3.6 Sumpah Atau Janji Pegawai

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Sumpah/ Janji Pegawai

A. Pengertian Sumpah/Janji Pegawai


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ada 3 pengertian yang berkaitan dengan sumpah, yaitu
sebagai berikut:
1. Sumpah adalah pernyataan yang diucapkan secara resmi dengan beraksi Kepada Tuhan atau
kepada sesuatu yang dianggap suci ( untuk menguatkan kebenaran, kesungguhan, dan
sebagainya)
2. Sumpah adalah pernyataan yang disertai akad melakukan sesuatu untuk menguatkan
kebenarannya atau berani menderita sesuatu kalau pernyataan itu tidak benar.
3. Sumpah adalah janji atau ikrar yang teguh (akan menunaikan sesuatu).

Pengertian janji berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu sebagai berikut:
1. Janji adalah ucapan yang menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat ( seperti
hendak memberi, menolong, datang, bertemu).
2. Janji adalah persetujuan antara dua pihak (masing – masing menyatakan kesediaan dan
kesanggupan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu)
3. Janji adalah syarat, ketentuan yang harus dipenuhi

Dalam bidang kepegawaian, pengertian sumpah/janji adalah suatu pernyatan kesanggupan


untuk menaati keharusan atau untuk tidak melakukan larangan yang ditentukan yang diikrarkan di
hadapan atasan yang berwenang menurut agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Pejabat pemerintah adalah aparatur negara, abdi negara, dan abdi masyarakat yang
menjalankan tugas – tugas pemerintah dan negara dalam rangka mensejahterakan rakyat. Sebelum
melaksanakan tugas, mereka harus melakukan sumpah/janji pegawai sesuai dengan agamanya dan
disaksikan oleh negara supaya dalam bekerja selalu ingat terhadap sumpah dan janjinya untuk bekerja
dengan sungguh – sungguh dan tidak melanggar aturan.
Sumpah/janji didepan saksi juga berlaku untuk para pegawai, baik pegawai swasta maupun
pemerintah. Dilingkungan swasta, pengucapan sumpah/janji biasanya mengikuti aturan atau
kebiasaan tiap perusahaan. Akan tetapi, dilingkungan pemerintah, pengucapan sumpah/janji diatur
secara nasional. Dasar hukum yang mangatur sumpah/janji pegawai. khususnya dilingkungan
pemerintah dan negara yaitu sebagai berikut:
1. Pasal 66 UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
2. Pasal 39 PP Nomor 11 Tahun 2017
3. Perka BKN Nomor 7 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pelantikan dan Pengambilan
Sumpah/Janji Jabatan Administrator, Jabatan Pengawas, Jabatan Fungsional. dan Jabatan
Pimpinan tinggi.
4. Perka BKN Nomor 14 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Pengadaan Pegawai Negeri Sipil

B. Peran Sumpah/Janji Pegawai


Sumpah/janji yang telah diucapkan pegawai mempunyai peran besar, baik bagi pegawai,
negara, maupun masyarakat. Sumpah/janji pegawai bukan sekedar bersifat simbolis atau
seremonial, melainkan lebih dari itu, yaitu sangat berperan dalam pelaksanaan tugas pegawai
selanjutnya. adapun peranan Sumpah/janji pegawai adalah sebagai berikut:
1. Menjadi bukti bagi negara bahwa pegawai akan melaksanakan tugas dengan penuh
tanggungjawab
2. Menjadi pengingat bagi pegawai bahwa tugas harus dijalankan secara sungguh – sungguh dan
taat pada aturan.
3. Memberi kekuatan bagi pegawai bahwa dia mempunyai janji kepada Tuhan dan masyarakat
untuk bekerja dengan tanggungjawab karena janji adalah hutang yang harus dibayar.
4. Bagi aparat hukum, pegawai yang melanggar aturan bearti pegawai tersebut telah melanggar
sumpah. Hal ini dapat dijadikan dasar penindakan hukum.

C. Pengangkatan Sumpah
Seseorang diangkat sebagai pegawai atau sebagai pejabat ditandai dengan Surat
Keputusan pengangkatan. Pengangkatan sumpah adalah pegawai/ pejabat yang melakukan
sumpah. Orang yang bersumpah adalah para pegawai/pejabat yang memegang jabatan tertentu,
baik PNS maupun Non PNS yang ditetapkan dengan Surat Keputusa. Pengangkat sumpah adalah
pegawai yang sudah bekerja di lingkungan pemerintahan, yang menduduki bagian – bagian
berikut.
1. Jabatan Administrator dan Pengawas
2. Jabatan Fungsional
3. Pimpinan Tinggi

D. Pengambilan Sumpah/Janji Pegawai


Pengambilan sumpah adalah pihak yang melakukan pengambilan sumpah dari pegawai
yang melakukan sumpah. Tidak semua pejabat dapat melakukan pengambilan sumpah. Berikut
adalah pihak yang mempunyai kewenangan sebagai pengambil sumpah.
1. PKK ( Pejabat Pembina Kepegawaian)
PKK adalah pejabat yang mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan,
dan pemberhentian pegawai ASN, serta pembinaan manajemen ASN di instansi pemerintah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.
2. Presiden
Dalam melaksanakan kewenangan sebagai pengambil sumpah/janji jabatan, presdien dapat
menunjuk:
a) PKK untuk pejabat pimpinan tinggi pratama di lingkungan isntansi pusaat dan instansi
daerah.
b) PKK untuk pejabat pimpinan tertinggi madya di lingkungan kementrian, lembaga
pemerintah nonkementrian, dan instansi daerah provinsi
c) menteri yang mengkoordinasikan pejabat pimpinan tinggi utama di lingkungan lembaga
pemerintah nonkementrian.
d) pejabat lain untuk menjabat pimpinan tinggi madya di lingkungan keekretariatan lembaga
negara
e) menteri atau pejabat lain untuk pejabat pimpinan tinggi madya di lingkungan lembaga
nonstruktural untuk mengambil sumpah/janji jabatan

E. Tata Cara Sumpah/Janji Pegawai


Supaya pelaksanaan sumpah/janji pegawai bertanggung jawab dengan baik dan seragam, ada
beberapa peraturan yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut :
a. Setiap PNS yang diangkat menjadi
1) pejabat administrator
2) pejabat pengawas
3) pejabat fungsional (melalui pengangkatan pertama, perpindahan dari jabatan lain, dan
penyesuaian/inpassing, kenaikan jenjang jabatan fungsional)
4) pejabat pimpinan tinggi wajib dilantik dan mengangkat sumpah/ jani jabatan menurut
agama atau kepercayaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. PNS yang akan dilantik dan diangkat sumpah/janji jabatan di undang secara tertulis paling
lambat satu hari kerja sebelum tanggal pelantikan dan pengambilan sumpah/janji jabatan.
1) Pelantikan dan pengambilan sumpah/janji jabatan administrator dan jabatan pengawas
dilakukan paling lamabat tiga puluh hari kerja sejak keputusan pengankatannya
ditetapkan.
2) Sebelum pengambilan sumpah/janji jabatan, pejabat yang melantik dan mengambil
sumpah/janji jabatan membacakan naskah pelantikan.
3) Sumpah/janji jabatan administrator. jabatan pengawas, dan jabatan fungsional diambil
oleh PPKdi lingkungan masing – masing.
4) PPK dapat menunjuk pejabat lain di lingkungannya untuk mengambil sumpah/janji
jabatan.
5) PPK atau pejabat lain menanyakan kesediaan PNS sebelum pengambilan sumpah/janji
jabatan, yang berbunyi sebagai berikut: “Sebelum saya mengambil sumpah, saya akan
bertanya kepada saudar – saudara. Apakah saudara – saudara bersedia mengucapkan
sumpah menurut adama masing – masing?”
6) PPK atau pejabat lain yang ditunjuk melanjutkan pengambilan ksumpah dengan lebih
dahulu menyatakan:”Ikutilah kata – kata saya”.
7) Sumpah/janji jabatan administrator, jabatan pengawas, dan jabatan fungsional berbunyi
sebagai berikut: “ Demi Allah,saya bersumpah: bahwa saya akan setia dan taat kepada
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta akan menjalankan
segala peraturan perundang – undangan dengan selurus – lurusnya, demi dharma bakti
saya kepada bagsa dan negara; bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan, akan
menjunjung etika jabatan, bekerja dengan sebaik – baiknya, dan dengan rasa tanggung
jawab; bahwa saya, akan integritas, tidak menyalahgunakan kewenangan, serta
menghindarkan diri dari perbuatan tercela.
8) Bagi PNS yang beragama Kristen, pada akhir sumpah/janji jabatan ditambahkan kalimat
yang berbunyi: “KiranyaTuhan Menolong saya”.
9) Bagi PNS yang beragama Hindu, frasa “Demi allah” diganti dengan “Om Atah
Paramawisesa”\
10) Bagi PNS yang beragama Budha, frasa “Demi Allah” diganti dengan “Demi Sanghyang
Adi Buddha”.
11) Bagi PNS yang beragama Konghucu, frasa “Demi Allah” diganti dengan “ Kehadirat Tian
di tempat yang Maha Tinggi dengan Bimbingan rohani Nabi Kong zi, dipermuliakan”.
12) PPK atau pejabat lain yang di tunjuk untuk mengambil sumpah/janji jabatan
mengucapkan seiap kata dalam kalimat sumpah/janji jabatan yang diikuti oleh PNS yang
mengangkatn sumpah/janji jabatan.
13) Pengambilan sumpah/janji jabaan dilakukan dalan suatu upacara khidmat dan setiap
oramg hadir dalam upacara tersebut dalam keadaan berdiri.
14) PNS yang mengangkat sumpah/janji jabatan didampingi oleh seorang rohaniwan dan dua
orang saksi. Saksi yang dimaksud yaitu PNS yang jabatannya paling rendah sama dengan
jabatan PNS yang mengangkat sumpah/janji jabatan.
15) Setiap pengambilan sumpah/janji jabatan dituangkan dalam berita acara yang
ditandatangani oleh pejabat yang mengambil sumpah/janji jabatan, PNS yang
mengangkat sumpah/janji jabatan, dan saksi.
16) Berita acara dibuat rangkap 3, dengan ketentuan:
a) satu rangkap untuk PNS yang mengangkat Sumpah/Janji jabatan;
b) satu rangkap untuk isntansi
c) satu rangkap untuk Badan Kepegawaian Negara
17) Susunan acara pelantikan dan pengambilan sumpah/janji jabatan, paling kurang memuat:
a) menyanyikan dan/atau mendengarkan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
b) pembacaan Surat Keputusan Pengangkatan dalam Jabatan
c) Pembacaan naskah pelantikan
d) pengambilan sumpah/janji jebatan
e) penandatanganan berita acara pelantikan dan pengambilan sumpah/janji jabatan.
*untuk contoh berita acara PNS bisa dilihat pada buku paket halaman 152*
18) Pelantikan dan pengambilan sumpah/janji jabatan pimpinan tinggi yang dilakukan oleh
presiden dapat disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku dalam acara kenegaraan atau
acara resmi kepresidenan.
19) PNS yang tidak hadir karena sakit pada saat hari pelantikan dan pengambilan
sumpah/janji jabatan yang telah ditentukan diberikan tenggat waktu selama 14 hari kerja
untuk dapat dilantik dan diambil sumpah/janji jabatan kembali.
20) Apabila dalam jangka waktu 30 hari kerja sejak keputusan pengangkatan ditetapkan tidak
dilakukan pelantikan dan pengambilan sumpah/ janji, pelantikan dan pengambilan
sumpah/janji jabatan baru dapat dilakukan setelah ditetapkannya keputusan pengangkatan
yang baru.
21) Berita Acara Pelantikan dan Pengambilan Sumpah/Janji Jabatan yang disampaikan
kepada Badan Kepegawaian Negara dimasukkan dalam sistem informasi ASN

c. Pihak – pihak yang harus ada, yaitu:


1) pejabat yang mengambil sumpah
2) pegawai/pejabat yang mengangkat sumpah
3) rohaniwan
4) saksi minimal 2 orang
5) undangan
d. sarana dan peralatan yang dibutuhkan, yatiu:
1) Kitab suci sesuai dengan gama yang dianut oleh pegawai/pejabat yang mengangkat
sumpah
2) naskah sumpah
3) naskah kata – kata pengukuhan sumpah
4) naskah doa penutup
5) naskah pelantikan
6) naskah berita acara
7) protokol termasuk pewara/MC yang mengatur jalannya upacara
8) meja untuk penandatanganan berita acara
9) gambar presiden dan wakil presiden
10) lambang negara burung garuda
11) bendera merah putih
12) bendera lambang/pataka unit
13) mic atau pengeras suara

e. Tata ruang tempat pengambilan sumpah/janji, yaitu sebagai berikut:


1) Pegawai/pejabat yang mengangkat sumpah berdiri berhadap – hadapan dengan pejabat
yang mengambil sumpah, berjaraj sekitar 2 meter.
2) Saksi – saksi berdiri di antara pegawai dan pejabat tersebut, berjarak sekitar 1 meter
disebelah kanan pegawai/pejabat yang mengangkat sumpah.
3) Rohaniwan berdiri sejajar di seblah kiri saksi – saksi sebelum acara dimulai, dan pada
waktu acara akan dimulai, rohaniwan berdiri disebelah kanan pegawai/pejabat yang akan
mengangkat sumpah, berjaran sekitar 30 cm ke samping
4) Protokol berdiri disebelah kanan/kiri pejabat yang mengambil sumpah
5) gambar Presiden ditempatkan di sebelah kanan presiden dan gambar wakil presiden
disebelh kiri
6) Lambang Negara di tengah – tengah gambar presiden dan wakil presidenagak keatas.
7) Meja untuk penandatanganan Naskah Berita Acara Pengambilan Sumpah/Janji
ditempatkan didepan pejabat yang mengambil sumpah, berjarak 50 cm.
8) Mic/ Pengeras suara disipakan ditempat
a) pejabat yang mengambil sumpah
b) pegawai/pejabat yang mengambil sumpah
c) protokol
d) pembaca doa

f. Pakaian (dress code) yang digunakan yaitu sebagai berikut:


1). Pejabat yang mengambil sumpah berpakaian
a) pria : Sipil lengkap
b) Wanita : Pakaian Nasional (Kebaya)
2) Pegawai/pejabat yang mengangkat sumpah berpakaian
a) Pria : sipil lengkap
b) Wanita : Berpakaian rapi
3) Rohaniwan memakai jubah (disesuaikan dengan agama).

g. Pelaksanaan Pengambilan Sumpah


Setelah semua kelengkapan pengambilan sumpah dinyatakan siap, pelaksanaan pengambilan
sumpah/janji pegawai dapat dimulai.

Berikut adalah adalah contoh susunan acara untuk pelantikan dan pengambilan sumpah/janji
jabatan.
1) Pembukaan oleh protokol/MC
2) Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
3) Pembacaan Surat keputusan pengangkatan dalam jabatan
4) Pembacaan naskah pelantikan
5) Pengambilan sumpah/janji jabatan. Pengucapan sumpah/janji pegawai di bimibing oleh
pejabat yang mengambil sumpah, sebagai inspektur Upacara, diikuti oleh pegawai/pejabat
yang mengangkat sumpah.
6) Penandatanganan berita acara pelantikan dan pengambilan sumpah/janji jabatan. Berita
acara dibuat tiga rangkap dan ditandatangani oleh:
a) pegawai/pejabat yang mengangkat sumpah
b) pejabat yang mengambil sumpah
c) saksi minimal 2 orang
7) Sambutan/amanat pejabat yang mengambil sumpah/janji
8) Penutup Do’a oleh Rohaniwan
9) Pemberian Ucapan Selamat.

h. Penbuatan dokumen sumpah/janji pegawai


Saat pelaksanaan pelantikan dan pengambilan sumpah/janji pegawai, diperlukan dokumen
pendukung sebagai bukti yang autentik yang telah dibuat untuk digunakan diseluruh instansi
pemerintah. Berikut ini adalah dokumen – dokumen pendukungnya.
1) Contoh undangan pelantikan dan pengambilan sumpah/janji jabatan
2) Contoh Naskah Pelantikan
3) Contoh berita acara pengambilan sumpah/janji jabatan

Anda mungkin juga menyukai