Bitcoin Sebagai Alat Transaksi Dan Investasi
Bitcoin Sebagai Alat Transaksi Dan Investasi
Bitcoin Sebagai Alat Transaksi Dan Investasi
SKRIPSI
Disusun Oleh:
1402036133
SEMARANG
2018
i
NOTA PEMBIMBING
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Walisongo
di Semarang
ii
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus III) Ngaliyan Semarang 50185
Telp. (024) 7601291, Fax.(024) 7624691, Web.http://fs.walisongo.ac.id
PENGESAHAN
Mengetahui,
Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,
iii
MOTTO
ْ) صىل ْهللا ْعليه ْوسمل ْ َوه َُْو ْي َ ْق َرأْ ْ( َألْه َُْاكُ ْالتَّ ََكث ُُر-ْ ب
َّْ ِ ََّع ْْن ْ ُم َط ّ ِرفْ ْ َع ْْن ْ َأبِي ِْه ْقَا َْل ْ َأتَيْتُْ ْالن
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kepada Allah yang telah menciptakan segala apa yang telah diciptakan, dengan
Wajahnya yang teduh selalu menjadi penyemangat saat penulis mulai lelah dan
Mas Aji Ainul Faqih, Mbak Nisa’u rohmah, Kang Said Ali, Kang Syaiful
yang telah mengajarkan tentang artinya ilmu kehidupan dan pentingnya sebuah
pertemanan.
cinta petama yang ku kenal sejak Mts. yang tak penah enggan dan bosan
memberikan doa dan semangat, membuka sebuah harapan, yang bersabar saat
aku marah dan tetap tinggal walau aku membosankan.
Amin.
v
DEKLARASI
NIM : 1402036133
Program Studi : S1
ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan
oleh pihak manapun. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-
pikiran orang lain, kecuali atas informasi-informasi yang telah terdapat dalam
Deklarator,
vi
ABSTRAK
Bitcoin adalah sebuah komoditas digital bebasis kiptografi, atau disebut
juga sebagai mata uang virtual atau mata uang digital, yang digunakan oleh
penggunanya atau suatu komunitas sebagai alat transaksi maupun investasi. Di
Indonesia penggunaan Bitcoin bukan semata-mata persoalan teknologi, tetapi
sudah masuk ke ranah fiqh. Fenomena yang menarik kaitannya dengan ini adalah
adanya respon beberapa organisasi besar Islam Indonesia maupun pendapat
Ulama dalam menyikapi masalah Bitcoin tersebut. Diantaranya komisi fatwa MUI
Malang yang mengatakan bahwa penggunaan Bitcoin hukumnya haram karena
tidak diakui oleh BI, bepotensi besar terjadi transaksi gharar, dan rawan disalah
gunakan untuk kejahatan. Fatwa MUI Malang tersebut cukup bebeda dengan hasil
keputusan Bahsul Masail Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa
Timur tahun 2018. Menurut hasil keputusan Bahsul Masail tentang pandangan
Fiqh terhadap penggunaan Bitcoin sebagai alat transaksi maupun investasi adalah
sah, dan boleh digunakan untuk bemuamalah. Berdasarkan latar belakang tersebut
timbul pemasalahan yaitu bagaimana analisis keputusan Bahsul Masail NU
tentang Bitcoin dan apa metode yang digunakan Ulama NU dalam memandang
Bitcoin.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum normatif yang bersifat
doktrinal atau penelitian pustaka (library research) yaitu dengan mengambil
referensi pustaka dan dokumen yang relevan dengan masalah ini. Adapun sumber
datanya berasal dari data sekunder. Adapun Teknik pengumpulan data penulis
menggunakan studi kepustakaan melalui dokumnetasi, selanjutnya data tersebut
dianalisis menggunakan deskriptif analisis.
Berdasarkan analisis yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
Bitcoin dikategorikan sebagai harta virtual sudah sesuai, karena Bitcoin memenuhi
unsur mal (harta) sehingga pada dasarnya dapat digunakan untuk bertransaksi,
namun karena Bank Indonesia melarang penggunaan Bitcoin sebagai alat tukar atau
pembayaran, maka Bitcoin tidak sah sebagai alat tukar. Sedangkan untuk beinvestasi
diperbolehkan selama tidak untuk tujuan spekulasi. Adapaun Metode penetapan
hukum hasil bahsul masail NU tentang Bitcoin adalah ilhaqi, yaitu menyamakan
sesuatu yang sudah ada keputusan hukumnya dengan masalah yang dicari
jawaban hukumnya. Hal ini terlihat dari pengambilan rujukan yang digunakan,
yang mana para mubahitsin mengkategorikan Bitcoin sebagai harta virtual serupa
dain yang mengandung unsur nuqud (emas dan perak). Dari segi argumentasi
yang mengacu pada kitab-kitab rujukan, tidak ada yang menyebut secara jelas
mengenai pandangan fiqh tentang penggunaan Bitcoin.
vii
KATA PENGANTAR
Robby, yang telah menciptakan alam semesta dan isinya yang indah dipandang
mata, yang telah memberikan rahmat, Taufiq, Hidayah serta segala kenikmatan
yang tiada tara sehingga penulis mampu mewujudkan impian dan harapan yang
berharap semuanya mampu mengangkat derajat kedua oreang tua, keluarga, dan
juga orang-orang yang dengan ikhlas turut berdoa dengan seksama. Sehingga
Bitcoin)”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Strata 1 (S.1)) Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam
Shalawat serta salam tercurahkan kepada Beliau sinar dari segala sinar,
benar, yakni Rasulullah SAW, Semoga syafaat kelak akan tiba pada ummatnya di
kepada orang-orang yang dengan tulus menyuarakan motivasi serta segala bentuk
1. Bapak Imam Rofi’i dan Ibu Mufarrochah, kedua orang tua yang sangat
berharga dalam hidup penulis, yang rela banting tulang dan mencucurkan
viii
air mata hingga melangitkan doa-doa yang diharapkan dan berharap yang
terbaik untuk anaknya. Mas Aji Ainul Faqih, Kang Said Ali Setiawan dan
3. Bapak Afif Noor, S. Ag., S. H., M. Hum selaku Ketua Program Studi
Muamalah beserta para staf dan Bapak Supangat, M.Ag selaku Dosen
4. Pembimbing I dan II. Dr. KH. Mahsun, M.Ag dan Bp. Afif Noor, S. Ag.,
S. H., M. Hum yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran
ix
6. Teman-teman prodi Muamalah Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN
Walisongo, khususnya kelas MUD yang telah menjadi teman yang sangat
MUD yang menemaniku tidur diatas pasir pantai Gunung Kidul dalam
Fikri, Mbak Mus, Budhe Yofi, Mira, farah, Bibah, Hawa, Jajil, Anis,
Liyana dan Mbah Maroh, yang memberikan warna dalam masa akhir-akhir
Harapan dan doa penulis semoga semua amal kebaikan dan jasa-jasa dari
semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini diterima
oleh Allah SWT, serta semoga mendapatkan balasan yang lebih baik dari
Allah SWT.
ACHMAD WAFYUDDIN N.
NIM. 1402036133
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................. iii
HALAMAN MOTTO........................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................... v
HALAMAN DEKLARASI.................................................................. vi
HALAMAN ABSTRAK...................................................................... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR................................................... viii
HALAMAN DAFTAR ISI................................................................... xi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................... 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................. 10
D. Telaah Pustaka........................................................... 11
E. Metode Penelitian...................................................... 15
F. Sistematika Penulisan................................................ 18
BAB II : GAMBARAN UMUM TENTANG METODE PENETAPAN
ISLAM
xi
3. Fungsi uang ........................................................... 41
4. Syarat Uang............................................................ 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
umatnya, selain sumber utamanya yaitu al-Quran dan sunnah, dalam Islam
juga mengandung aspek penting yakni fiqih, fiqih islam sangat penting
dan dibutuhkan oleh umat Islam, karena ini merupakan sebuah “manual
book” dalam menjalankan praktek ajaran islam itu sandiri, baik dari sisi
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak hal yang dahulu
tidak ada kini bermunculan yang selanjutnya menuntut jawaban dari segi
sudut hukum.1
implisit, belum pernah ditemukan pada zaman Nabi dan belum pernah
1
Abuddin Nata, Masail al-Fiqhiyyah, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2003), hal.2.
1
2
Pada era modern ini, banyak sekali muncul persoalan baru yang
adalah uang virtual atau uang digital. Sebelum Islam datang, manusia telah
mengenal jenis alat tukar dengan berbagai bentuk seperti emas, perak dan
lain sebagainya. Lalu dari jenis uang logam berkembang lagi menjadi jenis
bentuk uang kertas. Namun salah satu kelemahan dari bentuk-bentuk uang
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan era digital yang
transaksi tanpa perlu membawa uang tunai, cukup dengan kartu ATM atau
telah ditemukan uang digital yang disebut Bitcoin, yaitu sebuah mata uang
internet yang pada awalnya hanya bisa didapatkan dengan cara ”mining”
3
didapatkan, bahkan dalam satu hari hanya bisa dihasilkan enam Bitcoin
saja. 2
Pada kurun waktu tertentu Bitcoin sudah tidak bisa ditambang lagi
satu coin Bitcoin pun meroket. Saat pertama kali dimunculkan pada tahun
Bitcoin sangat tidak berharga, dan hanya digunakan oleh beberapa orang
saja. Lalu pada 22 Mei 2010 terjadi transaksi pertama kali menggunakan
Bitcoin, satu pizza ditukar dengan 10 ribu Bitcoin. Lalu setelah itu
Dalam beberapa waktu lalu, tercatat pada 24 Desember 2017, harga satu
Bitcoin mencapai Rp. 170.000.000 dan sekarang harga satu Bitcoin sudah
pada umumnya, dimana pemilik akun dompet Bitcoin yang disebut Wallet,
bisa menampung kiriman Bitcoin dari akun lain sebagai pembayaran dari
2
Materi Waq’iyyah PWNU Jawa Timur, 2018.
4
transaksi yang dilakukan baik dalam dunia nyata atau maya. Namun
yang sangat fantastis, dari modal RP 30.000.000, dalam hitungan jam bisa
meski sudah ahli sekalipun, dapat mengalami kerugian yang berlipat ganda
kepada kedua sumber utama tersebut. Al-Qur’an dan Sunnah, secara jelas
3
Materi Waq’iyyah PWNU Jawa Timur, 2018.
4
Ibid.
5
inilah yang perlu digali lebih lanjut dengan menggunakan akal (ijtihad).5
menggunakan sesuatu yang harus sesuai dengan ajaran Islam. Maka dari
itu ketika menemui fenomena baru seperti Bitcoin, para ahli hukum di
Ulama.
5
Abuddin Nata, Masail al-Fiqhiyyah, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2003), hal.5
6
https://aswajamuda.com/bahsul-masail-pwnu-jatim-februari-2018, (diakses pada
02/8/2018)
6
zaman.7
sebagai alat transaksi yang sah, sekaligus bisa juga dijadikan sebagai
Masail PWNU Jatim juga memandang Bitcoin masih belum diatur secara
7
Ibid.
8
Ibid.
9
https://aswajamuda.com/bahsul-masail-pwnu-jatim-februari-2018 (diakses pada
02/8/2018).
7
dengan harta virtual semacam ini ditetapkan sebagai yang dilarang oleh
pemerintah.10
dengan Fatwa MUI Malang yang pernah dikeluarkan pada bulan Mei 2016
haram dan tidak diakui pemerintah. Pendapat itu di dasarkan pada sebuah
taat kepada pemimpin (pemerintah) dalam tujuh hal. Salah satu dari
uang secara otomatis. Sehingga sudah jelas unsur haramnya. Terlebih koin
yang didapat tidak mempunyai bentuk yang jelas dan hanya tersimpan di
10
https://www.nu.or.id/post/read/86225/hukum-transaksi-dengan-bitcoin, (diakses pada
02/8/2018)
11
https://edukasibitcoin.com/mui-malang-haramkan-bitcoin, (diakses pada 02/8/2018)
8
uang yang sah yang diakui oleh Indonesia adalah rupiah12, sehingga
Bitcoin adalah mata uang yang tidak diakui oleh pemerintah. Padahal
sebagai alat pembayaran. ketiga adalah sah, maksudnya adalah diakui oleh
yang diperjual belikan seperti emas dan perak maupun saham. Sehingga
terjadi fluktuasi harga pada Bitcoin yang bisa saja menyebabkan kerugian
besar pagi penggunanya apabila suatu saat harga Bitcoin turun drastis.
12
Lihat UU Nomor 7 Tahun 2011 Pasal 1 Ayat 1 tentang Tentang Mata Uang.
13
Dumairy, Perekonomian Indonesia (Yogyakarta: BPFE, 1997), hlm. 20.
9
pemerintah serta sumbernya yang tidak jelas. Di sisi lain Lembaga Bahsul
karena termasuk harta vrtual yang menyeruapai dain yang sah digunakan
mudah tanpa menggunakan kartu kredit atau perantara bank dan juga bisa
Bitcoin.
yang diambil dari segi kajian fiqhnya serta untuk mengetahi latar belakang
B. Rumusan Masalah
adalah:
Bitcoin ?
memandang Bitcoin?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
selanjutnya
E. Telaah Pustaka
karya ilmiah yang pernah ada. Dalam hal ini tentang permasalahan
Bitcoin.
Tentang Alat Tukar Bitcoin (Studi kasus jual beli Bitcoin di dunia maya”.
Bitcoin tidak dijadikan sebagai alat tukar atau hanya sebagai komoditas ini
Bitcoin. Akan tetapi terkait resiko seperti kehilangan dan kerugian itu
Lainnya” No: 16/ 6 /DKom. Dalam prespektif hukum Islam Bitcoin yang
praktek yang terjadi terdapat unsur gharar dan maisir, serta menghindari
Bank Indonesia (BI) tentang alat tukar. Dari penelitian tersebut penulis
namun karena tidak ada payung hukum dari pemerintah dan tidak diatur
oleh lembaga manapun, maka Bitcoin bukanlah mata uang yang sah.
14
Ari Pribadi, Analisis Hukum Islam tentang Alat Tukar Bitcoin,(Studi kasus jual beli
Bitcoin di dunia maya), skripsi UIN Walisongo Semarang tahun 2014.
15
Muhamad Imam Sabirin , Transaksi Jual Beli Menggunakan Bitcoin Perspektif Hukum
Islam. Skripsi UIN Sunan Kalijaga tahun 2015.
16
Sandra Wijaya, Transaksi Jual-Beli Bitcoin dalam Perspektif Hukum Islam, skripsi
Universitas Islam Indonesia tahun 2018.
13
dan juga membandingkan unsur Bitcoin sebagai mata uang dengan syarat
mata uang yang sah. Dari kajian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa
sehingga penggunaan Bitcoin sebagai mata uang digital, alat transaksi dan
tidak terdaftar sebagai komoditas yang diawasi oleh OJK, adanya unsur
seperti pencucian uang dan norkoba, di sisi lain sampai saat ini masyarakat
17
Luqman Nurhisam, Bitcoin dalam Kacamata Hukum Islam, jurnal Ar-Raniry, Vol. 4,
No. 1, 2017.
18
Muhammad fuad Zain, Mining-Trading Cryptocurrency dalam Hukum Islam, jurnal
al-Manahij, vol. Xii, No.1, 2018.
14
teknologi, telah menggeser cara pandang dan membentuk pola pikir yang
manusia itu dihadapkan secara konfrontatif dengan naṣh, akan tetapi harus
jual beli dan jaminan hutang piutang. Dalam al-Qur' an hanya disebutkan
jual beli yang halal dengan tidak terperinci, umpamanya mana yang boleh
ikhtiyar dan yang tidak boleh, dan tidak disebutkan pula cara-cara
dihadapi.19
F. Metodologi Penelitian
19
Syuafat, Implementasi Maqasid al-Shari’ah dalam Hukum Ekonomi Islam, Jurnal al-
Ahkam, Vol.23, No.2, 2013.
15
dan dapat berupa pendapat para sarjana. Penelitian jenis normatif ini
data secara apa adanya.22 Maksud dari apa adanya adalah tanpa campur
bukan berarti tanpa interpretasi, hanya hal itu dilakukan ketika analisis
data.
2. Sumber Data
3. Bahan Hukum
yakni:
22
Tajul Arifin, Metode Penelitian, cet-1, (Bandung: CV.Pustaka Setia, 2008), hlm.119
23
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktek,(Jakarta: PTRineka
Cipta,2002),Cet. 12, hlm.107.
24
Ibid. ,hlm.120.
17
Pembayaran (PTP).
pakar atau ahli yang mempelajari suatu bidang tertentu secara khusus
25
AsmadiAlsa,Pendekatan Kuantitatif danKualitatif Serta Kombinasinya dalam Penelitian
Psikologi,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2003),Cet. 1,hlm.47.
18
yang dikaji.
5. Analisis Data
G. Sistematika Penelitian
26
Muhammad Nadzir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), hlm. 241.
27
Hadari Nawawi, Metode Peneletian Bidang Sosial, (Yogyakarta:Gajah Mada University
Press, 1995), hlm. 63.
19
sistematika penulisan.
dan Teori uang. Bab ini merupakan landasan teori yang akan digunakan
untuk membahas bab-bab selanjutnya. Bab ini terdiri dari dua sub.
Kedua, membahas tentang teori uang yaitu definisi uang, fungsi uang dan
syarat uang.
Nahdlatul Ulama dan Keputusan Bahsul Masail PWNU Jawa Timur 2018
mengenai hukum Bitcoin. Bab ini terbagi menjadi tiga sub. Pertama,
Bab kelima Penutup. Bab ini berisi kesimpulan yang merupakan hasil
terkandung dalam satu disiplin ilmu yang dikenal dengan ilmu ushul fiqh,
hukum Islam juga telah dikemukaan oleh Abu Zahrah dan Mustafa Sa’id al-
Khinn, bahwa ilmu ushul fiqh adalah metode yang ditempuh oleh ahli
1
M. Atho Mudzhar, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 1998), hlm.2
2
Muhammad Abu Zahroh, Ushul Fiqh, terjemahan Safullah Ma’shum dkk, (Jakarta : PT.
Pusataka Firdaus, 2010), hlm. 3
20
21
kitab ilmu ushul fiqh, wacana tentang metode penetapan hukum Islam juga
Ijtihad adalah salah satu pilar penting dalam fiqh Islam. Fiqh
merupakan hasil Ijtihad para ulama dari generasi ke generasi dalam upaya
memahami khitab Allah.4 Secara harfiah, ijtihad adalah suatu ungkapan dari
mengandung beban dan kesulitan5 yang berasal dari kata juhda dan jahda
menurut Ibn Katsir juhda berarti yang sulit atau berlebih-lebihan, sedangkan
Khalaf yaitu mengerahkan daya upaya untuk sampai kepada hukum syar’i
dari dalil-dalil yang rinci dan dalil-dalil syar’i.8 Definisi tersebut telah jelas
3
Duski Ibrahim, Metode Penetapan Hukum Islam, (Yogyakarta: : AR-RUZZ MEDIA,
2008), hlm.80
4
Ahwan Fanani, Horizon Ushul Fihih Islam, (Semarang : Cv Karya Abadi, 2015),
hlm,243
5
Forum Karya Ilmiah 2004 MHM PP Lirboyo, Kilas Balik Teoritis Fiqih Islam, (Kediri:
MHM PP Lirboyo, 2004), hlm. 314
6
Rosihon Anwar dkk, Pengantar Studi Islam, (Bandung : Cv: Pustaka Setia, 2009), hlm.
192
7
Ahwan Fanani, op.cit, hlm. 245
8
Abdul Wahab Khalaf, Ilmu Ushul Fikih, terj, Faiz el-Muttaqin, (Jakarta : Pustaka Amani,
2003), hlm. 317
22
atau yang sudah jelas terdapat pada petunjuk dalam nash tidak termasuk ke
secara bahasa berarti suatu perkataan yang memberi arti pernyataan hukum
syara’ dalam suatu persoalan sebagai jawaban dari suatu pertanyaan, baik si
kolektif11 atau dengan kata lain fatwa adalah pendapat para ulama (mufti)
baik secara bahasa maupun istilah substansi fatwa adalah respon atau
9
Kata Istinbath jika dihubungan dengan hukum, seperti dijelaskan oleh Muhammad bin
‘Ali al-Fayyumi (w.770 H) ahli bahasa Arab dan Fiqh , berarti upaya untuk menarik hukum dari
al-Qura’an dan Sunnah dengan jalas ijtihad. Lihat Satria Effendi, M.Zein, Ushul Fiqh , (Jakarta:
Kencana: 2005), hlm.177
10
Imam Yahya, Dialektika Hukum Islam dan Politik Lokal: Analisis Fatwa Bahsul
Masail NU tentang Keharaman Pembangunan PLTN di Jepara, (Semarang : Walisongo Press,
2009), hlm. 14
11
Yusuf Qardhawi, Fatwa: Antara Ketelitian dan Kecerobohan, terj, Faiz el-Muttaqin
(Jakarta : Gema Insani Press, 1997), hlm. 5
12
Imam Yahya, op.cit.
23
jawaban hukum dari seorang ahli hukum atas suatu persoalan faktual yang
harus pula dimiliki oleh mufti, namun dengan satu perbedaan bahwa mufti
selain harus bersifat adil dan dapat dipercaya, namun juga diketahui bahwa
agama.13
ijtihad. Sebab ijtihad adalah kegiatan menggali hukum, baik karena ada
yaitu proses menggali hukum, hanya saja instutusi fatwa bergerak jika ada
permohonan.
otomatis fatwa itu menguatkan posisi ijtihad, karena pada dasarnya fatwa
bahkan suatu keharusan bagi umat Islam. Sebab jika tidak dilakukan
13
Mardani, Ushul Fiqh, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2013), hlm. 367
14
Muhammad Abu Zahroh, Ushul Fiqh terjemahan Safullah Ma’shum dkk, (Jakarta : PT.
Pusataka Firdaus, 2010), hlm. 595
24
samping itu fatwa dan ijtihad juga memacu umat Islam agar tidak masa
ancaman, namun justru menjadi sebuah tantangan besar bagi para ulama
para imam yang akurat terhadap permasalahan tersebut, hal yang harus
dari berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan permasalahan, antara lain
atau secara dzahir17, maka itulah yang harus dijadikan sebagai sandaran
15
Rohadi Abdul Fatah, Analisis Fatwa Keagamaan Dalam Fikih Islam, (Jakarta : Bumi
Aksara, 2006), hlm. 108
16
Forum Karya Ilmiah 2004 MHM PP Lirboyo, op.cit, hlm. 357
17
Penunjukan secara nash adalah penunjukan kepada makna yang jelas dan lugas yang
tidak mengkin diarahkan ke makna lain, sedangkan penunjukan makna dzahir adalah penunjukan
makana yang masih memungkinkan untuk diarahkan ke makna yang lain dengan kemungkinan-
kemungkinan yang kecil sesuai indikasi yang ada.
25
langkah berikutnya jika tidak ditemukan dalam sunnah Rasul adalah dengan
meneliti hasil-hasil ijma’ yang valid dari para mujtahid terdahulu, lalu
solusi hukumnya.18
persoalan yang memiliki landasan dari teks al-Qur’an dan sunnah. Ijtihad
18
Forum Karya Ilmiah 2004 MHM PP Lirboyo, op.cit, hlm. 357
19
Ahwan Fanani, op.cit, hlm. 250
26
sunnah per sunnah, atau persoalan hukum melalui penyimpulan dari ayat
atau sunnah.
b. Metode Qiyasi
perluasan dari ijtihad bayani, yaitu dengan deduksi alasan hukum dan
c. Metode istishlahi
tidak ada petunujuk dari nash atau suatu persoalan dan tidak mungkin
maslahah mu’tabarah,
27
kerusakan.
Melainkan kepada ruh dari syariat itu sendiri yaitu terletak pada
kata lain bahwa mashlahat yang hakiki adalah maslahah yang dapat
28
mereka.20
adalah dalil hukum yang tidak ada petunjuknya dalam nash, namun
syariat.
hukum Islam dari sumbernya baik dengan cara memahami langung pada
teks al-Qur’an dan as-Sunnah maupun melalui ilmu bantu berupa teori-teori
mujtahid mutlaq atau mustaqil dan yang kedua disebut mujtahid muntasib.21
sebagai mujtahid. Hanya mereka yang memenuhi kriteria tertentu saja yang
20
Cherul Umam dkk, Ushul Fiqih 1, (Bandung: Pustaka Setia,2000), hlm.137
21
Mahsun, Sejarah Hukum Islam, (Semarang: CV Karya Abadi Jaya, 2015), hlm.117
29
nasikh wa manshukh.
Salah satu syarat penting lainnya dalam penetapan fatwa lewat Ijtihad
22
Ibid.
30
memberi fatwa tanpa mempertimbangkan dalil yang jelas. Tapi di sisi lain
juga harus memperhatikan unsur posisi fatwa sebagai salah satu alternatif
usaha memahami ‘illat hukum yang menjadi motivasi dari sebuah ketentuan
hukum dan kaidah istnbath yang menjadi metode bagi setiap orang yang
23
Lihat Salahuddin al Ayub, www.mui.com
24
Mahsun, Op.cit, hlm.6
31
madzhab yang empat, yaitu Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam
istinbath yang dibuat oleh mujtahid Mutlaq Mustaqil. Meskipun dari segi
kepada ushul fiqh Abu Hanifah. Akan tetapi mereka bebas berijtihad
Abu Yusuf. Mujtahid seperti ini dinisbahkan kepada salah satu Imam
Imam tersebut.25
c. Ijtihad Tarjih
25
Mardani, op.cit. hlm. 358-359
32
fiqh, yaitu kesepakatan para mujtahid dari umat Nabi Muhammad SAW.
setelah rasul wafat dalam masalah tertentu. Dalam sejarah ushul fiqh,
ijtihad jama’i dalam pengertia ini hanya melibatkan ulama dalam satu
melibatkan berbagai disiplin ilmu di samping ilmu fiqh itu sendiri sesuai
b. Ijtihad fardhi
Imam Mujtahid besar seperti Abu hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i
dua:
oleh nash.
26
Satria Effendi M.Zein, Ushul Fiqh, (Jakarta: Kencana, cet ke-2, 2008), hlm. 254.
27
Mardani, op.cit, hlm.361
33
nash.28
a. Ijtihad Intiqa’i
b. Ijtihad Insya’i
28
Mardani, Ibid, hlm.364
34
atau teks-teks yang bersifat dzanni (tidak tegas) bukan pada ayat-ayat atau
Hukum tentang wajibnya shalat, puasa, zakat, dan haji adalah termasuk
yang tidak bisa diijtihadkan karena sudah pasti dan telah disepakati.30 Jadi
masalah yang secara eklplisit tidak terdapat dalam al-Qur’an maupun as-
tetapi termasuk kategori yang dzanni, baik masalah yang masuk kategori
pertama maupun kedua perlu ditangani dengan cara merujuk kepad sumber
yang tajam terhadap nash serta jiwa yang terkandung di dalamnya, dengan
hukum Islam.31
29
Ahwan Fanani, op.cit, hlm. 271
30
Mahsun, op.cit, hlm. 116
31
Mardani, op.cit, hlm. 355-356
35
uang yang semula hanya digunakan sebagai alat tukar, sekarang sudah berubah
menjadi lebih multi fungsi. Begitu pula dengan jenis-jenis uang yang makin
Di era modern ini hampir tidak bisa dipisahkan antara kata ekonomi dan
diukur dengan uang. Namun disisi lain, apalah arti uang bila tidak ada aktivitas
ekonomi. Dalam ekonomi modern sekarang ini hampir semua kebutuhan dan
karena itu, di era modern saat ini, hampir tidak ada kegiatan manusia yang
dapat dipisahkan dari uang. Dengan kata lain, sekarang ini uang memegang
pertukaran antar barang dan jasa secara barter34 sampai masa mereka mendapat
32
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
Cetakan pertama, 2005), hlm. 11
33
Henry Faizal Noor, Ada Apa Dengan Uang Kertas? Dilema dan Agenda di Balik
Ekonomi Uang Kertas, (Jakarta : UI Press, 2014), hlm 15-16
34
Barter merupakan uatu sistem pertukaran antara barang dengan barang atau dengan jasa
atau sebaliknya. Sistem ini merupakan sistem yang pertama kali dikenal dalam perdagangan dunia,
namun sistem ini kemudian mulai ditinggalkan karena banyak kendala dalam melakukan
pertukaran dan mulai dikenalnya alat pertukaran baru yang lebih efisien, lihat Kasmir, Uang dan
Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Cetakan Pertama, 2005), hlm12
36
petunjuk Allah untuk membuat uang.35 Seperti diketahui bahwa awal mula
menukar barang ataupun jaa di masa barter. Kendala utama untuk melakukan
dibutuhkan karena belum tentu orang lain mau menukarkan barang atau jasa
Pada mulanya uang yang tersebar luas adalah uang yang terbuat dari
logam seperti emas, perak, dan tembaga. Pada zaman Rasulullah SAW mata
uang yang digunakan sebagai alat tukar disebut dinar36, dirham37 dan fulus38.
Dasar transaksi terebut terus digunakan sampai muncul mata uang kertas
tepatnya setelah perang dunia pertama tahun 1914 M. Semenjak itu banyak
Sedangkan secara umum mata uang dalam Islam disebut dengan nuqud
untuk menjelaskan pengertian mata uang baik berupa emas, perak maupun
tembaga. Dan kata nuqud memang tidak terdapat dalam al-Qur’an maupun
Sunnah, karena bangsa Arab umumnya tidak menggunakan kata nuqud untuk
mata uang yang terbuat dari emas, dirham yang menunjukkan mata uang yang
35
Ahmad Hasan, MATA UANG ISLAM Telaah Komprehensif Sistem Keuangan Islami,
(Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2004), hlm 23
36
Dinar berasal dari bahasa Romawi, Denarius yaitu nama untuk emas cetakan yang
sudah digunakan di masa Romawi.
37
Dirham berasal dari bahasa Yunani, Drachma yaitu nama untuk perak cetakan.
38
Fulus, Plural fals adalah recehan yang dicetak dari tembaga, lihat Ahmad Hasan, Mata
Uang Islami, hlm. 2
39
Ibid, hlm. xi
37
terbuat dari perak dan fulus atau uang tembaga adalah alat tukar tambahan
1. Pengertian Uang
tertulis mengenai sesuatu yang dapat dijadikan alat tukar. Uang hakikatnya
adalah semua alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu
dapat berupa benda apapun yang disepakati oleh setiap orang di masyarakat
standar ukuran nilai harga, media transaksi pertukaran, dan media simpanan.
yang akan ditukar, atau alat tukar yang dikaitkan dengan sesuatu yang
berharga dan memiliki nilai guna bagi manusia. Menurut teori ekonomi
tradisional, ternyata uang didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat
diterima secara umum, meski alat tukar tersebut berupa benda apapun yang
alat pembayaran bagi pembelian barang dan jasa serta kekayaan berharga
40
Ibid, hlm.2
41
Henry Faizal Noor,op.cit, hlm. 16
38
pembayaran.42
alat pembayaran dalam suatu wilayah tertentu atau sebagai alat pembayaran
hutang atau sebagai alat pembelian barang dan jasa. Dengan kata lain bahwa
barang maupun jasa dalam suatu wilayah tertentu saja misalnya di suatu
negara, namun bisa saja mata uang tertentu berlaku di semua Negara
misalnya dollar.43
di suatu negara.
berguna jika ditukar dengan benda yang dinyatakan atau jika digunakan
untuk membeli barang dan jasa. tetapi uang bukanlah barang komoditas
42
Siti Mujibatun, Konsep Uang dalam Hadis, (Semarang: eLSA, 2012), hlm.53
43
Kasmir, op.cit, hlm. 13
44
Eko Suprayitno, Ekonomi Islam: Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan
Konvensional,( Yogyakarta : Graha Ilmu, 2005), hlm.197
39
sebagai seseuatu yang tidak sah, tetapi juga melarang pertukaran uang dan
uangnya sama. Hal ini untuk menghindari adanya bunga yang menjurus
keberadaan uang aktifitas zakat, infaq, sedekah, wakaf, kharaj, jizyah, dan
dengan uang sebagai komoditinya dan bunga sebagai harganya. Pasar ini
adalah pasar moneter yang timbul sejajar dengan pasar riil (barang dan jasa)
berupa pasar uang, pasar modal, pasar obligasi, dan pasar derivatif.
45
Chairul Huda, Ekonomi Islam, (Semarang: CV. Karya Abadi Jaya, 2015), hlm. 126
46
Muhammad, Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam ekonomi Islam, (Jakarta: Salemba
Empat, 2002), hlm.37
47
Mardani, Hukum Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015).
Hlm. 140
40
menyedot uang dan produktifitas atau nilai tambah yang dihasilkan sektor
modal49. Sementara ini kita kadang salah kaprah menempatkan uang. Uang
kita sama artikan dengan modal (capital). Uang adalah barang khalayak
Jadi semua berhak memiliki uang yang berlaku di suatu negara. Sementara
3. Fungsi Uang
48
Ibid, 140-141.
49
Modal (capital) mengandung arti barang yang dihasilkan oleh alam atau buatan
manusia, yang diperlukan bukan untuk memenuhi secara langsung keinginan manusia tetapi untuk
membantu memproduksi barang lain yang pada gilirannya akan dapat memenuhi kebutuhan
manusia secara langsung dan menghasilkan keuntungan, lihat Nurul Huda Dkk, Ekonomi Makro
Islam, hlm.94
41
tertentu, atau bagian dari barang atau jasa tertentu, yang dijual kepada
Fungsi uang sebagai alat tukar termasuk fungsi asli uang, yaitu
sebagai alat tukar menukar antara orang yang membutuhkan barang dan
jasa dengan orang yang memiliki barang dan jasa, dimana uang sebagai
memiliki barang dan jasa dengan menukarkan uang yang dimiliki kepada
50
Ahmad Hasan,op.cit., hlm 14
42
pemilik barang dan jasa, dan pemilik barang atau jasa menerima uang
sebagai harga dari barang tersebut yang dapat digunakan untuk membeli
Fungsi ini juga termasuk yang paling utama dan terpenting dari
fungsi uang52. Uang adalah standar ukuran harga (unit of account), yakni
sebagai media pengukur nilai harga komoditi dan jasa, dan perbandingan
uang nilai setiap komoditi maupun jasa dapat diukur atas dasar nilai atau
unit-unit uang.
ukuran nilai dan harga dalam ekonomi, seperti berlakunya meter untuk
51
Muchdarsyah Sinungan, Uang dan Bank, (Jakarta : Rineka Cipta, cetakan kedua,
1989), hlm.6
52
Dalam buku-buku teks ekonomi-moneter tradisional, dua fungsi pertama, yaitu uang
sebagai alat tukar dan satuan hitung dianggap sebagai fungsi asli uang, sementara fungsi-fungsi
lainnya dianggap sebagai fungsi turunan uang.
53
Ahmad Hasan, Mata Uang Islami: Telaah Komprehensif Sistem Keuangan Islami,
(Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2004), hlm 12
43
waktu, tetapi ia sisihkan sebagian untuk membeli barang dan jasa yang ia
butuhkan pada waktu yang ia inginkan, atau ia simpan untuk hal-hal yang
tak terduga seperti sakit mendadak dan hal-hal yang bersifat mendadak.55
sekarang. Hal ini dapat dipahami bahwa uang sebagai legal tender harus
Hal ini disebabkan kenaikan harga atau inflasi yang berarti menurunnya
54
Ibid,hlm. 13
55
Ibid, hlm. 15
56
Muchdarsyah Sinungan, op.cit, hlm.8
57
Henry Faizal Noor, op.cit, hlm. 18
44
pembayaran utang piutang secara tepat dan cepat, baik secara tunai
nilai hutang piutang yang harus diterima atau dibayar sekarang atau di
masing negara.59
Rupee India, Ringgit Malasyia, Yen Jepang, Uero untuk beberapa negara
58
Kasmir, op.cit, hlm. 18
59
Henry Faizal Noor, op.cit, hlm. 19
45
4. Syarat Uang
uang berasal dari nilai nominalnya yang dapat ditukarkan dengan barang
atau jasa yang kita inginkan, yang mana nominal uang ditetapkan oleh
Agar uang dapat berfungsi sebagai alat tukar yang baik, maka
sebagai berikut:
tempat termasuk dalam tempat yang kecil namun dalam jumlah besar.
Oleh karena itu uang harus dibuat dari bahan yang fleksibel, seperti
60
Dari publikasi laporan kekayaan penyelenggaraan Negara yang disis\arkan media,
hampir semua penyelenggara Negara di Indonesia memilki simpanan dalam mata uang dollar
Amerika Serikat. Ini mengindikasikan berkurangnya kepercayaan para penyelenggara negara
terhadap mata uang rupiah, yang merupakan identitas nasional negara Indonesia.
61
Henry Faizal Noor , op.cit, hlm. 20
46
nominal yang jelas mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar.
ataupun dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain, dari atu tangan
Mudah dibawa untuk keperluan sehari-hari. Oleh karena itu fisik uang
unit tertentu dengan harga nominal yang ada guna kelancaran dalam
sekalipun. Kemudian uang tidak hanya mudah dibagi tapi juga mudah
karena itu agar uang mudah dibagi harus dibuat nominal yang
beragam.
tangan lain demikian besar. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan
lama.
Oleh karena itu jumlah uang harus disesuaikan dengan kodisi yang
yang dapat digunakan sebagai uang dapat menjalankan semua fungsi tersebut.
Dalam hal ini, fungsi benda tertentu yang dapat digunakan sebagai uang
62
Kasmir, op.cit, hlm. 15-16
63
Muchdarsyah Sinungan, op.cit, hlm. 6
64
Solikin dan Suseno, Uang pengertian Penciptaan dan perannannya dalam
perokonomian , (Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan, 2002), hlm. 2
BAB III
TENTANG BITCOIN
A. PROBLEMATIKA BITCOIN
Transaksi non tunai yang berbasis virtual saat ini telah memasuki era
zaman. Pada satu waktu logam mulia seperti emas digunakan sebagai alat
uang kertas mulai dianggap sebagai sebagai uang dan digunakan sebagai
pembayaran.1
dinilai lebih praktis dan mudah seperti kartu kredit yang memungkinkan
konsumen membeli barang dan jasa memindahkan dana secara praktis. Dan
kini muncul mata uang berbasis digital yang tidak memiliki bentuk maupun
1
Frederich S. Mishkin, Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan Buku I, alih
bahasa Lana Soelistianingsih dan Beta Yulianita (Jakarta: Salemba Empat, 2010), hlm. 72.
48
49
bisnis digital.2 Bitcoin merupakan uang elektronik atau mata uang virtual
dunia digital, pengguna Bitcoin terhubung satu sama lain melalui jaringan
memiliki bentuk fisik seperti uang pada umumnya yang dikeluarkan oleh
Bank atau oleh suatu Negara.3 Itu sebabnya Bitcoin disebut mata uang
lepas dari nama Sathosi Nakamoto yang merupakan pencetus Bitcoin. Tidak
Bitcoin. Orang yang diduga berasal dari Jepang yang bisa jadi penyamaran
sebagai sebuah skema yang rumit, namun memiliki prospek bagus di masa
2
Ibrahim Nubika, Bitcoin Mengenal Cara Baru Berinvestasi Genarasi Milenial,
(Yogyakarta: Genesis Learning, 2018),hlm. 81
3
Willy Wong, Bitcoin, (Semarang:Indraprasta media, 2014), hlm.1
4
Ibrahim Nubika, Op.cit.
50
pembayaran, Bitcoin dapat dikirim kemana saja dan kapan saja tanpa
melalui lembaga bank atau lembaga kliring, tanpa ada bank libur, tidak ada
atas uangnya. rekening pemilik juga tidak dapat dibekukan, dan dalam hal
transaksi, Bitcoin tidak memiliki syarat dan batasan trasnfer. Selain itu juga
Transparan dan netral, Semua informasi terkait suplai mata uang bitcoin
yang tersimpan di dalam rantai-block dapat dilihat secara publik yang ingin
dapat diprediksi.6
5
Ibid.
6
https://bitcoin.org/id/faq#apa-keuntungan-menggunakan-bitcoin, (diakses pada 13
Oktober 2018)
51
dapat dihindari. Salah satu ciptaan penting mendapat perhatian global dalam
dunia internet adalah Bitcoin. Bitcoin dikenal sebagai mata uang virtual,
atau ada pula yang menyebutnya sebagai mata uang digital. Mempunyai
kesamaan fungsi seperti uang yang ada di dompet kita namun tidak
sebagai alat transaksi keuangan. Hanya saja karena berbentuk virtual maka
tahun 2009, Bitcoin yang mulanya tidak berharga kemudian dalam kurun
atas Bitcoin.
7
https://www.kompasiana.com/venusgazer/54f3caba745513a02b6c7f7d/bitcoin-dan-
ancaman-terhadap-stabilitas-sistem-keuangan, (diakses pada 13 Oktober 2018)
52
para pengguna Bitcoin atau lazim disebut miner dapat ikut serta
pencucian uang atau transaksi yang terlarang. Dan jika itu terjadi maka tidak
sebagai alat pembayaran resmi yang sah, karena UU keuangan kita hanya
mengakui rupiah sebagai alat pembayaran yang sah. Namun tidak menutup
alat pembayaran via internet layaknya kartu kredit. Disamping itu Bitcoin
akan menjadi instrumen investasi yang sama seperti uang biasa. Penting
maupun jenis mata uang digital lainnya. Rasa aman masyarakat khususnya
53
yang melibatkan mata uang digital dan investasi sedini mungkin bisa
Dunia virtual akan menjadi bagian penting bagi masa depan dunia,
termasuk masyarakat Indonesia. Cepat atau lambat Bitcoin dan bentuk uang
diperlukan kajian dan riset yang mendalam terhadap hal ini untuk
ini memang sudah bagian dari tugas dari BI dalam menjaga stabilitas Sistem
Keuangan. Tentu BI tidak akan bekerja sendiri, kajian mereka akan berguna
mata uang Bitcoin memiliki sisi kelebihan dan kekurangan, ada pro juga
moneter serta dapat disalah gunakan sebagai kejahatan. Bagi sebagian lain
yang pro menganggap Bitcoin sama saja dengan mata uang biasa karena
uang yang resmi sebagai alat pembayaran maupun investasi, karena mata
uang yang resmi dan berlaku di Indonesia adalah rupiah. Bahkan Bank
Bank Indonesia (BI) menilai mata uang virtual atau virtual currency
memiliki risiko uang tinggi pada area sistem pembayaran, stabilitas sitem
Bitcoin bukan merupakan alat pembayaran yang sah di Indonesia dan tidak
diatur oleh bank sentral, maka bank sentral tidak bertanggung jawab atas
11
http://keuangan.kontan.co.id/news/ini-bahaya-mata-uang-virtual-menurut-bi, (diakses
pada 13 Oktober pukul 00.13)
55
Transaksinya pun dilakukan secara cepat, mudah dan bahkan bisa lintas
negara. Hal ini menurut BI dapat menyulitkan para pemangku hukum untuk
Menteri Sri Mulyani menuturkan, terkait mata uang digital dan investasi
dalam mata uang digital itu sendiri, merupakan wewenang Bank Indonesia
selaku bank sentral dan juga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang
currency yang formal di Indonesia, maka harus diaddress oleh BI. Kalau
apakah badan atau produk seperti itu memang safe bagi investasi. 13
termasuk Bitcoin, dekat pada praktir gharar atau erat dengan ketidakpastian.
Terutama karena fungsi mata uang digital tersebut telah berkembang dari
12
www.bonepos.com/opini/2017/12/07/problematika-bitcoin-sebagai-mata-uang-digital.
(diakses pada 13 Oktober pukul 00.34)
13
https://www.merdeka.com/uang/ini-pandangan-menteri-sri-mulyani-soal-bitcoin-yang-
tengah-happening.html, (diakses pada 13 Oktober 2018 pukul 01.05)
56
pemilik bitcoin tidak bisa disalahkan karena alat tukar tersebut diterima dan
tidak ada pihak yang dirugikan. Akan tetapi, sejalan dengan pengamatan
mendapatkan untung dari fluktuasi harga. Oleh karena itu, Kiai Cholil
spekulasi.14
menuturkan kehadiran mata uang virtual seperti Bitcoin saat ini tidak bisa
penggunaan Bitcoin untuk transaksi masih terus dikaji, namun inovasi itu
masing akan menyerahkan private key dan public key melalui aplikasi ke
14
https://www.republika.co.id/berita/nasional/news-analysis/18/01/27/p35hum440-pro-
kontra-uang-digital-kasus-bitcoin , (diakses pada 14 oktober pukul 01.15)
15
https://www.merdeka.com/Thomas-Lembong-dukung-Bitcoin-sebagai-inovasi-
pembayaran.html, (diakses pada 13 Oktober 2018 pukul 01.05)
57
jaringan bitcoin. Setelah itu, akan muncul peringatan dalam sistem yang
memiliki tingkat keamanan yang tinggi. Setelah itu, blok tersebut akan
sampai saat ini terbukti sistem itu kuat dan sulit untuk diretas.16
Dari kalangan Ulama yang pro terhadap Bitcoin salah satunya adalah
boleh dijadikan sebagai alat transaksi dan dapat dijadikan sebagai investasi.
B. BAHSUL MASAIL
16
https://www.republika.co.id/berita/nasional/news-analysis/18/01/27/p35hum440-pro-
kontra-uang-digital-kasus-bitcoin , (diakses pada 14 oktober pukul 01.15)
17
https://www.nu.or.id/post/read/86225/hukum-transaksi-dengan-bitcoin, (diakses pada
07 Maret 2018 pukul 14.19)
58
18
Jam’iyyah Diniyyah (Organisasi Keagamaan). Nahdlatul Ulama sebagai
empat madzhab besar, Syafi‟i, Hanafi, Maliki dan Hambali dalam berfiqh.
karena masalah keagamaan yang masuk, dikaji dan diberi jawaban hukum
18
Shonhaji Sholeh, Arus Baru Nu Perubahan Pemikiran Kamum Muda Dari
Tradisionalisme ke Pos-Tradisionalisme, (Surabaya: JP Books, 2004), hlm.44
19
Ahmad Muhatadi Anshor, Bath al-Masail Nahdlatul Ulama: Melacak Dinamika
Pemikiran Kaum Tradisionalis, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm.73
20
Ibid.
21
Ahmad Zahro, Tradisi Intelektual NU: Lajnah Bahsul Masail1926-1999, (Yogyakarta:
LkiS, 2004), hlm.68
59
dengan forum yang erat muatannya dengan kitab-kitab salaf klasik, tetapi
juga sebagai lembaga yang menjadi kawah candra di muka. Karena dengan
Nahdlatul Ulama (PBNU).23 Dari sini forum bahsul masail dituntut untuk
sekitarnya.24
Oktober 1926. Bahkan menurut Kyai Sahal Mahfudz forum bahsul masail
telah ada sebelum NU berdiri. Saat itu sudah ada diskusi di kalangan
pesantren yang melibatkan kyai dan santri yang hasilnya diorbitkan pada
22
Imam Yahya, Dinamika Ijtihad NU, (Semarang: Walisongo Press, 2008), hlm. 39
23
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Nahdhatul Ulama (Hasil Keputusan
Muktamar Ke-33 NU), www.nu.or.id , (diakses pada 02/08/2018 pukul 15.17 wib)
24
Imam Yahya, Op. Cit, 39-40
60
memuat hasil bahsul masail juga menjadi ajang diskusi interaktif jarak jauh
antar para Ulama, seorang Kyai menulis kemudian ditanggapi oleh Kyai
atau muktamar I, institusi lajnah bahsul masail baru resmi ada pada
berkembang sejak kurun 1980an dimana saat itu mulai muncul pemikiran-
adanya ide kontekstualisasi kitab kuning. Sejak saat itu lalu berkali-kali
diadakan halaqah yang diikuti oleh ulama syuriyah dan pengasuh pondok
yaitu menambah dan memperluas muatan agenda bahsul masail, yang tidak
saja meliputi hukum halal dan haram melainkan juga hal-hal yang bersifat
25
Lihat Sahal Mahfudz dalam Ahkamul Fuqaha Solusi Problematika Aktual Hukum
Islam, Keputusan Muktamar, Munas dan Konbes Nahdhatul Ulama (1926-2004 M), (Surabaya:
Tim PW LTN NU Jatim dan Khalista, 2004) , hlm.vii
26
Ahmad Zahro, op.cit, hlm.69
27
Sahal mahfudz, op.cit, hlm. vii
61
intelktual cukup untuk beristinbath langsung pada teks dasar. Jika tidak
28
Ibid.
62
ada perbedaan antara kyai, santri baik yang tua maupun yang muda.
berwawasan luas sebab dalam bahsul masail tidak ada dominasi madzhab
keputusan bahsul masail PBNU maupun bukan, asalkan itu masih dalam
29
Ahmad Zahro, op.cit, hlm. 68
30
Sahal mahfudz, op.cit. hlm. xi
31
Ahmad Zahro, op.cit. hlm.76
32
A. Aziz Mansyuri, Masalah Keagamaan Hasil Muktamar dan Munas Alim Ulama
Nahdhatul Ulama, (Surabaya: Dinamika Press, 1997), hlm.365
63
sederhana terdiri dari ketua, sekretaris dan beberapa anggota. Peserta bahsul
masail adalah para ulama dan cendekiawan Nahdlatul Ulama, baik yang
pengasuh pesantren.33
Ulama yang ditunjuk sebagai anggota lembaga bahsul masail agar dipelajari
hukumnya oleh lembaga bahsul masail dalam sidang bahsul masail yang
33
Ahmad Muhtadi Anshor, op.cit. hlm.79
64
menyangkut pemikiran.
hukum Islam merupakan spare part yang paling penting dan berpengaruh
34
H. Munawir Abdul Fattah, Tradisi Orang-Orang NU, (Yogyakarta: PT. LkiS Pelangi
Aksara), hlm. 32
35
Ahmad Zahro, op.cit. hlm.79-81
36
Sulaeman Fadeli dan Muhamad Subhan, Antologi NU, (Surabaya:Khalista, 2007),
hlm.77
65
ahkam yakni dalil-dalil yang menjadi dasar dan metode penetapan hukum. 37
teori yang dipakai oleh ulama ushul diidentikan oleh para Ulama NU
sebagai kegiatan Ijtihad yang harus dilakukan oelh orang yang memiliki
batas madzhab dinilai lebih praktis untuk dilakukan oleh ulama NU yang
merupakan hasil ijtihad ulama atas nash-nash al-Qur‟an dan Sunnah dengan
37
Imam Yahya, op.cit. hlm. 46
38
Ibid, hlm. 47
39
Ibid, hlm. 48
66
dan Sunnah. Selain itu kaidah fiqhiyyah merupakan hasil penelitian induksi
dari hukum-hukum yang telah ada, sedang kaidah ushul merupakan sarana
Islam.40
yang secara umum telah disepakati oleh para ulama sebagai thariqat
dalam memahami dan mengamalkan hukum Islam yang dielaborasi dari al-
40
ibid
67
tidak, maka beralih kepada qaul mukharroj yaitu dengan mengambil qaul
yang paling kuat sesuai dengan pertarjihan para mabahits. Dan seringpula
menurut hasil Munas Alim Ulama di Bandar Lampung tahun 1992, selain
dahulu adakah pendapat Ulama mengenai kasus yang dibahas. Kalau ada,
dan jumlah qaul itu hanya satu, itulah yang dijadikan keputusan. Kedua, bila
jumlah qaul lebih dari satu,tapi ada perbedaan pendapat, maka dilakukan
41
Ibid, 48-49
42
Ahmad Taqwim, Hukum Islam Dalam Perspektif Pemikiran Rasional, Tradisional dan
Fundamental, (Semarang: Walisongo Press, 2009), hlm.84
68
Syafi‟i yang terkenal (imam Nawawi dan Imam Rofi‟i), pilihan berikutnya
ialah pendapat yang didukung oleh mayoritas Ulama atau Ulama yang
terpandai. Ketiga, bila tidak menemukan qaul terhadap kasus yang dibahas,
Secara Rinci metode kerja bahsul masail dibagi menjadi tiga dan
a) Metode Qauli
metode ini adalah metode yang pertama kali digunakan yaitu dengan
43
Taqrir jama’i adalah upaya kolektif untuk menetapkan pilihan terhadap satu dari
beberapa pendapat yang ada dengan cara 1). Identifikasi pendapat ulama tentang masalah, 2).
Mimilih pendapat yang lebih unggul dengan kriteria pendapat yang kuat dalilnya, paling
mashlahat, didukung oleh mayoritas Ualma, pendapat Ulama yang paling alim dan pendapat ulama
yang paling Wara’ , 3). Memperhatikan ketentuan dari setiap madzhab, khususnya madzhab
Syafi‟i, pendapat Imam Nawawi dan Rafi‟i yang diunggulkan. Setelah kedua Imam tersebut,
menggunakan pendapat Ulama yang kepandaiannya disaksikan oleh ulama-ulama yang hidup pada
masanya atau sesudahnya, melihat karya-karyanya (metodologi dan pemikiran), Lihat Jamal
Ma‟mur, Rezim Gender NU, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hlm.128
44
Ilhaq adalah penyamaan hukum satu kasus dengan kasus yang ada jawabannya dalam
kitab dengan cara, pertama,memahami masalah yang benar. Kedua, mencari padanannya dalam
kitab. Ketiga, menetapkan hukumnya dalam masalah. Lihat Jamal Ma‟mur, Rezim Gender NU,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hlm.128
45
Istinbath Jama’i, adalah upaya kolektif untuk mengeluarkan hukum syariat dari
dalilnya menggunakan qawa’id ushuliyah dengan cara, pertama, memahami kasus secara benar.
Kedua, mncari dalil yang digunakan sebagai dasar penetapan hukum. Ketiga, menerapkan dalil
terhadap masalah yang ada dengan metode pengambilan hukum. Keempat, menetapkan hukum
atas masalah yang ada. Lihat Jamal Ma‟mur, Rezim Gender NU, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2015), hlm.128
46
Ahmad Taqwim, Hukum Islam Dalam Perspektif Pemikiran Rasional, Tradisional dan
Fundamental, (Semarang: Walisongo Press, 2009), hlm.85
69
kitab-kitab fiqh dari madzhab Imam empat dengan mengacu dan merujuk
secara langsung pada bunyi teksnya. Atau dengan kata lain mengikuti
1.) Dalam kasus ketika jawaban bisa dicukupi oleh ibarat kitab48 dan di
sana terdapat hanya satu qaul atau wajah49, maka disepakatilah qaul
2.) Dalam kasus ketika jawaban bisa dicukupi oleh ibarat kitab dan di sana
terdapat lebih dari satu qaul atau wajah , maka dilakukan taqrir jama’i
ketika dijumpai beberapa qaul atau wajah dilakukan dengan memilih salah
1.) dengan mengambil pendapat yang paling maslahah atau yang lebih
kuat.
47
Ahmad Zahro, op.cit, hlm. 118
48
Ibarat kitab adalah ungkapan tekstual yang ada dalam kitab-kitab yang dijadikan
rujukan dalam bahsul masail.
49
Yang dimaksud qaul adalah pendapat Imam madzhab, sedangkan yang dimaksud
wajah adalah pendapat ulama madzhab, lihat KHA Aziz Masyhuri, Masalah Keagamaan
NU,(Surabaya: PP RMI dan Dinamika Press, 1997), hlm. 364
50
A Aziz Masyhuri, Masalah Keagamaan NU,(Surabaya: PP RMI dan Dinamika Press,
1997), hlm. 365
70
Rafi‟i)
b) Metode Ilhaqi
jawaban tekstual dari kitab mu’tabar, maka yang dilakukan adalah dengan
masalah yang belum dijawab oleh kitab (belum ada ketetapan hukumnya)
dengan kasus atau masalah yang telah dijawab oleh kitab (telah ada
sebagai berikut : mulhaq bih (sesuatu yang belum ada ketentuan hukumnya),
mulhaq alaih (sesSuatu yang sudah ada ketentuan hukumnya), wajh al-ilhaq
(faktor keserupaan antara mulhaq bih dan mulhaq alaih) oleh para mulhiq
yang ahli.53
51
Imam Ghazali Said, (ed) Solusi Hukum Islam, Keputusan Muktamar, Munas dan
Konbes Nahdhatul Ulama (1926-2004 M.), (Surabaya: Diantama, 2006), hlm.9
52
Ahmad Zahro, op.cit, hlm.121
53
Ahmad Zahro, op.cit, hlm.121
71
oleh karena itu metode ini juga disebut metode qiyas versi NU. Namun ada
yang belum ada ketetapannya dalam nash , disamakan dengan kejadian yang
ditempuh hanya dalam rangka menjaga agar tidak terjadi stagnasi (mauquf).
membingungkan mereka.55
c) Metode Manhaji
metode manhaji adalah salah satu cara yang ditempuh dalam bahsul masail
yang telah disusun oleh para Imam madzhab. Metode ini ditempuh ketika
jawaban terhadap permasalahan yang dikaji tidak ditemukan dalil dari suatu
kitab atau argumentasi yang detail dari kitab yang mu’tabar. Metode
54
Ibid.
55
Ahmad Muhtadi Anshor, op.cit, hlm. 90
72
Qur‟an, jika tidak ditemukan dalam al-Qur‟an maka dicarikan pada Sunnah
fiqhiyyah.56
dalam kitab-kitab klasik hingga modern atau artikel, majalah yang ditulis
yang ditampilkan dalam redaksi kitan atau rujukan teks yang dipilih.
Biasanya, pemilihan dilakukan secara alami, apaka kitab itu diterima oleh
kalangan pesantren yang secara kultural terkait dengan NU atau tidak, jika
56
A Aziz Masyhuri, op.cit, hlm 364
73
dan ditawarkan kembali kepada para peserta bahsul masail untuk ditetapkan
C. Hasil Bahsul Masail PWNU Jawa Timur Tahun 2018 tentang Bitcoin
ranah fiqh. Mereka memang tidak mampu memberi jawaban dan berdebat
fiqh . seperti soal ilmu pengetahuan dan teknomogi maupun sosial. Justru,
Dalam tradisi bahsul masail NU, proses ini disebut Tashawwur, yang dalam
57
Ahmad Muhtadi Anshor, op.cit, hlm. 92-93
74
hari hanya bisa dihasilkan enam Bitcoin saja. Pada kurun waktu tertentu
Bitcoin sudah tidak bisa ditambang lagi dan menurut informasi yang
transaksi pertama kali yang terjadi menggunakan bitcoin, satu pizza ditukar
hari, selaras dengan semakin langkanya Bitcoin yang bisa ditambang. Dalam
beberapa waktu lalu, tercatat pada 24 Desember 2017, harga satu Bitcoin
pada umumnya, dimana pemilik akun dompet Bitcoin yang disebut Wallet,
75
bisa menampung kiriman Bitcoin dari akun lain sebagai pembayaran dari
transaksi yang dilakukan baik dalam dunia nyata atau maya. Namun
biasanya, transaksi yang paling digeluti oleh pemilik Bitcoin adalah dengan
Bitcoin. Sebab jika analisa yang dilakukan bagus dan cemerlang, pelepasan
Bitcoin di pasar global bisa menghasilkan harga yang sangat fantastis, dari
maka tidak jarang, pelaku transaksi meski sudah ahli sekalipun, dapat
Dari latar belakang tersebut lalu muncul dua pertanyaan terkait hukum
Bitcoin, yaitu:
b. Bagaimana hukum menjual Bitcoin dalam pasar global yang bisa saja
Jawaban a
demikian, dapat dijadikan sebagai alat transaksi yang sah dan dapat
Referensi
دارالفكر19 بغيتالمضترشذيهصـ.أ
ح وذفع صواج اٌّاي٠الٚ ٗ١ وً ِا ٌٗ فٟجة اِتثاي أِش اإلِاَ ف٠ :) ن:)ِسأٌح
تح جاص اٌذفعٚ إٌّذٚاجثح أٌٛق اٛ ِٓ اٌذمٛ٘ٚ ح٠الٚ ٗ١ فئْ ٌُ تىٓ ٌٗ ف،اٌظا٘ش
ٚ٘ا ً أٚ ِىشٚس تٗ ِثادا ً أِٛإْ واْ اٌّأٚ ،ٗ ِصاسفٟاالستمالي تصشفٗ فٚ ٗ١ٌإ
ٌٝ ثُ ِاي إ، اٌتذفحٟٗ ف١تشدد فٚ )ٗ وّا لاٌٗ (َ س١جة اِتثاي أِشٖ ف٠ ٌُ ً دشاِا
ِْا عذاٖ إْ واٚ ، ِذشِا ً ٌىٓ ظا٘شاً فمػٌٛٚ َ وً ِا أِش تٗ اإلِاٟب فٛجٌٛا
diperintahkan itu bersifat mubah, makruh atau haram maka tidak wajib
Romly di dalam kitab Tuhfah, namun imam Romly ragu akan pendapat
tersebut, dan pada akhirnya Imam Romly lebih condong untuk mewajibkan
secara dhohir maupun batin. Dan apabila tidak ada mashlahat bagi khalayak
دارالفكر891-895: الفقهاإلصالميالجزءالخامش.ب
تٍّه اٌّثاداخٚ ِٕع اٌّثاحٟ فٚح أ١ أصً دك اٌٍّىٟاء فٛاٌّصٍذح اٌعاِح سٚ
ح١ا اٌٍّىٚتعخ ِٓ ِسا٠ ظشس عاَ وّاٌٝ استعّاٌٗ إٜتعذٖ إرا أدٚ َلثً اإلسال
ح٠ تذاٟح ف١د اٌٍّىٛ١فشض ل٠ ْ األِش اٌعادي أٌٌٟٛ ذك٠ ِٓ ٕ٘اٚ ح١اإللطاع
ا ِعٙا ِٓ أصذاتٕٙتضع٠ ٚٓ أ١ذذد٘ا تّمذاس ِع١اخ فٌّٛاء ا١ داي إدٟا فٙإٔشائ
ِٓٚ ٓ١ًٍّ اٌّصٍذح اٌعاِح ٌٍّس١ سثٟا إرا واْ راٌه فٕٙط عادي ع٠ٛاٌذفع تع
ِٕٗ صذس٠ ح تذظش١ إتادح اٌٍّىٕٝٙ٠ ْ األِش أٌٌٟٛ ْاء أٙاٌّمشس عٕذ اٌفم
tersebut, maupun di dalam melarang suatu harta yang mubah dan larangan
kerugian yang bersifat umum. Seperti yang nampak pada sisi-sisi negatif
ukuran luas lahan tertentu, atau mencabutnya dari para pemiliknya dengan
memberi mereka kompenasi yang adil apabila hal itu memang menjadi
menghendaki hal itu, sehingga apa yang melewati batas larangan tersebut
Jawaban b
Boleh.
Referensi
المطبعتالعامرةالشرفيتبمصرلمحميت03-91: الترمضىالجزءالرابعصـ.أ
ش١ّخ ساٌُ تٓ س١غ فعٕذ اٌشٌٕٛفح تاٚسلح اٌّعشٌٛ اْٝ فٚاختٍف اٌّتأخشٚ
سلحٌٛ ِا تعّٕتٗ اٌْٝ ٔظشا إٛ٠ً اٌذ١ا ِٓ لثٙٔػ أ١ّة عثذ هللا تٓ س١اٌذثٚ
ٓة عثذ هللا ت١اٌذثٚ ٝخ ِذّذ األٔثات١عٕذ اٌشٚ اٙد اٌّتعاًِ تٛسج ِٓ إٌمٛاٌّزو
تجة صواج ِاٚ ًخ عٕذ اٌى١ا صذٙاٌتعاًِ تٚ تحٚط اٌّعشٍٛا واٌفٙٔ تىش أٝأت
تجة صواج اٌتجاسج عٕذٚ ٓ١ٓ صواج ع١ٌٚد عٕذ األٛساق ِٓ إٌمٚتعّٕتٗ األ
79
اٙ ٌُ تمصذ تٝساق اٌتٚاْ األ١أِا أعٚ ا اٌتجاسجٙا إرا لصذ تٙٔا١ أعٝٓ ف٠خش٢ا
58
.اٌتجاسج
Menurut Syekh Salim Samiir dan Habib Abdullah bin Smith, uang
bin Abu bakar, ia serupa dengan fulus yang dicetak sehingga hukum
058 الفقهاإلصالميوأدلتهالجزءالضابعصـ.ب
.ٍٗٔضَ ِتٍفٗ تعّا٠ ّح١ وً ِا ٌٗ لٛٙ ف:ح١ش اٌذٕف١س غّٛٙأِا اٌّاي عٕذ اٌجٚ
.ح١ٌّح ِا١ لٞ وً رٛ٘ ْٛٔ اٌماٟ فاٌّاي ف،ٔاٛٔر تٗ لاٛ اٌّأخٛ٘ ٕٝ٘زا اٌّعٚ
memiliki nilai yang jika rusak maka orang yang merusaknya mesti
58
Hasil Keputusan Bahsul Masail komisi Waqi‟iyyah PWNU Jawa Timur di PP Sunan
Bejagung Semanding Tuban Sabtu-Ahad, 24-25 Jumadil Ula 1439 H /10-11 Februari 2018 M
(didownload dari https://aswajamuda.com/keputusan-bahsul-masail-pwnu-jatim-pp-sunan-
bejagung pada 03 Maret 2018 pukul 14.03 wib)
80
18-19ص7 الفقهالمنهجيج.ج
ظاٛا ِذف١ذا ر٘ث١ا سصٌٙ ْاَ أل٠ ٘زٖ األٟ ٘زٖ اٌعّالخ اٌّتعاسفح فٟذخً ف٠ٚ
.ظٛذ اٌّذف١ا ِٓ ٘زٖ اٌشصٍٙمات٠ ششاء ِاٚع أ١مح ت١ثٚ ٓا عثاسج عِٕٙ وً لطعحٚ
“Emas dan perak masuk di dalam proses transaksi yang dikenal hari ini,
karena ia memiliki nilai yang tersimpan. Setiap bagian dari emas dan perak
dengan menggunakan emas dan perak saat ini itu diperbolehkan dengan
syarat yang ketat yakni seimbangnya (sepadan) nilai tukar dua barang yang
dipertukarkan tersebut.”
ث اإلصتضحاقاإلصالميللشيخعبذهللابهصليمانالمنيٛ اٌثذ.د
دايٜ أٍٝعٚ ػ١سٌّٛا واْ رٌه اِٙ ال عاِاٛ لثٍٝم٠ ػ ٌٍتثادي١سٚ ً وٛ٘ إٌمذ
. ْٛى٠
دارالنفائشللشيخمحمذرواس90المعامالثالماليتالمعاصرةصـ.ٖ
، ٘اٛٔذٚ عحٛساق اٌّطثٚ األٚتح أٚإٌمذ ِا اتخز إٌاط ثّٕا ِٓ اٌّعادْ اٌّعش
“Naqd adalah segala sesuatu yang bisa diambil nilainya oleh manusia dari
sebagai alat tukar atau pembayaran dan boleh digunakan untuk berinvestasi
Bitcoin dengan nuqud yang menyerupai dain dan berlaku pula zakatnya.
kerugian tersebut ditanggung oleh pengguna karena tidak ada jaminan dari
pemerintah.
2. Hukum Bitcoin
TENTANG BITCOIN
tentang Bitcoin
yang bersifat mengikat yang wajib ditaati dan memiliki implikasi hukum,
sehari-hari.
tren mata uang virtual bernama Bitcoin, yang bagi warga Nahdhiyyin perlu
82
83
masa lalu yang kurang relevan dengan masa sekarang, walaupun tidak
yang sudah ada lewat nash-nash yang telah dielaborasi fuqaha yang telah
ة١اٌذثٚ ش١ّخ ساٌُ تٓ س١ط فعٕذ اٌشٌٕٛفح تاٚسلح اٌّعشٌٛ اْٝ فٚاخرٍف اٌّرأخشٚ
ِٓ سجٛسلح اٌّزوٌٛ ِا ذضّٕرٗ اٌْٝ ٔظشا إٛ٠ً اٌذ١ا ِٓ لثٙٔظ أ١ّعثذ هللا تٓ س
اٙٔ تىش أٝة عثذ هللا تٓ أت١اٌذثٚ ٝخ ِذّذ األٔثات١عٕذ اٌشٚ اٙد اٌّرعاًِ تٛإٌم
ساقٚذجة صواج ِا ذضّٕرٗ األٚ ًخ عٕذ اٌى١ا صذٙاٌرعاًِ تٚ تحٚط اٌّضشٍٛواٌف
ا إراٙٔا١ أعٝٓ ف٠خش٢ذجة صواج اٌرجاسج عٕذ اٚ ٓ١ٓ صواج ع١ٌٚد عٕذ األِٛٓ إٌم
.ا اٌرجاسجٙلصذ ت
84
elektronik. Menurut Syekh Salim Samiir dan Habib Abdullah bin Smith,
bin Abu bakar, ia serupa dengan fulus yang dicetak sehingga hukum
ain (harta yang berwujud atau berbentuk benda seperti rumah, kendaraan
mukhalafah bahwa harta dain adalah harta yang tidak berwujud (aset yang
tidak berwujud / financial asset) kebalikan dari harta ain yang dipahami
sebagai harta berwujud. Hal ini dikarenakan substansi dari harta itu sendiri
85
yang didefinisakan sebagai segala hal yang memiliki nilai, dapat dikuasai,
frase mata uang virtual. Karena keduanya memiliki implikasi hukum yang
berbeda, yang mana keumuman harta mencakup mata uang dan harta-harta
lainnya seperti emas perak dan sesuatu yang dianggap bernilai, sedangkan
mata uang merupakan bagian dari harta. Jadi sederhananya mata uang
adalah harta, namun harta tidak hanya mata uang atau belum tentu mata
virtual, atau ada pula yang menyebutnya sebagai mata uang digital karena
mempunyai kesamaan fungsi seperti uang yang ada di dompet kita namun
tidak berbentuk fisik. Karena Bitcoin berbentuk virtual maka uang ini
telah dijelaskan pada Bab II tentang kriteria uang, maka Bitcoin belum
memenuhi beberapa unsur dan kriteria sebagai mata uang yang berlaku di
Indonesia. diantaranya tidak ada payung hukum atau legal tender yang
karena tidak ada underlying atau dasar penilaian terhadap Bitcoin, suplai
atau peredarannya juga tidak diatur, sehingga bisa saja berdampak pada
stabilitas ekonomi.
86
uang maka ada suatu entiti yang menerbitkan yaitu bank sentral, dan suatu
dengan komoditas atau harta berharga seperti emas, perak atau minyak,
paling dekat adalah dengan komoditas atau suatu aset seperti emas dan
perak, walaupun tidak persis sama karena logam mulia seperti emas dan
perak memiliki nilai absolut sedangkan Bitcoin tidak, karea setiap satu
Bitcoin bisa dipecah ke dalam beberapa keping. Sampai saat ini belum
begitu jelas nama untuk setiap puluh, ratus, ribu, atau jutaan keping
Bitcoin. Dari sini jelas bahwa jika dikomparasikan dengan harta virtual
memiliki nilai.
segala sesuatu yang dapat menjadi hak milik seseorang dan dapat diambil
Dari definisi diatas maka segala sesuatu berupa benda maupun tidak, baik
dalil tentang harta dalam kitab fiqh islamy wa adillatuhu karya Wahbah
٘زاٚ .ٍٗٔضَ ِرٍفٗ تضّا٠ ّح١ وً ِا ٌٗ لٛٙ ف:ح١ش اٌذٕف١س غّٛٙأِا اٌّاي عٕذ اٌجٚ
ح١ٌّح ِا١ لٞ وً رٛ٘ ْٛٔ اٌماٟ فاٌّاي ف،ٔاٛٔر تٗ لاٛ اٌّأخٛ٘ ٕٝاٌّع
menganggap harta tidak selalu yang bersifat ain atau memiliki wujud yang
bisa digenggam dan dikuasai, melainkan segala hal yang memiliki nilai
pendapat dari kalangan Hanafiyyah, maka Bitcoin tidak bisa disebut harta
1
Fathurrahman Djamil, Hukum Ekonomi Islam, (Jakarta : Sinar Grafika, 2013), hlm.173-
174
88
para mubahitsin karena Bitcoim sendiri menurut hemat penulis saat ini
menganggap Bitcoin sudah tidak lagi berharga dan tidak memiliki nilai,
tersebut tak akan ada nilainya. Dari sini penulis setuju dengan pendapat
uang virtual atau ada pula yang menyebutnya sebagai mata uang digital.
bahkan juga seperti uang kertas yang dicetak, yaitu memiliki nilai juga
memiliki fungsi yang sama yang bisa digunakan sebagai alat tukar yang
ditukarkan dengan rupiah dan bisa digunakan sebagai alat saving. Namun
memang saat ini yang dapat mengakses Bitcoin hanya komunitas tertentu,
karena kini telah banyak perusahaan atau market place yang menjadi pihak
transaksi, dalam Islam dikenal prinsip kerelaan atau Ridha bil ar-Ridha.
kerelaan bersama dari kedua belah pihak, baik pihak pembeli maupun
pihak penjual. Dengan atas dasar bahwa kedudukan penjual yang menjual
sepakat jika dalam hal ketika pertama kali membeli suatu barang tertentu
2
M. Quraish Shihab, Tafsir a-Misbah, vol.2, (Tangerang: PT.Lentera Hati,2016),
hlm.495
90
uang tidak lagi berbentuk koin atau kertas (fiat money), maka jelasnya
، ٘اٛٔذٚ عحٛساق اٌّطثٚ األٚتح أٚإٌمذ ِا اذخز إٌاط ثّٕا ِٓ اٌّعادْ اٌّضش
sehingga halal karena itu sah untuk berdagang (diperjual belikan). Namun,
itu harus disetujui oleh otoritas pemerintah terkait, dalam hal ini adalah BI
keuangan.
3
Luqman Nurhisam, Bitcoin dalam Kacamata Hukum Islam, Jurnal ar-Raniry, vol.2, ,
UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2017.
4
Siti Mujibatun, Konsep Uang dalam Hadis, (Semarang:eLSA, 2012), hlm. 141
91
bahwa mata uang adalah uang yang dikeluarkan oleh Negara Kesatuan
pembayaran, atau kewajiban lain yang harus dipenuhi dengan uang, atau
5
www.bi.go.id, Bank Indonesia Memperingatkan Kepada Seluruh Pihak Agar Tidak
Menjual, Membeli atau Memperdagangkan Virtual Currency (diakses pada 09/11/2018)
6
Ibid.
92
ٓ فئْ ٌُ ذى،ح وذفع صواج اٌّاي اٌظا٘ش٠الٚ ٗ١ وً ِا ٌٗ فٟجة اِرثاي أِش اإلِاَ ف٠
ٗاالسرمالي تصشفٚ ٗ١ٌتح جاص اٌذفع إٚ إٌّذٚاجثح أٌٛق اٛ ِٓ اٌذمٛ٘ٚ ح٠الٚ ٗ١ٌٗ ف
ٖجة اِرثاي أِش٠ ٌُ ً دشاِاٚ٘ا ً أٚ ِىشٚس تٗ ِثادا ً أِٛإْ واْ اٌّأٚ ،ٗ ِصاسفٟف
َ وً ِا أِش تٗ اإلِاٟب فٛجٌٛ اٌٝ ثُ ِاي إ، اٌرذفحٟٗ ف١ذشدد فٚ )ٗ وّا لاٌٗ (َ س١ف
ً تاطٕاٚ ًجة ظا٘شاٚ ٗ ِصٍذح عاِح١ِا عذاٖ إْ واْ فٚ ، ِذشِا ً ٌىٓ ظا٘شاً فمظٌٛٚ
اٌّصٍذح اٌعاِحٚ ك اٌعذي١عح ٌرذمٚاخ اٌخاصح اٌّشش١ اٌٍّىٌٟح اٌرذاخً فٚذك ٌٍذ٠
تعذٖ إراٚ َذٍّه اٌّثاداخ لثً اإلسالٚ ِٕع اٌّثاحٟ فٚح أ١ أصً دك اٌٍّىٟاء فٛس
Bitcoin adalah sah dan boleh. Penulis belum menemukan peraturan yang
pengguna.
dan sarat akan spekulasi karena tidak ada otoritas yang bertanggung jawab,
currency.7
selama tidak untuk tujuan spekulasi. Jika banyak yang beranggapan bahwa
maka menurut penulis hal tersebut tidak dapat dinilai utuh karena kembali
narkoba dan yang lainnya. Hal itu tidak menyebabkan keharaman Bitcoin,
karena secara umum, penggunaan sesuatu yang sah untuk tujuan yang
melanggar hukum tidak lantas menjadikan benda itu sendiri menjadi tidak
sah. Seperti ibarat botol bir yang menurut Imam Ghazali yang diharamkan
menjual Bitcoin dalam pasar global yang bisa untung dan bisa juga rugi
dengan langsung merujuk dalil pada kitab mu’tabar. Menurut Martin Van
7
Ibid.
95
tidak), yang disertai rujukan atau kutipan dari kitab mu’tabar yang tidak
Bitcoin dalam pasar global (trading Bitcoin) yang bisa untung atau rugi
jadi hanya sebatas mengcover bahwa Bitcoin termasuk kategori harta yang
yang bisa untung atau rugi yang diketahui secara pasti. Jika pertanyaan
sangat dimungkinkan.
8
Bruinessen, NU, Tradisi, Relasi-Relasi Kuasa, hlm.212, lihat Ahmad Zahro, Tradisi
Intelektual NU: Lajnah Bahsul Masail1926-1999, (Yogyakarta: LkiS, 2004), hlm. 25
96
Maksud dari Metode Penetapan hukum dalam hal ini adalah cara
hukumnya.10
sumber aslinya, yaitu al-Qur‟an dan Sunnah, akan tetapi sesuai dengan
konotasinya yang pertama yaitu ijtihad, suatu hal yang oleh ulama NU
karya para ahli fiqh).11 Dalam forum Bahsul Masail orientasi pengambilan
itulah yang dipegangi, bila tidak, maka beralih kepada qaul mukharroj
yaitu dengan mengambil qaul yang paling kuat sesuai dengan pertarjihan
para mabahits.12
Masail menurut hasil Munas Alim Ulama di Bandar Lampung tahun 1992
menganalogikan kasus yang sudah dijawab Ulama dengan kasus baru yang
maupun investasi, para mubahitsin yang terdiri dari ulama dan intelktual
11
Lihat Sahal Mahfudz dalam Ahkamul Fuqaha :Solusi Problematika Aktual Hukum
Islam, Keputusan Muktamar, Munas dan Konbes Nahdlatul Ulama (1926-2004 M), (Surabaya:
Tim PW LTN NU Jatim dan Khalista, 2004) , hlm.ix
12
Ahmad Taqwim, Hukum Islam Dalam Perspektif Pemikiran Rasional, Tradisional dan
Fundamental, (Semarang: Walisongo Press, 2009), hlm.84
98
Hal ini terlihat dari pengambilan dalil yang digunakan, yang mana para
tidak ada yang menyebut secara jelas mengenai pandangan fiqh tentang
penggunaan Bitcoin yang dalam bahasa Arab disebut ٓ٠ٛ اٌثد وatau
ح١ّ( اٌعٍّح اٌشلmata uang digital). Yang ada adalah uraian mengenai
konsep harta dalam Islam dan pembagian harta dalam Islam tentang harta
Murtasyidin). Jadi keputusan ini didasarkan pada ilhaq atau qiyas dengan
illat Bitcoin memiliki nilai dan dianggap sebagai harta sebagaimana harta
Namun ada perbedaan diantara ilhaq dan qiyas. Qiyas adalah menyamakan
kejadian yang sudah ada jawaban hukumnya berdasarkan nash baik al-
yang belum ada ketetepanya dengan suatu kejadian yang sudah ada
metode ilhaqi jawaban yang diperoleh dari ta’bir yang digunakan oleh
metode ilhaq adalah aqwal ulama yang berasal dari ijtihad Ulama dahulu
yang terikat oleh ruang dan waktu yang rentan dengan perubahan, padahal
kitab, karena sekalipun kasus hukum sekarang yang ada tampak seperti
kasus lama yang sudah ditangani oleh Ulama terdahulu, hakikatnya kasus
lama tetaplah berbeda dengan kasus yang baru, sebab konteks zamannya
13
Ibid.
14
Ahmad Muhtadi Anshor, op.cit, hlm. 90
100
sudah berbeda, dan manusia yang menjadi obyek hukumnya pun juga
berbeda.15
Dr. Imam Yahya, terjadi perdepatan di antara para Ulama ushul dalam
menganggap ilhaq sebagai dalalah hukum meski tidak sama seperti qiyas,
Sebaliknya ada juga yang mengannggap ilhaq tidak bisa dijadikan dalalah
sebagai dalalah hukum meskipun penentuan hukum atas mulhaq alaih itu
aktifitas bahsul masail bisa berevolusi dari pola madzhab qauli menuju
bukanlah keputusan final. Walaupun hasil ijtihad tidak bisa dibatalkan atau
15
http://islamlib.com/lembaga/nahdlatululama/metode-bahtsul-masail-nu/, (diakses pada
03 januari 2019)
16
Op.cit, Imam Yahya, hlm.79-80
101
digugurkan dengan ijtihad yang lain, serta hasil keputusan ini merupakan
suatu bentuk pendapat hukum yang tidak mengikat. Namun sebagai warga
makkah untuk menimba Ilmu. Beliau pun menjadi guru banyak ulama
seluruh dunia juga Nusantara. Beliau juga dikenal sebagai ahli hadits,
102
Islam dari A sampai Z, dan termasuk magnum opus sang penulis selama
17
http://www.nu.or.id/post/read/65799/ini-kitab-warisan-syekh-mahfudz-attarmasi-
kepada-kh-hasyim-asyari, (diakses pada 11/09/2018 pukul 10.03Wib)
18
http://bersamadakwah.net/fiqih-islam-wa-adillatuhu-kitab-fiqih-paling-lengkap-dan-
kontemporer, (diakses pada 11/09/2018 pukul 10.12Wib)
103
kamus dan sebagainya. Kedua, rujukan yang judulnya secara jelas tidak
dan terakhir, rujukan yang tidak diketahui berafiliasi kepada salah satu
sumber rujukan dalam bahsul masail Bitcoin ini adalah Kitab Bughyah al-
karya Sayyid „Abdur Rahman bin Muhammad bin Husain bin „Umar Ba
yang sering kali dijadikan rujukan dalam mengupas hukum fiqh terutama
menempatkan kitab ini pada peringkat dua kitab yang paling sering
Thalibin karya ad-Dimyati.20 Kitab ini merupakan sebuah kitab fiqh yang
Mustarsyidin ini adalah untuk menampilkan karya yang mudah dibaca dan
19
Ahmad Zahro, tradisi Intelektual NU, (Yogyakarta:LkiS, 2004), hlm.158
20
Ibid, hlm.162
104
oleh para santri yang tertarik mengkaji berbagai fatwa tersebut. Oleh
kerana kitab ini merupakan ringkasan dari kumpulan fatwa para ulama‟,
ditulis dalam kitab ini, beliau membuat tanda atau rumus yang mewakili
d. Imam Muhammad bin Abi Bakar al-Asykhari al- Yamani, ditulis ش,
ia juga menambah atau mengurangi beberapa kata dari fatwa asal agar
lakukan agar karya ini mudah difahami dan sistematis. Bahkan dalam
21
http://abusyahmin.blogspot.com/2015/04/bughyah-al-mustarsyidin.html, (diakses pada
11/09/2018 pukul 10.49 Wib)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bitcoin telah memiliki unsur harta yaitu berharga dan bernilai, sehingga
Sedangkan untuk tujuan investasi selama tidak untuk motif spekulasi maka
Jawa Timur terkait pandangan fiqh tentang penggunaan Bitoin sebagai alat
transaksi maupun investasi, para mubahitsin yang terdiri dari ulama dan
105
106
yang sudah ada keputusan hukumnya dengan masalah yang dicari jawaban
hukumnya. Hal ini terlihat dari pengambilan dalil yang digunakan, yang
serupa dain yang mengandung unsur nuqud (emas dan perak). Dari segi
Bitcoin yang dalam bahasa Arab disebut البت كوينatau العملة الرقمية
B. Saran-Saran
yang sah dan ilegal, maka para pengguna perlu bijak dalam menggunakan
C. Penutup
mengucapkan syukur yang tak terhingga kepada Allah SWT atas rahmat,
skripsi ini. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada baginda Nabi
karena keterbatasan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan support dalam
rahmat Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya
Huda, Chairul, Ekonomi Islam, Semarang: CV. Karya Abadi Jaya, 2015.
Ibrahim, Duski, Metode Penetapan Hukum Islam, Yogyakarta: : AR-RUZZ
MEDIA, 2008.
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, Cetakan pertama, 2005.
Khalaf, Abdul Wahab, Ilmu Ushul Fikih, terj, Faiz el-Muttaqin, Jakarta : Pustaka
Amani, 2003.
Mansyuri, Aziz, Masalah Keagamaan Hasil Muktamar dan Munas Alim Ulama
Nahdhatul Ulama, Surabaya: Dinamika Press, 1997.
Mardani, Hukum Sistem Ekonomi Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015.
Mardani, Ushul Fiqh, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2013.
Masyhur, A Aziz i, Masalah Keagamaan NU, Surabaya: PP RMI dan Dinamika
Press, 1997.
Mishkin, Frederich S., Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan Buku I,
alih bahasa Lana Soelistianingsih dan Beta Yulianita Jakarta: Salemba
Empat, 2010.
Noor, Henry Faizal, Ada Apa Dengan Uang Kertas? Dilema dan Agenda di Balik
Ekonomi Uang Kertas, Jakarta : UI Press, 2014.
http://bersamadakwah.net/fiqih-islam-wa-adillatuhu-kitab-fiqih-paling-lengkap-
dan-kontemporer, (diakses pada 11/09/2018 pukul 10.12Wib).
http://keuangan.kontan.co.id/news/ini-bahaya-mata-uang-virtual-menurut-bi,
(diakses pada 13 Oktober pukul 00.13)
http://www.nu.or.id/post/read/65799/ini-kitab-warisan-syekh-mahfudz-attarmasi-
kepada-kh-hasyim-asyari, (diakses pada 11/09/2018 pukul 10.03Wib).
https://aswajamuda.com/bahtsul-masail-pwnu-jatim-februari-2018 (diakses pada
02/8/2018)
Komisi Waqi’iyyah
Musahhih
KH. Yasin Asmuni
KH. Athoillah Anwar
KH. Muhibbul Aman
KH. Farihin Muhsan
KH. Mahrus Maryani
Perumus
KH. Asyhar Shofwan
KH. Muhammad Anas
K. Anang Darunnaja
Moderator
KH. Ali Romzi
KH. Syihabuddin Sholeh
Notulen
KH. M. Ali Maghfur Syadzili
Jawaban b
Pembayaran Top Up melalui penerbit E money langsung atau melalui pihak yang ditunjuk melalui
pihak yang ditunjuk seperti Indomart, Alfamart dapat dibenarkan. Adapun uang tambahan biaya
top up, tergolong uang jasa.
Referensi
Jawaban c
Boleh, sebab terdapat maslahah ‘ammah.
Jawaban b
Boleh.
Referensi
Idem pada ibaroh jawaban nomor 1 poin a.
)3. Wudhu Penyandang Disabilitas (PWNU
Deskripsi Masalah
Di antara penyandang disabilitas terdapat orang yang tangan atau kakinya diamputasi
namun kemudian disambung dengan tangan atau kaki palsu. Kondisi di atas menimbulkan
problem tersendiri ketika berwudhu, apalagi jika tempat wudhu atau akses jalanke tempat wudhu
cukup sulit dilewati. Dalam kondisi seperti ini, penyandang disabilitas berharap ada solusi dari
agama untuk dirinya agar tetap dapat melaksanakan ibadah secara mudah tanpa sisa beban taklif
yang harus ditanggung.
Pertanyaan
a. Mengingat bongkar pasang tangan/kaki palsu terkadang cukup sulit bagi penyandang disabilitas
dan juga tempat wudhu yang tidak ramah bagi mereka, apakah hukum membasuh tangan/kaki
?palsu dapat disamakan hukum membasuh dengan jabirah, atau khuf khusus untuk kaki palsu
b. Jika tayamum bagi mereka lebih memunginkan dari pada wudhu, apakah alasan di atas dapat
?dimasukkan sebagai sebab dibolehkannya tayamum
Jawaban a
Menurut fatwa Imam Ibn Hajar al-Haitami tidak cukup dengan membasuh kaki palsu, akan tetapi
harus melepasnya. Namun fatwa dari sebagian fatwa ulama cukup mengusap bagian dari kaki
palsu jika tidak mungkin dilepas karena menngakibatkan dharar.
Jawaban b
Waqi’iyyah Tuban 2018 7
Bukan termasuk uzur yang memperbolehkan tayammum.
Referensi
.1اىفتاوى اىفلًيث الهربى )03 / 1( -
وـئو ُفع اهلل ةػئٌّ غٍَ كؽع أُفّ أو أٍُيخّ فشػو حميّ ةػهل ٌَ ذْب ٌرال فٓو جيب غفيّ يف الٔعٔء واىغفو أو إزاتلّ وْو يٍفطّ ةػال
غٍا حتخّ اكجلترية أو ال فأساب ةلٔهل إن اكن ذلم ابلػل حبيد يٍكَ ةال عشيث ٌتيص حيًٍ إزاتلّ وغٔده وستج إزاتلّ وغفو ٌا حتخّ وْؼا
ظاْؽ وإن لً يكَ نؼلم فاذلي يظٓؽ أُّ إن ةين غييّ اليطً أو اجلرل وـرته وسب غفيّ وًلؼا لٔ ةين ىلع ةػغّ فيشب غفو ذلم ابلػظ
وْؼا ظاْؽ أيغا وأٌا اىظاْؽ اذلي لً ينب غييّ اليطً وال اجلرل فٓٔ حمو حؽدد اجلظؽ وكػ ذنؽوا يف اجلِايات (يف الفَ املخغؼة ٌَ ذْب أُّ ال
أرش فيٓا وإن اكن ُفػٓا أكرث ٌَ ُفع الططيطث وإٍُا فيٓا ضهٌٔث)وْؼا ُاؼق ةأًُٓ لً ييطلْٔا ةالفَ األضييث اىيت يه ةػل غِٓا وإذا لً
ييطلْٔا ةٓا يف ضلٔق اآلدٌيني ٌع ةِائٓا ىلع املغايلث فأوىل أن ال ييطلٔا ابلػل يف مفأتلِا ةاألضٌل يف ضلٔق اهلل حػاىل وغييّ فال جيب غفو
ٌا لً يجتج غييّ حلً وال سرل ٌَ أُف اجللػ وال أٍُيخّ وٌريّ ٌا لٔ وضو غظٍّ ةػظً جنؿ ةو ْؼا أوىل ألن غفو اىؽاْؽ ٌػٓٔد خبالف
غفو جنؿ اىػني وًلؼا لٔ وضيّ ةػظً ؼاْؽ ىكَ ال أولٔيث ِْا ةو كػ يػىع غػم املفاواة ألن اجللػ ال يشتّ اىػغٔ املفلٔد ةٔسّ خبالف
اىػظً ٌَ آدَل أو ضئان فإُّ يشتّ اىػغٔ املفلٔد فإن كيج ـيٍِا غػم وسٔب غفو اىظاْؽ ٌَ اجللػ املؼنٔر فٍا يطِع فيٍا ـرته ٌَ حمو
اىلؽع اذلي ةارشه اىلؽع فظٓؽ ةّ وضار ظاْؽا جيب غفيّ كيج إذا اـخطرضت أن اىفؽض أُّ عيش ٌَ إزاتلّ حمؼور اتليًٍ ظٓؽ لم أن
اليطً أو اجلرل ةين غييّ إذ ال خيىش ذلم املطؼور إال ضيجئؼ نٍا ْٔ ظاْؽ وإذا ةين غييّ ذلم وسب غفو ٌا اـترت ٌِّ ةّ دون ٌا غػاه نٍا
مؽ وبفؽض أُّ لً ينب غييّ يشء ْٔ آيو إىل ابلِاء غييّ ويطري ةػغّ إن لً يػٍّ حنٔ اليطً أو لكّ إن غٍّ غغٔا ٌغفٔال وبٓؼا فارق وسٔب
مفص اجلترية ةػال غٍا أعؼحّ ٌَ أؼؽاف الططيص ألُٓا ىحفج آييث إىل اىػغٔيث ةو يه ةطػد الؾوال فيً يجخظؽ فيٓا ذلم ىلع أن مفطٓا
اكخلف رعطث فال جتؽي يف غريٍْا الٌخِاع اىلياس يف الؽعص ىلع ٌا حلؽر يف األضٔل وعؽج ةلٔيل حمو اىلؽع اذلي ظٓؽ ةّ إىظ ةاؼَ األُف
املفترت ةاىلطتث واملارن فٓؼا لٔ فؽض ظٓٔره لً جيب غفيّ غٍال ةاألضو فيّ ؤْ نُّٔ ةاؼِا وإذا لً جيب غفيّ ةفؽض ظٓٔره فٍا ـرته ٌَ
أُف اجللػ أوىل إذ ال جيب غفيّ وال يأيت ُظري ذلم يف األٍُيث ألن دميع ٌا ظٓؽ جيب غفيّ ألُّ كتو اىلؽع لً حيكً غييّ بيشء تلػؼر
ظٓٔره وباؼَ األُف حمهٔم غييّ ةابلاؼِيث ٌع حأيت غفيّ وبٓؼا يظٓؽ لم اىفؽق ةني إجياةًٓ غفو ٌا ظٓؽ ةاىلؽع دون ٌا اكن مفترتا
ةاىلطتث واملارن وًلؼا ةاؼَ اىفً ذً رأيج ةػغًٓ أفىت يف ْؼه املفأىث ةٍا ضاضيّ أُّ جيب مفطّ اكجلترية ٌع ـرت لك ملا جيب غفيّ وكػ
غيٍج ففاد اىلياس ـيٍا ٌع ظٓٔر اىفؽق اذلي ذنؽحّ ىلع أُّ حٔكف ةػػ ذلم فيٓا حبرّ ٌَ وسٔب املفص اكجلترية ذً كال يجتيغ إن اتلطً
ساُب األُف وسب غفو امليخطً وًلؼا ةليث أُف اجللػ حتػا كياـا ىلع ٌا لٔ سرب غظٍّ ةػظً ؼاْؽ فاتلطً ساُتاه فإن اىظاْؽ وسٔب غفو
اجلٍيع وكياـا ىلع اُكشاط سرلة اىػغػ واتلطاكٓا ةالفاغػ فإُّ جيب غفو ظاْؽ ٌا حياذي اىفؽض ٌِٓا ٌع ٌا حتخّ إن جتافج واجلاٌع
ةحٍِٓا نٔن لك ٌٍِٓا ال جيب غفيّ ٌَ كتو وإٍُا وسب غفيّ حتػا ال أضاىث ا ْ وكػ غيٍج مما كػٌخّ ففاد اىلياس ىلع اجلرلة املؼنٔرة
ألُٓا ٌَ سجؿ ٌا جيب غفيّ فإذا ضارت يف حمو اىفؽض نفتج إحلّ وغػت ٌِّ فٔسب غفيٓا ذللم وأٌا أُف اجللػ فيحؿ ٌَ سجؿ ٌا
جيب غفيّ يف اىؽٓارة حبال فيً يطص كياـّ وال ساٌػّ املؼنٔران فخأمو ذلم وأٌػَ اجلظؽ فيٍا كؽرحّ لم فإُّ ًٌٓ إذ لً يرصضٔا فيّ بيشء
وإٍُا أعؼُا ذلم ٌَ فطٔى الكًٌٓ واهلل ـتطاُّ وحػاىل ْٔ املٔفق وفٔق لك ذي غيً غييً
)4. Hukum Menutup Dagu Wanita Saat Shalat (PCNU Kab. Pasuruan
Deskripsi Masalah
Fenomena salah kaprah yang banyak terjadi di kalangan Umat Islam seringkali kurang
mendapat perhatian tentang status hukumnya, entah disebabkan faktor pelakunya, karena sudut
pandang yang berbeda dalam menyikapinya, atau bahkan subtansi masalah tergolong perkara
yang samar di kalangan masyarakat umum (ma yakhfa ala ‘al-‘awam). Di antaranya adalah
masalah bagian wajah yang wajib tertutup oleh mukena saat wanita melaksanakan sholat.
Realitanya banyak desain mukena tidak bisa menutup bagian bawah dagu wanita.
Pertanyaan
Jawaban b
Belum ditemukan.
Jawaban c
Sholatnya sah mengacu pada pendapat Malikiyah atau Hanafiyyah.
Referensi
.1مزايب األربعث اجلشء األول ص 188
Jawaban d
Bukan termasuk ma yakhfa ala ‘al-‘awam.
.1فتاوي اضماعيو الشين ضـ 39
اُكشاف ٌا حتج اذلكَ ٌَ ةػن املؽأة ىف ضال الطالة واىؽٔاف يرض فيهٔن ٌتؽال ليطالة واىؽٔاف وذلم ألُّ داعو ىف غٍٔم الكًٌٓ فيٍا
جيب ـرته فلٔهلً غٔرة احلؽة ىف الطالة دميع ةػُٓا إال الٔسّ والهفني يفيػ ذلم ألمٔر ٌِٓا اإلـترِاء فإُّ ٌػيار اىػٍٔم ،وٌِٓا كٔهلً جيب
غييٓا أن تفرت سؾأ ٌَ الٔسّ يٍَ دميع اجلٔاُب حلخطلق ةّ نٍال الفرت ملا غػاه فظٓؽبؼلم أن نشف ذلم يرض ويػخرب ٌتؽال ليطالة ،
وٌريٓا اىؽٔاف ْؼا ٌؼْب ـادحِا الشافػيث ،وأٌا غريًْ اكلفادة احلِفيث والفادة املالهيث فإن ٌا حتج اذلكَ وحنٔه اليػػ نشفّ ٌَ املؽأة
ٌتؽال ليطالة نٍا يػيً ذلم ٌَ غتارات نخب ٌؼاْتًٓ ،وضيجئؼ لٔ وكع ذلم ٌَ اىػاٌيات الالىت لً يػؽفَ نيفيث اتللييػ ةٍؼْب الشافػيث
فإن ضالحَٓ ضطيطث ألن اىػاَل الٌؼْب هل وضىت ٌَ اىػارفات ةِؼْب الشيفىع إذا أردن حلييػ غري الشافيع ممَ يؽى ذلم فإن ضالحَٓ
حكٔن ضطيطث ألن أْو املؼاْب األربػث لكًٓ ىلع ْػى فشؾاًْ اهلل غِا عري اجلؾاء وبؼلم يػيً أن ْؼه املفأىث اىىت وكع الفٔأل غِٓا يه
ىف مٔعع عالف ةني أئٍث املؼاْب وىحفج ٌَ املشٍع غييّ واحلٍػ هلل اذلى سػو ىف األمٔر ـػث
NIM : 1402036133
Pedurungan, Semarang
Riwayat Pendidikan
MA Al-Wathoniyyah Semarang
Wathoniyyah)