LP - Harga Diri Rendah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

Nama Perceptee : Enjang Pangayuni

NIM : 2022090300184

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU


KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JAKARTA
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Masalah Utama
Gangguan konsep diri : harga diri rendah

B. Proses Terjadinya Masalah


1. Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri
sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri,
merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri.
(Yosep,2009). Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu
yang bsebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat bertanggungjawab
pada kehidupannya sendiri (Yoedhas, 2010).
2. Tanda dan Gejala
Menurut Carpenito dalam keliat (2011), perilaku yang berhubungan
dengan harga diri rendah antara lain:
a. Data Subjectif : mengkritik diri sendiri atau orang lain perasaan tidak
mampu, pandangan hidup yang pemsimis, perasaan lemah dan takut,
penolakan terhadap kemampuan diri sendiri, pengurangan diri/ mengejek
diri sendiri, hidup yang berpolarisasi, ketidak mapuan menentukan tujuan
mengungkapkan kegagalan pribadi, merasionalkan penolakan.
b. Data Objektif, produktivitas menurun, perilaku destruktiv pada diri
sendiri dan orang lain penyalahgunaan zat, menarik diri dari hubungan
social, ekspresi wajah malu dan rasa bermasalah, menunjukkan tanda
depresi (sukarr tidur sukar makan), tampak mudah tersinggung/mudah
marah. (Eko, 2014 :106). Ciri khas dari harga diri rendah menurut
Damainyanti (2008), tanda geja dan gejala harga diri rendah kronik
adalah sebagai berikut :
1) Mengkritik diri sendiri
2) Persaan tidak mampu
3) Pandangan hidup yang peseimis
4) Penurunan produktivitas
5) Penolakan terhadap kemampuan diri
Selain data diatas, dapat juga mengamati penampilan seseorang dengan
harga diri rendah, terlihat darikurang memperhatikan perawatan diri,
berpakaian tidak rapi, selera makan kurang, tidak berani menatap
lawan bicara, lebbih banyak menunduk, bicara lambat dengan suara
nada lemah. (Iskandar, 2014: 40)
3. Rentang Respon
Respon Respon
Adaptif Maladaptif

Aktualisasi Konsep Diri Harga Diri Keracunan Depersonalisasi


Diri Positif Rendah Identitas

a. Respon adaptif
Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapinya
1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang
positif dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan
dapat diterima.
2) Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai
pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari
hal-hal positif maupun yang negatif dari dirinya. (Eko, 2014: 102)
b. Respon Maladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu krtika dia
tidakmampu lagi menyelesaikan masalah yang dihadapi.
1) Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai
dirinya yang negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
2) Kerancuan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas
sehingga tidak memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan.
3) Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu
mempunyai kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu
berhubungan dengan orang lain secara intim. Tidak ada rasa
percaya diri atau tidak dapat membina hubungan baik dengan
orang lain. (Eko, 2014:102)
4. Penyebab
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang
tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang
berulang, kurang mempunyai tangguang jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, dan idial diri yang tidak realistis.
2) Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotype
peran gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya.
3) Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi
ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan
perubahan struktur social. (Iskandar, 2014:39).
b. Faktor Presipitasi
Menurut yosep (2009), faktor presipitasi terjadinya harga diri
rendah biasanya adalah kehilangan bagian tubuh, perubahan
penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau produktifitas yang menuurun.
Secara umum, gangguan konsep diri harga diri rendah ini dapat terjadi
secara situasional atau kronik. Secara situasional karena trauma yang
muncul secara tiba-tiba, misalnya harus dioperasi, kecelakan, perkosaan
atau dipenjara, termasuk dirumah sakit bisa menyebabkan harga diri
rendah disebabkan karena penyakit fisik atau pemasanagan alat bantu
yang mebuat yang mebuat klien tidak nyaman. Harga diri rendah kronik
biasanya dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum dirawat klien sudah
memiliki pikiran negatif dan meningkt saat dirawat. (Iskandar, 2014:39-
40).
5. Sumber Koping
a. Aktivitas olahraga dan aktivitas lain di luar rumah
b. Hobi dan kerajinan tangan
c. Seni yang ekpresif
d. Kesehatan dan kerawatan diri
e. Pekerjaan, vokasi, atau posisi
f. Bakat tertentu
g. Kecerdasan
h. Imaginasi dan kreativitas
i. Hubungan interpersonal
6. Mekanisme Koping
Mekanisme koping jangka pendek yang bisa dilakukan pasien harga
diri rendah adalah kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis,
misalnya pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonton tv terus menerus.
Kegiatan mengganti identitas sementara, misalnya ikut kelompok social,
keagamaan dan politik. Kegiatan yang memberi dukungan sementara,
seperti menikuti suatu kompetisi atau kontes popularitas, kegiatan mencoba
menghilangkan anti identitas sementara, seperti penyaahgunaan obat-
obatan. Jika mekanisme koping jangka pendek tidak memberi hasil yang
diharapkan individu akan mengembangkan mekanisme koping jangka
panjang. (Eko, 2014:106).
7. Pohon Masalah
Effect / Akibat isolasi sosial

Core/ Problem Harga diri rendah Kronik

Causa koping individ tidak


efektif

8. Penatalaksanaan
Menurut Eko, 2014 terapi pada gangguan jiwa skizofrenia sudah
dikembangkan sehingga penderita tidak mengalami diskriminasi bahkan
metodenya lebih manusiawi dari pada masa sebelumnya. Terapi yang
dimaksud meliputi:
a. Psikofarmako, berbagai obat psikofarmako yang hanya diperoleh
dengan resep dokter, dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu golongan
generasi pertama (typical) dan golongan kedua (atypical). Obat yang
termasuk golongan generasi pertama misalnya chlorpromazine HCL,
Thoridazine HCL, dan Haloperridol. Obat yang termasuk generasi
kedua misalnya: Risperidone, Olozapine, Quentiapine, Glanzapine,
Zotatine, dan Ariprprazole.
b. Psikoterapi, terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul
lagi engan orang lain, pasien lain, perawat dan dokter. Maksudnya
supaya pasien tidak mengasingkan diri lagi karena jika pasien menarik
diri dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan untuk
mengadakan permainan atau latihan bersama.
c. Terapi kejang listrik (Elektro Convulsive therapy), adalah pengobatan
untuk menimbulkan kejang granmall secara artifical dengan
melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang dipasang satu atau dua
temples. Therapi kejang listrik diberikan pada skizofrenia yang tidak
mempan dengan terapi neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi listrik
5-5 joule/ detik.
d. Terapi modalitas, merupakan rencana pengobatan untuk skizofrenia
dan kekurangan pasien. Teknik perilaku menggunakan latihan
ketrampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan sosial.
Kemampuan memenuhi diri sendiri dan latihan praktis dalam
komunikasi interpersonal. Terapi aktivitas kelompok dibagi 4 yaitu
terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas
kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas kelompok stimulasi realita
dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi.
e. Adapun tindakan terapi untuk pasien dengan harga diri rendah menurut
Kaplan & Saddock, 2010 mengatakan, tindakan keperawatan yang
dibutuhkan pada pasien dengan harga diri rendah adalah terapi kognitif,
terapi interpersonal, terapi tingkah laku, dan terapi keluarga. Tindakan
keperawatan pada pasien dengan harga diri 25 rendah bisa secara
individu, terapi keluarga, kelompok dan penanganan dikomunikasi baik
generalis keperawatan lanjutan. Terapi untuk pasien dengan harga diri
rendah yang efisian untuk meningkatkan rasa percaya diri dalam
berinteraksi dengan orang lain, sosial, dan lingkungannya yaitu dengan
menerapkan terapi kognitif pada pasien dengan harga diri rendah

C. Masalah keperawatan yang mungkin muncul


1. Isolasi sosial
2. Harga diri rendah kronik
3. Koping individu tidak efektif

D. Data yang perlu dikaji


1. Masalah utama
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Data subyektif :
a. Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya
b. Mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli
c. Mengungkapkan tidak bisa apa-apa
d. Mengungkapkan dirinya tidak berguna
e. Mengkritik diri sendiri
Data obyektif :
a. Merusak diri sendiri
b. Merusak orang lain
c. Menarik diri dari hubungan sosial
d. Tampak mudah tersinggung
e. Tidak mau makan dan tidak tidur
2. Masalah keperawatan:
Penyebab gangguan citra tubuh
Data subyektif :
a. Mengkritik diri sendiri
b. Mengungkapkan perasaan main terhadap diri sendiri
c. Mengungkapkan malu dan tidak bisa bila diajak melakukan sesuatu
d. Perasaan tidak mampu
e. Perasaan negatif mengenai dirinya sendiri
Data obyektif :
a. Tampak sedih dan tidak melakukan aktivitas yang seharusnya dapat
dilakukan
b. Wajah tampak murung
c. Klien terlihat lebih suka sendiri
d. Bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan
3. Masalah keperawatan
Akibat Isolasi sosial : menarik diri
Data subyektif :
a. Mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi
b. Mengungkapkan enggan berbicara dengan orang lain
c. Klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang
lain Data obyektif :
a. Ekspresi wajah kosong
b. Tidak ada kontak mata ketika diajak bicara
c. Suara pelan dan tidak jelas

E. Diagnosa Keperawatan
1. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan kurang pengakuan dari
orang lain.
2. Koping tidak efektif berhubungan dengan ketidak percayaan terhadap
kemampuan diri mengatasi masalah.
3. Isolasi sosial berhubungan dengan perubahan status mental.

F. Rencana Tindakan Keperawatan


No. Diagnosa keperawatan SLKI SIKI
Dx
1 Harga diri rendah kronik Harga diri (L. 09069) Promosi Koping (I. 13494)
(D. 0086) berhubungan Setelah dilakukan…..x pertemuan
Observasi
dengan kurang pengakuan diharapkan pasien mampu 1.1 Identifikasi kegiatan
dari orang lain memenuhi kriteria hasil: jangka pendek dan
panjang sesuai tujuan
1.2 Identifikasi kemampuan
1. Penilaian diri positif (5) yang dimiliki
2. Perasaan memiliki kelebihan 1.3 Identifikasi sumber daya
atau kemampuan positif (5) yang tersedia untuk
3. Penerimaan penilaian positif memenuhi tujuan
terhadap diri sendiri (5) 1.4 Identifikasi pemahaman
4. Minta mencoba hal baru (5) proses penyakit
5. Berjalan mencampakkan 1.5 Identifikasi dampak
wajah (5) situasi terhadap peran
6. Postur tubuh menampakkan dan hubungan
wajah (5) 1.6 Identifikasi metode
7. Konsentrasi (5) penyelesaian masalah
8. Tidur (5) 1.7 Identifikasi kebutuhan
9. Kontak mata (5) dan keinginan terhadap
10. Gairah aktivitas (5) dukungan sosial
11. Aktif (5)
Teraupetik
12. Percaya diri berbicara (5)
1.8 Diskusikan perubahan
13. Perilaku asertif (5)
peran yang dialami
14. Kemampuan membuat
1.9 Gunakan pendekatan
keputusan (5)
yang tenang dan
Skala Outcome: meyakinkan
1 : Menurun 1.10 Diskusikan alasan
2 : Cukup Menurun mengkritik diri sendiri
3 : Sedang 1.11 Diskusikan untuk
4 : Cukup meningkat mengklarifikasi
5 : Meningkat kesalahpahaman dan
mengevaluasi perilaku
sendiri
1.12 Diskusikan konsekuensi
tidak menggunakan rasa
bersalah dan rasa malu

Edukasi
1.13 Anjurkan menjalin
hubungan yang memiliki
kepentingan dan tujuan
yang sama
1.14 Anjurkan
mengungkapkan perasaan
dan persepsi

2 Koping tidak efektif Status koping (L.09086) Dukungan pengambilan


(D. 0096) berhubungan Setelah dilakukan…..x pertemuan keputusan (I. 09265)
dengan ketidak percayaan diharapkan pasien mampu
terhadap kemampuan diri memenuhi kriteria hasil: Observasi
mengatasi masalah 1. Kemampuan memenuhi peran 1.1 Identifikasi persepsi
sesuai usia (5) mengenai masalah dan
2. Perilaku koping adaptif (5) informasi yang memicu
3. Verbalisasi pengakuan konflik.
masalah (5)
4. Verbalilasasi kelemahan diri Terapeutik
(5) 1.2 Fasilitasi mengklarifikasi
5. Perilaku asertif (5) nilai dan harapan yang
6. Partisipasi sosial (5) membantu membuat
7. Tanggung jawab diri (5) piliha
8. Orientasi realitas (5) 1.3 Diskusikan kelebihan dan
9. Minat mengikuti kekurangan dari setiap
perawatan/pengobatan (5) solusi
10. Kemampuan membina 1.4 Fasilitasi pengambilan
hubungan (5) keputusan secara
kolaboratif
Skala Outcome:
Edukasi
1 : Menurun
1.5 Informasikan alternatif
2 : Cukup menurun
solusi secara jelas
3 : Sedang
Kolaborasi
4 : Cukup meningkat
1.6 Kolaborasi dengan tenaga
5 : Meningkat
kesehatan lain dalam
menfasilitasi pengambilan
keputusan.

3 Isolasi sosial (D. 0121) Keterlibatan sosial (L. 13115) Promosi sosialisasi (I.13498)
berhubungan dengan Setelah dilakukan…..x pertemuan
perubahan status mental diharapkan pasien mampu Observasi
memenuhi kriteria hasil: 1.1 Identifikasi kemampuan
melakukan interaksi
1. Verbalisasi isolasi (5) dengan orang lain
2. Verbalisasi ketidak nyamanan 1.2 Identifikasi hambatan
di tempat umum (5) melakukan melakukan
3. Perilaku menarik diri (5) interaksi dengan orang
4. Verbalisasi perasaan berbeda lain.
dengan orang lain (5)
Terapeutik
5. Perilaku bermusuhan (5)
1.3 Diskusikan kekuatan dan
keterbatasan dalam
Skala Outcome:
berkomunikasi dengan
1 : Menurun
orang lain
2 : Cukup menurun
1.4 Berikan umpan balik
3 : Sedang
positif pada setiap
4 : Cukup meningkat
peningkatan kemampuan
5 : Meningkat

Edukasi
1.5 Anjurkan berinteraksi
dengan orang lain secara
bertahap
1.6 Anjurkan berbagi
pengalaman dengan orang
lain
1.7 Latih bermain peran
untuk meningkatkan
keterampilan komunikasi
DAFTAR PUSTAKA

Keliat,Budi A. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2. Jakarta: EGC.


Purwaningsih, Wahyu. Karlina, Ina. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta:
Nuha Medika Press.
2017. Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Jiwa Pasien Dengan Masalah
HDR (Harga Diri Rendah).
Akademi Kesehatan Rustida Prodi D-Iii Keperawatan Krikilan-Glenmore
Banyuwangi. Digilib.Unimus.ac.id/download.php?id=1429. Diakses pada
tanggal 14 maret 2021.
Yoedhas, 2010. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Harga Diri Rendah.
http://yoedhasflyingdutchman.blogspot.com. Diakses tanggal 14 maret
2021

Anda mungkin juga menyukai