Makalah Kel 1 Penyakit Jantung Bawaan
Makalah Kel 1 Penyakit Jantung Bawaan
Makalah Kel 1 Penyakit Jantung Bawaan
Kelompok 1 :
2021
A. Pengertian Penyakit Jantung Bawaan (PJB)
Penyakit jantung bawaan (PJB) atau dikenal dengan nama Penyakit Jantung Kongenital
adalah penyakit dengan kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang
dibawa dari lahir yang terjadi akibat adanya gangguan atau kegagalan perkembangan
struktur jantung pada fase awal perkembangan janin (Mulyadi, 2006).
Penyakit Jantung Kongenital (Congenital Heart Disease, CHD) adalah kelainan pada
struktur jantung yang terdapat sejak lahir. Penyakit ini disebabkan oleh gangguan pada
perkembangan jantung yang terjadi saat usia gestasi 3-8 minggu (Roebiono, 2008).
B. Etiologi
Penyakit jantung bawaan terjadi karena adanya gangguan pada proses pembentukan dan
perkembangan jantung sejak bayi di dalam kandungan.
Jantung manusia terbagi menjadi 4 ruang, 2 atrium (serambi) dan 2 ventrikel (bilik),
masing-masing di sisi kanan dan kiri. Atrium kanan berfungsi menerima darah kotor dari
seluruh tubuh. Darah yang masuk ke atrium kanan akan dipompa ke ventrikel kanan,
kemudian ke paru-paru.
Setelah mengikat oksigen di paru-paru, darah kembali ke jantung lewat atrium kiri.
Selanjutnya, darah yang kaya oksigen tersebut masuk ke ventrikel kiri, untuk kemudian
dipompa ke seluruh tubuh melalui aorta.
Pada penderita penyakit jantung bawaan, siklus dan aliran darah ini akan terganggu. Hal
ini bisa disebabkan oleh gangguan pada katup, ruang jantung, septum (dinding penyekat
antar ruang jantung), atau pembuluh darah dari dan ke jantung. Gangguan aliran darah ini
akan menimbulkan keluhan dan gejala pada penderitanya
Sekitar hari ke-22, tabung jantung akan memanjang dan mengubah konfigurasinya untuk
membentuk sebuah lingkaran selama lima hari hingga selesai pada hari ke-28. Septum
jantung biasanya terbentuk antara hari ke-27 dan ke-37 melalui fusi massa jaringan.
Massa jaringan ini dikenal sebagai bantalan endokardium dan berkontribusi pada
pembentukan septum atrium/ventrikel, saluran dan katup AV, serta saluran aorta/paru.
Pada akhir minggu perkembangan ke-4, terbentuk septum primum yang berbentuk sabit.
Karena septum primum dan bantalan endokardium tidak sepenuhnya menyatu pada
awalnya, maka masih terdapat lubang yang disebut ostium primum.
Penyakit jantung bawaan dapat dibagi atas dua golongan besar yaitu :
Penyakit Jantung Bawaan Asianotik adalah kelainan struktur dan fungsi jantung yang
dibawa lahir yang tidak ditandai dengan sianosis; misalnya lubang di sekat jantung
sehingga terjadi pirau dari kiri ke kanan, kelainan salah satu katup jantung dan
penyempitan alur keluar ventrikel atau pembuluh darah besar tanpa adanya lubang di
sekat jantung. Masing-masing mempunyai spektrum presentasi klinis yang bervariasi dari
ringan sampai berat tergantung pada jenis dan beratnya kelainan serta tahanan vaskuler
paru (Roebiono,2003).
Adalah Defek pada sekat yang memisahkan atrium kiri dan kanan. Pada DSA, presentasi
klinisnya agak berbeda karena defek berada di septum atrium dan aliran dari kiri ke
kanan yang terjadi selain menyebabkan aliran ke paru yang berlebihan juga
menyebabkan beban volume pada jantun kanan.
Adalah Kelainan jantung berupa lubang pada sekat antar bilik jantung, menyebabkan
kebocoran aliran darah pada bilik kiri dan kanan jantung. Hal ini mengakibatkan
sebagian darah kaya oksigen kembali ke paru-paru, sehingga menghalangi darah rendah
oksigen memasuki paru-paru . DSV merupakan malformasi jantung yang paling sering,
meliputi 25% PJB. Gejala utama dari kelainan ini adalah gangguan pertumbuhan, sulit
ketika menyusu, nafas pendek dan mudah lelah.
Patent Ductus Arteriousus (PDA) atau duktus arteriosus persisten adalah duktus
arteriosus yang tetap membuka setelah bayi lahir. Kelainan ini banyak terjadi pada bayi-
bayi yang lahir premature . Duktus Arteriosus Persisten (DAP) disebabkan oleh duktus
arteriosus yang tetap terbuka setelah bayi lahir. Jika duktus tetap terbuka setelah
penurunan resistensi vaskular paru, maka darah aorta dapat bercampur ke darah arteri
pulmonalis.
- Stenosis Pulmoner (Pulmonary Stenosis- SP)
Adalah Pada stenosis pulmonalis (SP) terjadi obstruksi aliran keluar ventrikel kanan atau
arteri pulmonalis dan cabang-cabangnya. Status gizi penderita dengan stenosis pulmonal
umumnya baik dengan pertambahan berat badan yang memuaskan. Bayi dan anak
dengan stenosis ringan umumnya asimptomatik dan tidak sianosis sedangkan neonatus
dengan stenosis berat atau kritis akan terlihat takipneu dan sianosis.
Koarktasio Aorta (KA) adalah penyempitan terlokalisasi pada aorta yang umumnya
terjadi pada daerah duktus arteriosus. Tanda yang klasik pada kelainan ini adalah tidak
terabanya nadi femoralis serta dorsalis pedis sedangkan nadi brakialis teraba normal.1,2
Koarktasio aorta pada anak besar seringkali asimtomatik. Sebagian besar pasien
mengeluh sakit kepala nyeri di tungkai kaki atau terjadi epistaksis.
Pada PJB sianotik didapatkan kelainan struktur dan fungsi jantung sedemikian rupa
sehingga sebagian atau seluruh darah balik vena sistemik yang mengandung darah rendah
oksigen kembali beredar ke sirkulasi sistemik. Adapun Macam- Macam Penyakit Jantung
Bawaan Sianotik Yaitu :
a. Tetralogi Fallot
Merupakan PJB sianotik yang paling banyak ditemukan, kurang lebih 10% dari seluruh PJB.
Salah satu manifestasi yang penting pada Tetralogi Fallot adalah terjadinya serangan sianotik
(cyanotic spells) yang ditandai oleh timbulnya sesak napas mendadak, nafas cepat dan
dalam, sianosis bertambah, lemas, bahkan dapat disertai dengan kejang.
E. Komplikasi
Ada beberapa komplikasi yang dapat muncul akibat penyakit jantung bawaan, antara
lain:
Angka ketahanan hidup 1 tahun (1-year survival rate) pada bayi baru lahir dengan
penyakit jantung bawaan yang berat dan kritis adalah 75,2%. Sementara itu, bayi baru lahir
dengan penyakit jantung bawaan yang tidak kritis memiliki angka ketahanan hidup 1 tahun
mencapai 97,1%.
Sekitar 95,4% pasien penyakit jantung bawaan yang tidak kritis dapat mencapai usia dewasa
atau di atas 18 tahun, sedangkan pasien dengan penyakit jantung bawaan yang kritis hanya
mencapai angka 68,8%. Pasien dewasa dengan penyakit jantung bawaan yang menjalani tes
latihan kardiopulmonal yang baik memiliki angka harapan hidup yang lebih tinggi. Tes
latihan kardiopulmonal dapat dijadikan prediktor untuk prognosis penyakit jantung bawaan.
Pasien dengan puncak konsumsi oksigen yang rendah memiliki mortalitas yang lebih tinggi.
Prehospital
Intrahospital
Kateterisasi jantung
Operasi jantung
Transplantasi jantung
c. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium Terdapat nilai hemoglobinmenurun
dan peningkatan nilai hematrokit, pada umumnya hemoglobin
dipertahankan 16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65%. Nilai gas darah
arteri menunjukkan peningkatan tekanan persial karbondioksida (PCO ),
penurunan tekanan parsial oksigen (PO ).
2) Pemeriksaan rontgen Pemeriksaan sinar X pada toraks
menunjukkan penurunan aliran darah pulmonal, atrium dan ventrikel kiri
tampak membesar secara signifikan (kardiomegali), gambaran khas
jantung tampak apeks jantung terangkat sehingga seperti sepatu.
3) Pemeriksaan elektrokardiogram Pemeriksaan EKG pad TOF
didapatkan hasil sumbu QRS hampr selalu berdevisiasi ke kanan. Tampak
pula hipertrofi ventrikel kanan (Aspiani, 2015).
2. Diagnosa Keperawatan
1) Penurunan curah jantung b/d irama jantung
2) Pola napas tidak efektif b/d hambatan upaya napas
3) Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis
4) Intoleransi aktivitas b/d kelemahan
3. Intervensi Keperawatan
1) Penurunan curah jantung berhubungan dengan irama jantung
Tujuan dan Kriteria hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x8 jam diharakan
masalah keperawatan dapat teratasi, dengan kriteria hasil :
Tidak ada tanda dan gejala penurunan curah jantung
Tekanan darah pasien normal
Gaya hidup pasien menjadi sehat
Klien merasa nyaman dengan posisinya
Klien tidak merokok
Intervensi :
Identifikasi tanda dan gejala penurunan curah jantung
Rasional : penurunan curah jantung dapat diidentifikasi melalui
gejala yang muncul seperti dyspnea, kelelahan, edema, ortopnea
dan adanya peningkatan CVP
Monitor tekanan darah
Rasional : memonitor tekanan darah penting untuk membantu
dalam penegakan diagnostic
Posisikan pasien semi fowler atau fowler dengan kaki kebawah
atau posisi nyaman
Rasional : dengan posisi semi fowler atau fowler bisa membuat
pasien merasa lebih nyaman serta sirkulasi darah dapat berjalan
dengan baik
Fasilitas pasien dan keluarga untuk motivasi gaya hidup sehat
Rasional : gaya hidup yang sehat bisa membantu pasien dalam
perubahan pola hidup, dengan begitu pasien dapat berada dalam
ruang lingkup yang lebih sehat jika gaya hidup diubah menjadi
lebih sehat
Anjurkan berhenti merokok
Rasional : untuk menjaga kesehatan jantung pasien
2) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas
Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x8 jam diharapkan
masalah keperawatan dapat teratasi, dengan kriteria hasil :
Pola napas pasien normal
Saturasi oksigen klien dalam keadaan normal
Klien menunjukkan kemudahan dalam bernapas
Intervensi :
Monitor pola nafas
Rasional : untuk mengetahui keadaan pernapasan pasien
Monitor saturasi oksigen
Rasional : untuk mengetahui saturasi oksigen dalam darah
pasien
Monitor frekuensi, irama, kedelaman dan upaya napas
Rasional : untuk melihat keadekuatan pernapasan pasien
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahapan akhir dari proses keperawatan. Evaluasi menyediakan nilai
informasi mengenai pengaruh intervensi yang telah direncanakan dan merupakan
perbandingan dari hasil yang diamati dengan kriteria hasil yang telah dibuat pada
tahap perencanaan (Price & Wilson. 2009). Menurut Price & Wilson (2009), evaluasi
keperawatan ada 2 yaitu:
1) Evaluasi proses (formatif) yaitu evaluasi yang dilakukan setiap selesai
tindakan. Berorientasi pada etiologi dan dilakukan secara terus-menerus
sampai tujuan yang telah ditentukan tercapai.
2) Evaluasi hasil (sumatif) yaitu evaluasi yang dilakukan setelah akhir tindakan
keperawatan secara paripurna. Berorientasi pada masalah keperawatan dan
menjelaskan keberhasilan atau ketidakberhasilan. Rekapitulasi dan kesimpulan
status kesehatan klien sesuai dengan kerangka waktu yang ditetapkan.
Daftar pustaka
http://repository.poltekeskupang.ac.id/1668/1/KTI%20GABUNGAN%20%281%29.pdf
https://www.alomedika.com/penyakit/kardiologi/penyakit-jantung-kongenital/patofisiologi
https://www.alodokter.com/penyakit-jantung-bawaan