RANCANGAN AKTUALISASI Wani Fix
RANCANGAN AKTUALISASI Wani Fix
RANCANGAN AKTUALISASI Wani Fix
Oleh:
SRIWANI, S.Pd
NDH: 09
i
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 A Puwatu Tlp. 3124061 Fax. 3125905
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
Oleh :
SRIWANI, S.Pd.
NDH: 09
COACH, MENTOR,
ii
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN ASN
SRIWANI, S.Pd
NIP. 19951202 202012 2 013
Telah diterima dan diperbaiki sesuai masukan Penguji, Coach dan Mentor
pada Seminar/Evaluasi Pelaksanaan Aktualisasi yang diselenggarakan
Pada tanggal : ……………………………… 2021
Kendari, 2021
…
ARDIN, S.E., M.M. ABD. RAHMAN, S.Sos DARMAN, S.Pd
NIP.19660220 198610 1 004 NIP. 19820902 200904 1 002 NIP. 19660902 198610 1 003
Mengetahui :
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA,
SYAHRUDDIN NURDIN, SE
NIP. 19660621 199012 1 001
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
karunia, dan hidayah-Nya Shalawat serta salam kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang
telah membimbing umatnya ke jalan yang benar.
Dengan rasa syukur akhirnya penulis menyelesaikan laporan aktualisasi dan habituasi
dengan judul “Meningkatkan Pemahaman Perkalian Peserta Didik Kelas III Melalui
Penggunaan Media Multiplication Stick Board di SDN 02 Tinggo Kabupaten Kolaka”.
Laporan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (PNS) mengandung
nilai dasar PNS yang terdiri dari Akuntabilitas, Nasionalisme,Etika Publik, Komitmen Mutu,
dan Anti Korupsi yang selanjutnya disingkat dengan ANEKA.
Penyusun menyadari bahwa laporan aktualisasi ini dapat terwujud karena bantuan dan
dorongan dari banyak pihak. Dengan sepenuh hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:
iv
7. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan ilmu terkait nilai-nilai dasar ASN
yang sangat bermanfaat khususnya nanti pada saat kegiatan aktualisasi dan
habituasi di unit kerja.
8. Seluruh Panitia binsu yang telah memfasilitasi peserta Diklatsar dengan baik terutama
korlap yang dengan sabar menghadapi peserta pelatihan dasar CPNS
9. Segenap keluarga besar diklatsar CPNS golongan III khususnya XC yang selama ini
telah bersama dalam mengikuti pelatihan DIKLATSAR
10. Terkhususnya kedua Orang tua Saya yang senantiasa mendukung dan mendoakan
saya.
Penulis menyadari bahwa laporan rancangan aktualisasi ini masih banyak kekurangan
yang disebabkan keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, bimbingan dan
masukan sangat penting guna mengoptimalisasikan perencanaan dan pelaporan dan
habituasi dari nilai-nilai ASN. Dan semoga dapat memberikan manfaat untuk semua
pihak.
Sriwani, S.Pd
v
DAFTAR ISI
COVER JUDUL.............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2. Tujuan.................................................................................................. 3
1.3. Manfaat................................................................................................ 4
1.4. Ruang Lingkup..................................................................................... 4
1.5. Waktu dan Tempat............................................................................... 4
vi
2.2. Konsepsi Nilai Dasar , Kedudukan dan Peran ASN ............................ 15
2.2.1. Akuntabilitas.............................................................................. 15
2.2.2. Nasionalisme............................................................................. 17
2.2.3. Etika Publik................................................................................ 18
2.2.4. Komitemen Mutu........................................................................ 20
2.2.5. Anti Korupsi............................................................................... 21
2.2.6. Manajemen ASN.....................................................................… 22
2.2.7. WoG.........................................................................................…. 26
2.2.8. Pelayanan Publik.....................................................................…. 26
IV. PENUTUP...................................................................................................…. 47
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 48
vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan pegawai pemerintah
dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. ASN mempunyai beberapa
kewajiban yaitu: 1. Sebagai pelaksana kebijakan, 2. Sebagai pelayan publik, dan 3. Sebagai
perekat dan pemersatu bangsa. Sebagai pelaksana kebijakan ASN harus mempunyai integritas
yang tinggi dan nilai-nilai nasionalisme yang berhubungan dengan pancasila, kemudian sebagai
pelayan publik ASN harus mempunyai etika dan tidak memandang karakteristik karena semua
masyarakat mempunyai hak yang sama untuk di layani, dan yang terakhir sebagai perekat dan
pemersatu bangsa ASN harus dapat memegang teguh nilai-nilai dasar ASN yang terbagi atas
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen, Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA) dalam
menjalankan tugasnya untuk Indonesia yang lebih maju.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) dijelaskan
bahwa setiap CPNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses
Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Latsar) terintegrasi untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang
unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Hal
tersebut perlu dilakukan semata-mata untuk mewujudkan visi Negara sebagaimana tertuang
dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Tanggung jawab guru sebagai pengajar lebih menekankan kepada tugas dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Dalam tugas ini guru dituntut memiliki
kompetensi yang dapat mendukung tugas tersebut, antara lain kompetensi kepribadian,
kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Guru harus berusaha
untuk memperhatikan apa yang sudah ada dan serta mengadakan penyempurnaan cara
pembelajaranagar prestasi peserta didik dapat ditingkatkan. Tantangan guru yang dihadapi dalam
pembelajaran adalah memecahkan masalah yang terjadi pada peserta didik. Salah satu masalah
urgen yang terjadi di SDN 02 Tinggo tempat instansi penulis bertugas yaitu rendahnya
pemahaman peserta didik dalam belajar perkalian.
Pada kelas rendah atau sekolah dasar, pembelajaran matematika ditekankan pada empat
kemampuan berhitung dasar, yaitu kemampuan menghitung penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian. Empat kemampuan berhitung dasar ini sangat penting untuk dikuasai
2
sebagai bekal penguasaan materi selanjutnya di kelas yang lebih tinggi. Selain itu, kemampuan
berhitung dasar ini juga sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Perkalian, sebagai salah satu kemampuan berhitung adalah hal yang sangat penting bagi
peserta didik. Perkalian merupakan sebuah konsep matematika yang meliputi penskalaan
(pelipatan) bilangan yang satu dengan bilangan yang lain. Perhitungan ini termasuk ke dalam
aritmetika dasar. Sangat penting bagi peserta didik untuk memahami konsep perkalian
matematika karena perkalian seringkali digunakan di dalam beragam rumus matematika lainnya.
Akan tetapi, hal yang terjadi di SDN 02 Tinggo adalah peserta didik belum mampu memahami
konsep perkalian. Hal tersebut disebabkan kemampuan peserta didik dalam memahami perkalian
masih sangat rendah. Selama penulis mengajar di SDN 02 Tinggo masalah yang penulis hadapi
ketika mengajar matematika yaitu peserta didik masih dalam tahap menghapal konsep perkalian
dasar yaitu perkalian 1 sampai dengan perkalian 10. Bagi penulis hal ini adalah masalah karena
menghapalkan saja belum cukup tanpa dibarengi dengan memahami konsep perkalian tersebut.
Menurut penulis, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan peserta didik SDN 02
Tinggo dalam menguasai perkalian yaitu 1) rendahnya minat perkalian peserta didik; 2) Selama
ini, tidak adanya media pembelajaran yang digunakan dalam PBL. 3) Tidak adanya evaluasi
terhadap peserta didik.
Kondisi demikian itu tentu membuat proses pembelajaran matematika menjadi
membosankan bagi peserta didik. Oleh karena itu, penulis mengangkat sebuah judul isu
“Meningkatkan Pemahaman Perkalian Peserta didik Kelas III Melalui Penggunaan Media
Multiplication stick board di SDN 02 Tinggo Kabupaten Kolaka”.
Isu tersebut merupakan sebuah solusi untuk menjawab permasalahan yang terjadi di SDN
02 Tinggo. Dalam pengaplikasiannya penulis mengintegrasikan dengan nilai-nilai dasar ASN
yaitu nilai ANEKA yang telah penulis dapatkan pada pembelajaran klasikal selama 18 hari di
balai diklat.
3
Mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab di unit kerja masing-masing.
b. Tujuan khusus
Secara khusus, Mewujudnya peningkatan pemahaman perkalian peserta didik kelas III
melalui penggunaan media multiplication stick board.
Agenda aktualisasi dilaksanakan pada setiap rumah peserta didik mulai tanggal 01 sampai
dengan 25 Maret 2021.
4
BAB II
I. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SD NEGERI 2 TINGGO
NPSN : 40403533
Bentuk Pendidikan : SD
Status Sekolah : Negeri
Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
- Visi
Sekolah dengan lingkungan belajar yang mampu mengembangkan seluruh potensi
peserta didik secara maksimal yang “berilmu, disiplin, dan berakhlakul kharimah
yang dilandasi iman dan taqwa”.
- Misi
1. Menyiapkan generasi unggul yang kreatif, aktif dan inovatif serta memiliki
potensi di bidang imteq dan iptek
2. Membangun citra sekolah sebagai mitra terpercaya di masyarakat
3. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman, rapi, bersih dan nyaman
4. Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, menyenangkan,
komunikatif, tanpa takut salah, dan demokratis
5. Mengupayakan pemanfaatan waktu belajar, sumber daya fisik, dan manusia
agar memberikan hasil yang terbaik bagi perkembangan peserta didik
6. Menanamkan kepedulian social dan lingkungan, cinta damai, cinta tanah air,
semangat kebangsaaan, dan hidup demokratis.
6
2.1.3. Nilai Organisasi
1. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas yang di emban
7
8
2.1.4. Struktur Organisasi
GURU KELAS 1 GURU KELAS 2 GURU KELAS GURU KELAS 4 GURU KELAS 5 GURU KELAS 6
3 Astutiani Syam, Erma Saputri, S.Pd Syamsudding, S.Pd
Suherni, S.Pd Kamria, S.Pd
PESERTA DIDIK
MASYARAKAT
9
2.1.5. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
10
2.1.6. Tugas Pokok
11
3. Muhammad Sain Laki-laki - Guru Guru Honor
PAI Sekolah
4. Suherni, S.Pd Perempuan - Guru Guru Honor
Kelas Sekolah
5. Sriwani, S.Pd Perempuan 19951202 202012 2 013 Guru PNS
Kelas
6. Astutiani Syam, Perempuan 19950627 202012 2 015 Guru PNS
S.Pd Kelas
7. Erma Saputri, Perempuan 19920307 202012 2 011 Guru PNS
S.Pd Kelas
8. Syamsudding, Laki-laki 19880906 202012 1 005 Guru PNS
S.Pd Kelas
9. Muh. Risal Syamsudding, 19930129 202012 1 007 Guru PNS
Iriansyam, S.Pd S.Pd PJOK
12
2.1.8. Identifikasi Dan Penetapan Isu
a. Identifikasi Isu
Whole of government
(inovatif)
Guru merancang dan membuat media
pembelajaran yang menarik bagi peserta
didik.
Pelayanan publik
(berkualitas)
Guru mampu mengembangkan
pembelajaran yang inovatif .
3. Melaksanakan kegiatan Belum maksimalnya Manajemen ASN:
membimbing kegiatan pembimbingan (etika publik)
Guru bertanggung jawab dalam
melaksanakan pembimbingan kepada
14
peserta didik.
(nepotisme)
Dalam kegiatan membimbing peserta
didik, guru tidak boleh membeda-bedakan
setiap peserta didik
Whole of government
(koordinasi)
Dalam kegiatan membimbing, guru
mengarahkan peserta didik untuk belajar
matematika
Pelayanan publik
(berkualitas)
Guru membimbing dan memberikan
materi kepada peserta didik secara
maksimal. Agar pemahaman peserta didik
terhadap perkalian tidak rendah.
15
R
t
s
i
l
k
r
m
p
y
h
a
d
n
e 3. K
4. P
5. L
= Kekhalayakan
= Problematik
= Layak
Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar sebagai
seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi dan tugasnya
sebagai ASN. Adapun nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA). Penjelasan dari kelima nilai
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
2.2.1. Akuntabilitas
16
Akuntabilitas adalah kata yang sudah tidak asing lagi kita dengar, namun seringkali
kita susah untuk membedakannya dengan responsibilitas. Namun dua konsep tersebut
memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab,
sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Lebih
lanjut akuntabilitas merujuk pada kewajiban individu, kelompok, atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Adapun indikator dari nilai
akuntabilitas adalah:
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan memainkan
peranan yang penting dalam menciptakan hal tersebut.
b. Transparansi
Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan
yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/ institusi.
c. Integritas
Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d. Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya
yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggungjawab juga dapat berarti
berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
e. Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda maupun orang.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini akan melahirkan
akuntabilitas.
g. Keseimbangan
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan adanya keseimbangan
antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas. Selain itu, adanya
harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga harus disertai dengan
keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang dimiliki.
17
h. Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan
tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem
pelaporan kinerja baik individu maupunorganisasi.
i. Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai
pada tercapainya tujuan akhir.
2.2.2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan yang
menjadi tolak ukur dalam menilai kecintaan individu terhadap bangsanya. Salah satu cara
untuk menumbuhkan semangat nasionalisme adalah dengan menanamkan dan
mengamalkan nilai-nilai Pancasila oleh setiap penyelenggara negara, baik di pusat
maupun di daerah.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan,
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan
negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa
rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama
manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia;
mengembangkan sikap tenggangrasa.
Dalam arti sempit, Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya
sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Sementara secara
arti luas, nasionalisme berarti pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa
dan negara, sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme Pancasila merupakan
pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah air yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar
nasionalisme yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Sila 1 (Ketuhanan Yang Maha Esa)
18
Nilai ini mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya
Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Nilai ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia
merupakan bangsa religius yang mengakui adanya Tuhan.
b. Sila 2 (Kemanusiaan yang adil dan beradab)
Nilai ini mengandung arti adanya kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai
moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan
segala sesuatu sebagaimana mestinya.
c. Sila 3 (Persatuan Indonesia)
Sila ini mengandung nilai bahwa persatuan Indonesia mengakui dan menghargai
sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia. Semangat
kebangsaan adalah mengakui manusia dalam keberagaman dan terbagi dalam
beberapa golongan. Selain kehendak hidup bersama, kebersamaan bangsa Indonesia
juga didukung oleh semangat gotong-royong. Dengan kegotong-royongan itulah,
Indonesia mampu melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, bukan
hanya membela atau mendiamkan suatu unsur masyarakat atau bagian tertentu dari
teritorial Indonesia. Tujuan nasionalisme yang didasari dari semangat gotong royong
yaitu ke dalam dan ke luar. Ke dalam berarti kemajemukan dan keanekaragaman
budaya, suku, etnis, agama yang mewarnai kebangsaan Indonesia, tidak boleh
dipandang sebagai hal negatif dan sebagai suatu ancaman. Sebaliknya, hal itu perlu
disikapi secara positif sebagai limpahan karunia yang bisa saling memperkaya
khazanah budaya dan pengetahuan. Ke luar berarti memuliakan kemanusiaan secara
universal, dengan menjunjung tinggi persaudaraan, perdamaian dan keadilan antar
umat manusia.
d. Sila 4 (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat, kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan)
Sila ini mengandung makna pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat
dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga perwakilan.
e. Sila 5 (Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia)
Sila ini mengandung makna sebagai dasar tujuan yaitu tercapainya masyarakat
Indonesia yang adil dan makmur lahiriah dan batiniah.
19
2.2.3. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang standar atau norma yang menentukan baik
atau buruk, benar atau salah suatu perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Etika
dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk menentukan
apakah suatu perbuatan itu pantas dilakukan, guna menjamin adanya perlindungan hak-
hak individu, mencakup cara-cara dalam pengambilan keputusan untuk membantu
membedakan hal-hal yang baik dan yang buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nilai-nilai yang dianut.
Adapun nilai-nilai dasar dari Etika Publik, antara lain:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945;
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna dan santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat
sistem karir.
Etika Publik merupakan landasan dasar bagi penuntun perilaku, norma etika justru
sangat menentukan perumusan kebijakan maupun pola tindakan yang ada didalam
organisasi publik. Jika aparat pemerintah maupun masyarakat sudah memiliki dasar
norma etika yang kuat, ketaatan terhadap norma hukum akan mengikuti dan biasanya
20
korupsi, penyalahgunaan kekuasaan atau bentuk-bentuk penyimpangan lain akan dapat
dicegah sejak dini.
21
harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur
capaian hasil kerja.
22
Ketekunan dan konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat
seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya;
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang sadar bahwa segala tindakan dan kegiatan yang dilakukannya akan
dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat,
negara, dan bangsanya;
f. Kerja keras, Individu yang memiliki etos kerja akan selalu berupaya meningkatkan
kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya;
g. Kesederhanaan, gaya hidup yang sederhana yaitu dibiasakan untuk tidak hidup
boros;
h. Keberanian, Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan; dan
i. Keadilan, Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia
terima sesuai dengan jerih payahnya. Bila dia seorang pimpinan maka dia akan
memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya.
27
2.2.8. Whole of Government
a. Pengertian Whole of Government
Berdasarkan interpretasi analitis dan manifestasi empiris di lapangan maka
WoG didefinisikan sebagai “suatu model pendekatan integratif fungsional satu atap”
yang digunakan untuk mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi
karena berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas
sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku. Sesuai dengan
karakteristik wicked problems.
b. Penerapan Whole of Government (WoG) dalam pelayanan terintegrasi
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik dari sisi
penataan institusi formal maupun informal. Cara-cara ini pernah dipraktekkan oleh
beberapa negara, termasuk Indonesia dalam level-level tertentu.
1) Penguatan koordinasi antar lembaga
Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lembaga-lembaga yang
dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable. Dalam prakteknya, span of
control atau rentangkendali yang rasional akan sangat terbatas. Salah satu
alternatifnya adalah mengurangi jumlah lembaga yang ada sampai
mendekatijumlah yang ideal untuk sebuah koordinasi. Dengan jumlah lembaga
yang rasional, maka koordinasi dapat dilakukan lebihmudah.
2) Membentuk lembaga koordinasi khusus
Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam
mengkoordinasikan sektor atau kementrian adalah salah satu cara melakukan
WoG. Lembaga koordinasi ini biasanya diberikan status lembaga singkat lebih
tinggi, atau setidaknya setara dengan kelembagaan yang dikoordinasikan.
3) Membangun gugus tugas
Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan koordinasi yang dilakukan di luar
struktur formal, yang setidaknya tidak permanen. Pembentukan gugus tugas
biasanya menjadi salah satu cara agar sumber daya yang terlibat dalam
koordinasi tersebut dicabut sementara dari lingkungan formalnya untuk
berkonsentrasi dalam proses koordinasi tadi.
Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran praktek
28
sebagai berikut:
1) Kapasitas SDM dan institusi
Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat dalam WoG tidaklah sama.
Perbedaan kapasitas ini bisa menjadi kendala serius ketika pendekatan WoG,
misalnya mendorong terjadinya merger atau akuisisi kelembagaan, dimana
terjadi penggabungan SDM dengan kualifikasi yang berbeda.
2) Nilai dan budaya organisasi
Nilai dan budaya organisasi menjadi kendala ketika terjadi upaya kolborasi
samapi dengan kelembagaan.
3) Kepemimpinan
Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam pelaksanaan WoG.
Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang mampu
mengakomodasi perubahan nilai dan budaya organisasi serta meramu SDM yang
tersedia guna mencapai tujuan yang diharapkan.
29
BAB III
RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI
30
3.2. Deskripsi / Penjelasan Kegiatan
Tabel 3.2. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Kontribusi terhadap
No Tahapan Penguatan Nilai
Kegiatan Output/ Hasil Nilai-nilai Dasar Visi dan Misi
. Kegiatan Organisasi
Organisasi
1. Melaksanakan 1. Menyiapk Tersedianya Nilai-nilai dasar: Kegiatan ini Dengan
konsultasi an bahan bahan Akuntabilitas mendukung: terlaksanakanya
kepada kepala konsultasi konsultasi. Dalam menyiapkan bahan konsultasi Visi sekolah, yaitu kegiatan ini,
sekolah Hasil : penulis akan bertanggung jawab untuk “Berilmu, disiplin, maka sudah
Blanko menyiapkan bahan tersebut sebagai bahan dan berakhlakul menerapkan nilai-
Persetujuan. pelaporan kepada pimpinan. kharimah”. nilai organisasi :
Dokumentasi 1. Mandiri
Nasionalisme Misi sekolah yaitu 2. Semangat
Pada saat penulis menyiapkan tahapan “menyiapkan 3. Integritas
kegiatan penulis akan jujur menyiapkan generasi unggul 4. Gotong
sesuai dengan hasil pelaksanaan seminar yang kreatif, aktif Royong
rancangan aktualisasi. dan inovatif serta 5. Akuntabel
memiliki potensi di 6. Profesional
Komitmen mutu bidang imteq dan
Pada saat menyiapkan bahan konsultasi iptek”.
penulis akan menyiapkan secara efektif dan
efisien sehingga penulis dapat beralih ke
tahapan berikutnya.
Anti korupsi
Pada saat menyiapkan bahan konsultasi
penulis akan menyiapkan secara mandiri
dan tidak merepotkan orang lain.
31
2. Melaksa Terlaksananya Nilai-nilai dasar: Kegiatan ini
nakan konsultasi. Akuntabilitas mendukung:
konsulta Hasil : Pada saat penulis berkonsultasi kepada Visi sekolah, yaitu
si Persetujuan/ Pimpinan, penulis akan menyampaikan “Berilmu, disiplin,
dukungan seluruh kegiatan dan tahapannya sesuai dan berakhlakul
tertulis dengan hasil seminar rancangan yang telah di kharimah”.
Catatan Hasil laksanakan.
Konsul Misi sekolah
Dokumentasi Nasionalisme yaitu
Dalam berkonsultasi dengan pimpinan, “membangun
penulis akan mengedepankan sikap citra sekolah
musyawarah sekaligus meminta arahan sebagai mitra
mengenai kegiatan yang akan di laksanakan terpercaya di
masyarakat”
Etika Publik
ketika penulis melaksanakan konsultasi
kepada pimpinan, penulis akan
menggunakan bahasa yang ramah dan span
sehingga pimpinan memahami apa yang
penulis sampaikan.
Komitmen Mutu
Dalam berkonsultasi kepada pimpinan
penulis akan mengedepankan mutu sehingga
dalam pelaksanaan aktualisasi dicapai hasil
yang maksimal.
3. Mencatat Tersedianya Nilai-nilai dasar:
setiap saran saran maupun Akuntabilitas
dan arahan arahan terhadap Pada saat pimpinan memberikan saran,
dari rencana penulis akan mencatat setiap saran yang
pimpinan kegiatan diberikan dengan jelas
Nasionalisme
Pada saat pimpinan memberikan saran,
32
penulis akan mencatat setiap saran dengan
semangat etos kerja yang tinggi
Etika Publik
ketika pimpinan memberikan saran, penulis
akan bersikap cepat dan tanggap dalam
mencatat setiap saran yang diberikan agar
setiap sarannya tidak terlewati
Komitmen Mutu
Dalam mencatat saran pimpinan, penulis
akan mencatat point-point penting yang
disarankan agar dapat mengedepankan mutu
dalam pelaksanaan aktualisasi dicapai hasil
yang maksimal.
Dampak negatif :
Apabila kegiatan ini tidak terlaksana maka tidak sesuai dengan:
Etika profesi yaitu pimpinan tidak mengetahui kegiatan yang akan dilakukan oleh peneliti sehingga dalam pelaksanaan kegiatan tidak mendapat
dukungan dari pimpinan.
Tidak sesuai dengan nilai Whole of Government yaitu melakukan konsultasi, koordinasi dan kolaborasi dengan pimpinan.
Keterkaitan Agenda III
Manajemen ASN : Etika Profesi (melaksanakan tugasnya secara jujur, bertanggung jawab, berintegritas tinggi serta sesuai dengan perintah
pimpinan)
Whole of government : Koordinasi (berkonsultasi dengan pimpinan untuk melaksanakan setiap tahap kegiatan)
Pelayanan Publik : Akuntabel (menyampaikan setiap tahap kegiatan kepada pimpinan dengan penuh rasa tanggung jawab)
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Nilai-nilai Dasar Kontribusi terhadap Visi Penguatan
33
Nilai
dan Misi Organisasi
Organisasi
2. Menyiapkan 1. Membuat desain Tersedianya Akuntabilitas Kegiatan ini mendukung: Dengan
media untuk media desain media Dalam mendesain media, Penulis Visi sekolah, yaitu terlaksanakanya
pembelajaran pembelajaran pembelajaran akan mendesain media “Berilmu, disiplin, dan kegiatan ini,
Hasil : pembelajaran dengan penuh berakhlakul maka sudah
Dokumentasi tanggung jawab kharimah”. menerapkan
nilai-nilai
Nasionalisme Misi sekolah yaitu organisasi :
Dalam mendesain media Menciptakan suasana 1. Mandiri
pembelajaran penulis tidak akan pembelajaran yang 2. Semangat
memaksakan kehendak, desain menantang, 3. Integritas
media pembelajaran disesuaikan menyenangkan, 4. Gotong
dengan kebutuhan kegiatan komunikatif, tanpa rasa Royong
aktualisasi 5. Akuntabel
takut salah dan
6. Profesional
Etika Publik demokratis”.
Pada saat mendesain media
pembelajaran, penulis akan
bersikap secara teliti dan cermat
Komitmen Mutu
Dalam mendesain media
pembelajaran, penulis akan
mendesain media yang inovatif
agar dapat menarik perhatian
peserta didik dalam belajar
Anti Korupsi
Pada saat mendesain media, Penulis
akan mendesain media
pembelajaran secara mandiri tanpa
meminta bantuan dari pihak lain.
34
2. Menyiapkan alat dan Tersedianya Nilai-nilai dasar: Kegiatan ini mendukung:
bahan untuk media alat dan bahan Akuntabilitas Visi sekolah, yaitu
pembelajaran untuk Dalam mendesain media, penulis “Berilmu, disiplin, dan
pembuatan akan mempersiapkan alat dan berakhlakul
media bahan sesuai dengan target yang kharimah”.
pembelajaran dicapai dengan penuh tanggung
Hasil ; jawab Misi sekolah yaitu
dokumentasi Menciptakan suasana
Nasionalisme pembelajaran yang
Dalam mendesain media, penulis menantang,
akan bekerja keras menyiapkan alat menyenangkan,
dan bahan untuk pembuatan media komunikatif, tanpa rasa
pembelajaran
takut salah dan
Komitmen Mutu demokratis”.
Dalam mendesain media, Penulis
akan menggunakan waktu se
efesien mungkin sehingga desain
media pembelajaran dapat
terselesaikan sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan.
Anti Korupsi
Dalam mendesain media, Penulis
akan menyiapkan alat dan bahan
untuk pembuatan media
pembelajaran secara mandiri
3. Membuat media Tersedianya Nilai-nilai dasar:
pembelajaran media Akuntabilitas
pembelajaran Dalam membuat media
pembelajaran, penulis akan
bertanggung jawab dalam membuat
35
media yang sesuai dengan
kebutuhan
Nasionalisme
Dalam membuat media
pembelajaran, penulis akan bekerja
keras membuat media yang sesuai
dengan kebutuhan peserta didik
Etika Publik
Dalam membuat media
pembelajaran, penulis akan
bersikap professional dalam
membuat media sehingga media
yang dibuat sesuai dengan
kebutuhan peserta didik
Komitmen Mutu
Dalam membuat media
pembelajaran, Penulis akan
menggunakan waktu secara efisien
sehingga media pembelajaran dapat
terselesaikan sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan.
Anti Korupsi
Dalam membuat media
pembelajaran, Penulis akan
membuat media pembelajaran
secara mandiri
Dampak negatif :
36
Pemahaman peserta didik tidak akan meningkat
Peserta didik cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran
Keterkaitan dengan agenda III:
Manajemen ASN : Etika Profesi (melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin)
Pelayanan Publik : Responsif (memberikan pelayanan secara maksimal kepada peserta didik)
WOG : Koordinasi (mengonfirmasi sejauh mana pemahaman peserta didik)
Komitmen mutu
ketika membuat rancangan
37
pembelajaran penulis akan membuat
rancangan pembelajaran yang efektif
agar dapat dimengerti oleh peserta
didik
Anti korupsi
Ketika membuat soal pretest dan
posttest, penulis akan mandiri dalam
membuat soal pretest dan soal
posttest.
38
kunci jawaban kunci jawaban Akuntabilitas Visi sekolah, yaitu
dari pretest pretest dan Dalam membuat kunci jawaban, “Berilmu, disiplin, dan
dan posttest posttest penulis akan membuat kunci jawaban berakhlakul kharimah”.
Hasil : dengan penuh tanggungawab
dokumentasi, Misi sekolah yaitu
kunci jawaban Komitmen mutu Menciptakan suasana
pretest dan Dalam membuat kunci jawaban, pembelajaran yang
posttest Penulis akan membuat kunci jawaban menantang,
secara efisien sesuai dengan soal yang menyenangkan,
disediakan. komunikatif, tanpa rasa
takut salah dan
Anti korupsi
Ketika membuat kunci jawaban, demokratis”.
penulis akan bekerja keras dalam
membuat kunci jawaban.
39
Anti korupsi
Ketika melaksanakan pretest, Penulis
akan bersikap secara disiplin dan
penuh tanggung jawab.
5. Melaksanaka Tersedianya Nilai-nilai dasar: Kegiatan ini mendukung: Profesional
n media Akuntabilitas Visi sekolah, yaitu Akuntabel
pembelajaran pembelajaran Dalam melaksanakan pembelajaran, “Berilmu, disiplin, dan Integritas
Hasil: Penulis akan bertanggung jawab berakhlakul kharimah”. Semangat
dokumentasi dalam menyiapkan alat dan bahan
untuk membuat media pembelajaran Misi sekolah yaitu
Menciptakan suasana
Nasionalisme pembelajaran yang
ketika melaksanakan pembelajaran, menantang,
penulis akan semangat dalam bekerja menyenangkan,
dengan etos kerja yang tinggi dalam komunikatif, tanpa rasa
menyampaikan materi perkalian
takut salah dan
kepada peserta didik
demokratis”.
Etika publik
Dalam melaksanakan pembelajaran,
penulis akan bersikap secara cermat
dalam memberikan pemahaman
kepada peserta didik
Anti korupsi
ketika melaksanakan pembelajaran,
penulis akan memberikan
pembelajaran sesuai waktu yang
diperlukan
40
Hasil: Dalam melaksanakan posttest, penulis “Berilmu, disiplin, dan Integritas
dokumentasi akan bertanggung jawab dalam berakhlakul kharimah”. Semangat
melaksanakan posttest
Misi sekolah yaitu
Nasionalisme Menciptakan suasana
ketika melaksanakan posttest, penulis pembelajaran yang
akan melaksanakan posttest dengan menantang,
semangat etos kerja yang tinggi menyenangkan,
komunikatif, tanpa rasa
Etika publik
takut salah dan
ketika menyiapkan posttest, penulis
akan secara cermat dalam memberikan demokratis”.
posttest
Komitmen mutu
Ketika menyiapkan post test, penulis
harus kreatif dalam memilih alat dan
bahan yang sesuai dengan kebutuhan
Anti korupsi
Dalam melaksanakan post test, penulis
akan bersikap disiplin dengan tidak
menyalahi petunjuk yang terdapat
pada post test
Dampak negatif :
Peneliti tidak dapat mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik sehingga tidak dapat mengambil langkah yang tepat untuk pemecahan
masalahnya
41
Pelayanan Publik : Aksesible (memfasilitasi peserta didik dalam pelaksanan pembelajaran perkalian)
WOG : Koordinasi (melakukan koordinasi terhadap pemahaman perkalian yang dimiliki peserta didik)
Komitmen mutu
Pada saat memeriksa soal pretest dan
posttest, Penulis akan memeriksa sesuai
jangka waktu yang telah ditetapkan
secara efisien
Anti korupsi
Dalam memeriksa soal pretest dan
posttest penulis akan melaksanakan
secara mandiri.
43
3. Menginput nilai Mengisi tabel Nilai-nilai dasar: Kegiatan ini
pretest dan posttest penilaian Akuntabilitas mendukung:
pretest dan Pada saat mengisi daftar penilaian Visi sekolah, yaitu
posttest pretest dan posttest peserta didik, “Berilmu, disiplin,
Hasil: penulis akan bersikap penuh tanggung dan berakhlakul
dokumentasi jawab kharimah”.
Anti korupsi
Pada saat mengisi daftar penilaian,
penulis akan melaksanakan dengan
penuh tanggung jawab, mandiri dan
disiplin
44
nilai peserta nilai pretest dan post test yang dicapai kharimah”.
didik, peserta didik
dokumentasi Misi sekolah yaitu
Nasionalisme Mengupayakan
Pada saat memprint out nilai pretest dan pemanfaatan waktu
post test, maka penulis akan belajar, sumber
melaksanakan dengan semangat etos daya fisik , dan
kerja yang tinggi manusia agar
memberikan hasil
Etika publik
Ketika menyiapkan hasil print out nilai yang terbaik bagi
pretest dan post test, penulis akan secara perkembangan
cermat dalam menyiapkan hasil print peserta didik”.
out nilai disesuaikan dengan kebutuhan
Komitmen mutu
Dalam menyiapkan hasil print out nilai
pretest dan post test, Penulis akan
menyiapkannya secara efisien
Anti korupsi
Pada saat memprint out nilai pretest
dan post test, Penulis akan bersikap
dengan penuh tanggung jawab.
46
3.3. Estimasi Biaya Kegiatan
Dalam meningkatkan pemahaman perkalian peserta didik menggunakan media
Multiplication stick board menggunakan biaya kegiatan dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.3. Estimasi Biaya Kegiatan
1. Biaya Kegiatan Pembuatan Laporan
No. Nama barang Jumlah Harga
1. Kertas HVS ukuran A4 SIDU 1 Rim Rp. 38.000
2. Tinta printer (hitam) 1 btl Rp. 30.000
3. Tinta printer (warna) 3 pcs Rp. 17.000
4. Binder clips 1 dos Rp. 13.000
Total Rp. 98.000
2. Biaya pembuatan media pembelajaran
1. Papan Styrofoam 2 pcs Rp. 30.000
2. Spidol 1 pcs Rp. 10.000
3. Cutter 1 pcs Rp. 5.000
4. Stick es krim 10 pcs Rp. 2.000
Total Rp. 47.000
Total biaya keseluruhan Rp. 145.000
47
3.4. Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Tabel 3.4. Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Maret
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Melaksanakan konsultasi
1 dengan kepala sekolah terkait
kegiatan aktualisasi
Menyiapkan media
2 pembelajaran multiplication
stick board
Meningkatkan pemahaman
3 perkalian peserta didik dengan
menggunakan media
4 Melaksanakan evaluasi dan
pelaporan
48
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rancangan kegiatan aktualisasi ini mengangkat isu rendahnya pemahaman peserta didik
terhadap materi perkalian. Solusi untuk mengatasi isu tersebut adalah dengan menerapkan media
pembelajaran multiplication stick board pada materi perkalian. Adapun tahapan kegiatan yang
akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan konsultasi dengan kepala sekolah terkait kegiatan aktualisasi
2. Menyiapkan media pembelajaran multiplication stick board
3. Meningkatkan pemahaman perkalian peserta didik dengan menggunakan media
4. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan
Sedangkan nilai-nilai yang akan diaktualisasikan terdiri atas nilai-nilai akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi (ANEKA), serta manajemen ASN,
whole of government dan pelayanan publik.
B. Saran
Rancangan aktualisasi ini masih jauh dari kesempurnaan. oleh karena itu, masukan dan
arahan yang diberikan oleh penguji sangat diperlukan untuk kesempurnaan rancangan aktualisasi
ini.
49
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara RI. Akuntabilitas: Modul palatihandasarcalon PNS, LAN RI,
Jakarta, 2017
Lembaga Administrasi Negara RI. Nasionalisme: Modul palatihandasarcalon PNS, LAN RI,
Jakarta, 2017
Lembaga Administrasi Negara RI. Etikapublik: Modul palatihandasarcalon PNS, LAN RI,
Jakarta, 2017
Lembaga Administrasi Negara RI. Anti Korupsi: Modul palatihandasarcalon PNS, LAN RI,
Jakarta, 2017
Lembaga Administrasi Negara RI. Manajemen ASN: Modul palatihandasarcalon PNS, LAN
RI, Jakarta, 2017
Lembaga Administrasi Negara RI. PelayanPublik: Modul palatihandasarcalon PNS, LAN RI,
Jakarta, 2017
50