11814-Full Text

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 79

i

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA PRODUK


UTAMA(MAIN PRODUCT) DAN PRODUK SAMPINGAN
(BY PRODUCT) PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA
XIV
PABRIK GULA TAKALAR

SKRIPSI

SYAHRIANI SYAHRIR
NIM 105730507814

Program Studi Akuntansi


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, kupersembahkan skripsi ini untuk :

1. Kedua orang tua ku

2. Kakak – kakak kebanggaanku

3. Untuk yang selalu bertanya“ kapan skripsimu selesai? “

MOTTO HIDUP

Don’t think be the best, but think to do the best

ii
iii
iv
v

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI
Jl. Sultan Alauddin No. 259Gedung Iqra Lt.7 Tel. (0411) 866 972 Makassar

SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Syahriani Syahrir
Stambuk : 105730507814
Program Studi : Akuntansi
Dengan Judul : “Analisis Penerapan Akuntansi Biaya Produk Utama (main
product) dan Produk Sampingan (by product) Pada PT.
Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula Takalar”
Dengan ini menyatakan bahwa :
Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya
sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapa pun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, 25 Juli 2020


Yang membuat Pernyataan,

Syahriani Syahrir

Diketahui Oleh:

Dekan,Fakultas Ekonomi & Bisnis Ketua Jurusan Akuntansi

Ismail Rasulong, S.E.,M.M Dr. Ismail Badollahi,S.E.,M.Si.Ak.CA.CSP


NBM: 903078 NBM:1073428
ABSTRAK

Suatu perusahaan terkadang bisa menghasilkan lebih dari satu macam produk.

Produk yang dihasilkan dinamakan produk bersama. Produk bersama bisa

menghasilkan produk utama dan produk sampingan yang timbul akibat dari proses

produksi produk bersama. Oleh karena itu dalam proses produksi produk bersama

akan diperlukan biaya bersama yang harus dialokasikan ke masing-masing produk.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengalokasikan biaya bersama kepada

masing-masing produk utama dan produk sampingan pada PT Perkebunan

Nusantara XIV Pabrik Gula Takalar. Jenis penelitian yang digunakan adalah

deskriptif kuantitatif. Hasil dari penelitian tersebut adalah metode harga pasar dalam

mengalokasikan biaya bersama pada produk utama gula dan tetes dinilai lebih

realistis. Sedangkan untuk produk sampingan belum diadakan penilaian.

Kata Kunci : Produk Utama, Produk Sampingan, Alokasi Biaya Bersama.

vi
vii

ABSTRACK

A company can sometimes produce more than one kind of product. The product is

called joint products. Products together can result in major products and by-products

which arise as a result of joint product production process. Therefore, in the

production process of products with cost-sharing would be required to be allocated to

each product. Purpose of this research is to figure out how to allocate joint costs to

each main product and by product in PT Perkebunan Nusantara XIV Takalar Sugar

Factory. Kind research used is descriptive quantitative. The results of these studies

is the market price method in allocating joint costs in the main product of sugar and

molasses is considered more realistic. While the by-product does not assesment.

Keywords: Main Product, By-Product, Joint Cost Allocation.


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Syalawat dan

salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Merupakan

nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjdul “ Analisis

Penerapan Akuntansi Main Product dan By Product pada PT. Perkebunan

Nusantara XIV Pabrik Gula Takalar “.

Skripsi yang penulis bua ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan Program Sarjana (SI) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada

orang tua penulis bapak Syahrir dan ibu Hasnaeni yang senantiasa memberi

harapan, semangat, perhatian dan kasih sayang serta doa tulus tak pamrih. Dan

saudara – saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan

semangat hingga akhir studi ini. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada

penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehiduan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang

setinggi – tingginya dan terima kasih banyak disampaikan kepada :

1. Bapak Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE.,MM., Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

viii
ix

2. Bapak Ismail Rasullong, SE., MM., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Ismail Badollahi, SE,,M.Si.,Ak.,CA.,CSP., selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. Ansyarif Khalid, SE.,M.6Si.Ak.,CA selaku Pembimbing I yang

senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis,

sehingga skripsi selesai dengan baik.

5. Bapak Chairul Ichsan, SE.,M.Ak, selaku Pembimbing II yang telah Berkenan

membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian akhir.

6. Terima kasih teruntuk semua yang tidak bias saya tulis satu persatu yang

telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan dukungannya

sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi Ini.

Akhirnya sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat

jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya pembaca

penulis mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini,

Mudah – mudahan skripsi yang sederhana ii dapat bermanfaat bagi semua

pihak utamanya kepada Almamater kampus Biru Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Billahi fii Sabilil haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar, 25 Juli 2020

Penulis
DAFTAR ISI

SAMPUL ..............................................................................................

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO ....................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .............................................. v

ABSTRAK ........................................................................................... vi

ABSTRACT ......................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................... viii

DAFTAR ISI ......................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 3

x
xi

C. Tujuan Penelitian....................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian..................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya ................................... 5

B. Pengertian dan Klasifikasi Biaya ............................................... 7

C. Pengertian dan Unsur – Unsur Harga Pokok Produksi ............. 12

D. Metode Penetapan Biaya Produksi ........................................... 15

E. Tujuan Penetapan Harga Pokok ............................................... 16

F. Produk Bersama........................................................................ 17

G. Biaya Bersama .......................................................................... 20

H. Penelitian Terdahulu ................................................................. 24

I. Kerangka Pikir ........................................................................... 35

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 36

B. Jenis dan Sumber Data ............................................................. 36

C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 37

D. Definisi Operasional .................................................................. 38

E. Metode Analisis Data ................................................................ 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum objek penelitian ............................................ 40

B. Hasil penelitian .......................................................................... 44

C. Pembahasan ............................................................................ 53
xii

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 58

B. Saran......................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 60

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 28

Tabel 4.1 Penjualan Gula dan Tetes 45

Tabel 4.2 Biaya Produksi Main Product 46

Tabel 4.3 Perhitungan Harga Pokok Produksi

Dengan Metode Full Costing 47

Tabel 4.4 Biaya Bersama 48

Tabel 4.5 Alokasi Biaya Bersama 50


DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 35

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan 43

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang

maupun organisasi yang tujuannya untuk mendapatkan keuntungan yang

semaksimal mungkin dimana kegiatan tersebut untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat. Untuk mencapai laba yang maksimal perusahaan harus

mengendalikan biaya-biaya untuk keperluan produksi. Pada umumnya akuntansi

biaya digunakan dalam perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur.

Dimana perusahaan tersebut mengolah bahan baku menjadi barang setengah

jadi atau barang jadi untuk dijual kepada pelanggan. Perolehan laba dari

perusahaan manufaktur diperoleh dari penjualan produk jadi. Disamping itu

perusahaan manufaktur juga harus meningkatkan mutu dan kualitas produk

untuk menghadapi para pesaingnya.

Sebagian perusahaan manufaktur dalam proses produksinya akan

menghasilkan lebih dari satu jenis produk dan mengeluarkan biaya produksi

seperti bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

Biaya – biaya tersebut akan digunakan untuk menghasilkan produk utama (main

product). Dalam memproduksi produk utama terdapat sisa limbah atau sampah

yang dihasilkan. Sisa limbah tersebut disebut dengan produk sampingan (by

product).Istilah produk sampingan biasanya digunakan untuk menunjukkan

produk yang mempunyai nilai total relatif kecil yang diproduksi secara simultan

bersama dengan produk bernilai lebih besar. Produk yang mempunyai nilai lebih

besar disebut dengan produk utama (main product) yang biasanya diproduksi

1
dalam jumlah lebih besar dari pada produk sampingan. Walaupun beberapa

produk sampingan pada hakikatnya tidak material, penilaian dan pencatatan

perlu dilakukan terhadap produk sampingan.

Suatu proses produksi bisa menghasilkan beberapa produk yang

berbeda yang berasal dari input yang sama. Berbagai jenis produk yang

dihasilkan baru terpisah satu sama lain sePtelah melewati titik tertentu dalam

proses produksi. Titik inilah yang disebut titik (split-off) atau pemisahan

(Rusdiana, 2012). Setelah proses pemisahan maka produk dapat dijual atau

dilakukan pemrosesan lebih lanjut sebelum dijual.

Perusahaan yang menghasilkan produk utama dan produk

sampingan memerlukan alokasi biaya bersama untuk mengetahui biaya produksi

masing – masing produk. Masalah inilah yang sering kali timbul pada perusahaan

yang memproduksi secara bersama produk utama dan produk sampingan.

Produk bersama sukar ditentukan nilainya karena biaya produk bersama yang

sebenarnya merupakan biaya yang utuh atau tidak dapat dibagi. Oleh sebab itu,

metode alokasi biaya yang digunakan untuk menghitung biaya per unit produk

jauh dari kesempurnaan bahkan cenderung arbitrari.

Alokasi biaya menjadi sangat penting bagi perusahaan. Dimana

menurut Bustami dan Nurlela (2006), alokasi biaya tersebut nantinya dapat

digunakan oleh perusahaan untuk tujuan tertentu, seperti menghitung harga

pokok dan menentukan nilai persediaan untuk tujuan pelaporan keuangan

internal, mengetahui berapa besar kontribusi masing – masing produk bersama

terhadap total pendapatan perusahaan dan untuk mengetahui apakah seluruh

biaya produksi yang dibebankan pada masing – masing produk bersama sudah

dihitung dengan seteliti mungkin.


3

Terdapat berbagai macam metode untuk menghitung besarnya

alokasi biaya bersama, menurut Mulyadi (2012) salah satu metode yang paling

lazim digunakan adalah metode nilai jual relative atau biasa disebut dengan

metode harga pasar. Metode harga pasar didasarkan atas harga jual dari suatu

produk yang merupakan perwujudan dari biaya – biaya yang di keluarkan dalam

mengolah produk tersebut.

Pabrik Gula Takalar adalah salah satu perusahaan manufaktur yang

bergerak di bidang produksi gula. Produkyang dihasilkan berupa gula dan tetes

yang merupakan produk utama. Sedangkan produk sampingannya berupa

ampas. Produk sampingannya yang berupaampas di gunakan sendiri sebagai

bahan bakar ketel.

Berdasarkan uraian latarbelakang yang telah dijelaskan di atas maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Analisis Penerapan

Akuntansi Biaya Main Product dan By Product Pada PT. Perkebunan Nusantara

XIV Pabrik GulaTakalar.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang penulisan tersebut di atas, maka masalah

pokok dalam penelitian iniyaitu “Bagaimana pengalokasian biaya bersama

kepada masing – masing produk utama (main product) dan produk sampingan

(by product) pada PT. Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula Takalar? “

C. Tujuan Penulisan

Sesuai dengan masalah pokok di atas maka tujuan yang hendak dicapai

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalokasian biaya bersama


kepada masing – masing produk utama (main product) dan produk sampingan

(by product) pada PT. Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula Takalar.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya jurusan akuntansi yang

terkait dengan akuntansi biaya main product dan by product sebagai

bahan acuan bagi peneliti selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Bagi perusahaan/instansi penelitian ini diharapkan dapat menjadi

bahan informasi untuk membantu menyelesaikan masalah dan menjadi

bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan

dengan akuntansi biaya main product dan by product.


BAB II

Tinjauan Pustaka

A. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya

1. Pengertian Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen

perusahaan sebagai basis data biaya untuk akuntansi keuangan dan akuntansi

manajemen. Biasanya informasi mengenai hal ini disajikan dalam suatu laporan

harga pokok produksi. Informasi yang disajikan haruslah dapat dipercaya agar

tindakan yang dilakukan benar – benar sesuai dengan keadaan perusahaan.

Oleh karena itu, berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian akuntansi

biaya menurut para ahli.

Akuntansi biaya merupakan proses pencatatan, penggolongan,

peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa

dengan cara – cara tertentu dan penafsiran terhadapnya (Mulyadi, 2014).

Akuntansi biaya menurut William Carter (2009) menyatakan bahwa akuntansi

biaya merupakan suatu alat yang diperlukan untuk aktivitas perencanaan dan

pengendalian, perbaikan kualitas dan efisiensi, serta pengambilan keputusan

baik yang bersifat rutin maupun strategik. Sedangkan akuntansi biaya menurut

Bustami dan Nurlela (2010), akuntansi biaya adalah bidang ilmu yang

mempelajari bagaimana cara mencatat, mengukur dan pelaporan informasi biaya

yang digunakan. Disamping itu akuntansi biaya juga membahas tentang

penentuan harga pokok dari suatu produk yang diproduksi dan dijual kepada

pemesan maupun untuk pasar, serta untuk persediaan produk yang akan dijual.

5
6

Dari definisi akuntansi biaya diatas, maka dapat dijelaskan bahwa

akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan dan peringkasan serta

penyajian biaya – biaya yang menekankan pada biaya produksi, kemudian akan

dilaporkan kepada manajemen yang digunakan untuk penentuan harga jual dan

penetapan laba.

2. Tujuan Akuntansi Biaya

Tujuan utama dari akuntansi biaya adalah memberikan informasi tentang

biaya produksi pada suatu perusahaan. Informasi ini kemudian akan digunakan

oleh pihak manajemen perusahaan untuk pengambilan keputusan dalam

penentuan harga jual produk tersebut. Tujuan utama akuntansi biaya menurut

Soemarsono (2004) yaitu mengumpulkan dan menganalisa data mengenai biaya,

baik biaya yang telah maupun biaya yang telah terjadi. Informasi yang dihasilkan

berguna bagi manajemen sebagai alat control atas kegiatan yang telah dilakukan

dan bermanfaat untuk membuat rencana dimasa mendatang.Sedangkan

menurut Mulyadi (2014), akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok, yaitu :

1) Penentuan harga pokok produk

Untuk memenuhi tujuan harga pokok produk, akuntansi biaya mencatat,

menggolongkan dan meringkas biaya – biaya pembuatan produk atau

penyerahan jasa.

2) Pengendalian biaya

Pengendalian biaya harus didahului dengan penentuan biaya yang

seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi satu kesatuan produk.

3) Pengambilan keputusan khusus


55

Pengambilan keputusan khusus menyangkut masa yang akan datang.

Oleh karena itu, informasi yang relevan dengan pengambilan keputusan

khusus selalu berhubungan dengan informasi masa yang akan datang.

Dari defines tujuan akuntansi biaya yaitu merupakan informasi yang

sangat penting untuk pihak manajemen suatu perusahaan. Untuk menentukan

harga pokok produksi, bahan untuk pengambilan keputusan untuk manajemen

ataupun pihak luar perusahaan dan sebagai control atas biaya.

B. Pengertian dan Klasifikasi Biaya

1. Pengertian Biaya

Biaya merupakan objek yang paling penting didalam membahas harga

pokok produksi. Masalah biaya merupakan unsur yang paling penting. Untuk

dapat melakukan hal tersebut maka pihak manajemen harus memiliki

pengetahuan serta pemahaman mengenai biaya tersebut. Oleh karena itu berikut

ini beberapa definisi biaya menurut para ahli.

Biaya adalah pengeluaran - pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk

memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk masa yang akan datang atau

mempunyai manfaat melebihi satu periode akuntansi tahunan (Firdaus dan

Wasilah, 2012). Definisi biaya menurut Baldric (2013), adalah pengorbanan

sumber ekonomi untuk memperoleh barang atau jasa yang diharapkan memberi

manfaat sekarang atau masa yang akan datang. Dan biaya dalam arti luas

menurut Mulyadi (2014), yaitu sebagai pengorbanan sumber ekonomi yang di

ukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk

tujuan tertentu.
Dari definisi yang telah dijelaskan oleh para ahli diatas, maka biaya

adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk memperoleh barang dan

jasa yang akan memberikan manfaat di masa sekarang maupun dimasa yang

akan datang.

2. Klasifikasi Biaya

Klasifikasi biaya dibutuhkan untuk mengembangkan data biaya yang

berguna bagi manajemen perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Pengklasifikasian biaya adalah proses pengelompokkan atas elemen-elemen

yang termasuk kedalam biaya secara sistematis kedalam kelompok-kelompok

tertentu yang lebih ringkas sehingga dapat mempermudah pihak manajemen

dalam menganalisis data – data produksi yang akan dilaporkan suatu program

kerja yang lebih terpandu dan dapat diandalkan.

Dalam akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya yang

akan digunakan untuk berbagai tujuan ,dalam menggolongkan biaya harus

disesuaikan dengan tujuan dari informasi biaya yang akan disajikan. Oleh karena

itu dalam penggolongan biaya tergantung untuk apa biaya tersebut digolongkan,

untuk tujuan yang berbeda diperlukan cara penggolongan biaya yang berbeda

pula.

Menurut Mulyadi (2014:13) biaya dapat digolongkan menurut:

1) Obyek Pengeluaran

Dalam era ini, biaya digolongkan berdasarkan obyek pengeluarannya.

Misalnya nama obyek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua

pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “biaya

bahan bakar”.

2) Fungsi Pokok dalam Perusahaan

8
55

Dalam perusahaan manufaktur ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi

produksi, fungsi pemasaran dan fungsi administrasi dan umum. Oleh

karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan

menjadi tiga kelompok:

a. Biaya produksi

Merupakan biaya - biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku

menjadi produk jadi yang siap dijual. Contohnya adalah biaya

depresiasi mesin dan peralatan, biaya bahan baku, biaya bahan

penolong, dan lain-lain.

b. Biaya pemasaran

Merupakan biaya – biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan

pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi dan

sebagainya.

c. Biaya Administrasi dan umum

Merupakan biaya - biaya yang terjadi untuk mengkoordinasi kegiatan

produksi dan pemasaran. Contoh biaya ini adalah biaya gaji bagian

akuntansi, keuangan, personalia, humas dan lain-lain.

3) Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai

Sesuatu yang dibiayai dapat berupa departemen atau produk. Dalam

hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan

menjadi dua golongan:

a. Biaya langsung

Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-

satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu


yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidaka akan

terjadi.

b. Biaya tidak langsung

Biaya tidak langsung adalah biaya terjadinya tidak hanya disebabkan

oleh sesuatu yang dibiayai.

4) Perilakunya dalam hubungannya dengan volume kegiatan

Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat

digolongkan menjadi:

a. Biaya variabel

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding

dengan perubahan volume kegiatan.

b. Biayasemivariabel

Biaya semivariable adalah biaya yag berubah tidak sebanding dengan

perubahan volume kegiatan.

c. Biaya semifixed

Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume

kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada

volume produksi tertentu.

d. Biaya tetap

Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar

volume kegiatan tertentu.

5) Penggolongan Biaya Atas Dasar Jangka Waktu Manfaatnya

Penggolongan biaya atas jangka waktu manfatnya, biaya dapat dibagi

menjadi dua, yaitu:

a. Pengeluaran Modal

10
55

Yaitu biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode

akuntansi.

b. Pengeluaran pendapatan

Yaitu biaya biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode

akuntansi terjadi pengeluaran tersebut.

Menurut Firdaus dan Wasilah (2009 : 23-25) menggolongkan biaya

berdasarkan produk sebagai berikut :

1) Biaya Bahan Langsung

Biaya bahan langsung merupakan biaya perolehan dari seluruh bahan

langsung yang menjadi bagian yang membentuk barang jadi (finished

goods) misalnya kayu untuk membuat meja dan kursi.

2) Biaya Tenaga kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung merupakan upah dari semua tenaga kerja

langsung yang secara fisik baik menggunakan tangan maupun mesin ikut

dalam proses produksi untuk menghasilkan suatu produk barang jadi.

3) Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik merupakan biaya untuk memproduksi suatuproduk

selain dari bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Unsur-unsur biaya

overhead pabrik yaitu bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung

dan biaya produksi tidak langsung lainnya seperti penyusutan peralatan

pabrik dan gedung pabrik.


C. Pengertian dan Unsur – Unsur Harga Pokok Produksi

1. Pengertian Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi mencerminkan total biaya yang telah diselesaikan

selama periode berjalan. Penetapan harga pokok produksi dimaksudkan sebagai

pedoman dalam pengambilan keputusan mengenai harga dan strategi produk.

Menurut Mulyadi (2007) harga pokok produksi adalah total biaya-biaya yang

terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk yang siapuntukdijual.Adapun

pengertian harga pokok produksi menurut Bustami dan Nurlela (2010) sebagai

berikut :

“ kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga

kerja langsung dan biaya overhead pabrik ditambah persediaan produk

dalam proses awal dan dikurang persediaan produk dalam proses akhir.

Harga pokok produksi terikat pada periode waktu tertentu. Harga pokok

produksi akan sama dengan biaya produksi apabila tidak ada persediaan

produk dalam proses awal dan akhir ”.

Berdasarkan definisi yang telah dijelaskan oleh para ahli bahwa harga

pokok produksi adalah total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi bahan

baku menjadi barang jadi yang siap untuk dijual di pasaran.

2. Unsur – Unsur Harga Pokok Produksi

Dalam menghasilkan suatu produk, perusahaan industri biasanya

mengeluarkan berbagai macam biaya. Harga pokok produksi yang sering

disebut juga biaya pabrikasi atau biaya manufaktur merupakan gabungan dari

seluruh biaya yang dikeluarkan dalam mengolah bahan baku menjadi produk

jadi. Dalam menentukan harga pokok produksi terdapat beberapa unsur yang

membentuk harga pokok produksi tersebut, yaitu unsur - unsur biaya yang terdiri

12
55

dari biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead

pabrik.

Menurut Carter (2009:40), yang menjelaskan bahwa unsur-unsur harga

pokok produksi yaitu:

i. Biaya bahan baku langsung

Biaya bahan baku langsung adalah semua biaya bahan baku yang

membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara

eksplisit dalam perhitungan biaya produk.

ii. Tenaga kerja langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan

konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan

secara layak keproduk tertentu.

iii. Biaya overhead pabrik

Biaya overhead disebut juga overhead manufaktur, beban manufaktur,

atau beban yang terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri

secara langsung ke output tertentu. Overhead pabrik biasanya

memasukkan semua biaya manufaktur kecuali bahan baku langsung dan

tenagakerjalangsung.

Menurut Kartadinata (2004:7) unsur – unsur harga pokok produksi dapat

digolongkan dalam 3 kategori :

1) Bahan Baku dan Bahan Pembantu

Bahan baku dimaksudkan bahan pokok atau bahan dasar yang

diperlukan untuk menghasilkan produk jadi. Bahan pembantu

dimaksudkan bahan-bahan lainya yang juga diperlukan untuk

menghasilkan produk jadi tersebut


2) Upah langsung

Upah Langsung adalah upah para pekerjaan secara langsung turut

mengerjakan produksi barang yang bersangkutan.

3) Biaya produksi tidak langsung

Biaya produksi tidak langsung dimaksudkan biaya yang perlu dikeluarkan

untuk proses produksi, namun tidak dapat yang perlu dikeluarkan untuk

proses produksi, namun tidak dapat ditentukan secara langsung produksi

jadi yang mana harus menjadi pemikul biaya terakhir.

Sedangkan menurut menurut Usry (2006:40) biaya produksi

padaumumnya dibagi menjadi 3 yaitu:

1) Biaya bahan baku langsung

Semua biaya bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk

jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk.

2) Biaya tenaga kerja langsung

Adalah biaya tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku

langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke

poduk tertentu.

3) Biaya overhead pabrik

Terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara

langsung ke output tertentu. Overhead pabrik biasanya memasukkan

biaya manufaktur kecuali bahan baku langsung dan tenaga kerja

langsung. Adapun macam-macam biaya overhead pabrik yaitu:

a. Biaya bahan baku tidak langsung

Adalah biaya bahan baku yang diperlukan untuk penyelesaian suatu

produk, tetapi tidak diklasifikasikan sebagai bahan baku tidak

14
55

langsung karena bahan baku tersebut tidak menjadi bagian dari

produk.

b. Biaya tenaga kerja tidak langsung

Biaya tenaga kerja yang tidak dapat ditelusuri langsung ke konstruksi

atau komposisi dari produk jadi. Tenaga kerja tidak langsung

termasuk gaji pengawas, pegawai pabrik, pembantu umum, pekerj

bagian gudang.

c. Biaya komersial

Terdiri dari 2 klasifikasi yaitubiayapemasaran adalah biaya yang

mulai dari titik dimana biaya manufaktur berakhir, yaitu ketika proses

manufaktur selesai dan produk ada dalam kondisi siap di jual.

Contoh: biaya promosi, biaya pengiriman dan lain-lain. Dan biaya

administrative adalah biaya yang termasuk dalam biaya yang terjadi

dalam mengarahkan dan mengendalikan organisasi.

Berdasarkan uraian mengenai unsur-unsur harga pokok produksi

tersebut, dapat kita ketahui bahwa unsur-unsur harga pokok produksi adalah

biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead.

D. Metode Penetapan Biaya Produksi

Menurut Mulyadi (2014:26) terdapat dua metode dalam penentuan harga

pokok produksi yaitu dengan metode full costing dan metode variabel costing.

1. Metode Full Costing

Metode ini merupakan penentuan harga pokok produksi yang

memperhitungkan unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi,


yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya

overhead baik yang bersifat variable maupun tetap.

2. Metode Variabel Costing

Metode ini merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang

hanya memperhitungkan biaya produksi yang bersifat variable kedalam

harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga

kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.

E. Tujuan Penetapan Harga Pokok

Menurut Mulyadi (2014), tujuan dari penetapan harga pokok produksi

adalah:

1. Menentukan nilai persediaan barang jadi dan biaya overhead pabrik

yang tercantum dalam neraca dan laporan laba rugi pada akhir

periode akuntansi.

2. Sebagai alat untuk pengendalian biaya, biaya yang sesungguhnya

terjadi dibandingkan dengan rencana biaya yang telah ditetapkan

sebelumnya. Selanjutnya dapat dilakukan tindakan perbaikan atau

koreksi yang diperlukan. Dengan demikian dapat diukur tingkat

efisiensi pada proses produksi tersebut.

3. Sebagai alat untuk menentukan harga jual barang jadi dan

menetapkan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan jika

menjual barang tersebut.

16
55

4. Untuk mengetahui pos – pos biaya agar tidak ada kesalahan dalam

mengalokasikan biaya sehingga harga pokok produksi menjadi akurat

dan harga jual produk dapat bersaing dengan kualitas yang lebih baik.

5. Sebagai dasar penetapan cara produksi pada suatu perusahaan.

F. Produk Bersama (Joint Product)

Bagi banyak perusahaan manufaktur, suatu proses secara simultan akan

dapat menghasilkan dua atau lebih produk yang proporsinya berbeda – beda.

Apabila dari suatu proses produksi dapat menghasilkan dua atau lebih produk,

maka produk tersebut akan diasumsikan sebagai produk bersama (joint product).

Produk bersama dikelompokkan menjadi produk utama (Main Product) dan

produk sampingan (by product). Dan berikut ini merupakan definisi dari masing –

masing jenis produk diatas.

1. Produk Utama (Main Product)

Produk utama (Main Product) yaitu produk yang merupakan tujuan utama

operasi perusahaan dengan kuantitas dan harga jual relative lebihbesar

(Silaban, 2014)

2. Produk Sampingan (By Product)

Product sampingan (by product) merupakan suatu produk yang mempunyai

nilai penjualan rendah dibandingkan dengan nilai penjualan produk utama.

Menurut Carter (2009), metode untuk menghitung biaya produk sampingan

ada 4 metode yaitu :

1) Metode Pengakuan Pendapatan Kotor

Metode ini memperlakukan penjualan produk sampingan berdasarkan

penjualan kotor. Hal ini dilakukan karena biaya persediaan final dari
produk utama dianggap terlalu tinggi sehingga menanggung biaya

yang seharusnya dibebankan kepada produk sampingan. Dalam

metode ini penjualan atau pendapatan produk sampingan dalam

laporan laba/rugi dapat dikategorika sebagai hasil penjualan produk

sampingan dicatat sebagai pendapatan lain-lain, hasil penjualan

produk sampingan dicatat sebagai hasil penjualan tambahan, hasil

penjualan produk sampingan dicatat sebagai pengurang harga pokok

penjualan, hasil penjualan produk sampingan akan mengurangi biaya

produksi.

2) Metode Pengakuan Pendapatan Bersih

Dalam metode ini hasil penjualan produk sampingan yang

diperhitungkan adalah berdasarkan hasil penjualan atau pendapatan

bersih produk sampingan. Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa

adanya kebutuhan untuk membebankan biaya yang dapat ditelusuri ke

produk sampingan. Disamping itu metode ini memisahkan biaya yang

terjadi setelah titik pisah di dalam memproses maupun dalam

memasarkan produk sampingan. Pada metode ini produk sampingan

memerlukan proses lanjutan setelah dipisah dari produk utama. Hasil

penjualan bersih produk sampingan dapat dihitung dengan cara

mengurangi penjualan atau pendapatan produk sampingan dengan

biaya proses lanjutan dan biaya pemasaran dan administrasi produk

sampingan, sehingga diperoleh penjualan atau pendapatan bersih

produk sampingan.

3) Metode Biaya Pengganti

18
55

Metode harga pokok pengganti dapat digunakan oleh perusahaan

yang menghasilkan produk sampingan dimana produk sampingan

tersebut tidak dijual tetapi digunakan sendiri didalam proses produksi.

Dalam metode ini persediaan bahan yang berupa produk sampingan

didebit seharga harga pasar atau harga pokok pengganti apabila

produk tersebut dibeli dari luar atau dari pasar dan harga pokok produk

utama dikredit sebesar jumlah tersebut, apabila rekening barang dalam

proses produk utama diselenggarakan untuk setiap elemen biaya

maka perlu metode alokasi untuk setiap elemen biaya

tersebut.Sebenarnya pada metode ini hasil penjualan produk

sampingan mengurangi biaya produksi produk utama. Oleh karena

pada metode harga pokok produk sampingan tidak dijual ke pasar

tetapi dikonsumsi sendiri oleh perusahaan. Maka dipakai harga pokok

pengganti apabila dibeli dari pihak luar atau dari pasar.

4) Metode Nilai Pasar

Metode nilai pasar atau biaya disebut biaya reversal. Metode ini

mengurangi biaya pabrikasi produk utama, bukan sebesar hasil

penjualan aktual yang diterima, tetapi sebesar nilai estimasi produk

sampingan pada saat dihasilkan. Estimasi harus dibuat sebelum

dipisah dari produk utama. Estimasi ini mencakup antara lain estimasi

laba kotor, estimasi biaya pemasaran dan administrasi, estimasi biaya

produksi setelah pemisahan. Penentuan nilai uangnya akan tergantung

pada stabilitas harga pasar, yaitu harga dan daya jual dari produk

sampingan.

3. Produk Bersama (Joint Product)


Produk bersama (joint product) menurut Bustami (2006), adalah beberapa

produk yang dihasilkan dalam suatu rangkaian atau seri produk secara

bersama atau serempak dengan menggunakan bahan, tenaga kerja dan

biaya overhead secara bersama. Halim (2012) menjelaskan tentang

karakteristik produk bersama antara lain :

a. Produk bersama mempunyai hubungan fisik yang erat satu sama lain

dalam proses produksinya. Jika ada tambahan kuantitas untuk

menambah unit produk yang lain, maka kuantitas produk yang lain

akan bertambah secara proporsional.

b. Tidak ada satu produk pun dari produk bersama yang secara signifikan

nilainya lebih tinggi dari produk yang lain.

c. Dalam proses produk bersama dikenal istilah “titik pisah”

yaknisaatterpisahnya (split-off) masing – masing jenis produk yang

dihasilkan dari bahan baku, tenaga kerja dan overhead yang telah

dinikmati produk secara bersama-sama.

d. Setelah terpisah (split-off) produk berdiri sendiri - sendiri yang mungkin

langsung dijual atau mungkin pula diproses lebih lanjut untuk

mendapatkan produk yang lebih menguntungkan.

G. Biaya Bersama (Joint Cost)

Jika suatu perusahaan terdapat proses produksi bersama, biaya bersama

(jointcost) akan timbul untuk berbagai jenis produk yang dihasilkan. Hal ini sesuai

dengan pernyataan dari Mulyadi (2009), “ Biaya produk bersama (joint product

cost) adalah biaya yang dikeluarkan sejak saat mula - mula bahan baku diolah

sampai dengan saat berbagai macam produk dapat dipisahkan identitasnya”.

20
55

Biaya bersama yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya

overhead pabrik terjadi sejak input dimasukkan kedalam proses produksi sampai

titik pemisahan.

Karakteristik utama biaya bersama adalah biaya beberapa produk yang

berbeda dikeluarkan dalam jumlah bulat dan utuh (invisible sum) untuk produk

tersebut bukan dalam jumlah biaya tersendiri masing – masing produk. Setiap

bagian biaya bahan baku, tenagakerja, dan overhead produk tidak dapat

dipisahkan dari setiap produk lainnya. Jika dibuat secara simultan, produk utama

dan produk sampingan tidak memiliki biaya yang dapat ditelusuri, yaitu biaya

individu. Oleh karena itu, dipelukan pengalokasian biaya produksi bersama ke

produk.

Menurut Bustami,dkk (2006), alasan mengalokasikan biaya bersama

terhadap produk bersama adalah untuk menghitung harga pokok dan

menentukan nilai persediaan untuk tujuan pelaporan keuangan internal, menilai

persediaan untuk tujuan asuransi, menentukan nilai persediaan jika terjadi

kerusakan terhadap nilai barang yang rusak, biaya bahan yang hancur,

menentukan biaya departemen atau divisi untuk tujuan pengukuran kinerja

aksekutif. Selain beberapa alasan tersebut di atas alokasi biaya bertujuan untuk

mengetahui berapa besar kontribusi masing-masing produk bersama terhadap

total pendapatan perusahaan, mengetahui apakah seluruh biaya produksi yang

dibebankan kepada masing-masing produk bersama sudah dihitung dengan

seteliti mungkin.

Menurut Supriono (1999), dalam proses pengolahan produk bersama

dapat menghasilkan produk utama dan produk sampingan. Masalah akuntansi

produk utama adalah bagaimana mengalokasikan biaya bersama produk utama


kepada setiap macam produk utama yang dapat dipakai meliputi metode harga

pasar, metode biaya rata-rata per unit, metode rata-rata tertimbang dan metode

satuan kuantitas.

1) Metode Harga Pasar

Menurut bustami,dkk (2006), metode ini adalah metode yang sering

digunakan karena mudah digunakan dan netral yaitu tidak mempengaruhi

profitabilitas relative produk bersama. Dasar pemikiran metode ini adalah bahwa

harga jual suatu produk merupakan perwujudan biaya - biaya yang dikeluarkan

dalam mengolah produk tersebut. Maka cara yang logis untuk mengalokasikan

biaya bersama adalah berdasarkan pada nilai jual relative masing - masing

produk yang dihasilkan.

Metode ini dibagi menjadi dua yaitu yang pertama produk bersama dapat

dijual pada titik pisah, apabila produk yang dihasilkan tidak memerlukan proses

produksi lebih lanjut maka produk dapat dijual pada titik pisahtersebut. Metode ini

didasarkan pada nilai pasar tertimbang yaitu menggunakan nilai pasar atau nilai

jual total dari masing - masing produk. Harga jual produk pada metode ini adalah

nilai jual atau nilai pasar untuk produk tersebut pada titik pisah. Kemudian yang

kedua Produk bersama tidak dapat dijual pada titik pisah, apabila produk yang

dihasilkan tidak dapat dijual pada titik pisah karena tidak memiliki nilai pasar,

maka diperlukan proses pengolahan lebih lanjut. Dasar pengalokasian biaya

bersama adalah nilai pasar hipotesis yaitu total nilai pasar produk setelah

diproses lebih lanjut dikurangi dengan biaya –biaya pengolahan sejak saat

terpisah sampai produk tersebut siap untuk dijual. Rumus alokasi biaya bersama

adalah jumlah nilai jual masing - masing produk setelah titik pisah dikali dengan

biaya bersama dibagi nilai jual seluruh produk.

22
55

2) Metode Biaya Rata – Rata Per Unit

Menurut Carter (2009), metode ini mendistribusikan total biaya bersama

ke berbagai produk atas dasar biaya rata - rata per unit. Angka ini diperoleh

dengan membagi total biaya bersama dengan jumlah unit yang diproduksi.

Metode ini dapat diterapkan bila semua unit yang diproduksi diukur dalam satuan

unit yang sama dan tidak banyak berbeda. Metode ini juga merupakan metode

yang paling mudah untuk dipakai mengalokasikan biaya bersama pada setiap

produk utama Merupakan metode yang kasar karena tidak memperhitungkan

factor – factor lainnya. Misalnya berat produk, volume dan ukuran produk, mudah

atau sulitnya diolah, lamanya waktu, keahlian tenaga kerja, jumlah bahan yang

dikonsumsi dan sebagainya.

3) Metode Rata – Rata Tertimbang

Menurut Carter (2009:280), factor tertimbang atau bobot sering diberikan

kepada setiap unit berdasarkan ukuran besarnya unit, kesulitan mengolah, waktu

pembuatan, jumlah karyawan dan lain - lain. Setiap jenis barang jadi dikalikan

dengan bobot kemasing - masing unit produk.

Metode rata - rata tertimbang ini dapat membebankan biaya bersama

dengan relative adil dan teliti apabila dalam memilih penimbang benar –benar

mencerminkan perbandingan biaya yang dinikmati oleh setiap macam produk.

Metode ini sulit dipakai karena menentukan faktor penimbang yang adil dan teliti,

dimana kemungkinan dipertimbangkan berdasarkan kombinasi berbagai faktor

yang sulit diperhitungkan.

4) Metode Unit Kuantitatif

Menurut Carter (2009:281), metode ini berupaya untuk mendistribusikan

total biaya bersama berdasarkan satuan ukur tertentu, seperti pon, gallon, ton,
atau meter persegi. Akan tetapi, jika masing - masing produk tidak dapat diukur

dengan satuan ukur dasar, maka unit bersama harus dikonversikan pada suatu

angka pembagi yang dapat dipakai untuk semua unit yang diproduksi.

Metode unit kuantitatif ini hamper sama dengan metode biaya rata - rata

per unit, hanya bedanya pada metode unit kuantitatif produk bersama diukur

dengan satuan pengukur kuantitas yang sama oleh karena itu sifat – sifat dalam

metode ini sama dengan metode biaya per unit.

H. PenelitianTerdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan mengenai akuntansi

biaya main product dan by product diantaranya dilakukan oleh H. Hendra

Setiawan dan Hartoni (2008) membahas tentang Analisis Produk sampingan

Dalam Menentukan Tingkat Pendapatan Produk Utama (studi kasus pada

perusahaan tahu YUN – YI) menggunakan teknik analisa deskriptif yang bersifat

kuantitatif. Hasil penelitiannya adalah produk sampingan setelah diproses lebih

lanjut menghasilkan laba kecil dibandingkan dengan tanpa proses lebih lanjut.

Dan produk sampingannya mempunyai nilai yang jual yang tinggi dibandingkan

dengan produk utamanya.

Penelitian yang dilakukan Winanda (2011) membahas tentang Analisis

Pengalokasian Biaya Bersama (common cost) Dalam Penentuan Harga Pokok

Produksi Kripik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dari

perhitungan pengalokasian biaya bersama dengan menggunakan factor

penimbang unit produksi, dari 18 jenis produk kripik yang diproduksi 7 jenis

diantaranya memiliki harga pokok produksi yang lebih tinggi dari pada harga

24
55

jualnya. Hal ini berarti biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi masing –

masing jenis produk tersebut belum dapat ditutupi oleh masing – masing harga

jualnya.

Penelitian yang dilakukan Eva Lediana (2012) membahas tentang

Analisis Biaya Produk Bersama Terhadap Penentuan Harga Pokok Produksi

Pada PT. Hulu Batu Perkasa Di Bandar Lampung Pada Tahun 2011. Hasil

penelitiannya adalah Metode pengalokasinbiaya yang tepatdi gunakan adalah

metode harga pasar. Karena pada meode harga pasar diperoleh harga pokok

produksi dengan nilai yang rendah dan laba kotor yang tinggi.

Penelitian yang dilakukan Rusdiana (2012) membahas tentang

Pengalokasian Biaya Bersama Pada Produk Utama dan Produk Sampingan

pada Pabrik Gula Gempolkrep Mojokerto. Menggunakan metode deskriptif

kuantitatif. Hasil penelitiannya adalah pabrik gula Gempolkrep mengalokasikan

biaya bersama keproduk utama atas dasar penggunaan metode harga pasar.

Sedangkan produk sampingan jumlahnya relatif material sehingga tidak

mengalokasikan biaya bersamake produk sampingan.

Penelitian yang dilakukan Evy Conny Maryati Silaban (2014) membahas

tentang Analisis Metode Perlakuan Akuntansi Produk Sampingan Terhadap

Penentuan Harga Pokok Produksi Produk Utama Pada PT Sinar Pematang

Mulia. Menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif, dan menggunakan data

primer dan sekunder. Hasil penelitiannya adalah pada metode yang pertama

produk sampingan dialokasikan kedalam pendapatan diluar usaha dan tidak

dikurangi langsung dengan harga pokok penjualan sehingga nilainya akan lebih

berpengaruh terhadap laba diluar usaha. Sedangkan pada metode kedua nilai

penjualan produk sampingan dialokasikan menambah nilai penjualan produk


utama sehingga setelah dikurangi dengan harga pokok penjualan besarnya laba

bruto menjadi lebih besard bandingkan dengan perhitungan metode pertama.

Penelitian yang dilakukan Merqurian Aristi Qodarisasi (2014) membahas

tentang Analisis Alokasi Biaya Produksi Bersama dan Perlakuan Produk

sampingan pada UD Ajung Jaya. Menggunakan metode kualitatif dan

menggunakan data primer. Hasil penelitiannya adalah UD Ajung Jaya melakukan

pengalokasian biaya produksi bersama kepada masing – masing produkhanya

dengan perhitungan sederhana. Yaitu membagi biaya produksi tersebut dengan

total unit keseluruhan produk yang dihasilkan.

Penelitian yang dilakukan Sintia S.C Rompis (2014) membahastentang

Analisis Perhitungan Biaya Bersama dalam Menentukan Harga Pokok Prod uksi

UntukProduk Air Mineral dan Minuman Segar Pada CV. Ake Abadi. Hasil

penelitiannya adalah dalam pengalokasian biaya bersama pada CV . Ake Abadi

menggunakan metode nilai jual relative dan memberikan manfaat yang

cukupsignifikandalamhasilpenjualan dan perolehanlabaperusahaan.

Penelitian yang dilakukan Intan Pitriani (2014) membahas tentang

Analisis Alokasi Biaya Bersama Untuk Produk Bersama Dalam Menentukan

Harga Pokok Produksi Tempat Aqua Gelas Pada UD Suradi. Hasil penelitiannya

adalah dalam memproduksi tempat aqua gelas , terdapat biaya bersama pada

saat mengolah bahan baku pada proses finishing, sampai pada proses produksi

tersebut mencapai titik pemisahan split-off, setelah mencapai titik split off masing

– masing produk mengalami proses pengolahan lebih lanjut yang membutuhkan

biaya tambahan. Setelah diolah lebih lanjut, maka harga pokok produksi dalam

masing – masing produk dapat ditentukan. Dan metode nilai jual relative

merupakan metode yang paling cocok dan tepat karena metode ini memiliki

26
55

keunggulan bahwa nilai jual dapat mencerminkan besarnya biaya yang diserap

oleh tiap jenis produk.

Penelitian yang dilakukan Dwi Anisa Pranata, Yefni dan Heri Ribut

Yuliantoro (2017) membahas tentang Perlakuan Akuntansi Terhadap Main

Product dan By Product Serta Pengaruhnya Terhadap Laba Perusahaan (Studi

Kasus pada Pabrik Tahu dan Tempe Padang Tarok) yang menggunakan metode

deskriptif kuantitatif dan menggunakan data primer. Hasil penelitiannya adalah

pada saat perhitungan produk utama dan produk sampingan menggunakan

metode nilai pasar atau metode nilai reversal. Oleh karena itu penjualan produk

sampingan meningkatkan laba perusahaan.


Tabel 2.1

PenelitianTerdahulu

No Nama Tahu Judul Penelitian Hasil Penelitian


Penelitian
n

1. H. Hendra 2008 Analisis Produk Produk sampingan


Setiawan sampingan Dalam setelah diproses lebih
dan Hartoni Menentukan lanjut menghasilkan
Tingkat laba kecil dibandingkan
Pendapatan dengan tanpa proses
Produk Utama lebih lanjut. Dan produk
(studi kasus pada sampingannya
perusahaan tahu mempunyai nilai yang
YUN – YI) jual yang tinggi
dibandingkan dengan
produk utamanya.

2. Winanda 2011 Analisis Hasil penelitiannya

Pengalokasian menunjukkan bahwa

Biaya Bersama dari perhitungan

(common cost) pengalokasian biaya

Dalam Penentuan bersama dengan

Harga Pokok menggunakan factor

Produksi Kripik penimbang unit

produksi, dari 18 jenis

produk kripik yang

diproduksi 7 jenis

diantaranya memiliki

28
55

No Nama Tahu Judul Penelitian Hasil Penelitian


Penelitian
n

harga pokok produksi

yang lebih tinggi dari

pada harga jualnya. Hal

ini berarti biaya yang

dikeluarkan untuk

memproduksi masing –

masing jenis produk

tersebut belum dapat

ditutupi oleh masing –

masing harga jualnya.

3. Eva 2012 Analisis Biaya Metode pengalokasin


Lediana
Produk Bersama biaya yang tepat

Terhadap digunakan adalah

Penentuan Harga metode harga pasar.

Pokok Produksi Karena pada meode

Pada PT. Hulu harga pasar diperoleh

Batu Perkasa Di harga pokok produksi

Bandar Lampung dengan nilai yang

rendah dan laba kotor

yang tinggi.

4. Rusdiana 2012 Pengalokasian Pabrik Gula

Biaya Bersama Gempolkrep


No Nama Tahu Judul Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian
n

Pada Produk mengalokasikan biaya

Utama dan Produk bersama keproduk

Sampingan pada utama atas dasar

Pabrik Gula penggunaan metode

Gempolkrep harga pasar.

Mojokerto Sedangkan produk

sampingan jumlahnya

relatif material

sehingga tidak

mengalokasikan biaya

bersama keproduk

sampingan.

5. Evy Conny 2014 Analisis Metode Hasil penelitiannya


Maryatisilab
Perlakuan adalah pada metode
an
Akuntansi Produk yang pertama produk

Sampingan sampingan

Terhadap dialokasikan kedalam

Penentuan Harga pendapatan diluar

Pokok Produksi usaha dan tidak

Produk Utama dikurangi langsung

Pada PT Sinar dengan harga pokok

Pematang Mulia penjualan sehingga

30
55

No Nama Tahu Judul Penelitian Hasil Penelitian


Penelitian
n

nilainya akan lebih

berpengaruh terhadap

laba diluar usaha.

Sedangkan pada

metode kedua nilai

penjualan produk

sampingan

dialokasikan

menambah nilai

penjualan produk

utama sehingga

setelah dikurangi

dengan harga pokok

penjualan besarnya

laba bruto menjadi

lebih besar

dibandingkan dengan

perhitungan metode

pertama.

6. MerqurianA 2014 Analisis Alokasi UD Ajung Jaya


risti
Biaya Produksi melakukan
Qodarisasi
No Nama Tahu Judul Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian
n

Bersama dan pengalokasian biaya

Perlakuan Produk produksi bersama

sampingan pada kepada masing –

UD Ajung Jaya masing produk hanya

dengan perhitungan

sederhana. Yaitu

membagi biaya

produksi tersebut

dengan total unit

keseluruhan produk

yang dihasilkan.

7. Sintia S.C 2014 Analisis Dalam pengalokasian


Rompis
Perhitungan Biaya biaya bersama pada

Bersama dalam CV . Ake Abadi

Menentukan Harga menggunakan metode

Pokok Produksi nilai jual relative dan

Untuk Produk Air memberikan manfaat

Mineral dan yang cukup signifikan

Minuman Segar dalam hasil penjualan

Pada CV. Ake dan perolehan laba

Abadi perusahaan.

8. Intan 2014 Tentang Analisis Dalam memproduksi


Pitriani
Alokasi Biaya tempat aqua gelas ,

32
55

No Nama Tahu Judul Penelitian Hasil Penelitian


Penelitian
n

Bersama Untuk terdapat biaya bersama

Produk Bersama pada saat mengolah

Dalam Menentukan bahan baku pada

Harga Pokok proses finishing,

Produksi Tempat sampai pada proses

Aqua Gelas Pada produksi tersebut

UD Suradi mencapai titik

pemisahan split-off,

setelah mencapai titik

split off masing –

masing produk

mengalami proses

pengolahan lebih lanjut

yang membutuhkan

biaya tambahan.

Setelah diolah lebih

lanjut, maka harga

pokok produksi dalam

masing – masing

produk dapat

ditentukan. Dan

metode nilai jual

relative merupakan
No Nama Tahu Judul Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian
n

metode yang paling

cocok dan tepat karena

metode ini memiliki

keunggulan bahwa nilai

jual dapat

mencerminkan

besarnya biaya yang

diserap oleh tiap jenis

produk.

9. Dwianisa 2017 Perlakuan Pada saat perhitungan


Pranata,
Akuntansi produk utama dan
Yefni dan
Terhadap Main produk sampingan
Heri Ribut
Yuliantoro Product dan By menggunakan metode

Product Serta nilai pasar atau metode

Pengaruhnya nilai reversal. Oleh

Terhadap Laba karena itu penjualan

Perusahaan (Studi produk sampingan

Kasus pada Pabrik meningkatkan laba

Tahu dan Tempe perusahaan.

Padang Tarok)

34
55

I. Kerangka Pikir

Berdasarkan uraian yang disampaikan maka dibutuhkan kerangka

pemikiran untuk menggambarkan alur dari penelitian ini. Pengelolaan akuntansi

biaya pada Pabrik GulaTakalar dikelola dengan menggunakan system jaringan

IT. Banyak perusahaan mengalami kesulitan dalam pengalokasian biaya dan

tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

pengalokasian biaya bersama pada produk utama (main product) dan produk

sampingan (by product). Atas dasar rujukan maka dapat dibentuk kerangka

pemikiran sebagai berikut :

Gambar 2.1
KerangkaPikir

PT Pabrik Gula
Takalar

Biaya Bersama

Main Product By Product

pengalokasian biaya
bersama kepada masing
– masing produk utama
(main product) dan
produk sampingan (by
product)
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara XIV Pabrik

Gula Takalar yang berlokasi di Desa Pa’rappunganta Kecamatan

Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar. Adapun waktu yang dibutuhkan

dalam penelitian ini kurang lebih dua bulan yaitu bulan Juli sampai dengan

September 2018.

B. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif. Penelitian yang bertujuan untuk menguraikan sifat atau

karakteristik dari suatu fenomena tertentu. Penelitian ini dilakukan untuk

memperoleh data - data yang menunjukkan gambaran tentang penerapan

akuntansi biaya main product dan by product pada Pabrik Gula Takalar.

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data

kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka hasil

observasi dan pengukuran berupa laporan keuangan.

2. Sumber Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua sumber data yaitu

sebagai berikut :

a. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari hasil

dokumentasi dan wawancara dengan bagian akuntansi.

36
b. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung

dengan cara memperoleh dari sumber – sumber kepustakaan, catatan

dan arsip perusahaan.

C. Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan rekaman atau gambaran atau keterangan akan suatu

hal yang bersifat nyata atau fakta. Apabila data tersebut diolah maka ia akan

menghasilkan suatu informasi. Selanjutnya penafsiran dari informasiakan

menghasilkan opini atau pendapat. Guna mendiskripsikan masalah yang

disajikan dalam penelitian ini, maka diperlukan data serta informasi dan teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Penelitian Kepustakaan

Penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari literature, jurnal –

jurnal serta bahan yang berhubungan dengan topic penulisan. Dengan

cara membaca, mengutip serta mengambil pendapat para ahli yang

berhubungan dengan objek penelitian.

b. Penelitian Lapangan

Penelitian yang dilakukan secara langsung pada perusahaan. Penelitian

lapangan dilakukan untuk data dan informasi tentang objek penelitian,

adapun cara pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan

wawancara. Dimana wawancara merupakan percakapan dua orang

yang dimulai oleh pewawancara dengan tujuan khusus memperoleh

keterangan yang sesuai dengan penelitian dan di pusatkan olehnya

pada isi yang dititikberatkan pada tujuan – tujuan deskripsi, prediksi dan

penjelasan sistematik mengenai penelitian tersebut (Chadwik, 1991)

37
38

c. Dokumentasi

Mengumpulkan bukti dokumen yang diperlukan, seperti: laporan

penjualan produk yaitu gula dan tetes dan laporan realisasi biaya pada

PT. Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Takalar Tahun 2015, 2016 dan

2017.

D. Definisi Operasional

1. Produk Utama (main product)

Produk utama (main product) adalah produk yang merupakan tujuan

utama operasi perusahaan dengan kuantitas dan harga jual relatif lebih

besar. Dalam penelitian ini yaitu gula dan tetes.

2. Produk Sampingan (by product)

Produk sampingan (by product) adalah produk yang mempunyai nilai

jual rendah dibandingkan dengan nilai penjualan produk utama. Dalam

penelitian ini yaitu ampas.

3. Alokasi Biaya

Alokasi biaya adalah pembagian biaya yang terjadi ketika sumber daya

yang digunakan menghasilkan lebih dari satu produk.

E. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif kuantitatif, yaitu metode mengumpulkan, menyusun,

menginterpretasikan dan menganalisis data untuk pemecahan masalah yang

dihadapi. Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data yang diperoleh dari

perusahaan yang kemudian dianalisa dengan tujuan mendapatkan keterangan


55

yang lengkap dalam menjawab perumusan masalah. Dan beberapa tahap yang

dilakukan teknik analisis data yaitu :

1. Pengumpulan data yang relevan terkait dengan dengan biaya – biaya di

PT Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula Takalar.

2. Menghitung biaya produksi sebelum titik pisah

3. Menghitung pengalokasian biaya bersama


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum objek penelitian

1. Sejarah singkat perusahaan

Pabrik Gula Takalar terletak di Desa Pa’rappunganta, Kecamatan

Polombangkeng Utara, Kabupaten Takalar, Propinsi Sulawesi Selatan.

Pabrik Gula Takalar didirikan dalam rangka melaksanakan kebijaksanaan

pemerintah untuk swasembada gula nasional berdasarkan Surat Keputusan

Menteri Pertanian R.I Nomor 668/Kpts/Org/8/1981 tanggal 11 Agustus 1981.

Studi kelayakan disusun oleh PT. Agriconsult Internasional pada

tahun 1975, dilanjutkan oleh PT. Tanindo pada tahun 1981 dengan

menggunakan fasilitas kredit ekspor dari Taiwan.

Pelaksanaan pembangunan diserahkan pada Tashing Co. (Ptc)

Ltd. Agency of Taiwan Machinery Manufacturing Co. (TMCC) sebagai Main

Contractor dengan partner dalam negeri yakni PT. Sarang Tehnik, PT Multi

Mas Corp, PT.Barata Indonesia.

Pembangunan Pabrik Gula Takalar menghabiskan dana sebesar

Rp. 63,5 milyar dan selesai dibangun pada tanggal 27 Nopember 1984.

Performance test dilaksanakan pada tanggal 5 sampai dengan 11 Agustus

1985 dengan hasil baik.

Pabrik Gula Takalar dibangun dengan kapasitas giling 3.000 ton

tebu per hari (TTH), yang dengan mudah dikembangkan menjadi 4.000

TTH. Pabrik Gula Takalar giling perdana tahun 1984, dan diresmikan oleh

Presiden Republik Indonesia pada tanggal 23 Desember 1987.

40
47

2. Visi dan Misi Perusahaan

Adapun visi dan misi dari perusahaan PT. Perkebunan Nusantara

XIV Pabrik Gula Takalar adalah sebagai berikut :

1) Visi

Menjadi perusahaan agribisnis dan agroindustri di Kawasan Timur

Indonesia yang kompetitif, mandiri, dan memberdayakan ekonomi

rakyat.

2) Misi

a. Menghasilkan produk utama perkebunan berupa gula yang

berdaya saing tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik

dan/atau internasional.

b. Mengelola bisnis dengan teknologi akrab lingkungan yang

memberikan kontribusi nilai kepada produk dan mendorong

pembangunan berwawasan lingkungan.

c. Melalui kepemimpinan, teamwork, inovasi, dan SDM yang

kompeten, dalam meningkatkan nilai secara terus-menerus

kepada shareholder dan stakeholders.

d. Menempatkan Sumber Daya Manusia sebagai pilar utama

penciptaan nilai (value creation) yang mendorong perusahaan

tumbuh dan berkembang bersama mitra strategis.

3. Struktur Organisasi dan PembagianTugas

Pelaksanaan kegiatan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh

bentuk atau struktur organisasi dari perusahaan itu sendiri. Dengan

adanya struktur organisasi maka setiap orang akan bekerja secara


48

terarah dan terkendali. Struktur organisasi menggambarkan pembagian

tugas, wewenang dan tanggungjawab yang jelas. Sehingga tujuan

perusahaan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

PT. Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula Takalar sebagai

peruahaan besar dalam menjalankan usahanya memiliki struktur

organisasi yang cukup kompleks. Perusahaan ini merupakan struktur

organisasi garis dan staf. Bentuk organisasi ini biasanya dianut oleh

perusahaan yang daerahnya luas, memiliki bidang tugas yang beraneka

ragam serta memiliki karyawan yang banyak. Pimpinan perusahaan

dalam menjalankan tugasnya menggerakkan roda perusahaan dibantu

oleh sejumlah pejabat lini dan staf.

Adapun tugas utama dan tanggungjawab masing – masing

sebagai berikut :

1. Administratur

a. Merencanakan dan menetapkan kebijaksanaan dalam

pengelolaan perusahaan sesuai yang ditetapkan direksi.

b. Memimpin, mengendalikan dan mengkoordinir secara fisik

pelaksanaan tugas bagian tata usaha dan keuangan, pengolahan,

instalasi dan tanaman agar tercapai kesatuan.

2. Kepala Bagian Tanaman

a. Membantu dalam menyusun rencana kerja dan rencana anggaran

belanja pada bagian tanaman.

b. Bertanggungjawab penuh atas kelancaran tanaman dari segi

produksi dan produktivitas tanaman.

3. Kepala Bagian Instalasi


55

a. Bertanggungjawab penuh atas kelancaran instalasi secara tepat.

b. Membantu secara aktif dalam menyusun rencana kerja dan

rencana anggaran belanja di bidang instalasi pabrik gula.

4. Kepala Bagian Pengolahan

a. Memimpin, merencanakan, mengkoordinir serta mengawasi

pelaksanaan semua kegiatan bidang pengolahan sesuai

kebijaksaan dan rencana kerja yang telah ditetapkan

b. Bertanggungjawab atas pelaksaan fungsi pengolahan sampai

menjadi gula agar dapat mencapai mutu produksi secara efektif

dan efisien.

5. Kepala Bagian Administrasi, keuangan dan Umum

a. Menjalankan kebijaksanaan dan rencana kerja yang ditetapkan

administratur dalam bidang administrasi dan keuangan sesuai

yang ditetapkan direksi

b. Membantu administrator secara aktif dalam menyusun dan

mengendalikan rencana kerja dan rencana anggaran belanja

perusahaan di bidang administrasi dan keuangan.

c. Bertanggungjawab penuh atas kelancaran SDM secara tepat.


50

B. Hasil Penelitian

Pabrik GulaTakalar merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

dibidang manufaktur yaitu pengelolaan tebu. Dan juga merupakan suatu

perusahaan yang memproduksi produk secara serentak menjadi beberapa

macam output. Proses produksi bersama ini akan menghasilkan produk utama

berupa gula dan tetes serta produk sampingan berupa ampas. Penggolongan

produk utama dan sampingan ini berdasarkan pada nilai jualnya yang berbeda –

beda. Gula dan tetes mempunyai nilai jual relative lebih besar dari pada ampas

sehingga gula dan tetes disebut produk utama, sedangkan ampas disebut produk

sampingan.

Biaya bersama yang terjadi dalam proses produksi harus

dialokasikan pada masing – masing produk. Biaya bersama yang dialokasikan

adalah biaya yang terjadi sebelum titikpisah (split-off), yaitu titik dimana produk

dapat dipisah dan di identifikasikan. Pada Pabrik Gula Takalar terdapat dua titik

pisah untuk memisahkan produk. Titik pisah yang pertama adalah pada proses

gilingan yaitu untuk memisahkan produk utama dan ampas. Titik pisah yang

kedua adalah pada proses pemurnian yaitu untuk memisahkan produk utama

dengan blotong. Titik pisah yang ketiga adalah putaran yaitu untuk memisahkan

produk utama menjadi gula dan tetes.

Pabrik Gula Takalar mengalokasikan biaya bersama keproduk utama

yaitu gula dan tetes atas dasar penggunaan metode harga pasar. Sedangkan

produk sampingan yang dihasilkan berupa ampas jumlahnya tidak material

sehingga Pabrik Gula Takalar tidak mengalokasikan biaya bersama keproduk

sampingan hal ini sesuai dengan PSAK No. 14 Paragraf 11. Dan karena produk
55

sampingan yang berupa ampas digunakan sendiri maka belum diadakan

penilaian.

a. Produksi Pabrik Gula Takalar

Tabel 4.1 Penjualan Gula dan Tetes

No Uraian 2015 2016 2017

1 Hasil Produksi
Gula 4.582,09 3.859,95 4.710,95
Tetes 4.362,62 5.151,57 9.000,00

2 Harga penjualan
Gula 8.578.008 11.634.025 9.687.453
Tetes 1.241.187 1.474.191 1.198.992

Sumber: PT Perkebunan Nusantara XIV Pabik Gula Takalar

Untuk mengetahui pengalokasian biaya bersama kepada produk

utama yaitu gula dan tetes, maka yang pertama dilakukan yaitu menghitung

berapa banyak jumlah produksi yang dihasilkan oleh pabrik gula Takalar. Proses

produksi pada pabrik gula Takalar merupakan proses produksi yang dilakukan

secara bersama dan akan menghasilkan beberapa produk seperti gula dan tetes,

dan tabel diatas menunjukka bahwa dari proses produksi bersama yang

dilakukan perusahaan, maka produk gula yang dihasilkan dalam proses produksi

pada tahun 2015 sebanyak 4.582,09 ton dengan harga jual Rp 8.578.008

sedangkan tetes 4.362,62 ton dengan harga jual Rp 1.241.187. Tahun 2016 gula

yang dihasilkan 3.859,95 ton dengan harga jual Rp 11.634.025 sedangkan tetes

sebesar 4.710,95 ton dengan harga jual Rp 9.687.453. dan untuk tahun 2017

hasil produksi gula sebanyak 4.710,95 ton dengan harga jual Rp 9.687.453.

sedangkan untuk tetes sebesar 9.000,00 ton dengan harga jual Rp 1.198.992.
52

b. Biaya Produksi Main Product

Tabel 4.2 Biaya Produksi Main Product

Total
Keterangan
2015 2016 2017
Biaya Bahan Baku
Bahan Utama Rp 867.262.479 Rp 2.852.102.231 Rp 5.879.730.168
Bahan Penolong :
Pengemasan Gula Rp 436.823.657 Rp 672.172.931 Rp 1.090.230.732
Pengelolaan Gula Rp 417.146.932 Rp 1.013.031.748 Rp 1.651.788.103
Total Rp 1.721.233.068 Rp 4.537.306.910 Rp 8.621.749.003

BTKL
Penggilingan Rp 898.567.058 Rp 1.121.521.647 Rp 2.449.038.955
Pabrik Rp 405.275.634 Rp 377.085.957 Rp 715.485.838
Pengolahan Rp 398.276.101 Rp 345.654.189 Rp 677.796.489
Total Rp 1.702.118.793 Rp 1.844.261.793 Rp 3.842.321.282

BOP
Asuransi Rp 473.087.943 Rp 484.957.727 Rp 523.994.186
Biaya Keamanan Rp 12.425.500 Rp 19.721.500 Rp 21.184.000
Bahan Bakar LMG Rp 15.399.397.183 Rp 1.592.247.033 Rp 918.689.768
Bahan Bakar DMG Rp 1.456.018.626 Rp 4.094.613.305 Rp 6.203.364.245
Gedung Rp 202.672.967 Rp 262.060.994 Rp 194.068.625
Mesin & Instalasi Rp 3.476.799.071 Rp 3.710.839.047 Rp 4.989.756.716
Jalan & Jembatan Rp 113.831.262 Rp 125.973.719 Rp 763.855.967
Alat Pengangkutan Rp 56.590.909 Rp 52.490.909 Rp 52.490.812
Total Rp 21.190.823.461 Rp 10.342.904.234 Rp 13.667.404.319
Sumber: PT Perkebunan Nusantara XIV Pabik Gula Takalar

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada bagian

akuntansi, didapatkan informasi bahwa perusahaan telah mencatat biaya – biaya

yang dikeluarkan dalam menghasilkan produk utama (main product). Beberapa

biaya yang teridentifikasikan yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung dan biaya overhead pabrik.

Tabel diatas menunjukkan total biaya – biaya yang digunakan oleh

perusahaan untuk memproduksi produk utamanya yaitu gula dan tetes pada
55

tahun 2015 biaya bahan baku sebesar Rp1.721.233.068, BTKL Rp

1.702.118.793 dan BOP Rp 21.190.823.461. Tahun 2016 biaya bahan baku Rp

4.537.306.910, BTKL Rp1.844.261.793 dan BOP Rp10.342.904.234. dan pada

tahun 2017 biaya bahan baku sebesar Rp8.621.749.003, BTKL Rp

3.842.321.282 dan BOP Rp13.667.404.319.

c. Biaya Produk Bersama Pabrik Gula Takalar

Tabel 4.3 Perhitungan Harga Pokok Produksi


Dengan Metode Full Costing

Total Biaya
Jenis Biaya
2015 2016 2017
Biaya Bahan Baku Rp 1.721.233.068 Rp 4.537.306.910 Rp 8.621.749.003
BTKL Rp 1.702.118.793 Rp 1.844.261.793 Rp 3.842.321.282
BOP Variabel Rp 3.423.351.861 Rp 6.381.568.703 Rp 12.464.070.285
BOP Tetap Rp 21.190.823.461 Rp 10.342.904.234 Rp 13.667.404.319

Harga Pokok Produksi Rp 28.037.527.183 Rp 23.106.041.640 Rp 38.595.544.889


Sumber: PT Perkebunan Nusantara XIV Pabik Gula Takalar

Produk yang dihasilkan pabrik gula Takalar berupa gula dan tetes

akan menimbulkan biaya – biaya yang berasal dari berbagai kebutuhan dalam

menjalankan proses produksi bersama. Biaya – biaya yang timbul dari proses

produksi bersama tersebut terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga

kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Berikut penjelasan dari masing –

masing komponen penyusun biaya produksi bersama pada pabrik gula Takalar.

Bahan baku langsung atau bahan baku utama yang dibutuhkan yaitu tebu, dan

bahan penolong terdiri atas pengemasan dan pengelolaan gula. Dan untuk biaya

tenaga kerja langsung terbagi menjadi beberapa departemen dikarenakan

beberapa tahap proses yang dilakukan oleh perusahaan sampai pada

menghasilkan produk mulai dari penggilingan, pabrik dan pengolahan.

Sedangkan untuk biaya overhead pabrik yang terdiri dari asuransi, biaya
54

keamanan, gedung, mesin dan istalasi, jalan dan jembatan dan alat

pengangkutan.

Biaya bersama dari produk yang dihasilkan pada Pabrik Gula Takalar

berupa gula dan tetes pada tahun 2015 sebesar Rp 28.037.527.183. Tahun 2016

sebesar Rp 23.106.041.640 dan pada tahun 2017 sebesar Rp 38.595.544.889.

Tabel 4.4 Biaya Bersama

Total Biaya
JenisBiaya
2015 2016 2017

Jumlah biaya produk Rp. 28.037.527.183 Rp 23.106.041.640 Rp38.595.544.889


Bersama
Jumlah biaya titik Rp 5.206.660.704 Rp 5.097.864.693 Rp 6.446.391.511
pisah produk
Biaya bersama Rp 33.244.187.887 Rp 28.203.906.333 Rp 45.041.936.400
sampai dengan titik
pisah
Sumber: PT Perkebunan Nusantara XIV Pabik Gula Takalar

Pada table diatas dapat diliat bahwa total biaya bersama yang diperlukan

untuk memproduksi gula dan tetes pada tahun 2015 Rp 28.037.527.183. biaya

bersama ini bisa menghasilkan produk gula sebesar 4.582,09 ton dengan harga

jual perton Rp 8.578.008 diperlukan biaya tambahan sebesar Rp 5.206.660.704.

sedangkan untuk tetes menghasilkan produk sebesar 4.362,62 ton dengan harga

jual Rp 1.241.187 tanpa diperlukan biaya tambahan. Jadi total biaya bersama

sampai dengan titik pisah sebesar Rp 33.244.187.887.

Pada tahun 2016 total biaya bersama Rp 23.106.041.640. Biaya bersama

ini bisa menghasilkan produk gula sebesar 3,859,95 ton dengan harga jual

perton Rp 11.634.025 diperlukan biaya tambahan sebesar Rp 5.097.864.693,

sedangkan untuk tetes menghasilkan produk sebesar 5.151,57 ton dengan harga
55

jual Rp 1.198.992 tanpa diperlukan biaya tambahan. Jadi total biaya bersama

sampai dengan titik pisah sebesar Rp 28.203.906.333.

Pada tahun 2017 total biaya bersama sebesar Rp 38.595.544.889. biaya

bersama ini bisa menghasilkan produk gula sebesar 4.710,95 ton dengan harga

jual perton Rp 9.687.453 diperlukan biaya tambahan sebesar Rp 6.446.391.511.

sedangkan untuk tetes menghasilkan produk sebesar 9.000 ton dengan harga

jual Rp 1.198.992 tanpa diperlukan biaya tambahan. Jadi total biaya bersama

sampai dengan titik pisah sebesar Rp 45.041.936.400.


61

d. Alokasi Biaya Produk Bersama Pabrik GulaTakalar

Tabel 4.5 Alokasi Biaya Bersama

Persentase (%)
Harga Jual Nilai Jual Hipotesis x Alokasi Biaya
Jumlah Total Pejualan By Produksi (6) :
Produk Harga Jual Hipotesis Jmlh Yang diproduksi Bersama (7) X
Produksi (1) X (2) Setelah dipisah 167.691.897.16
(3) - (4) (5) X (1) 28.037.527.183
2.708
1 2 3 4 5 6 7 8
Gula 4582,09 Rp 8.578.008 Rp39.305.204.677 Rp 5.206.660.704 Rp 34.098.543.973 Rp 156.242.597.351.961 87% Rp24.355.186.252

Tetes 4362,62 Rp 1.241.187 Rp 5.414.827.230 Rp - Rp 5.414.827.230 Rp 23.622.833.569.881 13% Rp 3.682.340.931

Rp 44.720.031.907 Rp 179.865.430.921.841 100% Rp 28.037.527.183

Sumber: PT. Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula Takalar, 2015


55

Persentase (%)
Harga Jual Nilai Jual Hipotesis x Alokasi Biaya
Jumlah Total Pejualan By Produksi (6) :
Produk Harga Jual Hipotesis Jmlh Yang diproduksi Bersama (7) X
Produksi (1) X (2) Setelah dipisah 145.845.201.65
(3) - (4) (5) X (1) 23.106.041.640
2,757
1 2 3 4 5 6 7 8
Gula 3859,95 Rp. 11.634.025 Rp 44.906.754.799 Rp 5.097.864.693 Rp 39.808.890.106 Rp 153.660.325.363.690 80% Rp 18.416.948.222

Tetes 5151,57 Rp 1.474.191 Rp 7.594.398.130 Rp - Rp 7.594.398.130 Rp 39.123.073.573.894 20% Rp 4.689.093.418

Rp52.501.152.929 Rp 192.783.398.937.584 100% Rp 23.106.041.640

Sumber: PT. Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula Takalar, 2016

Persentase (%)
Harga Jual Nilai Jual Hipotesis x Alokasi Biaya
Jumlah Total Pejualan By Produksi (6) :
Produk Harga Jual Hipotesis Jmlh Yang diproduksi Bersama (7) X
Produksi (1) X (2) Setelah dipisah 281.743.851.76
(3) - (4) (5) X (1) 38.595.544.889
8.378
1 2 3 4 5 6 7 8
Gula 4710,95 Rp 9.687.453 Rp 45.637.106.710 Rp 6.446.391.511 Rp 39.190.715.199 Rp 184.625.499.768.378 66% Rp 25.291.489.838

Tetes 9000 Rp 1.198.992 Rp 10.790.928.000 Rp - Rp 10.790.928.000 Rp 97.118.352.000.000 34% Rp 13.304.055.051

Rp 56.428.034.710 Rp 281.743.851.768.378 100% Rp 38.595.544.889

Sumber: PT. Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula Takalar, 2017


61

Tabel diatas menunjukkan pengalokasian biaya bersama keproduk

utama. Langkah awal yaitu menghitung berapa banyak jumlah produksi yang

dihasilkan kemudian dikalikan dengan harga jualnya untuk mendapatkan total

penjualan. Dari data biaya - biaya perusahaan yang telah didapatkan terdapat

biaya produksi setelah titik pisah (split-off) pada produk gula. Hal ini ditunjukkan

pada tabel diatas dimana gula memerlukan biaya produksi setelah titik pisah

(split-off) Sedangkan tetes tidak. Berhubung karena harga jual produk bersama

pada saat split-off sangat mungkin tidak diketahui terutama bila produk tersebut

masih memerlukan proses lebih lanjut, maka ditentukan harga jual hipotesis

dengan mengurangkan harga penjualan dengan biaya yang dikeluarkan setelah

dipisah. Untuk mengetahui berapa persentase masing – masing produk, maka

terlebih dahulu harus diketahui berapa total harga keseluruhan dari produk utama

dengan cara nilai jual hipotesis dikalikan dengan jumlah yang diproduksi. Dan

terakhir ditentukan berapa pengalokasian biaya bersama masing – masing

produk utama dengan cara persentase yang didapatkan dikalikan dengan total

biaya bersama dari proses produksi.

Pengalokasian biaya bersama ke produk utama pada tahun 2015 yaitu

persentase gula sebesar 87% dan tetes sebesar 13%. jumlah biaya bersama

yang masuk dalam proses produksi sebesar Rp 28.037.527.183 yang

dialokasikan keproduk gula sebesar Rp 24.355.186.252 dan tetes sebesar Rp

3.682.340.931. Tahun 2016 persentase untuk gula sebesar 80% dan tetes

sebesar 20%. Jumlah biaya bersama yang masuk dalam proses produksi

sebesar Rp 23.106.041.640 yanng dialokasikan ke produk gula sebesar Rp

18.416.948.222 dan tetes sebesar Rp 4.689.093.418 dan untuk tahun 2017

persentase pengalokasian biaya bersama untuk gula 66% dan tetes 34%.
55

Jumlah biaya bersama yang masuk dalam proses produksi sebesar Rp

38.595.544.889 yang dialokasikan keproduk gula sebesar Rp 25.291.489.838

dan tetes sebesar Rp 13.304.055.051.

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa PT. Perkebunan Nusantara XIV Pabrk

Gula Takalar konsisten menggunakan metode harga pasar pada masing –

masing produk utamanya.


61

C. Pembahasan

1. Penerapan Akuntansi Biaya Produksi

PT. Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula Takalar mencatat biaya –

biaya yang dikeluarkan dalam proses olah produksi produksi. Berdasarkan

pengamatan data yang didapatkan dapat diketahui bahwa elemen – elemen

biaya yang berhubungan dengan proses produksi sudah tercantum secara

eksplisit. PT Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula Takalar melakukan proses

olah produksi untuk memenuhi persediaan di dalam gudang penyimpanan

sehingga proses produksi akan terus menerus dilakukan meskipun dengan ada

atau tidaknya pesanan yang datang. Hal ini dikarenakan sistem penjualannya

produknya dilakukan dengan cara lelang kepada para broker gula. Perusahaan

melakukan perhitungan biaya pokok produksi dengan menggunakan metode full

costing dimana semua biaya produksi diperhitungkan ke dalam harga pokok

produksi. Sehingga diperoleh biaya Bersama pada tahun 2015 sebesar Rp

28.037.527.183, tahun 2016 sebesar Rp 23.106.041.640 dan pada tahun 2017

sebesar Rp 38.595.544.889 dengan rincian biaya pada tahun 2015 biaya

Bersama sampai titik pisah sebesar Rp 33.244.187.887 dan biaya titik pisah

produk sebesar Rp 5.206.660.704, tahun 2016 biaya Bersama sampai dengan

titik pisah sebesar Rp 28.203.906.333 dan biaya titik pisah produk sebesar Rp

5.097.864.693 dan pada tahun 2017 biaya Bersama sampai titik pisah sebesar

Rp 45.041.936.400 dan biaya titik pisah produk sebesar Rp 6.446.391.511.

sedangkan untuk Produk sampingan (by product), meskipun perusahaan telah

mengakui biaya – biaya yang berhubungan dengan produk sampingan (by

product) namun peneliti tidak menemukan biaya yang disajikan pada komponen

biaya produksi. Maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan belum menerapkan


akuntansi biaya untuk produk sampingnnya (by product). Dalam hal ini tidak

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Anisa Pranata yang dimana

produk sampingannya dijual, sedangkan pada Pabrik Gula Takalar digunakan

sendiri sebagai bahan bakar.

Penerapan akuntansi biaya memang diperlukan dalam suatu

perusahaan. Banyak sekali manfaat yang didapat demi kelangsungan

perusahaan salah satunya yaitu menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen

perusahaan untuk mengelola serta memperhatikan perkembangan perusahaan.

Informasi tersebut diperlukan sebagai pengendalian laba perusahaan dan

menentukan harga pokok dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

2. Pencatatan, Pelaporan dan Penyajian biaya produksi

PT. Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula Takalar merupakan

perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang pengelolaan tebu, dimana dalam

proses produksinya menghasilkan produk utama (main product) berupa gula dan

tetes. Dan produk sampingan (by product) berupa ampas. Perusahaan telah

mencatat biaya – biaya yang dikeluarkan dalam menghasilkan produk utama

(main product). Sebelum masuk kepenghitungan biaya – biaya, perusahaan

membuat anggaran kas terlebih dahulu untuk mengetahui keadaan surplus atau

defisit kasnya. Ini bertujuan untuk menyesuaikan kas dengan biaya, pendapatan

dan penjualannya. Perusahaan juga melakukan pencatatan biaya produksi

secara teliti dengan merincikan keseluruhan biaya – biayanya kedalam beberapa

biaya yang menjadi dasar perhitungan harga pokok produksi seperti biaya

pengemasan gula dan pengelolaan gula dimana termasuk kedalam biaya bahan

baku sebagai bahan penolong. Dan untuk biaya tenaga kerja langsung

perusahaan merincikan biaya – biayanya disetiap departemen dikarenakan

58
dalam menghasilkan produk melalui beberapa tahap proses seperti pembibitan,

penggilingan, pabrik dan pengolahan. Berhubung perusahaan melakukan

perhitungan biaya pokok produksi dengan menggunakan metode full costing

maka biaya overhead pabrik akan dilaporkan jika produk sudah terjual.

Dan untuk produk sampingan (by product) perusahaan belum mencatat

secara eksplisit. Satu – satunya elemen yang berhubungan dengan by product

adalah biaya bahan bakar LMG (Luar Masa Giling) dan DMG (Dalam Masa

Giling).

3. Pengalokasian Biaya Bersama Pada Produk Utama dan Produk Sampingan

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan oleh penulis terhadap

pengalokasian biaya bersama kepada masing – masing produk utama (main

product) yaitu gula dan tetes pada PT Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula

Takalar sudah tepat dan sesuai dengan teori dalam akuntansi dengan

menggunakan metode harga pasar dimana metode ini sering digunakan. Hal ini

dikarenakan produk utama yang dihasilkan tidak dapat dijual pada titik pisah

karena tidak memiliki nilai pasar, maka diperlukan proses pengolahan lebih

lanjut. Lagi pula, penjualan produk utama dilakukan dengan cara lelang kepada

para broker gula.Dasar pemikiran metode ini adalah bahwa harga jual suatu

produk merupakan perwujudan biaya – biaya yang dikeluarkan dalam mengolah

produk.Biaya produksi bersama pada tahun 2015 sebesar Rp 28.037.527.183,

tahun 2016 Rp 23.106.041.640 dan tahun 2017 Rp 38.595.544.889 seperti

perhitungan yang dijelaskan sebelumnya harus dialokasikan kepada masing –

masing produk utama untuk mengetahui berapa persentase untuk masing –

masing produknya.

56
Dari perhitungan penggunaan metode harga pasar pada tahun 2015

diperoleh persentase pengalokasian biaya bersama ke produk utama yaitu gula

sebesar 87% dan tetes sebesar 13%. Jumlah biaya bersama yang masuk dalam

proses produksi sebesar Rp 28.037.527.183 yang dialokasikan ke produk gula

sebesar Rp 24.355.186.252 dan tetes sebesar Rp 3.682.340.931. Tahun 2016

persentase yang diperoleh untuk gula sebesar 80% dan tetes 20%. Jumlah

biaya bersama yang masuk dalam proses produksi sebesar Rp 23.106.041.640

yang dialokasikan ke gula sebesar Rp 18.416.948.222 dan tetes sebesar Rp

4.689.093.418. Dan pada tahun 2017 persentase pengalokasian biaya bersama

untuk gula 66% dan tetes 34%. Jumlah biaya bersama yang masuk dalam

proses produksi sebesar Rp 38.595.544.889 yang dialokasikan ke produk gula

sebesar Rp 25.291.489.838 dan tetes sebesar Rp 13.304.055.051.

Biaya – biaya yang timbul dalam proses produksi bersama dalam

pengalokasian biaya bersama kedalam masing – masing produk utama yaitu

gula dan tetes terdiri atas biaya bahan baku langsung atau utama yaitu tebu dan

bahan penolongnya yaitu pengemasan dan pengelolaan gula.Biaya tenaga kerja

langsung yang terdiri dari beberapa departemen yaitu penggilingan, pabrik dan

pengolahan. Dan biaya overhead pabrik yang terdiri dari asuransi, biaya

keamanan, gedung, mesin dan instalasi, jalan dan jembatan dan alat

pengangkutan. Dan untuk produk gula pada tahun 2015 memerlukan biaya

produksi setelah titik pisah sebesar Rp 5.206.660.704, tahun 2016 Rp

5.097.864.693 dan pada tahun 2017 sebesar Rp 6.446.391.511. dalam hal ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rusdiana. Dimana dalam

pengalokasian biaya bersamanya menggunakan metode harga pasar.

58
Sedangkan untuk produk sampingan (by product) PT Perkebunan

Nusantara XIV Pabrik Gula Takalar belum mengadakan alokasi biaya. Hal ini

disebabkan produk sampingan yang dihasilkan berupa ampas digunakan sendiri

oleh perusahaan untuk bahan bakar ketel penghasil uap dalam proses produksi

sehingga belum diadakan penilaian.

58
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang dilakukan mengenai

akuntansi biaya main product dan by product , maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. PT Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula Takalar telah menerapkan

akuntansi biaya main product dan produk bersama hal ini dikarenakan

perusahaan telah mengidentifikasikan dan melakukan pencatatan terkait

biaya – biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi main product dan

juga untuk biaya produk bersama. Dan untuk by product perusahaan telah

mengakui biaya – biaya yang berhubungan dengan by product. Namun

peneliti tidak menemukan biaya by product disajikan pada komponen biaya

produksi. Karena belum dilakukan pencatatan khusus, maka dapat

disimpulkan bahwa perusahaan belum menerapkan akuntansi biaya untuk

by product.

2. Cara mengalokasikan biaya bersama kepada masing-masing produk utama

pada Pabrik Gula Takalar yaitu gula dan tetes menggunakan metode harga

pasar. Sedangkan untuk produk sampingan yaitu ampas digunakan sendiri

oleh perusahaan untuk bahan bakar ketel penghasil uap sehingga produk

sampingan berupa ampas yang digunakan sendiri oleh Pabrik Gula Takalar

dalam proses produksi belum diadakan penilaian.

58
61

B. Saran

1. Sebaiknya perusahaan mengidentifikasikan biaya – biaya yang berkaitan

dengan by product dan menyusun laporan biayanya. Ini juga berguna sebagai

informasi manajemen dalam pengambilan keputusan.

2. Pengalokasian biaya bersama ke produk utama yaitu gula dan tetes

sebaikmya tetap menggunakan metode harga pasar. Hal ini dikarenakan

bahwa harga jual suatu produk merupakan perwujudan dari biaya-biaya yang

dikeluarkan namun tetap memberikan penilaian yang wajar terhadap masing-

masing produk yang mempunyai nilai jual berbeda.

3. Sedangkan untuk ampas yang digunakan sendiri dalam proses produksi

sebaiknya dilakukan penilaian yaitu dengan metode biaya pengganti. Metode

ini akan meningkatkan laba dikarenakan adanya penggunaan metode biaya

pengganti pada produk sampingan. Pada metode ini biaya produksi produk

utama akan dikurangi nilai produk sampingan yang digunakan dalam proses

produksi sesuai dengan harga atau biaya pengganti yang berlaku dipasar.
DAFTAR PUSTAKA

Bustami, Bastian,dkk. 2006. Akuntansi Biaya: Teori dan Aplikasi.Jakarta: Graha


Ilmu.
Carter, Williamk dan Milton F, Ursy. 2009. Akuntansi Biaya.Edisi Keempat Belas.
Terjemahan. Jakarta: Salemba Empat.
Fakultas ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. 2017. Buku
Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar.

Halim, Abdul. 2007. Dasar-Dasar Akuntansi Biaya. Edisi Keempat. Yogyakarta:


BPFE.
Hardiarta. 2006.Penerapan Pengalokasian Biaya Bersama Untuk Produk Utama
dan Perlakuan Akuntansi Terhadap Produk Sampingan pada PG Rejo
Agung Baru Madiun. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: Unair.
Horngren, Charles T. 2009. Cost Accounting:A Managerial Emphasis. Thirteenth
Edition. New Jersey: Prentince Hall.
Intan, P. Analisis Alokasi Biaya Bersama Untuk Produk Bersama Dalam
Menentukan Harga Pokok Produksi Tempat Aqua Gelas Pada UD.
Suradi.

Jogiyanto. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman –


Pengalaman. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Lediana, Eva. 2012. Anaisis Biaya Produk Bersama Terhadap Penentuan Harga
Pokok Produksi Pada PT. Huku Batu Perkasa Di Bandar Lampung.
Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Muhadi, Joko Siswanto.2002. Akuntansi Biaya 2. Jakarta: Kanisius.
Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi Lima. Yogyakarta: UUP AMP YKPN.
Mujab, Nurahmad Saeful. 2014. Alokasi Biaya Bersama Pada Produk Sampingan
Dalam Menghitung Harga Pokok Produksi Pada Pabrik Tahu Legowo.

Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya. EdisiKelima. Unit Penerbit dan Percetakan


Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta.

Pomalingo, S., Morasa, J., dan Tirayo, V.Z. 2014. Alokasi Biaya Bersama Dalam
Menentukan Harga Pokok Produksi Pada UD. Martabak Mas Narto.
Jurnal EMBA. Vol 2, Nomor 2.

Pranata, D.A., Yefni, dan Yuliantoro, H.R. 2017. Perlakuan Akuntansi Terhadap
Main Product dan By Product Serta PengaruhnyaTerhadap Laba
Perusahaan. Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis. Vol 10, Nomor 1.

60
61

Qodarisasi, M.A. 2014. Analisis Alokasi Biaya Produksi Bersama dan Perlakuan
Produk Sampingan Pada UD. Ajung Jaya. Artikel Ilmiah Mahasiswa:
Fakultas Ekonomi Universitas Jember.

Rusdiana, Novi. Pengalokasian Biaya Bersama pada Produk Utama dan


Produk Sampingan pada Pabrik Gula GempolkrepMojokerto.
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya.Artikel. Surabaya.
http://rusdiananovi.blogspot.com/2012/08/pengalokasian-biaya-bersama-
pada-produk.html.
Sintia, S.H.R. 2014. Analisis Perhitungan Biaya Bersama Dalam Menentukan
Harga Pokok Produksi Untuk Produk Air Mineral Dan Minuman segar
Pada CV. Ake Abadi. JurnalEmba. Vol 2, Nomor3.

Supriyono, 1999. Akuntansi Biaya:Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga


Pokok. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Setiawan, H.H., dan Hastoni. 2008. Analisis Produk sampingan Dalam
Menentukan Tingkat Pendapatan Produk Utama (studi kasus pada
perusahaan tahu YUN – YI). Jurnal Ilmiah Kesatuan. Vol 10, Nomor 1.

Silaban, E.C.M. 2014. Analisis Metode Perlakuan Akuntansi Produk Sampingan


Terhadap Penentuan Harga Pokok Produksi Produk Utama Pada PT
Sinar Pematang Mulia. Skripsi: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung.

Walter. 2011. International Financial Reporting Standart – IFRS. Edisi


Kedelapan. Jilid 1. Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai