Materi 3 Ciri-Ciri Tes Dan Penyusunan Hasil Belajar
Materi 3 Ciri-Ciri Tes Dan Penyusunan Hasil Belajar
Materi 3 Ciri-Ciri Tes Dan Penyusunan Hasil Belajar
a. Ciri-Ciri Tes
Pemilihan tes yang baik untuk keperluan pengukuran dan evaluasi dipengaruhi
oleh ketepatan pemilihan berdasarkan tujuan. Tes yang baik adalah tes yang cocok untuk
tujuan tertentu. Untuk itu perlu dipahami lebih rinci tujuan tes atau penilaian tersebut.
Selain hal-hal tersebut di atas; terdapat beberapa persyaratan tes yang harus dipenuhi agar
tes dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur yaitu memiliki ciri:
1) Validitas Tes hasil belajar yang baik adalah bahwa tes hasil belajar tersebut bersifat valid
atau memiliki validitas. Bila dikaitkan dengan fungsi tes sebagai alat pengukur, maka
sebuah tes dapat dikatakan valid apabila tes tersebut dengan secara tepat, benar, sahih
telah dapat mengungkap atau mengukur apa yang seharusnya diungkap atau diukur lewat
tes tersebut. Jadi tes hasil belajar dinyatakan valid apabila tes hasil belajar (sebagai alat
pengukur keberhasilan peserta didik) dengan secara tepat, benar, sahih telah dapat
mengukur atau mengungkap hasil-hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik,
setelah mereka mempunyai proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.
2) ReliabilitasTes hasil belajar yang baik adalah bahwa tes tersebut telah memiliki reabilitas.
Bila dikaitkan fungsi tes sebagai alat pengukur keberhasilan belajar peserta didik maka
tes dinyatakan reliable apabila hasil-hasil pengukuran yang dilakukan dengan
menggunakan tes tersebut secara berulangkali terhadap subyek yang sama senantiasa
menunjukkan hasil yang tetap sama atau sifatnya ajeg dan stabil. Dengan demikian suatu
ujian dikatakan telah memiliki reabilitas apabila bila skor-skor atau nilai-nilai yang
diperoleh para peserta ujian untuk pekerjaan ujiannya adalah stabil, kapan saja dimana
saja dan oleh siapa saja ujian itu dilaksanakan, diperiksa dan dinilai.
3) Obyektivitas Tes hasil belajar yang baik apabila memiliki ciri-ciri obyektif. Sebuah tes
dikatakan sebagai tes hasil belajar yang obyektif apabila tersebut disusun dan
dilaksanakan menurut apa adanya. Dari segi materi berdasarkan bahan pelajaran yang
telah diberikan sesuai atau sejalan dengan tujuan instruksional khusus yang telah
diberikan. Ditinjau dari segi pemberian skor dan penentuan nilai hasil tesnya maupun
dalam melakukan koreksi terhindar dari unsur-unsur subyektivitas yang melekat pada diri
penyusun tes.
4) Praktikabilitas Sebuah tes hasil belajar yang baik apabila memiliki ciri-ciri praktis dan
ekonomis. Sebuah tes bersifat praktis apabila 1) bersifat sederhana, tidak memerlukan
peralatan yang banyak atau peralatan yang sulit pengadaannya. 2) tes dilengkapi kunci
jawabannya dan pedoman skoring dan penentuan nilainya, 3) tes hasil belajar tidak
memakan waktu yang lama, tenaga yang banyak serta biaya yang banyak.
b. Penyusunan Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar akan berarti bila terdiri dari butir-butir soal yang menguji tujuan
penting dan mewakili ranah, kognitif, efektif, dan psikomotor secara representatif. Untuk
itu maka peranan perencanaan tes menjadi sangat penting.Berikut ini langkah-langkah
yang dilakukan adalah :
1) Menentukan tujuan mengadakan tes. Menentukan alasan diselenggarakan tes,
perlu dipastikan alasan manakah yang melatar belakangi. Misalnya: formatif,
sumatif, selektif, placement, diagnostik, motivatif, komprehensif.
2) Mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan diteskan.
3) Memastikan tujuan instruksional yang akan diujikan. Tujuan harus detail dan
rinci. Tujuan yang bersifat khusus diharapkan dapat diamati, diukur, dan
dinilai.
4) Menderetkan semua TIK dalam tabel persiapan yang memuat pula aspek
tingkah laku. Pada tabel lajur vertikal untuk mencantumkan TIK dan lajur
horisontal untuk mencantumkan aspek lingkah laku misalnya: ingatan
pemahaman, aplikasi, dan lain-lain.
5) Memilih butir tes disesuaikan dengan tujuan instruksional. Perlu dicermati
karakteristik masing-masing jenis tes.
6) Membuat tabel spesifikasi atau disebut blue-print. Blue-print atau kisi-kisi
adalah sebuah tabel yang memuat tentang perincian materi dan tingkah laku
beserta proporsi yang dikehendaki oleh penilai. Tabel spesifikasi mempunyai
kolom dan baris yang nampak hubungan antara materi, TIK, kegiatan belajar,
dan evaluasi. Adapun langkah-langkah dalam membuat blue-print yaitu:
a. mencantumkan pokok materi,
b. menentukan presentasenya,
c. menentukan jumlah soal,
d. merinci banyaknya butir soal untuk tiap pokok materi,
e. menentukan aspek yang diukur dan presentasenya,
f. menentukan banyaknya butir soal tiap sel.
7) Menuliskan butir-butir soal dengan memperhatikan rambu-rambu penulisan.1
1
Asmawi, Zainul (1993), Penilaian Hasil Belajar, Depdikbud., Dirjendikti., Jakarta.