LP - Harga Diri Rendah
LP - Harga Diri Rendah
LP - Harga Diri Rendah
NIM : 2022090300184
A. Masalah Utama
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
a. Respon adaptif
Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapinya
1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang
positif dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan
dapat diterima.
2) Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai
pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari
hal-hal positif maupun yang negatif dari dirinya. (Eko, 2014: 102)
b. Respon Maladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu krtika dia
tidakmampu lagi menyelesaikan masalah yang dihadapi.
1) Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai
dirinya yang negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
2) Kerancuan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas
sehingga tidak memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan.
3) Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu
mempunyai kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu
berhubungan dengan orang lain secara intim. Tidak ada rasa
percaya diri atau tidak dapat membina hubungan baik dengan
orang lain. (Eko, 2014:102)
4. Penyebab
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang
tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang
berulang, kurang mempunyai tangguang jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, dan idial diri yang tidak realistis.
2) Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotype
peran gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya.
3) Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi
ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan
perubahan struktur social. (Iskandar, 2014:39).
b. Faktor Presipitasi
Menurut yosep (2009), faktor presipitasi terjadinya harga diri
rendah biasanya adalah kehilangan bagian tubuh, perubahan
penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau produktifitas yang menuurun.
Secara umum, gangguan konsep diri harga diri rendah ini dapat terjadi
secara situasional atau kronik. Secara situasional karena trauma yang
muncul secara tiba-tiba, misalnya harus dioperasi, kecelakan, perkosaan
atau dipenjara, termasuk dirumah sakit bisa menyebabkan harga diri
rendah disebabkan karena penyakit fisik atau pemasanagan alat bantu
yang mebuat yang mebuat klien tidak nyaman. Harga diri rendah kronik
biasanya dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum dirawat klien sudah
memiliki pikiran negatif dan meningkt saat dirawat. (Iskandar, 2014:39-
40).
5. Sumber Koping
a. Aktivitas olahraga dan aktivitas lain di luar rumah
b. Hobi dan kerajinan tangan
c. Seni yang ekpresif
d. Kesehatan dan kerawatan diri
e. Pekerjaan, vokasi, atau posisi
f. Bakat tertentu
g. Kecerdasan
h. Imaginasi dan kreativitas
i. Hubungan interpersonal
6. Mekanisme Koping
Mekanisme koping jangka pendek yang bisa dilakukan pasien harga
diri rendah adalah kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis,
misalnya pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonton tv terus menerus.
Kegiatan mengganti identitas sementara, misalnya ikut kelompok social,
keagamaan dan politik. Kegiatan yang memberi dukungan sementara,
seperti menikuti suatu kompetisi atau kontes popularitas, kegiatan mencoba
menghilangkan anti identitas sementara, seperti penyaahgunaan obat-
obatan. Jika mekanisme koping jangka pendek tidak memberi hasil yang
diharapkan individu akan mengembangkan mekanisme koping jangka
panjang. (Eko, 2014:106).
7. Pohon Masalah
Effect / Akibat isolasi sosial
8. Penatalaksanaan
Menurut Eko, 2014 terapi pada gangguan jiwa skizofrenia sudah
dikembangkan sehingga penderita tidak mengalami diskriminasi bahkan
metodenya lebih manusiawi dari pada masa sebelumnya. Terapi yang
dimaksud meliputi:
a. Psikofarmako, berbagai obat psikofarmako yang hanya diperoleh
dengan resep dokter, dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu golongan
generasi pertama (typical) dan golongan kedua (atypical). Obat yang
termasuk golongan generasi pertama misalnya chlorpromazine HCL,
Thoridazine HCL, dan Haloperridol. Obat yang termasuk generasi
kedua misalnya: Risperidone, Olozapine, Quentiapine, Glanzapine,
Zotatine, dan Ariprprazole.
b. Psikoterapi, terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul
lagi engan orang lain, pasien lain, perawat dan dokter. Maksudnya
supaya pasien tidak mengasingkan diri lagi karena jika pasien menarik
diri dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan untuk
mengadakan permainan atau latihan bersama.
c. Terapi kejang listrik (Elektro Convulsive therapy), adalah pengobatan
untuk menimbulkan kejang granmall secara artifical dengan
melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang dipasang satu atau dua
temples. Therapi kejang listrik diberikan pada skizofrenia yang tidak
mempan dengan terapi neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi listrik
5-5 joule/ detik.
d. Terapi modalitas, merupakan rencana pengobatan untuk skizofrenia
dan kekurangan pasien. Teknik perilaku menggunakan latihan
ketrampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan sosial.
Kemampuan memenuhi diri sendiri dan latihan praktis dalam
komunikasi interpersonal. Terapi aktivitas kelompok dibagi 4 yaitu
terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas
kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas kelompok stimulasi realita
dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi.
e. Adapun tindakan terapi untuk pasien dengan harga diri rendah menurut
Kaplan & Saddock, 2010 mengatakan, tindakan keperawatan yang
dibutuhkan pada pasien dengan harga diri rendah adalah terapi kognitif,
terapi interpersonal, terapi tingkah laku, dan terapi keluarga. Tindakan
keperawatan pada pasien dengan harga diri 25 rendah bisa secara
individu, terapi keluarga, kelompok dan penanganan dikomunikasi baik
generalis keperawatan lanjutan. Terapi untuk pasien dengan harga diri
rendah yang efisian untuk meningkatkan rasa percaya diri dalam
berinteraksi dengan orang lain, sosial, dan lingkungannya yaitu dengan
menerapkan terapi kognitif pada pasien dengan harga diri rendah
E. Diagnosa Keperawatan
1. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan kurang pengakuan dari
orang lain.
2. Koping tidak efektif berhubungan dengan ketidak percayaan terhadap
kemampuan diri mengatasi masalah.
3. Isolasi sosial berhubungan dengan perubahan status mental.
Edukasi
1.13 Anjurkan menjalin
hubungan yang memiliki
kepentingan dan tujuan
yang sama
1.14 Anjurkan
mengungkapkan perasaan
dan persepsi
3 Isolasi sosial (D. 0121) Keterlibatan sosial (L. 13115) Promosi sosialisasi (I.13498)
berhubungan dengan Setelah dilakukan…..x pertemuan
perubahan status mental diharapkan pasien mampu Observasi
memenuhi kriteria hasil: 1.1 Identifikasi kemampuan
melakukan interaksi
1. Verbalisasi isolasi (5) dengan orang lain
2. Verbalisasi ketidak nyamanan 1.2 Identifikasi hambatan
di tempat umum (5) melakukan melakukan
3. Perilaku menarik diri (5) interaksi dengan orang
4. Verbalisasi perasaan berbeda lain.
dengan orang lain (5)
Terapeutik
5. Perilaku bermusuhan (5)
1.3 Diskusikan kekuatan dan
keterbatasan dalam
Skala Outcome:
berkomunikasi dengan
1 : Menurun
orang lain
2 : Cukup menurun
1.4 Berikan umpan balik
3 : Sedang
positif pada setiap
4 : Cukup meningkat
peningkatan kemampuan
5 : Meningkat
Edukasi
1.5 Anjurkan berinteraksi
dengan orang lain secara
bertahap
1.6 Anjurkan berbagi
pengalaman dengan orang
lain
1.7 Latih bermain peran
untuk meningkatkan
keterampilan komunikasi
DAFTAR PUSTAKA