Bab 1,2,3, Daftar Pustaka Khoirul Rosiqin
Bab 1,2,3, Daftar Pustaka Khoirul Rosiqin
Bab 1,2,3, Daftar Pustaka Khoirul Rosiqin
PENDAHULUAN
Era globalisasi ini, menjadikan penggiat bisnis saling berkompetisi untuk dapat
memiliki perubahan gaya hidup yang lebih konsumtif dengan meningkatnya daya
beli dari waktu kewaktu membuat tinggkat kenaikan pola konsumsi makanan dan
minuman. Menjadikan para pelaku usaha kuliner saat ini memiliki tingkat persaingan
antar usaha semakin tinggi. Sehingga berdampak semakin kesulitan dalam mencari
pasaratau konsumen baru. Para pelaku usaha di tuntut melakukan inovasi terhadap
produknya. Selain inovasi pada produk, yang harus di kembangkan pada perusahaan
Menurut Wibowo & Arifin (2015). Strategi Pemasaran adalah salah satu cara
yang memproduksi barang atau jasa. Strategi pemasaran dapat dipandang sebagai
salah satu dasar yang dipakai dalam menyusun perencanaan perusahaan secara
umumnya. Layaknya seperti usaha café shop yang baru-baru ini lagi trending dan
banyak dibutuhkan tempat tongkrongan oleh masyarakat atau anak muda jaman
sekarang, maka semakin banyak juga pegiat bisnis atau pesaing yang berkompetisi
Banyaknya usaha coffe shop saat ini mulai menjanjikan sebagai bisnis yang
dapat meraih kenaikan omset penjulan yang dapat menguntungkan. Coffe shop
merupakan tempat yang menyediakan berbagai jenis kopi dan minuman non alkohol
lainnya dalam suasana santai, tempat yang nyaman, dan dilengkapi dengan alunan
musik, baik lewat pemutar atau pun live music, menyediakan televisi dan bacaan,
desain interior khas, pelayanan yang baik. Berdasarkan riset independen Toffin,
jumlah kedai kopi di Indonesia sampai Agustus 2019 mencapai lebih dari 2.950 gerai,
meningkat hampir tiga kali lipat dibandingkan tahun 2016, yang hanya 1.000 gerai.
Dimana market value yang dihasilkan mencapai hingga Rp.4,8 triliun market. Angka
rill jumlah kedai kopi dalam riset yang di lakukan Toffin dan MIX MarComm SWA
ini bisa lebih besar karena sensus kedai kopi hanya mencakup gerai-gerai
berjaringan di kota kota besar. Tidak termasuk kedai-kedai kopi independen modern
Menurut Kotler & Keller (2016:27) citra merek yaitu persepsi konsumen tentang
suatu merek sebagai refleksi dari asosiasi yang ada pada pikiran konsumen. Citra
merek juga merupakan asosiasi yang muncul dalam benak konsumen ketika
mengingat suatu merek tertentu. Sedangkan menurut Setiadi (2012:180) citra merek
merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek, dan dibentuk dari
ciri dan karakteristik dari suatu produk ataupun jasa dalam hal kemampuan untuk
memenuhi berbagai kebutuhan yang telah ditentukan dan yang bersifat laten.
pelayanan yaitu kemampuan suatu jasa dalam melakukan fungsinya yang terdiri dari
keandalan, daya tahan, ketepatan, kemudahan, operasi, perbaikan, dan atribut lainnya
Panjaitan & Suryoko, (2017). Menurut Parasuraman, dkk (1998) Faktor-faktor yang
pembelian merupakan pilihan dari suatu tindakan antara dua atau lebih pilihan
keputusan pembelian yaitu faktor Budaya, faktor Sosial, faktor Pribadi, faktor
merek, kualitas pelayanan, dan keputusan pembelian. Antara lain: penelitian dari
bahwa secara parsial dan simultan kedua variabel Celebrity endorses dan citra merek
Rumengan, dkk (2020) dengan judul “analisis pengaruh pemasaran holistic dan
Yulianto & Permatasari, (2019) dengan judul “relevansi kualitas produk dan
pembelian, Namun apabila variabel kualitas produk dan kualitas pelayanan dimediasi
dengan variabel minat beli, maka tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian
kuliner. Berarti minat beli tidak dapat dijadikan sebagai mediasi keputusan pembelian
kuliner bagi konsumen. Terdapat perbedaan antara penelitian terdahulu dan penelitian
ini yaitu terdapat pada lokasi, periode dan subjek penelitian yang berbeda akan
keputusan pembelian yang dilakukan oleh pelanggan pada Griya Kopi dan coklat
lereng Semeru, Karena semakin menurun nya penjualan pada Griya kopi dan cokltat
lereng semeru dan semakin banyaknya pesaing hingga mencapai puluhan hingga
ratusan pengusaha kopi baru dikota Lumajang. konsumen Griya kopi dan coklta
lereng semeru sendiri terdiri dari banyak golongan, mulai dari anak muda hingga
orang tua, berbagai macam menu kopi yang ada pasti mempunyai rasa yang berbeda,
sehingga konsumen semakin penasaran terhadap rasa-rasa menu kopi yang ada di
Griya kopi dan coklat lereng semeru dan bisa membuat costumer semakin penasaran
dan kembali lagi untuk melakukan pembelian. Peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian ini dikarenakan menurunnya penjualan pada Griya kopi dan coklat lereng
semeru dan kurangnya pelayanan yang diberikan oleh pihak Manjemen Griya kopi
dalam penelitian, dan juga untuk menghindari adanya pembahasan dan persepsi yang
masalah dari Penelitian ini membahas tentang citra merek dan kualitas pelayanan..
Penelitian ini juga membahas tentang pengaruh citra Merek (X1), kualitas pelayanan
(X2), dan terhadap keputusan pembelian (Y1). Sasaran untuk penelitian ini tertuju
pada konsumen yang telah melakukan pembelian lebih dari satu kali.
Berdasarkan penjelasan tersebut diatas maka judul dalam penelitian ini adalah
SEMERU”
1.2 Rumusan Masalah
pembelian. Karena citra merek saat ini sudah menjadi pertimbangan seseorang dalam
melakukan kegiatan pembelian, dan tanpa adanya kualitas pelayanan maka akan
tidak. Berdasarkan penjelasan tersebut maka perumusan masalah dalam penelitian ini
signifikan terhadap keputusan pembelian pada griya kopi dan coklat lereng
semeru?
masalah yang telah dianjurkan diatas maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
terhadap keputusan pembelian pada griya kopi dan coklat lereng semeru?
b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas pelayanan secara
signifikan terhadap keputusan pembelian pada griya kopi dan coklat lereng
semeru?
c. Untuk mengetahui variabel dan menganalisis pengaruh citra merek dan kualitas
1) Pemilik usaha kopi dan coklat, sebagai bahan masukan kepada pemilik kopi dan
dengan citra merek dan kualitas pelayanan untuk pengembangan sebuah strategi
2) Peneliti lain untuk menambah dan memperluas pengetahuan bagi peneliti dalam
bidang pemasaran khususnya mengenai kualitas pelayanan dan citra merek yang
b. Manfaat teoritis
pengembangan ilmu pemasaran khususnya yang berkaitan dengan citra merek dan
2.1.1 Pemasaran
yang semakin tinggi. Pemasaran merupakan ujung tombak bagi eksistensi perusahaan
perantara. Dengan demikian perusahaan mampu memenuhi secara efektif pula hal-hal
maupun konsumen baru. Oleh karena itu, pemasaran yang berhasil identik dengan
a. Pemasaran
mendapatkan keuntungan atau laba (Swasta & Handoko, 2016:3). Arti pemasaran
keseluruhan.
dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran harus bisa memberikan
terhadap perusahaan, apabila perusahaan ingin suatu usahanya tetap berjalan terus-
menerus. Pemasaran juga merupakan proses social dan manajerial dengan seorang
atau kelompok untuk memperoleh apa yang mereka butuhkan dan diinginkan melalui
penciptaan dan pertukaran produk dan nilai (Kotler, 2000) dalam (Manullang &
Dari definisi diatas bahwasannya arti dari pemasaran yaitu lebih luas dari arti
mengidentifikasi apa saja yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen sehingga
b. Konsep Pemasaran
yang berorientasi pada kebutuhan dan keinginan konsumen dengan didukung oleh
sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam usahanya mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Assauri, 2015: 81). Menurut William J. Stanton dalam Swastha &
Handoko, (2016:6) konsep pemasaran yaitu sebuah filsafah bisnis yang menyatakan
bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi
kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Phillip Kotler dari suatu konsep inti
1) Kebutuhan
2) Keinginan
3) Permintaan
4) Produk
7) Pasar
bahwa tugas pokok perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan keinginan pasar,
kepuasan langganan yang melebihi dari kepuasan yang diberikan oleh pesaing
lainnya.
c. Fungsi Pemasaran
konsumen. Menurut Suhardi & Sigit dalam Sunyoto, (2015: 196) ada beberapa fungsi
(a) Pembelian
Pembelian adalah suatu proses atau kegiatan yang mendorong konsumen untuk
mencari penjual. Lebih jelasnya yaitu proses kegiatan apa saja yang mendorong
(b) Penjualan
Penjualan adalah suatu refleksi dari pada pembelian. Yang merupakan kebalikan
hak pemilikan.
(a) Transportasi
Transportasi merupakan kegiatan atau proses pemindahan dari barang yang satu
ke tempat yang lain. Dalam kegiatan ini dipersoalkan adalah bagaimana caranya,
(b) Pergudangan
sejak selesai diproduksi atau dibeli sampai saat dipakai atau dijual dimasa
mendatang.
(c) Fungsi fasilitas
(1) Standarisasi
Pembelanjaan yaitu pembiayaan atas uang atau dana untuk kegiatan pembelian,
pengawasan, turun harga, rusak, terbakar, dan lain sebagainya. Agar resiko itu
perasuransian.
Penerangan pasar yaitu fungsi pemasaran yang sangat luas, sebab fungsi ini
mengambil konklusinya.
Menurut Phillip & Keller (2012) Manajemen pemasaran yaitu seni dan ilmu
yaitu sarana yang didayagunakan oleh bisnis untuk menjalankan konsep pemasaran.
a. Manajemen Pemasaran
Menurut kotler & Keller (2008:5) inti dari pemasaran (marketing) yaitu
konsumen dan untuk mengelola hubungan pelanggan atau konsumen dengan cara
penentuan dua pertimbangan pokok yaitu bisnis yang akan dimasuki pada masa
mendatang dan cara bisnis yang dipilih tersebut dapat dijalankan dengan sukses
dalam lingkungan persaingan atas daras perspektif, distribusi, produk, harga, dan
perusahaan.
mix) untuk strategi pemasaran dan penyusunan kebijakan, strategi dan taktik
produk baru, strategi lini produk, dan strategi acuan produk (product mix).
8) Kebijakan dan strategi harga mencakup strategi tingkat harga, strategi potongan
9) Kebijakan dan strategi promosi mencakup tujuan perusahaan dan tujuan bidang
pemasaran.
10) Kebijakan dan strategi penyaluran yang mencakup strategi penyaluran distribusi
pemasaran.
12) Sistem informasi pemasaran yang mencakup ruang lingkup informasi pemasaran,
Merek (brand) ialah atribut yang membentuk identitas bagi suatu produk
sehingga member nilai tersenderi bagi suatu produk yang membuat berbeda dengan
produk lainnya. Merek dapat membantu suatu perusahaan dalam menyebar luaskan
lini produknya dan juga dapat mengembangkan posisi perusahaan didalam suatu
pasar. Merek sebagai nama, tanda, istilah, lambang, atau desain untuk
mengidentifikasi barang atau jasa dari suatu penjual dan membedakan barang dari
para pesaing (American Marketing Association) dalam (Kotler & Keller, 2008:258).
jasa perusahaan. Citra merek (brand image) merupakan persepsi masyarakat terhadap
Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan
preferensi terhadap suatu merek konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap
suatu merek akan lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian (Buchari, 2004).
Citra merek (brand image) memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai pintu masuk
pasar (market entry), sumber nilai tambahan produk (source of added product value),
1) Komitmen Organisasi
Tingkat pada harga yang ditawarkan akan menimbulkan presepsi atas produk
merek yang terbentuk dan melekat pada benak atau fikiran konsumen. Konsumen
Sopiah (2013: 327) Citra merek (brand image) dapat dianggap asosiasi yang muncul
pada benak dan fikiran konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi
tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu
yang dikaitkan dengan suatu merek, kerena citra merek dapat berpengaruh positif
maupun negatif, tergantung pada persepsi seseorang terhadap suatu merek terhadap
Menurut Kotler dan Amstrong (2012: 300) merek adalah suatu nama, tanda, kata,
simbol, desain, atau kombinasi dari semua yang mengidentifikasikan produsen atau
penjual produk pada jasa tertentu (Lubis & Hidayat, 2017). Menurut Simamora
(2011: 153) pada Lubis dan Hidayat (2017) ada beberapa manfaat merek yaitu:
a) Bagi konsumen, merek dapat menceritakan sesuatu kepada pembeli tentang mutu
ciri khas produk dan memungkinkan untuk menarik sekelompok konsumen yang
c) Bagi publik, merek dapat memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan
tentang produk dan dimana membelinya serta dapat meningkatkan inofasi baru
karena produsen terdorong untuk menciptakan karya dan keunikan baru guna
Kualitas adalah penampilan produk atau kinerja yang merupakan bagian utama dari
pemimpin pasar maupun innovator pasar. Kualitas pelayanan juga merupakan upaya
Menurut Subagyo (2010:11) kualitas merupakan barang atau jasa (produk) yang
bebas cacat atau barang atau jasa (produk) yang sesuai standar (target sasaran atau
persyaratan yang bisa didefinisikan, diobservasi dan diukur). Jadi dari beberapa
menurut para ahli sebelumnya dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa kualitas
pelayanan merupakan bentuk pengukuran suatu pelayanan yang dapat diterima oleh
untuk menjalani ikatan hubungan yang kuat untuk memahami dengan saksama
harapan yang disebabkan oleh orang lain dan filosofi seseorang mrngenai jasa.
5) Self perceived service rule, yaitu persepsi terhadap tingkat atau derajat
6) Situational factors, yaitu terdiri atas segala kemungkinan yang bisa memengaruhi
kesimpulan bagi konsumen tentang jasa yang seharusnya dan yang akan
buruk.
9) Word of mounth, yaitu pernyataan yang disampaikan oleh orang lain, misalnya
10) Pas experience, yaitu pengalaman yang terjadi pada masa lalu terhadap konsumsi
suatu jasa.
kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seorang dengan orang lain atau
Jadi indikator dari kualitas pelayanan adalah suatu aktifitas atau serangkaian
aktifitas yang tidak kasat mata yang terjadi sebagai akibat dari addanya interaksi
antara konsumen dan karyawan atau hal lainnya yang disediakan oleh perusahaan
atau pelanggan.
pelayanan, yaitu:
Apabila pelayanan yang dirasakan sesuai dengan yang diharapkan maka kualitas
pelayanan yang diterima lebih rendah dari harapan konsumen maka kualitas
penyelesaian masalah yang terdiri dari menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan
suatu pilihan atau tindakan dari beberapa alternatif yang tersedia yaitu membeli dan
tidak membeli. Jika konsumen membeli, maka posisi konsumen membuat suatu
rangkaian tindakan fisik maupun mental yang dialami konsumen ketika melakukan
lebih produk, merk atau toko dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari
pengintregasian adalah suatu pilihan (choice) yang dapat disajikan secara kognitif
2) Cultural factor, yaitu faktor budaya yang begitu banyak kelompoknya, mulai dari
kebiasaan, dan adat sendiri. Di Negara Indonesia ada banyak suku dan budaya,
mulai dari Sunda, Jawa, Minang, Batak, dan sebagainya. Disetiap suku dan
apakah mengikuti teori motivasi Maslow atau karena dorongan lainnya seperti
rasa ingin tau. Juga menyangkut masalah persepsi sesorang terhadaap sesuatu.
Menurut Kotler & Amstrong (2012) dalam Priansa (2017:479) terdapat beberapa
1) Pengenalan Masalah
2) Pencarian Informasi
Konsumen akan mencari beberapa informasi untuk melakukan keputusan
a. Sumber pribadi yang terdiri dari keluarga, kerabat, teman, dan lain-lain
c. Sumber publik yang terdiri dari media massa, organisasi dan penentu peringkat
konsumen
d. Sumber pengalaman yang terdiri dari sebuah kejadian yang pernah dilewati,
3) Evaluasi Alternatif
4) Keputusan Pembelian
aktual adalah hasil akhir dari akhir pencarian informasi dan evaluasi yang sudah
dilakukan.
informasi yang benar bagi konsumen melalui komunikasi pada orang yang baru
Menururt Sengkey & Wenas (2015) dengan judul “analisis citra merek, atmosfer
toko, dan psikologis terhadap keputusan pembelian pada time out sport café it center
Manado”. Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh citra merek, atmosfer toko,
digunakan yaitu alasisis regresi linier beganda. Hasil penelitian secara simultan citra
pembelian.
Menurut Petricia & Syahputra (2015) dengn judul “pengaruh kualitas produk,
harga, promosi, dan kualitas pelayanan terhadap proses keputusan pembelian (studi
pada konsumen Kopi Progo Bandung)”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
pelayanan pada kopi Progo dan bagaimana pengaruh terhadap proses keputusan
Menurut Sari & Yuniati (2016) dengan judul “pengaruh harga citra merek dan
untuk mengetahui pengaruh harga, citra merek dan word of mouth terhadap keputusan
pembelian konsumen pada Panties Pizza Sidoarjo. Teknik analisa yang digunkan
Panties Pizza Sidoarjo dengan nilai α = = 0,552, citra merek berpengaruh signifikan
Panties Pizza Sidoarjo dengan nilai α = 0,007 dan mempunyai pengaruh signifikan
nilai α = 0,000
Menurut Evita (2017) dengan judul “pengaruh citra merek terhadap keputusan
pembelian (studi kasus pada bakso Boedjangan cabang Burangrang Bandung Tahun
2017”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar pengaruh citra merek
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan jenis penelitian
yang digunakan adalah deskriptif verifikatif, dengan sampel sebanyak 100 responden.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling. Metode
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif,
dan analisis regresi linier sederhana. Pengelolahan data dilakukan dengan
Menurut Budiyanto (2019) dengan judul ”pengaruh citra merek dan kualitas
layanan terhadap proses keputusan pembelian pada gerai kopi Starbucks di Senayan
City”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh citra
merek dan kualitas pelayanan terhadap proses keputusan pembelian pada gerai kopi
Starbucks. Hasil penelitian didapat variabel citra merek dan kualitas layanan seacara
bersamaan ada pengaruh terhadap keputusan pembelian, ada pengaruh citra merek
secara parsial terhadap keputusan pembelian dan ada pengaruh kualitas layanan
Menurut Rifki, Dkk (2019) dengan judul “pengaruh citra kuliner tradisional khas
kaili terhadap keputusan pembelian pada kawasan wisata Anjungan pantai Talise di
Kota Palu”. Penelitian ini bertujuan unutuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
citra kuliner tradisional khas kaili terhadap keputusan pembelian pada kawasan
wisata Anjungan Pantai Talise. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Metode
Insidental. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis linier
berganda. Hasil penelitian ini menunjukan dimensi citra yang terdiri dari kekuatan,
keputusaan pembelian dengan nilai Sig F = 0,000 dan memiliki besar pengaruh
sebesar 40,6%. Serta secara parsial dimensi citra berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian.
Menurut Nasution & Lesmana, (2018) dengan judul “pengaruh harga dan
Alfamart di Kota Medan)”. Tujuan penelitian ini adalah utuk mengetahui dan
asumsi klasik terlebih dahulu, lalu dilakukan pengujian hipotesis secara parsial
dengan Uji t dan simultan dengan Uji f. Kemudian mencari koefisien determinasi
untuk melihat seberapa besar persentase varians variabel bebas berpengaruh terhadap
variabel terikat. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial dan simultan
kedua variabel independen yang diteliti yaitu harga dan kualitas pelayanan
nilai koefisien determinasi yang cukup besar yaitu 21,10% dan sisanya dipengaruhi
produk dan pelayanan terhadap pembelian kuliner”. Tujuan penelitian ini adalah
keputusan pembelian kuliner oleh konsumen, yang dilakukan baik secara langsung
maupun secara tidak langsung dengan melalui minat beli. Pengumpulan data
apabila variabel kualitas produk dan kualitas pelayanan dimediasi dengan variabel
minat beli, maka tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian kuliner. Berarti
minat beli tidak dapat dijadikan sebagai mediasi keputusan pembelian kuliner bagi
konsumen.
Menurut Santoso (2016) dengan judul “peran kualitas produk dan layanan, harga
dan Atmosfer Rumah makan cepat saji terhadap keputusan pembelian dan kepuasan
kualitas layanan, kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian serta
kualitas produk dan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian di rumah makan cepat saji, namun atmosfer rumah makan dan kualitas
Menurut Bahar & Sjaharuddin (2015) dengan judul “pengaruh kualitas produk
dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen dan minat beli ulang”.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis kualitas produk, kualitas
pelayanan, kepuasan konsumen dan minat beli ulang pada konsumen di McDonald's
melalui SPSS Versi 21.0 membuktikan bahwa kualitas produk dan kualitas pelayanan
mempengaruhi minat beli ulang, kualitas produk tidak mempengaruhi minat beli
ulang.
Menurut Merentek, dkk (2017) dengan judul “pengaruh kualitas produk, suasana
toko dan kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian pada KFC Bahu Mall
suasana toko dan kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian pada KFC Bahu
Mall Manado, kualitas produk terhadap keputusan pembelian pada KFC Bahu Mall
Manado, Suasana toko terhadap keputusan pembelian pada KFC Bahu Mall Manado,
dan kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian pada KFC Bahu Mall Manado.
toko dan kualitas pelayanan secara simultan dan secara parsial berpengaruh terhadap
keputusan pembelian. Perusahaan harus bisa menentukan strategi yang tepat agar
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Variabel Metode Hasil Penelitian
Peneliti/tahun Penelitian Analisis
1 Bahar & Pengaruh X1= Jalur Hasil penelitian
Sjaharuddin kualitas kualitas SPSS menunjukan
No Nama Judul Variabel Metode Hasil Penelitian
Peneliti/tahun Penelitian Analisis
(2015) produk dan produk Versi 21.0 bahwa kualitas
kualitas X2= produk dan
pelayanan kualitas kualitas
terhadap pelayanan pelayanan
kepuasan Y= mempengaruhi
konsumen pembelian kepuasan
dan minat ulang konsumen,
beli ulang kualitas
pelayanan dan
kepuasan
konsumen
mempengaruhi
minat beli ulang
2 Santoso Peran X1= Kompone Hasil penelitian
(2016) kualitas kualitas n menunjukan
produk dan produk struktural bahwa kualitas
layanan, X2= umum produk dan
harga dan layanan harga
atmosfer X3= harga berpengaruh
rumah Y= positif dan
makan cepat keputusan sugnifikan
saji terhadap pembelian terhadap
keputusan keputusan
pembelian pembelian.
dan Namun atmosfer
kepuasan rumah
konsumen makandan
kualitas
pelayanan
belum terdapat
bukti yang
memadai
berpengaruh
secara signifikan
terhadap
keputusan
pembelian.
Keputusan
pembelian
berpengaruh
No Nama Judul Variabel Metode Hasil Penelitian
Peneliti/tahun Penelitian Analisis
positif dan
signifikan
terhadap
kepuasan
konsumen
dirumah makan
cepat saji
3 Sari & Pengaruh X1= Harga Regresi Hasil Penelitian
Yuniati Harga Citra X2= Citra Berganda Menunjukan
(2016) Merek Dan Merek Bahwa Harga
Word Of X3= Word Berpengaruh
Mouth Of Mouth Signifikan
Terhadap Y= Terhadap
Keputusan Keputusan Keputusan
Pembelian Pembelian Pembelian
Konsumen Konsumen
Panties Pizza
Sidoarjo, citra
merek
berpengaruh
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian, dan
word of mouth
mempunyai
pengaruh
signifikan
terhdap
keputusan
pembelian
konsumen
Panties Pizza
4 Lubis & Pengaruh X1= Citra Regresi Hasil Penelitian
Hidayat Citra Merek Merek Berganda Menunjukan
(2017) Dan Kualitas X2= Bahwa Secara
Pelayanan Kualitas Parsial Citra
Terhadap Pelayanan Merek Tidak
Keputusan Y= Berpengaruh
Pembelian Keputusan Positif Dan
No Nama Judul Variabel Metode Hasil Penelitian
Peneliti/tahun Penelitian Analisis
Pada Pembelian Signifikan
Sekolah Terhadap
Tinggi Ilmu Keputusan
Manajemen Pembelian,
Sukma Secara Simultan
Medan Citra Merek Dan
Harga
Berpengaruh
Positif Dan
Signifikan
Terhadap
Keputusan
Pembelian.
5 Nuhayati Pengaruh X1= Citra Regresi Hasil Penelitian
(2017) Citra Merek merek Berganda Menunjukan
Harga Dan X2= Harga Bahwa Variabel
Promosi X3= Promosi
Terhadap Promosi Berpengaruh
Keputusan Y= Secara
Pembelian Keputusan Signifikan
Handphone Pembelian Terhadap
Samsung Di Keputusan
Yogyakarta Pembelian,
Sedangkan
Variabel Citra
Merek Dan
Harga Tidak
Berpengaruh
Secara
Signifikan
Terhadap
Keputusan
Pembelian
6 Wulandari & Pengaruh X1= Citra Kuantitatif Hasil uji t
Iskandar Citra Merek Merek menunjukan
(2017) Dan Kualitas X2= variabel citra
Produk Kualitas merek
Terhadap Y= berpengaruh
Keputusan Keputusan signifikan
Pembelian Pembelian terhadap
No Nama Judul Variabel Metode Hasil Penelitian
Peneliti/tahun Penelitian Analisis
Pada Produk keputusan
Kosmetik pembelian,
variabel kualitas
produk
berpengaruh
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian, dan
Variabel citra
merek dan
kualitas produk
secara simultan
memiliki
pengaruh
terhadap
keputusan
pembelian.
dan dependen yang diteliti secara teoritis. Hubungan antar variabel selanjutnya akan
merupakan penyajian dua variabel atau lebih yang perlu dikemukakan dalam
penelitian, maka peneliti harus membuat argumentasi terhadap variasi besaran yang
2014:58).
ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi pada penyusunan kerangka pemikiran yang
membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini adalah penjelasan sementara
Kerangka Pemikiran juga merupakan sintesa tentang hubunan antar variabel yang
disusun dari bebagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori tersebut,
tentang hubungan antar variabel. Sintesa tentang hubungan antar variabel tersebut,
HIPOTESIS
UJI INSTRUMEN
UJI ASUMSI
UJI STATISTIK
HASIL PENELITIAN
Paradigma penelitian yaitu pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel
yang akan diteliti dan sekaligus mencermati jenis dan jumlah perumusan masalah
yang perlu dijawab melewati penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan
hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis dan teknis analisis yang akan digunakan
Citra merek
(X1)
Keterangan :
: Garis Simultan
: Garis Parsial
Dari keterangan pemikirian diatas, maka dapat dijelaskan bahwa terdapat dua
variabel independen yaitu citra merek dan kualitas pelayanan, dan selanjutnya
keputusan pembelian baik secara parsial maupun simultan. Selanjutnya peneliti ini
juga ingin mengetahui variabel manakah yang memberikan pengaruh paling dominan
2.5 Hipotesis
pembelian. Karena citra merek saat ini sudah menjadi pertimbangan seorang dalam
melakukan kegiatan pembelian, dan tanpa adanya kualitas pelayanan maka akan
masalah atau submasalah yang diajukan oleh peneliti, yang dijabarkan dari landasan
teori atau kajian teori dan masih harus diuji kebenarannya. Karena masih sifat
sementara, maka perlu dibuktikan kebenarannya melalui data empirik yang terkumpul
1) Hipotesis Pertama
2) Hipotesis Kedua
3) Hipotesis Ketiga
METODE PENELITIAN
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postivme, digunakan untuk
penelitian, analisis data bersifat kuanti atau statistic, dengan tujuan untuk menguji
Asosiatif adalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel
atau lebih, sedangkan hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat.
Jadi dalam penelitian ini terdapat variabel independen (variabel yang mempengaruhi)
Untuk itu dalammenganalisis variabel independen (X) yang terdiri dari Citra
Merek dan Kualitas Pelayanan terhadap variabel dependen (Y) yaitu Keputusan
Pembelian, Maka dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier
berganda. Dalam teknik ini akan dapat diuji hipotesis yang menyatakan ada pengaruh
secara signifikan dan simultan antara variabel independen yaitu (X1) Citra Merek,
dan (X2) Kualitas Pelayanan terhadap keputusan pembelian. Maka akan diketahui
variabel manakah diantara Citra merek dan kualitas Pelayanan yang dominan
Obyek dalam penelitian ini peneliti memilih tentang pengaruh Citra Merek dan
Kualitas Pelayanan terhadap keputusan pembelian pada Lambe Café yang berada di
penelitian ini adalah variabel independen yaitu terdiri dari Citra Merek dan Kualitas
Alasan dari peneliti melakukan penelitian di Lambe Café yaitu karena semakin
hari semakin berkurangnya pembeli yang dikarenakan merek kopi yang dijual kurang
terkenal atau dikenali oleh pembeli dan berkurangnya kualitas pelayanan yang
diberikan oleh pelayan terhadap pembeli. Dan alasan dari pengambilan variabel citra
merek dan kualitas pelayanan ini dikarenakan semakin hari semakin berkurangnya
pembeli yang kemungkinan besar disebabkan oleh variabel yang digunakan peneliti
tersebut.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
skunder. Menurut Suryani (2015:171) Data primer adalah data yang dikumpulkan dan
diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan langsung dari obyeknya,
sedangkan data skunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi,
sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk
Menurut Suryani (2015:186) Data adalah segala informasi yang dijadikan dan
diolah untuk suatu kegiatan penelitian sehingga dapat dijadikan dasar dalam
pengambilan keputusan
Sumber dan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data internal dan
data eksternal. Data internal diperoleh dari perusahaan yang dijadikan sampel
penelitian berupa data tentang Citra Merek dan Kualitas Pelayanan yang telah
3.4.1 Populasi
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yamg berbentuk peristiwa, hal
atau orang yang memliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian
seorang peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian (Paramita &
Rizal, 2018:59).
Jadi dari kesimpulan populasi bukan hanya orang, melainkan juga seluruh
elemen lainya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau
subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakter atau sifat yang dimiliki oleh
subyek atau obyek tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah pembeli yang
berkunjung di Lambe Café pada periode bulan februari tahun 2021 dan jumlah dari
Menurut Sugiyono (2015: 149) Sampel adalah bagian dari jumlah dan
peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
penentuan ukuran sampel yang digunakan adalah metode yang dikembangkan oleh
Roscoe dalam bukunya For Business (1982:253) seperti yang dikutip dalam
a) Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.
swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.
b) Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau
Berdasarkan pendapat diatas maka sampel dalam penelitian ini merujuk kepada
jumlah variabel, yaitu 2 (dua) variabel independen sebagai Citra Merek dan
Menurut Sugiyono (2014:38) Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai diri orang, obyek atau kegiatan yang mempunyaai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Pada
penelitian ini menggunakan 2 (dua) macam variabel yang terdiri dari 2 variabel
variabel independen (Citra Merek dan Kualitas Pelayanan) dan satu variabel
a. Variabel Independen
Dalam bahasa Indonesia Variabel independen disebut variabel bebas, variabel ini
menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah Citra Merek (X1) dan
b. Variabel Dependen
terikat, sering disebut sebagi variabel output, kriteria, dan konsekuen. Menurut
Adapun yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah (Y)
keputusan pembelian.
penampilan produk atau kinerja yang merupakan bagian utama dari strategi
Menurut Kotler (2008:258), merek sebagai nama, istilah, tanda, lambang atau
para pesaing.
Berdasarkan indikator tentang citra merek maka disusun kuesioner dengan jawaban
penampilan produk atau kinerja yang merupakan bagian utama dari strategi
1) Keandalan
2) Keresposifan
3) Keyakinan
4) empati
5) berwujud
masalah yang terdiri dari menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan keinginan,
1) Pengenalan masalah
2) Pencarian informasi
3) Evaluasi alternatif
4) Keputusan pembelian
suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur
(Sugiyono, 2015:167).
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal.
Skala ordinal ialah skala yang memiliki urutan, namun jarak antara titik-titik atau
kategori terdekat tidak perlu menunjukan rentang yang sama.Skala ordinal hanya
daripada kategori urutan kedua dan kategori kedua punya kedudukan yang lebih
Tabel 3.1
Instrumen Penelitian
No Variabel Indikator Instrumen Skala Sumber
oleh konsumen
Lambe Cafe
Lambe Cafe
2. Priansa,
Saya sering membaca
Kualitas
Intensity Ordinal (2017:354)
komentar atau review
pelayanan
dari pembeli kopi di
No Variabel Indikator Instrumen Skala Sumber
Lumajanng
mendapatkan informasi
Positive
yang tepat saat akan
Valence
membeli kopi pada
Lambe Cafe.
mendapat rekomendasi
Lambe Café
informasi di instagram
Content
saat akan membeli kopi
tongkrongan di Lambe
kebutuhan
Cafe karena
membutuhkannya.
dan melakukan
Saya melakukan
perbandingan dan
menyeleksi terlebih
Evaluasi
dahulu sebelum
pembelian
memutuskan untuk
membeli kopi di
Lambe Cafe.
Lambe Café
No Variabel Indikator Instrumen Skala Sumber
3.7.1 Observasi
bila di bandingkan dengan teknik yang lain dan tidak terbatas pada orang tetapi juga
3.7.2 Wawancara
dan apabila peneliti juga ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
Wawancara yang ditanyakan oleh peneliti yaitu tentang merek dan kualitas
dijawabnya. Kuisoner merupakan teknik yang efisien apabila peneliti tahu dengan
pasti variabel yang akan diukur dan juga cocok apabila jumlah responden cukup besar
Pengukuran data untuk variabel Citra merek dan kualitas pelayanan terhadap
keputusan pembelian dilakukan dengan pemberian skor pada setiap pertanyaan dari
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur di jabarkan menjadi indikator
variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
validitas dan reabilitas terhadap kuesioner yang digunakan untuk menjaring data
responden, dimana asumsi dasar yang harus dipenuhi oleh kuesioner yaitu data harus
valid dan reliabel untuk bisa dilakukan pengujian hipotesis tahap berikutnya.
1) Uji validitas
instrumen penelitian, mengikuti apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data
dari variabel yang diteliti secara tepat. Validitas ialah hasil penelitian yang terdapat
kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada
obyek yang diteliti. Valid berarti Instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang hendak di ukur. Pengujian validitas penelitian ini menggunakan analisis
korelasi Product Moment, dengan mengkolerasikan skor setiap item dengan skor total
sebagai jumlah skor item. Rumus korelasi Product Moment Sugiyono (2009:250)
sebagai berikut :
n ( ∑ x ) −( ∑ x ∑ y )
r= 2 2 2
√ n (∑ x −( ∑ x ) −( ∑ Y ) )
keterangan :
n : Jumlah observasi/responden
X : Variabel bebas
Y : Variabel terikat
Menurut Sugiyono (2012: 178), analisa faktor yang dilakukan dengan cara
mengkorelasi jumlah skor faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor tersebut
positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan constuct yang kuat.
Dalam penelitian ini jika korelasi antara skor butir dengan skor total kurang dari 0,3
2) Uji reliabilitas
koefisien Alpha Cronbach. Indeks kriteria reliabilitas dibedakan dalam tabel berikut.
Tabel 3.2
Indeks Kriteria Reliabilitas
No Interval Alpha Cronbach Tingkat Reliabilitas
Penelitian yang menggunakan alat analisis regresi dan korelasi sederhana harus
tidak terpenuhi, maka hasil analisis mungkin berbeda dari kenyataan (biasa).
terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi sehingga persamaan regresi yang
dihasilkan akan valid jika digunakan untuk memprediksi suatu masalah. Model
regresi linier, khususnya regresi berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika
model tersebut memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimator. Keiteria
Pengujian asumsi klasik yang harus dilakukan dalam model regresi linier
2) Uji Multikolinieritas
3) Uji Heteroskedastisitas
(Lupiyoadi, 2015:134)
distribusi data yang akan dianalisis, apakah penyebarannya normal atau tidak,
sehingga dapat digunakan dalam analisis parametrik. Apabila data tidak berdistribusi
berdistribusi normal atau tidak, biasanya hanya melihat pada bentuk histogram
residual yang bentuknya seperti lonceng atau tidak, atau menggunakan scatter plot
dengan mengacu pada nilai residu yang membentuk pola tertentu. Untuk menguji
normalitas data, yaitu menggunakan rasio skewness dan rasio kurtosis . Rasio
skewness dan rasio kurtosis dapat dijadikan petunjuk apakah suatu data berdistribusi
normal atau tidak dengan cara melakukan pembagian dengan standar error skewness,
begitu juga untuk kurtosis. Dengan cara ini, batasan data dikatakan berdistribusi
normal jika nilai rasio kurtosis dan skewness berada di antara -2 hingga +2, diluar
b. Pengujian Multikolinieritas
suatu kondisi di mana terjadi korelasi atau hubungan yang kuat diantara variabel
bebas yang diikutsertakan dalam pembentukan model regresi linear. Dalam analisis
yang dihasilkan mengalami gejala multikolinieritas, dapat dilihat pada nilai VIF
(Variance Inflation Factor). Model regresi yang baik, jika hasil penghitungan
menghasilkan nilai VIF < 10 berarti telah terjadi multikolinieritas yang serius di
dalam model regresi. Selain melihat nilai VIF, bisa juga dideteksi dari nilai tolerance,
yaitu jika nilai tolerance yang dihasilkan mendekati 1, maka model terbebas dari
gejala multikolinieritas sedangkan semakin menjauhi 1, maka model tidak
c. Pengujian Heteroskedastisitas
regresi linier berganda, maka data harus terbebas dari gejala heteroskedastisitas.
yaitu pengamatan satu dengan pengamatan yang lain sama agar memberikan
menggunakan pengamatan pada gambar atau scatter plot, namun sekali lagi cara ini
2015:139).
Y = a + b1 x1 + b2 x2 + e
Dimana :
Y = variabel dependen yaitu keputusan pembelian
X1 = Citra Merek
X2 = Kualitas Pelayanan
a = konstanta
e = error
Dalam analisis regresi, apabila peneliti memperoleh data dari populasi dan tanpa
melakukan estimasi terhadap variabel dependen, maka dari bentuk persamaan umum
dalam persamaan).
hipotesis yang digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara variabel
persamaan regresi apakah memang valid untuk memprediksi Variabel Y, atau untuk
menguji apakah sebenarnya ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara variabel
1. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis Pertama
H0 : Citra merek dan kualitas pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap
Hipotesis Kedua
koefisien β
4. Menentukan nilai t hitung dengan rumus : t hitung=
standar Error
b. Uji F (Simultan)
variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan yang diuji dengan
cara signifikansi”. Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu
Citra Merek dan Kualitas Pelayanan terhadap variabel terikat yaitu Keputusan
Pembelian konsumen Lambe Cafe Lumajang yang di uji secara signifikan, dengan
hipotesis :
Jadi kesimpulan dari Uji F (simultan) yaitu kita dapat membuat sebuah
kesimpulan bahwa (X1) Citra merek dan (X2) Kualitas pelayanan secara simultan
model dalam menerangkan variasi variabel terikat. N ilai koefisien determinasi adalah
di antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
umum koefisien determinasi untuk data silang tempat relatif rendah karena adanya
variasi yang besar antara masing-masing pengamatan; sedangkan untuk data runtut
waktu biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi. Setiap tambahan
satu variabel independen maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel
tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu,
Koefisien Determinasi ( R2) dalam penelitian ini akan digunakan untuk mencari
seberapa besarnya pengaruh variabel independen yaitu citra merek dan kualitas
Café Luamajang.
DAFTAR PUSTAKA
Gustiany, T.R. (2017). Pengaruh Electronik Word Of Mouth dan Brand Image
Terhadap Keputusan Pembelian J.CO Donuts And Coffee di BIP (Bandung Indah
Plaza). Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan.
https://dailysocial.id/post/survei-paxel-media-sosial-masih-lebih-banyak-digunakan-
ukm-berjualan-online
Kotler, P. & K. L. Keller (2008). Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga Belas Jilid
Dua. Jakarta: Erlangga.
Kotler, P. & K. L. Keller (2008). Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga Belas Jilid
Satu. Jakarta: Erlangga.
Kotler, P. (2009). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2009a). Manajemen pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2009b). Manajemen Pemasaran (Tiga Belas). Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Kuncoro, M. (2007). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Kuncoro, M. (2009). Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Ravikawati, C., Fatihudin, D. & Mochklas, M. (2019). Pengaruh Harga, Citra Merek
dan Electronic Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian di Toko Buku
Gramedia Surabaya Expo. Jurnal Eksekutif, 16, 46 – 62.
Silaen, S. (2014). Metodologi Penelitian Sosial Untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis.
Bogor: In Media.
Wang, R. Y., Wang, J. H., & Chang, Y. C. (2016). The Effect of Electronic Word of
Mouth upon Purchasing Cell Phone on the Internet. British Journal of Economics,
Management & Trade, 15(2), 1-19.