Laporan Tutorial MGG 4 Blok 5.c
Laporan Tutorial MGG 4 Blok 5.c
Laporan Tutorial MGG 4 Blok 5.c
BLOK 5.C
SKENARIO 4 : COBA GANTI
PRODI S1 KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2019/2020
Modul 4
Skenario 4 : Coba Ganti
Ny. Maya berusia 35 tahun saat ini sudah mempunyai 2 anak. Ia datang ke
bidan karena mengeluhkan bahwa ia sering merasa pusing dan sakit kepala
semenjak ia mengkonsumsi suntik KB 3 bulanan sejak sebulan yang lalu. Karena
merasa tidak cocok, ia berencana mengganti alat kontrasepsi dengan yang lebih
cocok bagi tubuhnya. Selain itu, Ny. Maya juga bahwa nafsu makannya
meningkat dan wajahnya berjerawat setelah menggunakan KB ini, ia bingung
apakah ini ada hubungan dengan jenis KB yang dipakainya
Setelah melakukan pengkajian dan pemeriksaan, diketahui bahwa Ny
Maya berada dalam kondisi sehat walaupun ia diketahui memiliki riwayat
penyakit DM dan pernah menderita FAM beberapa tahun lalu. Bidan kemudian
melihat Medical Eligibility Criteria Wheel for Contraceptive Use yang
dikeluarkan WHO untuk menilai jenis kontrasepsi yg direkomendasikan dan aman
dipakai oleh kliennya. Bidan menyarankan Ny.Maya untuk mencoba memakai
alat kontrasepsi non hormonal dan jangka panjang karena faktor usia dan riwayat
penyakitnya. Setelah berkonsultasi dengan bidan, Ny.Maya akhirnya memilih
menggunakan IUD dan meminta bidan untuk memasangnya. Setelah dilakukan
pemasangan, bidan kembali menjelaskan tanda-tanda bahaya pasca pemasangan
yang harus diwaspadai ibu seperti pendarahan yang sangat banyak sehingga
memerlukan rujukan.
Step I
Klarifikasi Istilah
1. FAM adalah fibrooma mamae beruapa tumor jinak yang berada di sekitar
mamaesering terjadi pada wanita
2. MECWFCU adalah sebuah petunjuk dalam memilih kontrsepsi yang aman
dan tepat
3. Kontrasepsi non hormonal adalah jenis alat kontrasepsi yang tidak
mengandung hormon
Step II
Rumusan Masalah
1. Mengapa nyonya maya mengeluhkan pusing sejak mengonsumsi KB
suntik?
2. Mengapa nyonya maya merasa tidak cocok dengan KB sekarang?
3. Mengapa setelah menggunakan KB nyona maya berjerawat dan
mengalami peningkatan nafsu makan ?
4. Bagaimana pengaruh riwayat DM dan FAM terhadap kontrasepsi
hormonal?
5. Mengapa dalam memilh kontrasepsi yang aman harus berpedomat pada
MECWFCU ?
6. mengapa bidan menyarankan agar nyonya maya untuk menggunaka KB
non hormonal ?
7. mengapa nyonya maya memilih menggunakan kontrasepsi IUD ?
8. bagaimana tanda tanda bahaya yang harus diwaspadai setelah memasang
kontrasepsi
9. mengapa bidan menjelaskan tanda tanda bahaya pasca pemasanagan
kontrasepsi
Step III
Hipotesa
1. pusing setelah mengonsumsi KB suntik merupakan efeksamping setelah
penngunaan KB karena kontrasepsi suntik mengandung hormon sehinnga
akan mempengaruhi peredaran hormon di dalam tubuh , tetapi jika pusing
setelah pemakaian kontrasepsi terjadi berminggu minggu maka itu merupakan
tanda ketidakcocokan dalam penggunaan metode kontrasepsi tersebut .
2. nyonya maya merasa tidak cocok dengan kontrasepsi yang ia gunakan
sekarang karena ia mengalami sakit kepala dan pusing terus menerus
3. nyona maya berjerawat setelah menggunakan kontrasepsi suntik karena
kontrasepsi suntik mengandung hormon estrogen dimana dalam kerja hormon
ini mempengaruhi atau merangsang kelenjar minyak untuk memproduksi
minyak lebih banyak sehinnga jika pri pori tersumbat akan menyebabkan
jerawat, untuk peningkatan nafsu makan pada nyonya maya itu akibat homon
estrogen menghambat kerja insulin sehingga kadar gula dalam darah tidak
terkontrol dengan baik.
4. Pengaruh kontrasepsi hormonal ini terhadap penyakit diabetes melitus adalah
kontrasepsi hormonal ini menggangu kerja hormon insulin sehingga kadar
gula dalm darah tidak terkontol bagi orang yang mengalami diabetes kalau
menggunakan kontrasepsi hormonal makan kadar gul darahnya semakin tidak
terkontrol karena pengaruh hormon estrogen yang masuk dalam tubuh
5. Dalam pemilihan kontrasepsi yang akan digunakan perlu berpedoman pada
MECWFCU karena dalam pemilihan jenis konterasepsi yang aman dan tepat
kita sebagai tenaga kesehatan harus harus menyesuaikan dengan kebutuhan,
keadana pasien agar tidak terjadi ketidakcocokan setelah penggunaan.
6. Bidan menyarankan nyonya maya menggunakan kontrasepsi non hormonal
karena nyonya maya tidak cocok dengan kb hormoal hal ini ditandai bahwa
nyonya maya mengalami pusing, berjerawat dan peningkatan nafsu makan
setelah menggunakan kb suntik dan bidan juga menemukan bahwa nyonya
maya memiliki riwayat penyakit FAM dan DM .
7. karna bidan menyarankan nyonya maya untuk menggunakan kontrasepsi non
hormonal
8. tanda tanda bahaya yang harus diperhatikan setelah pemasangan kontrasepsi
adalah terjadi perdarahan yang banyak setelah menggunakan AKDR dan
pusing sakit kepala mual dan muntah yang berlebihan setelah pemasangan
kontrasepsi hormonal
9. bidan menjelaskan kepada nyonya maya tanda bahaya setelah pemasangan
kontrasepsi IUD agar setelah pemasangan nyonya maya mampu mengetahui
tanda tanda bahaya apabila terjadi pada dirinya sehingga bisa dilakukan
penanganan dan rujukan jika terjadi komplikasi setelah pemasangan
kontrasepsi
Step IV
Skema
Rumor dan kondom
mitos
Riwayat fam
6
dan dm
Step V
Learning Objektif
1. mahasiswa mampu mengetahui pengertian kontrasepsi hormonal dan
nonhormonal
2. mahasiswa mampu metode kontrasepsi hormonal dan non hormonal
3. mahasiswa mampu kontrasepsi pria
4. mahasiswa mampu mengetahui indikasi, kontraindikasi dan efeksamping
penggunaan kotrasepsi hormonal dan non hormonal
5. mahasiswa mampu kriteria kelayakan alat kontrasepsi
6. mahasiswa mampu mengetahui kasus kasus kontrasepsi yang memerlukan
rujukan
7. mahasiswa mampu menjelaskan menajemen asuhan dalam pelayanan
kontrasepsi
8. mahasiswa mampu menjelaskan rumor dan mitos kontrasepsi
Step VII
Sharing information
1. Pengertian kontrasepsi hormonal dan non hormonal
Kontrasepsi Non Hormonal : Suatu cara atau metode yang bertujuan untuk
mencegah pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan yang tidak
mengandung hormone (estrogen dan progesteron)
Non Hormonal
MAL
Merupakan metode kontrasepsi yang mengandalkan pemberiasn ASI pada
bayi dengan syarat : menyusui secara penuh ( ekslusif ), belum haid, dan
usia bayi kurang 6 bulan.
Mekanisme kerjanya : Penghisapan ASI yang intensif secara berulangkali
akan menekan sekresi GnRH yang berfungsi mengatur kesuburan. Sekresi
GnRH yang tidak teratur mengganggu pelepasan hormone FSH dan LH
untuk menghasilkan sel telur dan persiapan endometrium. Rendahnya
kadar hormone FSH dan LH menekan perkembangan folikel di ovarium
dan menekan ovulasi.
Kondom
Mekanisme kerja : prinsip kerja kondom adalah sebagai perisai dari penis
sewaktu koitus dan mencegah pengumpulan sperma dalam vagina.
AKDR
Mekanisme kerja : Mekanisme kerja IUD sampai sekarang belum
diketahui dengan pasti. Namun banyak pendapat menyebutkan IUD dalam
kavum uteri menimbulkan reaksi peradangan endometrium yang disertai
dengan sebukan leukosit yang dapat menghancurkan blastokista atau
sperma.Pada pemeriksaan cairan uterus pada pemakai IUD seringkali
dijumpai pula sel-sel makrofag yang mengandung spermatozoa. Penelitian
lain juga menyebutkan bahwa sering adanya kontraksi uterus pada
pemakai IUD yang dapat menghambat nidasi. Diduga disebabkan oleh
meningkatnya kadar prostaglandin dalam uterus perempuan tersebut.
Tubektomi : Tubektomi adalah jenis kontrasepsi jangka panjang metode
operasi yang dilakukan pada perempuan.
Cara pomeroy : Denga mengangkat bagian tengah tuba sehingga
membentuk suatu lipatan terbuka,kemudian dasarnya diikat dengan
benang yang dapat diserap, tuba diatas tersebut kemudian dipotong.
Cara Irving : Tuba dipotong antara dua ikatan benang yang dapat
diserap, ujung proksimal tuba ditanamkan kedalam miometrium,
sedangkan ujung distal ditanamkan kedalam ligamentum latum.Cara
Aldridge : Peritonium dari ligamentum latum dibuka dan kemudian
tuba bagian distal bersama sama dengan fimbria ditanam kedalam
ligamentum latum
Cara uchida : Tuba ditarik keluar abdomen melalui suatu insisi kecil
diatas simpisis pubis.
Vasektomi
Mekanisme kerja : dengan memotong saluran vas deferens sehingga
sperma tidak dapat masuk ke uretra sehingga tidak terjadi kehamilan.
3. Indikasi dan kontraindikasi kontrasepsi hormonal dan nonhormonal
1. Kontrasepsi Hormonal
Pil Kombinasi
Indikasi :
Usia reproduksi
Telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak
Gemuk atau kurus
Menginginkan metode kontrsepsi dengan efektivitas tinggi
Anemia karena haid berlebihan
Nyeri haid hebat
Siklus haid tidak teratur
Kelainan payudara jinak
Penyakit tiroid,penyakit radang panggul,endometriosis atau tumor ovarium
jinak
Kontraindikasi
Metode Implan
Indikasi
Usia reproduktif
Telah memiliki anak
Menyusui dengan membutuhkan kontrasepsi
Pasca persalinan tidak meyusui
Pasca keguguran
Tidak menginginkan anak lagi,tapi menolak sterilisasi
TD kurang dari 180/110 mmHg
Sering lupa minum pil
Kontraindikasi
Suntik kombinasi
Indikasi
Usia reproduktif
Telah memiliki anak atau belum memiliki anak
Ingin mendapat kontrasepsi dengan efektivitas tinggi
Menyusui ASI pasca persalinan >6 bulan
Kontraindikasi
Suntik progestin
Indikasi
Usia reproduktif
Telah memiliki anak atau belum memiliki anak
Ingin mendapat kontrasepsi dengan efektivitas tinggi
Kontraindikasi
A. Hormonal
1. PilKombinasi
Kelebihan :
Efektifitas sebanding dengan sterilisasi dan hormonal jangka panjang
(implant/IUD) jika dikonsumsi sesuai petunjuk.
Mudah digunakan.
Cocok untuk menunda kehamilan pertama bagi PUS.
Meningkatkan kepadatan tulang.
Menurunkan risiko KET.
Tidak mengganggu hubungan seks.
Kekurangan :
2. Pil Progestin
Kekurangan :
Kelebihan :
Kekurangan :
Siklusmenstruasitidakteratur.
Tidakmelindungidari HIV/PMS.
Peningkatanberatbadan (peningkatannafsumakandangayahidup)
4. Suntik 1 bulan
Kelebihan :
Lebihdisukaidaripadapil.
Perdarahanlebihteraturdaripadapil progestin.
Cepatkembali fertile jikadihentikanpenggunaan.
Tidakmempengaruhihubunganseks.
Kekurangan :
Tidakmelindungidari HIV/PMS.
Perdarahantidakteratur 3 bulanpertama.
5. Implant
Kelebihan :
Tidakmempengaruhikepadatantulang.
Salah satumetodeefektif.
Cocokuntukwanitakontraindikasiesterogen.
Perdarahanringan.
Tidakmempengaruhitekanandarah.
Digunakanuntukjangkapanjangperlindungan 5 tahun.
Mencegahanemia.
Tidakmempengaruhifertilitas.
Tidakmempengaruhihubunganseks.
Kekurangan :
Perdarahanmemanjangdansering.
Insersidanpengeluaranharusdengantenagakesehatanterlatih.
Lebihmahal.
Tidakdapatmenghentikankontrasepsisendiri.
6. IUS
Kelebihan :
Kekurangan :
Amenorea/oligomenorea
Tidakmemberikanperlindunganterhadap HIV/PMS.
Dapatterjadiekspulsispontan, infeksi, KET, abortusspontandll
Benangnyadapatmempengaruhikenyamanandalamberhubunganseks.
B. Non hormonal
1. IUD
a. perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak, perdarahan antar
mensturasi, saat haid lebih sakit
b. Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari
setelah pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau
diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding
uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
c. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS, karena tidak ada barrier
dalam mencegah penularan infeksi nya.
d. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering
berganti pasangan
e. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS
memakai AKDR, PRP dapat memicu infertilitas
f. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam
pemasangan AKDR
g. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah
pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1 – 2 hari
h. Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih
yang dapat melepas
i. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi
apabila AKDR dipasang segera setelah melahirkan)
j. Tidakmencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR
untuk mencegah kehamilan normal
k. Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke
waktu.
2. Tubektomi
Kelebihan
1) Permanen dan efektif.
2) Tidak mempengaruhi proses menyusui
3) Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal
4) Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%.
5) Tidak ada efek samping jangka panjang dan tidak mengganggu
hubungan seksual.
Kekurangan Tubektomi :
1) Rasa sakit/ketidak nyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
2) Tidak bisa mempunyai anak lagi
3. Vasektomi
Kelebihan :
• Permanen
• Tidak ada efek samping jangka panjang dan tidak mengganggu
hubungan seksual.
Kekurangan
• Efek samping bedah hematoma, infeksi
• Memerlukan ahli khusus
• Tidak memproteksi terhadap PMS
7. Penapisan akseptor KB
1. Pengertian
Penapisan klien merupakan upaya untuk melakukan tela’ah dan kajian
tentang kondisi kesehatan klien dengan kesesuaian penggunaan metode
kontrasepsi yang diinginkan.
2. Tujuan Penapisan KB
Tujuan utama penapisan klien untuk menentukan keadaan yang
membutuhkan perhatian khusus dan masalah (misalnya diabetes atau
tekanan darah tinggi) yang membutuhkan pengamatan dan pengelolaan
lebih lanjut.
6. Kehamilan dan kelahiran terbaik, artinya resiko rendah untuk ibu dan
anak adalah antara 20-35 tahun.
1. Kehamilan
4. Pil progestin, suntikan, dan susuk bebas dari efek yang berhubungan
dengan estrogen dan dosis progestin yang dikeluarkan perhari bahkan
lebih rendah dari pil kombinasi.