PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT PADA PT. BNI, TBK
PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT PADA PT. BNI, TBK
PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT PADA PT. BNI, TBK
NAMA : _____________________________
NIM : _____________________________
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Persaingan pasar global menuntut perusahaan untuk terus berinovasi dalam
meningkatkan pelayanannya. Berbagai aspek menjadi dasar bagi perusahaan guna
meningkatkan mutu baik dari segi pelayanan maupun produk yang ditawarkan (Crosby,
1979). Suatu organisasi yang melibatkan banyak orang tentu harus memiliki tugas,
aturan, dan prosedur tertulis guna mempermudah aktifitas dan kegiatan di dalam
organisasi. Hal ini akan sangat membantu semua karyawan perusahaan menunjukkan
bahwa sistem manajemen perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhi keinginan
pelanggan yang sesuai dengan bidang mutu, baik mutu produk maupun proses guna
mencapai kepuasan pelanggan.
Lebih dari satu juta perusahaan dan organisasi menggunakan sistem manajemen
mutu Total Quality Management (TQM) (Priede, 2012). Sistem manajemen mutu TQM
dapat meningkatkan performa organisasi dan moral karyawan melalui sistem kerja yang
baik dan konsisten (Sucofindo, 2011). Performa organisasi tersebut memberikan dampak
kepada budaya organsasi baik jangka panjang maupun jangka pendek. Perusahaan
melakukan implementasi dan evaluasi lanjut dari beberapa prosedur mutu yang belum
diimplementasikan di dalam perusahaan sehingga prosedur mutu yang telah dirancang
akan berfungsi secara optimal bagi perusahaan dan bermanfaat dalam jangka panjang
bagi perusahaan (Soegiono et al., 2013). Sistem manajemen mutu TQM dapat
mempengaruhi kinerja karyawan dan budaya organisasi. Kinerja karyawan menjadi acuan
utama tugasnya, tetapi juga memastikan waktu, modal, dan sumber-sumber perusahaan
digunakan secara efisien.
Sistem manajemen mutu dapat lebih memastikan pelaksanaan dari setiap proses
bisnis dan tanggung jawab setiap orang terdefinisi secara jelas. Salah satu sistem
manajemen mutu yang sangat banyak digunakan perusahaan adalah sistem manajemen
mutu TQM. Standar Sistem Manajemen Mutu TQM harus dipenuhi oleh sebuah
perusahaan jika perusahaan ingin Persaingan pasar global menuntut perusahaan untuk
terus berinovasi dalam meningkatkan pelayanannya. Berbagai aspek menjadi dasar bagi
perusahaan guna meningkatkan mutu baik dari segi pelayanan maupun produk yang
ditawarkan (Crosby, 1979). Suatu organisasi yang melibatkan banyak orang tentu harus
memiliki tugas, aturan, dan prosedur tertulis guna mempermudah aktifitas dan kegiatan di
dalam organisasi. Hal ini akan sangat membantu semua karyawan perusahaan tidak hanya
melakukan menunjukkan bahwa sistem manajemen perusahaan memiliki kemampuan
untuk memenuhi keinginan pelanggan yang sesuai dengan bidang mutu, baik mutu
produk maupun proses guna mencapai kepuasan pelanggan.
Lebih dari satu juta perusahaan dan organisasi menggunakan sistem manajemen
mutu TQM (Priede, 2012). Sistem manajemen mutu TQM dapat meningkatkan performa
organisasi dan moral karyawan melalui sistem kerja yang baik dan konsisten (Sucofindo,
2011). Performa organisasi tersebut memberikan dampak kepada budaya organsasi baik
jangka panjang maupun jangka pendek. Perusahaan melakukan implementasi dan
evaluasi lanjut dari beberapa prosedur mutu yang belum diimplementasikan di dalam
perusahaan sehingga prosedur mutu yang telah dirancang akan berfungsi secara optimal
bagi perusahaan dan bermanfaat dalam jangka panjang bagi perusahaan (Soegiono et al.,
2013). Sistem manajemen mutu TQM dapat mempengaruhi kinerja karyawan dan budaya
organisasi. Kinerja karyawan menjadi acuan utama dalam membentuk suatu sistem.
Kinerja merupakan terjemahan dari performance yang berarti prestasi kerja, pelaksanaan
kerja, untuk kerja atau penampilan kerja (Rahadi, 2010). Meningkatnya mutu kinerja
secara berkelanjutan maka kualitas kinerja keseluruhan akan sangat berdampak kepada
pangsa pasar dan konsumen. Penerapan standar sistem manajemen mutu TQM
memberikan manfaat yang besar dalam meningkatkan kinerja suatu organisasi dalam
upaya mewujudkan pelayanan yang prima kepada pelanggan, masyarakat, dan mitra kerja
(Soegiono et al., 2013). Kualitas budaya dipertimbangkan sebagai salah satu hal yang
terpenting sebagai indikator keberhasilan penerapan sistem manajemen mutu terhadap
kinerja perusahaan yang terukur pada kinerja karyawan (Semuel & Zulkarnain, 2011).
Budaya di dalam sebuah organisasi sangat erat kaitannya dengan perusahaan.
Seluruh kebiasaan yang terjadi di internal perusahaan bisa menjadi budaya di perusahaan
itu sendiri. Persaingan global dan yang sangat pesat memacu perusahaan untuk
mengembangkan program manajemen yang dapat meningkatkan kompetisi bersaing.
Dampak budaya organisasi juga sangat berkaitan dengan kinerja karyawan. Budaya
organisasi yang kuat merupakan hasil dari penyebaran kepercayaan dan nilai-nilai yang
berkembang di dalam suatu organisasi dan mengarahkan perilaku anggotanya (Soedjono,
2005). Bank Negara Indonesia (BNI) merupakan salah satu bank yang banyak diminati
investor-investor dalam negeri. Perusahaan berlomba-lomba menarik customer dengan
berbagai cara. Salah satunya adalah dengan menerapkan sistem manajemen mutu TQM.
Pelanggan yang semakin pintar dan selektif dalam membeli produk atau jasa akan
melihat berbagai aspek yang akan menguntungkan mereka sebagai konsumen. Sikap yang
selektif dan kritis dari pelanggan dalam memilih produk sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan mereka, menjadikan perusahaan dituntut untuk selalu menghasilkan produk-
produk yang bermutu agar tidak ditinggalkan oleh pelanggannya (Budihardja & Indryani,
2010). Penelitian tentang penerapan sistem manajemen mutu di perusahaan yang
berkaitan dengan kinerja karyawan dan budaya organisasi di Indonesia khususnya BNI
saat ini sangat minim. Faktor ini bisa disebabkan setiap perusahaan memiliki karakteristik
yang berbeda-beda. Perusahaan yang telah menggunakan Sistem Manajemen Mutu TQM
akan lebih cenderung meningkatkan mutu, baik dari segi kinerja karyawan maupun
budaya organisasi perusahaan, seperti yang telah dijelaskan pada penelitian sebelumnya
bahwa penerapan TQM mampu meningkatkan kinerja karyawan secara signifikan melalui
budaya kualitas perusahaan sebagai mediasinya (Semuel & Zulkarnain, 2011).
Menurut Kanji & Moura (2003) yang menganggap TQM sebagai strategi untuk
meningkatkan kinerja organisasi dengan pertama, komitmen semua karyawan guna
memenuhi kebutuhan pelanggan sejalan dengan biaya terendah, dan kedua melalui
peningkatan produk dan layanan secara terus menerus, prose organisasi, dan keterlibatan
karyawan. Konsep TQM mencakup aspek ekonomi dan biaya produk dan layanan
membawa pada situasi menang-menang sesuai sejalan dengan meningkatnya
kemakmuran internal dan eksternal pelanggan. TQM merujuk pada strategi manajemen
yang dikendalikan pelanggan sesuai dengan desain lembaga, mengembangkan,
menghasilkan dan menyediakan produk dan layanan yang bersahabat secara ekonomi dan
lingkungan serta selalu memuaskan pelanggan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis memaparkan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep manajemen mutu Total Quality Management (TQM)?
2. Bagaimana penerapan manajemen mutu Total Quality Management (TQM) pada PT.
Bank Negara Indonesia, Tbk.?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, penulis memaparkan
tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Memahami konsep manajemen mutu Total Quality Management (TQM).
2. Memahami analisis penerapan manajemen mutu Total Quality Management (TQM)
pada PT. Bank Negara Indonesia, Tbk.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. KESIMPULAN
Prinsip-prinsip penerapan manajemen mutu yang diterapkan oleh BNI Syariah pusat maupun
di Kantor Cabang sesuai dengan prinsip-prinsip Total Quality Management (TQM) yang
dicanangkan oleh ISO, diantaranya fokus pada pelanggan, kepemimpinan, keterlibatan semua
pihak, pendekatan proses, perbaikan berkelanjutan, pengambilan kepurusan berdasarkan bukti
serta pengelolaan hubungan. Adapun penerapan manajemen mutu ini memiliki dampak positif
bagi rasio kecukupan modal dan rasio profitabilitas. Hal ini dikarenakan posisi rata-rata rasio
KPMM yang berada pada peringkat 1, begitupun dengan persentase rata-rata ROA. Adapun
rasio ROE BNI Syariah termasuk kategori mampu memberikan imbal hasil yang cukup tinggi
bagi para pemilik modal. Mutu adalah senjata perusahaan untuk menarik minat
masyarakat/nasabah untuk menggunakan produk atau jasa perusahaan. Untuk itu, penerapan
manajemen mutu yang baik akan menghasilkan produk atau layanan yang baik pula, sehingga
akan menarik minat masyarakat. Ketika masyarakat puas akana produk maupun jasa
perusahaan, hal itu akan meningkatkan revenue perusahaan. Dan hal ini juga dapat membantu
perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan.
Untuk mendapatkan mutu yang baik, seringkali organisasi mengimplementasikan
TQM dalam operasional organisasinya. Sehingga diperlukan perubahan yang bersifat
fundamental dan menyeluruh. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
perubahan tersebut, yaitu :
b. Manajemen puncak harus menginformasikan setiap proses perubahan yang terjadi
secara terus menerus pada karyawannya.
c. Persepsi karyawan atau interpretasinya terhadap perubahan sangat mempengaruhi
penolakan terhadap perubahan tersebut.
B. SARAN
Pihak top management perusahaan perlu memberikan perhatian lebih pada
penerapan TQM jika ingin terus dapat merasakan keuntungan finansial meskipun
komitmen ini sulit dilakukan karena pada dasarnya perusahaan lebih tetarik untuk
mendapatkan keuntungan secara instan dan mudah. Diperlukan suatu mekanisme
evaluatif berupa pengukuran yang objektif dari top management dalam menilai sampai
sejauh mana keefektifan penerapan TQM berjalan sehingga dapat dilakukan upaya
peningkatan yang terukur. Dengan kekonsistensian penerapan TQM tersebut akan dapat
membantu mendorong keinovativan organisasi dalam menjalankan bisnisnya. Kultur
inovatif inilah yang menjadi salah satu tumpuan penting bagi perusahaan, selain
implementasi TQM itu sendiri, untuk mencapai tingkat financial performance yang lebih
baik. Hal inilah yang harus disadari oleh pihak top management mengenai berbagai peran
penting yang dimiliki oleh TQM yang lebih banyak dipandang sebagai kebijakan quality
semata. Tentu saja keinovativan dan komitmen terhadap TQM sebagai langkah kebijakan
top management memberikan konsekuensi terhadap adanya sejumlah resource terutama
biaya yang harus dikeluarkan perusahaan.
Pihak top management sebaiknya tetap memberikan bagian khusus terhadap
resource yang dialokasikan untuk menjaga komitmen innovation dan TQM. Meskipun
bila adanya pemberian alokasi khusus demi menjaga komitmen tersebut membuat
keuntungan finansial menjadi tidak begitu signifikan di awal penerapan kebijakan namun
top management sebaiknya tetap secara konsisten melanjutkan hal tersebut. Hal ini
karena kematangan penerapan memerlukan sebuah proses sehingga keuntungan finansial
secara sustainable dalam jangka panjang yang menjadi tujuan utama dalam kebijakan ini.
DAFTAR RUJUKAN
Pratiwi, Galuh Gita dkk. 2018. Penerapan Manajemen Mutu dalam Meningkatkan Kinerja
Keuangan BNI Syariah Periode 2010- 2017. Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol. 7.
No.2, Agustus, 2018: 83-106.
Aslami, Nuri. 2020. Diktat Sistem Manajemen Mutu. Medan: Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara.