Askep CAD

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN INDIVIDU

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


PASIEN DENGAN (PENYAKIT JANTUNG KORONER)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu


Praktek Klinik II (Keperawatan Medikal Bedah 1)
PBL

Oleh:
Nama : Lutfiah Maulidia
NIM : P17221181010

PRODI D4 KEPERAWATAN MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG TAHUN AJARAN
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYAKIT JANTUNG KORONER

PENGERTIAN
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyempitan atau
penyumbatan di dinding nadi koroner karena adanya endapan lemak dan kolesterol
sehingga mengakibatkan suplai darah ke jantung menjadi terganggu (Sari, 2021).
Penyempitan pembuluh darah terjadi karena proses aterosklerosis atau spasme atau
kombinasi keduanya (Patriyani, R, 2016). Dalam proses ini, lemak-lemak
terkumpul di dinding arteri dan penebalan ini menghasilkan permukaan yang kasar
(plak) pada dinding arteri dan juga penyempitan arteri koroner. Jika plak terus
terbentuk dan menggumpal, maka tidak ada lagi darah yang bisa mengalir karena
darah ini diblok oleh plak yang sudah menjadi keras, sehingga timbulnya gejala
nyeri pada dada. Bila darah tidak mengalir sama sekali karena arteri koroner
tersumbat, penderita dapat mengalami serangan jantung yang disebut Infark
Miokard rentang waktu yang lebih lama daripada Angina dan tidak akan membaik
dengan istirahat ataupun obat pereda nyeri sampai terjadi pingsan, syok, bahkan
meninggal seketika.

FAKTOR RISIKO
PJK ini terjadi secara tidak langsung, biasanya seseorang akan mengalami
proses penyempitan pembuluh koroner dalam kurun waktu yang cukup lama.
Faktor risiko penyakit jantung koroner terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu:
1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi atau tidak dapat dicegah
a. Usia
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Patriyani, dkk, faktor risiko
PJK yang berhubungan dengan usia dapat menjadi salah satu faktor
terjadinya PJK. Menurut hasil penilitiannya menunjukkan bahwa usia
lebih dari 40 tahun memiliki risiko lebih besar mengalami PJK. Ada
kesesuaian antara hasil penelitian dengan teori AHA (2007) bahwa
kerentanan terhadap aterosklerosis koroner meningkat dengan
bertambahnya usia kadar kolesterol baik laki-laki maupun perempuan
mulai meningkat (Djohan,2004 dalam (Karyatin, 2019)).
b. Riwayat keluarga
Faktor riwayat keluarga menunjukkan yang memiliki riwayat
keluarga penyakit jantung tidak berisiko menderita PJK. Menurut
(Price, 2006 dalam Patriyani 2016), riwayat keluarga dapat pula
mencerminkan gaya hidup yang menimbulkan stres atau obesitas.
Riwayat penyakit jantung koroner (PJK) pada keluarga (Infark Miokard
pada ayah atau saudara laki-laki sebelum berusia 55 tahun atau pada ibu
atau saudara perempuan sebelum usia 65 tahun merupakan faktor risiko
independent untuk terjadinya PJK.
c. Jenis kelamin
Faktor jenis kelamin menunjukkan laki-laki lebih berisiko menderita
PJK. Menurut AHA (2007), laki-laki memiliki risiko lebih besar terkena
serangan jantung dan kejadiannya lebih awal dari pada wanita. Wanita
relatif kebal terhadap penyakit ini sampai mengalami fase menopause,
setelah itu menjadi sama rentannya seperti pria. Hormon esterogen
dianggap sebagai pelindung imunitas wanita pada usia sebelum
menopause, karena pada wanita premenopause efek perlindungan
esterogen penyakit jantung aterosklerotik yang lebih rendah dan
memiliki konsentrasi HDL yang lebih tinggi.
2. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi atau dapat dicegah
a. Hipertensi
Orang yang memiliki riwayat hipertensi lebih berisiko terkena PJK.
Tekanan darah yang tinggi secara terus menerus menyebabkan
kerusakan sistem pembuluh darah arteri dengan perlahan-lahan. Arteri
tersebut mengalami pengerasan yang disebabkan oleh endapan lemak
pada dinding, sehingga menyempitkan lumen yang terdapat di dalam
pembuluh darah yang akan membuat aliran darah menjadi terhalang.
Jika pembuluh arteri koroner terkena maka menyebabkan terjadinya
penyakit jantung koroner.
b. Merokok
Merokok dapat merangsang proses ateriosklerosis karena efek
langsung terhadap dinding arteri, karbon monoksida menyebabkan
hipoksia arteri, nikotin menyebabkan mobilisasi katekolamin yang
dapat menimbulkan reaksi trombosit, glikoprotein tembakau dapat
menimbulkan reaksi hipersensitifitas dinding arteri. Dari penjelasan
tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang perokok lebih berisiko
terkena PJK.
c. Hiperlipidemia
Hiperlipidemia merupakan peningkatan kolesterol, fosfolipid,
trigliserida, dan asam lemak. Profil lipid ditetapkan dengan mengukur
kolesterol total, kolesterol HDL, kolesterol LDL, dan trigliserida.
Konsekuensi hiperlipidemia yang paling penting adalah peningkatan
kolesterol serum, terutama peningkatan LDL yang merupakan
predisposisi terjadinya aterosklerosis serta meningkatnya risiko
terjadinya PJK. Bila LDL diatas normal maka akan membawa kolesterol
ke jaringan tubuh dan menyebabkan aterosklerosis. Diantara seluruh
jenis lipoprotein yang ada, LDL memiliki porsi pengikatan kolesterol
terbanyak, yakni sekitar 70-75%, karena itu kolesterol LDL lebih tepat
sebagai petunjuk untuk mengetahui risiko PJK daripada kadar kolesterol
total.
d. Diabetes mellitus
Pasien DM berisiko lebih besar terjadinya PJK dari pada individu
yang tidak DM. DM dapat meyebabkan disfungsi endotel dan
selanjutnya menimbulkan aterosklerosis. Beberapa penyebab DM yang
dapat menimbulkan disfungsi endotel antara lain yaitu hiperglikemia,
peningkatan FFA, dan resistensi insulin.
e. Aktivitas fisik pasif
Faktor pola aktivitas fisik menunjukkan responden dengan
inaktivitas fisik berisiko menderita PJK. Pada latihan fisik akan terjadi
dua perubahan pada sistem kardiovaskuler, yaitu peningkatan curah
jantung dan redistribusi aliran darah dari organ yang kurang aktif ke
organ yang aktif. Disimpulkan juga bahwa olah raga secara teratur akan
menurunkan tekanan darah sistolik, menurunkan kadar katekolamin di
sirkulasi, menurunkan kadar kolesterol dan lemak darah, meningkatkan
kadar HDL lipoprotein, memperbaiki sirkulasi koroner.
f. Stres
Stress baik fisik maupun mental merupakan faktor risiko untuk PJK.
Stress merangsang sistem kardiovaskuler dengan dilepasnya
catecholamine yang meningkatkan kecepatan denyut jantung dan
menimbulkan vasokonstriksi. Stress menghasilkan suatu percepatan
dari proses atherosklerosis pada arteri koroner.
g. Obesitas
Obesitas secara tidak langsung meningkatkan risiko terkena
aterosklerosis dan penyakit kardiovaskular lainnya. Orang yang obesitas
memiliki beberapa peningkatan risiko, antara lain terkena hipertensi,
cenderung memiliki kadar lipid tinggi (hiperlipidemia) dan berisiko
berkembang menjadi DM.

GEJALA DAN TANDA


Menurut (RI, 2020), tanda dan gejala khas PJK adalah keluhan rasa tidak
nyaman di dada atau nyeri dada (angina) yang berlangsung selama lebih dari 20
menit saat istirahat atau saat aktivitas yang disertai gejala lain seperti:
a. Nyeri dada
b. Tertekan di daerah dada
c. Rasa berat di dada
d. Rasa mual atau nyeri ulu hati
e. Keringat Dingin
f. Rasa terbakar
g. Tubuh menjadi lemah
POHON MASALAH
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Elektrokardiogram (EKG)
Tes EKG memonitor aktivitas listrik jantung. Ketika temuan EKG
tertentu yang hadir, resiko angina tidak stabil maju dengan serangan jantung
meningkatsecara signifikan. Sebuah EKG biasanya normal ketika seseorang
tidak memiliki rasa sakit dada dan sering menunjunkkan perubahab tertentu
karika rasa sakit berkembang. Gambaran EKG penderita ATS dapat berupa
depresi segmen ST, depresi segmen ST disertai inversi gelombang T,
elevasi segmen ST, hambatan cabang ikatan His dan tanpa perubahan
segmen ST dan gelombang T. Perubahan EK G pada ATS bersifat
sementara dan masing- masing dapat terjadi sendiri-sendiri ataupun
sersamaan. Perubahan tersebut timbul di saat serangan angina dan kembali
ke gambaran normal atau awal setelah keluhan angina hilang dalam waktu
24 jam. Bila perubahan tersebut menetap setelah 24 jam atau terjadi evolusi
gelombang Q, maka disebut sebagai IMA.
2. Enzim LDH, CPK dan CK-MB
Pada ATS kadar enzim LDH dan CPK dapat normal atau
meningkat tetapi tidak melebihi nilai 50% di atas normal. CK-MB
merupakan enzim yangpaling sensitif untuk nekrosis otot miokard, tetapi
dapat terjadi positif palsu. Hal ini menunjukkan pentingnya pemeriksaan
kadar enzim secara serial untuk menyingkirkan adanya IMA.
3. Kateterisasi jantung dan angiografi
Dokter dapat merekomendasikan kateterisasi jantung dan
angiografi, terutama jika perubahan penting EKG istirahat adalah tes darah
jantung dan ada abnormal. Selama agiography, sebuah kateter dimasukkan
ke arteri di paha atau lengan dan maju ke jantung. Ketika kateter
diposisikan dekat arteri yang memasok darah ke jantung, dokter
menyuntikkan zat warna kontras. Sebagai warna perjalanan melalui arteri,
X-ray gambat diambil untuk melihat seberapa baik darah mengalir melalui
arteri dan jika ada penyumbatan maka terjadi coronary arteri disease.
4. Ekokardiografi
Pemeriksaan ekokardiografi ridak memberikan data untuk
diagnosis angina tidak stabil secara langsung. Tetapi bila tampak adanya
gangguan faal ventrikel kiri, adanya insufisiensi mitral dan abnormalitas
gerakan dinding regional jantung, menandakan prognosis kurang baik.
Ekokardiografi jugadapat menegakkan adanya iskemik miokardium.

PENATALAKSANAAN MEDIS
Pengobatan untuk angina tidak stabil berfokus pada tiga tujuan
menstabilkan plak apapun yang mungkin pecah dalam rangka untuk mencegah
serangan jantung, menghilangkan gejala, dan mengobati pentakit arteri koroner
yang mendasarinya.
1. Menstabilkan plak
Dasar dari sebuah stabilisasi plak pecah adalah mengganggu
proses pembekuan darah yang dapat menyebabkan serangan jantung. Pasien
yang mengakami gejala-gejala angina tidak stabil dan yang tidak minum
obat harus segera mengunyah aspirin, yang akan memblok faktor
pembekuan dalam darah. Mengunyah aspirin daripada menelan utuh
mempercepat tubuh proses menyerap aspirin stabil. Ketika angina terjadi
pasien harus mencari bantuan medis segera di rumah sakit. Setelah di rumah
sakit, obat-obatan lainnya untuk blok pembekuan proses tubuh dapat
diberiakan termasuk heparin, clopidogrel dan platelet glikoprotein (GP)
IIb/IIIa obat reseptor blocker.
2. Menghilangkan gejala-gejala
Obat angina, baik dan prosedur untuk mengurangin penyumbatan
dalam arteri koroner bisa meringankan gejala angina tidak stabil.
Tergantung pada keadaan pasien individu, obat sendiri atau obat dalam
kombinasi dengan prosedur yang dapat digunakan untuk mengobati angina
3. Mengobati penyakit arteri koroner yang mendasarinya
Penatalaksanaan pada dasarnya bertujuan untuk memperpanjang
hidup dan memperbaiki kualitas hidup dengan mencegah serangan angina
baik secara medikal atau pembedahan.
4. Pengobatan medis
Bertujuan untuk mencegah dan menghilangkan serangan angina.
Ada 3 jenis obat yaitu :
a. Golongan nitrat
Nitrogliserin merupakan obat pilihan utama pada serangan angina
akut. Mekanisme kerjanya sebagai dilatasi vena perifer dan pembuluh
darah koroner. Efeknya langsung terhadap relaksasi otot polos vaskuler.
Nitrogliserin juga dapat meningkatkan toleransi exercise padapenderita
angina sebelum terjadi hipoktesia miokard. Bila di berikan sebelum
exercise dapat mencegah serangan angina.
b. Ca- Antagonis
Dipakai pada pengobatan jangka panjang untuk mengurangi
frekwensi serangan pada beberapa bentuk angina. Cara kerjanya :
 Memperbaiki spasme koroner dengan menghambat tonus
vasometer pembuluh darah arteri koroner (terutama pada angina
Prinzmetal).
 Dilatasi arteri koroner sehingga meningkatkan suplai darah ke
miokard
 Dilatasi arteri perifer sehingga mengurangi resistensi perifer dan
menurunkan afterload.
 Efek langsung terhadap jantung yaitu dengan mengurangi denyut,
jantung dan kontraktilitis sehingga mengurangi kebutuhan O2
c. Beta Bloker
Cara kerjanya menghambat sistem adrenergenik terhadap
miokard yang menyebabkan kronotropik dan inotropik positif, sehingga
denyut jantung dan curah jantung dikurangi. Karena efeknya yang
kadiorotektif, obat ini sering digunakan sebagai pilihan pertama untuk
mencegah serangan angina pektoris pada sebagian besar penderita.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PENYAKIT JANTUNG KORONER

PENGKAJIAN
Pengkajian adalah tahapan awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari
berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan pasien sehingga didapatkan masalah dan kebutuhan untuk
perawatan. Tujuan utama pengkajian adalah untuk memberikan gambaran
secara terus-menerus mengenai keadaan kesehatan pasien yang
memungkinkan perawat melakukan asuhan keperawatan (Nursalam,
2001).
1. Identitas
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk, no.
Register, dan diagnosa medis. Sedangkan identitas bagi
penanggung jawab yaitu nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, dan hubungan dengan klien.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluhan utama yang biasa terjadi pada pasien dengan
angina tidak stabil yaitu nyeri dada substernal atau retrosternal
dan menjalar ke leher, daerah interskapula atau lengan kiri,
serangan atau nyeri yang dirasakan tidak memiliki pola, bisa
terjadi lebih sering dan lebihberat, serta dapat terjadi dengan
atau tanpa aktivitas.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada riwayat kesehatan sekarang keluhan yang dirasakan
oleh klien sesuai dengan gejala-gejala pada klien dengan
angina tidak stabilyaitu nyeri dada substernal atau retrosternal
dan menjalar ke leher, daerah interskapula atau lengan kiri,
serangan atau nyeri yang dirasakan tidak memiliki pola, bisa
terjadi lebih sering dan lebihberat, serta dapat terjadi dengan
atau tanpa aktivitas. Biasanya disertai sesak nafas, perasaan
lelah, kadang muncul keringat dingin, palpitasi, dan dizzines.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mempunyai riwayat hipertensi, atherosklerosis, insufisiensi
aorta, spasmus arteri koroner dan anemia berat
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga klien mempunyai penyakit hipertensi dan arteri koroner.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Keadaan umum klien mulai pada saat pertama kali bertemu dengan
klien dilanjutkan mengukur tanda-tanda vital. Kesadaran klien juga
diamati apakah kompos mentis, apatis, samnolen, delirium, semi koma
atau koma. Keadaan sakit juga diamati apakah sedang, berat, ringan atau
tampak tidak sakit.
b. Tanda-tanda vital
Dapat meningkat sekunder akibat nyeri atau menurun sekunder
akibatgangguan hemodinamik atau terapi farmakologi
c. Pemeriksaan head to toe
1) Kepala
Pusing, berdenyut selama tidur atau saat terbangun,
tampak perubahan ekspresi wajah seperti meringis atau merintih,
terdapatatau tidak nyeri pada rahang
2) Leher
Tampak distensi vena jugularis, terdapat atau tidak nyeri
pada leher.
3) Thorak
Bunyi jantung normal atau terdapat bunyi jantung
ekstra S3/S4 menunjukkan gagal jantung atau penurunan
kontraktilitas, kalau murmur menunjukkan gangguan katup atau
disfungsi otot papilardan perikarditis.
Paru-paru: suara nafas bersih, krekels, mengi, wheezing, ronchi,
terdapat batuk dengan atau tanpa sputum, terdapat sputum
bersih,kental ataupun merah muda.
4) Abdomen
Terdapat nyeri/rasa terbakar epigastrik, bising usus
normal/menurun.
5) Ekstremitas
Ekstremitas dingin dan berkeringat dingin, terdapat udema
periferdan udema umum, kelemahan atau kelelahan, pucat atau
sianosis,kuku datar, pucat pada membran mukosa dan bibir.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons
klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan unruk
mengidentifikasi respons klien individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi
yang berkaitan dengan kesehatan (Nanda, 2017). Diagnosa keperawatan yang
mungkin timbul diantaranya sebagai berikut:
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis: iskemi miokard
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas (nyeri
saat bernapas)
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dankebutuhan oksigen

INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi keperawatan adalah rencana tindakan untuk
menghilangkan atau mencegah permasalah kesehatan yang dihadapi klien
dengan berdasarkan prioritas masalah, tujuan, (PPNI, 2018) dan kriteria
hasil dengan melihat acuan teori kebutuhan dasar manusia.
1. Diagnosa : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis: iskemi
miokard
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam,
diharapkan kondisi pasien menurun dengan kriteria hasil:
 Keluhan nyeri menurun
 Meringis menurun
Intervensi :
a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri.
b. Identifikasi skala nyeri
c. Identifikasi respons nyeri non verbal
d. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
e. Berikan teknik non farmakologis
f. Kontrol lingkungan yang dapat memperberat nyeri
g. Fasilitasi istirahat dan tidur
h. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
i. Jelaskan strategi meredakan nyeri
j. Kolaborasi pemberian analgetik
2. Diagnosa : Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya
napas (nyeri saat bernapas)
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam,
diharapkan kondisi pasien menurun dengan kriteria hasil:
Intervensi :
3. Diagnosa : Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
kontraktilitas
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam,
diharapkan kondisi pasien menurun dengan kriteria hasil:
Intervensi :
a. Identifikasi tanda/gejala primer dan sekunder penurunan curah jantung
b. Monitor tekanan darah
c. Monitor EKG
d. Berikan diit jantung yang sesuai
e. Berikan oksigen
f. Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap dan sesuai kemampuan
g. Kolaborasi pemberian antiaritmia
4. Diagnosa : Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai dankebutuhan oksigen
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam,
diharapkan kondisi pasien menurun dengan kriteria hasil:
Intervensi :
a. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
b. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
c. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
d. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
e. Anjurkan tirah baring
f. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
g. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
DAFTAR PUSTAKA

Geeta Maharani Ariaty, R. W. (2017, Desember). Angka Mortalitas pada Pasien


yang Menjalani Bedah Pintas Koroner berdasar Usia, Jenis Kelamin, Left
Ventricular Ejection Fraction, Cross Clamp Time, Cardio Pulmonary
Bypass Time, dan Penyakit Penyerta. Jurnal Anastesi Perioperatif, 5(3).
Retrieved September, 2021 from
http://journal.fk.unpad.ac.id/index.php/jap/article/download/1167/pdf
Iskandar, A. H. (2017, Mei). FAKTOR RISIKO TERJADINYA PENYAKIT
JANTUNG KORONER PADA PASIEN RUMAH SAKIT UMUM
MEURAXA BANDA ACEH. Aceh Nutrition Journal, 2(1). Retrieved
September, 2021 from
https://ejournal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/an/article/download/34/29
Karyatin. (2019, Maret). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER. Jurnal
Ilmiah Kesehatan, 11(1). Retrieved September, 2021 from
http://journal.thamrin.ac.id/index.php/jikmht/article/view/66
RI, K. K. (2020, April). Apa Saja Tanda dan Gejala Penyakit Jantung Koroner
(PJK)? Retrieved September, 2021 from
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-
dan-pembuluh-darah/apa-saja-tanda-dan-gejala-penyakit-jantung-koroner-
pjk
Ros Endah Happy Patriyani, D. F. (2016, Juni). FAKTOR DOMINAN RISIKO
TERJADINYA PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK). Jurnal
Keperawatan Global, 1(1). Retrieved September, 2021 from
http://jurnalkeperawatanglobal.com/index.php/jkg/article/download/12/10/
Sari, Y. A. (2021, Januari). Gambaran Faktor Risiko Kejadian Penyakit Jantung
Koroner di Poliklinik Jantung RSI Siti Rahmah Padang Tahun 2017-2018.
Health & Medical Journal, III(1). Retrieved September, 2021 from
https://jurnal.unbrah.ac.id/index.php/heme/article/download/352/pdf
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan (II ed.). Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Retrieved September, 2021
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PASIEN CAD

BIODATA
Nama : Ny. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 48 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Berdagang
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SD
Alamat : Jl. Asabri Timur No.257 Probolinggo
No. Regester : 513460
Tanggal MRS : 20 September 2021
Tanggal Pengkajian : 20 September 2021
Diagnosa Medis : CAD

RIWAYAT KESEHATAN KLIEN

1. Keluhan Utama / Alasan Masuk Rumah Sakit :


Pasien mengeluh nyeri di dada kiri

2. Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien mengatakan kejadian ini awalnya mulai dirasakan pada tanggal 19 September 2021 jam 00.00
wita (malam hari). Pasien mengatakan sore tadi tepatnya jam 17.00 Wita mengalami stress dan tiba-tiba
merasakan sakit yang hebat pada dada bagian kiri seperti tertimpa benda berat, tertikam dan tembus sampai
punggung, merasa tegang pada tengkuk, dan rasa mual, sehingga oleh keluarga pasien diantar keluarga ke
rumah sakit.

3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu :


Klien mengatakan belum pernah dirawat di Rumah Sakit, ini merupakan kali pertama pasien
dirawat di Rumah Sakit dan keluhan tersebut juga merupakan keluhan pertama kali yang dialami pasien.
Pasien hanya kadang-kadang merasa lelah atau deg-degan jika pasien kecapean, namun akan hilang jika
pasien beristirahat 1-2 jam yaitu dengan tidur. Klien mengatakan memiliki riwayat kencing manis ( DM )
sejak tahun 2005, telah berobat teratur di RS, dengan gula darah rata-rata 100 gr/dl, riwayat hipertensi
juga dengan rata-rata TD 140/90 mmHg.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga :


Pasien mengatakan dalam keluarga belum pernah menderita penyakit seperti ini.

POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI


A. POLA TIDUR/ISTIRAHAT :
1. Waktu tidur : Siang tidur pukul 13.00 – 14.00 WIB, dan malam pukul 22.30 WIB
2. Waktu Bangun : Pukul 04.00 WIB
3. Masalah tidur : Sebelum MRS : Lama tidur 6-8 jam per hari, klien mengalami gangguan
tidur sejak semalam karena nyeri dada
4. Hal-hal yang mempermudah tidur : Tidur dengan posisi setengah duduk dan saat tidak nyeri
5. Hal-hal yang mempermudah klien terbangun : Nyeri dada timbul

B. POLA ELIMINASI :
1. BAB : Frekuensi 1-2x sehari dengan konsistensi lunak dengan warna
kekuningan tidak ada darah
2. BAK : Frekuensi 3-4x sehari, warna jernih terkadang kuning
3. Kesulitan BAB/BAK : Tidak ada masalah
4. Upaya/ Cara mengatasi masalah tersebut : Tidak terkaji

C. POLA MAKAN DAN MINUM :


1. Jumlah dan jenis makanan :
Sebelum MRS : Frekuensi makan 3x sehari, nasi putih, lauk, dan sayur 1 porsi habis
Saat MRS : Pasien merasa mual tapi tidak sampai muntah, walaupun begitu klien masih mau
makan dari RS dan menghabiskan ½ porsi
2. Waktu Pemberian Makan : Pagi, siang, malam
3. Jumlah dan Jenis Cairan :
Sebelum MRS : minum kurang lebih 1,5L sehari, air putih, teh, kuah sayur, buah.
Setelah MRS : minum air putih, kuah sayur, buah, dan terpasang infus RL 500cc/24 jam
4. Waktu Pemberian Cairan : Ketika pasien haus dan setelah makan
5. Pantangan : Diit jantung tinggi serat
Energi: 1700 kkal/hari, Protein: 56 gram, Lemak: 33 gram, Karbohidrat: 292gram, Oral: 1.000
cc/24 jam (air putih)
6. Masalah Makan dan Minum :
a. Kesulitan mengunyah : T idak ada kesulitan
b. Kesulitan menelan : Tidak ada kesulitan
c. Mual dan Muntah : Tidak ada
d. Tidak dapat makan sendiri : Sejak semalam klien mengatakan dibantu makan
Upaya mengatasi masalah : Pemberian makan sedikit-sedikit tapi sering

D. KEBERSIHAN DIRI/PERSONAL HYGIENE :


1. Pemeliharaan Badan : Klien mandi 2x sehari secara mandiri sebelum MRS. Saat MRS klien diseka
2. Pemeliharaan Gigi dan Mulut : Klien gosok gigi 2x sehari
3. Pemeliharaan Kuku : Klien rutin potong kuku, kuku tampak bersih

E. POLA KEGIATAN/AKTIVITAS LAIN :


Klien merupakan seorang pedagang mukena yang selalu berjualan ke pasar, namun klien tidak
bekerja lagi sejak penyakitnya timbul dan lebih banyak berbaring dan istirahat

DATA PSIKOSOSIAL
A. Pola Komunikasi : Baik
B. Orang yang paling dekat dengan Klien : Suami
C. Rekreasi : Klien jarang rekreasi
Hobby : Memasak
Penggunaan waktu senggang : Digunakan untuk istirahat dan berkumpul dengan keluarga
D. Dampak dirawat di Rumah Sakit : Klien tidak dapat berjualan
E. Hubungan dengan orang lain / Interaksi social : Baik
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan : Suami

DATA SPIRITUAL
A. Ketaatan Beribadah : Klien cukup taat beribadah
B. Keyakinan terhadap sehat / sakit : Klien meyakini bahwa sehat dan sakit datangnya dari Allah,
klien hanya berusaha dengan berobat dan berdoa agar dapat diberi kesembuhan
C. Keyakinan terhadap penyembuhan : Klien meyakini bahwa ia bisa sembuh setelah berusaha
maksimal dan atas izin Allah

PEMERIKSAAN FISIK :
A. Kesan Umum / Keadaan Umum : Pasien tampak lemas dan meringis
B. Tanda-tanda Vital
Suhu Tubuh : 36,6oC Nadi : 120x/mnt
Tekanan darah: 132/71mmHg Respirasi : 24x/mnt
Tinggi badan : 160 cm Berat Badan : 70kg
C. Pemeriksaan Kepala dan Leher :
1. Kepala dan rambut
a. Bentuk Kepala : Bulat dan simetris
Ubun-ubun : Normal
Kulit kepala : Bersih
b. Rambut : Bersih
Penyebaran dan keadaan rambut : Merata dan kusam
Bau : Tidak berbau
Warna : Hitam dan sedikit beruban
c. Wajah : Simetris
Warna kulit : Sawo matang
Struktur Wajah: Lengkap
2. Mata
a. Kelengkapan dan Kesimetrisan : Lengkap dan simetris
b. Kelopak Mata ( Palpebra ) : Normal, tidak ada oedema
c. Konjunctiva dan sclera : Konjunctiva normal dan sklera putih
d. Pupil : Isokor
e. Kornea dan Iris : Kornea jernih dan iris bulat
f. Ketajaman Penglihatan / Virus : Menurun
g. Tekanan Bola Mata : Tidak terkaji
3. Hidung
a. Tulang Hidung dan Posisi Septum Nasi : Normal (tidak bengkak dan posisi septum nasi
lurus di tengah)
b. Lubang Hidung : Normal, bersih, tidak ada sekret
c. Cuping Hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung
4. Telinga
a. Bentuk Telinga : Normal dan simetris
Ukuran Telinga : Normal
Ketegangan telinga : Normal
b. Lubang Telinga : Bersih, tidak ada masa atau pun lesi
c. Ketajaman pendengaran : Baik
5. Mulut dan Faring :
a. Keadaan Bibir : Tampak pucat dan kering
b. Keadaan Gusi dan Gigi : Gusi tampak merah, gigi terdapat karang dan berwarna putih
c. Keadaan Lidah : Bersih
6. Leher
a. Posisi Trakhea : Teraba di tengah
b. Tiroid : Tidak teraba
c. Suara : Normal
d. Kelenjar Lymphe : Tidak ada pembesaran
e. Vena Jugularis : Tidak ada pembesaran
f. Denyut Nadi Coratis : Teraba

D. Pemeriksaan Integumen ( Kulit ) :


a. Kebersihan : Kulit bersih
b. Kehangatan : Teraba hangat
c. Warna : Sawo matang
d. Turgor : Normal
e. Tekstur : Halus
f. Kelembapan : Kulit lembab
g. Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan

E. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak :


a. Ukuran dan bentuk payudara : Normal dan simetris
b. Warna payudara dan Areola : Normal
c. Kelainan-kelainan Payudara dan Putting: Tidak ada kelainan
d. Axila dan Clavicula : Normal dan simetris

F. Pemeriksaan Thorak / Dada :


1. Inspeksi Thorak
a. Bentuk Thorak : Normal
b. Pernafasan
- Frekuensi : 24x/mnt
- Irama : Reguler
c. Tanda-tanda kesulitan bernafas : Tidak ada kesulitan
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara ( vokal Fremitus ) : Vibrasi getaran normal dekstra dan
sinistra
b. Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
c. Auskultasi
- Suara nafas : Normal (vesikuler)
- Suara Ucapan : Normal
- Suara Tambahan : Tidak ada
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulpasi : Normal
- Ictus Cordis : Tidak tampak namun teraba
b. Perkusi :
- Batas-batas Jantung : Pekak pada batas-batas jantung
c. Aukultasi
- Bunyi Jantung I : S1
- Bunyi Jantung II : S2
- Bising/murmur : Tidak terdengar
- Frekuensi Denyut Jantung : 120x/mnt

G. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk Abdomen : Simetris
- Benjolan/massa : Tidak ada benjolan/massa
b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : 20x/mnt
- Bunyi Jantung Anak/BJA: Tidak ada bunyi jantung tambahan
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : Tidak ada
- Benjolan /massa : Tidak ada
- Tanda-tanda Ascites : Tidak ada
- Hepar : Tidak teraba
- Lien : Tidak teraba
- Titik Mc. Burne : Tidak ada nyeeri tekan
d. Perkusi
- Suara Abdomen : Timpani
- Pemeriksaan Ascites : Tidak terkaji

H. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya


1. Genetalia
a. Rambut pubis : Normal
b. Meatus Urethra : Normal
c. Kelainan-kelainan pada Genetalia Eksterna dan Daerah Inguinal : Tidak ada kelainan, klien
terpasang foley kateter
2. Anus dan Perineum
a. Lubang Anus : Normal dan tidak ada massa
b. Kelainan-kelainan pada anus : Tidak ada
c. Perenium : Normal

I. Pemeriksaan Muskuloskeletal ( Ekstrimis )


a. Kesimestrisan otot : Otot simetris
b. Pemeriksaan Oedema : Tidak ada oedema
c. Kekuatan otot : Kekuatan otot lemah
d. Kelainan-kelainan pada ekstrimitas dan kuku : Tidak ada kelainan dan kuku bersih

J. Pemeriksaan Neorologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kwantitatif )/ GCS : Compos mentis dengan GCS E:4 V:5 M:6
2. Tanda-tanda rangsangan Otak ( Meningeal Sign ) : Tidak terkaji
3. Fungsi Motorik : Lemah
4. Fungsi Sensorik : Normal
5. Refleks :
a. Refleks Fisiologis : Normal
b. Refleks Patologis : Normal

K. Pemeriksaan Status Mental


a. Kondisi emosi/Perasaan : Klien mengatakan bisa mengontrol emosi terhadap penyakitnya
b. Orientasi : Baik
c. Proses berfikir ( ingatan, atensi, keputusan, perhitungan ) : Baik
d. Motifikasi ( kemampuan ) : Baik
e. Persepsi : Baik
f. Bahasa : Indonesia
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : CAD
B. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang Medis :
1. Laboratorium :
Pemeriksaan Hasil Normal Range

GDS 91 mg/dL 70 – 120

Ureum 18 mg/dL 10 – 50

Creatinin 1.01 mg/dL 0,60 - 1,10

SGOT 17 u/l L < 25 P < 21

SGPT 16u/l L < 29 P < 22

Asam urat 4.7 mg/dL 2.0 – 7.0

Cholesterol total 176 mg/dL <220

Trigliserida 89 mg/dL 70.0 – 140.0

HDL Cholesterol 44 mg/dL >35

LDL Cholesterol 105 mg/dL > 130


Hemoglobin 14,4 gr/DL L = 14 – 18 P = 12 – 16
Jumlah leukosit 7.100/mm3 L=4600-11400
P=4600-11400
Jumlah trombosit 256 10^3/uL 150-400
Hematrokit 42% 40-52
Eritrosit 5.0 10^6/uL 4.40-5.90
MCH 29 pg 26-34
MCHC 34 g/dL 32-36
MCV 84 fL 80-100
Eosinofil 1.80% 1-4
Basofil 0.30% 0-1
Netrofil 51.80 % 50-70
Limfosit 35.70% 22-40
Monosit 10.40% 4-8
Ureum 18 12-33
Creatinin 0.96 <1.3
HbsAg : Negatif
2. Ro. Tanggal 21 September 2021
Kesan : Pulmo normal
Cardiomegali
Aterosklerosis
3. EKG tanggal 21 September 2021
Kelainan : ST deper di I, II, AVL, V4, V5, RBB
Kesimpulan : T inverted di III, AVF
4. EKG tanggal 21 September 2021
Kesimpulan : Ischemic inferior, ST Depresi V3-V6, T inverted di II, III, AVF, RBB
5. EKG tanggal 21 September 2021
Kesimpulan : Iskemik Inferior Lateral
6. Diit : DM 1700 kkal/hari

PENATALAKSANAAN DAN TERAPI :


a. O2 4 Lpm
b. Infus RL 500cc/24 jam
c. Fluxum 1x0,6 IU SC
d. Oral :
- Clopidogler 1x75 mg
- Aspilet 1x80 mg
- Propranolol 1x10 mg

Mahasiswa,

NIM :
ANALISA DATA
Nama Pasien : Ny. A
Umur : 48 th
No. Reg. : 513460

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 Ds : Nyeri akut Agen pencedera


P : Pasien mengatakan nyeri fisiologis (iskemik)
Q : Nyeri dirasakan seperti
tertimpa benda berat.
R : Nyeri dada sebelah kiri, nyeri
menyebar ke leher dan tembus
ke punggung
S : Skala 5
T : Terus – menerus

Do :
Klien tampak meringis
Frekuensi nadi meningkat
Gelisah
TD : 132/72 mmHg
Nadi : 120x/menit
Suhu : 36,6 °c
RR : 24 x/menit
SpO2 : 95%

2 Ds : Penurunan curah Perubahan frekuensi


Klien mengatakan detak jantung jantung jantung
berdebar kencang
Merasa kelelahan
Klien mengatakan dada terasa sesak jika
posisi tidur

Do :
Nadi takikardi
Hasil EKG : Iskemik inferor lateral
Warna kulit pucat
TD : 132/72 mmHg
Nadi : 120x/menit
Suhu : 36,6 °c
RR : 24 x/menit
SpO2 : 95%

3 DS : Intoleransi aktifitas Ketidakseimbangan


Klien mengeluh lelah antara suplai dan
Klien merasa lemah kebutuhan oksigen
Klien merasa tidak nyaman saat
beraktivitas

DO :
Klien terlihat sesak setelah beraktivitas
Hasil EKG : Iskemik inferor lateral
Aktifitas klien tampak di bantu oleh
perawat
Klien terpasang infus RL 10 tpm
Klien terpasang monitor jantung
Klien terpasang kateter
TD : 132/72 mmHg
Nadi : 120x/menit
Suhu : 36,6 °c
RR : 24 x/menit
SpO2 : 95%
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. A
Umur : 48 th
No. Reg. : 513460

MASALAH MASALAH
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN DITEMUKAN TERATASI
Tgl Paraf Tgl Paraf
1 Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis 20-9-2021 22-9-2021
(iskemik) d/d mengeluh nyeri, tampak
meringis, tampak gelisah, frekuensi nadi
meningkat

2 Penurunan curah jantung b/d perubahan 20-9-2021 22-9-2021


frekuensi jantung d/d mengeluh lelah, dada
terasa sesak jika posisi tidur, detak jantung
berdebar kencang, tampak pucat, hasil EKG
menunjukkan iskemik

3 Intoleransi aktifitas b/d ketidakseimbangan 20-9-2021 22-9-2021


antara suplai dan kebutuhan oksigen d/d
mengeluh lelah dan lemah, merasa tidak
nyaman setelah beraktivitas, aktivitas klien
dibantu keluarga dan perawat
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. A
Umur : 48 th
No. Reg. : 513460

NO. TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TT

1 20-9-2021 Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis


(iskemik) d/d mengeluh nyeri, tampak
meringis, tampak gelisah, frekuensi nadi
meningkat

2 20-9-2021 Penurunan curah jantung b/d perubahan


frekuensi jantung d/d mengeluh lelah, dada
terasa sesak jika posisi tidur, detak jantung
berdebar kencang, tampak pucat, hasil EKG
menunjukkan iskemik

3 20-9-2021 Intoleransi aktifitas b/d ketidakseimbangan


antara suplai dan kebutuhan oksigen d/d
mengeluh lelah dan lemah, merasa tidak
nyaman setelah beraktivitas, aktivitas klien
dibantu keluarga dan perawat
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. A
Umur : 48 th
No. Reg. : 513460
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi
1. Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama Observasi
pencedera fisiologis 1x24 jam, diharapkan nyeri berkurang dengan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
(iskemik) d/d mengeluh kriteria hasil: frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
nyeri, tampak meringis,  Keluhan nyeri menurun 2. Identifikasi skala nyeri
tampak gelisah, frekuensi  Mimik wajah meringis menurun 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan
nadi meningkat  Gelisah menurun memperingan nyeri

 Frekuensi nadi membaik Terapeutik


1. Berikan teknik nonfarmakologis
2. Fasilitasi istirahat tidur
Edukasi
Jelaskan penyebab dan pemicu nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik

2. Penurunan curah jantung b/d Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama Observasi
perubahan frekuensi jantung 3x24 jam, diharapkan keadekuatan jantung 1. Identifikasi tanda/gejala primer dan sekunder
d/d mengeluh lelah, dada meningkat dengan kriteria hasil: penurunan curah jantung
terasa sesak jika posisi tidur,  Takikardia menurun 2. Monitor tekanan darah
detak jantung berdebar  Keluhan lelah menurun 3. Monitor EKG
kencang, tampak pucat, hasil  Ortopnea menurun Terapeutik
EKG menunjukkan iskemik 1. Berikan diit jantung yang sesuai
2. Berikan oksigen
Edukasi
1. Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap dan sesuai
kemampuan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian antiaritmia
1.
3. Intoleransi aktifitas b/d Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama Observasi
ketidakseimbangan antara 3x24 jam, diharapkan aktivitas meningkat 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
suplai dan kebutuhan oksigen dengan kriteria hasil: mengakibatkan kelelahan
d/d mengeluh lelah dan  Kemudahan dalam melakukan aktivitas 2. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
lemah, merasa tidak nyaman sehari-hari meningkat melakukan aktivitas
setelah beraktivitas, aktivitas  Jarak berjalan meningkat Terapeutik
klien dibantu keluarga dan  Keluhan lelah menurun 1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
perawat  Perasaan lemah menurun stimulus

 EKG iskemia membaik 2. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau


aktif
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. A
Umur : 48 th
No. Reg. : 513460

NO DIAGNOSA HARI/ IMPLEMENTAASI JAM PARAF


KEPERAWATAN TANGGAL/ JAM
1. Nyeri akut Senin, 20/9/21 - Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas 09.00
nyeri
P : Pasien mengatakan nyeri dada kiri
Q : Nyeri dirasakan seperti tertimpa benda berat.
R : Nyeri dada sebelah kiri, nyeri menyebar ke leher dan tembus ke
punggung
S : Skala 5
T : Terus – menerus

- Mengidentifikasi skala nyeri : skala nyeri 5


- Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri : klien
mengatakan nyeri semakin berat saat posisi tidur, dan saat beraktivitas,
klien dianjurkan bed rest
- Memberikan teknik farmakologis : memberikan terapi musik dan pijat
- Mengurangi kunjungan, memberikan ruangan yang nyaman untuk
memfasilitasi istirahat yang cukup
- Menjelaskan penyebab dan pemicu nyeri
- Berkolaborasi dalam pemberian obat oral aspilet 80 mg dan clopidogrel
75 mg

2 Nyeri akut Selasa, 21/9/21 - Mengidentifikasi durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri : pasien 09.00
mengatakan nyeri dada berkurang, nyeri hilang timbul
- Mengidentifikasi skala nyeri : skala nyeri 3
- Memberikan teknik farmakologis : memberikan terapi musik dan pijat
- Mengurangi kunjungan, memberikan ruangan yang nyaman untuk
memfasilitasi istirahat yang cukup
- Berkolaborasi dalam pemberian obat oral aspilet 80 mg dan clopidogrel
75 mg
3 Nyeri akut Rabu, 22/9/21 - Mengidentifikasi durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri : pasien 09.00
mengatakan nyeri dada hilang
- Mengidentifikasi skala nyeri : skala nyeri 0
- Mengurangi kunjungan, memberikan ruangan yang nyaman untuk
memfasilitasi istirahat yang cukup
- Berkolaborasi dalam pemberian obat oral aspilet 80 mg dan clopidogrel
75 mg

NO DIAGNOSA HARI/ IMPLEMENTAASI JAM PARAF


KEPERAWATAN TANGGAL/ JAM
1. Penurunan curah Senin, 20/9/21 - Mengidentifikasi tanda/gejala primer dan sekunder penurunan curah jantung : 10.00
jantung dispnea, klien mudah lelah, ortopnea, tampak pucat
- Memonitor tekanan darah : 132/72 mmHg
- Memonitor EKG : iskemik inferior lateral
- Memberikan diit jantung : Energi: 1700 kkal/hari, Protein: 56 gram, Lemak:
33 gram, Karbohidrat: 292gram, Oral: 1.000 cc/24 jam (air putih)
- Memberikan oksigen nasal kanul 4 Lpm
- Menganjurkan aktivitas fisik secara bertahap sesuai dengan kemampuan
- Berkolaborasi pemberian antiaritmia propanolol 10 mg

2 Penurunan curah Selasa, 21/9/21 - Memonitor tekanan darah : 130/80 mmHg 10.00
jantung - Memberikan diit jantung : Energi: 1700 kkal/hari, Protein: 56 gram, Lemak:
33 gram, Karbohidrat: 292gram, Oral: 1.000 cc/24 jam (air putih)
- Memberikan oksigen nasal kanul 4 Lpm
- Menganjurkan aktivitas fisik secara bertahap sesuai dengan kemampuan
- Berkolaborasi pemberian antiaritmia propanolol 10 mg

3 Penurunan curah Rabu, 22/9/21 - Memonitor tekanan darah : 128/73 mmHg 10.00
jantung - Memberikan diit jantung : Energi: 1700 kkal/hari, Protein: 56 gram, Lemak:
33 gram, Karbohidrat: 292gram, Oral: 1.000 cc/24 jam (air putih)
- Menganjurkan aktivitas fisik secara bertahap sesuai dengan kemampuan
- Berkolaborasi pemberian antiaritmia propanolol 10 mg
NO DIAGNOSA HARI/ IMPLEMENTASI JAM PARAF
KEPERAWATAN TANGGAL/ JAM
1 Intoleransi aktifitas Senin, 20/9/21 - Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan : klien 11.00
mengeluh ngongsrong setelah beraktivitas dan detak jantung berdebar kencang
- Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas : dada
merasa tidak nyaman dan badan lemas
- Menyediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus : mengurangi
kunjungan, memberikan ruangan yang nyaman untuk memfasilitasi istirahat
yang cukup
- Melakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
- Menganjurkan tirah baring
- Menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap sesuai kemapuan
- Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan makanan sesuai diit
jantung yang diberikan
2 Intoleransi aktifitas Selasa, 21/9/21 - Menyediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus : mengurangi 11.00
kunjungan, memberikan ruangan yang nyaman untuk memfasilitasi istirahat
yang cukup
- Melakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
- Menganjurkan tirah baring
- Menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap sesuai kemapuan
- Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan makanan sesuai diit
jantung yang diberikan
3 Intoleransi aktifitas Rabu, 22/9/21 - Menyediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus : mengurangi 11.00
kunjungan, memberikan ruangan yang nyaman untuk memfasilitasi istirahat
yang cukup
- Melakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
- Menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap sesuai kemapuan
- Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan makanan sesuai diit
jantung yang diberikan
EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. A
Umur : 48 th
No. Reg. : 513460

NO DX KEP TANGGAL 20-9-2021 TANGGAL 21-9-2021 TANGGAL 22-9-2021

1 S: S: S:
Klien berkata nyeri Klien berkata nyeri Klien berkata nyeri
dada kiri seperti dada berkurang, skala dada sudah hilang,
tertusuk- tusuk dan nyeri 3, dan nyeri skala nyeri 0
tertimpa benda berat, hilang timbul O:
nyeri menyebar ke O : Klien terlihat membaik,
leher hingga tembus ke Mimik wajah klien tampak lebih segar,
punggung dengan skala membaik, frekuensi frekuensi nadi normal,
5 dan nyeri terus nadi membaik, klien klien tampak rileks
menerus tampak lebih tenang TTV
O: TTV Td :128/73 mmHg
Klien tampak meringis, Td :130/80 mmHg N : 80x/mnt
frekuensi nadi N : 108x/mnt S : 36.5°C
meningkat, klien S : 36.0°C RR : 20x/mnt
tampak gelisah RR : 20x/mnt A:
TTV A: Masalah teratasi
Td :132/72mmHg Masalah teratasi P :
N : 120x/mnt sebagian Intervensi dihentikan
S : 36.6°C P:
RR : 24x/mnt Intervensi dilanjutkan
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
2 S: S: S:
Klien mengatakan Klien mengatakan Klien mengatakan
detak jantung berdetak detak jantung tidak detak jantung tidak
kencang, merasa berdetak kencang, berdetak kencang,
kelelahan, dada terasa perasaan kelelahan perasaan kelelahan
sesak jika dalam posisi sudah berkurang, jika menghilang, jika dalam
tidur dalam posisi tidur dada posisi tidur dada sudah
O: sudah tidak terasa sesak tidak terasa sesak
Nadi takikardi, hasil O : O:
EKG menunjukkan Frekuensi nadi Frekuensi nadi normal,
iskemik inferior lateral, menurun, klien tidak klien tidak terlihat
klien tampak pucat terlihat pucat pucat
TTV TTV TTV
Td :132/72 mmHg Td :130/80 mmHg Td :128/73 mmHg
N : 120x/mnt N : 108x/mnt N : 80x/mnt
S : 36.6°C S : 36.0°C S : 36.5°C
RR : 24x/mnt RR : 20x/mnt RR : 20x/mnt
O2 : 4 Lpm O2 : 3 Lpm O2 : 2 Lpm
A: A: A:
Masalah belum teratasi Masalah teratasi Masalah teratasi
P: sebagian P:
Intervensi dilanjutkan P : Intervensi dihentikan
Intervensi dilanjutkan
3 S: S: S:
Klien mengeluh lelah Klien mengatakan Klien mengatakan
dan merasa badannya kondisinya membaik, kondisinya membaik,
lemah, klien tidak klien dapat tidur klien dapat tidur
nyaman saat dengan baik dengan nyenyak
melakukan aktivitas O : O:
seperti tidur atau pun Aktivitas klien dibantu Aktivitas klien dibantu
berjalan keluarga dan perawat, keluarga dan perawat,
O: klien terpasang infus klien terpasang infus
Klien terlihat sesak RL, monitor jantung, RL, monitor jantung,
setelah beraktivitas, dan kateter dan kateter
hasil EKG TTV TTV
menunjukkan iskemik Td :130/80 mmHg Td :128/73 mmHg
inferior lateral, N : 108x/mnt N : 80x/mnt
aktivitas klien dibantu S : 36.0°C S : 36.5°C
keluarga dan perawat, RR : 20x/mnt RR : 20x/mnt
klien terpasang infus O2 : 3 Lpm O2 : 2 Lpm
RL, monitor jantung, A : A:
dan kateter Masalah teratasi Masalah teratasi
TTV sebagian P:
Td :132/72 mmHg P: Intervensi dihentikan
N : 120x/mnt Intervensi dilanjutkan
S : 36.6°C
RR : 24x/mnt
O2 : 4 Lpm
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai