Ishmata Abidah-Fdk
Ishmata Abidah-Fdk
Ishmata Abidah-Fdk
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar sarjana(s.sos)
Oleh :
Ishmata Abidah
Nim: 11140520000017
iv
L. Persyaratan Calon Penerima Manfaat Atau
Siswa..................................................................60
M. Kriteria Penerima Manfaat................................60
N. Proses Pelayanan Dan Rehabilitasi Sosial........61
O. Indikator Keberhasilan......................................62
P. Letak Dan Luas Panti.........................................63
Q. Jenis Pelayanan Yang Diberikan........................64
R. Sumber Daya Manusia........................................64
S. Sarana Dan Prasarana.........................................64
T. Kelompok Jabatan Fungsional...........................66
U. Jangkauan Pelayanan.........................................67
V. Monitoring dan Evaluasi....................................69
W. Jadwal kegiatan..................................................73
BAB IV TEMUAN DATA LAPANGAN
A. Deskripsi Informan ........................................... 74
B. Temuan Lapangan ............................................. 84
C. Kegiatan Terapi Spiritual .................................. 88
D. Hasil Wawancara .............................................. 88
E. Analisis ............................................................. 95
BAB V PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Terapi Spiritual ............................ 97
1. Proses Terapi Spiritual ................................. 98
2. Terapi Spiritual ........................................... 102
3. Analisis ....................................................... 106
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
. http://eprints.ums.ac.id/18343/2/03._BAB_I.pdf, di akses pada 04-
desember -2018 pada pukul. 09.43.
1
2
2
. Kartono,kartini (2007) phatologi sosial. Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada.
3
3
. Samsul Munir Amin, bimbingan dan konseling islam, jakarta cet. 1
penerbit, amzah: hal: 98.
4
. Jalaludin, psikologi agama, (jakarta : PT. Raja Grafindo, persada,
2005), hal. 273.
4
5
. Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vo. 2, No.2,
September 2013, diakses pada 04- desember-2018 pada pukul. 20.00 W.I.B.
hal. 90
6
. Hurlock., Elizabeth B. 1980. Developmental Psychology, A Life Span
Approach. McGraw-Hill.
5
7
. Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vo. 2, No.2,
September 2013 hal. 91.
8
.https://kbbi.web.id/peran. Di akses pada 06-desember-2018 pukul:
11.25 W.I.B.
9
. Prof.H.M.Arifin pedoman pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan
agama, jakarta. golden terayon press. 1982 cet. Ke 1. Hal: 1
6
10
. Prof.H.M.Arifin pedoman pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan
agama, jakarta. golden terayon press. 1982 cet. Ke 1. Hal: 2.
7
11
. Smith Castro, Vanessa.( 2003). Acculturation and Psychological
adaptation.
9
B. Identifikasi Masalah
Bicara masalah pekerjaan wanita, sebagai PSK, wanita itu
adalah pelakunya kenapa sampai bisa menjadi PSK, tersebut
menyangkut banyak hal diantaranya adalah:
1. Masalah ekonomi, masalah ekonomi inilah yang banyak
menyebabkan para wanita memilih jalan instan untuk
mendapatkan uang yang dalam jumlah banyak, dan juga
kerjaan yang simpel.
2. Masalah rumah tangga, masalah ini biasanya terjadi
karena di dalam keluarga sering mendapatkan kekerasan,
serta seringnya seorang wanita direndahkan oleh
suaminya karena tidak dapat membantu perekonomian
keluarga.
3. Masalah yang ketiga adalah masalah keluarga, maksudnya
disini adalah kurangnya perhatian oleh orang tua terhadap
seorang remaja yang sedang menuju masa dewasa,
sehingga ia mencari perhatian kepada orang lain, tetapi
ternyata orang lain ini menjerumuskan kepada hal-hal
yang tidak baik.
4. Masalah keempat yaitu masalah dalam pertemanan,
karena kurangnya harga diri seorang perempuan, sehingga
ia hanya ikut-ikutan oleh teman yang ia anggap bisa lebih
dari dia.
5. Masalah kelima adalah karena laki-laki atau karena dia
terlalu cinta dengan seorang pria, dan sudah terlanjur
10
C. Fokus Masalah
Agar pembatasan skripsi ini lebih terarah, maka peneliti
memfokuskan penelitian skripsi ini hanya pada, bagaimana
pelaksanaan pembimbingan agama agar dapat membimbing
para WTS (Wanita Tuna Susila) untk dapat meningkatkan Self
Esteem (Harga Diri) yang dimiliki, di BRS WATUNAS
Mulya Jaya, Pasar Rebo, dengan beberapa istilah penting.
Pertama, Terapi spiritual yang dimaksud dalam skripsi ini
adalah upaya yang di lakukan dengan cara Bimbingan Agama
dalam proses ceramah dan pengenalan atau pembelajaran
yang dilakukan oleh terapis spiritual dengan pendekatan
agama islam. PM yanng dimaksud disini adalah singkatan
dari Penerima Manfaat. BRS disini adalah singkatan dari
Balai Rehabiitasi Sosial.
Kedua, Self Esteem yang dimaksud adalah sejauh mana
para WTS di sini sudah bisa menlai dirinya kearah positif,
serta sejauh mana mereka percaya dirinya mampu, penting,
berhasil, dan berharga, untuk melakukan sesuatu pekerjaan
yang lebih baik.
11
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, maka penulis dapat
merumuskan masalah yang menjadi acuan dalam penelitian
ini adalah :
1. Bagaimana pengaruhnya pembimbingan yang berbasis
agama di BRS Watunas Mulya Jaya apakah berpengaruh
terhadap self esteem para penerima manfaat?
2. Bagaimana peran pembimbing agama di balai tersebut,
terhadap meningkatnya self esteem penerima manfaat di
BRS Watunas Mulya Jaya?
3. Kegiatan-kegiatan terapi spiritual apa yang mempengaruhi
self esteem penerima manfaat BRS Watunas Mulya Jaya?
F. METODOLOGI PENELITIAN
1. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Menurut Moleong penelitian dengan pendekatan
kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah yang bertujuan
untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial
secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi
komunikasi yang mendalam antara penulis dengan yang
diteliti. 12 Penelitian ini menggunakan kualitatif karena
penulis berupaya untuk mengungkapkan kebenaran
realitas yang ada, dan bagaimana realitas tersebut
senyatanya berjalan.
Menurut Bogdan dan Taylor, jenis penelitian
kualitatif ini merupakan proses penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
12
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu
Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), Cet Ke-3, hal. 9.
14
13
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2002), Hal. 3
14
. Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2006), Hal.3.
15
15
terjadi pada beberapa individu. Sedangkan menurut
Cresweel pendekatan fenomenologis adalah suatu usaha
untuk memahami individu, kehidupan atau pengalaman
seseorang melalui persepsi, untuk mengetahui dunia yang
dijalani oleh individu perlu mengenal persepsi mereka
terhadap sesuatu.16 Dengan demikian, dalam mempelajari
dan memahaminya, haruslah berdasarkan sudut pandang,
paradigma dan keyakinan langsung dari individu yang
bersangkutan sebagai subjek yang mengalami langsung
(first-hand experiences).17
Saya ingin melakukan wawancara di balai tersebut,
agar kita dapat berfokus ke beberapa program atau
kegiatan yang memang dapat meningkatkan Harga Diri
(self esteem) para penerima manfaat di sana sehingga
tidak banyak yang sudah dipulangkan sehingga kembali
lagi ke balai tersebut.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Balai Rehabilitasi
Sosial Wanita Tuna Susila (BRS WATUNAS) Mulya
Jaya yang terletak di Jalan Tat Twam Asi RT.8/RW.2,
Gedong Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta. Adapun pengambilan data lapangan dimulai dari
bulan Mei sampai dengan bulan Oktober 2019 .
15
. Imam Gunawan, Metode penelitian kualitatif, teori dan praktek,
(jakarta: Bumi Aksara, 2013), Cet Ke- 1, hal. 78
16
Jhon W. Cresweel, Penelitian Kualitatif dan Desain Riset, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 1998), Hal. 213
17
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu
Sosial, h. 66-67.
16
4. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah dua pembimbing agama
dan lima penerima manfaat, Balai Rehabilitasi
WATUNAS “Mulya Jaya” Pasar Rebo, Jakarta Timur.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada dasarnya
merupakan suatu kegiatan operasional agar tindakannya
masuk pada pengertian penelitian yang sebenarnya.
Pencarian data di lapangan dengan mempergunakan alat
pengumpul data yang sudah disediakan secara tertulis
tentang sesuatu hal yang akan dicari di lapangan, sudah
18
merupakan proses pengadaan data primer. Teknik
pengumpulan data yang akan digunakan peneliti
menggunakan teknik triangulasi yaitu pengumpulan data
yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber
yang sama, yaitu:
a. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
sehingga dapat dikonstruksikan maknanya topik
19
tertentu. Wawancara dapat dilakukan secara
terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat
dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun
18
Opcit., Hal.37
19
Abu Rokhmad, Mata Kuliah Metodelogi Penelitian,(Semarang:
Fakultas Dakwah, 2010), Hal.54
17
20
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D,
(Bandung : Alfabeta, 2014), Hal.138.
18
21
Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kuantitatif untuk Ilmu-ilmu
Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), Hal.16.
22
Lexi.J.Maloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007), Hal.158.
19
23
P.Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam teori dan Praktek, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2004), Hal.87
20
24
https://pastiguna.com/teknik-analisis
data/#_B_teknik_analisis_data_kualitatif.
21
8. Validitas Data
Validitas merupakan derajat ketepatan antara
data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya
yang dapat dilaporkan oleh penulis.
a. Perpanjangan pengamatan berarti penulis
kembali ke lapangan, melakukan pengamatan,
wawancara lagi dengan sumber data yang
pernah ditemui maupun yang baru.
Perpanjangan pengamatan ini berarti hubungan
penulis dengan narasumber akan semakin
terbentuk rapport, semakin akrab (tidak ada
jarak lagi), semakin terbuka, saling
mempercayai sehingga tidak ada informasi yang
disembunyikan lagi.
b. Meningkatkan ketekunan berarti melakukan
pengamatan secara lebih cermat dan
berkesinambungan. Melalui cara tersebut maka
kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat
direkam secara pasti dan sistematis.
c. Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data
dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan
berbagai waktu. Dengan demikian terdapat
triangulasi sumber, triangulasi teknik
pengumpulan data, dan triangulasi waktu.
1) Triangulasi sumber untuk menguji
kredibilitas data dilakukan dengan cara
22
25
Rulam Ahmadi, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2016), h. 117-129.
23
A. LANDASAN TEORI
1. SELF ESTEEM
Coopersmith menjelaskan bahwa self esteem
merupakan penilaian diri yang di lakukan oleh seorang
individu dan biasanya berkaitan dengan dirinya sendiri,
penilaian tersebut mencerminkan sikap penerimaan atau
penolakan dan menunjukan seberapa jauh individu
percaya bahwa dirinya mampu, penting, berhasil dan
berharga.1
Byrne dan Robert mengungkapkan bahwa harga
diri ( self esteem ) yaitu mengevaluasi diri sendiri,
merujuk pada sikap seseorang terhadap dirinya sendiri,
mulai dari sangat negatif sampai sangat positif. 2
Maslow mengemukan bahwa setiap orang
memiliki dua kategori kebutuhan akan penghargaan :
yakni, harga diri dan penghargaan dari orang lain. 1.
Harga diri meliputi kebutuhan akan kepercayaan diri
meliputi kebutuhan akan kepercayan diri, kompetensi,
penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidak tergantungan
dan kebebasan. 2. Penghargaan dari orang lain meliputi
prestise, pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan,
1
. Smith Castro, Vanessa.( 2003). Acculturation and Psychological
adaptation.
2
. Byrne, Donn. Baron, Robert A. (2003). Psikologi Sosial. Edisi
Kesebelas Jilid 2. Jakarta: Erlangga. .
25
26
3
.Frank G. Goble (1987) Psikologi Humanistik Abraham Maslow
Mazhab Ketiga, penerbit kanisuius. Hal: 76.
4
. Heartherton, T.F., & Wyland, C.L.,(2002). Assessing self esteem.
Diunduh tanggal 26 desember 2018 di
http://www.dartmouth.edu/thlab/pubs/03_Heatherton_Wyland _APP_ch.pdf.
27
5
. Adaptasi dari skripsi Nadidah Zahrani (109070000003), fakultas
psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. pada 8 july
2019, pukul 13. 54.
29
6
.Taylor, S.E.(2006). Healt Psychologi. Sanfransisco: The McGraw
Hill.
7
. Michinton, J. (1993). Maximum self esteem. Kuala Lumpur : Golden
Book Center.
31
b. Aspek-aspek Self-Esteem
Coopersmith, menyebutkan terdapat empat aspek
dalam self- esteem individu. Aspek-aspek tersebut
antara lain power, significance, virtue, dan competence.
1. Kekuatan Kekuatan atau power menunjuk pada
adanya kemampuan seseorang untuk dapat mengatur
32
8
. Jurnal Soul, Vol .6, No 1, Maret 2013 ,
34
2. TERAPI SPIRITUAL
a. Pengertian
Pengertian Terapi.
usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang
sedang sakit; pengobatan penyakit; perawatan penyakit 9
Dalam kamus, kata terapi harus ditelusuri dari kata
“therapeutic” yang berarti kata sifat yang mengandung unsur-
unsur atau nilai-nilai pengobatan. Ketika ditambah dengan
akhiran „s‟ di belakangnya (therapeutics), maka ia menjadi
kata benda yang bermakna ilmu pemeriksaan dan pengobatan.
Pemaknaan semacam inilah yang lebih tepat untuk memaknai
kata terapi dalam penelitian ini, sebab jika dirujuk pada kata
therapy sendiri dalam bahasa Inggris, maka artinya menjadi
9
. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/terapi
36
10
.Echols, John dan Shadily, Hassan, Kamus Inggris-Indonesia,
(Jakarta: Gramedia, 1992), Hal. 586.
11
.Green Chris W. dan Setyowati, Hertin. Terapi Alternatif, (Jogjakarta:
Yayasan Prima, 2004), Hal. 7.
12
.Taufiq, Panduan Lengkap & Praktis Psikologi Islam. Jakarta: Gema
Insani, 2006
37
13
.Strupp et.al Psychotheraphy for Better or Worse: The Problem of
NegativeEffects. New York: Aroson, 1977
14
. Taufiq, Panduan Lengkap & Praktis Psikologi Islam. Jakarta:
Gema Insani, 2006
15
. Hawwa, Mensucikan Jiwa (Intisari Ihya „Ulumuddin). Alih Bahasa
Annur Rafiq Saleh Tahmid. Jakarta: Rabbani Press, 2003
38
3. BIMBINGAN AGAMA
a. Pengertian Bimbingan
Dalam kamus besar bahasa indonesia, bimbingan berarti
petunjuk ataupun penelaan tentang tatacara mengerjakan sesuatu.
Secara harfiah (bahasa) bimbingan adalah “ menunjukan,
memberi jalan, aau menuntun orang lain ke arah tujuan yang
bermanfaat bagi kehidupan dimasa kini dan masa mendatang”.16
Istilah bimbingan berasal dari terjemahan kata “ guidence”
yang memiliki arti “bantuan atau tuntunan”. Ada juga yang
menejermahkan kata “ giudence” dengan arti pertolongan.
Beradasarkan arti di atas secara etimologis, bimbingan berarti
antuan atau pertolonngan.17
Jones mengungkapkan “Guidance” adalah “Guidance is the
assistance given to individuals in making intelligent choices and
adjustments in their lives. The ability is not innate it must be
develop in each individual up to the limit of his capacity, the
ability to solve his own problems and to make his own
adjustments”.18
Bimbingan merupakan suatu proses membantu atau
menolong individu dengan perkataan (bukan paksaan) untuk
mengarahkan individu ke arah suatu tujuan yang sesuai dengan
potensinya secara maksimum. Jadi yang menentukan pilihan
dalam pemecahan masalah, iyalah individu itu sendiri, tugas
16
. H.M. Arifin, Pedoman pelaksanaan bimbingan agam, (jakarta:
Golden Terayon Press. 1996). Hal: 1
17
.Tohirin, bimbingan dan koseling di sekolah Dan madrasah
(berbasis integrasi), (jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.2007). Hal: 16
18
. Athur J. Jones, priciples of guidance, (New York, Mc Graw Hill
Book Co.Inc. 1963). Hal:25.
40
19
. Moh. Surya, bimbingan dan penyuluhan di sekolah, (bandung, C.V.
Ilmu Bandung). Hal:26.
20
. M. Lutfhi “dasar-dasar Bimbingan dan penyuluhan (konseling)
islam”, lembaga penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2008. Hal: 7-9.
41
b. Pengertian agama
Pengertian agama (religion) mencakup 3 hal:21
1. Kepercayaan pada hal-hal spiritual.
2. Perangkat kepercayaan dan peraktek-peraktek yang dianggap
sebagai tujuan sendiri.
3. Ideologi mengenai hal- hal yang bersifat supranatural.
Ada juga pengertian lain tentang Agama, yang berarti
“peraturan tuhan yang diturunkannya kepada manusia dalam
melaksanakan kehidupan dan penghidupan mereka dalam segala
aspeknya agar mencapai kejayaan hidup lahir batin dunia dan
akhirat.
Sedangkan pengertian agama sebagai suatu istilah yang kita
pakai seari-hari sebenarnya bisa dilihat dari dua aspek yaitu: yang
pertama adalah Aspek Subjektif (pribadi manusia). Agama
mengandung pengertian tentang tingkah laku manusia yang
dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan, berupa getaran batin, yang
dapat mengatur dan mengarahkan tingkah laku tersebut, kepada
pola hubungan dengan masyarakat, serta alam sekitar. Yang
kedua adalah Aspek Objektif (doktriniar). Agama dalam
pengertian ini mengandung nilai-nilai ajaran tuhan yang bersifat
21
. Suerjono sukanto, kamus sosiologi, (jakarta: C.V Rajawali, 1990).
Hal: 430.
42
22
. Zakiah Daradjat. Pendidikan agama dan pembinaan mental,
(jakarta: bulan bintang, 1982). Cet ke-3. Hal: 52.
43
23
. Ainur Rokhimah Faqih, bimbingan dan konseling dalam islam,
( UII Press, Yogyakarta,2001). Hal. 61.
44
B. TINJAUAN PUSTAKA
Sebelum melakukan penelitian untuk menyusun
menjadi suatu karya ilmiah, penulis meneliti terlebih dahulu
skripsi pada penelitian sebelumnya. Beberapa judul skripsi
dan jurnal tersebut adalah :
1. “PELAYANAN KONSELING ISLAM PADA
REMAJA YANG TINGGAL DI LINGKUNGAN
PEKERJA SEKS KOMERSIL (PSK) TANAH
ABANG” yang di tulis oleh Radhiya Bustan pada
tahun 2013. Jurnal ini bercerita tentang Pelaksanaan
yang di lakukan oleh konselor kepada remaja yang
tingal di lingkungan PSK di Tanah Abang. Masalah
dalam penelitian ini adalah Adanya kondisi alienasi,
stress dan depresi mental akibat tekanan di
lingkungan tempat tinggal maupun keluarga, serta
konflik individu serta minimnya pemahaman mereka
tentang konsep keberagamaan, sehingga mereka
membutuhkan bekal yang cukup dari segi agama yang
mampu membentengi mereka dari perilaku yang tidak
sesuai dengan norma agama, sosial, budaya, serta
aturan yang berlaku. Hasil yang di dapat dari jurnal
ini adalah konselor berusaha mencari tahu mengenai
permasalahan yang dihadapi klien (dalam hal ini,
remaja pengajian Hurin‟in) dan membantu
mencarikan alternatif solusi untuk menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi klien dengan
menerapkan teori-teori serta teknik-teknik konseling
45
C. KERANGKA BERPIKIR
Self esteem adalah penilaian terhadap diri sendiri,
berupa kemampuan, keberadaan, kemampuan menyikapi
masalah, menerima dirinya apa adanya, tidak terpengaruh
oleh orang lain, , kekuatan untuk bisa menyampaikan
gagasan serta fikiran yang dimiliki, kataatan dalam
mematuhi atauran-aturan serta norma-norma yang berlaku
di masyarakat. Ilmu- ilmu serta pemahaman yang di
tanamkan oleh terapis spiritual yang ada di harapkan dapat
membantu meningkatkan self esteem yang ada pada
penerima manfaat disana sehingga dapat terbebas dari
masalah yang ada dan berprilaku serta mendapatkan
pekerjaan yang sesai norma- morma yang berlaku di
masyarakat.
48
1
. Dikutip dari https://mulyajaya.kemsos.go.id/ web Balai Rehabilitasi
Sosial WATUNAS Mulya Jaya pada 28 April 2019.
49
50
B. SEJARAH BERDIRINYA
BRS Watunas “Mulya Jaya” Jakarta merupakan salah
satu Unit Pelaksanaan Teknis Direktorat Jendral Rehabilitasi
Sosial Kementrian Sosial Republik Indonesia yang
melaksanakan Rehabilitasi Sosial kepada penyandang
masalah Tuna Sosial yaitu Wanita Tuna Susila,
melalikegiatan pembinaan fisik, mental, sosial, menguah
sikap dan tingkah laku, pelatihan, keterampilan, resosialisasi
dan pembinaan lanjut, agar mampu melaksanakan fungsi
sosialnya dan mandiri dalam kehidupan bermasyarakat.
2
. Dikutip dari https://mulyajaya.kemsos.go.id/ web Balai Rehabilitasi
Sosial WATUNAS Mulya Jaya pada 28 April 2019.
51
3
. Dikutip dari leflet Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Tuna Susila
“Mulya Jaya” Jakarta
52
2. MISI
a. Menjadi pusat Rehabilitasi dan Perlindungan
Kesejahteraan Sosial dalam mewujudkan Kemandirian
Eks Wanita Tuna Susila.
b. Meningkatkan kualitas Rehabilitasi dan perlindungan
sosial sesuai dengan kebutuhan Rehabilitasi.
c. Meningkatkan Perencanaan Program Rehabilitasi dan
Perindungan Sosial, Jejaring Sosial sesuai dengan
ketentuan dan perundangan yang berlaku.
d. Mengoptimalkan pengelolaan administrasi yang
transparan dan akuntabel.
4
. Di kutip dari Leflet Balai rehabilitasi Sosial Wanita Tuna Susila
“Mulya Jaya” Jakarta
5
. Dikutip dari leflet Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Tuna Susil “Mulya
Jaya” Jakarta
53
D. LANDASAN HUKUM6
1. Undang-Undang Dasar 1945, pasal 27 ayat 2, pasal 28 &
pasal 34.
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan.
3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang
Pengesahan Konfensi Mengenai Penghapusan Segala
Bentuk Diskriminasi terhadap perempuan.
4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang
Pemerintah Daerah.
5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Azasi Manusia.
6. Undang-Undang No.21 Tahun 2007 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.
7. Undang-Undang RI. No. 11 Tahun 2009 tentang
Kesejahteraan Sosial.
8. Keputusan Presiden Nomor 88 Tahun 2002 tentang
Penghapusan Trafiking Perempuan dan Anak.
6
. Ibid
54
E. KEBIJAKAN
Kebijakan dalam pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi
Wanita Tuna Susila adalah sebagai berikut :8
a. Meningkatkan dan memantapkan peranan masyarakat
dalam menyelenggarakan pelayanan dan rehabilitasi
sosial bagi penyandang masalah sosial dengan
melibatkan semua unsur dan komponen masyarakat
yang didasari oleh nilai – nilai swadaya, gotong royong
dan kesetiakawanan sosial, sehingga upaya tersebut
merupakan usaha – usaha kesejahteraan sosial yang
melembaga dan berkesinambungan.
b. Meningkatkan jangkauan pelayanan dan rehabilitasi
sosial yang lebih adil dan merata, agar setiap warga
negara khususnya penyandang masalah kesejahteraan
7
. Dikutip dari https://mulyajaya.kemsos.go.id/ web Balai Rehabilitasi
Sosial WATUNAS Mulya Jaya pada 28 April 2019.
8
. Dikutip dari https://mulyajaya.kemsos.go.id/ web Balai Rehabilitasi
Sosial WATUNAS Mulya Jaya pada 28 April 2019.
55
2. FUNGSI
Berdasarkan tugas pokok tersebut, BRS WATUNAS “Mulya
Jaya” Jakarta, mempunyai fungsi :
i. Penyusunan rencana dan program ; evaluasi dan laporan.
ii. Pelaksaan Registrasi, Observasi, Identifikasi, Diagnosa
sosial dan perawatan.
iii. Pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi sosial yang
meliputi terapi mental spiritual ,terapi sosial, terapi fisik,
dan keterampilan.
iv. Pelaksaan resosialisasi, penyaluran dan bimbingan lanjut.
v. Pelaksaan pemberian perlindungan sosial, advokasi
sosial, informasi dan rujukan.
vi. Pelaksanaan pusat model pelayanan rehabilitasi dan
perlindungan sosial..
vii. Pelaksanaan urusan tata usaha
K. SASARAN PELAYANAN
1. Sasaran utama
a. Wanita tuna susila (WTS)
b. Wanita Korban Traficking yang dipaksa menjadi
pelacur
2. Sasaran Penunjang
a. Keluarga Penerima Manfaat atau siswa
b. Tokoh masyarakat
c. LSM/ Orsos/Instansi Pengirim
d. Germo atau mucikari
e. Perantara atau broker
60
O. INDIKATOR KEBERHASILAN
Indikator keberhasilan dalam pelaksanaan pelayanan dan
rehabilitasi sosial bagi wanita tuna susila, antara lain
1. Adanya perubahan perilaku dan sikap hidup yang
konstruktif, untuk meningkatkan harkat dan martabatnya
sebagai wanita
2. Tidak lagi melakukan prostitusi atau sebagai wanita tuna
susila.
3. Tidak berkumpul kembali dengan teman-teman wanita
tuna susila.
63
STRUKTUR ORGANISASI
Kep. Mensos. No. 106/HUK/ 2009
KEPALA BALAI
JUENA BR SITEPU
KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL
HASAN OTOY
SHELTER INSTALASI
PRODUKSI (WORK SHOP)
67
U. JANGKAUAN PELAYANAN
Jangkauan pelayanan dan rehabilitasi sosial BRS
WATUNAS “Mulya Jaya” Jakarta yaitu Regional – Nasional,
meliputi :10
1. DKI Jakarta
2. Banten
3. Jawa Barat
4. Batam
5. Kalimantan
1. Kendaraan Roda 6
2. Kendaraan Roda 4
3. Kendaraan Roda 2
Sarana Komunikasi
1. Pesawat Telepon
2. Faximile
3. Internet
Semua sarana dan prasarana tersebut sangat
menunjang kegiatan pelayanan rehabilitasi sosial wanita tuna
susila dan wanita korban trafiking yang di exploitasi secara
seksual di Balai Rehabilitasi Wanita Tuna Susila “Mulya Jaya”
Jakarta.11
11
. Berdasarkan observasi pada April 2019
70
Y. MONITORING
Kegiatan monitoring dilaksanakan secara berkala dan
berkesinambungan di dalam proses tahapan pelaksanaan
program pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi Wanita Tuna
Susila, baik di tingkat pusat maupun daerah. Melalui
monitoring diharapkan mampu mendeteksi apabila terjadi
penyimpangan atau masalah dalam pelaksanaan program,
untuk selanjutnya diupayakan perbaikan.
1. Pengertian
Monitoring adalah suatu kegiatan melihat/mengamati
secara langsung terhadap pelaksanaan tugas pekerjaan /
pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi eks Wanita Tuna
Susila.
2. Tujuan
12
. Dikutip dari web resmi Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Tuna Susila
“Mulya Jaya” Jakarta, https://mulyajaya.kemsos.go.id/.
71
13
. Berdasarkan hasil dari observasi pada April 2019.
73
14
. Dikutip dari web resmi Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Tuna Susila
“Mulya Jaya” Jakarta, https://mulyajaya.kemsos.go.id/.
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Deskripsi Informan
1. Latar Belakang Terapist Spiritual.
Ustadzah Vita merupakan salah satu Terapis Spiritual
yang berada dalam Balai Rehabilitasi tersebut, yang
berasal dari Daruttauhid, yang sudah memberikan
ilmunya di balai tersebut, sejak bulan oktober tahun 2018,
ustadzah Vita tinggal di daerah bintaro
Ustadzah Vita ini merupakan lulusan S1 Komunikasi,
sejak tahun 2012 beliau sudah mulai belajar dengan
murhobi, serta mengikuti kegiatan-kegiatan di Darul
Tauhid, di Darul Tauhid mereka selalu membuat program
―santri siap guna‖, yang di mana mereka dipersiapkan
untuk bermanfaat di masyarakat.1
Satu pemahaman yang selalu beliau pegang teguh,
“kita hidup melakukan apa yang kita mau, padahal pada
dasarnya kita hidup berdasarkan aturan-aturan Allah,
kita manusia cenderung mencari pembenaran bukan
kebenaran.”
Berdasarkan pemahaman beliau diatas, beliau selalu
mengajarkan dan menebarkan dakwah, dan ajaran-ajaran
serta aturan-aturan Allah S.W.T.
1
. Wawancara pribadi denngan Ustadzah Vita , di Balai Rehabilitasi Sosial
WATUNAS Mulya Jaya, pada 4 september 2019.
74
75
3
. Berdasarkan hasil wawancara terhadap Ustadzah Vita di BRS
WATUNAS ―Mulya Jaya‖ Pasar Rebo, pada tanggal 23 oktober 2019
78
B. Temuan Lapangan
Penyajian data yang akan saya paparkan di sini adalah
kegiatan-kegiatan yang saya lakukan selama melakukan
penelitian demi menunjang skripsi yang akan saya buat
sebagai berikut:5
Pada awalnya saat penulis pertama kali menyerahkan
surat izin untuk melakukan penelitian di balai tersebut,
penulis sempat mengalami kendala yaitu balai sedang dalam
proses pembaruan aturan-aturan dan penyempurnaan MOU
terhadap kampus-kampus yang akan melaksanakan kerja
sama, karena mulai tahun 2019 awal semua dirombak ulang
5
. Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis di BRS WATUNAS Mulya
Jaya Pasar Rebo, Jakarta Timur
85
D. Hasil Wawancara
Yang pertama adalah hasil wawancara yang saya lakukan
dengan para penerima manfaat. Sebelum melakukan wawancara
6
. Berdasarkan observasi langsung penulis di BRS WATUNAS Mulya Jaya
Pasar Rebo, Jakarta Timur
89
kerjaan kayak gini, neng mah biar dapet duit aja. Neng
juga gak ngomong sama orang tua neng karena neng
pasti dimarahin neng takut ibu sama bapak kecewa sama
neng, kalau adik neng sebenarnya kayaknya udah tahu
soalnya dia sering nanya teteh kerja di warung itu ya, tapi
selalu gak pernah neng dengerin, tapi sekarang neng
nyesel tenyata apa yang diomongin adeknya neng
semuanya benar. Setelah itu penulis bertanya neng
pernah ikut bimbingan agama disini kan? Yang sama
Umi Vita? Iya pernah. Terus gimana? Ya seneng neng
dapet ilmu baru sama kayak adiknya neng juga suka
ngasih-ngasih nasehat yang islami kaya umi Vita, jadinya
aku suka keinget adik aku, kak. Kalau menurut kamu
materi-materi yang disampein sama umi Vita memuat
kamu jadi mandiri ga? Iya ka bukan cuman materinya
umi Vita tapi aku ada disini jugakan di suruh bangun pagi,
abis itu ada kegiatan lagi jadi dikit-dikit bikin aku jadi
mandiri ka. Abis itu juga membuat kamu jadi percaya diri
ga? Iya ka karna kan disini kan mendapatkan pelatihan
jahit, aku juga mau ikut jaht karena kata umi Vita kalo
kita mau berusaha semua ada jalan, jadinya kau semangat
kalo ikut kelas jahit ka biar keluar dari sini bisa kerja di
konveksi. Trus dari materi itu kamu gimana sama temen?
Ya aku sih ga milih2 temen ya ka, yang emang mau
temenan sama aku ya ayo, cuman ya itu kadang akutuh
milihnya kalo yg kira-kira bawa dampak buruk aku
temenin sekedarnya aja ga di ikitin banget, takut keikutan
95
E. Analisis
97
98
2
.Taufiq, Panduan Lengkap & Praktis Psikologi Islam. Jakarta: Gema
Insani, 2006
3
.Strupp et.al Psychotheraphy for Better or Worse: The Problem of
Negative Effects. New York: Aroson, 1977
103
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian analisis yang saya lakukan maka
mendapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan pelaksanaan Terapi Spiritual yang
merupakan salah satu terapi yang ada di balai ini, terapi
spiritual ini sendiri memberikan dukungan atau motivasi
para penerima manfaat di balai, berupa dukungan moral,
dan juga rohaniah, mereka jadi merasa berharga karena
sesungguhnya Islam sangat menghargai perempuan di
muka bumi ini. Selain itu juga terapi spiritual ini juga
mengajarkan mereka untuk tetap dekat dengan sang
pencipta manusia, tempat kita meminta, mengadu, dan
berserah atas semua yang kita hadapi. Terapi ini sangat
berpengaruh pada para penerima manfaat sehingga
mereka bisa sadar bahwa ini semua merupakan cobaan
dan mereka berpikir bahwa mungkin ini adalah ujian dari
Allah S.W.T.
2. Self esteem penerima manfaat di balai ini meningkat ke
arah yang lebih baik, mereka mulai sadar atas kesalahan
yang mereka telah lakukan sehingga mereka berpikir
untuk sebisa mungkin tidak terjun kembali pekerjaan yang
merugikan ini, mereka sadar bahwa perempuan itu
memiliki harga diri juga baik dimata Tuhan dan manusia
lain mereka mulai berdoa dan memohon kepada Allah
108
109
B. Implikasi
Ternyata tidak mudah memberikan Terapi Spiritual agar
Self Esteem Penerima Manfaat meningkat, itu tergantung pada
kemauan dan keinginan dan keseriusan seorang mengikuti
dan menerima semua informasi yang diberikan. Dibutuhkan
pembimbingan yang intens atau dibutuhkannya pendekatan
oleh masing-masing peksos atau yang di sana disebut dengan
pembimbing.
Hasil penelitian ini menjadi bukti bahwa sesungguhnya
setiap perbuatan yang kita lakukan sesungguhnya semua
sudah diatur oleh agama kita, dan juga sudah dibuatkan
aturan-aturan yang jelas oleh agama apa yang boleh dan yang
tidak, dan apabila sudah terlanjur berada di kegiatan yang
salah sesungguhnya Allah S.W.T maha pengasih lagi maha
penyang, kita semua pasti mendapatkan ampunannya, asalkan
tidak mengulanginya dan mau bertaubat, sehingga di terapi
spiritual inilah mereka akan sadar bahwa pengampunan yang
Allah berikan tidak terhingga, dan di terapi spiritual inilah
mereka diajarkan bagaimana caranya mendapatkan rahmat,
dan kasih sayang Allah dan juga mendapatkan
pengampunannya. Oleh karena itu, self esteem yang mereka
111
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, penulis
memiliki saran sebagai berikut:
1. SDM yang memadai atau sumber daya manusianya di
tambahkan karena menurut penulis semakin banyak
sumber daya yang berkualitas maka akan ada kesempatan
untuk pembimbing mengawasi anak-anaknya dengan
intens dan juga dapat mendengarkan keluh kesah mereka
dengan baik, sehingga para penerima manfaat bisa merasa
memiliki seseorang yang dapat diandalkan. Apabila 1
peksos atau pembimbing memegang 2 atau 3 penerima
manfaat, waktu dan perhatiannya akan terbagi dan tidak
bisa berfokus pada masalah salah satu penerima manfaat,
sehingga para penerima manfaat merasa pembina bukan
merupakan sebagai ibu pengganti yang bisa membuat
mereka bergantung padanya selama di balai ini.
2. Dari segi terapi spiritual untuk penerima manfaat,
hendaknya terapist ini dapat berinovasi dari segi teknik
terapi, yang agar lebih menarik untuk dilihat dan di
dengar dan kebanyakan dari mereka merupakan ibu-ibu
yang sudah cukup tua, serta mereka tidak bisa membaca
dan menulis sehingga alangkah lebih baik bagi mereka
untuk mendapatkan bimbingan seperti, menonton film-
film motivasi lalu setelahnya di berikan motivasi, dan juga
berupa slide-slide atau power point berupa gambar-
112
BUKU
WEBSITE
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/terapi
http://eprints.ums.ac.id/18343/2/03. BAB I. pdf, di akses pada 04-
desember -2018 pada pukul. 09.43.
https://kbbi.web.id/peran. Di akses pada 06-desember-2018
pukul: 11.25 W.I.B.
https://pastiguna.com/teknik-analisis-
data/#_B_teknik_analisis_data_kualitatif
JURNAL
Jurnal Soul, Vol .6, No 1, Maret 2013
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vo. 2,
No.2, September 2013, diakses pada 04- desember-2018
pada pukul. 20.00 W.I.B.
SKRIPSI
Adaptasi dari skripsi Nadidah Zahrani (109070000003), fakultas
psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. pada 8 july 2019, pukul 13. 54.
PEDOMAN WAWANCARA
Asal: medan
Umur: 25 th
-------------------------------------------------------------------------------
Jawab
-----------------------------------------------------------------
Asal: cianjur
Umur: 35 th
-------------------------------------------------------------------------------
Pertanyaan
Asal : cianjur
Umur 28 th
-------------------------------------------------------------------------------
1. Ustadzah Vita
Pertanyaan
1. Seperti apa kegiatan terapi spiritual yang ustadz/
ustadzah berikan pada para PM?
Jawab: saya mengajarkan dan menjealskan tentang
tauhid, dan bagaimana mnjadi perempuan yang baik
menurut aturan-aturan dan ajaran-ajaran islam, saya
juga menyapaikan tntang manajemen qalbu, wanita
merupakan sebaik-baiknya perhiasan , serta
menamkan akhlak-akhlak baik.
---------------------------------------------------------------------------
Tanya: kira-kira dari buku atau selain buku itu apa inti
yang ingin ustadz sampaikan?
Jawab: tentang tauhid, hukum, rukun dan tata cara, dasar-
dasar dan bacaan dalam sholat, serta bacaan Al-Qur’an.
Tanya: kalau yang sakit atau yang tidak hadir itu ikut di
besoknya, bagaimana ustadz menyamakn materinya?
Jawab: sebagai pembimbing harus memastikan materi
yang di sampaikan itu sampai kemereka dan dapat di
praktikan dan di amalkan, sehingga saya biasanya di
lakukan pengulangan singkat, dan di lanjutkan dengan
materi yang akan di sampaikan.
Petugas /
Hari Waktu Kegiatan Pendamping Tempat Keterangan
Pembimbing
Senin 04.30 - 05.30 Terapi Petugas Piket JFT dan JFU Musholla/ Sholat
Mental Asrama Subuh
Spiritual berjamaah
dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
05.30 - 07.00 Terapi Fisik: Petugas Piket JFT dan JFU Asrama dan
Kebersihan lingkungan
diri dan
lingkungan
asrama
07.00 - 07.30 Makan pagi Petugas Piket JFT dan JFU Ruang Makan
07.30 - 08.00 Persiapan Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
Kegiatan
08.00 - 08.30 Apel pagi Petugas Pegawai, PM Lapangan Pegawai dan
bersama dan TKK penerima
manfaat
08.30 - 10.00 Terapi Pekerja sosial JFT Asrama
Psikososial :
Pertemuan
Pagi
(Morning
Meeting)
10.00 - 11.30 Konsultasi Peksos dan Pejabat Ruang
Keluarga Pensos Struktural Konsultasi
11.45 - 12.15 Terapi Bpk. Abdul JFT dan JFU Musholla Sholat
mental Rahman Dzuhur
spiritual berjamaah
dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
12.15 - 12.45 Makan siang Petugas Piket JFT dan JFU Ruang Makan
12.45 - 13.00 Persiapan Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
Terapi
penghidupan
keterampilan
(vocational
livelihood
theraphy)
Petugas /
Hari Waktu Kegiatan Pendamping Tempat Keterangan
Pembimbing
13.00 - 15.30 Terapi Instruktur JFT dan JFU Ruang terapi
penghidupan penghidu- pan
keterampilan (livelyhood
(vocational )
livelihood
theraphy)
15.30 - 16.00 Terapi Petugas Piket JFT dan JFU Musholla Sholat Ashar
mental berjamaah
spiritual dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
16.00 - 17.00 Terapi Fisik : Bpk. R. Seno JFT dan JFU Lapangan
Olahraga Widiatmoko
17.00 - 18.00 Persiapan Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
sholat
maghrib
18.00 - 19.15 Terapi Nurmiah JFT dan JFU Musholla Sholat
Mental Maghrib -
Spiritual Isya dan
ibadah
sesuai agama
masing-
masing
19.00 - 20.00 Makan Petugas Piket JFT dan JFU Ruang Makan
malam
20.00 - 04.30 Istirahat Petugas Piket JFT dan JFU Asrama PM di
asrama
masing-
masing
Selasa 04.30 - 05.30 Terapi Petugas Piket JFT dan JFU Musholla Sholat
Mental Subuh
Spiritual berjamaah
dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
05.30 - 07.00 Terapi Fisik: Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
Kebersihan
diri dan
lingkungan
asrama
07.00 - 07.30 Makan pagi Petugas Piket JFT dan JFU Ruang Makan
07.30 - 08.00 Apel pagi Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
Petugas /
Hari Waktu Kegiatan Pendamping Tempat Keterangan
Pembimbing
08.00 - 08.30 Diskusi pagi Peksos JFT Asrama
08.30 - 10.00 Terapi Penyuluh JFT dan JFU Ruang Kelas
Psikososial : sosial
Penyuluhan
psikososial
10.00 - 11.30 Terapi Tim DT JFT dan JFU Ruang Kelas
Mental
Spiritual :
Terapi Qolbu
11.30 - 12.15 Terapi Bpk. Abdul JFT dan JFU Musholla Sholat
mental Rahman Dzuhur
spiritual berjamaah
dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
12.15 - 12.45 Makan siang Petugas Piket JFT dan JFU Ruang Makan
12.45 - 13.00 Persiapan Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
Terapi
Penghidupan
(livelyhood)
13.00 - 15.30 Terapi Instruktur JFT dan JFU Ruang terapi
Penghidupan penghidu- pan
(livelyhood) (livelyhood
)
15.30 - 16.00 Terapi Petugas Piket JFT dan JFU Musholla Sholat Ashar
Mental dan ibadah
spiritual sesuai agama
masing-
masing
16.00 - 17.00 Kegiatan Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
individu
17.00 - 18.00 Persiapan Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
sholat
maghrib
18.00 - 19.15 Terapi Ust. Nasrulloh JFT dan JFU Musholla Sholat
Mental Maghrib -
Spiritual Isya dan
ibadah
sesuai agama
masing-
masing
19.15 - 20.00 Makan Petugas Piket JFT dan JFU Ruang makan
malam
20.00 - 04.30 Istirahat Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
Petugas /
Hari Waktu Kegiatan Pendamping Tempat Keterangan
Pembimbing
Rabu 04.30 - 05.30 Terapi Petugas Piket JFT dan JFU Musholla Sholat
Mental Subuh
Spiritual berjamaah
dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
05.30 - 07.00 Terapi Fisik: Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
Kebersihan
diri dan
lingkungan
asrama
07.00 - 07.30 Makan pagi Petugas Piket JFT dan JFU Ruang makan
07.30 - 08.00 Apel pagi Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
PM
08.00 - 08.30 Diskusi pagi Peksos JFT Asrama
08.30 - 10.00 Terapi Bpk. Abdul JFT dan JFU Musholla
Mental Rahman
Spiritual :
Terapi
Agama
10.00 - 10.45 Terapi Fisik : Tim medis / JFT dan JFU Ruang kelas
Terapi dokter /
Kesehatan instrukrur
10.45 - 11.30 Terapi Petugas JFT Ruang kelas
Psikososial :
KBPD
11.30 - 12.15 Terapi Bpk.Abdul JFT dan JFU Musholla Sholat
Mental Rahman Dzuhur
Spiritual berjamaah
dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
12.15 - 12.45 Makan siang Petugas Piket JFT dan JFU Ruang makan
12.45 - 13.00 Persiapan Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
Terapi
Penghidupan
(livelyhood)
13.00 - 15.30 Terapi Instruktur JFT dan JFU Ruang
Penghidupan penghidup- an
(livelyhood)
15.30 - 16.00 Terapi Petugas Piket JFT dan JFU Musholla Sholat Ashar
mental berjamaah
Petugas /
Hari Waktu Kegiatan Pendamping Tempat Keterangan
Pembimbing
spiritual dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
16.00 - 17.00 Kegiatan Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
Individu
17.00 - 18.00 Persiapan Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
sholat
maghrib
18.00 - 19.15 Terapi Petugas Piket JFT dan JFU Musholla Sholat
mental Maghrib-
spiritual Isya
berjamaah
dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
19.15 - 20.00 Makan Petugas Piket JFT dan JFU Ruang makan
malam
20.00 - 04.30 Istirahat Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
Kamis 04.30 - 05.30 Terapi Petugas Piket JFT dan JFU Musholla Sholat
Mental Subuh
Spiritual berjamaah
dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
05.30 - 07.00 Terapi Fisik: Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
Kebersihan
diri dan
lingkungan
asrama
07.00 - 07.30 Makan pagi Petugas Piket JFT dan JFU Ruang makan
07.30 - 08.00 Apel pagi Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
08.00 - 08.30 Diskusi pagi Peksos JFT Asrama
08.30 - 10.00 Terapi Pekerja sosial JFT dan JFU Lapangan
Psikososial
10.00 - 11.30 Besukan Petugas Piket JFT dan JFU Besukan
Keluarga PM
11.30 - 12.15 Terapi Bpk. Abdul JFT dan JFU Musholla Sholat
mental Rahman Dzuhur
spiritual berjamaah
dan ibadah
Petugas /
Hari Waktu Kegiatan Pendamping Tempat Keterangan
Pembimbing
sesuai agama
masing-
masing
12.15 - 12.45 Makan siang Petugas Piket JFT dan JFU Ruang makan
12.45 - 13.00 Persiapan Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
Terapi
Penghidupan
(livelyhood)
13.00 - 15.30 Terapi Instruktur JFT dan JFU Ruang
Penghidupan penghidu-pan
(livelyhood)
15.30 - 16.00 Terapi Petugas Piket JFT dan JFU Musholla Sholat Ashar
Mental berjamaah
spiritual dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
16.00 - 17.30 Terapi Instruktur JFT dan JFU Musholla
psikososial :
Ekstra
kurikuler
Qasidah
17.30 - 18.00 Persiapan Petugas Piket JFT dan JFU Musholla
sholat
maghrib
18.00 - 19.15 Terapi Ust. Nuhri JFT dan JFU Musholla Sholat
Mental Maghrib -
Spiritual Isya
berjamaah
dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
19.15 - 20.00 Makan Petugas Piket JFT dan JFU Ruang makan
malam
20.00 - 04.30 Istirahat Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
Jumat 04.30 - 05.30 Terapi Petugas Piket JFT dan JFU Musholla Sholat
Mental Subuh
Spiritual berjamaah
dan ibadah
sesuai agama
masing-
Petugas /
Hari Waktu Kegiatan Pendamping Tempat Keterangan
Pembimbing
masing
05.30 - 07.00 Terapi Fisik: Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
Kebersihan
diri dan
lingkungan
asrama
07.00 - 07.30 Makan pagi Petugas Piket JFT dan JFU Ruang makan
07.30 - 08.30 Terapi Fisik : Petugas Piket JFT dan JFU Lapangan
Senam
Aerobik
08.30 - 09.15 Terapi Fisik : Seluruh
kerja bakti pegawai
lingkungan
09.15 - 10.00 Terapi Instruktur JFT dan JFU Ruang kelas
Penghidupan
(livelyhood) :
totok
kecantikan
Sabtu 04.30 - 05.30 Terapi Petugas Piket JFT dan JFU Musholla Sholat
Mental Subuh
Spiritual berjamaah
dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
05.30 - 07.00 Terapi Fisik: Petugas Piket JFT dan JFU Asrama
Kebersihan
diri dan
lingkungan
asrama
07.00 - 07.30 Makan pagi Petugas Piket JFT dan JFU Ruang makan
07.30 - 09.30 Terapi JFT dan JFU
Mental :
19.15 - 20.00 Makan Petugas piket JFT dan JFU Ruang makan
malam
20.00 - 04.30 Istirahat Petugas piket JFT dan JFU Asrama
Minggu 04.30 - 05.30 Terapi Petugas piket JFT dan JFU Musholla Sholat
Mental Subuh
Spiritual berjamaah
dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
05.30 - 07.00 Terapi Fisik: Petugas piket JFT dan JFU Asrama
Kebersihan
diri dan
lingkungan
Petugas /
Hari Waktu Kegiatan Pendamping Tempat Keterangan
Pembimbing
asrama
07.00 - 07.30 Makan pagi Petugas piket JFT dan JFU Ruang makan
07.30 - 11.45 Kegiatan Petugas piket JFT dan JFU Asrama
individu /
kerapihan
asrama
11.45 - 12.15 Terapi Petugas piket JFT dan JFU Musholla Sholat
mental Dzuhur
spiritual berjamaah
dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
12.15 - 12.45 Makan siang Petugas piket JFT dan JFU Ruang makan
12.45 - 15.00 Istirahat Petugas piket JFT dan JFU Asrama
15.00 - 15.30 Terapi Petugas Piket JFT dan JFIJ Musholla Sholat Ashar
Mental berjamaah
Spiritual dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
15.30 - 17.00 Kegiatan Petugas Piket JFT dan JFIJ Asrama
individu
17.00 - 18.00 Persiapan Petugas Piket JFT dan JFIJ Asrama
sholat
maghrib
18.00 - 19.15 Terapi Petugas Piket JFT dan JFIJ Musholla Sholat
Mental Maghrib-
Spiritual Isya
berjamaah
dan ibadah
sesuai agama
masing-
masing
19.15 - 20.00 Makan Petugas Piket JFT dan JFIJ Ruang Makan
malam
20.00 - 14.30 Istirahat Petugas Piket JFT dan JFIJ Asrama
CATATAN OBSERVASI
(SHOLAT BERJAMAAH)
(KEGIATAN TERAPI SPIRITUAL OLEH BAPAK ABDUL
RAHMAN)
(WAWANCARA DENGAN PAK ABDULRAHMAN)
(BUKU YANG DIPAKAI PAK ABDUL DALAM TERAPI
SPIRITUAL)