Makalah Melaksanakan Pembibitan Tanamn Buah Semusin
Makalah Melaksanakan Pembibitan Tanamn Buah Semusin
Makalah Melaksanakan Pembibitan Tanamn Buah Semusin
DISUSUN:
INDRA LESMANA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada tuhan yang maha esa karena berkat rahmat-Nya lah
kami bias menyelesaikan makalah yang berjudul “Melaksanakan pembibitan tanaman buah
semusim”.
Kami ucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makala
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu,kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalh ini ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan YME karena dengan keagungannya semula
bentuk awalnya benih dengan menggunakan ilmu perlakuan benih keluarlah calon akar, daun
dan selanjutnya menjadi tanaman yang kecil, proses tersebut adalah bentuk kemurahannya
yang diberikan kita semua.
1.3 Tujuan
BAB III
PEMBAHASAN
a. Pemilihan Lokasi Pembibitan
Dalam pemilihan lokasi pembibitan hal yang perlu diperhatikan antara lain:
aspek tempat, jalan , drainase, sumber air, dan tanah
1) Tempat
Pemilihan tempat pembibitan merupakan hal yang yang penting untuk
menyediakan kondisi optimal sehingga menghasilkan bibit berkualitas
tinggi. Tempat pembibitan sebaiknya diletakkan di tengah
4) Air
Kebutuhan air (jumlah dan mutu) harus ditentukan sebelum memulai
penyiapan lokasi, sehingga sumber air yang ada harus dapat memenuhi
kebutuhan yang diperlukan. Jika kualitas air diragukan maka contoh air
sebaiknya dianalisis untuk menentukan kandungan sedimen dan polutan
atau bahan kontaminan.
5) Tanah
Tanah pada lokasi pengisian polybag harus berkualitas baik. Sifat-sifat
tanah untuk pembibitan adalah tidak kedap air, gembur dengan kadar
pasir tidak lebih 60%, dan bebas kontaminasi. Tanah untuk pengisian
polybag harus disaring untuk menghilangkan kotoran, batu, ranting
tanaman dan gumpalan besar.
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang disebabakan oleh kondisi benih itu
sendiri. Yang tergolong faktor internal adalah :
a) Kesehatan benih
b) Daya kecambah
2) Faktor Eksternal
Yang termasuk faktor eksternal adalah :
a) Air
b) Udara
c) Temperatur
d) Cahaya
c. Rumah pembibitan
1) Model I
Kerangka naungan dapat terbuat dari besi, bambu, kayu atau bahan lain
yang ada berbentuk setengah lingkaran. Atap sungkup dapat terbuat dari
plastik bening transparan, kain strimin atau gabungan keduanya. Apabila
hanya menggunakan plastik bening transparan maka harus sering
dibuka dan ditutup. Sungkup dibuka mulai pagi hari sampai
pukul 12.00 siang, kemudian ditutup.Sore hari sungkup dibuka lagi dan
ditutup pada malam hari.
2) Model II
Model II biasa digunakan untuk skala penanaman besar. Rumah
pembibitan ini di buat besar seperti saung (gubug) yang di dalamnya
dibuat para-para dengan ketinggian ±50 cm dari permukaan tanah. Para-
para ini tempat menaruh barisan nampan/wadah plastik yang berisi
103tanaman semai. Rumah pembibitan ini mempunyai ukuran panjang
5-8 m, lebar 3,5-5,0 m, dan tinggi 3,5 m. (gambar 4.2)
3) Model III
Model rumah pembibitan ini merupakan perpaduan antara rumah
pembibitan model I dan model II. Ukuran dan modelnya sama dengan
model I, hanya pada model I terletak di permukaan tanah, sedangkan
model III dibuat para-para sehingga berjarak ± 50 cm dari permukaan
tanah (gambar 4.3). Model III sangat sesuai untuk pembibitan di musim
hujan. Penggunaan bahan bambunya lebih hemat dibandingkan dengan
rumah model II, lebih aman dari serangan hama, penyakit, dan
kelembaban relatif tinggi dibandingkan dengan model I.
d. PenyiapanMediaSemai
Pesemaian adalah tempat menanam benih/bibit yang bersifat sementara,
dimana tanaman muda/bibit ini dipelihara sampai saat dipindahkan ke
lapangan.Media semai hendaknya dapat menjamin pertumbuhan
perakaran setelah biji berkecambah. Oleh sebab itu media pesemaian
hendaknya terdiri dari komposisi media yang dipersyaratkan oleh
pertumbuhan bibit sehingga bibit dapat tumbuh sehat dan baik.
1) Komposisi media
Tanah media semai harus kering dan diusahakan dari ke- bun
bambu.Tanah dari kebun bambu biasanya tidak terlalu liat d a
n b e r wa r n a h i ta m ka r e n a b a n ya k me n g a n d u n g b a
h a n o r g a nik.Setelah ditampung, tanah yang telah dibersihkan
dari serabut-serabut akar disaring dengan menggunakan
penyaring pasir. Tanah lembut hasil saringan ini akan
memudahkan akar bibit tanaman semusim berkembang dengan baik.
2) Beberapa hal yang harus diperhatikan yang berhubungan dengan media
yaitu:
a) Diusahakan kondisinya cukup lembab (kurang lebih 85%)
b) Berfungsi menyediakan makanan bagi benih setelah belahan biji
(cotyledon) tidak berfungsi lagi dan selama benih tersebut belum
dipindahkan ke lapangan atau tempat lain.
c) Sirkulasi udara cukup baik
Media pesemaian sebaiknya disterilkan terlebih dahulu untuk
mencegah adanya bibit-bibit penyakit yang dapat membahayakan bagi
kesehatan biji atau benih.
3) Sterilisasi media pesemaian dapat dilakukan dengan:
a) Autoclaf atau mengukus media pembibitan tersebut sampai 60- 70C
selama 30 menit.
b) Menyiram dengan larutan formalin 4% sebanyak 1 liter larutan per 1
m2 luas pembibitan kemudian ditutup selama 24 jam.
c) Menggunakan Basamid G dengan dosis 150-200 g, untuk 1 m3 media
semai, aduk sampai rata ditutup dan dibiarkan selama ± 2 minggu agar
gas basamid Gnya menguap. Pencampuran dan pengadukan harus
menggunakan sarung tangan karena Basamid G bersifat iritasi
terhadap kulit.
c) Pemeraman Benih
Setelah benih ditiriskan dari pencelupan larutan fungisida,
benih dikeluarkan dari plastik dan selanjutnya dibungkus dalam
kain lembab atau kertas koran basah. Kain lembab atau kertas
koran basah berisi benih ini dimasukkan ke dalam kaleng
peme r a m ya n g d a p a t d ib u a t d a r i b e ka s ka le n g b is
ku i t . B a g ia n dasar kaleng diberi pasir bersih setebal ¼
bagiandiatasnya dilapisi kertas koran. Lapisan pasir dan
kertas koran ini harus senantiasa lemba b . Un tu k me
mb u a t ko n d is i h a n g a t ( 2 5 - 30° C) d a la m r u a n g
pemeraman, diberikan lampu 15 – 25 Watt.
Pe me r a ma n d i la kuka n ku r an g le b ih s e la ma 1 - 2 ma
la m ( 24 - 4 8 ja m), te rg an tu n g ko n d is i b e n ih . S e t ia p 4
- 6 ja m h a r u s senantiasa dikontrol kelembapan kain
lembab/kertas koran maupun lapisan pasir yang ditutupi
kertas koran. Apabila kondisinya kering, harus diperciki air agar
tetap lembab.
Benih selesai diperam telah tumbuh calon akar (radikel)
sepanjang 2-3 mm. Apabila terlalu panjang, ada kemungkinan
calon akar patah sehingga kecambah gagal menjadi calon
bibit. Tidak semua benih akan seragam dalam waktu
pemeramannya. Ole h ka r e n a i tu , b e n ih ya n g te la h mu
n cu l ca lo n a ka r n ya ( 1 - 3 mm) harus segera disemai di
plastik polibag, sedangkan benih yang belum muncul calon
akamya harus diperam lagi.
g. Penyemaian Benih
Umu r p e mb ib i ta n s e ma n g ka s a n g a t s in g ka t a n ta r a 1
0 - 14 hari. Oleh karena itu, penyemaian benih dilakukan bila be-
dengan penanaman telah selesai dikerjakan. Jangan sampai terjadi
bibit telah siap ditanam, sedangkan bedengan penanaman belum
seleai dikerjakan. Akibatnya, bibit terlalu tua untuk ditanam. B ib i t
ya n g te r la lu tu a me miliki p e r tu mb u h a n ya n g te r la mb a t
sehingga produksi yang dihasilkan juga berkurang.
B e n ih d ima s u kkan ke d a la m p o l ib a g s e d a la m 1 , 5 cm d e
ngan posisi calon akar menghadap ke bawah. Satu polibag diisi
dengan satu benih. Kemudian tutuplah b e n ih d e n g a n ca
mp u r a n a b u s e ka m d e n g a n ta n a h d e n g a n p e r b a n d in g a n
2
: 1 a ta u 2 : 1 : 1 ya n g te la h d is ia p ka n . S ir a mla h s e cu ku p n
ya . Pe n ye ma ia n b e n ih in i sebaiknya ditangani oleh 1 -2 orang
saja agar kedalaman penanaman benihnya seragam sehingga
pertumbuhan bibitnya pun seragam.
Untuk menciptakan suasana hangat yang merangsang per - ke
ca r n b a h a n b e n ih , tu tu p la h p e r mu ka an p e s e ma ia n d e n g a
n karung goni basah. Apabila pada hari ke -2 atau ke-3 kecambah
te la h mu n cu l d i p e r mu ka a n me d ia s e ma i ma ka ka r u n g g o n
i dibuka.
Untuk penanaman semangka non-biji Skala besar di musim hujan,
penyemaian benih sebaiknya dilakukan dalam dua tahap. Ta h a p
p e r ta ma p e n ye ma ia n u n tu k p e n a n a ma n , e mp a t h a r i
kemudian penyemaian untuk persiapan penyulaman. penyemaian
s e ca r a d u a ta h ap in i a ka n me mb er ikan p e rtumb uh a n b ib i t
d i la p a n g a n ya n g s e r a g a m a n ta r a p e n a n a ma n p e r ta ma d
e n g a n penyulaman. Cadangan bibit semangka non -bij ; untuk
sulaman p a d a mu s im ke ma r a u d is ia p ka n 1 0 % d a r i ke b u tu
h a n b e n ih pokok, sedangkan pada musim hujan diperlukan
cadangan sebesar 15-20% dari kebutuhan benih pokok.
h. Pemeliharaan Pembibitan
2) Penyiraman
Setiap pagi hari, bibit harus disiram air secukupnya karena pada siang
hari bibit akan kehilangan air cukup banyak akibat penguapan. Pada
waktu panas terlalu terik, tanah media kering sehingga penyiraman
perlu diulangi pada sore hari. Hindarilah penyiraman pada siang hari
karena air yang diberikan akan segera menguap. Penguapan ini
menimbulkan panas sehingga menyebabkan bibit stress dan layu
terkulai , bahkan tidak jarang bibit ada yang mati.
3) Penyiangan
Selama pembibitan, perlu dilakukan penyiangan secara manual dengan
tangan satu kali. Pencabutan gulma ini harus dilakukan dengan hati-
hati, jangan sampai akar bibit ikut terangkat. Setelah gulma dibersihkan,
pertumbuhan bibit akan optimal karena semua zat makanan akan
terserap.
4) Pemupukan
Pupuk dasar yang diberikan pada media semai sudah cukup untuk
pertumbuhan dan perkembangan bibit sehingga penambahan pupuk
kimia lewat akar tidak diperlukan. Pupuk daun majemuk yang dilengkapi
unsur mikro dapat diberikan untuk memacu pertumbuhan vegetatif
tanaman. Pemberian pupuk daun ini (misalnya Complesal Special Tonic
atau Kemira Green) cukup sekali, yaitu pada umur 15-18 hari setelah
semai.
Stroberi diperbanyak dengan biji dan bibit vegetatif (anakan dan sto lon
atau akarsulur). Adapun kebutuhan bibit per hektar antara 40.000-83.350.
Tanaman induk yang dipilih harus berumur 1-2 tahun, sehat dan
produktif.Penyiapan bibit anakan dan stolon adalah sebagai berikut:
a) Bibit anakan
b) Bibit stolon
Rumpun yang dipilih telah memiliki akar sulur pertama dan kedua.
Kedua akarsulur ini dipotong. Bibit ditanam di dalam atau polibag 18
x 15 cm berisicampuran tanah, pasir dan pupuk kandang (1:1:1).
Setelah tingginya 10 cm danberdaun rimbun, bibit siap dipindahkan
ke kebun.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah mempelajari mata pelajaran ini dan disediakan alat dan bahan pembibitan
tanaman buah sesuai standar apa yang anda ketahui tentang pembibitan tanaman buah
semusim? Adakah kegiatan pembibitan dilingkungan anda apa saja kegiatanya?peserta didik
mampu melaksanakan pembibitan tanaman buah semusim sesuai standar.agar dapat
membantu dalam memperlancar pemahaman pembelajaran tentang mata pelajaran
pembibitan tanaman buah semusim anda diminta secara kelompok untuk mengamati terlebih
dahulu dilingkungan anda tentang lokasi pembibitan, tempat pembibitan, srana dan prasarana
pembibitan , media pembibitan agribisnis buah semusim (semangka, timun, suri, blewah, dan
stroberi.
3.2 Saran
http://magussudrajat.blogspot.com/2010/10/konsep-pemasaran-ruang-
lingkup- sistem.html 25 Des 2013
http://mycopypast.blogspot.com/2009/09/pengertian-perencanaan-pemasaran.html
25 des 2013
http://pnwhandbooks.org/plantdisease/watermelon-citrullus-sp-damping 16Nop
2013.
http://suksesbercocok-tanam.blogspot.com/2012/09/budidaya-timun-suri.html, 30
September 2013
http://search.yahoo.com/search?ei=utf-8&fr=ytff1 yff25&p=mycosphaerella
%20melonis %20of%20water%20melon&type 18 Nop 2013
http://strawberrydataranrendah.blogspot.com/2012_03_01_archive.html 28 Februari
2014
http://techno.okezone.com/read/2014/01/03/56/921224/
teknologi-panen- stroberi-tak-kenal-musim 24 februari 2014
http//wararindi.wordpress.com/?attacment1d=315,314#main 20 Nop 2013
Http//www.wikipedia.com. 20 Nop 2013.
Moeh d. Baga Kalie. 1985. Bertanam Semangka. Penebar swadaya. Jakarta
Munawar.A, (2011).KesuburanTanamandanNutrisiTanaman, IPBPres,
Bogor. Prajnanta, Final. 1999.Agribisnis Semangka Non Biji. PT Penebar
Swadaya. Jakarta. Erwanson,R.2002. Sistem Standar Akuntansi Dilingkup
PPPG Pertanian Cianjur.
Rahmat Rukmana. 1994. Budidaya Tanaman Semangka Hibrida. Kanisius,
Jakarta. Setiadi. 1999. Bertanam Semangka. Penebar Swadaya. Jakarta.
Utama, M.I, 2001.Penangan Pascapanen Buah dan Sayuran. Makalah dalam
Forum Konsultasi teknologi, Bali.
Wawan. 2010. Budidaya Tanaman Stroberi. Modul. Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan tenaga kependidikan
Pertanian. Cianjur