Qurratul Aina-Paper Periodonsia
Qurratul Aina-Paper Periodonsia
Qurratul Aina-Paper Periodonsia
DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH
Qurratul Aina
2231111320042
BANJARMASIN
2022
PENDAHULUAN
Plak Gigi
Plak gigi merupakan deposit lunak yang melekat erat pada permukaan gigi,
interseluler dan akan terus terakumulasi bila tidak dibersihkan secara adekuat.
sepertiga permukaan gingiva dan pada permukaan gigi yang mengalami jejas
dan kasar. Plak juga menjadi salah satu penyebab karies dan penyakit
periodontal. Berbeda halnya dengan lapisan awal yang menumpuk dan melekat
pada permukaan gigi, yaitu pelikel, material alba dan debris makanan, plak gigi
tidak dapat dibersihkan hanya dengan cara berkumur dan hanya dapat
Dalam jumlah sedikit, plak tidak dapat terlihat kecuali jika telah diwarnai
dengan disclosing solution yang dapat membantu melihat plak gigi. Jika
kuning.
Komposisi plak gigi adalah 80% air dan 20% senyawa padat. Senyawa padat
disusun oleh 40-50% protein, 13-18% karbohidrat dan 10-14% lemak. Protein
dalam plak gigi disusun oleh berbagai asam amino yang berasal dari saliva.
Karbohidrat, dalam bentuk sukrosa, yang terkandung dalam plak gigi akan
dimetabolisme oleh mikroorganisme sehingga membentuk polisakarida
ditemukan pada plak bervariasi pada tiap orang, serta menurut umur plak itu
sendiri. Plak muda (1-2 hari) sebagian besar terdiri dari bakteri gram negatif
yang bebentuk kokus dan batang. Organisme ini biasanya tumbuh pada pelikel
melekat pada email, sementum atau dentin. Setelah 2-4 hari, perubahan jumlah
dan tipe mikroorganisme dalam plak. Selain bakteri gram negatif kokus dan
gram negatif batang bertambah banyak, jenis bacili fusiformis dan filament
semakin jelas. Pada hari ke-4 hingga ke-9, ekologi mikroorganisme plak
kecembungan permukaan gigi, pada gigi yang malposisi, pada permukaan gigi
dengan kontur tepi gingiva yang buruk, pada permukaan email yang
mengalami cacat, dan pada daerah pertautan sementoemail yang kasar, terlihat
b. Friksi atau gesekan oleh makanan yang dikunyah. Ini hanya terjadi pada
bakteri di dalam plak. Jenis makanan, yaitu keras dan lunak, mempengaruhi
pembentukan plak pada permukaan gigi, plak hanya terbentuk jika lebih
karbohidrat jenis sukrosa, karena akan menghasilkan dekstran dan levan yang
Pembentukan plak gigi di dalam rongga mulut dibentuk pertama kali oleh
dengan serangkaian proses yang berurutan. Plak terjadi dalam tiga tahap yaitu
Tahap pertama proses pembentukan plak gigi adalah melekatnya pelikel pada
email gigi. Pelikel adalah lapisan tipis protein saliva yang melekat erat pada
melindungi email dari aktivitas asam dan sebagai perekat dua sisi, sisi yang
satu melekat pada permukaan gigi dan menyediakan permukaan lengket pada
makanan menjadi asam melalui proses fermentasi. Asam akan terus diproduksi
gigi sehingga struktur gigi menjadi rapuh dan mudah berlubang. Toksin-toksin
Tahap ketiga terjadi kombinasi bakteri, asam, sisa makanan dan saliva dalam
permukaan gigi yang disebut plak. Plak bila tidak dibersihkan dapat mengalami
pada permukaan gigi. Semakin lama plak tidak dibersihkan, semakin besar pula
terhadap inang. Plak gigi akan mulai terbentuk pada permukaan gigi 4 jam
setelah menyikat gigi. Inilah alasan pentingnya menyikat gigi dua kali sehari
Scalling adalah upaya penghilangan plak, kalkulus dan stain pada permukaan
permukaan akar gigi dari jaringan nekrotik maupun sisa bakteri dan produknya
yang melekat pada permukaan akar gigi. sisa karanggigi yang berada di
Sementum dikeluarkan dari akar gigi untuk menghasilkan permukaan gigi yang
halus, keras, dan bersih. Scaling dan root planning bukan merupakan dua
Hasil akhir dari scaling and root planning adalah mampu menghentikan proses
1. Preventive periodontic
2. Gingivitis dan periodontitis
lebih tinggi.
dan root planing harus ditunda dulu hingga kondisi akut telah teratasi.
Prosedur scaling dapat dilakukan dengan dua cara yaitu scaling USS dan
scaller,chisel scaller
gracey’s dengan nomer tertentu (1-4 = gigi anterior, 5-6 - gigi anterior dan
premolar, 7-8 9-10 = bukal dan lingual gigi posterior, 11-12 =mesial gigi
a. Scaling manual
a) Persiapan alat:
2. Sickle scaler
b) Persiapan bahan:
1. Pasta poles
2. Povidone iodine 1%
c) Persiapan operator:
Instrument Grasp
Pegangan yang tepat sangat penting untuk kontrol yang tepat dari Gerakan
yang dibuat selama instrumentasi periodontal. Yang paling efektif dan
stabil genggaman untuk semua instrumen periodontal adalah modified pen
grasp
Finger rest
Finger rest dapat secara umum diklasifikasikan sebagai finger rest intraoral
atau titik tumpu ekstraoral. Finger intraoral bertumpu pada permukaan gigi
secara ideal didirikan dekat dengan wilayah kerja. Variasi intraoral finger
rest dan tumpuan ekstraoral digunakan setiap kali angulasi yang baik dan
busur gerakan yang cukup tidak dapat dicapai dengan finger rest dekat
dengan area kerja. Contoh berikut menggambarkan variasi dari finger rest
intraoral:
2. Cross-arch: Finger rest dipasang pada permukaan gigi pada sisi lain dari
lengkungan yang sama.
3. Opposite arch: Finger rest dipasang pada permukaan gigi pada lengkung
yang berlawanan (misalnya, finger rest lengkung mandibula untuk
instrumentasi pada lengkung rahang atas).
4. Finger on finger: Sisanya dipasang di jari telunjuk atau ibu jari tangan
yang tidak beroperasi.
d) persiapan scaling: penggunaan antiseptik
e) Prosedur scaling:
ke arah koronal atau oblique (untuk penghalusan akar /root planing arah
horisontal)
tidaknya kalkulus
f) Prosedur poles
Melakukan polishing dengan rubber cup dan pasta poles, dengan cara:
Aplikasikan pasta poles ke permukaan gigi dengan rubber cup, setelah itu
b. Scaling ultrasonic
c) Persiapan operator:
3. Mengecek besar aliran air dan besar getaran alat yang diperlukan
e) Persiapan scaling:
oblique.
tidaknya kalkulus
f) prosedur poles: Melakukan polishing dengan rubber cup dan pasta poles,
cup, setelah itu rubber cup digerakan memutar pada permukaan gigi
A. Definisi DHE
disebabkan oleh plak dan kalkulus, maka terapi standar yang diperlukan
adalah skeling atau pembersihan karang gigi. Scaling dan root planning
secara lokal dan sistemik seringkali hanya untuk pasien yang tidak breaksi
B. Tujuan DHE
C. Indikasi DHE
E. Tahapan DHE
1. Kontrol Plak
plak merupakan suatu tindakan yang dilakukan pada setiap tahap perawatan
pada jaringan periodontal. Kontrol plak dapat dilakukan secara mekanis dan
kimiawi. Cara mekanis yang paling sederhana dan efektif adalah dengan
rongga mulut dan gigi dari semua sisa makanan, bakteri beserta hasil-hasil
metabolismenya.
belakang.
diantara lekuk permukaan gigi dan antara gigi dengan gusi. Bulu sikat
bergerak dari arah leher gigi (perbatasan garis gusi dan gigi) ke
arahmahkota gigi yaitu pada gigi atas bulu sikat bergerak dari atas ke
bawahdan gerak sebaliknya pada gigi bawah. Hal ini dilakukan untuk
permukaan palatal pada gigi atas dan lingual pada gigi bawah. Seperti
terutama bagian atas lidah. Gerakan pada lidah tidak ditentukan, namun
a. Teknik Horizontal
b. Teknik Fone
Gigi dalam keadaan okulasi, bulu sikat ditekan kuat-kuat dan digerakan
dengan gerakan maju mundur. Teknik ini baik untuk gigi yang lengkap
c. Teknik Charter
d. Teknik roll
rahang atas dan keatas pada rahang bawah sehingga bulu sikat menyapu
daerah gusi dan gigi.Permukaan oklusal dapat disikat dengan gerakan
rotasi.
e. Teknik Stillman
Posisi bulu sikat sama dengan tehnik roll tetapi dekat dengan mahkota
f. Teknik Fisiologik
g. Teknik Bass
Teknik lain yang dapat digunakan adalah teknik Bass. Tehnik ini baik
digunakan bila gingival dalam keadaan sehat, karena teknik ini dapat
dan sensititf. Pada teknik ini ujung sikat harus dipegang sedemikian rupa
sehingga bulu sikat terletak 45 derajat terhadap sumbu gigi, dengan ujung
bulu sikat masuk ke daerah leher ginggiva dan juga terdorong masuk
diantara gigi.
3. Pengaturan Diet
secara umum. Faktor yang paling penting dalam hubungan diet dan
kesehatangigi adalah frekuensi konsumsi makanan yang mengandung
camilan (snack), karena itu tujuan utama diet yang berhubungan dengan
karbohidrat.
4. Edukasi
Persiapan:
1) Identifikasi masalah
Pelaksanaan:
Metode penyuluhan:
Alat peraga :
-Alat peraga utama : gigi geligi masing – masing yang dapat diliat melalui
cermin.
- Poster
- Flipchart
- Booklets
- Pamflets
- Models
- Tape recorder
- Piringan hitam
- Telepon
Pendekatan :
sasaran, sasaran dapat diberi penyuluhan melalui poster atau alat bantu
lainnya.
Evaluasi :
• Kuensioner
Pada ibu hamil materi pada saat DHE dapat berupa anjuran perawatan gigi
Trimester Pertama
mendesak
§ Pemberian edukasi pada ibu hamil terkait perubahan gigi dan mulut selama
kehamilan
§ Anjuran untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut, dan kontrol plak secara
Trimester Kedua
§ Berbagai prosedur perawatan gigi aman untuk dilakukan pada trimester ini,
pencabutan gigi
Trimester Ketiga
§ Perawatan gigi boleh dilakukan karena tidak terlalu berbahaya bagi janin
§ Scaling, polishing, kuretase, dan penanganan penyakit gigi dan mulut lain
tidak mendesak hingga pasca persalinan, jika usia kehamilan sudah diatas
32 minggu.
menggunakan tulisan huruf besar dan tebal serta warna tulisan yang kontras.
- Volume suara cukup keras tapi tidak kesannya membentak pasien dan jangan
domisili lansia.
b. Cek riwayat penyakit sistemis dan konsul ke dokter/dokter gigi bila perlu
Tuliskan catatan cara pemakaian dengan jelas, apabila memberikan produk oral
pada lansia
sikat, pada lansia dengan mobilitas terbatas (dapat menggunakan karet gelang,
dilakukan dengan satu tangan (dental floss dengan handle, wood sticks) e.
Menjadwalkan waktu kunjungan yang leluasa, karena pasien lansia butuh waktu
untuk mencapai tempat pelayanan, naik turun kursi roda, dll Diskusikan
janji pertemuan.
Keadaan kebersihan mulut pasien dapat diukur dengan beberapa indeks. Indeks
yang biasanya digunakan antara lain Oral Hygiene Index (OHI) dan Oral
OHI merupakan hasil penjumlahan dari indeks debris dan indeks kalkulus,
setiap indeks menggunakan skala nilai dari 0-3. Pada penilaian ini semua gigi
diperiksa baik gigi-gigi pada rahang atas atas maupun rahang bawah. Setiap
rahang dibagi menjadi tiga segmen, yaitu: (1) Segmen pertama, mulai dari distal
kaninus sampai molar ketiga kanan rahang atas, (2) Segmen kedua, diantara
kaninus kanan dan kiri dan (3) Segmen ketiga, mulai dari mesial kaninus sampai
molar ketiga kiri. Setelah semua gigi diperiksa, pilih gigi yang paling kotor dari
setiap segmen. Pada OHI, penentuan skor untuk tiap gigi dilakukan sebagai
berikut:
Skor Debris
1 Jika gigi ditutupi oleh debris tidak lebih dari 1/3 dari permukaan gigi
2 Jika gigi ditutupi oleh debris lebih dari 1/3 tetapi kurang dari 2/3 dari luas
permukaan gigi
3 Jika gigi ditutupi oleh debris lebih dari 2/3 permukaan gigi
Indeks debris adalah jumlah seluruh skor segmen dibagi jumlah segmen (=6).
Skor Kalkulus
1 Jika terdapat kalkulus tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi mulai dari servikal
2 Jika terdapat kalkulus supragingival lebih dari 1/3 tetapi kurang dari 2/3 dari
permukaan gigi indeks tertentu yang cukup dapat mewakili segmen depan
maupun belakang dari seluruh permukaan gigi yang ada di rongga mulut. Gigi-
gigi yang dipilih sebagai gigi indeks beserta permukaan indeks yang dianggap
mewakili tiap segmen adalah: gigi 16 pada permukaan bukal, gigi 11 pada
bukal, gigi 31 pada permukaan labial dan gigi 46 pada permukaan lingual.
kemudian menghitung skor plak gigi sesuai dengan kriteria skor debris dan skor
kalkulus. Pada tiap individu, nilai debris dijumlah dan dibagi dengan jumlah
permukaan (jumlah gigi) yang dinilai, demikian juga penilaian kalkulus untuk
tiap individu, maka akan didapatkan nilai DI (Debris Indeks) atau CI (Calculus
CI.
yang dikandungnya, obat kumur dapat dibedakan atas beberapa golongan, yaitu
a) Minyak esensial
Produk obat kumur fenol tertua adalah Listerine® yang merupakan kombinasi
dari minyak esensial, thymol dan eucalypthol, dicampur dengan mentol dan
termasuk obat kumur deodorant dan antiseptik, semula banyak dipakai untuk
gingivitis. Mekanisme kerja obat ini adalah merusak dinding sel dan
menghambat pembentukan enzim bakteri. Contoh lain produk dari obat kumur
Listerine. Namun demikian obat kumur jenis ini kurang efektif untuk merawat
periodontitis, karena larutan ini tidak dapat mencapai poket periodontal yang
dalam.
b) triloksan
Triklosan mempunyai aktivitas melawan jamur dan bakteri mulut, baik gram
dinding sel dan mengganggu peningkatan asam amino dan asam nukleat yang
dapat berakibat langsung terhadap sintesis RNA dan protein dari bakteri. Selain
c) Bisbiguanides
klorheksidin yang lama pada permukaan gigi, membuat klorheksidin efektif bila
digunakan 2 kali dalam satu hari. Pemakaian satu kali dapat mengurangi
gingivitis tetapi efek antiplaknya akan berkurang dan sifat prolong retensinya
plak 45-61% dan yang lebih penting mengurangi gingivitis 27- 67%. Contoh
dan Minosep. Dosis yang dianjurkan untuk obat kumur klorheksidin adalah
Bahan kationik ini telah digunakan selama lebih dari 50 tahun. Bahan yang
Sanguinarine saat ini banyak digunakan sebagai pasta gigi dan obat kumur
extract (SaE) yang diperoleh dari ekstraksi alkohol dari getah akar tanaman
antiplaknya.
f) Flouride
Sebagian besar peneliti saat ini lebih memilih untuk menggunakan stannous
fluoride 0,4% dalam bentuk gel dibandingkan sebagai obat kumur. Konsentrasi
yang dianggap efektif untuk mengurangi karies adalah sodium fluorida 2%,
g) Povidone iodine
kuat dengan ikatan ganda asam lemak tak jenuh pada dinding sel dan membran
organel. Setelah povidon bereaksi dengan dinding sel, akan terbentuk pori
dan ada aktivitas enzim yang berikatan secara langsung dengan iodine.
h) Heksetidine
Heksetidine adalah salah satu jenis obat kumur yang merupakan derivat piridin.
Menurut beberapa peneliti, senyawa ini berkhasiat antibakteri dan anti protozoa
serta bermanfaat untuk bakteri garam positif dan garam negatif. Contoh produk
Scaling and root planning dapat membuka tubuli dentin dan menyebabkan
permukaan gigi. Perasaan tidak nyaman ini akan hilang ketika lidah
telah beradaptasi.
2. Pendarahan Kecil Saat Menyikat Gigi. Gunakan sikat gigi dengan bulu
lembut dan tekanan rendah. Gusi sensitif ini akan kembali normal
gusi. Ini menyebabkan akar gigi terbuka dan rasa sakit dapat terjadi.
Rasa sakit ini akan berkurang seiring waktu. Jika rasa sakit menjadi
8. Kontrol rutin setiap 6 bulan agar kesehatan gigi Anda selalu terpantau.
berkala untuk mengevaluasi kondisi plak dan kalkulus, poket dan inflamasi
Pasien dengan resiko periodontitis yang tinggi dapat mengalami reinfeksi atau
yang terorganisasi dengan baik. Namun demikian, pasien yang memiliki resiko
tersisa selama scaling, plak tersebut dapat tumbuh kembali di dalam poket.
dengan adanya kontrol plak supragingiva yang memadai karena reaksi inflamasi
disebabkan oleh plak pada dinding jaringan lunak poket yang cenderung tidak
meskipun tapa disertai adanya inflamasi gingiva yang tampak secara klinis.
tidak akan sembuh dengan adanya pembentukan perlekatan jaringan ikat yang baru
ke permukaan akar, namun akan sembuh dengan adanya long junctional epithelium.
Tipe dentogingiva ini lebih lemah dan inflamasi dapat dengan cepat memisahkan
long junctional epithelium dari gigi sehingga pasien yang telah dirawat jaringan
meliputi penurunan proporsi motile rod selama satu minggu, peningkatan proporsi
sel-sel coccoid selama 21 hari, dan penurunan proporsi spirochetes selama satu
minggu. Studi lainnya menunjukkan bahwa bakteri subgingiva tidak akan kembali
sama seperti kondisi sebelum dilakukan perawatan selama 3-6 bulan. Tingkat
mekanis memiliki efek jangka panjang yang relatif pada flora mikrobial dan
kelompok mikroorganisme tertentu dapat kembali ke tingkat semula setelah periode
waktu yang bervariasi. Baik pembersihan secara mekanis yang dilakukan oleh
dokter gigi, maupun motivasi yang diberikan pada setiap kunjungan, dibutuhkan
Program pemeliharaan
periodontal jangka panjang. Interval antar waktu kunjungan pada awalnya berkisar
-Status OH
-Perubahan gingiva
-Perubahan mobilitas
-Perubahan oklusal
-Karies gigi
-OH reinforcement
-Scaling
-Polishing
Waktu yang dibutuhkan untuk satu periode recall pada pasien dengan multiple teeth
Karena pasien yang datang bukan merupakan pasien baru, maka dokter gigi hanya
melihat perubahan yang terjadi sejak evaluasi sebelumnya. Dokter gigi perlu
melihat kembali riwayat kesehatan pasien dan riwayat perawatan periodontal yang
dental dan medis pasien. Oleh karena itu, perlu ditanyakan hal-hal berikut:
2. Apakah terdapat perubahan dalam gigi, mulut, atau rahang yang anda perhatikan?
perawatan pemeliharaan?
4. Apakah yang anda lakukan selama ini untuk menjaga kebersihan dan kesehatan
mellitus yang tidak terkontrol dan tidak terdiagnosa dapat bermanifestasi menjadi
timbulnya banyak abses periodontal dan kerusakan jaringan periodontal yang cukup
signifikan. Pasien dengan gangguan sistem imun seperti pasien kemoterapi atau
gigi untuk ekstra hati-hati dan bila perlu merujuk ke dokter umum untuk memeriksa
kesehatan umumnya.
adanya kehilangan gigi dan karies sejak kunjungan terakhir, evaluasi restorasi dan
protesa, serta fremitus. Fremitus adalah pergerakan atau kegoyangan gigi sat
periodontal lanjut.
gigi geligi. Pemeriksaan terhadap tanda inflamasi tersebut dapat dilakukan dengan
gingiva. Tanda inflamasi dapat dilihat juga dengan memeriksa adanya supurasi,
yang dapat dilihat dengan menekan jari ke jaringan gingiva. Hal-hal ini perlu
diperiksa dandicatat di tiap kunjungan. Bila ditemukan bahwa persentase daerah
periodontal berikutnya adalah memeriksa kedalaman probing, yaitu jarak dari tepi
dengan, sumbu panjang gigi. Pengukuran dilakukan pada 6 titik di sekitar tiap gigi,
biasanya di bawah titik kontak, dengan mengusahakan probe tetap paralel dengan
sumbu panjang gigi. Seberapa akurat pengukuran ini tergantung dari diameter
probe, gaya yang diaplikasikan saat memasukkan probe, Kesehatan jaringan, serta
skill dan pengalaman operator. Selain jaringan periodontal, hal yang juga penting
adalah pemeriksaan mukosa oral secara hati-hati, untuk melihat kondisi patologis.
Pemeriksaan Radiografis
kasus awal dan temuan pada kunjungan recall. Radiograf ini selanjutnya akan
ketinggian tulang dan melihat adanya perbaikan pada kerusakan tulang, gejala
trauma oklusi, perubahan patologis periapikal, dan karies. Jumlah radiograf yang
diambil perlu dibatasi untuk alasan bahaya radiasi. Namun pada kasus adanya
penyakit aktif, dapat dilakukan pemotretan full mouth survey tiap beberapa tahun
sekali, dan 7 foto bitewing diantara waktu tersebut, untuk dapat menilai stabilitas
Daftar Pustaka
3. Pratiwi, D., 2007, Gigi Sehat merawat Gigi Sehari – hari, Penerbit Buku
Kompas,Jakarta.
2010;58:176-80.
2016;7:138–46.
9. KEMENKES. Gigi dan Mulut. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut. Peraturan
10. Niklaus Pet al. Clinical Periodontology and Implant Dentistry, 4' ed. 2003.
Blackwell Munksgaard.
11. Rose LF, Mealey BL. Periodontics - Medicine, Surgery, and Implants. 2004.
St.Louis: Mosby.
12. Wilson TG, Kornman KS. Fundamentals of Periodontics, 2nd ed. 2003.