Budidaya Padi
Budidaya Padi
Budidaya Padi
Tanaman padi dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak
mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih, dengan
distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500 -2000 mm.
Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23 °C.
Temperatur sangat mempengaruhi pengisian biji padi. Temperatur yang rendah dan
kelembaban yang tinggi pada waktu pembungaan akan mengganggu proses pembuahan yang
mengakibatkan gabah menjadi hampa. Hal ini terjadi akibat tidak membukanya bakal biji.
Temperatur yang juga rendah pada waktu penyerbukan dapat menyebabkan rusaknya pollen
dan menunda pembukaan tepung sari (Luh, 1991).
Keasaman tanah yang dikehendaki tanaman padi adalah antara pH 4,0–7, 0. Pada
padi sawah, penggenangan akan mengubah pH tanah menjadi netral (7,0). Pada prinsipnya,
tanah berkapur dengan pH 8,1–8, 2 tidak merusak tanaman padi. Karena mengalami
penggenangan, tanah sawah memiliki lapisan reduksi yang tidak mengandung oksigen dan
pH tanah sawah biasanya mendekati netral (Anonim, 2008).
Teknik bercocok tanam yang baik sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang
sesuai dengan harapan. Hal ini harus dimulai dari awal, yaitu sejak dilakukan persemaian
sampai tanaman itu bisa dipanen. Dalam proses pertumbuhan tanaman hingga berbuah ini
harus dipelihara yang baik, terutama harus diusahakan agar tanaman terhindar dari serangan
hama dan penyakit yang sering kali menurunkan produksi
1. PERSEMAIAN
3. PEMELIHARAAN PERSEMAIAN
a. Pengairan
Pengairan pada pesemaian kering dilakukan dengan cara mengalirkan air keselokan
yang berada diantara bedengan, agar terjadi perembesan sehingga pertumbuhan tanaman
dapat berlangsung, meskipun dalam hal ini sering kali ditumbuhi oleh tumbuhan pengganggu
atau rumput. Air berperan menghambat atau bahkan menghentikan pertumbuhan tanaman
pengganggu / rumput. Perlu diketahui bahwa banyaknya air dan kedalamanya merupakan
faktor yang memperngaruhi perkembangan semai, terutama pada pesemaian yang dilakukan
secara basah. Pengairan pada pesemaian basah dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Bedengan digenangi air selama 24 jam
b. Setelah genagan itu berlangsung selama 24 jam, kemudian air dikurang hingga
keadakan macak-macak ( nyemek-nyemek ), kemudian benih mulai bisa disebar
c. Pengurangan air pada pesemaian hingga keadaan air menjadi macak-macak ini,
dimaksudkan agar:
d. Benih yang disebar dapat merata dan mudah melekat ditanah sehingga akar mudah
masuk kedalam tanah.
e. Benih tidak busuk akibat genagan air
f. Memudahkan benih bernafas / mengambil oksigen langsung dari udara, sehingga
proses perkecambahan lebih cepat
b. Pemupukan dipersemaian
Biasanya unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar ialah unsur hara
makro. Sedangkan pupuk buatan / anorganik seperti Urea, TSP dan lain sebagainya diberikan
menjelang penyebaran benih dipesemaian, bila perlu diberi zat pengatur tumbuh. Pemberian
zat pengatur tumbuh pada benih dilakukan menjelang benih disebar.
4. PERSIAPAN DAN PENGOLAHAN TANAH SAWAH
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan alat tertentu
hingga memperoleh susunan tanah ( struktur tanah ) yang dikehendaki oleh tanaman.
Pengolahan tanah sawah terdiri dari beberapa tahap :
a. Pembersihan
Selokan-selokan perlu dibersihkan
Jerami yang ada perlu dibabat untuk pembuatan kompos
Pencangkulan
Perbaikan pematang dan petak sawah yang sukar dibajak
b. Membajak
Memecah tanah menjadi bongkahan-bongkahan tanah
Membalikkan tanah beserta tumbuhan rumput (jerami) sehingga akhirnya
membusuk
Proses pembusukan dengan bantuan mikro organisme yang ada dalam tanah
c. Menggaru
Meratakan dan menghancurkan gumpalan-gumpalan tanah
Pada saat menggaru sebaiknya sawah dalam keaadan basah
Selama digaru saluran pemasukan dan pengeluaran air ditutup agar lumpur tidak
hanyut terbawa air keluar
Penggaruan yang dilakukan berulang kali akan memberikan keuntungan
Permukaan tanah menjadi rata
Air yang merembes kebawah menjadi berkurang -Sisa tanaman atau rumput akan
terbenam
Penanaman menjadi mudah
Meratakan pembagian pupuk dan pupuk terbenam
5. PENANAMAN
Dalam penanaman bibit padi, harus diperhatikan sebelumnya adalah :
a. Persiapan lahan
Tanah yang sudah diolah dengan cara yang baik, akhirnya siap untuk ditanami bibit padi.
b. Umur bibit
Bila umur bibit sudah cukup sesuai dengan jenis padi, bibit tersebut segera dapat dipindahkan
dengan cara mencabut bibit.
c. Tahap penanaman
Tahap penanaman dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu
1) Memindahkan bibit
Bibit dipesemaian yang telah berumum 17-25 hari ( tergantung jenis padinya, genjah / dalam)
dapat segera dipindahkan kelahan yang telah disiapkan. Syarat -syarat bibit yang siap
dipindahkan ke sawah :
Bibit telah berumur 17 -25 hari
Bibit berdaun 5 -7 helai
Batang bagian bawah besar, dan kuat
Pertumbuhan bibit seragam ( pada jenis padi yang sama)
Bibit tidak terserang hama dan penyakit
Bibit yang berumur lebih dari 25 hari kurang baik, bahkan mungkin telah ada yang
mempunyai anakan.
2) Menanam
Dalam menanam bibit padi, hal- hal yang harus diperhatikan adalah :
b. Jarak tanam
Faktor yang ikut menentukan jarak tanam pada tanaman padi, tergantung pada :
Jenis tanaman
Kesuburan tanah
Ketinggian tempat / musim
c. Jenis tanaman
Jenis padi tertentu dapat menghasilkan banyak anakan. Jumlah anakan yang banyak
memerlukan jarak tanam yang lebih besar, sebaliknya jenis padi yang memiliki jumlah
anakan sedikit memerlukan jarak tanam yang lebih sempit.
d. Kesuburan tanah
Penyerapan hara oleh akar tanaman padi akan mempengaruhi penentuan jarak tanam,
sebab perkembangan akar atau tanaman itu sendiri pada tanah yang subur lebih baik daTi
pada perkembangan akar / tanaman pada tanah yang kurang subur. Oleh karena itu jarak
tanam yang dibutuhkan pada tanah yang suburpun akan lebih lebar daTi pada jarak tanam
padah tanah yang jurang subur.
e. Ketinggian tempat.
Daerah yang mempunyai ketinggian tertentu seperti daerah pegunungan akan memerlikan
jarakn tanam yang lebih rapat dari pada jarak tanam didataran rendah, hal ini berhubungan
erat dengan penyediaan air. Tanaman padi varietas unggul memerlukan jarak tanam 20 x 20
cm pada musim kemarau, dan 25 x 25 cm pada musim hujan.
f. Hubungan tanaman
Hubungan tanaman berkaitan dengan jarak tanam. Hubungan tanaman yang sering
diterapkan ialah : Hubungan tanaman bujur sangkar ( segi empat ), Hubungan tanaman empat
persegi panjang., Hubungan tanaman 2 baris.
Bibit yang ditanam terlalu dalam / dangkal menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang
baik, kedalam tanaman yang baik 3-4 cm.
i. Cara menanam
Penanaman bibit padi diawali dengan menggaris tanah / menggunakan tali pengukur
untuk menentukan jarak tanam. Setelah pengukuran jarak tanam selesai dilakukan
penanaman padi secara serentak.
6. PEMELIHARAAN
a. Penyulaman dan penyiangan
Penyulaman dan penyiangan
b. Pengairan
Pengairan disawah dapat dibedakan :
Pengairan secara terus-menerus
Pengairan secara piriodik
c. Pemupukan
Tujuannya adalah untuk mencukupi kebutuhan makanan yang berperan sangat penting bagi
tanaman baik dalam proses pertumbuhan / produksi, pupuk yang sering digunakan oleh
petani berupa :
Pupuk alam ( organik )
Pupuk buatan ( an organik )
Dosis pupuk yang digunakan :
Pupuk Urea 250 -300 kg / ha
Pupuk SP 36 75 -100 kg / ha
Pupuk KCI 50 -100 kg / ha, atau disesuaikan dengan analisa tanah