Modul Praktikum PK Hematologi 2021
Modul Praktikum PK Hematologi 2021
Modul Praktikum PK Hematologi 2021
PATOLOGI KLINIK
HEMATOLOGI DASAR
IMUNOHEMATOLOGI-1
Disusun Oleh
dr. Rahma Triliana, S.Ked., M.Kes., PhD
KATA PENGANTAR
RHM_Ver04/11/2021
iii
DAFTAR ISI
RHM_Ver04/11/2021
iv
RHM_Ver04/11/2021
v
RHM_Ver04/11/2021
vi
ilmiah lainnya. Surat ijin diberikan maksimal 3 hari sebelum pelaksanaan praktikum.
Keterlambatan memasukkan surat ijin dapat menghapuskan hak inhal praktikum.
- Inhal tidak diberikan untuk kegiatan kemahasiswaan, organisasi kemahasiswaan,
organisasi kemasyarakatan dan atau kegiatan lain yang bersifat non ilmiah.
- Ijin tidak masuk karena umroh atau menikah, atau keluarga inti (ayah, ibu, adik,
kakak) meninggal dunia dengan menunjukkan bukti yang sah dan tanda persetujuan
dari KaProdi atau Wakanit Akademik dan Kepala Lab Terpadu.
13. Mahasiswa yang tidak mengikuti pretes dan atau posttes dan atau kegiatan praktikum
tanpa ijin dan atau tanpa keterangan yang jelas dan atau tidak memenuhi kriteria seperti
yang tercantum pada nomer 12 diatas, maka
- Mahasiswa yang bersangkutan dianggap telah gagal praktikum sehingga tidak
diperkenankan mengikuti ujian responsi.
- Tanggung jawab pelaksanaan kegiatan inhal praktikum pada mahasiswa yang tidak
memenuhi kriteria pada aturan nomer 12 dikembalikan kepada bagian akademik /
laboratorium terpadu dan bukan tanggung jawab PJMK Patologi Klinik.
- Mahasiswa yang menjalani inhal mandiri tanpa persetujuan dari PJMK Patologi
klinik, maka PJMK patologi klinik berhak tidak mengkoreksi responsi mahasiswa
yang bersangkutan dan penilaian dikembalikan pada laboratorium terpadu.
14. Bagi mahasiswa yang memenuhi syarat nomer 12 dan ingin mengajukan inhal praktikum
sebelum pelaksanaan ujian responsi wajib melakukan hal berikut:
- Menyerahkan fotokopi bukti ijin/surat sakit untuk administrasi di PJMK PK.
- Mahasiswa menghadap sendiri secara langsung pada PJMK Patologi Klinik setelah
mendapatkan IJIN RESMI dari wakanit fungsi dan atau kepala lab terpadu untuk
untuk penjadwalan inhal. Mahasiwa wajib menunjukkan berita acara/surat resmi
berhak inhal dari wakanit atau kepala lab terpadu.
- Mahasiswa mendapatkan memo dari PJMK Patologi klinik untuk menjalani kegiatan
susulan untuk dibawa ke laboratorium terpadu dan disiapkan kegiatan inhalnya.
- Mahasiswa yang menjalani inhal WAJIB menjalankan KESELURUHAN topik
praktikum yang tidak diikuti. Apabila ada mahasiswa yang menjalani inhal
bersamaan maka topik praktikum dapat dibagi rata.
15. Bagi mahasiswa yang memenuhi syarat nomer 12 dan tidak mengikuti kegiatan
praktikum susulan sebelum waktu responsi, maka pembijakan sehubungan dengan
mahasiswa tersebut dikembalikan pada bagian akademik dan laboratorium terpadu.
16. Mahasiswa yang tidak menjalani proses praktikum secara resmi maupun melalui proses
susulan/inhal TIDAK BERHAK mengikuti ujian responsi.
RHM_Ver04/11/2021
vii
17. PJMK patologi klinik TIDAK MELAKUKAN proses responsi susulan. Apabila ada
mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan responsi PK pada jadwal yang seharusnya,
maka kebijakan sehubungan dengan mahasiswa tersebut dikembalikan pada bagian
akademik dan laboratorium terpadu.
Mahasiswa yang GAGAL mematuhi kewajiban dan atau ketentuan di atas, akan mendapatkan
sanksi akademis dan atau non akademis berupa;
1. Tidak diperkenankan ikut praktikum (gagal praktikum), dan atau
2. Mengulang praktikum dalam bentuk inhal, dan atau
3. Skorsing nilai (pengurangan nilai), dan atau
4. Tidak dapat mengikuti inhal, dan atau
5. Tidak dapat mengikuti ujian responsi praktikum, dan atau
6. Tidak lulus blok yang sedang ditempuh, dan atau
7. Tidak diperkenankan mengikuti kegiatan akademik selanjutnya, dan atau
8. Pembinaan dari bagian akademik/lab terpadu, dan atau
9. Sanksi lain yang ditetapkan oleh bagian akademik FK Unisma dan atau Rektorat
Unisma.
Penentuan sanksi didasarkan pada berat ringannya kesalahan dan atau pelanggaran yang
dilakukan, dengan mempertimbangkan hasil konsultasi dengan dosen pembimbing akademik
mahasiswa yang bersangkutan dan atau tim bimbingan konseling dan atau kepala program
studi pendidikan dokter dan atau dekan FK UNISMA sesuai dengan ketetapan yang berlaku di
bidang Patologi Klinik.
Malang, November 2021
PJMK Patologi Klinik
RHM_Ver04/11/2021
viii
TATA TERTIB UMUM PELAKSANAAN PRAKTIKUM DARING
LABORATORIUM TERPADU
1. Praktikum dan ujian praktikum dilaksanakan sesuai jadwal yang telah dibuat dan disetujui
bersama oleh Ketua Blok, Medical Education Unit (MEU) atau Pharmaceutical
Education Unit (PEU), dan Kepala Lab Terpadu, sesuai dengan alur (SOP) penjadwalan
praktikum dan ujian praktikum.
2. Mahasiswa yang akan melakukan praktikum dan ujian praktikum harus sudah hadir paling
lambat 10 menit sebelum kegiatan praktikum daring dilakukan.
3. Mahasiswa yang akan melakukan praktikum harus membuat prosedur kerja praktikum/
tugas pendahuluan yang telah ditugaskan oleh sebelum praktikum dimulai.
4. Mahasiswa yang melakukan praktikum dan ujian praktikum secara daring wajib memakai
jas laboratorium dan pakaian rapi.
5. Mahasiswa yang melakukan praktikum dan ujian praktikum wajib mengikuti kegiatan
praktikum secara daring dari awal hingga pelaksanaan praktikum berlangsung.
6. Mahasiswa tidak diperkenankan menggunakan alat komunikasi lain di luar keperluan
praktikum.
7. Mahasiswa, tidak diperkenankan makan atau melakukan kegiatan lain saat praktikum
daring berlangsung.
8. Mahasiswa yang melakukan praktikum harus selalu membawa modul praktikum, lembar-
lembar pencatatan, dan alat-alat yang diperlukan masing-masing praktikum.
RHM_Ver04/11/2021
ix
PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM DARING
Catatan :
Mahasiswa mengirimkan laporan praktikum ke kesekretariatan laboratorium terpadu dalam waktu
3 x 24 jam setelah praktikum dilaksanakan.
RHM_Ver04/11/2021
x
LEMBAR KENDALI PRAKTIKUM HEMATOLOGI DASAR
BLOK IMMUNOHEMATOLOGI-1
NAMA / NIM : /
KEL. / TUTOR : /
praktikum/modul praktikum
praktikum
Hematologi Dasar
praktikum
RHM_Ver04/11/2021
ix
NAMA / NIM : /
KEL. / TUTOR : /
(paraf/tandatangan Tutor)
RHM_Ver04/11/2021
1
1. Mengetahui dan dapat melakukan pemeriksaan jumlah sel-sel darah (eritrosit, leukosit
dan trombosit)
2. Mengetahui dan dapat melakukan pemeriksaan kadar hematokrit dan hemoglobin dalam
darah.
3. Mengetahui dan dapat melakukan pemeriksaan kadar Laju Endap Darah
4. Mengetahui dan dapat melakukan pemeriksaan golongan darah dan rhesus
5. Mengetahui dan dapat melakukan pemeriksaan bleeding time cara ivy
A. PENDAHULUAN
Pemeriksaan darah merupakan salah satu jenis pemeriksaan yang sering dilakukan untuk
menegakkan diagnosa penyakit atau kelainan pada pasien akibat berbagai hal. Pemeriksaan
darah mencakup pemeriksaan atas sel-sel dan koagulasi darah termasuk di dalamnya
analisa konsentrasi, struktur dan fungsi sel-sel prekursor-prekursornya dalam sumsum
tulang, bahan-bahan kimia yang terkandung dalam plasma atau serum yang erat kaitannya
dengan struktur sel darah dan fungsi sel darah, serta fungsi trombosit darah dan protein-
protein yang terlibat dalam koagulasi darah. Berkembangnya teknik biologi molekuler
juga meningkatkan kemampuan kita untuk mendeteksi mutasi-mutasi genetik yang
menjadi penyebab berubahnya struktur dan fungsi sel-sel dan protein-protein yang
mengakibatkan adanya penyakit darah dan atau non darah yang kemudian terlepas dalam
darah.
Pemeriksaan darah dapat dilakukan pada analisa jumlah, bentuk dan kondisi komponen
darah (eritrosit, leukosit dan trombosit) maupun analisa, kadar/jumlah dan kondisi
bahan/zat/protein yang ada dalam darah. Oleh sebab itu, mahasiswa perlu mengerti dan
memahami konsep pemeriksaan darah dengan baik agar dapat memahami konsep tentang
darah, sediaan dan pemeriksaannya.
DASAR TEORI
Darah terdiri atas komponen seluler dan komponen non seluler. Apabila darah diambil
dan diberikan zat anti-koagulan (menghambat koagulasi) maka setelah beberapa saat darah
RHM_Ver04/11/2020
2
akan terpisah komponen seluler dan komponen plasmanya. Komponen seluler darah terdiri
atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping darah (trombosit/ platelet)
sedangkan komponen non seluler disebut sebagi plasma yang terdiri atas kurang lebih 55%
dari total volume darah. Adapun isi dan komponen plasma serta fungsinya terdiskripsi seperti
pada gambar dibawah ini
RHM_Ver04/11/2020
3
gumpalan dapat menjadi petunjuk adanya auto-immune hemolitik anemia dan atau
penyakit imun lainnya.
b. Pemeriksaan jumlah komponen darah
Pemeriksaan hitung leukosit, hitung eritrosit dan hitung trombosit
c. Pemeriksaan indeks eritrosit
Indeks eritrosit terdiri atas kadar Hemoglobin (Hb), PCV (pack cell
volume/hematokrit/HCT), MCV (mean corpuscular volume), MCHC (Mean
corpuscular hemoglobon concentration), MHC (Mean hemoglobin concentration) dan
hitung reticulosit.
d. Pemeriksaan mikroskopik darah dengan pengecatan (dilakukan pada hematologi
terapan)
1. Leukosit
2. Eritrosit
3. Trombosit
4. Adanya struktur selain sel darah dan evaluasinya (Misal: Parasite)
e. Pemeriksaan faal pembekuan (dilakukan pada hematologi terapan)
f. Pemeriksaan kimia darah (tidak dilakukan)
HITUNG ERITROSIT
Eritrosit merupakan bagian terbesar dari corpusculi darah dan sangat berperan dalam
fungsi nutritional (transport gas). Agar mampu mengangkut hemoglobin dan untuk dapat
mencapai jaringan demi pertukaran gas yang baik, sel darah merah harus sanggup
melewati secara berulang-ulang mikrosirkulasi yang diametemya 3,5 m, supaya
hemoglobin tetap dalam keadaan tereduksi dan untuk mempertahankan keseimbangan
osmotik meskipun terdapat konsentrasi protein (hemoglobin) yang tinggi dalam sel.
Proses pembentukan eritrosit atau eritropoiesis terjadi di sumsum tulang setelah
proses kelahiran melalui fase seperti dibawah ini
RHM_Ver04/11/2020
4
RHM_Ver04/11/2020
5
Penghitungan jumlah eritrosit bisa dengan menggunakan cara manual atau automatik,
menghitung dengan cara manual menggunakan darah yang sangat kecil dengan
pengenceran yang tinggi. Cara ini memakan waktu dan kurang teliti, tetapi di
laboratorium yang kecil dimana jumlah pasien sangat sedikit dan mahalnya alat yang
automatik tersebut maka pemeriksaan Hb secara manual masih banyak dilakukan.
Ketelitian dalam penghitungan eritrosit lebih kurang 15%. Kesalahan yang mungkin
timbul pada penghitungan eritrosit manual adalah:
1. Alat-alat yang tidak bersih.
2. Adanya defect pada alat
3. Pengambilan darah dan larutan pengencer kurang tepat (darah justru masuk dalam
larutan pengencer dsb)
4. Tidak menghapus darah di luar pipet
5. Tidak membuang beberapa tetes cairan dari pipet sebelum penghitungan
6. Larutan pengencer terkontaminasi
7. Kesalahan penghitungan sel-sel yang menyinggung garis batas.
Jika menggunakan darah berantikoagulan, harus diperiksa sebe1um 2 jam karena akan terjadi
perubahan bentuk eritrosit (mengembang atau crenasi). Kesalahan lain ialah terjadinya partial
clotting dalam mencampur darah dengan antikoagulan.
Anemia adalah penurunan jumlah eritrosit, yang dapat kita jumpai pada :
a. Pada keadaan dimana terjadi penurunan produksi eritrosit, baik gangguan nutrisi atau
gangguan pada sumsum tulangnya sendiri, misalnya anemia aplastika, anemia
megaloblas, anemia perniciosa.
b. Pada kasus-kasus perdarahan baik akut maupun kronis, misal pada kasus-kasus trauma,
kasus obstetrik (perdarahan pre/post partum), ankilostomiasis, malaria.
RHM_Ver04/11/2020
6
c. Keadaan dimana umur eritrosit memendek yang biasa disebabkan karena banyak
faktor, gangguan hemoglobin, gangguan membran, ataupun gangguan enzium.
Misalnya Thalassemia, Paroxysmal Nocturnal Hemoglobinuria (PNH), AIHA (Auto
Immun Hemolitic Anemia)
d. Pada beberapa penyakit, misalnya pada penyakit infeksi yang menahun, penyakit
ginjal, penyakit hepar dan lain-lain.
e. Pada keadaan fisiologis pada kehamilan.
HITUNG LEUKOSIT
Leukosit adalah salah satu komponen seluler darah yang berfungsi pada sistem
pertahanan. Leukosit atau white blood cell terdiri atas 2 golongan utama yakni sel
mononukelar (limfosit dan monosit) serta golongan polimorfonuklear (neutrofil, basofil
dan eosinofil) yang berasal dari 3 proses berbeda. Sel limfosit berasal dari limfopoiesis
sedangkan sel monosit berasal dari proses myelopoiesis dari promonoblast, sedangkan sel-
sel polimorfonuklear berasal dari myelopoisis dari promyeloblast seperti tergambar pada
gambar proses hematopoiesis dibawah ini:
RHM_Ver04/11/2020
7
RHM_Ver04/11/2020
8
khusus bagi penderita untuk pemeriksaan penghitungan lekosit baik manual maupun
automatik.
Kesalahan dalam penghitungan lekosit secara manual dapat disebabkan oleh:
1. Darah yang dihisap ke dalam pipet tidak tepat jika :
a. Terlalu lambat dalam bekerja sehingga ada kebekuan darah.
b. Tidak mencapai garis tanda "0,5"
c. Membaca dengan paralaks.
d. Memakai pipet basah
e. Mengeluarkan sebagian darah yang telah dihisap karena melewati garis tanda “0,5”
2. Pengenceran dalam pipet salah:
a. Cairan pengencer mengalir kembali ke dalam botol.
b. Larutan Turk tidak dihisap sampai garis tanda "11"
c. Pada waktu menghisap larutan Turk terjadi gelembung udara dalam pipet.
d. Pada waktu mencabut karet penghisap dari pipet atau mengocok pipet ada cairan
yang terbuang.
3. Setelah menghisap larntan Turk pipet tidak segera dikocok.
4. Pipet tidak dikocok sebelum mengisi kamar hitung.
5. Sebelum pcngisian kamar hitung beberapa tetes isi pipet tidak dibuang.
6. Mengenai kamar hitung dan teknik menghitung :
a. Kamar hitung atau kaca penutup masih kotor.
b. Gelembung udara masuk bersama cairan.
c. Kaca penutup salah dalam meletakkan
d. Meja mikroskop tidak rata air.
e. Salah menghitung sel yang menyinggung garis-garis batas dan jumlah bidang yang
dihitung kurang.
f. Tergesernya kaca penutup karena tersentuh lensa mikroskop.
Demikian juga kesalahan bisa terjadi pada pengambilan darah kapiler, misalnya :
a. Darah harus diperas atau ditekan karena menusuknya kurang dalam.
b. Penusukan dilakukan pada kulit yang masih basah oleh alkohol.
c. Tetes pertama dipakai untuk pemeriksaan.
Pada pengambilan darah vena kesalahan bisa terjadi misalnya karena adanya pengikatan
yang terlalu kuat dan lama sehingga mengakibatkan terjadinya hemokonsentrasi.
RHM_Ver04/11/2020
9
Pada neonatus jumlah lekosit normal adalah 14.000 - 30.000, kadang sampai 45.000 / mm3.
Lekositosis adalah keadaan dengan jumlah lekosit > normal (> 10.000 sel/uL)
Mengenai berat dan ringannya lekositosis dibagi menjadi :
1. Lekositosis ringan : 10. 000 - 15. 000 / mm3
2. Lekositosis sedang : 15.000 - 20.000 / mm3
3. Lekositosis berat : lebih dari 20.000 / mm3
Lekopeni adalah keadaan jumlah lekosit < normal. Biasanya < 4000 / mm3.
Lekopeni yang disertai hemogram bergeser ke kiri memiliki prognosa buruk karena
lekosit tak dapat menahan serangan infeksi/patogen yang ada.
Lekopeni dapat terdapat pada :
1. Penyakit karena bakteri : Typhus abdominalis, parathypus, febris undulans.
RHM_Ver04/11/2020
10
Sehubungan dengan jumlah lekosit, terdapat penyakit leukosit yakni leukemia, leukemi
leukemik, leukemia aleukemik (subleukemik) dan reaksi leukemoid.
Leukemia : Penyakit-penyakit yang selalu fatal dan etiologinya tidak diketahui.
Terjadi proliferasi abnormal dan berlebihan dari lekosit dan bentuk
mudanya. Jumlah lekosit dapat mencapai lebih 100.000/ mm3.
Leukemia leukemik : Lekemia dimana jumlah lekosit dalam darah perifer meningkat.
Leukemia aleukemik : Lekemia dimana jumlah lekosit dalam darah perifer dalam batas-
batas normal atau dibawah batas-batas normal.
Reaksi leukemoid : Suatu keadaan dimana dalam darah perifer timbul lekosit-lekosit
muda dengan atau tanpa lekositosis. Berlangsung dalam waktu
yang pendek dan biasanya jelas penyebabnya.
HITUNG TROMBOSIT
Hitung trombosit sangat penting untuk membantu diagnosa penyakit dan kelainan
perdarahan, terutama pada hemostatis memperbaiki dinding pembuluh darah yang luka
sehingga berfungsi kembali. Trombosit dibentuk dalam proses yang disebut trombopoiesis
melalui proses endomitosis dari megakariosit yang dipengaruhi oleh thrombopoietin yang
dibentuk oleh hepar. Proses trombopoiesis dan endomitosis tergambar sebagai berikut:
RHM_Ver04/11/2020
11
Trombosit sukar dihitung karena sangat kecil, mudah pecah dan sukar dibedakan
dengan kotoran. Trombosit cenderung melekat pada permukaan benda asing dan mudah
menggumpal. Untuk mencegah ini dianjurkan memakai alat-alat gelas yang dilapisi
silikon sedang untuk mencegah penggumpalan dipakai anti koagulan EDTA.
Menghitung trombosit ada dua metode yaitu metode langsung dan metode tak
langsung. Metode tak langsung dengan cara sediaan hapus darah, kemudian jumlah
trombosit dibandingkan dengan jumlah eritrosit. Dihitung jumlah trombosit dalam seribu
eritrosit.
RHM_Ver04/11/2020
12
HEMOGLOBIN
Hemoglobin (Hb) adalah komponen utama eritrosit, merupakan protein congugated
yang berfungsi sebagai alat pengankut/transportasi dari oksigen dan carbondioksid. Bila
konsentrasinya penuh, 1 gr Hb dapat mengangkut 1, 34 ml oksigen. Jumlah eritrosit pada
orang dewasa terdiri dari hampir 600 gr Hb dan dapat mengangkut 800 ml oksigen. Fungsi
utama Hb adalah mengangkut O2 dari paru-paru, dimana tekanan oksigen tinggi diangkut
ke jaringan yang mcmpunyai tckanan oksigen rendah. Bila tekanan oksigen didalam
capiler paru 100 mmHg, 95 - 98 % Hb akan berikatan dengan oksigen. Hb mempunyai
daya untuk mengikat oksigen secara cepat dan reversibel, membentuk oxy haemoglobin.
Dalam hal ini haemoglobin tidak dioksidasi dan tetap berada pada dalam keadaan fero. Kira-
kira 96% dari haemoglobin terdiri dari protein (globin). Sisanya berupa heme kompleks
besi dan protoporfirin. Sekitar 96- 98% haemoglobin orang dewasa terdiri dari Hb A (adult)
sisanya berupa Hb2 dan atau Hb F.
Hb F mempunyai afinitas lebih tinggi terhadap oksigen daripada HbA untuk
memungkinkan kehidupan fetal Hbf tahan terhadap test denaturasi alkali (resistensi
terhadap alkali). Oleh salah satu hal, haemoglobin dapat mengalami denaturasi kemudian
mengendap sebagai Heinzbodies. Eritrosit yang mengandung Heinz bodies lebih cepat
didestruksi oleh limpa, tetapi disamping itu Heinz bodies juga dapat melekat pada
membran eritrosit dan meningkatkan permeabilitas membran sehingga memperbesar
kemungkinan lisis osmotik.
Pada destruksi eritrosit intravaskuler, haemoglobin dilepaskan ke dalam plasma.
Haemoglobin diikat oleh haptoglobin, yaitu suatu alfa-2-g1obulin yang normal terdapat dalam
plasma dengan kadar 30-200 mg/dL Kadar ini cukup untuk mengikat 100 mg
RHM_Ver04/11/2020
13
Dari kelima macam tersebut, didalam klinik dipakai cara Kolorimetri methode
Cyanmetoxyhaemoglobin. Karena cara ini dianggap paling mudah dan hasilnya
diandalkan meskipun masih ada juga beberapa kelemahannya. Cara ini sangat bagus untuk
laboratorium rutin dan sangat dianjurkan untuk penetapan kadar Hb dengan teliti karena
standart cyanmethaemoglobin yang ditanggung kadarnya bersifat stabil dan semua macam
haemoglobin kecuali sulf methemoglobin ikut diukur. Standart-standart untuk penetapan
ini boleh juga dipakai untuk mernbuat curva tera. Meskipun larutan drabkins berisi
cyanida, tetapi tidak dianggap berbahaya karena jumlah cyanida sangat kecil.
Cara Sahli bukanlah cara yang sangat teliti. Kelemahan methode berdasarkan
kenyataan bahwa hematin asam bukan merupakan larutan sejati dan bahwa alat itu tidak
dapat distandarkan. Cara menjadi hematin asam, misal carboxy hemoglobin,
methemoglobin dan sulf haemoglobin. Ketelitian pemeriksaan kadar haemoglobin lebih
kurang 10%. Kesalahan-kesalahan dalam penetapan kadar Hb methode Sahli :
RHM_Ver04/11/2020
14
HEMATOKRIT
Hematokrit atau juga disebut Packed Cel Yolume (PCV). Seperti juga pemeriksaan
hitung jumlah eritrosit, penetapan kadar Hb maka penetapan nilai hematokrit juga
termasuk pemeriksaan penyaring dari anemia. Mengingat faktor kesalahan yang begitu
kecil (lebih kurang 2 %) maka mikro hematokrit merupakan pemeriksaan penyaring yang
utama untuk mengetahui adanya anemia.
Pada dasarnya pemeriksaan hematokrit ini membandingkan antara tinggi kolom
eritrosit terhadap tinggi kolom keseluruhan setelah darah dicentrifuge. Ada 2 cara
penentuan nilai hematokrit ialah macro-methode dan micro-methode yang masing-masing
mempunyai keuntungan dan kejelekan sendiri-sendiri, tetapi micromethode kiranya masih
merupakan methode pilihan saat ini.
Kekurangtepatan hasil dari metode makro, disebabkan oleh:
a. Pengumpulan spesimen:
RHM_Ver04/11/2020
15
Salah satu sebab kekurang tepatan hasil penetapan nilai hematokrit disebabkan oleh
penundaan pemeriksaan, pencampuran darah / sample yang kurang sempurna.
1. Penambahan anticoagulan EDTA 1-5 mg/ml dapat menyebabkan sel menyusut.
2. Derajat oksigenasi dari darah juga mempengaruhi hasil penetapan nilai hematokrit.
Hematokrit dari darah vena 2% lebih tinggi dari darah yang padat dengan gas /
arteri (banyak kehilangan C02 dan penuh O2)
b. Pengumpulan darah juga mempengaruhi hasil nilai penetapan hematokrit, penundaan
lebih dari 6 jam dan penyimpanan pada 4°C akan mempengaruhi hasil.
c. Variasi dari penampang tabung penyebab utama kesalahan.
Penampang tabung yang distandardkan 2,55 mm dengan bervariasi sekitar 2 %.
d. Faktor centrifugasi juga sangat menentukan hasil penetapan nilai hematokrit.
Meski banyak faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan, tetapi metode mikro lebih
banyak digemari, karena mempunyai beberapa keuntungan antara lain:
a. Butuh waktu pemusingan yang pendek sehingga segera didapatkan hasilnya.
b. Pemampatan eritrosit lebih baik (padat)
c. Kemungkinan kesalahan lebih sedikit karena metode yang lebih sederhana.
MCV adalah rata-rata volume eritrosit (sel darah merah), dihitung dengan rumus
HCT (%) x 10/jumlah eritrosit (dalam 1012L)
(satuan fL atau femtoliters atau 10-15L)
Contoh: Bila HCT = 45%, dan hasil hitung eritrosit adalah 5 x1012/L maka MCV adalah
(45 x 10) dibagi 5 = 90fl
Sel disebut normositik (berukuran normal) apabila memiliki nilai MCV antara 80 – 100fl.
Disebut mikrositik (berukuran kecil) apabila nilai MCV < 80fl dan disebut makrositik bila
> 100fL.
MCH adalah rata-rata berat Hb eritrosit (sel darah merah), dihitung dengan rumus
Hb (gr/dL) x 10/jumlah eritrosit (dalam 1012L)
(satuan pg atau picograms)
Contoh: Bila Hb= 16 gr/dL dan hasil hitung eritrosit adalah 5 x1012/L maka MCH adalah
(16 x 10) dibagi 5 = 32 pg
MCHC adalah rata-rata konsentrasi Hb dalam setiap individual eritrosit, yang dihitung dengan
rumus:
Hb (gr/dL) x 100/HCT (dalam %)
(satuan gram per desiliter, yang sebelumnya ditulis dalam %)
Contoh: Bila Hb= 16 gr/dL dan HCT 48%, maka nilai MCHC-nya adalah (16 x 100)
dibagi 48 = 33 g/dL (atau 33% bila menggunakan satuan lama)
Kadar MCH dan MCHC menjadi indikator kepadatan/kadar Hb dalam eritrosit sehingga
menentukan luas central pallor (daerah tengah yang pucat) pada sel darah merah.
Normalnya luas central pallor ini tidak lebih dari 1/3 ukuran eritrosit.
Sel disebut normokromik bila memiliki kadar MCHC antara 32 – 37 gr/dL (normal)
Apabila nilai MCHC < 32 gr/dL maka disebut hipokromik, yang umumnya terjadi pada
penyakit gangguan pembentukan Hemoglobin misalnya pada anemia defisiensi besi atau
pada thalasemia.
Nilai MCHC > 37 gr/dL disebut hiperkromik. Namun istilah ini tidak pernah ada
(misnomer) karena tidak mungkin satu sel darah mengandung >37 g/dL hemoglobin.
Namun peningkatan kadar MCHC dapat menjadi petunjuk kelainan bentuk eritrosit
misalnya pada adanya spherocytes (eritrosit berbentuk oval dan bundar tanpa central
RHM_Ver04/11/2020
17
pallor), atau pada penyakit yang menyebabkan aglutinasi (penggerombolan dari eritrosit)
misalnya pada cold aglutinin disease atau pada kesalahan penghitungan Hb dan
Hematokrit, sehingga perlu dicermati dan diulang pemeriksaannya.
RHM_Ver04/11/2020
18
Mikrositosis
Leptositosis LED menurun
Poikilositosis
Polisitemia
2. Plasma : Globulin
Fibrinogen LED meningkat
Kolesterol
Albumin
LED menurun
Lesithin
3. Teknik mengerjakan:
Tabung tidak vertikal, kemiringan tabung 3 derajat akan mempercepat LED 30 %.
Perbandingan antara darah dan antikoagulan yang tidak tepat. Antikoagulansia sedikit
memperlambat LED antikoagulansia banyak mempercepat LED.
4. Suhu
Pemeriksaan hendaknya dilakukan pada suhu 22 – 270C. suhu yang rendah
meningkatkan viskositas keadaan ini menyebabkan LED menurun.
5. Waktu
Maksimal 2 jam setelah darah diambil harus sudah dikerjakannya pemeriksaannya. Lebih
dari 2 jam maka bentuk eritrosit menjadi sferis, bentuk ini akan memperlambat LED.
RHM_Ver04/11/2020
19
RHM_Ver04/11/2020
20
antigen B.
Tabel 1.2. : Zat anti dan antigen Golongan Darah ABO
Golongan darah Antigen di Eritrosit Zat anti pada serum
1. O None Anti A dan Anti B
2. A A Anti B
3. B B Anti A
4. AB AB None
Antibodi anti A1 hanya reaktif terhadap golongan darah Al dan A1B tetapi kadang-
kadang juga pada golongan A2. Sedangkan antibodi yang paling kuat reaktif terhadap
golongan darah O dan A2 disebut anti H, tetapi kadang-kadang juga terdapat pada
golongan darah B, A1B dan A1. Antibodi tersebut termasuk aglutinin dingin (cold
agglutinin) yang dapat dikatakan tidak reaktif terhadap antigen eritrosit pada suhu > 30°C.
Ada 3 cara dalam penetapan golongan darah yaitu saliva tes, slide kaca obyek atau
ubin dan tabung. Dalam praktek atau pemeriksaan rutin metode kaca obyek merupakan
metode yang sederhana sehingga merupakan metode pilihan, kecuali apabila bersamaan
untuk menguji faktor Rh maka metode tabung merupakan metode pilihan.
Secara bersamaan beberapa ahli antara tahun 1939 - 1940 menemukan adanya
reaksi aglutinasi pada golongan darah yang sama akibat adanya zat anti yang disebut anti
Rhesus (anti D) dan antigennya disebut antigen Rhesus/antigen D. Mekanisme
terbentuknya antigen D tergambar sebagai berikut;
RHM_Ver04/11/2020
21
Rhesus negatif, sedangkan yang beraglutinasi dengan anti D digolongkan sebagai Rhesus
positif. Berdasarkan gambar 2.6 diatas, hanya mereka yang memiliki gen dce/dce yang
bersifat rhesus negatif, sedangkan gen yang lainnya bersifat rhesus positif
Metode penetapan Rhesus ada beberapa cara :
1.Metode tabung dengan saline anti D
2.Metode tabung dengan incomplet anti D, ini ada 2 cara yaitu Albumin dan Papain
metode.
3.Metode Slide (kaca obyek), metode ini digunakan dalam keadaan emergensi sehingga
disebut emergency Rh grouping.
Hasil-hasil kelainan dalam pengujian ABO dapat disebabkan oleh sejumlah faktor termasuk
berikut ini:
1.Teknik:
Teknik yang kurang sempurna merupakan salah satu sebab utama hasil· hasil kelainan
dalam pengujian rutin ABO, misalnya:
a. Peralatan dari kaca yang kotor dapat memberikan hasil-hasil positif palsu.
b.Sifat antigenitas serum yang rendah.
c. Konsentrasi sel terhadap serum yang tidak semestinya dapat memberikan hasil
positif atau negatif palsu.
d. Kontaminasi atau inaktivasi pereaksi dapat memberikan hasil negatif palsu, atau
kadang-kadang positif palsu.
e. Pembacaan yang sembarangan / ceroboh dapat memberikan hasil negatif palsu.T
f.Tidak digunakannya sarana bantu optik dapat memberikan hasil negatif palsu.
2.Sensitisasi. Yakni sel-sel darah merah yang berlapis antibodi (mengalami sensitisasi)
pada pasien dapat beraglutinasi dalam medium protein tinggi.
3. Baru saja dilakukan transfusi.
4.Genotip luar biasa
Antigen-antigen A atau B mungkin tidak jelas / lemah karena genotip yang luar biasa
(yakni sub-sub golongan A dan B).
5.Kekeliruan penggolongan
Sampel-sampel A2B dan A3B mungkin bereaksi lemah dengan pereaksi anti-A.
6.B dapatkan Aktivitas dapatan seperti B dapat ditimbulkan oleh kerja organisme-
organisme gram negatif
7.Protein-protein abnormal.
8.Obat-obatan
RHM_Ver04/11/2020
22
9.Umur
Banyak diantara anomali-anomali dalam pengujian ABO dapat diatasi dengan
mengambil sampel darah baru dari pasien-pasien yang bersangkutan, mencuci sel-selnya
dengan seksama dan mengulangi tes-tesnya. Jika masalah tetap ada, tes-tes skrining
antibodi, umur, diagnosis, medikasi-medikasi sebelumnya atau transfusi-transfusi
sebelumnya, temuan-temuan protein serum, hasil-hasil tes anti-globulin dan auto-kontrol,
kesemuanya dapat membantu dalam menentukan sebabnya. Fomasi rouleaux sering kali
dapat diminimalkan dengan menambah garam lagi ke campuran sel serum. Kalau
penyebabnya anti-B, biasanya ada kemungkinan mengabsorbsi sendiri antibodi tersebut,
meskipun hal itu sebaiknya tidak dicoba jika pasien telah ditransfusi dengan sel-sel darah
merah dalam empat minggu sebelumnya, karena antigen-antigen pada sel-sel yang
ditransfusikan mungkin mengabsorbsi suatu allo-antibodi yang sedang berkembang.
RHM_Ver04/11/2020
23
Kadar trombosit yang normal atau tinggi bukan berarti tidak berisiko mengalami gangguan
hemostasis. Hal ini dapat terjadi apabila fungsi trombosit berubah, maka fungsi hemostasis-
pun berubah. Oleh sebab itu, selain mengukur jumlah, memeriksa fungsi trombosit juga perlu
dilakukan dengan platelet function test yang antara lain berupa;
Platelet aggregometry (Analisa kemampuan agregasi platelet/trombosit)
Flow cytometry (mengukur glikoprotein dan marker aktifasi platelet)
Serum thromboxane B2 Immunoassay (deteksi aktifitas platelet COX-1)
Sonoclot analyzer (deteksi perubahan kemampuan viscoelastic sample darah)
Thromboelastography (TEG or ROTEM) (memonitor kecepatan dan kualitas
pembentukan clot/bekuan)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk 1) mengidentifikasi dan membantu penegakan diagnosis
disfungsi platelet, 2) Memonitor fungsi platelet pada pasien dengan terapi antikoagulan, 3)
menskrining risiko perdarahan dan hemostasis pada pasien pra-bedah, 4) Memonitor terapi
anti-platelet, 5) Mendeteksi adanya resistensi aspirin pada penggunaan aspirin sebagai anti
platelet.
Kelainan hemostasis dapat terjadi akibat kelainan koagulasi dan atau kelainan sistem
fibrinolisis. Sistem koagulasi melibatkan kinerja dari faktor pembekuan plasma termasuk
faktor kontak seperti Faktor Fitzgerald, High Molecular Weight Kalikrein (HMWK), dan
F.Fletcher-prekalikrein, sedangkan fibrinolisis melibatkan kerja plasminogen., plasmin, dan
plasminogen activator inhibitor (PAI). Kelainan hemostasis dapat timbul walaupun kadar
trombosit normal sehingga terjadi gangguan perdarahan dan atau koagulasi dalam bentuk
perdarahan intra vaskuler dan atau extravaskuler akibat fragilitas kapiler maupun kegagalan
kemampuan untuk melakukan pembekuan darah dan pembentukan clotting. Selain itu juga
dapat terjadi koagulasi dan atau pembentukan blood clot dalam vaskuler yang menyebabkan
trombus atau terjadinya hypercoagulable state.
Selain pemeriksaan diatas, gangguan hemostasis dapat dideteksi/didiagnosa dengan
beberapa cara lain seperti dibawah ini. Kadar fibrinogen dapat diukur dalam plasma demikian
pula dengan kadar anti trombin III dan fibrin degradation product/FDP yang merupakan tes
proses fibrinolitik dalam darah. Tabel 3.1. dibawah ini memberikan gambaran tentang tes faal
pembekuan yang sering dilakukan di klinik beserta nilai normalnya.
RHM_Ver04/11/2020
24
Tabel 3.1. Tes Fungsi (faal) Hemostasis dan Rujukan nilai normalnya
TES FAAL HEMOSTASIS NILAI NORMAL
Masa perdarahan/Bleeding time (metode Ivy) 3-6 menit
Masa pembekuan/Clotting time (Metode Lee-White) 4-8 menit
Masa retraksi bekuan (Clot retraction Time) Mengerut di suhu kamar
Masa pembekuan teraktifasi (celite) < 100 detik
Masa Protrombin (protrombin time/PT) 11-13 detik/selisih 2
detik dengan kontrol
Masa Tromboplastin Parsial (Partial Thromboplastin Time/PTT) 60 – 85 detik
Masa Tromboplastin Parsial Teraktivasi (Activated Partial 35 – 45 detik/selisih 5
Thromboplastin Time/aPTT) detik dengan kontrol
Masa pembekuan trombin (Thrombin Clotting Time) 10-15 detik/1,3X kontrol
Fibrinogen 150-450 mg/dL
Fibrin Degradation Product/FDP dengan lateks partikel < 20 g/dL
Fibrin Degradation Product/FDP eritrosit <5 g/dL
Antitrombin III cara koagulasi > 50% kontrol Normal
Antitrombin III cara spektrofotometrik 85-125% kontrol Normal
RHM_Ver04/11/2020
25
3. Harga normal pemeriksaan ini mempunyai variasi yang besar, sebab kita tidak
mempunyai atau sukar membuat standar tusukan. Dapat juga disebabkan kita menusuk
pada vena, sehingga waktu perdarahan akan memanjang.
4. Bila waktu perdarahan lebih kecil dari 1 menit atau lebih besar 7 menit maka
pemeriksaan diulang pada lengan yang lain.
Hasilnya memanjang pada: Trombocytopenia, Trombopathia, Menot Willebrand
Syndrome. Pada penderita Hemophilia, Hereditair Hypothrombinemia, Afibrinogenemia,
waktu perdarahan biasanya normal walaupun terjadi gangguan proses pembekuan darah.
RHM_Ver04/11/2020
26
RHM_Ver04/11/2020
27
RHM_Ver04/11/2020
28
RHM_Ver04/11/2020
29
BENAR SALAH
RHM_Ver04/11/2020
30
RHM_Ver04/11/2020
31
Ambil Gambar Perbesaran 100X dan tunjukkan tutor untuk tanda tangan LPS.
Cetak dan Tempelkan di sini saat mengumpulkan laporan praktikum
………..………..………..………..………..………..………..………..………..………..…
………..………..………..………..………..………..………..………..………..………..…
JUMLAH JUMLAH
RHM_Ver04/11/2020
32
………..………..………..………..………..………..………..………..………..………..…
….……………………………………………………………………………………………
….……………………………………………………………………………………………
….……………………………………………………………………………………………
….……………………………………………………………………………………………
….……………………………………………………………………………………………
Tempelkan Gambar/Foto Bilik Hitung lengkap dengan eritrosit yang anda hitung, baik pada
sampel pria maupun sampel perempuan.
RHM_Ver04/11/2020
33
Gambar 3.2. Beda pipet Eritrosit (atas) dan pipet leukosit (bawah)
Bilik hitung Improved Neubauer (lihat gambar 3.1 pada hitung eritrosit)
5.Bahan/reagen yang dibutuhkan: Larutan Turk
Larutan turk dibuat dari Asam asetat glasial 2 ml
Larutan gentian violet 1 % dalam air 1 ml
Aquadest ad 100 ml
Asam asetat glasial (asam lemah) bersifat hipotonik sehingga eritrosit akan pecah, larutan
gentian violet digunakan untuk mewarnai inti lekosit, sedangkan Aquadest berfungsi
sebagai pengencer.
Catatan: Larutan Turk yang dipergunakan sudah siap dan tinggal menggunakan
RHM_Ver04/11/2020
34
RHM_Ver04/11/2020
35
Penghitungan
Luas 1 bidang besar 1 x 1 mm2 = 1 mm2
Tinggi kamar penghitung = 0,1 mm
Jadi volume 1 bidang besar 1 x 0,1 mm3 = 0,1 mm3
Volume 4 bidang besar 4 x 0,1 mm3 = 0,4 mm3
Bila diperkirakan terdapat lekopeni (jumlah lekosit menurun, < 2500/mm3) maka
pengenceran darah dilakukan kurang dari 20 kali, misalnya 10 kali. Jika dalam kondisi
biasa darah dihisap sampai garis tanda “0,5” maka pada keadaan ini darah dihisap
sampai garis tanda “1" sehingga pengencerannya menjadi 10X.
Bila diperkirakan terjadi lekositosis (jumlah lekosit meningkat, > 15.000/mm3) maka
pengenceran darah dilakukan lebih dari 20 kali (misal dengan mengambil darah sampai
tanda “0,2” yang berarti pengenceran 50X. Bahkan apabila diperkirakan jumlah lekosit
mencapai > 100.000/mm3, pengenceran darah dapat dilakukan dengan pipet eritrosit
sampai 100 X atau bahkan 200X. Perlu dijaga agar tindakan pengenceran darah dalam
pipet tidak terganggu karena terganggunya proses pengenceran akan menimbulkan
kesalahan dalam penghitungan. Darah yang dibiarkan lama dan tak segera dihitung
akan berisiko lekosit yang cenderung menggumpal sehingga akan mengurangi dalam
ketelitian penghitungan.
RHM_Ver04/11/2020
36
Ambil Gambar Perbesaran 100X dan tunjukkan tutor untuk tanda tangan LPS.
Cetak dan Tempelkan di sini saat mengumpulkan laporan praktikum
………..………..………..………..………..………..………..………..………..………..…
………..………..………..………..………..………..………..………..………..………..…
………..………..………..………..………..………..………..………..………..………..…
JUMLAH JUMLAH
RHM_Ver04/11/2020
37
………..………..………..………..………..………..………..………..………..………..…
….……………………………………………………………………………………………
….……………………………………………………………………………………………
….……………………………………………………………………………………………
….……………………………………………………………………………………………
….……………………………………………………………………………………………
Tempelkan Gambar/Foto Bilik Hitung lengkap dengan eritrosit yang anda hitung, baik pada
sampel pria maupun sampel perempuan.
RHM_Ver04/11/2020
38
RHM_Ver04/11/2020
39
Ambil Gambar Perbesaran 100X dan tunjukkan tutor untuk tanda tangan LPS.
Cetak dan Tempelkan di sini saat mengumpulkan laporan praktikum
………..………..………..………..………..………..………..………..………..………..…
………..………..………..………..………..………..………..………..………..………..…
SAMPEL PEREMPUAN
RHM_Ver04/11/2020
40
JUMLAH JUMLAH
:………..………..………..………..………..………..………..………..……………………
:………..………..………..………..………..………..………..………..……………………
Ambil Gambar MINIMAL 4 Kotak. Tunjukkan tutor untuk mendapatkan ACC LPS
dan Tempel gambar disini saat mengumpulkan laporan praktikum
….……………………………………………………………………………………………
….……………………………………………………………………………………………
….……………………………………………………………………………………………
….……………………………………………………………………………………………
….……………………………………………………………………………………………
RHM_Ver04/11/2020
41
SAMPEL PRIA/LAKI-LAKI
JUMLAH JUMLAH
:………..………..………..………..………..………..………..………..……………………
:………..………..………..………..………..………..………..………..……………………
………..………..………..………..………..………..………..………..………..………..…
RHM_Ver04/11/2020
42
….……………………………………………………………………………………………
….……………………………………………………………………………………………
….……………………………………………………………………………………………
….……………………………………………………………………………………………
….……………………………………………………………………………………………
Tempelkan Gambar/Foto Bilik Hitung lengkap dengan trombosit yang anda hitung
RHM_Ver04/11/2020
43
Topik Praktikum IV: Penentuan Kadar Hemoglobin (Hb) dengan Metode Sahli
1. Metode pemeriksaan: Pemeriksaan kadar Hb dengan methode Sahli.
2. Prinsip percobaan: Haemoglobin diubah menjadi asam hematin sehingga timbul warna
yang kemuian dibandingkan secara visual dengan standart permanen pada alat tersebut.
Carboxy haemoglobin, methaemoglobin dan Sulf Hb tidak terukur dengan metode ini.
3. Bahan yang dipakai: Darah kapiler atau Darah vena dengan antikoagulan yang tidak
menyebabkan pengenceran.
4. Alat yang dipergunakan :
Hemometer Sahli, yang terdiri atas:
a. Pipet Sahli yang digunakan untuk menghisap darah sebanyak 0,02 ml.
b. Tabung hemometer dengan garis tanda pada kedua sisinya yang mengetahui kadar
dalam gram % atau %
c. Batang standart.
d. Pengaduk
e. Pipet tetes
4. Reagen yang dipakai :
a. HCl 0,1 N
b. Aquadest
6. Tata cara pemeriksaan
o Isaplah kedalam tabung haemometer HCl 0,1 N sampai tanda 2.
o Isaplah darah dengan pipet Sahli sampai tanda ‘20’ tepat dan hapuslah darah yang
mengotori ujung pipet dan sekitarnya.
o Masukkan pipet sahli yang berisi darah kedalam tabung haemometer yang berisi
HCl 0,1 N dan hisap-tiup perlahan didalam tabung untuk mencampurkan darah
dalam pipet Sahli dengan HCI 0,1 N yang ada didalam tabung sehingga tidak ada
darah tertinggal dan tercampur dengan baik.
o Setelah terjadi perubahan warna dan tidak ada darah yang tersisa dalam pipet sahli,
angkat pipet sahli dan masukkan batang pengaduk.
o Tambahkan aquadest tetes demi tetes sampai warna cairan dalam tabung
haemometer sambil diaduk perlahan dengan batang pengaduk sampai warna cairan
dalam tabung sama dengan wama batang standar. Saat menilai warna, jangan lupa
mengangkat batang pengaduk dan lihat dengan cahaya putih (hadapkan pada sinar
matahari dan bandingkan warnanya)
o Persamaan warna antara campuran dan batang standart harus dicapai dalam 3 menit
setelah darah dan HCl dicampur dalam alat.
RHM_Ver04/11/2020
44
o Lakukan Uji Coba Sahli Sesuai Permintaan Permintaan dalam Lembar Praktikum
Sementara.
o Bandingkan hasil yang diperoleh dari Uji sahli standar dan uji sahli hasil uji coba
7. Tata cara pembacaan hasil :
o Baca nilai warna yang terbaca pada standar dalam 3 menit setelah pencampuran
dengan HCl dan bacalah kadar haemoglobin dengan gram / dL.
o Pada usaha mempersamakan warna, tabung hendaknya diputar demikian rupa
sehingga garis menjadi tidak terlihat.
o Lakukan pemeriksaan yang sama dengan beberapa preparasi seperti yang diminta
dalam laporan sementara praktikum.
RHM_Ver04/11/2020
45
UJI COBA-2: Lakukan penghisapan pada Pipet Sahli 2x (volume darah yang digunakan
DUA KALI LIPAT) dan lakukan uji sesuai prosedur kerja dan observasi hasilnya.
Waktu/Jam Pengambilan Darah Dengan pipet Sahli: …………………………………
KESIMPULAN
(Buatlah simpulan berdasarkan apa yang terjadi di Uji Coba 1, 2)
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
Videokan proses Uji Coba 1, dan Uji Coba 2 kemudian tunjukkan pada tutor untuk
mendapatkan ACC praktikum. Tempelkan Foto hasil Uji Coba 1 dan Uji Coba 2, dan
bandingkan hasilnya secara berdampingan untuk mengisi laporan praktikum.
Kerjakan pada 1 sampel perempuan dan 1 sample laki-laki dan masing-masing sampel darah
memiliki 1 lembar hasil ini.
RHM_Ver04/11/2020
46
RHM_Ver04/11/2020
47
Pada praktikum kali ini kadar hematokrit akan dinilai dengan metode mikro
RHM_Ver04/11/2020
48
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
UJI COBA-2: Lakukan percobaan yang sama menggunakan 0,5cc darah yang ditambah
Normal Saline 0,5 cc. Catatlah hal yang sudah dilakukan dan jelaskan apa yang terjadi!
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
KESIMPULAN
(Buatlah simpulan berdasarkan apa yang terjadi pada proses Uji Coba 1 dan 2)
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
Tempelkan Foto hasil Uji Coba 1 dan 2 serta bandingkan hasilnya secara berdampingan.
Untuk laporan praktikum jelaskan mengapa dan bagaimana terjadi perubahan antara uji coba
1 dan 2.
RHM_Ver04/11/2020
49
RHM_Ver04/11/2020
50
- Hisap campuran darah dan larutan natrium sitrat ke dalam tabung Westergreen
sampai garis tanda 0. Apabila jumlah darah tidak mencukupi, ambil sebisanya,
dengan perbandingan natrium sitrat dengan darah adalah 1 : 5, dan lihat angka
tertinggi darah pada tabung westergren.
- Letakkan tabung pada rak tabung dengan posisi tegak lurus dan tanda 0 di atas.
- Setelah tabung terletak vertikal, lihat waktunya dan biarkan selama 1 jam.
- Secara ringkas, pemeriksaan LED cara westergreen tergambar sebagai berikut;
Gambar 3.6. Tata cara melakukan pengukuran LED dengan Tabung Westergren
7. Tata cara pembacaan hasil :
Lihat tingginya lapisan plasma yang terjadi dalam milimeter.
Angka yang tertunjuk pada skala tabung westergren tesebut adalah nilai LED yang
diperiksa (Lihat gambar lingkaran diatas)
Apabila angka tertinggi pada tabung sebelum dibiarkan selama 1 jam bukan 0, maka hasil
pembacaan setelah satu jam harus disesuaikan dengan angka awalnya. Misalnya angka
tertinggi awalnya adalah 10, dan setelah 1 jam hasilnya 20, maka LEDnya adalah 20 –
10 atau 10 mm/jam
Harga normal: Laki-Iaki : 0 - 10 mm / jam
Wanita : 0 - 15 mm / jam
RHM_Ver04/11/2020
51
UJI COBA-1: Lakukan prosedur pemeriksaan Hitung LED sesuai buku petunjuk.
Catatlah hal yang sudah anda lakukan dan jelaskan apa yang terjadi!
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
UJI COBA-2: Lakukan ambil natrium sitrat sebanyak 2 ml + 1mL darah kemudian
lakukan prosedur. Catatlah hal yang sudah anda lakukan dan jelaskan apa yang terjadi!
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
KESIMPULAN
(Buatlah simpulan berdasarkan apa yang terjadi pada proses Uji Coba 1 dan 2)
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
Tempelkan Foto hasil Uji Coba 1 dan 2 serta bandingkan hasilnya secara berdampingan.
Untuk laporan praktikum jelaskan mengapa dan bagaimana terjadi perubahan antara uji coba
1 dan 2.
RHM_Ver04/11/2020
52
RHM_Ver04/11/2020
53
Golongan darah O Rh negatif disebut juga dengan golongan darah O bombay yang merupakan
donor paling universal.
Apabila pada serum kontrol terjadi aglutinasi, maka perlu dicurigai adanya antibodi dingin
atau antibodi panas yang menjadi petunjuk adanya penyakit autoimun.
RHM_Ver04/11/2020
54
UJI COBA-1: Lakukan pemeriksaan golongan darah dan rhesus sesuai buku petunjuk.
Catatlah hal yang sudah anda lakukan dan jelaskan apa yang terjadi!
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
UJI COBA-2: Lakukan percobaan diatas menggunakan darah (0.5cc) yang ditambah
dengan 0,5cc NaCl. Catatlah hal yang sudah anda lakukan dan jelaskan apa yang terjadi!
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
KESIMPULAN
(Buatlah simpulan berdasarkan apa yang terjadi pada proses Uji Coba 1 dan 2)
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
Videokan proses Uji Coba 1, dan Uji Coba 2 kemudian tunjukkan pada tutor untuk
mendapatkan ACC praktikum.
Tempelkan Foto hasil Uji Coba 1 dan Uji Coba 2, dan bandingkan hasilnya secara
berdampingan untuk mengisi laporan praktikum.
Untuk pembahasan laporan praktikum, jelaskan mengapa dan bagaimana terjadi perubahan
antara uji coba 1 dan 2!
Jika ada beberapa sampel darah, maka setiap sampel darah memiliki 1 lembar hasil ini.
RHM_Ver04/11/2020
55
(1 kertas
saring untuk
1 tusukan)
RHM_Ver04/11/2020
56
RHM_Ver04/11/2020
57
REFERENSI :
RHM_Ver04/11/2020
a
RHM_Ver04/11/2020