Tgs - Bu Endang - Klp5.tindak Lanjut DKB
Tgs - Bu Endang - Klp5.tindak Lanjut DKB
Tgs - Bu Endang - Klp5.tindak Lanjut DKB
TINDAK LANJUT
DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR (DKB)
DI SUSUN OLEH
KELAS 8.1 PENDIDIK
KELOMPOK 5 :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah yang membahas
tentang “Tindak Lanjut Diagnosis Kesulitan Belajar”.
Dalam penyusunan tugas atau makalah ini tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :Semua pihak yang telah membantu mengatasi berbagai kesulitan
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL.................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan .................................................................................... 1
1.3 Manfaat Penulisan ................................................................................. 2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian.............................................................................................. 3
2.2 Pengajaran Remedial dalam Pembelajaran.......................................... 4
2.3 Program Pengayaan dalam Pembelajaran ........................................... 14
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................. 19
3.2 Saran....................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
membahas lebih lanjut mengenai Tindak Lanjut Diagnosis Kesulitan Belajar
(DKM).
1.2 Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tindak lanjut Diagnosis Kesulitan Belajar (DKB)
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar (DKB)
2. Untuk mengetahui Pengajaran Remedia dalam Pembelajaran sebagai
tindak lanjut Diagnosis Kesulitan Belajar
3. Untuk mengetahui Program Pengayaan dalam pembelajaran sebagai
tindak lanjut Diagnosis Kesulitan Belajar
2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Kesulitan belajar adalah suatu gejala yang nampak pada peserta didik
yang ditandai dengan adanya prestasi belajar yang rendah atau dibawah
norma yang telah ditetapkan. Kesulitan atau hambatan belajar yang dialami
oleh peserta didik dapat berasal dari faktor fisiologik, psikologik, instrumen
dan lingkungan belajar. Dan dari faktor-faktor terebut itu akan
mempengaruhi prestasi atau hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik
tersebut.
Setelah kita memahami pengertian diagnosis dan kesulitan belajar, maka
diagnosis kesulitan belajar dapat diartikan sebagai proses menentukan
masalah atau ketidakmampuan peserta didik dalam belajar dengan meneliti
latar belakang penyebabnya dan atau dengan cara menganalisis gejala-gejala
kesuitan atau hambatan belajar yang nampak. Syahril mengemukakan
bahwa “Diagnosis kesulitan belajar itu merupakan usaha untuk meneliti
kasus, menemukan gejala, penyebab dan menemukan serta menetapkan
kemungkinan bantuan yang akan diberikan terhadap siswa yang mengalami
kesulitan belajar" .
Setelah menemukan siapa peserta didik yang mengalami kesulitan
belajar, langkah selanjutnya yaitu menemukan letak dimana kesulitan belajar
tersebut. Dapat dilakukan dengan membandingkan skor prestasi peserta
didik dengan nilai rerata masing-masing bidang studi. Sedangkan untuk
mengetahui bagian mana dalam suatu mata pelajaran yang mengalami
kesulitan dapat dilakukan dengan memeriksa hasil pekerjaan tes.
Mengacu pada bahasan sebelumnya yaitu meneliti faktor internal dan
faktor eksternal peserta didik. Faktor internal bersumber pada aspek fisik
yaitu kesehatan ,atau kecacatan tubuh. Dan aspek psikologis yaitu,
kecerdasan, bakat,minat, kemampuan, kemauan,perhatian maupun
dorongan,konsentrasi dll. Sedangkan faktor eksternal bersumber pada aspek
3
lingkungan, yaitu lingkungan sosial dan non-sosial yang berupa alam, dan
aspek instrumen atau fasilitas dan juga pengajar yang terkait.
Langkah ini menentukan bantuan atau usaha penyembuhan apa yang
diperlukan peserta didik. Perlu pula dikomunikasikan atau didiskusikan
dengan berbagai pihak yang sekiranya akan terlibat dalam memberikan
bantuan. Program bantuan misalnya remedial atau pengajaran perbaikan,
layanan bimbingan dan konseling, program referral yaitu mengirimkan
peserta didik kepada ahli yang lebih berkompeten dalam mengatasi kesulitan
belajar. Langkah terakhir adalah tindak lanjut dengan kegiatan-kegiatan
seperti berikut :
a. Memberikan pertolongan
b. Melibatkan berbagai pihak yang dipandang dapat memberikan
pertolongan
c. Mengikuti perkembangan peserta didik dan mengadakan evaluasi
terhadap bantuan yang diberikan untuk memperbaiki kesalahan
4
penghambat atau yang dapat menimbulkan masalah atau kesulitan
dalam belajar bagi peserta didik. Apabila peserta didik yang tidak
mampu menguasai bahan belajar ini dibiarkan saja, maka akan
mempengaruhi penguasaan bahan belajar berikutnya, sehingga
pembelajaran berikutnya akan semakin banyak mengalami kesulitantan
belajar dalam proses pembelajarannya.
Pelaksanaan pengajaran remedial harus disesuaikan dengan
karakteristik kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Bantuan yang
diberikan lebih menekankan pada usaha perbaikan cara belajar, cara
mengajar, penyesuaian materi pelajaran dengan karakteristik peserta
didik, dan usaha untuk mengatasi hambatan atau permasalahan yang
dihadapi peserta didik. Jadi, pengajaran remedial adalah pengajaran
khusus yang bertujuan untuk memperbaiki atau mengatasi semua
faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar peserta didik.
Dengan demikian dalam pengajaran remedial guru atau konselor
harus mampu menciptakan situasi yang memungkinkan peserta didik
lebih mampu mengembangkan dirinya. Dalam arti peserta didik dapat
meningkatkan prestasi belajarnya seoptimal mungkin, sehingga dapat
memenuhi kriteria minimal melalui proses interaksi yang berencana,
terorganisasikan, dan terkontrol dengan memperhatikan kondisi
peserta didik serta daya dukung sarana dan lingkungannya.
5
dengan tujuan pengajaran regular. Secara khusus, tujuan pengajaran
remedial adalah membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar
agar mencapai prestasi yang diharapkan melalui proses
penyembuhan dalam aspek kepribadian atau dalam proses belajar
mengajar.
2) Fungsi pengajaran remedial
Pengajaran remedial merupakan bagian penting dari
keseluruhan proses pembelajaran, mempunyai banyak fungsi dalam
proses membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar,
antara lain fungsi korektif, pemahaman, penyesuaian, pengayaan,
akselerasi, dan terapeutik. Untuk lebih jelasnya ikuti uraian berikut
ini:
a) Fungsi korektif, adalah usaha untuk memperbaiki atau meninjau
kembali sesuatu yang dianggap keliru. Pengajaran remedial
memiliki fungsi korektif, karena dalam pengajaran remedial
dilakukan perbaikan dalam proses pembelajaran. Proses
pembelajaran berkaitan dengan aspek perumusan tujuan,
penggunan metode mengajar, materi, alat pelajaran, cara
belajar, evaluasi dan kondisi pribadi pesert didik.
b) Fungsi pemahaman. Dalam proses pengajaran remedial terjadi
proses pemahaman terhadap pribadi peserta didik baik dari
pihak guru, pembimbing maupun peserta didik itu sendiri. Dalam
pengajaran remidial guru berusaha membantu peserta didik
untuk memahami dirinya dalam hal jenis dan sifat kesulitan yang
dialami semua. Kelemahan dan kelebihan yang dimilikinya.
c) Fungsi penyesuaian. Dalam pengajaran remedial peserta didik
dibantu untuk belajar sesuai dengan keadaan dan kemampuan
yang dimilikinya sehingga tidak merupakan beban bagi peserta
didik. Penyesuaian beban belajar memberikan peluang kepada
peserta didik untuk memperoleh prestasi belajar yang baik.
6
d) Fungsi pengayaan. Dalam pengajaran remedial guru berusaha
membantu peserta didik mengatasi kesulitan belajar dengan
menyediakan atau menambah berbagai materi pengajaran yang
tidak atau belum disampaikan dalam pengajaran biasa.
e) Fungsi akselerasi. Akselerasi adalah usaha untuk mempercepat
pelaksanaan proses pembelajaran dalam arti menambah waktu
dan materi pengajaran untuk mengejar kekurangan yang dialami
peserta didik.
f) Fungsi terapeutik. Pengajaran remedial mengandung unsur
terapeutik karena secara langsung atau tidak langsung berusaha
menyembuhkan beberapa gangguan atau hambatan
kepribadian peserta didik.
7
(2) Pengayaan dan pengukuhan (enrichment dan
reinforcement) Layanan pengayaan ditujukan kepada
peserta didik yang mempunyai kelemahan ringan dan
secara akademik mungkin peserta didik tersebut cerdas.
(3) Percepatan(acceleration)
Layanan percepatan ini diberikan kepada peserta didik
yang berbakat tetapi menunjukan kesulitan psikososial.
Pelaksanaan percepatan ini ada dua macam. Pertama, bagi
peserta didik yang berbakat dapat dinaikkan pada kelas
yang lebih tinggi sesuai dengan kemampuannya, tetapi
status atau tingkat kelasnya tetap sama dengan teman
seangkatannya.
b) Pendekatan preventif dalam pengajaran remedial.
Pendekatan preventif diberikan kepada peserta didik yang
diduga akan mengalami kesulitan program yang akan
ditempuh. Pendekatan reventif ini bertolak dari hasil pretest
atau evaluasi reflektif. Berdasarkan hasil pretest ini guru dapat
mengklasifikasikan kemampuan peserta didik menjadi 3
golongan, yaitu peserta didik yang diperkirakan mampu
menyelesaikan program sesuai waktu yang disediakan, peserta
didik yang diperkirakan akan mampu menyelesaikan program
lebih cepat daripada waktu yang ditetapkan, dan peserta didik
yang diperkirakan akan terlambat atau tidak dapat
menyelesaikan program sesuai waktu yang telah ditetapkan.
Sesuai dengan penggolongan tersebut maka teknik
layanan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
(1) Kelompok belajar homogen: Dalam kelompok ini peserta
didik diberi pelajaran, waktu dan tes yang sama.
8
(2) Layanan Individual: pengajaran disesuaikan dengan
keadaan peserta didik, sehingga setiap peserta didik
mempunyai program tersendiri.
(3) Layanan pengajaran dengan kelas khusus: peserta didik
mengikuti program pembelajaran yang sama dalam satu
kelas. Bagi peserta didik yang mengalami kesulitan dalam
bidang tertentu disediakan kelas khusus remedial. Dan
bagi yang cepat belajarnya disediakan paket program
pengayaan. Setelah selesai, mereka kembali ke dalam
kelompok semula untuk mengikuti pembelajaran bersama
dengan teman-teman sekelasnya.
c) Pendekatan pengembangan dalam pengajaran remedial
Pengajaran remedial yang bersifat pengembangan merupakan
upaya diagnostic yang dilakukan guru selama berlangsungnya
pembelajaran. Sasarannya agar peseta didik dapat segera
mengatasi hambatan-hambatan yang dialami selama mengikuti
pembelajaran.
9
c) Metode diskusi
Diskusi digunakan dalam pengajaran remedial untuk memperbaiki
kesulitan belajar dengan memanfaatkan interaksi antarindividu
dalam kelompok. Dalam kelompok itulah peserta didik saling
membantu dalam mengenal dirinya, kesulitan yang dialami,
memecahkan masalah, mengembangkan kerjasama antar pribadi,
menumbuhkan kepercayaan diri dan memupuk rasa tanggung
jawab.
d) Metode Tanya jawab
Tanya jawab dalam pengajaran remedial dilakukan dalam bentuk
dialog antara guru dengan peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar. Keuntungan metode Tanya jawab ini ialah
terciptanya hubungan yang akrab antara guru dan peseta didik,
meningkatkan pemahaman diri bagi peserta didik, meningkatkan
motivasi dan menumbuhkan harga diri peseta didik.
e) Metode kerja kelompok
Kerja kelompok sebaiknya hiterogen artinya dalam satu kelompok
terdiri dari pria dan wanita, pesrta didik yang tidak berkesulitan
dan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Metode kerja
kelompok ini dpat meningkatkan pemahaman dari masing-masing
anggota, minat belajar dan rasa tnggung jawab peserta didik.
f) Metode tutor sebaya
Tutor sebaya ialah peserta didik yang ditunjuk untuk membantu
temannya atau peserta didik lainnya yang mengalami kesulitan
belajar. Hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan
peserta didik yang akan dijadikan tutor sebaya:
(1) Mendapat persetujuan dari peserta didik yang mengikuti
proram perbaikan, sehingga peseta didik tidak merasa takut
atau enggan bertanya kepadanya.
10
(2) Mempunyai prestasi akademik yang baik, kreatif dan dapat
menerangkan bahan perbaikan yang dibutuhkan oleh peserta
didik yang mengikuti program perbaikan.
(3) Tidak sombong, saar, telaten, hubungan sosialnya bagus,
tidak pelit, dan sukan menolong sesame teman.
g) Metode pengajaran individual
Pengajaran individual dalam pengajaran remedial yaitu proses
pembelajaran yang hanya melibatkan seorang guru dan seorang
peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Metode ini sangat
intensif karena pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan
kesulitan dan kemampuan peserta didik. Dengan demikian
metode pengajaran indibidual, pelayanan pembelajarannya akan
berbeda-beda diantar peserta didik yang satu dengan yang
lainnya.
d. Pelaksanaan Pengajaran Remedial
Seperti yang telah dikemukan oleh warkiti dkk. (1990) bahwa untuk
melaksanakan pengjaran remedial harus mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut :
1) Penelaahan kembali kasus
Langkah ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas
tentang kasus yang dihadapi dan kemungkinan pemecahannya.
Dalam langkah ini guru diharapkan memperoleh gambaran tentang
peserta didik yang perlu mendapatkan layanan, tingkat kesulitan
yang dialami peserta didik, letak terjadinya kesulitan, bagian ranah
yang mengalami kesulitan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
kesulitan belajar pesrta didik.
2) Pemilihan alternative tindakan
Berdasarkan temuan dan uraian pada langkah pertama, maka
dapat disimpulkan karakteristik kasus atau permasalahan dan
alternative pemecahannya. Karakteristik kasus atau permasalahan
11
yang dihadapi peserta didik dapat digolongkan menjadi kasus yang
berat, cukup berat dan ringan. Selanjutnya atas dasar karakteristik
kasus yang ada, maka guru harus memikirkan alternative tindakan
pemechannya.
a) Apabila kasusnya ringam, tindakan yang ditempuh adalah
pemberian pengajaran remedial.
b) Apabila kasusnya cukup berat atau berat, maka sebelum
melaksanakan pengajaran remedial, peserta didik harus diberi
layanan konseling untuk mengatasi hambatan emosional yang
mempengaruhi kegiatan belajarnya.
3) Pemberian layanan khusus
Layanan khusus disini maksudnya adalah layanan konseling, yang
berutujuan agar peserta didik yang mengalami kasus atau
permasalan terbebas dari hambatan emosional, sehingga dapat
mengikuti pembelajaran secara wajar.
Berikut ini kasus atau permasalahan peserta didik dan cara
mengatasi yang dapat ditangani oleh guru bidang studi:
a) Kasus kurang motivasi dan minat belajar, cara mengatasinya:
menghindarkan peserta didik dari pertanyaan-pertanyaan
negative yang dapat melemahkan semangat belajar, termasuk
memarahi, merendahkan, dan membandingkan dengan orang
lain yang lebih sukses.
b) Kasus sikap negative terhadap guru, cara mengatasinya
dengan cara menciptakan hubungan yang akrab antar guru
dengan peserta didik dan antara peserta didik dengan peserta
didik lainnya, memberikan pengalaman yang menyenangkan
dan menciptakan iklim atau suasana social yang sehat dalam
kelas.
c) Kasus kebiasaan belajar yang salah, cara mengatasinya
menunjukkan cara belajar yang salah, memberikan
12
kesempatan untuk berlatih dan belajar dengan pola-pola
belajar yang baru.
d) Kasus ketidakcocokan antara keadaan pribadi dengan
lingkungan dan program studinya, cara mengatasinya dengan
cara memberikan layanan informasi tentang pemilihan
program studi dan cara belajarnya serta prospek dari program
studi yang dipilih oleh peserta didik.
Untuk menilai keberhasilan langkah ketiga ini dapat dilihat
indikator-indikator berikut ini:
1) Menunjukkan minat mencari pemecahan masalahnya.
2) Menunjukkan kesediaan kerja sama dengan pembimbing atau
konselor.
3) Adanya sikap terbuka karena ketegangan mulai berkurang.
4) Mulai menyadari masalahnya secara realistic.
5) Menunjukkan sikap positif dalam memilih langkah pemecahan
berikutnya.
6) Menujukkan kesediaan untuk mengadakan penyesuaian
terhadap lingkungan.
13
6) Re-avaluasi dan re-diagnostik
Hasil pengukuran pada langkah kelima ditafsirkan dengan
menggunakan cara dan kriteria seperti pada proses pembelajaran
yang sesungguhnya. Hasil penafsiran tersebut akan menghasilkan
tiga kemungkinan sebagai berikut:
a) Peserta didik menujukkan peningkatan prestasi dan
kemampuan penyesuaiannya mencapai krteria keberhasilan
minimum seperti yang diharapkan.
b) Peserta didik menujukkan peningkatan prestasi dan
kemampuan penyesuaian dirinya, tetapi belum sepenuhnya
memadai kriteria keberhasilan minimum yang diharapkan.
c) Peserta didik menujukkan peerubahan yang berarti, baik dalam
prestasinya maupun kemampuan penyesuaian dirinya.
14
Bagi pesera didik yang mengalami kesulitan belajar atau kurang
menguasi bahan pelajaran yang telah diberikan oleh guru cara
mengatasinya dengan pengajaran remedial seperti yang telah dibahas di
atas, namun bagi peserta didik yang mempunyai kemampuan akademik
yang tinggi yang berarti tidak mengalami kesulitan belajar juga perlu
mendapat penanganan tersendiri, yang dikenal dengan program
pengayaan dengan harapan peserta didik akan memperoleh kepuasan
intelektual. Karena itu pada bagian ini akan dibahas mengenai program
pengayaan dalam pembelajaran.
a. Pengertian Program Pengayaan
Program pengayaan dalam pembelajaran merupakan kegiatan
yang diperuntukkan bagi peserta didik yang memiliki kemampuan
akademik yang tinggi yang berarti mereka adalah peserta didik yang
tergolong cepat dalam menyelesaikan tugas belajarnya. Peserta didik
yang tergolong cepat menyelesaikan tugas belajarnya ini berarti akan
banyak mempunyai waktu kosong. Waktu kosong ini apabila tidak
dimanfaatkan atau diisi dengan kegiatan yang konstruktif, pelajaran
dapat memaka peserta didik ini akan melakukan kegiatan yang
distruktif misalnya mengganggu teman-temannya yang belum
menyelesaikan tugas belajarnya, keluar kelas dengan berbagai alasan,
bahkan sering mbolos atau tidak masuk sekolah.
Mereka beranggapan bahwa tidak ikut pelajaran dapat mengejar
ketertinggalannya, tetapi apabila hal ini berlarut-larut akan merugikan
meereka sendiri, akhirnya mereka akan mengalami kesulitan belajar
pula. Oleh karena itu peserta didik yang mempunyai kemampuan
akademik yang tinggi ini, waktu kosong yang mereka miliki harus diisi
dengan kegiatan yang konstruktif misalnya membantu mengajari
temannya yang mengalami kesulitan menyelesaikan tugas, disuruh
mencari beerita dalam Koran yang penting diketahui oleh peserta didik,
15
atau memberikan bacaan yang menunjang pelajaran atau mempelajari
bab berikutnya.
Kegiatan untuk mengisi kelebihan waktu bagi peserta didik yang
cepat menyelesaikan tugas belajarnya ini disebut dengan program
pengayaan.
b. Tujuan Program Pengayaan
Dalam proses pembelajaran, bagi peserta didik yang cepat
menyelesaikan tugas belajarnya akan mempunyai kelebihan waktu ini
apabila tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya justru akan
merugikan diri sendiri, seperti pepatah atau ajaran agama mengatakan
“Waktu bagaikan pedang, apabila mereka mampu menggunakannya
maka mereka akan selamat, tetapi apabila mereka tidak mampu
menggunakannya maka pedang itu akan melukai dirnyai sendiri”.
Memperhatikan ajaran ini maka pemanfaatan waktu kosong harus
diperhatikan dalam proses pembelajaran maupun diluar proses
pembelajaran. Karena itu peserta didik yang cepat menyelesaikan
tugas belajarnya, akan banyak waktu bagi peserta didik yang cepat
menyelesaikan tugas belajarnya ini dimaksudkan agar peserta didik:
1) Lebih menguasai bahan pelajaran dengan cara peserta didik
disuruh membuat ringkasan tentang materi mata pelajaran yang
telah disampaikan oleh guru, menjadi tutor sebaya yaitu mengajari
temanya yang belum selesai tugasnya.
2) Memupuk rasa social karena peserta didik ini diminta membantu
temannya yang belum selesai tugas belajarnya.
3) Menambah wawasan peserta didik yang berkaitan dengan mata
pelajaran yang diberikan guru dengan cara membaca surat kabar,
atau buku-buku di perpustakaan dan sumber-sumber belajar
lainnya yang relevan dengan mata pelajaran yang sedang diikuti.
4) Memupuk rasa tanggung jawab peserta didik dengan cara
melaporkan atau menyampaikan informasi yang diperoleh melalui
16
membaca surat kabar atau buku-buku di perpustakaan atau
sumber informasi lainnya kepada teman-temannya.
17
d. Pelaksanaan Program Pengayaan
Program pengayaan dalam proses pembelajaran berisi kegiatan
pengayaan yang diperuntukkan bagi peserta didik yang cepat
menyelesaikan tugas belajarnya, karena mereka mempunyai kelebihan
waktu. Kegiatan pengayaan diberikan oleh guru bidang studi
bersamaan dengan pembelajaran bagi peserta didik yang sedikit
kesulitan dan yang mengalami kesulitan belajar. Apabila peserta didik
yang sedikit kesulitan belajarnya dan yang mengalami kesulitan
belajarnya sesuai dengan yang diharapkan, maka kegiatan pengayaan
dihentikan.
Selanjutnya seluruh peserta didik mengikuti pelajaran berikutnya
secara bersama-sama. Agar kegiatan pengayaan terlaksana dengan
baik, maka materi yang akan diberikan dan bentuk kegiatannya harus
dipersiapkan terlebih dahulu. Materi pengayaan harus disesuaikan
pokok bahasan yang sedang dibicarakan di kelas, karena merupakan
kegiatan untuk memperdalam materi pelajaran bukan untuk
menambah konsep baru.
18
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam proses pembelajaran guru akan menjumpai peserta didik yang
cepat, cukup dan lamban menangkap materi pembelajaran. Untuk itu guru
harus memperhatikan kemampuan peserta didik secara individual, agar
dapat membantu peserta didik secara optimal sesuai potensi yang dimiliki
peserta didik.
Kenyataan dalam praktik pembelajaran guru sering menjumpai peserta
didik yang mengalami kesulitan belajar. Karena itu guru dituntut memiliki
kemampuan mengenali peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dan
mencari faktor penyebab kesulitan belajar, yang selanjutnya memahami
teknik untuk membantu mengatasi kesulitan belajar yang dialami peserta
didik.
Guru harus mampu mengenali peserta didik yang mengalami kesulitan
belajar. Ciri-cirinya adalah prestasi belajarnya rendah, lamban dalam
mengerjakan tugas, terlambat menyelesaikan tugas, sikapnya acuh dan tidak
terarah, berperilaku menyimpang dan emosional. Kesulitan belajar juga
akan berpengaruh pada proses dan hasil belajar.
Setelah memahami faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil
belajar, diharapkan guru mampu membantu mengatasi kesulitan belajar yang
dialami peserta didik dengan program pengajaran remedial dan program
pengayaan bagi peserta didik yang tidak mengalami kesulitan belajar.
3.2. Saran
1. Bagi para pendidik diharapkan agar memahami secara matang mengenai
diagnosis kesulitan belajar, sehingga dapat membantu anak didiknya
dalam menghadapi berbagai kesulitan belajar yang tentu saja akan
berpengaruh pada proses dan hasil belajar
19
2. Bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa pendidik sebaiknya lebih
memahami akan esensi dari diagnosis kesulitan belajar sehingga tidak
menghadapi kendala yang berarti saat menghadapi anak atau peserta
didik yang mengalami kesulitan belajar.
3. Diharapkan bagi para pendidik untuk menciptakan komunikasi yang
harmonis dengan anak didiknya, sehingga pendidik dapat segera
mengetahui kesulitan belajar yang terjadi pada anak, sebelum menjadi
sebuah masalah yang serius dan sulit untuk ditangani.
20
DAFTAR PUSTAKA
Slameto (2010). Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta
21