LP HDR
LP HDR
LP HDR
Riana Septiani
214121125
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH
A. Konsep Teori
1. Pengertian
Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri
termasuk kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna,
tidak berdaya, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa (Depkes RI
2020 : dalam NANDA NIC-NOC 2015).
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap
diri sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan
diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal
diri (Yosep,2011).
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang
berharga dan tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri
(Yoedhas, 2010 ).
2. Klasifikasi
Gangguan harga diri rendah dapet terjadi secara :
a. Situasional
1) Terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan
dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja perasaan malu
karena sesuatu.
2) Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya pemeriksaan fisik
yang sembarangan, pemasangan alat yang dianggap kurang sopan
(pencukuran pubis, pemeriksaan perineal)
3) Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya
berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, tanpa
persetujuan.
b. Kronik
Perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu
sebelum sakit atau dirawat. Individu mempunyai cara berpikir yanh
negatif, kejadian sakit atau dirawat alkan menambah presepsi negatif
terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respon yang maladaptif.
Kondisi ini dapat ditemukan pada individu yang mengalami
gangguan fisik kronis pada pasien gangguan jiwa.
3. Rentan respon
a. Respon adaptif
Respon Adaptif Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang
positif dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan
dapat diterima.
2) Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang
positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari menyadari hal-hal
positif maupun negative dari dirinya (Prabowo, 2014).
b. Respon maladatif
Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu ketika dia
tidak mampu lagi menyelesaikan masalah yang dihadapi.
1) Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai
dirinya negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
2) Identitas kacau adalah kegagalan individdu mengintegritaskan
aspek-aspek identitas masa kanak-kanak kedalam kematangan
aspek psikososial kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
3) Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistik dan asing
terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan,
kepanikan serta tidak daapat membedakan dirinya dengan orang
lain (Prabowo, 2014)
4. Faktor predisposisi
Ada beberapa faktor predisposisi yang menyebabkan harga diri rendah
yaitu : (NANDA NIC-NOC 2015).
a. Perkembangan individu yang meliputi :
1) Adanya penolakan dari orang tua, sehingga individu merasa
tidak dicintai kemudian dampaknya individu gagal mencintai
dirinya dan akan gagal untuk mencintai orang lain.
2) Kurangnya pujian dan kurangnya pengakuan dari orang tuanya
atau orang-orang terdekatnya.
3) Sikap orangtua over protecting, sehingga individu merasa tidak
berguna, orang tua atau orang terdekat sering mengkritik
individu.
4) Individu menjadi frustasi, putus asa, merasa tidak berguna dan
merasa rendah diri.
b. Ideal diri
1) Individu selalu dituntut untuk berhasil
2) Tidak mempunyai hak untuk gagal dan berbuat salah
3) Anak apat menghakimi dirinya sendiri dan hilangnya rasa
percaya diri
5. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi atau stresor pencetus dari munculnya harga diri rendah
mungkin ditimbulkan dari sumber internal atau eksternal seperti
a. Gangguan fisik dan mental salah satu anggota keluarga sehingga
keluarga merasa malu dan rendah diri
b. Pengalaman traumatik berulang seperti penganiayaan seksual dan
psikologis atau menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupan,
aniaya fisik, kecelakaan, bencana alam dan perampokan. Respon
terhadap trauma pada umumnya akan mengubah arti trauma tersebut
dan kopingnya depresi dan denial.
6. Tanda dan gejala
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri, individu mempunyai perasaan
kurang percaya diri
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri, individu yang selalu gagal dalam
meraih sesuatu
c. Merendahkan martabat diri sendiri, menganggap dirinya berada
dibawah orang lain
d. Gangguan berhubungan sosial seperti menarik diri, lebih suka
menyendiri dan tidak ingin bertemu orang lain
e. Rasa percaya diri kurang, merasa tidak percaya dengan kemampuan
yang dimiliki
f. Sukar mengambil keputusan, cenderung bingung dan ragu-ragu
dalam memilih sesuatu
g. Menciderai diri sendiri sebagai akibat harga diri yang rendah disertai
harapan yang suram sehingga memungkinkan untuk mengakhiri
kehidupan
h. Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan
i. Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri
j. Kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera
makan menurun, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak
menunduk, dan bicara lambat dengan anda lemah.
k. Penyalahgunaan zat.
7. Penatalaksanaan
a. Psikoterapi
Terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi
dengan orang lain, penderita lain, perawat dan dokter. Supaya
individu tidak mengasingkan diri lagi.
b. Terapi aktivitas kelompok
Jenis terapi aktivitas kelompok yang paling relevan dilakukan
pada individu dengan gangguan konsep diri harga diri rendah adalah
terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi. Terapi aktivitas
kelompok stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan
aktivitas sebagai stimulasi dan terkait dengan pengalaman atau
kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok, hasil diskusi
kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif
penyelesaian masalah.
2. Diagnosa keperawatan
Harga Diri Rendah
3. Perencanaan
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan proses berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus
pada respon klien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan. Evaluasi proses atau pormatif dilakukan setiap selesai
melakukan tindakan. Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan
SOAP sebagai pola pikirnya (Keliat, 2011)
DAFTAR PUSTAKA
Fitria Nita. (2014). Prinsip Dasar Dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
Dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP Dan SP) Untuk 7
Diagnosis Keperawatan Jiwa : Jakarta : Salemba Medika – Cetakan Kelima.
Keliat dan akemat, 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta:
EGC.
Nurarif Huda Amin, (2015) : Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Bantul : Yogyakarta.
Sari K. (2015). Panduan Lengkap Praktik Klinik Keperawatan Jiwa. Jakarta :
Trans Info Media.