11814-Full Text
11814-Full Text
11814-Full Text
SKRIPSI
SYAHRIANI SYAHRIR
NIM 105730507814
MOTTO HIDUP
ii
iii
iv
v
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Syahriani Syahrir
Stambuk : 105730507814
Program Studi : Akuntansi
Dengan Judul : “Analisis Penerapan Akuntansi Biaya Produk Utama (main
product) dan Produk Sampingan (by product) Pada PT.
Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula Takalar”
Dengan ini menyatakan bahwa :
Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya
sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapa pun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Syahriani Syahrir
Diketahui Oleh:
Suatu perusahaan terkadang bisa menghasilkan lebih dari satu macam produk.
menghasilkan produk utama dan produk sampingan yang timbul akibat dari proses
produksi produk bersama. Oleh karena itu dalam proses produksi produk bersama
Nusantara XIV Pabrik Gula Takalar. Jenis penelitian yang digunakan adalah
deskriptif kuantitatif. Hasil dari penelitian tersebut adalah metode harga pasar dalam
mengalokasikan biaya bersama pada produk utama gula dan tetes dinilai lebih
vi
vii
ABSTRACK
A company can sometimes produce more than one kind of product. The product is
called joint products. Products together can result in major products and by-products
each product. Purpose of this research is to figure out how to allocate joint costs to
each main product and by product in PT Perkebunan Nusantara XIV Takalar Sugar
Factory. Kind research used is descriptive quantitative. The results of these studies
is the market price method in allocating joint costs in the main product of sugar and
molasses is considered more realistic. While the by-product does not assesment.
rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Syalawat dan
salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Merupakan
nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjdul “ Analisis
Skripsi yang penulis bua ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (SI) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
orang tua penulis bapak Syahrir dan ibu Hasnaeni yang senantiasa memberi
harapan, semangat, perhatian dan kasih sayang serta doa tulus tak pamrih. Dan
semangat hingga akhir studi ini. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada
penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehiduan di dunia dan di akhirat.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang
Muhammadiyah Makassar.
viii
ix
Muhammadiyah Makassar.
6. Terima kasih teruntuk semua yang tidak bias saya tulis satu persatu yang
Akhirnya sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat
jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya pembaca
Makassar.
Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL ..............................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iv
ABSTRAK ........................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
x
xi
C. Tujuan Penelitian....................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian..................................................................... 4
F. Produk Bersama........................................................................ 17
C. Pembahasan ............................................................................ 53
xii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 58
B. Saran......................................................................................... 58
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
jadi atau barang jadi untuk dijual kepada pelanggan. Perolehan laba dari
menghasilkan lebih dari satu jenis produk dan mengeluarkan biaya produksi
seperti bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Biaya – biaya tersebut akan digunakan untuk menghasilkan produk utama (main
product). Dalam memproduksi produk utama terdapat sisa limbah atau sampah
yang dihasilkan. Sisa limbah tersebut disebut dengan produk sampingan (by
produk yang mempunyai nilai total relatif kecil yang diproduksi secara simultan
bersama dengan produk bernilai lebih besar. Produk yang mempunyai nilai lebih
besar disebut dengan produk utama (main product) yang biasanya diproduksi
1
dalam jumlah lebih besar dari pada produk sampingan. Walaupun beberapa
berbeda yang berasal dari input yang sama. Berbagai jenis produk yang
dihasilkan baru terpisah satu sama lain sePtelah melewati titik tertentu dalam
proses produksi. Titik inilah yang disebut titik (split-off) atau pemisahan
(Rusdiana, 2012). Setelah proses pemisahan maka produk dapat dijual atau
masing – masing produk. Masalah inilah yang sering kali timbul pada perusahaan
Produk bersama sukar ditentukan nilainya karena biaya produk bersama yang
sebenarnya merupakan biaya yang utuh atau tidak dapat dibagi. Oleh sebab itu,
metode alokasi biaya yang digunakan untuk menghitung biaya per unit produk
menurut Bustami dan Nurlela (2006), alokasi biaya tersebut nantinya dapat
biaya produksi yang dibebankan pada masing – masing produk bersama sudah
alokasi biaya bersama, menurut Mulyadi (2012) salah satu metode yang paling
lazim digunakan adalah metode nilai jual relative atau biasa disebut dengan
metode harga pasar. Metode harga pasar didasarkan atas harga jual dari suatu
produk yang merupakan perwujudan dari biaya – biaya yang di keluarkan dalam
bergerak di bidang produksi gula. Produkyang dihasilkan berupa gula dan tetes
Akuntansi Biaya Main Product dan By Product Pada PT. Perkebunan Nusantara
B. Rumusan Masalah
kepada masing – masing produk utama (main product) dan produk sampingan
(by product) pada PT. Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula Takalar? “
C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan masalah pokok di atas maka tujuan yang hendak dicapai
(by product) pada PT. Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula Takalar.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Tinjauan Pustaka
perusahaan sebagai basis data biaya untuk akuntansi keuangan dan akuntansi
manajemen. Biasanya informasi mengenai hal ini disajikan dalam suatu laporan
harga pokok produksi. Informasi yang disajikan haruslah dapat dipercaya agar
Oleh karena itu, berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian akuntansi
peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa
biaya merupakan suatu alat yang diperlukan untuk aktivitas perencanaan dan
baik yang bersifat rutin maupun strategik. Sedangkan akuntansi biaya menurut
Bustami dan Nurlela (2010), akuntansi biaya adalah bidang ilmu yang
penentuan harga pokok dari suatu produk yang diproduksi dan dijual kepada
pemesan maupun untuk pasar, serta untuk persediaan produk yang akan dijual.
5
6
penyajian biaya – biaya yang menekankan pada biaya produksi, kemudian akan
dilaporkan kepada manajemen yang digunakan untuk penentuan harga jual dan
penetapan laba.
biaya produksi pada suatu perusahaan. Informasi ini kemudian akan digunakan
penentuan harga jual produk tersebut. Tujuan utama akuntansi biaya menurut
baik biaya yang telah maupun biaya yang telah terjadi. Informasi yang dihasilkan
berguna bagi manajemen sebagai alat control atas kegiatan yang telah dilakukan
menurut Mulyadi (2014), akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok, yaitu :
penyerahan jasa.
2) Pengendalian biaya
1. Pengertian Biaya
pokok produksi. Masalah biaya merupakan unsur yang paling penting. Untuk
pengetahuan serta pemahaman mengenai biaya tersebut. Oleh karena itu berikut
memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk masa yang akan datang atau
sumber ekonomi untuk memperoleh barang atau jasa yang diharapkan memberi
manfaat sekarang atau masa yang akan datang. Dan biaya dalam arti luas
ukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk
tujuan tertentu.
Dari definisi yang telah dijelaskan oleh para ahli diatas, maka biaya
adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk memperoleh barang dan
jasa yang akan memberikan manfaat di masa sekarang maupun dimasa yang
akan datang.
2. Klasifikasi Biaya
dalam menganalisis data – data produksi yang akan dilaporkan suatu program
disesuaikan dengan tujuan dari informasi biaya yang akan disajikan. Oleh karena
itu dalam penggolongan biaya tergantung untuk apa biaya tersebut digolongkan,
untuk tujuan yang berbeda diperlukan cara penggolongan biaya yang berbeda
pula.
1) Obyek Pengeluaran
bahan bakar”.
8
55
a. Biaya produksi
b. Biaya pemasaran
sebagainya.
produksi dan pemasaran. Contoh biaya ini adalah biaya gaji bagian
a. Biaya langsung
terjadi.
digolongkan menjadi:
a. Biaya variabel
b. Biayasemivariabel
c. Biaya semifixed
d. Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar
a. Pengeluaran Modal
10
55
akuntansi.
b. Pengeluaran pendapatan
Biaya tenaga kerja langsung merupakan upah dari semua tenaga kerja
langsung yang secara fisik baik menggunakan tangan maupun mesin ikut
selain dari bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Unsur-unsur biaya
overhead pabrik yaitu bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung
Menurut Mulyadi (2007) harga pokok produksi adalah total biaya-biaya yang
pengertian harga pokok produksi menurut Bustami dan Nurlela (2010) sebagai
berikut :
“ kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga
dalam proses awal dan dikurang persediaan produk dalam proses akhir.
Harga pokok produksi terikat pada periode waktu tertentu. Harga pokok
produksi akan sama dengan biaya produksi apabila tidak ada persediaan
Berdasarkan definisi yang telah dijelaskan oleh para ahli bahwa harga
pokok produksi adalah total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi bahan
disebut juga biaya pabrikasi atau biaya manufaktur merupakan gabungan dari
seluruh biaya yang dikeluarkan dalam mengolah bahan baku menjadi produk
jadi. Dalam menentukan harga pokok produksi terdapat beberapa unsur yang
membentuk harga pokok produksi tersebut, yaitu unsur - unsur biaya yang terdiri
12
55
dari biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik.
Biaya bahan baku langsung adalah semua biaya bahan baku yang
konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan
atau beban yang terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri
tenagakerjalangsung.
untuk proses produksi, namun tidak dapat yang perlu dikeluarkan untuk
Semua biaya bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk
poduk tertentu.
14
55
produk.
bagian gudang.
c. Biaya komersial
mulai dari titik dimana biaya manufaktur berakhir, yaitu ketika proses
tersebut, dapat kita ketahui bahwa unsur-unsur harga pokok produksi adalah
biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead.
pokok produksi yaitu dengan metode full costing dan metode variabel costing.
harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga
adalah:
yang tercantum dalam neraca dan laporan laba rugi pada akhir
periode akuntansi.
16
55
4. Untuk mengetahui pos – pos biaya agar tidak ada kesalahan dalam
dan harga jual produk dapat bersaing dengan kualitas yang lebih baik.
dapat menghasilkan dua atau lebih produk yang proporsinya berbeda – beda.
Apabila dari suatu proses produksi dapat menghasilkan dua atau lebih produk,
maka produk tersebut akan diasumsikan sebagai produk bersama (joint product).
produk sampingan (by product). Dan berikut ini merupakan definisi dari masing –
Produk utama (Main Product) yaitu produk yang merupakan tujuan utama
(Silaban, 2014)
penjualan kotor. Hal ini dilakukan karena biaya persediaan final dari
produk utama dianggap terlalu tinggi sehingga menanggung biaya
produksi.
produk sampingan.
18
55
produk tersebut dibeli dari luar atau dari pasar dan harga pokok produk
Metode nilai pasar atau biaya disebut biaya reversal. Metode ini
dipisah dari produk utama. Estimasi ini mencakup antara lain estimasi
pada stabilitas harga pasar, yaitu harga dan daya jual dari produk
sampingan.
produk yang dihasilkan dalam suatu rangkaian atau seri produk secara
a. Produk bersama mempunyai hubungan fisik yang erat satu sama lain
menambah unit produk yang lain, maka kuantitas produk yang lain
b. Tidak ada satu produk pun dari produk bersama yang secara signifikan
dihasilkan dari bahan baku, tenaga kerja dan overhead yang telah
(jointcost) akan timbul untuk berbagai jenis produk yang dihasilkan. Hal ini sesuai
dengan pernyataan dari Mulyadi (2009), “ Biaya produk bersama (joint product
cost) adalah biaya yang dikeluarkan sejak saat mula - mula bahan baku diolah
20
55
Biaya bersama yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya
overhead pabrik terjadi sejak input dimasukkan kedalam proses produksi sampai
titik pemisahan.
berbeda dikeluarkan dalam jumlah bulat dan utuh (invisible sum) untuk produk
tersebut bukan dalam jumlah biaya tersendiri masing – masing produk. Setiap
bagian biaya bahan baku, tenagakerja, dan overhead produk tidak dapat
dipisahkan dari setiap produk lainnya. Jika dibuat secara simultan, produk utama
dan produk sampingan tidak memiliki biaya yang dapat ditelusuri, yaitu biaya
produk.
kerusakan terhadap nilai barang yang rusak, biaya bahan yang hancur,
aksekutif. Selain beberapa alasan tersebut di atas alokasi biaya bertujuan untuk
seteliti mungkin.
pasar, metode biaya rata-rata per unit, metode rata-rata tertimbang dan metode
satuan kuantitas.
profitabilitas relative produk bersama. Dasar pemikiran metode ini adalah bahwa
harga jual suatu produk merupakan perwujudan biaya - biaya yang dikeluarkan
dalam mengolah produk tersebut. Maka cara yang logis untuk mengalokasikan
biaya bersama adalah berdasarkan pada nilai jual relative masing - masing
Metode ini dibagi menjadi dua yaitu yang pertama produk bersama dapat
dijual pada titik pisah, apabila produk yang dihasilkan tidak memerlukan proses
produksi lebih lanjut maka produk dapat dijual pada titik pisahtersebut. Metode ini
didasarkan pada nilai pasar tertimbang yaitu menggunakan nilai pasar atau nilai
jual total dari masing - masing produk. Harga jual produk pada metode ini adalah
nilai jual atau nilai pasar untuk produk tersebut pada titik pisah. Kemudian yang
kedua Produk bersama tidak dapat dijual pada titik pisah, apabila produk yang
dihasilkan tidak dapat dijual pada titik pisah karena tidak memiliki nilai pasar,
bersama adalah nilai pasar hipotesis yaitu total nilai pasar produk setelah
diproses lebih lanjut dikurangi dengan biaya –biaya pengolahan sejak saat
terpisah sampai produk tersebut siap untuk dijual. Rumus alokasi biaya bersama
adalah jumlah nilai jual masing - masing produk setelah titik pisah dikali dengan
22
55
ke berbagai produk atas dasar biaya rata - rata per unit. Angka ini diperoleh
dengan membagi total biaya bersama dengan jumlah unit yang diproduksi.
Metode ini dapat diterapkan bila semua unit yang diproduksi diukur dalam satuan
unit yang sama dan tidak banyak berbeda. Metode ini juga merupakan metode
yang paling mudah untuk dipakai mengalokasikan biaya bersama pada setiap
factor – factor lainnya. Misalnya berat produk, volume dan ukuran produk, mudah
atau sulitnya diolah, lamanya waktu, keahlian tenaga kerja, jumlah bahan yang
kepada setiap unit berdasarkan ukuran besarnya unit, kesulitan mengolah, waktu
pembuatan, jumlah karyawan dan lain - lain. Setiap jenis barang jadi dikalikan
dengan relative adil dan teliti apabila dalam memilih penimbang benar –benar
Metode ini sulit dipakai karena menentukan faktor penimbang yang adil dan teliti,
total biaya bersama berdasarkan satuan ukur tertentu, seperti pon, gallon, ton,
atau meter persegi. Akan tetapi, jika masing - masing produk tidak dapat diukur
dengan satuan ukur dasar, maka unit bersama harus dikonversikan pada suatu
angka pembagi yang dapat dipakai untuk semua unit yang diproduksi.
Metode unit kuantitatif ini hamper sama dengan metode biaya rata - rata
per unit, hanya bedanya pada metode unit kuantitatif produk bersama diukur
dengan satuan pengukur kuantitas yang sama oleh karena itu sifat – sifat dalam
H. PenelitianTerdahulu
perusahaan tahu YUN – YI) menggunakan teknik analisa deskriptif yang bersifat
lanjut menghasilkan laba kecil dibandingkan dengan tanpa proses lebih lanjut.
Dan produk sampingannya mempunyai nilai yang jual yang tinggi dibandingkan
Produksi Kripik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penimbang unit produksi, dari 18 jenis produk kripik yang diproduksi 7 jenis
diantaranya memiliki harga pokok produksi yang lebih tinggi dari pada harga
24
55
jualnya. Hal ini berarti biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi masing –
masing jenis produk tersebut belum dapat ditutupi oleh masing – masing harga
jualnya.
Pada PT. Hulu Batu Perkasa Di Bandar Lampung Pada Tahun 2011. Hasil
metode harga pasar. Karena pada meode harga pasar diperoleh harga pokok
produksi dengan nilai yang rendah dan laba kotor yang tinggi.
biaya bersama keproduk utama atas dasar penggunaan metode harga pasar.
primer dan sekunder. Hasil penelitiannya adalah pada metode yang pertama
dikurangi langsung dengan harga pokok penjualan sehingga nilainya akan lebih
berpengaruh terhadap laba diluar usaha. Sedangkan pada metode kedua nilai
Analisis Perhitungan Biaya Bersama dalam Menentukan Harga Pokok Prod uksi
UntukProduk Air Mineral dan Minuman Segar Pada CV. Ake Abadi. Hasil
Harga Pokok Produksi Tempat Aqua Gelas Pada UD Suradi. Hasil penelitiannya
adalah dalam memproduksi tempat aqua gelas , terdapat biaya bersama pada
saat mengolah bahan baku pada proses finishing, sampai pada proses produksi
tersebut mencapai titik pemisahan split-off, setelah mencapai titik split off masing
biaya tambahan. Setelah diolah lebih lanjut, maka harga pokok produksi dalam
masing – masing produk dapat ditentukan. Dan metode nilai jual relative
merupakan metode yang paling cocok dan tepat karena metode ini memiliki
26
55
keunggulan bahwa nilai jual dapat mencerminkan besarnya biaya yang diserap
Penelitian yang dilakukan Dwi Anisa Pranata, Yefni dan Heri Ribut
Kasus pada Pabrik Tahu dan Tempe Padang Tarok) yang menggunakan metode
metode nilai pasar atau metode nilai reversal. Oleh karena itu penjualan produk
PenelitianTerdahulu
diproduksi 7 jenis
diantaranya memiliki
28
55
dikeluarkan untuk
memproduksi masing –
yang tinggi.
sampingan jumlahnya
relatif material
sehingga tidak
mengalokasikan biaya
bersama keproduk
sampingan.
Sampingan sampingan
30
55
berpengaruh terhadap
Sedangkan pada
penjualan produk
sampingan
dialokasikan
menambah nilai
penjualan produk
utama sehingga
setelah dikurangi
penjualan besarnya
lebih besar
dibandingkan dengan
perhitungan metode
pertama.
dengan perhitungan
sederhana. Yaitu
membagi biaya
produksi tersebut
keseluruhan produk
yang dihasilkan.
Abadi perusahaan.
32
55
pemisahan split-off,
masing produk
mengalami proses
yang membutuhkan
biaya tambahan.
masing – masing
produk dapat
ditentukan. Dan
relative merupakan
No Nama Tahu Judul Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian
n
jual dapat
mencerminkan
produk.
Padang Tarok)
34
55
I. Kerangka Pikir
pengalokasian biaya bersama pada produk utama (main product) dan produk
sampingan (by product). Atas dasar rujukan maka dapat dibentuk kerangka
Gambar 2.1
KerangkaPikir
PT Pabrik Gula
Takalar
Biaya Bersama
pengalokasian biaya
bersama kepada masing
– masing produk utama
(main product) dan
produk sampingan (by
product)
BAB III
METODE PENELITIAN
dalam penelitian ini kurang lebih dua bulan yaitu bulan Juli sampai dengan
September 2018.
1. Jenis Data
akuntansi biaya main product dan by product pada Pabrik Gula Takalar.
2. Sumber Data
sebagai berikut :
36
b. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung
hal yang bersifat nyata atau fakta. Apabila data tersebut diolah maka ia akan
disajikan dalam penelitian ini, maka diperlukan data serta informasi dan teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Penelitian Kepustakaan
b. Penelitian Lapangan
pada isi yang dititikberatkan pada tujuan – tujuan deskripsi, prediksi dan
37
38
c. Dokumentasi
penjualan produk yaitu gula dan tetes dan laporan realisasi biaya pada
PT. Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Takalar Tahun 2015, 2016 dan
2017.
D. Definisi Operasional
utama operasi perusahaan dengan kuantitas dan harga jual relatif lebih
3. Alokasi Biaya
Alokasi biaya adalah pembagian biaya yang terjadi ketika sumber daya
dihadapi. Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data yang diperoleh dari
yang lengkap dalam menjawab perumusan masalah. Dan beberapa tahap yang
tahun 1975, dilanjutkan oleh PT. Tanindo pada tahun 1981 dengan
Contractor dengan partner dalam negeri yakni PT. Sarang Tehnik, PT Multi
Rp. 63,5 milyar dan selesai dibangun pada tanggal 27 Nopember 1984.
tebu per hari (TTH), yang dengan mudah dikembangkan menjadi 4.000
TTH. Pabrik Gula Takalar giling perdana tahun 1984, dan diresmikan oleh
40
47
1) Visi
rakyat.
2) Misi
dan/atau internasional.
organisasi garis dan staf. Bentuk organisasi ini biasanya dianut oleh
sebagai berikut :
1. Administratur
dan efisien.
B. Hasil Penelitian
macam output. Proses produksi bersama ini akan menghasilkan produk utama
berupa gula dan tetes serta produk sampingan berupa ampas. Penggolongan
produk utama dan sampingan ini berdasarkan pada nilai jualnya yang berbeda –
beda. Gula dan tetes mempunyai nilai jual relative lebih besar dari pada ampas
sehingga gula dan tetes disebut produk utama, sedangkan ampas disebut produk
sampingan.
adalah biaya yang terjadi sebelum titikpisah (split-off), yaitu titik dimana produk
dapat dipisah dan di identifikasikan. Pada Pabrik Gula Takalar terdapat dua titik
pisah untuk memisahkan produk. Titik pisah yang pertama adalah pada proses
gilingan yaitu untuk memisahkan produk utama dan ampas. Titik pisah yang
kedua adalah pada proses pemurnian yaitu untuk memisahkan produk utama
dengan blotong. Titik pisah yang ketiga adalah putaran yaitu untuk memisahkan
yaitu gula dan tetes atas dasar penggunaan metode harga pasar. Sedangkan
sampingan hal ini sesuai dengan PSAK No. 14 Paragraf 11. Dan karena produk
55
penilaian.
1 Hasil Produksi
Gula 4.582,09 3.859,95 4.710,95
Tetes 4.362,62 5.151,57 9.000,00
2 Harga penjualan
Gula 8.578.008 11.634.025 9.687.453
Tetes 1.241.187 1.474.191 1.198.992
utama yaitu gula dan tetes, maka yang pertama dilakukan yaitu menghitung
berapa banyak jumlah produksi yang dihasilkan oleh pabrik gula Takalar. Proses
produksi pada pabrik gula Takalar merupakan proses produksi yang dilakukan
secara bersama dan akan menghasilkan beberapa produk seperti gula dan tetes,
dan tabel diatas menunjukka bahwa dari proses produksi bersama yang
dilakukan perusahaan, maka produk gula yang dihasilkan dalam proses produksi
pada tahun 2015 sebanyak 4.582,09 ton dengan harga jual Rp 8.578.008
sedangkan tetes 4.362,62 ton dengan harga jual Rp 1.241.187. Tahun 2016 gula
yang dihasilkan 3.859,95 ton dengan harga jual Rp 11.634.025 sedangkan tetes
sebesar 4.710,95 ton dengan harga jual Rp 9.687.453. dan untuk tahun 2017
hasil produksi gula sebanyak 4.710,95 ton dengan harga jual Rp 9.687.453.
sedangkan untuk tetes sebesar 9.000,00 ton dengan harga jual Rp 1.198.992.
52
Total
Keterangan
2015 2016 2017
Biaya Bahan Baku
Bahan Utama Rp 867.262.479 Rp 2.852.102.231 Rp 5.879.730.168
Bahan Penolong :
Pengemasan Gula Rp 436.823.657 Rp 672.172.931 Rp 1.090.230.732
Pengelolaan Gula Rp 417.146.932 Rp 1.013.031.748 Rp 1.651.788.103
Total Rp 1.721.233.068 Rp 4.537.306.910 Rp 8.621.749.003
BTKL
Penggilingan Rp 898.567.058 Rp 1.121.521.647 Rp 2.449.038.955
Pabrik Rp 405.275.634 Rp 377.085.957 Rp 715.485.838
Pengolahan Rp 398.276.101 Rp 345.654.189 Rp 677.796.489
Total Rp 1.702.118.793 Rp 1.844.261.793 Rp 3.842.321.282
BOP
Asuransi Rp 473.087.943 Rp 484.957.727 Rp 523.994.186
Biaya Keamanan Rp 12.425.500 Rp 19.721.500 Rp 21.184.000
Bahan Bakar LMG Rp 15.399.397.183 Rp 1.592.247.033 Rp 918.689.768
Bahan Bakar DMG Rp 1.456.018.626 Rp 4.094.613.305 Rp 6.203.364.245
Gedung Rp 202.672.967 Rp 262.060.994 Rp 194.068.625
Mesin & Instalasi Rp 3.476.799.071 Rp 3.710.839.047 Rp 4.989.756.716
Jalan & Jembatan Rp 113.831.262 Rp 125.973.719 Rp 763.855.967
Alat Pengangkutan Rp 56.590.909 Rp 52.490.909 Rp 52.490.812
Total Rp 21.190.823.461 Rp 10.342.904.234 Rp 13.667.404.319
Sumber: PT Perkebunan Nusantara XIV Pabik Gula Takalar
biaya yang teridentifikasikan yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
perusahaan untuk memproduksi produk utamanya yaitu gula dan tetes pada
55
Total Biaya
Jenis Biaya
2015 2016 2017
Biaya Bahan Baku Rp 1.721.233.068 Rp 4.537.306.910 Rp 8.621.749.003
BTKL Rp 1.702.118.793 Rp 1.844.261.793 Rp 3.842.321.282
BOP Variabel Rp 3.423.351.861 Rp 6.381.568.703 Rp 12.464.070.285
BOP Tetap Rp 21.190.823.461 Rp 10.342.904.234 Rp 13.667.404.319
Produk yang dihasilkan pabrik gula Takalar berupa gula dan tetes
akan menimbulkan biaya – biaya yang berasal dari berbagai kebutuhan dalam
menjalankan proses produksi bersama. Biaya – biaya yang timbul dari proses
produksi bersama tersebut terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Berikut penjelasan dari masing –
masing komponen penyusun biaya produksi bersama pada pabrik gula Takalar.
Bahan baku langsung atau bahan baku utama yang dibutuhkan yaitu tebu, dan
bahan penolong terdiri atas pengemasan dan pengelolaan gula. Dan untuk biaya
Sedangkan untuk biaya overhead pabrik yang terdiri dari asuransi, biaya
54
keamanan, gedung, mesin dan istalasi, jalan dan jembatan dan alat
pengangkutan.
Biaya bersama dari produk yang dihasilkan pada Pabrik Gula Takalar
berupa gula dan tetes pada tahun 2015 sebesar Rp 28.037.527.183. Tahun 2016
Total Biaya
JenisBiaya
2015 2016 2017
Pada table diatas dapat diliat bahwa total biaya bersama yang diperlukan
untuk memproduksi gula dan tetes pada tahun 2015 Rp 28.037.527.183. biaya
bersama ini bisa menghasilkan produk gula sebesar 4.582,09 ton dengan harga
sedangkan untuk tetes menghasilkan produk sebesar 4.362,62 ton dengan harga
jual Rp 1.241.187 tanpa diperlukan biaya tambahan. Jadi total biaya bersama
ini bisa menghasilkan produk gula sebesar 3,859,95 ton dengan harga jual
sedangkan untuk tetes menghasilkan produk sebesar 5.151,57 ton dengan harga
55
jual Rp 1.198.992 tanpa diperlukan biaya tambahan. Jadi total biaya bersama
bersama ini bisa menghasilkan produk gula sebesar 4.710,95 ton dengan harga
sedangkan untuk tetes menghasilkan produk sebesar 9.000 ton dengan harga
jual Rp 1.198.992 tanpa diperlukan biaya tambahan. Jadi total biaya bersama
Persentase (%)
Harga Jual Nilai Jual Hipotesis x Alokasi Biaya
Jumlah Total Pejualan By Produksi (6) :
Produk Harga Jual Hipotesis Jmlh Yang diproduksi Bersama (7) X
Produksi (1) X (2) Setelah dipisah 167.691.897.16
(3) - (4) (5) X (1) 28.037.527.183
2.708
1 2 3 4 5 6 7 8
Gula 4582,09 Rp 8.578.008 Rp39.305.204.677 Rp 5.206.660.704 Rp 34.098.543.973 Rp 156.242.597.351.961 87% Rp24.355.186.252
Persentase (%)
Harga Jual Nilai Jual Hipotesis x Alokasi Biaya
Jumlah Total Pejualan By Produksi (6) :
Produk Harga Jual Hipotesis Jmlh Yang diproduksi Bersama (7) X
Produksi (1) X (2) Setelah dipisah 145.845.201.65
(3) - (4) (5) X (1) 23.106.041.640
2,757
1 2 3 4 5 6 7 8
Gula 3859,95 Rp. 11.634.025 Rp 44.906.754.799 Rp 5.097.864.693 Rp 39.808.890.106 Rp 153.660.325.363.690 80% Rp 18.416.948.222
Persentase (%)
Harga Jual Nilai Jual Hipotesis x Alokasi Biaya
Jumlah Total Pejualan By Produksi (6) :
Produk Harga Jual Hipotesis Jmlh Yang diproduksi Bersama (7) X
Produksi (1) X (2) Setelah dipisah 281.743.851.76
(3) - (4) (5) X (1) 38.595.544.889
8.378
1 2 3 4 5 6 7 8
Gula 4710,95 Rp 9.687.453 Rp 45.637.106.710 Rp 6.446.391.511 Rp 39.190.715.199 Rp 184.625.499.768.378 66% Rp 25.291.489.838
utama. Langkah awal yaitu menghitung berapa banyak jumlah produksi yang
penjualan. Dari data biaya - biaya perusahaan yang telah didapatkan terdapat
biaya produksi setelah titik pisah (split-off) pada produk gula. Hal ini ditunjukkan
pada tabel diatas dimana gula memerlukan biaya produksi setelah titik pisah
(split-off) Sedangkan tetes tidak. Berhubung karena harga jual produk bersama
pada saat split-off sangat mungkin tidak diketahui terutama bila produk tersebut
masih memerlukan proses lebih lanjut, maka ditentukan harga jual hipotesis
terlebih dahulu harus diketahui berapa total harga keseluruhan dari produk utama
dengan cara nilai jual hipotesis dikalikan dengan jumlah yang diproduksi. Dan
produk utama dengan cara persentase yang didapatkan dikalikan dengan total
persentase gula sebesar 87% dan tetes sebesar 13%. jumlah biaya bersama
3.682.340.931. Tahun 2016 persentase untuk gula sebesar 80% dan tetes
sebesar 20%. Jumlah biaya bersama yang masuk dalam proses produksi
persentase pengalokasian biaya bersama untuk gula 66% dan tetes 34%.
55
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa PT. Perkebunan Nusantara XIV Pabrk
C. Pembahasan
sehingga proses produksi akan terus menerus dilakukan meskipun dengan ada
atau tidaknya pesanan yang datang. Hal ini dikarenakan sistem penjualannya
produknya dilakukan dengan cara lelang kepada para broker gula. Perusahaan
Bersama sampai titik pisah sebesar Rp 33.244.187.887 dan biaya titik pisah
titik pisah sebesar Rp 28.203.906.333 dan biaya titik pisah produk sebesar Rp
5.097.864.693 dan pada tahun 2017 biaya Bersama sampai titik pisah sebesar
product) namun peneliti tidak menemukan biaya yang disajikan pada komponen
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Anisa Pranata yang dimana
proses produksinya menghasilkan produk utama (main product) berupa gula dan
tetes. Dan produk sampingan (by product) berupa ampas. Perusahaan telah
membuat anggaran kas terlebih dahulu untuk mengetahui keadaan surplus atau
defisit kasnya. Ini bertujuan untuk menyesuaikan kas dengan biaya, pendapatan
biaya yang menjadi dasar perhitungan harga pokok produksi seperti biaya
pengemasan gula dan pengelolaan gula dimana termasuk kedalam biaya bahan
baku sebagai bahan penolong. Dan untuk biaya tenaga kerja langsung
58
dalam menghasilkan produk melalui beberapa tahap proses seperti pembibitan,
maka biaya overhead pabrik akan dilaporkan jika produk sudah terjual.
adalah biaya bahan bakar LMG (Luar Masa Giling) dan DMG (Dalam Masa
Giling).
product) yaitu gula dan tetes pada PT Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula
Takalar sudah tepat dan sesuai dengan teori dalam akuntansi dengan
menggunakan metode harga pasar dimana metode ini sering digunakan. Hal ini
dikarenakan produk utama yang dihasilkan tidak dapat dijual pada titik pisah
karena tidak memiliki nilai pasar, maka diperlukan proses pengolahan lebih
lanjut. Lagi pula, penjualan produk utama dilakukan dengan cara lelang kepada
para broker gula.Dasar pemikiran metode ini adalah bahwa harga jual suatu
masing produknya.
56
Dari perhitungan penggunaan metode harga pasar pada tahun 2015
sebesar 87% dan tetes sebesar 13%. Jumlah biaya bersama yang masuk dalam
persentase yang diperoleh untuk gula sebesar 80% dan tetes 20%. Jumlah
untuk gula 66% dan tetes 34%. Jumlah biaya bersama yang masuk dalam
gula dan tetes terdiri atas biaya bahan baku langsung atau utama yaitu tebu dan
langsung yang terdiri dari beberapa departemen yaitu penggilingan, pabrik dan
pengolahan. Dan biaya overhead pabrik yang terdiri dari asuransi, biaya
keamanan, gedung, mesin dan instalasi, jalan dan jembatan dan alat
pengangkutan. Dan untuk produk gula pada tahun 2015 memerlukan biaya
5.097.864.693 dan pada tahun 2017 sebesar Rp 6.446.391.511. dalam hal ini
58
Sedangkan untuk produk sampingan (by product) PT Perkebunan
Nusantara XIV Pabrik Gula Takalar belum mengadakan alokasi biaya. Hal ini
oleh perusahaan untuk bahan bakar ketel penghasil uap dalam proses produksi
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
akuntansi biaya main product dan by product , maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
akuntansi biaya main product dan produk bersama hal ini dikarenakan
biaya – biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi main product dan
juga untuk biaya produk bersama. Dan untuk by product perusahaan telah
by product.
pada Pabrik Gula Takalar yaitu gula dan tetes menggunakan metode harga
oleh perusahaan untuk bahan bakar ketel penghasil uap sehingga produk
sampingan berupa ampas yang digunakan sendiri oleh Pabrik Gula Takalar
58
61
B. Saran
dengan by product dan menyusun laporan biayanya. Ini juga berguna sebagai
bahwa harga jual suatu produk merupakan perwujudan dari biaya-biaya yang
pengganti pada produk sampingan. Pada metode ini biaya produksi produk
utama akan dikurangi nilai produk sampingan yang digunakan dalam proses
produksi sesuai dengan harga atau biaya pengganti yang berlaku dipasar.
DAFTAR PUSTAKA
Lediana, Eva. 2012. Anaisis Biaya Produk Bersama Terhadap Penentuan Harga
Pokok Produksi Pada PT. Huku Batu Perkasa Di Bandar Lampung.
Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Muhadi, Joko Siswanto.2002. Akuntansi Biaya 2. Jakarta: Kanisius.
Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi Lima. Yogyakarta: UUP AMP YKPN.
Mujab, Nurahmad Saeful. 2014. Alokasi Biaya Bersama Pada Produk Sampingan
Dalam Menghitung Harga Pokok Produksi Pada Pabrik Tahu Legowo.
Pomalingo, S., Morasa, J., dan Tirayo, V.Z. 2014. Alokasi Biaya Bersama Dalam
Menentukan Harga Pokok Produksi Pada UD. Martabak Mas Narto.
Jurnal EMBA. Vol 2, Nomor 2.
Pranata, D.A., Yefni, dan Yuliantoro, H.R. 2017. Perlakuan Akuntansi Terhadap
Main Product dan By Product Serta PengaruhnyaTerhadap Laba
Perusahaan. Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis. Vol 10, Nomor 1.
60
61
Qodarisasi, M.A. 2014. Analisis Alokasi Biaya Produksi Bersama dan Perlakuan
Produk Sampingan Pada UD. Ajung Jaya. Artikel Ilmiah Mahasiswa:
Fakultas Ekonomi Universitas Jember.