Laporan Kasus Implant
Laporan Kasus Implant
Laporan Kasus Implant
KESEHATAN SEMARANG
2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Kasus “Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana pada Ny. D Usia 28 Tahun
P2A0 Akseptor KB Implant di UPTD Puskesmas Todanan Kabupaten Blora” telah
disetujui dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Pembimbing Institusi
D. Keuntungan Kontrasespi
1. Daya guna tinggi ( kegagalan 0.2 – 1 kehamilan per 100 perempuan).
Kontrasepsi implan merupakan metode kontrasepsi berkesinambungan
yang aman dan sangat efektif. Efektivitas penggunaan implant sangat
mendekati efektivitas teoretis. Efektivitas 0,2 – 1 kehamilan per 100
perempuan
2. Memberi perlindungan jangka panjang (5 tahun).
Kontrasepsi implan memberikan perlindungan jangka panjang. Masa
kerja paling pendek yaitu satu tahun pada jenis implan tertentu (contoh :
uniplant) dan masa kerja paling panjang pada jenis norplant.
3. Tingkat kesuburan cepat kembali setelah implan dicabut.
Kadar levonorgestrel yang bersirkulasi menjadi terlalu rendah untuk
dapat diukur dalam 48 jam setelah pengangkatan implan. Sebagian besar
wanita memperoleh kembali siklus ovulatorik normalnya dalam bulan
pertama setelah pengangkatan. Angka kehamilan pada tahun pertama setelah
pengangkatan sama dengan angka kehamilan pada wanita yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi dan berusaha untuk hamil. Tidak ada efek
pada jangka panjang kesuburan di masa depan.Kembalinya kesuburan setelah
pengangkatan implan terjadi tanpa penundaan dan kehamilan berada dalam
batas-batas normal. Implan memungkinkan penentuan waktu kehamilan yang
tepat karena kembalinya ovulasi setelah pengangkatan implan demikian
cepat.
4. Tidak perlu dilakukan periksa dalam.
5. Tidak mengganggu kegiatan senggama
Kontrasepsi implan tidak mengganggu kegiatan sanggama, karena
diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.
6. Tidak mengganggu produksi ASI.
Implan merupakan metode yang paling baik untuk wanita menyusui.
Tidak ada efek terhadap kualitas dan kuantitas air susu ibu, dan bayi tumbuh
secara normal. Jika ibu yang baru menyusui tidak sempat nantinya (dalam
tiga bulan), implan dapat diisersikan segera Postpartum.
7. Bebas dari pengaruh esterogen. Kontrasepsi implan mengandung hormon
progestin dosis rendah. Wanita dengan kontraindikasi hormon estrogen,
sangat tepat dalam penggunaan kontrasepsi implan. Klien hanya perlu
kembali ke klinik bila ada keluhan.
8. Dapat dicabut setiap saat jika menurut kebutuhan.
9. Kontrol medis ringan
10. Dapat dilayani didaerah pedesaan
11. Penyulit medis tidak terlalu tinggi
12. Biaya ringan (Affandi, 2012)
f. Langkah 6
Buka dengan hati-hati kemasan steril norplant dengan menarik kedua
lapisan pembungkusnya dan jatuhkan seluruh kapsul kedalam mangkok
steril. Untuk impaln 2 kapsul sudah berada dalam trokart.
2. Tindakan sebelum pemasangan
a. Langkah 1
Cuci tangan dengan sabun, keringkan dengan kain bersih.
b. Langkah 2
Pakai sarung tangan steril atau DTT (ganti sarung tangan untuk setiap
klien guna mencegah kontamimasi silang.
c. Langkah 3
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul
untuk memastikan jumlahnya sudah 6 atau 2
d. Langkah 4
Persipkan tempat incisi dengan mengoleskan larutan antiseptik.
Hapus antiseptik yang berlebihan bila larutan ini mengaburkan tanda
yang sudah dibuat sebelumnya.
e. Langkah 5
Fokuskan area pemasangan dengan menempatkan kain penutup atau
doek (kertas steril berlubang). Letakkan kain steril dibawah lengan atas.
f. Langkah 6
Setelah memastikan (dari anamnesa) tidak ada riwayat alergi
terhadap obat anastesi, isi alat suntuk dengan 3ml obat anastesi (lidokain
1% tanpa epinefrin), dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan rasa
sakit selama memasang 2 kapsul implan-2.
g. Langkah 7
Lakukan anastesi lokal, intrakutan dan sub dermal hal ini akan membuat
kulit terangkat dari jaringan lunak dibawahnya dan dorong jarum untuk
menyuntikan anastesi pada kedua jalur kapsul (masing-masing 1 ml
membentuk huruf V).
3. Pemasangan kapsul
Sebelum membuat incisi, pastikan efek anastesi telah berlangsung dan sensasi
nyeri hilang.
a. Langkah 1
Pegang scalpel dengan sudut 450, buat incisi dangkal hanya untuk
sekedar menembus kulit. Jangan membuat incisi yang panjang atau
dalam.
b. Langkah 2
Trokart harus dipegang dengan ujung yang tajam menghadap keatas.
c. Langkah 3
Dengan trokart dimana posisi angka (implan-2) dan panah (implan 2)
menghadap keatas masukan ujung trokart pada luka incisi dalam posisi
450 (saat memasukan ujung trokart) kemudian turunkan menjadi 300 saat
memasuki lapisan sub dermal dan sejajar permukaan kulit saat
mendorong hingga tanda 1 (dekat pangkal trokart).
d. Langkah 4
Untuk menempatkan kapsul tepat dibawah kulit, angkat trokart
keatas, sehingga kulit terangkat. Masukan trokart perlahan-lahan dan
hati-hati kearah tanda dekat pangkal. Trokart harus selalu terlihat
mengangkat kulit selama pemasangan. Masuknya trokart akan lancar bila
berada tepat dibawah kulit.
e. Langkah 5
Saat trokart masuk sampai tanda 1, cabut pendorong dari trokart
implan 2. untuk implan 2, justru pendorong dimasukan (posisi panah
disebelah atas) setelah tanda 1 tercapai dan diputar 180 0 searah jarum jam
hingga terbebas dari tahanan karena jung pendorong memasuki alur
kapsul yang ada dalam saluran trokart.
f. Langkah 6
Masukan kapsul pertama dalam trokart. Gunakan pinset atau klem
untuk mengambil kapsul dan memasukan kedalam trokart. Untuk
mencegah kapsul jatuh pada waktu dimasukan kedalam trokart letakan
satu tangan dibawah kapsul untuk menangkap bila kapsul tersebut jatuh.
Langkah ini tidak dilakukan pada implan 2 karena kapusul sudah ada
dalam trokart. Dorong kapsul sampai seluruhnya masuk dalam trokart
dan masukan kembali pendorong.
g. Langkah 7
Gunakan pendorong untuk mendorong kapsulkearah ujung trokart
sampai terasa ada tahanan (jika setengah bagian pendorong masuk
kedalam trokart). Untuk implam 2, setelah pendorong masuk jalur kapsul
maka dorong kapsul hingga terasa tahanan.
h. Langkah 8
Tahan pendorong ditempatnya kemudia tarik trokart dengan
menggunakan ibu jari dan telunjuk mendekati pangkal pendorong sampai
tanda 2 muncul di luka incisi dan pangkalnya menyentuh pegangangan
pendorong. Untuk implan 2, pangkal trokart tidak akan mencapai pangkal
pendorong (tertahan ditengah) karena terhalang oleh ujung pendorong
yang belum memperoleh akses ke kapsul kedua.
i. Langkah 9
Saat pangkal trokart menyentuh peggangan pendorong tanda 2 harus
terlihat ditepi luka incisi dan kapsul saat itu keluar dari trokart tep[at
berada dibawah kulit. Raba ujung kapsul dengan jari untuk memastikan
kapsul sudah keluar selurunya dari trokart.
j. Langkah 10
Tanpa mengeluarkan seluruh trokart, putar ujung daroi trokrt kearah
lateral kanan dan kembalikan lagi keposisi semula untuk memastikan
kapsul pertama bebas. Selanjutnya geser trokart sekitar 300, mengikuti
pola huruf V pada lengan (fiksasi kapsul pertama dengan jari telunjuk)
dan masukan kembali trokart mengikuti alur kaki V sebelahnya sampai
tanda 1. bila tanda 1 sudah tercapai masukan kapsul berikutnya kedalam
trokart dan lakukan seperti langkah sebelumnya sampai seluruh kapsul
terpasang. Untuk implan 2 kapsul kedua ditempatkan setelah trokart
didorong kembali mengikuti kaki V sebelahnya hingga tanda 1 kemudian
pendorong diputar 180 0 berlawanan dengan arah jarum jam sehingga
ujungnya mencapai pangkal kapsul kedua dan trokart ditarik kembali
kearah pangkal pendorong.
k. Langkah 11
Pada pemasangan kapsul berikutnya untuk mengurangi resiko infeksi
atau ekspulsi pastikan bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih
5mm dari tepi luka incisi. Juga pastikan jarak antara ujung setiap kapsul
yang terdekat dengan tepi luka incisi (dasar huruf V) tidak lebih lebar
dari satu kapsul.
l. Langkah 12
Saat memasang kedua kapsul satu demi satu, jangan mencabut
trokart dari luka incisi untuk mengurangi trauma jaringan, minimalisaso
infeksi dan mempersingkat waktu pemasangan.
m. Langkah 13
Sebelum mencabut trokart raba kapsul untuk memastikan kedu kapsul
telah terpasang.
n. Langkah 14
Pastikan ujung dari kedua kapsul harus cukup jauh dari luka incisi
(sekitar 5mm). Bila sebuah kapsul keluar atau terlalu dekat dengan luka
incisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali ditempat
yang tepat.
o. Langkah 15
Setelah kedua kapsul terpasang dan posisi setiap kapsul sudah
dipastikan tepat, keluarakan trokart pelan-pelan. Tekan tempat incisi,
dengan jari menggunakan kasa selama 1 menit untuk mengehentikan
perdarahan. Bersihkan tempat pemasangan dengan kasa antiseptik.
4. Tindakan setelah pemasangan kapsul
a. Menutup luka incisi
1) Temukan tepi kedua incisi dan gunakan band aid atau
plester dengan kasa steril untuk menutup luka incisi. Luka incisi tidak
perlu dijahit karena dapat menimbulkan jaringan parut.
2) Periksa adanya perdarahan. Tutup daerah pmasangan
dengan pembalut untuk haemostatis dan mengurangi memar
(perdarahan subkutan)
b. Pembuangan darah dan dekontaminasi
1) Sebelum melepas sarung tangan masukan alat-alat
kewadah yang berisi klorin 0.5% untuk dekontaminasi. Dekontaminasi
juga jarum dan alat suntik, pendorong dan trokart.
2) Kain penutup (bila digunakan) harus dicuci
sebelum dipakai lagi. Taruh didalam kontainer yang kering dan
tertutup kemudia bawa kke tempat cucian
3) Dengan masih memakai sarung tangan, buang
bahan-bahan terkontaminasi (kasa, kapas dll) dalam kontainer yang
anti bocor dan diberi tanda, atau dalam kantong plastik.
4) Bila menggunakan sarung tangan sekali pakai,
celupkan sebentar tangan yang masih menggunakan sarung tangan
kedalam larutan klorin, kemudian lepaskan sarung tangan secara
terbalik dan masukan ke tempat sampah.
5) Bila menggunakan sarung tangan pakai ulang,
celupkan sebentar tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam
larutan klorin, lepaskan secara terbalik dan masukan kedalam larutan
klorin 0.5% (rendam selama 10 menit)
6) Cuci tangan segera dengan sabun dan air.
A. PENGKAJIAN
Tanggal : 20 April 2021
Jam : 09.45 WIB
Tempat : Poli KIA
B. IDENTITAS PASIEN
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
1. Nama : Ny. D 1. Nama : Tn. K
2. Umur : 28 Tahun 2. Umur : 31 Tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMP 4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : IRT 5. Pekerjaan : Wiraswasta
6. Suku bangsa : Jawa/Indonesia 6. Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
7. Alamat : Serut 2/2 7. Alamat : Serut 2/2
C. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin konsultasi KB implan.
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin mendapatkan informasi tentang KB implant karena
berencana ingin ganti alat kontrasepsi yang awalnya suntik 3 bulanan ke KB
implant. Ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan dan jadwal suntik KB 3
bulanan 5 hari lagi yaitu tanggal 29 April 2021.
3. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan saat ini tidak pernah/sedang menderita tanda dan gejala :
Jantung : Ibu mengatakan dada sebelah kirinya tidak mengalami nyeri dan
berdebar-debar saat melakukan aktivitas ringan seperti nonton tv,
berjalan santai, dan beristirahat. Tidak pernah mengalami sesak
napas/terengah-engah saat melakukan aktifitas fisik ringan seperti
berjalan kaki beberapa meter saja.
Asma : Ibu mengatakan tidak pernah merasa sesak nafas setelah makan
sesuatu misalnya atau setelah terpapar debu.
TBC : Ibu mengatakan tidak pernah batuk dalam waktu lama lebih dari 3
bulan.
Hepatitis B : Ibu mengatakan bagian mata, kulit dan kuku tidak berwana
kekuningan.
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami BAK dengan warna kuning
kecokelatan dan BAB pucat.
DM : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami mudah haus, mudah lapar,
dan sering BAK di malam hari; penurunan berat badan yang drastis;
dan luka yang sulit kering.
Hipertensi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami keluhan misalnya
pusing yang tidak hilang saat dibawa istirahat, dan tengkuk terasa
kaku serta tegang.
HIV/AIDS : Ibu mengatkan tidak pernah mengalami penyakit sperti sariawan
yang tidak kunjung sembuh, diare lebih dari 1 bulan, dan berat badan
yang menurun drastis.
Dahulu : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti
jantung, diabetes melitus, hipertensi maupun penyakit menular seperti TBC,
HIV/AIDS, hepatitis.
Keluarga : Ibu mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang menderita
penyakit menurun seperti jantung, diabetes melitus, hipertensi. Maupun
penyakit menular seperti TBC, hepatitis, HIV/AIDS. Tidak ada keturunan
kembar.
4. Riwayat obstetri:
Riwayat Haid : Sebelum memakai KB suntik 3 bulanan siklus haid teratur
Menarche : 12 tahun Nyeri Haid : Tidak Ada
Siklus : 28 hari Lama : 7-8 hari
Warna darah : Merah Banyaknya : 3-4x ganti pembalut
Setelah menggunakan KB suntik 3 bulanan siklus haid menjadi tidak teratur
bahkan tidak haid.
5. Riwayat perkawinan :
a. Status perkawinan : menikah / tidak menikah*), umur waktu menikah : 19
th.
b. Pernikahan ini yang ke satu sah/ tidak*) lamanya 8 th
c. Hubungan dengan suami : baik/ ada masalah
6. Riwayat KB
Jenis kontrasepsi Lama Pemakaian Keluhan Alasan dilepas
Suntik 3 bln 8 tahun (2012- Tidak ada Ingin punya
2020) anak lagi
D. DATA OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK:
a. Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum : Baik 6) TD : 120/80 mmHg
2) Kesadaran : Composmentis 7) Nadi : 82 x/menit
3) TB : 158 cm 8) Suhu : 37 0C
4) LILA : 27 cm 9) RR : 22 x/menit
5) BB sekarang : 50 kg 10) SpO2 : 98%
6) LILA :27 cm
b. Status present
Kepala : Mesocephale, kulit kepala bersih, rambut tidak
mudah rontok
Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda,
fungsi penglihatan baik
Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada secret
Mulut : Bibir lembab, tidak ada stomatitis, dan tidak caries
gigi
Telinga : Simetris, tidak ada penumpukan serumen yang
berlebih
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan
vena jugularis
Ketiak : Kanan dan kiri tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada : Tidak ada wheezing, tidak ada retraksi dinding
dada
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi
Lipat paha : Kanan dan kiri tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Vulva : Tidak ada odem, tidak ada varises dan tidak ada
benjolan
Ekstremitas : Atas dan bawah tidak oedem dan tidak ada varises
Refleks
patella : +/+
Punggung : Tidak ada kelainan bentuk tulang belakang
(lordosis, skoliosis)
Anus : Tidak ada hemoroid
c. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
IV. ANALISA
Diagnosa Kebidanan
Masalah
Kebutuhan
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam kondisi baik
dan normal.
Hasil : ibu mengatakan Alhamdulillah mengetahui hasil pemeriksaan ibu
dalam kondisi baik dan normal.
2. Memberitahu ibu tentang KB implant, yaitu merupakan kontrasepsi hormonal
yang berbentuk batang kecil fleksibel dan dipasang di bawah kulit lengan kiri
bagian atas dan efektifitas KB implant yaitu 3 tahun.
Hasil : Ibu mengetahui dan dapat menyebutkan kembali tentang pengertian
KB implant dan efektivitas KB implant 3 tahun.
3. Memberitahu ibu tentang kelebihan dan kekurangan KB implant
a. Kelebihan
Langsung efektif setelah 24 jam pemasangan
Tidak memerlukan periksa dalam saat akan dipasang.
Tidak mengganggu kegiatan senggama.
Kesuburan cepat kembali setelah implant dicabut.
Tidak mengganggu produksi ASI
b. Kekurangan
Tidak memberikan perlindungan dari infeksi menuar seksual.
Perlu prosedur pembedahan sederhana untuk memasangnya dan harus
dilakukan oleh tenaga terlatih.
4. Memberitahu ibu tentang cara kerja KB implant yaitu dengan menebalkan
lendir serviks sehingga memperlambat pergerakan spermatozoa, menekan
ovulasi karena progesteron menghalangi LH, menurangi transportasi sperma,
dan menghambat perkembangan siklus endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi.
Hasil : ibu dapat menyebutkan kembali cara kerja KB implant yaitu dengan
menebalkan lendir serviks.
5. Memberitahu ibu tentang indikasi dan kontraindikasi KB implant
a. Indikasi
Dalam usia reproduksi
Ingin kontrasepsi jangka pajang
Menyusui dan memerlukan kontrasepsi
Pasca persalinan
Pasca keguguran
Tekanan darah < 180/110 mmHg
Tidak memiliki penyakit pembekuan darah
b. Kontraindikasi
Tromboflebitis
Penyakit hati akut
Gangguan toleransi glukosa
Riwayat karsinoma payudara
Tumor atau miom
6. Memberitahu ibu tentang efek samping KB implant yang mungkin terjadi
yaitu :
Gangguan pola haid pada bulan pertama, beberapa perempuan mungkin
haidnya berhenti sama sekali, namun tidak berbahaya. Efek samping lain
berupa sakit kepala, penambahan berat badan, nyeri payudara. Efek ini tidak
berbahaya dan akan menghilang dengan sendirinya.
Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
7. Memberitahu ibu tentang prosedur pemasangan implant yaitu dengan cara
membuat sayatan kecil pada lengan kiri atas (dengan menggunakan anastesi
lokal terlebih dahulu) dan memasukan implant ke bawah kulit, lalu luka
ditutup dengan perban (bukan dijahit).
Hasil : ibu memahami penjelasan bidan dan mengatakan sudah mantap untuk
menggunakan KB implant.
8. Memberitahu ibu bahwa ibu dapat mendapatkan pelayanan KB implant di
Puskesmas Todanan tiap hari Sabtu saat jadwal KB yaitu tanggal 24 April
2021.
Hasil : Ibu mengatakan akan datang lagi tanggal 24 April 2021.
Tanggal Catatan Perkembangan (SOAP) Nama
dan Jam dan
Paraf
24 April SUBYEKTIF
2021 Ibu mengatakan datang untuk pemasangan KB
Jam 10.00 implant. Ibu sudah siap untuk dilakukan
WIB pemasangan KB Implant.
OBYEKTIF
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36,7ᵒC
RR : 20x/menit
Pemeriksaan Penunjang
PP test : negatif
ANALISA
Diagnosa Kebidanan
Ny. D usia 28 tahun P2A0 calon akseptor KB
implant
Masalah : -
Kebutuhan : Pemasangan KB Implant
PENATALAKSANAAN
Tanggal : 24/04/2021 Jam : 10.15 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan ibu
dalam kondisi baik.
Hasil : ibu mengatakan iya.
2. Memberitahu ibu bahwa akan dipasang KB
implant dan menganjurkan ibu untuk mengisi
surat persetujuan tindakan pemasangan KB
Implant.
Hasil : ibu mengatakan siap untuk dipasang
KB implant dan mengisi serta
menandatangai persetujuan tindakan.
3. Melakukan pemasangan KB implant 2
batang di lengan kiri atas bagian luar.
Hasil : Implant telah dipasang.
4. Memberikan terapi antibiotik amoxicilin
sehari 3x500 mg dan asam mefenamat sehari
3x500 mg.
Hasil : ibu dapat menjelaskan kembali aturan
minum obat.
5. Memberitahu ibu untuk menjaga luka agar
tidak terkena air sampai dengan 48 jam ke
depan, dan membiarkan perban tetap tertutup
sampai dengan kontrol tanggal 26 April
2021, bila perban basah atau kotor bisa
diganti dengan perban anti air yang nanti
dibawakan pulang.
Hasil : Ibu mengatakan akan mengikuti
anjuran Bidan.
6. Memberitahu ibu pekerjaan rutin dapat tetap
dilakukan, namun hindari benturan, gesekan,
atau penekanan pada daerah sayatan. Setelah
sembuh daerah luka dapat disentuh dan
dicuci dengan tekanan yang wajar
Hasil : Ibu mengatakan akan mengikuti
anjuran Bidan.
7. Memberitahu ibu tanda-tanda infeksi, berupa
: demam, luka berdarah/bernanah, sekitar
luka kemerahan, dan batang implant keluar.
Hasil : ibu dapat menyebutkan kembali
tanda-tanda infeksi berupa demam, luka
bernanah, dan implant keluar.
8. Menganjurkan ibu untuk segera datang ke
Puskemas/ bidan terdekat bila ada tanda
bahaya tersebut.
Hasl : Ibu mengatakan akan mengikuti
anjuran bidan.
9. Mengingatkan kembali untuk kontrol tanggal
26 April 2021.
Hasil : Ibu mengatakan akan mengikuti
anjuran Bidan.
ANALISA
Diagnosa Kebidanan
Ny.D usia 28 tahun P2A0 akseptor KB implant
Masalah :
Tidak ada
Kebutuhan :
1. Informasi tentang nyeri yang kadang masih
dirasakannya.
PENATALAKSANAAN
Tanggal : 26/04/2021 Jam : 10.00 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan ibu
dalam kondisi baik.
Hasil : ibu mengerti dan merasa senang
mengenai hasil pemeriksaan yang
menyebutkan bahwa kondisi ibu dalam
keadaan normal
2. Memberitahu ibu agar tidak perlu khawatir
jika luka terasa sedikit nyeri karena hal
tersebut merupakan hal yang wajar. Jaringan
ikat di lengan mungkin masih tetap terasa
nyeri dan akan menghilang beberapa bulan
kemudian
Hasil : Ibu mengerti mengenai penjelasan
yang diberikan oleh bidan
3. Memberitahu ibu untuk tidak takut
beraktivitas seperti biasanya.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukan
anjuran bidan
4. Memberitahu ibu bahwa ibu bisa datang
sewaktu waktu apabila perlu konsultasi atau
keluhan.
Hasil : Ibu bersedia melakukan anjuran yang
diberikan oleh bidan
BAB IV
PEMBAHASAN
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan umum
a) Kesadaran
Berdasarkan teori Sigmund Freund tingkatan kesadaran
terbagi menjadi 4 yaitu composmentis, apatis, delirium,
somnlon, stupor, coma. Ny. D memiliki kesadaran normal
sepenuhnya, dapat memahami keadaan sekitarnya dan
mengerti tentang apa yang ditanyakan. Sehingga berdasarkan
teori tersebut Ny. D memiliki keadaan umum composmentis.
b) Tekanan darah
Tujuan obyektif utama mengidentifikasi, memberikan
terapi dan memantau tekanan darah pasien adalah untuk
menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler serta angka
kesakitan dan kematian yang terkait. Oleh karena itu,
pengukuran tekanan darah yang akurat sangat penting, karena
pengukuran ini menjadi dasar keputusan klinis yang vital.
Tekanan darah normal dewasa menurut Whaley dan Wong
(2007) adalah sistol < 130 dan diatol < 80 mmHg sehingga Ny.
D dengan tekanan darah 120/80 mmHg dikatakan normal jika
dibandingkan dengan teori tersebut.
c) Nadi
Ketika jantung berdenyut. jantung memompa darah
melalui aorta dan pembuluh darah perifer. Pemompaan ini
menyebabkan darah menekan dinding arteri, menciptakan
gelombang tekanan seiring dengan denyut jantung yang pada
perifer terasa sebagai denyut/detak nadi. Denyut nadi ini dapat
diraba/palpasi untuk menilai kecepatan jantung, ritme dan
fungsinya. Karena mudah diakses, nadi pada radial tangan
adalah metode yang paling banyak digunakan untuk mengukur
kecepatan jantung; dipalpasi melalui arteri tangan (radial) pada
pergelangan tangan anterior (Whaley dan Wong, 2007). Saat
melakukan pengukuran nadi pada Ny. D, penulis meraba arteri
tangan (radial) pada pergelangan tangan anterior sehingga
sudah sesuai dengan teori yang ada.
Menurut whaley dan wong (2007) nadi normal dewasa
adalah 60 – 100 kali permenit Sehingga jika nadi Ny. D
sebesar 82 kali permenit adalah normal.
d) Suhu
Suhu tubuh dapat diukur dengan berbagai alat
thermometer (thermometer gelas, termometer raksa,
elektronik, timpani) dan berbagai rute (per oral, rectal, axilla,
tympani). (Whaley dan Wong, 2007). Saat melakukan
pemeriksaan suhu pada Ny. D dilakukan pengukuran
menggunakan termometer elektronik dan melalui rute axilla,
sehingga dalam melakukan pengukuran suhu sudah sesuai
dengan teori yang ada.
Suhu tubuh normal dewasa adalah 36,4-37,2°C (Whaley
dan Wong, 2007). Sehingga suhu tubuh Ny. D sebesar 37°C
adalah normal.
e) Respirasi
Menurut Whaley dan Wong (2007) pernafasan normal
dewasa tahun adalah 12 – 24 kali permenit sedangkan pada ibu
hamil pernafasan sedikit meningkat. Pernafasan juga menjadi
lebih dalam, dan lebih sering terjadi nafas pendek,hal ini
berarti frekuensi nafas Ny. D normal yaitu 22 kali permenit.
Inspeksi dilakukan untuk mengevaluasi kecepatan pernafasan
pasien, karena kebanyakan orang tidak menyadari
pernafasannya dan mendadak menjadi waspada terhadap
pernafasannya dapat mengubah pola pernafasan normalnya,
maka jangan memberitahu pasien ketika mengukur kecepatan
pernafasannya. Saat melakukan praktek penulis melakukan hal
yang sama yaitu dengan tidak memberitahu akan menghitung
jumlah pernafasan sehingga antara teori yang ada sama dengan
praktek yang dilakukan.
2. Pemeriksaan status present
Pemeriksaan status present juga dilakukan dengan lengkap
mulai dari head to toe dan tidak ditemukan adanya kelainan atau
abnormalitas yang mengarah pada kontraindikasi penggunaan
kontrasepsi implant.
b. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan ada pemeriksaan
kehamilan atau plano test, dan hasilnya negatif. Berdasarkan teori,
jika tidak ada kehamilan maka implant dapat dipasang (Pinem, 2009).
B. Analisa
Analisa data dilakukan setelah melakukan anamnesis data subjektif dan
anamnesis data objektif. Analisis didalamnya mencangkup diagnosis aktual,
diagnosis masalah potensial serta seperlunya mengidentifikasi kebutuhan
tindakan segera untuk antisipasi masalah (Varney, 2007). Diagnosis adalah
Ny. D usia 28 tahun calon akseptor KB implant dengan kebutuhan
kontrasepsi jangka panjang sehingga kebutuhan Ny. D melakukan konseling
alat kontrasepsi implant dan memasang alat kontrasepsi implant.
Analisis data ini dilakukan setelah penulis melakukan pengkajian data
subjektif dan objektif. Sehingga dalam menetukan analisa penulis sudah
melakukan sesuai dengan teori yang ada.
C. Penatalaksanaan
Melakukan pemasangan implan harus didahului dengan konseling pra
pemasangan implant pada klien. Konseling yang dilakukan berupa
penyampaian pengertian implan, jenis kontrasepsi implan, mekanisme kerja
implan, keuntungan kontrasepsi, keuntungan non kontrasepsi, klien yang
dapat menggunakan implan, kerugian dan keterbatasan implan, yang tidak
boleh menggunakan implan, informasi yang perlu disampaikan, waktu insersi
implan dan instruksi khusus kepada klien (Pinem, 2009). Konseling
dilakukan secara lengkap sehingga sudah sesuai dengan keefektifan
penyampaian konseling.
DAFTAR PUSTAKA
Pena, M. M., Maria, E., Maria, D., Tronchin, R., & Melleiro, M. M. (2013). The Use
of The Quality Model of Parasuraman, Zeithaml and Berry in, 47(5), 1227–
1232.
Pinem S. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Trans Info Media: Jakarta
Pratiwi IGD, Suprayitno E, Kristanti AN. 2018. Gambaran Minat Ibu dalam Memilih
KB Implan di Desa Karang Nangka Kecamatan Rubaru Kabupaten Sumenep.
Jurnal Ilmu Kesehatan. Vol. 3 No. 2.
Saifudin AB, 2006. Buku Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Prawirohardjo