Indikator Mutu Ppi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

LAMPIRAN

TENTANG
INDIKATOR MUTU PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
DI PUSKESMAS PUDAK
TAHUN 2021

No Indikator Unit Target


1 Infeksi saluran kemih Pelayanan rawat inap, UGD < 7,5
permil
2 Plebitis Pelayanan rawat inap < 5 permill
3 Infeksi Daerah Operasi (IDO) UGD, KIA < 2 persen
4 Abses gigi Pelayanan gigi < 2 persen
5 Kejadian Ikutan Pasca Pelayanan Imunisasi < 2 persen
lmunisasi (KIPI)

PROFIL INDIKATOR MUTU PPI

a) Infeksi Saluran Kemih (ISK)


Judul Indikator Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Dasar Pemikiran 1. National Healthcare Safety Network melaporkan angka
kejadian CAUTl sekitar 3,1 - 7,5 infeksi per 10000 kateter
per hari, untuk Indonesia angka kejadian CAUTI secara
pasti belum jelas.
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien.
3. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien
Tujuan 1. Untuk mengukur adanya kejadian ISK di FKTP
2. Menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat
kesehatan untuk mengurangi risiko infeksi.
Definisi 1. Infeksi Saluran Kemih adalah infeksi yang terjadi akibat
Operasional penggunaan urine kateter menetap (Indwelling catheter) > 2
hari kalender
2. Ditemukan setidaknya satu dari tanda atau gejala klinis
sebagai berikut:
• Demam (> 38,0 0 C)
• Nyeri tekan suprapubik
• Nyeri atau nyeri pada sudut kosto-vertebralis
• Urgensi kernih
• Frekuensi kencing
• Disuria
3. Terdapat hasil test diagnostik
• Test carik celup (dipstick) positif untuk lekosit esterase
dan atau nitrit
• Piuria (terdapat lebih dari 10 lekosit per ml atau
terdapat 3 lekosit per lapangan pandangan besar
(mikroskop kekutan tinggi/1000 kali dari urine tanpa
dilakukan sentrifugasi
• Ditemukan kuman dengan pewarnaan gram dari urine
yang tidak disentrifugasi.
• Paling sedikit 2 kultur urine ulangan didapatkan
uropatogen yang sama < 10.5 koloni/ml kuman
patogen tunggal.
• Dokter mendiagnosis sebagai ISK dan memberikan
terapi yang sesuai untuk ISK.
Jenis Indikator Output
Satuan
Per mill (0/00)
Pengukuran
Numerator
Jumlah kasus Infeksi Saluran Kemih (ISK)
(pembilang)
Denumenator Jumlah lama hari pemakaian kateter urine menetap
(penyebut)
Target < 7,5 permil
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
• Semua pasien yang dipasang kateter di FKTP terkait lebih
dari 2 hari kalender.
Kriteria Eksklusi:
• Pasien yang dipasang kateter urine di FKTP Iain
• Pasien yang dipasang kateter urine menetap di FKTP terkait
kurang dari 2 hari kalender.
Formula Jumlah Pasien ISK
x 1000
Jumlah lama hari permasangan
kateter urine menetap
Desain Prospectif dan Retrospectif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data primer dan sekunder
Instrument Observasi langsung atau data bersumber dari rekam medis.
pengambilan data
Besar Sampel Semua pasien yang terpasang kateter urine menetap selama
2 hari kalender.
Frekuensi Harian
Pen um ulan Data
Periode Pelaporan Bulanan, Triwulanan
Data
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan
Data
Penyajian Data  Tabel
 Grafik
 Run chart
Penanggung
Ketua TIM PPI/ Koordinator PPI
Jawab
-
b) Plebitis
Judul Indikator Plebitis
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Dimensi Mutu Keselamatan, efektif, efisien
Tujuan 1. Melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian Plebitis
akibat penggunaan kateter perifer line (infus)
2. Menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat infus
untuk mengurangi risiko infeksi.
Definisi Plebitis adalah inflamasi vena yang disebabkan adanya infeksi
Operasional pada daerah lokal tusukan infus ditemukan tanda-tanda merah
seperti terbakar, bengkak, sakit bila ditekan, ulkus sampai
eksudat purulen atau mengeluarkan cairan disebabkan baik
oleh iritasi kimia maupun mekanik yang sering disebabkan oleh
komplikasi terapi intravena.
Jenis Indikator Output
Satuan Per mill (0/00)
Pengukuran
Numerator Jumlah kasus pasien plebitis
(pembilang)
Denumenator Jumlah hari terpasang kateter intravena perifer menetap
(penyebut)
Target < 5 permill
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
• Semua pasien yang terpasang intravena perifer menetap
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula Jumlah kasus pasien Plebitis
x 1000
Jumlah hari terpasang kateter
Intravena perifer menetap
Desain
Pengumpulan Prospectif
Data
Sumber Data Data Primer
Instrument Lembar Observasi
pengambilan data
Besar Sampel Seluruh pasien yang terpasang kateter intravena perifer
menetap.
Frekuensi Bulanan, Triwulanan
Pengumpulan
Data
Periode Pelaporan Bulanan, Triwulanan
Data
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan
Data
Penyajian Data  Tabel
 Graflk
 Run chart
Penanggung
Ketua TIM PPI/ Koordinator PPI
Jawab

c) Infeksi Daerah Operasi (IDO)


Judul Indikator Infeksi Daerah Operasi (IDO)

Dasar Pernikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien


2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan

Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien

Tujuan 1. Untuk melakukan surveilans HAIS pada angka kejadian


Infeksi Daerah Operasi (IDO) superficial - Superficial
incision.
2. Untuk menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat
kesehatan untuk mengurangi risiko IDO

Definisi Infeksi Daerah Operasi (IDO) / Surgical Site Infection (SSI)


Operasional adalah infeksi yang terjadi pasca operasi dalam kurun waktu
30 hari dan infeksi tersebut hanya melibatkan kulit dan
jaringan subkutan pada tempat insisi dengan setidaknya
ditemukan salah satu tanda sebagai berikut:
• Gejala Infeksi: kemerahan, panas, bengkak, nyeri, fungsi
laesa terganggu.
• Cairan purulen.
• Ditemukan kuman dari cairan atau tanda dari jaringan
superfisial

Jenis Indikator Output

Satuan Persen (%)


Pengukuran

Numerator Jumlah kasus IDO


(pembilang)

Denumenator Jumlah pasien yang dilakukan operasi Superficial Incision


(penyebut)

Target < 2 persen


Pencapaian

Kriteria: Kriteria Inklusi:


• Semua pasien yang dilakukan operasi Superficial Incision
• Pasien teridentifikasi IDO pasca operasi Supefficial Incision
di FKTP terkait
• Kriteria Eksklusi:
Pasien dilakukan tindakan operasi superficial incisional di
fasilitas kesehatan Iain

Formula Jumlah kasus IDO


x 100%
Jumlah pasien dilakukan operasi Superficial incisional

Desain Prospectif dan Retrospectif


Pengumpulan
Data

Sumber Data Data primer dan sekunder

Instrument Lembar observasi


pengambilan
data

Besar Sampel Total populasi

Frekuensi Bulanan, Triwulanan


Pengumpulan
Data

Periode Bulanan, Triwulanan


Pelaporan Data

Periode Analisis Bulanan, Triwulanan


Data

Penyajian Data  Tabel


 Graflk
 Run chart

Penanggung Ketua TIM PPI/ Koordinator PPI


Jawab
d) Abses Gigi
Judul Indikator Abses gigi
Dasar Pemikiran 1. Hasil Riskesdas menyatakan proporsi terbesar masalah gigi

adalah gigi rusak/ berlubang/ sakit (45,3%), masalah


kesehatan mulut yang mayoritas dialami penduduk
Indonesia adalah gusi bengkak (abses) (14 %)
2. KMK 62 tahun 2015

3. Permenkes 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien

Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien


Tujuan 1. Melakukan surveilans HAIS pada angka kejadian infeksi

pasca tindakan pelayanan gigi yang terjadi abses.


2. Menjamin keselamatan pasien yang dilakukan pelayanan

gigi.
Definisi Terbentuknya kantung atau benjolan berisi nanah pada gigi,
Operasional disebabkan oleh infeksi bakteri. Kondis ini bisa muncul di
sekitar akar gigi maupun di gusi ditandai dengan demam, gusi
bengkak, rasa sakit saat mengunyah dan menggigit, sakit gigi
menyebar ke telinga, rahang, dan leher, bau mulut, kernerahan
dan pembengkakan pada wajah. Abses gigi menjadi indikator
surveilans pada kasus sesuai kriteria HAIs (tindakan
pelayanan gigi sebelumnya tidak ditemukan tanda tanda
abses).
Jenis Indikator Output
Satuan Persen
Pengukuran
Numerator Jumlah kasus abses gigi
(pembilang)
Denumenator Jumlah pasien dilakukan tindakan Superficial incisional pada
(penyebut) area gigi dan jaringan periodontal,
Target < 2 persen
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
• Semua pasien yang dilakukan tindakan pada area gigi dan
jaringan periodontal akibat tindakan Superficial incisional
• Semua pasien yang teridentifikasi abses gigi
Kriteria Eksklusi:
• Pasien sudah terjadi abes gigi sebelum tindakan gigi
dilakukan
• Pasien yang dilakukan tindakan pada area gigi dan
eriodontal di FKTP lain
Formula Jumlah kasus abses Gigi
x 100 %
Jumlah pasien dilakukan tindakan
Superficial incisional pada area gigi
dan jaringan periodontal
Desain Prospectif dan Retrospectif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data Primer dan Sekunder

Instrument Lernbar observasi langsung


pengambilan data

Besar Sampel Total Populasi

Frekuensi Bulanan, Triwulanan


Pengumpulan
Data
Periode Pelaporan Bulanan, Triwulanan
Data
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan
Data
Penyajian Data  Tabel
 Graflk
 Run chart
Penanggung Ketua TIM PPI/ Koordinator PPI
Jawab

e) Kejadian Ikutan Pasca lmunisasi (KIPI)


Judul Indikator Kejadian Ikutan Pasca lmunisasi

Dasar Pernikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien

2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pencegahan dan

Pengendalian Infeksi

Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien

Tujuan 1. Melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian infeksi


pasca tindakan pelayanan imunisasi.
2. Menjamin keselamatan pasien untuk mengurangi risiko
terjadinya KIPI.

Definisi Infeksi yang terjadi setelah tindakan imunisasi yang diberikan


Operasional secara penyuntikan, dimana ditemukan tanda tanda infeksi
antara lain:
Gejala KIPI Ringan :
 Nyeri
 Kemerahan dan bengkak di daerah tubuh yang
mengalami injeksi pasca imunisasi
 Gatal
 Demam
 Sakit kepala
 Lemas
Gejala KIPI Berat :
 Alergi berat
 Jumlah trombosit menurun
 Kejang
 Hipotonia atau sindrom bayi lemas. Bayi yang mengalami
akan terlihat lemas dan tak berdaya.

Jenis Indikator Output

Satuan Persen (%)


Pengukuran

Numerator Jumlah kasus KIPI


(pembilang)

Denumenator Jumlah pasien dilakukan tindakan imunisasi


(penyebut)

Target Pencapaian < 2 persen

Kriteria: Kriteria Inklusi:


• Semua pasien teridentifikasi KIPI/ yang telah mendapat
imunisasi di FKTP tersebut
Kriteria Eksklusi:
• Pasien yang diberikan imunisasi di FKTP lain
Formula Jumlah kasus KIPI
x 100
Jumlah pasien yang dilakukan tindakan imunisasi

Desain Retrospectif
Pengumpulan
Data

Sumber Data Data sekunder

Instrument Formulir Pelaporan KIPI


pengambilan data

Besar Sampel Semua pasien yang dilakukan imunisasi


Frekuensi Bulanan, Triwulanan
Pengumpulan
Data

Periode Pelaporan Bulanan, Triwulanan


Data

Periode Analisis Bulanan, Triwulanan


Data

Penyajian Data  Tabel


 Grafik
 Run chart

Penanggung Ketua TIM PPI/ Koordinator PPI


Jawab

Anda mungkin juga menyukai