besarnya modal yang diperlukan tergantung dari jenis usaha yang akan
digarap.3 Modal juga merupakan faktor produksi yang mempunyai pengaruh
kuat dalam mendapatkan produktivitas atau output, secara makro modal
merupakan pendorong besar untuk meningkatkan investasi baik secara
1
Wizna Gania Balqis dan Tulus Sartono, “Efektivitas Realisasi Anggaran Kredit Pada Koperasi
Simpan Pinjam ( KSP ) Sangkakala Abadi Palu,” Jurnal Kolaboratif Sains Vol 05 No (2022), h.176.
2
Rasmi Nur Anggraeni and Ema Dian Danara, “Pengaruh Modal Sendiri Dan Modal Pinjaman
Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Koperasi Simpan Pinjam Karya Bersama Palu,” Journal Of
Management Vol 5 No 3 (2018), h.92.
3
David Oscar Simatupang, “Pinjaman Modal Usaha Tani Pada Bank Daerah Versus Bank
Negara,” Jurnal Ilmu Ekonomi & Sosial Vol 10 No (2019), h.128.
2

langsung pada proses produksi maupun dalam prasarana produksi, sehingga


mampu mendorong kenaikan produktivitas dan output.4
4. Agunan
Agunan pembiayaan atau jaminan adalah hak dan kekuasaan atas barang
jaminan yang diserahkan oleh debitur kepada lembaga keuangan guna
menjamin pelunasan utangnya apabila pembiayaan yang diterimanya tidak
dapat dilunasi sesuai waktu yang diperjanjikan dalam perjanjian pembiayaan
atau addemdum-nya.5 Agunan juga dapat diartikan sebagai jaminan
tambahan yang diserahkan nasabah debitur kepada bank dalam rangka
pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan bersadarkan prinsip syariah.
Agunan atau collacteral merupakan barang yang diserahkan mudharib sebagai
agunan terhadap pembiayaan yang diterimanya.6
5. Mengembangkan
Dalam KBBI arti mengembangkan adalah membuka lebar-lebar,
membentangkan, menjadikan besar (luas,merata dan sebagainya).
Mengembangkan adalah kegiatan belajar yang diadakan dalam jangka waktu
tertentu guna memperbesar kemungkinan untuk meningkatkan kinerja.7
6. Usaha Ultra mikro
Usaha Ultra mikro merupakan usaha informal yang memiliki aset, modal
dan omzet yang amat kecil. Menurut undang-undang nomor 20 tahun 2008
pengertian usaha ultra mikro adalah usaha produktif milik perorangan atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana
diatur dalam undang-undang.8 Kriteria usaha mikro yang telah diatur yaitu
memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.50.000.000,00 (Lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha serta memiliki hasil

4
Muhammad Faiq, “Peran Bank Wakaf Mikro Dalam Penguatan Modal Dan Pemberdayaan
Usaha Mikro Di Surabaya,” Jurnal Ekonomi Syariah Teori Dan Terapan Vol 6 No 1 (2019), h.217.
5
Putu Gede Surya, “Explorasi Algoritma C4.5 Dan Forward Feature Selection Untuk Menentukan
Debitur Baik Dan Debitur Bermasalah Pada Produk Kredit Tanpa Agunan (Kta),” Jurnal Sains Dan
Teknologi Vol 9 No 1 (2020), h.46.
6
Nur Muhammad, “Agunan Yang Diambil Alih : Sebuah Mekanisme Dalam Penyelesaian Kredit
Macet,” Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan Vol 5 No 2 (2021), h.143.
7
Lilik rita handayani, “Pemanfaatan kbbi online dan upaya menghindari kontroversi pemaknaan
bahasa tulis pada media sosial” Vol 2 No 1 (2021), h. 9.
8
Widya Sari, “Pendampingan Pengembangan Pemasaran Dan Kewirausahan Umkm Ultra Mikro
Melalui Pemanfaatan Digital Marketing,” Jurnal Akuntansi Manajemen Ekonomi Vol 2 No 2 (2021), h.
199.
3

penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (Tiga ratus juta


rupiah).9
7. Program
Program merupakan pernyataan yang berisi kesimpulan dari beberapa
harapan atau tujuan yang saling bergantung dan saling terkait, untuk
mencapai suatu sasaran yang sama. Program sering dikaitkan dengan
perencanaan, persiapan, dan desain atau rancangan.10
8. Pemberdayan Ekonomi
Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya dengan mendorong,
memotivasikan, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang
dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya. pemberdayaan
masyarakat amat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan,
pengamalan demokrasi. Memberdayakan mengandung pula arti melindungi.11
Pemberdayaan masyarakat tidak membuat masyarakat menjadi makin
tergantung pada berbagai program pemberian (charity). Karena, pada
dasarnya setiap apa yang dinikmati harus dihasilkan atas usaha sendiri (yang
hasilnya dapat dipertikarkan dengan pihak lain). Dengan demikian tujuan
akhirnya adalah memandirikan masyarakat, memampukan, dan membangun
kemampuan untuk memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara
berkesinambungan.12
Pemberdayaan Ekonomi adalah sebuah bidang kajian tentang pengurusan
sumber daya material individu, masyarakat, dan negara untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup manusia. Menurut Madani, ekonomi syariah yaitu
kegiatan usaha yang dilakukan oleh per-orang atau kelompok atau badan
usaha yang berbadan hukum dan tidak berbadan hukum dalam rangka

9
Meilena Sarmilasari, “Program Kredit Ultra Mikro Dan Kemiskinan Di Jawa Tengah Pada Masa
Pandemi,” Journal of Bussiness and Information Systems Vol 3, no. No 2 (2021), h. 120.
10
Badrus sholeh, “Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Perilaku Keuangan Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Pamulang,” Jurnal Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis Vol 4 No 2
(2019), h. 57.
11
Lusi Dwi, “Pemberdayaan Mahasiswa Fakultas Teknik Dengan Program Kreatifitas Mahasiswa
(Pkm),” Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No (2018), h. 141.
12
Jamil sudarni, “Pemberdayaan Usaha Desa Melalui Pengembangan Ekonomi Kerakyatan
Mandiri Sebagai Badan Usaha Milik Desa,” Jurnal Peberdayaan Masyarakat Madani No 4 No 1 (2020), h.
17.
4

memenuhi kebutuhan yang bersifat komersial dan tidak komersial menurut


prinsip syariah.13

9. Bank Wakaf Mikro


Bank Wakaf Mikro merupakan lembaga keuangan mikro syariah yang
fokus pada pembiayaan masyarakat kecil dengan pola bagi hasil,serta
lembaga ini murni untuk pembiayaan. Bank wakaf mikro juga memfasilitasi
dalam hal penyediaan dana yang dapat membantu pihak-pihak yang
membutuhkan dana untuk memenuhi kebutuhannya.14
10. Masa Pandemi Covid-19
Masa Pandemi Covid-19 adalah situasi dimana pada saat itu terdapat
wabah penyakit atau virus Disease 2019 (Covid-19) yang awalnya virus
tersebut berasal dari negeri wuhan cina kemudian menyebar ke negara-negara
lain termasuk indonesia. Pada saat pandemi covid-19 semua kegiatan di
Indonesia melumpuh dalam sektor apapun, kemudian pemerintah
memberlakukan sistem lockdown dibeberapa wilayah di Indonesia, yang
dalam hal ini dapat memutuskan penyebaran virus covid-19.15
11. Perspektif Ekonomi Islam
Ekonomi Islam adalah suatu prilaku individu muslim dalam setiap
aktivitas ekonomi syariahnya harus sesuai dengan tuntunan syariat islam
dalam rangka menjaga dan mewujudkan muqasid syariah (agama, jiwa, akal,
nasab dan harta).16

B. Latar Belakang Masalah


Secara umum Lembaga Keuangan Mikro (LKM) adalah lembaga yang
melayani Keuangan Mikro. Lembaga Keuangan Mikro merupakan salah satu alat
yang cukup penting untuk mengangkat perekonomian masyarakat saat ini.
Pelaksanaan dan operasional Lembaga Keuangan Mikro selain dilakukan dengan

13
Muhammad Hasan, “Pembinaan Ekonomi Kreatif Dalam Perspektif Pendidikan Ekonomi,”
Jurnal Ekonomi Dan Pendidikan Vol 1 No 1 (2018), h. 81.
14
Ghania Wizna, “Bank Wakaf Mikro Sebagai Sarana Pemberdayaan Pada Usaha Mikro Kecil
Dan Menengah,” Jurnal Fakultas Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Vol 10 No (2019), h.
231.
15
Wuri Ratna Hidayani, “Faktor Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan COVID 19 : Literature
Review,” Jurnal Untuk Masyarakat Sehat Vol 4 No 2 (2020), h. 120.
16
Hilmiatus Sahla, “Konsep Pemasaran Dalam Perspektif Ekonomi Islam,” Jurnal Ekonomi Dan
Ekonomi Syariah Vol 5 No 2 (2019), h. 61.
5

pola simpan pinjam juga dapat dilakukan dengan pola bagi hasil dibawah sistem
Keuangan Syariah.17 Lembaga Keuangan Mikro Syariah adalah Lembaga
Keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu
lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan
prinsip-prinsip Syariah. Salah satu Lembaga Keuangan Mikro Syariah yakni Bank
Wakaf Mikro.18
Bank wakaf mikro adalah Lembaga Keuangan Mikro Syariah yang didirikan
atas izin Otoritas Jasa Keuangan dan bertujuan memberikan pinjaman modal
usaha t a n p a a g u n a n kepada masyarakat kecil. Bahkan hingga Maret 2021,
OJK berkomitmen untuk terus mengembangkan BWM di seluruh pelosok
Indonesia dengan harapan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat serta
mampu mengurangi ketimpangan dan kemiskinan masyarakat.19
Tujuan dari didirikannya bank wakaf mikro adalah terus memperluas
penyediaan akses keuangan masyarakat, khususnya untuk masyarakat menengah
dan kecil, dengan menyediakan akses keuangan permodalan atau pembiayaan bagi
masyarakat yang terhubung dengan lembaga keuangan formal khususnya di
lingkungan pondok pesantren. Pendirian Bank Wakaf Mikro pun dilakukan
melalui pesantren-pesantren yang telah mendapatkan izin dari OJK.20
Pesantren adalah lembaga yang sangat potensial di masyarakat untuk menjadi
lembaga pemberdayaan selain menjadi lembaga pendidikan umat islam.
Keterlibatan lembaga pesantren secara aktif dalam pemberdayaan masyarakat
merupakan wujud dari komitmen pesantren terhadap masyarakat sekitar dalam
peningkatan masyarakat baik secara individu maupun secara kelompok.21
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan tertua di Indonesia, yang
dalam perjalanannya telah berhasil dalam perannya sebagai agen perubahan
(agent of change) yang sudah akrab di kehidupan masyarakat. Keberadaan pondok

17
Putu krisna adwitya sanjaya, “Pemberdayaan Prajuru Lembaga Keuangan Mikro Adat Melalui
Penerapann Teknologi Informasi Di Desa Kesiut Kecamatan Kerambitan Kabupaten Tabanan,” Jurnal
Akuntansi Manajemen Ekonomi Vol 3 No 2 (2019), h. 9.
18
Muhammad Iskandar, “Peran Lembaga Keuangan Mikro Syariah Terhadap Pemenuhan
Kebutuhan Permodalan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah,” Jurnal Syarikah : Jurnal Ekonomi Islam Vol 4
No 1 (2018), h. 82.
19
Wizna, “Bank Wakaf Mikro Sebagai Sarana Pemberdayaan Pada Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah.”Jurnal Ekonomi Manajemen Vol 2 No 3 (2018), h. 16
20
Maulana Assegaf, “Pelaksanaan Wakaf Produktif Di Bank Wakaf Mikro Syariah Denanyar
Jombang,” Jurnal Manajemen of Zakah Da Waqf Vol. 1, no. No.1 (2019), h.12.
21
Reza Kumala, “Dashboard Interaktif Untuk Sistem Informasi Keuangan Pada Pondok Pesantren
Mazroatul‟Ulum,” Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi Vol 2 No 2 (2021), h. 121.
6

dianggap strategis dan menjadi kekuatan tersendiri yang diharapkan mampu


mentransformasikan potensinya dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat.22
Lembaga keuangan syariah hadir sebagai wujud perkambangan aspirasi
masyarakat yang menginginkan kegiatan perekonomian dengan berdasarkan
prinsip syariah selain lembaga keuangan konvensional yang telah berdiri selama
ini.23 Bila pada perbankan konvensional hanya terdapat prinsip bunga, maka pada
lembaga keuangan syariah terdapat prinsip yang tepat diperuntukkan bagi
perberdayaan usaha ultra mikro yaitu prinsip bagi hasil.24
Adapun ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang pembiayaan terdapat pada
surat An-Nisa‟ (4) ayat 29 :25

Artinya :” Hai orang-orang beriman, janganlah kamu saling memakan harta


sesamamu dengan jalan yang batil,kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah
kamu membunuh dirimu;sesungguhnya Allah adalah maha penyayang
kepadamu”.

Pada tahun 2019 dunia sedang mengalami suatu fenomena yang tidak biasa,
fenomena tersebut adalah pandemi corona virus (Covid- 19) Covid-19
(Coronavirus Disease 2019) yang merupakan penyakit menular dan menyerang
sistem pernafasan sehingga mengakibatkan penyakit paru-paru yang cukup serius.
Kasus Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, Tiongkok pada November
2019. Covid-19 pertama kali muncul di Indonesia pada awal bulan Maret 2020.
Total Covid-19 yang terkonfirmasi di Indonesia adalah sebanyak 3.774.155 kasus
dengan pasien sembuh sebanyak 3.247.715 jiwa dan total kematian sebanyak
113.663 jiwa (12 Agustus 2021). Pada saat itu Indonesia merupakan salah satu

22
Muhammad Aditya, “Pendidikan Akhlak Karimah Berbasis Kultur Pesantren,” Jurnal
Pendidikan Islam Vol 11 No (2020), h.151.
23
Ika Dewi, “Analisis Faktor-Faktor Sustainabilitas Lembaga Keuangan Mikro Syariah” Jurnal
Ekonomi Manajemen Vol. 3 No 2(2018), h. 16.
24
Leni Rohida, “Pengaruh Era Revolusi Industri 4.0 Terhadap Kompetensi Sumber Daya
Manusia,” Jurnal Manajemen Dan Bisnis Indonesia 6, Vol 3 No 1 (2018), h.114.
25
Riesanda Najmi, “Sistem Ekonomi (Islam) Dan Pelarangan Riba Dalam Perspektif Historis,”
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam Vol 4 No 1 (2018), h. 11.
7

negara yang memiliki tingkat kematian tertinggi di negara-negara ASEAN


lainnya.26
Dilihat dari penyebarannya yang cepat, pemerintah juga telah
memberlakukan sejumlah kebijakan yang digunakan untuk memutus mata
rantai penyebaran virus Covid-19, seperti penerapan pembatasan sosial berskala
besar (PSBB). Akan tetapi upaya ini memiliki risiko dan dampak yang cukup
besar pasalnya dengan adanya pemberlakuan PSBB segala kegiatan pastinya
terhenti. Dalam sektor kesehatan tentunya berdampak positif tetapi tidak dalam
sektor ekonomi justru memberikan dampak negatif yakni salah satunya adalah
menurunnya pendapatan usaha masyarakat.27
Usaha ultra mikro Syariah menjadi sumber pendapatan utama bagi sebagian
masyarakat, karena dengan keadaan seperti sekarang ini persaingan sebagai
karyawan maupun pegawai di berbagai lembaga semakin banyak dan ketat. Oleh
karena itu usaha kecil bisa jadi jawaban bagi masyarakat agar bisa tercapainya
keluarga sejahtera lewat memaksimalkan potensi keluarga dengan sebuah usaha
kreatif pada masing-masing keluarga.28
Usaha Ultra Mikro Syariah merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang berskala
kecil, dan memenuhi kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta
kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang. Pendirian Bank Wakaf
Mikro melalui program pemberdayaan ekonomi tentu saja memberi angin segar
bagi pelaku usaha ultra mikro untuk mulai membuka usaha kembali agar terlepas
dari jerat kemiskinan akibat merosotnya ekonomi semasa pandemi covid-19.29
Bank Wakaf Mikro memberikan pinjaman modal tanpa agunan kepada
masyarakat melalui program pemberdayaan ekonomi. pinjaman modal tanpa
agunan adalah bentuk pinjaman yang diberikan Bank dalam bentuk uang tunai
atau barang yang dapat diperoleh tanpa memberikan agunan. Al-qardh disebut
juga pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali

26
Muaz Abdul, “Dampak Covid-19 Terhadap Perekonomian Masyarakat Dan Pembangunan
Desa,” Jurnal Penelitian Hukum Dan Ekonomi Islam Vol. 5, no. No. 1 (2020), h.13.
27
Siti Nuzul and Laila Nalini, “Dampak Covid-19 Terhadap Usaha Mikro , Kecil Dan Menengah,”
Jurnal Ekonomi Dan Ekonomi Syariah Vol. 4 No.1 (2021), h. 669.
28
Faiq, “Peran Bank Wakaf Mikro Dalam Penguatan Modal Dan Pemberdayaan Usaha Mikro Di
Surabaya.”Jurnal Ekonomi dan Ekonomi Syariah Vol.1 No 3 (2021), h.12
29
Anggun Saputri, “Wabah Corona Virus Disease Covid 19 Dalam Pandangan Islam,” Jurnal
Sosial and Budaya Syar-i Vol 5 No 2 (2021), h.18
8

atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan.30 Dalam


literatur fiqh klasik, qard dikategorikan dalam aqd ta‟awuni. Dalam pengertian
lain Al-qardh adalah pemberiann harta kepada orang lain tanpa imbalan, perikatan
jenis ini bertujuan untuk menolong. Oleh karena itu bank hanya akan
mendapatkan kembali sejumlah modal yang diberikan kepada nasabah. pinjaman
modal tanpa agunan umumnya disediakan bank untuk berbagai keperluan,
diantaranya untuk biaya usaha atau modal usaha.31
Faktor modal merupakan titik kunci dari setiap usaha dimana modal yang
besar akan berpengaruh terhadap besarnya variasi produk dan tenaga yang
tersedia variasi produk dalam jumlah yang cukup, berkesinambungan dan harga
yang dapat dijangkau akan memperlancar dalam berproduksi yang akan
meningkatkan hasil penjualan dan dapat meningkatkan jumlah laba para
pengusaha. Dalam persaingan global kemampuan kewirausahaan sangatlah
penting.32
Modal usaha adalah setiap jumlah atau nilai kekayaan dari suatu usaha atau
kegiatan usaha yang dapat mendatangkan atau menghasilkan keuntungan usaha.
Sedangkan pinjaman modal usaha adalah pemberian manfaat berupa modal usaha
untuk mendukung kegiatan-kegiatan usaha sehingga usaha dapat berjalan karena
adanya pemanfaatan dari peminjaman modal usaha dengan pengembalian yang
sesuai atau senilai pinjaman modal sehingga usaha dapat berjalan dan
mendatangkan keuntungan usaha.33
Seseorang yang akan membuka usaha harus mempunyai rencanan usaha
terkait penjualan yang akan dicapai, produksi yang akan dijalankan, pemasaran
yang akan dituju, keuntungan yang akan dicapai serta pengelolaan terhadap modal
usaha secara tepat. Banyak usaha yang gulung tikar karena pengelolaan terhadap
modal usaha kurang diperhatikan.34 Bagi para pelaku usaha mempunyai modal

30
Siskawati Sholihat, “Analisis Efektivitas Pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro Syariah
Terhadap Perkembangan Usaha Nasabah Di Sektor Riil” Jurnal Ekonomi Islam Vol 6 no. 1 (2015), h.58.
31
Desi Wasilah, “Efektivitas Modal Usaha Kelompok Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga
Terhadap Peningkatan Ekonomi Keluarga,” Jurnal Ekonomi Manajemen Dan Akuntansi 1, no. November
(2016), h.24.
32
Dwinta Mulyanti, “Meningkatkan Sisa Hasil Usaha Melalui Modal Dan Pemberian Pinjaman,”
Jurnal Ecodemica Vol.1, no. No. 1 (2017), h. 81.
33
Selamat Pohan, “Peranan Penggunaan Agunan Di Bank Islam Hubungannya Dengan Sistem
Operasional Perbankan Syariah Di Medan,” Jurnal Intiqad Vol. 8, no. Mo. 2 (2016), h.119.
34
Vincencia Dian and Priliyanti Hia, “Pengaruh Pembiayaan Ultra Mikro (UMI) Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Daerah Melalui Pertumbuhan Produksi Industri Mikro Dan Kecil,” Jurnal
Perbendaharaan,Keuangan Negara Dan Kebijakan Publik Vol.6, no. No.1 (2021), h. 7.
9

yang mencukupi tentunya bisa segera untuk membangun usaha. Namun bagi
mereka yang belum mempunyai modal usaha yang belum mencukupi, maka ia
harus bekerja lebih keras untuk membangun usaha. Oleh karena bagi para pelaku
usaha yang belum mempunyai modal usaha yang mencukupi jangan berputus asa
dengan menghindari kegiatan-kegiatan usaha, banyak cara lain yang dapat di
lakukan salah satunya dengan peminjaman modal usaha kepada pemilik modal
(investor) seperti bank atau lembaga keuangan yang bersifat non-profit
(nirlaba).35
Bila meminjam modal usaha kepada pihak bank konvensional tentunya akan
dihadapkan pada proses yang sangat panjang, belum lagi disertai dengan jaminan
pinjaman, pengambilan pinjaman disertai bunga yang tinggi, keterlambatan
pembayaran pinjamanpun akan menjadi beban bagi pihak peminjam modal.36
Maka dari itu untuk mengatasi agar beban usaha dapat diminimalkan (dikecilkan)
sehingga tidak memberatkan bagi pelaku usaha mikro adalah dengan melakukan
pinjaman di Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟Ulum Kabupaten
Pesawaran.
Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟Ulum Kabupaten
Pesawaran memberikan pinjaman modal kepada pelaku usaha ultra mikro yang
memiliki keterbatasan dalam permodalan. Pinjaman modal yang diberikan pihak
Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟Ulum berupa uang tunai,
besaran pinjaman yang diberikan sebesar Rp.1.000.000 dengan batasan
pengembalian selama 50 minggu tanpa adanya besaran bunga yang diberikan
kepada pihak peminjam dana.
Kecamatan Tegineneng merupakan salah satu kecamatan di kabupaten
pesawaran yang berada dalam lokasi program pemberdayaan ekonomi
masyarakat. Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟Ulum didirikan
pada tahun 2018 dengan surat izin operasional KEP-62/KO.074/2018.37 Dalam
waktu yang relatif sebentar, pengurus dan tim pengelola Bank Wakaf Mikro
Pondok Pesantren Minhadlul‟Ulum sudah melakukan banyak hal dalam upaya
mewujudkan pemberdayaan dan peningkatan ekonomi masyarakat. Dan juga telah
35
Ulfi Putra, “Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakat d Alam Perspektif Al Qur ‟ an,” Jurnal
Ilmu Dakwah Vol 39, no. No.1 (2019), h. 44.
36
Hendra Kusumah, Mustafa Usman, and Universitas Teuku Umar, “Efektifitas Pembiayaan
Modal Usaha Oleh Baitul Mal Aceh Terhadap Usaha Agribisnis” Vol 4, no. 1 (2018),h. 22.
37
Sistem Informasi and Geografis Sig, “Kajian Lokasi Potensial Perumahan Dan Pemukiman Di
Kabupaten Pesawaran Dengan Sistem Informasi Geografis (SIG)” Vol 5 no. 3 (2019), h. 192.
10

menyalurkan dana untuk dijadikan modal usaha bagi para pemilik usaha untuk
membuka usahanya atau mengembangka usaha yag sudah ada di berbagai sektor,
baik dalam sektor perdagangan,pertanian, dan bidang jasa.
Pelaku usaha dapat menjalankan usahanya walaupun mempunyai
keterbatasan terutama masalah modal usaha agar terciptanya suatu kegiatan usaha
yang berkembang dan berkelanjutan, maka usaha harus dikelola dengan baik agar
dengan harapan agar tujuan dari kegiatan usaha dapat tercapai. Sesuai dengan
harapan pemerintah dalam mendirikan Bank Wakaf Mikro yang ada diseluruh
indonesia guna meningkatkan kemajuan ekonomi masyarakat di pedesaan agar
dapat mengurangi tingkat kemiskinan masyarakat.

Tabel 1.1
Jumlah Pelaku Usaha Ultra Mikro Kecamatan Tegineneng

No Nama Desa / Jumlah Pelaku Usaha Mikro


Kelurahan 2020 2021 2022
1 Desa Batang hari Ogan 20 22 24
2 Desa Bumiagung 19 18 20
3 Desa Gedong Gumanti 22 17 25
4 Desa Gerning 14 12 19
5 Desa Gunung Sugih 18 20 23
6 Desa Kejadian 23 18 25
7 Desa Kota agung 22 22 24
8 Desa Margo Mulyo 19 21 21
9 Desa Margo Rejo 21 18 20
10 Desa Negara Ratuwates 25 20 24
11 Desa Panca Bakti 30 27 29
12 Desa Rejoagung 29 29 30
13 Desa Sinar Jati 20 22 22
14 Desa Trimulyo 31 27 28
15 Desa Sriwedari 25 22 23
16 Desa Kresno Widodo 28 28 29
Jumlah 366 343 386
11

Sumber: Bayu Ilyas, Supervisor Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum

Dari tabel 1.1 diketahui bahwa pelaku usaha ultra mikro sempat mengalami
penurunan di tahun 2021 akibat berkurangnya pendapatan pelaku usaha semasa
pandemi covid-19 dan menyebabkan beberapa pelaku usaha gulung tikar karena
tidak memiliki modal yang cukup untuk menjalankan usaha. Namun di tahun
2022 jumlah pelaku usaha mikro kembali mengalami peningkatan, akibatnya di
daerah sekitar masyarakat pelaku usaha mikro terjadi penurunan angka
pengangguran.
Program pemberdayaan ekonomi di masa covid-19 ini menampung semua
keperluan usaha masyarakat dan memberikan pinjaman uang sebagai modal usaha
kepada para pelaku usaha ultra mikro dalam memenuhi kebutuhan pokok usaha
masyarakat terutama kepada masyarakat kelas ekonomi lemah atau tidak memiliki
modal usaha.

Tabel 1.2
Perkembangan rata-rata pendapatan perbulan Masyarakat sebelum dan
sesudah meminjam modal usaha dari Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren
Minhadlul’Ulum

No Nama Sebelum Sesudah


1 Kartini Rp 980.000 Rp 3.500.000
2 Sudarti Rp 2.500.000 Rp 3.100.000
3 Kusmiati Rp 1.640.000 Rp 2.490.000
4 Endang Rina Astati Rp 3.450.000 Rp 5.090.000
5 Sulatin Rp 1.770.000 Rp 2.520.000
Sumber : Bayu Ilyas, Supervisor Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum

Dari tabel 1.2 diatas dapat dilihat bahwa pendapatan yang dihasilkan
masyarakat pelaku Usaha Ultra Mikro sebelum dan sesudah meminjam dana dari
Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟Ulum rata-rata mengalami
peningkatan yang signifikan. Keberadaan Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren
Minhadlul‟Ulum ini diharapkan menjadi solusi masalah dan membantu
masyarakat desa dalam mendapatkan modal yang mereka butuhkan melalui
12

pinjaman modal tanpa agunan yang terjangkau, prosedur yang sederhana dan bisa
menambah peningkatan ekonomi para pemanfaat.

Tabel 1.3
Perkembangan Pemanfaatan Modal Usaha Bank Wakaf Mikro
Minhadlul’Ulum Kabupaten Pesawaran

Tahun Sektor Usaha


Dagang Peternakan Pertanian Jasa Total
2020 20 13 19 17 69
2021 20 - 17 16 53
2022 23 13 22 20 78
Jumlah 63 26 58 53 200
Sumber: Bayu Ilyas,Supervisor Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum

Melihat perkembangan jumlah pemanfaat, hal tersebut menunjukan bahwa


dana yang telah diberikan bermanfaat bagi mereka untuk menambah modal usaha
serta dapat lebih mengembangkan usaha ultra mikro yang mereka jalani. Seiring
dengan penyaluran dana tersebut, apakah hal tersebut sudah berperan terhadap
tingkat kesejahteraan perekonomian masyarakat kabupaten pesawaran.
Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟Ulum merupakan satu-
satunya lembaga keuangan mikro yang ada di Kabupaten Pesawaran. Bank Wakaf
Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟Ulum bergerak dalam penyediaan pinjaman
modal tanpa agunan, dimana para nasabah diwajibkan untuk menyetorkan
angsuran setiap minggunya. Berdasarkan hasil survey yang peneliti lakukan di
Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟Ulum, didapatkan data anggota
nasabah dengan jumlah yang cukup banyak, yaitu 255 anggota perempuan.
Anggota melakukan pinjaman modal tanpa agunan tersebut diantaranya untuk
usaha dagang, peternakan, pertanian dan jasa.
13

Berdasarkan keterangan salah satu penerima dana pinjaman modal tanpa


agunan yang di salurkan oleh Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren
Minhadlul‟Ulum adalah ibu KT berusia 57 tahun yang saat ini menjalankan
usaha menjait gorden. Sebelum ibu KT meminjam dana dari Bank Wakaf Mikro
Pondok Pesantren Minhadlul‟Ulum ia hanya memiliki 1 mesin jahit saja yang
sangat dirasa kurang untuk meningkatkan pendapatannya, ditambah lagi pada saat
pandemi covid-19 seperti sekarang membuat pesanan gorden ibu Kartini
menurun, dikarenakan masyarakat lebih memilih untuk membeli kebutuhan
lainnya.
Untuk menunjang pemberian modal usaha, Bank Wakaf Mikro Pondok
Pesantren Minhadlul‟Ulum melakukan kegiatan pelatihan agar para nasabah yang
tidak memiliki keahlian dapat memulai usaha. pelatihan yang diberikan yakni
pelatihan ketrampilan mengolah limbah menjadi barang yang memiliki nilai jual.
Pemberian pelatihan masih berjalan hingga saat ini dan sudah menghasilkan satu
anggota yang menjadikan keahlian tersebut sebagai usaha untuk menambah
pendapatan keluarganya selain dari pemberian pinjaman modal.
Namun pada kenyataanya, pinjaman yang diberikan Bank Wakaf Mikro
Pondok Pesantren Minhadlul‟Ulum tidak seluruhnya digunakan oleh nasabah
untuk kegiatan produktif atau usaha. Penulis menemukan masih ada masyarakat
yang meminjam dana dari Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟Ulum
namun usaha yang dijalankan masih dikatakan belum dapat meningkatkan
pendapatan keluarganya. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara penulis
dengan ibu SL yang berusia 48 Tahun, beliau mengatakan bahwa dana yang
dipinjam dari Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟Ulum belum bisa
meningkatkan pendapatannya disebabkan oleh tidak seimbangnya pendapatan
dengan pengeluran yang dibutuhkan. Meskipun dana yang diperoleh telah
digunakan untuk kegiatan pertanian jagung mulai dari membeli bibit, pupuk dan
obat-obat serangga akan tetapi faktor iklim cuaca juga sangat berpengaruh
terhadap hasil yang ibu SL dapatkan. Selain itu juga dipengaruhi dari keadaan
harga jagung yang kadang mengalami penurunan. Dengan keadaan tersebut dana
yang diperoleh dari pinjaman kepada Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren
Minhadlul‟Ulum digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Terjadinya ketidaktepatan penggunaan dana pinjaman modal usaha oleh para
nasabah Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟Ulum serta tidak
14

adanya pengarahan oleh pihak bank wakaf terhadap usaha apa yang akan
dilaksanakan oleh si peminjam maka dapat mengindikasikan bahwa pemberian
pinjaman modal usaha untuk pemberdayaan ekonomi kurang efektif. Tujuan Bank
Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟Ulum adalah memberikan pinjaman
modal tanpa agunan kepada ibu-ibu yang telah memiliki usaha atau ingin
membuka usaha agar dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya.
Keputusan Pemerintah mendirikan Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren
Mindahul‟Ulum bertujuan untuk menyalurkan pinjaman modal tanpa agunan
kepada pelaku usaha ultra mikro yang kesulitan mendapatkan tambahan modal
untuk mengembangkan usaha atau seseorang yang membutuhkan dana untuk
memulai usaha baru. Ekonomi masyarakat pedesaan dapat dibangun agar
pengurangan kemiskinan bisa lebih cepat teratasi salah satunya dengan
memberikan akses bank dan produk keuangan yang ramah dan terhindar dari
agunan atau riba.
Berdasarkan latar belakang diatas, mendorong penulis untuk membuat karya
ilmiah berjudul “Efektivitas Pinjaman Modal Tanpa Agunan Guna
Mengembangkan Usaha Ultra Mikro melalui Program Pemberdayaan
Ekonomi Bank Wakaf Mikro di Masa Pandemi Covid-19 Dalam Perspektif
Ekonomi Islam” (Studi Pada Bank WakaF Mikro Minhadlul’Ulum
Kabupaten Pesawaran).

C. Batasan Masalah
Batasan masalah penelitian ditetapkan agar dalam penelitian ini fokus pada
permasalahan yang ada beserta pembahasannya, sehingga diharapkan tujuan
penelitian ini nanti tidak menyimpang dari sasarannya, ruang lingkup penelitian
yang penulis lakukan terbatas pada:
1. Objek penelitian ini adalah Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren
Minhadlul‟Ulum Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran
2. Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk menganalisa efektivitas pinjaman
modal tanpa agunan guna mengembangkan usaha ultra mikro melalui program
pemberdayaan ekonomi Bank Wakaf Mikro dimasa pandemi covid-19 dalam
perspektif ekonomi islam.

D. Rumusan Masalah
15

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan


beberapa permasalahan yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana efektivitas pinjaman modal tanpa agunan Bank Wakaf Mikro
Minhadlul‟Ulum guna mengembangkan usaha ultra mikro dimasa pandemi
covid-19?
2. Bagaimana efektivitas pinjaman modal tanpa agunan melalui program
pemberdayaan ekonomi dalam perspektif ekonomi islam?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada pada latar belakang, maka tujuan
penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan efektivitas pinjaman modal tanpa agunan
BMW Pondok Pesantren Minhadlul‟Ulum guna mengembangkan usaha ultra
mikro masyarakat Kecamatan Tegineneng dimasa pandemi covid-19.
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan efektivitas pinjaman modal tanpa agunan
melalui program pemberdayaan ekonomi dalam perspektif ekonomi islam.

F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan setiap penelitian yang sudah dilakukan tentunya akan diperoleh
hasil yang diharapkan dapat memberikan manfaat dari penulis maupun pihak lain.
Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan guna
menambah khazanah ilmu pengetahuan khusunya yang terkait dengan
usaha ultra mikro.
b. Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang
berhubungan dengan Bank Wakaf Mikro dalam mengembangkan usaha
ultra mikro di Kecamatan Tegineneng dan tambahan Pustaka pada
perpustakaan UIN Raden Intan Lampung.

2. Manfaat Praktis
a. Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat khusunya bagi
para Usaha Ultra Mikro di Kecamatan Tegineneng.
16

b. Dapat menambah pengetahuan dan sumbangan pemikiran tentang Bank


Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟Ulum dalam
mengembangkan Usaha Ultra Mikro di Kecamatan Tegineneng.

G. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan


Tinjauan pustaka dilakukan idealnya agar peneliti mengetahui hal-hal apa saja
yang telah diteliti terdahulu dan yang belum diteliti. Pada penelitian ini peneliti
mencantumkan beberapa hasil penelitian yang memiliki relevansi atau keterkaitan
dengan penelitian. Beberapa penelitian terdahulu yang relevan menjadi acuan
pada penelitian ini, yaitu:
1. Penelitian Pertama yang dilakukan oleh Ani Fauziah (2018) dengan dua
penelitiannya, pertama yang berjudul ”Bank Wakaf Mikro dan pengaruhnya
terhadap inklusi keuangan pelaku usaha kecil dan mikro (UKM)” yang
menegaskan bahwa Bank Wakaf Mikro mempunyai peran yang penting
dalam upaya inklusi keuangan pelaku UKM. Beberapa akad yang digunakan
dalam pelaksanaan BWM adalah mudharabah, murabahah, musyarakah,
ijarah yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha kecil sesuai dengan
kemampuannya dan judul keduanya adalah “Peran Bank Wakaf Mikro
dalam upaya memperkuat Ekonomi kerakyatan” Penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa BWM di bawah naungan OJK menyediakan pelatihan
dan pendampingan serta pola pembiayaan yang dibuat secara perkelompok
atau tanggung renteng. BWM tidak diperkenankan mengambil simpanan
dari masyarakat karena memiliki fokusnya adalah pemberdayaan
masyarakat melalui pembiayaan disertai pendampingan usaha. Lembaga ini
juga berstatus sebagai lembaga keuangan mikro syariah yang diberi izin dan
diawasi oleh OJK. Pendirian Bank Wakaf Mikro dipesantren bertujuan agar
para santri bisa belajar mengelola perbankan. Sehingga, apabila Bank wakaf
mikro tumbuh besar, ekonomi umat dapat berjalan dengan baik. Persamaan
kedua penelitian ini adalah sama-sama membahas mengenai penyaluran
BWM. Perbedaannya adalah penelitian sebelumnya dilakukan pada tahun
2018 dan membahas peran BMW sedangkan Penelitian saat ini penulis
memfokuskan pada program yang dilakukan BWM dalam meningkatkan
17

usaha ultra mikro hal ini sebagai bentuk meningkatkan usaha nasabah
dimasa paandemi covid-19.38
2. Penelitian yang relevan selanjutnya dilakukan oleh Syaiful Amri (2021)
yang berjudul “Analisis terhadap efektifitas pemberdayaan ekonomi umat
dan sustainabilitas Bank Wakaf Mikro Al-Muna Berkah Mandiri
Yogyakarta” metode penelitian tersebut menggunakan pendekatan kualitatif
dengan pendekatab sosiologi-yuridis. Populasi pada penelitian tersebut
merupakan nasabah sementara sampel dalam penelitian tersebut
menggunakan taknik purposuve sampling yakni ketua kumpi dan anggota.
Dalam melakukan pengumpulan data teknik yang digunakan observasi,
wawancara,dan triagulasi dengan analisis data menggunakan pendekatan
miles dan huberman. Hasil dari penelitian tersebut diketahui bahwa
pembiayaan dan pendampingan usaha yang dilakukan oleh bank wakaf
mikro al-muna berkah mandiri berpengaruh terhadap adanya peningkatan
jumlah produksi/ jumlah penjualan, pendapatan usaha, laba usaha, dan
kondisi perekonomian. Meskipun mengalami peningkatan, namun
peningkatan tersebut tidak mengalami peningkatan secara signifikan, karena
pembiayaan yang diberikan dirasa masih kecil uuntuk saaat ini.
subtanaibilitas bank wakaf mikro adalah kunci keberhasilan sebuah lembaga
dalam sistem pengoprasiannya, untuk mengetahui hal tersebut, ada beberapa
aspek meliputi regulasi, pengawasan, sumber daya manusia (SDM), dan
aspek model, bahwa subtanaibilitas atau keberlanjutan bank wakaf mikro al
-muna berkah mandiri dalam menjalankan fungsinya adalah baik dan sesuai
ketentuan-ketentuan syariah danundag-undang. Sedangkan mekanisme akan
yang digunakan dengan margin 2,5-3% itu bukan termasuk dari akan
pembiayaan pokok, namun terjadi akad baru, yakni akad ujrah dan upah
yang diberikan kepada pendamping selaku pengisi materi keagamaan,
sosial, dan bentuk kegiatan lainnya sesuai dengan kesepakatan anggota yang
ditetapkann di awal.39

38
Ani Fauziah, “Bank Wakaf Mikro Dan Pengaruhnya Terhadap Inklusi Keuangan Pelaku Usaha
Kecil Dan Mikro (UKM),” Jurnal STAINIM Sidoarjo Vol 3 No 1 (2018): h.382.
39
Syaiful Amri, “Analisis Terhadap Efektifitas Pemberdayaan Ekonomi Umat Dan Sustainabilitas
Bank Wakaf Mikro Al-Muna Berkah Mandiri Yogyakarta,” Jurnal Akuntansi Manajemen Ekonomi Vol 10
N0 (2021), h.15.
18

3. Penelitian yang relevan selanjutnya dilakukan oleh Siti Aisyah, yang


berjudul “Optimalisasi Peran Bank Wakaf Mikro dalam Pemberdayaan
Ekonomi Pelaku Usaha sekitar Pesantren di Jawa Timur” Penelitian tersebut
menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi
komperatif. Teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi,
wawancara, dan dokumentasi tentang optimalisasi peran bank wakaf mikro
dalam pemberdayaan masyarakat ekonomi pelaku usaha mikro sekitar
pesantren. Data yang telah terhimpun kemudian di olah dan di analisis
dengan pola pikir deskriptif -kualitatif. Hasil penelitian : 1. Peran bank
wakaf mikro dalam pemberdayaan ekonomi masyatakat pelaku usaha sekitar
pesantren di jawa timur yaitu sebagai berikut: a. Peran lembaga sebagai
agen sosial masyarakat didalamnya terdiri dari pemberian pembiayaan dan
pendampingan usaha kepada msyarakat. b. Peran lembaga menempel pada
pondok, sebagai lembaga yang menempel pada pondok bank wakaf mikro
membantu dalam penyebaran syi‟ar kepada masyarakat. c. Peran lembaga
sebagai lembaga yang mengelola dana wakaf. Selanjutnya dalam
pengoptimalan peran dalam pemberdayaan masyarakat dengan melakukan
perbedaaanya dengan melakukan pendampingan melalui pertemuan
mingguan yaitu HALMI. Dalam pertemuan dilakukan juga pendampingan
yang terkait 3 hal: a. Peningkatan usaha. b. manajemen rumah tangga dan c.
Spiritual.40
4. Tesis karya Hendarto yang berjudul “Strategi Pengembangan
Lembaga Keuangan Syariah sebagai Alternatif Perbaikan Kondisi Ekonomi
Indonesia” studi kasus pada BMT Beringharjo Yogyakarta. penelitian ini
dilakukan langsung pada lembaga keuangan syariah BMT Beringharjo
dengan melakukan wawancara langsung pada top manajemen serta
menyebarkan kuisioner kepada nasabah dan mitra BMT Beringharjo yang
ada di pasar Beringharjo Yogyakarta. Pemahaman masyarakat tentang
prinsip, istilah-istilah produk BMT Beringharjo yang sulit dipahami,
terbelenggunya masyarakat dengan konsep ekonomi non syariah, serta
tawaran dari Bank konvensional dengan bunga simpanan yang tinggi,
kemudian renternir yang masih banyak adalah permasalahan lain yang perlu

40
Siti Aisyah, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, “Optimalisasi Peran Bank Wakaf Mikro
Dalam Pemberdayaan Ekonomi Pelaku Usaha Sekitar Pesantren Di Jawa Timur” (2019) .h.75
19

dihadapi dan diatasi oleh BMT Beringharjo. Hasil akhir dari penelitian ini
adalah memberikan formulasi strategi alternatif yang bisa digunakan oleh
BMT Beringharjo untuk mengembangkan usahanya di Daerah
Istimewah Yogyakarta dengan harapan bisa menjadi pilot proyek bagi
perbaikan kondisi ekonomi Indonesia di masa yang akan datang. Perbedaan
penelitian Hendarto dengan penulis terletak pada lembaga yang dijadikan
objek penelitian. Penulis mengambil objek BWM karena memiliki
karakteristik yang unik dibanding BMT. BWM hanya melaksanakan fungsi
pembiayaan dan pendampingan, sedangkan BMT mencakup penghimpunan
dan pembiayaan. Selain itu, proses pemberdayaan yang dilakukan BMT
masih kurang maksimal dibanding BWM. BWM melakukan fungsi
pendampingan melalui halaqah mingguan agar dapat mengontrol dan
mengawasi jalannya usaha nasabah.41
5. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Wizna Gania Balqis dan Tulus
Sartono Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang, dengan judul
“Bank Wakaf Mikro sebagai Sarana Pemberdayaan Pada Usaha
Mikro,Kecil,dan Menengah”. Penelitian tersebut menyatakan BWM sebagai
lembaga keuangan syariah dimana kegiatan berfokus pada pembiayaan,
pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat kecil produktif yang
berada di lingkungan Pondok Pesantren yang diawasi oleh OJK yang
berkoordinasi dengan pondok pesantren, perangkat desa, serta pemerintah
daerah setempat. Bank Wakaf Mikro hanya menyalurkan dana, tidak
melakukan kegiatan penghimpunan dana, mekanisme pembiayaannya
berbasis kelompok dan imbal hasil yang didapat sebesar 3% tanpa
agunan.Transaksi dalam lembaga keuangan syariah harus menggunakan
akad yang sesuai dengan nilai-nilai syariah. Dalam Peraturan OJK No.
62/POJK.05/2015 menyebutkan bahwa akad-akad yang bisa digunakan
dalam Lembaga Keuangan Mikro Syariah adalah akad mudharabah,
musyarakah, murabahah, ijarah, salam, isthisna, ijarah muntahiya bittamlik
dan qardh. Dengan diterapkannya pembiayaan diharapkan dapat menambah
pendapatan dan laba di sektor usaha mikro, kecil dan menengah. Selain itu
dapat mendorong para anggotanya untuk membayar zakat, membayar

41
Hendarto, “Strategi Pengembangan Lembaga Keuangan Syariah Sebagai Alternatif Perbaikan
Kondisi Ekonomi Indonesia,” Jurnal Riset Bisnis Dan Manajemen Tirtayasa Vol 2, no. No 1 (2018), h.66.
20

sedekah, menyisihkan uang guna ditabung serta meningkatkan sisi


religiusitas. Persamaan kedua penelitian ini adalah sama-sama membahas
mengenai penyaluran BWM. Perbedaannya adalah penelitian sebelumnya
dilakukan pada tahun 2019 dan membahas peran peran operasional BMW
dalam usaha mikro sedangkan Penelitian saat ini penulis memfokuskan
pada program yang dilakukan BWM dalam meningkatkan usaha ultra mikro
sebagai bentuk peningkatan usaha nasabah dimasa pandemi covid-19.42

H. Metode Penelitian
1. Waktu dan tempat penelitian
a. Waktu penelitian
Adapun waktu penelitian yang akan dilakukan adalah pada Januari 2022
- Maret 2022.
b. Tempat penelitian
Adapun tempat penelitian ini dilakukan pada Bank Wakaf Mikro
pondok pesantren Minhadlul‟Ulum Kecamatan Tegineneng Kabupaten
Pesawaran.

2. Jenis dan sifat penelitian


a. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
lapangan atau field research, yaitu suatu penelitian yang dilakukan di
lapangan atau di lokasi penelitian, suatu tempat yang dipilih sebagai
lokasi untuk menyelidiki gejala objektif sebagai terjadi di lokasi terebut,
yang dilakukan juga untuk penyusunan laporan ilmiah.43 Penelitian
lapangan yang dimaksud dalam penelitian ini bahwa peneliti melakukan
penelitian secara langsung di lokasi penelitian yaitu di Bank Wakaf Mikro
pondok pesantren Minhadlul‟Ulum Kecamatan Tegineneng Kabupaten
Pesawaran.
b. Sifat penelitian

42
Wizna Ghania Balqis, Sartono, “Efektivitas Realisasi Anggaran Kredit Pada Koperasi Simpan
Pinjam ( KSP ) Sangkakala Abadi Palu.”jurnal Ekonomi syariah Vol 2 No 1 (2021), h.11
43
Robiatul Adawiyah, “Kesiapan Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Pada Era New Normal
Di MI At-Tanwir Bojonegoro,” Jurnal Basicedu Vol 5, no. No 5 (2021), h. 381.
21

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Tujuan deskripsi ini adalah


untuk membantu pembaca untuk mengetahuai apa yang terjadi di
lingkungan dibawah pengamatan, seperti apa pandangan partisipan yang
berada dilatar penelitian, dan seperti apa peristiwa atau aktivitas yang
terjadi dilatar penelitian. Penelitian kualitatif sering disebut penelitian
naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah
(natural setting).44
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran, memecahkan
masalah berdasarkan hasil pengamatan objek yang alamiah dan sesuai
dengan fakta dalam keadaan tertentu yaitu tentang efektifitas pinjaman
modal tanpa agunan sebagai upaya mengembangkan usaha ultra mikro
Bank Wakaf Mikro pondok pesantren Minhadlul‟Ulum Kecamatan
Tegineneng Kabupaten Pesawaran.

3. Sumber data penelitian


Sumber data adalah subjek yang memberi data atau informasi penelitian
yang di butuhkan. Sumber data bisa berupa manusia, benda, keadaan,
dokumen, atau institusi. Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari
mana data dapat diperoleh.45 Berdasarkan pengertian tersebut, subjek
penelitian dimana subjek tersebut akan diambil datanya dan selanjutnya akan
diambil kesimpulan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa
sumber data yakni :
a. Sumber data primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data. Data primer diartikan pula sebagai data
yang diperoleh dan digali langsung dari sumber pertama atau subyek
penelitian.46 Dalam penelitian ini sumber dijadikan bahan utama dalam
penelitian karena mengandung data-data penting yang membahas tentang
efektifitas penyaluran pinjaman modal tanpa agunan guna

44
Sonny Eli Zaluchu, “Strategi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif Di Dalam Penelitian Agama,”
Jurnal Akuntansi Manajemen Ekonomi Vol 4 No 3 (2020), h.38.
45
Aries Saifudin, “Metode Data Mining Untuk Seleksi Calon Mahasiswa Pada Penerimaan
Mahasiswa Baru Di Universitas Pamulang,” Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi Vol 10 No 1 (2018), h.
36.
46
Wahyudin Darmalaksana, “Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka Dan Studi Lapangan,”
Jurnal UIN Sunan Gunung Djati Vol. 55, no. No. 2 (2020), h. 6.
22

mengembangkan usaha ultra mikro melalui program pemberdayaan


ekonomi bank wakaf mikro dimasa pandemi covid-19. Adapun yang
menjadi sumber data primer pada penelian ini adalah pengurus Bank
Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran
dan masyarakat sekitar yang telah menjadi anggota nasabah bank wakaf
tersebut.
b. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misal melalui orang lain atau
lewat dokumen.47 Sumber data sekunder yang dalam hal ini peneliti
memperoleh data dari beberapa referensi yang memiliki hubungan dengan
sasaran penelitian, baik dari brosur, laporan hasil penelitian yang
memiliki relevansi dengan penelitian dan buku-buku yang membahas
tentang efektifitas penyaluran pinjaman modal tanpa agunan guna
mengembangkan usaha ultra mikro melalui program pemberdayaan
ekonomi sejahtera bank wakaf mikro dimasa pandemi covid-19.

4. Populasi dan sampel penelitian


a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu, yang ditetapkan
oleh penelitian untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.48 Populasi dalam
penelitian ini adalah karyawan dan nasabah Bank Wakaf Mikro pondok
pesantren Minhadlul‟ulum Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
karyawan.49 Pemilihan anggota sebagai Sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu teknik penentuan sampel
sumber data dengan pertimbangan atau kriteria tertentu. Berdasarkan

47
Ahmad Rijali, “Analisis Data Kualitatif Ahmad Rijali UIN Antasari Banjarmasin” Vol. 17, no.
No.33 (2018), h. 95.
48
Nana Darna and Elin Herlina, “Memilih Metode Penelitian Yang Tepat: Bagi Penelitian Bidang
Ilmu Manajemen,” Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Galuh Ciamis Vol.5 No. 1 (2018), h. 292.
49
Darmalaksana, “Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka Dan Studi Lapangan.”Jurnal UIN
Sunan Gunung Djati, Vol 5 No 2 (2020), h.6.
23

teknik tersebut maka sampel yang dipilih dalam penelitian ini yaitu
sebanyak 7 orang.

5. Metode Pengumpulan data


Data dalam penelitian ini akan dikumpulkan dalam 3 metode,yaitu:
a. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya
jawab lisan yang berlangsung dua arah, artinya pertanyaan datang
langsung dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh
pihak yang diwawancarai.50 Peneliti menggunakan jenis wawancara
secara semi terstruktur, dengan membawa pedoman wawancara berupa
pertanyaan yang disusun secara sistematis dan juga bebas menanyakan
hal-hal yang terkait dengan penjelasan yang telah dipaparkan. Tujuan
wawancara jenis semi terstruktur yaitu untuk menentukan permasalahan
secara lebih terbuka, di mana pihak yang diwawancarai dimintai pendapat
dan ide-idenya. Metode wawancara ini digunakan untuk mendapat data
tentang bagaimana efektifitas penyaluran pinjaman modal tanpa agunan
guna mengembangkan usaha ultra mikro melalui program pemberdayaan
ekonomi bank wakaf mikro dimasa pandemi covid-19.
b. Metode observasi
Observasi adalah sebuah kegiatan yang terencana dan terfokus untuk
melihat dan mencaat serangakain perilaku ataupun jalannya sebuah sistem
yang memiliki tujuan tertentu, serta mengungkap apa yang ada dibalik
munculnya perilaku dan landasan suatu sistem tersebut. 51
Menurut Salim dan Syahrum observasi adalah pengamatan dan
pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Teknik
observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sitematis fenomena-
fenomena yang diselidiki. Dalam arti yang luas, observasi sebenernya

50
Joesyiana Kiki, “Penerapan Metode Pembelajaran Observasi Lapangan Pda Mata Kuliah
Manajemen Operasional,” Jurnal Akmami (Akuntansi Manajemen Ekonomi) Vol.6, no. No. 2 (2018), h.
103.
51
Muhammad Rijal Fadli, “Memahami Desain Metode Penelitian Kualitatif,” Jurnal Akuntansi
Manajemen Ekonomi Vol 2 No 1 (2018), h. 54.
24

tidak hanya terbatas pada pengamatan yang dilaksanakan baik secara


langsung maupun tidak langsung.52
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data menggunakan
dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari
seseorang.53 Dokumen diperlukan untuk mendukung kelengkapan data
lain, dalam penelitian ini peneliti melakukan pengumpulan data melalui
dokumentasi dari dokumen-dokumen bank wakaf mikro Minhadlul‟Ulum
dan lain-lain yang berkaitan efektifitas penyaluran pinjaman modal tanpa
agunan guna mengembangkan usaha ultra mikro melalui program
pemberdayaan ekonomi bank wakaf mikro dimasa pandemi covid-19
dalam perspektif ekonomi islam.

6. Teknik Analisis Data


Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke
dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.54
Menurut Bodgan dan Sugiyono, analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi,
wawancara, catatan lapangan, dokumentasi dan bahan-bahan lain sehingga
dapat dengan mudah dipahami, dan temuanya dapat diinformasikan kepada
orang lain. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif
adalah proses mensistematiskan apa yang sedang diteliti dan mengatur hasil
dari pengumpulan data, seperti apa yang dilakukan dan dipahami supaya
peneliti dapat menyajikan apa yang didapatkan kepada orang lain.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analissa data kualitatif dengan cara berfikir induktif. Data kualitatif yaitu
berupa keterangan-keterangan dalam bentuk uraian-uraian yang diangkat dari
informasi yang diperoleh dai sumber data primer dan sumber data sekunder.
Data tersebut kemudian dianalisa menggunakan metode berfikir induktif.
52
Darna and Herlina, “Memilih Metode Penelitian Yang Tepat: Bagi Penelitian Bidang Ilmu
Manajemen.” Jurnal Manajemen Vol 7 No 3 (2019), h.19
53
Arnild Augina, “Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Pada Penelitian Kualitatif Di Bidang
Kesehatan Masyarakat,” Jurnal Akuntansi Dan Investasi Vol 2, no. No 3 (2020), h. 151.
54
Darmalaksana, “Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka Dan Studi Lapangan.” urnal UIN
Sunan Gunung Djati, Vol 55 No 2 (2020), h.6
25

Dalam penerapannya, cara berfikir induktif dilakukan untuk menarik suatu


kesimpulan dan kemudian digeneralisasikan (ditarik kesimpulan umum).
Dalam penelitian ini, analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data
yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Setelah
data terkumpul dengan baik, kemudian dikategorikan menjadi beberapa
indikator sesuai dengan indikator efektivitas untuk menjawab pertanyaan
penelitian. Yang perlu diketahui adalah langkah-langkah analisis dalam
penelitian, dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis data model
miles dan huberman yang terdiri dari pengumpulan data (data colection),
reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan
kesimpulan (conclusion).55

Gambar 1.1

Komponen Analisis Data Model Miles dan Huberman

Pengumpulan Data Penyajian data


( Data Collection) (Data display)

reduksi data
(Data reduction) Kesimpulan & Verifikasi
(Conclussion & verifiction)

1. Pengumpulan data (data collection), yaitu dengan observasi, wawancara


dan dokumentasi.
2. Reduksi data (data reduction), yaitu merangkum hasil pengumpulan data
dan memilih serta memilah hal-hal pokok yang sesuai dengan pembahasan
penelitian.
3. Penyajian data (data display), yaitu dengan menyajikan hasil data yang
diperoleh dalam bentuk tabel,grafik , atau sejenisya. Dengan adanya

55
Abi Suar, “Pemikiran Ekonomi Islam Pada Masa Awal Turki Utsmani,” Jurnal Al-Dzahab Vol.
1, No. 1 (2020), h. 71.
26

penyajian data maka data yang terkumpul dapat diorganisasikan serta


dapat diketahui susunan polanya sehingga dapat lebih mudah dipahami.
4. Penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclusion and verification),
merupakan tahap terakhir dalam melakukan analisis data. Melakukan
penarikan kesimpulan dari data-data yang dikumpulkan dan disajikan
dengan bentuk tabel,grafik ataupun sejenisnya, melalui preduksian data
dengan memilih hal-hal pokok dalam pembahasan penelitian untuk
menjawab permasalahan yang ada pada rumusan masalah.

I. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini akan disajikan dalam sistematika penulisan yang dibagi
dalam lima bab yang terdiri dari pada skripsi ini adalah sebagai berikut:
Pada Bab Pertama Pendahuluan berisi pembahasan yang terdiri dari
penegasan judul, latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian penelitian terdahulu yang relevan,
metode penelitian dan sistematika penulisan.
Sedangkan pada bab kedua kajian teori yang melandasi pembahasan
penelitian yang diperoleh melalui telaah pustaka. dalam bab ini terdiri dari 7 sub
bab yakni tinjauan tentang efektifitas, pinjaman, agunan, usaha ultra mikro,
pemberdayaan ekonomi, bank wakaf mikro dan pandemi covid-19.
Selanjutnya pada bab ketiga, deskripsi objek penelitian yang terdiri dari
gambaran umum perusahaan dan deskripsi data penelitian.sub bab gambaran
umum perusahaan terdiri dari sejarah bank wakaf mikro minhadlul‟ulum, kondisi
geografis wakaf mikro minhadlul‟ulum, visi dan misi bank wakaf mikro
minhadlul‟ulum, lokasi bank wakaf mikro minhadlul‟ulum dan struktur organisasi
bank wakaf mikro minhadlul‟ulum.
Pada bab keempat hasil dan pembahasan yang terdiri dari efektivitas
pinjaman modal tanpa agunan bank wakaf mikro minhadlul‟ulum di masa
pandemi covid-19 dan efektivitas pinjaman modal tanpa agunan melalui program
pemberdayaan ekonomi dalam perspektif ekonomi islam.
Pada bab kelima penutup yang berisikan hasil kesimpulan dari penulis
mengenai efektivitas pinjaman modal tanpa agunan guna mengembangkan usaha
ulta mikro melalui program pemberdayan ekonomi bank wakaf mikro di masa
27

pandemi covid-19 dalam perspektif ekonomi islam. dan saran-saran atau


rekomendasi yang diberikan.
27

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Tentang Efektivitas


1. Pengertian dan Dasar Hukum Efektivitas
Kata efektif berasal dari bahasa inggris effective yang berarti
berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus
ilmiyah populer mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan
56
kegunaan, hasil guna atau menunjang tujuan.
Efektivitas adalah suatu keadaan dimana terjadi kesesuaian antara
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan hasil yang telah
dicapai. Pengertian efektifitas secara umum menunjukkan seberapa jau
tercapainya sesuatu tujuan yang lebih dahulu ditetapkan. Dimana
semakin besar presentase yang dicapai, maka semakin tinggi pula
efektifitasnya.57
Menurut Beni, yang dikutip oleh Aidil Amin Effendy dan Denok
Sunarsi Efektivitas adalah hubungan antara output dan tujuan atau
dapat juga dikatakan merupakan ukuran seberapa jauh tingkat output,
kebijakan dan prosedur dari organisasi. Efektivitas juga berhubungan
dengan derajat keberhasilan suatu operasi pada sektor public sehingga
suatu kegiatan dikatakan efektif jika kegiatan tersebut mempunyai
pengaruh besar terhadap kemampuan menyediakan pelayanan
masyarakat yang merupakan sasaran yang telah ditentukan.58

56
Sholihat, “Analisis Efektivitas Pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro Syariah Terhadap
Perkembangan Usaha Nasabah Di Sektor Riil.”Jurnal Perbankan, Vol 1 No 2 (2019), h.43.
57
Efri Syamsul Bahri and Sabik Khumaini, “Analisis Efektivitas Penyaluran Zakat Pada
Badan Amil Zakat Nasional,” 2020.
58
Aidil Amin Effendy and Denok Sunarsi, “Persepsi Mahasiswa Terhadap Kemampuan
Dalam Mendirikan UMKM Dan Efektivitas Promosi Melalui Online Di Kota Tangerang Selatan,”
Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen,Ekonomi, Dan Akuntansi) Vol.4, no. No.3 (2020), h.714.
28

Menurut Steers, yang dikutip oleh Gede Adi Yuniarta


mengemukakan bahwa efektivitas adalah jangkauan usaha suatu
program sebagai suatu sistem dengan sumber daya dan sarana tertentu
untuk memenuhi tujuan dan sarananya tanpa melumpuhkan cara dan
sumber daya itu sendiri serta tanpa memberi tekanan yang tidak wajar
terhadap pelaksanaanya.59
Menurut Gibson, yang dikutip oleh Rinaldo Saputra dan Sherlyn
Evania mengemukakan bahwa Efektivitas adalah pencapaian tujuan
dan sasaran yang telah disepakati untuk mencapai tujuan usaha
bersama. Tingkat tujuan dan sasaran itu menunjukan tingkat
efektivitas. Tercapainya tujuan dan sasaran itu akan ditentukan oleh
tingkat pengorbanan yang telah dikeluarkan.60
Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya pencapaian tujuan
suatu organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi
mencapai tujuan maka organisasi tersebut telah berjalan dengan
efektif. Indikator efektivitas menggambarkan jangkauan akibat dan
dampak (outcome) dari keluaran (Output) program dalam mencapai
tujuan program. Semakin besar kontribusi output yang dihasilkan
terhadap pencapaian tujuan atau sasaran yang ditentukan, maka
semakin efektif proses kerja suatu unit organisasi.61
Menurut Mahmudi, yang dikutip oleh Mulyanti mengemukakan
bahwa Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan
tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Dikatakan efektif apabila
proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan.

59
Gede Adi Yuniarta, Made Pradana, and Adi Putra, “Analisis Efisiensi Dan Efektifitas
Penggunaan Modal Kerja Pada Koperasi Serba Usaha Di Kabupaten Buleleng,” E-Journal Akutansi
Universitas Pendidikan Ganesha Vol. 3, no. No. 1 (2015), h.16.
60
Rinaldo Saputra and Sherlyn Evania, “Efektifitas Struktur Modal Dalam Meningkatkan
Nilai Perusahaan,” Jurnal Bisnis Dan Ekonomi (JBE) Vol.18,No.4 (2018), h.61.
61
Mulyanti, “Meningkatkan Sisa Hasil Usaha Melalui Modal Dan Pemberian
Pinjaman.”Jurnal Manajemen,Vol 4 No 2 (2020), h.12
29

efektivitas retribusi daerah merupakan perbandingan antara realisasi


dan target penerimaan retribusi daerah, sehingga dapat digunakan
sebagai ukuran keberhasilan dalam melakukan pemungutan.62
Menurut Sondang P.Siagian, yang dikutip oleh Novela Irene Kerly
Massie memberikan definisi bahwa Efektivitas merupakan
pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu
yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan
sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas
menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang
telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti
makin tinggi efektivitasnya.63
Menurut Mulyasa, yang dikutip oleh Shinta Kurnianingsih dan
Yuneita Anisma mengemukakan bahwa Efektivitas adalah bagaimana
suatu organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumberdaya
dalam usaha mewujudkan tujuan operasional. Efektivitas berkaitan
dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan,
ketepatan waktu, dan adanya partisipasi anggota. Efektivitas
merupakan pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam
jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk
menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya.64
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa efektifitas
adalah unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah
ditentukan didalam setiap organisasi,kegiatan ataupun program. Bisa

62
M Ismail et al., “Efektivitas Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi Covid-19 Pada
Mahasiswa PRodi PPKN FKIP Unram,” JISIP (Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan Vol 5 No 4 (2021),
h. 349.
63
Novela Irene Karly Massie,“Analisis Pengendalian Biaya Produksi Untuk Menilai Efisiensi
Dan Efektivitas Biaya Produksi,” Jurnal Riset Akuntansi Vol 13, no. No 4 (2018), h.55.
64
Shinta Kurnianingsih and Yuneita Anisma, “Pengaruh Audit Operasional Dan
Pengendalian Internal Terhadap Efektivitas Pelayanan Kesehatan Pada Rumah Sakit,” Jurnal
Akuntansi Dan Investasi Vol.4, no. No 4 (2020), h. 417.
30

disebut efektif apabila sudah tercapainya suatu tujuan ataupun sasaran


yang telah ditentukan sebelumnya sebagai tingkat kemampuan suatu
lembaga atau organisasi untuk dapat melaksanakan semua tugas-tugas
pokoknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Handayaningrat, yang
dikutip oleh Monalisa S Najoan menyatakan bahwa Efektivitas adalah
pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.65

Ayat-ayat yang berhubungan dengan efektifitas:


a. Surat Al-Isra‟ ayat 26

Artinya: “dan berikanlah kepada keluarga yang dekat akan hak


nya, dan kepada orang miskin dan orang yang dalam
perjalanan, dan janganlah menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros.

b. Surat Al-Isra‟ ayat 27

Artinya: “Sesungguhnya para pemboros adalah saudara-saudara


setan, sedang setan terhadap tuhannya adalah ingkar”

Dari ayat diatas menjelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan


kaum muslimin agar menunaikan hak kepada keluarga yang
dekat,orang-orang miskin dan orang-orang dalam perjalanan. Hak
yang harus ditunaikan itu sebagai mempererat tali persaudaraan serta

65
Monalisa S Najoan, “Efektivitas Program Bantuan Pinjaman Modal Usaha Oleh Bank BRI
Melalui Kredit (KUR) Pada Pelaku Usaha Rumah Makan Di Kecamatan Kawangkoan Kabupaten
Minahasa,” Jurnal Akuntansi Dan Investasi Vol 7, no. No 5 (2022), h.76.
31

hubungan kasih sayang, bersikap sopan santun serta dapat membantu


meringankan beban yang mereka alami.66
Orang-orang yang dalam perjalanan yang patut diringankan
penderitaanya adalah orang yang melakukan perjalanan dengan tujuan
yang di benarkan dalam agama. Orang dalam keadaan tersebut perlu
dibantu agar segera tercapainya apa yang menjadi maksut dan
tujuannya. Di akhir ayat Allah SWT melarang hambanya
membelanjakan harta benda secara boros. Larangan ini dimaksut agar
kaum muslimin mengatur perbelanjaanya dengan baik, agar apa yang
dibelanjakan sesuai dan tepat dengan kebutuhannya. Tidak boleh
membelanjakan harta benda kepada orang yang tidak berhak
menerimanya dan memberikan harta melebihi dari yang seharusnya.67

2. Indikator Efektivitas
Mengukur efektivitas organisasi bukanlah suatu hal yang sangat
sederhana, karena efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang
dan tergantung pada siapa yang menilai serta menginterpretasikannya.
Bila dipandang dari sudut produktivitas, maka seorang manajer
produksi memberikan pemahaman bahwa efektivitas berarti kualitas
dan kuantitas (output) barang dan jasa.68
Tingkat efektivitas juga dapat diukur dengan membandingkan
antara rencana yang telah ditentukan dengan hasil nyata yang telah
diwujudkannya. Namun, jika usaha atau hasil pekerjaan dan tindakan

66
Putu Widani Sugianingrat, “Program Pendampingan Peningkatan Efetifitas Sistem
Pemberian Kredit Pada LPD Desa Buruan Di Kabupaten Tabanan,” Jurnal Sewaka Bhakti Vol 7 No 2
(2021), h. 152.
67
Dian Pramitha Anggraeni, “Pengaruh Efektifitas Modal Kerja Terhadap Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI” Jurnal Ekonomi Islam Vol 6 No 3 (2017), h. 10.
68
Chindy Sasauw, Ronny Gosal, and Welly Waworundeng, “Efektivitas Badan Usaha Milik
Desa (Bumdes) Dalam Meningkatkan Masyarakat Di Desa Lenganeng Kecamatan Tabukan Utara
Kabupaten Kepulauan Sangihe,” Jurnal Eksekutif Vol 1, no. No 1 (2018), h. 10.
32

yang dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan tujuan tidak


tercapai atau sasaran yang diharapkan, maka hal itu dikatakan tidak
efektif.69
Adapun kriteria atau ukuran mengenai pencapaian tujuan efektif
atau tidak, sebagaimana dikemukakan oleh Duncan yang dikutip
Richard menurut Makmur indikator efetifitas adalah sebagai berikut:70
a. Pemahaman Program
Pemahaman adalah kemampuan seseorang dalam mengartikan,
menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan
caranya sendiri tentang apa yang dipelajari atau dijalaninya.
Pemahaman program yaitu dilihat sejauh mana masyarakat dapat
memahami suatu kegiatan atau aktifitas.
b. Tepat Sasaran
Tepat sasaran yaitu dilihat melalui ketepatan kegiatan atau
aktifitas terhadap tujuan.
c. Tepat Waktu
Tepat waktu yaitu dilihat melalui penggunaan waktu untuk
pelaksanaan kegiatan atau aktifitasnyang telah direncanakan
tersebut apakah telah sesuai dengan yang diharapkan sebelumnya.
d. Tercapainya tujuan
Tercapainya tujuan yaitu diukur melalui pencapaian tujuan
kegiatan yang telah dijalankan.
e. Perubahan nyata

69
Lidya Lesawati, “Peranan Laporan Keuangan Dan Penilaian Prinsip 5c Terhadap
Efektifittas Pemberian Kredit Pada PT. Bank Bengkulu Cabang Tais,” Jurnal Pembangunan Vol 3 No
2 (2019), h. 16.
70
Ni luh made Ayu Lastina, “Efektivitas Penyaluran Kredit Usaha Rakyat Pt. Bri (Persero)
Unit Blahkiuh Terhadap Produktivitas Ukm Dan Pendapatan Ukm Penerima Kur Di Kecamatan
Abiansemal,” E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana Vol 7 no 4 (2018), h. 959.
33

Perubahan nyata yaitu diukur melalui sejauh mana kegiatan


atau aktifitas tersebut memberikan suatu efek atau dampak serta
perubahan nyata bagi peserta kegiatan.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas


Menurut metode efektivitas organisasi, dapat dikatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi adalah sebagai
berikut:71
a. Adanya tujuan yang jelas
b. Struktur organisasi
c. Adanya dukungan atau partisipasi masyarakat
d. Adanya sistem nilai yang dianut.

Kemudian, terdapat empat faktor lain yang mempengaruhi


efektifitas di kemukakan oleh Richard M Steers yang dikutip oleh
Martin Roestamy diuraikan sebagai berikut:

a. Karakteristik Organisasi (struktur dan organisasi)


Penekanan ciri organisasi oleh Steers Adalah hubungan yang
sifatnya relative seperti Sumber Daya Manusia yang terdapat
dalam organisasi. Struktur merupakan cara yang unik
menempatkan manusia dalam rangka menciptakan sebuah
organisasi. Dalam struktur, manusia ditempatkan sebagai bagian
dalam suatu hubungan relatif tetap menentukan pola interaksi dan
tingkah laku yang beriorientasi pada tugas.
b. Karakteristik Lingkungan

71
Timoty Erlan Kenny, “Analisis Efektivitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat Pada Perum
Jamkrindo Kantor Cabang Manado,” Going Concern : Jurnal Riset AkuntansiJurnal Riset Akuntansi
Vol 13, no. No 2 (2018): h. 348.
34

Karakteristik Lingkungan mencakup dua aspek. Aspek


pertama adalah lingkungan ektern yaitu lingkungan yang berada di
luar organisasi dan sangat berpengaruh terhadap organisasi,
terutama dalam pembuatan keputusan dan pengambilan tindakan.
Aspek kedua adalah lingkungan intern yang dikenal sebagai iklim
organisasi yaitu lingkungan yang secara keseluruhan dalam
lingkungan organisasi.
c. Karakteristik Pekerja
Karakteristik Pekerja Merupakan faktor yang paling
berpegaruh terhadap efektifitas. Di dalam diri setiap individu akan
ditemukan banyak sekali perbedaan akan tetapi kesadaran individu
akan perbedaan itu sangat penting dalam upaya mencapai tujuan
organisasi. Jadi apabila suatu organisasi menginginkan
keberhasilan, organisasi tersebut harus dapat mengintegrasikan
tujuan individu dengan tujuan organisasi.
d. Karakteristik Manajemen
Karakteristik Manajemen adalah strategi dan mekanisme kerja
yang dirancang untuk mengkondisikan semua hal yang ada
didalam organisasi sehingga efektifitas tercapai. Kebijakan dan
praktek manajemen merupakan alat bagi pemimpin untuk
mengarahkan setiap kegiatan guna mencapai tujuan organisasi.
Dalam melaksanakan kebijakan dan praktek menejemen harus
memperhatikan manusia, tidak hanya mementingkan strategi dan
mekanisme kerja saja. Mekanisme ini meliputi penyusunan tujuan
strategi, pencarian dan pemanfaatan atas sumber daya, penciptaan
lingkungan prestasi, proses komunikasi, kepemimpinan dan
35

pengambilan keputusan serta adaptasi terhadap perubahan


lingkungan organisasi.72

B. Pinjaman
1. Pengertian dan Dasar Hukum Pinjaman
Pinjaman dapat diartikan sebagai barang atau jasa yang menjadi
kewajiban pihak yang satu untuk dibayarkan kepada pihak lain sesuai
dengan perjanjian tertulis ataupun lisan, yang dinyatakan atau
diimplikasikan serta wajib dibayarkan kembali dalam jangka waktu
tertentu.73
Menurut PP Republik Indonesia Nomor 09 Tahun 1995, yang
dikutip oleh Joseph Sanjaya Ethal mengemukakan bahwa Pinjaman
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan
itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam
antara Koperasi dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu disertai
dengan pembayaran sejumlah imbalan.74
Qard secara etimologi berarti pinjaman, secara terminologi
muamalah (ta‟rif), qard adalah memiliki sesuatu (hasil pinjaman) yang
dikembalikan sebagai penggantinya dengan nilai yang sama. Al-Qard
adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau
diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan uang tanpa
menghara pkan imbalan. Qard merupakan transaksi yang

72
Martin Roestamy, “Efektivitas Penyelesaian Sengketa Fidusia Terhadap Penyerahan
Jaminan Fidusia Kredit Mikro,” Jurnal Living Law Vol 8 No 2 (2016), h. 15.
73
Anggraeni and Danara, “Pengaruh Modal Sendiri Dan Modal Pinjaman Terhadap
Rentabilitas Ekonomi Pada Koperasi Simpan Pinjam Karya Bersama Palu.”Jurnal ISSN Vol.21 No 2
(2019), h.33
74
Joseph Sanjaya ethal., “Prediksi Kelalaian Pinjaman Bank Menggunakan Random Forest
Dan Adaptive Boosting” Jurnal Manajemen Vol 6, no.4 (2020), h. 50.
36

diperbolehkan dalam syariah islam dengan menggunakan skema


pinjam meminjam.75
Qardh dapat juga disebut Al-Dayn. Dayn lebih umum daripada Al-
Qard. Dayn sebenarnya juga mencakup Al-Qard. Dalam bahasa arab
Dayn merupakan sesuatu yang berada dalam tanggung jawab orang
lain. Dayn disebut juga wasfu al-Dzaimmah (sesuatu yang harus
dilunasi dan diselesaikan). Sayid sabiq mendefnisikan Qardh adalah
harta yang diberikan oleh pemberi hutang (muqrid) kepada penerima
hutang (muqtarid) agar dikembalikan kepadanya (muqrid) seperti yang
diterimanya, ketika dia telah mampu membayarnya. Menurut
Fakhrudin Mahalizikri, hutang piutang adalah penyerahan suatu harta
kepada orang lain yang tidak disertai dengan imbalan atau tambahan
pada saat mengembalikannya.76
Terdapat pengertian lain tentang pinjaman, yaitu suatu hak untuk
memanfaatkan suatu barang yang diterimanya dari orang lain tanpa
imbalan dengan ketetuang barang atau uang tersebut tetap utuh dan
pada suatu saat harus dikembalikan kepada pemiliknya. Dalam definisi
tersebut terdapat dua versi,yaitu:
a. Versi Pertama Hanafiah dan Malikiyah mendefinisikan „ariyah
dengan “tamlik al-manfaat” (kepemilikann atas manfaat). Dari
definisi tersebut dapat dipahami bahwa manfaat dari benda
yangdipinjam dimiliki oleh si peminjam sehingga ia boleh
meminjamkannnya kepada orang lain.
b. Sedangkan versi kedua, Syafi‟iyah dan Hanabilah mendefinisikan
„ariyah dengan “ibahah al intifa” (kebolehan mengambil manfaat).
Dari definisi yang kedua dapat dipahami bahwa barang yang
75
Simatupang, “Pinjaman Modal Usaha Tani Pada Bank Daerah Versus Bank Negara.”Jurnal
Ekonomi dan Ekonomi Syariah,Vol 10 No 6 (2018), h. 114.
76
Fakhrudin Mahalizikri, “Pengaruh Pemberian Pinjaman Modal Usaha Terhadap
Peningkatan Pendapatan Pelaku Usaha Di Desa Tameran,” Jurnal IAKP Vol.2, no. No.1 (2021), h. 25.
37

dipinjam hanya boleh di manfaatkan oleh peminjam, tetapi tidak


boleh dipinjamkan kepada orang lain.77
Dari beberapa definisi diatas,maka dapat disimpulkan bahwa
pinjaman merupakan suatu harta yang diberikan kepada penerima
hutang (muqtarid) untuk dibayarkan kembali dalam jangka waktu
tertentu sesuai kesepakatan antara peminjam dan yang memberi
pinjaman dalam rangka tolong menolong,Pinjaman modal usaha dapat
diperoleh dari bank maupun lembaga keuangan lain.78
Al-Qardh merupakan akad pinjaman modal yang wajib
dikembalikan dengan jumlah yang sama pada waktu yang telah
disepakati. Pinjaman ini diberikan oleh seseorang atau lembaga
keuangan syariah pada orang lain yang kemudian digunakan untuk
kebutuhan yang mendesak.79
a. Al-Quran
Adapun ayat suci Al-Quran yang menjadi dasar hukum
syari‟ah Al-Qardh yakni dalam Firman Allah SWT:80
Pertama, Q.S Al-Baqarah : 245

77
Yuniarta, Pradana, and Putra, “Analisis Efisiensi Dan Efektifitas Penggunaan Modal Kerja
Pada Koperasi Serba Usaha Di Kabupaten Buleleng".Jurnal Ecodemicia,Vol 1 No 4 (2017), h.7”
78
Mulyanti, “Meningkatkan Sisa Hasil Usaha Melalui Modal Dan Pemberian
Pinjaman.”Jurnal Ekonomi dan Akuntansi,Vol 12 No 1(2020), h. 44.
79
Arfan Rachmadias Saputro, “Analisa Pengaruh Pertumbuhan Kredit, Jenis Kredit, Tingkat
Bunga Pinjaman Bank Dan Inflasi Terhadap Kredit Bermasalah,” Jurnal Ekonomi, Keuangan,
Perbankan Dan Akuntansi Vol 11, no. No 1 (2019), h. 12.
80
Nur Azizah and Muannif Ridwan, “Pinjaman Online Dan Keabsahannya Menurut Hukum
Perjanjian Islam,” Jurnal Indragiri Vol 2, no. No 1 (2022), h.29.
38

Artinya: “Barang siapa meminjami Allah dengan pinjaman yang


baik, maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya
dengan baik. Allah menahan dan melapangkan (rezeki)
dan kepada-Nyalah kamu kembalikan”

Kedua,Q.S Al-Maidah : 2

Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengajarkan)


kebajikan dan taqwa, dan janganlah tolong-menolong
dalam perbuatan dosa dan pelanggaran”

Ketiga, Q.S Al-Hadid:11

Artinya: “Barang siapa meminjamkan kepada Allah dengan


pinjaman yang baik, maka Allah akan
mengembalikannya berlipat ganda untuknya, dan
baginya pahala yang mulia”

b. As-Sunnah
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu‟anhu bahwa Nabi
Shallallahu‟ alaihi wa sallam bersabda:
39

Artinya: ”Barang siapa menghilangkan suatu kesusahan dari


seorang muslim dari kesusahan-kesusahan dunia
niscaya Allah akan menghilangkan darinya kesusahan-
kesusahan akhirat. Dan barang siapa yang memberi
kemudahan kepada orang yang mu‟sir (kesulitan
membayar hutang) niscaya Allah akan memudahkannya
di dunia dan di akhirat. Dan Allah selalu menolong
hamba-nya selama hamba tersebut menolong
saudaranya”81

c. Ijma‟ Ulama
Ijma‟Ulama menyepakati bahwa qardh boleh dilakukan.
Kesepakatan para ulama ini didasari tabiat manusia yang tidak
bisa hidup tanpa pertolongan orang lain/saudaranya. Oleh karena
itu, pinjam meminjam menjadi suatu bagian dari kehidupan
manusia dan islam adalah agama yang memerhatikan kebutuhan
umatnya.82
Menurut Al-jazari dikutip oleh Ismail Nabawi mengemukakan
beberapa hukum pinjaman (al-qardhu) sebagai berikut:
1) Pinjaman (al-qardhu) dimiliki dengan diterima. Jika
mustaqridh (debitur/peminjam) telah menerimanya, ia
memilikinya dan menjadi tanggungannya.
2) Pinjaman (al-qardhu) boleh sampai bata waktu tertentu. Itu
lebih baik karena itu meringankan mustaqrid (debitur).
3) Jika barang yang dipinjamkan itu tetap utuh, seperti ketika
saat dipinjamkan maka dikembalikan utuh seperti itu.

81
Muhammad Bisri Mustofa, “Qardhul Hasan Dalam Perspektif Hukum Islam Pada Baitul
Maal Wa Tamwil (BMT) Dan Implementasinya.,” Jurnak Ekonomi, Keuangan, Perbankan Dan
Akuntansi Vol 1, no. No 1 (2020), h. 58.
82
Muaidi, “Konsep Kartu Kredit ( Bithaqah I ‟ Timan ) Sebagai Alat Pembayaran Dalam
Hukum Islam,” Jurnal Hukum Ekonomi Syariah Dan Akad Syariah Vol 3, no. No 5 (2020), h.55.
40

4) Jika pengembalian (al-qardhu) tidak membutuhkan


pembiayaan transportasi maka boleh dibayar ditempat
maupun yang di inginkan kreditur (muqridh).
5) Kreditur (muqtaridh) haram mengambil manfaat dari al-
qardhu dengan penambahan jumlah pinjaman.83

2. Rukun Pinjaman
Rukun qardh ada 3 yaitu:
a. Yang berpiutang dan yang berutang.
b. Barang yang diutangkan.
c. Lafaz (kalimat mengutangi), seperti “saya utangkan ini kepada
engkau saudara” lalu jawab yag berhutang “saya mengaku
berhutang kepada engkau saudara”.84

Selain itu, Rukun qardh (hutang piutang) ada 3, yaitu diantaranya:

a. „Aqidain
„Aqidain adalah dua pihak yang melakukan transaksi adalah
pemberi dan penghutang.
b. Harta yang diutangkan
Harta yang dihutangkan merupakan harta yang ada padanannya,
maksudnya adalah harta yang s atu sama lain dalam jenis yang
sama dan tidak banyak berbeda yang mengakibatkan perbedaan
nilai, seperti uang, barang-barang yang dapat ditakar,
ditimbang,ditahan, dan dihitung.

83
Febri Annisa Sukma, “Konsep Dan Implementasi Akad Qardhul Hasan Pada Perbankan
Syariah Dan Manfaatnya,” Jurnak Ekonomi Dan Keuangan Syariah Vol 3, no. No 2 (2019), h. 28.
84
Septi Ayu, Triten Nina, and Versiandika Yudha Pratama, “Analisis Motivasi Pinjaman
Nasabah Pada Rentenir Berdasarkan Prinsip Pembiayaan Syariah,” Jurnal Of Syaria Finance and
Banking Vol 1, no. No 1 (2021), h. 31.
41

„Aqidain adalah dua pihak yang melakukan transaksi adalah


pemberi dan penghutang.
c. Sighah
Sighah merupakan ijab dan qabul. Tidak ada perbedaan dikalangan
fuqaha‟ bahwa ijab itu sah dengan lafal hutang dan dengan semua
lafaz yang menunjukan maknanya seperti kalimat “saya
memberimu hutang” atau “saya menghutangimu”. Demikian pula
pada qabul yang sah dengan semua lafal yang menunjukan
kerelaan seperti pada kalimat “saya berhutang kepadamu” atau
“saya menerima” dan lain sebagainya.85

3. Jenis-jenis Pinjaman
Pada dasarnya, kebutuhan pinjaman modal untuk melakukan
usaha terdiri dari dua jenis, yaitu pinjaman modal investasi dan
pinjaman modal kerja. Kedua jenis modal ini berbeda, baik dalam
penggunaannya maupun jangka waktunya. Berikut ini penjelasan dari
kedua jenis modal usaha tersebut:
a. Pinjamam Modal Investasi
Pinjamam Modal investasi digunakan untuk jangka panjang
dan dapat digunakan berulang-ulang. Biasanya umurnya lebih dari
satu tahun. Penggunaan utama Pinjamam modal investasi jangka
panjang adalah untuk membeli aktiva tetap, seperti tanah,
bangunan atau gedung, mesin-mesin, peralatan, kendaraan, serta
inventaris lainnya. Modal investasi biasanya diperoleh dari modal
pinjaman berjangka waktu panjang (lebih dari satu tahun).
Pinjaman ini biasanya diperoleh dari dunia perbankan.
b. Pinjaman Modal Kerja

85
M H D Fakhrurrahman Arif, “Qardh Dalam Pandangan Islam,” Jurnal Siyasah: Hukum
Tata Negara Vol 2 No 1 (2019), h.53.
42

Pinjaman Modal kerja yaitu Pinjaman modal yang digunakan


untuk membiayai operasional perusahaan pada saat perusahaan
sedang beroperasi. Jenis modalnya bersifat jangka pendek,
biasanya hanya digunakan untuk sekali atau beberapa kali proses
produksi. Pinjaman Modal kerja digunakan untuk keperluan
membeli bahan baku serta biaya lainnya. Modal kerja juga dapat
diperoleh dari modal pinjaman bank (biasanya maksimal satu
tahun). Biasanya juga dunia perbankan dapat membiayai modal
investasi dan modal kerja baik secara bersamaan maupun sendiri-
sendiri (tergantung kebutuhan dan permintaan nasabah).86

C. Agunan
1. Pengertian Agunan
Agunan pembiayaan atau jaminan adalah hak dan kekuasaan atas
barang jaminan yang diserahkan oleh debitur kepada lembaga
keuangan guna menjamin pelunasan utangnya apabila pembiayaan
yang diterimanya tidak dapat dilunasi sesuai waktu yang diperjanjikan
dalam perjanjian pembiayaan atau addendum-nya.87
Agunan juga diartikan sebagai jaminan tambahan yang diserahkan
nasabah debitur kepada bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit
atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. Agunan berfungsi untuk
meyakinkan bank atau kreditur bahwa debitur mempunyai kemampuan
untuk melunasi kredit yang diberikan kepadanya sesuai dengan
perjanjian kredit yang telah disepakati bersama.88

86
Febri Annisa Sukma,“Konsep dan Implementasi Akad Qardhul Hasan Pada Perbankan
Syariah dan Manfaatnya.” Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah, Vol 3 No 2 (2019), h. 28
87
Muhammad, “Agunan Yang Diambil Alih : Sebuah Mekanisme Dalam Penyelesaian Kredit
Macet.” Jurnal Ekonomi Syariah, Vol 5 No 3 (2018), h. 19
88
Pohan, “Peranan Penggunaan Agunan Di Bank Islam Hubungannya Dengan Sistem
Operasional Perbankan Syariah Di Medan.” Jurnal Akuntansi, Vol 6 No 2 (2020), h.111
43

Agunan atau Collacteral merupakan barang yang diserahkan


mudharib sebagai agunan terhadap pembiayaan yang diterimanya.
Tujuan agunan adalah untuk melindungi kredit dari resiko kerugian,
baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Lebih dari itu agunan
yang diserahkan oleh nasabah merupakan beban, sehingga si nasabah
akan sungguh-sungguh untuk mengembalikan kredit yang
diambilnya.89

2. Landasan Syariah Agunan


Agunan adalah aset atau barang-barang berharga milik pihak
peminjam yang dijanjikan atau dititipkan kepada pemberi pinjaman
sebagai tanggungan atau jaminan atas pinjaman yang diterima jika
peminjam tidak dapat mengambalikan pinjaman atau memenuhi
kewajiban peminjam tersebut.90
a. Al-Quran
Allah SWT berfirman dalam Qur‟an Surat Al-Baqarah [2]:283

Artinya: “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu‟amalah tidak


secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang
penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang
dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi, jika
sebagian kamu memercayai sebagian yang lain, maka

89
Lambang Siswadi, “Kreditur Dan Debitur Dengan Hak Perlindungan Hukum Dalam
Perjanjian Kredit Tanpa Agunan,” Jurnal Ilmu Hukum Vol.15 No. 1 (2019), h.89.
90
Yosi Aryanti, “Eksistensi Agunan Dalam Pembiayaan Mudharabah Pada Lembaga
Keuangan Syariah,” Jurnal Ecodemica Vol. 2, No.3 (2017), h. 124.
44

hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya


(utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah
Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi)
menyembunyikan orang yang berdosa hatinya; dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”91

Ayat di atas menjadi petunjuk bahwa agunan itu


diperbolehkan dan dapat dijadikan sebagai barang jaminan untuk
membayar hutang. Ayat diatas memberi petunjuk seseorang boleh
memegang jaminan sebagai ganti catatan dimana jaminan tersebut
dipegang oleh pemilik hak. Transaksi pinjaman dianggap masih
belum jadi kecuali bila barang jaminan telah dipegang, seperti
yang dikatakan oleh mahzab Syafi‟i dan jumhur ulama.92

b. Hadis
Sabda Rasulullah Shallallahu‟alaihi wa sallam :

Artinya : Dari Abu Hurairah r.a, beliau berkata: Rasulallah SAW


bersabda: punggung binatang yang ditunggangi itu
dengan nafakah (pembayaran kepada pemiliknya, jika
binatang itu di gadai, susu yang diminum itu dengan
nafakah (pembayaran bagi pemiliknya). Jika susu itu
menjadi jaminan gadai dan wajib atas orang yang

91
Latifa Fitriani, “Jaminan Dan Agunan Dalam Pembiayaan Bank Syariah Dan Kredit Bank
Konvensional,” Jurnal Pembangunan 47, No. 1 (2017), h. 134.
92
Surya, “Explorasi Algoritma C4.5 Dan Forward Feature Selection Untuk Menentukan
Debitur Baik Dan Debitur Bermasalah Pada Produk Kredit Tanpa Agunan (Kta).”Jurnal Ekonomi dan
Ekonomi Syariah, Vol 2 No 3 (2020), h. 16
45

menungganginya dan yang meminum susunya


pembayaran biayanya. (HR. Al-Bukhari)

Hadits diatas memberikan petunjuk bahwa orang yang


menerima pinjaman pada prinsipnya tidak boleh memanfaatkan
pinjaman kecuali atas izin pemberi pinjaman. Berdasarkan kedua
landasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa menjaminkan agunan
dengan maksud untuk memperoleh hutang (pembiayaan) dari
pemberi pinjaman adalah tidak melanggar syariat islam. Umat
islam yang menjalankan usaha mikro dengan keterbatasan modal
pun dapat menjaminkan asset/barang berharga seperti surat tanah
dengan maksud untuk memperoleh modal usaha tanpa rasa
khawatir akan hal-hal yang tidak diperbolehkan dalam islam.93

3. Jenis-jenis Agunan
Jenis agunan terbagi menjadi 2 jenis yaitu:
a. Agunan Perorangan
Agunan perorangan atau agunan pribadi adalah jaminan
seseorang pihak ketiga yang bertindak untuk menjamin
dipenuhinya kewajiban-kewajiban dari debitur. Jaminan
perorangan dalam pengertian lain diartikan sebagai suatu
perjanjian antara seseorang berpiutang (kreditur) dengan
seseorang pihak ketiga, yang menjamin dipenuhinya kewajiban-
kewajiban si berutang (debitur).
b. Agunan Kebendaan
Agunan kebendaan merupakan suatu tindakan berupa suatu
penjaminan yang dilaku kan oleh kreditur terhadap debiturnya,

93
Vendra Irawan, “Kedudukan Agunan Dalam Akad Pembiayaan Mudharabah Pada Bank
Syariah,” Jurnal Hukum Islam Vol 2, no. No 02 (2017), h.16.
46

atau antara kreditur dengan seseorang pihak ketiga guna menjamin


dipenuhinya kewajiban-kewajiban dari debitur. Agunan
kebendaan dapat diadakan antara kreditur dengan debiturnya,
tetapi juga dapat diadakan antara kreditur dengan seseorang pihak
ketiga yang menjamin dipenuhinya kewajiban-kewajiban dari si
berutang (debitur).94

4. Fungsi Agunan
Agunan/ Jaminan mempunya fungsi sebagai berikut:
a. Menjamin agar debitur berperan serta dalam transaksi untuk
membiayai usahanya sehingga kemungkinan untuk meninggalkan
usaha atau proyeknya dengan merugikan diri sendiri atau
perusahaanya dapat dicegah atau sekurang-kurangnya
kemungkinan untuk berbuat demikian dapat diperkecil.
b. Memberikan dorongan kepada debitur untuk memenuhi janjinya,
khususnya mengenai pembayaran kembali sesuai dengan syarat-
syarat yang telah disetujui agar debitur dan piha ketiga yang ikut
menjamin tidak kehilangan kekayaan yang telah dijaminkan
kepada bank.
c. Memberikan jaminan kepastian hukum kepada pihak lembaga
keuangan bahwa kreditnya akan tetap kembali dengan cara
mengeksekusi jaminan kredit.
d. Memberikan hak dan kekuasaan kepada lembaga keuangan untuk
mendapatkan pelunasan dari agunan apabila debitur melakukan

94
Yusvita Nena Arinta, “Eksistensi Bank Wakaf Mikro Dan Implikasinya Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat Dalam Perspektif Islam,” Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam Vol 6, no. No 2
(2020), h. 372.
47

cidera janji yaitu untuk mengembalikan dana yang telah


dikeluarkan oleh debitur pada waktu yang telah ditentukan.95

Jadi Fungsi agunan/jaminan adalah memberikan hak dan


kekuasaan kepada bank untuk mendapatkan pelunasan dari barang
jaminan tersebut apabila debitur tidak dapat melunasi hutangnya
pada waktu yang telah disepakati dalam perjanjian. Oleh karena
itu,penilaian terhadap agunan wajib dilakukan sesuai dengan
prinsip kehati-hatian dan menggambarkan objektifitas penilaian
yang wajar atas agunan pembiayaan yang dimaksud.96

D. Usaha Ultra Mikro


1. Pengertian Usaha Ultra Mikro
Usaha Ultra Mikro sebagai salah satu produk penyaluran dana
dalam lebaga keuangan syariah seperti untuk pengembangan sektor riil
bagi kemajuan usaha mandiri masyarakat. Usaha Ultra Mikro
merupakan suatu kegiatan pembiayaan usaha berupa penghimpunan
dana yang di pinjamkan bagi usaha mikro yang dikelola oleh
pengusaha mikro yaitu masyarakat menengah kebawah.97
Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2008
tentang UMKM dalam bab I (Ketentuan Umum,pasal I dari UU
tersebut, dinyatakan bahwa UMKM adalah:

95
Putu Vista Viani, “Pengaturan Kebijakan Kredit Tanpa Agunan Di Indonesia,” Jurnal
AKMAMI (Akuntansi Manajemen Ekonomi) Vol 10, No 1 (2021), h. 13.
96
Nina Herlina, “Antisipasi Bank Untuk Menghindari Kredit Macet Yang Ditimbulkan Oleh
Kerugian Debitur Akibat Pencemaran Lingkungan,” Jurnal Ilmiah Galuh Justisi Vol 6, no. No 2
(2018), h. 210.
97
Iskandar, “Peran Lembaga Keuangan Mikro Syariah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan
Permodalan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah.”Jurnal Ekonomi Akuntansi, Vol 4 No 1 (2019), h. 12
48

a) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan atau


badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Ultra
Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini.
b) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah ataupun usaha besar
yang memenuhi kriteria Usaha Ultra Mikro sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang ini.
c) Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki,dikuasai dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-undang
ini.98

Usaha ultra mikro menurut SK Mentri Keuangan No.


40/KMK.06/2003 adalah usaha produktif milik keluarga atau
perorangan WNI dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp
100.000.000,00 per tahun serta dapat mengajukan kredit kepada bank
paling banyak Rp 50.000.000.36 Bagi usaha mikro, pembiayaan dirasa
cukup penting mengingat kebutuhan untuk pembiayaan modal kerja
dan invetasi diperlukan guna menjalankan usaha dan meningkatkan
akumulasi pemupukan modal mereka.99

98
Dian and Hia, “Pengaruh Pembiayaan Ultra Mikro (UMI) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Daerah Melalui Pertumbuhan Produksi Industri Mikro Dan Kecil.” Jurnal Ekonomi Islam Vol 1 no 8
(2020), h. 77
99
Iskandar, “Peran Lembaga Keuangan Mikro Syariah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan
Permodalan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah.” Vol 6 No 1 (2019)h. 12
49

Menurut Warkum Sumitro, Usaha ultra mikro adalah usaha yang


dilakukan oleh suatu perusahaan dengan tenaga kerja yang digunakan
tidak melebihi dari 50 orang. Usaha skala mikro merupakan sebagian
besar dari bentuk usaha mikro dan usaha kecil misalnya pedagang kaki
lima, kerajinan tangan, usaha sovenir, dan sejenisnya.100
Secara umum, tujuan atau sasaran yang ingin dicapai adalah
terwujudnya usaha mikro yang tanguh dan mandiri serta memiliki daya
sing tinggi dan berperan utama dalam produksi dann distribusi
kebutuhan pokok, bahan baku serta dalam permodalan untuk
menghadapi persaingan bebas.101

2. Klasifikasi Usaha Ultra Mikro


Dalam perkembangannya, usaha ultra mikro merupakan kelompok
usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu kelompok usaha
ultra mikro terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan krisis
ekonomi. Maka sudah menjadi keharusan penguatan kelompok usaha
ultra mikro yang melibatkan banyak kelompok. Berikut merupakan
klasifikasi usaha ultra mikro,yaitu:
a) Liverhood Activities
Liverhood Activities merupakan usaha ultra mikro yang digunakan
sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah. Yang lebih
umum biasa disebut sektor informal. Contohnya pedagang kaki
lima

100
Dewi Jayanti Mandasari and Widodo, “Strategi Pemasaran Usaha Mikro, Kecil Dan
Menengah (Umkm) Batik Magenda Tamanan Kabupaten Bondowoso,” JURNAL PENDIDIKAN
EKONOMI: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi Dan Ilmu Sosial Vol 13, no. No 1 (2019):
h. 123.
101
Muhammad Alan Nur, “„Kontribusi Bank Wakaf Mikro Terhadap Pemberdayaan Usaha
Mikro Di Lingkungan Pondok Pesantren,‟” Jurnal Ekonomi Syariah Teori Dan Terapan Vol 1, no. No
1 (2019): h. 35.Jurnal Perbankan Syariah, Vol 2 No 1 (2021):h.43
50

b) Micro Enterprise
Micro Enterprise merupakan usaha ultra mikro yang memiliki
sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.
c) SmallDynamic Enterprise
SmallDynamis Enterprise merupakan usaha ultra mikro yang telah
memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan
subkontrak dan ekspor.
d) Fast Moving Enterprise
Fast Moving Enterprise merupakan usaha ultra mikro yang telah
memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi
menjadi usaha besar.102

3. Karakteristik Usaha Ultra Mikro


Usaha ultra mikro memiliki potensi yang sangat besar untuk
dikembangkan karena pasar yang sangat luas serta bahan baku yang
mudak untuk didapatkan dan sumber daya manusia yang besar
merupakan variabel pendukung perkembangan dari usaha kecil
tersebut.
Dalam buku Pandji Anoraga diterangkan bahwa secara umum
sektor usaha mempunyai karakteristik sebagai berikut:103
a. Sistem pembukuan yang relatif administrasi pembukuan sederhana
serta cenderung tidak mengikuti kaidah-kaidah administrasi
pembukuan standar. Seringkali pembukuan tidak di up to date
sehingga sulit untuk menilai kerja usahanya.

102
Dandan Irawan, “Peningkatan Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Melalui
Jaringan Usaha,” Coopetition : Jurnal Ilmiah Manajemen Vol 11, no. No 2 (2020), h. 116.
103
Etik Umiyati and Erni Achmad, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan
Aplikasi Online Pada Pelaku Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Di Kota Jambi,” Jurnal Paradigma
Ekonomika Vol16, no. No 2 (2021), h.266.
51

b. Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang


sangat tinggi.
c. Modal yang terbatas.
d. Pengalaman menejerial dalam mengelola perusahaan masih sangat
terbatas.
e. Skala ekonomi yang terlalu kecil sehingga sulit mengharapkan
menekan biaya agar mencapai titik efisiensi jangka panjang.
f. Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diversifikasi pasar
sangat terbatas.
g. Kemampuan untuk sumber dana dari pasar modal terendah,
mengingat keterbatasan dalam sistem administrasi. Agar
mendapatkan dana dipasar modal, sebuah perusahaan harus
mengikuti sistem administrasi standar dan transparan.104

4. Karakteristik Usaha Ultra Mikro Menurut Perspektif Ekonomi


Islam
Dalam islam, telah diatur tata cara bersosialisasi antar manusia,
hubunganya denga Allah, aturan main yang berhubungan dengan
(halal haram) dalam setiap aspek kehidupan termasuk aktivitas bisnis.
Agar seorang muslim dapat selalu menjaga perilakunya dan tidak
terjerumus kedalam kesesatan, berikut adalah karakteristik Usaha Ultra
Mikro menurut perspektif ekonomi islam:
a. Usaha Utra Mikro bersifat ketuhanan (nizhamun rabbaniyah)
mengingat dasar-dasar pengaturannya yang tidak diletakan oleh
manusia akan tetapi didasarkan pada aturan-aturan yang di

104
Sri Dewi Setiawati, “Strategi Membangun Branding Bagi Pelaku Usaha Mikro Kecil
Menengah,” JURNAL ABDIMAS BSI Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2, no. No 1 (2019),
h. 136.
52

tetapkan oleh Allah SWT sebagaimana di tetapkan dalam Al-


Quran dan As-Sunnah.
b. Usaha Ultra Mikro berdimensi akidah (iqtishadun‟aqdiyyun)
mengingat ekonomi islam itu pada dasarnya terbit atau lahir dari
akidah islamiah dan didalamnya akan dimintakan pertanggung-
jawaban terhadap akidah yang di yakininya.
c. Berkarakter ta‟abbudi, mengingat usaha ultra mikro islam itu
merupakan tata aturan yang berdimensi ketuhanan (nizham
rabbani).
d. Terkait dengan akhlak (murtabithun bil-akhlaq), islam tidak
pernah memprediksi pemisahan antara akhlaq dan ekonomi juga
tidak memetakan pembangunan ekonomi dalam pelindungan islam
yang tanpa akhlak.
e. Elastis (al-murunah) yang didasarkan pada kenyataan bahwa Al-
Quran dan Al-Hadist yang keduanya dijadikan sumber asasi
ekonomi.
f. Objektif (al-maudhu‟iyyah) artinya islam mengajarkan umatnya
agar berlaku dan bertidak objektf dalam melakukan kegiatan
ekonomi yang pada hakikatnya adalah pelaksanaan amanat yang
harus dipenuhi oleh setiap pelaku ekonomi tanpa membeda-
bedakan jenis kelamin, etnik,agama/kepercayaan dan lain
sebagainya.
g. Realistis (al-waqi‟yyah. Artinya prakiraan bisnis yang tidak
selamanya sesuai antara teori di satu sisi dengan praktek disisi
lain.
h. Harta kekayaan pada hakekatnya adalah miik Allah SWT dalam
prinsip ini terkandung maksud bahwa kepemilikan seseorang
terdapat harta kekayaan (al-amwal) tidak bersifat mutlak.
53

i. Memiliki kecakapan dalam mengelola harta kekayaan (tarsyid


isrikhdam al-mal).105

5. Ciri-ciri Usaha Ultra Mikro


Berikut ini merupakan ciri-ciri usaha ultra mikro, yaitu:
a. Jenis barang/komoditi tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat
berganti
b. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat
pindah tempat.
c. Sumber daya manusianya belum memiliki jiwa wirausaha yang
memadai.
d. Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah.
e. Umumnya belum akses perbankan, namun sebagian dari mereka
sudah akses ke lembaga keuangan non-bank.
f. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas
lainnya termasuk NPWP.106

6. Masalah yang dihadapi Usaha Ultra Mikro


Usaha Ultra Mikro merupakan kegiatan usaha yang mampu
memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi
secara luas kepada masyarakat dan dapat berperan dalam proses
pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong
pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas
nasional.107

105
Setiawati.” Strategi Membangun Branding Bagi Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah”,
Jurnal Ekonomi Islam, Vol 4 No 3 (2020), h. 44
106
Maulana, “Analisis Pengaruh Pembiayaan Mikro Syariah Terhadap Keberhasilan Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM),” Jurnal Insitusi Politeknik Ganesha Medan Juripol Vol 2, no. No 1
(2011), h. 146.
107
Simatupang, “Pinjaman Modal Usaha Tani Pada Bank Daerah Versus Bank
Negara.”Jurnal Akuntansi, Vol 4 No 1 (2021), h.11
54

Disamping banyaknya potensi yang ada pada Usaha Ultra Mikro,


ada pula masalah-masalah yang dihadapi pelaku usaha seperti yang
kita ketahui, masalah utama bagi pelaku usaha ultra mikro adalah
keterbatasan modal. Hal ini menyebabkan ruang gerak pelaku usaha
semakin sempit. Misalnya mengalami kesulitan dalam
mengembangkan usahanya dikarenakan tidak mampu memenuhi
pesanan dari konsumen. bila hal tersebut tidak teratasi maka dapat
dimungkinkan usaha menciptakan lapangan pekerjaan akan kembali
sulit diupayakan.108

E. Pemberdayaan Ekonomi
1. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi
Istilah pemberdayaan mengacu kepada kata empowerment yang
berarti penguatan, yaitu sebagai upaya untuk mengaktualisasikan
potensi yang sudah dimiliki sendiri oleh masyarakat. Secara teknis
istilah pemberdayaan dapat disamakan dengan istilah pengembangan.
Memberdayakan masyarakat merupakan upaya untuk meningkatkan
harkat martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak
mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan
keterbelakangan.109
Titik tolak pemberdayaan adalah pengenalan bahwa setiap
manusia atau msyarakat memiliki potensi yang dapat dikembangkan.
Pemberdayaan untuk membangun daya dengan mendorong,

108
Wasilah, “Efektivitas Modal Usaha Kelompok Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga
Terhadap Peningkatan Ekonomi Keluarga.” Jurnal Ekonomi dan Ekonomi islam, Vol 8 No 5 (2020), h.
21
109
Syaiful Amri, “Analisis Terhadap Efektifitas Pemberdayaan Ekonomi Umat Dan Sustainabilitas
Bank Wakaf Mikro Al-Muna Berkah Mandiri Yogyakarta.” Jurnal Ilmu Akuntansi dan Ekonomi, Vol
1 No 3, (2019), h. 56
55

memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki


serta upaya untuk mengembangkannya.110
Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan
mendorong, memotivasikan, dan membangkitkan kesadaran akan
potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya.
Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat
(empowering). Dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih
positif, selain dari hanya menciptakan iklim dan suasana. Perkuatan ini
meliputi langkah-langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai
masukan (input), serta pembukaan akses ke dalam berbagai peluang
(opportunities) yang akan membuat masyarakat menjadi berdaya.111
Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu anggota
masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya. Menanamkan nilai-nilai
budaya modern,seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, dan
kebertanggungjawaban adalah bagian pokok dari upaya pemberdayaan
ini. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya
dengan pemantapan, pembudayaan, pengamalan demokrasi. Ketiga,
memberdayakan mengandung pula arti melindungi.112
Dalam bahasa Arab pemberdayaan disebut dengan tamkin. Kata
tamkin berasal dari kata makkana yang memiliki arti menguatkan atau
mengokohkan. Dalam Al-Quran kata tamkin dan semua turunan
katanya disebutkan sebanyak 18 kali. Al-Quran tidak membatasi kata
tamkin dalam suatu istilah yang khusus, tetapi hal tersebut digunakan
untuk menyebutkan beragam makna sebagaimana disebutkan dalam

110
Aisyah, Islam, and Sunan, “Optimalisasi Peran Bank Wakaf Mikro Dalam Pemberdayaan
Ekonomi Pelaku Usaha Sekitar Pesantren Di Jawa Timur.” Jurnal Ekonomi manajemen, Vol 3 No 1 (
2019), h. 90
111
Faiq, “Peran Bank Wakaf Mikro Dalam Penguatan Modal Dan Pemberdayaan Usaha
Mikro Di Surabaya.” Jurnal Akuntansi, Vol 7 No 4 (2018), h. 55
112
Ulfi Putra, “Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakat d Alam Perspektif Al Qur ‟ an.”
Jurnal Manajemen, Vol 6 No 5 (2019), h. 21
56

kamus-kamus bahasa. Di dalam „ulum al-Qur‟an disebut dengan kata


wujuh yaitu satu kata yang memiliki ragam makna. Dari dari
penjelasan di atas, maka dapat dipahami makna dari kata tamkin secara
substansi adalah mengokohkan, memberikan kekuasaan, ataupun
menjadikan seseorang menguasai. Maka makna ini juga sesuai dengan
pengertian pemberdayaan sebelumnya yaitu pemberkuasaan atau
memberikan kekuasaaan.113
Pemberdayaan merupakan proses, cara dan upaya untuk
menjadikan orang lain memiliki daya, kemampuan atau kekuatan.
Secara istilah pemberdayaan merupakan upaya untuk membangun
daya yang dimiliki duafa atau orang lemah dengan cara
menggerakkan, memberikan motivasi dan meningkatkan kesadaran
tentang potensi yang dimilikinya, serta berupaya untuk
mengembangkannya. Ada juga yang memahami pemberdayaan
sebagai upaya dalam penyediaan sumber daya, kesempatan,
pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat untuk menumbuhkan
dan meningkatkan kapasitas mereka, sehingga dapat menemukan masa
depannya yang lebih baik.114
Pemberdayaan ekonomi juga merupakan usaha dalam
mengembangkan atau memberdayakan ekonomi masyarakat yang
sebelumnya kurang mampu. Pemberdayaan ini sebenarnya diatur
dalam kebijakan pemerintah yang secara tegas tertuang dalam GBHN
Tahunn 1999, serta UU. Nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintahan
daerah. Didalam GBHN dinyatakan “mengembangkan otonomi
daerah secara luas, nyata dan bertanggung jawab dalam rangka

113
Chairul Basrun, “Pengintegrasian Model Pemberdayaan Masyarakat,” Jurnal Fakultas
Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Vol. 2, no. No.3 (2018),h. 270.
114
Chairul Basrun.”Pemberdayaan Pondok Pesantren Di Jawa Barat dalam Aqidah Islam”
jUrnal Ekonomi Islam, Vol 2 NO 3 (2019), h.66
57

pemberdayaan masyarakat, lembaga ekonomi, lembaga politik,


lembaga adat, serta seluruh potensi masyarakat dalam wadah NKRI115.
Selain itu, di dalam UU. Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program
Pembangunan Nasional (PROPENAS) Tahun 2000-2004 dan Program
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dinyatakan bahwa tujuan
pemberdayaan ekonomi adalah meningkatkan keberdayaan
masyarakat melalui penguatan lembaga dan organisasi masyarakat
setempat, penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial
masyarakat, peningkatan keswadayaan masyarakat luas guna
membantu masyarakat untuk meningkatkan kehidupan ekonomi, sosial
dan politik.

2. Tujuan Pemberdayaan Ekonomi

Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah memampukan dan


memandirikan masyarakat terutama dari kemiskinan dan
keterbelakangan/ kesenjangan/ketidakberdayaan. Berikut ini tujuan
dari pemberdayaan menurut Totok dan Poerwoko:
a. Perbaikan Pendidikan (Better Education)
Perbaikan pendidikan yang dilakukan melalui pemberdayaan,
tidak terbatas pada: perbaikan materi, perbaikan metoda, perbaikan
yang menyangkut tempat dan waktu, serta hubungan fasilitator dan
penerima manfaat; tetapi yang lebih penting adalah perbaikan
pendidikan yang mampu menumbuhkan semangat belajar seumur
hidup.
b. Perbaikan Aksesibilitas (Better Accessibility)
Dengan tumbuh dan berkembangnya semangat belajar seumur

115
Kristina Sedyastuti, “Analisis Pemberdayaan UMKM Dan Peningkatan Daya Saing Dalam
Kancah Pasar Global,” Jurnal Inovasi Bisnis Dan Manajemen Indonesia Vol.2, no. No.1 (2018), h.
127.
58

hidup diharapkan dapat memperbaiki aksesibilitasnya. Terutama


tentang aksesibilitas sumber: informasi/inovasi, pembiayaan,
penyediaan produk dan peralatan, dan lembaga pemasaran;
c. Perbaikan Tindakan (Better Action)
Dengan berbekal perbaikan pendidikan dan perbaikan
aksesibilitas dengan beragam sumberdaya yang lebih baik,
diharapkan akan terjadi tindakan-tindakan yang semakin lebih baik
d. Perbaikan Kelembagaan (Better Institution)
Dengan perbaikan kegiatan/tindakan yang dilakukan,
diharapkan akan memperbaiki kelembagaan, termasuk
pengembangan jejaringkemitraan-usaha
e. Perbaikan Usaha (Better Business)
Perbaikan pendidikan (semangat belajar), perbaikan
aksesibilitas, kegiatan, dan perbaikan kelembagaan, diharapkan
akan memperbaiki bisnis yang dilakukan;
f. Perbaikan Pendapatan (Better Income)
Dengan terjadinya perbaikan bisnis yang dilakukan,
diharapkan akan dapat memperbaiki pendapatan yang
diperolehnya, termasuk pendapatan keluarga dan masyarakatnya;
g. Perbaikan Lingkungan (Better Environment)
Perbaikan lingkungan diharapkan dapat memperbaiki
lingkungan (fisik dan sosial), karena kerusakan lingkungan
serigkali disebabkan oleh kemiskinan atau pendapatan yang
terbatas;
h. Perbaikan Kehidupan (Better Living)
Tingkat pendapatan dan keadaan lingkungan yang membaik,
diharapkan dapat memperbaiki keadaan kehidupan setiap keluarga
dan masyarakat
59

i. Perbaikan Masyarakat (Better Community)


Keadaan kehidupan yang lebih baik, yang didukung oleh
lingkungan (fisik dan sosial) yang lebih baik, diharapkan akan
terwujud kehidupanmasyarakat yang lebih baik pula.116

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa tujuan


pemberdayaan adalah mendirikan manusia atau membangun
kemampuan untuk memajukan diri ke arah yang lebih baik secara
berkesinambungan. Oleh karenanya, pemberdayaan masyarakat
adalah upaya untuk memperluas pilihan bagi masyarakat. Ini berarti
masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang
bermanfaat bagi dirinya. Untuk itu setiap pemberdayaan diarahkan
untuk meningkatkan martabat manusia sehingga menjadikan
masyarakat yang maju dalam berbagai aspek.117

3. Prinsip-prinsip Pemberdayaan Ekonomi


Terdapat empat prinsip yang sering digunakan untuk suksesnya
program pemberdayaan, yaitu prinsip kesetaraan, partisipasi,
keswadayaan/ kemandirian, dan keberlanjutan. Berikut ini penjelasan
dari empat prinsip tersebut:118
a. Kesetaraan

Prinsip utama yang harus dipegang dalam proses


pemberdayaan masyarakat adalah adanya kesetaraan atau
kesejajaran kedudukan antara masyarakat dengan lembaga yang

116
Faiq, “Peran Bank Wakaf Mikro Dalam Penguatan Modal Dan Pemberdayaan Usaha
Mikro Di Surabaya.”Jurnal Manajemen, Vol 7 No 4 (2017), h.22
117
Chairul Basrun, “Pengintegrasian Model Pemberdayaan Masyarakat.” Jurnal Ilmu
Komunikasi, Vol 1 No 4 (2019), h. 77
118
Ulfi Putra, “Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakat d Alam Perspektif Al Qur ‟ an.”
Jurnal Ilmu Dakwah, Vol 2 No 1 (2018), h. 11
60

melakukan program-program pemberdayaan masyarakat maupun


antara laki-laki dan perempuan. Tidak ada dominasi kedudukan di
antara pihak-pihak tersebut. Dinamika yang dibangun adalah
hubungan kesetaraan dengan mengembangkan mekanisme berbagi
pengetahuan, pengalaman, serta keahlian satu sama lain. Masing-
masing saling mengakui kelebihan dan kekurangan, sehingga
terjadi proses saling belajar. Tidak ada arahan atau petunjuk, tidak
ada atasan atau bawahan, tidak ada guru atau murid, tidak ada
pembina atau yang dibina, serta tidak ada penguasa atau yang
dikuasai.119

Kesalahan yang sering terjadi dalam proses pemberdayaan


adalah pendamping atau pelaksana kegiatan memposisikan dirinya
sebagai guru yang serba tahu. Di sisi lain, masyarakat diposisikan
sebagai murid yang harus diisi dengan berbagai ilmu pengetahuan
dengan cara mendengarkan yang disampaikan dan melaksanakan
apa yang diperintahkan. Ini sering terjadi karena pendamping ingin
mentransfer pengetahuan yang dimilikinya secara cepat mengacu
pada kemampuan dirinya tanpa memahami kemampuan dan
kebutuhan masyarakat. Dalam banyak hal, masyarakat justru
memiliki pengetahuan yang cukup banyak tentang daerahnya,
karena merekalah yang selama ini hidup, mengenali, dan
merasakan permasalahan yang terjadi di desanya. Ini biasa disebut
sebagai “kearifan lokal” (indigenous wisdom).120

Kesalahan lain yang juga sering terjadi adalah anggapan bahwa


pemberdayaan cukup dilakukan pada laki-laki saja karena
119
Arin Setiyowati, “Kampanye Bisnis Islami : Konsep Pembudayaan Dan Pemberdayaan
Ekonomi Islam Di Waroeng Steak & Shake Yogyakarta,” Jurnal AKMAMI (Akuntansi Manajemen
Ekonomi) Vol 4, no. No 2 (2019), h. 24.
120
Moh Arifin, “Manajemen Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis Bank Wakaf
Mikro : Ekplanatory Study,” Jurnal Akuntansi Manajemen Ekonomi Vol 4, no. No 2 (2019), h.12.
61

merekalah kepala rumah tangga yang menentukan kebijakan,


pengambilan keputusan, dan penanggung jawab keluarga. Sehingga
ada anggapan, jika laki-laki sudah bisa dan mau menularkannya
kepada anggota keluarga yang lain termasuk perempuan, berarti
telah melakukan pemberdayaan pada seluruh anggota keluarga.
Sedangkan perempuan selaku ibu rumah tangga hanya dipandang
sebagai figur yang selalu menurut pada kata kepala rumah tangga.
b. Partisipasi
Broody dan Rogers sebagaimana yang dikutip oleh Sri Najiyati
et al., mengatakan bahwa kemandirian masyarakat akan tumbuh
dalam lingkungan yang banyak menawarkan pilihan sekaligus
tantangan dalam mencapai kesempurnaan kepribadian. Selanjutnya,
masyarakat akan terbiasa berpikir kreatif untuk menentukan pilihan
yang dianggapnya terbaik dan terbiasa memikul tanggung jawab
atas konsekuensi yang timbul karena pilihannya. Program
pemberdayaan yang dapat menstimulasi kemandirian masyarakat
adalah program yang sifatnya parstisipatif, direncanakan,
dilaksanakan, diawasi, dan dievaluasi oleh masyarakat. Namun,
untuk sampai pada tingkat tersebut perlu waktu dan proses
pendampingan yang melibatkan pendamping yang berkomitmen
tinggi terhadap pemberdayaan masyarakat.121
c. Kemandirian
Prinsip keswadayaan adalah menghargai dan mengedepankan
kemampuan masyarakat daripada bantuan pihak lain. Konsep ini
tidak memandang orang miskin sebagai obyek yang tidak
berkemampuan (the have not), melainkan sebagai subyek yang
121
Cut Dian Fitri, “Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Perspektif Ekonomi Islam ( Studi Pada Permukiman Mesjid Trienggadeng Kecamatan
Trienggadeng Kabupaten Pidie Jaya ),” Ekobis : Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Syariah Vol 4, no. No 1
(2020), h. 27.
62

memiliki kemampuan serba sedikit (the have little). Mereka


memiliki kemampuan untuk menabung, pengetahuan yang
mendalam tentang kendala- kendalausahanya, mengetahui kondisi
lingkungannya, memiliki tenaga kerja dan kemauan, serta memiliki
norma-norma bermasyarakat yang sudah lama dipatuhinya. Semua
itu harus digali dan dijadikan modal dasar bagi proses
pemberdayaan. Bantuan dari orang lain yang bersifat materiil harus
dipandang sebagai penunjang, sehingga pemberian bantuan tidak
justru melemahkan tingkat keswadayaannya. Prinsip “mulailah dari
apa yang mereka punya”, menjadi panduan untuk mengembangkan
keberdayaan masyarakat. Sementara bantuan teknis harus secara
terencana mengarah pada peningkatan kapasitas, sehingga pada
akhirnya pengelolaannya dapat dialihkan kepada masyarakat sendiri
yang telah mampu mengorganisir diri untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapinya.122
d. Berkelanjutan
Program pemberdayaan perlu dirancang untuk berkelanjutan,
sekalipun pada awalnya peran pendamping lebih dominan
dibanding masyarakat sendiri. Tapi secara perlahan dan pasti, peran
pendamping akan makin berkurang, bahkan akhirnya dihapus,
karena masyarakat sudah mampu mengelola kegiatannya sendiri.123

122
Zulfikar Hilmi et al., “Pengelolaan Alokasi Dana Desa Untuk Pemberdayaan Masyarakat:
Perspektif Maqashid Syariah,” Islaminomiics (Journal of Islamic Economic Business and Finance)
Vol 9, no. No 1 (2019), h. 84.
123
Muhammad Mujtaba Mitra Zuana, Muawanah, and Dian Rahmawati, “Strategi
Optimalisasi Program Dana Desa Melalui Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Ekonomi
Islam,” J-EBIS (Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam) Vol 5, no. No 2 (2020), h. 142.
63

F. Bank Wakaf Mikro


1. Pengertian Bank Wakaf Mikro
Wakaf merupakan ajaran agama Islam yang bertujuan membangu
kesejahteraan dan pembangunan peradaban yang maju, kemajuan
peradaban Islam pada masa lalu, tidak bisa dilepaskan dari peran
wakaf. Bahkan wakaf berhasil mendanai proyek peradaban Islam dari
masa ke masa dan dalam pengembangan sosial dan ekonomi, maka
wakaf berperan baik dalam mencapai kesejahteraan masyarakat yang
adil dan makmur.124
Wakaf menurut hukum Islam juga berartimenyerahkan suatu hak
milik yang tahan lama zat nya kepada seseorang atau nadzir (penjaga
wakaf), baik berupa perorangan maupun badan pengelola dengan
ketentuan bahwa hasil atau manfaatnya digunakan untuk hal-hal sesuai
syariat Islam. Secara istilah Wakaf berarti adalah sejenis pemberian
dengan pelaksanaannya dengan cara menahan (pemilikan) kemudian
menjadikan manfaatnya berlaku umum. Perbuatan menahan ataudiam
disini memiliki maksud bahwa barang yang diwakafkan tidak dapat
diwariskan, dijual, dihibahkan, diperdagangkan, digadaikan, maupun
disewakan kepada pihak lain. Sementara guna pemanfaatannya ialah
menggunakan sesuai dengan kehendak sang pemberi wakaf tanpa
imbalan apapun.125
Islam datang sebagai agama terkahir yang bertujuan untuk
mengantarkan pemeluknya menuju kepada kebahagian hidup yang
hakiki, karna itu islam sangat memperhatikan kebahagiaan manusia
baik itu kebahagian dunia maupun akhirat. Ekonomi islam mempunyai
tujuan untuk merealisasikan kebahagiaan dunia maupun akhirat (falah),
124
Wizna, “Bank Wakaf Mikro Sebagai Sarana Pemberdayaan Pada Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah.”Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Vol 1 No 3 (2019), h. 66
125
Maulana Assegaf, “Pelaksanaan Wakaf Produktif Di Bank Wakaf Mikro Syariah Denanyar
Jombang.”Jurnal Akuntansi, Vol 10 No 3 (2018), h. 53
64

serta kehidupan yang baik dan terhormat (al-hayah al-thayyibah). Ini


merupakan definisi kesejahteraan dalam pandangan islam, yang secara
mendasar sangat berbeda dengan pengertian ekonomi konvensional
pada umumnya yang sekuler dan matrealisasi.126
Dalam Menurut Undang-undang nomor 41 tahun 2004 tentang
Wakaf, wakaf memberikan pengertian tentang suatu perbuatan hukum
orang yang mewakafkan hartanya (wakif) untuk memisahkan dan/atau
menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan
selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan
kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum
menurut syariah.127
Lembaga Keuangan dapat dibedakan menjadi dua yaitu lembaga
keuangan badan dan lembaga keuangan non badan. Menurut Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbadanan dijelaskan bahwa
Badan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam
bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya untuk meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak. Menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor 792 tahu 1990, Lembaga Keuangan adalah
semua badan yang kegiatannya dalam bidang keuangan melakukan
penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna
membiayai investasi perusahaan.128

126
Muhammad Alan Nur, “„Kontribusi Bank Wakaf Mikro Terhadap Pemberdayaan Usaha
Mikro Di Lingkungan Pondok Pesantren.‟”Jurnal Ekonomi dan Ekonomi Islam, Vol 5 No 1 (2017), h.
22
127
Arinta, “Eksistensi Bank Wakaf Mikro Dan Implikasinya Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat Dalam Perspektif Islam.”Jurnal Manajemen, Vol 7 No 1 (2018), h. 71
128
Aisyah, Islam, and Sunan, “Optimalisasi Peran Bank Wakaf Mikro Dalam Pemberdayaan
Ekonomi Pelaku Usaha Sekitar Pesantren Di Jawa Timur.” Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Vol 10
No 2 (2017),h. 30
65

Pengertian bank wakaf mikro ialah lembaga keuangan mikro


syariah yang didirikan atas izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan
bertujuan memberikan pinjaman modal usaha kepada masyarakat kecil.
Di Indonesia sekarang telah hadir bank wakaf mikro guna membantu
masyarakat kecil yang belum tersentuh oleh lembaga keuangan formal
(perbadanan) khususnya mereka yang berada di pedesaan maupun
pelosok. bank wakaf mikro pertama kali hadir pada Oktober 2017.
Desember 2017 Bank wakaf berhasil mengumpulkan 827 nasabah.
Pertumbuhannya kian pesat setelah diresmikan pada awal tahun 2018.
Sebanyak 20 bank wakaf berhasil mendapatkan izin usaha dari OJK
dan berhasil memiliki 3.876 nasabah.129
Data OJK per akhir Desember 2018, sudah mecapai 41 bank wakaf
mikro (BWM) yang berizin dari OJK dan mencatatkan sebanyak 8.000
lebih nasabah. Latar belakang didirikannya bank wakaf mikro ialah
untuk menjawab keluhan masyarakat di pedesaan yang sulit
mendapatkan akses layanan badan, padahal mereka juga membutuhkan
pinjaman tanpa jaminan dan mudah di akses untuk modal usaha,
investasidan lainnya.130

2. Dasar Hukum Bank Wakaf Mikro


a. Q.S. Al Hadid: 18

129
Moh Arifin, “Manajemen Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis Bank Wakaf
Mikro : Ekplanatory Study.” Vol 1 NO 3 (2020), h. 81
130
Zeehan Fuad Attamimi, “Prinsip Syariah Dalam Penyelenggaraan Bank Wakaf Mikro
Sebagai Perlindungan Hak Spiritual Nasabah Jurnal Ilmu Ekonomi,,” Jurnal Jurisprudence Vol. 9, no.
No. 2 (2019), h. 132.
66

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-


laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada
Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-
gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi
mereka pahala yang banyak”.

b. Q.S Al-Baqarah : 267

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan


Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik
dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari
bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang
buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya,
padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya.
Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji.”

c. Q.S Ali-Imran:92

Artinya : “Kamu sekali-kali tidak sampai pada kebajikan (yang


sempurna), sebelum kamu menyedekahkan sebagian
harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu
sedekahkan, maka sesungguhnya Allah
mengetahuinya.”

Keberadaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga


KeuanganMikro menjadi dasar hukum bagi lembaga keuangan mikro untuk
67

beroperasi, termasuk bagi Baadan Wakaf Mikro yang menjadi pilot project
OJK dalam upaya meningkatkan inklusi keuangan dan mengembangkan
produk keuangan mikro kepada masyarakat. Bank wakaf Mikro (BWM)
merupakan wujud keseriusan pemerintah dalam peningkatan inklusi
keuangan bagi masyarakat dengan memberikan akses jasa keuangan formal
yang merupakan bagian dari pelaksanaan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 82 Tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan
Inklusif.131
Bank wakaf Mikro (BWM) merupakan bentuk dari Lembaga
Keuangan non Bank. Dalam hal ini, OJK memiliki fokus dalam
penyediaan akses keuangan bagi masyarakat luas, serta turut aktif
mendukung program pemerintah. Dalam mengatasi masalah
pengentasan kemiskinan dan ketimpangan melalui financial inclusion
yang diwujudkan dalam inovasimodel bisnis LKM Syariah–Pesantren
(Otoritas Jasa Keuangan, 2017). Bank wakaf Mikro (BWM)
merupakan lembaga keuangan mikro yang ijin operasionalnya berada
di bawah OJK dengan dasar hukum pendiriannya merupakan koperasi
sesuai dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 2013 tentang Lembaga
Keuangan Mikro pasal 5 ayat 1 dan Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan No. 12 Tahun 2014, STDD Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan No. 62 Tentang Kelembagaan Otoritas Jasa Keuangan
Tahun 2017.132
Dalam pengembangan lembaga keuangan mikrosyariah, ada 7
prinsip program yang menjadi nilai-nilai dalam pelaksanaan program
yaitu (Otoritas Jasa Keuangan, 2017) :
a. Pemberdayaan Masyarakat Miskin.

131
Aisyah, Islam, and Sunan, “Optimalisasi Peran Bank Wakaf Mikro Dalam Pemberdayaan
Ekonomi Pelaku Usaha Sekitar Pesantren Di Jawa Timur.”Jurnal Ekonomi Islam, Vol 6 No 2 (2018),
h.231
132
Moh Arifin, “Manajemen Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis Bank Wakaf
Mikro : Ekplanatory Study.”Jurnal Akuntansi Manajemen Ekonomi, Vol 7 No 1 (2019), h. 443
68

b. Pendampingan Sesuai Dengan Prinsip Syariah.

c. Kerjasama Pembiayaan Kelompok (Ta‟awun)

d. Kemudahan (Sahl).

e. Amanah

f. Keberlanjutan Program

g. Keberkahan.133

Selain itu, dasar hukum yang mendasari berdirinya badan wakaf


mikro ini adalah sebagai berikut:

a. UU No. 1/2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro

b. PP No. 42/2006 tentang Pelaksanaan Undang- Undang No.


41 /2004 tentang Wakaf.

c. PP No. 89/2014 tentang suku bunga pinjaman atau imbal


hasil pembiayaan dan luas cakupan wilayah

d. Permenkop dan UKM No. 10/2015 tentang kelembagaan


koperasi

e. POJK No.12/2014 sttd No.61/2015 tentang perizinan dan


kelembagaan Lembaga Keuangan Mikro

f. POJK No. 13/2014 sttd No. 62/2015 tentang


penyelenggaraaan usaha Lembaga Keuangan Mikro

g. POJK No. 14/2014 tentang pembinaan dan pengawasan

133
Lutfi Mustofa, “Denda Pembayaran Keterlambatan Kartu Kredit Syariah Dalam Perspektif
Ekonomi Islam,” Jurnal Akuntansi Manajemen Ekonomi Vol 2, no. No 1 (2021), h. 101.
69

Lembaga Keuangan Mikro.134

3. Tujuan Bank Wakaf Mikro


Tujuan Program Bank Wakaf Mikro adalah:
a. Memaksimalkan peran pesantren dalam program
pemberdayaan masyarakat miskin produktif.
b. Membangun dan mengukuhkan kelembagaan sosial
ekonomi dari pesantren bagi lingkungan sekitar pesantren
dalam bentuk LKM Syariah yang profesional,
akuntabel,dan mandiri melalui penumbuhan kelompok
usaha masyarakat sekitar pesantren indonesia (KUMPI). 135

G. Pandemi Covid-19
1. Definisi pandemi covid-19
Covid-19 merupakan sejenis virus dari famili coronaviridae yang
berimplikasi terhadap penyakit menular dan mematikan yang
menyerang mamalia seperti manusia pada saluran pernafasan hingga
ke paru-paru. Center for Disease Prevention (CDC) Amerika serikat
mendefinisikan bahwa pandemi adalah suatu epidemi yang telah
menyebar kesejumlah negara atau benua dan telah mempengaruhi
masyarakat dalam jumlah yang besar. Coronavirus adalah virus RNA
dengan ukuran partikel 120-160 nm. Coronavirus atau Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh sindrom pernafasan akut coronavirus 2 (Sars-CoV-

134
T Mulianti, “Efektivitas Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (Kur) Terhadap Peningkatan
Usaha Mikro Nasabah Bri Unit Ampenan Perspektif Ekonomi Islam,” Jurnal Econetica: Jurnal Ilmu
Sosial, Ekonomi, Dan … Vol 2, no. No 3 (2020), h. 116.
135
Fitri Ananda,”Analisis Perkembangan Usaha Mikro kecil dan menengah setelah
memperoleh pembiayaan”. (Skripsi Program Pasca Sarjana IESP Universitas Neger, Semarang, 2017),
h. 8
70

2). Virus corona pertama kali ditemukan pada Desember 2019 di


Wuhan, Ibukota Provinsi Hubei China, dan menyebar secara cepat
dan meluas. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan
wabah koronavirus 2019-2020 sebagai Kesehatan Masyarakat
Darurat Internasional (PHEIC) pada 30 Januari 2020, dan pandemi
pada 11 Maret 2020.136
Covid-19 pertama pertama kali ditemukan di Indonesia pada
tanggal 2 Maret 2020 sejumlah dua kasus. Dalam kondisi ini, virus
corona tidak bisa diabaikan karena virus ini cukup berbahaya bahkan
sampai menyebabkan kematian. Gejala yang ditimbulkan akibat
terinfeksi Covid-19 meliputi, demam, batuk, dan sesak nafas. Gejala
Tinggi yang dirasakan yakni suli bernafas, dada terasa sakit, kepala
sakit, bahkan badan sulit bergerak. Penyebaran virus yang cukup
signifikan karena penyebarannya sangat cepat dan sudah
mendunia.137

2. Pencegahan Pandemi Covid-19


Merespon pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
yang semakin tinggi penyebarannya, pemerintah Indonesia mulai
menerapkan pembatasan dengan kebijakan social distancing (jaga
jarak sosial, menghindari kerumunan), lalu Physical distancing (jaga
jarak antar orang minimal 1,8 meter) yang diberlakukan sejak awal
Maret 2020. Kebijakan ini telah menurunkan secara drastis aktivitas
dan pergerakan orang yang berada dikota-kota besar.138

136
Muhammad Muhib Alwi, “Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis Masjid Di
Tengah Pandemi Covid-19,” no. 1 (2020), h. 104.
137
Ismail et al., “Efektivitas Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi Covid-19 Pada
Mahasiswa PRodi PPKN FKIP Unram.”Jurnal Ekonomi Islam, Vol 1 No 7 (2020), h. 46
138
R. Mustopa et al., “Pelatihan Dan Pengembangan Manajemen Sumber Daya Manusia Di
Masa Pandemi COVID-19,” Sostech 1, no. 3 (2021), h. 74.
71

Hal ini dapat dilihat dari menurunnya jumlah penumpang pada


berbagai macam sarana transportasi seperti pesawat terbang, kereta
api komuter, bus dan busway, angkot, hingga ojek online. Namun
pembatasan sosial yang berupa himbauan ini rupanya masih dianggap
kurang efektif dalam mencegah penularan Covid-19. Dikarenakan
sebagian kantor serta industri tetap dibuka, didesak oleh kebutuhan
hidup sehingga masih banyaknya orang yang tetap beraktivitas
menggunakan kendaraan pribadi. Akhirnya pada 10 April, dengan
persetujuan pemerintah maka dimulailah pemberlakuan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) yang pertama di DKI Jakarta kemudia
disusul dengan kota-kota lainnya. Hal ini dilakukan pemerintah guna
memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 di Indonesia.139

3. Dampak Pandemi covid-19


Pandemi Covid-19 yang telah menyebar yang pada akhirnya
memberikan dampak yang sangat buruk dalam sektor perekonomian
maupun sektor-sektor lain di dunia termasuk Indonesia. Adapun
dampak yang ditimbulkan pada sektor ekonomi pada masa pandemi
covid-19 di Indonesia adalah :
a. Terjadinya PHK besar-besaran. Hasil data yang didapat yaitu
sekitar 1,5 juta pekerja dirumahkan dan terkena PHK yang mana
90% pekerja dirumahkan dan pekerja yang di PHK sebesar 10%
b. Terjadinya Inflasi
c. Terjadinya penurunan PMI Manufacturing Indonesia mencapai
45,3% pada awal maret 2020
d. Terjadinya penurunan impor

139
Ismail et al., “Efektivitas Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi Covid-19 Pada
Mahasiswa PRodi PPKN FKIP Unram.”Jurnal Eknomi dan Manajemen, Vol 7 No 1 (2021), h. 30
72

e. Dampak pada sektor pariwisata terjadi penurunan yang


terdampak pada hotel, restoran maupun pengusaha retail.140

Kondisi pandemi yang memaksa masyarakat untuk tinggal


dirumah saja tentu mengurangi aktivitas ekonomi yang mendorong
perbankan kehilangan potensi pendapatan. Adapun dampak negatif
pandemi Covid-19 terhadap industri perbankan syariah setidakya
terjadi pada 8 aspek, diantaranya: Pertumbuhan pembiayaan,
Kualitas aset, Oprasional, Likuiditas, Net interest margin, Capital
adequacy ratio (CAR), Financing to Depossit Ratio (FDR), Customer
relationship.141
Selain dampak diatas,terdapat juga dampak ekonomi yang
diakibatkan adanya pandemi covid-19 diantaranya yaitu:
a. Kelangkaan barang
Saat kasus covid-19 meningkat pemerintah mengeluarkan
kebijakan lockdown beberapa bulan kedepan, yang artinya
semua masyarakat harus tetap stay dirumah dan semua toko akan
tutup kecuali toko bahan pangan dan pasar yang tetap buka.
Itupun harus mematuhi protokol kesehatan dengan ketat. Hal ini
mengakibatkan permintaan pasar yang banyak namnun barang
semakin menipis hal itu sksn membuat harga naik sehingga
masyarakat menengah kebawah sulit mendapatkannnya.
b. Sektor wisata
Pada saat pandemi covid-19 banyak tempat wisata yang
harus tutup sampai waktu yang belum ditentukan dann tujuan

140
Tomy Michael, “Hukum Tata Negara Darurat Corona Di Indonesia” Jurnal Hukum Tata
Negara,Vol 1 No 3 (2020),h. 179.
141
Nova Indah Saragih, Verani Hartati, and Muchammad Fauzi, “Tren, Tantangan, Dan
Perspektif Dalam Sistem Logistik Pada Masa Dan Pasca (New Normal) Pandemik Covid-19 Di
Indonesia,” Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol 9, no. No 2 (2020): h. 86.
73

utamam yaitu untuk mencegah penyebaran virus covid-19.


Wisata yang menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar ini
menyebabkan ekonomi mengalami penurunan yang besar sejak
adanya Covid-19.
c. Angka kemiskinan dan pengangguran meningkat
Sejak pemerintah mengeluarkan kebijakan lockdown banyak
aktifitas ekonomi mengalami penurunan yang signifikan
sehingga kemiskinan dan pengangguran semakin naik di tahun
2021. Saat pandemi banyak para pengusaha UMKM
merumahkan sebagian karyawannya. Padahal usaha mikro
memiliki peranan penting bagi perekonomian negara, tidak
terkecuali bagi negara indonesia. Bukan hanya usaha ultra mikro
yang mengalami dampak ini akan tetapi para pekerja harian juga
sangat dirugikan, mereka sulit mendapatkan penghasilan dan
susah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pekerja harian seperti
pedagang asongan, ojek online, pedagang kaki lima,dan banyak
pekerjaan lainnya yang bisa memenuhi kebutuhan hidup dari
penghasilan harian. Contohnya seperti pedagang keliling yang
dulunya berjualan setiap harinya, karena adanya kebijakan
lockdown mereka tidak berjualan. 142

142
Dharendra Wardhana, “Profil LKSM-BWM,” Jurnal Perencanaan Pembangunan: The
Indonesian Journal of Development Planning Vol 4, No 2 (2020), h. 239.
74

BAB III
DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Perusahaan


1. Sejarah Bank Wakaf Mikro pondok pesantren Mindahul’Ulum
Kabupaten Pesawaran
Bank wakaf mikro adalah lembaga keuangan mikro syariah yang
didirikan atas izin Otoritas Jasa Keuangan dan bertujuan memberikan
pinjaman modal usaha kepada masyarakat kecil. Pendirian Bank Wakaf
Mikro pun dilakukan melalui pesantren-pesantren yang telah
143
mendapatkan izin dari OJK.
Bank Wakaf Mikro pertama hadir pada oktober 2017, selang 2 bulan,
pada desember 2017 Bank Wakaf Mikro berhasil mengumpulkan 872
nasabah. Pertumbuhannya kian pesat setelah diresmikan pada awal tahun
2018 hal ini terlihat pada Maret 2018, sebanyak 20 Bank Wakaf Mikro
berhasil mendapatkan izin usaha dari OJK dan berhasil memiliki 3.876
nasabah, terbaru data OJK per akhir desember 2018 sudah ada 41 Bank
Wakaf Mikro yang berizin dari OJK mencatat sebanyak 8.000 lebih
nasabah.
Latar belakang didirikannya Bank Wakaf Mikro ialah menjawab
keluhan masyarakat di pedesaan yang sulit mendapatkan akses layanan
bank, padahal mereka juga perlu pinjaman tanpa jaminan dan mudah di
akses untuk modal usaha. Serta menjauhkan dari jeratan tengkulak yang
mencekik pengusaha dengan bunga tinggi mulai dikikis. Diganti dengan

143
Maulana Assegaf, “Pelaksanaan Wakaf Produktif Di Bank Wakaf Mikro Syariah Denanyar
Jombang.”Jurnal Ekonomi Islam, Vol 4 No 2 (2018),h. 12
75

bayaran angsuran/minggu.144
Bank wakaf Mikro adalah sebagai bagian dari kepedulian LAZNAS
BSM Umat adalah bagaimana cara menanggulangi kemiskinan yang ideal
adalah dengan memberdayakan usaha-usaha produktif yang dapat
dikelola langsung oleh masyarakat miskin.
Tentu selama proses berdayanya masyarakat miskin harus ada
pendampingan yang intens penuh perhatian dan keistiqomahan dari
lembaga-lembaga dimasyarakat yang memiliki kepedulian tinggi untuk
mengangkat derajat ekonomi umat khusunya masyarakat miskin tersebut.
Pesantren adalah lembaga keuangan yang sangat potensial di
masyarakat untuk menjadi lembaga pemberdayaan selain menjadi
lembaga pendidikan umat islam. Keterlibatan lembaga pesantren secara
aktif dalamm pemberdayaan masyarakat merupakan wujud dari
komitmen pesantren terhadap masyarakat sekitar dalam peningkatan
masyarakat baik secara individu maupun secara kelompok.
Hal ini dimaksudkan untuk mencapai tingkat sumber daya yang
optimum, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan mutu
masyarakat yang bertumpu pada kemandirian. Dari semua hal tersebut
menunjukan bahwa kehadiran pesantren benar-benar memberika berkah
terhadap masyarakat.145
Lembaga Keuangan Mikro berpola syariah adalah lembaga keuangan
yang dilindungi oleh undang-undang yang dapat memiliki potensi yang
besar dalam pemberdayaan masyarakat miskin. Hal ini dikarenakan
dalam konsepsi LKM Syariah menurut UU LKM dan peraturan OJK
dapat memberikan akses permodalan dengan variasi akad syariah bagi
nasabahnya. Pesantren sebagai ousat pengembangan ulmi dan pembinaan
144
Bayu Ilyas, Supervisor Bank Wakaf Mikro Minhadlul'Ulum Kabupaten Pesawaran,
Wawancara, 24 Februari 2022.
145
Muhammad Syarifudin,S.Pd.I, Manajer Bank Wakaf Mikro Minhadlul'Ulum Kabupaten
Pesawaran, wawancara, 19 Januari 2022.
76

umat sangat cocok dipadukan dengan LKM Syariah untuk pengembangan


ekonomi masyarakat miskin.
Lembaga Keuangan Syariah atau Bank Wakaf Mikro di pondok
pesantren Minhadlul‟Ulum 20 september 2018 telah mendapatkan izin
usaha disetujui sebagaimana keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa
Keuangan Nomor KEP-62/KO.074/2018. Besaran pinjaman untuk satu
oranag antara Rp. 1.000.000 hingga Rp. 5.000.000, pinjaman dilakukan
secara berkelompok, satu kelompok terdiri atas 5 orang dan dalam
pembiayaan menggunakan pinjaman modal tanpa agunan, jadi dalam satu
kelompok didalamnya ada yang menjadi ketua yang bertanggung jawab
penuh atas anggota kelompoknya.
Bank Wakaf Mikro yakni salah satu lembaga keuangan tanpa bunga
atau lembaga keuangan tanpa agunan. Sehingga banyak diminati
masyarakat serta ada kegiatan mingguan yang diadakan yakni HALMI
atau halaqah mingguan yang bertujuan untuk melakukan pemberdayaan
masyarakat. 146

2. Kondisi Geografis Bank Wakaf Mikro pondok pesantren


Minhadlul’Ulum Kabupaten Pesawaran
Kecamatan Tegineneng sebagian besar terdiri dari daerah dataran dan
merupakan daerah yang beriklim tropis basah (tipe B) dengan musim
hujan berkisar antara bulan April sampai dengan Desember, sedangkan
musim kemarau antara bulan Mei sampai dengan bulan Oktober.
Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟Ulum berada di
Desa Trimulyo. Kecamatan Tegineneng, Kabupaten Pesawaran.
Kecamatan Tegineneng memiliki luas wilayah pemerintahan 142,63 km
yang terdiri dari 16 desa yaitu desa Trimulyo, Sriwedari, Sinarjati, Rejo

146
Bayu Ilyas, Supervisor Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran,
wawancara, 24 Februari 2022.
77

Agung, Panca Bakti, Negara Wates, Margo Rejo, Margo Mulyo, Kresno
Widodo, Kota Agung, Kejadian, Gunung Sugih Baru, Gerning, Gedung
menanti, Bumi Agung, Batang Hari Ogan dengan jumlah masyarakat
sebanyak 51.798 jiwa2. Adapun letak geografis Bank Wakaf Mikro
Pondok Pesantren Minhadlul‟Ulum yaitu :
a. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Gunung Gumanti.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sinar Bandung, Kecamatan
Negeri Katon.
c. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Binjai Ngagung, Kecamatan
Bekri.
d. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Gerning.147

3. Visi dan Misi Bank Wakaf Mikro pondok pesantren Minhadlul’Ulum


Kabupaten Pesawaran
a. Visi
Menjadi organisasi terdepan dalam mewujudkan arus baru ekonomi
syariah di indonesia.
b. Misi
1) Mendukung program pembinaan umat
2) Mendorong peningkatan kualitas SDI pelaku ekonomi syariah
3) Berkontribusi aktif dalam peningkatan peran serta lembaga
keuangan syariah
4) Pengembangan dan penguatan organisasi
5) Pembinaan dan peningkatan kapasitas pelaku.148

147
Fatkhur Rokhim, S.Pd.I, Administrasi Keuangan Bank Wakaf mikro Minhadlul‟Ulum
Kabupaten Pesawaran, wawancara, 19 Januari 2022.
148
Dokumen Visi dan Misi Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran.
78

4. Lokasi Bank Wakaf Mikro pondok pesantren Minhadlul’Ulum


Kabupaten Pesawaran
Lokasi Bank Wakaf Mikro pondok pesantren Mindahul‟Ulum
terletak di desa Trimulyo Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran
Provinsi Lampung. Bank Wakaf Mikro pondok pesantren
Minhadlul‟Ulum ini beralamatkan di Jl. Cendanasari Dusun Wonorejo,
Desa Trimulyo, Kecamatan Tegineneng, Kabupaten Pesawaran,
Lampung.
Kode Pos : 35363
Telphone : 08127970356.149

5. Struktur Organisasi Bank Wakaf Mikro pondok pesantren


Minhadlul’Ulum Kabupaten Pesawaran
a. Struktur pengawas LKMS-BWM
Ketua : Hi. SUHADI, S.Pd.I
Anggota : Hj. Maryam, S.Pd.I
Anggota : Fauzi Makmun
Adapun tugas pengawas adalah:
1) Melakukan pengawasan terhadap kerja pengurus dengan
pegangan pada kebijakan umum dari RAT/RUPS
2) Memberikan masukan dan nasehat kepada pengurus dalam
rangka operasional LKMS

b. Struktur DPS LKMS-BWM


Ketua : Amin Udin, S.HI,M.PD.I
Anggota : Ismail Shaleh
Adapun tugas DPS adalah:

149
Bayu Ilyas, Supervisor Bank Wakaf Mikro Minhadlul'Ulum Kabupaten Pesawaran,
wawancara, 24 Februari 2022.).
79

1) Melakukan pengawasan terhadap kerja pengurus dan pengelola


dengan berpedoman kepada Al-Quran , hadist dan ketentuan
fatwa yang dimuat oleh DSN-MUI.
2) Memberikan nasehat kepada pengurus dan pengelola LKMS
dalam rangka operasional LKMS
3) Melakukan kajian dan memberikan fatwa tentang produk dan
operasional LKMS yang berpedoman kepada Al-Quran . Hadist
dan fatwa DSN-MUI.

c. Struktur Pengurus LKMS-BWM


Ketua : Zubaid Murtado, S.Pd.I
Sekretaris : Muhammad Sarifudin, S.Pd.I
Bendahara : Suwanto
Adapun tugas pengruus adalah sebagai berikut:
1) Bertugas mengelola organisasi Bank Wakaf Mikro dan
usahanya.
2) Membuat dan mengajukan rancangan RAPBK.
3) Menyelenggarakan rapat anggota.
4) Mengajukan laporan keuangan dan pertanggung jawaban
pelaksanaan tugas.
5) Memelihara Buku Daftar Anggota dan Daftar Pengurus.
6) Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan invventaris secara
tertib.150

d. Struktur Pengelola LKMS-BWM


Manajer : Muhammad Sarifudin, S.Pd.I

150
Jariyah, Analisis Penerapan Sistem Tanggung Renteng Terhadap Risiko Pembiayaan
Bermasalah Pada Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟Ulum Menurut Perspektif Ekonomi
Islam,UIN Raden Intan Lampung (2020), h. 58.
80

Supevisor : Bayu Ilyas


Administrasi Keuangan : Fatkhur Rokhim, S.Pd.I
Adapun tugas manajer adalah:
1) Bertanggung jawab penuh terhadap operasional harian LKMS
Syariah.
2) Membaca hasil analisis dan rekomendasi pengajuan tidak
melampaui batas kewenangan manajemen.
3) Mengkoordinasikan dan melakukan perencanaan dan analisis
keuangan perusahaan dalam mengambil keputusan bisnis baik
untuk kebutuhan investasi maupun kondisi keuangan lainnya.
4) Menandatangani berkas pengajuan pinjaman tidak melampaui
batas kewenangan manajemen.
5) Menyetujui pengajuan pinjaman anggota yang jumlahnya besar
6) Mengusulkan penambahan, pengangkatan dan mempromosikan
serta pemberhentian karyawan.

Adapun tugas supervisor adalah:


1) Melayani pengajuan pembiayaan dan memberi penjelasan
mengenal produk pembiayaan.
2) Melakukan pengumpulan informasi engenai calon mitra melalui
kegiatan wawancara dan kunjungan lapangan.
3) Mengupayakan kelengkapan persyaratan pembiayaan.
4) Membuat analisis pembiayaan secara tertulis dari hasil
wawancara dan hasil wawancara dan kunjungan lapangan.
5) Memberikan penjelasan secara jelas dan lengkap atas pertanyaan
dan saran komite.
6) Melakukan analisis bersama manager atas pembiayaan
bermasalah.
7) membantu menyelesaikan pembiayaan bermasalah.
81

8) Memberikan masukan untuk pengembangan pasar dan


memberikan gambaran mengenai potensi pasar.
9) Melakukan monitoring pasca dropping dana dan ketepatan
angsuran nasabah.151

Adapun tugas administrasi dan pembukuan adalah:


1) Bertanggung jawab terhadap pembukuan dan pelaporan
keuangan setiap bulan dan setahun anggaran.
2) Membuat laporan keuangan akhir bulan, cashflow dan buku
besar.
3) Menyediakan data-data yang dibutuhkan untuk keperluan
analisis perusahaan.
4) Mengarsipkan seluruh berkas keuangan sesuai dengan kebijakan
pengarsipan yang digunakan.
5) Menjaga keamanan arsip dan memastikan bahwa seluruh arsip
terjaga keamanannya dengan baik.
6) Membuat perincian biaya dan pendapatan bulanan.
7) Melakukan analisis khususnya untuk biaya operasional
152
menyangkut tingkat efisiensi.

B. Deskripsi Data Penelitian


Kegiatan utama yang dijalankan oleh Bank Wakaf Mikro pondok
pesantren Minhadlul‟Ulum yakni sebagai Lembaga Keuangan Mikro Syariah
yaitu memberikan pinjaman ataupun pembiayaan kepada masyarakat yang
berada di lingkungan pondok pesantren. Kehadiran Bank Wakaf Mikro
pondok pesantren Minhadlul‟Ulum karena pondok adlah lembaga pendidikan
151
Bayu Ilyas , Supervisor Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupatn Pesawaran,
wawancara, 24 Februari 2022.
152
Fatkhur Rokhim, S.Pd.I, Administrasi Keuangan Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum
Kabupaten Pesawaran, wawancara, 19 Januari 2022.
82

islam tertua serta paling dekat dengan masyarakat sehingga pembiayaan yang
tersalurkan tentunya akan jauh lebih efektif. Pondok pesantren memiliki peran
yang penting dalam penyaluran pinjaman modal tanpa agunan kepada
masyarakat. Adapun peranan tersebut yaitu pondok pesantren akan
memerikan motivasi melalui metode dakwah kepada masyarakat agar mereka
dapat memiliki etos kerja yang tinggi serta bersifat jujur (amanah) dalam
pengelolaan uang. Jadi, jika masyarakat diberikan motivasi tersebut maka
kewajiban nasabah sebagai debitur akan terpenuhi, seperti kewajiban
mengalokasokan dana pinjaman modal hanya untuk mengembangkan usaha
ultra mikro yang dijalankan, tidak untuk kepentingan lainnya.
Dana yang disalurkan kepada masyarakat bersumber dari para donatur
yang telah dihimpun oeh Lembaga Amil Zakat (LAZNAS) BSM. Jumlah
dana yang diperoleh pihak Bank Wakaf Mikro daeri LAS BSM yakni sebesar
4 miliar rupiah. Tetapi dan tersebut tidak semuanya disalurkan kepada
masyarakat. dana yang akan disalurkan kepada masyarakat hanya 1 miliar
rupiah. Sisa dari dana tersebut akan di depositokan oleh Bank Wakaf Mikro di
BSM sebagai dana abadi. Sehingga dana yang telah di depositokan di BSM
akan mendapatkan bagi hasil. Hadil dari bagi hasil tersebut akan digunakan
untuk kegiatan operasiona Bank Wakaf Mikro seperti utuk membeli
kebutuhan kantor serta membayarkan gaji karyawan.153
“Sumber dana Bank Wakaf Mikro pondok pesantren Minhadlul‟Ulum
didapat dari pihak LAZ BSM sebanyak 4 miliar rupiah yang tentunya terbagi
menjadi dana abadi sebesar 3 miliar dan dana untuk penyaluran kepada
masyarakat sebesar 1 miliar rupiah saja”

Dana sebesar 1 miliar yang digunakan untuk penyaluran pinjaman modal


tanpa agunan kepada masyarakat tidak dapat diambil semuanya. Dana yang
harus diambil terlebih dahulu yakni sebesar 100 juta rupiah. Apabila nanti

153
Bayu Ilyas, Supervisor Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaen Pesawaran,
wawancara, 24 Februari 2022.
83

dana sebesar 1 miliar rupiah tersebut sudah disalurkan maka pihak bank wakaf
mikro dapat kembali mencairkan sebesar 100 juta rupiah. Hal ini diungkapkan
oleh bapak Bayu Ilyas selaku Supervisor Bank Wakaf Mikro pondok
pesantren Minhadlul‟Ulum.
“ Dana 1 miliar rupiah tersebut tidak bisa diambil semua, tapi dibagi
kedalam bentuk bilyet per 100 juta rupiah. Jika pihak BWM ingin mencairkan
kembali, maka dana 100 juta tersebut harus sudah disalurkan semua kepada
masyarakat”

Jumlah penyaluran pinjaman modal tanpa agunan Bank Wakaf Mikro


pondok pesantren Minhadlul‟Ulum kepada masyarakat pelaku usaha ultra
mikro produktif yakni sebesar Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000, saja per kepala
keluarga. Nasabah Bank Wakaf Mikro pondok pesantren Minhadlul‟Ulum
akan mendapatkan pemberdayaan serta pendampingan dari pihak Bank Wakaf
Mikro.
Pada proses penyaluran pinjaman modal tanpa agunan, bank wakaf mikro
tidak asal menyalurkan dananya. Ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan. Hal pertama yakni calon nasabah harus membentuk
kelompok terlebih dahulu dan ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan
oleh calon nasabah. Bapak Muhammad Syarifudin selaku Manager Bank
Wakaf Mikro pondok pesantren Minhadlul‟Ulum sekaligus sebagai tenaga
pengajar di pondok pesantren mengatakan bahwa:

“Awalnya kita mencari nasabah terlebih dahulu, kemudian setelah kita


mendapatkan nasabah maka langkah selanjutnya ialah memberikan pelatihan
nasabah yang disebut sebagai PWK (Pelatihan Wajib Kelompok) . setelah
calon nasabah lolos kegiatan PWK maka calon nasabah tadi sudah sah
menjadi anggota dari Bank Wakaf Mikro pondok pesantren Minhadlul‟Ulum
yang disebut dengan HALMI (Hlaqah Mingguan). Didalam halmi barulah
mereka diperbolehkan mengajukan pinjaman qardh,yakni sistem pinjaman
modal tanpa agunan yang diharapkan dapat membantu dalam pengembangan
usaha nasabah tersebut. Cara pengajuannya yakni pertama ketua halmi yang
84

terdiri dari beberapa kumpi. Kumpi itu sendiri terdiri dari 5 orang, sedangkan
halmi terdiri dari 15-25 orang. Sistem pengajuannya yakni ketua halmi
mengajukan kepada anggota kumpi setelah itu si ketua kumpi akan
mengajukan anggotanya utuk mengajukan anggotanya untuk melakukan
pinjaman di Bank Wakaf Mikro pondok pesantren Minhadlul‟Ulum”.154

Hasil wawancara dengan ibu KA yang akan mengajukan pinjaman modal


tanpa agunan kepada Bank Wakaf Mikro pondok pesantren Minhadlul‟Ulum
untuk modal membeli mesin jahit ia mengatakan bahwa : “kami dimintai
fotocopy Kartu Keluarga dan KTP saja, tentunya kami meminta izin kepada
suami terlebih dahulu bahwa akan mengajukan pinjaman kepada Bank Wakaf
Mikro pondok pesantren Minhadlul‟Ulum”155
Selanjutnya pihak Bank Wakaf Mikro pondok pesantren
Minhadlul‟Ulum akan melakukan uji kelayakan dengan cara Supervisor
mendatangi tempat tinggal calon nasabah. Calon nasabah selanjutnya akan
diberikan formulir yang berisi tentang data diri, anggota keluarga, indeks
rumah, indeks pendapatan, indeks asset dan indeks pemilihan tanah. Tahap
selanjutnya yakni para calon nasabah wajib mengikuti kegiatan PWK selama
5 hari secara berturut-turut. Pada tahap ini para calon nasabah akan diberikan
materi mengenai kedisiplinan, kekompakan, rasa solidaritas serta keberanian
dalam berusaha mengembangkan usahanya.156
“Jika data nasabah sudah terkumpul, maka tahapan selanjutnya adalah
calon nasabah harus mengikuti PWK yang dilaksanakan selama 5 hari
berturut-turut dan pada kegiatan ini calon nasabah akan diberikan materi
mengenai Bank Wakaf Mikro pondok pesantren Minhadlul‟Ulum serta materi
keagamaan. Setelah semua sudah dilakukan barulah nasabah bisa melakukan
pencairan dana pinjaman modal tanpa agunan ini”.

154
Muhammad Syarifudin,S.Pd.I, Manajer Bank Wakaf Mikro Minhadlul'Ulum Kabupaten
Pesawaran, wawancara, 19 Januari 2022.
155
KA, Nasabah Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran, wawancara, 25
Februari 2022.
156
Bayu Ilyas, Supervisor Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran,
wawancara, 18 Januari 2022.
85

Hasil wawancara dengan Supervisor juga terkonfimasi oleh ibu WJ


selaku nasabah Bank Wakaf Mikro pondok pesantren Minhadlul‟Ulum yang
bahwa setelah melakukan pengumpulan fotokopi KTP dan KK maka akan
dilakukan PWK.
“Iya mba, ada kegiatan PWK yang dilakukan selama 5 hari. Disitu kami
ditanya apa itu BWM dan lain sebagainya.157

Ibu EW yang juga merupakan nasabah Bank Wakaf Mikro pondok


pesantren Minhadlul‟Ulum yang bertempat tinggal di kalirejo mengatakan
bahwa :
“Iya, ada sekolah 5 hari berturut-turut sebelum pencairan
pinjaman.setelah kegiatan itu selesai barulah pinjaman yang kami ajukan
dapat dicairkan”

Apabila semua tahap sudah dilakukan berdasarkan ketentuan dari pihak


Bank Wakaf Mikro pondok pesantren Minhadlul‟Ulum, maka tahapan
selanjutnya yakni pencairan dana. Setelah itu nasabah akan mengikuti
Halaqah Mingguan (HALMI) yang dilakukan setiap minggunya dengan
didampingi oleh pihak pengelola dengan durasi setiap pertemuan selama 40-
60 menit. Kegiatan HALMI ini tidak hanya untuk penarikan angsuran saja
tetapi juga terdapat kegiatan pengajian bersama.158
“Apabila sudah mendapatkan pinjaman modal, maka nasabah wajib
mmebayar angsuran setiap minggunya. Kita setiap minggu ada kegian yang
disebut HALMI, disitu kita bayar angsuran dan juga belajar agama”

Bank Wakaf Mikro pondok pesantren Minhadlul‟Ulum menerapkan


Sistem pinjaman modal tanpa agunan melalui program pemberdayaan

157
WJ, Nasabah Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran, wawancara, 25
Februari 2022.
158
EW, Nasabah Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran, wawancara, 28
Februari 2022.
86

ekonomi. Program tersebut diharapkan mampu mendorong pelaku usaha ultra


mikro dalam meningkatkan laba usahanya. Program pemberdayaan ekonomi
sudah mulai diterapkan kurun waktu 2 tahun terakhir yakni terhitung sejak
tahun 2019 atau sejak menurunnya perekonomian masyarakat pasca
munculnya kasus pandemi Covid-19 yang dirasa sangat merugikan pelaku
usaha terlebih lagi pelaku usaha menengah dan kecil. Hal ini diungkapkan
oleh Supervisor Bank Wakaf Mikro pondok pesantren Minhadlul‟Ulum, Bpk.
Bayu Ilyas yang mengatakan bahwa:
“Sejak maraknya virus covid-19 dua tahun terakhir, banyak sekali
masyarakat yang mengeluh tidak bisa membayar cicilan dikarenakan
usahanya macet, sepi pembeli, dan lain sebagainya. Hal tersebut tentunya
sangat membebankan masyarakat, apalagi mereka pelaku usaha menengah
kebawah yang sumber penghasilannya pun masih kecil sekali. Hal tersebut
mendorong kami selaku pihak BWM untuk berupaya memberikan jalan
keluar bagi masyarakat agar dapat terus bertahan dalam segi perkeonomian.
Bersamaan dari hal itu, pihak BWM pusat mengeluarkan program baru yang
disebut dengan program Pemberdayaan Ekonomi. Program ini diharapkan
mampu membuat perekonomian masyarakat terutama dilingkungan pondok
menjadi lebih baik lagi tentunya”159

Pernyataan dari Supervisor Bank Wakaf Mikro pondok pesantren


Minhadlul‟Ulum juga dikonfirmasi oleh wawancara penulis dengan ERA
selaku nasabah BWM, ia mengatakan bahwa :
“ Betul sekali, kami sebagai pemilik usaha kecil tentunya sangat terbebani
akibat pandemi covid-19. Yang dimana awalnya usaha kami bisa berkembang
saat ini justru menurun dikarenakan sepi pembeli, sebagian warga memilih
tetap didalam rumah dan hanya membeli kebutuhan pokok dalam jumlah kecil
saja, tetapi kini sejak adanya program pemberdayaan ekonomi pihak Bank
Wakaf Mikro pondok pesantren Minhadlul‟Ulum perlahan namun pasti usaha
yang saya jalani kian membaik. Pendapatan mulai meningkat kembali”160

159
Bayu Ilyas, Supervisor Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran,
wawancara, 24 Februari 2022.
160
ERA, Nasabah Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran, wawancara,
25 Februari 2022.
87

Hal serupa juga di konfirmasi oleh ibu TT yang juga selaku nasabah Bank
Wakaf Mikro pondok pesantren Minhadlul‟Ulum. Ia menyatakan bahwa
Program Pemberdayaan ekonomi yang dihadirkan pihak BWM sangat
membantu perekomian masyarakat pelaku usaha kecil. Serta dapat membantu
mewujudkan mimpi masyarakat yang akan memulai usaha tetapi terkendala
modal, kini mereka dapat kembali mengajukan pinjaman kepada pihak Bank
Wakaf Mikro pondok pesantren Minhadlul‟Ulum.
“Saya sangat bahagia ketika saya mengetahui bahwa kami dapat
mengajukan pinjaman modal tanpa agunan/ jaminan, mengingat kami
hanyalah masyarakat kecil yang sangat susah sekali jika ingin mengajukan
pinjaman di bank kovensional. Dengan hadirnya program baru dari Bank
Wakaf Mikro pondok pesantren Minhadlul‟Ulum saya berharap dapat
membuka jalan bagi pelaku usaha lainya agar dapat lebih mengembangkan
usahanya”161

Namun program pemberdayaan ekonomi Bank Wakaf Mikro pondok


pesantren Minhadlul‟Ulum tentunya tidak 100% berjalan dengan mulus,
pastinya ada saja krikil yang dihadapi pihak BWM mulai dari adanya
masyarakat yang tidak berani mengajukan pinjaman dikarenakan mereka
masih menganggap pinjaman yang disalurkan pihak Bank Wakaf Mikro
pondok pesantren Minhadlul‟Ulum memiliki agunan/jaminan. Ada sebagian
masyarakat yang masih takut mengajukan pinjaman, mereka merasa ragu
karena tidak memiliki agunan yang dapat dijadikan jaminan saat proses
pengajuan dana. Berdasarkan hal tersebut maka pihak Bank Wakaf Mikro
pondok pesantren Minhadlul‟Ulum harus melakukan sosialisasi kembali
mengenai sistem pinjaman ini dengan harapan dapat memberikan
penjelasankepad masyarakat yang belum mengerti dan menarik minat
msyarakat untuk melakukan pinjaman modal tanpa agunan kepada pihak Bank

161
TT, Nasabah Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran, wawancara, 25
Februari 2022.
88

Wakaf Mikro pondok pesantren Minhadlul‟Ulum . Hal ini diungkapkan oleh


Bapak Bayu Ilyas, selaku Supervisor Bank Wakaf Mikro pondok pesantren
Minhadlul‟Ulum, beliau mengatakan bahwa :
“ Pada saat saya melakukan kegiatan HALMI, saya mendapatkan
informasi dari salah satu nasabah, beliau mengatakan bahwa ada masyarakat
lainnya yang ingin mengajukan pinjaman tetapi ia belum mempercayai bahwa
pinjaman modal yang pihak BWM salurkan ini merupakan pinjaman modal
tanpa agunan yang dimana jenis pinjaman ini tidak menyertakan jaminan jika
akan meminjam dana, cukup dengan mengikuti kegiatan sesuai dengan
prosedur dari lembaga dan melakukan pembayaran cicilan setiap minggunya
saja. Terkait dengan hal tersebut tentunya kami selaku pihak Bank Wakaf
Mikro pondok pesantren Minhadlul‟Ulum akan kembali melakukan sosialisasi
kepada masyarakat tentang sistem pinjaman ini yang diharapkan akan menarik
minat msyarakat untuk mengajukan pinjaman sehingga usaha yang mereka
jalani ataupun usaha yang baru akan mereka rintis dapat berkembang dan
membatu perekonomian masyarakat sekitar Bank Wakaf Mikro pondok
pesantren Minhadlul‟Ulum”

Praktik pinjaman modal tanpa agunan yang disalurkan oleh Bank Wakaf
Mikro pondok pesantren Mindahul‟Ulum didalamnya terdiri dari 48
kelompok, dalam satu kelompok terdiri dari 5 anggota. Anggota dari
penyaluran pinjaman modal ini adalah ibu-ibu rumah tangga yang kekurangan
modal untuk usahanya serta menghindari pinjaman dengan sistem bunga atau
riba bank maupun rentenir. Pinjaman pertama yang diberikan kepada anggota
halmi sebesar Rp.1.000.000, dengan sistem pembayaran 50 kali angsuran
setiap minggu dengan besar angsuran Rp. 20.000 tanpa bunga.162
Pinjaman modal usaha tanpa agunan ini diharapkan dapat menjadi
jembatan pemulihan ekonomi masyarakat setempat yang sempat anjlok pasca
maraknya wabah pandemi covid-19 di indonesia yang sangat mematikan
perekonomian masyarakat Kecamatan Tegineneng pada khususnya dan

162
Bayu Ilyas, Supervisor Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran,
wawancara, 24 Februari 2022.
89

masyarakat Kabupaten Pesawaran pada umumnya. Terlihat dari kacamata 5


kumpi yakni mawar, melati, barokah, rizky dan amanah, pinjaman modal
yang disalurkan oleh Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum dianggap sangat
membantu laju pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat. Mengingat
banyaknya pelaku usaha yang harus menutup usahanya ditengah pandemi
covid-19 dikarenakan tidak adanya modal baru untuk menyambung usaha
serta berkurangnya aktivitas masyarakat diluar rumah yang berdampak
sepinya pembeli sehingga menurunnya pendapatan masyarakat.
Tabel 1.4
Halmi Bank Wakaf Mikro Minhadlul’Ulum.
NO Nama Halmi Jumlah Kumpi
1 Subur Makmur 4
2 Harum Makmur 5
3 Mar‟atus Sholehah 3
4 At-Taqwa 4
5 Amanah 3
6 Srikandi 4
7 Barokah 4
8 Anggrek 4
9 Mawar 5
10 Berkah 4
11 Melati 5
12 Rizki 3
Sumber : Bayu Ilyas, Supervisor Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum

Dalam HALMI, sebelum pembayaran angsuran maka supervisor akan


membuka dengan pengajian terlebih dahulu dan membaca asmaul husna serta
ikrar Halmi Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum. Jika dalam satu kelompok
90

ada anggota yang tidak hadir maka ia wajib menitipkan uang angsuran
kepada ketua kelompok sesuai dengan nominal yang sudah disepakati. Namun
dana pinjaman modal yang disalurkan pihak Bank Wakaf Mikro pondok
pesantren Minhadlul‟Ulum masih dianggap belum dipergunakan untuk
mengembangkan usaha.
Hal tersebut terkonfirmasi berdasarkan hasil wawancara penulis dengan
ibu FT, dia mengatakan bahwa dana yang dipinjam dari Bank Wakaf Mikro
Pondok Pesantren Minhadlul‟Ulum belum bisa meningkatkan pendapatannya
disebabkan oleh tidak seimbangnya pendapatan dengan pengeluran yang
dibutuhkan. Meskipun dana yang diperoleh telah digunakan untuk kegiatan
pertanian jagung mulai dari membeli bibit, pupuk dan obat-obat serangga
akan tetapi faktor iklim cuaca juga sangat berpengaruh terhadap hasil yang ibu
Sulatin dapatkan. Selain itu juga dipengaruhi dari keadaan harga jagung yang
kadang mengalami penurunan. Dengan keadaan tersebut dana yang diperoleh
dari pinjaman kepada Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟Ulum
digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.163
“Besarnya dana yang saya terima yakni Rp.1.000.000. dimana uang
tersebut tidak semuanya saya pergunakan untuk keperluan usaha yang saya
jalani,melainkan untuk kebutuhan lainnya seperti biaya sekolah anak. Karena
di masa sulit seperti sekarang ini pengeluaran lebih besar dari pada
pendapatan, maka dari itu terpaksa saya menggunakan sebagian dana dari
pihak BWM untuk memenuhi kebutuhan saya yang lainnya”

Hal tersebut juga dikonfirmasi oleh ibu SL selaku nasabah Bank Wakaf
Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟Ulum, ia mengatakan bahwa :
“Saya pengajuan kedua kemarin sebesar Rp.1.000.000, 70% saya
gunakan untuk membeli bibit sayuran dan pupuknya. Kemudian 30% nya lagi
saya gunakan untuk membeli beras. Mau bagaimana lagi mba, saya sudah

163
FT, Nasabah Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran, wawancara, 28
Februari 2022.
91

tidak mempunyai uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Panen


sayuranpun masih satu hingga dua bulan lagi tergantung cuacanya, dengan
terpaksa saya gunakan sebagian uang pinjaman ini untuk kebutuhan saya”164
Tetapi tidak semua yang mengajukan pinjaman modal tanpa agunan
menggunakan dananya untuk kebutuhan sehari-hari. Seperti hasil wawancara
penulis dengan ibu EW selaku nasabah Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren
Minhadlul‟Ulum, beliau mengatakan bahwa :
“Kalau saya tidak mba, saya menggunakan 100% dana pinjaman tersebut
untuk kebutuhan warung saya, untuk membeli sayuran-sayuran yang
kemudian saya jual di warung saya. Sejauh ini pernah menggunakan
pinjaman tersebut untuk kebutuhan lainnya”165
Maka dari itu, perlunya sosialiasi dari pihak Bank Wakaf Mikro Pondok
Pesantren Minhadlul‟Ulum agar dana yang sudah disalurkan dapat bermanfaat
sebagaimana mestinya. Sehingga usaha yang dijalankan dapat terus
berkembang dan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk membayar
cicilan setiap minggunya.
Setelah adanya penyaluran pinjaman modal tanpa agunan ini, masyarakat
Kecamatan Tegineneng dapat kembali mengembangkan usahanya. Bahkan tak
jarang masyarakat giat dalam membuka usaha baru guna meningkatkan
pendapatan dengan membuka usaha berjualan gorengan, warung sembako,
lain sebagainya. Perekonomian masyarakat lingkungan Bank Wakaf Mikro
Minhadlul‟Ulum kian membaik dan terus berkembang pesat dari awal tahun
2021 hingga saat ini. pelaku usaha ultra mikro sudah mampu melihat celah
pasaran produk yang mereka jual dan pihak Bank Wakaf Mikro
Minhadlul‟Ulum tentunya selalu menuntun agar pelaku usaha selalu
menjalankan usahanya berdasarkan prinsip syariah.
BAB IV

164
SL, Nasabah Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran, wawancara, 28
Februari 2022.
165
EW , Nasabah Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran, wawancara,
25 Februari 2022.
92

ANALISIS PENELITIAN

A. Efektivitas Pinjaman Modal Tanpa Agunan BWM Pondok Pesantren


Minhadlul’Ulum Kabupaten Pesawaran di masa Pandemi Covid-19
Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟ulum merupakan satu-
satunya Bank Wakaf yang ada di Provinsi Lampung tepatnya di desa Trimulyo,
Kecamatan Tegineneng, Kabupaten Pesawaran. Bank Wakaf Mikro memiliki
peran sebagai lembaga keuangan syariah yang memberikan pembiayaan mikro
kepada masyarakat miskin yang berada di sekitar pondok pesantren. Bank
Wakaf Mikro dapat dijadikan solusi alternatif dalam meningkatkan
perekonomian bangsa, dimana dapat dilihat bahwa mayoritas masyarakat
indonesia bergerak di bidang usaha mikro kecil dan menengah. Hal ini
dilatarbelakangi karena lembaga keuangan syariah di nilai lebih fleksibel dan
dapat menjangkau masyarakat kecil di bandingkan dengan bank-bank lainnya
yang hanya menjangkau kalangan ke atas saja.
Adapun dana yang di dapat BWM berasal dari dana kebajikan yang
dihimpun oleh LAZ BSM (Lembaga Amil Zakat Bank Syariah Mandiri). Dana
yang diperoleh BWM sebesar 4 Miliar Rupiah. Namun, dana tersebut tidak
sepenuhnya disalurkan kepada masyarakat. dana yang akan disalurkan kepada
masyarakat hanya 1 Miliar Rupiah saja. Sedangkan dana 3 Miliar Rupiah
tersebut akan di depositokan di BSM. Dana yang telah di depositokan akan
mendapatkan bagi hasil yang merupakan pendapatan Bank Wakaf Mikro yang
tentunya akan dipergunakan sebagai biaya operasional. Dana yang digunakan
untuk penyaluran pembiayaan tidak dapat diambil sekaligus, melainkan terbagi
lagi menjadi per 100 Juta Rupiah.166
Akad yang digunakan dalam penyaluran pembiayaan kepada masyarakat

166
Bayu Ilyas, Supervisor, Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran,
wawancara, 24 Februari 2022.
93

adalah akad Qardh.


Adapun skema akad Utang Piutang (Qardh) adalah sebagai berikut :

QARDH
2. Pengembalian Utang

1. Akad MUQTARID
MUQRID

3.Pengembalian Qardh + Infaq

Gambar 1.2 Skema Akad Qardh


Sumber : Bahan Bacaan Manajemen LKS

Qardh merupakan jenis pembiayaan yang diberikan oleh pemberi pinjaman


(Muqridh) kepada penerima pinjaman (muqtaridh) dengan ketentuan dimana
pinjaman tersebut harus dikembalikan oleh peminjam sesuai dengan jumlah
pokok yang telah dipinjamnya.167 Nasabah hanya diminta mengembalikan
sebesar dengan nominal pinjamannya saja dengan mencicil di setiap
minggunya. Cicilan setiap minggu hanya sebesar Rp. 20.000 saja. Jumlah dana
yang akan disalurkan per kartu keluarga adalah berkisar Rp. 1.000.000 sampai
Rp. 3.000.000. Saat pihak Bank Wakaf Mikro akan menyalurkan pinjaman
tentunya akan mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh calon nasabah ketika
akan mengajukan pinjaman yakni:
1. Calon nasabah harus membentuk kelompok terlebih dahulu.

167
Sri Najiati, Bahan Bacaan Manajemen LKS (2019), h. 33
94

Kelompok yang harus dibentuk calon nasabah adalah kelompok kecil atau
yang disebut dengan KUMPI (Kelompok Usaha Masyarakat di sekitar
Pesantren). Kelompok tersebut beranggotakan 5 orang. Selain KUMPI,
para calon nasabah pun wajib membentuk kelompok HALMI (Halaqah
Mingguan) yang terdiri dari 3 sampai 5 kumpi.
2. Calon nasabah wajib mengumpulkan fotokopi Kartu Keluarga dan
Fotokopi Kartu Tanda Penduduk.
Apabila calon nasabah telah membentuk kelompok. Maka tahapan
selanjutnya adalah calon nasabah diwajibkan mengumpulkan fotokopi
Kartu Keluarga dan Fotokopi Kartu Tanda Penduduk serta tidak lupa surat
izi dari suami agar tidak terjadi sesuatu hal tang tak diinginkan dimudian
hari.
3. Calon nasabah wajib mengisi formulir Uji kelayakan menjadi nasabah.
Setelah semia data sudah terkumpul,pihak Bank Wakaf Mikro akan
mendatangi rumah salah satu dari anggota kelompok tersebut. Kemudian
calon nasabah mengisi formulir uji kelayakan yang telah disediakan oleh
Bank Wakaf Mikro yang meliputi data diri, data anggota keluarga, indeks
rumah, indeks pendapatan, indeks asset, dan indeks pemilikan tanah.
4. Calon nasabah wajib mengikuti PWK (Pelatihan Wajib Kelompok).
Apabila calon nasabah telah di uji kelayakan, maka tahap selanjutnya yaitu
PWK (Pelatihan Wajib Kelompok). PWK merupakan kegiatan untuk
membentuk dan mempersiapkan kelompok untuk mengikuti program yang
dilakukan selama 5 hari berturut-turut dengan kurun waktu 40-60 menit
setiap pertemuannya. Pada pertemuan tersebut, calon nasabah akan
diberikan materi yang berbeda-beda tiap harinya. Materi awal yang akan
diberikan yakni mengenai penjelasan umum lembaga dan program,
penjelasan ikrar, dan asas pembiayaan. Saat kegiatan PWK berlangsung
semua calon nasabah diwajibkan hadir. Apabila ada salah satu calon
nasabah yang tidak hadir maka KUMPI tersebut dinyatakan gugur serta
95

wajib mengulang lagi dari awal kegiatan PWK.


5. Tahapan pencairan dana
Setelah tahap PWK dinyatakan lulus, tahap selanjutnya yaitu tahap
pencairan dana. Sistem pencairan dana dilakukan dengan sistem 2-2-1 yaitu
pencairan dana pada minggu pertama HALMI hanya diperuntukan untuk 2
anggota kelompok saja, dan minggu kedua HALMI diberikan kepada 2
anggota kelompok lagi, dan di minggu terakhir dana diberikan kepada 1
orang yaitu ketua kelompok. Nasabah yang sudah mendapat pembiayaan
dari BWM harus mengikuti kegiatan HALMI (Halaqah Mingguan).
Kegiatan ini tidak hanya digunakan untuk pembayaran angsuran saja,
melainkan ada kegiatan lain seperti memberikan pembinaan kepada
nasabah yang tujuannya untuk mengingkatkan kesadaran para anggota
halmi akan pentingnya perilaku usaha ekonomi yang islami serta
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan usaha.168

Pada dasarnya setiap lembaga keuangan yang menyalurkan


pembiayaan kepada masyarakat memiliki resiko, seperti resiko kredit atau
resiko pembiayaan. Hal ini telah disebutkan pada Pasal 37 ayat (1)
Undang-Undang Perbankan Syariah bahwa setiap dana yang telah
disalurkan kepada masyarakat yang menggunakan prinsip-prinsip syariah
mengandung resiko kegagalan atau macet dalam pelunasan pembiayaan
yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kinerja bank itu sendiri. Adapun
yang dimaksut dengan risiko kredit yaitu risiko yang timbul akibat adanya
nasabah yang tidak mampu untuk memenuhi kewajibannya dalam
membayar angsuran.

168
Bayu Ilyas, Supervisor Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran,
wawancara, 24 Februari 2022.
96

Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟ulum terus berusaha


agar dana yang telah disalurkan kepada masyarakat dapat digunakan
sebaik-baiknya untuk kegiatan yang produktif dan pembiayaan tersebut
dapat dikembalikan oleh nasabah sesuai dengan kesepakatan di awal akad,
sehingga dana tersebut dapat terus disalurkan kepada nasabah lainnya dan
tidak ada pembiayaan yang bermasalah.169
Untuk mengetahui keberhasilan atau efektivitas kegiatan penyaluran
pinjaman modal tanpa agunan yang dilakukan oleh Bank Wakaf Mikro
Pondok Pesantren Minhadlul‟ulum, maka akan dijelaskan secara deskriptif
hasil dari wawancara kepada tujuh orang anggota yang dilakukan oleh
peneliti. Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mengukur pencapaian
tujuan atau sasaran yang telah ditentukan di dalam setiap organisasi,
kegiatan ataupun suatu program. Suatu kegiatan atau program dapat
dikatakan efektif apabila tujuan atau hasil yang diharapkan dapat tercapai.
Efektivitas suatu kegiatan atau program dapat dilihat melalui beberapa
indikator , diantaranya tepat sasaran, tepat waktu, tercapainya tujuan dan
perubahan nyata.
Hasil wawancara dengan ibu EW (38 tahun), diketahui bahwa beliau
melakukan pinjaman pada Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren
Minhadlul‟ulum bertujuan untuk menambah modal usaha. Usaha yang
dijalankan ibu EW yaitu usaha berjualan busana muslim. Ibu EW
mengatakan alasan beliau yang kemudian memutuskan untuk berjualan
busana muslim karena merasa pendapatan dari suaminya tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga beliau memutuskan untuk
berdagang baju busana muslim. Metode penjualan ibu EW yakni
menawarkan dari rumah ke rumah dengan sistem cash. Ibu EW sengaja

169
Muhammad Syarifudin,S.Pd.I, Manajer Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten
Pesawaran, wawancara, 19 Januari 2022.
97

tidak membuka pembayaran kredit dikarenakan beliau takut uang tidak


dapat berputar kembali untuk modal. Ibu EW memulai usahaya dengan
modal sendiri yang terbilang sedikit. Namun karena pandemi covid-19
dagangan ibu EW semakin sepi pembeli. Hal tersebut membuat
pendapatannya berkurang dan usahanya kian menurun. Sehingga
dibutuhkannya modal tambahan untuk menambah barang dagangan agar
ibu EW dapat kembali berjualan dan mendapatkan keuntungan. Sebelum
ibu EW mendapatkan pinjaman dari Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren
Minhadlul‟ulum, ibu EW dapat menjual baju sekitar 4-5 baju busana
muslim dengan modal per baju muslim minimal Rp. 60.000,-. Setelah
mendapatkan pinjaman, ibu EW dapat menjual belasan baju yang
modalnya perbaju bisa sampai Rp. 80.000,- dari pinjaman yang didapat
dari Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟ulum sebesar Rp.
1.000.000,- beliau mendapatkan keuntungan hingga Rp.2.500.000,-
sedangkan saat belum mendapat tambahan modal beliau menghasilkan
kurang lebih Rp. 800.000,-. Dengan adanya pinjaman modal usaha
yang diberikan Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟ulum,
perekonomian ibu EW kian meningkat.170
Hasil wawancara dengan ibu WJ (40 tahun), diketahui bahwa beliau
melakukan pinjaman di Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren
Minhadlul‟ulum dengan tujuan untuk mengembangkan usaha warung
sembakonya. Ibu WJ memulai usaha berjualan sembako pada tahun 2015.
Beliau dapat menjual puluhan paket sembako setiap harinya. Namun,
ditengah maraknya pandemi covid-19 membuat usahanya sepi pembeli dan
pendapatannya kian menurun. Ibu WJ ingin usahanya kembali
berkembang seperti sebelum covid-19. Namun dikarenakan ibu WJ tidak

170
EW,Nasabah Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran, wawancara, 2
Maret 2022.
98

memiliki cukup dana maka ia memutuskan untuk mengajukan pinjaman


modal tanpa agunan kepada Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren
Minhadlul‟ulum sebesar Rp. 1.000.000,- . ibu WJ ingin kembali
mengembangkan usaha sembakonya tidak lain karena beliau ingin
membantu perekonomian keluarganya serta membantu biaya sekolah ke
tiga anaknya. Ibu WJ mengatakan bahwa dari usahanya tersebut beliau
dapat memiliki penghasilan sendiri dan setelah usaha sembako beliau
lancar, ibu WJ juga kemudian membuka warung sayur di rumahnya
sehingga memudahkan masyarakat sekitar yang ingin membeli sayuran
tidak perlu jauh-jauh kepasar. Penghasilan yang ibu WJ dapatkan saat ini
bisa mencapai Rp. 3.000.000,- setiap bulannya. Dengan penghasilan
tersebut ibu WJ dapat membayar angsuran pinjaman kepada pihak Bank
Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟ulum secara lancar dan tidak
pernah terlambat.171
Selanjutnya ibu KA (42 tahun), beliau merupakan pengusaha warung
makan. Ibu KA memulai usahanya sejak tahun 2017 dan bergabung
menjadi anggota koperasi sejak tahun 2019 atau sejak usahanya menurun
karena sepinya pembeli akibat wabah pandemu covid-19. Ibu KA
mengatakan alasan beliau meminjam di Bank Wakaf Mikro Pondok
Pesantren Minhadlul‟ulum yaitu karena kekurangan modal untuk
mengembangkan kembali usahanya. Ibu KA berusaha membantu suaminya
untuk membiayai pendidikan dari empat orang anaknya, sehingga
membutuhkan tambahan modal untuk menjalankan usahanya agar dapat
menambah penghasilan. Ibu KA berjualan di tempat yang strategis, dekat
dengan pasar sehingga usaha rumah makan ibu KA memiliki potensi yang
sangat besar. Setelah mendapatkan pinjaman modal usaha sebesar Rp.

171
WJ , Nasabah Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran, wawancara, 28
Februari 2022.
99

1.000.000,- penghasilan dari rumah makan beliau semakin bertambah. Dari


pinjaman modal tersebut keuntungan yang dapat dihasilkan mencapai
kurang lebih Rp. 4.500.000,- per bulan. Selain dapat membantu suami
untuk membiayai pendidikan anaknya, ibu KA juga dapat membantu
memenuhi kebutuhan hidup keluarganya dan saat ini hanya menjadi
anggota pinjaman modal Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren
Minhadlul‟ulum.172
Wawancara dengan ibu ERA (35 tahun) yang merupakan seorang
pedagang gorengan, diketahui bahwa beliau meminjam dana sebesar
Rp.1.000.000,- di Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟ulum
untuk menambah modal usahanya. Ibu ERA berdagang dikarenakan tidak
ada lagi yang menafkahi beliau, ibu ERA telah berpisah dengan suaminya
sejak 5 tahun terakhir. Demi menghidupi dirinya dan kedua anaknya, beliau
berusaha untuk berdagang gorengan. Setelah ibu ERA mendapatkan
tambahan modal usaha, beliau dapat menjual varian gorengan baru, yang
tadinya beliau hanya dapat menjual pisang goreng, bakwan dan tahu, kini
ibu ERA dapat berjualan piscok, combro,molen dan ubi goreng.
Penghasilan ibu ERA pun bisa mencapau Rp. 150.000,- per hari yang
tadinya sebelum mendapatkan tambahan modal keuntungan yang didapat
per hari paling banyak Rp. 80.000,-. Usaha ibu ERA ini memiliki potensi
yang cukup baik, dikarenakan beliau berjualannya di pinggir jalan dan
berada di wilayah yang memiliki banyak masyarakat. Berkat usahanya
yang semakin baik, beliau dapat mencukupi kebutuhan hidupnya dan saat
ini sudah tidak lagi memiliki pinjaman di Bank Wakaf Mikro Pondok
Pesantren Minhadlul‟ulum.173

172
KA , Nasabah Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran, wawancara, 28
Februari 2022.
173
ERA , Nasabah Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran, wawancara,
25 Februari 2022.
100

Hasil wawancara dengan ibu TT (49 tahun) diketahui bahwa beliau


adalah seorang pemilik toko jilbab. Ibu TT mendirikan toko jilbab dengan
bantuan modal dari Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟ulum
dan beliau sudah menjadi anggota BWM sejak tahun 2018. Ibu TT
mendirikan toko jilbab pada tahun 2018 akhir karena ingin menambah
penghasilan keluarganya, beliau dan suaminya sehari-hari bekerja sebagai
petani. Pengahasilan dari bertani tersebut tidak menentu dan kondisi fisik
mereka berdua untuk bertani tidak sekuat dahulu. Sehingga mendorong ibu
TT untuk mencari penghasilan lain dari berdagang. Untuk mendirikan
usahanya tersebut beliau meminjam di Bank Wakaf Mikro Pondok
Pesantren Minhadlul‟ulum sebesar Rp.1.000.000,-. Uang tersebut
digunakan untuk membeli jilbab-jilbab yang kemudian akan dijual
kembali. Letak toko yang strategis, dekat dengan pasar membuat usaha
beliau dapat berkembang. Dari usaha toko jilbabnya, ibu TT dapat
menghasilkan Rp.100.000,- setiap harinya, dan berkat usahanya tersebut
beliau dapat memenuhi kebutuhan hidupnya keluarganya.174
Hasil wawancara dengan ibu FT (26 tahun) yang merupakan seorang
penjual nasi uduk. Diketahui bahwa beliau meminjam di Bank Wakaf
Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟ulum saat memulai usaha berjualan
nasi uduk tersebut di tahun 2019. Ibu FT merupakan anggota koperasi yang
terbilang cukup muda. Ibu FT memutuskan untuk meminjam modal di
Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟ulum dikarenakan tidak
ingin dirinya hanya berdiam diri dirumah tanpa pengahasilan, selain itu
penghasilan dari suaminya yang bekerja sebagai petani dirasa kurang
cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ibu FT meminjam dana
pada Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟ulum hanya untuk
modal awal saja yaitu sebesar Rp.1.000.000,- selanjutnya beliau dapat

174
TT , Nasabah Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran, wawancara, 28
Februari 2022.
101

melanjutkan usahanya tanpa meminjam lagi.175


Selanjutnya ibu SH (40 tahun) yang merupakan seorang petani jagung.
Ibu SH adalah anggota Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren
Minhadlul‟ulum dan beliau memiliki pinjaman sebesar Rp.1.000.000,- di
BWM tersebut. Namun beliau meminjam itu bukan sepenuhnya untuk
modal bertani, melainkan juga untuk membantu membiayai sekolah
anaknya. Awalnya beliau merupakan seorang ibu rumah tangga biasa yang
hanya dirumah saja, namun setelah mendapatkan pelatihan bertani dari
desa setempat beliau akhirnya memutuskan untuk bertani jagung sehingga
dapat membantu suaminya yang hanya sebagai buruh bangunan. Ibu SH
pernah mengalami telat bayar angsuran selama satu minggu dikarenakan
jagung nya belum siap panen dan pihak Bank Wakaf Mikro Pondok
Pesantren Minhadlul‟ulum menyarankan sistem tanggung renteng kepada
anggota lainnya. Di minggu berikutnya ibu SH sudah bisa membayar
angsuran mingguan tanpa terlambat lagi karena kebun jagungnya sudah
panen dan hasilnya cukup untu kebutuhan sehari-hari.176
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketujuh anggota nasabah Bank
Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟ulum diatas, dapat di analisis
efektivitas pinjaman modal tanpa agunan tersebut menggunakan lima
indikator efektivitas, yaitu :
a. Pemahaman Program
Pemahaman adalah suatu kemampuan seseorang dalam
mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu
dengan caranya sendiri tentang apa yang dipelajari atau dijalaninya.
Pemahaman program yaitu dilihat sejauh mana masyarakat dapat

175
FT , Nasabah Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran, wawancara, 25
Februari 2022.
176
SH , Nasabah Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran, wawancara, 28
Februari 2022.
102

memahami suatu kegiatan atau aktifitas.177


Berdasarkan hasil wawancara dengan tujuh orang anggota Bank
Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟ulum diketahui bahwa
mereka paham tentang tujuan dan pemberian pinjaman modal usaha
yaitu untuk menambah modal usaha atau untuk modal memulai usaha.
hal ini berarti pihak Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren
Minhadlul‟ulum telah mensosialisasikan dengan baik tujuan dari
pemberian pinjaman tersebut. Sehingga para anggota mengetahui dan
paham tujuan dari pinjaman modal usaha yang disediakan oleh Bank
Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟ulum.
b. Tepat sasaran
Tepat sasaran yaitu dilihat melalui ketepatan kegiatan atau
aktivitas terhadap tujuan.178 Sasaran dari pemberian pinjaman modal
usaha oleh Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟ulum
adalah para anggota yang membutuhkan modal untuk memulai atau
mengambangkan usahanya. Berdasarkan hasil wawancara dengan
tujuh anggota Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟ulum,
enam anggota menggunakan pinjaman modal tersebut benar-benar
untuk usahanya dan satu anggota lainnya menggunakan uang pinjaman
murni bukan untuk mengelola usahanya. Pemberian pinjaman modal
tanpa agunan tersebut sudah tepat sasaran, namun terjadi ketidak
tepatan penggunaan sebagian dana yang diberikan kepada ibu SH,
beliau menggunakan dana tersebut untuk kebutuhan lainnya yang
kurang produktif. Ini terjadi karena pihak Bank Wakaf Mikro Pondok
Pesantren Minhadlul‟ulum kurang mengawasi penggunaan modal
usaha yang diberikan kepada anggota. Untuk menghindari ketidak
tepatan penggunaan dana tersebut pihak Bank Wakaf Mikro Pondok

177
Ibid, h. 31.
178
Ibid,h.31
103

Pesantren Minhadlul‟ulum seharusnya lebih mengawasi penggunaan


pinjaman modal usaha oleh anggotanya.

c. Tepat waktu
Tepat waktu yaitu dilihat melalui penggunaan waktu untuk
pelaksanaan kegiatan atau aktifitas yang telah direncanakan tersebut
apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan sebelumnya.179 Salah
satu persyaratan yang termasuk dalam pemberian pinjaman modal
tanpa agunan oleh Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren
Minhadlul‟ulum adalah terdapat ketentuan jangka waktu pembayaran
angsuran selama 50 minggu. Dari ketujuh anggota yang diteliti
diketahui bahwa terdapat enam anggota yang dapat melunasi pinjaman
mereka selama 50 minggu tanpa terlambat yakni ibu EW, WJ, KA,
ERA, TT, dan ibu FT. sedangkan satu anggota lainnya yakni ibu SH
mengatakan pernah terlambat membayar angsuran pokok namun tetap
membayar dikemudian hari. Hal ini berarti tingkat ketepatan waktu
pengembalian pinjaman cukup baik, dan menunjukan bahwa para
anggota berhasil dalam usahanya sehingga dapat melunasi pinjaman
tepat waktu.
Dalam menanggapi angsuran telat atau macet pihak Bank Wakaf
Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟ulum menepkan sistem tanggung
renteng yang sudah disepakati diawal pertemuan. Yakni dengan
penarikan Rp.2000,- kepada setiap anggota jika terdapat salah satu
anggota kelompok yang tidak membayar cicilan di minggu tersebut.
d. Tercapainya tujuan
Tercapainya tujuan yakni diukur melalui pencapaian tujuan
kegiatan yang telah dijalankan. Tujuan pemberdayaan adalah

179
Ibid, h. 31
104

mendirikan manusia atau membangun kemampuan untuk memajukan


diri ke arah yang lebih baik secara berkesinambungan. Adapun tujuan
dari Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟ulum dalam
memberikan pinjaman modal usaha adalah agar anggota berdaya
sehingga manjadi sejahtera. Berdasarkan hasil wawancara dengan
anggota peminjam, Ibu EW, ibu WJ, ibu KA, ibu ERA mereka bisa
mendirikan usaha sendiri dan memiliki penghasilan sendiri. sedangkan
ibu TT, ibu FT dan ibu SH dapat meningkatkan pengasilannya berkat
bantuan pinjaman modal usaha yang diberikan oleh Bank Wakaf
Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟ulum. berarti tujuan dari Bank
Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟ulum utuk menjadikan
para anggota berdaya dan sejahtera sudah tercapai.
e. Perubahan nyata
Perubahan nyata yaitu diukur melalui sejauhmana kegiatan atau
aktifitas tersebut memberikann efek atau dampak serta perubahan
nyata bagi peserta kegiatan.180 Perubahan nyata yang dapat dirasakan
oleh anggota peminjam berdasarkan hasil wawancara penulis yaitu ibu
TT, ibu FT, dan ibu SH yang sebelumnya tidak memiliki usaha setelah
mendapatkan pinjaman bisa mendirikan usaha. Sedangkan ibu EW, ibu
WJ, ibu KA dan ibu ERA yang sebelumnya memiliki usaha namun
keuntungan yang didapat dirasa kurang, setelah mendapatkan
tambahan modal keuntungannya menjadi bertambah, sehingga dapat
membantu meningkatkan ekonomi keluarganya. Selain itu, dari ke
tujuh anggota tersebut terdapat tiga orang yang sudah lepas dari
pinjaman modal tanpa agunan Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren
Minhadlul‟ulum yaitu ibu FT, ibu ERA, dan ibu TT Hal tersebut
menandakan bahwa prinsip keberlanjutan dalam pemberdayaan

180
Ibid, h. 31.
105

terpenuhi.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa terdapat 6


anggota yang efektif yaitu ibu EW, ibu WJ, ibu KA, ibu ERA, ibu TT, dan
ibu FT karena keenam anggota ini telah memenuhi seluruh kriteria
indikator efektivitas, sementara ibu SH dinyatakan kurang efektif karena
beliau tidak memenuhi indikator ketepatan sasaran dan ketepatan waktu.
Kemudian dari ketujuh anggota tersebut seluruh anggota berdaya,
diantanya ibu EW, WJ, KA, dan ERA dapat mendirikan usaha dengan
modal sendiri, sedangkan ibu TT, FT dan ibu SH dapat mendirikan usaha
setelah mendapatkan pinjaman modal tanpa agunan dari pihak Bank Wakaf
Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟ulum.

B. Efektivitas Pinjaman Modal Tanpa Agunan Melalui Program


Pemberdayaan Ekonomi Dalam Perspektif Ekonomi Islam.
Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟ulum termasuk ke dalam
tingkatan atau level Empowering, dalam hal ini yang dilakukan pihak Bank
Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟ulum adalah memperkuat potensi
yang dimiliki oleh anggotan dengan penyaluran pinjaman modal tanpa agunan
sehingga para anggota lebih berdaya dalam meningkatkan perekonomiannya.
Berdasarkan tujuh orang anggota kelompok yang diteliti, enam diantaranya
termasuk kedalam pemberdayaan empowering. Yang artinya dimana mereka
mendapatkan akses permodalan untuk usaha yang mereka jalani. Sedangkan
satu anggota kelompok lainnya termasuk kedalam pemberdayaan tingkat
enabling menuju empowering, di mana pihak Bank Wakaf Mikro Pondok
Pesantren Minhadlul‟ulum memberikan pelatihan penanaman jagung yang
merupakan upaya Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟ulum untuk
membangun potensi anggota kelompok agar dapat memiliki keterampilan dan
kemudian akan diberikan modal untuk dapat menjalankan usaha dari
106

keterampilan tersebut.
Pada pelaksaan Pemberdayaan terdapat empat prinsip yang digunakan
untuk suksesnya program pemberdayaan, diantaranya:
1. Prinsip Kesetaraan
2. Prinsip Partisipasi
3. Prinsip Keswadayaan/Kemandirian
4. Prinsip Keberlanjutan
Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟ulum sepenuhnya
memenuhi prinsip yang ada, diantaranya yaitu anggota dan pengurus
diperlakukan sama sebagai pemilik bank wakaf mikro minhadlul‟Ulum,adanya
partisipasi anggota peminjam dana dalam menentukan pilihan yang dianggap
terbaik sehingga mereka dapat bertanggung jawab atas perencanaan dan
pelaksanaan usaha mereka sendiri. Pihak Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum
sangat menghargai usaha apapun yang dilakukan oleh peminjam tanpa adanya
pembatasan usaha apa yang harus ia lakukan, serta terdapat anggota yang
berhasil sejahtera sehingga tidak memerlukan lagi pinjaman modal tanpa
agunan yang disalurkan pihak Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pinjaman modal tanpa
agunan yang disalurkan oleh pihak Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum dalam
rangka pemberdayaan ekonomi berjalan dengan baik.
Efektif tidaknya penyaluran pinjaman modal tanpa agunan oleh Bank
Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum melalui program pemberdayaan ekonomi
dianalisis menggunakan lima indikator efektivitas, yaitu pemahaman program,
tepat sasaran, tepat waktu, tercapainya tujuan dan perubahan nyata. Pemahaman
program yaitu dilihat sejauh mana masyarakat dapat memahami suatu kegiatan
atau aktifitas. Dalam hal ini anggota mengetahui dan memahami tujuan dari
pinjaman modal tanpa agunan yang disediakan Bank Wakaf Mikro
Minhadlul‟Ulum yaitu untuk usaha. Hal ini berarti pihak Bank Wakaf Mikro
Minhadlul‟Ulum telah mensosialisasikan dengan baik tujuan dari pemberian
107

pinjaman modal usaha yang diberikan.


Tepat sasaran dilihat melalui ketepatan kegiatan terhadap tujuan,
penyaluran pinjaman modal tanpa agunan oleh Bank Wakaf Mikro
Minhadlul‟Ulum pada dasarnya sudah tepat sasaran yaitu membantu anggota
kelompok yang ingin memulai usaha baru atau menjalankan usaha yang sudah
ada. Namun terjadi ketidak tepatan penggunaan dana oleh pihak nasabah.
Dimana dana yang disalurkan tidak sepenuhnya untuk mengembangkan usaha.
Hal ini dapat terjadi akibat kurangnya pengawasan oleh pihak Bank Wakaf
Mikro Minhadlul‟Ulum terhadap penggunaan dana dan kurangnya kesadaran
nasabah tersebut akan penggunaan dana yang seharusnya ditujukan sepenuhnya
untuk usaha. dalam hal ini pihak Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum
seharusnya lebih mengawasi anggota dalam menggunakan dana tersebut agar
benar-benar sepenuhnya untuk usaha.
Tepat waktu yaitu dilihat melalui kesesuaian penggunaan waktu dengan
yang diharapkan. Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum memiliki ketuntuan
batas waktu pembayaran angsuran yakni selama 50 minggu dengan besarnya
angsuran Rp 20.000/minggu. Jangka waktu tersebut digunakan pengurus
sebagai evaluasi keberhasilan dari pemberian pinjaman. Dari ketujuh anggota
yang diteliti, enam orang anggota selalu membayar angsuran dengan tepat
waktu dan tidak pernah terlambat. Namun satu anggota lainnya pernah
terlambata membayar angsuran dan dilakukannya sistem tanggung renteng oleh
anggota kelompok. Hal tersebut terjadi akibat tidak tepatnya penggunaan dana
oleh anggota itu sendiri. Dimana seharusnya sepenuhnya untuk usaha namun
dana digunakan untuk keperluan lainnnya. Sehingga menyebabkan pendapatan
dari usahanya tidak maksimal dan menyebabkan keterlambatan pembayaran.
Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa ketepatan waktu pembayaran
angsuran oleh anggota Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum cukup baik.
Tercapainya tujuan dapat diukur melalui pencapaian tujuan kegiatan yang
telah dijalankan. Tujuan Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum dalam
108

menyalurkan pinjaman modal tanpa agunan adalah agar anggotanya menjadi


sejahtera. Berdasarkan pembahasan pada sub bab sebelumnya, diketahui bahwa
menjadi produktif dengan mendirikan usaha atau mengembangkan usaha yang
dimiliki sehingga mampu memenuhi kebutuhan diri dan keluarga. Hal
inimenandakan bahwa tujuan dari penyaluran pinjaman modal melalui program
pemberdayaan ekonomi telah berhasil, keberhasilan ini ditandai dengan
nasabah dapat lebih produktif.
Perubahan nyata yaitu diukur melalui sejauh mana kegiatan atau aktifitas
tersebut memberikan efek atau dampak serta perubahan nyata bagi peserta
kegiatan. Penyaluran pinjaman modal tanpa agunan oleh Bank Wakaf Mikro
Minhadlul‟Ulum memberikan perubahan atau dampak diantaranya anggota
yang awalnya tidak memiliki usaha menjadi lebih produktif dengan mendirikan
usaha. para anggota yang kekurangan modal dapat menjalankan usahanya
dengan lancar, anggota yang tidak memiliki kemampuan usaha mendapatkan
keterampilan usaha. selain itu, dari ke enam anggota tersebut terdapat tiga
orang yang sudah tidak lagi meminjam untuk menjalankan usahanya, yang
artinya prinsip keberlanjutan yang merupakan tujuan akhir dari pemberdayaan
ekonomi tercapai. Dimana mereka tidak bergantung lagi dengan pinjaman
modal tanpa agunan yang disalurkan pihak Bank Wakaf Mikro
Minhadlul‟Ulum.
Berdasarkan analisis menggunakan teori prinsip pemberdayaan dan
indikator efektivitas di atas dapat diketahui bahwa tingkat efektivitas
penyaluran pinjaman modal tanpa agunan melalui program pemberdayaan
ekonomi yang dilakukan oleh pihak Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum
adalah cukup efektif. Dikatakan cukup efektif karena tujuan dari penyaluran
pinjaman modal tanpa agunan melalui program pemberdayaan ekonomi telah
tercapai, yaitu menjadikan nasabah sejahtera. Namun, terdapat kekurangann
dalam pengawasan terhadap penggunaan pinjaman oleh anggota sehingga
menyebabkan adanya peminjam yang menggunakan dana pinjaman modal
109

tanpa agunan bukan murni untuk usaha yang kemudian menyebabkan


keterlambatan saat akan melakukan pembayaran angsuran.
Islam merupakan agama yang paling sempurna yang mengatur semua
aspek kehidupan manusia yang berlandaskan Al-Quran dan Hadist. Salah
satunya dalam kegiatan pinjaman modal usaha. Secara umum yang dimaksud
dengan pembiayaan modal adalah pembiayaan jangka pendek yang diberikan
kepada nasabah untuk membiayai kebutuhan modal usahanya berdasarkan
prinsip syariah. Dalil dari Al-Quran dalam surat An-Nisa [4] ayat 59.

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-
nya, dan ulil „amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-
Quran) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama
bagimu dan lebih baik akibatnya.

Ayat ini menerangkan perintah Allah SWT kepada Rasul-nya untuk


menegakkan hukum diantara kaum muslimin, sesuai dengan apa yang Allah
SWT wahyukan. sebab Allah SWT tidak mungkin memerintahkan sesuatu yang
tidak ada wujudnya, disamping tidak mungkin mewujudkan sesuatu yang
difatnya sunnah. Ini menunjukan bahwa seorang pemimpin bagi kaum
muslimin merupakan perkara, wajib.181
Prinsip-prinsip ekonomi islam yang merupakan bangunan ekonomi islam
didasarkan atas lima nilai universal yakni : Tauhid (keimanan), „adl (keadilan),
nubuwwah (kenabian), khilafah (pemerintah) dan ma‟ad (hasil). Kelima nilai
181
Rapung Samuddin, FiqihSiyasah; studi tentang Ijtihad dan Fatwa Politikdi
Indonesia,(Bandung:Pustaka Bani Quraisy, April 2005), h. 67.
110

ini menjadi dasar inspirasi untuk menyusun teori-teori ekonomi islam :


1. Tauhid (keimanan)
Tauhid merupakan pondasi ajaran islam. Dengan tauhid, manusia
menyaksikan bahwa “tiada satupun yang layak disembah selain Allah dan
tidak ada pemilik langit, bumi dan seisinya, selain pada Allah. Karena
Allah adalah pencipta alam semesta dan seisinya dan sekaligus pemiliknya,
termasuk pemilik manusia dan seluruh sumber daya yang ada. Manusia
hanya diberi amanah untuk sementara waktu sebagai ujian bagi mereka.
Dalam islam, segala sesuatu yang ada tidak diciptakan dengan sia-sia,
tetapi memiliki tujuan. Tujuan diciptakanya manusia adalah untuk
beribadah kepada-nya. Karena kepada Allah manusia akan
mempertanggung jawabkan segala perbuatannya, termasuk dalam aktivitas
ekonomi.
2. Adl (keadilan)
Allah SWT adalah pencipta segala sesuatu. Salah satu sifatnya adalah
adil. Dia tidak membeda-bedakan perlakuan terhadap makhluknya.
Implikasi ekonomi dari nilai ini adalah bahwa pelaku ekonomi tidak
diperbolehkan untuk mengejar keuntungan pribadi bila hal itu merugikan
orang lain atau merusak alam. Tanpa keadilan, manusia akan terkotak-
kotak kedalam berbagai golongan. Keadilan dalam hukum islam berarti
keseimbangan antara kewajiban yang harus dipenuhi oleh manusia dengan
kemampuan manusia untuk menunaikan kewajiban itu. Di bidang usaha
untuk meningkatkan ekonomi, keadilan merupakan “nafas” dalam
menciptakan pemerataan dan kesejahteraan, karena itu harta jangan hanya
saja beredar pada orang kaya, tetapi juga pada mereka yang membutuhkan.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pinjaman modal tanpa agunan
berpengaruh secara positif terhadap perkembangan usaha ultra mikro di
Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum. hal tersebut juga selaras dengan
prinsip ekonomi islam yaitu Adl (keadilan).
111

3. Nubuwwah (kenabian)
Karena sifat rahim dan kebijaksanaan Allah SWT, manusia tidak
dibiarkan begitu saja di dunia tanpa mendapat bimbingan. Karena itu
diutuslah para nabi dan rasul untuk menyampaikan petunjuk dari Allah
kepada manusia tentang bagaimana hidup yang baik dan benar di dunia,
dan mengajarkan jalan utuk kembali (taubat) ke asal-muasal segala sesuatu
yaitu Allah SWT. Prinsip ekonomi islam yang selanjutnya ialah
Nubuwwah. Seperti yang sudah diuraikan bahwa nabi Muhammad
memiliki sifat panutan diantaranya shidiq (benar,jujur), amanah (tanggung
jawab), fathonah (kecerdikan), dan tabligh (komunikasi keterbukaan).
Dalam menjalankan aktivitasnya pihak Bank Wakaf Mikro
Minhadlul‟Ulum. sudah sesuai dengan sifat sidiq (kejujuran) dalam hal
tindakan yang dilakukan sesuai hati nirani, perkataan hingga menjadikan
suatu kegiatan yang benar tanpa pencitraan. Dan dalam kegiatannya pihak
Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum. sudah melakukan sesuai dengan sifat
tabligh (komunikasi keterbukaan) yaitu adanya keterbukaan antara pihak
Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum dan anggota baik dari segi aktivitas
kerja yang sudah dikerjakan serta informasi yang dimiliki pihak Bank
Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum dapat di komunikasikan kepada pihak
anggota yang bersangkutan.
4. Khilafah (pemerintahan)
Dalam Al-Quran Allah SWT berfirman bahwa manusia diciptakan
untuk menjadi khilafah dibumi artinya untuk menjadi pemimpin dan
pemakmur bumi. Karena itu pada dasarnya setiap manusia adalah
pemimpin. Fungsi utamanya adalah untuk menjaga keteraturan interaksi
antara kelompok termasuk dalam bidang ekonomi agar kekacauan dan
keributan dapat dihilangkan. Hal ini dalam rangka mencapai tujuan-tujuan
syariah untuk memajukan kesejahteraan manusia. Prinsip ekonomi
selanjutnya adalah khalifah (kepemimpinan). Sebagai khalifah dimuka
112

bumi, pihak Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum sudah melakukan


kegiatan yang sesuai dengan prinsip syariah, yang dimana sesuai dengan
peran khalifah itu sendiri yaitu menjamin perekonomian agar berjalan
sesuai dengan prinsip syariah, dengan tidak mengandung unsur riba dan
gharar di dalam menjalankan aktivitasnya.

5. Ma‟ad (hasil)
Walaupun seringkali diterjemahkan sebagai kebangkitan tetapi secara
harfiah ma‟ad berarti kembali. Dan kita semua akan kembali kepada Allah
SWT. Hidup manusia nukan hanya di dunia, tetapi terus berlanjut hingga
alam akhirat. Pandangan yang khas dari seorang muslim tentang dunia dan
akhirat dapat dirumuskan sebagai: Dunia adalah ladang akhirat” Artinya
dunia adalah wahana bagi manusia untuk bekerja dan beraktivitas (beramal
shaleh), namun demikian akhirat lebih baik dari pada dunia. Islam tidak
mengakui adanya kelas-kelas sosial-ekonomik sebagai sesuatu yang
bertentangan dengan prinsip persamaan maupun dengan prinsip
persaudaraan (ukhuwah). Kekuatan ekonomi berbeda dengan kekuangan
sosiopolitik, karena adanya fakta bahwa tujuan-tujuan besar dan banyak
rinciannya ditekankan dalam Al-Quran dan Sunnah. Kebaikan dan
kesempurnaan merupakan tujuan dalam proses ini. Nabi SAW pernah
memerintah seorang penggali kubur untuk memperbaiki lubang yang
dangkal disuatu kuburan meskipun hanya permukaanya saja. Beliau
menetapkan bahwa Allah SWT menyukai orang bila dia melakukan suatu
pekerjaan, maka ia harus melakukanya dengan baik.182
Penyaluran pinjaman tanpa agunan dalam perspektif ekonomi islam
diminati masyarakat karena berbagai alasan yakni pinjaman tanpa agunan

182
Jaih Mubaraq,Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Perkembangan UMKM di
Kecamatan Leuwiliang (Studi pada BPRS Amanah UMMAH)”, Jurnal Ekonomi Islam Vol.5 no.2
(2014), h. 268
113

pada Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum berpedoman pada Al-Quran dan


Hadits, berbasis cicilan tanpa agunan dan tanpa bunga yang tentunya
menguntungkan bagi para anggota nasabah dan bagi Bank Wakaf Mikro
Minhadlul‟Ulum. akad transaksinya yang mudah sehingga memudahkan
calon nasabah dalam mengajukan pinjaman.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis berpendapat bahwa
pelaksanaan pinjaman modal tanpa agunan di Bank Wakaf Mikro
Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran telah sesuai dengan prinsip-prinsip
ekonomi islam, yaitu prinsipTauhid, keadilan, kenabian, khalifah dan
ma‟ad.
114

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan pengumpulan data
yang digunakan kemudian dianalisis dengan teori yang telah dipaparkan
sebelumnya, selanjutnya penulis menarik kesimpulan, yaitu:
1. Dari hasil wawancara didapatkan bahwa penyaluran pinjaman modal
tanpa agunan guna mengembangkan usaha ultra mikro yang dilakukan
Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum adalah cukup efektif. Dikatakan
cukup efektif karena dari tujuh anggota nasabah yang sudah diteliti
terdapat enam anggota nasabah yang dinyatakan efektif karena memenuhi
seluruh kriteria indikator efektivitas. Sementara satu nasabah lainnya
dinyatakan kurang efektif karena tidak memenuhi kedua indikator yakni
indikator ketepatan sasaran dan ketepatan waktu. Tujuh anggota nasabah
Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum dinyatakan telah berdaya karena
mereka memiliki penghasilan dengan mendirikan usaha serta dapat
mengembangkan usaha tersebut dan membuat perekonomian
masyarakatsekitar Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum kian berkembang.
Penyaluran pinjaman modal tanpa agunan Bank Wakaf Mikro
Minhadlul‟Ulum melalui program pemberdayaan ekonomi sudah berjalan
dengan baik sesuai dengan prinsip pemberdayaan dan memenuhi
indikator efektivitas. Dimana para nasabah memahami tujuann dari
115

pemberdayaan penyaluran pinjaman modal tanpa agunan ini. Sasaran


penyaluran pinjaman modal ini sudah tepat kepada masyarakat yang
membutuhkan bantuan dana untuk memulai usaha baru atau
mengembangkan usaha yang sudah ada. Pengembalian pinjaman nasabah
juga sudah baik. Tujuan dari pemberdayaan juga tercapai yaitu
menjadikan masyarakat mampu mendapatkan penghasilan sendiri, serta
terjadi perubahan nyata anggota nasabah diantaranya nasabah bisa
memiliki usaha sendiri, nasabah bisa mendapatkan keterampilan
tambahan. Namun, terdapat kekurangan dalam pengawasan penggunaan
dana yang telah disalurkan bukan murni untuk usaha sehingga kemudian
terjadi keterlambatan pembayaran angsuran.
2. Dalam menjalankan aktivitasnya, Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum
Kabupaten Pesawaran telah sesuai dengan prinsip ekonomi islam meliputi
Tauhid, keadilan, kenabian, khalifah dan ma‟ad. Prinsip keadilan di
dalam Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum seperti adanya kesetaraan
dalam besarnya nominal pinjaman yang disalurkan kepada nasabah. Pihak
Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum sudah melakukan kegiatan yang
sesuai dengan prinsip syariah. Dimana sesuai dengan peran khalifah itu
sendiri yakni menjamin perekonomian agar berjalan sesuai dengan prinsip
syariah, dengan tidak mengandung unsur riba dan gharar di dalam
menjalankan aktivitasnya.

B. Saran
Guna melengkapi penelitian ini, maka penulis mencoba memberikan
rekomendasi yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi Bank Wakaf
Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran sebagai berikut:
1. Disarankan kepada pihak Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum untuk
lebih memperhatikan tentang ketepatan penggunaan dana oleh nasabah
sehingga kegiatan pemberdayaan ekonomi dapat lebih efektif.
116

2. Kepada nasabah yang tidak memiliki usaha disarankan untuk lebih aktif
mengikuti kegiatan pelatihan yang diadakan oleh pihak Bank Wakaf
Mikro Minhadlul‟Ulum dan kepada anggota yang meminjam dana
disarankan untuk menggunakan dana pinjaman sepenuhnya untuk
keperluan usaha ultra mikro yang dijalani agar usahanya dapat berhasil
dan masyarakat menjadi lebih sejahtera.
116

DAFTAR PUSTAKA

Wizna Gania Balqis dan Tulus Sartono, “Efektivitas Realisasi Anggaran Kredit Pada
Koperasi Simpan Pinjam ( KSP ) Sangkakala Abadi Palu,” Jurnal Kolaboratif Sains
Vol 05 No (2022), h.176.
Rasmi Nur Anggraeni and Ema Dian Danara, “Pengaruh Modal Sendiri Dan Modal
Pinjaman Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Koperasi Simpan Pinjam Karya
Bersama Palu,” Journal Of Management Vol 5 No 3 (2018), h.92.
David Oscar Simatupang, “Pinjaman Modal Usaha Tani Pada Bank Daerah Versus Bank
Negara,” Jurnal Ilmu Ekonomi & Sosial Vol 10 No (2019), h.128.

Muhammad Faiq, “Peran Bank Wakaf Mikro Dalam Penguatan Modal Dan Pemberdayaan
Usaha Mikro Di Surabaya,” Jurnal Ekonomi Syariah Teori Dan Terapan Vol 6 No 1
(2019), h.217.
Putu Gede Surya, “Explorasi Algoritma C4.5 Dan Forward Feature Selection Untuk
Menentukan Debitur Baik Dan Debitur Bermasalah Pada Produk Kredit Tanpa
Agunan (Kta),” Jurnal Sains Dan Teknologi Vol 9 No 1 (2020), h.46.
Nur Muhammad, “Agunan Yang Diambil Alih : Sebuah Mekanisme Dalam Penyelesaian
Kredit Macet,” Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan Vol 5 No 2 (2021), h.143.
Lilik rita handayani, “Pemanfaatan kbbi online dan upaya menghindari kontroversi
pemaknaan bahasa tulis pada media sosial” Vol 2 No 1 (2021), h. 9.
Widya Sari, “Pendampingan Pengembangan Pemasaran Dan Kewirausahan Umkm Ultra
Mikro Melalui Pemanfaatan Digital Marketing,” Jurnal Akuntansi Manajemen
Ekonomi Vol 2 No 2 (2021), h. 199.

Meilena Sarmilasari, “Program Kredit Ultra Mikro Dan Kemiskinan Di Jawa Tengah Pada
Masa Pandemi,” Journal of Bussiness and Information Systems Vol 3, no. No 2
(2021), h. 120.
Badrus sholeh, “Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Perilaku Keuangan Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Pamulang,” Jurnal Pendidikan
Ekonomi Dan Bisnis Vol 4 No 2 (2019), h. 57.
Lusi Dwi, “Pemberdayaan Mahasiswa Fakultas Teknik Dengan Program Kreatifitas
Mahasiswa (Pkm),” Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No (2018), h. 141.
117

Jamil sudarni, “Pemberdayaan Usaha Desa Melalui Pengembangan Ekonomi Kerakyatan


Mandiri Sebagai Badan Usaha Milik Desa,” Jurnal Peberdayaan Masyarakat Madani
No 4 No 1 (2020), h. 17.
Muhammad Hasan, “Pembinaan Ekonomi Kreatif Dalam Perspektif Pendidikan Ekonomi,”
Jurnal Ekonomi Dan Pendidikan Vol 1 No 1 (2018), h. 81.

Ghania Wizna, “Bank Wakaf Mikro Sebagai Sarana Pemberdayaan Pada Usaha Mikro Kecil
Dan Menengah,” Jurnal Fakultas Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten
Vol 10 No (2019), h. 231.
Wuri Ratna Hidayani, “Faktor Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan COVID 19 :
Literature Review,” Jurnal Untuk Masyarakat Sehat Vol 4 No 2 (2020), h. 120.
Hilmiatus Sahla, “Konsep Pemasaran Dalam Perspektif Ekonomi Islam,” Jurnal Ekonomi
Dan Ekonomi Syariah Vol 5 No 2 (2019), h. 61.
Putu krisna adwitya sanjaya, “Pemberdayaan Prajuru Lembaga Keuangan Mikro Adat
Melalui Penerapann Teknologi Informasi Di Desa Kesiut Kecamatan Kerambitan
Kabupaten Tabanan,” Jurnal Akuntansi Manajemen Ekonomi Vol 3 No 2 (2019), h. 9.

Muhammad Iskandar, “Peran Lembaga Keuangan Mikro Syariah Terhadap Pemenuhan


Kebutuhan Permodalan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah,” Jurnal Syarikah : Jurnal
Ekonomi Islam Vol 4 No 1 (2018), h. 82.
Wizna, “Bank Wakaf Mikro Sebagai Sarana Pemberdayaan Pada Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah.”Jurnal Ekonomi Manajemen Vol 2 No 3 (2018), h. 16
Maulana Assegaf, “Pelaksanaan Wakaf Produktif Di Bank Wakaf Mikro Syariah Denanyar
Jombang,” Jurnal Manajemen of Zakah Da Waqf Vol. 1, no. No.1 (2019), h.12.
Reza Kumala, “Dashboard Interaktif Untuk Sistem Informasi Keuangan Pada Pondok
Pesantren Mazroatul‟Ulum,” Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi Vol 2 No 2
(2021), h. 121.
Muhammad Aditya, “Pendidikan Akhlak Karimah Berbasis Kultur Pesantren,” Jurnal
Pendidikan Islam Vol 11 No (2020), h.151.

Ika Dewi, “Analisis Faktor-Faktor Sustainabilitas Lembaga Keuangan Mikro Syariah”


Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 3 No 2(2018), h. 16.
Leni Rohida, “Pengaruh Era Revolusi Industri 4.0 Terhadap Kompetensi Sumber Daya
Manusia,” Jurnal Manajemen Dan Bisnis Indonesia 6, Vol 3 No 1 (2018), h.114.
118

Riesanda Najmi, “Sistem Ekonomi (Islam) Dan Pelarangan Riba Dalam Perspektif
Historis,” Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam Vol 4 No 1 (2018), h. 11.
Muaz Abdul, “Dampak Covid-19 Terhadap Perekonomian Masyarakat Dan Pembangunan
Desa,” Jurnal Penelitian Hukum Dan Ekonomi Islam Vol. 5, no. No. 1 (2020), h.13.

Siti Nuzul and Laila Nalini, “Dampak Covid-19 Terhadap Usaha Mikro , Kecil Dan
Menengah,” Jurnal Ekonomi Dan Ekonomi Syariah Vol. 4 No.1 (2021), h. 669.
Faiq, “Peran Bank Wakaf Mikro Dalam Penguatan Modal Dan Pemberdayaan Usaha Mikro
Di Surabaya.”Jurnal Ekonomi dan Ekonomi Syariah Vol.1 No 3 (2021), h.12
Anggun Saputri, “Wabah Corona Virus Disease Covid 19 Dalam Pandangan Islam,” Jurnal
Sosial and Budaya Syar-i Vol 5 No 2 (2021), h.18
Siskawati Sholihat, “Analisis Efektivitas Pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro Syariah
Terhadap Perkembangan Usaha Nasabah Di Sektor Riil” Jurnal Ekonomi Islam Vol
6 no. 1 (2015), h.58.
Desi Wasilah, “Efektivitas Modal Usaha Kelompok Pemberdayaan Perempuan Kepala
Keluarga Terhadap Peningkatan Ekonomi Keluarga,” Jurnal Ekonomi Manajemen
Dan Akuntansi 1, no. November (2016), h.24.
Dwinta Mulyanti, “Meningkatkan Sisa Hasil Usaha Melalui Modal Dan Pemberian
Pinjaman,” Jurnal Ecodemica Vol.1, no. No. 1 (2017), h. 81.
Selamat Pohan, “Peranan Penggunaan Agunan Di Bank Islam Hubungannya Dengan Sistem
Operasional Perbankan Syariah Di Medan,” Jurnal Intiqad Vol. 8, no. Mo. 2 (2016),
h.119.
Vincencia Dian and Priliyanti Hia, “Pengaruh Pembiayaan Ultra Mikro (UMI) Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Daerah Melalui Pertumbuhan Produksi Industri Mikro Dan
Kecil,” Jurnal Perbendaharaan,Keuangan Negara Dan Kebijakan Publik Vol.6, no.
No.1 (2021), h. 7.

Ulfi Putra, “Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakat d Alam Perspektif Al Qur ‟ an,”


Jurnal Ilmu Dakwah Vol 39, no. No.1 (2019), h. 44.
Hendra Kusumah, Mustafa Usman, and Universitas Teuku Umar, “Efektifitas Pembiayaan
Modal Usaha Oleh Baitul Mal Aceh Terhadap Usaha Agribisnis” Vol 4, no. 1
(2018),h. 22.
119

Sistem Informasi and Geografis Sig, “Kajian Lokasi Potensial Perumahan Dan Pemukiman
Di Kabupaten Pesawaran Dengan Sistem Informasi Geografis (SIG)” Vol 5 no. 3
(2019), h. 192.

Ani Fauziah, “Bank Wakaf Mikro Dan Pengaruhnya Terhadap Inklusi Keuangan Pelaku
Usaha Kecil Dan Mikro (UKM),” Jurnal STAINIM Sidoarjo Vol 3 No 1 (2018),
h.382.

Syaiful Amri, “Analisis Terhadap Efektifitas Pemberdayaan Ekonomi Umat Dan


Sustainabilitas Bank Wakaf Mikro Al-Muna Berkah Mandiri Yogyakarta,” Jurnal
Akuntansi Manajemen Ekonomi Vol 10 N0 (2021), h.15.
Siti Aisyah, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, “Optimalisasi Peran Bank Wakaf
Mikro Dalam Pemberdayaan Ekonomi Pelaku Usaha Sekitar Pesantren Di Jawa
Timur” (2019) .h.75

Hendarto, “Strategi Pengembangan Lembaga Keuangan Syariah Sebagai Alternatif


Perbaikan Kondisi Ekonomi Indonesia,” Jurnal Riset Bisnis Dan Manajemen
Tirtayasa Vol 2, no. No 1 (2018), h.66.

Wizna Ghania Balqis, Sartono, “Efektivitas Realisasi Anggaran Kredit Pada Koperasi
Simpan Pinjam ( KSP ) Sangkakala Abadi Palu.”jurnal Ekonomi syariah Vol 2 No 1
(2021), h.11
Robiatul Adawiyah, “Kesiapan Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Pada Era New
Normal Di MI At-Tanwir Bojonegoro,” Jurnal Basicedu Vol 5, no. No 5 (2021), h.
381.

Sonny Eli Zaluchu, “Strategi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif Di Dalam Penelitian
Agama,” Jurnal Akuntansi Manajemen Ekonomi Vol 4 No 3 (2020), h.38.
Aries Saifudin, “Metode Data Mining Untuk Seleksi Calon Mahasiswa Pada Penerimaan
Mahasiswa Baru Di Universitas Pamulang,” Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi
Vol 10 No 1 (2018), h. 36.
Wahyudin Darmalaksana, “Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka Dan Studi
Lapangan,” Jurnal UIN Sunan Gunung Djati Vol. 55, no. No. 2 (2020), h. 6.

Ahmad Rijali, “Analisis Data Kualitatif Ahmad Rijali UIN Antasari Banjarmasin” Vol. 17,
no. No.33 (2018), h. 95.
120

Nana Darna and Elin Herlina, “Memilih Metode Penelitian Yang Tepat: Bagi Penelitian
Bidang Ilmu Manajemen,” Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Galuh Ciamis Vol.5
No. 1 (2018), h. 292.
Darmalaksana, “Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka Dan Studi Lapangan.”Jurnal
UIN Sunan Gunung Djati, Vol 5 No 2 (2020), h.6.

Joesyiana Kiki, “Penerapan Metode Pembelajaran Observasi Lapangan Pda Mata Kuliah
Manajemen Operasional,” Jurnal Akmami (Akuntansi Manajemen Ekonomi) Vol.6, no.
No. 2 (2018), h. 103.
Muhammad Rijal Fadli, “Memahami Desain Metode Penelitian Kualitatif,” Jurnal
Akuntansi Manajemen Ekonomi Vol 2 No 1 (2018), h. 54.

Darna and Herlina, “Memilih Metode Penelitian Yang Tepat: Bagi Penelitian Bidang Ilmu
Manajemen.” Jurnal Manajemen Vol 7 No 3 (2019), h.19
Arnild Augina, “Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Pada Penelitian Kualitatif Di Bidang
Kesehatan Masyarakat,” Jurnal Akuntansi Dan Investasi Vol 2, no. No 3 (2020), h.
151.
Darmalaksana, “Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka Dan Studi Lapangan.” urnal
UIN Sunan Gunung Djati, Vol 55 No 2 (2020), h.6
Abi Suar, “Pemikiran Ekonomi Islam Pada Masa Awal Turki Utsmani,” Jurnal Al-Dzahab
Vol. 1, No. 1 (2020), h. 71.

Sholihat, “Analisis Efektivitas Pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro Syariah Terhadap


Perkembangan Usaha Nasabah Di Sektor Riil.”Jurnal Perbankan, Vol 1 No 2 (2019),
h.43.
Efri Syamsul Bahri and Sabik Khumaini, “Analisis Efektivitas Penyaluran Zakat Pada
Badan Amil Zakat Nasional,” 2020.
Aidil Amin Effendy and Denok Sunarsi, “Persepsi Mahasiswa Terhadap Kemampuan
Dalam Mendirikan UMKM Dan Efektivitas Promosi Melalui Online Di Kota
Tangerang Selatan,” Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen,Ekonomi, Dan Akuntansi)
Vol.4, no. No.3 (2020), h.714.

Gede Adi Yuniarta, Made Pradana, and Adi Putra, “Analisis Efisiensi Dan Efektifitas
Penggunaan Modal Kerja Pada Koperasi Serba Usaha Di Kabupaten Buleleng,” E-
Journal Akutansi Universitas Pendidikan Ganesha Vol. 3, no. No. 1 (2015), h.16.
121

Rinaldo Saputra and Sherlyn Evania, “Efektifitas Struktur Modal Dalam Meningkatkan
Nilai Perusahaan,” Jurnal Bisnis Dan Ekonomi (JBE) Vol.18,No.4 (2018), h.61.
Mulyanti, “Meningkatkan Sisa Hasil Usaha Melalui Modal Dan Pemberian
Pinjaman.”Jurnal Manajemen,Vol 4 No 2 (2020), h.12

M Ismail et al., “Efektivitas Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi Covid-19 Pada


Mahasiswa PRodi PPKN FKIP Unram,” JISIP (Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan
Vol 5 No 4 (2021), h. 349.
Novela Irene Karly Massie,“Analisis Pengendalian Biaya Produksi Untuk Menilai Efisiensi
Dan Efektivitas Biaya Produksi,” Jurnal Riset Akuntansi Vol 13, no. No 4 (2018),
h.55.
Shinta Kurnianingsih and Yuneita Anisma, “Pengaruh Audit Operasional Dan Pengendalian
Internal Terhadap Efektivitas Pelayanan Kesehatan Pada Rumah Sakit,” Jurnal
Akuntansi Dan Investasi Vol.4, no. No 4 (2020), h. 417.

Monalisa S Najoan, “Efektivitas Program Bantuan Pinjaman Modal Usaha Oleh Bank BRI
Melalui Kredit (KUR) Pada Pelaku Usaha Rumah Makan Di Kecamatan Kawangkoan
Kabupaten Minahasa,” Jurnal Akuntansi Dan Investasi Vol 7, no. No 5 (2022), h.76.

Putu Widani Sugianingrat, “Program Pendampingan Peningkatan Efetifitas Sistem


Pemberian Kredit Pada LPD Desa Buruan Di Kabupaten Tabanan,” Jurnal Sewaka
Bhakti Vol 7 No 2 (2021), h. 152.
Dian Pramitha Anggraeni, “Pengaruh Efektifitas Modal Kerja Terhadap Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI” Jurnal Ekonomi Islam Vol 6 No 3 (2017), h. 10.
Chindy Sasauw, Ronny Gosal, and Welly Waworundeng, “Efektivitas Badan Usaha Milik
Desa (Bumdes) Dalam Meningkatkan Masyarakat Di Desa Lenganeng Kecamatan
Tabukan Utara Kabupaten Kepulauan Sangihe,” Jurnal Eksekutif Vol 1, no. No 1
(2018), h. 10.

Lidya Lesawati, “Peranan Laporan Keuangan Dan Penilaian Prinsip 5c Terhadap Efektifittas
Pemberian Kredit Pada PT. Bank Bengkulu Cabang Tais,” Jurnal Pembangunan Vol 3
No 2 (2019), h. 16.
Ni luh made Ayu Lastina, “Efektivitas Penyaluran Kredit Usaha Rakyat Pt. Bri (Persero)
Unit Blahkiuh Terhadap Produktivitas Ukm Dan Pendapatan Ukm Penerima Kur Di
122

Kecamatan Abiansemal,” E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana Vol 7


no 4 (2018), h. 959.

Timoty Erlan Kenny, “Analisis Efektivitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat Pada Perum
Jamkrindo Kantor Cabang Manado,” Going Concern : Jurnal Riset AkuntansiJurnal
Riset Akuntansi Vol 13, no. No 2 (2018): h. 348.

Martin Roestamy, “Efektivitas Penyelesaian Sengketa Fidusia Terhadap Penyerahan


Jaminan Fidusia Kredit Mikro,” Jurnal Living Law Vol 8 No 2 (2016), h. 15.
Anggraeni and Danara, “Pengaruh Modal Sendiri Dan Modal Pinjaman Terhadap
Rentabilitas Ekonomi Pada Koperasi Simpan Pinjam Karya Bersama Palu.”Jurnal
ISSN Vol.21 No 2 (2019), h.33
Joseph Sanjaya ethal., “Prediksi Kelalaian Pinjaman Bank Menggunakan Random Forest
Dan Adaptive Boosting” Jurnal Manajemen Vol 6, no.4 (2020), h. 50.

Simatupang, “Pinjaman Modal Usaha Tani Pada Bank Daerah Versus Bank Negara.”Jurnal
Ekonomi dan Ekonomi Syariah,Vol 10 No 6 (2018), h. 114.
Fakhrudin Mahalizikri, “Pengaruh Pemberian Pinjaman Modal Usaha Terhadap Peningkatan
Pendapatan Pelaku Usaha Di Desa Tameran,” Jurnal IAKP Vol.2, no. No.1 (2021), h.
25.

Yuniarta, Pradana, and Putra, “Analisis Efisiensi Dan Efektifitas Penggunaan Modal Kerja
Pada Koperasi Serba Usaha Di Kabupaten Buleleng".Jurnal Ecodemicia,Vol 1 No 4
(2017), h.7”
Mulyanti, “Meningkatkan Sisa Hasil Usaha Melalui Modal Dan Pemberian
Pinjaman.”Jurnal Ekonomi dan Akuntansi,Vol 12 No 1(2020), h. 44.
Arfan Rachmadias Saputro, “Analisa Pengaruh Pertumbuhan Kredit, Jenis Kredit, Tingkat
Bunga Pinjaman Bank Dan Inflasi Terhadap Kredit Bermasalah,” Jurnal Ekonomi,
Keuangan, Perbankan Dan Akuntansi Vol 11, no. No 1 (2019), h. 12.
Nur Azizah and Muannif Ridwan, “Pinjaman Online Dan Keabsahannya Menurut Hukum
Perjanjian Islam,” Jurnal Indragiri Vol 2, no. No 1 (2022), h.29.

Muhammad Bisri Mustofa, “Qardhul Hasan Dalam Perspektif Hukum Islam Pada Baitul
Maal Wa Tamwil (BMT) Dan Implementasinya.,” Jurnak Ekonomi, Keuangan,
Perbankan Dan Akuntansi Vol 1, no. No 1 (2020), h. 58.
123

Muaidi, “Konsep Kartu Kredit ( Bithaqah I ’ Timan ) Sebagai Alat Pembayaran Dalam
Hukum Islam,” Jurnal Hukum Ekonomi Syariah Dan Akad Syariah Vol 3, no. No 5
(2020), h.55.

Febri Annisa Sukma, “Konsep Dan Implementasi Akad Qardhul Hasan Pada Perbankan
Syariah Dan Manfaatnya,” Jurnak Ekonomi Dan Keuangan Syariah Vol 3, no. No 2
(2019), h. 28.

Febri Annisa Sukma,“Konsep dan Implementasi Akad Qardhul Hasan Pada Perbankan
Syariah dan Manfaatnya.” Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah, Vol 3 No 2
(2019), h. 28
Septi Ayu, Triten Nina, and Versiandika Yudha Pratama, “Analisis Motivasi Pinjaman
Nasabah Pada Rentenir Berdasarkan Prinsip Pembiayaan Syariah,” Jurnal Of Syaria
Finance and Banking Vol 1, no. No 1 (2021), h. 31.

M H D Fakhrurrahman Arif, “Qardh Dalam Pandangan Islam,” Jurnal Siyasah: Hukum Tata
Negara Vol 2 No 1 (2019), h.53.
Muhammad, “Agunan Yang Diambil Alih : Sebuah Mekanisme Dalam Penyelesaian Kredit
Macet.” Jurnal Ekonomi Syariah, Vol 5 No 3 (2018), h. 19
Pohan, “Peranan Penggunaan Agunan Di Bank Islam Hubungannya Dengan Sistem
Operasional Perbankan Syariah Di Medan.” Jurnal Akuntansi, Vol 6 No 2 (2020),
h.111

Lambang Siswadi, “Kreditur Dan Debitur Dengan Hak Perlindungan Hukum Dalam
Perjanjian Kredit Tanpa Agunan,” Jurnal Ilmu Hukum Vol.15 No. 1 (2019), h.89.
Yosi Aryanti, “Eksistensi Agunan Dalam Pembiayaan Mudharabah Pada Lembaga
Keuangan Syariah,” Jurnal Ecodemica Vol. 2, No.3 (2017), h. 124.
Latifa Fitriani, “Jaminan Dan Agunan Dalam Pembiayaan Bank Syariah Dan Kredit Bank
Konvensional,” Jurnal Pembangunan 47, No. 1 (2017), h. 134.
Surya, “Explorasi Algoritma C4.5 Dan Forward Feature Selection Untuk Menentukan
Debitur Baik Dan Debitur Bermasalah Pada Produk Kredit Tanpa Agunan
(Kta).”Jurnal Ekonomi dan Ekonomi Syariah, Vol 2 No 3 (2020), h. 16.
Vendra Irawan, “Kedudukan Agunan Dalam Akad Pembiayaan Mudharabah Pada Bank
Syariah,” Jurnal Hukum Islam Vol 2, no. No 02 (2017), h.16.
124

Yusvita Nena Arinta, “Eksistensi Bank Wakaf Mikro Dan Implikasinya Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat Dalam Perspektif Islam,” Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam
Vol 6, no. No 2 (2020), h. 372.
Putu Vista Viani, “Pengaturan Kebijakan Kredit Tanpa Agunan Di Indonesia,” Jurnal
AKMAMI (Akuntansi Manajemen Ekonomi) Vol 10, No 1 (2021), h. 13.
Nina Herlina, “Antisipasi Bank Untuk Menghindari Kredit Macet Yang Ditimbulkan Oleh
Kerugian Debitur Akibat Pencemaran Lingkungan,” Jurnal Ilmiah Galuh Justisi Vol
6, no. No 2 (2018), h. 210.
Iskandar, “Peran Lembaga Keuangan Mikro Syariah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan
Permodalan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah.”Jurnal Ekonomi Akuntansi, Vol 4
No 1 (2019), h. 12
Dian and Hia, “Pengaruh Pembiayaan Ultra Mikro (UMI) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Daerah Melalui Pertumbuhan Produksi Industri Mikro Dan Kecil.” Jurnal Ekonomi
Islam Vol 1 no 8 (2020), h. 77
Iskandar, “Peran Lembaga Keuangan Mikro Syariah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan
Permodalan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah.” Vol 6 No 1 (2019)h. 12
Dewi Jayanti Mandasari and Widodo, “Strategi Pemasaran Usaha Mikro, Kecil Dan
Menengah (Umkm) Batik Magenda Tamanan Kabupaten Bondowoso,” JURNAL
PENDIDIKAN EKONOMI: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi Dan Ilmu
Sosial Vol 13, no. No 1 (2019): h. 123.
Muhammad Alan Nur, “„Kontribusi Bank Wakaf Mikro Terhadap Pemberdayaan Usaha
Mikro Di Lingkungan Pondok Pesantren,‟” Jurnal Ekonomi Syariah Teori Dan
Terapan Vol 1, no. No 1 (2019): h. 35.Jurnal Perbankan Syariah, Vol 2 No 1
(2021):h.43
Dandan Irawan, “Peningkatan Daya Saing Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Melalui
Jaringan Usaha,” Coopetition : Jurnal Ilmiah Manajemen Vol 11, no. No 2 (2020), h.
116.
Etik Umiyati and Erni Achmad, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Aplikasi
Online Pada Pelaku Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Di Kota Jambi,” Jurnal
Paradigma Ekonomika Vol16, no. No 2 (2021), h.266.
125

Sri Dewi Setiawati, “Strategi Membangun Branding Bagi Pelaku Usaha Mikro Kecil
Menengah,” JURNAL ABDIMAS BSI Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2,
no. No 1 (2019), h. 136.
Setiawati.” Strategi Membangun Branding Bagi Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah”,
Jurnal Ekonomi Islam, Vol 4 No 3 (2020), h. 44
Maulana, “Analisis Pengaruh Pembiayaan Mikro Syariah Terhadap Keberhasilan Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM),” Jurnal Insitusi Politeknik Ganesha Medan
Juripol Vol 2, no. No 1 (2011), h. 146.
Simatupang, “Pinjaman Modal Usaha Tani Pada Bank Daerah Versus Bank Negara.”Jurnal
Akuntansi, Vol 4 No 1 (2021), h.11
Wasilah, “Efektivitas Modal Usaha Kelompok Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga
Terhadap Peningkatan Ekonomi Keluarga.” Jurnal Ekonomi dan Ekonomi islam, Vol
8 No 5 (2020), h. 21
Syaiful Amri, “Analisis Terhadap Efektifitas Pemberdayaan Ekonomi Umat Dan
Sustainabilitas Bank Wakaf Mikro Al-Muna Berkah Mandiri Yogyakarta.” Jurnal
Ilmu Akuntansi dan Ekonomi, Vol 1 No 3, (2019), h. 56
Aisyah, Islam, and Sunan, “Optimalisasi Peran Bank Wakaf Mikro Dalam Pemberdayaan
Ekonomi Pelaku Usaha Sekitar Pesantren Di Jawa Timur.” Jurnal Ekonomi
manajemen, Vol 3 No 1 ( 2019), h. 90
Faiq, “Peran Bank Wakaf Mikro Dalam Penguatan Modal Dan Pemberdayaan Usaha Mikro
Di Surabaya.” Jurnal Akuntansi, Vol 7 No 4 (2018), h. 55
Ulfi Putra, “Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakat d Alam Perspektif Al Qur ‟ an.”
Jurnal Manajemen, Vol 6 No 5 (2019), h. 21
Chairul Basrun, “Pengintegrasian Model Pemberdayaan Masyarakat,” Jurnal Fakultas
Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Vol. 2, no. No.3 (2018),h. 270.
Chairul Basrun.”Pemberdayaan Pondok Pesantren Di Jawa Barat dalam Aqidah Islam”
jUrnal Ekonomi Islam, Vol 2 NO 3 (2019), h.66
Kristina Sedyastuti, “Analisis Pemberdayaan UMKM Dan Peningkatan Daya Saing Dalam
Kancah Pasar Global,” Jurnal Inovasi Bisnis Dan Manajemen Indonesia Vol.2, no.
No.1 (2018), h. 127.
Faiq, “Peran Bank Wakaf Mikro Dalam Penguatan Modal Dan Pemberdayaan Usaha Mikro
Di Surabaya.”Jurnal Manajemen, Vol 7 No 4 (2017), h.22
126

Chairul Basrun, “Pengintegrasian Model Pemberdayaan Masyarakat.” Jurnal Ilmu


Komunikasi, Vol 1 No 4 (2019), h. 77
Ulfi Putra, “Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakat d Alam Perspektif Al Qur ‟ an.”
Jurnal Ilmu Dakwah, Vol 2 No 1 (2018), h. 11

Moh Arifin, “Manajemen Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis Bank Wakaf


Mikro : Ekplanatory Study,” Jurnal Akuntansi Manajemen Ekonomi Vol 4, no. No 2
(2019), h.12.
Cut Dian Fitri, “Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat Menurut
Perspektif Ekonomi Islam ( Studi Pada Permukiman Mesjid Trienggadeng
Kecamatan Trienggadeng Kabupaten Pidie Jaya ),” Ekobis : Jurnal Ekonomi Dan
Bisnis Syariah Vol 4, no. No 1 (2020), h. 27.
Zulfikar Hilmi et al., “Pengelolaan Alokasi Dana Desa Untuk Pemberdayaan Masyarakat:
Perspektif Maqashid Syariah,” Islaminomiics (Journal of Islamic Economic Business
and Finance) Vol 9, no. No 1 (2019), h. 84.
Muhammad Mujtaba Mitra Zuana, Muawanah, and Dian Rahmawati, “Strategi Optimalisasi
Program Dana Desa Melalui Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Ekonomi
Islam,” J-EBIS (Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam) Vol 5, no. No 2 (2020), h. 142.
Wizna, “Bank Wakaf Mikro Sebagai Sarana Pemberdayaan Pada Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah.”Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Vol 1 No 3 (2019), h. 66
Maulana Assegaf, “Pelaksanaan Wakaf Produktif Di Bank Wakaf Mikro Syariah Denanyar
Jombang.”Jurnal Akuntansi, Vol 10 No 3 (2018), h. 53
Muhammad Alan Nur, “„Kontribusi Bank Wakaf Mikro Terhadap Pemberdayaan Usaha
Mikro Di Lingkungan Pondok Pesantren.‟”Jurnal Ekonomi dan Ekonomi Islam, Vol
5 No 1 (2017), h. 22
Arinta, “Eksistensi Bank Wakaf Mikro Dan Implikasinya Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat Dalam Perspektif Islam.”Jurnal Manajemen, Vol 7 No 1 (2018), h. 71
Aisyah, Islam, and Sunan, “Optimalisasi Peran Bank Wakaf Mikro Dalam Pemberdayaan
Ekonomi Pelaku Usaha Sekitar Pesantren Di Jawa Timur.” Jurnal Ekonomi dan
Manajemen, Vol 10 No 2 (2017),h. 30
Moh Arifin, “Manajemen Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis Bank Wakaf
Mikro : Ekplanatory Study.” Vol 1 NO 3 (2020), h. 81
127

Zeehan Fuad Attamimi, “Prinsip Syariah Dalam Penyelenggaraan Bank Wakaf Mikro
Sebagai Perlindungan Hak Spiritual Nasabah Jurnal Ilmu Ekonomi,,” Jurnal
Jurisprudence Vol. 9, no. No. 2 (2019), h. 132.
Aisyah, Islam, and Sunan, “Optimalisasi Peran Bank Wakaf Mikro Dalam Pemberdayaan
Ekonomi Pelaku Usaha Sekitar Pesantren Di Jawa Timur.”Jurnal Ekonomi Islam,
Vol 6 No 2 (2018), h.231
Moh Arifin, “Manajemen Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis Bank Wakaf
Mikro : Ekplanatory Study.”Jurnal Akuntansi Manajemen Ekonomi, Vol 7 No 1
(2019), h. 443
Lutfi Mustofa, “Denda Pembayaran Keterlambatan Kartu Kredit Syariah Dalam Perspektif
Ekonomi Islam,” Jurnal Akuntansi Manajemen Ekonomi Vol 2, no. No 1 (2021), h.
101.
T Mulianti, “Efektivitas Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (Kur) Terhadap Peningkatan
Usaha Mikro Nasabah Bri Unit Ampenan Perspektif Ekonomi Islam,” Jurnal
Econetica: Jurnal Ilmu Sosial, Ekonomi, Dan … Vol 2, no. No 3 (2020), h. 116.
Fitri Ananda,”Analisis Perkembangan Usaha Mikro kecil dan menengah setelah
memperoleh pembiayaan”. (Skripsi Program Pasca Sarjana IESP Universitas Neger,
Semarang, 2017), h. 8
Muhammad Muhib Alwi, “Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis Masjid Di Tengah
Pandemi Covid-19,” no. 1 (2020), h. 104.
Ismail et al., “Efektivitas Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi Covid-19 Pada Mahasiswa
PRodi PPKN FKIP Unram.”Jurnal Ekonomi Islam, Vol 1 No 7 (2020), h. 46
R. Mustopa et al., “Pelatihan Dan Pengembangan Manajemen Sumber Daya Manusia Di
Masa Pandemi COVID-19,” Sostech 1, no. 3 (2021), h. 74.
Ismail et al., “Efektivitas Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi Covid-19 Pada Mahasiswa
PRodi PPKN FKIP Unram.”Jurnal Eknomi dan Manajemen, Vol 7 No 1 (2021), h.
30
Tomy Michael, “Hukum Tata Negara Darurat Corona Di Indonesia” Jurnal Hukum Tata
Negara,Vol 1 No 3 (2020),h. 179.
Nova Indah Saragih, Verani Hartati, and Muchammad Fauzi, “Tren, Tantangan, Dan
Perspektif Dalam Sistem Logistik Pada Masa Dan Pasca (New Normal) Pandemik
128

Covid-19 Di Indonesia,” Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol 9, no. No 2 (2020): h.


86.
Dharendra Wardhana, “Profil LKSM-BWM,” Jurnal Perencanaan Pembangunan: The
Indonesian Journal of Development Planning Vol 4, No 2 (2020), h. 239.
Maulana Assegaf, “Pelaksanaan Wakaf Produktif Di Bank Wakaf Mikro Syariah Denanyar
Jombang.”Jurnal Ekonomi Islam, Vol 4 No 2 (2018),h. 12
Bayu Ilyas, Supervisor Bank Wakaf Mikro Minhadlul'Ulum Kabupaten Pesawaran,
Wawancara, 24 Februari 2022.
Muhammad Syarifudin,S.Pd.I, Manajer Bank Wakaf Mikro Minhadlul'Ulum Kabupaten
Pesawaran, wawancara, 19 Januari 2022.
Bayu Ilyas, Supervisor Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran,
wawancara, 24 Februari 2022.
Fatkhur Rokhim, S.Pd.I, Administrasi Keuangan Bank Wakaf mikro Minhadlul‟Ulum
Kabupaten Pesawaran, wawancara, 19 Januari 2022.
Dokumen Visi dan Misi Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran
Bayu Ilyas, Supervisor Bank Wakaf Mikro Minhadlul'Ulum Kabupaten Pesawaran,
wawancara, 24 Februari 2022.).
Jariyah, Analisis Penerapan Sistem Tanggung Renteng Terhadap Risiko Pembiayaan
Bermasalah Pada Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul‟Ulum Menurut
Perspektif Ekonomi Islam,UIN Raden Intan Lampung (2020), h. 58.
Bayu Ilyas , Supervisor Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupatn Pesawaran,
wawancara, 24 Februari 2022.
Fatkhur Rokhim, S.Pd.I, Administrasi Keuangan Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum
Kabupaten Pesawaran, wawancara, 19 Januari 2022.
Bayu Ilyas, Supervisor Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaen Pesawaran,
wawancara, 24 Februari 2022.
Muhammad Syarifudin,S.Pd.I, Manajer Bank Wakaf Mikro Minhadlul'Ulum Kabupaten
Pesawaran, wawancara, 19 Januari 2022.
KA, Nasabah Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran, wawancara, 25
Februari 2022.
Bayu Ilyas, Supervisor Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran,
wawancara, 18 Januari 2022.
129

WJ, Nasabah Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran, wawancara, 25


Februari 2022. EW, Nasabah Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran,
wawancara, 28 Februari 2022.
Bayu Ilyas, Supervisor Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran,
wawancara, 24 Februari 2022.
ERA, Nasabah Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran, wawancara, 25
Februari 2022.
TT, Nasabah Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran,
wawancara, 25 Februari 2022.

Bayu Ilyas, Supervisor Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran,


wawancara, 24 Februari 2022.
FT, Nasabah Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran, wawancara, 28
Februari 2022.

SL, Nasabah Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran, wawancara, 28


Februari 2022. EW , Nasabah Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran,
wawancara, 25 Februari 2022.
Bayu Ilyas, Supervisor, Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran,
wawancara, 24 Februari 2022.
Sri Najiati, Bahan Bacaan Manajemen LKS (2019), h. 33
Bayu Ilyas, Supervisor Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran,
wawancara, 24 Februari 2022.
Muhammad Syarifudin,S.Pd.I, Manajer Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten
Pesawaran, wawancara, 19 Januari 2022.

EW,Nasabah Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran, wawancara, 2


Maret 2022.

WJ , Nasabah Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran, wawancara, 28


Februari 2022.

KA , Nasabah Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran, wawancara, 28


Februari 2022.
130

ERA , Nasabah Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran, wawancara, 25


Februari 2022.
TT , Nasabah Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran, wawancara, 28
Februari 2022.
FT , Nasabah Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran, wawancara, 25
Februari 2022.
SH , Nasabah Bank Wakaf Mikro Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran, wawancara, 28
Februari
Rapung Samuddin, FiqihSiyasah; studi tentang Ijtihad dan Fatwa Politikdi
Indonesia,(Bandung:Pustaka Bani Quraisy, April 2005), h. 67.

Jaih Mubaraq,Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Perkembangan UMKM di


Kecamatan Leuwiliang (Studi pada BPRS Amanah UMMAH)”, Jurnal Ekonomi
Islam Vol.5 no.2 (2014), h. 268
131

LAMPIRAN
132

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Izin Riset

Lampiran 2 : Dokumentasi Wawancara

Lampiran 3 : Pedoman Wawancara

Lampiran 4 : Laporan Data Nasabah

Lampiran 5 : Daftar Nama-nama Sampel Pengelola dan Nasabah Bank Wakaf Mikro Pondok
Pesantren Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran
133

Lampiran 1

Surat Izin Riset


134

Lampiran 2

Dokumentasi Wawancara dengan Nasabah


135
136
137

Lampiran 3
Pedoman Wawancara
Daftar Pertanyaan Wawancara

A. Wawancara Kepada Pengurus Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul'Ulum?


1. Kegiatan apa sajakah yang terdapat di Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul'Ulum?
2. Siapakah sasaran pemberian pinjaman modal usaha di Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren
Minhadlul'Ulum?
3. Apasajakah persyaratan untuk dapat meminjam modal usaha di Bank Wakaf Mikro Pondok
Pesantren Minhadlul'Ulum?
4. Bagaimanakah prosedur pemberian pinjaman modal usaha di Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren
Minhadlul'Ulum?
5. Bagaimanakah ketepatan pembayaran angsuran pinjaman modal usaha para anggota peminjam?
6. Bagaimanakah upaya yang dilakukan pihak Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul'Ulum
dalam penyelesaian pinjaman macet?
7. Selain pemberian pinjaman modal usaha, adakah kegiatan atau program lain yang dapat
memberdayakan perempuan?
8. Bagaimanakah perkembangan anggota peminjam setelah diberikan pinjaman modal usaha?
9. Bagaimanakah menurut anda efektivitas penyaluran pinjaman modal usaha yang sudah dilakukan
Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul'Ulum?
10. Adakah yang memonitoring anggota peminjam?
11. Bagaimanakah evaluasi yang dilakukan pengurus terhadap anggota yang meminjam modal usaha di
Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul'Ulum?
12.Adakah anggota peminjam yang memang benar-benar meminjam modal usaha untuk memulai usaha
dari nol?
B. Wawancara Kepada Anggota
1. Apa yang anda ketahui tentang pinjaman modal usaha di Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren
Minhadlul'Ulum?
2. Bagaimanakah proses pengajuan pinjaman di Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul'Ulum
menurut anda?
3. Apakah alasan anda mengembil pinjaman di Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul'Ulum?
4. Apakah anda pernah diberikan pengarahan ataupun pelatihan oleh Bank Wakaf Mikro Pondok
Pesantren Minhadlul'Ulum?
138

5. Apakah anda selalu mengikuti kegiatan pelatihan dalam rangka pemberdayaan ekonomi yang
dilakukan oleh Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul'Ulum?
6. Menurut anda, apakah pemberian pinjaman modal usaha di Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren
Minhadlul'Ulum sudah tepat sasaran?
7. Bagaimanakah perkembangan usaha anda setelah mendapatkan pinjaman modal usaha dari Bank
Wakaf Mikro Pondok Pesantren Minhadlul'Ulum?
8. Pernahkah anda telat membayar angsuran? Apa alasan anda terlambat membayar?
9. Menurut anda, apakah pelayanan yang diberikan pihak Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren
Minhadlul'Ulum sudah baik?

C. Dokumentasi
1. Dokumentasi Sejarah,kondisi geografis,visi misi, lokasi dan struktur organisasi Bank Wakaf Mikro
Pondok Pesantren Minhadlul'Ulum Kabupaten Pesawaran.

Lampiran 4
139

Laporan Data Nasabah

No Nasabah ID Nama Nasabah Alamat Kota Jenis


Kelamin
1 01.000021 DIANA OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
2 01.000022 NANIK OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
3 01.000023 NURUL ULFA OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
4 01.000024 LINDA MARLINA OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
5 01.000025 DIANA LATIFA OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
6 01.000026 HERLINA OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
7 01.000027 MASNIAH OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
8 01.000028 SITI KHOLIFATUN OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
9 01.000029 SITI MUJIATI OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
10 01.000030 SUPRIHATIN OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
11 01.000031 MARIAM OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
12 01.000032 SITI KHASANAH OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
13 01.000033 ISTIMAH OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
14 01.000034 SUMISPAH OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
15 01.000035 BINTI MASURURIN OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
16 01.000036 ERNA SETIA WATI OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
17 01.000037 JUWARIYAH OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
18 01.000038 RANI SURYANI OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
19 01.000040 LENSI HATATI OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
20 01.000041 ASIAH OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
21 01.000042 HENI NURFITASARI OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
22 01.000043 CITRA ANDRIYANI OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
23 01.000044 SUMIYATI OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
24 01.000045 SUTAMI OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
25 01.000046 NURLELA OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
26 01.000047 LIVA UMAMI OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
27 01.000048 MAY MAH MIDAH SIDOMULYO KAB. PESAWARAN P
28 01.000049 KOMARIYAH SIDOMULYO KAB. PESAWARAN P
29 01.000050 NICKY VERNIKA SIDOMULYO KAB. PESAWARAN P
30 01.000051 RUKIYATI SIDOMULYO KAB. PESAWARAN P
31 01.000052 SARMUNAH SIDOMULYO KAB. PESAWARAN P
32 01.000051 AAN NINGSIH SIDOMULYO KAB. PESAWARAN P
33 01.000052 KATIRAH SIDOMULYO KAB. PESAWARAN P
34 01.000053 SUMINAH SIDOMULYO KAB. PESAWARAN P
35 01.000054 KOMSIATUN SIDOMULYO KAB. PESAWARAN P
36 01.000055 SUNANIK SIDOMULYO KAB. PESAWARAN P
37 01.000056 LINA SIDOMULYO KAB. PESAWARAN P
38 01.000057 ANI PUSPITA SARI SIDOMULYO KAB. PESAWARAN P
39 01.000058 SRI INDARTI SIDOMULYO KAB. PESAWARAN P
40 01.000059 LINDA MURTINI SIDOMULYO KAB. PESAWARAN P
41 01.000060 SANTI SIDOMULYO KAB. PESAWARAN P
140

42 01.000061 NUR FARIDA SIDOMULYO KAB. PESAWARAN P


43 01.000062 YUNITA DWI WONOREJO KAB. PESAWARAN P
SUSANTI
44 01.000063 ISWANTI WONOREJO KAB. PESAWARAN P
45 01.000064 SRI SUYANTI WONOREJO KAB. PESAWARAN P
46 01.000065 SUYATMI WONOREJO KAB. PESAWARAN P
47 01.000066 SARIYAH SIDOMULYO KAB. PESAWARAN P
48 01.000067 SEMINAH SIDOMULYO KAB. PESAWARAN P
49 01.000068 SRI HARTUTI SIDOMULYO KAB. PESAWARAN P
50 01.000069 LAILI FITRIA WONOREJO KAB. PESAWARAN P
51 01.000070 HADIJAH WONOREJO KAB. PESAWARAN P
52 01.000071 HERNINGSIH TRIMULYO KAB. PESAWARAN P
53 01.000072 FINA JAYANTI WONOREJO KAB. PESAWARAN P
54 01.000073 SRI JAYANTI TRIMULYO KAB. PESAWARAN P
55 01.000074 PERTIWI TRIMULYO KAB. PESAWARAN P
56 01.000075 MULYANI WONOREJO KAB. PESAWARAN P
57 01.000076 MASULAH WONOREJO KAB. PESAWARAN P
58 01.000077 SURIPAH WONOREJO KAB. PESAWARAN P
59 01.000078 MARIA WONOREJO KAB. PESAWARAN P
60 01.000079 SUMARSIAH WONOREJO KAB. PESAWARAN P
61 01.000080 KARTINA WONOREJO KAB. PESAWARAN P
62 01.000081 RINA MARDIANA TRIMULYO KAB. PESAWARAN P
64 01.000082 SITI SOFIAH WONOREJO KAB. PESAWARAN P
65 01.000083 SUNDARI TRIMULYO KAB. PESAWARAN P
66 01.000084 DESI DWI RIZKI OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
67 01.000085 HINDAYANI OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
68 01.000086 SRI YUNITA OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
69 01.000087 HARTATIK OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
70 01.000088 MARFUAH OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
71 01.000089 LENI MARLENA OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
72 01.000091 FARIDA OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
73 01.000092 SALAMAH OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
74 01.000093 SUMIATI OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
75 01.000094 ENI FIDIA WATI OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
76 01.000095 RATIH AYU WANIA OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
77 01.000096 RENI MAHARANI OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
78 01.000097 NASRIATIN OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
79 01.000098 MUNAWAROH OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
80 01.000099 MISIAH OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
81 01.0000100 ASIAH OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
82 01.0000101 SITI FARIDA OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
83 01.0000102 PARIA NINGSIH OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
84 01.0000103 SUMARTI OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
85 01.0000104 WATINI OGAN 1 KAB. PESAWARAN P
141

86 01.0000105 MUSTOLIKAH MARGOREJO KAB. PESAWARAN P


87 01.0000106 TURYATI MARGOREJO KAB. PESAWARAN P
88 01.0000107 MUNAWARAH MARGOREJO KAB. PESAWARAN P
89 01.0000108 RIKMINI MARGOREJO KAB. PESAWARAN P
90 01.0000109 SITI MUKAROMAH MARGOREJO KAB. PESAWARAN P
91 01.0000110` RATNA WATI MARGOREJO KAB. PESAWARAN P
92 01.0000111 SITI SAUDAH MARGOREJO KAB. PESAWARAN P
93 01.0000112 KATIJAH MARGOREJO KAB. PESAWARAN P
94 01.0000113 UMI NASIKAH MARGOREJO KAB. PESAWARAN P
95 01.0000114 HANIK MARGOREJO KAB. PESAWARAN P
96 01.0000115 SITI MAHMUDAH MARGOREJO KAB. PESAWARAN P
97 01.0000116 TATIK MARGOREJO KAB. PESAWARAN P
98 01.0000117 SITI MUNTAIMAH MARGOREJO KAB. PESAWARAN P
99 01.0000118 SOIMAH MARGOREJO KAB. PESAWARAN P
100 01.0000119 SUGIATI MARGOREJO KAB. PESAWARAN P
101 01.0000120 MADIATUR ROHMA MARGOREJO KAB. PESAWARAN P
102 01.0000121 SUDARTI TRIMULYO KAB. PESAWARAN P
103 01.0000122 DANISIH TRIMULYO KAB. PESAWARAN P
104 01.0000123 WARSIYATI TRIMULYO KAB. PESAWARAN P
105 01.0000124 SURYATI TRIMULYO KAB. PESAWARAN P
106 01.0000125 MARYATI TRIMULYO KAB. PESAWARAN P
107 01.0000126 SRI KOMARIAH TRIMULYO KAB. PESAWARAN P
108 01.0000127 RIKA HARWATI TRIMULYO KAB. PESAWARAN P
109 01.0000128 ASTRI INDAHYANI TRIMULYO KAB. PESAWARAN P
110 01.0000129 MEGA SILVIANTI TRIMULYO KAB. PESAWARAN P
111 01.0000130 TIYAS WILUJENG TRIMULYO KAB. PESAWARAN P
112 01.0000131 TULINA TRIMULYO KAB. PESAWARAN P
113 01.0000132 RUKAYATI TRIMULYO KAB. PESAWARAN P
114 01.0000133 SARINEM TRIMULYO KAB. PESAWARAN P
115 01.0000134 SUKARSI TRIMULYO KAB. PESAWARAN P
116 01.0000135 AMINAH SRIMULYO KAB. PESAWARAN P
117 01.0000136 RADIYEM SRIMULYO KAB. PESAWARAN P
118 01.0000137 SUWARTI SRIMULYO KAB. PESAWARAN P
119 01.0000138 MASRIANI SRIMULYO KAB. PESAWARAN P
120 01.0000139 MAR ATUS SRIMULYO KAB. PESAWARAN P
SHOLEHA
121 01.0000140 WULANDARI SRIMULYO KAB. PESAWARAN P
122 01.0000141 YUNLI RATNAWATI SRIMULYO KAB. PESAWARAN P
123 01.0000142 RATIK SRIMULYO KAB. PESAWARAN P
124 01.0000143 NGADIEM SRIMULYO KAB. PESAWARAN P
125 01.0000144 ENDANG TURIASIH SRIMULYO KAB. PESAWARAN P
126 01.0000145 TUMIRAH SRIMULYO KAB. PESAWARAN P
127 01.0000146 LAELA MASROH SRIMULYO KAB. PESAWARAN P
128 01.0000147 MARIYAM SRIMULYO KAB. PESAWARAN P
142

129 01.0000148 SUYATI SRIMULYO KAB. PESAWARAN P


130 01.0000149 ERNA WATI SRIMULYO KAB. PESAWARAN P
132 01.0000150 IDA WASIATI SRIMULYO KAB. PESAWARAN P
133 01.0000151 TURINAH SRIMULYO KAB. PESAWARAN P
134 01.0000152 SULASTRI SRIMULYO KAB. PESAWARAN P
135 01.0000153 SIMIYATI SRIMULYO KAB. PESAWARAN P
136 01.0000154 MARIYEM SRIMULYO KAB. PESAWARAN P
137 01.0000155 DENI WATI PONCOWATI KAB. PESAWARAN P
138 01.0000156 SUMIATI PONCOWATI KAB. PESAWARAN P
139 01.0000157 GUSTINAH PONCOWATI KAB. PESAWARAN P
140 01.0000158 SRI ASTUTI PONCOWATI KAB. PESAWARAN P
141 01.0000159 ERNAWATI PONCOWATI KAB. PESAWARAN P
142 01.0000160 SIYATINI PONCOWATI KAB. PESAWARAN P
143 01.0000161 NURWATI PONCOWATI KAB. PESAWARAN P
144 01.0000162 SITI WALIYAH PONCOWATI KAB. PESAWARAN P
146 01.0000163 LUSI ANSAWATI PONCOWATI KAB. PESAWARAN P
146 01.0000164 JAIKEM PONCOWATI KAB. PESAWARAN P
147 01.0000165 WIDAYANTI PONCOWATI KAB. PESAWARAN P
148 01.0000166 WINARTI PONCOWATI KAB. PESAWARAN P
149 01.0000167 KASIYEM PONCOWATI KAB. PESAWARAN P
150 01.0000168 RUMSITI PONCOWATI KAB. PESAWARAN P
151 01.0000169 ROSIDAH PONCOWATI KAB. PESAWARAN P
152 01.0000170 SRI WANTINAH PONCOWATI KAB. PESAWARAN P
153 01.0000171 SITI MAYSAROH PONCOWATI KAB. PESAWARAN P
154 01.0000172 SUPANTINI PANCA KAB. PESAWARAN P
BAKTI
155 01.0000173 TINI KATRANI PONCOWATI KAB. PESAWARAN P
156 01.0000174 SRI SUSANTI PANCA KAB. PESAWARAN P
BANTU
157 01.0000175 RWI ATHYUNI PONCOWATI KAB. PESAWARAN P
158 01.0000176 SUPINAH KRESNO AJI KAB. PESAWARAN P
159 01.0000177 NGATINI KRESNO AJI KAB. PESAWARAN P
160 01.0000178 SUPRAPTI KRESNO AJI KAB. PESAWARAN P
162 01.0000179 TRI ASTUTI KRESNO AJI KAB. PESAWARAN P
163 01.0000180 KHORIYAH KRESNO AJI KAB. PESAWARAN P
164 01.0000181 NELAWATI KRESNO AJI KAB. PESAWARAN P
165 01.0000182 TUGIYEM KRESNO AJI KAB. PESAWARAN P
166 01.0000183 YATMI KRESNO AJI KAB. PESAWARAN P
167 01.0000184 KATMIATUN KRESNO AJI KAB. PESAWARAN P
168 01.0000185 ISMIYATUN KRESNO AJI KAB. PESAWARAN P
169 01.0000186 AGUNG ROHATI KRESNO AJI KAB. PESAWARAN P
170 01.0000187 KATINEM KRESNO AJI KAB. PESAWARAN P
171 01.0000188 DARIS SALAMAH KRESNO AJI KAB. PESAWARAN P
172 01.0000189 NUR KHASANAH KRESNO AJI KAB. PESAWARAN P
143

172 01.0000190 SUPRIHATINI KRESNO AJI KAB. PESAWARAN P


174 01.0000191 SUPARNI KRESNO AJI KAB. PESAWARAN P
175 01.0000192 SITI KRESNO AJI KAB. PESAWARAN P
176 01.0000193 SUTINI KRESNO AJI KAB. PESAWARAN P
177 01.0000194 ANJAR ROHMAH KRESNO AJI KAB. PESAWARAN P
178 01.0000195 SUPRANTI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
179 01.0000196 ERNAWATI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
180 01.0000197 TUMINEM JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
181 01.0000198 KARTINI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
182 01.0000199 EVA YULITA JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
183 01.0000200 SIPAR JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
184 01.0000201 HARTINI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
185 01.0000202 WIYEM JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
186 01.0000203 WARJINANH JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
187 01.0000204 SUDARTI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
188 01.0000205 SUNARIAH JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
189 01.0000206 ERNI WIDIYANI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
190 01.0000207 TATIK JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
191 01.0000208 SIYATMI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
192 01.0000209 SUDIAMI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
193 01.0000210 MARTINA JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
194 01.0000211 LILIK LISTIANI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
195 01.0000212 RATINEM JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
196 01.0000213 SULASTRI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
197 01.0000214 KUSMIATI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
198 01.0000215 SUMISI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
199 01.0000216 ASRI ASTUTI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
200 01.0000217 RIA UTARI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
201 01.0000218 SUPINI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
202 01.0000219 SITI KHODIJAH JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
203 01.0000220 ELI NOPITASARI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
204 01.0000221 HARTATIK JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
205 01.0000222 KARTINI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
20 01.0000223 ELNAWATI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
207 01.0000224 AMALIA WIJAYA JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
208 01.0000225 NDANG RINA JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
209 01.0000226 MARDIANI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
210 01.0000227 TARWIYAH JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
211 01.0000228 TUMIRAH JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
212 01.0000229 KUSYANI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
213 01.0000230 POKYEM JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
214 01.0000231 SUPATHGI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
215 01.0000232 MUNIRAH JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
216 01.0000233 SULATIN JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
144

217 01.0000234 ISTINAH JATI HARJO KAB. PESAWARAN P


218 01.0000235 SUPARIYA JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
219 01.0000236 NGADIYEM JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
220 01.0000237 JIMIKEM JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
221 01.0000238 SAGIRAH JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
222 01.0000239 WINANTI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
223 01.0000239 MARSIYEM JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
224 01.0000240 SULISTIANI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
225 01.0000241 SARTI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
226 01.0000242 SARI YANAH JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
227 01.0000243 SUKINI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
228 01.0000244 WAGIYEM JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
229 01.0000245 SULYATUN JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
230 01.0000246 SOLEHA JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
231 01.0000247 ANNA PERTIWI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
232 01.0000248 RISWATI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
233 01.0000249 SUKARMI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
234 01.0000250 SRI LESTARI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
235 01.0000251 FATIMAH JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
236 01.0000252 RINI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
237 01.0000253 HARTINI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
238 01.0000254 SARMANA JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
239 01.0000255 WISDA JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
240 01.0000256 RAHAYA JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
241 01.0000257 SALIHAH JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
242 01.0000258 SRI WATI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
243 01.0000259 SITI HABIBAH JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
244 01.0000260 SUMIRAH JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
245 01.0000261 MUSINAH JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
246 01.0000262 SAMI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
247 01.0000263 JAINAB JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
248 01.0000264 HALIS MUNIROH JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
249 01.0000265 HABIBAH JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
250 01.0000266 ANITA SARI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
251 01.0000267 SULIYAH JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
252 01.0000268 MUHARTATIK JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
253 01.0000269 SUMIYEM JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
254 01.0000270 NELI JATI HARJO KAB. PESAWARAN P
255 01.0000271 LILIS JATI HARJO KAB. PESAWARAN P

Lampiran 5
145

Daftar Nama-nama Sampel Pengelola dan Nasabah Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren
Minhadlul‟Ulum Kabupaten Pesawaran

No Nama Keterangan
1 Muhammad Sarifudin ,S.Pd.I Manajer LKM Syariah BWM MU
2 Bayu Ilyas Supervisor LKM Syariah BWM MU
3 Fatkhur Rokhim, S.Pd.I Administrasi Keuangan LKM Syariah BWM MU
4 Kartini IRT
5 Sulatin Petani
6 Eka Wati Pedagang Pakaian Muslim
7 Warjiah Pedagang Sembako
8 Endang Rina Astuti Pedagang Gorengan
9 Tatik Petani
10 Fatimah Pedagang Nasi Uduk
11 Suprihatin Petani

Anda mungkin juga menyukai