Laporan Tutorial MGG 4 Blok 5.c

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN TUTORIAL

BLOK 5.C
SKENARIO 4 : COBA GANTI

Dosen Pembimbing : Dra. Elmatris, MS


Kelompok : 5

Ketua Siti Aisyah 1710331010


Sekretaris Papan Asri Rahmayelita 1710333015
Sekretaris Meja Putri Azzahra 1710333016
Naomi Sondang 1710332015
Putri Devaranti 1710331015
Yessy Tamara 1710333002
Miftahul Jannah 1710331004
Ririn 1710331001

PRODI S1 KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2019/2020

Modul 4
Skenario 4 : Coba Ganti
Ny. Maya berusia 35 tahun saat ini sudah mempunyai 2 anak. Ia datang ke
bidan karena mengeluhkan bahwa ia sering merasa pusing dan sakit kepala
semenjak ia mengkonsumsi suntik KB 3 bulanan sejak sebulan yang lalu. Karena
merasa tidak cocok, ia berencana mengganti alat kontrasepsi dengan yang lebih
cocok bagi tubuhnya. Selain itu, Ny. Maya juga bahwa nafsu makannya
meningkat dan wajahnya berjerawat setelah menggunakan KB ini, ia bingung
apakah ini ada hubungan dengan jenis KB yang dipakainya
Setelah melakukan pengkajian dan pemeriksaan, diketahui bahwa Ny
Maya berada dalam kondisi sehat walaupun ia diketahui memiliki riwayat
penyakit DM dan pernah menderita FAM beberapa tahun lalu. Bidan kemudian
melihat Medical Eligibility Criteria Wheel for Contraceptive Use yang
dikeluarkan WHO untuk menilai jenis kontrasepsi yg direkomendasikan dan aman
dipakai oleh kliennya. Bidan menyarankan Ny.Maya untuk mencoba memakai
alat kontrasepsi non hormonal dan jangka panjang karena faktor usia dan riwayat
penyakitnya. Setelah berkonsultasi dengan bidan, Ny.Maya akhirnya memilih
menggunakan IUD dan meminta bidan untuk memasangnya. Setelah dilakukan
pemasangan, bidan kembali menjelaskan tanda-tanda bahaya pasca pemasangan
yang harus diwaspadai ibu seperti pendarahan yang sangat banyak sehingga
memerlukan rujukan.

Bagaimanakah saudara menjelaskan skenario diatas?

Step I
Klarifikasi Istilah
1. FAM adalah fibrooma mamae beruapa tumor jinak yang berada di sekitar
mamaesering terjadi pada wanita
2. MECWFCU adalah sebuah petunjuk dalam memilih kontrsepsi yang aman
dan tepat
3. Kontrasepsi non hormonal adalah jenis alat kontrasepsi yang tidak
mengandung hormon

Step II
Rumusan Masalah
1. Mengapa nyonya maya mengeluhkan pusing sejak mengonsumsi KB
suntik?
2. Mengapa nyonya maya merasa tidak cocok dengan KB sekarang?
3. Mengapa setelah menggunakan KB nyona maya berjerawat dan
mengalami peningkatan nafsu makan ?
4. Bagaimana pengaruh riwayat DM dan FAM terhadap kontrasepsi
hormonal?
5. Mengapa dalam memilh kontrasepsi yang aman harus berpedomat pada
MECWFCU ?
6. mengapa bidan menyarankan agar nyonya maya untuk menggunaka KB
non hormonal ?
7. mengapa nyonya maya memilih menggunakan kontrasepsi IUD ?
8. bagaimana tanda tanda bahaya yang harus diwaspadai setelah memasang
kontrasepsi
9. mengapa bidan menjelaskan tanda tanda bahaya pasca pemasanagan
kontrasepsi

Step III
Hipotesa
1. pusing setelah mengonsumsi KB suntik merupakan efeksamping setelah
penngunaan KB karena kontrasepsi suntik mengandung hormon sehinnga
akan mempengaruhi peredaran hormon di dalam tubuh , tetapi jika pusing
setelah pemakaian kontrasepsi terjadi berminggu minggu maka itu merupakan
tanda ketidakcocokan dalam penggunaan metode kontrasepsi tersebut .
2. nyonya maya merasa tidak cocok dengan kontrasepsi yang ia gunakan
sekarang karena ia mengalami sakit kepala dan pusing terus menerus
3. nyona maya berjerawat setelah menggunakan kontrasepsi suntik karena
kontrasepsi suntik mengandung hormon estrogen dimana dalam kerja hormon
ini mempengaruhi atau merangsang kelenjar minyak untuk memproduksi
minyak lebih banyak sehinnga jika pri pori tersumbat akan menyebabkan
jerawat, untuk peningkatan nafsu makan pada nyonya maya itu akibat homon
estrogen menghambat kerja insulin sehingga kadar gula dalam darah tidak
terkontrol dengan baik.
4. Pengaruh kontrasepsi hormonal ini terhadap penyakit diabetes melitus adalah
kontrasepsi hormonal ini menggangu kerja hormon insulin sehingga kadar
gula dalm darah tidak terkontol bagi orang yang mengalami diabetes kalau
menggunakan kontrasepsi hormonal makan kadar gul darahnya semakin tidak
terkontrol karena pengaruh hormon estrogen yang masuk dalam tubuh
5. Dalam pemilihan kontrasepsi yang akan digunakan perlu berpedoman pada
MECWFCU karena dalam pemilihan jenis konterasepsi yang aman dan tepat
kita sebagai tenaga kesehatan harus harus menyesuaikan dengan kebutuhan,
keadana pasien agar tidak terjadi ketidakcocokan setelah penggunaan.
6. Bidan menyarankan nyonya maya menggunakan kontrasepsi non hormonal
karena nyonya maya tidak cocok dengan kb hormoal hal ini ditandai bahwa
nyonya maya mengalami pusing, berjerawat dan peningkatan nafsu makan
setelah menggunakan kb suntik dan bidan juga menemukan bahwa nyonya
maya memiliki riwayat penyakit FAM dan DM .
7. karna bidan menyarankan nyonya maya untuk menggunakan kontrasepsi non
hormonal
8. tanda tanda bahaya yang harus diperhatikan setelah pemasangan kontrasepsi
adalah terjadi perdarahan yang banyak setelah menggunakan AKDR dan
pusing sakit kepala mual dan muntah yang berlebihan setelah pemasangan
kontrasepsi hormonal
9. bidan menjelaskan kepada nyonya maya tanda bahaya setelah pemasangan
kontrasepsi IUD agar setelah pemasangan nyonya maya mampu mengetahui
tanda tanda bahaya apabila terjadi pada dirinya sehingga bisa dilakukan
penanganan dan rujukan jika terjadi komplikasi setelah pemasangan
kontrasepsi

Step IV
Skema
Rumor dan kondom
mitos

Ny. Maya 35thn


kontraindika sakit kepala dan Kb hormonal dan
si pusing non hormonalal

perdarahan Pengkajian dan IUD & suntik 3


pemeriksaan bln

Riwayat fam
6
dan dm

Step V
Learning Objektif
1. mahasiswa mampu mengetahui pengertian kontrasepsi hormonal dan
nonhormonal
2. mahasiswa mampu metode kontrasepsi hormonal dan non hormonal
3. mahasiswa mampu kontrasepsi pria
4. mahasiswa mampu mengetahui indikasi, kontraindikasi dan efeksamping
penggunaan kotrasepsi hormonal dan non hormonal
5. mahasiswa mampu kriteria kelayakan alat kontrasepsi
6. mahasiswa mampu mengetahui kasus kasus kontrasepsi yang memerlukan
rujukan
7. mahasiswa mampu menjelaskan menajemen asuhan dalam pelayanan
kontrasepsi
8. mahasiswa mampu menjelaskan rumor dan mitos kontrasepsi

Step VII
Sharing information
1. Pengertian kontrasepsi hormonal dan non hormonal

Kontrasepsi hormonal : Alat atau obat yang bertujuan untuk mencegah


terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung hormon estrogen
dan progesteron

Kontrasepsi Non Hormonal : Suatu cara atau metode yang bertujuan untuk
mencegah pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan yang tidak
mengandung hormone (estrogen dan progesteron)

2. Mekanisme kerja kontrasepsi hormonal dan nonhormonal


Hormonal
1. Pil Kombinasi
Kerja aktif dari komponen-komponen yang ada dalam pil memberikan
efek mencegah kehamilan. Pada pil kombinasi, komponen estrogen dan
komponen progesterone bekerja sama untuk menghambat terjadinya
ovulasi. Aktifitas tersebut terjadi pada tingkat hipotalamus, yaitu dengan
menghambat GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone), sehingga
pelepasan FSH dan LH yang berasal dari kelenjar hipofisa anterior akan
terhambat, dan akan menimbulkan hambatan pada ovarium secara
sekunder Estrogen memiliki dominansi untuk menekan FSH, sehingga
maturasi folikel dalam ovarium menjadi tehambat. Karena pengaruh
estrogen dari ovarium tidak ada, maka tidak terdapat
pengeluaranLH.Ditengah-tengah daur haid kurang terdapat FSH dan tidak
ada peningkatan kadar LH akan menyebabkan ovulasi menjadi terganggu.
Estrogen dalam dosis tinggi dapat mempercepat perjalanan ovum, dan hal
ini akan mempersulit terjadinya implantasi dalam endometrium.
Komponen progesterone lebih banyak menghambat LH dan hanya
sedikit menghambat FSH. Fungsi dari progesterone dalam pil kombinasi
adalah untuk lebih memperkuat khasiat estrogen, sehingga dalam 95 –
98% tidak terjadi ovulasi. Progesteron sendiri dalam dosis tinggi dapat
menghambat terjadinya ovulasi, tetapi tidak pada dosis rendah.
Progesteron memiliki khasiat: - membuat lendir serviks uteri menjadi lebih
kental, sehingga menghalangi penetrasi spermatozoon untuk masuk
kedalam uterus.Kapasitasi spermatozoon yang perlu untuk memasuki
ovum terganggu - Beberapa jenis progesterone memiliki efek
antiestrogenik terhadap endometrium, sehingga menyulitkan implantasi
ovum yang telah dibuahi.
Efek progesterone dan estrogen bersama-sama dapat dilihat pada
endometrium, dimana endometrium menjadi sukar untuk mengalami
implantasi dan menjadi lebih tipis, yang mengakibatkan para pemakai pil
kontrasepsi jarang mengalami menstruasi).
Dengan banyaknya modifikasi dalam rumus kimia dan dosis dari
progesterone dan estrogen, maka aktifitas biologik dari berbagai jenis pil
juga berbeda-beda. Untuk membandingkan khasiat farmakologi dari pil-pil
kombinasi, selain dilihat dosisnya, juga harus dilihat dari jenis hormon
yang terkandung dalam pil tersebut. Sebagai contoh, noretindron dan
noretinodrel memiliki kekuatan yang sama, sedangkan noretindron asetat
dua kali lebih kuat daripada noretindron, atau noretinodrel. Etinodiol
diasetat 15 kali lebih kuat daripada norgestrel dan kira-kira 30 kali lebih
kuat daripada noretindron atau noretinodrel. Etinil estradiol memiliki
kekuatan 1.7 sampaidengan 2 kali lebih kuat daripada mestranol.Hal ini
penting untuk diketahui, apabila akan memberikan pil kontrasepsi, perlu
dilakukan evaluasi terlebih dahulu tentang dosis dan jenis kedua hormon
yang dipakai dalam pilkombinasi tersebut.

Non Hormonal

 MAL
Merupakan metode kontrasepsi yang mengandalkan pemberiasn ASI pada
bayi dengan syarat : menyusui secara penuh ( ekslusif ), belum haid, dan
usia bayi kurang 6 bulan.
Mekanisme kerjanya : Penghisapan ASI yang intensif secara berulangkali
akan menekan sekresi GnRH yang berfungsi mengatur kesuburan. Sekresi
GnRH yang tidak teratur mengganggu pelepasan hormone FSH dan LH
untuk menghasilkan sel telur dan persiapan endometrium. Rendahnya
kadar hormone FSH dan LH menekan perkembangan folikel di ovarium
dan menekan ovulasi.
 Kondom
Mekanisme kerja : prinsip kerja kondom adalah sebagai perisai dari penis
sewaktu koitus dan mencegah pengumpulan sperma dalam vagina.
 AKDR
Mekanisme kerja : Mekanisme kerja IUD sampai sekarang belum
diketahui dengan pasti. Namun banyak pendapat menyebutkan IUD dalam
kavum uteri menimbulkan reaksi peradangan endometrium yang disertai
dengan sebukan leukosit yang dapat menghancurkan blastokista atau
sperma.Pada pemeriksaan cairan uterus pada pemakai IUD seringkali
dijumpai pula sel-sel makrofag yang mengandung spermatozoa. Penelitian
lain juga menyebutkan bahwa sering adanya kontraksi uterus pada
pemakai IUD yang dapat menghambat nidasi. Diduga disebabkan oleh
meningkatnya kadar prostaglandin dalam uterus perempuan tersebut.
 Tubektomi : Tubektomi adalah jenis kontrasepsi jangka panjang metode
operasi yang dilakukan pada perempuan.
 Cara pomeroy : Denga mengangkat bagian tengah tuba sehingga
membentuk suatu lipatan terbuka,kemudian dasarnya diikat dengan
benang yang dapat diserap, tuba diatas tersebut kemudian dipotong.
 Cara Irving : Tuba dipotong antara dua ikatan benang yang dapat
diserap, ujung proksimal tuba ditanamkan kedalam miometrium,
sedangkan ujung distal ditanamkan kedalam ligamentum latum.Cara
Aldridge : Peritonium dari ligamentum latum dibuka dan kemudian
tuba bagian distal bersama sama dengan fimbria ditanam kedalam
ligamentum latum
 Cara uchida : Tuba ditarik keluar abdomen melalui suatu insisi kecil
diatas simpisis pubis.
 Vasektomi
Mekanisme kerja : dengan memotong saluran vas deferens sehingga
sperma tidak dapat masuk ke uretra sehingga tidak terjadi kehamilan.
3. Indikasi dan kontraindikasi kontrasepsi hormonal dan nonhormonal
1. Kontrasepsi Hormonal
 Pil Kombinasi
Indikasi :
 Usia reproduksi
 Telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak
 Gemuk atau kurus
 Menginginkan metode kontrsepsi dengan efektivitas tinggi
 Anemia karena haid berlebihan
 Nyeri haid hebat
 Siklus haid tidak teratur
 Kelainan payudara jinak
 Penyakit tiroid,penyakit radang panggul,endometriosis atau tumor ovarium
jinak

Kontraindikasi

 Hamil atau dicurigai hamil


 Menyusui ekslusif
 Perdarahan pervagina yang belum diketahui penyebabnya
 Penyakit hati akut(hepatitis)
 Perokok dengan usia >35 tahun
 Riwayat penyakit jantung
 Tekanan darah >180/110 mmHg
 Riwayat gangguan faktor pembekuan darah
 Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari dan factor lupa

 Metode Implan
Indikasi
 Usia reproduktif
 Telah memiliki anak
 Menyusui dengan membutuhkan kontrasepsi
 Pasca persalinan tidak meyusui
 Pasca keguguran
 Tidak menginginkan anak lagi,tapi menolak sterilisasi
 TD kurang dari 180/110 mmHg
 Sering lupa minum pil

Kontraindikasi

 Hamil atau diduga hamil


 Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya
 Benjolan atau kanker payudara atau riwayat kanker payudara
 Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
 Gangguan toleransi glukosa.

 Suntik kombinasi
Indikasi
 Usia reproduktif
 Telah memiliki anak atau belum memiliki anak
 Ingin mendapat kontrasepsi dengan efektivitas tinggi
 Menyusui ASI pasca persalinan >6 bulan

Kontraindikasi

 Hamil atau diduga hamil.


 seorang wanita yang merasa dirinya hamil jangan mengkonsumsi suntik
mkombinasi karena mungkin akan membuat cacat bayi yang dikandung
 Menyusui dibawah 6 minggu pascapersalinan kerena penggunaan suntikan
kombinasi dapat mengurangi kualitas dan kwantitas ASI
 Perdarahan pervaginan yang belum jelas penyebabnya karena pada
perdarahan yang belum tau penyebabnya mungin saja perdarahan itu dapat
disebabkan karena adanya peyakit yang akan bertambah parah jika
kontrsepasi kombinasi
 Usia >35 tahun yang merokok karena dapat memiliki kesempatan untuk
terkena stroke
 Tekanan darah tinggi >180/110 mmHg,suntikan kombinasi dapat
meningkatkan tekanan darah tinggi
 Keganasan payudara karena estrogen menyebakan perkembangan
jaeringan stroma payudara

 Suntik progestin

Indikasi

 Usia reproduktif
 Telah memiliki anak atau belum memiliki anak
 Ingin mendapat kontrasepsi dengan efektivitas tinggi

Kontraindikasi

 Hamil atau diduga hamil,seorang wanita yang merasa dirinya


hamil jangan mengkonsumsi suntik mkombinasi karena mungkin akan
membuat cacat bayi yang dikandung
 Menyusui dibawah 6 minggu pascapersalinan kerena penggunaan
suntikan kombinasi dapat mengurangi kualitas dan kwantitas ASI
 Perdarahan pervaginan yang belum jelas penyebabnya karena pada
perdarahan yang belum tau penyebabnya mungin saja perdarahan itu dapat
disebabkan karena adanyapenyakit yang akan bertambah parah jika kontrsepasi
kombinasi
 Usia >35 tahun yang merokok karena dapat memiliki kesempatan
untuk terkena stroke

4. Kelebihan dan kekurangan kontrasepsi hormonal dan non hormonal

A. Hormonal

1. PilKombinasi

Kelebihan :
 Efektifitas sebanding dengan sterilisasi dan hormonal jangka panjang
(implant/IUD) jika dikonsumsi sesuai petunjuk.
 Mudah digunakan.
 Cocok untuk menunda kehamilan pertama bagi PUS.
 Meningkatkan kepadatan tulang.
 Menurunkan risiko KET.
 Tidak mengganggu hubungan seks.

Kekurangan :

 Sangat memerlukan kepatuhan.


 Mempengaruhi aktivitas obat lain seperti analgetik, antikoagulan,
antidepresan, anti inflamasi dll
 Dapat dipengaruhi olehobat lain sehingga keefektifan menurun sepertianti
tuberkulosis, antifungi, antiretroviral dll.
 Tidak terserap sempurna jikaterjadi gangguan pencernaan seperti
diare/muntah.
 Tidak melindungi dari HIV/PMS.

2. Pil Progestin

Kelebihan :Salah satu pilihan bagi ibumenyusui karena tidak mempengaruhi


produksi ASI.

 Dapat digunakan untuk wanita yang kontraindikasi kontrasepsi yang


mengandung esterogen.
 Kesuburan cepat kembali bila pemakaian dihentikan.
 Tidak menyebabkan hipertensi dan bisa digunakan pada wanita berisiko
komplikasi kardiovaskuler.
 Tidak mengganggu hubungan seks.

Kekurangan :

 Harusdiminumdiwaktu yang samasetiaphari.


 Jikaterlambat 4 jam harussediakankontrasepsicadangan.
 Dapatdipengaruhioleh obat
lainsehinggakeefektifanmenurunsepertiantituberkulosis, antifungi,
antiretroviral dll.
 Menyebabkanperubahansiklusmenstruasi
 Tidakmelindungidari HIV/PMS.

3. Suntik 3bulan / DMPA

Kelebihan :

 Efektifdan aman bagiberbagaikalangan.


 Tidakmenggangguhubunganseks.
 Nyamankarenajadwal 3 bulansekali.
 Efektifitassebandingdengankontrasepsi oral.

Kekurangan :

 Siklusmenstruasitidakteratur.
 Tidakmelindungidari HIV/PMS.
 Peningkatanberatbadan (peningkatannafsumakandangayahidup)

4. Suntik 1 bulan

Kelebihan :

 Lebihdisukaidaripadapil.
 Perdarahanlebihteraturdaripadapil progestin.
 Cepatkembali fertile jikadihentikanpenggunaan.
 Tidakmempengaruhihubunganseks.

Kekurangan :

 Tidakmelindungidari HIV/PMS.
 Perdarahantidakteratur 3 bulanpertama.

5. Implant
Kelebihan :

 Tidakmempengaruhikepadatantulang.
 Salah satumetodeefektif.
 Cocokuntukwanitakontraindikasiesterogen.
 Perdarahanringan.
 Tidakmempengaruhitekanandarah.
 Digunakanuntukjangkapanjangperlindungan 5 tahun.
 Mencegahanemia.
 Tidakmempengaruhifertilitas.
 Tidakmempengaruhihubunganseks.

Kekurangan :

 Perdarahanmemanjangdansering.
 Insersidanpengeluaranharusdengantenagakesehatanterlatih.
 Lebihmahal.
 Tidakdapatmenghentikankontrasepsisendiri.

6. IUS

Kelebihan :

 Angkakegagalankecilyaitu 0,1% setelah 1 tahundan 0,5% dalam 5 tahun.


 Penurunanrisikoneoplasiasaluranreproduksidanpayudara.Tidakmempengar
uhidensitas mineral tulangdanberatbadan.

Kekurangan :

 Amenorea/oligomenorea
 Tidakmemberikanperlindunganterhadap HIV/PMS.
 Dapatterjadiekspulsispontan, infeksi, KET, abortusspontandll
 Benangnyadapatmempengaruhikenyamanandalamberhubunganseks.

B. Non hormonal
1. IUD

Kelebihan Kontrasepsi IUD

a. Sangat efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun


pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan)
b. AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan
c. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak
perlu diganti)
d. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
e. Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
f. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
g. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak
terjadi infeksi
h. Dapat digunakan sampai manopouse
i. Tidak ada interaksi dengan obat-obat
j. Membantu mencegah kehamilan ekktopik

Kekurangan Kontrasepsi IUD

Efek samping umum terjadi:

a. perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak, perdarahan antar
mensturasi, saat haid lebih sakit
b. Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari
setelah pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau
diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding
uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
c. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS, karena tidak ada barrier
dalam mencegah penularan infeksi nya.
d. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering
berganti pasangan
e. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS
memakai AKDR, PRP dapat memicu infertilitas
f. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam
pemasangan AKDR
g. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah
pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1 – 2 hari
h. Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih
yang dapat melepas
i. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi
apabila AKDR dipasang segera setelah melahirkan)
j. Tidakmencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR
untuk mencegah kehamilan normal
k. Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke
waktu.

2. Tubektomi
Kelebihan
1) Permanen dan efektif.
2) Tidak mempengaruhi proses menyusui
3) Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal
4) Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%.
5) Tidak ada efek samping jangka panjang dan tidak mengganggu
hubungan seksual.
Kekurangan Tubektomi :
1) Rasa sakit/ketidak nyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
2) Tidak bisa mempunyai anak lagi

3. Vasektomi
Kelebihan :
• Permanen
• Tidak ada efek samping jangka panjang dan tidak mengganggu
hubungan seksual.
Kekurangan
• Efek samping bedah  hematoma, infeksi
• Memerlukan ahli khusus
• Tidak memproteksi terhadap PMS

6. Asuhan kebidanan pelayanan kontasepsi hormonal dam nonhormonal.


a. Menjalin hubungan baik dengan klien hal ini berguna untuk menjalin
pendekatan dengan klien.
b. 4 K
 Kondisi, mengetahui kondisi ibu melalui
 Anamnesis, meliputi alasan klien berkunjung (ingin menggunakan
kontrasepsi hormonal maupun non hormonal), biodata (umur,
status perkawinan), riwayat menstruasi, riwayat kehamilan,
persalinan dan nifas yang lalu (jumlah anak), riwayat KB (apakah
ibu sebelumnya pernah menggunakan kontrasepsi, jika iya, apa
jenisnya, berapa lama penggunaannya), riwayat kesehatan klien,
kebiasaan sehari-hari (apakah ibu merokok).
 Pemeriksaan meliputi tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik
(pemeriksaan payudara, abdomen dan genitalia), dan pemeriksaan
penunjang.
 Kemungkinan
 Setelah mengetahui kondisi ibu, dapat diketahui pilihan kontrasepsi
apa yang dapat digunakan dan yang tidak dapat digunakan oleh
ibu.
 Jelaskan mengenai efektivitas, waktu penggunaan atau
pemasangan, cara pemakaian atau pemasangan, kelebihan dan
kekurangan dari masing-masing pilihan kontrasepsi apa yang dapat
digunakan dan yang tidak dapat digunakan oleh ibu.
 Konsekuensi
Setelah ibu menentukan kemungkinan jenis kontrasepsi seperti apa
yang akan digunakannya, jelaskan kemungkinan efek samping dari metode
kontrasepsi yang dipilih ibu.
 Keputusan
 Bantu ibu mengambil keputusan dengan mengarahkan pilihan
kontrasepsi yang cocok dengan ibu.
 Berikan kesempatan kepada ibu untuk mendiskusikan kembali
metode kontrasepsi yang akan digunakannya dengan suami.
c. Setelah ibu mengambil jelaskan kembali mengenai cara penggunaan, waktu
penggunaan (pil KB), efek samping, jadwal kunjungan ulang dan tanda-
tanda bahaya yang membutuhan penanganan medis.
d. Melakukan rujukan, kondisi yang membutuhkan rujukan :
 IUD yang benangnya tak terlihat lagi, sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan USG untuk melihat posisi IUD.
 Tindakan tubektomi dan vasektomi
 Komplikasi atau efek samping dari penggunaan kontrasepsi
tersebut.

7. Penapisan akseptor KB
1. Pengertian
Penapisan klien merupakan upaya untuk melakukan tela’ah dan kajian
tentang kondisi kesehatan klien dengan kesesuaian penggunaan metode
kontrasepsi yang diinginkan.

2. Tujuan Penapisan KB
Tujuan utama penapisan klien untuk menentukan keadaan yang
membutuhkan perhatian khusus dan masalah (misalnya diabetes atau
tekanan darah tinggi) yang membutuhkan pengamatan dan pengelolaan
lebih lanjut.

Tujuan penapisan klien adalah untuk menentukan:

1. Apakah ada masalah medik, kondisi biologik sebagai penyulit teknis,


tidak terpenuhinya syarat teknis-medik yang dapat menghalangi
penggunaan metode KB tertentu.
2. Apakah perlu dilakukan penilaian/pengelolaan lanjut terhadap masalah
medik yang ditemukan agar penggunaan kontrasepsi memungkinkan.

3. Perencanaan Keluarga Dan Penapisan Klien

4. Seorang perempuan telah dapat melahirkan, segera setelah ia mendapat


haid yang pertama (menarche)

5. Keseburan seorang perempuan akan terus berlangsung sampai


berhentinya haid (menopuse)

6. Kehamilan dan kelahiran terbaik, artinya resiko rendah untuk ibu dan
anak adalah antara 20-35 tahun.

7. Persalinan pertama dan kedua paling rendah resikonya

8. Jarak antara 2 kelahiran sebaiknya 2-4 tahun.

Tujuan utama penapisan klien sebelum pemberian suatu kontrasepsi


adalah untuk menentukan apakah ada :

1. Kehamilan

2. Keadaan yang membutuhkan perhatian khusus

3. Masalah (misalnya diabetes atau tekanan darah tinggi) yang


membutuhkan pengamatan dan pengelolaan lanjut.

Untuk sebagian besar klien bisa diselesaikan dengan cara anamnesis


terarah, sehingga masalah utama dikenali atau memungkinkan hamil dapat
dicegah. Sebagian besar cara kontrasepsi, kecuali AKDR dan kontrasepsi
mantap tidak membutuhkan pemeriksaan fisik maupun panggul.

Pemeriksaan laboratorium untuk klien Keluarga Berencana dan klien baru


tidak diperlukan karena :

1. Sebagian besar klien KB berusia muda (umur 16 – 35 tahun) dan


umumnya sehat.
2. Pada wanita, masalah kesehatan reproduksi (misalnya kanker genital
dan kanker payudara, fibroma uterus) jarang di dapat pada umur
sebelum 35 tahun atau 40 tahun.

3. Pil kombinasi yang sekarang tersedia berisi estrogen dan progestin


lebih baik karena efek sampingnya jarang menimbulkan masalah
medis.

4. Pil progestin, suntikan, dan susuk bebas dari efek yang berhubungan
dengan estrogen dan dosis progestin yang dikeluarkan perhari bahkan
lebih rendah dari pil kombinasi.

Untuk penapisan KB yang dilakukan bidan bisa menggunakan


DAFTAR TILIK yang dijadikan acuan apakah seorang WUS tersebut
cocok dengan KB yang direncanakan dengan menyesuaikan formatnya
dengan daftar tilik tersebut.

8. Mitos dan fakta terkait kontrasepsi hormonal dan nonhormonal

 Mitos:Pil KB membuat gemuk.


Fakta: hormon estrogen yang ada dalam pil KB dapat mengikat garam dan
cairan tubuh, sehingga bisa menyebabkan penambahan berat badan. Tetapi
pil KB modern tidak memberikan efek kenaikan berat badan. Kenaikan
berat badan sering terjadi karena wanita merasa aman tidak akan
mengandung atau terjadi perubahan pola makan.
 Mitos: Pil KB mengurangi kesuburan.
Fakta: Tidak benar! Pil KB mampu menjaga tingkat kesuburan dan cukup
menghentikan pemakaian untuk kembali memeroleh kehamilan.
 Mitos: Pil KB Membuat Wajah Berjerawat dan Berminyak
Fakta: Hal ini dapat disebabkan karena respon tubuh pada hormon yang
ada dalam pil KB.
 Mitos: Pil KB membuat tulang menjadi rapuh.
Fakta: Tidak benar! Kandungan dua hormon yang ada pada setiap
butir Pil KB membantu pencegahan pengapuran dini pada tulang
atau yang lebih sering disebut dengan osteoporosis
 Mitos: Pil KB beresiko pada kandungan.
Fakta: Tidak benar! Secara klinis, konsumsi Pil KB secara teratur
akan membantu mencegah risiko kehamilan di luar rahim, kista ,
atau pun kanker Rahim
 Mitos: Batang IUD dapat menempel di kepala bayi setelah
melahirkan.
Fakta: Tidak benar! Karena janin dilindingu oleh selaput amnion dan
cairan amnion
 Mitos: IUD biasa berpindah tempat setelah dipasang.
Fakta: IUD tidak dapat berpindah tempat, namun mungkin bergeser sedikit
dari sejak waktu pemasangan. Karena itu penting untuk melakukan
pemeriksaan rutin setahun sekali ke bidan/dokter untuk memeriksa
keadaan IUD di dalam rahim atau jika ada keluhan

 Mitos: Implant dapat berpindah tempat.


Fakta: Tidak benar! Implant dipasang di lengan bagian atas dan dilindungi
oleh jaringan di sekitarnya, dan efektif mencegah kehamilan selama 4
tahun.
 Mitos: Pil KB atau Pil Kontrasepsi Darurat Bisa Dipakai Untuk
Aborsi
Fakta: Tidak benar, Pil KB atau pil kondar memang tidak disarankan
untuk ibu hamil, tetapi hal itu bukan berarti kedua pil tersebut bisa dipakai
untuk aborsi.
Daftar Pustaka

Hartanto H, 2004. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta : Sinar Harapan

Saifuddin BA, dkk, 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.


Jakarta :Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Setya, Arum, dkk. 2009. Panduan lengkap Pelayanan KB terkini. Yogyakarta :


Medika

Pendit, Bram. 2006. Ragam Metode Kontrasepsi. Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2013. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai