Makalah Melaksanakan Pembibitan Tanamn Buah Semusin

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

MELAKSANAKAN PEMBIBITAN TANAMAN


BUAH SEMUSIM

DISUSUN:
INDRA LESMANA

SMK NEGERI 1 PEKAT


2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada tuhan yang maha esa karena berkat rahmat-Nya lah
kami bias menyelesaikan makalah yang berjudul “Melaksanakan pembibitan tanaman buah
semusim”.

Kami ucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makala
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu,kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalh ini ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pemilihan Lokasi Pembibitan

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pembibitan

2.3 Rumah Pembibitan

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Melon merupakan tanaman buah semusim yang termaksud dalam family
Cucurbitacea. Buah melon banyak disukai karena rasanya yang manis serta aroma yang khas.
Buah yang masak dapat langsung dikonsumsi segar atau diolah menjadi kue, pudding, dan
aneka hidangan lain. Saat ini dikenal beberapa jenis melon dengan karakteristik yang
beragam baik yang hibrida maupun yang non hibrida.

Pembibitan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam budidaya


tanaman. Dengan menggunakan bibit yang baik maka akan dihasilkan tanaman yang baik
pula sehingga menghasilkan produksi yang optimal, sebaliknya jika menggunakan bibit yang
jelek maka akan dihasilkan tanaman yang jelek. Tujuan pembibitan adalah menyediakan bibit
yang baik yaitu sehat, seragam dan normal pertumbuhannya menggunakan sarana yang
memadai dengan waktu dan jumlah yang ditetapkan. Artinya pembibitan adalah tempat
menanam benih (bibit) yang bersifat sementara dimana tanaman muda ini dipelihara sampai
saat dipindahkan kelapangan.Kegiatan yang tidak dapat dianggap ringan adalah pemeliharaan
bibit, karena setelah benih disemai kemudian tumbuh dan tidak dilakukan pemeliharaan
dengan baik maka pertumbuhan bibit akan tidak tumbuh tidak normal. Untuk itu
pemeliharaan harus dilakukan secara rutin meliputi: bagaimana cara mengatur intensitas
matahari, suhu lingkungan, mengatur kelembaban, menjaga kesehatan tanaman dan
kebersihan lingkungan, sehingga bibit tumbuh sehat, normal sesuai yang diinginkan.

Marilah kita bersyukur kepada Tuhan YME karena dengan keagungannya semula
bentuk awalnya benih dengan menggunakan ilmu perlakuan benih keluarlah calon akar, daun
dan selanjutnya menjadi tanaman yang kecil, proses tersebut adalah bentuk kemurahannya
yang diberikan kita semua.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah:
a) Bagaimana melaksanakan pembibitan tanaman buah semusim ?
b) Bagaimana teknik pembibitan ?

1.3 Tujuan

Tujuan dalam penulisan dalam makalah ini adalah:


a) Untuk mengetahui pembibitan tanaman buah semusim
b) Untuk mengetahui teknik pembibitan tanaman buah semusim

BAB III
PEMBAHASAN
a. Pemilihan Lokasi Pembibitan

Dalam pemilihan lokasi pembibitan hal yang perlu diperhatikan antara lain:
aspek tempat, jalan , drainase, sumber air, dan tanah
1) Tempat
Pemilihan tempat pembibitan merupakan hal yang yang penting untuk
menyediakan kondisi optimal sehingga menghasilkan bibit berkualitas
tinggi. Tempat pembibitan sebaiknya diletakkan di tengah

dengan maksud untuk meminimalkan jarak dan waktu transportasi.


tempat yang berada di tengah juga akan membantu kemudahan
pengawasan dan pengamanan. Selain itu tempatnya diusahakan yang
berdekatan dengan perkampungan sehingga mudah untuk
mendapatkan tenaga kerja.

Apabila tempat kegiatan agribisnis topografinya tidak datar, sebaiknya


lokasi pembibitan memiliki kemiringan yang rendah tidak melebihi 15
%, agar pembibitannya tetap relatip datar sehingga drainasenyabaik dan
lancar. Bentuk pembibitan diusahakan menyerupai kotak atau persegi
panjang agardesain instalasi penyiramannya lebih efisien.
2) Jalan
Lokasi pembibitan dipilih tempat yang tidak terisolasi, dan mempunyai
jalan yang cukup lebar dan kuat agar kendaran dapat lewat pada periode
penanaman. Jarak antara jalan angkut ke bedeng pembibitan tidak terlalu
jauh maksilam 50 meter.
3) Drainese
Lokasi sebaiknya tidak terkena banjir karena akan merusak pembibitan
dan bangunan, atau adanya air yang tergenang merupakan awal stres
pada bibit dan ketidak seimbangan nutrisi. Pilih lokasi yang agak tinggi
dari aliran air utama, atau pastikan bahwa ada saluran air keluar yang
membantu sistem drainase.

4) Air
Kebutuhan air (jumlah dan mutu) harus ditentukan sebelum memulai
penyiapan lokasi, sehingga sumber air yang ada harus dapat memenuhi
kebutuhan yang diperlukan. Jika kualitas air diragukan maka contoh air
sebaiknya dianalisis untuk menentukan kandungan sedimen dan polutan
atau bahan kontaminan.

5) Tanah
Tanah pada lokasi pengisian polybag harus berkualitas baik. Sifat-sifat
tanah untuk pembibitan adalah tidak kedap air, gembur dengan kadar
pasir tidak lebih 60%, dan bebas kontaminasi. Tanah untuk pengisian
polybag harus disaring untuk menghilangkan kotoran, batu, ranting
tanaman dan gumpalan besar.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pembibitan Beberapa


faktor yang menetukan keberhasilan pembibitan, yaitu :

1) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang disebabakan oleh kondisi benih itu
sendiri. Yang tergolong faktor internal adalah :

a) Kesehatan benih

Benih yang kurang sehat memungkinkan tumbuhnya relatif rendah


atau akan menyebabkan kematian bibit dalam pesemaian, maka benih
yang berwarna dan bentuknya menyimpang sebaiknya dibuang
karena benih tersebut kemungkinan besar tidak sehat.

b) Daya kecambah

Benih yang disimpan terlalu lama akan menurunkan daya kecambah


benih. Benih yang baik memiliki daya kecambah lebih dari 80%. Untuk
mempercepat daya kecambah benih dapat dilakukan perendaman
dengan air hangat

2) Faktor Eksternal
Yang termasuk faktor eksternal adalah :

a) Air

Benih yang tumbuh dalam pesemaian memerlukan air yang cukup.


Kekurangan air dapat mengakibatkan proses perkecambahan lambat
dan akhirnya kegiatan pesemaian menjadi gagal. Terdapat beberapa
cara yang dilakukan untuk memberikan air yang cukup selama
perkecambahan seperti merendam benih pada air sebelum
disemaikan, mengecambahkan benih dengan air yang mengalir
(tembakau), menyiram secara berkala.

b) Udara

Dalam perkecambahan benih memerlukan udara yang cukup,


kekurangan udara akan mengakibatkan benih tidak berkecambah.
Kondisi pesemaian yang menyediakan cukup udara dan air
merupakan kondisi yang ideal bagi proses perkecambahan benih.

c) Temperatur

Benih dapat berkecambah dengan baik dan normal menghendaki


kondisi temperatur yang cukup hangat. Beberapa tanaman
memerlukan temperatur yang tinggi dalam perkecambahannya. Pada
daerah yang dingin untuk menciptakan kondisi yang cukup hangat
dan tidak terjadi fluktuasi temperatur, bedengan diberi sungkup
plastik.

d) Cahaya

Beberapa jenih tanaman berkecambah dengan baik, apabila tidak ada


cahaya. Sehingga dalam penyemaian selalu ditutup dengan media
semai. Tetapi ada beberapa tanaman yang tidak dipengaruhi oleh
cahaya.

e) Cara Peletakan Beni


Beberapa tanaman terutama ukuran benihnya besar, keberhasilan
pesemaian ditentukan oleh cara meletakan benih. Meletakan benih
terbalik dengan bagian tempat tumbuh akar diatas akan mengurangi
keberhasilan pesemaian.

c. Rumah pembibitan

Rumah pembibitan dibuat untuk melindungi bibit101tanaman yang masih


muda dari terik sinar matahari, air hujan, dan serangan hama dan penyakit.
Luasan pembibitan tergantung dari luasan penanaman yang akan
dilakukan, semakin luas penanaman semakin luas pula kebutuhan
tempat/rumah pembibitan. Model rumah pembibitan disesuaikan dengan
luas penanaman. Berikut ini diuraikan beberapa model rumah pembibitan
antara lain:

1) Model I

Model I mempunyai ukuran panjang 10-15 m, lebar 100-120 Cm, dan


tinggi 75 Cm sebaiknya dibuat setengah lingkaran. Model I biasa
digunakan untuk penanaman skala kecil. Polibag yang telah diisi dilapisi
media semai ditata secara berjajar, terlebih dahulu di bagian bawah
dilapisi kertas koran agar perakaran bibit nantinya tidak menembus ke
dalam tanah. Kelemahan dari model ini harus memindahkan bibit-bibit
ke nampan/kotak khusus, baru diangkut ke lokasi penanaman sehingga
memerlukan waktu dan tenaga lebih banyak.

Kerangka naungan dapat terbuat dari besi, bambu, kayu atau bahan lain
yang ada berbentuk setengah lingkaran. Atap sungkup dapat terbuat dari
plastik bening transparan, kain strimin atau gabungan keduanya. Apabila
hanya menggunakan plastik bening transparan maka harus sering
dibuka dan ditutup. Sungkup dibuka mulai pagi hari sampai
pukul 12.00 siang, kemudian ditutup.Sore hari sungkup dibuka lagi dan
ditutup pada malam hari.

Apabila menggunakan kain strimin dapat digunakan berbagai macam


warna. Berdasarkan pengalaman, kain strimin warna hijau memberikan
pertumbuhan bibit tanaman yang lebih sehat dan cepat dibandingkan
dengan warna lain.

Gambar 12. Rumah Pembibitan Model I

Penggunaan kain strimin mempunyai beberapa keuntungan , antara lain


tidak perlu membuka dan menutup berulang-ulang karena sinar
matahari yang masuk tidak 100%, selain itu pemeliharaan seperti
penyiraman dan penyemprotan fungisida dapat dilakukan tanpa
membuka kain strimin. Keuntungan lainnya mencegah hama masuk ke
pembibitan sehingga mengurangi penyemprotan insektisida. Pada
penggunaan plastik transparan sebagai sungkup, hama seperti belalang,
ulat tanah, dan anjing tanah (orong-orong) dapat dengan mudah masuk
ke pembibitan. Kerugian penggunaan kain strimin sebagai penutup
sungkup yaitu memerlukan biaya yang lebih tinggi dibandingkan plastik
transparan bening.Pada saat musim hujan, sebaiknya digunakan
rangkap antara plastik bening dengan kain strimin untuk melindungi
bibit tanman dari terpaan air hujan.

2) Model II
Model II biasa digunakan untuk skala penanaman besar. Rumah
pembibitan ini di buat besar seperti saung (gubug) yang di dalamnya
dibuat para-para dengan ketinggian ±50 cm dari permukaan tanah. Para-
para ini tempat menaruh barisan nampan/wadah plastik yang berisi
103tanaman semai. Rumah pembibitan ini mempunyai ukuran panjang
5-8 m, lebar 3,5-5,0 m, dan tinggi 3,5 m. (gambar 4.2)

Gambar 13. Rumah Pembibitan Model II

Keunggulan model ini mudah dalam perawatan karena orang dapat


masuk ke dalamnya. Rak bibit pun dapat langsung diangkut ke lahan
tanpa memindahkan polibagnya satu per satu seperti model I. Kelebihan
lainnya rumah pembibitan ini dapat digunakan berkali-kali. Kerugiannya
diperlukan biaya yang lebih besar daripada model I.

3) Model III
Model rumah pembibitan ini merupakan perpaduan antara rumah
pembibitan model I dan model II. Ukuran dan modelnya sama dengan
model I, hanya pada model I terletak di permukaan tanah, sedangkan
model III dibuat para-para sehingga berjarak ± 50 cm dari permukaan
tanah (gambar 4.3). Model III sangat sesuai untuk pembibitan di musim
hujan. Penggunaan bahan bambunya lebih hemat dibandingkan dengan
rumah model II, lebih aman dari serangan hama, penyakit, dan
kelembaban relatif tinggi dibandingkan dengan model I.

Gambar 14. Rumah Pembibitan Model III

d. PenyiapanMediaSemai
Pesemaian adalah tempat menanam benih/bibit yang bersifat sementara,
dimana tanaman muda/bibit ini dipelihara sampai saat dipindahkan ke
lapangan.Media semai hendaknya dapat menjamin pertumbuhan
perakaran setelah biji berkecambah. Oleh sebab itu media pesemaian
hendaknya terdiri dari komposisi media yang dipersyaratkan oleh
pertumbuhan bibit sehingga bibit dapat tumbuh sehat dan baik.

1) Komposisi media

Komposisi media semai yang biasa digunakan dalam pembibitan


b u a h s e mu s ims e p e r t i s e ma n g ka , t imu n s u r i , d a n b le
wa h a d a la h ca mp u r a n d a r i ta n a h , p u p u k kandang, dan
pupuk SP-36 ditambah dengan in s e ktis id a ka r b o f ura n ( F
u rad an /Cura ter/ pe trof ur p i l ih s a la h s a tu ) . Pe r
bandingannya 2 ember tanah, 1 ember pupuk kandang yang
sudah matang, atau 2 ember tanah, 1 ember pupuk
kandangsudah matang, 1 ember pasir/raring sekam yang
ditamb a h 50 g S P - 3 6 ya n g d i le mb u tka n , serta 25 g
insektisida karbofuran/furadan.
Gambar 15. KomposisiMedia Semai Perbandingan 2:1

Gambar 16. KomposisiMedia Semai Perbandingan 2:1:1

Tanah media semai harus kering dan diusahakan dari ke- bun
bambu.Tanah dari kebun bambu biasanya tidak terlalu liat d a
n b e r wa r n a h i ta m ka r e n a b a n ya k me n g a n d u n g b a
h a n o r g a nik.Setelah ditampung, tanah yang telah dibersihkan
dari serabut-serabut akar disaring dengan menggunakan
penyaring pasir. Tanah lembut hasil saringan ini akan
memudahkan akar bibit tanaman semusim berkembang dengan baik.
2) Beberapa hal yang harus diperhatikan yang berhubungan dengan media
yaitu:
a) Diusahakan kondisinya cukup lembab (kurang lebih 85%)
b) Berfungsi menyediakan makanan bagi benih setelah belahan biji
(cotyledon) tidak berfungsi lagi dan selama benih tersebut belum
dipindahkan ke lapangan atau tempat lain.
c) Sirkulasi udara cukup baik
Media pesemaian sebaiknya disterilkan terlebih dahulu untuk
mencegah adanya bibit-bibit penyakit yang dapat membahayakan bagi
kesehatan biji atau benih.
3) Sterilisasi media pesemaian dapat dilakukan dengan:
a) Autoclaf atau mengukus media pembibitan tersebut sampai 60- 70C
selama 30 menit.
b) Menyiram dengan larutan formalin 4% sebanyak 1 liter larutan per 1
m2 luas pembibitan kemudian ditutup selama 24 jam.
c) Menggunakan Basamid G dengan dosis 150-200 g, untuk 1 m3 media
semai, aduk sampai rata ditutup dan dibiarkan selama ± 2 minggu agar
gas basamid Gnya menguap. Pencampuran dan pengadukan harus
menggunakan sarung tangan karena Basamid G bersifat iritasi
terhadap kulit.

Media semai yang telah disiapkan kemudian ditempatkan dalam wadah


semai.Wadah atau tempat pembibitan dapat mempergunakan polibag
plastik atau tempat yang terbuat dari daun pisang, daun hanjuang atau
daun jagung atau bahan lainnya yang biasa dikenal dengan istilah
“pocis”.Apabila menggunakan “pocis” pengisian medianya penuh. Untuk
polibag plastik pengisian medianya tidak harus sampai penuh sehingga
tersedia ruang. Tinggi polibag plastik yang berisi media sampai 90 %,
kelebihan ruang dibagian atas dapat dilipat agar mudah dilepaskan saat
akan ditanam. .

e. Pembuatan Lubang Aerasi

Lubang aerasi dalam pembuatan media tanam polibag mutlak


dilakukan.Lubang aerasi disediakan mempunyai beberapa fungsi. Antara
lain:
1) Membantu aerasi pada media tanam
2) Membantu mengatur suhu media tanam agar tidak terlalu panas, yang tidak
dikehendaki oleh tanaman, khususnya pada siang hari
3) Untuk drainase, yaitu mengalirkan kelebihan air, dan membuang residu, sisa
pemupukan yang tidak dimanfaatkan oleh tanaman.

Lubang aerasi dibuat mulai dasar polibag ¾ tinggi polibag.Pembuatan


lubang aerasi pada polibag dapat dibuat menggunakan perfurator. Jumlah
lubang yang harus disediakan diperkirakan mampu memenuhi fungsi,
untuk aerasi menjaga suhu agar tidak terlalu tinggi dan mampu
mengalirkan kelebihan air dengan lancar dan cepat
Polibag plastik atau “pocis” yang telah terisi media langsung disusun
secara teratur di atas bedeng persemaian di dalam bangunan pembibitan.
Panjang dan lebar penyusunannya disesuaikan dengan bangun pembibitan
sehingga mudah pemeliharaannya. Biasanya tempat semai disusun secara
memanjang, lebarnya 1-1,2 m dan panjang disesuakan dengan panjang
bangun pembibitan. Dengan cara demikian, setiap luasan 1 m2 dapat
ditempati 600-700 polibag.

f. MemberiPerlakuan Benih Yang Akan Disemai

Benih yang akan digunakan sebaiknya diberi perlakuan (seed treatment),


tujuannya adalah agar benih dapat dan cepat berkecambah serta daya
kecambahnya tinggi, selain itu bibit yang tumbuh nantinya akan terbebas
dari penyakit.
1) Perlakuan benih semangka non-biji
Benih semangka non-biji mempunyai daya kecambah benih ya
n g ja u h le b ih r e n d a h (< 7 5 %) d ib a n d in g ka n d e n g a
n b e n ih semangka berbiji (85 -90%).untuk itu pelaksanaan
pembibitan Semangka non biji lebih duluan 1 minggu
dibanding semangka berbiji. Semangka non-biji mempunyai
ukuran benih yang lebih besar, lebih tebal dan tidak normal,
dibandingkan benih s e ma n g ka b e r b i j i . Me n g in g a t h a r g
a b e n ih s e ma n g ka non-biji sangat mahal, perlu
diupayakan cara-cara untuk meningkatkan d a y a ke ca mb a h
b e n ih . Ca r a - ca r a p e r la ku a n b e n ih ya n g d a p a t
dilakukan seperti peretakan/peregangan mu lu t b e n ih , p e n
cu cia n d a n p e n ce lu p a n b e n ih d a la m la r u ta n
fungisida/bakterisida, serta pemeraman benih.
a) Peretakan/peregangan mulut benih

Mulut (ujung) benih semangka non-biji harus sedikit


diretakkan (dibuka) agar air dan oksigen dapat masuk untuk
memudahkan proses perkecambahan. Alat yang diperlukan
untuk pereta ka n / p e r e g a n g a n b e n ih a d a la h g u n t in g
ku ku . Cara peretakan mulut benih sebagai berikut:
 Peganglah pangkal benih (bagian yang membulat) dengan
menggunakan tangan kiri.
 Masukkan mulut benih dengan posisi horisontal (tidak
rebah) pada bagian rongga gunting kuku. Mulut benih
menghadap ke kanan.
 Tahanlah tangkai gunting kuku bagian atas dengan jari
telunjuk tangan kanan, sementara ibu jari siap menekan
gunting kuku. Penahanan ini dimaksudkan agar peretakan
mulut benih tidak terlalu keras yang dapat merusakkan
benih.
 Tekan tangkai gunting kuku secara perlahan, tetapi pasti
sampai terdengar bunyi "klik" pertanda mulut benih telah
retak. Penekanan tangkai gunting kuku yang terlalu kuat
akan menyebabkan mulut benih pecah dan keping biji
retak Yang mengakibatkan benih tidak dapat berkecambah.

Berdasarkan pengalaman, peretakan mulut benih


semangka non-biji tidak harus menggunakan gunting
kuku. Tang kecil seperti gunting juga dapat digunakan
untuk meregangkan mulut benih asalkan waktu peretakan
mulut benih tidak terlalu keras sehingga
Gambar 17. PeretakanBenih Semangka Non Biji dengan Gunting
Kuku

b) Pencucian dan Perendaman Benih


B e n ih - b e n ih s e ma n gka n o n- b i j i s e ba ikn ya h a ru s d
icu ci terlebih dahulu sebelum diperam. Pencucian ini
bertujuan untuk me n g h i la n g ka n le n d ir - le n d ir ya n
g ma s ih me n e mp e l . Me n u r u t beberapa penelitian di
Taiwan dan Jepang, diduga lendir -lendir p a d a b e n ih s
e ma n g ka n o n - b i j i in i d a p a t me n g h a mb a t p r o s
e s p e r ke camba han ka re na le n d ir me n g h a la n g i ma s u
kn ya a ir d a n oksigen ke dalam benih.
Un tu k me l in d u n g i b ib i t d a r i s e r a n g a n p e n ya kit r e
b a h kecambah, setelah pencucian benih, dilakukan
perendaman benih ke dalam larutan fungisida. Benih- benih
dimasukkan ke dalam plastik yang telah dilubangi untuk
pengatusan. Kemudian, benih dalam plastik ini dicelup ke
dalam larutan f u n g is id a . F u n g is id a ya n g bia s a d ig u
n a ka n ya i tu o r th o c id e dengan konsentrasi 0,5 gr/l.
Pencelupan hanya dilakukan selama 5 -10 menit karena mulut
benih telah diretakkan sehingga kalau terlalu lama, benih dapat
mati.
Gambar 18. Proses Pengecambahan Benih Semangka Non Biji

c) Pemeraman Benih
Setelah benih ditiriskan dari pencelupan larutan fungisida,
benih dikeluarkan dari plastik dan selanjutnya dibungkus dalam
kain lembab atau kertas koran basah. Kain lembab atau kertas
koran basah berisi benih ini dimasukkan ke dalam kaleng
peme r a m ya n g d a p a t d ib u a t d a r i b e ka s ka le n g b is
ku i t . B a g ia n dasar kaleng diberi pasir bersih setebal ¼
bagiandiatasnya dilapisi kertas koran. Lapisan pasir dan
kertas koran ini harus senantiasa lemba b . Un tu k me
mb u a t ko n d is i h a n g a t ( 2 5 - 30° C) d a la m r u a n g
pemeraman, diberikan lampu 15 – 25 Watt.
Pe me r a ma n d i la kuka n ku r an g le b ih s e la ma 1 - 2 ma
la m ( 24 - 4 8 ja m), te rg an tu n g ko n d is i b e n ih . S e t ia p 4
- 6 ja m h a r u s senantiasa dikontrol kelembapan kain
lembab/kertas koran maupun lapisan pasir yang ditutupi
kertas koran. Apabila kondisinya kering, harus diperciki air agar
tetap lembab.
Benih selesai diperam telah tumbuh calon akar (radikel)
sepanjang 2-3 mm. Apabila terlalu panjang, ada kemungkinan
calon akar patah sehingga kecambah gagal menjadi calon
bibit. Tidak semua benih akan seragam dalam waktu
pemeramannya. Ole h ka r e n a i tu , b e n ih ya n g te la h mu
n cu l ca lo n a ka r n ya ( 1 - 3 mm) harus segera disemai di
plastik polibag, sedangkan benih yang belum muncul calon
akamya harus diperam lagi.

2) Perlakuan benih semangka berbiji


Pe r la ku an b e n ih p a da s e ma n g ka b e r b i j i le b ih s e d e r h
a n a d ib a n d in g ka n p e r la ku a n b e n ih p a d a s e ma n g ka n
o n - b i j i . Se mangka berbiji mempunyai kulit benih relatif tipis
sehingga tidak d ip e r lu ka n u s a ha p e n ipis a n ku l i t b e n ih d
an p e r e ta ka n mu lu t benih untuk membantu proses
perkecambahan. Perlakuan benih yang biasa dilakukan
untuk mempercepat perkecambahan pada benih semangka
berbiji cukup hanya dengan pencucian, peren daman, dan
pemeraman.

a) Pencucian dan perendaman benih


Seperti benih semangka non-biji, benih-benih semangka
berbiji dicucii terlebih dahulu dengan air bersih untuk
menghilangkan lendir-lendir yang melekat. Setelah bersih,
benih dimasukkan ke dalam plastik yang telah dilubangi
untuk pengatusan air dan segera direndam dalam larutan
fungisida. Karena benih semangka berbiji tidak ditipiskan
kulit benih dan diretakan mulut benihnya maka
perendamannya dilakukan selama 4 -6-jamsedangkan
semangka non-biji hanya 5-10 menit.
b) Pemeraman benih
Proses pemeraman benih semangka berbiji sa ma dengan
semangka non-biji. Perbedaannya hanya lama pemeraman.
Kalau s e ma n g ka n o n - b i j i me me r lu ka n wa ktu 1 - 2 h
a r i , s e d a n g ka n semangka berbiji cukup diperam selama
sehari semalam karena daya perkecambahannya yang tinggi (>
85%).

Gambar 19. Proses Pengecambahan Benih Semangka Berbiji

g. Penyemaian Benih

Umu r p e mb ib i ta n s e ma n g ka s a n g a t s in g ka t a n ta r a 1
0 - 14 hari. Oleh karena itu, penyemaian benih dilakukan bila be-
dengan penanaman telah selesai dikerjakan. Jangan sampai terjadi
bibit telah siap ditanam, sedangkan bedengan penanaman belum
seleai dikerjakan. Akibatnya, bibit terlalu tua untuk ditanam. B ib i t
ya n g te r la lu tu a me miliki p e r tu mb u h a n ya n g te r la mb a t
sehingga produksi yang dihasilkan juga berkurang.
B e n ih d ima s u kkan ke d a la m p o l ib a g s e d a la m 1 , 5 cm d e
ngan posisi calon akar menghadap ke bawah. Satu polibag diisi
dengan satu benih. Kemudian tutuplah b e n ih d e n g a n ca
mp u r a n a b u s e ka m d e n g a n ta n a h d e n g a n p e r b a n d in g a n
2
: 1 a ta u 2 : 1 : 1 ya n g te la h d is ia p ka n . S ir a mla h s e cu ku p n
ya . Pe n ye ma ia n b e n ih in i sebaiknya ditangani oleh 1 -2 orang
saja agar kedalaman penanaman benihnya seragam sehingga
pertumbuhan bibitnya pun seragam.
Untuk menciptakan suasana hangat yang merangsang per - ke
ca r n b a h a n b e n ih , tu tu p la h p e r mu ka an p e s e ma ia n d e n g a
n karung goni basah. Apabila pada hari ke -2 atau ke-3 kecambah
te la h mu n cu l d i p e r mu ka a n me d ia s e ma i ma ka ka r u n g g o n
i dibuka.
Untuk penanaman semangka non-biji Skala besar di musim hujan,
penyemaian benih sebaiknya dilakukan dalam dua tahap. Ta h a p
p e r ta ma p e n ye ma ia n u n tu k p e n a n a ma n , e mp a t h a r i
kemudian penyemaian untuk persiapan penyulaman. penyemaian
s e ca r a d u a ta h ap in i a ka n me mb er ikan p e rtumb uh a n b ib i t
d i la p a n g a n ya n g s e r a g a m a n ta r a p e n a n a ma n p e r ta ma d
e n g a n penyulaman. Cadangan bibit semangka non -bij ; untuk
sulaman p a d a mu s im ke ma r a u d is ia p ka n 1 0 % d a r i ke b u tu
h a n b e n ih pokok, sedangkan pada musim hujan diperlukan
cadangan sebesar 15-20% dari kebutuhan benih pokok.

h. Pemeliharaan Pembibitan

Pemeliharaan dalam pembibitan meliputi pengaturan mikroklimat,


penyiraman, penyiangan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit,
serta sortasi bibit.
1) Pengaturan mikroklimat

Bibit yang baru tumbuh memerlukan penyinaran matahari yang minimal.


Sungkup plastik pada rumah pembibitan model I dan Model III harus
ditutup pada saat hari mulai panas, kira-kira pukul 10.00 – 16.00. Pada
pagi hari sampai pukul 10.00 bibit perlu mendapatkan sinar matahari
pagi yang banyak mengandung vitamin D. Pada malam hari, sungkup
plastik ditutup rapat kembali untuk mencegah masuknya serangga. Pada
saat muncul daun sejati, bibit mulai dilatih untuk mendapatkan sinar
matahari yang lebih banyak sehingga sungkup plastik harus lebih lama
dibuka. Semakin lama bibit mendapatkan sinar matahari secara penuh,
terutama 3-5 hari menjelang pindah ke lapangan agar bibit dapat segera
beradaptasi.

2) Penyiraman

Setiap pagi hari, bibit harus disiram air secukupnya karena pada siang
hari bibit akan kehilangan air cukup banyak akibat penguapan. Pada
waktu panas terlalu terik, tanah media kering sehingga penyiraman
perlu diulangi pada sore hari. Hindarilah penyiraman pada siang hari
karena air yang diberikan akan segera menguap. Penguapan ini
menimbulkan panas sehingga menyebabkan bibit stress dan layu
terkulai , bahkan tidak jarang bibit ada yang mati.

Bibit yang terlambat disiram akan mengalami kalayuan karana zat-zat


makanan yang dibutuhkan bibit tidak dapat terserap oleh akar. Akibat
lebih parah, pertumbuhan bibit menjadi kerdil. Penyiraman yang terlalu
banyak akan menyebabkan terkikisnya tanah di polibag sehingga akar
bibit muncul keluar. Apabila tidak segera ditutup kembali maka bibit
dapat rebah dan pertumbuhan selanjutnya terganggu.

3) Penyiangan
Selama pembibitan, perlu dilakukan penyiangan secara manual dengan
tangan satu kali. Pencabutan gulma ini harus dilakukan dengan hati-

hati, jangan sampai akar bibit ikut terangkat. Setelah gulma dibersihkan,
pertumbuhan bibit akan optimal karena semua zat makanan akan
terserap.

4) Pemupukan

Pupuk dasar yang diberikan pada media semai sudah cukup untuk
pertumbuhan dan perkembangan bibit sehingga penambahan pupuk
kimia lewat akar tidak diperlukan. Pupuk daun majemuk yang dilengkapi
unsur mikro dapat diberikan untuk memacu pertumbuhan vegetatif
tanaman. Pemberian pupuk daun ini (misalnya Complesal Special Tonic
atau Kemira Green) cukup sekali, yaitu pada umur 15-18 hari setelah
semai.

5) Pengendalian Hama dan Penyakit

Penyemprotan insektisida dilakukan bersamaan dengan penyemprotan


fungisida, masing-masing setengah dari konsentrasi yang digunakan
untuk tanaman dewasa. Hal ini karena kondisi tanaman yang masih
muda.

Penyemprotan insektisida dan fungisida dengan konsentrasi penuh


menyebabkan daun tanaman terbakar (plasmolisis). Penyemprotan
tersebut dilakukan 1-3 hari menjelang bibit ditanam dilapangan (17-21
HST). Bila dilakukan setelah di lapangan pada tanaman yang baru
dipindah akan berbahaya karena tanaman masih dalam masa kritis, yaitu
masa beradaptasi . Untuk mengendalikan hama di pembibitan digunakan
Decis dengan konsentrasi 0,3-0,5 ml/l dan untuk mengendalikan
penyakitnya digunakan fungisida Previcur N dengan konsentrasi 1 ml/l.
i. Pembibitan Tanaman Stroberi

Stroberi diperbanyak dengan biji dan bibit vegetatif (anakan dan sto lon
atau akarsulur). Adapun kebutuhan bibit per hektar antara 40.000-83.350.

1) Perbanyakan dengan biji


a) Benih dibeli dari toko pertanian, rendam benih di dalam air selama 15
menit lalukeringanginkan.
b) Kotak persemaian berupa kotak kayu atau plastik, diisi dengan media
berupacampuran tanah, pasir dan pupuk kandang (kompos) halus yang
bersih (1:1:1).Benih disemaikan merata di atas media dan tutup dengan
tanah tipis. Kotaksemai ditutup dengan plastik atau kaca bening dan
disimpan pada temperatur18-20 derajat C. Atau benih direndam dengan
air bawang selama 24 jam, benih ditanam diatas media rockwool,
selama ± 4 minggu benih sudah mulai tumbuh.
c) Persemaian disiram setiap hari, setelah bibit berdaun dua helai
siapdipindahtanam ke bedeng sapih dengan jarak antar bibit 2-3 cm.
Media tanambedeng sapih sama dengan media persemaian. Bedengan
dinaungi denganplastik bening. Selama di dalam bedengan, bibit diberi
pupuk daun. Setelahberukuran 10 cm dan tanaman telah merumpun,
bibit dipindahkan ke kebun.
Gambar 20. Pembibitan Biji Stroberi

2) Bibit vegetatif untuk budidaya stroberi di kebun

Tanaman induk yang dipilih harus berumur 1-2 tahun, sehat dan
produktif.Penyiapan bibit anakan dan stolon adalah sebagai berikut:

a) Bibit anakan

Rumpun dibongkar dengan cangkul, tanaman induk dibagi menjadi


beberapabagian yang sedikitnya mengandung 1 anakan. Setiap
anakan ditanam dalampolibag 18 x 15 cm berisi campuran tanah,
pasir dan pupuk kandang halus(1:1:1), simpan di bedeng persemaian
beratap plastik.

b) Bibit stolon

Rumpun yang dipilih telah memiliki akar sulur pertama dan kedua.
Kedua akarsulur ini dipotong. Bibit ditanam di dalam atau polibag 18
x 15 cm berisicampuran tanah, pasir dan pupuk kandang (1:1:1).
Setelah tingginya 10 cm danberdaun rimbun, bibit siap dipindahkan
ke kebun.

Gambar 21.Bibit dari Stolon


3) Bibit untuk budidaya stroberi di polibag

Pembibitan dari benih atau anakan/stolon dilakukan dengan cara yang


sama,tetapi media tanam berupa campuran gabah padi dan pupuk
kandang (2:1).Setelah bibit di persemaian berdaun dua atau bibit dari
anakan/stolon di polybag kecil (18 x15) siap pindah, bibit dipindahkan
ke polibag besar ukuran 30 x 25 cmberisi media yang sama. Di polibag
ini bibit dipelihara sampai menghasilkan.

Gambar 22. Bibit Stroberi Siap Tanam

6) .Setelah anda mengamati fakta di lapangan dan membaca referensi


tentang: Lokasi pembibitan, tempat pembibitan, sarana dan prasarana
pembibitan, media pembibita, pemberian perlakuan benih,
penyemaian benih, pemeliharaan benih, dan pembibitan tanaman
stroberi.
7) coba identifikasi berdasarkan fakta, konsep, prosedur,
metakognitifnya mana saja yang kurang jelas.
8) Cobalah susun hal-hal kurang jelas dalam bentuk pertanyaan-
pertanyaan untuk didiskusikan!
9) Selanjutnya lakukan kegiatan langkah-langah Pembibitan (Memilih
benih, memperlakukan benih, menanam benih yang berkecambah,
memperlakukan bahan tanam, dan memelihara bibit) pada tanaman
buah semusim, pada lembar kerja di bawah ini!

10) Diskusikan dengan teman anda apabila ada permasalahan di lapangan


dan cari solusi pemecahannya!
11) Catatlah semua kegiatan yang Anda lakukan dilahan sebagai
sumber informasi atau sebagai pengalaman lapangan (dalam
bentuk portofolio).
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah mempelajari mata pelajaran ini dan disediakan alat dan bahan pembibitan
tanaman buah sesuai standar apa yang anda ketahui tentang pembibitan tanaman buah
semusim? Adakah kegiatan pembibitan dilingkungan anda apa saja kegiatanya?peserta didik
mampu melaksanakan pembibitan tanaman buah semusim sesuai standar.agar dapat
membantu dalam memperlancar pemahaman pembelajaran tentang mata pelajaran
pembibitan tanaman buah semusim anda diminta secara kelompok untuk mengamati terlebih
dahulu dilingkungan anda tentang lokasi pembibitan, tempat pembibitan, srana dan prasarana
pembibitan , media pembibitan agribisnis buah semusim (semangka, timun, suri, blewah, dan
stroberi.

3.2 Saran

Dalam penulisanmakalah ini, penulis menyadari bahwa terdapat banyak kesalahan


baik dari segi kalimat maupun kata-kata, untuk itu penulis mengharapkan keritik dan
saranyang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini di kemudian hari. Semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://magussudrajat.blogspot.com/2010/10/konsep-pemasaran-ruang-
lingkup- sistem.html 25 Des 2013
http://mycopypast.blogspot.com/2009/09/pengertian-perencanaan-pemasaran.html
25 des 2013
http://pnwhandbooks.org/plantdisease/watermelon-citrullus-sp-damping 16Nop
2013.
http://suksesbercocok-tanam.blogspot.com/2012/09/budidaya-timun-suri.html, 30
September 2013
http://search.yahoo.com/search?ei=utf-8&fr=ytff1 yff25&p=mycosphaerella
%20melonis %20of%20water%20melon&type 18 Nop 2013
http://strawberrydataranrendah.blogspot.com/2012_03_01_archive.html 28 Februari
2014
http://techno.okezone.com/read/2014/01/03/56/921224/
teknologi-panen- stroberi-tak-kenal-musim 24 februari 2014
http//wararindi.wordpress.com/?attacment1d=315,314#main 20 Nop 2013
Http//www.wikipedia.com. 20 Nop 2013.
Moeh d. Baga Kalie. 1985. Bertanam Semangka. Penebar swadaya. Jakarta
Munawar.A, (2011).KesuburanTanamandanNutrisiTanaman, IPBPres,
Bogor. Prajnanta, Final. 1999.Agribisnis Semangka Non Biji. PT Penebar
Swadaya. Jakarta. Erwanson,R.2002. Sistem Standar Akuntansi Dilingkup
PPPG Pertanian Cianjur.
Rahmat Rukmana. 1994. Budidaya Tanaman Semangka Hibrida. Kanisius,
Jakarta. Setiadi. 1999. Bertanam Semangka. Penebar Swadaya. Jakarta.
Utama, M.I, 2001.Penangan Pascapanen Buah dan Sayuran. Makalah dalam
Forum Konsultasi teknologi, Bali.
Wawan. 2010. Budidaya Tanaman Stroberi. Modul. Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan tenaga kependidikan
Pertanian. Cianjur

Anda mungkin juga menyukai