Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4
PELAKSANAAN PELAYANAN
PEMERIKSAAN IVA DAN
PEMERIKSAAN PAYUDARA No. Dokumen :440/253/SOP- UKP/TU/I/2018 No. Revisi :- SOP Tanggal Terbit : 31 Januri 2018 Halaman : 1/4 R PUSKESMAS drg. Hj. Koessarijani. P KARAWACI NIP.195912041984032003 BARU 1. Pengertian - Iva (Inspeksi Visual dengan Asam asetat) : merupakan metode sederhana untuk deteksi dini kanker leher rahim dengan menggunakan asam asetat.
- Deteksi Dini kanker payudara adalah pemeriksaan payudara untuk
mengidentifikasi kelainan payudara yang dapat mengarah ke arah keganasan (kanker) sehingga dapat segera mendapat pengobatan dengan harapan pengobatan dapat lebih tuntas dan angka kesembuhan lebih tinggi. 2. Tujuan 1. deteksi dini menggunakan metode IVA bertujuan mengidentifikasi mereka yang mengalami lesi pra kanker sehingga dapat memperoleh terapy segera untuk memutus perjalanan hidup lesi pra kanker sebelum menjadi kanker 2. deteksi dini kanker payudara bertujuan - untuk mengidentifikasi masalah pada payudara sebelum ibu merasakan gejala dan memberi kesempatan untuk pengobatan atau pencegahan sejak dini. - Memberikan pengetahuan pada perempuan di masyarakat sehingga dapat lebih peduli dengan adanya kemungkinan terhadap kanker,dan membekali mereka dengan pengetahuan pemeriksaan dengan metode SADARI, agar mereka dapat melakukan pemeriksaan payudaranya sendiri.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Karawaci Baru No.
440/82/SK/TU/I/2018 tentang Pelayanan Klinis. 4. Prosedur 1. Petugas menyapa pasien 2. Petugas melakukan anamnesis kepada pasien dengan menanyakan; - Apakah pasien sudah pernah melakukan Iva Test dan SADARI - Riwayat keputihan - Riwayat Menstruasi/ perdarahan diluar menstruasi - Kapan terakhir melakukan coitus 3. Informed Consent 4. Pasien dipersilahkan berbaring di meja Gyn. 5. Mencuci tangan dengan air sabun sampai bersih dan dikeringkan dengan kain bersih dan kering. 6. Memakai APD seperti apron,masker dan kacamata google. 7. Memakai sepasang sarung tangan steril. 8. Pada saat melakuka pemeriksaan harus diingat untuk selalu mengajarkan cara melakukan SADARI. 9. Melihat payudara dan memperhatikan apakah ada perubahan : - Bentuk - Ukuran - Puting atau kulit yang berlipat - Kulit cekung Memeriksa apakah terjadi pembengkakan,suhu tubuh yang meningkat atau rasa nyeri pada salah satu atau kedua payudara. 10. Melihat puting payudara dan perhatikan ukuran,bentuk dan arahnya. Memeriksa apakah ada ruam atau luka dan keluar cairan dari puting payudara. 11. Meminta ibu mengangkat kedua lengannya keatas kepala dan lihat kedua payudaranya. Memperhatikan apakah ada perbedaan. Melihat ibu untuk meletakkan kedua tangan di pinggang dan memperhatikan kembali payudaranya. 12. Meminta ibu/klien membungkuk untuk melihat apakah kedua payudaranya menggantung secara seimbang. 13. Melihat payudara sebelah kiri dan memeriksa apakah ada perbedaan dengan payudara sebelah kanan. Memeriksa apakah terdapat kerutan atau lekukan pada kulit payudara. 14. Menggunakan telapak jari-jari telunjuk tengah dan manis, mempalpasi seluruh payudara, dimulai dari sisi atas paling luar dari payudara, menggunakan teknik spiral. Perhatikan apakah terdapat benjolan atau rasa nyeri. 15. Menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk menekan putting payudara. Perhatikan apakah keluar cairan bening, keruh atau berdarah dari putting. 16. Ulangi langkah-langkah tersebut di atas untuk payudara di sebelah kanan. Jika perlu, ulangi tindakan ini dengan posisi ibu duduk dan kedua lengan berada di samping tubuh. 17. Meminta ibu/klien untuk duduk dan mengangkat kedua lengan setinggi bahu. Mempalpasi pangkal payudara dengan menekan sepanjang sisi luar otot pectoral kiri sambil secara bertahap menggerakkan jari-jari kearah axial. Memeriksa apakah terjadi pembesaran kelenjar getah bening (lymph nodes) atau rasa nyeri. 18. Ulangi langkah tersebut untuk payudara sebelah kanan 19. Meminta ibu untuk menaruh kedua tumit pada dudukan. Jika tidak ada dudukan, membantu ibu menaruh kedua kakinya di tepi luar ujung meja. Tutupi ibu dengan selimut atau kain. 20. Menyalakan lampu/senter dan mengarahkan ke daerah genetalia. 21. Memperhatikan labia, klitoris dan perineum apakah terdapat parut, lesi, inflamasi atau retakan kulit 22. Memasang cocor bebek speculum dalam posisi terbuka sehingga speculum tetap berada di tempatnya agar leher rahim dapat terlihat. 23. Memindahkan lampu / senter sehingga dapat melihat leher rahim denagn jelas. 24. Memeriksa leher rahim apakah curiga kanker serviks atau terdapat servisistis, ektopion, tumor, ovula naboti atau luka. 25. Menggunakan swab kapas yang bersih untuk menghilangkan cairan, darah, atau mukosa dari leher rahim. membuang swab kapas yang telah 2/4 dipakai ke dalam wadah tahan bocor atau kantung plastic. 26. Mengidentifikasi ostium uteri, SSK (sambungan skuamo koloumnar) dan zona transformasi. Bila SSK tidak bisa ditampakkan, lanjutkan dengan prosedur pemeriksaan test Pap. Bila tes Pap tidak memungkinkan untuk dilakukan, lanjutkan ke langkah selanjutnya. 27. Mencelupkan lidi kapas steril ke dalam cairan asam asetat lalu mengoleskan pada leher rahim. membuang swab kapas ke dalam kantung lastik. 28. Menunggu minimal 1 menit agar asam asetat terserap dan tampak perubahan warna putih yang disebut dengan lesi putih. 29. Memastikan SSK dengan teliti: 30. Memeriksa apakah leher rahim mudah berdarah. 31. Mencari apakah terdapat plak putih yang tebal dan meninggi atau lesi putih. 32. Bila perlu, oleskan kembali asam asetat atau usap leher rahim dengan swab bersih untuk menghilagkan mukosa, darah atau debris. Membuang lidi kapas ke dalam kantung plastic. 33. Bila pemeriksaan visual telah selesai, gunakan swab baru untuk menghilangkan sisa cairan asam asetat dai leher rahim dan vagina. Membuang kassa swab ke dalam kantung plastic. 34. Melepaskan speculum dan melakukan dekontaminasi dengan meletakkan speculum dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. 35. Melakukan pemeriksaan bimanual. 36. Meminta ibu untuk duduk, turun dari meja periksa dan berpakaian. 37. Membersihkan lampu / senter dan alas tempat duduk paisen berturut-turut dengan larutan klorin 0,5% cairan deterjen dan air bersih. 38. Merendam sarung tangan dalam keadaan dipakai ke dalam larutan klorin 0,5%. Melepas sarung tangan dengan membalik sisi dalam keluar. 39. lepas sarung tangan, buang ke dalam kantung plastic medis. 40. Mencuci tangan dengan air dan sabun sampai benar-benar bersih lalu dikeringkan dengan kain kering dan bersih atau dianginkan. 41. Mencatat hasil tes IVA dan temuan lain ke dalam catatan medis ibu. 42. Jika didapatkan lesi putih, menggambar peta leher rahim dan daerah lesi putih pada catatan medis ibu. 43. Membahas hasil pemeriksaan payudara dan tes IVA bersama ibu dan menjawab pertanyaan. 44. Jika hasil pemeriksaan payudara dan tes IVA negative, sebutkan waktu kunjungan berikutnya untuk menjalani kembali pemeriksaan payudara dan tes IVA. 45. Jika hasil pemeriksaan payudara atau tes IVA positif atau dicurigai terdapat kanker, membahas langkah-langkah selanjutnya. Setelah memberi konseling, memberikan pengobatan atau merujuk. 5. Diagram Alir 6. Referensi Buku acuan Pencegahan Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim diterbitkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal PP & 3/4 Penyakit Tidak Menular tahun 2010. PL,Direktorat Pengendalian 7. Dokumen - Informed consent Terkait - Rekam Medis - Form Pemeriksaan 8. Unit Terkait Ruangan KB
9. Rekaman Historis Perubahan
No Yang Diubah Isi Perubahan Tgl Mulai Diberlakukan