Rizki Proposal

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI CIRI KHUSUS

MAKHLUK HIDUP DENGAN METODE PEMBELAJARAN


COOPERATIF LEARNING PADA SISWA KELAS VI UPT SD NEGERI 1
PUJODADI TAHUN PELAJARAN 2021/2022

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

OLEH :

RIZKI NURFATONI
19020032

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)
PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2021 M/1442 H
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI

Judul Proposal : Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Ciri


Khusus Makhluk Hidup Dengan Metode
Pembelajaran Cooperatif Learning Pada Siswa
Kelas VI UPT SD Negeri 1 Pujodadi Tahun
Pelajaran 2021/2022
Nama Mahasiswa : Rizki Nurfatoni
Nomor Induk Mahasiswa : 19020032
Propgram Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Menyetujui
,

Pembimbing I Pembimbing II

Nurhadi Kusuma, S.Pd.I, MM. …………………………


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sebuah jembatan yang menghubungkan seseorang

dengan masa depannya, dengan adanya pendidikan seseorang mampu

menentukan arah dan tujuan dari masa depan kehidupannya. Walaupun tidak

semua orang berpendapat demikian, namun pendidikan tetaplah menjadi

kebutuhan manusia nomor wahid. Bakat dan keahlian seseorang akan

terbentuk dan terasah melalui pendidikan. Dengan adanya pendidikan maka

seseorang dapat memiliki kecerdasan, akhlak mulia, kepribadian, kekuatan

spiritual, dan keterampilan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat.

Keberhasilan proses pembelajaran sebagai proses pendidikan di suatu sekolah

dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang dimaksud misalnya guru,

siswa, kurikulum, lingkungan sosial, dan lain-lain. Namun dari faktor – faktor

tersebut, guru dan siswa merupakan faktor terpenting. Pentingnya faktor guru

dan siswa tersebut dapat dirunut melalui pemahaman hakikat pembelajaran,

yakni sebagai usaha sadar guru untuk membantu siswa agar dapat belajar

dengan kebutuhan minatnya.1

Proses belajar mengajar akan berhasil bila hasilnya mampu membawa

perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai-nilai

dalam diri anak didik.2 Dalam proses pembelajaran, guru juga harus mampu

menciptakan suasana yang menyenangkan sehingga semua materi yang

1
Darmawati, Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora, (Banda Aceh, 2020), Vol.8 No.3
2
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam lnteraksi Edukatif (Jakarta:Rineka Cipta
2000), h. 12.
dijelaskan bisa dimengerti oleh anak didik. Salah satu dari mata pelajaran

yang menyenangkan bagi peserta didik adalah mata pelajaran IPA.

Mata pelajaran IPA di tingkat Sekolah Dasar merupakan mata pelajaran

yang mencakup materi cukup luas. Guru diharuskan menyelesaikan target

ketuntasan belajar siswa, sehingga perlu perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan metode, media atau alat peraga dan

strategi belajar yang tepat. Guru harus mampu menciptakan suasana

pembelajaran yang menyenangkan selain dengan penggunaan metode dan

strategi yang tepat, guru juga harus mampu memahami karakteristik siswa dan

memberikan rangsangan ke pada siswa agar bersemangat dalam mengikuti

proses pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Sungguhpun demikian, hasil

belajar yang dapat diraih masih juga bergantung dari lingkungan. Artinya ada

faktor-faktor yang berada diluar dirinya yang dapat menentukan atau

mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Salah satu lingkungan belajar yang

paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah ialah kualitas

pengajaran.3

Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah perlu didukung

kemampuan dan kreatifitas guru. Kemampuan merencanakan yang tepat akan

berdampak pada pelaksanaan pembelajaran yang efektif dan efisien.

Pembelajaran yang berhasil ditunjukkan oleh dikuasainya materi pembelajaran

oleh siswa. Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran biasanya

dinyatakan dengan nilai. Pembaharuan kurikulum yang sesuai dengan ilmu

3
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar "Michro Teaching" (Jakarta: Quantum Teaching, 2005),
h. 48.
pengetahuan dan teknologi tanpa mengesampingkan nilai-nilai luhur, sopan

santun, etika serta didukung penyediaan sarana dan prasarana yang memadai,

karena pendidikan yang dilaksanakan sedini mungkin dan berlangsung seumur

hidup menjadi tanggung jawab keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah.

Disini penulis menggunakan metode pembelajaran cooperative learning

sebagai upaya atau strategi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan

model pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat hingga

lima orang siswa dengan struktur kelompok bersifat heterogen. 4 Pembelajaran

kooperatif muncul dari konsep bahwasiswa akan lebih mudah menemukan dan

memahami konsep yang sulit jika mereka saling bekerja sama, saling berbagi

dan berdiskusi dengan temannya.5

Pembelajaran dengan pendekatan koperatif adalah miniatur dari konsep

hidup bermasyarakat. Sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial,

ia memiliki ketergantungan pada orang lain, memiliki kekurangan dan

kelebihan, memiliki rasa senasib, serta mempunyai tujuan dan tanggung jawab

bersama. Dengan asumsi tersebut, melalui belajar kelompok secara kooperatif,

siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan,

pengalaman, tugas, dan tanggung jawab. Sehingga yang mampu dapat

membantu yang lemah dengan asumsi what I teach I master (apa yang saya

4
Nurdyansyah, M.Pd., Inovasi Model Pembelajaran Sesuai Kurikulum 2013 (Sidoarjo: Nizamia
Learning Center), h. 53.
5
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2007), hlm. 41.
ajarkan saya kuasai). Yang lemah juga akan terbantu sehingga lebih muncul

minat, motivasi dan percaya dirinya, karena tidak mesti bertanggung jawab

secara individual tertapi lebih menonjolkan kebersamaan. Dalam konteks ini

siswa saling membantu dan berlatih beinteraksi-komunikasi dan sosialisasi.6

Dari hasil tes awal yang dilakukan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam materi ciri khusus makhluk hidup diperoleh hasil belajar yang kurang

memuaskan, yaitu dari 12 siswa kelas VI yang mengalami ketidaktuntasan

belajar sebanyak 7 siswa (60%) sisanya 5 siswa (40%) mengalami ketuntasan

belajar dengan nilai rata-rata kelas 57. Adapun Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) pada mata pelajaran IPA kelas VI adalah 70.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas VI

UPT SD Negeri 1 Pujodadi belum mengalami ketuntasan belajar. Hal ini

dikarenakan pembelajaran di kelas belum memanfaatkan secara maksimal

berbagai faktor yang dapat meningkatkan hasil belajar yang salah satunya

adalah kurangnya pemanfaatan media pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti mengkaji melalui

Penelitian dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Ciri Khusus

Makhluk Hidup Dengan Metode Pembelajaran Cooperatif Learning Pada

Siswa Kelas VI UPT SD Negeri 1 Pujodadi Tahun Pelajaran 2021/2022”.

6
Dr. Hj. Helmiati, M.Ag, Model Pembelajaran (Sleman Yogyakarta: Aswaja Presindo, 2012), h.
36.
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan penelitian kelas VI UPT SD Negeri 1 Pujodadi masalah

yang terjadi pada proses pembelajaran IPA adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya pemanfaatan media pada proses pembelajaran

2. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran

3. Hasil belajar IPA siswa belum semuanya mencapai ketuntasan

Melihat kondisi diatas perlu adanya pembaharuan serta perbaikan guru

sebagai fasilitator dan motivator dapa melakukan perubahan dan perbaikan

dalam proses pembelajaran Sains yaitu dengan menerapkan salah satu strategi

pembelajaran yang mungkin dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

C. Batasan Masalah

Banyak faktor yang menyebabkan siswa mengalami masalah dalam belajar

Ilmu Pengetahuan Alam. Berdasarkan identifikasi masalah, penulis

memberikan batasan ruang lingkup dari penelitian yang akan dilakukan.

Peneliti hanya membatasi permasalahan pada Meningkatkan Hasil Belajar IPA

Materi Ciri Khusus Makhluk Hidup Dengan Metode Pembelajaran Cooperatif

Learning Pada Siswa Kelas VI UPT SD Negeri 1 Pujodadi Tahun Pelajaran

2021/2022. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana cara

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ipa materi ciri khsus

makhluk hidup dengan metode pembelajaran cooperative learning.


D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah

“Apakah dengan penggunaan metode pembelajaran cooperatif learning dapat

meningkatkan hasil belajar IPA pada materi ciri khusus makhluk hidup siswa

kelas VI UPT SD Negeri 1 Pujodadi Kecamatan Pardasuka Kabupaten

Pringsewu Tahun Pelajaran 2021/2022?.

E. Tujuan Penelitian

Adanya tujuan dalam penelitian ini merupakan hal yang sangat penting

karena dengan tujuan yang tepat menjadikan tolak ukur keberhasilan dalam

penelitian. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah : Untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan materi ciri

khusus makhluk hidup Siswa Kelas VI UPT SD Negeri 1 Pujodadi Kecamatan

Pardasuka Kabupaten Pringsewu menggunakan metode pembelajaran

cooperative learning.

F. Manfaat Penelitian

Secara umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik

secara teoritis maupun secara praktis.

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu

pengetahuan dan dunia pendidikan. Selain itu hasil penelitian ini juga bisa
bermanfaat sebagai bahan acuan dan referensi untuk pertimbangan bagi

penelitian yang selanjutnya.

2. Manfaat praktis

Dalam penelitian ini terdapat beberapa manfaat secara praktis yang

dapat peneliti paparkan diantaranya adalah :

a. Bagi siswa

1) Meningkatkan hasil belajar siswa.

2) Meningkatkan kualitas dalam penerapan kurikulum dan

pengembangan kompetensi siswa di sekolah.

3) Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan,

kenyamanan, kesenangan dalam diri siswa untuk mengikuti proses

pembelajaran di kelas.

4) Memberikan bekal kecakapan berfikir ilmiah melalui keterlibatan

siswa dalam kegiatan penelitian perbaikan pemelajaran yang

dilakukan oleh guru.

b. Bagi guru

1) Guru memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran melalui

suatu kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya.

2) Guru dapat berkembang dan meningkatkan kinerjanya secara

profesional, karena guru mampu menilai, merefleksi diri, dan mampu

memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.

3) Guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif dalam

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri.


c. Bagi sekolah

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran sebagai

alternatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

d. Bagi peneliti

Manfaat yang dapat dirasakan oleh peneliti setelah penelitian

dilaksanakan adalah sebagai bekal kelak apabila menjadi pendidik dimasa

mendatang dan untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh di bangku

kuliah serta untuk menambah pengalaman.

G. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan peneliti dalam

melakukan penelitian sehingga peneliti dapat memperkaya teori yang

digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Berikut kajian

penelitian yang relevan yang berjudul Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi

Ciri Khusus Makhluk Hidup Dengan Metode Pembelajaran Cooperatif

Learning Pada Siswa Kelas VI UPT SD Negeri 1 Pujodadi Tahun Pelajaran

2021/2022 adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Dentiana Saleh pada September 2021

dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam

Materi Ciri Makhluk Hidup Melalui Implementasi Pembelajaran

Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Pada Siswa Kelas

VI SDN 2 Rawa Laut, Bandar Lampung” 7 hasil penelitiannya

7
Dentiana Saleh, Pedagogia: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Indonesia Vol. 3, No. 1 (2021), Hal.
103-112
menunjukkan bahwa Pemecahan masalah yang digunakan dalam

penelitian ini adalah menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe

Team Asissted Individualization (TAI). Penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus. Subjek penelitian adalah guru

(peneliti) dan siswa kelas VI SDN 2 Rawa Laut Bandar Lampung dengan

jumlah siswa sebanyak 28 siswa. Sebagai observer dipilih teman sejawat

peneliti. Variabel penelitian ini adalah Hasil Belajar. Data dikumpulkan

dengan teknik tes dan non tes. Analisis data menggunakan analisis

deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

(1) Nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan. Pada pada tahap pra

siklus sebesar 60,71; pada siklus I mendapat skor 65,00; meningkat pada

siklus II menjadi 71,79; dan kembali meningkat pada siklus III menjadi

76,43; (2) Ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan. Pada tahap

pra siklus ketuntasan belajar siswa sebesar 35,7%; meningkat pada siklus I

menjadi 53,6%; meningkat pada siklus II menjadi 67,9%; dan kembali

mengalami peningkatan pada siklus III menjadi 85,7%. Simpulan dari

penelitian ini adalah melalui implementasi model pembelajaran kooperatif

tipe Team Asisted Indovidualization (TAI) dapat kualitas pembelajaran

IPA materi ciri-ciri mahluk hidup pada siswa kelas VI SDN 2 Rawa Laut

Bandar Lampung mengalami peningkatan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Elfrida Dhiu pada oktober 2020

“Peningkatan Hasil Belajar Ipa Materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup Dengan

Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas III SD Inpres Oetete 2


Kupang”8 Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang

bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa sekolah dasar

melalui penggunaan media gambar. Subjek dalam penelitian ini adalah

siswa kelas III SDI Oetete 2 Kota Kupang TP 2017/2018 yang berjumlah

27 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dimana setiap siklus

terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi dan

refleksi. Teknik dan instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah

tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda. Teknik analisis data menggunakan

uji Gain untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke

siklus II. Hasil pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I diperoleh nilai

rata-rata siswa adalah 78 dimana 15 siswa(56%) mencapai kritria

ketuntasan minimal dan 12 siswa (44%) yang belum mencapai ketuntasan.

Siklus II diperoleh nilai rata-rata siswa adalah 91 dimana seluruh siswa

berjumlah 27 siswa (100%) mencapai kriteria ketuntasan minimal. Hasil

pelaksanaan tindakan kelas menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar

IPA siswa kelas III SDI Oetete Kota Kupang dengan menggunakan media

gambar.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Zulhaini pada mei 2020 “Peningkatan

Hasil Belajar IPA Materi Ciri-ciri Khusus Makhluk Hidup Melalui

Penerapan Puzzle Picture Game Pada Siswa Sekolah Dasar”9 Penelitian ini

bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SDN 01 Kota

8
Elfrida Dhiu, Jurnal Politik, Hukum, Sosial Budaya dan Pendidikan Volume 18 No. 2 Edisi
Oktober Tahun 2020 Halaman 237-242
9
Zulhaini, ISEJ: Indonesian Science Education Journal Vol. 1, No. 2, Mei 2020, Hal 109-126
ISSN: 2716-3350
Mukomuko melalui puzzle pictured game dalam materi ciri-ciri khusus

makhluk hidup. Kegiatan kerjasama ataupun diskusi yang dilaksanakan

pada siklus I masih didominasi oleh beberapa orang siswa. Siswa yang

tampil berbicara itu ke itu saja dan siswa yang berada di level bawah

masih malu-malu untuk mengungkapkan pendapatnya. Sedangkan pada

siklus II siswa menjadi lebih aktif, termotivasi, lebih tertantang untuk

belajar, muncul sikap positif dan berkurang sikap negatifnya. Siswa lebih

sering aktif ikut menyusun gambar puzzle, berinteraksi dengan teman

sekelompok dan peduli dengan temannya, aktif dalam diskusi kelas serta

tekun membaca buku sumber untuk menyelesaikan soal-soal dalam LKS.

Hasil tes akhir belajar pada kondisi awal sebelum diberikan tindakan

hanya mencapai nilai rata-rata 56,25 dengan ketuntasan belajar hanya

sebesar 29,2 % (7 siswa) yang sudah mencapai KKM. Pada tes akhir

belajar siklus I mulai adanya peningkatan yaitu rata-rata nilai siswa 68,75

dengan ketuntasan belajar sebesar 70,8 % (17 siswa). Ini berarti 7 siswa

belum mencapai KKM yang sudah ditetapkan yaitu 70,00. Oleh sebab itu

peneliti perlu melanjutkan siklus II dengan memperbaiki proses

pembelajaran sesuai dengan hasil refleksi kegiatan siklus pertama. Pada

siklus kedua rata-rata nilai siswa sudah mencapai 85,4 ini menunjukkan

bahwa proses pembelajaran siklus II sudah menunjukkan peningkatan

yang sangat tajam, dimana ketuntasan belajar sudah dicapai bahkan

melebihi target yang ditetapkan. Semua ini disebabkan oleh keterlibatan

dan kesungguhan siswa dalam berdiskusi semakin tinggi.


H. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan peneliti pada proposal ini adalah

metode penelitian kuantitatif. Arikunto mengemukakan tentang penelitian

kuantitatif yakni pendekatan penelitian yang banyak menggunakan angka-

angka, mulai dari mengumpulkan data, penafsiran terhadap data yang

diperoleh, serta pemaparan hasilnya.10 Sedangkan Sugiyono menjelaskan

bahwa metode kuantitatif merupakan metode penelitian yang berbasis pada

filsafat positivisme, yang mana digunakan untuk meneliti populasi atau

sampel tertentu, yang umumnya pengambilan sampelnya dilakukan secara

random, dan data dikumpulkan menggunakan instrumen penelitian, lalu

dianalisis secara kuantitatif/statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang

telah ditetapkan11.

1. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif, data

diperoleh melalui pemberian tugas kepada siswa dan penilaian/evalusi

secara kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) dapat dianalisis secara

deskriptif, misalnya dengan mencari nilai rata-rata, presentase

keberhasilan belajar dari evaluasi belajar yang dilaksanakan.

2. Lokasi Penelitian

10
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta : PT. Rineka Cipta)
hal. 75.
UPT SD Negeri 1 Pujodadi didirikan pada tahun 1952, berlokasi di Jl.

Trijaya RT/002 RW/001 Desa Pujodadi Kecamatan Pardasuka Kab

Pringsewu.

UPT SD Negeri 1 Pujodadi menjadi lokasi penelitian peneliti karena

peneliti mengajar di UPT SD Negeri 1 Pujodadi sehingga data yang

peneliti peroleh merupakan data yang berasal dari penelitian secara

langsung dengan melalukan penelitian tindakan kelas.

3. Data dan Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek

dari mana data dapat diperoleh.12 Dalam penelitian ini penulis

menggunakan dua sumber data yaitu :

a. Sumber data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti (atau petugasnya) dari sumber pertamanya.13 Adapun yang

menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah, siswa kelas

VI di UPT SD Negeri 1 Pujodadi.

b. Sumber data sekunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti sebagai penunjang dari sumber pertama. Dapat juga dikatakan

data yang tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen. 14 Dalam

penelitian ini, dokumentasi, angket, dan buku buku yang menunjang


dalam penyelesaian penelitian peneliti merupakan sumber data

sekunder.

4. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dikehendaki sesuai dengan permasalahan

dalam proposal ini, maka penulis menggunakan prosedur pengumpulan

data sebagai berikut :

a. Metode Observasi

Observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan

mengadakan perencanaan secara sistematis mengenai tingkah laku

dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara

langsung.15 Metode observasi yang diamati menggunakan lembar

pengamatan aktifitas belajar peserta didik. Metode ini digunakan untuk

mengamati aktivitas

belajar peserta didik yang diharapkan muncul dalam pembelajaran

metode cooperative learning yang dilengkapi dengan tugas terstruktur.

b. Metode Wawancara

Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan

yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara

sepihak, berhadapan muka dan serta tujuan yang telah ditentukan.

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan informasi yang

berkenaan dengan pendapat tentang peningkatan aktivitas siswa di

kelas. Wawancara ini ditunjukkan kepada siswa sebagai subyek yang


akan diteliti selain itu juga kepada guru kelas VI sebagai mitra kerja

atau kolaborator dalam penelitian ini adalah ibu Sri Mastuti, S.Pd

selaku guru kelas VI UPT SD Negeri 1 Pujodadi.

c. Metode Tes

Metode tes merupakan seperangkat instrumen atau alat yang

diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan

jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penentu skor angka.16

Metode tes ini digunakan untuk mengetahui skor nilai melalui

angka yang diberikan kepada siswa terhadap jawaban soal tes yang

diberikan setelah melakukan tindakan proses pelaksanaan

pembelajaran IPA di kelas VI UPT SD Negeri 1 Pujodadi.

d. Metode Angket

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable

yang berupa catatan buku, surat kabar, transkip, majalah, prestasi,

notulen rapat, agenda dan sebagainya.17 Metode dokumentasi dalam

penelitian ini digunakan untuk daftar nama peserta didik, guru, dan

arsip-arsip lain yang berhubungan dengan penelitian.

5. Analisis Data

Setelah data tersebut dikumpulkan, kemudian data tersebut dianalisis

dengan menggunakan teknik pengelolaan data. Analisis data yang

digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini bertujuan untuk menjawab

pertanyaan yang tercantum dalam identifikasi masalah.


Analisis data merupakan salah satu kegiatan penelitian berupa proses

penyusunan dan pengelolaan data guna menafsirkan data yang telah

diperoleh.

Menurut Sugiyono, analisis data adalah proses mencari dan menyusun

secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun

kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan

membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun

orang lain.18

6. Tahapan Penelitian

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,

maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan

Taggart, yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya.

Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation

(pengamatan), dan reflection (refleksi). Berikut ini bagian-bagian dari

prosedur penelitian yang digunakan :

1. Rencana Tindakan

a. Menyusun jadwal mengajar

b. Membuat perangkat pembelajaran

c. Menyusun skenario pembelajaran sesuai dengan materi yang akan

disampaikan
d. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipergunakan dalam

kegiatan pembelajaran

e. Mempersiapkan lembar observasi dan catatan lapangan

2. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap pembelajaran cooperative learning di lakukan

tindakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan yaitu :

a. Menyajikan materi (mengajar) dengan menerapkan model

pembelajaran cooperative learning.

b. Melakukan evaluasi dengan pemberian soal-soal diakhir pembelajaran.

3. Observasi

Melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran sesuai

dengan rencana pembelajaran yang di buat termasuk ketepatan siswa

dalam mengerjakan soal IPA.

4. Refleksi

Kegiatan refleksi diawali dengan memeriksa catatan hasil observasi

siklus satu dan merevisi proses pembelajaran terhadap hal-hal yang masih

dianggap sulit oleh siswa terkait dengan tindakan guru selama proses

pembelajaran berlangsung.

Pelaksanaan siklus II sama seperti siklus I. Jika proses

pembelajaran pada siklus I tidak berhasil maka akan dilakukan percobaan

siklus-siklus berikutnya. Hasil yang diperoleh pada siklus I digunakan


sebagai refleksi untuk menindak lanjuti pelaksanaan penelitian pada siklus

II dengan upaya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dan

kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I. Apabila pada siklus II

hasil belajar mengalami peningkatan maka kegiatan observasi

diberhentikan dan jika belum berhasil maka penelitian akan dilanjutkan ke

siklus-siklus berikutnya hingga penelitian tersebut berhasil.

I. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan adalah kerangka kepenulisan rencana penelitian atau

karya tulis yang meliputi beberapa elemen penting dari judul, isi, hingga

daftar pustaka guna menjelaskan tentang apa, mengapa dan bagaimana riset

akan dilakukan. Adapun sistematika penulisan pada proposal ini adalah

sebagai berikut.

1. Bab I Pendahuluan yang merupakan gambaran umum isi penelitian

yang terdiri dari : latar belakang masalah, identifikasi dan batasan

masalah, rumusan permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian

penelitian terdahulu.

2. Bab II landasan teori yang berisi teori yang berhubungan dengan

penelitiannya.

3. Bab III Metode penelitian yang berisi pendekatan dan jenis penelitian,

kehadiran peneliti, latar penelitian, data dan sumber data penelitian,

teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan pengecekan

keabsahan data.
4. Bab IV Laporan hasil penelitian pembahasan yang berisi tentang

penyajian dan analisis data serta pembahasan.

5. Bab V Penutup yang berisi tentang simpulan dan saran.

Anda mungkin juga menyukai