LP Sol Anggrek
LP Sol Anggrek
LP Sol Anggrek
OLEH:
1. Konsep Dasar
a. Pengertian
Space-occupying Lesion merupakan generalisasi masalah tentang ada lesi pada ruang
intracranial khususnya mengenai otak. Banyak penyebab yang dapat menimbulkan lesi
pada otak seperti kontusio serebri, hematoma, infark, abses otak dan tumor intracranial
karena cranium merupakan tempat yang kaku dengan volume yang terfiksasi maka lesi-
lesi ini akan meningkatkan tekanan intracranial. Suatu lesi yang meluas pertama
kranium. Akhirnya vena mengalami kompresi dan gangguan sirkulasi darah otak dan
cairan serebrospinal mulai timbul dan tekanan intracranial mulai naik. Kongesti venosa
dan meningkatkan volume dan terjadi ke kembali hal-hal seperti di atas (Mardjono,
2018).
Space Occupying Lesion (SOL) merupakan lesi yang meluas atau menempati ruang dalam
otak termasuk tumor, hematoma, dan abses. Suatulesi yang meluas pertama
pada otak umumnya berhubungan dengan malignasi, namun dalam keadaan patologi lain
meliputi abses otak atau hematom. Adanya Space Occupying Lesion dalam otak akan
memberikan gambaran seperti tumor yang meliputi gejala umum yang berhubungan
serta true localizing sign. Tumor juga dapat menyebabkan infiltrasi dan kerusakan pada
struktur organ yang penting seperti terjadinya obstruksi pada aliran LCS yang
menyebabkan hidrosefalus atau menginduksi angiogenesis dan edema otak (Akhyar, 2018)
Space occupying lesion intrakranial (lesi desak ruang intrakranial) didefinisikan sebagai
neoplasma, jinak atau ganas, primer atau sekunder, serta setiap inflamasi yang berada di
menempati ruang di dalam otak. Space occupying lesion intrakranial meliputi tumor,
Menurut penulis Space Occupying Lession adalah Sebuah ruang lesi yang terdapat pada
bagian otak yang terjadi karena keganasan tetapi dapat juga disebabkan oleh patologi lain
b. Anatomi Fisiologi
(Guyton, 2007)
Setiap bagian menempati suatu volume tertentu yang menghasilkan suatu tekanan
intrakranial normal sebesar 50-200 mm H2O atau 4-15 mmHg. Ruang intrakranial adalah
suatu ruangan baku yang terisi penuh sesuai kapasitas nya dengan unsur yang tidak dapat
di tekan. Otak (1400 g), cairan serebrospinal (sekitar 75 ml). Peningkatan volume pada
salah satu dari ketiga unsur utama mengakibatkan desakan ruang yang di tempati oleh
Pada keadaan fisiologis normal volume intrakranial selalu dipertahankan konstan dengan
secara mendadak sehingga mencapai 8 tingkatan tekanan darah arteri untuk sesaat.
Tingginya tekanan intrakranial paska pecah aneurisma sering kali diikuti dengan
meningkatnya kadar laktat cairan serebrospinal dan hal ini mengindikasi terjadinya suatu
iskemia serebri. Tumor otak yang makin membesar akan menyebabkan pergeseran CSS
Gambar 2.2 Skema Proses Desak Ruang Yang menimbulkan Kompresi Pada Jaringan
Otak dan Pergeseran Struktur Tengah.
(Satyanegara, 2010)
c. Etiologi
Penyebab tumor masih sangat sedikit yang diketahui. Radiasi merupakan salah satu dari
factor penyebab timbulnya tumor otak. Trauma, infeksi, dan toksin belum dapat
dibuktikan sebagai penyebab timbulnya tumor otak tetapi bahan industri tertentu seperti
nitrosourea adalah krasinogen yang paten. Limfoma lebih sering terdapat pada mereka
yang mendapat imunosupesan seperti pada transplantasi ginjal. Sumsum tulang dan pada
AIDS
2. Faktor genetik
4. Virus tertentu
5. Defisiensi imunologi
d. Klasifikasi
Stadium tumor berdasarkan sistem TNM ( stadium TNM ). Terdiri dari 3 kategori, yaitu :
( metastase jauh ).
Kategori T :
Kategori N :
Kategori M :
Tumor otak dapat diklasifikasikan sebagai berikut menurut (Lionel Ginsberg, Neurologi
2003:117) yaitu :
1. Benigna umumnya ekstra aksial, yaitu tumbuh dari meningen, nervus kranialis, atau
a) Primer umumnya berasal dari sel glia/neurobia ( glioma ) tumor ini diklasifikasikan
maligna karena sifat invasif lokal, metastasis ekstrakranial sangat jarang, dan
e. Manifestasi Klinis
Menurut lokasi tumor :
1. Lobus frontalis
sulit memberi argumentasi / menilai salah atau benar, hemiparesis, ataksia dan
gangguan bicara.
3. Lobus parasentalis
4. Lobus oksipintalis
5. Lobus temporalis
6. Lobus parietalis
penglihatan.
7. Ceribulum
2) Nyeri kepala berat pada pagi hari, makin bertambah bila batuk
membungkuk.
3) Kejang.
6) Gangguan memory.
f. Patofisiologi
Tumor otak menyebabkan gangguan neurolagis. Gejala-gejala terjadi berurutan hal ini
tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh tumor dan tekanan intrakranial. Gangguan
vocal terjadi apabila penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi / inovasi langsung pada
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang tumbuh
menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya
bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan
perubahan kepekaan neuro dihubungkan dengan kompersi invasi dan perubahan suplai
darah kejaringan otak. Peningkatan intrakranial dapat diakibatakan oleh beberapa factor :
bertambahnya masa dalam tengkorak , terbentuknya oedema sekitar tumor dan perubahan
karena tumor akan mengambilkan ruang yang relatif dari ruang tengkorak yang kaku.
Tumor ganas menimbulkan odem dalam jaringan otak. Mekanisme belum sepenuhnya
Obstruksi vena oedema yang disebabkan kerusakan sawar darah otak semuanya
hari / berbulan-bulan untuk menjadi efektif dan oleh karena itu tidak berguna bila apabila
volume darah intrakranial, volume cairan cerborspinal, kandungan cairan intrasel dan
keinterior melalui insisura tentorial oleh massa dalam hemister otak. Herniasi menekan
ensefalon menyebabkan kehilangan kesadaran dan menekan saraf ke tiga. Pada herniasi
serebulum tonsil sebelum bergeser kebawah melalui foramen magnum oleh suatu massa
WOC
Idiopatik
Tumor otak
Aspirasi
MK: Resiko cidera
sekresi
Obs. Jln
nafas
Dispnea Bradikardi
Bradikardi progresif,
progresif, hipertensi Bicara
Bicaraterganggu,
terganggu, Hernialis
Hernialis
Henti nafas sitemik, gang. pernafasan
hipertensi sitemik, gang. afasia
afasia ulkus
ulkus
Perubahan
pola nafas pernafasan
Ancaman
kematian
Ancaman Gang. Komunikasi Menisefalon
kematian verbal tekanan
MK: Kecemasan
Pandangan kabur, Gangguan
pendengaran kurang, kepala kesadaran
Mual, muntah, sakit
kurang aktifitas
1) Pemeriksaan diagnostik
tumor dan meluasnya odema cerebral serta memberi informasi tentang sistem
vaskuler
Scan
3. Biopsi Stereotaktik ; dapat mendiagnosa kedudukan tumor yang dalam dan untuk
2) Pemeriksaan laboratorium
1. Spesimen darah bila ada indikasi kecurigaan ke arah penyakit sistemik sebagai
1) Penatalaksaan medis
1. Terapi antibiotik. Kombinasi antibiotik dengan antibiotik spektrum luas. Antibiotik
3. Untuk tumor primer jika memungkinkan dilakukan eksisi sempurna namun umumnya
sulit dilakukan sehingga dilakukan radioterapi dan kemoterapi, pada tumor metastase
2) Penatalaksaan Keperawatan
2. Monitor intake dan output cairan pasien. Batasi intake cairan sekitar 1.500 cc / hari.
4. Pasien dapat dibantu untuk alih posisi, batuk dan napas dalam setiap 2 jam.
5. Posisi kepala dapat ditinggikan 30 -35 derajat untuk meningkatkan aliran balik dari
6. Cek sesering mungkin balutan kepala dan drainage cairan yang keluar.
i. Komplikasi
1. Edema serebral.
3. Herniasi otak.
4. Hidrosefalus.
5. Kejang.
a. PENGKAJIAN
1. Identitas klien ; usia, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku
4. Riwayat penyakit dahulu ; pernah atau tidak menderita infeksi telinga (otitis media,
5. Riwayat keluarga yaitu pada migren dan nyeri kepala biasanya di dapatkan juga pada
keluarga pasien.
6. Pemeriksaa fisik
1) Makan
Dikaji apakah klien menghabiskan porsi makan yang telah disediakan RS, apakah
2) Minum
Dikaji kebiasaan minum pasien sebelum dan saat berada di RS, apakah ada
saat menderita suatu penyakit (dalam hal ini adalah setelah didiagnosa mengalami
5) Rasa Nyaman
misalnya pasien merasa nyeri di perut bagian kanan atas (dikaji dengan PQRST :
6) Kebersihan Diri
7) Rasa Aman
Dikaji apakah pasien merasa cemas akan setiap tindakan keperawatan yang
diberikan kepadanya, dan apakah pasien merasa lebih aman saat ditemani
9) Pengetahuan
Dikaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakitnya yang diderita saat ini dan
10) Rekreasi
Dikaji apakah pasien memiliki hobi ataupun kegiatan lain yang ia senangi.
11) Spiritual
Dikaji bagaimana pendapat pasien tentang penyakitnya, apakah pasien menerima
7. Pemeriksaan neurologis
Tanyakan waktu, tanggal, tempat dan alasan berkunjung, kaji kemampuan klien
b) Saraf Kranial
dekatkan bau-bauan seperti kopi dengan mata tertutup klien diminta menebak
bau tersebut.
dengan pemeriksa 60-100 cm, minta untuk menutup sebelah mata dan pemeriksa
juga menutup sebelah mata dengan mata yang berlawanan dengan mata klien.
- Fungsi saraf kranial III, IV, VI (N. Okulomotoris, Troklear dan Abdusen)
Pada mata diobservasi apakah ada odema palpebra, hiperemi konjungtiva, dan
ptosis kelopak mata. Pada pupil diperiksa reaksi terhadap cahaya, ukuran pupil,
yaitu lateral, lateral ke atas, medial atas, medial bawah lateral bawah. Minta
sensori nyeri menggunakan ujung jarum atau peniti di ketiga area wajah tadi dan
Fungsi sensorik dengan mencelupkan lidi kapas ke air garam dan sentuhkan ke
ujung lidah, minta klien mengidentifikasi rasa ulangi untuk gula dan asam
test
faring dengan meminta klien menel;an air sedikit, observasi gerakan meelan dan
c) Fungsi Motorik
d) Fungsi Sensorik
tubuh klien dan dapat berupa sentuhan ringan seperti kapas, tumpul dan tajam,
suhu, getaran.
e) Fungsi Refleks
- Biseps: pukulkan refleks hammer pada ibu jari, observasi kontraksi otot biseps
(fleksi siku)
yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang
(mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.
- Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon
terhadap nyeri.
- Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap
rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin
b. Diagnosis Keperawatan
1. Penurunan Kapasitas adaptif intrakarnial berhubungan dengan lesi
menempati ruang ( Space-occupaying lesion- akibat tumor) (D. 0066)
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (Neoplasma)
(D. 0077)
3. Resiko Perfusi Serebral Tidak efektif berhubungan dengan neoplasma otak
(D.0017)
4. Risiko deficit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan
makanan (D. 0032)
c. Intervensi Keperawatan
SDKI SIKI SLKI
Penurunan Kapasitas Setelah dilakukan tindakan PEMANTAUAN TEKANAN
adaptif intrakarnial keperawatan selama … x 24 INTRAKRANIAL (I.06198)
berhubungan dengan jam diharapkan Kapasitas
lesi menempati ruang Adaptif Intrakranial 1. Observasi
( Space-occupaying Meningkat ( L.06049 ). Observasi
lesion- akibat tumor) dengan kriteria hasil : penyebab peningkatan TIK
(D. 0066) 1. Tingkat kesadaran dan (mis. Lesi menempati ruang,
fungsi kognitif meningkat gangguan metabolism, edema
2. Sakit kepala, gelisah, sereblal, peningkatan tekanan
agitasi, dan muntah vena, obstruksi aliran cairan
menurun serebrospinal, hipertensi
3. Postur deserebrasi intracranial idiopatik)
(ekstensi) dan papilledema Monitor
menurun peningkatan TD
4. Tekanan darah dan Monitor
tekanan nadi membaik pelebaran tekanan nadi
5. Bradikardia membaik (selish TDS dan TDD)
6. Pola napas membaik Monitor
7. Respon pupil dan reflex penurunan frekuensi jantung
neurologis membaik Monitor
ireguleritas irama jantung
Monitor
penurunan tingkat kesadaran
Monitor
perlambatan atau
ketidaksimetrisan respon
pupil
Monitor kadar
CO2 dan pertahankan dalm
rentang yang diindikasikan
Monitor tekanan
perfusi serebral
Monitor jumlah,
kecepatan, dan karakteristik
drainase cairan serebrospinal
Monitor efek
stimulus lingkungan terhadap
TIK
2. Terapeutik
Ambil sampel
drainase cairan serebrospinal
Kalibrasi
transduser
Pertahankan
sterilitas system pemantauan
Pertahankan
posisi kepala dan leher netral
Bilas sitem
pemantauan, jika perlu
Atur interval
pemantauan sesuai kondisi
pasien
Dokumentasikan
hasil pemantauan
3. Edukasi
Jelaskan tujuan
dan prosedur pemantauan
Informasikan
hasil pemantauan, jika PERLU
Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Menejemen Nyeri
berhubungan dengan keperawatan selama 30 menit (I. 08238)
agen pencedera diharapkan nyeri kronis dapat
fisiologis (Neoplasma) teratasi dengan kriteriaa hasil: 1. Observasi
(D. 0077) Tingkat Nyeri (L.08066)
1. Keluhan nyeri menurun lokasi, karakteristik, durasi,
(5) frekuensi, kualitas, intensitas
2. Meringis menurun (5) nyeri
3. Sikap prootektif menurun Identifikasi skala nyeri
(5) Identifikasi respon nyeri non
4. Gelisah menurun (5) verbal
5. Kesulitan tidur menurun Identifikasi faktor yang
(5) memperberat dan
6. Frekuensi nadi membaik memperingan nyeri
(5) Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
Identifikasi pengaruh budaya
terhadap respon nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup
Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
Monitor efek samping
penggunaan analgetik
2. Terapeutik
Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur,
terapi musik, biofeedback,
terapi pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan
nyeri
3. Edukasi
Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan
nyeri
Anjurkan memonitor nyri
secara mandiri
Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Resiko Perfusi Setelah dilakukan tindakan MENEJEMEN
Serebral Tidak efektif keperawatan selama … x 24 PENINGKATAN TEKANAN
berhubungan dengan jam diharapkan Perfusi INTRAKRANIAL (I. 06198)
neoplasma otak Serebral meningkat 1. Observasi
(D.0017) (L.02014). Dengan kriteria Identifikasi
hasil : penyebab peningkatan TIK
1. Tingkat kesadaran (mis. Lesi, gangguan
meningkat metabolisme, edema
2. Kognitif meningkat serebral)
3. Tekanan intraktranial Monitor
menurun tanda/gejala peningkatan TIK
4. Sakit kepala menurun (mis. Tekanan darah
5. Gelisah, kecemasan, meningkat, tekanan nadi
dam agitasi menurun melebar, bradikardia, pola
6. Demam menurun napas ireguler, kesadaran
7. Refleks saraf menurun)
membaik Monitor
MAP (Mean Arterial
Pressure)
Monitor
CVP (Central Venous
Pressure), jika perlu
Monitor
PAWP, jika perlu
Monitor
PAP, jika perlu
Monitor
ICP (Intra Cranial Pressure),
jika tersedia
Monitor
CPP (Cerebral Perfusion
Pressure)
Monitor
gelombang ICP
Monitor status
pernapasan
Monitor intake
dan output cairan
Monitor cairan
serebro-spinalis (mis. Warna,
konsistensi)
2. Terapeutik
Minimalkan
stimulus dengan
menyediakan lingkungan
yang tenang
Berikan posisi
semi fowler
Hindari maneuver
Valsava
Cegah terjadinya
kejang
Hindari
penggunaan PEEP
Hindari
pemberian cairan IV
hipotonik
Atur ventilator
agar PaCO2 optimal
Pertahankan suhu
tubuh normal
3. Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian sedasi dan
antikonvulsan, jika perlu
Kolaborasi
pemberian diuretic osmosis,
jika perlu
Kolaborasi pemb
erian pelunak tinja, jika perlu
Risiko deficit nutrisi Setelah dilakukan tindakan MANAJEMEN NUTRISI (I.
berhubungan dengan keperawatan selama ... x 24 03119)
ketidakmampuan jam diharapkan Status Nutrisi
menelan makanan (D. Membaik (L.03030). dengan 1. Observasi
0032) kriteria hasil : Identifikasi status
1. Porsi makan yang nutrisi
dihabiskan meningkat Identifikasi alergi
2. Serum albumin dan intoleransi makanan
meningkat Identifikasi
3. Verbalisasi keinginan makanan yang disukai
untuk meningkatkan Identifikasi
nutrisi meningkat kebutuhan kalori dan jenis
4. Pengetahuan tentang nutrient
pilihan makanan sehat Identifikasi
mmeningkat perlunya penggunaan selang
5. Pengetahuan tentang nasogastrik
standar nutrisi yang Monitor asupan
teat meningkat makanan
6. Sikap terhadap Monitor berat
makanan/minuman badan
sesuai dengan tujuan Monitor hasil
kesehatan meningkat pemeriksaan laboratorium
7. Perasaan cepat 2. Terapeutik
kenyang menurun Lakukan oral
8. Rambut rontok hygiene sebelum makan, jika
menurun perlu
9. Berat badan membaik Fasilitasi
10. Indeks Massa tubuh menentukan pedoman diet
membaik (mis. Piramida makanan)
11. Frekuensi makan Sajikan makanan
membaik secara menarik dan suhu
12. Nafsu makan yang sesuai
membaik Berikan makan
13. Bising usus membaik tinggi serat untuk mencegah
14. Tebal lipatan kulit konstipasi
trisep dan membran Berikan makanan
mukosa membaik tinggi kalori dan tinggi
protein
Berikan suplemen
makanan, jika perlu
Hentikan
pemberian makan melalui
selang nasigastrik jika asupan
oral dapat ditoleransi
3. Edukasi
Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
Ajarkan diet yang
diprogramkan
4. Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian medikasi sebelum
makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
Kolaborasi
dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
d. Implementasi
Setelah rencana tindakan di susun maka untuk selanjutnya adalah pengolahan data dan
kemudian pelaksanaan asuhan keperawatan sesuai dengan rencana yang telah di susun
tersebut. Dalam pelaksanaan implementasi maka perawat dapat melakukan observasi atau
dapat mendiskusikan dengan klien atau keluarga tentang tindakan yang akan kita
lakukan.
e. Evaluasi
Evaluasi adalah langkah terakhir dalam asuhan keperawatan, evaluasi dilakukan dengan
pendekatan SOAP ( data subjektif, data objektif, analisa dan planning ). Dalam evaluasi
ini dapat ditentukan sejauh mana keberhasilan rencana tindakan keperawatan yang harus
dimodifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Akhyar.(2018).SOL Intracranial BABIIhttp://www.academia.edu/9672540/
SOL_intrakranial_BAB-II
Muttaqin, Arif. (2008). Buku Ajar Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan.
Price.(2005). Patofisiologi; konsep klinik proses- proses penyakit. (Ed. 4). Jakarta: EGC
Sudarth, brunner.(2003). Buku Ajar Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan.