Resume Pemeriksaan Fisik Ibu Hamil

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

RESUME

PEMERIKSAAN FISIK IBU HAMIL

Oleh:
Nofika sari
20613387

PRAKTIKUM LABORATORIUM KEPERAWATAN ANAK


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2022
Lembar Pengesahan Pembimbing

Nama : Nofika sari


Judul : Resume Pemeriksaan Fisik Ibu Hamil
Tanggal :

Disusun untuk memenuhi tugas praktikum laboratorium Keperawatan Anak di Laboratorium


Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Pembimbing Penyusun

(Nofika sari)
A. Pengertian
Pemeriksaan fisik ibu hamil adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk
memeriksakan keadaan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi
terhadap penyimpangan yang ditemukan pada ibu hamil, untuk menjaga kesehatan ibu
dan janinnya. Pemeriksaan fisik pada kehamilan dilakukan melalui pemeriksaan pandang
(inspeksi), pemeriksaan raba (palpasi), periksa dengar (auskultasi) dan periksa ketuk
(perkusi). Pemeriksaan dilakukan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, yang dalam
pelaksanaannya dilakukan secara sistematis atau berurutan. Taksiran persalinan (Rumus
Naegele), dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT) dengan cara:
 Jika HPHT terjadi pada April-Desember:
Hari + 7, bulan – 3, tahun + 1
 Jika HPHT terjadi pada Januari-Maret:
Hari + 7, bulan + 9, tahun tetap

B. Tujuan
 Untuk mengetahui kesehatan ibu hamil dan janin
 Mendeteksi penyakit dalam kehamilan seperti preeklamsia dan kehamilan ektopik
 Mengamati perkembangan janin
 Memperkirakan dan mempersiapkan persalinan
 Mengumpulkan data sistematis dan komperhensif
 Membuktikan hasil anamnesa
 Melaksanakan diagnosa

C. Indikasi
Dilakukan pada ibu hamil mulai dari trimester I sampai trimester III. Khusus untuk
pemeriksaan Leopold hanya dilakukan setelah ibu masuk usia kehamilan trimester II dan
III. Paling sedikit dilakukan 4 kali, yaitu 1 kali saat trimester I, 1 kali saat trimester II, dan
2 kali saat trimester III.

D. Kontraindikasi
 Maneuver Leopold pada pasien yang tidak hamil atau kehamilan masih < 20 minggu.
Maneuver ini juga tidak disarankan jika pasien mengalami pendarahan tanpa sebab
yang jelas, tanda persalinan prematur, ada cairan yang tiba-tiba keluar dari vagina,
ataupun pasien dengan sakit punggung atau nyeri tekan panggul yang intens.
Maneuver leopold berkurang akurasinya jika dilakukan pada ibu hamil dengan
obesitas, polihidramnion, atau plasenta yang letaknya di anterior.
 Pemeriksaan dalam tidak disarankan untuk dikerjakan secara rutin pada pasien dengan
kehamilan normal, tanpa penyulit dan tanpa indikasi yang jelas.
 Pemeriksaan dalam kontraindikasi pada pasien dengan pendarahan antepartum dan
ketuban pecah dini.
E. SOP

PEMERIKSAAN FISIK IBU HAMIL

Pengertian Pemeriksaan fisik pada kehamilan dilakukan melalui pemeriksaan pandang


(inspeksi), pemeriksaan raba (palpasi), periksa dengar (auskultasi) dan periksa
ketuk (perkusi). Pemeriksaan dilakukan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki,
yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara sistematis atau berurutan
Tujuan Mengetahui keadaan umum ibu dan janin

Persiapan 1. Timbangan badan


Alat/Bahan 2. Tensimeter
3. Stetoscope
4. Termometer
5. Tisu pada tempatnya
6. Bengkok
7. Pen light
8. Meteran/pita
9. Laennec/Dopler elektrik
10. Alat mengukur lingkar panggul
11. Hummer untuk memeriksa refleks
12. Sarung tangan
13. Kapas kering dalam tempatnya
14. Air desinfeksi tingkat tinggi (DTT) pada komnya
15. Pengalas
16. Bengkok
17. Alat- alat untuk pengendali infeksi seperti : 2 baskom, 2 buah waslap,
tempat sampah medis dan non medis.

Prosedur Tahap Persiapan


Tindakan 1. Justifikasi Identitas klien
2. Menyiapkan peralatan
3. Mencuci tangan

Komunikasi terapeutik:
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Mendapatkan persetujuan klien
4. Mengatur lingkungan sekitar klien
5. Membantu klien mendapatkan posisi yang nyaman

Tahap Kerja
1. Perhatikan tanda – tanda tubuh yang sehat
Pemeriksaan pandang dimulai semenjal bertemu dengan ibu. Perhatikan
bagaimana sikap tubuh, keadaaan punggung dan cara berjalannya. Apakah
cenderung membungkuk, terdapat lordosis, kifosis, skoliosis atau pincang
dan sebagainya, lihat dan nilai kekuatan ibu ketika berjalan, apakah ia
tampak nyaman dan kuat atau apakah ibu tampak lemah
2. Inspeksi muka ibu apakah ibu ada kloasma gravidarum, pucat
pada wajah dan pembengkakan pada wajah(bila terdapat pucat pada
wajah, periksalah konjungtiva dan kuku, pucat menandakan bahwa ibu
menandakan anemia, sehingga memerlukan tindakan lebih lanjut. Bila
terdapat bengkak di wajah, periksalah adanya bengkak pada tangan dan
kaki. Daerah lain yang dapat diperiksa adalah kelopak mata. Namun
apabila kelopak mata sudah edema, biasanya preeklamsia sudah lebih
berat.
3. Meminta ibu mengganti baju dengan baju pemeriksaan
4. Menganjurkan ibu untuk buang air kecil terlebih dahulu
5. Melakukan penimbangan berat badan dan tinggi badan
Timbanglah berat badan ibu pada setiap pemeriksaan kehamilan. Berat
badan ibu hamil biasanya naik sekitar 9 – 12 kg selama kehamilan.
Rumusan kenaikan berat badan ibu selama kehamilan adalah sebagai
berikut :
10 minggu : minimal 400 gr
20 minggu : minimal 4000 gr
30 minggu : minimal 8000 gr
Mulai usia kehamilan trimester ke -2 (13 minggu) naik 500 gr per
minggu)
6. Ukur lingkar lengan atas ibu dengan alat ukur yang khusus
7. Lakukan pengukuran tanda vital ibu yang meliputi tekanan darah, frekuensi
nadi, pernafasan dan suhu. Pastikan ibu sudah istirahat minimal 30 menit
setelah kedatangan atau sebelum dilakukannya pemeriksaan tanda vital.

8. Lakukan pengukuran panggul dengan jangkar panggul. Pemeriksaan


panggul pada ibu hamil terutama primigravida perlu dilakukan untuk
menilai keadaan dan bentuk panggul apakah terdapat kelainan atau
keadaan yang dapat menimbulkan penyulit persalinan. Ada 4 cara dalam
melakukan pemeriksaan panggul yaitu :
a. Pemeriksaan pandang (inspeksi) dilihat apakah terdapat dugaan
kesempitan panggul , misalnya ibu sangat pendek, berjalan pincang,
terdapat kelainan seperti kifosis atau lordosis,
b. Pemeriksaan raba, ibu dapat diduga mempunyai kelainan atau
kesempitan panggul bila pada pemeriksaan raba didapatkan kelaianan
letak pada primigravida kehamilan aterm.
c. Melakukan perasat Osborn positif dengan melakukan pengukuran
panggul luar.
Alat untuk emngukur luar panggul yang paling sering digunakan adalah
jangka panggul dari Martin. Ukuran – ukuran panggul yang sering
digunakan untuk menilai keadaan panggul adalah sebagai berikut :
 Distansia Spinarum yaitu jarak antara spina iliaka anterior superior
kanan dan kiri berukuran normal 23 – 26 cm
 Distansia kristarum, yaitu jarak antara krista iliaka terjauh kanan
dan kiri dengan ukuran sekitar 26 – 29 cm.
Bila selisih antara distansia kristarum dan distansia spinarum
kurang dari 16 cm, kemungkinan besar adanya kesempitan panggul
9. Pemeriksaan fisik dari ujung rambut sampai ujung kaki
a. Periksa dasar kulit kepala dan rambut ibu hamil (tekstur, warna,
kerontokan, dan lesi).
Memeriksa keadaan muka ibu hamil (odema,
kuning, memar, hiperpigmentasi/kloasmagravidarum)
b. Inspeksi sklera dan konjungtiva ibu hamil
c. Periksa lubang hidung ibu hamil, menggunakan spekulum hidung (lihat
apakah ada polip, perdarahan dan sekret)
d. Periksa kondisi sinus dengan perkusi ringandi daerah sinus
menggunakan jari (sambil menanyakan ke ibu apakah terasa sakit dan
lihat permukaan kulit muka bagian sinus apakah kemerahan)
e. Periksa liang telinga dengan menggunakan senter
f. Periksa rongga mulut, lidah, gigi, dan bibir ibu hamil. Perhatikan
adakah tampak bibir pucat, bibir kering pecah – pecah, stomatitis,
ginggivitis, gigi yang tanggal, gigi yang lubang, serta karies gigi. Selain
dilihat periksa juga perlu mencium bau mulut yang menyengat
g. Periksa kelenjara getah bening di depan dan belakang telinga, bawah
rahang, leher dan bahu 9apakah teraba pembesaran)
h. Periksa kelenjar tiroid dengan 3 jari kedua tangan pada kedua sisi
trakea sambil berdiri di belakang ibu. Anjurkan ibu menelan dan
rasakan benjolan yang teraba saat ibu menelan
i. Dengarkan bunyi jantung dan nafas ibu dengan menggunakan
stetoscope
j. Periksa payudara ibu (ukuran, puting menonjol/masuk, retraksi,
massa, nodul aksila, hiperpigmentasi areoladan kebersihan). Lihat dan
raba payudara, pada kunjungan pertama lakukan pemeriksaan payudara
terhadap kemungkinan adanya benjolan yang tidak normal.
k. Periksa kolostrum dengan menekan areola mammae sambil memegang
puting mamame dengan jari telunjuk dan ibu jari kemudian
memencetnya (dengan tangan menggunakan sarung tangan)
l. Letakkan tangan ibu ke arah kepala kemudian kelenjar di daerah
aksila kanan dan lanjutkan dengan aksila kiri dengan tehnik yang
sama untuk mengetahui pembesaran kelenjar getah bening.
m. Memasang pakaian atas dan membuka pakaian daerah perut.
n. Lakukan inspeksi dan palpasi pada dinding abdomen. Perhatikan
apakah perut ibu simetris atau tidak, raba adanya pergerakan janin,
apakah terjadi hiperpigmentasi pada abdomen/linea nigra atau tidak,
dan apakah terdapat luka bekas operasi, varises, jaringan parut
atau tidak
10. Melakukan pemeriksaan Leopold I untuk menentukan bagian janin yang
ada di fundus.
a. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu,
menghadap ke arah kepala ibu
b. Kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan pada puncak fundus uteri
Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus (bokong atau
kepala atau kosong)

d. Hasilnya adalah jika kepala janin yang berada di fundus, maka palpasi
akan teraba bulat, keras dan dapat digerakkan (Ballotement). Jika
bokong yg terletak difundus, maka pemeriksa akan meraba suatu
bentuk yang tidak spesifik, lebih besar dan lebih lunak dari kepala,
tidak dapat digerakkan, serta fundus terasa penuh. Pada letak
lintang, palpasi di daerah fundus akan terasa kosong.
e. tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan

perkiraaan tinggi fundus uteri berdasarkan usia kehamilan :


0 minggu : ± 20 cm
4 minggu : ± 28 cm
2 minggu : ± 32 cm
6 minggu : ± 34 – 36 minggu

f. Pada kunjungan pertama, tinggi fundus dicocokkan dengan perhitungan


usia kehamilan, dimana hal ini hanya dapat diperkirakan dari hari
pertama haid (HPHT). Bila HPHT tidak diketahui, maka usia
kehamilan hanya dapat diperkirakan dari tingginya fundus uteri.
11. Melakukan pemeriksaan Leopold II
a. Kedua telapak tangan diletakkan pada kedua sisi perut, dan lakukan
tekanan yang lembut tetapi cukup dalam untuk meraba dari kedua sisi
b. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu, menghadap kepala ibu
c. Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun ke bawah sampai di
samping kiri dan kanan umbilikus
d. Secara berlahan geser jari –jari dari satu sisi ke sisi lain untuk
menentukan pada sisi mana terletak punggung, lengan dan kaki
e. Tentukan bagian punggung janin untuk menentukan lokasi auskultasi
DJJ nantinya.
f. Hasilnya adalah bagian bokong janin akan teraba sebagai suatu
benda yang keras pada beberapa bagian lunak dengan bentuk teratur,
sedangkan bila teraba adanya bagian – bagian kecil yang teratur dan
mempunyai banyak tonjolan serta dapat bergerak dan menendang, maka
bagian tersebut adalah kaki, lengan dan lutut. Bila punggung janin tidak
terabadi kedua sisi mungkin punggung janin berada pada sisi yang sama
dengan punggung ibu (posisi posterior)

11. Melakukan pemeriksaan Leopold III untuk menentukan bagian janin


yang berada pada bagian terbawah. Cara melakukannya adalah :
a. Lutut ibu dalam keadaan fleksi
b. Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati – hati oleh karena dapat
menyebabkan perasaan tak nyaman bagi ibu. Coba untuk menilai
bagian janin apa yang berada di sana.
c. Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk
tangan kanan
d. Tentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan apakah bagian
tersebut sudah mengalami engagement atau belum
Hasilnya adalah apabila bagian janin dapat digerakkan ke arah kranial ibu,
maka bagian terbawah dari janin belum melewati pintu atas panggul. Bila
kepala yang berada di bagian terbawah, coba untuk menggerakkan kepala .
bila kepala tidak dapat digerakkan lagi, maka kepala sudah engaged dan bila
tidak dapat diraba adanya kepala atau bokong, maka letak janin adalah
melintang.

12. Melakukan leopold IV untuk menentukan presentasi dan engagement


(sampai berapa jauh derajat desensus janin dan mengetahui seberapa
bagian kepala janin masuk ke pintu atas panggul). Cara melakukannya
sebagai berikut :
a. Pemeriksa menghadap ke kaki ibu. Kedua lutut ibu masih
pada posisi fleksi
b. Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah abdomen dan
coba untuk menekan ke arah pintu atas panggul
c. Hasil yang didapat pada dasarnya sama dengan pemeriksaan Leopold
III, menilai bagian janin terbawah yang berada di dalam panggul dan
menilai seberapa jauh bagian tersebut masuk melalui pintu atas
panggul.

13. Pemeriksaan denyut jantung janin


Denyut jantung janin menunjukkan status kesehatan dan posisi janin
terhadap ibu. Dengarkan denyut jantung janin sejak kehamilan 20
minggu.jantung janin biasanya berdenyut 120 – 160 kali per menit.
Mendengarkan denyut jantung janin bisa dilakukan dengan menggunakan
doppler elektrik.
Peletakan dopler ini disesuaikan dengan letak punggung janin, apakah
pungung kanan (puka) atau punggung kiri (Puki)
Cara melakukannya adalah sebagai berikut :
a. Auskultasi detak jantung janin
dengan menggunakan fetoskpo
b. Detak jantung janin terdengar paling keras di
daerah punggung
c. Detak jantung janin dihitung selama 5 detk dilakukan sebanyak 3 kali
secara berurutan dan berselang 5 detik
d. Hasil pemeriksaan detak jantung janin 10 – 12 – 10 berarti frekuensi
detak jantung janin
32 x 4 = 128 kali per menit
e. Mendengarkan denyut jantung janin menggunakan stetoscop
leanec/dopler detak jantung janin normal 120 – 160 kali per menit
14. Pemeriksaan punggung di bagian ginjal. Tepuk punggung di bagain ginjal
dengan sisi tangan yang dikepalkan. Bila ibu merasa nyeri, mungkin
terdapat gangguan pada ginjal atau salurannya
15. Merapikan pakaian atas dan membuka pakaian bawah ibu untuk
melihat varises pada ekstremitas bawah kanan dan kiri. Lihat dan raba
bagian belakang betis dan paha, catat adanya tonjolan kebiruan dari
pembuluh darah.
16. Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah untuk memeriksa adanya odema.
Tempat yang paling mudah untuk pemeriksaan adalah di daerah pretibia
dan mata kaki. Dilakukan dengan cara menekan jari selama beberapa
detik.apabila terjadi cekung yang tidak lekas kembali berarti odema positif.
17. Melakukan pemeriksaan refleks lutu (patela) dengan menggunakan
hummer.mintalah ibu duduk dengan tungkai tergantu bebas. Dengan
menggunakan hummer ketuklah tendon pada lutut bagian depan. Tungkai
bawah akan bergerak sedikit ketika tendon di ketuk. Bila refleks lutut
negatif kemungkinan ibu mengalami kekurangan vitamin B1. Bila
gerakannya berlebihan dan cepat, maka hal ini mungkin merupakan tanda
preeklamsia.
18. Mengatur posisi dorsal Recumbent pada ibu hamil, memasang pengalas
di bawah bokong ibu, kemudian perawat memakai sarung tangan
untuk melakukan vulva higiene. Vulva higiene dilakukan dengan kapas
kering yang dibasahi oleh cairan DTT. Lakukan inspeksi terhadap
genitalia luar ibu meliputi :
a. Varises
b. Perdarahan
c. Luka
d. Cairan yg keluar
e. Kelenjar bartolini, periksa apakah ada cairan yg keluar atau
ditemukan massa (bengkak)
19. Menerapkan komunikasi terapeutik selama pemeriksaan
20. Memperhatikan keadaan ibu hamil selama pemeriksaan

Tahap Terminasi
1. Membersihkan dan menyimpan kembali peralatan pada tempatnya
2. Mencuci tangan
Melakukan evaluasi terhadap klien tentang kegiatan yang telah dilakukan

Dokumentasi
1. Mencatat hasil pemeriksaan fisik ibu hamil
2. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada klien
3. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai