1 Pendahuluan
1 Pendahuluan
1 Pendahuluan
Tugas = 20%
Kuis = 20%
UTS = 30%
UAS = 30%
Teori Mendel dapat diterima olah para
biologiwan terutama setelah diketahui bahwa
terdapat keparalelan antara teori Mendel
dengan perilaku kromosom dalam proses
meiosis.
Walter S. Sutton dan Theodore Bovari yang
bekerja secara terpisah pada periode yang
sama (yaitu tahun 1903) menunjukkan bahwa
perilaku kromosom dalam proses
pembentukan gamet (proses meiosis) setara
dengan teori yang dikemukakan oleh Mendel.
Karena kromosom berpasangan,
pada sepasang kromosom
homolog, maka gen-gen juga
berpasangan, dan letaknya
sebentang.
Lengan
pendek
Centromer
Lengan
panjang
Kromosom
Bahan sifat keturunan dalam
cytoplasma berupa particle cytoplasma,
mitochondria, plastid, dalam tanaman,
kapsia dalam paramecium, dll.
Kromosom: bentuk, besar, banyak
dalam tiap spesies, berbeda.
Kromosom yang sama bentuk dan
besarnya disebut Homolog.
Dalam setiap sel ada 2 kromosom yang
sebentuk dan sama besar. kromosom-
kromosom demikian disebut homolog.
Satu set itu dalam istilah genetik disebut
ploidi. Karena jumlah kromosom itu 2
set, disebut diploid.
Satu ploidi disebut juga genom.
Jumlah kromosom satu ploidi sering diberi
simbol x.
Jumlah kromosom tubuh yang diploid ditulis
dengan 2N atau 2n.
Jumlah kromosom gamet yang sudah
matang, hanya mengandung separuh dari
jumlah kromosom dari sel tubuh dan disebut
dengan haploid (n).
Misal tanaman padi, sel-sel gamet
mengandung jumlah kromosom
separuh dari 24, yakni 12 kromosom.
Dari 12 kromosom ini satu sama lain
tidak sama bentuk atau macamnya
berbeda.
Perilaku kromosom dapat dipelajari setelah ahli
biologi dapat melakukan pengamatan
mikroskopis, khususnya mengenai kromosom.
Serangkaian hasil penelitian mendorong ilmu
Genetika berkembang sangat pesat.
Lahirlah ilmu-ilmu lain diantaranya adalah
Sitogenetika.
Sitogenetika mengutamakan aspek genetika
yang berhubungan erat dengan sel.
Sitogenetika berkembang dari dua cabang
ilmu yakni Sitologi dan Genetika.
Oleh karena kromosom diketahui menjadi
tempat utama bahan genetik DNA, maka
bentuk dan struktur kromosom, perilaku
kromosom, perubahan struktur dan jumlah
kromosom, serta evolusi kromosom menjadi
dasar Sitogenetika.
Penerapan Ilmu Sitogentika dalam penelitian biologi,
khususnya pemuliaan tanaman, telah menghasilkan
banyak varietas baru yang berdaya hasil tinggi,
adaptif terhadap cekaman lingkungan (baik biotik
maupun abiotik), berkualitas tinggi dan sesuai
dengan keinginan konsumen.