Pembahasan Urinalisis & HCG
Pembahasan Urinalisis & HCG
Pembahasan Urinalisis & HCG
Pada praktikum kali ini yaitu mengenai urinalisis dengan sampel urin sewaktu atau
urin normal yang dapat diambil kapan saja dan dilakukan test menggunakan metode carik
celup. Ada beberapa macam sampel urin antara lain: 1. Urin sewaktu yang merupakan urin
yang dikeluarkan pada suatu waktu dan tidak ditentukan dengan khusus, 2. Urin pagi yaitu
urin yang dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur,urin ini lebih pekat dari urin yang
dikeluarkan pada siangg hari, 3. Urin tampung merupakan urin yang ditampung 24 jam atau
12 jam namun untuk pemeriksaan kuantitatif harus diberi pengawet supaya unsur yang
dibuthkan tidak mengalami perubahan selama penyimpanan dan penampungan, 4. Urin
postprandial merupakan urin yang pertama kali dilepaskan 1 ½ - 3 jam sehabis makan
(Gandasoebrata, 2013). Warna normal urin adalah kuning pucat sampai kuning,haltersebut
tergantung pada volumenya.Zat-zat warna yang terdapat didalam urin adalah urokhrom,
urobilin dan hematoporfirin yang berasal dari perombakan sel darah merah, sehingga
menghasilkan warna pada urin. Perubahan warna urin dapat terjadi karena beberapa hal.
Warna urin hitam menandakan baru mengkonsumsi tablet besi (ferrisulfat), sedang minum
obat parkinson (levodopa), methemoglobunuria. Warnaurin biru menandakan mengkonsumsi
obat antidepresi (amitriptilin), antibiotiksaluran kemih (nitrofurantoin), atau karena infeksi
Pseudomonas pada salurankemih. (Kasper 2007).
Metode calik celup merupakan alat diagnostik dasar yang dapat dgunakan untuk
menentukan perubahan patologis dalam urin pada urinalisis standar. Metode ini berupa carik
plastik tipis kaku yang pada sebelah sisinya dilekati dengan satu sampai sembilan kertas isap
atau bahan penyerap lain (kertas seluloid) yang masing-masing mengandung reagen-reagen
spesifik terhadap salah satu zat yang dicari dengan ditandai perubahan warna tertentu pada
bagian yang mengandung reagen spesifik, skala warna yang menyertai memungkinkan
penilaian semikuantitatif, perubahan warna pada carik celup karena adanya reaksi kimia yang
terjadi pada carik. Terdapat beberapa reagen yang dapat dijelaskan antara lain :
1. Urobilinogen
Tujuan : Untuk mengetahui adanya urobilinogen dalam urine.
Prinsip : Tes ini berdasarkan pada reaksi ehrlich, perubahan warna dari merah jingga
menjadi merah gelap.
2. Glukosa
Tujuan : Untuk mengetahui adanya glukosa dalam urine.
Prinsip : Oksidasi glukosa dikatalis oleh glukosa oksidase menjadi hidrogen
peroksida, hidrogen peroksida yang terbentuk kemudian dioksidasi oleh chromogen
dengan adanya peroksidase.
3. Bilirubin
Tujuan : Untuk mengetahui adanya bilirubin dalam urine.
Prinsip : Reaksi azo coupling pada bilirubin dengan garam diazonium dalam suasana
agak asam membentuk azodye, perubahan warna dari coklat terang menjadi merah.
4. Benda Keton
Tujuan : Untuk mengetahui adanya benda keton dalam urine.
Prinsip : Reaksi legais test nitroprusside asam asetat dalam suasana agak basa
bereaksi dengan nitro ferricanide menghasilkan perubahan warna dari coklat menjadi
ungu.
5. pH
Tujuan : Untuk mengetahui pH urine.
Prinsip : Sistem 2 indikator, indikator methyl red dan brom thymol blue digunakan
untuk memberikan perubahan warna dari oranye menjadi hijau sampai biru.
6. Darah Samar
Tujuan : Untuk mengetahui adanya darah dalam urine.
Prinsip : Tes ini berdasarkan pada aktivitas pseudo peroksidase dalam hemoglobin
dan myoglobin, chromogen teroksidasi oleh hydroperoksida yang terdapat pada
hemoglobin dan mengubah warna dari kuning menjadi biru.
7. Berat Jenis
Tujuan : Untuk mengetahui berat jenis urine.
Prinsip : Adanya ion dalam urine disebabkan oleh protein yang dilepaskan dari
polyelectrolyte. Proton yang disebabkan akan mengakibatkan penurunan pH dan
menghasilkan perubahan warna oleh bromthymol blue dari biru kehijauan menjadi
kuning kehijauan.
8. Protein
Tujuan : Untuk mengetahui adanya protein dalam urine.
Prinsip : “Protein Error of Indicators” ketika pH menjadi konstan oleh adanya buffer,
indikator melepaskan ion H+ karena adanya protein dan mengubah warna dari kuning
menjadi biru kehijauan.
9. Nitrit
Tujuan : Untuk mengetahui adanya nitrit dalam urine.
Prinsip : Tes ini berdasarkan reaksi diazotasi dari nitrit dengan amonia aromatik untuk
menghasilkan garam diazonium, diikuti oleh reaksi azo coupling dan garam
diazonium dengan komponen aromatik pada reaksi. Produksi diazo menyebabkan
perubahan warna dari putih menjadi merah.
10. Leukosit
Tujuan : Untuk mengetahui adanya leukosit dalam urine.
Prinsip : Reaksi ini mengandung ester indoxil dan garam diazonium, diikuti oleh
reaksi azo coupling oleh amine aromatik, dengan pembentukan oleh esterase leukosit
dengan garam diazonium pada reaksi, hasil dari azodye menyebabkan perubahan
warna dari coklat menjadi ungu.
(Indonesian Medical Laboratory)
Pada hasil pengamatan dengan sampel urin sewaktu menggunakan metode carik celup
atau dipstick dihasilkan positif bilirubin (117) Uji Bilirubin merupakan uji yang dilakukan
untuk mengidentifikasikeberadaan bilirubin dalam urin.Bilirubin adalah pigmen kuning yang
berasaldari perombakan heme dari hemoglobin dalam proses pemecahan eritrosit oleh
selretikuloendotel. Di samping itu sekitar 20% bilirubin berasal dari perombakan zat-zat lain.
Sel retikuloendotel membuat bilirubin tidak larut dalam air; bilirubinyang disekresikan dalam
darah harus diikatkan kepada albumin untuk diangkutdalam plasma menuju hati,
urobilinogen (0,2) Uji Urobilinogen digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan
urobilindan urobilonogen dalam urin.Empedu, yang sebagian besar dibentuk dari bilirubin
terkonjugasi mencapai area duodenum, tempat bakteri usus mengubah bilirubin menjadi
urobilinogen. Sejumlah besar urobilinogen berkurang di feses,sejumlah besar kembali ke hati
melalui aliran darah, di sini urobilinogen diprosesulang menjadi empedu, dan kira-kira
sejumlah 1% diekskresikan oleh ginjal kedalam urin. Peningkatan ekskresi urobilinogen
dalam urine terjadi bila fungsi selhepar menurun atau terdapat kelebihan urobilinogen dalam
salurangastrointestinal yang melebehi batas kemampuan hepar untuk melakukanrekskresi.
(Baron 2006), leukosit (15), dan pH pada urin tersebut adalah 7. Dilakukan pemeriksaan bau
urin pesing, warna pada urin kuning pucat dan urin jernih atau bersih. Leukosit, nitrit, dan
bilirubin normalnya tidak ada di urine, dimana pada hasil pemeriksaan seharusnya didapatkan
nilai negatif. Apabila zat-zat tersebut terdeteksi di urine, maka kemungkinan terdapat
gangguan. leukosit yang terdeteksi tinggi di urine menandakan terjadinya infeksi di ginjal
atau saluran kemih, sedangkan nitrit dan bilirubin yang positif menandakan fungsi filtrasi
ginjal terganggu atau memang produksi zat-zat tersebut di darah yang meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Pearce, Everlyn C. 2008.Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.Jakarta:Gramedia
Sumarlin LO, Muharam S, Vitaria A. 2009. Pemerangkapan ammonium (NH4+)dari urine
dengan zeolit pada berbagai variasi konsentrasi urine.JFST.110-117.
Baron DN. 2009. Patologi Klinik. Ed IV. Terj. Andrianto P dan Gunakan J.Jakarta: EGC
Pembahasan HCG
Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh hampir semua wanita. Jika sel
telur bertemu dengan sperma maka akan terjadi pembuahan sehingga dapat menyebabkan
kehamilan. Pada kehamilan biasanya terjadi perubahan pada seluruh tubuh, terutama oleh
pengaruh hormon-hormon somatotropin, estrogen dan progesteron. HCG (Human Chorionic
Gonadotropin) merupakan suatu hormon yang dihasilkan oleh jaringan plasenta yang masih
muda dan dikeluarkan lewat urin. Hormon ini juga dihasilkan bila terdapat proliferasi yang
abnormal dari jaringan epitel korion seperti molahidatidosa atau suatu chorio carsinoma.
Kehamilan akan ditandai dengan meningkatnya kadar HCG dalam urin pada trimester I, HCG
disekresikan 7 hari setelah ovulasi. Pemeriksaan HCG dengan metode immunokromatograpi
merupakan cara yang paling efektif untuk mendeteksi kehamilan dini. Perumusan
masalahnya adanya sekresi HCG dalam urin dapat digunakan untuk deteksi kehamilan dini.
Metode imunokromatograpi sebagai salah satu test diagnostic untuk deteksi HCG dalam
sampel urin secara in vitro.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah pemeriksaan HCG
secara kualitatif metode immunokromatograpi pada urine wanita yang diduga hamil dapat
digunakan untuk membantu deteksi kehamilan dini (Bagus I, 1998).
Pada praktikum kali ini sampel urin yang digunakan yaitu pada ibu hamil dengan
trimester 2 (4-6bln) pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan alat test strip dan test
pack, untuk test pack sampel urin dimasukan ke dalam sumur sampel sebanyak 3 tetes
diamkan selama beberapa menit dan baca hasilnya. sedangkan test strip dicelupkan kedalam
urin normadan tunggu beberapa menit untuk melihat hasilnya, untuk kedua metode tersebut
dengan menggunakan alat yang berbeda didapatkan hasil yang positif. Interpretasi hasil pada
alat test pack :
a. Negatif: Hanya terdapat satu tanda merah yang muncul pada bagian control line
(C) dan tidak tampak garis merah pada bagian test line (T) (sensitiÞ tas 0 IU/ml)
b. Positif: terdapat 2 tanda merah, satu pada bagian test line (T) dan satu pada bagian
control line (C) (sensitiÞ tas 25 mIU/ml)
DAFTAR PUSTAKA
Bagus I. 1998. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, 81-88 dan 106-126. Penerbit
Arcan, Jakarta.
Bagus I. 2000. Buku Saku Ilmu Kandungan,100-105. Penerbit Arcan, Jakarta.
Christina S.I., 1993, Perawatan Kebidanan, Jilid I, 65-69 dan 70-83. Penerbit Bharata,
Jakarta.