PTK Paulus Male Final

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 171

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN MEMBACA


INTENSIF MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED
READING AND COMPOSITION PADA SISWA KELAS III SD NEGERI
WEJANG RATUNGKABUPATEN MANGGARAI TIMUR

PAULUS MALE, S.Pd


NIP. 19841202 200903 1 005

SEKOLAH DASAR NEGERI WEJANG RATUNG


KECAMATAN CONGKAR
KABUPATEN MANGGARAI TIMUR

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan manusia pada masa

sekarang dan yang akan datang. Manusia melalui pendidikan memperoleh pengetahuan dan

keterampilan, sehingga dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal.

Manusia memiliki pandangan yang luas ke depan untuk mencapai cita-cita yang diharapkan

melalui pendidikan. Pendidikan dapat menjadikan manusia berkualitas, berkarakter, serta

berakhlak mulia.

Setiap manusia mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang

layak. Pendidikan merupakan usaha sadar seorang pendidik kepada anak didiknya untuk

mengembangkan seluruh potensi diri yang dimiliki. Pendidikan mempunyai peranan

penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya

manusia. Hal tersebut sesuai dengan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 Ayat 1 yang menyebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkansuasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa dan negara.

Berdasarkan pengertian pendidikan tersebut jelas bahwa pendidikan memilikiperan

penting dalam kehidupan bangsa Indonesia. Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan

kualitas pendidikan agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Selain pemerintah, semua

komponen bangsa mempunyai kewajiban untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa

Indonesia. Untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan nasional, maka kegiatan

pendidikan dilaksanakan melalui tiga jalur. Pernyataan tersebut tertuang dalam Undang-

2
Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Bab VI Pasal 13 Ayat 1 yang berbunyi:

“Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling

melengkapi dan memperkaya”. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur

dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan

tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat

dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan

keluarga dan masyarakat.

Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat 10 mata pelajaran yaitu

pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan

alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olahraga,

keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal (Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 Bab X

Pasal 37 Ayat 1). Dari sepuluh mata pelajaran tersebut, bahasa Indonesia memegang

peranan penting dalam proses pembelajaran. Bahasa Indonesia merupakan bahasa

pengantar dalam pendidikan nasional. Bahasa Indonesia dapat digunakan untuk mengaitkan

mata pelajaran satu dengan yang lain, sehingga pengetahuan yang disampaikan oleh guru

mudah diterima siswa.

Santosa (2010: 3.6-3.7) mengemukakan tujuan mata pelajaran bahasa dan sastra

Indonesia, yaitu: (1) siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai

bahasa persatuan dan bahasa negara; (2) siswa memahami bahasa Indonesia dari segi

bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif dalam

bermacam-macam tujuan; (3) siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia

untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan sosial; (4) siswa

memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa; (5) siswa mampu menikmati dan

memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, wawasan kehidupan,

meningkatkan kemampuan berbahasa; dan (6) siswa menghargai dan membanggakan sastra

3
Indonesia sebagai khasanah budaya intelektual. Berdasarkan uraian tersebut, mata pelajaran

bahasa Indonesia mengajarkan siswa agar memiliki keterampilan berbahasa yang baik dan

benar. Mata pelajaran bahasa Indonesia juga mengajarkan siswa untuk bersikap baik saat

berkomunikasi dengan orang lain.

Keterampilan membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting

untuk dipelajari. Iskandarwassid dan Sunendar (2011: 245) menyatakan bahwa keterampilan

membaca merupakan keterampilan yang sangat unik serta berperan penting bagi

pengembangan pengetahuan, dan sebagai alat komunikasi bagi kehidupan manusia.

Membaca dikatakan unik karena tidak semua manusia yang memiliki keterampilan tersebut

mampu mengembangkannya menjadi alat untuk memberdayakan dirinya atau bahkan

menjadikannya budaya bagi dirinya. Membaca juga dikatakan penting bagi pengembangan

pengetahuan karena persentase transfer ilmu pengetahuan terbanyak dilakukan melalui

membaca.

Hodgson (1960) dalam Tarigan (2008: 7) menyatakan bahwa membaca adalah suatu

proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang

hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata- kata/bahasa tulis. Membaca

merupakan suatu keterampilan berbahasa yang kompleks, karena melibatkan serangkaian

keterampilan-keterampilan lain. Nurgiantoro (2013: 368) menyatakan bahwa dalam

kegiatan membaca diperlukan pengetahuan tentang sistem penulisan, khususnya yang

menyangkut huruf dan ejaan. Membaca bukan hanya memahami simbol-simbol yang

tertulis saja, melainkan memahami pesan atau makna yang terkandung dalam teks bacaan.

Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi

(mencakup isi) dan memahami makna bacaan.

Membaca intensif merupakan salah satu jenis membaca. Kegiatan membaca intensif

ditujukan untuk mengetahui dan memahami teks bacaan secara mendalam. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Tarigan (2008: 37), tujuan utama membaca intensif adalah memperoleh

4
pemahaman penuh terhadap bacaan. Membaca intensif dilakukan untuk memahami

informasi dan pengetahuan yang tertuang dalam bahasa tulis. Mengingat pentingnya

membaca intensif, terutama untuk mendapatkan dan menyerap informasi/pengetahuan yang

ada, maka perlu adanya perhatian khusus dalam mempelajari teknik membaca intensif bagi

siswa.

Berdasarkan hasil observasi pendahuluan, peneliti menemukan permasalahan dalam

pembelajaran membaca intensif. Pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya

materi membaca intensif sering menyajikan teks bacaan yang harus dibaca dan dipahami

isinya oleh siswa. Teks bacaan yang disajikan belum memunculkan isu-isu (permasalahan)

faktual yang sedang terjadi, sehingga kurang merangsang rasa ingin tahu siswa. Hal tersebut

memunculkan pandangan bahwa pembelajaran membaca intensif cenderung membosankan,

sehingga siswa kurang tertarik mempelajarinya. Selain itu, masih ada beberapa siswa

yang belum lancar membaca. Adanya siswa yang belum lancar membaca menghambat

proses pembelajaran membaca intensif.

Permasalahan dalam pembelajaran membaca intensif selain dari faktor siswa juga

berasal dari faktor guru. Guru dalam menyampaikan materi kurang bervariasi menggunakan

model pembelajaran. Guru menggunakan model pembelajaran konvensional, seperti

ceramah, pemberian tugas individual, dan tanya jawab. Pembelajaran semacam ini hanya

berpusat pada guru (teacher centered), sehingga siswa pasif dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas III SD Negeri Wejang Ratung

diperoleh keterangan bahwa ketertarikan siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia

rendah. Akibat dari rendahnya ketertarikan siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia

yaitu hasil belajar menjadi kurang optimal. Hal ini terbukti dari adanya data yang

menunjukkan bahwa hasil ujian semester gasal tahun ajaran 2020/2021 mata pelajaran

bahasa Indonesia menghasilkan nilai yang kurang memuaskan. Adapun dari 14 siswa kelas

III di SD Negeri Wejang Ratung, terdapat 10 siswa yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan

5
Minimal (KKM) sebesar 70. Dengan kata lain, hanya sekitar 29% siswa yang melampaui

KKM.

Dengan memperhatikan permasalahan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah

dasar tersebut, sudah seharusnya dilakukan perbaikan pembelajaran. Guru seharusnya

memberikan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai dengan optimal. Pembelajaran bermakna dan menyenangkan

yang dimaksud yaitu pembelajaran yang memungkinkan siswa terlibat aktif dalam proses

pembelajaran melalui pengalamannya sendiri. Untuk itu perlu adanya pembaruan di

bidang pendidikan yang diaplikasikan dengan penggunaan berbagai model/metode

pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang menyenangkan, mengaktifkan siswa,

dan efektif dalam pembelajaran yaitumodel pembelajaran kooperatif.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, peneliti mengadakan penelitian

tindakan kelas (PTK) kolaboratif dengan menerapkan model CIRC pada pembelajaran

bahasa Indonesia materi membaca intensif. Judul penelitian ini yaitu “Peningkatan Hasil

Pembelajaran Membaca Intensif Melalui Model Cooperative Integrated Reading and

Composition pada Siswa Kelas III SD Negeri Wejang Ratung Kabupaten Manggarai

Timur”.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru kelas III SD Negeri

Wejang Ratung Kabupaten Manggarai Timur, siswa mengalami kesulitan belajar pada mata

pelajaran bahasa Indonesia. Salah satunya yaitu pada materi membaca intensif.

Pembelajaran bahasa Indonesia sering menyajikan teks bacaan yang kurang merangsang

rasa ingin tahu siswa. Teks bacaan yang disajikan belum memunculkan isu-isu

(permasalahan) faktual yang sedang terjadi. Selain itu, masih ada beberapa siswa yang

belum lancar membaca.

6
Permasalahan dalam pembelajaran membaca intensif selain dari faktor siswa juga

berasal dari faktor guru. Guru dalam menyampaikan materi masih menggunakan model

pembelajaran konvensional. Pembelajaran hanya berpusat pada guru (teacher centered),

sehingga siswa pasif dalam pembelajaran. Pembelajaran bahasa Indonesia dianggap

membosankan, sehingga siswa kurang tertarik untukmempelajarinya.

Akibat rendahnya ketertarikan siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia yaitu

hasil belajar kurang optimal. Berdasarkan data hasil belajar siswa tahun ajaran 2020/2021,

dari 14 siswa terdapat 10 siswa yang tidak mencapai KKM sebesar 70. Siswa yang dapat

mencapai KKM hanya sekitar 29%, sehingga belum mencapai ketuntasan belajar klasikal

sebesar 75%. Nilai KKM 70 untuk mata pelajaran bahasa Indonesia sebenarnya tidak terlalu

tinggi bagi siswa. Pada kenyataan yang terjadi, masih banyak siswa yang tidak mencapai

KKM. Hal tersebut menunjukkan bahwa keberhasilan siswa pada mata pelajaran bahasa

Indonesia masih rendah.

1.3 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah berisi uraian dan penjelasan mengenai hal-hal yang menjadi

masalah dalam suatu penelitian. Identifikasi masalah dilakukan untuk mengklasifikasi

permasalahan yang terjadi. Berdasarkan permasalahan yang terjadi tersebut, dapat

diidentifikasi beberapa masalah yang mempengaruhi hasil belajar bahasa Indonesia materi

membaca intensif.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, terdapat dua faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar bahasa

Indonesia materi membaca intensif yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Menurut

Slameto (2010: 54), faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa,

sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri siswa. Uraian mengenai faktor internal dan

eksternal sebagai berikut.

7
1.3.1 Faktor Internal

Faktor internal yaitu faktor dari dalam diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar.

Menurut Rifa’i dan Anni (2011: 97), faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar

siswa antara lain: (1) kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh; (2) kondisi psikis, seperti

kemampuan intelektual dan emosional; (3) dan kondisi sosial, seperti kemampuan

bersosialisasi dengan lingkungan. Kesempurnaan dan kualitas faktor internal yang dimiliki

siswa akan berpengaruh terhadap kesiapan, proses, dan hasil belajar siswa.

Slameto (2010: 54-59) mengemukakan bahwa faktor internal adalah faktor dalam

diri siswa yang mempengaruhi hasil belajarnya. Faktor internal dalam diri siswa yaitu:

(1) faktor jasmaniah, meliputi kesehatan organ tubuh dan cacat tubuh; (2)
faktor psikologis, meliputi inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, dan kesiapan; dan (3) faktor kelelahan, meliputi kelelahan jasmani
dan rohani (psikis).

Beberapa faktor internal yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran bahasa

Indonesia materi membaca intensif yaitu:

(1) kurangnya motivasi dan minat siswa terhadap pembelajaran bahasa


Indonesia materi membaca intensif; (2) siswa beranggapan bahwa pembelajaran
bahasa Indonesia materi membaca intensif membosankan; (3) rendahnya
pemahaman siswa terhadap materi membaca intensif; dan (4) ada beberapa
siswa yang belum lancar membaca.

1.3.2 Faktor Eksternal

Rifa’i dan Anni (2011: 97) mengemukakan bahwa faktor eksternal yang

mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu: (1) variasi dan tingkat kesulitan materi yang

dipelajari; (2) tempat belajar; (3) iklim; (4) suasana lingkungan; dan (5) budaya belajar

masyarakat. Faktor eksternal akan mempengaruhi kesiapan, proses, dan hasil belajar siswa.

Menurut Slameto (2010: 60-70), faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar

diri siswa yang mempengaruhi proses dan hasil belajar.

Rangsangan yang diberikan oleh faktor eksternal berpengaruh terhadap pengalaman

belajar siswa. Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu:

8
(1) Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomin keluarga, pengertian orang tua,
dan latar belakang kebudayaan; (2) faktor sekolah, meliputi metode mengajar,
kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin
sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung,
metode belajar, dan tugas rumah; (3) faktor masyarakat, meliputi kegiatan
siswa, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
Latar belakang keluarga siswa SD Negeri Wejang Ratung berasal dari keluarga

petani. Waktu untuk mendampingi anak dalam belajar sangat terbatas, bahkan kurang

memberikan perhatian terhadap kegiatan yang dilakukan anak. Lingkungan tempat tinggal

siswa berada di daerah pedesaan. Keadaan ekonomi, infrastruktur, dan pendidikan tidak

terlalu maju jika dibandingkan daerah perkotaan. Keadaan masyarakat juga sebagian tidak

begitu mengutamakan pendidikan. Hal tersebut sangat mempengaruhi motivasi dan

semangat belajar siswa.

Beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar membaca intensif

siswa kelas III SD Negeri Wejang Ratung yaitu:

(1) kurangnya variasi model pembelajaran yang digunakan guru dalam


pembelajaran membaca intensif; (2) guru menggunakan model pembelajaran
konvensional, seperti ceramah, pemberian tugasindividual, dan tanya jawab; (3)
teks bacaan yang disajikan guru belum memunculkan isu-isu (permasalahan)
faktual yang sedang terjadi; dan (4) kurangnya penguatan pembelajaran dari
guru baik penguatan emosional maupun simbolis.

1.4 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, terdapat beberapa

permasalahan yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Permasalahan tersebut berasal dari

dalam diri siswa (faktor internal) dan dari luar diri siswa (faktor eksternal). Permasalahan

yang muncul masih sangat luas, sehingga perlu dibatasi. Pembatasan masalah dilakukan

agar dalam penelitian ini memperoleh hasil yang maksimal. Peneliti membatasi

permasalahan pembelajaran membaca intensif yang berasal dari faktor eksternal saja.

Pembatasan permasalahan dari faktor eksternal difokuskan pada permasalahan performansi

guru, aktivitas, dan hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran CIRC.

9
1.5 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

(1) Apakah model pembelajaran CIRC dapat meningkatkan performansi guru dalam

pembelajaran materi membaca intensif pada siswa kelas III SD Negeri Wejang Ratung? (2)

Apakah model pembelajaran CIRC dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam

pembelajaran materi membaca intensif pada siswa kelas III SD Negeri Wejang Ratung? (3)

Apakah model pembelajaran CIRC dapat meningkatkan hasil belajar materi membaca

intensif pada siswa kelas III SD Negeri Wejang Ratung?

1.6 Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang terjadi serta diskusi bersama tim kolaborator,

peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK) kolaboratif untuk memecahkan

masalah tersebut. Penelitian ini difokuskan pada penerapan model pembelajaranCIRC pada

siswa kelas III SD Negeri Wejang Ratung Kabupaten Manggarai Timur. Penerapan

model pembelajaran CIRC diharapkan dapat meningkatkan hasil pembelajaran bahasa

Indonesia materi membaca intensif.

1.7 Tujuan Penelitian

1.7.1 Tujuan Umum

Tujuan umum merupakan tujuan yang masih bersifat umum dan menyeluruh yang

hendak dicapai dalam penelitian. Tujuan umum penelitian ini yaitu meningkatkan kualitas

pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar melalui model pembelajaran CIRC.

Kualitas pembelajaran yang dimaksud meliputi performansi guru, aktivitas, dan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran bahasaIndonesia di sekolah dasar.

1.7.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus merupakan tujuan yang lebih spesifik pada bagian tertentu, yang

10
hendak dicapai dalam penelitian. Tujuan khusus dalam penelitian tindakan kelas (PTK)

kolaboratif ini yaitu meningkatkan performansi guru dalam pembelajaran materi membaca

intensif pada siswa kelas III SD Negeri Wejang Ratung melalui model pembelajaran

CIRC. Penelitian ini juga bertujuan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran materi membaca intensif pada siswa kelas III SD Negeri Wejang Ratung

melalui model pembelajaran CIRC.

1.8 Manfaat Penelitian

1.8.2.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis merupakan manfaat yang diperoleh dalam bentuk teori dari penelitian

ini. Secara teori penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk

mengembangkan teori pembelajaran. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki

mutu pendidikan dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Hasil penelitian ini dapat pula

dijadikan referensi di bidang pendidikan, terutama dalam pembelajaran bahasa Indonesia

materi membaca intensif. Selain itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian empiris

atau acuan bagi penelitian lanjut yang lebih luas dan mendalam tentang model pembelajaran

CIRC.

1.8.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis merupakan manfaat yang diperoleh dari penelitian yang bersifat

praktik dalam pembelajaran. Manfaat praktis berkaitan dengan kontribusi yang diberikan

dalam penyelenggaraan penelitian terhadap subyek penelitian. Hasil penelitian ini

diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. Adapun pihak yang memperoleh manfaat

praktis dari penelitian ini antara lain: siswa, guru, sekolah, dan peneliti. Uraian mengenai

manfaat praktis bagi pihak-pihak yang terkait yaitu sebagai berikut.

11
1.8.2.1 Bagi Siswa

Dalam penelitian ini siswa merupakan salah satu subyek penelitian. Manfaat yang

dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu mempermudah pemahaman siswa dalam

pembelajaran bahasa Indonesia materi membaca intensif. Penerapan model pembelajaran

CIRC dapat membangkitkan keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat

memberikan dampak positif terhadap pembelajaran materi membaca intensif, sehingga

aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

1.8.2.2 Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan

profesionalisme guru. Manfaat yang diperoleh guru dari penelitian ini antara lain sebagai

bahan masukan dan informasi bagi guru dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran

bahasa Indonesia materi membaca intensif. Melalui penelitian ini pula diharapkan dapat

memotivasi guru dalam menerapkan model pembelajaraan CIRC dalam pembelajaran. Hasil

penelitian ini dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi guru dalam meningkatkan

performansinya.

1.8.2.3 Bagi Sekolah

Manfaat yang diperoleh sekolah yaitu menambah khasanah bacaan tentang model

pembelajaran CIRC yang bisa diterapkan untuk mata pelajaran di sekolah dasar. Sebagai

masukan bagi sekolah untuk meningkatkan kualitasnya berkaitan dengan perbaikan

pembelajaran. Hasil penelitian ini juga dapat memberikan informasi tentang pelaksanaan

PTK Kolaboratif yang dapat digunakan guru-guru dalam meningkatkan mutu sekolah.

1.8.2.4 Bagi Peneliti

Manfaat penelitian ini juga diperoleh peneliti. Manfaat bagi peneliti yaitu menambah

wawasan tentang penerapan model pembelajaran CIRC pada materi membaca intensif.

Selain menambah wawasan, penelitian ini juga menambah keterampilan dalam

menggunakan model CIRC pada materi membaca intensif.

12
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Hakikat Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan manusia sepanjang hidup. Pengertian

belajar telah banyak dikemukakan oleh beberapa ahli pendidikan. Morgan (1986) dalam

Suprijono (2012: 3) menyatakan “learning is any relatively permanent change in behavior

that is a result of past experience”. Pendapat tersebut diartikan bahwa belajar adalah

perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman. Pendapat

Morgan (1986) didukung oleh Kolb (1984) dalam Hansen (2009: 24) bahwa “learning as a

human adaptation process. It is a process whereby knowledge is created through the

transformation of experience”. Belajar sebagai proses adaptasi manusia. Proses tersebut

terjadi karena pengetahuan diciptakan melalui perubahan pengalaman.

Hamalik (2010: 37) berpendapat, “belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu

yang relatif mantap berkat pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan”. Slameto (2010: 2)

mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yangbaru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sependapat dengan Slameto (2010), Gagne dan

Berliner (1983) dalam Rifa’i dan Anni (2011: 82) menyatakan belajar merupakan suatu proses

dimana suatu organisme mengubah perilakunya sebagai hasil dari pengalaman.

Belajar merupakan perubahan perilaku yang dilakukan seseorang sebagai hasil dari

pengalaman hidupnya. Belajar terjadi karena adanya interaksi seseorang dengan lingkungan

sekitarnya. Rifa’i dan Anni (2011: 82-83) menyatakan bahwa belajar mengandung tiga unsur

utama, yaitu: (1) belajar berkaitan dengan perubahan perilaku; (2) perubahan perilaku itu terjadi

karena didahului oleh proses pengalaman; dan (3) perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif

13
permanen.

Berdasarkan pengertian belajar menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu yang relatif permanen. Perubahan tingkah

laku tersebut sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Perubahan

yang terjadi pada diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan. Satu perubahan yang terjadi

akan menyebabkan perubahan berikutnya.

2.1.2 Pembelajaran

Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning, berdasarkan makna leksikal

berarti proses, cara, perbuatan mempelajari (Suprijono 2012: 11). Sagala (2011: 61)

mengemukakan bahwa pembelajaran yaitu setiap kegiatan yang dirancanguntuk membantu

seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru. Peranan guru bukan hanya

memberikan informasi, melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar agar

tujuan belajar dapat tercapai. Menurut Suprijono (2012: 13), guru mengajar dalam

perspektif pembelajaran adalah guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didik untuk

mempelajarinya.

Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah antara pendidik dan peserta didik.

Mengajar dilakukan guru sebagai pendidik dan belajar dilakukan siswa sebagai peserta

didik. Fokus kegiatan pembelajaran di sekolah adalah mempelajari materi pelajaran yang

tersusun dalam kurikulum. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003 bab I pasal 1 ayat 20 yang menjelaskan bahwa “pembelajaran

merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar”. Dalam pembelajaran guru harus mampu memahami hakikat materi

pelajaran, sehingga dapat memanfaatkan sumber belajar yang tepat. Guru juga harus

memahami karakteristik siswa yang diajarnya, sehingga pembelajaran dapat berlangsung

dengan optimal.

Bruner (1960) dalam Sagala (2011: 63) menyatakan bahwa perlu adanya teori

14
pembelajaran yang akan menjelaskan asas-asas untuk merancang pembelajaran yang efektif

di kelas. Aunurrahman (2013: 34) mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan suatu

sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian

peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mendukung dan mempengaruhi

terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. Demikian pula Gagne (1992) dalam

Rifa’i dan Anni (2011: 192) menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian

peristiwa eksternal peserta didik yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar.

Peristiwa belajar yang dirancang oleh guru bertujuan agar peserta didik memproses

informasi nyata dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan beberapa pengertian pembelajaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mendukung proses

belajar siswa. Kegiatan pembelajaran dirancang dalam rangka mencapai tujuan belajar yang

telah ditetapkan. Dalam pembelajaran perlu adanya interaksi yang baik antara guru dan

siswa saat mempelajari materi pelajaran. Guru harus mampu merancang pembelajaran yang

sesuai dengan karakteristik siswa agar tujuan belajar dapat tercapai.

2.1.3 Performansi Guru

Smith (1982) dalam Rusman (2011: 50) menyatakan, “performance is output from

proceses, human or therwise”. Artinya performansi adalah hasil dari suatu wujud perilaku

seseorang atau organisasi dengan orientasi prestasi. Performansi dapat pula diartikan

prestasi kerja atau hasil unjuk kerja. Guru sebagai pendidik harus mampu menunjukkan

performansinya saat menjalankan profesinya. Hal tersebut perlu dilakukan agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai dengan optimal. Dalam Undang-Undang tentang Guru dan

Dosen Nomor 14 tahun 2005 Pasal 1 Ayat 1, dijelaskan bahwa “guru adalah pendidik

profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar,

15
dan menengah”.

Rifa’i dan Anni (2011: 5-7) menyatakan bahwa guru merupakan jabatanprofesional

dan memberikan layanan ahli yang menuntut persyaratan kemampuan yang secara akademik

dan paedagogis maupun profesional dapat diterima oleh semua pihak. Guru profesional

harus disiapkan melalui program pendidikan yang relatif panjang dan dirancang berdasarkan

standar kompetensi guru. Guru sebagai pendidik profesional harus memiliki empat

kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Kompetensi

guru atau performansi guru menurut Sudjana (2013: 18-20) sebagai berikut.

Kompetensi guru atau performansi guru artinya kemampuan guru dalam


berbagai keterampilan atau berperilaku seperti keterampilan mengajar,
membimbing, menilai, menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul atau
berkomunikasi dengan siswa, keterampilan menumbuhkan semangat belajar
siswa, keterampilan menyusun persiapan atau perencanaan mengajar,
keterampilan melaksanakan administrasi kelas, dan lain-lain.

Setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun harus memiliki empat kompetensi

guru. Keempat kompetensi guru tersebut merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisah-

pisahkan. Kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional saling melengkapi

satu sama lain. Guru yang baik harus memiliki keempat kompetensi tersebut. Keempat

kompetensi guru terpadu dalam diri seorang guru dan tercermin melalui karakterisktik

tingkah lakunya.

Guru sebagai pendidik profesional harus mampu meningkatkan performansinya.

Pengamatan performansi guru meliputi kemampuan guru dalammembuat perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran. Alat yang digunakan untuk penilaian kinerja guru atau

performansi guru yaitu Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). APKG 1 untuk menilai

rencana pembelajaran, sedangkan APKG 2 untuk menilai pelaksanaan pembelajaran.

Menurut Andayani et. al. (2009: 60-61), APKG 1mencakup enam butir pengukuran yaitu:

(1) merumuskan tujuan pembelajaran, (2) mengembangkan dan


mengorganisasikan materi, media pembelajaran, dan sumber belajar,
(3) merencanakan skenario kegiatan pembelajaran, (4) merancang
pengelolaan kelas, (5) merencanakan prosedur dan jenis penilaian,
(6) tampilan dokumen rencana pembelajaran.

16
APKG 2 digunakan untuk menilai kemampuan guru dalam melaksanakan

pembelajaran. Menurut Andayani et al, (2009: 73-75) APKG 2 mencakup tujuh butir

pengukuran sebagai berikut:

(1) mengelola ruang dan fasilitas pembelajaran, (2) melaksanakan kegiatan


pembelajaran menggunakan model tertentu, (3) mengelola interaksi kelas, (4)
bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif
siswa terhadap belajar, (5) mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam
pembelajaran mata pelajaran tertentu, (6) melaksanakan evaluasi pembelajaran
dan hasilbelajar, (7) kesan umum kinerja guru atau calon guru.

Berdasarkan uraian mengenai performansi guru, dapat disimpulkan performansi guru

pada hakikatnya kemampuan guru yang dituntut dari tugas dan tanggung jawabnya.

Performansi guru merupakan kemampuan yang mendukung tugas guru sebagai pendidik.

Dengan performansi yang dimiliki guru, siswa sebagai anak didik akan mampu

mengembangkan potensi dirinya secara optimal. Performansi guru tersebut yaitu

kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.

2.1.4 Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang dilakukan siswa selama kegiatan

pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar.

Tidak semua aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran dapat mendukung

tercapainya tujuan pembelajaran. Beberapa aktivitas siswa bahkan dapat mengganggu

proses pembelajaran. Slameto (2010: 36) mengemukakan bahwa aktivitas adalah kegiatan

siswa dalam berpikir dan berbuat, berupa kegiatan bertanya, mengajukan pendapat, dan

menimbulkan diskusi dengan guru.

Gagne (1985) dalam Suprijono (2012: 2) menyatakan belajar adalah perubahan

kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas dalam pembelajaran. Aktivitas

pembelajaran dalam bentuk interaksi edukatif antara pendidik dan peserta didik. Anak

usia sekolah dasar mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Anak usia sekolah dasar selalu

ingin melakukan eksplorasi terhadap lingkungan sekitarnya. Guru sebagai pendidik harus

17
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan aktivitas sesuai usianya dalam

pembelajaran.

Dierich (1952) dalam Hamalik (2010: 90-1) membagi delapan kelompok aktivitas

belajar, meliputi kegiatan-kegiatan visual, lisan (oral), mendengarkan, menulis,

menggambar, metrik, mental, dan emosional. Aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini

difokuskan pada kesiapan siswa mengikuti pembelajaran, keantusiasan, keberanian, dan

kemampuan mempresentasikan hasil kerja. Aktivitas belajar siswa yang juga diamati yaitu

kemampuan siswa bekerjasama dalam kelompok, kemampuan siswa dalam menindaklanjuti

pengetahuan yang diperoleh, serta ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas yang

diberikan guru.

Berdasarkan uraian mengenai aktivitas belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa

aktivitas belajar adalah seluruh kegiatan dalam proses interaksi antara guru dan siswa yang

dilakukan selama proses pembelajaran. Aktivitas belajar dilakukan untuk mencapai tujuan

belajar. Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran yakni adanya perubahan tingkah

laku pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

2.1.5 Hasil Belajar

Menurut Suprijono (2012: 5), hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai- nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Suprijono (2012: 7)

menambahkan, hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya

salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Rifa’i dan Anni (2011: 85) menyatakan bahwa

hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah

mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung

pada apa yang dipelajari oleh peserta didik.

Bloom (1956) dalam Rifa’i dan Anni (2011: 86-89) menyebutkan tiga taksonomi

ranah belajar sebagai berikut.

(1) Ranah kognitif (cognitive domain), berkaitan dengan hasil berupa

18
pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup
kategori pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan
(application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan penilaian
(evaluation); (2) Ranah afektif (affective domain), berkaitan dengan perasaan,
sikap, minat, dan nilai. Ranah afektif terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan
(receiving), penanggapan (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian
(organization), dan pembentukan pola hidup(organization by a value complex);
dan (3) Ranah psikomotorik (phychomotoric domain), berkaitan dengan
kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi obyek,
dan koordinasi syaraf. Penjabaran ranah psikomotorik ini sangat sukar karena
seringkali tumpang tindih dengan ranah kognitif dan afektif.

Berdasarkan pendapat para ahli mengenai hasi belajar, dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang berupa pengetahuan, sikap, dan

keterampilan. Hasil belajar diperoleh setelah melalui aktivitas dalam proses belajar

mengajar. Hasil belajar ditandai dengan perilaku yang menunjukan adanya perbedaan

pengetahuan dan pengalaman sebelum dan sesudah belajar.

2.1.6 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Desmita (2012: 35) mengemukakan, anak dengan rentang usia 6-12 tahun memiliki

karakteristik yang berbeda dengan anak yang usianya lebih muda maupun lebih tua. Anak

dengan rentang usia 6-12 tahun disebut dengan anak usia sekolah dasar. Usia anak sekolah

dasar berada dalam dua masa perkembangan, yaitu masa kanak-kanak tengah (6-9 tahun)

dan masa kanak-kanak akhir (10-12 tahun). Karakteristik anak usia sekolah dasar senang

bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau

melakukan sesuatu secara langsung. Piaget (1972) dalam Rifa’i dan Anni (2011: 26-30)

membagi perkembangan kognitif sebagai berikut:

1. Tahap sensori motorik (usia 0-2 tahun);

2. Tahap praoperasional (usia 2-7 tahun);

3. Tahap operasi konkret (usia 7-11 tahun); dan

4. Tahap operasi formal (usia 11 tahun sampai dewasa).

Berdasarkan tahap-tahap perkembangan kognitif yang dikemukakan Piaget (1972),

siswa kelas III SD usia 8-10 tahun berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini,

19
siswa kelas III SD mulai berpikir secara operasional. Siswa usia 8-10 tahun dapat

menggunakan berbagai simbol, melakukan berbagai bentuk operasional logika dalam bentuk

benda nyata. Siswa kelas III SD usia 8-10 tahun belum bisa berpikir secara abstrak. Mereka

menggunakan berbagai simbol dan benda nyata sebagai dasar untuk mulai berpikir dalam

aktivitasnya. Oleh karena itu, dalam pembelajaran hendaknya guru menggunakan benda

konkret maupun tiruan benda konkret. Hal ini bertujuan supaya penyampaian materi

pembelajaran dapat mudah diterima dan dipahami siswa.

Guru sebagai pendidik hendaknya memahami karakteristik siswa yang akan

diajarnya. Pemahaman tentang karakteristik siswa digunakan guru sebagai dasar dalam

memilih model pembelajaran yang akan diterapkan. Model pembelajaran CIRC sesuai

dengan karakteristik siswa kelas III SD. Siswa melakukan kegiatan membaca secara

terpadu. Siswa diajak bekerja dalam tim (kelompok) dan siswa mengalami sendiri kegiatan

pembelajarannya. Pembelajaran menggunakan model CIRC lebih menyenangkan dan

bermakna bagi siswa kelas III SD.

2.1.7 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Keraf (1980) dalam Rosdiana (2008: 1.12) mengatakan bahwa bahasa bukan

diturunkan melainkan dipelajari. Bahasa dapat digunakan untuk menyatakan ekspresi diri,

sebagai alat komunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi, dan adaptasi sosial, serta

sebagai alat utnuk mengadakan kontrol sosial. Pembelajaran bahasaadalah proses memberi

rangsangan belajar berbahasa kepada siswa dalam upaya siswa mencapai kemampuan

berbahasa. Kemampuan berbahasa dalam arti luas adalah kemampuan mengorganisasikan

pemikiran, keinginan, ide, pendapat, ataugagasan dalam bahasa lisan maupun tulis (Santosa

2010: 5.18). Menurut Susanto (2013: 245), pada hakikatnya pembelajaran bahasa Indonesia

diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa

Indonesia baik secara lisan maupun tulisan. Tarigan (2008: 1) menyatakan, keterampilan

berbahasa mencakup:

20
1. keterampilan menyimak/mendengarkan (listening skills);

2. keterampilan berbicara (speaking skills);

3. keterampilan membaca (reading skills); dan

4. keterampilan menulis (writing skills).

Badan Standar Nasional Pendidikan (2007: 81) menyatakan standar isi bahasa

Indonesia sebagai berikut: “pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya

kesastraan manusia Indonesia”. Susanto (2013: 245) memaparkan bahwa tujuan pelajaran

bahasa Indonesia di SD yaitu agar siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra

untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Tujuan khusus pengajaran bahasa Indonesia,

antara lain agar siswa memiliki kegemaran membaca, meningkatkan karya sastra untuk

meningkatkan karya sastra untuk meningkatkan kepribadian, mempertajam kepekaan,

perasaan, dan memperluas wawasan kehidupannya.

Berdasarkan penjelasan mengenai pembelajaran bahasa di atas, dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar memiliki tujuan yang jelas. Tujuan

utama pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar yaitu mempersiapkan siswa untuk

terampil berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran bahasa harus diarahkan agar siswa mampu menggunakan bahasa Indonesia

dengan baik dan benar secara lisan maupun tulisan. Oleh karena itu, pada pembelajaran

bahasa Indonesia di sekolah dasar guru hendaknya memperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan belajar bahasa.

2.1.8 Membaca Intensif

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut masyarakat gemar

21
membaca. Tujuannya jelas yaitu agar masyarakat dapat menyesuaikan diri dengan

perkembangan zaman. Burns et al (1996) dalam Rahim (2008: 1) mengemukakan bahwa

kemampuan membaca merupakan sesuatu yang vital dalam suatu masyarakat terpelajar.

Membaca semakin penting dalam kehidupan masyarakat yang semakin kompleks. Hal ini

terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS) yang

semakin cepat, sebagian besar informasi disampaikan melalui media cetak dan elektronik.

Penyampaian informasi lisan, biasanya juga masih disertai dengan tulisan.

Proses belajar yang efektif terbentuk melalui kegiatan membaca. Seseorang yang

gemar membaca akan mampu mencerna pengetahuan dan wawasan yang ada disekitarnya.

Kegiatan membaca akan meningkatkan kecerdasan seseorang sehingga mampu menjawab

tantangan hidup pada masa yang akan datang. Di samping itu, kemampuan membaca

juga merupakan tuntutan realitas kehidupan sehari-hari. Informasi tersebar melalui media

cetak dan elektronik setiap harinya. Hal ini menantang guru untuk menyiapkan bahan

bacaan yang bermutu bagi siswa dalam pembelajaran. Guru SD memiliki peran untuk

membekali siswa dengan kemampuan membaca yang memadai, terutama kemampuan

membaca intensif.

Rahim (2008: 2) mengemukakan, membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit

yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan

aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Hodgson (1960) dalam Tarigan

(2008: 7) mendefinisikan membaca adalah proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh

pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui media kata-

kata/bahasa tulis. Iskandarwassid dan Sunendar (2011: 246) berpendapat bahwa membaca

merupakan kegiatan untuk mendapatkan makna dari apa yang tertulis dalam teks.

Berdasarkan beberapa pendapat mengenai hakikat membaca di atas, dapat disimpulkan

bahwa membaca merupakan kegiatan untuk memahami makna kata-kata yang tertulis dalam

teks.

22
Tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi

(mencakup isi) dan memahami makna bacaan (Tarigan 2008: 9). Tujuan pembelajaran

membaca bagi siswa SD (tingkat pemula) menurut Iskandarwassid dan Sunendar (2011:

289), yaitu: (1) mengenali lambang-lambang (simbol-simbol bahasa); (2) mengenali kata

dan kalimat; (3) menemukan ide pokok dan kata-kata kunci; dan (4) menceritakan kembali

isi bacaan pendek.

Membaca intensif merupakan salah satu jenis membaca yang ditujukan untuk

mengetahui dan memahami teks secara mendalam. Menurut Brooks (1964) dalam

Tarigan (2008: 36), membaca intensif adalah studi saksama, telaah teliti, dan penanganan

terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua

sampai empat halaman setiap hari. Alshumaimeri (2011: 187) mengemukakan, “… reading

comprehension is viewed as the process of interpreting new information and assimilating

this information into memory structures”. Maksud pernyataan tersebut yaitu membaca

intensif dilihat sebagai proses pembaca dalam menginterpretasikan informasi baru dan

menggabungkan informasi tersebut ke dalam struktur memori. Antoniou dan Souvignier

(2007: 42) mengemukakan, “reading comprehension is therefore, a combination of

knowledge, and text-oriented constructions”. Pernyataan tersebut berarti membaca intensif

adalah kombinasi dari pengetahuan dan pembentukan makna berdasarkan teks.

Tarigan (2008) mengemukakan, secara garis besar membaca intensif dibagi menjadi

dua yaitu membaca telaah isi dan telaah bahasa. Uraian lebih lengkapnya sebagai berikut.

Kegiatan membaca telaah isi menuntut ketelitian, pemahaman, berpikir kritis,


serta keterampilan menangkap ide-ide yang tersirat dalam bahan bacaan.
Membaca telaah isi meliputi: (1) membacateliti; (2) membaca pemahaman; (3)
membaca kritis; dan (4) membaca ide. Membaca telaah bahasa menjadi dua,
yaitu: (1) Membaca bahasa, ditujukan untuk mengembangkan daya kata dan
kosa kata; dan (2) Membaca sastra, dalam membaca sastra ini perhatian
pembaca berpusat pada penggunaan bahasa dalam karya sastra. Apabila
seseorang dapat mengenal seluk beluk bahasa dalam karya sastra maka ia akan
lebih mudah memahami isi dari karya sastra yang dibacanya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca intensif merupakan

23
membaca dengan saksama, teliti dan penuh pemahaman. Kegiatan membaca intensif

berkaitan dengan kemampuan pembaca dalam membentuk makna berdasarkan teks. Dalam

membaca intensif, kejelasan pelafalan dan intonasi kurang diperhatikan. Membaca intensif

lebih mementingkan pemahaman terhadap teks yang dibacanya, sehingga informasi yang

diperoleh lengkap.

2.1.9 Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan

sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas (Ngalimun 2013: 27).

Suprijono (2012: 45-6) juga mengemukakan bahwa model pembelajaran merupakan

landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar

yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya

pada tingkat operasional di kelas. Arends dalam Suprijono (2012: 46) menambahkan, model

pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan

pembelajaran, tahap- tahap dalam kegiatan pembelajaran, dan pengelolaan di kelas.

Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi,

metode atau prosedur. Model pengajaran mempunyai empat ciri khusus yang membedakan

dengan strategi, metode atau prosedur. Kardi dan Nur (2007) dalam Ngalimun (2013: 8)

menyebutkan ciri-ciri model pembelajaran antara lain:

(1) rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya; (2) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa
belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai); (3) tingkah laku mengajar
yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil; dan
(4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai.

Berdasarkan uraian dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah suatu petunjuk guru dalam melakukan proses pembelajaran untuk

mencapai tujuan belajar yang sudah ditentukan. Suatu model pembelajaran yang dipilih guru

harus disesuaikan dengan karakteristik materi dan kondisi siswa. Pemahaman guru terhadap

karakteristik materi dan siswa sangat berpengaruh terhadap model pembelajaran yang

24
diterapkan. Kesesuaian model pembelajaran dan karakteristik siswa dapat menentukan

keberhasilan pembelajaran.

2.1.10 Model Pembelajaran Kooperatif

Lie (2010: 28) menyatakan bahwa salah satu model pembelajaran yang menarik dan

belum banyak diterapkan di sekolah yaitu pembelajaran kooperatif atau cooperative

learning. Menurut Slavin (2005: 8), dalam pembelajaran kooperatif siswa duduk bersama

dalam kelompok yang beranggotakan empat orang untuk menguasai materi yang

disampaikan guru. Peran guru dalam pembelajaran hanya memfasilitasi siswa agar dapat

mengembangkan potensi dirinya. Model pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan

pada siswa untuk meningkatkan keterampilan sosial.

Roger dan Johnson (1991) dalam Suprijono (2012: 58) menyatakan lima unsur

dalam pembelajaran kooperatif yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab

perseorangan, interaksi promotif, komunikasi antaranggota, dan pemrosesan kelompok.

Isjoni (2014: 20) menyebutkan ciri pembelajaran kooperatif antara lain.

(1) setiap anggota memiliki peran; (2) terjadi hubungan interaksi langsung
diantara siswa; (3) setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya
dan teman-teman kelompoknya; (4) guru membantu mengembangkan
keterampilan interpersonal kelompok; dan (5) guru hanya berinteraksi dengan
kelompok saat diperlukan.

Berdasarkan beberapa definisi yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang terstruktur dan

sistematis. Kelompok-kelompok kecil belajar dan bekerjasama untuk mempelajari materi

pelajaran dan menyelesaikan masalah demi mencapai tujuan bersama. Pembelajaran

kooperatif secara tidak langsung dapat melatih keterampilan sosial siswa. Pembelajaran

kooperatif lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa.

2.1.11 Model Pembelajaran CIRC

CIRC merupakan suatu model pembelajaran kooperatif yang umumnya digunakan

untuk pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar. Hal ini sesuai dengan pendapat Slavin

25
(2005: 200), CIRC merupakan sebuah program yang komprehensif untuk mengajari

pelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa pada kelas yang lebih tinggi di sekolah

dasar. Hal serupa juga diungkapkan oleh Yaman (1999) dalamDurukan (2011: 103) bahwa:

Cooperative integrated reading and composition (CIRC) technique, one of the


learning techniques based on cooperation, is designed to develop reading,
writing and other language skills in the upper grades of primary education.
CIRC technique presents a structure that increases not only opportunities for
direct teaching in reading and writing but also applicability of composition
writing techniques.
Maksud dari pendapat tersebut yaitu teknik CIRC, salah satu teknik pembelajaran

yang berbasis kerja sama, dirancang untuk mengembangkan membaca, menulis dan

keterampilan berbahasa yang lain di kelas tinggi pendidikan dasar. Teknik CIRC

menyajikan struktur yang meningkatkan peluang tidak hanya untuk pengajaran langsung

dalam membaca dan menulis, tetapi juga penerapan teknikpenulisan komposisi.

Slavin (2005: 203-206) mengemukakan tujuan utama dari CIRC yaitu menggunakan

tim-tim kooperatif untuk membantu siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan.

Unsur utama CIRC antara lain sebagai berikut.

(1) Kelompok membaca, terdiri dari dua atau tiga siswa berdasarkan tingkat
kemampuan membaca yang ditentukan oleh guru; (2) Tim, siswa
dikelompokkan dalam pasangan kelompok membaca yang terdiri dari dua
tingkat. Anggota tim menerima poin berdasarkan kinerja individual mereka pada
setiap kuis dan poin-poin inilah yang membentuk skor tim; (3) Kegiatan-kegiatan
yang berhubungan dengan cerita; (4) Pemeriksaan oleh pasangan, siswa yang telah
menyelesaikan semua kegiatan, diberi formulir tugas oleh pasangannya; dan (5) Tes,
siswa diberikan tes pemahaman terhadap cerita dan antarsiswa tidak boleh saling
membantu.

Dalam kegiatan yang berhubungan dengan cerita, siswa diperkenalkan cerita

tertentu. Cerita tersebut didiskusikan dalam kelompok membaca yang diarahkan oleh guru.

Setelah cerita diperkenalkan, siswa melakukan serangkaian kegiatan bersama

tim/kelompoknya. Slavin (2005: 207-8) mengemukakan tahap-tahap kegiatan yang

berhubungan dengan cerita meliputi:

(1) Membaca berpasangan


Siswa membaca cerita dalam hati dan kemudian secara bergantian
membaca cerita tersebut dengan keras bersama pasangannya, bergiliran

26
untuk tiap paragraf.
(2) Menulis cerita yang bersangkutan dan tata bahasa cerita
Siswa diberikan pertanyaan berkaitan dengan cerita. Pada akhir membaca,
siswa diminta menulis topik bacaan tersebut.
(3) Mengucapkan kata-kata dengan keras
Siswa diberi tugas mencari daftar kata-kata baru yang terdapat dalam cerita.
Mereka harus belajar membaca kata-kata ini dengan benar supaya tidak
salah dalam mengucapkannya.
(4) Makna kata
Siswa diberi tugas untuk mencari pengertian kata-kata baru yang terdapat
dalam cerita. Pengertian kata-kata tersebut ditulis dalam lembar kertas.
Siswa dapat menggunakan kamus untuk mencari pengertian kata-kata baru
tersebut.
(5) Menceritakan kembali cerita
Setelah membaca cerita dan mendiskusikan dalam kelompok membaca,
siswa merangkum cerita dalam bentuk tulisan.
(6) Ejaan
Siswa saling menguji daftar ejaan kata-kata satu sama lain dan saling
membantu untuk menguasai daftar tersebut.

Pembelajaran menggunakan model CIRC menuntut siswa bertanggung jawab

terhadap tugas kelompok. Setiap siswa mempunyai peran dalam kelompok masing- masing.

Suprijono (2012: 130-131) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran menggunakan

model pembelajaran CIRC yaitu sebagai berikut.

(1) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen.


(2) Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran.
(3) Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan
memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar
kertas.
(4) Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok.
(5) Guru membuat kesimpulan bersama siswa.
(6) Penutup.

Model CIRC dapat dikategorikan sebagai model pembelajaran terpadu. Dalam

model pembelajaran CIRC, keterampilan berbahasa yang terdiri dari keterampilan

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dipadukan. Saifulloh (2003) dalam Huda

(2013: 221) menyebutkan beberapa kelebihan model CIRC sebagai berikut.

(1) pengalaman dan kegiatan belajar siswa akan selalu relevan dengan tingkat
perkembangan anak; (2) kegiatan yang dipilih sesuai dan bertolak dari minat
dan kebutuhan siswa; (3) seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi siswa;
(4) pembelajaran terpadu dapat menumbuhkembangkan keterampilan berpikir
siswa; (5) pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis

27
(bermanfaat) sesuai permasalahan yang sering ditemui siswa; (6) pembelajaran
terpadu dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa;
(7) pembelajaran terpadu dapat menumbuhkembangkan interaksi sosial siswa;
dan (8) membangkitkan motivasi belajar serta memperluas wawasan guru
dalam mengajar.

Model pembelajaran CIRC selain memiliki kelebihan juga memiliki kelemahan.

Widyasari (2011) menyebutkan kelemahan model pembelajaran CIRC yaitu membutuhkan

waktu yang tidak sedikit dalam pelaksanaannya. Waktu tersebut digunakan pada saat

diskusi. Suasana kelas cenderung ramai karena sulitnya mengatur kelas untuk kondusif.

Dalam membentuk kelompok membaca, guru akan mengalami masalah. Siswa SD

memiliki kecenderungan lebih senang berkelompok dengan teman akrabnya. Hal ini dapat

menyulitkan guru dalam membentuk kelompok membaca berdasarkan tingkat kemampuan

membaca. Oleh karena itu, guru harus pandai mengatur waktu dan mampu menguasai

kondisi kelas. Apabila guru dapat mengatur waktu dan menguasai kelas, pelaksanaan

pembelajaran menggunakan model CIRC dapat berjalan dengan baik.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran CIRC merupakan model pembelajaran yang efektif untuk diterapkan dalam

mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya materi membaca intensif. Model pembelajaran

CIRC dapat memperluas pengalaman siswa dalam hal membaca melalui kerjasama dengan

kelompoknya. Siswa tidak hanya bisa membaca secara fisik saja, melainkan juga melibatkan

proses mental. Siswa dapat melatih keterampilan sosial, ingatan, pemahaman, pemecahan

masalah, dan sebagainya. Keterpaduan empat keterampilan berbahasa dapat memudahkan

siswa dalammemahami materi membaca intensif.

2.1.12 Penerapan Model Pembelajaran CIRC pada Materi Membaca Intensif

Penerapan model pembelajaran CIRC dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi

membaca intensif dilaksanakan dari kegiatan awal sampai akhir. Langkah- langkah

pembelajaran dikaitkan dengan kompetensi dasar yang menjadi fokus penelitian.

Kompetensi dasar pada penelitian ini yaitu menjawab dan mengajukan pertanyaan tentang

28
isi teks bacaan yang dibaca secara intensif. Guru memfasilitasi siswa dengan kegiatan

pembelajaran yang menyenangkan. Siswa lebih aktif dan terlibat penuh dalam pembelajaran

menggunakan model pembelajaran CIRC.

Model CIRC dapat menjadi model pembelajaran yang efektif apabila diterapkan

dengan langkah-langkah yang tepat. Guru perlu memahami unsur-unsur utama yang

terdapat di dalam model pembelajaran CIRC. Rahim (2008: 35) mengemukakan, model

pembelajaran kooperatif yang cocok untuk pembelajaran membaca adalah model

pembelajaran CIRC. Langkah-langkah penerapan model CIRC dalam pembelajaran bahasa

Indonesia materi membaca intensif anatara lain:

(1) Persiapan pembelajaran


Guru menyiapkan materi yang akan digunakan dalampembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran CIRC. Guru menyiapkan teks bacaan,
membuat Lembar Kegiatan Siswa (LKS), soal evaluasi, lembar jawaban,
dan lembar kunci jawaban tersebut. Guru membagi siswa menjadi dua
golongan, yaitu golongan siswa berkemampuan tinggi dan siswa
berkemampuan rendah.
(2) Membaca berpasangan
Guru mendemonstrasikan cara membaca teks bacaan yang akan dibaca
siswa. Guru menyuruh siswa membaca berpasangan teks bacaan. Siswa
bergantian saling membaca dan menyimak bacaan. Siswa mengoreksi
kesalahan membaca yang dilakukan pasangannya.
(3) Mengucapkan kata-kata dengan keras
Guru mengecek kesalahan-kesalahan siswa dalam membaca teks bacaan
yang diberikan. Guru bersama siswa mengucapkan kata- kata yang sukar
diucapkan secara tepat dengan keras.
(4) Mencari makna kata
Guru bersama siswa mencari makna kata-kata baru yang ada di teks bacaan
menggunakan kamus bahasa Indonesia.
(5) Menulis cerita yang bersangkutan dan tata bahasa cerita
Siswa dibagi menjadi beberapa tim/kelompok heterogen yang terdiri dari
siswaberkemampuan tinggi dan siswa berkemampuan rendah. Setiap tim
diberikan pertanyaan mengenai bacaan yang berupa lembar kerja siswa
(LKS) untuk dikerjakan. Setiap tim/kelompok mendiskusikan LKS
bersama- sama.
(6) Menceritakan kembali
Perwakilan setiap tim/kelompok memaparkan hasil diskusi dan hal-hal
penting dari bacaan di depan kelas. Tim/kelompok dengan skor tertinggi
akan memperoleh penghargaan.
(7) Ejaan
Guru bersama siswa menguji daftar ejaan kata-kata yang telah dipelajari.
Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari ejaan kata-kata yang telah
dipelajari tersebut.

29
(8) Pemeriksaan oleh pasangan
Siswa yang telah menyelesaikan semua kegiatan, diberi formulirtugas oleh
pasangannya. Siswa mengisi formulir tugas tersebut bersama pasangan
masing-masing.
(9) Tes
Pada akhir pembelajaran siswa diberikan tes evaluasi. Siswa tidak
diperbolehkan saling membantu.
2.2 Kajian Empiris

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya yaitu penelitian yang

dilakukan oleh: (1) Pratiwi (2013) yang berjudul “Penerapan Model Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC) untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman

Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN Pancakarya 01 Ajung Jember Tahun Ajaran

2013/2014”; (2) Linawati (2013) yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Membaca

Intensif dengan Model CIRC pada Siswa Kelas V SDN Mangkangkulon 01 Semarang”; (3)

Murtianis (2011) “Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Berita melalui

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

pada SiswaKelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan Magetan Tahun Ajaran 2010/2011”;

Pratiwi (2013) dari Universitas Jember melakukan penelitian tindakan kelas yang

berjudul “Penerapan Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Bahasa Indonesia Siswa Kelas V

SDN Pancakarya 01 Ajung Jember Tahun Ajaran 2013/2014”. Hasil penelitian

menunjukkan hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap siklus. Persentase

ketuntasan pada siklus I sebesar 64,3% naik sebanyak 23,8% dari prasiklus. Ketuntasan

hasil belajar siswa pada siklus II mencapai 76,2% naik sebanyak 11,9% dibandingkan

dengan siklus I. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dalam

pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran CIRC

mengalami peningkatan.

Linawati (2013) dari Universitas Negeri Semarang melakukan penelitian dengan

judul “Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif dengan Model CIRC pada Siswa Kelas

30
V SDN Mangkangkulon 01 Semarang”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan

guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar dalampembelajaran membaca intensif dengan model

CIRC mengalami peningkatan. Keterampilan guru pada siklus I mendapat skor 27, siklus II

30, dan siklus III menjadi 37. Aktivitas siswa pada siklus I, mendapat skor rata-rata 9,08,

siklus II 14,66, dan siklus III meningkat menjadi 18,8. Ketuntasan hasil belajar klasikal

siklus I 51,72%, siklus II 65,52%, dan pada siklus III meningkat menjadi 86,21%.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa dengan model pembelajaran CIRC

dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar dalam

pembelajaran bahasa Indonesia.

Penelitian-penelitian di atas memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan

peneliti, yaitu menerapkan model pembelajaran CIRC dalam pembelajaranbahasa Indonesia.

Perbedaannya terletak pada materi, subyek penelitian, dan pendekatan yang digunakan.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan materi membaca intensif dengan

subyek penelitian siswa kelas III SD Negeri Wejang Ratung Kabupaten Manggarai Timur

yang berjumlah 14 siswa. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan

kelas kolaboratif. Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti berkolaborasi bersama dengan

guru kelas untuk meningkatkan hasil pembelajaran bahasa Indonesia materi membaca

intensif.

Penelitian terdahulu digunakan sebagai acuan yang diharapkan dapat memberikan

kontribusi dalam penelitian ini. Pada penelitian ini model pembelajaran CIRC diterapkan

pada pembelajaran bahasa Indonesia materi membaca intensif. Peneliti ingin mengetahui

model pembelajaran CIRC terhadap peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia materi

membaca intensif. Penelitian dilakukan pada siswa kelas III SD Negeri Wejang Ratung

Kabupaten Manggarai Timur.

31
2.3 Kerangka Berpikir

Kajian materi dalam mata pelajaran bahasa Indonesia cukup banyak, hal tersebut

mengakibatkan siswa kurang tertarik mempelajarinya. Adanya anggapan bahwa bahasa

Indonesia merupakan pelajaran yang mudah mengakibatkan siswa kurang serius dalam

pembelajaran bahasa Indonesia. Guru dalam menyampaikan materi dalam pembelajaran

bahasa Indonesia menggunakan model pembelajaran konvensional, seperti ceramah,

pemberian tugas individual, dan tanya jawab. Pembelajaran semacam ini hanya berpusat

pada guru (teacher centered), sehingga siswa pasif dalam pembelajaran. Hal ini dapat

berakibat terhadap hasil belajar bahasaIndonesia menjadi kurang optimal.

Permasalahan dalam pembelajaran bahasa Indonesia juga terjadi di SD Negeri

Wejang Ratung Kabupaten Manggarai Timur. Untuk mengatasi permasalahan tersebut,

perlu adanya inovasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Salah satu model pembelajaran

yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran bahasa Indonesia yaitumodel pembelajaran

CIRC. Penerapan model CIRC dapat memberikan variasi dalam pembelajaran bahasa

Indonesia. Kemampuan guru dalam mengajar juga dapat meningkat dengan melaksanakan

pembelajaran yang bervariasi. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia

materi membaca intensif dapat meningkat dengan menerapkan model pembelajaran CIRC.

Berdasarkan uraianyang telah dikemukakan, dapat dibaca alur pemikirannya dalam bentuk

bagan sebagai berikut.

32
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir

2.4 Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yangdibuat oleh

peneliti. Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah: ”Penerapan model pembelajaran CIRC dapat meningkatkan hasil

pembelajaran materi membaca intensif pada siswa kelas III SD Negeri Wejang Ratung

Kabupaten Manggarai Timur”.

33
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan

belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas

dan terjadi secara bersamaan (Arikunto et al. 2014: 2). Menurut Kunandar (2008: 41),

penelitian tindakan kelas (PTK) memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk

meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) kolaboratif, artinya penelitian

yang dilakukan peneliti bekerja sama dengan guru kelas dan kepala sekolah (teman

sejawat guru). Menurut Saminanto (2010: 7), PTK boleh dilakukan secara kolaboratif

dengan prosedur peneliti dan guru berdiskusi untuk menemukan pemecahan terhadap

permasalahan. Peneliti bersama guru membuat perencanaan penelitian, kemudian guru

melaksanakan perbaikan pembelajaran. Prosedur PTK menurut Arikunto et al (2014: 16)

dapat dibaca pada bagan berikut.

Bagan 3.1. Prosedur PTK

Penelitian tindakan kelas (PTK) kolaboratif ini dilakukan dalam dua siklus.

3
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan siklus I yang terdiri dari empat tahap. Tahap pertama

yaitu mengidentifikasi dan menganalisis masalah untuk menyusun rencana tindakan. Tahap

selanjutnya peneliti melaksanakan rencana tindakan yang telah disusun dan dilanjutkan

dengan observasi pada waktu pelaksanaan tindakan berlangsung. Tahap terakhir pada siklus

I yaitu refleksi. Menurut Arikunto et al (2014: 133) refleksi adalah kegiatan mengulas secara

kritis (reflective) mengenai perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas, dan guru.

Setelah pelaksanaan siklus I, diketahui keberhasilan dan hambatan yang dialami. Langkah

berikutnya yaitu menentukan tindakan untuk mengatasi hambatan tersebut. Peneliti

menemukan kekurangan pada siklus I, oleh karena itu peneliti menyempurnakannya dengan

melaksanakan siklus II.

Siklus II merupakan pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I. Kegiatan yang

dilakukan pada siklus II sama seperti kegiatan siklus I. Perbedaannya yaitu sudah dilakukan

perbaikan-perbaikan berdasarkan hambatan dan kegagalan yang pada siklus I. Perbaikan

bertujuan untuk memperbaiki hambatan dan kegagalan yang ditemukan pada siklus I. Hasil

penelitian pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Langkah

selanjutnya yaitu pemaknaan dan penyimpulan hasil penelitian tanpa melaksanakan siklus

lanjutan. Pemaknaan dan penyimpulan harus dilakukan dengan teliti berdasarkan data yang

diperoleh.

3.2 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Kolaboratif

Penelitian tindakan kelas (PTK) kolaboratif memiliki prosedur yang terdiri dari

perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Menurut Trianto (2011: 67), perencanaan memiliki

tujuan menemukan permasalahan, selanjutnya dicarikan solusi. Sunendar (2005) dalam

Trianto (2011: 67) menyatakan perencanaan yang dimaksud yaitu perencanaan di luar

pelaksanaan tindakan, oleh sebab itu ada sebagian ahli yang menyebut tahap ini sebagai

tahap Pra-PTK. Menurut Rustam dan Mudilarto (2004) dalam Trianto (2011: 68), tahap

perencanaan PTK terdiri dari mengidentifikasi masalah, menganalisis dan merumuskan

3
masalah, serta merencanakan perbaikan. Pelaksanaan merupakan langkah-langkah

alternatif yang diambil sebagai solusi dalam menyelesaikan permasalahan. Tahap

pelaksanaan PTK meliputi penetapan fokus permasalahan, perencanaan tindakan,

pelaksanaan tindakan, observasi dan pengumpulan data, serta refleksi. Tindakan akhir yang

dilakukan yaitu penyusunan laporan hasil penelitian sebagai bentuk pertanggungjawaban

peneliti. Prosedur penelitian tindakan kelas (PTK) kolaboratif akan diuraikan sebagai

berikut.

3.2.1 Mengidentifikasi Masalah

Saminanto (2010: 9) menyatakan bahwa identifikasi masalah merupakan langkah

pertama dalam serangkaian prosedur penelitian. Identifikasi masalah merupakan tahap

penting dalam pelaksanaan penelitian. Identifikasi masalah dilakukan untuk mengetahui

masalah yang terjadi berkaitan dengan pembelajaran. Aspek penting pada tahap ini yaitu

menghasilkan gagasan awal mengenai permasalahan aktual yang terjadi dalam

pembelajaran. Masalah yang ditemukan guru biasanya berkaitan dengan pengelolaan kelas

selama pembelajaran. Permasalahan yang terjadi saling berkaitan satu sama lain, sehingga

pemecahan masalah yang diajukan harus mampu memecahkan semua permasalahan yang

terjadi.

3.2.2 Menganalisis dan Merumuskan Masalah

Menganalis masalah merupakan kegiatan untuk mengetahui penyebab terjadinya

masalah. Penyebab munculnya masalah dapat berasal dari guru, siswa, materi ajar, sumber

belajar, dan faktor lainnya. Penyebab munculnya masalah harus diketahui supaya dapat

menentukan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Trianto (2011: 69)

menyatakan bahwa masalah yang masih bersifat umum perlu dirumuskan supaya lebih jelas

dan spesifik. Analisis masalah yang jelas akan menghasilkan perumusan masalah yang

benar. Rumusan masalah bertujuan untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang akan

diteliti. Perumusan masalah memudahkan peneliti untuk menentukan tindakan pemecahan

masalah yang tepat. Pada tahap ini diperlukan pengkajian sistematis terhadap masalah yang
3
terjadi.

3.2.3 Merencanakan Perbaikan

Guru merancang tindakan perbaikan yang dilakukan untuk mengatasi masalah

berdasarkan penyebab timbulnya masalah. Trianto (2011: 71) menyatakan bahwa guru dapat

mengacu pada teori yang relevan, bertanya kepada ahli terkait, dan berkonsultasi dengan

supervisor dalam merancang tindakan. Ahli terkait meliputi ahli pembelajaran, ahli

bidang studi, atau pembelajaran bidang studi. Rencana tindakan perbaikan dituangkan dalam

rencana pembelajaran.

3.2.4 Penetapan Fokus Permasalahan

Penelitian tindakan kelas dimulai dari adanya masalah yang terjadi di kelas.

Permasalahan yang dipilih untuk diteliti yaitu permasalahan yang mendesak untuk diatasi.

Trianto (2011: 69) menyatakan bahwa permasalahan yang diangkat sebagai masalah PTK

harus benar-benar merupakan masalah yang perlu dipecahkan serta memberi manfaat.

Permasalahan dapat bersumber dari siswa, guru, bahan ajar, kurikulum, hasil belajar, dan

interaksi pembelajaran. Permasalahan kemudian dianalisis lebih lanjut supaya peneliti dapat

mengenali masalah-masalah tersebutlebih mendalam.

3.2.5 Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan memanfaatkan secara optimal teori-teori yang relevan dan

pengalaman yang diperoleh dalam kegiatan pembelajaran. Perencanaan bertujuan agar

tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Trianto (2011: 77)

berpendapat bahwa tahap perencanaan tindakan terdiri dari kegiatan-kegiatan berikut.

(1) Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban


berupa rumusan hipotesis tindakan.
(2) Menentukan cara yang tepat untuk menguji hipotesis tindakan dengan
menjabarkan indikator-indikator keberhasilan sertainstrume pengumpul
data yang dapat dipakaiuntukmenganalisis indikator keberhasilan itu.
(3) Membuat secara rinci rancangan tindakan yang akan dilaksanakan
mencakup: (a) Bagian isi mata pelajaran dan bahan belajarnya; (b)
Merancang strategi dan skenario pembelajaran sesuai tindakan yang dipilih;
(c) Menetapkan indikator ketercapaian dan menyusun instrumen
pengumpul data.

3
3.2.6 Pelaksanaan Tindakan

Rancangan skenario pembelajaran diterapkan pada tahap pelaksanaan tindakan.

Tahap ini harus dilakukan sebaik mungkin supaya hasil yang diperoleh optimal. Guru

sebagai pelaksana tindakan harus menerapkan tindakan sesuai dengan perencanaan sehingga

kegiatan pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai tujuan.

3.2.7 Observasi dan Pengumpulan Data

Tahap observasi dan pengumpulan data dilakukan secara bersamaan pada saat

pelaksanaan tindakan. Trianto (2011: 78) menyatakan bahwa pengamatan dilakukan pada

waktu tindakan sedang berlangsung. Peneliti atau guru melakukan pengamatan dan

mencatat hal-hal yang diperlukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hal yang perlu

diamati dalam penelitian meliputi aktivitas belajar siswa serta performansi guru dalam

pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan pengamatan dilakukan dari awal hingga akhir

pembelajaran. pembelajaran. Data yang telah terkumpul memerlukan analisis lebih lanjut

untuk memudahakan dalam penarikan kesimpulan.

3.3 Siklus Penelitian

Empat tahap penelitian tindakan kelas merupakan unsur untuk membuat sebuah

siklus. Menurut Arikunto et al (2014: 20), siklus yaitu satu putaran kegiatan beruntun, yang

kembali ke langkah semula. Siklus adalah bentuk tindakan dalam penelitian yang di

dalamnya harus memuat empat tahap penting yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,

dan refleksi. Bentuk kegiatan pada penelitian tindakan kelas bukan berupa kegiatan tunggal,

melainkan kegiatan yang terus berputar.

Penelitian tindakan kelas kolaboratif ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap

siklus dibagi menjadi dua pertemuan, untuk pembelajaran dan tes formatif. Menurut

Nurgiantoro (2013: 114), tes formatif dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung

pada setiap akhir kompetensi dasar atau pokok bahasan.

Tes formatif dimaksudkan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam


3
mencapai tujuan dari pokok bahasan yang baru diselesaikan. Pelaksanaan tes formatif

dilakukan di setiap akhir siklus. Setiap pertemuan membutuhkan waktu 2 x 35 menit,

sehingga keseluruhan PTK kolaboratif membutuhkan waktu 8 x 35 menit. Uraian masing-

masing siklus dikemukakan sebagai berikut.

3.3.1 Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Masing-masing pertemuan

dilaksanakan selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Siklus I digunakan untuk

menjelaskan materi pengertian dan fungsi membaca intensif. Hal yang perlu dilakukan guru

yaitu mendemonstrasikan cara membaca intensif kepada siswa. Tahapan siklus I meliputi:

(1) perencanaan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) pengamatan; dan (4) refleksi. Kegiatan siklus

I diuraikan sebagai berikut.

3.3.1.1 Perencanaan

Tahap perencanaan dilakukan oleh guru kelas dan peneliti. Perencanaan dilakukan

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Kegiatan yang dilakukan yaitu

berdiskusi menyusun rencana kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia materi membaca

intensif melalui penerapan model CIRC. Perencanaan dalam penelitian ini meliputi: (1)

mengidentifikasi masalah, mendiagnosis masalah, dan mengembangkan pemecahan

masalah; (2) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia materi

membaca intensif melalui penerapan model CIRC; (3) menyusun dan menyiapkan materi

ajar, sumber belajar, lembar kerja siswa(LKS), dan media pembelajaran; (4) menyiapkan tes

formatif siklus I; dan (5) menyusun lembar pengamatan aktivitas siswa dan performansi

guru.

3.3.1.2 Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan yaitu rencana yang sudah disusun mulai dilaksanakan

oleh guru kelas. Pelaksanaan tindakan terdiri dari tiga kegiatan utama yaitu pendahuluan,

inti, dan penutup. Pada saat pelaksanaan tindakan, guru kelas menerapkan model

pembelajaran CIRC dalam proses pembelajaran. Pertemuan pertama selama dua jam

3
pelajaran (2 x 35 menit) digunakan untuk penanaman konsep mengenai membaca intensif

dan pembagian tim/kelompok. Pertemuan kedua selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit)

digunakan memantapkan konsep membaca intensif dan melasanakan tes formatif siklus I.

3.3.1.3 Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh guru kelas, peneliti, dan kepala sekolah atau teman

sejawat guru. Pengamatan dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung. Guru kelas

melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa. Peneliti dan kepala sekolah

melakukan pengamatan terhadap performansi guru saat pembelajaran.

Sesuai tujuan penelitian ini, maka pengamatan difokuskan pada performansi guru

dalam pembelajaran menggunakan model CIRC. Pengamatan performansi guru

menggunakan Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Kepala sekolah memberikan

penilaian terhadap performansi guru menggunakan APKG I dan APKG II. APKG I untuk

menilai rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan APKG II untuk menilai pelaksanaan

pembelajaran.

Aktivitas belajar siswa saat pembelajaran berlangsung harus selalu diamati. Aktivitas

siswa merupakan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran klasikal mulai dari awal

sampai akhir pembelajaran. Pengamatan aktivitas belajar siswa menggunakan lembar

observasi aktivitas siswa. Aspek yang diamati meliputi: (1) kesiapan siswa dalam mengikuti

pembelajaran; (2) keantusiasan siswa selama proses pembelajaran; (3) kemampuan siswa

dalam bertanya; (4) kemampuan siswa dalam bekerjasama dengan kelompok; (5)

keterlibatan siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan model CIRC; (6)

kemampuan siswa dalam menindaklanjuti pengetahuan yang diperoleh; dan (7) ketekunan

siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru.

3.3.1.4 Refleksi

Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis semua kegiatan yang dilakukan

pada siklus I. Analisis digunakan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan performansi

guru, aktivitas, dan hasil belajar siswa. Hasil refleksi siklus I digunakan untuk
4
merencanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II. Hal-hal yang masih efektif untuk

diterapkan dalam pembelajaran akan dilakukan lagi pada siklus II. Kekurangan-kekurangan

yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran akan direvisi untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran siklus II.

3.3.2 Siklus II

Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Masing-masing pertemuan

dilaksanakan selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Tahapan pada siklus II meliputi: (1)

perencanaan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) pengamatan; dan (4) refleksi. Uraian mengenai

kegiatan siklus II adalah sebagai berikut.

3.3.2.1 Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan pada siklus II merupakan penyempurnaan siklus

Perencanaan disusun berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Kegiatan yang dilakukan

pada siklus II yaitu: (1) mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul pada saat

pembelajaran siklus I berlangsung, serta menyusun penyelesaian masalah tersebut; (2)

menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia materi membaca intensif

melalui penerapan model CIRC; (3) menyusun dan menyiapkan materi ajar, sumber belajar,

lembar kerja siswa (LKS), dan media pembelajaran; (4) menyiapkan tes formatif siklus I;

dan (5) Menyusun lembar pengamatan aktivitas siswa dan performansi guru.

3.3.2.2 Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan yaitu rencana yang sudah disusun mulai dilaksanakan

oleh guru kelas. Pelaksanaan tindakan terdiri dari tiga kegiatan utama yaitu pendahuluan,

inti, dan penutup. Pada saat pelaksanaan tindakan, guru kelas menerapkan model

pembelajaran CIRC dalam proses pembelajaran. Pertemuan pertama selama dua jam

pelajaran (2 x 35 menit) digunakan untuk menjelaskan materi langkah-langkah membaca

intensif. Pertemuan kedua selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit) digunakan untuk

melaksanakan kegiatan membaca intensif dan tes formatif siklus II. Pelaksanaan tes formatif

hanya dilakukan di setiap akhir siklus.

4
3.3.2.3 Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh guru kelas, peneliti, dan kepala sekolah atau teman

sejawat guru. Pengamatan dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung. Guru kelas

melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa. Peneliti dan kepala sekolah

melakukan pengamatan terhadap performansi guru saat proses pembelajaran.

Sesuai tujuan penelitian ini, maka pengamatan difokuskan pada performansi guru

dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CIRC. Pengamatan

performansi guru menggunakan Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Kepala sekolah

memberikan penilaian terhadap performansi guru menggunakan APKG I dan APKG II.

APKG I untuk menilai rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan APKG II untuk

menilai pelaksanaan pembelajaran. Kepala Sekolah mengamati pelaksanaan pembelajaran

mulai dari kegiatan awal sampai akhir.

Aktivitas siswa merupakan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran klasikal

mulai dari awal sampai akhir pembelajaran. Pengamatan aktivitas belajar siswa

menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. Aspek yang diamati meliputi:

(1) kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran; (2) keantusiasan siswa selama

proses pembelajaran; (3) kemampuan siswa dalam bertanya; (4) kemampuan siswa

dalam bekerjasama dengan kelompok; (5) keterlibatan siswa dalam mengikuti

pembelajaran menggunakan model CIRC; (6) kemampuan siswa dalam

menindaklanjuti pengetahuan yang diperoleh; dan (7) ketekunan siswa dalam

menyelesaikan tugas.

3.3.2.4 Refleksi

Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis semua kegiatan yang dilakukan

pada siklus II. Analisis digunakan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan performansi

guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Hasil refleksi siklus II menunjukkan hasil yang

baik dan cukup memuaskan. Indikator keberhasilan sudah dapat tercapai pada siklus II,

sehingga tidak dilakukan siklus lanjutan.

4
3.4 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah variabel penelitian yang diamati selama proses

penelitian. Subjek penelitian tindakan kelas ini yaitu guru dan siswa kelas III SD

Wejang Ratung Kabupaten Manggarai Timur Tahun Pelajaran 2020/2021. Guru

berperan sebagai pelaksana tindakan selama proses pembelajaran berlangsung. Jumlah

siswa yang diteliti sebanyak 14 siswa, terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 6 siswa

perempuan. Peneliti mengambil subjek penelitian tersebut karena ditemukan

permasalahan berupa rendahnya hasil belajar membaca intensif. Permasalahan tersebut

harus segera diselesaikan sehingga hasil belajar siswa materi membaca intensif akan

meningkat. Selengkapnya data siswa kelas III SD Negeri Wejang Ratung terdapat pada

lampiran 1.

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian

Pada bagian ini menguraikan mengenai tempat dan waktu yang digunakan

untuk penelitian tindakan kelas (PTK) kolaboratif. Tempat yang digunakan untuk

penelitian yaitu ruang kelas SD Negeri Wejang Ratung, Kelurahan Golo Wangkung,

Kecamatan Congkar, Kabupaten Manggarai Timur. Penelitian dilaksanakan pada bulan

Februari sampai bulan Maret tahun 2021. Faktor yang diteliti pada penelitian ini yaitu

performansi guru, aktivitas, dan hasil belajar siswa. Penelitian ini difokuskan pada

pembelajaran bahasa Indonesia. Materi yang digunakan dalam penelitian yaitu

membaca intensif pada siswa kelas III semester II tahun pelajaran 2020/2021. Peneliti

menggunakan model pembelajaran CIRC untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di

SD Negeri Wejang Ratung.

3.6 Data

Pada bagian ini peneliti akan mengemukakan mengenai data dan teknik

pengumpulan data. Data digunakan untuk mengetahui hal-hal yang diperlukan pada

4
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini. Data yang digunakan pada penelitian ini meliputi

data kuantitatif dan data kualitatif. Data tersebut yaitu tentang performansi guru, aktivitas,

dan hasil belajar siswa. Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan untuk

memperoleh data yang diperlukan oleh peneliti dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas

ini. Hal-hal yang akan dibahas dalam bagian ini meliputi: (1) sumber data; (2) jenis data;

(3) teknik pengumpulan data; dan (4) instrumen penelitian. Uraian data dan pengumpulan

data sebagai berikut.

3.6.1 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek yang digunakan untuk mengumpulkan data

penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa sumber.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: (1) guru; (2) siswa; dan (3)

dokumen. Uraian ketiga sumber data tersebut sebagai berikut.

3.6.1.1 Guru

Data dari guru berupa data performansi guru selama pelaksanaan siklus I dan Data

performansi guru diperoleh dari hasil observasi terhadap kemampuan guru dalam menyusun

Rencana Pelaksanaann Pembelajaran (RPP) dan performansi guru dalam pelaksanaan

pembelajaran. Pengamatan terhadap RPP ini dinilai dari kemampuan guru dalam

merencanakan segala sesuatu yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pengukuran

terhadap performansi guru selama pembelajaran dalam menerapkan model pembelajaran

CIRC dapat diamati dengan Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Terdapat dua

jenis APKG, yaitu APKG I untuk kemampuan merencanakan pembelajaran dan APKG II

untuk pelaksanaan pembelajaran.

Penilaian perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru terdiri dari enam aspek

yang dinilai dengan skor maksimal masing-masing aspek adalah empat. Pengamatan

terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru terdiri dari tujuh aspek dengan

skor maksimal masing-masing aspek adalah empat. APKG yang digunakan adalah APKG

yang telah disesuaikan dengan penerapan model pembelajaran CIRC.

4
3.6.1.2 Siswa

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu siswa kelas III SD Negeri

Wejang Ratung Kabupaten Manggarai Timur. Pada kelas III SD Negeri Wejang Ratung

Kabupaten Manggarai Timur terdapat 14 siswa. Adapun 14 siswa tersebut terdiri dari siswa

laki-laki yang berjumlah 8 siswa dan siswa perempuan yang berjumlah 6 siswa.

Data yang bersumber dari siswa berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data

kuantitatif berasal dari nilai hasil belajar siswa materi membaca intensif. Data kualitatif

berupa data aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran menggunakan model

CIRC. Nilai hasil belajar siswa diperolah melalui tes formatif yang dilaksanakan pada akhir

setiap siklus.

Data aktivitas siswa diperoleh melalui pengamatan terhadap aspek-aspek yang

dilakukan siswa selama pembelajaran. Aspek yang diamati yaitu: (1) kesiapan siswa dalam

mengikuti pembelajaran; (2) keantusiasan siswa selama proses pembelajaran; (3)

keberanian siswa dalam bertanya; (4) kemampuan siswa dalam bekerjasama dengan

kelompok; (5) kemampuan siswa melaksanakan model pembelajaran CIRC; (6) kemampuan

siswa dalam menindaklanjuti pengetahuan yang diperoleh; dan (7) ketekunan siswa dalam

menyelesaikan tugas. Setiap aspek yang diamati terdiri dari empat deskriptor, sehingga

masing-masing aspek mempunyaiskor maksimal 4. Skor yang diperoleh tersebut kemudian

dikonversikan menjadi nilai aktivitas belajar siswa.

3.6.1.3 Dokumen

Sugiyono (2013: 326) mengemukakan, dokumen merupakan catatan peristiwa yang

sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang. Dokumen digunakan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian,

meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film

dokumenter, dan data penelitian yang relevan. Dokumen pada penelitian ini meliputi daftar

nama siswa, daftar hasil belajar siswa, hasil pengamatan aktivitas belajar siswa, APKG 1,

APKG 2, serta RPP. Dokumen berupa daftar hasil belajar siswa berisi nilai ulangan akhir

4
semester I tahun pelajaran 2020/2021. Selengkapnya daftar hasil belajar siswa dapat dibaca

pada lampiran 2.

3.6.2 Jenis Data

3.6.2.1 Data kuantitatif

Pada penelitian ini, data kuantitatif berisi dokumen nilai hasil belajar siswa. Nilai

tersebut diperoleh dari nilai ulangan akhir semester I sebelum menggunakan model CIRC

serta nilai hasil tes formatif pada akhir siklus I dan II. Arikunto et al (2014: 131)

menyatakan bahwa data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) dapat dianalisis secara

deskriptif. Penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif. Pengertian analisis

statistik deskriptif yaitu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau

fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang

dicapai siswa dalam pembelajaran.

Data kuantitatif berupa hasil tes formatif digunakan untuk mengetahui tingkat

ketercapaian siswa terhadap materi membaca intensif. Nilai berupa angka dari hasil tes

formatif dijadikan dasar menentukan keberhasilan dalam melaksanakan pembelajaran. Data

kuantitatif juga digunakan untuk menentukan hasil belajar rata- rata kelas dan persentase

tuntas belajar klasikal.

3.6.2.2 Data kualitatif

Data kualitatif merupakan data hasil penelitian yang lebih berkenaan dengan

interpretasi terhadap fakta-fakta yang diperoleh di lapangan (Sugiyono 2013: 7). Data

kualitatif dapat berwujud pernyataan atau berupa kata-kata. Arikunto et al (2014: 131)

menyatakan bahwa data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang

memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata

pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru

(afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan

diri, motivasi belajar dan sejenisnya, dapat dianalisis secara kualitatif. Data kualitatif pada

penelitian ini berupaperformansi guru dan aktivitas belajar siswa. Data kualitatif diperoleh

4
menggunakan lembar pengamatan yang dilakukan pada siklus I dan siklus II. Performansi

guru diamati menggunakan APKG 1 untuk RPP dan APKG 2 untuk pelaksanaan

pembelajaran.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

3.7.1 Teknik Tes

Tes secara sederhana dapat diartikan sebagai himpunan pertanyaan yang harus

dijawab, pernyataan-pernyataan yang harus dipilih/ditanggapi, atau tugas-tugas yang harus

dilakukan oleh peserta tes dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek tertentu dari peserta

tes (Poerwanti et al. 2008: 4-3). Teknik tes dalam proses pengumpulan data pada penelitian

ini dilakukan setiap selesai pembelajaran setiap siklus. Teknik tes yang digunakan adalah tes

formatif. Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus, berarti pelaksanaan tes formatif

sebanyak dua kali.

Tes formatif pada penelitian ini terdiri dari soal pilihan ganda materi membaca

intensif. Pada penelitian ini, kemampuan berbahasa yang diukur yaitu kemampuan

membaca.

3.7.2 Teknik Nontes

3.7.2.1 Observasi

Pelaksanaan observasi dilakukan oleh peneliti dan guru mitra sebelum penelitian

dan pada saat pembelajaran berlangsung. Observasi sebelum penelitian berupa

wawancara tidak terstruktur yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru kelas untuk

mengumpulkan data awal penelitian. Instrumen wawancara berupa lembar pedoman

wawancara observasi tidak terstruktur.

Pelaksanaan observasi dilakukan untuk mengetahui performansi guru dan aktivitas

belajar siswa selama pembelajaran menggunakan model CIRC. Pengamatan terhadap

performansi guru dilakukan oleh kepala sekolah atau teman sejawat guru. Penilaian

performansi guru menggunakan APKG I untuk menilai RPP dan APKG II untuk menilai

4
pelaksanaan pembelajaran.

3.7.2.2 Dokumen

Data yang digunakan pada penelitian ini juga diperoleh dari dokumen. Dokumen

digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi. Dokumen pada

penelitian ini yaitu daftar nama siswa kelas III SD Negeri Wejang Ratung Kabupaten

Manggarai Timur tahun pelajaran 2020/2021. Dokumen penelitian ini dilengkapi dengan

daftar nilaihasil ujian akhir semester I mata pelajaran bahasa Indonesia.

3.8 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan seperangkat alat-alat yang digunakan dalam

penelitian. Terdapat tiga instrumen pada penelitian ini, yaitu: (1) Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP); (2) instrumen tes; dan (3) instrumen nontes. Uraian mengenai ketiga

instrumen tersebut sebagai berikut.

3.8.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Penelitian ini dilakukan dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan.

Setiap siklus dilakukan pembelajaran dan tes formatif di akhir siklus. Selama penelitian

berlangsung dilakukan dua kali tes formatif. Setiap kegiatan pada penelitian ini harus

direncanakan dengan baik. Perencanaan yang dilakukan berupa perencanaan pembelajaran

yang disebut dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Secara lebih lengkap

mengenai RPP penelitian ini terdapat pada lampiran.

3.8.2 Instrumen Tes

Untuk mendapatkan data mengenai hasil belajar siswa maka dilakukan tes. Tes yang

digunakan pada penelitian ini yakni tes formatif. Pelaksanaan tes formatif yaitu di setiap

akhir siklus I dan siklus II. Alat yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data hasil

belajar siswa yaitu tes objektif. Pada penelitian ini, bentuk soal yang digunakan pada tes

formatif yaitu bentuk soal pilihan ganda. Menurut Sudjana (2011: 48), soal pilihan ganda

termasuk ke dalam tes objektif.


4
Pengukuran kemampuan membaca lebih mudah dinilai menggunakan tes objektif

dengan bentuk soal pilihan ganda. Peneliti menggunakan jenis soal pilihan ganda karena

proses pengoreksiannya cepat dan singkat. Selain itu, jenis soal pilihan ganda akan

memudahkan siswa kelas rendah dalam menyelesaikan tes formatif.Instrumen tes terlampir

pada RPP di setiap siklus.

3.8.3 Instrumen Nontes

Data kualitatif pada penelitian ini diperoleh melalui teknik nontes yaitu observasi.

Kegiatan observasi dilakukan kepala sekolah didampingi peneliti, danguru kelas. Data

kualitatif tersebut berupa performansi guru dan aktivitas belajar siswa. Instrumen nontes

pada penelitian ini yaitu lembar pengamatan performansi guru dan aktivitas belajar siswa.

Uraian mengenai lembar pengamatan performansi guru dan aktivitas belajar siswa sebagai

berikut.

3.8.3.1 Lembar Pengamatan Performansi Guru

Performansi guru diperoleh melalui observasi terhadap guru yang dilakukan oleh

observer. Lembar pengamatan yang digunakan untuk mengumpulkan data performansi guru

yaitu Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). APKG I untuk menilai RPP dan APKG II

untuk menilai pelaksanaan pembelajaran. Lembar pengamatan APKG I beserta deskriptor

terdapat pada lampiran 24 dan 29. Lembar pengamatan APKG II beserta deskriptor terdapat

pada lampiran 30.

3.8.3.2 Lembar Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa

Data aktivitas belajar siswa diperoleh melalui pengamatan selama proses

pembelajaran. Pengamatan aktivitas belajar siswa dilakukan oleh guru pada siklus I dan II.

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data aktivitas siswa yaitu lembar pengamatan

aktivitas belajar siswa. Aspek yang diamati meliputi: (1) kesiapan siswa mengikuti kegiatan

pembelajaran; (2) keantusiasan siswa selama pembelajaran; (3) kemampuan siswa dalam

bertanya; (4) kemampuan siswa dalam bekerjasama dengankelompok; (5) keterlibatan siswa

dalam mengikuti pembelajaran menggunakan model CIRC; (6) kemampuan siswa dalam
4
menindaklanjuti pengetahuan yang diperoleh; dan (7) ketekunan siswa dalam

menyelesaikan tugas. Lembar pengamatan aktivitas belajar siswa beserta deskriptornya

dapat dibaca pada lampiran.

3.9 Teknik Analisis Data

Analisis data yaitu kegiatan memeriksa, mempelajari, membandingkan data yang

diperoleh, dan membuat interpretasi terhadap data tersebut. Data yang digunakan pada

penelitian ini yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Setelah data yang diperoleh, langkah

selanjutnya yaitu menganalisis data tersebut. Analisis data dilakukan dengan beberapa

teknik. Teknik analisis data pada penelitian ini diuraikan sebagai berikut.

3.9.1 Teknik Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif yang digunakan pada penelitian ini yaitu data hasil belajar siswa dari

hasil tes formatif. Selama penelitian hanya dilaksanakan dua kali tes formatif. Pelaksanaan

tes formatif di setiap akhir siklus I dan II. Siswa mengerjakan tes formatif di akhir

pembelajaran secara individu. Menurut Aqib et al (2010: 41), analisis tingkat keberhasilan

atau persentase ketuntasan belajar siswa dilakukan setelah proses belajar mengajar

berlangsung pada setiap siklusnya. Analisis tingkat keberhasilan atau persentase ketuntasan

belajar siswa dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa tes formatif. Pada

penelitian ini, jenis soal yang digunakan yaitu soal pilihan ganda. Peneliti memilih jenis soal

pilihan ganda karena lebih cocok untuk siswa kelas III sekolah dasar. Soal pilihan ganda

juga mudah dalam pengoreksiannya. Menurut Poerwanti et al (2008: 6-3), untuk

menghitung skorpada tes bentuk pilihan ganda yaitu sebagai berikut.


𝐵
𝑆=
x 100
𝑁

Keterangan: S = nilai akhir

B = banyaknya butir yang dijawab benar

N = banyaknya butir soal

Analisis data hasil belajar siswa dilakukan untuk mengetahui keberhasilan

5
pembelajaran yang dilakukan guru. Data hasil belajar siswa yang dianalisis meliputi:

(1) nilai akhir belajar siswa; (2) nilai rata-rata kelas; dan (3) persentase tuntas belajar

klasikal. Rumus yang digunakan untuk mengolah data hasil belajar siswa sebagai

berikut.

3.9.1.1 Nilai Akhir Belajar Siswa

Nilai akhir belajar siswa merupakan data kuantitatif yang digunakan pada penelitian

ini. Nilai akhir dapat ditentukan apabila jumlah skor yang diperoleh siswa telah diketahui.

Rumus untuk menentukan nilai akhir belajar siswa menurut Depdiknas (2007: 25) sebagai

berikut.

NA = 𝑆𝑃 X 100
𝑆𝑀

Keterangan : Sp = Skor Perolehan

SM = Skor MaksimalNA = Nilai Akhir

3.9.1.2 Nilai Rata-rata Kelas

Selain nilai akhir belajar siswa, nilai rata-rata kelas juga digunakan sebagai data

kuantitatif. Nilai rata-rata kelas dapat ditentukan apabila jumlah nilai akhir yang diperoleh

siswa telah diketahui. Poerwanti et al. (2008: 6-25) menyatakan untuk menentukan nilai

rata-rata kelas digunakan rumus berikut.

Keterangan: NR = Nilai Rata-rata

NA = Nilai Akhir

SN = Jumlah Siswa

3.9.1.3 Persentase Tuntas Belajar Klasikal

Persentase tuntas belajar klasikal merupakan salah satu data kuantitatif penelitian ini.

Persentase tuntas belajar klasikal dapat dihitung setelah diketahui jumlah siswa yang

mencapai KKM. Aqib et al. (2010: 41) mengemukakan, untuk menghitung persentase tuntas

belajar klasikal digunakan rumus berikut.


5
∑𝑠i𝑠w𝑎 𝑦𝑎𝑛g 𝑚𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎi 𝐾𝐾𝑀
𝑇𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑙𝑎j𝑎𝑟 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠i𝑠w𝑎 × 100%
Hasil analisis data digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan

pada siklus selanjutnya. Untuk menentukan keberhasilan tuntas belajar, dapat dibaca pada

tabel 3.1.

Tabel 3.1. Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa

No. Persentase Kategori


1. > 80 % Sangat tinggi
2. 60 – 79 % Tinggi
3. 40 – 59 % Sedang
4. 20 – 39 % Rendah
5. < 20 % Sangat rendah

Setelah memperoleh data, langkah selanjutnya yaitu mengolah data dan

membandingkan data dengan data sebelum mendapat perlakuan (tindakan). Apabila data

yang diperoleh pada siklus I belum sesuai dengan indikator keberhasilan, maka dilakukan

siklus II.

3.9.2 Teknik Analisis Data Kualitatif

Pada penelitian ini data kualitatif diperoleh melalui hasil observasi terhadap

performansi guru dan aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan model

CIRC. Data ini disajikan dalam bentuk kalimat menurut kategorinya. Berdasarkan data

kualitatif ini akan diperoleh suatu kesimpulan. Analisis data yang digunakan sebagai

berikut.

3.9.2.1 Pengamatan Performansi Guru


Selama pembelajaran, performansi guru diamati oleh kepala sekolah atauguru mitra.

Performansi guru diukur dengan menggunakan Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG).

Penilaian penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan APKG I,

sedangkan untuk penilaian pelaksanaan pembelajaran menggunakan APKG II. Andayani et

al (2009: 61-76) menjabarkan rumus performansi guru sebagai berikut.

APKG 1 = R
𝐴+𝐵+𝐶+𝐷+𝐸+𝐹6
R =
5
APKG 2 = K

𝑃+Q+𝑅+𝑆+𝑇+𝑈+𝑉7
K =

1( 𝑅)+ 2 (𝐾)
PG =
3

Keterangan:

R = APKG 1 (nilai kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran)

K = APKG 2 (nilai kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran)

PG = Nilai performansi guru

Setelah mengetahui hasil performansi guru, maka perlu menentukan kategori nilai

performansi guru. Kategori nilai performansi guru dilambangkan dengan huruf A sampai E.

Rentang nilai angka 100 sampai dengan 51. Penentuan kategori nilai performansi guru

menurut UNNES (2011: 54) dapat dibaca pada tabel 3.2.

Tabel 3.2. Skala Nilai Performansi Guru

No. Nilai Kategori


1. 86 –100 A
2. 81 – 85 AB
3. 71 – 80 B
4. 66 – 70 BC
5. 61 – 65 C
6. 56 – 60 CD
7. 51 – 55 D
8. ≤ 50 E

3.9.2.2 Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa

Untuk memperoleh data aktivitas belajar siswa menggunakan lembarobservasi. Data

hasil pengamatan dapat dilihat dari hasil skor pada lembar observasi yang digunakan.

Persentase perolehan skor pada lembar observasi diakumulasi untuk menentukan tingkat

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Data aktivitas belajar siswa diperoleh melalui

pengamatan di setiap pembelajaran pada siklus I dan siklus II. Menurut Yonny et al (2010:

177) untuk menentukan persentase keaktifan belajar siswa digunakan rumus berikut.

skor keseluruhan yang diperoleh siswa


Persentase Keaktifan Siswa = jumlah siswa x skor maksimal x 100 %
5
Setelah data persentase keaktifan siswa diperoleh, maka perlu menentukan kriteria

keaktifan siswa. Kriteria keaktifan siswa dibagi menjadi empat yaitu sangat tinggi, tinggi,

sedang, dan rendah. Untuk menentukan kriteria keaktifan siswa dapat dibaca pada tabel

berikut.

Tabel 3.3. Kualifikasi Persentase Keaktifan Siswa

No. Persentase Kategori


1. 75% - 100% Sangat tinggi
2. 50% - 74,99% Tinggi
3. 25% - 49,99% Sedang
4. 0% - 24,99% Rendah

3.10 Indikator Keberhasilan

Penerapan model pembelajaran CIRC dikatakan berhasil untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran di kelas III SD Negeri Wejang Ratung jika dapat mencapai indikator

keberhasilan. Indikator keberhasilan merupakan batas ketuntasan yang telah ditentukan

pada pelaksanaan penelitian. Indikator keberhasilan dapat menjadi acuan dalam

menentukan keberhasilan pelaksanaan PTK kolaboratif ini. Indikator keberhasilan

pembelajaran menggunakan model CIRC akan dikemukakan sebagaiberikut.

3.10.1 Performansi Guru

Performansi guru dikatakan berhasil dalam pembelajaran jika nilai akhir performansi

guru minimal 71. Berdasarkan sistem penilaian pedoman akademik nilai 71 termasuk

kategori B.

3.10.2 Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang dilakukan siswa saat proses

pembelajaran. Indikator keberhasilan aktivitas belajar siswa yaitu: (1) kehadiran siswa di

kelas minimal 75%; (2) keterlibatan siswa dalam pembelajaran menggunakan model CIRC

minimal 75%.

3.10.3 Hasil Belajar Siswa

5
Setelah memperoleh dan menganalisis data hasil belajar siswa, indikator

keberhasilan untuk hasil belajar siswa yaitu: (1) siswa tuntas belajar dengan mencapai

KKM ≥ 70, berdasarkan KKM SD Negeri Wejang Ratung Kabupaten Manggarai Timur

mata pelajaran bahasa Indonesia; (2) nilai rata-rata kelas ≥ 70; dan (3) persentase tuntas

belajar klasikal minimal 75% dari keseluruhan siswa memperoleh nilai ≥ 70.

5
BAB 5

PENUTUP

Bab penutup merupakan bagian akhir pada penyusunan penelitian ini. Bagian ini

terdiri dari simpulan dan saran. Simpulan berisi ringkasan hasil penelitian yang telah

dilaksanakan. Saran merupakan tindak lanjut dari simpulan yang berisi masukan untuk

pihak-pihak yang terkait pada penelitian ini. Penelitian yang berjudul “Peningkatan Hasil

Pembelajaran Membaca Intensif melalui Model Cooperative Integrated Reading and

Composition pada Siswa Kelas III SD Negeri Wejang Ratung Kabupaten Manggarai Timur”

telah dilaksanakan. Simpulan dan saran yang diperoleh daripenelitian ini diuraikan sebagai

berikut.

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penerapan

model pembelajaran CIRC dapat meningkatkan kualitas pembelajaran membaca intensif.

Peningkatan kualitas pembelajaran meliputi performansi guru, aktivitas, dan hasil belajar

siswa kelas III SD Negeri Wejang Ratung Kabupaten Manggarai Timur. Simpulan hasil

performansi guru, aktivitas, dan hasil belajar siswa diuraikan sebagai berikut.

5.1.1 Performansi Guru

Penerapan model pembelajaran CIRC pada pembelajaran membaca intensif di kelas

III SD Negeri Wejang Ratung Kabupaten Manggarai Timur dapat meningkatkan

performansiguru. Hal tersebut dapat diketahui dari perolehan nilai kemampuan guru dalam

menyusun RPP dan melaksanakan pembelajaran. Nilai akhir performansi guru pada siklus I

yaitu 81,39 dengan kategori AB. Pada siklus II nilai akhir performansi guru meningkat

menjadi 90,34 dengan kategori A. Nilai performansi guru padapembelajaran siklus I dan II

sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu minimal 71 dengan kategori B. Nilai tersebut

menunjukkan penerapan model pembelajaran CIRC dapat meningkatkan performansi guru


5
dalam pembelajaran membaca intensif.

5.1.2 Aktivitas Belajar Siswa

Penerapan model pembelajaran CIRC pada pembelajaran membaca intensif di kelas

III SD Negeri Wejang Ratung Kabupaten Manggarai Timur dapat meningkatkan aktivitas

belajar siswa. Peningkatan aktivitas belajar siswa diketahui dari hasil pengamatan aktivitas

siswa selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa pada

pembelajaran siklus I sebesar 69,71% termasuk kategori tinggi. Hasil pengamatan aktivitas

belajar siswa siklus II mengalami peningkatan menjadi 78,86% dengan kategori sangat

tinggi. Berdasarkan hasil yang diperoleh, persentase aktivitas belajar siswa telah mencapai

indikator keberhasilan yang ditentukan. Kehadiran siswa di kelas dan keterlibatan siswa

dalam pembelajaran menggunakan model CIRCminimal 75% sudah tercapai.

5.1.3 Hasil Belajar Siswa

Penerapan model pembelajaran CIRC pada pembelajaran membaca intensif di kelas

III SD Negeri Wejang Ratung Kabupaten Manggarai Timur dapat meningkatkan hasil

belajarsiswa. Pada pembelajaran setiap siklus, peningkatan ditunjukkan dari perolehan nilai

rata-rata kelas dan persentase ketuntasan belajar klasikal. Rata-rata hasil belajar siswa pada

siklus I yaitu 75,7 meningkat menjadi 81,8 pada siklus II. Terdapat 10 siswa yang tuntas

belajar dari 14 jumlah siswa pada siklus I. Pada siklus II terdapat 12 siswa yang tuntas

belajar dari 24 siswa. Hal ini menunjukkan ketuntasan belajar klasikal mengalami

peningkatan dari 71% pada siklus I menjadi 86% pada siklus II. Peningkatan hasil belajar

siswa membuktikan bahwa pembelajaran membaca intensif melalui penerapan model

pembelajaran CIRC pada siswa kelas III SD Negeri Wejang Ratung Kabupaten Manggarai

Timur berhasil.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti memberikan saran untuk

peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah dasar. Saran ditujukan untuk pihak- pihak

yang terkait dengan penelitian ini, meliputi siswa, guru, dan sekolah. Saran pada penelitian
5
ini diuraikan sebagai berikut.

5.2.1 Bagi Siswa

Siswa disarankan lebih aktif dalam pembelajaran supaya tercipta suasanakelas yang

mampu memotivasi untuk belajar. Siswa diharapkan sering membaca teks bacaan dengan

seksama dan teliti. Hal ini bertujuan agar siswa lebih mudah menyelesaikan tugas-tugas

materi membaca intensif dengan baik. Dengan membaca pengetahuan dan keterampilan

membaca akan meningkat. Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa sebaiknya lebih

menggali pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya. Siswa harus mampu

memanfaatkan kesempatan yang diberikan guru. Siswa diharapkan berani bertanya kepada

guru maupun temannya apabila mengalami kesulitan belajar. Tujuan pembelajaran dapat

tercapai dengan optimal apabila interaksi antara guru dan siswa selama pembelajaran

terjalin baik.

5.2.2 Bagi Guru

Guru hendaknya selalu berusaha melakukan variasi untuk memilih model

pembelajaran yang akan digunakan. Hal ini bertujuan agar siswa tidak merasa bosan dan

lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Apapun model pembelajaran yang

digunakan, hendaknya guru mempersiapkan perencanaan dengan baik. Guru hendaknya

aktif memperhatikan masalah-masalah yang muncul dalam pembelajaran untuk dipecahkan.

Model pembelajaran CIRC, dapat dijadikan alternatif model pembelajaran yang dapat

digunakan guru. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa model

CIRC dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Wejang Ratung

Kabupaten Manggarai Timur. Oleh karena itu, guru hendaknya menerapkan model

pembelajaran CIRC dalam pembelajaran di kelas.

5.2.3 Bagi Sekolah

Sekolah hendaknya menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung proses

pembelajaran. Sekolah juga harus memberi kesempatan kepada guru untuk melakukan

5
inovasi dalam melaksanakan pembelajaran. Salah satu kesempatan yang dapat diberikan

sekolah yaitu dengan menerapkan model CIRC dalam pembelajaran. Guru dapat

memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas akademik dan mutu sekolah.

5
DAFTAR PUSTAKA

Alshumaimeri, Y. 2011. The Effects of Reading Method on the Comprehension


Performance of Saudi ESL Students. International Electric Journal of
Elementary Education, 4 (1), 185-195. Online. Available at
http://www.internationalelectricjournals.org/article/.pdf. [accesed 1/03/2015].

Andayani, et al. 2009. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Antoniou, F. & Souvignier, E. (2007). Strategy Instruction in Reading Comprehension:


An Intervention Study for Students with Learning Disabilities. Learning
Disabilities: A Contemporary Journal. 5 (1), 41-57. Online. Available at
http://www.acontemporaryjournals.org/.pdf. [accesed 1/03/2015].

Aqib, Zainal, et al. 2010. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan TK.
Bandung: Yrama Widya.

Arikunto, S. et al. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Aunurrahman. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

BSNP. 2007. Pedoman Penilaian Hasil Belajar di SD. Jakarta: Departemen


Pendidikan Nasional.

Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Doyin, Mukh dan Wagiran. 2010. Bahasa Indonesia: Pengantar Penulisan Karya
Ilmiah. Semarang: UNNES Press.

Durukan, Erhan. 2011. Effects of Cooperative Integrated Reading and Composition


Technique on Reading-Writing Skills. Educational Research and Reviews.
6(1):102-109. Online. Available at
http://www.academicjournals.org/article/article1379666882_Durukan.pdf.
[accesed 5/01/2015].

Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hansen,

Ronald E. 2009. The Role of Experience in Learning: Giving Meaning and


Authenticity to the Learning Process in Schools. Journal of Technology
Education. 2(1):24. Online Available at
http://scholar.lib.vt.edu/ejournals/JTE/v11n2/pdf/hansen.pdf
[accesed 5/01/2015].
Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu Metodis
dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Isjoni. 2014. Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung:


Alfabeta.

Iskandarwassid, dan Dadang Sunendar. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan


Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Lie, Anita. 2010. Cooperatif Learning. Jakarta: PT Grasindo.

Linawati, Fitri. 2013. Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif dengan Model


CIRC pada Siswa Kelas V SDN Mangkangkulon 01 Semarang. Skripsi:
Universitas Negeri Semarang.

Murtianis. 2011. Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks berita melalui


Penerapan Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) pada Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan Magetan
Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Universitas Sebelas Maret.

Ngalimun. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: Aswaja Pressindo.

Nurgiantoro, Burhan. 2013. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.


Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Poerwanti, Endang et al. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Depdiknas Pratiwi,

Eka Rista. 2013. Penerapan Model Cooperative IntegratedReading and


Composition (CIRC) dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V SDN
Pancakarya 01Ajung Jember Tahun Ajaran 2013-2014. Skripsi. Universitas
Jember.

Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Rifa’i, Achmad, dan Catharina Tri Anni. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang:
UNNES Press.

Rosdiana, Yusi. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.


Jakarta: Rajawali Press
Safitri, Lina Murti. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC
(Cooperative Integrated Reading and Composition) terhadap Kemampuan
Membaca Karangan Narasi Siswa Kelas V SDN Pesanggrahan 03 Pagi Jakarta
Selatan. Skripsi: Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka.

Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu


Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Saminanto. 2010. Ayo Praktik PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Semarang: RaSAIL
Media Group.

Santosa, Puji. 2010. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.

Siegel, C. 2005. Implementing a Research-Based Model of Cooperative Learning. The


Journal Educational Research. 1(7):339. Online. Available at
http://www.tandfonline.com/.[accessed 05/01/2015].

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka


Cipta.

Slavin, Robert E. 2005. Cooperatif Learning: Teori, Riset dan Praktik. Terjemahan
Narulita Yusron. Bandung: Nusa Media.

Sudjana, Nana. 2013. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah.


Bandung: Sinar Baru Algensindo.

. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.


Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa.

Trianto. 2011. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action


Research) Teori dan Praktik. Jakarta: Prestasi Pusaka.

Undang-Undang R.I. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas & Peraturan


Pemerintah R.I. Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan serta Wajib
Belajar. 2014. Bandung: Diperbanyak oleh Citra Umbara.
Universitas Negeri Semarang. 2010. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Semarang:
UNNES Press.

.2011. Pedoman Akademik Universitas Negeri Semarang. Semarang: UNNES


Press.

Utami, Galih. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading


and Composition terhadap Kemampuan Membaca Intensif. Skripsi: Universitas
Sebelas Maret.

Widyasari, Mitra. 2011. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Cooperative


Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadap Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Skripsi: Universitas
Negeri Malang.

Yonny, Acep, et.al. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia.
Lampiran-Lampiran
Lampiran 1
PEMERINTAH KABUPATEN MANGGARAI TIMUR
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SD NEGERI WEJANG RATUNG

DAFTAR NAMA SISWA KELAS III SD NEGERI WEJANG RATUNG


TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Nomor
Urut NISN Nama Siswa Jenis Kelamin
1 0106681172 Arselinus Agung L
2 0119711233 Belasius Fredi Hardian L
3 0118248182 Dominikus Safion L
4 0123762158 Fransiskus Atris Jumali L
5 0089698124 Fransiskus Safri L
6 0115106060 Gregorius Baptista L
7 0112914205 Kartini Murni Tatik P
8 0117193414 Maria Baptista Farani P
9 0121192303 Marwan Hidayat Widiyanto L
10 0119485478 Oktavianus Ardiansa Alpin L
11 0129845650 Rosalia Kartika Ersin P
12 0114431687 Safanya Familia Adira P
13 0114580026 Sefanya Familia Adira P
14 0123045160 Theodora Talita Kadi P
Lampiran 2
PEMERINTAH KABUPATEN MANGGARAI TIMUR
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SD NEGERI WEJANG RATUNG

DAFTAR HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD NEGERI WEJANG RATUNG


TAHUN PELAJARAN 2020/2021

KKM = 70
No. Nama Siswa Nilai Tuntas Belum Tuntas
1 Arselinus Agung 65 - √
2 Belasius Fredi Hardian 68 - √
3 Dominikus Safion 65 - √
4 Fransiskus Atris Jumali 65 - √
5 Fransiskus Safri 67 - √
6 Gregorius Baptista 67 - √
7 Kartini Murni Tatik 90 √ -
8 Maria Baptista Farani 81 - √
9 Marwan Hidayat Widiyanto 85 √ -
10 Oktavianus Ardiansa Alpin 65 - √
11 Rosalia Kartika Ersin 65 - √
12 Safanya Familia Adira 90 √ -
13 Sefanya Familia Adira 83 √ -
14 Theodora Talita Kadi 85 √ -
SILABUS PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA
Sekolah : SD Negeri Wejang Ratung

Kelas/Semester : III/2 (dua)


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Standar Kompetensi : 7. Memahami teks dengan membaca intensif (150-200 kata) dan membaca puisi.
Kompetensi Dasar : 7.1 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang (150-200 kata) yang
dibacasecara intensif.
Media dan
Materi Alokasi
Indikator Kegiatan Pembelajaran Model Penilaian Sumber Belajar
Pokok Waktu
Pembelajaran
Teks 1. Mampu 1. Siswa membaca Media : Teks Teknik: 1. Ismoyo, dan Romiyatun. 2007. 8 JP x 35
bacaan membaca bacaan/teks secara bacaan Tes Aku Bangga Bahasa Indonesia menit (4 x
bacaan/teks intensif (membaca Sekolah Dasar Kelas 3. pertemuan)
secara intensif dalam hati). Model Jakarta: Pusat Perbukuan
2. Mampu 2. Siswa mencari kata- pembelajaran Bentuk Kementerian Pendidikan
menemukan kata sulit yang : CIRC Nasional.
tes:
kata-kata sukar terdapat dalam Tertulis
dalam bacaan. bacaan. 2. Nur’aini, Umri dan Indriyani.
(pilihan
3. Mampu 3. Siswa menjelaskan 2008. BSE Bahasa Indonesia
ganda)
menjelaskan pengertian kata-kata untuk Sekolah Dasar Kelas
pengertian kata- sukar yang terdapat III. Jakarta: Pusat Perbukuan
kata sukar yang bacaan. Kementerian Pendidikan
terdapat dalam 4. Siswa menjawab Nasional.
Media dan
Materi Alokasi
Indikator Kegiatan Pembelajaran Model Penilaian Sumber Belajar
Pokok Waktu
Pembelajaran
bacaan. pertanyaan berkaitan 3. Darmadi, Kaswan, dan Rita
4. Mampu dengan isi teks. Nirbaya. 2008. BSE Bahasa
menjawab 5. Siswa mengajukan Indonesia untuk SD dan MI
pertanyaan pertanyaan tentang isi Kelas III. Jakarta: Pusat
berkaitan dengan teks yang dibaca Perbukuan Kementerian
isi teks. secara intensif. Pendidikan Nasional.
5. Mampu 6. Siswa menyimpulkan
mengajukan isi teks bacaan.
pertanyaan
tentang isi teks
yang dibaca
secara intensif.
6. Menyimpulkanisi
teks bacaan.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Siklus I Pertemuan 1

Satuan Pendidikan : SD Negeri Wejang Ratung


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : III/2 (dua)
Pokok Bahasan : Membaca intensif teks bacaan
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit
Pelaksanaan : Jum’at, 8 Februari Maret 2021

A. Standar Kompetensi
7. Memahami teks dengan membaca intensif (150-200 kata) dan membaca puisi.
B. Kompetensi Dasar
7.1 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang
(150-200 kata) yang dibaca secara intensif.
C. Indikator
7.1.1. Mampu membaca bacaan/teks secara intensif.
7.1.2. Mampu menemukan kata-kata sukar yang terdapat dalam bacaan/teks.
7.1.3. Mampu menjelaskan pengertian kata-kata sukar yang terdapat dalam
bacaan/teks.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mendengarkan penjelasan guru tentang pengertian membaca intensif,
siswa mampu membaca bacaan yang berjudul “Tubuh Kita Perlu Air” secara
intensif.
2. Melalui model CIRC, siswa mampu menemukan kata-kata sukar yangterdapat
dalam bacaan yang berjudul “Tubuh Kita Perlu Air”.
3. Setelah diskusi kelompok tentang bacaan yang berjudul “Tubuh Kita Perlu
Air”, siswa dapat menjelaskan pengertian kata-kata sukar yang terdapat dalam
teks bacaan yang berjudul “Tubuh Kita Perlu Air”.
Karakter yang diharapkan : dapat dipercaya (trustworthines), rasa hormat dan
perhatian (respect), tekun (diligent), tanggungjawab
(responsibility), dan berani (courage).
E. Materi Pokok
Membaca intensif teks bacaan.
1. Pengertian dan Fungsi Membaca Intensif
Membaca intensif merupakan kegiatan membaca secara sungguh-
sungguh, mendalam, cermat, dan seksama. Salah satu fungsi membaca intensif
yaitu menjelaskan isi bacaan dengan cara menjawab pertanyaan dan
merangkaikan gagasan pokok.
Setiap bacaan terdiri atas beberapa paragraf. Setiap paragraf memiliki satu
gagasan pokok. Gagasan pokok merupakan pendapat atau pemikiran yang
menjadi dasar pengembangan paragraf.
2. Langkah-langkah Membaca Intensif
a. Menyiapkan teks bacaan yang akan dibaca.
b. Membaca teks bacaan dengan penuh konsentrasi.
c. Saat membaca lakukan hal berikut ini:
1) Memberi garis bawah hal-hal yang dianggap penting.
2) Memberi tanda pada kata-kata sukar.
d. Mengajukan pertanyaan berhubungan dengan isi bacaan.
e. Membuat rangkuman dengan bahasa sendiri.
F. Model dan Metode Pembelajaran
1. Model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
2. Metode pembelajaran
a. Ceramah digunakan saat menjelaskan materi pengertian membaca
intensif.
b. Tanya jawab digunakan saat menjelaskan kata-kata sukar.
c. Diskusi digunakan saat mengerjakan lembar kerja siswa.
d. Penugasan digunakan saat memberikan tugas rumah untuk siswa.
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.
b. Guru mengondisikan siswa untuk siap mengikuti kegiatan
pembelajaran.
c. Guru menyuruh ketua kelas untuk memimpin teman-temannya berdoa.
d. Guru mengecek kehadiran siswa (presensi).
e. Guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab tentang kegiatan
membaca yang dilakukan siswa.
f. Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa.
g. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang akan
dipelajari.
2. Kegiatan inti (45 menit)
a. Eksplorasi
1) Guru bertanya tentang pengertian membaca intensif kepada siswa.
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskantentang
membaca intensif.
3) Guru memberikan informasi tentang pengertian dan fungsi membaca
intensif kepada siswa.
4) Guru membagikan teks bacaan yang berjudul “Tubuh Kita PerluAir”
kepada masing-masing siswa.
5) Guru menyuruh siswa membaca berpasangan dan menyimak teks
bacaan yang berjudul “Tubuh Kita Perlu Air”.
b. Elaborasi
1) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok heterogen yang terdiri dari
siswa berkemampuan tinggi dan rendah.
2) Masing-masing kelompok berdiskusi mencari kata-kata sukar dalam teks
bacaan yang berjudul “Tubuh Kita Perlu Air” dan mencari artinya di
kamus bahasa Indonesia.
3) Siswa mendapatkan pengawasan dan bimbingan dari guru saat
berdiskusi kelompok.
4) Perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk membacakan hasil
diskusi, kelompok lain memperhatikan.
c. Konfirmasi
1) Guru bersama siswa membaca kata-kata sukar dari hasil diskusisemua
kelompok dengan ejaan yang benar sampai lancar.
2) Guru bertanya jawab kepada siswa tentang hal-hal yang telah
dipahami dan belum dipahami siswa.
3) Guru memberi pujian sebagai penguatan dan motivasi kepada siswa.
3. Kegiatan penutup (15 menit)
a. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran.
b. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di rumah yaitu
mencari teks bacaan dalam majalah/koran, kemudian dicatat kata-kata yang
sulit dalam teks bacaan tersebut.
c. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
H. Sumber dan Media Pembelajaran
1. Sumber
a. Silabus bahasa Indonesia kelas III SD.
b. Ismoyo, dan Romiyatun. 2007. Aku Bangga Bahasa Indonesia Sekolah
Dasar Kelas 3. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan
Nasional. Hal.80-83.
c. Nur’aini, Umri dan Indriyani. 2008. BSE Bahasa Indonesia untuk Sekolah
Dasar Kelas III. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan
Nasional. Hal. 31-32 dan hal. 80-81.
d. Warsidi, Edi dan Farika. 2008. BSE Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas
3. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional. Hal. 3-7.
2. Media
a. Teks bacaan berjudul “Tubuh Kita Perlu Air” yang bersumber dari BSEAku
Bangga Bahasa Indonesia Sekolah Dasar Kelas 3.
b. Kamus bahasa Indonesia
I. Penilaian
1. Prosedur : penilaian proses, penilaian hasil
2. Jenis penilaian:
a. Penilaian proses : pengamatan guru
b. Penilaian hasil : tes formatif dengan alat penilaian
3. Bentuk penilaian : pilihan ganda
4. Alat tes : soal-soal evaluasi (terlampir)
5. Kunci Jawaban : (terlampir)
6. Format penilaian : (terlampir)
J. Kriteria Penilaian
1. Lembar Aktivitas Siswa (terlampir)
2. Lembar Penilaian (terlampir)

Kalo, 8 Februari 2021

Guru Kelas III

Paulus Male, S.Pd


NIP. 19811202 200903 1 003
Lampiran RPPTeks Bacaan
KISI-KISI
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Sekolah : SD Negeri Wejang Ratung


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Membaca Intensif Teks Bacaan
Kelas/Semester : III/2 (dua)
Alokasi Waktu : 15 menit

Standar Kompetensi :
7. Memahami teks dengan membaca intensif (150-200 kata) dan membaca puisi.
Kompetensi Dasar :
7.1 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang
(150-200 kata) yang dibaca secara intensif.

Jenis Ranah Tingkat Nomor


No Indikator Soal
Soal Kognitif Kesukaran Soal
Disajikan teks bacaanyang
berjudul “Tubuh Kita
Perlu Air”, siswa dapat
1. Uraian C1 Mudah 1
menemukan 5 kata- kata
sukar yang terdapat
dalam bacaan.
Disajikan teks bacaanyang
berjudul “Tubuh Kita
Perlu Air”, siswa dapat
2. Uraian C2 Sukar 2
mengartikan kata- kata
sukar yang terdapat
dalam bacaan.
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Sekolah : SD Negeri Wejang Ratung


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Membaca Intensif Teks Bacaan
Kelas/Semester : III/2 (dua)
Alokasi Waktu : 15 menit

PETUNJUK!
Bacalah bacaan di bawah ini dengan teliti!

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!

1. Berdasarkan cerita di atas, carilah 5 kata-kata yang sukar dimengerti!


2. Carilah pengertian dari kata-kata yang sukar dengan menggunakan kamus!
Kunci Jawaban dan Penskoran
1. Kata-kata yang sukar dimengerti dalam bacaan yaitu: (skor 5)
a. Sel
f. Suhu
b. Otot
g. Menganjurkan
c. Kusam
h. Air seni
d. Kelembapan
i. Murni
e. Cairan
2. Pengertian kata-kata sukar di atas, yaitu: (skor 15)
a. Sel adalah bagian atau bentuk terkecil dari organisme.
b. Otot adalah bagian yang menggerakkan organ tubuh manusia dan hewan.
c. Kusam adalah tidak mengkilap.
d. Kelembapan adalah mengandung air.
e. Cairan adalah wujud benda yang bersifat seperti air.
f. Suhu adalah ukuran temperatur panas dan dingin.
g. Menganjurkan adalah menyarankan.
h. Air seni adalah air kencing.
i. Murni adalah tanpa campuran.

Rumus Penilaian:

NA = x 100

*Skor Maksimum = 20
KISI-KISI SOAL EVALUASI

Sekolah : SD Negeri Wejang Ratung


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Membaca Intensif Teks Bacaan
Kelas/Semester : III/2 (dua)
Alokasi Waktu : 10 menit

Standar Kompetensi :
7. Memahami teks dengan membaca intensif (150-200 kata) dan membaca puisi.
Kompetensi Dasar :
7.1 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang
(150-200 kata) yang dibaca secara intensif.
Jenis Ranah Tingkat No
No Indikator Soal Soal Kognitif Kesukaran Soal
Disajikan teks bacaan
berjudul “Tuanku Imam
Bonjol”, siswa dapat Pilihan
1. C1 Mudah 1
menyebutkan tahun Ganda
kelahiran Tuanku Imam
Bonjol.
Disajikan teks bacaan
berjudul “Tuanku Imam Pilihan
2. Bonjol”, siswa dapat Ganda C1 Mudah 2
menyebutkan sejarah gelar
Tuanku Imam Bonjol.
Disajikan teks bacaan
berjudul “Tuanku Imam Pilihan
3. Bonjol”, siswa dapat Ganda C2 Sedang 3
mengartikan kata-kata sukar
dalam bacaan.
Disajikan teks bacaan
berjudul “Tuanku Imam Pilihan
4. Bonjol”, siswa dapat Ganda C1 Mudah 4
menentukan golongan yang
berselisih di Minangkabau.
Disajikan teks bacaan
berjudul “Tuanku Imam Pilihan
5. Bonjol”, siswa dapat Ganda C2 Sukar 5
mengartikan kata-kata sukar
dalam bacaan.
Jenis Ranah Tingkat No
No Indikator Soal Soal Kognitif Kesukaran Soal
Disajikan teks bacaan
berjudul “Tuanku Imam Pilihan
6. Bonjol”, siswa dapat Ganda C1 Mudah 6
menyebutkan cara Belanda
menguasai Indonesia.
Disajikan teks bacaan
berjudul “Tuanku Imam Pilihan
7. Bonjol”, siswa dapat Ganda C2 Sedang 7
mengartikan kata-kata sukar
dalam bacaan.
Disajikan teks bacaan
berjudul “Tuanku Imam Pilihan
8. Bonjol”, siswa dapat Ganda C2 Sukar 8
mengartikan kata-kata sukar
dalam bacaan.
Disajikan teks bacaan
berjudul “Tuanku Imam Pilihan
9. Bonjol”, siswa dapat Ganda C1 Mudah 9
menyebutkan agama ayah
Muhammad Syahab.
Disajikan teks bacaan
berjudul “Tuanku Imam
Bonjol”, siswa dapat Pilihan
10. Ganda C1 Mudah 10
menyebutkan nama Tuanku
Imam Bonjol pada saat
remaja.
SOAL EVALUASI
Sekolah : SD Negeri Wejang Ratung

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : III/2 (dua)


Alokasi Waktu : 10 menit

Bacalah bacaan di bawah ini dengan teliti!


Tuanku Imam Bonjol
Pada tahun 1772 lahirlah seorang laki-laki yang diberi nama Muhammad
Syahab. Ayahnya seorang guru agama Islam yang terkenal. Muhammad Syahab
belajar mengaji kepada ayahnya. Dia adalah anak yang pandai dan cerdas.
Ketika memasuki masa remaja, Syahab dikenal sebagai pemuda yang berbudi
dan pandai. Orang kampung memanggilnya Peto Syarif. Setelah dewasa, Syahab
menjadi guru agama Islam seperti ayahnya. Syahab diberi gelar Tuanku Imam Malim
Baso atau Tuanku Bonjol karena beliau mendirikan benteng diBonjol. Itulah sebabnya
sekarang kita mengenalnya dengan nama Tuanku Imam Bonjol.
Ketika itu di Minangkabau, terdapat golongan masyarakat. Golongan pertama
adalah golongan agama atau kaum agama, dan golongan kedua adalah golongan adat
atau kaum adat. Belanda campur tangan ketika dua golongan ini berselisih. Belanda
ingin mengadu domba orang Indonesia. Jadi Indonesia perang dengan orang Indonesia
juga. Belanda ingin menguasai seluruh tanah air.

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada
huruf a, b, c, atau d!
1. Muhammad Syahab lahir pada tahun ....
a. 1278
c. 1782
b. 1772
d. 1872

2. Muhammad Syahab diberi gelar Tuanku Imam Bonjol karena ....


a. mendirikan benteng di
c. menjadi guru di Bonjol
Bonjol
d. mengaji di Bonjol
b. lahir di daerah Bonjol
3. Golongan pertama adalah golongan agama atau kaum agama.Arti kata golongan
adalah …..
a. perorangan
c. kelompok
b. masyarakat
d. organisasi

4. Golongan yang berselisih di Minangkabau yaitu golongan....


a. Belanda dan Indonesia
c. Belanda dan adat
b. Belanda dan agama
d. agama dan adat

5. Syahab dikenal sebagai pemuda yang berbudi dan pandai.Arti kata berbudi yaitu
berkelakuan ….
a. buruk c. jahat
b. baik d. tercela

6. Belanda ingin menguasai Indonesia dengan cara ....


a. adu domba
c. perang
b. gerilya
d. sekutu

7. Belanda campur tangan ketika dua golongan ini berselisih


Persamaan kata berselisih yaitu ….
a. berdamai
c. bertentangan
b. bersatu
d. bercerai

8. Tuanku Imam Malim Baso atau Tuanku Bonjol mendirikan benteng.Arti kata
benteng yaitu ….
a. persaudaraan
c. perlawanan
b. pertahanan
d. pertikaian
9. Ayah Muhammad Syahab adalah seorang guru agama ....
a. Islam
c. Hindu
b. Kristen
d. Budha
10. Pada saat remaja, Tuanku Imam Bonjol bernama ….
a. Muhammad Subah
c. Muhamad Sahab
b. Muhammad Sabah
d. Muhammad Syahab
Kunci Jawaban

1. b 6. a
2. a 7. c
3. c 8. b
4. d 9. a
5. b 10. d

Rumus penilaian pilihan ganda:


B
N= x 100
A
N

Keterangan : NA = Nilai Akhir


B = Jumlah soal yang dikerjakan benar

N = Banyaknya butir soal


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Siklus I Pertemuan 2

Satuan Pendidikan : SD Negeri Wejang Ratung


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : III/2 (dua)
Pokok Bahasan : Membaca intensif teks bacaanAlokasi
Waktu : 2 X 35 menit
Pelaksanaan : Senin, 22 Februari 2021

A. Standar Kompetensi
7. Memahami teks dengan membaca intensif (150-200 kata) dan membaca
puisi.
B. Kompetensi Dasar
7.1 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang
(150-200 kata) yang dibaca secara intensif.
C. Indikator
7.1.4 Mampu menjawab pertanyaan berkaitan dengan isi bacaan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mendengarkan penjelasan guru tentang membaca intensif, siswa dapat
membaca teks bacaan yang berjudul “Taman Mini Indonesia Indah (TMII)”
secara intensif.
2. Melalui model pembelajaran CIRC, siswa dapat menjawab pertanyaan
berkaitan dengan isi bacaan yang berjudul “Taman Mini Indonesia Indah
(TMII)” dengan benar.

Karakter yang diharapkan : dapat dipercaya (trustworthines), rasa hormat dan


perhatian (respect), tekun (diligent), tanggungjawab
(responsibility), berani (courage), dan kejujuran
(honesty).

E. Materi Pokok
Membaca intensif teks bacaan.
1. Pengertian dan Fungsi Membaca Intensif
Membaca intensif merupakan kegiatan membaca secara sungguh-
sungguh, mendalam, cermat, dan seksama. Salah satu fungsi membaca intensif
yaitu menjelaskan isi bacaan dengan cara menjawab pertanyaan dan
merangkaikan gagasan pokok.
Setiap bacaan terdiri atas beberapa paragraf. Setiap paragraf memiliki satu
gagasan pokok. Gagasan pokok merupakan pendapat atau pemikiran yang
menjadi dasar pengembangan paragraf.
2. Langkah-langkah Membaca Intensif
a. Menyiapkan teks bacaan yang akan dibaca.
b. Membaca teks bacaan dengan penuh konsentrasi.
c. Saat membaca lakukan hal berikut ini:
1) Memberi garis bawah hal-hal yang dianggap penting.
2) Memberi tanda pada kata-kata sukar.
d. Menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan isi bacaan.
e. Mengajukan pertanyaan berhubungan dengan isi bacaan.
f. Membuat rangkuman dengan bahasa sendiri.
F. Model dan Metode Pembelajaran
1. Model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
2. Metode pembelajaran
a. Ceramah digunakan saat menjelaskan materi membaca intensif.
b. Tanya jawab digunakan saat apersepsi.
c. Diskusi digunakan saat mengerjakan lembar kerja siswa.
d. Penugasan digunakan saat memberikan tugas rumah untuk siswa.
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (5 menit)
a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.
b. Guru mengondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran.

c. Guru menyuruh ketua kelas untuk memimpin teman-temannya berdoa.


d. Guru mengecek kehadiran siswa (presensi).
e. Guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab tentang tugas rumah
yang diberikan pada pertemuan sebelumnya.
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran.
2. Kegiatan inti (40 menit)
a. Eksplorasi
1) Guru bertanya jawab kepada siswa tentang materi yang sudah
diajarkan pada pertemuan sebelumnya.
2) Guru memberikan informasi kepada siswa tentang langkah-langkah
membaca intensif.
3) Guru menampilkan gambar “Taman Mini Indonesia Indah (TMII)”di
depan kelas.
4) Guru memberikan penjelasan singkat kepada siswa tentang “Taman
Mini Indonesia Indah (TMII)”.
b. Elaborasi
1) Guru menyuruh siswa membaca berpasangan dan menyimak teks bacaan
yang berjudul “Taman Mini Indonesia Indah (TMII)”.
2) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok heterogen yang terdiri dari
siswa berkemampuan tinggi dan rendah.
3) Masing-masing kelompok berdiskusi untuk menjawab pertanyaan
berkaitan dengan teks bacaan yang berjudul “Taman Mini Indonesia
Indah (TMII)”.
4) Siswa mendapatkan pengawasan dan bimbingan dari guru saat
berdiskusi kelompok.
5) Perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk membacakan hasil
diskusi, kelompok lain memperhatikan.
c. Konfirmasi
1) Guru bersama siswa membahas hasil diskusi kelompok.
2) Guru bertanya jawab kepada siswa tentang hal-hal yang telah
dipahami dan belum dipahami siswa.

3) Guru memberi penghargaan kepada kelompok terbaik sebagai


penguatan dan motivasi bagi siswa.
3. Kegiatan penutup (25 menit)
a. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil kegiatan
pembelajaran.
b. Siswa mengerjakan tes formatif secara individu.
c. Guru menutup kegiatan pembelajaran.
H. Sumber dan Media Pembelajaran
1. Sumber
a. Ismoyo, dan Romiyatun. 2007. Aku Bangga Bahasa Indonesia Sekolah
Dasar Kelas 3. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan
Nasional. Hal.80-83.
b. Nur’aini, Umri dan Indriyani. 2008. BSE Bahasa Indonesia untuk Sekolah
Dasar Kelas III. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan
Nasional. Hal. 31-32 dan hal. 80-81.
c. Warsidi, Edi dan Farika. 2008. BSE Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas
3. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional. Hal. 3-7.
d. Silabus Bahasa Indonesia kelas III SD.
2. Media
a. Teks bacaan berjudul ”Taman Mini Indonesia Indah (TMII)” yang
bersumber dari BSE Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas 3.
b. Gambar Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
I. Penilaian
1. Prosedur : penilaian proses, penilaian hasil
2. Jenis penilaian: a. Penilaian proses : pengamatan guru
b. Penilaian hasil : tes formatif dengan alat penilaian
3. Bentuk penilaian : pilihan ganda
4. Alat tes : soal-soal evaluasi (terlampir)
5. Kunci Jawaban : (terlampir)
6. Format penilaian : (terlampir)

J. Kriteria Penilaian
1. Lembar Aktivitas Siswa (terlampir)
2. Lembar Penilaian (terlampir)

Kalo, 22 April 2021

Guru Kelas III

Paulus Male, S.Pd


NIP. 19811202 200903 1 003
Lampiran RPPTeks Bacaan
Taman Mini Indonesia Indah (TMII)

TMII merupakan tempat wisata yang perlu dikunjungi. Banyak wisatawan yang
datang ke sana. Jika berkunjung ke TMII, kita dapat bermain sekaligus mendapatkan
banyak pengetahuan. TMII diresmikan pada tahun 1975.
TMII terletak di kota Jakarta. TMII menampilkan kebudayaan dan kesenian dari
daerah-daerah di seluruh Indonesia. TMII dibangun untuk memperkokoh persatuan
dan kesatuan bangsa Indonesia. Jika berkunjung ke sana, kita akan merasa bangga.
TMII membuktikan bahwa Indonesia kaya budaya.
Hampir setiap tahun, di TMII selalu ada penambahan wahana. Di dalam TMII
terdapat berbagai museum dan taman yang indah. Museum yang ada di TMII yaitu
Museum Prangko, Museum Fauna, Museum Transportasi, Museum Serangga, dan
Museum Telekomunikasi. Taman yang ada di TMII yaitu Taman Burung, Taman
Kaktus, Taman Apotek Hidup, dan Taman Akuarium Air Tawar.
Wahana yang terdapat di TMII sangat beranekaragam. Diantaranya yaitu rumah
adat dari berbagai daerah, rumah ibadah, Tugu Api Pancasila, Padepokan Pencak Silat
Indonesia, Teater Imax Keong Mas, Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
serta Istana Anak-anak.

(Sumber: Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas 3, hal. 3-4)


Media Pembelajaran

Gambar Taman Mini Indonesia Indah (TMII)

Gambar 1. Tugu Api Pancasila Gambar 2. Istana Anak-anak

Gambar 3. Teater Imax Keong Mas Gambar 4. Taman Burung

Gambar 5. Miniatur Indonesia Gambar 6. Rumah Adat Sumatera Barat


KISI-KISI LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Sekolah : SD Negeri Wejang Ratung


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Membaca Intensif Teks Bacaan
Kelas/Semester : III/2 (dua)
Alokasi Waktu : 15 menit

Standar Kompetensi :
7. Memahami teks dengan membaca intensif (150-200 kata) dan membaca puisi.
Kompetensi Dasar :
7.1 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang
(150-200 kata) yang dibaca secara intensif.

Jenis Ranah Tingkat Nomor


Indikator Soal
Soal Kognitif Kesukaran Soal
Disajikan teks bacaan yang berjudul
“Taman Mini Indonesia Indah
(TMII)”, siswa dapat Uraian C1 Mudah 1
menyebutkan kepanjangan dari
TMII.
Disajikan teks bacaan yang berjudul
“Taman Mini Indonesia Indah
(TMII)”, siswa dapat Uraian C1 Mudah 2
menunjukkan tempat dan waktu
TMII diresmikan.
Disajikan teks bacaan yang berjudul
“Taman Mini Indonesia Indah
(TMII)”, siswa dapat menyebutkan Uraian C1 Sedang 3, 4
museum dan taman
yang terdapat di TMII.
Disajikan teks bacaan yang berjudul
“Taman Mini Indonesia Indah
(TMII)”, siswa dapat memberikan Uraian C2 Sukar 5
alasan seseorang akan
bangga jika berkunjung ke TMII.
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Sekolah : SD Negeri Wejang Ratung


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : III/2 (dua)
Alokasi Waktu : 15 menit

Bacalah bacaan di bawah ini dengan teliti!

Taman Mini Indonesia Indah (TMII)


TMII merupakan tempat wisata yang perlu dikunjungi. Banyak wisatawan yang
datang ke sana. Jika berkunjung ke TMII, kita dapat bermain sekaligus mendapatkan
banyak pengetahuan. TMII diresmikan pada tahun 1975.
TMII terletak di kota Jakarta. TMII menampilkan kebudayaan dan kesenian dari
daerah-daerah di seluruh Indonesia. TMII dibangun untuk memperkokoh persatuan
dan kesatuan bangsa Indonesia. Jika berkunjung ke sana, kita akan merasa bangga,
karena TMII membuktikan bahwa Indonesia kaya budaya.
Hampir setiap tahun, di TMII selalu ada penambahan wahana. Di dalam TMII
terdapat berbagai museum dan taman yang indah. Museum yang ada di TMII yaitu
Museum Prangko, Museum Fauna, Museum Transportasi, Museum Serangga, dan
Museum Telekomunikasi. Taman yang ada di TMII yaitu Taman Burung, Taman
Kaktus, Taman Apotek Hidup, dan Taman Akuarium Air Tawar.
Wahana yang terdapat di TMII sangat beranekaragam. Diantaranya yaitu rumah
adat dari berbagai daerah, rumah ibadah, Tugu Api Pancasila, Padepokan Pencak Silat
Indonesia, Teater Imax Keong Mas, Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
serta Istana Anak-anak.
(Sumber: Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas 3, hal. 3-4)

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat!


1. Apa kepanjangan dari TMII?
2. Dimana dan kapan TMII diresmikan?
3. Sebutkan lima museum yang ada di TMII!
4. Sebutkan empat taman yang membuat TMII semakin indah!
5. Mengapa kita akan merasa bangga jika berkunjung ke TMII?
Kunci Jawaban dan Penskoran

Jenis Nomor
Soal Soal Kunci Jawaban Penskoran
Kepanjangan dari TMII adalah Taman Mini
1 5
Indonsia Indah.
TMII diresmikan di Jakarta pada tahun
2 5
1975.
Museum yang ada di TMII yaitu Museum
Prangko, Museum Fauna, Museum
3 5
Transportasi, Museum Serangga,
danMuseum
Uraian Telekomunikasi.
Taman yang membuat TMII semakin indah
yaitu Taman Burung, Taman Kaktus,
4 5
Taman
Apotek Hidup, dan Taman Akuarium Air
Tawar.
Kita merasa bangga jika berkunjung ke TMII
karena TMII menampilkan kebudayaan dan
5 kesenian dari daerah-daerah 5
di seluruh Indonesia. TMII
membuktikan bahwa Indonesia kaya
budaya.
Skor Maksimum 25

Pedoman Penskoran: NA = x 100

Untuk memberikan skor, gunakan skala berikut:

Kesesuaian isi dengan pertanyaan Skor


Sangat Sesuai 5
Sesuai 4
Cukup/sedang 3
Tidak Sesuai 2
Sangat Tidak Sesuai 1
Kosong 0
KISI-KISI TES FORMATIF

Sekolah : SD Negeri Wejang Ratung


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Membaca Intensif Teks Bacaan
Kelas/Semester : III/2 (dua)
Waktu : 20 menit

Standar Kompetensi :
7. Memahami teks dengan membaca intensif (150-200 kata) dan membaca puisi.
Kompetensi Dasar :
7.1 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang
(150-200 kata) yang dibaca secara intensif.

Jenis Ranah Tingkat Nomor


Indikator Soal
Soal Kognitif Kesukaran Soal
Disajikan teks bacaan yang
berjudul “Dirawat Akibat Thypus”, Pilihan 1, 2, 3,
C1 Mudah
siswa dapat menjawab pertanyaan Ganda dan 8
sesuai dengan isi teks bacaan.
Disajikan teks bacaan yang
berjudul “Dirawat Akibat Thypus”, Pilihan
C2 Sukar 5, 6
siswa dapat mengartikan kata-kata Ganda
sukar yang terdapat dalam bacaan.
Disajikan teks bacaan yang
berjudul “Dirawat Akibat Thypus”, Pilihan
C1 Sedang 4, 7
siswa dapat menyebutkan orang Ganda
yang dimaksud pada
pertanyaan.
Disajikan teks bacaan yang
9, 10,
berjudul “Akibat Tidak Disiplin”, Pilihan
C1 Mudah 11, 13,
siswa dapat menjawab pertanyaan Ganda
dan 14
sesuai dengan isi teks bacaan.
Disajikan teks bacaan yang
berjudul “Akibat Tidak Disiplin”, Pilihan
C2 Sukar 12
siswa dapat mengartikan kata-kata Ganda
sukar yang terdapat dalam bacaan.
Disajikan teks bacaan yang
berjudul “Akibat Tidak Disiplin”,
Pilihan
siswa dapat menunjukan sikap yang C2 Sedang 15
Ganda
tepat ketika diberi nasihat orang tua.
SOAL TES FORMATIF

Sekolah : SD Negeri Wejang Ratung

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Materi Pokok : Membaca Intensif Teks Bacaan
Kelas/Semester : III/2 (dua)
Waktu : 20 menit

PETUNJUK!
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X)
pada huruf a, b, c, atau d!

Bacalah teks di bawah ini untuk mengerjakan soal nomor 1 sampai 5!

Dirawat Akibat Thypus


Waktu duduk di kelas tiga, Rani pernah dirawat di rumah sakit selama
seminggu. Saat pertama sakit, dia hanya merasakan suhu badannya naik, perutnya
terasa perih, dan lidahnya terasa pahit. Keesokan harinya, ayah Rani membawa
periksa ke rumah sakit. Setelah dokter memeriksa, ia menyimpulkan bahwa Rani
menderita gejala Thypus.
Dokter menyarankan supaya Rani opname di rumah sakit. Dia dirawat di
ruangan khusus. Selama masa perawatan, Rani harus menjaga pola makan dan
istirahat yang cukup. Pantangan yang harus dilakukan selama perawatan adalah
menghindari makanan yang terlalu keras, pedas, asam, dan asin. Rani juga tidak boleh
terlalu banyak bergerak.

1. Rani dirawat di rumah sakit pada waktu


….
c. kelas tiga
a. kelas satu
d. kelas empat
b. kelas dua

2. Berapa hari Rani dirawat di rumah


sakit?
c. 6 hari
a. 4 hari
d. 7 hari
b. 5 hari
3. Saat pertama sakit yang Rani rasakan yaitu ….
a. badan pegal-pegal
c. perut mual
b. suhu badan naik
d. lidahnya terasa manis

4. Dokter menyarankan supaya Rani opname di rumah sakit. Dia dirawat di


ruangan khusus.
Dia yang dimaksud pada kalimat di atas yaitu ….
a. dokter
c. Rani
b. perawat
d. ayah Rani

5. Dokter menyarankan supaya Rani opname di rumah sakit.Arti kata opname yaitu
….
a. rawat inap
c. rawat jalan
b. rawat pergi
d. sekali rawat

6. Ada beberapa pantangan yang harus dilakukan selama perawatan.


Pantangan adalah sesuatu yang harus ….
a. diikuti
c. diusahakan
b. dilakukan
d. dihindari

7. Orang yang menyimpulkan bahwa Rani menderita gejala Thypus yaitu ….


a. Rani
c. dokter
b. ayah Rani
d. perawat

8. Selama masa perawatan, Rani harus ….


a. menjaga pola makan dan istirahat yang cukup
b. makan makanan yang enak dan istrahat yang cukup
c. makan makanan yang keras dan banyak bergerak
d. menjaga pola makan dan banyak bergerak

Bacalah teks di bawah ini untuk mengerjakan soal nomor 5 sampai 10!
Akibat Tidak Disiplin

Rio adalah anak pemalas. Suatu ketika, di kelasnya akan diadakan ulangan
harian. Rio tidak belajar, ia menonton televisi sampai larut malam. Meskipun Rio
sudah dimarahi oleh ayah dan ibunya, ia tetap nekat. Keesokan harinya, Rio bangun
kesiangan. Rio terlambat berangkat ke sekolah. Sesampainya di kelas, Rio dihukum
berdiri di depan kelas oleh Ibu guru. Akhirnya, Rio berjanji akan datang ke sekolah
tepat waktu.
(Sumber: Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas 3, hal. 12)

9. Judul bacaan di atas yaitu ….


a. Rio Anak Pemalas c. Dihukum Ibu Guru
b. Terlambat Datang Sekolah d. Akibat Tidak Disiplin

10. Rio termasuk anak yang ….


a. rajin c. disiplin
b. pemalas d. penurut

11. Apa yang dilakukan Rio sampai larut malam?


a. menonton televisi
c. mencatat materi
b. membaca buku
d. mendengarkan radio

12. Meskipun Rio sudah dimarahi oleh ayah dan ibunya, ia tetap nekat. Arti kata
nekat adalah ….
a. berbaik hati
c. berkeras hati
b. berburuk hati
d. bermurah hati

13. Hukuman yang diberikan oleh Ibu guru kepada Rio adalah ….
a. berdiri di lapangan
c. menyapu halaman sekolah
b. berdiri di depan kelas
d. menyapu ruang kelas

14. Rio berjanji kepada Ibu guru, ia


akan….
c. datang sekolah terlambat
a. belajar dengan tekun
d. berangkat tepat waktu
b. berdiri di depan kelas

15. Jika diberi nasihat orang tua sebaiknya kita ….


a. mematuhi
c. mengacuhkan
b. melanggar
d. mengabaikan
Kunci Jawaban

1. c 6. d 11. a
2. d 7. c 12. c
3. b 8. a 13. b
4. c 9. d 14. d
5. a 10. b 15. a

Rumus penilaian pilihan ganda:


B
N= x 100
A
N

Keterangan : NA = Nilai Akhir


B = Jumlah soal yang dikerjakan benarN = Banyaknya butir soal
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Siklus II Pertemuan 1

Satuan Pendidikan : SD Negeri Wejang Ratung


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : III/2 (dua)
Pokok Bahasan : Membaca intensif teks bacaan
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit
Pelaksanaan : Senin, 1 Maret 2021

A. Standar Kompetensi
7. Memahami teks dengan membaca intensif (150-200 kata) dan membaca puisi.
B. Kompetensi Dasar
7.1 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang
(150-200 kata) yang dibaca secara intensif.
C. Indikator
7.1.5 Mampu mengajukan pertanyaan tentang isi teks yang dibaca secaraintensif.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mendengarkan penjelasan guru tentang kata tanya, siswa dapat
menyebutkan macam-macam kata tanya beserta fungsinya.
2. Melalui model pembelajaran CIRC, siswa mampu membuat kalimat
pertanyaan tentang isi bacaan yang berjudul “Pengalaman Oni Ikut Kerja Bakti
“.
E. Karakter yang Diharapkan
1. Rasa hormat dan perhatian (respect)
2. Tekun (diligent)
3. Tanggung jawab (responsibility)
4. Berani (courage)
5. Jujur (honesty)
F. Materi Pokok
Mengajukan pertanyaan tentang isi bacaan.

Kata Tanya
Kata tanya adalah kata yang digunakan dalam membuat kalimat tanya.
Kalimat tanya adalah kalimat yang berisi tentang pertanyaan yang diajukan
kepada seseorang atau orang lain untuk memperoleh informasi atau jawaban.
Kata tanya terdiri dari apa, dimana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana atau
disingkat dengan “ADIK SIMBA”. Kata tanya memiliki fungsi masing- masing
yaitu sebagai berikut:
1. Apa
Kata tanya apa digunakan dalam membuat kalimat untuk menanyakan
benda, keadaan, atau perbuatan.
2. Dimana
Kata tanya dimana digunakan untuk menanyakan tempat suatu peristiwa
berlangsung.
3. Kapan
Kata tanya kapan digunakan untuk menanyakan waktu kejadian suatu
peristiwa.
4. Siapa
Kata tanya siapa digunakan untuk menanyakan orang atau subyek pelaku.
5. Mengapa
Kata tanya mengapa digunakan untuk menanyakan alasan atau sebab.
6. Bagaimana
Kata tanya bagaimana digunakan untuk menanyakan proses suatu kejadian
atau peristiwa.
G. Model dan Metode Pembelajaran
1. Model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
2. Metode pembelajaran
a. Ceramah digunakan saat menjelaskan materi kata tanya.
b. Tanya jawab digunakan saat apersepsi.
c. Diskusi digunakan saat mengerjakan lembar kerja siswa.
d. Penugasan digunakan saat memberikan tugas untuk siswa.
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal ( 7 menit)
a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.
b. Guru mengondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran.
c. Guru menyuruh ketua kelas untuk memimpin teman-temannya berdoa.
d. Guru mengecek kehadiran siswa (presensi).
e. Guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab tentang kegiatan kerja
bakti yang pernah diikuti siswa.
f. Guru menyampaikan tujuan dan materi pembelajaran.
2. Kegiatan inti (45 menit)
a. Eksplorasi
1) Guru menampilkan gambar kerja bakti di lingkungan rumah.
2) Guru memberi kesempatan siswa untuk memperhatikan gambar yang
ditampilkan di depan kelas.
3) Guru dan siswa melakukan tanya jawab berkaitan gambar kegiatan kerja
bakti.
4) Guru membagikan bacaan yang berjudul “Pengalaman Oni Ikut Kerja
Bakti” kepada siswa.
5) Guru menyuruh siswa membaca berpasangan bacaan yang berjudul
“Pengalaman Oni Ikut Kerja Bakti”.
6) Guru bertanya kepada siswa tentang kata-kata sukar yang terdapat di
dalam teks bacaan yang berjudul “Pengalaman Oni Ikut Kerja Bakti”.
7) Guru dan siswa membaca kata-kata sukar dengan ejaan yang benar.
8) Guru menjelaskan tentang cara mengajukan pertanyaan berkaitandengan
isi bacaan.
b. Elaborasi
1) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok heterogen yang terdiri dari
siswa berkemampuan tinggi dan rendah.
2) Masing-masing kelompok berdiskusi untuk menyelesaikan LKS,serta
memastikan setiap anggotanya memahami hasil diskusi.
3) Setiap kelompok mendapat pengawasan dan bimbingan dari guru.
4) Perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk membacakan hasil
diskusinya, kelompok yang lain memperhatikan.
c. Konfirmasi
1) Guru bersama siswa membahas hasil diskusi kelompok.
2) Guru bertanya jawab kepada siswa tentang hal-hal yang telah
dipahami dan belum dipahami siswa.
3) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik sebagai
motivasi dan penguatan kepada siswa.
4) Guru menyuruh siswa mengisi formulir tugas siswa secara
berpasangan.
3. Kegiatan penutup (18 menit)
a. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil pembelajaran.
b. Guru memberikan tes evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara
individu.
c. Guru menutup kegiatan pembelajaran.
I. Sumber dan Media Pembelajaran
1. Sumber
a. Darmawati, Uti dan Anton Suparyana. 2012. Panduan Pendidik SBI Bahasa
Indonesia Kelas III. Klaten: Intan Pariwara. Hal. 26-27.
b. Hapsari, Sri dan Etin Sumiatin . 2009. BSE Pintar Berbahasa Indonesia
Kelas III. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional. Hal.
28 dan 60.
c. Silabus bahasa Indonesia kelas III SD.
2. Media
a. Gambar kegiatan kerja bakti
b. Teks bacaan berjudul ”Pengalaman Oni Ikut Kerja Bakti” yang bersumber
dari buku panduan pendidik SBI Bahasa Indonesia kelas III SD hal. 26-27.
J. Penilaian
1. Prosedur : penilaian proses, penilaian hasil
2. Jenis penilaian:
a. Penilaian proses : pengamatan guru
b. Penilaian hasil : tes formatif dengan alat penilaian
3. Bentuk penilaian : pilihan ganda
4. Alat tes : soal-soal evaluasi (terlampir)
5. Kunci Jawaban : (terlampir)
6. Format penilaian : (terlampir)
K. Kriteria Penilaian
1. Lembar Aktivitas Siswa (terlampir)
2. Lembar Penilaian (terlampir)

Kalo, 1 Maret 2021

Guru Kelas III

Paulus Male, S.Pd


NIP. 19811202 200903 1 003
Lampiran RPPTeks Bacaan
Pengalaman Oni Ikut Kerja Bakti

Musim hujan telah tiba. Warga Desa Trimulyo akan mengadakan kerja bakti
pada hari Minggu. Mereka akan membersihkan lingkungan sekitar dan menebang
pohon yang rimbun. Mereka juga akan mengubur kaleng-kaleng bekas yang dapat
menjadi sarang nyamuk.
Hari yang ditunggu warga Desa Trimulyo tiba. Mereka bersemangat ingin
membersihkan desanya agar tidak menjadi sarang penyakit. Setiap keluarga wajib
membawa peralatan kerja bakti minimal dua buah. Oni, putra Pak Maman ingin ikut
serta. Pak Maman pun mengizinkannya. Oni juga bersemangat membantu Pak
Maman. Pak Maman mendapat tugas untuk memangkas dahan pohon yang rimbun.
Oni membantu menyingkirkan dahan yang telah dipangkas Pak Maman. Tiba-tiba Oni
menjerit, “Auw…”! Oni menyentuh ulat berbulu. Ulat itu berwarnahijau. Jari telunjuk
Oni terasa panas dan gatal. Pak Maman segera menolong Oni dengan mengusap-
usapkan tangan Oni ke rambut Pak Maman. Oni sedikit merasa tenang. Pak Maman
menyuruh Oni pulang. Pak Maman menyarankan agar tangan Oni diberi balsam. Oni
sedikit kecewa karena ia sebenarnya masih ingin membantu Pak Maman.
Sesampai di rumah Oni menceritakan kejadian yang dialaminya kepada Ibu Siti.
Mendengar cerita Oni, Ibu Siti langsung mengambil balsam dan mengoleskannya ke
jari Oni. Ibu Siti menyarankan Oni untuk beristirahat dirumah. Padahal, hari Minggu
merupakan hari istimewa bagi Oni, karena Oni dapat bermain dengan teman-
temannya. Dengan sedih dan muka cemberut Oni masuk kamar.

Sumber : Buku panduan pendidik SBI Bahasa Indonesia kelas III SD.
Media Pembelajaran

Gambar 1. Warga
Membersihkan
Selokan

Gambar 2. Warga
Memangkas Pohon
yang Rimbun
KISI-KISI LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Sekolah : SD Negeri Wejang Ratung


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Membaca Intensif Teks Bacaan
Kelas/Semester : III/2 (dua)
Alokasi Waktu : 20 menit

Standar Kompetensi :
7. Memahami teks dengan membaca intensif (150-200 kata) dan membaca puisi.
Kompetensi Dasar :
7.1 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang
(150-200 kata) yang dibaca secara intensif.

Jenis Ranah Tingkat Nomor


Indikator Soal
Soal Kognitif Kesukaran Soal
Disajikan bacaan yang
berjudul “Pengalaman
1, 2, 3,
Oni Ikut Kerja Bakti”,
Uraian C2 Sukar 4, dan
siswa dapat mengajukan
5
pertanyaan berkaitan
dengan isi teks bacaan.
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Sekolah : SD Negeri Wejang Ratung


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Membaca Intensif Teks Bacaan
Kelas/Semester : III/2 (dua)
Alokasi Waktu : 20 menit

Nama Kelompok: 1.3.


2.4.

PETUNJUK : Bacalah bacaan di bawah ini dengan seksama dan teliti!


Pengalaman Oni Ikut Kerja Bakti

Musim hujan telah tiba. Warga Desa Trimulyo akan mengadakan kerja bakti
pada hari Minggu. Mereka akan membersihkan lingkungan sekitar dan menebang
pohon yang rimbun. Mereka juga akan mengubur kaleng-kaleng bekas yang dapat
menjadi sarang nyamuk.
Hari yang ditunggu warga Desa Trimulyo tiba. Mereka bersemangat ingin
membersihkan desanya agar tidak menjadi sarang penyakit. Setiap keluarga wajib
membawa peralatan kerja bakti minimal dua buah. Oni, putra Pak Maman ingin ikut
serta. Pak Maman pun mengizinkannya. Oni juga bersemangat membantu Pak
Maman. Pak Maman mendapat tugas untuk memangkas dahan pohon yang rimbun.
Oni membantu menyingkirkan dahan yang telah dipangkas Pak Maman. Tiba-tiba Oni
menjerit, “Auw…”! Oni menyentuh ulat berbulu. Ulat itu berwarnahijau. Jari telunjuk
Oni terasa panas dan gatal. Pak Maman segera menolong Oni dengan mengusap-
usapkan tangan Oni ke rambut Pak Maman. Oni sedikit merasa tenang. Pak Maman
menyuruh Oni pulang. Pak Maman menyarankan agar tangan Oni diberi balsam. Oni
sedikit kecewa karena ia sebenarnya masih ingin membantu Pak Maman.
Sesampai di rumah Oni menceritakan kejadian yang dialaminya kepada Ibu Siti.
Mendengar cerita Oni, Ibu Siti langsung mengambil balsam dan mengoleskannya ke
jari Oni. Ibu Siti menyarankan Oni untuk beristirahat dirumah. Padahal, hari Minggu
merupakan hari istimewa bagi Oni, karena Oni dapat bermain dengan teman-
temannya. Dengan sedih dan muka cemberut Oni masuk kamar.

Sumber : Buku panduan pendidik SBI Bahasa Indonesia kelas III SD.
Soal:
Berdasarkan cerita yang berjudul “Pengalaman Oni Ikut Kerja Bakti”, buatlah
pertanyaan yang sesuai dengan jawaban yang telah tersedia!

1.

Warga Desa Trimulyo akan melakukan kerja bakti.

2.

Kerja bakti dilakukan pada hari Minggu.

3.

Oni dan Pak Maman mengikuti kerja bakti di Desa Trimulyo.

4.

Ibu Siti yang mengoleskan balsam ke jari Oni.

5.

Oni pulang ke rumah sebelum kerja bakti selesai karena terkena ulat bulu.
Kunci Jawaban dan Penskoran

Jenis Nomor
Kunci Jawaban Penskoran
Soal Soal
Apa yang akan dilakukan warga Desa
1 5
Trimulyo?
Kapan kerja bakti warga Desa Trimulyo
2 5
dilaksanakan?
Dimana kerja bakti yang diikuti Oni dan Pak
Uraian 3 5
Maman?
Siapa yang mengoleskan balsam ke jari Oni
4 5
ketika sampai di rumah?
Mengapa Oni pulang ke rumah sebelum
5 5
kerja baktinya selesai?
Skor Maksimum 25

Rumus Penilaian:

NA = x 100

Untuk memberikan skor, gunakan skala berikut:

Kesesuaian jawaban dengan


Skor
pertanyaan
Sangat Sesuai 5
Sesuai 4
Cukup/sedang 3
Tidak Sesuai 2
Sangat Tidak Sesuai 1
Kosong 0
KISI-KISI SOAL EVALUASI

Sekolah : SD Negeri Wejang Ratung


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Membaca Intensif Teks Bacaan
Kelas/Semester : III/2 (dua)
Alokasi Waktu : 15 menit

Standar Kompetensi :
7. Memahami teks dengan membaca intensif (150-200 kata) dan membaca puisi.
Kompetensi Dasar :
7.1 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang
(150-200 kata) yang dibaca secara intensif.

Ranah Tingkat Nomor


Indikator Soal Jenis Soal
Kognitif Kesukaran Soal
Disajikan bacaan yang
berjudul “Kenangan
Waktu Kecil”, siswa Pilihan
C2 Mudah 1
dapat membuat Ganda
pertanyaan tentang judul
bacaan.
Disajikan bacaan yang
berjudul “Kenangan Pilihan
Waktu Kecil”, siswa C1 Mudah 2, 7
Ganda
dapat menyebutkan kata
tanya yang tepat.
Disajikan bacaan yang
berjudul “Kenangan
Waktu Kecil”, siswa
dapat membuat Pilihan
C2 Sukar 3
pertanyaan sesuai Ganda
jawaban yang disediakan
tentang tempat tokoh
melihat kereta api.
Siswa dapat Pilihan
mendefinisikan C1 Mudah 4, 9
Ganda
pengertian kata
tanya.
155

Ranah Tingkat Nomor


Indikator Soal Jenis Soal
Kognitif Kesukaran Soal
Disajikan bacaan yang
berjudul “Kenangan
Waktu Kecil”, siswa Pilihan 5, 8, dan
C2 Sedang
dapat membuat Ganda 10
pertanyaan sesuai
dengan isi bacaan.
Disajikan bacaan yang
berjudul “Kenangan
Waktu Kecil”, siswa
dapat membuat
pertanyaan sesuai Pilihan
C2 Sukar 6
jawaban yang disediakan Ganda
tentang alasan keluarga
tokoh lebih sering naik
kereta di stasiun
Lempuyangan
SOAL EVALUASI

Sekolah : SD Negeri Wejang Ratung


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Membaca Intensif Teks Bacaan
Kelas/Semester : III/2 (dua)
Alokasi Waktu : 15 menit

PETUNJUK: Bacalah bacaan di bawah ini dengan teliti!

Kenangan Waktu Kecil


Pada saat Mita kecil, ia sering melihat kereta api. Mulai dari yang gerbongnya
hanya satu sampai gerbongnya lebih dari dua puluh. Mita biasanya melihat kereta api
di Stasiun Lempuyangan, Tugu, dan Madukismo. Mita lebih sering melihat kereta api
di Stasiun Lempuyangan karena keluarganya lebih sering naik kereta di stasiun itu.
Mita sering melihat kereta listrik, ekonomi, dan eksekutif.
Mita datang ke stasiun setiap hari Sabtu pukul 15.00 WIB. Mita juga pernahnaik
kereta jurusan Jakarta lewat Stasiun Lempuyangan. Banyak kenangan indah maupun
buruk. Mita pernah membaca berita di koran bahwa ada kereta jurusan Lempuyangan
jatuh ke sawah.
Waktu itu, kereta masuk ke sawah akibat cuaca yang buruk. Mita sedih karena
banyak orang yang meninggal. Mita mendoakan mereka agar masuk surga.
Sumber: Aku Bangga Bahasa Indonesia 3

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X)
pada huruf a, b, c, atau d!
1. Judul bacaan di atas adalah “Kenangan Waktu Kecil”.Pertanyaan yang tepat
untuk jawaban di atas adalah ....
a. Dimana judul bacaan di atas?
b. Apa judul bacaan di atas?
c. Mengapa judul bacaan di atas?
d. Siapa judul bacaan di atas?
2. … yang sering melihat kereta api?
Kata tanya yang tepat untuk mengawali kalimat di atas adalah ….
e. Apa
f. Kapan
g. Dimana
h. Siapa

3. Mita melihat kereta api di Stasiun Lempuyangan, Tugu, dan


Madukismo. Pertanyaan yang tepat untuk jawaban di atas adalah ....
a. Dimana Mita melihat kereta api?
b. Kapan Mita melihat kereta api?
c. Mengapa Mita melihat kereta api?
d. Bagaimana Mita melihat kereta api?

4. Kata tanya yang digunakan untuk menanyakan waktu kejadian suatu


peristiwa adalah ….
a. apa c. kapan
b. siapa d. dimana

5. Mita datang ke stasiun setiap hari Sabtu pukul 15.00 WIB.Pertanyaan yang tepat
untuk jawaban di atas adalah ....
a. Kapan Mita biasanya datang ke stasiun?
b. Dimana Mita biasanya datang ke stasiun?
c. Bagaimana Mita biasanya datang ke stasiun?
d. Mengapa Mita biasanya datang ke stasiun?

6. Karena keluarga Mita lebih sering naik kereta di stasiun Lempuyangan.


Pertanyaan yang tepat untuk jawaban di atas adalah ....
a. Apakah Mita lebih sering melihat kereta api di Stasiun Lempuyangan?
b. Kapan Mita melihat kereta api di Stasiun Lempuyangan?
c. Bagaimana Mita melihat kereta api di Stasiun Lempuyangan?
d. Mengapa Mita lebih sering melihat kereta api di Stasiun Lempuyangan?
7. … Mita naik kereta jurusan Jakarta?
Kata tanya yang tepat untuk mengawali kalimat di atas adalah ….
a. Apa
c. Kapan
b. Dimana
d. Siapa

8. Penyebab kereta jatuh ke sawah akibat cuaca yang buruk.Pertanyaan yang tepat
untuk jawaban di atas adalah ....
a. Siapa yang menyebabkan kereta jatuh ke sawah?
b. Dimana kereta itu jatuh?
c. Apa penyebab kereta jatuh ke sawah?
d. Kapan kereta jatuh ke sawah?

9. Kata tanya dimana digunakan untuk menanyakan ….


a. waktu
c. alasan
b. cara
d. tempat

10. Mita sedih karena ada kereta jurusan Lempuyangan jatuh ke sawah.Pertanyaan
yang tepat untuk jawaban di atas adalah ....
a. Mengapa Mita sedih?
b. Dimana Mita sedih?
c. Siapa yang sedih?
d. Kapan Mita sedih?
Kunci Jawaban

1. b 6. d
2. d 7. b
3. a 8. c
4. c 9. d
5. a 10. a

Rumus penilaian pilihan ganda:


B
N= x 100
A
N

Keterangan : NA = Nilai Akhir


B = Jumlah soal yang dikerjakan benar

N = Banyaknya butir soal


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Siklus II Pertemuan 2

Satuan Pendidikan : SD Negeri Wejang Ratung


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : III/2 (dua)
Pokok Bahasan : Membaca intensif teks bacaan
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit
Pelaksanaan : Senin, 8 Maret 2021

A. Standar Kompetensi
7. Memahami teks dengan membaca intensif (150-200 kata) dan membaca
puisi.
B. Kompetensi Dasar
7.1 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang
(150-200 kata) yang dibaca secara intensif.
C. Indikator
7.1.6 Mampu menyimpulkan isi teks bacaan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penjelasan guru tentang simpulan bacaan, siswa dapat
menyebutkan langkah-langkah menyimpulkan isi teks bacaan.
2. Melalui model pembelajaran CIRC, siswa mampu menyimpulkan isibacaan
yang berjudul “Banjir”.
E. Materi Pokok
Menyimpulkan isi teks bacaan.

Simpulan adalah cara menyajikan teks bacaan dalam bentuk singkat.


Walaupun singkat, simpulan harus tetap mewakili keseluruhan isi dari teks
bacaan. Kalimat simpulan merupakan pernyataan yang berupa intisari dari
bacaan. Intisari bacaan dapat ditemukan berdasarkan ide pokok yang dibahas
dalam bacaan. Kalimat simpulan harus mewakili isi bacaan.
Langkah-langkah menyimpulkan bacaan yaitu: (1) memahami baik- baik
isi bacaan yang akan diringkas, (2) mencatat ide pokok/pikiran pokok, dan (3)
merangkai ide pokok/pikiran pokok itu dengan kalimat sendiri.
F. Model dan Metode Pembelajaran
1. Model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
2. Metode pembelajaran
a. Ceramah digunakan saat menjelaskan materi simpulan bacaan.
b. Tanya jawab digunakan saat menjelaskan apersepsi.
c. Diskusi digunakan saat mengerjakan lembar kerja siswa.
d. Penugasan digunakan saat memberikan tugas untuk siswa.
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (5 menit)
a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.
b. Guru mengondisikan siswa untuk siap mengikuti kegiatan
pembelajaran.
c. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin teman-temannya berdoa.
d. Guru mengecek kehadiran siswa (presensi).
e. Guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab tentang bencana banjir.
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang akan
dipelajari.
2. Kegiatan inti (40 menit)
a. Eksplorasi
1) Guru menampilkan gambar bencana banjir yang terjadi di beberapa
daerah.
2) Guru dan siswa bertanya jawab tentang gambar bencana banjir yang
ditampilkan di depan kelas.
3) Guru membagikan teks bacaan yang berjudul “Banjir” kepada siswa.
4) Guru menyuruh siswa membaca berpasangan teks bacaan yangberjudul
“Banjir”.
5) Guru bertanya kepada siswa tentang kata-kata sukar yang terdapat
pada teks bacaan yang berjudul “Banjir”.
6) Guru dan siswa membaca kata-kata sukar dengan ejaan yang benar.
7) Guru menjelaskan langkah-langkah menyimpulkan isi teks bacaan.
b. Elaborasi
1) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok heterogen yang terdiridari
siswa berkemampuan tinggi dan rendah.
2) Masing-masing kelompok berdiskusi untuk menyelesaikan LKS,serta
memastikan setiap anggotanya memahami hasil diskusi.
3) Setiap kelompok mendapat pengawasan dan bimbingan dari guru.
4) Perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk membacakan hasil
diskusinya, kelompok yang lain memperhatikan.
c. Konfirmasi
1) Guru bersama siswa membahas hasil diskusi kelompok.
2) Guru bertanya jawab kepada siswa tentang hal-hal yang telah
dipahami dan belum dipahami siswa.
3) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik sebagai
motivasi dan penguatan kepada siswa.
4) Guru menyuruh siswa mengisi formulir tugas siswa secara
berpasangan.
3. Kegiatan penutup (25 menit)
a. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil pembelajaran.
b. Siswa mengerjakan tes formatif secara individu.
c. Guru menutup kegiatan pembelajaran.
H. Sumber dan Media Pembelajaran
1. Sumber
a. Warsidi, Edi dan Farikha. 2008. BSE Bahasa Indonesia Membuatku
Cerdas. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional. Hal.
2-7.
b. Nur’aini, Umri dan Indriyani. 2008. BSE Bahasa Indonesia untuk Sekolah
Dasar Kelas III. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan
Nasional. Hal. 31-32 dan hal. 80-81.
c. Silabus Bahasa Indonesia kelas III SD.
2. Media
a. Gambar bencana banjir.
b. Teks bacaan berjudul ”Banjir” yang bersumber dari BSE Aku Bangga
Bahasa Indonesia Sekolah Dasar Kelas 3 hal. 81-83.
I. Penilaian
1. Prosedur : penilaian proses, penilaian hasil
2. Jenis penilaian:
a. Penilaian proses : pengamatan guru
b. Penilaian hasil : tes formatif dengan alat penilaian
3. Bentuk penilaian : pilihan ganda
4. Alat tes : soal-soal evaluasi (terlampir)
5. Kunci Jawaban : (terlampir)
6. Format penilaian : (terlampir)
J. Kriteria Penilaian
1. Lembar Aktivitas Siswa (terlampir)
2. Lembar Penilaian (terlampir)

Kalo, 8 Maret 2021

Guru Kelas III

Paulus Male, S.Pd


NIP. 19811202 200903 1 003
Lampiran RPP

Bacaan
Banjir
Akhir-akhir ini sering terjadi banjir dimana-mana. Banjir terjadi di kota maupun
di desa. Banjir bermula dari banyaknya orang yang membuang sampah di sungai.
Selain itu, penebangan hutan secara sembarangan juga menjadi penyebab terjadinya
banjir. Hutan ditebang untuk lahan pertanian dan perumahan.
Sungai yang tersumbat sampah menyebabkan terhambatnya aliran air.
Sedangkan akibat dari penebangan hutan, bukit-bukit menjadi gundul. Ketika hujan
turun, air tidak ada yang menahan. Besarnya air yang mengalir dapat menyebabkan
banjir.
Kita dapat ikut membantu mencegah terjadinya banjir. Kita harus menjaga
kebersihan sungai dengan cara tidak membuang sampah di sungai. Kita harus menjaga
alam dengan menanam pohon di lingkungan sekitar. Ketika hujan turun, air dapat
disimpan didalam akar. Sebagian lagi menjadi air tanah. Air tanah yang berlimpah
dapat memunculkan sumber air. Dengan demikian, kita dapat mempunyai air bersih
dan segar yang melimpah.

Sumber: BSE Aku Bangga Bahasa Indonesia SD Kelas 3 hal. 81-83


Media Pembelajaran

Gambar 1. Banjir Gambar 2. Warga Mengungsi

Gambar 3. Sungai Penuh Sampah Gambar 4. Hutan Gundul


KISI-KISI LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Sekolah : SD Negeri Wejang Ratung


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Membaca Intensif Teks Bacaan
Kelas/Semester : III/2 (dua)
Alokasi Waktu : 20 menit

Standar Kompetensi :
7. Memahami teks dengan membaca intensif (150-200 kata) dan membaca puisi.
Kompetensi Dasar :
7.1 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang
(150-200 kata) yang dibaca secara intensif.

Jenis Ranah Tingkat Nomor


Indikator Soal
Soal Kognitif Kesukaran Soal
Disajikan teks bacaan yang
berjudul “Banjir”, siswa
Uraian C1 Mudah 1
dapat menjawab pertanyaan
sesuai dengan isi bacaan.
Disajikan teks bacaan yang
berjudul “Banjir”, siswa
Uraian C2 Sukar 2
dapat menyimpulkan isi
bacaan dengan tepat.
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Sekolah : SD Negeri Wejang Ratung


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : III/2 (dua)
Alokasi Waktu : 20 menit

PETUNJUK: Bacalah bacaan di bawah ini dengan teliti dan seksama!


Banjir
Akhir-akhir ini sering terjadi banjir dimana-mana. Banjir terjadi di kota maupun
di desa. Banjir bermula dari banyaknya orang yang membuang sampah di sungai.
Selain itu, penebangan hutan secara sembarangan juga menjadi penyebab terjadinya
banjir. Hutan ditebang untuk lahan pertanian dan perumahan.
Sungai yang tersumbat sampah menyebabkan aliran air terhambat. Akibat dari
penebangan hutan, bukit-bukit menjadi gundul. Ketika hujan turun, air tidak ada yang
menahan. Besarnya air yang mengalir dapat menyebabkan banjir.
Penduduk pun menjadi korban. Mereka kehilangan rumah dan harta benda.
Mereka terpaksa mengungsi. Di pengungsian, mereka kekurangan makanan dan
pakaian. Sebagian dari mereka jatuh sakit akibat kelaparan dan kedinginan.
Kita dapat ikut membantu mencegah terjadinya banjir. Kita harus menjaga
kebersihan sungai dengan cara tidak membuang sampah di sungai. Kita harus menjaga
alam dengan menanam pohon di lingkungan sekitar. Ketika hujan turun, air dapat
disimpan didalam akar. Sebagian lagi menjadi air tanah. Air tanah yang berlimpah
dapat memunculkan sumber air. Dengan demikian, kita dapat mempunyai air bersih
dan segar yang melimpah.
Sumber: BSE Aku Bangga Bahasa Indonesia SD Kelas 3 hal. 81-83
1. Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan isi bacaan!
a. Dimana banjir itu terjadi?
b. Apa penyebab terjadinya banjir?
c. Mengapa sungai yang banyak sampah dapat menyebabkan banjir?
d. Siapa yang menjadi korban banjir?
e. Bagaimana cara mencegah terjadinya banjir?
2. Buatlah simpulan teks bacaan yang berjudul “Banjir”!
Kunci Jawaban dan Penskoran

Jenis Nomor
Kunci Jawaban Penskoran
Soal Soal
a. Banjir terjadi dimana-mana, di kota dan di
5
desa.
b. Penyebab terjadinya banjir yaitu sungai
yang banyak sampah dan hutan yang 5
gundul.
c. Sungai yang banyak sampah dapat
1 menyebabkan banjir karena aliran air di 5
sungai dapat terhambat oleh sampah.
d. Penduduk yang akan menjadi korban
5
banjir.
Uraian e. Cara mencegah banjir yaitu tidak
membuang sampah di sungai dan harus 5
menanam pohon di lingkungan sekitar.
Banjir terjadi dimana-mana, baik di
kota maupun di desa. Penyebab terjadinya
banjir yaitu sungai yang banyak sampah dan
hutan yang gundul. Cara mencegah banjir
2 25
yaitu tidak membuang sampah di sungai. Kita
juga harus menanam pohon di lingkungan
sekitar agar mempunyai air yang
bersih dan segar.
Skor Maksimum 50

Rumus Penilaian:

NA = x 100
KISI-KISI TES FORMATIF

Sekolah : SD Negeri Wejang Ratung


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Membaca Intensif Teks Bacaan
Kelas/Semester : III/2 (dua)
Alokasi Waktu : 20 menit

Standar Kompetensi :
7. Memahami teks dengan membaca intensif (150-200 kata) dan membaca puisi.
Kompetensi Dasar :
7.1 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang
(150-200 kata) yang dibaca secara intensif.

Jenis Ranah Tingkat Nomor


Indikator Soal
Soal Kognitif Kesukaran Soal
Disajikan teks bacaan, Pilihan
siswa dapat menyebutkan C1 Mudah 1
Ganda
judul bacaan yang sesuai.
Disajikan teks bacaan,
siswa dapat membuat Pilihan
C1 Sedang 2, 12
pertanyaan yang sesuai Ganda
dengan isi bacaan.
Disajikan teks bacaan, Pilihan
siswa menyimpulkan isi C2 Sukar 3, 14, 15
Ganda
bacaan dengan tepat.
Disajikan teks bacaanyang
berjudul “Pantai
Pangandaran”, siswa dapat Pilihan
C1 Mudah 4, 9
menjawab pertanyaan Ganda
berkaitan dengan isi
bacaan dengan tepat.
Disajikan teks bacaanyang
berjudul “Pantai Pilihan
Pangandaran”, siswa dapat C1 Sedang 5, 7
Ganda
membuat pertanyaan yang
sesuai dengan isi bacaan.
Jenis Ranah Tingkat Nomor
Indikator Soal
Soal Kognitif Kesukaran Soal
Disajikan teks bacaanyang
berjudul “Pantai
Pangandaran”, siswa dapat Pilihan
C1 Mudah 6, 8
mengartikan kata-katasukar Ganda
yang terdapat dalam
bacaan.
Disajikan teks bacaanyang
berjudul “Pantai Pilihan
Pangandaran”, siswa dapat C2 Sukar 10
Ganda
menyimpulkan isi bacaan
dengan tepat.
Disajikan teks bacaan,
siswa dapat menjawab Pilihan
C1 Mudah 11, 13
pertanyaan yang sesuai Ganda
dengan isi bacaan.
SOAL TES FORMATIF

Sekolah : SD Negeri Wejang Ratung

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Materi Pokok : Membaca Intensif Teks Bacaan
Kelas/Semester : III/2 (dua)
Alokasi Waktu : 20 menit

PETUNJUK:
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X)
pada huruf a, b, c, atau d!

Bacalah teks di bawah ini untuk mengerjakan soal nomor 1 sampai 3!

Reza bercita-cita menjadi juara kelas, ia mulai belajar dengan sungguh-


sungguh. Kegiatan lain seperti bermain sepak bola dan menonton televisi dikurangi.
Hari pertama ulangan tiba, Reza membaca soal ulangan tampak gembira, ia dapat
mengerjakan soal-soal itu dengan mudah.

1. Judul yang tepat untuk bacaan di atas adalah ….


a. Hari Pertama Ulangan c. Cita-cita Reza
b. Juara Kelas d. Ia Mulai Belajar

2. Reza yang bercita-cita menjadi juara kelas.


Pertanyaan yang tepat untuk jawaban di atas adalah ….
a. Kapan Reza bercita-cita menjadi juara kelas?
b. Siapa yang bercita-cita menjadi juara kelas?
c. Mengapa bercita-cita menjadi juara kelas?
d. Bagaimana Reza bercita-cita menjadi juara kelas?

3. Simpulan yang tepat untuk bacaan di atas yaitu ….


a. Kita harus bercita-cita menjadi juara kelas.
b. Juara kelas tidak boleh bermain bola dan menonton televisi.
c. Jika hati gembira, kita akan dapat mengerjakan soal ulangan denganmudah.
d. Jika ingin menjadi juara kelas, harus belajar dengan sungguh-sungguh.
Bacalah teks di bawah ini untuk mengerjakan soal nomor 4 sampai 10!

Pantai Pangandaran
Pantai Pangandaran merupakan objek wisata pantai yang paling terkenal di Jawa
Barat. Pantai ini terletak 92 kilometer arah selatan Kota Ciamis. Letaknya tepat di
Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran. Di pantai ini, kita dapat melihat matahari
terbit. Di tempat yang sama, kita dapat pula melihat tenggelamnya matahari.
Pantai Pangandaran memiliki pantai yang berpasir putih. Pada musim liburan,
pantai ini sangat ramai. Pengunjung datang dari berbagai tempat. Pengunjung dapat
melakukan beraneka ragam kegiatan. Misalnya, berenang, berperahu, memancing,
berkeliling naik sepeda sewaan, dan mengunjungi taman laut.
Pantai Pangandaran ini landai. Airnya pun jernih. Dengan demikian, orang yang
ingin berenang akan merasa aman dan nyaman. Jika ingin berenang, ada ban atau
pelampung yang disewakan. Selain itu, disediakan juga tim penyelamat wisata pantai.
4. Pantai Pangandaran dari Kota Ciamis ke arah selatan sejauh ….
a. 90 kilometer
c. 92 kilometer
b. 91 kilometer
d. 93 kilometer

5. Pantai Pangandaran terletak di Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran,


Jawa Barat.
Pertanyaan yang tepat untuk jawaban di atas adalah ….
a. Dimana pantai Pangandaran itu terletak?
b. Siapa yang berlibur ke pantai Pangandaran?
c. Kapan pantai Pangandaran itu dibuka?
d. Mengapa harus berlibur ke pantai Pangandaran?

6. Pada musim liburan, pengunjung datang dari berbagai tempat.Kata pengunjung


sama artinya dengan ….
a. pedagang
c. pendatang
b. pembeli
d. wisatawan
7. Pengunjung dapat berenang, berperahu, memancing, berkeliling naik sepeda
sewaan, dan mengunjungi taman laut.
Pertanyaan yang tepat untuk jawaban di atas adalah ….
a. Siapa saja yang dapat berkunjung ke pantai Pangandaran?
b. Apa saja yang dapat dilakukan di pantai Pangandaran?
c. Mengapa pantai Pangandaran terkenal?
d. Bagaimana cara mengunjungi pantai Pangandaran?

8. Di pantai ini, kita dapat melihat matahari terbit.Terbit artinya yaitu ….


a. muncul
c. hilang
b. terbenam
d. tenggelam

9. Pantai Pangandaran memiliki air yang


….
c. jernih
a. kotor
d. coklat
b. keruh

10. Simpulan yang tepat untuk bacaan di atas yaitu ….


a. Pantai Pangandaran terletak di jawa Barat.
b. Pantai Pangandaran terkenal karena pantainya indah, aman, dan nyaman.
c. Pantai Pangandaran menyediakan tim penyelamat wisata pantai.
d. Pantai Pangandaran memiliki pantai yang berpasir putih.

Bacalah teks di bawah ini untuk mengerjakan soal nomor 11 sampai 13!

Pak Farid warga desa Karang Asih. Ia seorang petani. Ia memiliki sawah yang
luas. Ia tidak membiarkan sawahnya terlantar. Sawah itu ditanami bermacam sayuran
dan buah-buahan. Sebagian sawahnya ditanami padi.

11. Pak Farid adalah seorang ….


a. pedagang c. peternak
b. nelayan d. petani
12. Pak Farid tinggal di desa Karang Asih.
Pertanyaan yang tepat untuk jawaban di atas adalah ….
a. Dimana Pak Farid tinggal?
b. Siapa itu Pak Farid?
c. Kapan Pak Farid ke desa Karang Asih?
d. Mengapa Pak Farid tinggal di Desa Karang Asih?

13. Ia memiliki tanah yang luas


Ia yang dimaksud pada kalimat di atas adalah ….
a. istri Pak Farid
c. Pak Farid
b. anak Pak Farid
d. teman Pak Farid

14. Simpulan yang tepat untuk bacaan di atas adalah ….


a. Sawah Pak Farid sangat luas.
b. Pak Farid tidak membiarkan sawahnya terlantar.
c. Sawah Pak Farid ditanami bermacam sayuran dan buah-buahan
d. Pak Farid adalah seorang petani yang rajin.

15. Tata tertib sekolah:


1) siswa sampai di sekolah pukul 06.45
2) pukul 07.00 pelajaran dimulai
3) tidak boleh membawa senjata tajam Simpulan dari tata tertib di atas adalah ….
a. Tidak semua anak boleh membawa senjata tajam.
b. Siswa wajib mentaati tata tertib sekolah.
c. Siswa boleh hadir lebih pukul 07.00.
d. Siswa wajib menjaga kerukunan sehabis pukul 07.00.
Kunci Jawaban

1. c 6. d 11. d
2. b 7. b 12. a
3. d 8. a 13. c
4. c 9. c 14. d
5. a 10. b 15. b

Rumus penilaian pilihan ganda:


B
N= x 100
A
N

Keterangan : NA = Nilai Akhir


B = Jumlah soal yang dikerjakan benarN = Banyaknya butir soal
HASIL TES EVALUASI MEMBACA INTENSIF SIKLUS I
PERTEMUAN 1

NO NAMA SISWA NILAI


1 Arselinus Agung 70
2 Belasius Fredi Hardian 50
3 Dominikus Safion 70
4 Fransiskus Atris Jumali 40
5 Fransiskus Safri 80
6 Gregorius Baptista 60
7 Kartini Murni Tatik 90
8 Maria Baptista Farani 40
9 Marwan Hidayat Widiyanto 60
10 Oktavianus Ardiansa Alpin 80
11 Rosalia Kartika Ersin 90
12 Safanya Familia Adira 80
13 Sefanya Familia Adira 80
14 Theodora Talita Kadi 70
HASIL TES FORMATIF MEMBACA INTENSIF SIKLUS I
PERTEMUAN 2

NO NAMA SISWA NILAI


1 Arselinus Agung 80
2 Belasius Fredi Hardian 60
3 Dominikus Safion 80
4 Fransiskus Atris Jumali 50
5 Fransiskus Safri 80
6 Gregorius Baptista 60
7 Kartini Murni Tatik 100
8 Maria Baptista Farani 70
9 Marwan Hidayat Widiyanto 60
10 Oktavianus Ardiansa Alpin 80
11 Rosalia Kartika Ersin 100
12 Safanya Familia Adira 80
13 Sefanya Familia Adira 90
14 Theodora Talita Kadi 70
HASIL TES EVALUASI MEMBACA INTENSIFSIKLUS II
PERTEMUAN 1

NO NAMA SISWA NILAI


1 Arselinus Agung 80
2 Belasius Fredi Hardian 65
3 Dominikus Safion 80
4 Fransiskus Atris Jumali 70
5 Fransiskus Safri 80
6 Gregorius Baptista 70
7 Kartini Murni Tatik 100
8 Maria Baptista Farani 70
9 Marwan Hidayat Widiyanto 60
10 Oktavianus Ardiansa Alpin 80
11 Rosalia Kartika Ersin 100
12 Safanya Familia Adira 80
13 Sefanya Familia Adira 90
14 Theodora Talita Kadi 70
HASIL TES FORMATIF MEMBACA INTENSIF SIKLUS II PERTEMUAN 2

NO NAMA SISWA NILAI


1 Arselinus Agung 80
2 Belasius Fredi Hardian 70
3 Dominikus Safion 80
4 Fransiskus Atris Jumali 80
5 Fransiskus Safri 90
6 Gregorius Baptista 60
7 Kartini Murni Tatik 100
8 Maria Baptista Farani 90
9 Marwan Hidayat Widiyanto 65
10 Oktavianus Ardiansa Alpin 80
11 Rosalia Kartika Ersin 100
12 Safanya Familia Adira 80
13 Sefanya Familia Adira 90
14 Theodora Talita Kadi 80
PENINGKATAN HASIL TES FORMATIF SISWA

NILAI AKHIR
NO NAMA SISWA SIKLUS I SIKLUS II
1 Arselinus Agung 80 80
2 Belasius Fredi Hardian 60 70
3 Dominikus Safion 80 80
4 Fransiskus Atris Jumali 50 80
5 Fransiskus Safri 80 90
6 Gregorius Baptista 60 60
7 Kartini Murni Tatik 100 100
8 Maria Baptista Farani 70 90
9 Marwan Hidayat Widiyanto 60 65
10 Oktavianus Ardiansa Alpin 80 80
11 Rosalia Kartika Ersin 100 100
12 Safanya Familia Adira 80 80
13 Sefanya Familia Adira 90 90
14 Theodora Talita Kadi 70 80
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

Petunjuk : Berilah tanda cek (√) pada kolom 1, 2, 3, atau 4 jika deskriptor tampak!

Aspek yang dinilai


No Nama A B C D E F G Nila
1234123412341234123412341234i
1Arselinus Agung
2Belasius Fredi
Hardian
3Dominikus Safion
4Fransiskus Atris
Jumali
5Fransiskus Safri
6Gregorius
Baptista
7Kartini Murni
Tatik
8Maria Baptista
Farani
9Marwan Hidayat
Widiyanto
10Oktavianus
Ardiansa Alpin
11Rosalia Kartika
Ersin
12Safanya Familia
Adira
13Sefanya Familia
Adira
14Theodora Talita
Kadi

Keterangan:
A. Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
B. Keantusiasan siswa selama proses pembelajaran.
C. Kemampuan siswa dalam bertanya.
D. Kemampuan siswa dalam bekerjasama dengan kelompok.
E. Keterlibatan siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan model CIRC.
F. Kemampuan siswa dalam menindaklanjuti pengetahuan yang diperoleh.
G. Ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
DESKRIPTOR PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR SISWADALAM
PEMBELAJARAN CIRC

1. Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran.


Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut.
a. Siswa hadir lebih dari 10 menit setelah tanda masuk, tidak memberi salam
dan tidak membawa alat pembelajaran.
b. Siswa hadir 5 menit setelah tanda masuk, memberi salam ketika masuk tetapi
tidak membawa alat pembelajaran.
c. Siswa hadir tepat waktu, siswa menjawab/memberi salam dam
mempersiapkan alat pembelajaran.
d. Siswa datang tepat waktu, memberi/menjawab salam dengan sopan dan sikap
duduk yang rapi dan mempersiapkan alat pembelajaran yang diperlukan.

Skor Penilaian Keterangan


1 Jika deskriptor nomor satu tampak
2 Jika deskriptor nomor dua tampak
3 Jika deskriptor nomor tiga tampak
4 Jika deskriptor nomor empat tampak

2. Keantusiasan siswa selama proses pembelajaran.


Keantusiasan merupakan kegairahan siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran, sehingga siswa dalam proses pembelajaran penuh dengan semangat.
Untuk menilai butir ini, perlu diperhatikan deskriptor berikut.

Skor Penilaian Keterangan


Siswa antusias hanya pada sebagian kecil kegiatan
1
pembelajaran
2 Siswa antusias kurang dari setengah kegiatan pembelajaran
Siswa antusias pada sebagian besar dari kegiatan
3
pembelajaran
4 Siswa antusias pada seluruh kegiatan pembelajaran
3. Kemampuan siswa dalam bertanya.
Untuk menilai butir ini, perlu diperhatikan deskriptor berikut.

Skor Penilaian Keterangan


1 Satu kali bertanya tetapi masih menunjukkan rasa takut
2 Hanya satu kali bertanya sudah tidak ada rasa takut.

3 Dua kali bertanya tidak ada rasa takut.


4 Tiga kali/lebih bertanya tidak ada rasa takut.

4. Kemampuan siswa dalam bekerjasama dengan kelompok. Untuk menilai butir ini,
perlu diperhatikan deskriptor berikut.
a. Siswa memberi pendapat dalam menyelesaikan tugas kelompok.
b. Siswa dapat bekerjasama selama masa penugasan kelompok.
c. Siswa dapat bekerjasama dengan semua anggota kelompok.
d. Siswa dapat menghargai pendapat anggota kelompok yang lain.

Skor Penilaian Keterangan


1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak

5. Kemampuan siswa dalam melaksanakan model pembelajaran CIRC.


a. Siswa memahami teks dengan membaca berpasangan.
b. Siswa menganalisis dan menemukan jawaban dari membaca intensif teks.
c. Siswa menuangkan hasil pemikiran dalam bentuk rangkuman.
d. Siswa berani mengungkapkan pendapat baik secara lisan maupun secaratulisan
dalam kelompok.
Skor Penilaian Keterangan
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
6. Kemampuan siswa dalam menindaklanjuti pengetahuan yang diperoleh.Untuk
menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut.
a. Siswa dapat merefleksi (mengingat kembali) materi yang telah dipelajari.
b. Siswa dapat menyimpulkan materi yang dipelajari.
c. Siswa mencatat dan merangkum materi yang telah dipelajari.
d. Siswa dapat menerapkan materi yang dipelajari dalam kehidupan nyata.

Skor Penilaian Keterangan


1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak

7. Ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru.Untuk menilai


butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut:
a. Siswa mengerjakan tugas sesuai dengan yang ditugaskan oleh guru.
b. Siswa mengerjakan tugas secara sistematis.
c. Siswa tidak melakukan kegiatan lain, selain menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh guru.
d. Siswa menyelesaikan tugas tepat waktu.

Skor Penilaian Keterangan


1 Satu dekriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak

Penilaian Aktivitas Belajar Siswa :


skor keseluruhan yang diperoleh siswa
Tingkat keaktifan siswa (%) = = jumlah siswa x skor maksimal x 100 %

Indikator Keberhasilan :
Aktivitas belajar siswa berada pada kualifikasi memuaskan dengan perolehan nilai
atau tingkat keaktifan ≥ 75 %.
HASIL PENGAMATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWASIKLUS I
PERTEMUAN 1

Petunjuk : Berilah tanda cek (√) pada kolom 1, 2, 3, atau 4 jika deskriptor tampak!

Aspek yang dinilai


No Nama A B C D E F G Nila
1234123412341234123412341234i
1Arselinus Agung
2Belasius Fredi
Hardian
3Dominikus Safion
4Fransiskus Atris
Jumali
5Fransiskus Safri
6Gregorius
Baptista
7Kartini Murni
Tatik
8Maria Baptista
Farani
9Marwan Hidayat
Widiyanto
10Oktavianus
Ardiansa Alpin
11Rosalia Kartika
Ersin
12Safanya Familia
Adira
13Sefanya Familia
Adira
14Theodora Talita
Kadi
HASIL PENGAMATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWASIKLUS I
PERTEMUAN 2

Petunjuk : Berilah tanda cek (√) pada kolom 1, 2, 3, atau 4 jika deskriptor tampak!

Aspek yang dinilai


No Nama A B C D E F G Nila
1234123412341234123412341234i
1Arselinus Agung
2Belasius Fredi
Hardian
3Dominikus Safion
4Fransiskus Atris
Jumali
5Fransiskus Safri
6Gregorius
Baptista
7Kartini Murni
Tatik
8Maria Baptista
Farani
9Marwan Hidayat
Widiyanto
10Oktavianus
Ardiansa Alpin
11Rosalia Kartika
Ersin
12Safanya Familia
Adira
13Sefanya Familia
Adira
14Theodora Talita
Kadi
HASIL PENGAMATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWASIKLUS II
PERTEMUAN 1

Petunjuk : Berilah tanda cek (√) pada kolom 1, 2, 3, atau 4 jika deskriptor tampak!

Aspek yang dinilai


No Nama A B C D E F G Nila
1234123412341234123412341234i
1Arselinus Agung
2Belasius Fredi
Hardian
3Dominikus Safion
4Fransiskus Atris
Jumali
5Fransiskus Safri
6Gregorius
Baptista
7Kartini Murni
Tatik
8Maria Baptista
Farani
9Marwan Hidayat
Widiyanto
10Oktavianus
Ardiansa Alpin
11Rosalia Kartika
Ersin
12Safanya Familia
Adira
13Sefanya Familia
Adira
14Theodora Talita
Kadi
HASIL PENGAMATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWASIKLUS II
PERTEMUAN 2

Petunjuk : Berilah tanda cek (√) pada kolom 1, 2, 3, atau 4 jika deskriptor tampak!

Aspek yang dinilai


No Nama A B C D E F G Nila
1234123412341234123412341234i
1Arselinus Agung
2Belasius Fredi
Hardian
3Dominikus Safion
4Fransiskus Atris
Jumali
5Fransiskus Safri
6Gregorius
Baptista
7Kartini Murni
Tatik
8Maria Baptista
Farani
9Marwan Hidayat
Widiyanto
10Oktavianus
Ardiansa Alpin
11Rosalia Kartika
Ersin
12Safanya Familia
Adira
13Sefanya Familia
Adira
14Theodora Talita
Kadi
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

Nilai Rata-rata
No. Nama Siswa
Siklus I Siklus II
1 Arselinus Agung 75 80
2 Belasius Fredi Hardian 55 67.5
3 Dominikus Safion 75 80
4 Fransiskus Atris Jumali 45 75
5 Fransiskus Safri 80 85
6 Gregorius Baptista 60 65
7 Kartini Murni Tatik 95 100
8 Maria Baptista Farani 55 80
9 Marwan Hidayat Widiyanto 60 62.5
10 Oktavianus Ardiansa Alpin 80 80
11 Rosalia Kartika Ersin 95 100
12 Safanya Familia Adira 80 80
13 Sefanya Familia Adira 85 90
14 Theodora Talita Kadi 70 75
ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU (APKG) I
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

1. Nama Guru : Paulus Male, S.Pd


2. Sekolah : SD Negeri Wejang Ratung
3. Kelas : III (Tiga)
4. Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
5. Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
6. Pelaksanaan :

PETUNJUK
Baca dengan cermat rencana pembelajaran yang akan digunakan oleh guru ketika
mengajar. Kemudian, berilah skor semua aspek yang terdapat dalam rencana tersebut
dengan menggunakan butir-butir penilaian di bawah ini.

1. Merumuskan tujuan pembelajaran 1 2 3 4


1.1 Merumuskan tujuan pembelajaran sesuaidengan CIRC

1.2 Merancang dampak pengiring berbentuk

kecakapan hidup (life skill)

Rata-rata butir 1 = A

2. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media pembelajaran, dan


sumber belajar
2.1 Mengembangkan dan mengorganisasikan
materi pembelajaran sesuai dengan CIRC

2.2 Menentukan dan mengembangkan


media pembelajaran sesuai dengan CIRC

2.3 Memilih sumber belajar sesuai dengan CIRC


Rata-rata butir 2 = B
3. Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran menggunakan model CIRC
3.1 Menentukan jenis kegiatan pembelajaranCIRC

3.1.1 Kelompok membaca


3.1.2 Tim
3.1.3 Kegiatan-kegiatan yang berhubungan

dengan cerita

3.1.4 Pemeriksaan oleh pasangan


3.1.5 Tes
3.2 Menyusun langkah-langkah pembelajaranCIRC

3.3 Menentukan alokasi waktu pembelajaran


3.4 Menentukan cara-cara memotivasi siswa
3.5 Menyiapkan pertanyaan

Rata-rata butir 3 = C

4. Merancang pengelolaan kelas


4.1 Menentukan penataan latar

pembelajaran yang sesuai dengan CIRC

4.2 Menentukan cara-cara pengorganisasian

siswa agar dapat berpartisipasi dalam ke-

giatan pembelajaran CIRC

Rata-rata butir 4 = D

5. Merencanakan prosedur, jenis, dan menyiapkan alat penilaian


5.1 Menentukan prosedur dan jenis penilaianyang

sesuai dengan CIRC

5.2 Membuat alat penilaian dan kunci jawaban


Rata-rata butir 5 = E
6. Tampilan dokumen rencana pembelajaran
6.1 Kebersihan dan kerapian
6.2 Penggunaan bahasa tulis

Rata-rata butir 6 = F

A+B+C+D+E+F
Skor APKG I = = 6

Nilai Akhir = A + B + C + D + E + F x 100


𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠i𝑚𝑎𝑙

Pengamat,
Kepala SD Negeri Wejang Ratung

Paulina Diju, S.Pd,SD.


NIP. 19660329 198712 2 003
ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU (APKG) I
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)SIKLUS I PERTEMUAN 1

1. Nama Guru : Paulus Male, S.Pd


2. Sekolah : SD Negeri Wejang Ratung
3. Kelas : III (Tiga)
4. Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
5. Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
6. Pelaksanaan : Senin, 8 Februari 2021
PETUNJUK
Baca dengan cermat rencana pembelajaran yang akan digunakan oleh guru ketika
mengajar. Kemudian, berilah skor semua aspek yang terdapat dalam rencana tersebut
dengan menggunakan butir-butir penilaian di bawah ini.

1. Merumuskan tujuan pembelajaran 1 2 3 4


1.1 Merumuskan tujuan pembelajaran sesuai

dengan CIRC

1.2 Merancang dampak pengiring berbentuk

kecakapan hidup (life skill)

Rata-rata butir 1 = A

2. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media pembelajaran, dan


sumber belajar
2.1 Mengembangkan dan mengorganisasikan
materi pembelajaran sesuai dengan CIRC

2.2 Menentukan dan mengembangkan


media pembelajaran sesuai dengan CIRC

2.3 Memilih sumber belajar sesuai dengan CIRC


Rata-rata butir 2 = B
3. Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran menggunakan model CIRC
3.1 Menentukan jenis kegiatan pembelajaranCIRC

3.1.1 Kelompok membaca


3.1.2 Tim
3.1.3 Kegiatan-kegiatan yang berhubungan

dengan cerita

3.1.4 Pemeriksaan oleh pasangan


3.1.5 Tes
3.2 Menyusun langkah-langkah pembelajaranCIRC

3.3 Menentukan alokasi waktu pembelajaran


3.4 Menentukan cara-cara memotivasi siswa
3.5 Menyiapkan pertanyaan

Rata-rata butir 3 = C

4. Merancang pengelolaan kelas


4.1 Menentukan penataan latar

pembelajaranyang sesuai dengan CIRC

4.2 Menentukan cara-cara pengorganisasian siswa

agar dapat berpartisipasi dalam ke-

giatan pembelajaran CIRC

Rata-rata butir 4 = D

5. Merencanakan prosedur, jenis, dan menyiapkan alat penilaian


5.1 Menentukan prosedur dan jenis penilaianyang

sesuai dengan CIRC

5.2 Membuat alat penilaian dan kunci jawaban


Rata-rata butir 5 = E
6. Tampilan dokumen rencana pembelajaran
6.1 Kebersihan dan kerapian
6.2 Penggunaan bahasa tulis

Rata-rata butir 6 = F

A+B+C+D+E+F
Skor APKG I = = 6

Nilai Akhir = A + B + C + D + E + F x 100


𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠i𝑚𝑎𝑙

Pengamat,
Kepala SD Negeri Wejang Ratung

Paulina Diju, S.Pd,SD.


NIP. 19660329 198712 2 003
ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU (APKG) I
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)SIKLUS I PERTEMUAN 2

1. Nama Guru : Paulus Male, S.Pd


2. Sekolah : SD Negeri Wejang Ratung
3. Kelas : III (Tiga)
4. Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
5. Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
6. Pelaksanaan : Senin, 15 Februari 2021
PETUNJUK
Baca dengan cermat rencana pembelajaran yang akan digunakan oleh guru ketika
mengajar. Kemudian, berilah skor semua aspek yang terdapat dalam rencana tersebut
dengan menggunakan butir-butir penilaian di bawah ini.

1. Merumuskan tujuan pembelajaran 1 2 3 4


1.1 Merumuskan tujuan pembelajaran sesuai

dengan CIRC

1.2 Merancang dampak pengiring berbentuk

kecakapan hidup (life skill)

Rata-rata butir 1 = A

2. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media pembelajaran, dan


sumber belajar
2.1 Mengembangkan dan mengorganisasikan
materi pembelajaran sesuai dengan CIRC

2.2 Menentukan dan mengembangkan


media pembelajaran sesuai dengan CIRC

2.3 Memilih sumber belajar sesuai dengan CIRC


Rata-rata butir 2 = B
3. Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran menggunakan model CIRC
3.1 Menentukan jenis kegiatan pembelajaranCIRC

3.1.1 Kelompok membaca


3.1.2 Tim
3.1.3 Kegiatan-kegiatan yang berhubungan

dengan cerita

3.1.4 Pemeriksaan oleh pasangan


3.1.5 Tes
3.2 Menyusun langkah-langkah pembelajaranCIRC

3.3 Menentukan alokasi waktu pembelajaran


3.4 Menentukan cara-cara memotivasi siswa
3.5 Menyiapkan pertanyaan

Rata-rata butir 3 = C

4. Merancang pengelolaan kelas


4.1 Menentukan penataan latar

pembelajaranyang sesuai dengan CIRC

4.2 Menentukan cara-cara pengorganisasian siswa

agar dapat berpartisipasi dalam ke-

giatan pembelajaran CIRC

Rata-rata butir 4 = D

5. Merencanakan prosedur, jenis, dan menyiapkan alat penilaian


5.1 Menentukan prosedur dan jenis penilaianyang

sesuai dengan CIRC

5.2 Membuat alat penilaian dan kunci jawaban


Rata-rata butir 5 = E
6. Tampilan dokumen rencana pembelajaran
6.1 Kebersihan dan kerapian
6.2 Penggunaan bahasa tulis

Rata-rata butir 6 = F

A+B+C+D+E+F
Skor APKG I = = 6

Nilai Akhir = A + B + C + D + E + F x 100


𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠i𝑚𝑎𝑙

Pengamat,
Kepala SD Negeri Wejang Ratung

Paulina Diju, S.Pd,SD.


NIP. 19660329 198712 2 003
ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU (APKG) I
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)SIKLUS II PERTEMUAN 1

1. Nama Guru : Paulus Male, S.Pd


2. Sekolah : SD Negeri Wejang Ratung
3. Kelas : III (Tiga)
4. Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
5. Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
6. Pelaksanaan : Senin, 1 Maret 2021
PETUNJUK
Baca dengan cermat rencana pembelajaran yang akan digunakan oleh guru ketika
mengajar. Kemudian, berilah skor semua aspek yang terdapat dalam rencana tersebut
dengan menggunakan butir-butir penilaian di bawah ini.

1. Merumuskan tujuan pembelajaran 1 2 3 4


1.1 Merumuskan tujuan pembelajaran sesuai

dengan CIRC

1.2 Merancang dampak pengiring berbentuk

kecakapan hidup (life skill)

Rata-rata butir 1 = A

2. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media pembelajaran, dan


sumber belajar
2.1 Mengembangkan dan mengorganisasikan
materi pembelajaran sesuai dengan CIRC

2.2 Menentukan dan mengembangkan


media pembelajaran sesuai dengan CIRC

2.3 Memilih sumber belajar sesuai dengan CIRC


Rata-rata butir 2 = B
3. Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran menggunakan model CIRC
3.1 Menentukan jenis kegiatan pembelajaranCIRC

3.1.1 Kelompok membaca


3.1.2 Tim
3.1.3 Kegiatan-kegiatan yang berhubungan

dengan cerita

3.1.4 Pemeriksaan oleh pasangan


3.1.5 Tes
3.2 Menyusun langkah-langkah pembelajaranCIRC

3.3 Menentukan alokasi waktu pembelajaran


3.4 Menentukan cara-cara memotivasi siswa
3.5 Menyiapkan pertanyaan
Rata-rata butir 3 = C

4. Merancang pengelolaan kelas


4.1 Menentukan penataan latar

pembelajaranyang sesuai dengan CIRC

4.2 Menentukan cara-cara pengorganisasian siswa

agar dapat berpartisipasi dalam ke-

giatan pembelajaran CIRC

Rata-rata butir 4 = D

5. Merencanakan prosedur, jenis, dan menyiapkan alat penilaian


5.1 Menentukan prosedur dan jenis penilaianyang

sesuai dengan CIRC

5.2 Membuat alat penilaian dan kunci jawaban

Rata-rata butir 5 = E
6. Tampilan dokumen rencana pembelajaran
6.1 Kebersihan dan kerapian
6.2 Penggunaan bahasa tulis

Rata-rata butir 6 = F

A+B+C+D+E+F
Skor APKG I = = 6

Nilai Akhir = A + B + C + D + E + F x 100


𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠i𝑚𝑎𝑙

Pengamat,
Kepala SD Negeri Wejang Ratung

Paulina Diju, S.Pd,SD.


NIP. 19660329 198712 2 003
ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU (APKG) I
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)SIKLUS II PERTEMUAN 2

7. Nama Guru : Paulus Male, S.Pd


8. Sekolah : SD Negeri Wejang Ratung
9. Kelas : III (Tiga)
10. Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
11. Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
12. Pelaksanaan : Senin, 8 Maret 2021

PETUNJUK
Baca dengan cermat rencana pembelajaran yang akan digunakan oleh guru ketika
mengajar. Kemudian, berilah skor semua aspek yang terdapat dalam rencana tersebut
dengan menggunakan butir-butir penilaian di bawah ini.

1. Merumuskan tujuan pembelajaran 1 2 3 4


1.1 Merumuskan tujuan pembelajaran sesuai

dengan CIRC

1.2 Merancang dampak pengiring berbentuk

kecakapan hidup (life skill)

Rata-rata butir 1 = A

2. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media pembelajaran, dan


sumber belajar
2.1 Mengembangkan dan mengorganisasikan
materi pembelajaran sesuai dengan CIRC

2.2 Menentukan dan mengembangkan


media pembelajaran sesuai dengan CIRC

2.3 Memilih sumber belajar sesuai dengan CIRC


Rata-rata butir 2 = B
3. Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran menggunakan model CIRC
3.1 Menentukan jenis kegiatan pembelajaranCIRC

3.1.1 Kelompok membaca


3.1.2 Tim
3.1.3 Kegiatan-kegiatan yang berhubungan

dengan cerita

3.1.4 Pemeriksaan oleh pasangan


3.1.5 Tes
3.2 Menyusun langkah-langkah pembelajaranCIRC

3.3 Menentukan alokasi waktu pembelajaran


3.4 Menentukan cara-cara memotivasi siswa
3.5 Menyiapkan pertanyaan

Rata-rata butir 3 = C

4. Merancang pengelolaan kelas


4.1 Menentukan penataan latar

pembelajaranyang sesuai dengan CIRC

4.2 Menentukan cara-cara pengorganisasian siswa

agar dapat berpartisipasi dalam ke-

giatan pembelajaran CIRC

Rata-rata butir 4 = D

5. Merencanakan prosedur, jenis, dan menyiapkan alat penilaian


5.1 Menentukan prosedur dan jenis penilaianyang

sesuai dengan CIRC

5.2 Membuat alat penilaian dan kunci jawaban


Rata-rata butir 5 = E
6. Tampilan dokumen rencana pembelajaran
6.1 Kebersihan dan kerapian
6.2 Penggunaan bahasa tulis

Rata-rata butir 6 = F

A+B+C+D+E+F
Skor APKG I = = 6

Nilai Akhir = A + B + C + D + E + F x 100


𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠i𝑚𝑎𝑙

Pengamat,
Kepala SD Negeri Wejang Ratung

Paulina Diju, S.Pd,SD.


NIP. 19660329 198712 2 003
DESKRIPTOR
ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU (APKG I)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

1. Merumuskan tujuan pembelajaran


Indikator : 1.1 Merumuskan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan
CIRC.
Penjelasan : Untuk butir ini perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a. Rumusan dinyatakan dengan jelas sehingga tidak
menimbulkan tafsiran ganda
b. Rumusan mengandung perilaku (behavior) yang dapat dicapai
siswa.
c. Susunan rumusan kompetensi dasar terurut secara logis (dari
yang mudah ke yang sukar), dari yang sederhana ke yang
kompleks, dari yang konkret ke yang abstrak, dan dari berfikir
tingkat rendah sampai tingkat tinggi.
Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian berikut.

Skala Penilaian Penjelasan


1 Rumusan tidak jelas dan tidak lengkap.
2 Rumusan jelas tetapi tidak lengkap atau
tidak jelas tetapi lengkap.
3 Rumusan jelas dan lengkap, atau jelas
dan logis, atau lengkap dan logis
4 Rumusan jelas, lengkap, dan disusun
secara logis.

Indikator : 1.2 Merancang dampak pengiring berbentuk kecakapan hidup


(life skill)
Penjelasan : Deskriptor yang perlu dipertimbangkan sebagai berikut.
a. Dampak pengiring berbentuk kecakapan hidup hendaknya
tertuang di dalam rencana pembelajaran.
b. Dampak pengiring dianggap operasional apabila sesuai
dengan kegiatan pembelajaran.
Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian berikut.

Skala Penilaian Penjelasan


1 Tidak dicantumkan dampak pengiring
2 Dicantumkan dampak pengiring tetapi
tidak operasional
3 Dicantumkan dampak pengiring yang
operasional tetapi tidak sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan siswa
4 Dicantumkan dampak pengiring yang
operasional dan sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan siswa

2. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media (alat bantu


pembelajaran), dan sumber belajar.
Indikator : 2.1 Mengembangkan dan mengorganisasikan materi pembelajaran
sesuai dengan CIRC.
Penjelasan : Dalam mengembangkan dan mengorganisasikan materi pembelajaran,
perlu dipertimbangkan deskriptor-deskriptorsebagai berikut: (a.)
cakupan materi (keluasan dan kedalaman);
(b) sistematika materi; (c) kesesuaian dengan kemampuan dan
kebutuhan siswa; dan (d) kemutakhiran (kesesuaian dengan
perkembangan terakhir dalam bidangnya).
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan skala berikut.

Skala Penilaian Penjelasan


1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak

Indikator : 2.2 Menentukan dan mengembangkan media pembelajaran yang


sesuai dengan CIRC.
Penjelasan : Yang dimaksud dengan media adalah segala sesuatu yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran, sehingga memudahkan siswa
belajar (misalnya: gambar, model dan benda asli).
Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian berikut.

Skala
Penjelasan
Penilaian
1 Direncanakan penggunaan satu macam
media tetapi tidak sesuai dengan tujuan.
2 Direncanakan penggunaan lebih dari satu
macam media tetapi tidak sesuai dengan
tujuan.
3 Direncanakan penggunaan satu macam
media yang sesuai dengan tujuan.
4 Direncanakan penggunaan lebih dari satu
macam media yang sesuai dengan tujuan.

Indikator : 2.3 Memilih sumber belajar yang sesuai dengan CIRC Penjelasan
: Sumber belajar dapat berupa nara sumber, buku paket, buku
pelengkap, museum, lingkungan, laboratorium, dan
sebagainya.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut.
a. Kesesuaian sumber belajar dengan tujuan.
b. Kesesuaian sumber belajar dengan tingkat perkembangan
siswa.
c. Kesesuaian sumber belajar dengan materi yang akan
diajarkan.
d. Kesesuaian sumber belajar dengan lingkungan siswa
(kontekstual).
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan skala penilaian
berikut.

Skala Penilaian Penjelasan


1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak

3. Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran menggunakan model CIRC


Indikator : 3.1 Menentukan jenis kegiatan pembelajaran CIRC
Penjelasan : Mampu menerapkan komponen-komponen yang ada dalam model
CIRC dalam rencana kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia,
yaitu:
3.1.1 Kelompok membaca
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor di
bawah ini.
a. Kegiatan pembelajaran dirancang dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk belajar secara
berkelompok.
b. Kegiatan pembelajaran dirancang dengan membentuk
siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri
dari dua atau tiga siswa.
c. Kegiatan pembelajaran dirancang dengan membagi
siswa ke dalam kelompok kecil berdasarkan tingkat
kemampuan membaca.
d. Kegiatan pembelajaran dirancang dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk membentuk kelompok
membaca sendiri.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan skala berikut.

Skala Penilaian Penjelasan


1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak

3.1.2 Tim
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor ini.
a. Kegiatan pembelajaran dirancang dengan membentuk
tim (pasangan kelompok membaca).
b. Kegiatan pembelajaran dirancang dengan membentuk
tim yang terdiri dari empat atau limasiswa.
c. Kegiatan pembelajaran dirancang dengan membentuk
tim yang terdiri dari dua tingkat, yaitu siswa dari
kelompok membaca tingkat tinggi dan tingkat rendah.
d. Kegiatan pembelajaran dirancang dengan adanya
penghargaan terhadap tim yang memperoleh nilai
terbaik.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan skala sebagai berikut.

Skala Penilaian Penjelasan


1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak

3.1.3 Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan cerita Untuk


menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptorsebagai
berikut.
a. Kegiatan pembelajaran dirancang dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk membaca berpasangan
secara bergantian.
b. Kegiatan pembelajaran dirancang dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk membuat daftar kata-
kata sukar yang terdapat dalam teks bacaan.
c. Kegiatan pembelajaran dirancang dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mencari makna kata-
kata sukar yang terdapat dalam teks bacaan.
d. Kegiatan pembelajaran dirancang dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan skala berikut.

Skala Penilaian Penjelasan


1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak

3.1.4 Pemeriksaan oleh pasangan


Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor di
bawah ini.
a. Kegiatan pembelajaran dirancang dengan menyediakan
formulir tugas siswa.
b. Kegiatan pembelajaran dirancang dengan memberikan
petunjuk penggunaan dan tujuan adanya formulir tugas
siswa.
c. Kegiatan pembelajaran dirancang dengan adanya
bimbingan terhadap siswa saat mengisi formulir tugas
siswa.
d. Kegiatan pembelajaran dirancang dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
formulir tugas siswa.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan skala berikut.

Skala Penilaian Penjelasan


1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak

3.1.5 Tes
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor ini.
a. Kegiatan pembelajaran dirancang dengan adanya
refleksi pembelajaran.
b. Kegiatan pembelajaran dirancang dengan adanya tes
evaluasi secara individu.
c. Kegiatan pembelajaran dirancang dengan adanya
bimbingan dan pengawasan saat siswa mengerjakan tes
evaluasi.
d. Kegiatan pembelajaran dirancang dengan adanya
penguatan terhadap hasil belajar siswa.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan skala berikut.

Skala Penilaian Penjelasan


1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak

Indikator : 3.2 Menyusun langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan


CIRC.
Penjelasan : Langkah-langkah pembelajaran merupakan tahap-tahap pembelajaran
yang direncanakan guru sejak awal sampai akhir pembelajaran.
Untuk menilai butir ini perhatikan deskriptor sebagai berikut.
a. Langkah-langkah pembelajaran dirancang dengan sistematis
dan sesuai dengan model pembelajaran CIRC.
b. Langkah-langkah pembelajaran terdiri dari pembukaan, inti
dan penutup yang sesuai dengan model pembelajaran CIRC.
c. Langkah-langkah pembelajaran dirancang sesuai dengan
materi pembelajaran dan sesuai dengan model CIRC.
d. Langkah-langkah pembelajaran dirancang sesuai dengan
tujuan pembelajaran dan sesuai dengan model CIRC.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan skala berikut.

Skala Penilaian Penjelasan


1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
Indikator : 3.3 Menentukan alokasi waktu pembelajaran
Penjelasan : Alokasi waktu pembelajaran adalah pembagian waktu untuk
setiap tahapan/ jenis kegiatan dalam suatu pertemuan.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor sebagai
berikut.
a. Alokasi waktu keseluruhan dicantumkan pada rencana
pembelajaran.
b. Alokasi waktu untuk setiap langkah (kegiatan pembukaan,
inti, dan penutup) dicantumkan.
c. Alokasi waktu kegiatan inti lebih besar daripada jumlah
waktu kegiatan pembukaan dan penutup.
d. Alokasi waktu untuk setiap kegiatan dalam langkah-
langkah pembelajaran dirinci secara proporsional.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan skala penilaian
berikut.

Skala Penilaian Penjelasan


1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak

Indikator : 3.4 Menentukan cara-cara memotivasi siswa.


Penjelasan : Memotivasi siswa adalah upaya guru untuk membuat siswa
belajar secara aktif.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor tentang
cara memotivasi siswa berikut.
a. Mempersiapkan pembukaan pembelajaran seperti bahan
pengait, penyampaian tujuan, yang menarik bagi siswa.
b. Mempersiapkan media yang menarik.
c. Menetapkan jenis kegiatan yang mudah diikuti siswa serta
menantang siswa berfikir.
d. Melibatkan siswa dalam kegiatan.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan skala penilaian
berikut.

Skala Penilaian Penjelasan


1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak

Indikator : 3.5 Menyiapkan pertanyaan (perintah)


Penjelasan : Pertanyaan dapat mencakup pertanyaan tingkat rendah yang menuntut
kemampuan mengingat dan pertanyaan tingkat tinggi yang
menuntut kemampuan memahami, menerapkan, menganalisis,
mensintesis, dan mengevaluasi.
Pertanyaan yang disiapkan guru dapat digunakan untukberbagai
tujuan. Guru menyiapkan pertanyaan untuk menilai/memotivasi
siswa pada tahap pembukaan, menilai siswa selama proses
belajar dan menilai/memotivasi pada penutupan pembelajaran.
Untuk menilai butir ini perhatikan deskriptor sebagai berikut.
a. Terdapat pertanyaan kognitif tingkat rendah
(ingatan/pengetahuan) saja.
b. Terdapat pertanyaan ingatan dan pemahaman.
c. Terdapat pertanyaan ingatan, pemahaman, dan penerapan.
d. Terdapat pertanyaan ingatan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan skala penlianberikut.

Skala Penilaian Penjelasan


1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
4. Merancang pengelolaan kelas
Indikator : 4.1 Menentukan penataan latar (setting) pembelajaran yang sesuai
dengan CIRC
Penjelasan : Latar pembelajaran mencakup persiapan dan pengaturan ruangan
dan fasilitas yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut
berikut.
a. Penataan latar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b. Penataan latar (setting) pembelajaran sesuai dengan tingkat
perkembangan (perbedaan invidual) siswa.
c. Penataan latar pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu.
d. Penataan latar pembelajaran sesuai dengan lingkungan.
Selanjutnya untuk menilai butir ini perlu diperhatikan skala
penilaian berikut.

Skala
Penilaian Penjelasan
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak

Indikator : 4.2 Menentukan cara-cara pengorganisasian siswa agar dapat


berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran CIRC.
Penjelasan : Pengorganisasian siswa adalah kegiatan guru dalam menentukan
pengelompokan, memberi tugas, menata alur kerja, dan cara
kerja sehingga dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
Pengorganisasian siswa ditandai oleh deskriptor berikut.
a. Pengaturan pengorganisasian siswa (individu, klasikal);
b. Penugasan kepada siswa yang harus dikerjakan;
c. Alur dan pemberian instruksi cara kerja yang jelas;
d. Kesempatan bagi siswa untuk mendiskusikan hasil tugas.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan skala berikut.

Skala Penilaian Penjelasan


1 Deskriptor a tampak
2 Deskriptor a dan b tampak
3 Deskriptor a, b dan c tampak
4 Deskriptor a, b, c dan d tampak

5. Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian


Indikator : 5.1 Menentukan prosedur dan jenis penilaian sesuai dengan
CIRC
Penjelasan : Prosedur penilaian meliputi: (a) penilaian awal; (b) penilaian
dalam proses; dan (c) penilaian akhir.
Jenis penilaian meliputi: (a) tes lisan; (b) tes tertulis; dan (c)
tes perbuatan.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut.
a. Tercantum prosedur atau jenis penilaian saja tetapi tidak
sesuai dengan tujuan.
b. Tercantum prosedur atau jenis penilaian saja yang sesuai
dengan tujuan.
c. Tercantum prosedur dan jenis penilaian, salah satu di
antaranya sesuai dengan tujuan.
d. Tercantum prosedur atau jenis penilaian, keduanya sesuai
dengan tujuan.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan skala berikut.

Skala Penilaian Penjelasan


1 Deskriptor a tampak
2 Deskriptor b tampak
3 Deskriptor c tampak
4 Deskriptor d tampak

Indikator : 5.2 Membuat alat penilaian dan kunci jawaban.


Penjelasan : Alat penilaian dapat berbentuk pertanyaan, tugas, dan lembar observasi.
Kunci jawaban dapat berupa jawaban yang benar atau rambu-
rambu jawaban.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut.
a. Rumusan pertanyaan tidak mengukur ketercapaian tujuan
pembelajaran (TP).
b. Rumusan pertanyaan mengukur ketercapaian TP.
c. Rumusan pertanyaan mengukur ketercapaian TP dan
memenuhi syarat-syarat penyusunan alat evaluasi termasuk
penggunaan bahasa yang efektif.
d. Rumusan pertanyaan mengukur ketercapaian TP dan
memenuhi syarat-syarat penyusunan alat evaluasi termasuk
penggunaan bahasa yang efektif disertai pencantuman kunci
jawaban
Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian berikut.

Skala Penilaian Penjelasan


1 Deskriptor a tampak
2 Deskriptor b tampak
3 Deskriptor c tampak
4 Deskriptor d tampak
6. Tampilan dokumen rencana pembelajaran
Indikator : 6.1 Kebersihan dan kerapian
Penjelasan : Kebersihan dan kerapian rencana pembelajaran dapat dilihatdari
penampilan fisik rencana pembelajaran.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut.
a. Tulisan dapat dibaca dengan mudah.
b. Tulisan ajeg (konsisten)
c. Tampilan bersih (tanpa coretan atau noda) dan menarik.
d. Ilustrasi tepat
Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian berikut.

Skala Penilaian Penjelasan


1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
Indikator : 6.2 Penggunaan bDahaalasamturelinscana pembelajaranhendaknya
mengikuti
Penjelasa
kaidah bahasa tulis.
n
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor
berikut.
: a. Bahasa komunikatif.
b. Pilihan kata tepat.
B c. Struktur kalimat baku.
a d. Cara penulisan sesuai dengan EYD.
h
Skala Penilaian Penjelasan
a
1 Deskriptor a tampak
s 2 Deskriptor a dan b atau a dan c tampak
a 3 Deskriptor a, b dan c tampak
4 Deskriptor a, b, c dan d tampak
t
u
l
i
s

y
a
n
g

d
i
g
u
n
a
k
a
n

d
a

Anda mungkin juga menyukai