Asuhan Keperawatan Pneumonia Pada Anak

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA PADA ANAK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak


Dosen Mata Ajar: Etik Pratiwi, M.Kep

Kelompok: 2
Disusun Oleh:
1. Dita Pradilla 3120203664
2. Anis Nur Sa’adah 3120203697

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NOTOKUSUMO
YOGYAKARTA

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karuniaNya, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat
pada waktunya tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Keperawatan Anak, pada semester 4, di tahun ajaran 2022, dengan judul
‘’Asuahan Keperawatan Pneumonia pada Anak’’.
Dalam penyelesaian an makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan,
terutama disebabkan kurangnya ilmu pengetahuan yang kami miliki. Namun berkat
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak kami dapat menyelesaikan makalah
tepat pada waktunya yang telah ditentukan oleh guru pembimbing, sudah
sepantasnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami.
Kami sadar, sebagai Mahasiswa masih dalam proses pembelajaran, dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapakan ada kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah
yang lebih baik lagi kedepannya. Semoga makalah yang sederhana ini, dapat
memberi kesadaran bagi generasi muda.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................................ 3
KONSEP DASAR PENYAKIT ....................................................................................... 3
A. DEFINISI ............................................................................................................... 3
B. ETIOLOGI ............................................................................................................... 3
C. PATOFISIOLOGI ................................................................................................... 4
D. PATHWAY ............................................................................................................... 6
E. MANIFESTASI KLINIS ........................................................................................ 7
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ........................................................................... 8
G. PENATALAKSANAAN .......................................................................................... 8
BAB III............................................................................................................................. 10
ASUHAN KEPERAWATAN ......................................................................................... 10
A. PENGKAJIAN .................................................................................................... 10
B. DIAGNOSA ......................................................................................................... 12
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN ........................................................ 13
BAB IV ............................................................................................................................. 18
ANTICIPATORY GUIDANCE..................................................................................... 18
BAB V .............................................................................................................................. 19
PENUTUP........................................................................................................................ 19
A. KESIMPULAN ................................................................................................... 19
B. SARAN ................................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan akut
bagian bawah yang menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak. Faktor
risiko yang menyebabkan tingginya angka mortalitas pneumonia pada anak adalah
pneumonia yang terjadi pada masa bayi, berat badan lahir rendah (BBLR), tidak
mendapat ASI yang adekuat, dan malnutrisi.
Pneumonia adalah infeksi jaringan paru-paru (alveoli) yang besifat akut.
Penyebabnya adalah bakteri, virus, jamur, pajanan bahan kimia atau kerusakan fisik
dari paru-paru, maupun pengaruh tidak langsung dari penyakit lain. Bakteri yang
biasa menyebabkan pneumonia adalah Streptocuccus dan Mycoplasma Pneumonia,
sedangkan virus yang menyebabkan pneumonia adalah adenoviruses, rhinovirus,
influenza virus, respiratory syncytial virus (RSV).
Diperkirakan ada 1,8 juta atau 20% dari kematian anak diakibatkan oleh
pneumonia, melebihi kematian akibat AIDS, malaria, dan tuberkulosis. Di
Indonesia, pneumonia juga merupakan urutan kedua penyebab kematian pada anak
setelah diare. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) melaporkan bahwa kejadian
pneumonia mengalami peningkatan pada tahun 2007 sebesar 2,1% menjadi 2,7%
pada tahun 2015.

1
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk memahami gambaran umum tentang asuhan keperawatan pneumonia pada
anak.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengetahui Definisi Pneumonia
b. Mampu mengetahui Etiologi Pneumonia
c. Mampu mengetahui Patofisiologi Pneumonia
d. Mampu mengetahui Pathway
e. Mampu mengetahui Manifestasi Klinis
f. Mampu mengetahui Pemeriksaan Diagnostik
g. Mampu mengetahui Penatalaksanaan
h. Mampu mengetahui Asuhan Keperawatan Pneumonia

2
BAB II

KONSEP DASAR PENYAKIT

A. DEFINISI
Pneumonia adalah suatu proses peradangan dimana terdapat konsolidasi
yang disebabkan pengisian rongga alveoli oleh eksudat. Pertukaran gas tidak dapat
berlangsung pada daerah yang mengalami konsilidasi, begitupun dengan aliran
darah disekitar alveoli, menjadi terhambat dan tidak berfungsi maksimal.
Hipoksemia dapat terjadi, bergantung pada banyaknya jaringan paru-paru yang
sakit (Somantri, 2012).
Menurut WHO (2015), Pneumonia adalah bentuk infeksi pernapasan akut
yang mempengaruhi paru-paru. Paru-paru terdiri dari kantung kecil yang disebut
alveoli, yang mengisi dengan udara ketika orang yang sehat bernafas. Ketika
seseorang individu memiliki pneumonia, alveoli dipenuhi nanah dan cairan, yang
membuat bernafas asupan oksigen yang menyakitkan dan terbatas.

B. ETIOLOGI
Menurut Nanda Nic-Noc (2015) penyebaran infeksi terjadi melalui droplet dan
sering disebabkan oleh streptoccus pneumonia, melalui selang infus oleh
staphylococcus aureus sedangkan pada pemakaian ventilator oleh P.Aeruginosa
dan Enterobacter, dan masa kini terjadi karena perubahan keadaan pasien seperti
kekebalan tubuh dan penyakit kronis, polusi lingkungan, penggunaan antibiotik
yang tidak tepat. Setelah masuk ke paru-paru organism bermultiplikasi dan jika
telah berhasil mengalahkan mekanisme pertahanan paru, terjadi pneumonia. Selain
diatas penyebab terjadinya pneumonia sesuai penggolongannya yaitu:
1. Bacteria: diplococcuc pneumonia, pneumococcus, streptokokus hemolyticus,
streptococcus aereus, hemophilu influinzae, myobacterium tuberkolusis, bacillus
Friedlander
2. Virus: respiratory synsytial virus, adeno virus, V. Sitomegalik, V. influenza.
3. Mycoplasma pneumonia

3
4. Jamur: histoplasma capsulatumcrytococcus neuroformans, blasomyces
dermatitides, coccidodies immitis, aspergilus species, candida albicans
5. Aspirasi: makanan, kerosene (bensin, minyak tanah), cairan amnion, benda asing
6. Pnemonia hipostatik
7. Sindrom loeffet

C. PATOFISIOLOGI
Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyarang siapa saja, dari anak
sampai usia lanjut. Pecandu alkohol, pasien pasca operas, orang-orang dengan
gangguan penyakit pernapasan, sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan
tubuhnya, adalah yang paling berisiko. Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan
hidup normal pada tenggorokan yang sehat. Pada saat pertahanan tubuh menurun,
misalnya karena penyakit, usia lanjut, dan malnutrisi, bakteri pneumonia akan
dengan cepat berkembangbiak dan merusak organ paru-paru. Kerusakan jaringan
paru setelah kolonisasi suatu mikroorganisme paru banyak disebabkan oleh reaksi
imun dan peradangan yang dilakukan oleh bakteri pada pneumonia bakterialis dapat
secara langsung merusak sel-sel system pernapasan bawah. Pneumonia bakterialis
menimbulkan respon imun dan peradangan yang paling mencolok. Jika terjadi
infeksi, sebagian jaringan dari lobus paru-paru, ataupun seluruh lobus, bahkan
sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru kanan, dan dua di paru-
paru kiri) menjadi terisi cairan. Dari jaringan paru-paru, infeksi dengan cepat
menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Bakteri pnemokokus adalah
kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia. (Siphutar, 2007)

Proses pneumonia mempengaruhi ventilasi. Setelah agen penyebab


mencapai alveoli, reaksi inflamasi akan terjadi dan mengakibatkan extravasasi
cairan serosa ke dalam alveoli. adanya eksudat tersebut memberikan media bagi
pertumbuhan bakteri. Membran kapiler alveoli menjadi tersumbat sehingga
menghambat aliran oksigen ke dalam perialveolar kapiler di bagian paru yang
terkena dan akhirnya terjadi hipoksemia.

4
Setelah mencapai alveoli, maka pneumokokus menimbulkan respon yang
khas terdiri dari empat tahap yang berurutan (Price, 1995:711):
1. Kongesti (24 jam pertama) : Merupakan stadium pertama, eksudat yang kaya
protein keluar masuk ke dalam alveolar melalui pembuluh darah yang berdilatasi
dan bocor, disertai kongesti vena. Paru menjadi berat, edematosa dan berwarna
merah.
2. Hepatisasi merah (48 jam berikutnya) : Terjadi pada stadium kedua, yang berakhir
setelah beberapa hari. Ditemukan akumulasi yang masif dalam ruang alveolar,
bersama-sama dengan limfosit dan magkrofag. Banyak sel darah merah juga
dikeluarkan dari kapiler yang meregang. Pleura yang menutupi diselimuti eksudat
fibrinosa, paru-paru tampak berwarna kemerahan, padat tanpa mengandung udara,
disertai konsistensi mirip hati yang masih segar dan bergranula (hepatisasi = seperti
hepar).

5
D. PATHWAY

6
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Demam, sering tampak sebagai tanda infeksi yang pertama. Paling sering
terjadi pada usia 6 bulan- 3 tahun dengan suhu mencapai 39,5-40,50, bahkan
dengan infeksi ringan. Mungkin malas dan peka rangsang atau terkadang
euphoria dan lebih akhtif dari normal, beberapa anak bicara dengan kecepatan
yang tidak biasa.
2. Meningismus, yaitu tanda-tanda mengingeal tanfa infeksi meninges. Terjadi
dengan awitan demam yang tiba-tiba dengan disertai sakit kepala, nyeri dan
kekauan pada punggung dan leher, adanya tanda kering, dan akan berkurang
saat suhu turun.
3. Anoreksia, merupakan hal yang umum disertai dengan penyakit masa kanak-
kanak. Seringkali merupakan bukti awal dari penyakit. Menetap sampai derajat
yang lebih besar atau lebih sedikit melalui tahap demam dari penyakit,
seringkali memanjang sampai tahap pemulihan.
4. Muntah, anak kecil mudah untah bersamaan dengan penyakit yang merupakan
petunjuk untuk awitan infeksi. Biasanya berlangsung singkat, tetapi dapat
menetap selama sakit
5. Diare, biasanya ringan, diare sementara dapat menjadi berat. sering menyertai
infeksi pernapasan. Khususnya karena virus.
6. Nyeri abdomen, merupakan keluhan umum. Kadang tidak bisa dibedakan dari
nyeri apendiksitis.
7. Sumbatan nasal, pasase nasal kecil dari bayi mudah tersumbat oleh
pembengkakan mukosa dan eksudasi, dapat mempengaruhi pernapasan dengan
menyusu pada anak.
8. Keluhan nasal, sering menyertai infeksi pernapasan. mungkin encer dan sedikit
atau kental, bergantung pada tipe dan atau tahap infeksi.
9. Batuk, merupakan gambaran umum dari penyakit pernapasan, dapat menjadi
bukti hanya selama fase akut
10. Bunyi pernapasan, seperti batuk, mengi, mengorok. Auskultasi terdengar
mengi, krekels.

7
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan penunjang menurut Nanda Nic-Noc (2015) antara lain:
1. Sinar X : mengidentifikasi distributor struktural (misal: lobar, brochail) dapat
juga menyatakan abses.
2. Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosis
3. Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis organisme
khusus
4. Pemeriksaan gram/kultur, sputum darah: untuk mengidentifikasi semua
organisme yang ada.
5. Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-paru, menetapkan luas berat
penyakit dan membantu diagnosis keadaan.
6. Spimetrik static untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi.

G. PENATALAKSANAAN
Menurut Nanda Nic Noc (2015) kepada penderita yang penyakitnya tidak
terlalu berat, bisa diberikan antibiotic per-oral dan tetap tinggal di rumah. Penderita
yang lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau
penyakit paru lainnya, harus dirawat dan antibiotic diberikan melalui infus.
Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan intervena dan alat bantu nafas
mekanik. Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan
keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu. Penatalaksanaan umum yang dapat
diberikan antara lain:
1. Oksigen 1-2L/menit
2. IVFD dekstrose 10%:NACL 0,9%= 3;1, +KCI 10 mEq/500 ml cairan. Jumlah
cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
3. Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan eternal bertahap melalui
selang nasogastric dengan feeding drip
4. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan
beta agonis untuk meperbaiki transport mukosilier.
Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, antibiotic diberikan
sesuai hasil kultur

8
1. Untuk kasus pneumonia community based:
a. Ampasilin 100mg/kg BB/ hari dalam 4 kali pemberian.
b. Kloramfenikol 75mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian
2. Untuk kasus pneumonia hospital based:
a. Sefatoksin 100mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian
b. Amikasin 10-15mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian

9
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama, Usia, Jenis Kelamin, Tempat/Tanggal lahir, Alamat
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Penyakit Sekarang
b) Riwayat Penyakit Dahulu
4. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
5. Aktivitas/istirahat
Gejala: kelemahan, kelelahan, insomnia.
Tanda: letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas.
6. Sirkulasi
Gejala: riwayat adanya
Tanda: takikardia, penampilan kemerahan, atau pucat
7. Makanan/Cairan
Gejala: kehilangan nafsu makan, mual, muntah.
Tanda: sistensi abdomen, kulit kering dengan turgor buruk, penampilan
kakeksia (malnutrisi).
8. Neurosensori
Gejala: sakit kepala daerah frontal (influenza).
Tanda: perusakan mental (bingung).
9. Nyeri/Kenyamanan
Gejala: sakit kepala, nyeri dada (meningkat oleh batuk), imralgia, artralgia.
Tanda: melindungi area yang sakit (tidue pada sisi yang sakit untuk
membatasi gerakan).
10. Pernafasan
Gejala: adanya riwayat ISK kronis, takipnea (sesak nafas), dispnea.
Tanda:

10
a) Sputum: merah muda
b) Perpusi: pekak datar area yang konsolidasi
c) Premikus: taksil dan vocal bertahap meningkat dengan konsolidasi
d) Bunyi nafas menurun
e) Warna: pucat/sianosis bibir dan kuku
11. Keamanan
Gejala: riwayat gangguan sistem imun, misal: AIDS, penggunaan steroid,
demam.
Tanda: berkeringat, menggigil berlang, gemetar.
12. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala: riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis.
Tanda: DRG menunjukkan rerata lama dirawat 6-8 hari.
Rencana Pemulangan: bantuan dengan perawatan diri, tugas pemeliharaan
rumah.
13. Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
Perlu diperhatikan adanya takipnea dispne, sianosis sirkumoral,
pernapasan cuping hidung, distensi abdomen, batuk semula
nonproduktif menjadi produktif, serta nyeri dada pada waktu menarik
nafas. Batasan takipnea pada anak berusia 12 bulan-5 tahun adalah 40
kali / menit atau lebih. Perlu diperhatikan adanya tarikan dinding dadda
ke dalam pada fase inspirasi. Pada pneumonia berat, tarikan dinding
dada kedalam akan tampak jelas.
b) Palpasi
Suara redup pada sisi yang sakit, hati mungkin membesar, fremitus
diraba mungkin meningkat pada sisi yang sakit, dan nadi mungkin
mengalami peningkatan atau tachycardia.
c) Perkusi
Suara redup pada sisi yang sakit.
d) Auskultasi

11
Pada anak yang pneumonia akan terdengar stridor. Sementara dengan
stetoskop, akan terdengar suara nafas berkurang, ronkhi halus pada sisi
yang sakit, dan ronkhi basah pada masa resolusi. Pernapasan bronchial,
egotomi, bronkofoni, kadang terdengar bising gesek pleura (Mansjoer,
2000).
B. DIAGNOSA
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d inflamasi dan obstruksi jalan
nafas
2. Ketidakefektifan pola nafas b.d keleihan otot pernapasan
3. Kekurangan volume cairan b.d intake oral tidak adekuat, takipnea, demam
4. Intoleransi aktivitas b.d isolasi respiratory
5. Defisiensi pengetahuan b.d perawatan anak pulang

12
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Tujuan dan Kriteria


Diagnosa Intervensi Rasional
Hasil

a. Untuk mengetahui
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan Respiratory Monitoring:
keadaan umum pasien
bersihan jalan nafas tindakan keperawatan
a. Monitor vital sign
jam b. Monitor respirasi dan b. Penurunan bunyi
b.d inflamasi dan selama ...x...
nafas dapat
obstruksi jalan diharapkan jalan nafas oksigenasi
menunjukkan
nafas pasien bersih, dengan c. Auskultasi bunyi
atelektasis
kriteria hasil: nafas
c. Untuk mencatat
a. Mendemonstrasikan d. Anjurkan keluarga
adanya suara nafas
batuk efektif dan suara pasien memberikan
tambahan
nafas bersih, tidak ada minuman hangat atau
d. Berguna untuk
sianosis dan dyspneu susu hangat
melunakkan secret
b. Menunjukkan jalan e. Kolaborasi dalam
e. Untuk mengencerkan
nafas yang paten pemberian terapi
dahak dan
c. Mampu nebulizer sesuai
melancarkan jalan
mengidentifikasi dan indikasi
nafas
mencegah faktor yang f. Berikan O2 dengan
f. Untuk membantu
dapat menghambat menggunakan nasal
pasien bernafas lebih
jalan nafas g. Penghisapan (suction)
baik/mengurangi
sesuai indikasi
sesak nafas
g. Merangsang batuk
atau pembersihan
jalan nafas suara
mekanik pada faktor
yang tidak mampu
melakukan karena

13
batuk efektif atau
penurunan tingkat
kesadaran.

dilakukan a. Buka jalan nafas a. Untuk memastikan


2. Ketidakefektifan Setelah
keperawatan b. Pastikan posisi untuk ada atau tidaknya
pola nafas tindakan
memaksimalkan sumbatan pada jalan
berhubungan selama ...x... jam,
ventilasi nafas
dengan keletihan diharapkan pola nafas
pasien normal, dengan c. Auskultasi suara b. Agar pasien dapat
otot pernapasan
nafas, catat adanya bernafas dengan
kriteria hasil:
suara tambahan optimal
a. Mendemonstrasikan
d. Monitor vital sign c. Untuk mengetahui
batuk efektif, suara
(pernafasan) dan adanya suara nafas
nafas yang besih, tidak
status O2 tambahan
cyanosis dan dyspneu
e. Keluarkan secret d. Untuk mengetahui
b. Menunjukkan jalan
dengan batuk atau kondisi pernafasan
nafas yang paten
section pasien dan status O2
(irama nafas, tidak
e. Untuk mengeluarkan
tercekik, tidak ada
secret yang
suara nafas abnormal)
menghambat jalan
c. Tanda-tanda vital
nafas
dalam rentang normal
a. Untuk mengetahui
3. Kekurangan Setelah dilakukan Hydration:
status hidrasi pasien
volume cairan b.d tindakan keperawatan a. Monitoring status
b. Untuk memastikan
intake oral tidak selama ...x... jam hidrasi (kelembaban
jumlah cairan yang
adekuat, takipnea, diharapkan kebutuhan membrane mukosa,
masuk dan keluar
demam volume cairan dapat nadi yang adekuat)
c. Untuk mengetahui
terpenuhi, dengan kriteria secara tepat
faktor risiko
hasil: b. Atur catatan intake
ketidakseimbangan
a. Mempertahankan dan output cairan
cairan dan mencegah
urine output sesuai secara akurat

14
dengan usia, BB, urine Fluid monitoring: secara dini faktor
normal tersebut
c. Identifikasi faktor
b. Tekanan darah, nadi, d. Untuk mengetahui
risiko
suhu tubuh dalam keadaan umum pasien
ketidakseimbangan
batas normal (hipertermi, e. Untuk memastikan
cairan
c. Tidak ada tanda-tanda terapi diberikan secara
infeksi, muntah dan
dehidrasi, elestisitas benar
diare)
turgor kulitbaik, d. Monitoring tekanan f. Untuk memastikan
memberan mukosa pemberian terapi
darah, nadi, dan RR
lembab, tidak ada rasa diberikan secara tepat
IV teraphy:
haus yang berlebihan
e. Lakukan 5 benar
pemberian terapi
infuse (benar obat,
dosis, pasien, rute,
frekuensi)
f. Monitoring tetesan
dan tempat IV selama
pemberian
1. Untuk dapat
4. Intoleransi Setelah dilakukan Activity Therapy:
memberikan program
aktivitas b.d isolasi tindakan keperawatan a. Kolaborasi dengan
yang sesuai dengan
respiratory selama ...x... jam tenaga rehabilitasi
tepat
diharapkan energi medik dalam
2. Untuk mengetahui
psikologis maupun merencanakan
kemampuan pasien
fisiologi pasien terpenuhi, program terapi yang
dalam melakukan
dengan kriteria hasil: tepat
suatu aktivitas
a. Berpartisipasi dalam b. Bantu pasien
3. Untuk membantu
aktifitas fisik tanpa mengidentifikasi
pasien dalam
disertai peningkatan aktivitas yang mampu
beraktivitas
dilakukan

15
tekanan darah, nadi, c. Bantu untuk 4. Untuk dapat
RR mendapatkan alat mengetahui
b. Mampu melakukan bantu aktivitas seperti kekurangan pasien
aktivitas sehari-hari kursi roda dalam beraktivitas dan
secara mandiri d. Bantu pasien dan memberikan
c. Tanda-tanda vital keluarga untuk penanganan yang
normal mengidentifikasi tepat
d. Energy psikomotor kekurangan dalam 5. Untuk bisa membuat
e. Level kelemahan aktivitas pasien selalu
f. Mampu berpindah: e. Bantu pasien termotivasi dan
dengan atau tanpa mengembangkan bersemangat
bantuan motivasi 6. Untuk mengetahui
g. Status f. Monitor respon fisik, kesanggupan dan
kardiopulmonari emosi, sosial, dan keingiann pasien
adekuat spiritual dalam melakukan
h. Sirkulasi status baik aktivitas
i. Status respirasi:
pertukaran gas dan
ventilasi adekuat

a. Untuk bisa mengukur


5. Defisiensi Setelah dilakukan Disease Process:
tingkat pengetahuan
pengetahuan b.d tindakan keperawatan a. Berikan penilaian
keluarga pasien
perawatan anak selama ...x... jam tentang tingkat
b. Untuk mempermudah
pulang diharapkan pengetahuan pengetahuan pasien
keluarga pasien
keluarga pasien
tentang proses
mengerti tentang
bertambah, dengan penyakit yang spesifik
penyakit pasien dan
kriteria hasil: b. Gambarkan tanda dan
dapat mengetahui
a. Keluarga pasien gejala yang biasa
tanda dan gejalanya
mengatakan paham muncul pada penyakit,
c. Untuk mengetahui
tentang penyakit, dengan cara yang
penyebab yang dapat
kondisi, prognosis, tepat

16
dan program c. Identifikasi menimbulkan
pengobatan kemungkinan penyakit pasien
b. Keluarga pasien penyebab dengan cara menjadi semakin
mampu melakukan yang tepat memburuk
prosedur yang
dijelaskan secara
benar
c. Keluarga pasien
mampu menjelaskan
kembali apa yang
dijelaskan
perawat/tim kesehatan
lainnya

17
BAB IV

ANTICIPATORY GUIDANCE

Anticipatory Guidance merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh perawat dalam
membimbing orang tua tentang tahapan perkembangan anak sehingga orang tua
sadar akan apa yang terjadi dan mengetahui apa yang harus dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan sesuai dengan tahapan usia anak.
1. Gendong anak posisi tegak
Menjaga anak tetap tegak dapat membuat mereka lebih mudah bernapas.
2. Pastikan anak minum air yang cukup
Hal ini menghindari terjadinya dehidrasi pada anak yang mengalami penyakit
infeksi paru-paru.
3. Gunakan pelembab udara
Pelembab udara atau himidifier dapat mengurangi gatal disaluran pernapasan.
4. Mandi dengan air hangat
Mandi air hangat dapat membantu batuk dengan melonggarkan saluran di
hidung dan tenggorokan.
5. Jangan merokok di rumah
Menghirup asap rokok dapat mempengaruhi lapisan saluran udara anak dan
dapat memperburuk kondisi anak.

18
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pneumonia merupakan penyakit infeksi saluran napas bawah akut yang
menyebabkan gangguan kebersihan nafas sehingga nyeri saat bernafas dan
keterbatasan intake oksigen. Apabila kebersihan jalan nafas terganggu maka
menghambat pemenuhan suplai oksigen ke otak dan sel-sel diseluruh tubuh,
jika dibiarkan dalam waktu yang lama akan menyebabkan hipoksia dan
penurunan kesadaran karena ini penderita pneumonia bisa meninggal.
Tanda dan gejala dari pneumonia yaitu demam, meningismus, anoreksia,
muntah, diare, nyeri abdomen, sumbatan nasal, keluhan nasal, batuk, dan ada
bunyi pernafasan. Asuhan keperawatan secara umum dari pneumonia meliputi
pengkajian, diagnosa, dan rencana keperawatan.
B. SARAN
Kepada tenaga kesehatan untuk memahami faktor resiko yang berhubungan
dengan kejadian pneumonia pada anak, dengan mengedukasi kepada orang tua
tentang pemenuhan gizi yang baik, pentingnya pemberian imunisasi dasar
lengkap, serta lingkungan rumah yang memenuhi syarat, sebagai pencegahan
untuk mengurangi jumlah penderita dan menurunkan angka kematian
pneumonia pada anak.

19
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Athena & Ika Dharmayanti. 2014. Pneumonia pada Anak Balita di Indonesia.
Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 8. No. 8. H. 359-360.
Nurarif, Amin Huda. 2015. Nanda. Nic Noc Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC
Somantri, Irman. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Pernafasan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Hartati, Susi, dkk.2012.Faktor Resiko Terjadinya Pneumonia pada Anak Balita.Jurnal
Keperawatan Indonesia, 15(1)

20

Anda mungkin juga menyukai