Bahan Monev PIMNAS INNA
Bahan Monev PIMNAS INNA
Bahan Monev PIMNAS INNA
DAFTAR ISI 1
BAB 1. PENDAHULUAN 3
DAFTAR PUSTAKA 9
BAB 1. PENDAHULUAN
Tampil cantik merupakan dambaan bagi semua orang apalagi bagi perempuan. Dikarenakan
di zaman sekarang banyak yang menganggap penampilan menjadi penentu dari kesuksesan
seseorang. Tentunya ini menjadi landasan untuk terus merubah penampilan menjadi lebih
bersinar atau yang lebih familiar sekarang dengan sebutan glowing. Para wanita khususnya
tentunya akan selalu mengidamkan kulit wajah yang mulus dan glowing. Hal itu tentunya tidak
lepas dari perawatan wajah yang rutin dilakukan.
Namun, saat ini masih banyak orang yang menggunakan masker wajah yang terbuat dari
bahan kimia. Dimana bahan kimia tersebut biasanya malah akan berdampak kurang bagus bagi
kesehatan kulit wajah dan membuat ketergantungan. Hal ini menjadi masalah besar bagi wanita
yang menginginkan kulit wajah bersih dan sehat, sehingga menggunakan bahan-bahan alami
menjadi solusi dari permasalahan tersebut. Masker dari bahan alami biasanya disebut dengan
masker organik. Masker organik memiliki banyak manfaat tergantung dari bahan alami seperti
apa yang digunakan dalam proses pembuatannya.
Dalam pembuatan masker yang kami gunakan sebagai bahan utama adalah daun kelor. Daun
kelor memiliki banyak manfaat yang dapat diinovasikan menjadi bahan pembuatan masker.
Kandungan antioksidan dalam daun kelor mampu mencegah munculnya keriput karena dapat
membantu melawan radikal bebas yang dihasilkan dari sinar Ultra Violet. Kelor bisa melindungi
keutuhan elastin pada kulit yang berfungsi untuk menjaga kekencangan kulit, selain itu minyak
kelor juga dapat melembabkan kulit. Kelor sendiri merupakan tanaman yang banyak dijumpai,
sehingga penyetokan bahan dapat dengan mudah dilakukan.
Indonesia memiliki produksi tanaman kelor yang melimpah. Tanaman kelor ini tumbuh
dengan mudahnya di berbagai daerah. Dulu tanaman kelor hanya dijumpai tumbuh liar, sekarang
tanaman kelor telah dibudidayakan. Salah satu yang dipanen pada tanaman kelor yaitu daunnya.
Daun kelor dipanen setelah 3-4 bulan di tanam. Panen yang baik berlangsung setiap 30 sampai
45 hari (Parfati,2018).
Daun kelor dapat dibuat bubuk untuk mempermudah pemanfaatannya. Tidak hanya itu, daun
kelor yang dikeringkan menjadi bubuk memiliki kandungan gizi yang lebih banyak daripada saat
tanaman ini berbentuk daun mentah.Trees for life, yang merupakan sebuah organisasi di Amerika
melaporkan bahwa per gram daun kelor kering (bubuk) mengandung 10 kali vitamin A lebih
banyak dari wortel, 17 kali kalsium lebih banyak dari susu, 25 kali lebih banyak zat besi dari
bayam, 9 kali lebih banyak protein dari yogurt, dan 15 kali lebih banyak potassium daripada
pada pisang (Rahmawati,2016).
Produksi dan manfaat daun kelor sangatlah besar, akan tetapi sumber daya ini belum banyak
dikelola secara optimal untuk meningkatkan penghasilan bagi masyarakat. Pembuatan masker
berbahan dasar daun kelor akan menjadi salah satu peluang dalam memulai berwirausaha.
Dengan menggunakan bahan alami dengan melalui proses pembuatan masker itu sendiri. Produk
yang telah dibuat akan dikemas dan dipasarkan secara online baik pada sosial media maupun e-
commers. Hal ini tentunya dikarenakan di masa Pandemi COVID-19, pemasaran secara online
merupakan peluang mutlak yang harus dimanfaatkan. Solusinya adalah dengan mencari alternatif
lain dengan membuka pola peluang kerja sama dengan reseller, dropship yang dapat menjangkau
berbagai daerah di Indonesia.
Untuk itulah penulis melakukan PKM Kewirausahaan dengan tujuan untuk membuka
peluang usaha bagi mahasiswa dengan membuat produk dari bahan alami yang memiliki
berbagai manfaat serta mudah didapatkan, kemudian memasarkan produk berbahan alami
tersebut secara online di media sosial dan e-commers. Program kewirausahaan yang dilakukan
ini berjudul “Masker Wajah Daun Kelor (Moringa oleifera) Sebagai Alternatif Kesehatan Kulit
Dan Peluang Bisnis Bagi Mahasiswa” dan kemudian dipasaran kami cantumkan nama produk
yaitu MORIFERA yang diambil dari nama latin daun kelor yaitu Moringa oliefera.
Analisis pasar dari Masker Wajah Daun Kelor dilakukan dengan menggunakan analisis
SWOT. Analisis SWOT dari usaha ini yakni sebagai berikut.
1. Strength (Kekuatan), Usaha Masker Wajah Daun Kelor memiliki keunggulan tersendiri yang
diantaranya Produk inovatif, Memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah, Bahan baku
mudah diperoleh, dan Memiliki banyakl kandungan yang sangat bermanfaat untuk kulit
wajah.
2. Weakness (Kelemahan), usaha Masker Wajah Daun Kelor memiliki kelemahan tersendiri
yang diantaranya Banyaknya produk masker wajah berbahan non organik yang menjanjikan
hasil maksimal dan Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat daun kelor.
3. Opportunity (Kesempatan), usaha Masker Wajah Daun Kelor memiliki kesempatan
tersendiri yang diantaranya Merupakan bahan baku baru dari produk masker wajah yang ada
dipasaran, Terbukanya kesempatan untuk menggunakan bahan baku baru yang dapat
membantu kemajuan dibidang produksi, dan Masker wajah yang diproduksi tidak memiliki
dampak negatif atau efek samping dikarenakan terbuat dari bahan organic yang aman
digunakan.
4. Threat (Ancaman), usaha Masker Wajah Daun Kelor memiliki ancaman tersendiri yang
diantaranya Akan muncul pesaing yang serupa dan Produk mudah ditiru.
Target Luaran yang diharapkan pada program ini yaitu sebagai berikut.
1. Produk kewirausahaan masker organik daun kelor yang siap dipasarkan.
2. Laporan kemajuan yang akan di unggah di situs resmi simbelmawa.
3. Laporan akhir yang akan di unggah di situs resmi simbelmawa.
4. Artikel ilmiah
Pelaksanaan dan pengeksekusian gagasan bisnis Masker Wajah Daun Kelor secara ringkas
digambarkan dalam skema berikut.
1. Produk
Produk Masker Daun Kelor yang berbahan dasar daun kelor sebagai masker organik.
Produk ini merupakan salah satu inovasi pemanfaatan daun kelor sehingga menghasilkan
nilai ekonomi lebih tinggi.
2. Harga
Produk yang dihasilkan berbentuk kapsul yang dikemas dalam botol plastik 60 ml dengan
harga Rp25.000 per botol.
3. Tempat
Pemasaran penjualan berpusat pada penjualan online di daerah Makassar, namun penjualan
produk juga dilakukan secara offline. Offline dalam arti menjajakan produk pada rumah
produksi.
4. Pengenalan dan pemasaran
Pemasaran yang dilakukan menggunakan media online, secara tidak langsung
menggunakan marketplace seperti tokopedia, shoppe, lazada dan juga melalu beberapa
media sosial seperti whatsapp, instagram dan juga facebook. Bila pemesanan secara
custom, maka dilakukan pertemuan secara daring ataupun memperbolehkan konsumen
datang ke toko secara langsung namun tetap mematuhi protokol kesehatan. Namun jika ada
konsumen yang ingin menjadi distributor di daerahnya. Maka produksi akan ditambah
sesuai dengan pesanan.
BAB 4. HASIL YANG DICAPAI
4.1 Produk Wirausaha
Hasil yang dicapai dapat dilihat dari pelaksanaan program kewirausahaan yang telah
dilaksanakan, dalam sebulannya dapat diproduksi sebanyak 10.000 kapsul masker organik atau
200 botol masker organik yang siap dipasarkan. Berdasarkan testimon dari beberapa pelanggan,
rata rata pelanggan mengatakan bahwa masker organik daun kelor atau Morifera sangat nyaman
digunakan.
Gambar 4.1 (i) Bubuk masker daun kelor; (ii) bubuk masker yang telah dimasukkan kecangkang
kapsul; (iii) Masker yang telah dikemas kedalam botol
Laporan kemajuan telah diselesaikan dengan memperhatikan pedoman penulisan yang mana
mencakup mencakup pendahuluan, target luaran (produk, laporan kemajuan, laporan akhir dan
artikel ilmiah) metode pelaksanaan, hasil yang dicapai (produk, laporan kemajuan, laporan akhir
dan artikel ilmiah beserta presentasi hasilnya), potensi hasil dan rencana tahapan berikutnya,
serta lampiran penggunaan dana dan bukti pelaksanaan program.
4.3 Laporan Akhir
Laporan akhir hingga saat ini memiliki progress sekitar 80%. Laporan akhir mencakup
ringkasan, pendahuluan, gambaran umum rencana usaha, metode pelaksanaan, hasil yang dicapai
dan potensi pengembangan usaha,kesimpulan, saran, penggunaan dana, dan bukti bukti
pendukung kegiatan.
4.4 Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah termasuk taget/ luaran dari Program kewirausahaan ini yang progresnya
sekitar 60%. Artikel ini akan memberikan kontribusi terhadap dunia pendidikan dan teknologi,
baik dalam bidang kewirausahaan maupun dalam bidang lainnya. Artikel ilmiah ini berpeluang
besar di publikasikan di jurnal kewirausahaan karena membahas tentang wirausaha, dan artikel
ini bisa menjadi rujukan bagi masyarakat untuk menjalankan produk yang serupa.
Dengan adanya Masker organik dari daun kelor atau MORIFERA yang telah kami produksi
dapat memberikan lapangan kerja untuk mahasiswa yang ingin penghasilan tambahan. Dengan
digunakannya daun kelor sebagai bahan utama dari masker organik ini, maka akan menjadi nilai
plus di pasaran karena daun kelor tidak awam lagi dikalangan masyarakat dengan segudang
manfaatnya.
5.2 Peluang Perolehan Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
Berdasarkan kegiatan kewirausahaan yang telah kami lakukan mulai dari produksi hingga
pemasaran, Masker organik daun kelor atau MORIFERA memiliki daya saing yang cukup besar
dipasaran dikarenakan berbahan dasar daun kelor yang sangat dikenal dimasyarakat dengan
banyak manfaatnya. Dengan hal itu, maka besar peluang untuk memperoleh Hak Kekayaan
Intelektual (HKI).
5.3 Potensi Pengembangan Usaha
Potensi dalam mengembangkan usaha dapat diwujudkan dengan menjalin kerja sama
dengan petani kelor, sehingga kesediaan bahan baku untuk produksi massal bisa terus tersedia.
Kami juga akan mencoba memperbaiki kemasan produk sehingga dana yang digunakan untuk
mengemas produk bisa lebih efisien dan keuntungan bisa lebih meningkat. Produk MORIFERA
hingga saat ini sudah terjual sebanyak 40 botol yang telah diproduksi dalam kurun waktu
sebulan. Hal ini dikarenakan produk MORIFERA masih perlu tahap pengenalan dan promosi
yang lebih luas lagi.
5.4 Potensi Keuntungan Penjualan
Harga pokok produksi dari produk MORIFERA per botolnya adalah Rp 17.322,5. Harga
jual dari produk ini mengambil keuntungan sebesar 40% dari harga jualnya yaitu Rp6.929, jadi
harga jual produk MORIFERA yaitu sebesar Rp 25.000 ( dibulatkan dari Rp24.251,5). Total
penjualan selama satu bulan sebesar Rp 1.000.000 dengan 40 botol yang terjual, keuntungannya
yaitu Rp 307.100. jika penjualan ini tetap berlangsung dengan peningkatan penjualan, maka akan
lebih banyak keuntungan yang dihasilkan.
Hingga saat ini kegiatan yang terlaksana sudah 90%, selanjutnya kami akan memenuhi
target yang belum tercapai. Dengan menyelesaikan laporan akhir dan pembuatan artikel ilmiah,
maka kegiatan ini telah 100% selesai.
DAFTAR PUSTAKA
Perfati,N.,Rani,K.C., & Jayani, N. I.E. 2018. Modul Penyiapan Simplisia Kelor (Aspek
Produksi, Sanitasi, Dan Hygiene)
Rahmawati,P. S., & Adi, A. C. 2016. Daya terima dan zat gizi permen jeli dengan penambahan
bubuk daun kelor (Moringa oleifera). Media Gizi Indonesia, 11(1), 86-93