Makalah Dan Sop Penatalaksanaan Pemasangan KB Implant

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH DAN SOP PENATALAKSANAAN PEMASANGAN

KB IMPLANT

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah mutu pelayanan kebidanan


Dosen Pengampu Tuti Karwati, S.ST., M.Kes

Disusun oleh:
HIKMATUL ANDINI PUTRI
029B.A21.011

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


POLTEKES YAPKESBI SUKABUMI
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan


Rahmat, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah dan SOP ini dengan judul “Penatalaksanaan Pemasangan KB Implant”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mutu pelayanan kebidanan, Atas
terselesaikannya makalah ini dengan segala kerendahan hati kami mengucapkan
terima kasih kepada ibu Tuti Karwati, S.ST., M.Kes selaku dosen mata kuliah
mutu pelayanan kebidanan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Dalam makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Sukabumi, 02 Pebruari 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................1
BAB II TINJAUAN TEORI.............................................................................2
2.1 Definisi......................................................................................................2
2.2 Jenis...........................................................................................................2
2.3 Indikasi Dan Kontraindikasi......................................................................3
2.4 Kelebihan Dan Kekurangan.......................................................................4
2.5 Efek Samping............................................................................................5
2.6 Pelaksanaan...............................................................................................6
2.7 SOP Pemasangan Implant.........................................................................13
BAB III PENUTUP.........................................................................................16
4.1 Kesimpulan................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju,
mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung
jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Program keluarga
berencana mempunyai misi yang sangat menekankan pentingnya upaya
menghormati hak – hak reproduksi dan sebagai upaya untuk meningkatkan
kualitas keluarga. Sedangkan visi dari program keluarga berencana adalah
memberdayakan masyarakat untuk membangun keluarga kecil berkualitas,
menggalang kemitraaandalam peningkatan kesejahteraan, kemandirian, dan
ketahanan keluarga, dan meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan
reproduksi.
Implant / Susuk disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di
bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit
lengan atas sebelahdalam.
Pemakaian Implant / susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada
juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan.
Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi.
Pada makalah ini yang akan dibahas lebih lanjut tentang KB implan adalah jenis,
cara kerja, efektitas, keuntungan, kerugian, yang tidak boleh menggunakan KB
implant, jadwal kunjungan.

1.2 TUJUAN
Setelah membuat asuhan SOP, di harapkan mahasiswa dapat mengerti,
memahami serta mampu mengetahui Pemasangan Akseptor Baru Kb Implant.

1
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI
Implant/susuk KB adalah kontrasepsi dengan cara memasukkan tabung
kecil di bawah kulit pada bagian tangan yang dilakukan oleh bidan. Tabung kecil
berisi hormon tersebut akan terlepas sedikit-sedikit, sehingga mencegah
kehamilan. Keuntungan memakai kontrasepsi ini, tidak harus minum pil atau
suntik KB berkala. Proses pemasangan susuk KB ini cukup 1 kali untuk masa
pakai 2-5 tahun. Dan bila ingin berenca hamil, cukup melepas implant ini
kembali, efek samping yang ditimbulkan, antara lain menstruasi tidak teratur .
Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan pencabutan disebabkan
oleh pemasangan yang tidak tepat, oleh karena itu ,hanya petugas klinik yang
terlatih (dokter,bidan,dan perawat) yang diperbolehkan memasang maupun
mencabut implan.untuk mengurangi masalah yang timbul setelah
pemasangan, semua tahap proses pemasangan harus dilakukan secara hati-hati dan
lembut, dengan menggunakan upaya pencegahan infeksi yang dianjurkan
(Sarifiddin, 2006).       

2.2 JENIS
1. Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4
cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan
lama kerjanya 5 tahun
2. Implanon. Terdiri dari 1 batang lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan
diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama
kerjanya 3 tahun
3. Jadena dan indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg
Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun
Adapun Mekanisme Kerjanya adalah :
1. Mengentalkan lendir serviks sehingga menyulitkan penetrasi sperma

2
2. Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium sehingga tidak cocok
untuk implantasi zygote
3. Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi.
4. Mengurangi transportasi sperma.

2.3 INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI


Indikasi
1. Pemakaian KB yang jangka waktu lama
2. Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak
terlalu dekat.
3. Tidak dapat memakai jenis KB yang lain
Kontra Indikasi
1. Hamil atau diduga hamil, Pendarahan Vagina tanpa sebab.
2. Wanita dalam usia reproduksi
3. Telah atau belum memiliki anak
4. Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)
5. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
6. Pasca persalinan dan tidak menyusui
7. Pasca keguguran
8. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap
9. Riwayat kehamilan ektopik
10. Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau
amenia bulan sabit (sickle cell)
11. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen
12. Sering lupa menggunakan pil
13. Perdarahan pervaginan yang belum diketahui penyebabnya
14. Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara
15. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
16. Miom uterus dan kanker payudara.
17. Gangguan toleransi glukosa.

3
2.4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Kelebihan
Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan
diperkenalkan sebagai cara KB yang baru.
 Alasan-alasan tersebut antara lain :
1. Implant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan
dan dapat mengembalikan kesuburan secara sempurna
2. Implant tidak merepotkan. Setelah pemasangan, akseptor tidak perlu
melakukan atau memikirkan apa-apa misalnya pada penggunaan pil
3. Sekali pasang, akseptor akan mendapatkan perlindungan selama 5 tahun
4. Implant cukup memuaskan. Tidak ada yang dimasukkan ke dalam vagina dan
tidak mengganggu kebahagiaan dalam hubungan seksual
5. Implant sangat mudah diangkat kembali. Bila seorang akseptor menginkan
anak lagi, kesuburannya dapat langsung kembali setelah norplant diangkat
6. Implant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak amau mempunyai
anak lagi, akan tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi (GUNAWAN,
1999).
Keuntungan dari metode ini adalah:
1. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
2. Tidak melakukan pemeriksaan dalam
3. Bebas dari pengaruh estrogen
4. Tidak mengganggu ASI
5. Klien hanya perlu kembali ke klinik jika ada keluhan
6. Perdarahan lebih ringan
7. Tidak menaikkan tekanan darah
8. Mengurangi nyeri haid
9. Mengurangi/ memperbaiki anemia
10. Melindungi terjadinya kanker endometrium
11. Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara

4
12. Melindungi diri dari beberapa penyakit radang panggul

Kekurangan pada alat kontrasepsi implant adalah


1. Timbul beberapa keluhan nyeri kepala, peningkatan/ penurunan berat badan,
nyeri payudara, perasaan mual, pusing kepala, perubahan mood atau
kegelisahan.
2. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
3. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual, termasuk
HIV/AIDS
4. Efektifitasnya menurun jika menggunakan obat-obat tuberkulosis atau obat
epilepsi.
5. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000
perempuan per tahun)

2.5 EFEK SAMPING


1. Efek samping paling utama dari implant adalah perubahan pola haid, yang
terjadi pada kira-kira 6 % akseptor terutama selama 3-6 bulan pertama dari
pemakaian.
2. Yang paling sering terjadi:
a. Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam 1 siklus haid
b. Perdarahan bercak (spotting)
c. Berkurangnya panjang siklus haid
d. Amenore, meskipun jarang terjadi dibandingkan perdarahan lama atau
perdarahan bercak.
3. Umumnya perubahan-perubahan haid tersebut tidak mempunyai efek yang
membahayakan diri akseptor. Meskipun terjadi perdarahan lebih sering
daripada biasanya, volume darah yang hilang tetap tidak berubah.
4. Pada sebagian akseptor, perdarahan ireguler akan berkurang dengan
berjalannya waktu.
5. Perdarahan hebat jarang terjadi (Cahyani, 2009).

5
6. Perubahan dalam periode menstruasi merupakan keadaan yang paling sering
ditemui. Kadang-kadang ada akseptor yang mengalami kenaikan berat badan.

2.6 PELAKSANAAN
1. Pelaksanaan Pelayanan
Ruangan klinik pasien rawat jalan maupun ruang operasi cocok untuk
pemasangan maupun pencabutan implan.Bila mungkin,ruangan sebaiknya
jauh dari area yang sering digunakan (ramai) di klinik maupun di rumah
sakit,serta harus:
 Mamiliki pencahayaan yang cukup
 Berlantai keramik atau semen sehingga mudah di bersihkan
 Terbebas dari debu dan serangga
 Memiliki ventilasi udara yang baik
 Selain itu juga perlu ada fasilitas untuk mencuci tangan termasuk air
bersih dan mengalir (air kran dan lain-lain).
2. Pencegahan Infeksi          
Untuk meminimalisasi resiko infeksi pada klien setelah pemasangan maupun
pencabutan implan, petugas klinik harus berupaya untuk menjaga lingkungan
dari bebas infeksi. Untuk itu petugas perlu melakukan hal-hal sbb:
a. Meminta klien untuk membersihkan dengan sabun seluruh lengan yang
akan dipasang implan dan membilasnya hingga tidak ada sabun yang
tertinggal (sisa sabun dapat mengurangi efektifitas beberapa anti septik).
Langkah ini sangat penting khususnya bila kebersihan klien
b. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Untuk
pemasangan dan pencabutan batang, cuci tangan dengan sabun selama 5-
10 detik kemudian bila dengan air bersih yang mengalir sudah cukup
c. Pakai kedua sarung tangan yang telah disterilisasi atau diDTT. (Gunakan
sepasang sarung tangan yang berbeda untuk tindakan guna menghindari
kontaminasi silang

6
d. Siapkan daerah pemasangan dan pencabutan dengan kapas yang telah
diberi anti septik: gunakan forsep untuk mengusap kapas tersebut pada
daerah pemasangan/pencabutan implan.
e. Setelah selesai pemasangan maupun pencabutan batang implan,dan
sebelum malepas sarung tangan, dekontaminasi instrumen dengan larutan
clorin 0,5%. Sebelum membuang atau merendam jarum dan alat
suntik,isi dahulu dengan larutan clorin. Setelah pemasangan, pisahkan
plunger dari trokar. Darah kering akan menyulitkan waktu memisahkan
plunger dari trokar. Rendam selama 10 menit;kemudian bilas segera
dengan air bersih.
f. Kain operasi (drape) harus dicuci sebelum digunakan kembali. Setelah
dipakai, taruh pada wadah kering dan bertutup
g. Dengan tetap memakai sarung tangan, buang bahan-bahan terkontaminsi
(kassa,kapas,dll) kedalam wadah tertutuprapat atau kantong plastik yang
tidak bocor. Jarum dan alat suntik sekali pakai (disposable) harus
dibuang kedalam wadah yang tahan tusuk.
h. Masukkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam
larutan clorin 0,5%. Lepaskan sarung tangan dari dalam ke luar.
3. Persiapan
a. Persiapan Klien
Walaupun kulit dan instrumennya sulit untuk disterilisasi, pencucian dan
pemberian antiseptik pada daerah operasi tempat implan akan dipasang
akan mengurangi jumlah mikroorganisme di daerah kulit klien.kedua
tindakan ini pada kenyataannya sangat bermanfaat dalam mengurangi
resiko terjadinya infeksi pada insersi atau pencabutan implan Norplant
b. Kunci Keberhasilan Pemasangan
1) Untuk tempat pemasangan kapsul,pilihlah lengan klien yang jarang
digunakan
2) Gunakan cara pencegahan infeksi yang dianjurkan
3) Pastikan kapsul-kapsul tersebut ditempatkan sedikitnya 8 cm diatas
lipat siku, didaerah media lengan

7
4) Insisi untuk pemasangan harus kecil,hanya sekedar menembus kulit.
Gunakan kalpel atau trokar tajam untuk membuat insisi.
5) Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil,
superfisisl tepat dibawah kulit. Waktu memasang trokar jangan
dipaksakan
6) Ttrokar harus dapat mengangkat kulit setiap saat,untuk memastikan
memastikan pemasangan tepat dibawah kulit
7) Pastikan 1 kapsul benar-benar keluar dari trokar sebelum kapsul
berikutnya dipasang (untuk mencegah kerusakan kapsul
sebelumnya,pegang kapsul yangsudah terpasang tersebut dengan jari
tengah dan masuk trokar pelan-pelan disepanjang tepi jari tersebut)
8) Setelah selesai memasang, bila sebuah ujung kapsul menonjol keluar
atau terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati
dan dipasang kembali dalam posisi yang tepat
9) Jangan dicabut ujung trokar dari tempat insisi sebelum semua kapsul
dipasang dan periksa seluruh posisi kapsul. Hal ini untuk
memastikan bahwa keenam kapsul dipasang dalam posisi benar dan
pada bidang yang sama dibawah kulit.
10) Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 75 derajat

Persiapan Pemasangan
- Langkah 1                               
Persilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang
mengalir serta membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa
sabun menurunkan efektivitas antisetik tertentu). Langkah ini sangat
penting bila klien kurang menjaga kebersihan dirinya untuk menjaga
kesehatannya dan mencegah penularan penyakit.
- Langkah 2                     
Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping
bila ada) dengan kain bersih.
- Langkah 3        

8
Mempersilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang
digunakan (misalnya : lengan kiri) diletakkan pada lengan
penyangga atau meja di samping. Lengan harus disangga dengan
baik dan dapat digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan
posisi yang disukai klinis untuk memudahkan pemasangan.
- Langkah 4         
Tentukan tempat pemasangan yang optimal 8 cm di atas lipatan siku.
- Langkah 5         
Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh
alat-alat di dalamnya.
- Langkah 6                     
Buka dengan hati-hati kemasan steril implan dengan menarik kedua
lapisan pembungkusnya dan jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkuk
steril.Bila tidak ada mangkuk steril, kapsul dapat diletakkan dalam
mangkuk yang didisinfeksi tingkat tinggi (DDT) atau pada baki
tempat alat-alat. Pilihan lain adalah dengan membuka sebagian
kemasan dan mengambil kapsul satu demi satu dengan klem steril
atau DDT saat melakukan pemasangan. Jangan menyentuh bagian
dalam kemasan atau isinya kecuali dengan alat yang steril atau DDT.

Tindakan Sebelum Pemasanagan


a. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain
bersih.
b. Pakai sarung tangan steril atau DDT (ganti sarung tangan untuk
setiap klien guna mencegah kontaminasi silang).
c. Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul
untuk memstikan jumlahnya.
d. Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem
steril atau DTT untuk memegang kasa berantiseptik. (bila memegang
kasa berantiseptik hanya dengan tangan, hati-hati jangan sampai
mengkontaminsai sarung tangan dengan menyentuh kulit yang tidak

9
steril). Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke
arah luar dengan gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan
kering (sekitar 2 menit) sebelum memulai tindakan. Hapus antiseptik
yanga berlebihan hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak terlihat.
e. Bila ada gunakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang
untuk menutupi lengan. Lubang tersebut harus cukup lebar untuk
memaparkan tempat yang akan dipasang kapsul. Dapat juga dengan
menutupi lengan di bawah tempat pemasangan dengan kain steril.
f. Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik
dengan 3 ml obat anestesi . Dosis ini sudah cukup untuk
menghilangkan rasa sakit selama memasang kapsul implan.
g. Masukkan jarum di bawah kulit pada tempat insisi, kemudian
lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke dalam
pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat anestesi untuk membuat
gelembung kecil di bawah kulit. Kemudian tanpa memindahkan
jarum, masukkan ke bawah kulit sekitar 4 cm. Hal ini akan membuat
kulit terangkat dari jaringan lunak di bawahnya. Kemudian tarik
jarum pelan-pelan sehingga membentuk jalur sambil menyuntikkan
obat anestesi sebanyak 1 ml di antara tempat untuk memasang
kapsul.
1. Sebelum membuat insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau skalpel
untuk memastikan obat anestesi telah bekerja.
2. Pegang skalpel dengan sudut 45◦, buat insisi dangkal hanya untuk
sekedar menembus kulit. Jangan membuat insisi yang panjang atau
dalam.
3. Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang dengan
ujung yang tajam menghadap ke atas. Ada 2 tanda pada trokar,
a. dekat pangkal menunjukkan batas trokar dimasukkan ke bawah kulit
sebelum memasukkan setiap kapsul.
b. dekat ujung menunjukkan batas trokar yang harus tetap di bawah
kulit setelah memasang setiap kapsul.

10
4. Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di
dalamnya masukkan ujung trokar melalui luka insisi dengan sudut kecil.
Mulai dari kiri atau kanan pada pola seperti kipas, gerakkan trokar ke
depan dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada di bawah kulit.
Memasukkan trokar jangan dengan paksaan. Jika terdapat tahanan coba
dari sudut lainnya.
5. Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit angkat trokar ke atas
sehingga kulit terangkat. Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-hati
ke arah tanda (1) dekat pangkal. Trokar harus cukup dangkal sehingga
dapat diraba dari luar dengan jari. Trokar harus selalu terlihat
mengangkat kulit selama pemasangan. Masuknya trokar akan lancar bila
berada di bidang yang tepat di bawah kulit.
6. Saat trokar masuk sampai tanda (1) cabut pendorong dari trokar.
7. Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Gunakan ibu jari dan telunjuk
atau pinset atau klem untuk mengambil kapsul dan memasukkan ke
dalam trokar. Bila kapsul diambil dengan tangan pastikan sarung tangan
tersebut bebas dari bedak atau pertikel lain.
8. Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokar
sampai terasa ada tahanan, tapi jangan mendorong dengan paksa.
9. Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangna untuk
menstabilkan. Terik tabung trokar dengan menggunakan ibu jari dan
telunjuk ke arah luka insisi sampai tanda (2) muncul di tepi luka insisi
dan pangkalnya menyentuh pegangan pendorong. Hal yang penting pada
langkah ini adalah menjaga pendorong tetap di tempatnya dan tidak
mendorong kapsul ke jaringan.
10. Saat pangkal menyentuh pegangan pendorong tanda (2) harus terlihat di
tepi luka insisi dan kapsul saat itu keluar dari trokar tepat berada di
bawah kulit. Raba ujung kapsul dengan jari untuk memastikan kapsul
sudah keluar seluruhnya dari trokar. Hal yang penting adalah kapsul
bebas dari trokar untuk menghindari terpotongnya kapsul saat trokar
digerakkan untuk memasang kapsul berikutnya.

11
11. Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah
laterla kanan dan kembalikkan lagi ke posisi semula untuk memastikan
kapsul pertama bebas. Selanjutnya geser trokar sekitar 15-25 derajat.
Untuk melakukan itu mula-mula fiksasi kapsul pertama dengan jari
telunjuk dan masukkan kembali trokar pelan-pelan sepanjang sisi jari
telunjuk tersebut sampai tanda (1). Hal ini akan memastikan jarak yang
tepat antara kapsul dan mencegah trokar menusuk kapsul yang dipasang
sebelumnya. Bila tanda (1) sudah tercapai masukkan kapsul berikutnya
ke dalam trokar dan lakukan seperti sebelumnya.
12. Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko infeksi
atau ekspulsi pastikan bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5
mm dari tepi luka insisi.
13. Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul
semuanya telah terpasang.
14. Ujung dari semua kapsul harus tidak ada tepi luka insisi. Bila sebuah
kapsul keluar atau terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan
hati-hati dan dipasang kembali di tempat yang tepat.
15. Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah
diperiksa, keluarkan trokar pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari
menggunakan kasa selama 1 menit
16. Tindakan Setelah Pemasangan Kapsul
a. Menutup luka insisi
1) Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester
dengan kassa steril untuk menutup luka insisi. Luka insisi tidfak
perlu dijahit karena dapat menimbulkan jaringan parut
2) Periksa adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan
pembalut untuk hemostasis dan mengurangi memar (perdarahan
subkutan)
b. Perawatan klien

12
1) Buat catatan pada rekam medik pemasangan kapsul dan
kejadiian tidak umum yang mungkin terjadi selama
pemasangan.
2) Amati klien kurang lebih 15-20 menit untuk kemungkinan
perdarahan dari luka insisi atau efek lain sebelum memulangkan
klien. Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi

2.7 SOP Pemasangan Implant

SOP PEMASANGAN IMPLANT


1. Pengertian  KB Implant 3 tahun adalah suatu jenis kontrasepsi hormonal
yang diletakkan dibawah kulit lengan atas.
 Pemasangan KB implant adalah proses memasang implant yang
diletakan dibawah kulit lengan atas.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah- langkah untuk mensukseskan
program KB dengan Implant 3 tahun.
3. Kebijakan Kebijakan Kepala Puskesmas
4. Referensi Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, 2011.
5. Prosedur 1) Petugas mempesilahkan klien masuk.
2) Petugas menyapa memberi salam klien.
3) Petugas mencocokkan identitas klien dengan RM.
4) Petugas menanyakan keperluan klien.
5) Petugas memberi konseling tentang indikasi dan side efek.
6) Petugas menanyakan apakah klien sudah jelas .
7) Petugas menanyakan apakah klien sudah mantap dengan
pilihannya.
8) Petugas menganamnesa klien.
9) Petugas memeriksa klien.

13
10) Petugas mengisi inform concent.
11) Petugas meminta tandatangan klien.
12) Petugas menganjurkan klienuntuk cuci lengan kiri atas memakai
sabun.
13) Petugas menyiapkan alat dan bahan antara lain:
a. Alkon implant 3 tahun
b. Anti septik ( bethadin,alkohol 70%) dalam 2 kom kecil
c. Hand scond satu pasang
d. Kasa steril
e. Plester, gunting
f. Perlengkapan dokumentasi KB
g. Lidocain dan spuit.
h. Duk lobang steril
i. Implant set
j. Safety box
k. Tempat sampah medis dan non medis
14) Petugas mempersilahkan klien berbaring.
15) Petugas cuci tangan, memakai sarung tangan
16) Petugas mengusap daerah pemasangan dengan antiseptik.
17) Petugas memasang duk lobang.
18) Petugas menganastesi lokal pada daerah insersi.
19) Petugas membuat insisi 2mm sejajar lengkung siku.
20) Petugas memasukkan ujung trokar melalui insisi sampai
mencapai garis batas dekat pangkal trokar.
21) Petugas memasukkan implan ke dalam trokar .
22) Petugas mendorong kapsul dengan batang pendorong sampai
adanya tahanan.
23) Petugas menarik trokar kembali sampai garis batas dekat ujung
trocar terlihat pada insisi hingga terasa kapsul lepas keluar dari
trocartnya.
24) Petugas meraba kapsul dari luar dengan jari untuk memastikan

14
implant sudah berada pada tempatnya dengan baik.
25) Petugas memasukkan implan ke 2 dengan cara yang sama tanpa
melepas trokar yaitu dengan membentuk huruf v berjarak kurang
lebih 15 derajat dari implan pertama.
26) Petugas menutup luka insisi lalu membalut dengan kassa gulung.
27) Petugas membuang sampah ke dalam tempat sampah medis.
28) Petugas merendam peralatan kedalam larutan clorin.
29) Petugas melepas sarung tangan.
30) Petugas cuci tangan.
31) Petugas mengawasi klien selama 15 menit .
32) Petugas menanyakan kondisi klien selesai pemasangan.
33) Petugas mempersilakan klien duduk kembali.
34) Petugas memberikan resep.
35) Petugas memberikan kartu KB .
36) Petugas memberi tahu jadwal kunjungan ulangnya.
37) Petugas menganjurkan klien segera kontrol apabila ada keluhan.
38) Petugas mencatat hasil pelayanan.
39) Petugas mencuci peralatan.
40) Petugas membereskan tempat.

15
BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Alat kontrasepsi susuk atau implan berisi lovonorgestrel, terdiri dari 6 kapsul yang
diinsersikan di bawah kulit lengan atas bagian dalam, kira-kira 6-10 cm dari lipat
siku. Indikasi penggunaan KB susuk adalah pemakaian KB yang jangka waktu
lama, masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak
terlalu dekat.tidak dapat memakai jenis KB yang lain. Banyak alasan dapat
dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara
KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara lain implant merupakan cara KB
yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan dapat mengembalikan
kesuburan secara sempurna, tidak merepotkan. Setelah pemasangan, akseptor
tidak perlu melakukan atau memikirkan apa-apa misalnya pada penggunaan pil.
Implant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak amau mempunyai
anak lagi, akan tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi

16
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad. 2008. Alat Kontrasepsi untuk Wanita (Contraseptive for Female).


KB).http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2010/07/05/120/keluarga-
berencana--kb-( Diakses hari Jumat, tanggal 17 Desember 2010).
http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf (Diakses hari Jumat, tanggal
17 Desember 2010).
Kusumaningrum, Radita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang Digunakan
pada Pasangan Usia Subur.

17

Anda mungkin juga menyukai