Pedoman PTM 2021

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 38

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, Taufiq dan
Hidayah-Nya, sehingga Pedoman Program PTM Tahun 2021 dapat selesai disusun.
Pembuatan pedoman ini berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan No.
43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Pedoman ini disusun sebagai
panduan pelaksanaan kegiatan program PTM tahun 2020.
Dalam pedoman kegiatan program PTM ini diuraikan tentang standar
ketenagaan, standar fasilitas, tata laksana pelayanan, logistik, keselamatan sasaran,
keselamatan kerja dan pengendalian mutu.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terimakasih atas bantuan semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian Pedoman PTM tahun 2020.

Ciruas, 09 Maret 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam Pembangunan Nasional 2015-2019 dibangun kemandirian di bidang
ekonomi, berdaulat di bidang politik dan berkepribadian dalam budaya yang
dikenal dengan trisakti. Untuk mewujudkannya, ditetapkan 9 agenda prioritas
(Nawacita), dimana pada agenda ke-5 dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas
hidup manusia Indonesia yang akan dicapai salah satunya melalui Program
Indonesia Sehat. Program Indonesia Sehat memiliki memiliki 3 komponen, yaitu:
1) Revolusi mental masyarakat agar memiliki paradigma sehat; 2) Penguatan
pelayanan Kesehatan; dan 3) Mewujudkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Indikator Mutu Nasional dalam Kegiatan Program Penyakit Tidak Menular
(PTM) adalah : 1) Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan sesuai
standar; 2) Angka keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus sensitive obat
(SO); 3) Kebutuhan identifikasi pengguna layanan; 4) Kepatuhan kebersihan
tangan; 5) Kepatuhan pengguna APD; dan 5) Kepuasan pengguna layanan.
Indikator tersebut bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Sesuaikan dengan Program Masing-masing / lihat di Analisa prioritas
Program Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan Program Prioritas
Nasional nomor 4 yang di diprioritaskan Pemerintah guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di bidang Kesehatan. Sesuaikan dengan Program Masing-masing / lihat di Analisa
prioritas
Rencana Strategi Program Promosi Kesehatan mengacu pada Dinas
Tanyakan kepada dinas apa indicator rencana kerja 5
Kesehatan Kabupaten Serang tahun 2020-2024… tahunan program masing-masing
Berdasarkan hasil cakupan PIS-PK tahun 2020 di Kecamatan Ciruas,
program : Sesuaikan dengan Program Masing-masing / lihat di Analisa
prioritas
1. Anggota keluarga tidak ada yang merokok adalah 27,06%,
2. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur adalah 9,53%,
3. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
adalah 4,71%.
Hasil Survei Mawas Diri (SMD) tahun 2020 yang akan menjadi acuan
program Penyakit Tidak Menular (PTM) Kesehatan UPT Puskesmas Ciruas pada
tahun 2021 adalah : Sesuaikan dengan Program Masing-masing / lihat di Analisa
prioritas
1. Cakupan masyarkat yang tidak memiliki BPJS adalah Cigelam 75%,
Kaserangan 50%, Pamong 40%, Singamerta 34,7%, Pulo 33,3%, Beberan
31,8%, Ciruas 28,6%, Kadikaran 26%, Pelawad 23,8%, Bumi Jaya 22,2%,
Gosara 21,8%, Citerep 20,6%, Penggalang 9,5%, Ranjeng 4,5%
2. Cakupan balita datang dan ditimbang ke posyandu kurang dari 8 kali se
kecamatan ciruas adalah Kepandean 7 kali dalam setahun (8,3%), Pamong 7
kali dalam setahun (24%), Pelawad 19% mengatakan tidak pernah, 7 kali
dalam setahun (9,5%), Penggalang 9,5 % mengatakan tidak pernah, 7 kali
dalam setahun (14,2%), Singamerta 7 kali dalam setahun (4,3%), Ranjeng 13,6
% mengatkan kurang dari 7 kali, 7 kali dalam setahun (9%), Pulo 6,6 %
mengatakan tidak pernah, 6,6 % mengatakan kurang dari 7 kali, Bumijaya 5,5
% mengatakan kurang dari 7 kali, Kaserangan 18,2 % mengatakan 7 kali dalam
setahun, Beberan 1,0 % mengatakan 7 kali dalam setahun, Gosara 21,7 %
mengatakan 7 kali dalam setahun, 20,8% mengatakan 7 kali dalam setahun,
Citerep 8.6 % mengatakan 7 kali dalam setahun, 8,6 % mengatakan 7 kali
dalam setahun, dan 7,1 % mengatakan 7 kali dalam setahun
3. Cakupan kesesuaian persyaratan pelayanan dengan jenis pelayanannya
puskesmas ciruas adalah :
Citerep 4,3% mengatakan mengatakan tidak sesuai, Kadikaran 4,4%
mengatakan kurang sesuai, Ranjeng 4,5 % mengatakan kurang sesuai,
Kaserangan 4,5 % mengatakan tidak sesuai, Ciruas 7,1% mengatakan tidak
sesuai, Singamerta 8,6 % mengatakan kurang sesuai, Pelawad 9,5%
mengatakan kurang sesuai, Gosara 13,04 % mengatakan tidak sesuai, Beberan
18,19% Mengatakan kurang sesuai, dan Penggalang 38% mengatakan kurang
sesuai.
Cakupan indikator kinerja Program PTM berdasarkan SPM tahun 2020,
adalah : Sesuaikan dengan PKP Program Masing-masing / lihat di REMAS

1. Dari 23.234 kk yang di bina PHBS rumah tangganya hanya 4.713 kk yang
rumah tangganya sehat.
2. Dari 35 sekolah yang harus dilakukan pembinaan PHBS hanya 10 yang
terlaksana kegiatannya, dan dari 10 sekolah yang telah dilaksanakan
pembinaan tidak ada sekolah yg memenuhi indikator PHBS sekolah.
3. Dari 22 target institusi Kesehatan yang harus dilakukan pembinaan, hanya 20
institusi Kesehatan yang terlaksana, dan dari 20 institusi terdapat 14 institusi
Kesehatan yang memenuhi syarat PHBS.
4. Dari 39 TTU yang harus dilakukan pembinaan, semua terlaksana kegiatannya,
namun tidak ada TTU yang memenuhi syarat PHBS.
5. Dari 27 tempat kerja yang harus dilaksanakan pembinaan, 21 tempat kerja yang
terlaksana pembinaannya, dan adari 21 tempat kerja yang dibina tidak ada
tempat kerja yang memenuhi syarat PHBS.
6. Di Kecamatan Ciruas pada masa Pandemi Covid-19 desa yang membentuk tim
satgas penanggulangan Covid-19 hanya desa pelawad. Dan desa lainnya belum
memenuhi syarat sebagai desa siaga aktif.
7. Kegiatan Saka Bakti Husada pada tahun 2020 tidak terlaksana, dikarenakan
pandemic Covid-19 dan sebagai pencegahan penularan Covid-19.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum Sesuaikan dengan Tujuan pedoman Program Masing-masing

Tersedianya acuan secara berjenjang bagi pengelola program untuk dapat


menyelenggarakan program P2PTM secara optimal.
2. Tujuan Khusus Sesuaikan dengan Program Masing-masing

a. Meningkatkan advokasi keijakan yang berpihak terhadap program


kesehatan dan sosialisasi P2PTM.
b. Melaksanakan upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan paliatif
secara komprehensif.
c. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia.
d. Mengembangkan dan memperkuat sistem surveilans.
e. Penguatan jejaring dan kemitraan melalui pemberdayaan masyarakat.

C. SASARAN Sesuaikan dengan Program Masing-masing

Masyarakat berusia 15 tahun keatas di seluruh desa di Kecamatan Ciruas.

D. RUANG LINGKUP Sesuaikan dengan Program Masing-masing

Pelayanan Program Penyakit Tidak Menular (PTM) di UPT Puskesmas


Ciruas meliputi :
1. Deteksi Dini Faktor Risiko PTM di POSBINDU
2. Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas (GENTAS)
Lihat indicator yang paling bisa diselesaikan oleh puskesmas / program,
3. Pelayanan Terpadu (PANDU) PTM bukan penyelesaian oleh orang lain seperti masyarkat/ kepala desa
4. Penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Sekolah
5. Layanan Upaya Berhenti Merokok (UBM)
6. Deteksi Dini Kanker
7. Pengendalian Thalasemia
8. Deteksi Dini dan Rujukan Kasus Katarak
9. Layanan Kesehatan Inklusi Disabilitas
E. BATASAN OPERASIONAL Isi indicator dan pengertiannya saja

Batasan Operasional untuk Pelayanan Kesehatan Penyakit Tidak Menular


(PTM) UPT Puskesmas Ciruas, adalah :
1. Deteksi Dini Faktor Risiko PTM di POSBINDU
Adalah Deteksi dini faktor risiko PTM di Posibindu adalah upaya kesehatan
berbasis masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan di pos pembinaan terpadu
(Posbindu).
2. Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas (GENTAS)
Adalah Kegiatan GENTAS adalah suatu gerakan yang melibatkan masyarakat
dalam rangka pencegahan obesitas sebagai faktor risiko PTM.
3. Pelayanan Terpadu (PANDU) PTM
Adalah Kegiatan PANDU PTM adalah kegiatan penemuan dan penanganan
kasus PTM dan manajemen faktor risiko PTM di FKTP secara terpadu.
4. Penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Sekolah
Adalah Kegiatan penerapan KTR di sekolah adalah suatu kegiatan pence-
gahan perilaku merokok pada warga sekolah.
5. Layanan Upaya Berhenti Merokok (UBM)
Adalah Kegiatan Layanan UBM adalah pemberian konseling kepada perokok
untuk berhenti merokok di FKTP dan di sekolah.
6. Deteksi Dini Kanker
Adalah Kegiatan Deteksi Dini Kanker adalah kegiatan deteksi dini kanker
payudara dan kanker leher rahim pada wanita usia 30-50 tahun atau wanita
yang pernah berhubungan seksual, yang dilakukan di FKTP.
7. Pengendalian Thalasemia
Adalah Kegiatan Deteksi Dini Thalasemia adalah suatu gerakan skrining pada
kelompok risiko Thalasemia.
8. Deteksi Dini dan Rujukan Kasus Katarak
Adalah Kegiatan Deteksi Dini dan Rujukan Kasus Katarak adalah kegiatan
pengukuran gangguan tajam penglihatan di UKBM dan FKTP.
9. Layanan Kesehatan Inklusi Disabilitas
Adalah Program Layanan Kesehatan Inklusi Disabilitas merupakan Pelayanan
kesehatan inklusif bagi penyandang Disabilitas, hal ini terjadi jika seluruh
lapisan masyarakat termasuk penyandang Disabilitas mendapatkan pelayanan
kesehatan secara sama. Layanan kesehatan inklusif Disabilitas dilakukan untuk
mencapai kesetaraan hak-hak asasi manusia bagi penyandang Disabilitas dan
memastikan partisipasi penuh, serta akses terhadap pelayanan kesehatan.
F. LANDASAN HUKUM No 1 s/d 9 jangan dihapus, program lain melanjutkan dari nomor 10 dst

1. Undang-undang Republik Indonesia No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Peraturan Presiden RI Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 585/Menkes/SK/V/2007 tentang
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar
Pelayanan Minimal (SPM)
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
8. Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 440-830 tahun 2020 tentang Pedoman
Tatanan Normal Baru Produktif Dan Aman Covid-19 Bagi ASN di Lingkungan
Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah
9. Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Direktorat
Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
Tahun 2020
10. Instruksi Presiden No.1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat.
11. Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 tahun 2015 tentang Penanggu- langan
Penyakit Tidak Menular.
12. Teknis Posbindu PTM. d. Buku Pintar Kader.
13. Buku Monitoring Faktor Risiko PTM.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA Sesuai kebutuhan kegiatan program

Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM di ruang pelayanan umum adalah :


No Nama Jabatan Kualifikasi Formal Keterangan Jumlah
1 Penanggung Jawab D3 Kesehatan STR / SIP 1
2 Dokter Pelaksana Dokter STR / SIP 1
3 Perawat Pelaksana D3 Keperawatan STR / SIP 1
4 Bidan Pelaksana D3 Kebidanan STR / SIP 1

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN Sesuai kebutuhan kegiatan program

No Indikator Dokter Perawat Bidan Kader Lain-lain


Terlatih
1 Deteksi Dini Faktor Risiko PTM di √
POSBINDU
2 Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas √ √ √ Masyarakat
(GENTAS)
3 Pelayanan Terpadu (PANDU) PTM √ √ √
4 Penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Satgas Provinsi (Dinas Pendidikan, Dinas
di Sekolah Kesehatan, Satpol PP, Bagian Hukum Pemda,
Kanwil Agama), Satgas Kabupaten (Dinas
Pendidikan, Dinas Kesehatan, Satpol PP, Bagian
Hukum Pemda, Kanwil Agama), Satgas Sekolah
(guru BK, Satpam, Kader Sekolah)
5 Layanan Upaya Berhenti Merokok √ √ √ Guru BK
(UBM)
6 Deteksi Dini Kanker √ √
7 Pengendalian Thalasemia √ √ Analis
Teknik Lab
Medik
8 Deteksi Dini dan Rujukan Kasus Katarak √ √ √
9 Layanan Kesehatan Inklusi Disabilitas √ √ Tenaga
Kesehatan

C. JADWAL KEGIATAN Sesuai kebutuhan kegiatan program

Pengaturan dan penjadualan tenaga puskesmas dalam upaya promosi


kesehatan dikoordinir oleh Petugas Promkes sesuai dengan kebutuhan dan
kesepakatan. Pelaksanaan kegiatan dilakuan pada hari Senin sampai dengan hari
sabtu menyesuaikan dengan jam pelayanan yaitu jam 07.15 WIB sampai dengan
jam 14.00 WIB.

No Kegiatan 2021
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des
1. Deteksi Dini Faktor Risiko
PTM di POSBINDU
2. Gerakan Nusantara Tekan
Angka Obesitas (GENTAS)
3. Pelayanan Terpadu
(PANDU) PTM
4. Penerapan Kawasan Tanpa
Rokok (KTR) di Sekolah
5. Layanan Upaya Berhenti
Merokok (UBM)
6. Deteksi Dini Kanker
7. Pengendalian Thalasemia
8. Deteksi Dini dan Rujukan
Kasus Katarak
9. Layanan Kesehatan Inklusi
Disabilitas

BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG KONSELING Sesuaikan dengan ruang kegiatan program masing-masing

1 2

1 Meja Kursi Konseling 3 Meja Dokumen

2 Meja Kursi Konseling 4 Tempat Tidur Peayanan konseling

5 Tempat Sampah

B. STANDAR FASILITAS Sesuai kebutuhan kegiatan program

No Nama Peralatan Jumlah


1 Rapid Tes GDS 16 unit
2 Lingkar Perut / Penggaris Pinggang 16 unit
3 Alat Ukur Tinggi Badan 16 unit
4 Tensi Digital 16 unit
5 Digital Body Fit 16 unit

BAB IV
TATA LAKSANA KEGIATAN

Sesuai dengan indicator kinerja

A. LINGKUP KEGIATAN DAN LANGKAH KEGIATAN PROGRAM


PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) Di lihat dari pedoman Eksternal untuk kegiatan Puskesmasnya saja

1. PROGRAM DETEKSI DINI FAKTOR RISIKO PTM DI POSBINDU


Setiap indicator kinerja masukan rincian sesuai program huruf a s/d j
a. Pengertian
1) Deteksi dini faktor risiko PTM di Posibindu adalah upaya kesehatan
berbasis masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan di pos pembinaan
terpadu (Posbindu).
2) Kegiatan meliputi :
a) Pengukuran tekanan darah.
b) Pengukuran gula darah.
c) Pengukuran indeks massa tubuh.
d) Wawancara perilaku berisiko.
e) Edukasi perilaku gaya hidup sehat.
b. Dasar Hukum / Pedoman
1) Instruksi Presiden No.1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat.
2) Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 tahun 2015 tentang Penanggu-
langan Penyakit Tidak Menular.
3) Petunjuk Teknis Posbindu PTM.
4) Buku Pintar Kader.
5) Buku Monitoring Faktor Risiko PTM.
c. Sasaran
1) Setiap warga negara berusia 15 tahun keatas di suatu desa / kelurahan
/ institusi.
2) Sasaran pemeriksaan gula darah adalah setiap warga negara berusia
40 tahun ke atas atau kurang dari 40 tahun yang memiliki faktor
risiko obesitas dan atau hipertensi.
d. Tahapan Kegiatan
1) Tahap Persiapan
2) Tahap Pelaksanaan
3) Tahap Pembinaan dan Monitoring Evaluasi.
e. Mekanisme Pelaksanaan
1) Tahap Persiapan :
a) Pengelola Program Penyakit Tidak Menular (PTM) UPT
Puskesmas Ciruas menetapkan jumlah target sasaran yang harus
dicakup dalam 1 tahun. Penetapan sasaran peserta Posbindu di
wilayah desa / institusi menggunakan data yang telah ditetapkan
secara bersama oleh pengelola program, petugas puskesmas dan
institusi.
b) Pengelola Program Penyakit Tidak Menular (PTM) UPT
Puskesmas Ciruas bersama Pengelola Program Puskesmas
menetapkan target dan sasaran puskesmas sesuai jumlah
penduduk di wilayahnya.
c) Pengelola Program Puskesmas bersama Kader menetapkan
jumlah dan target sasaran di desa sesuai jumlah penduduk di
wilayahnya.
d) Kegiatan dilaksanakan paling kurang 1 kali perbulan.
e) Pengelola Program Puskesmas bersama Kader menetapkan
jadwal kegiatan Posbindu.
f) Kader mensosialisasikan kepada masyarakat jadwal Posbindu.
g) Pengelola Program Puskesmas dan Kader memastikan keter-
sediaan bahan habis pakai.
2) Tahap Pelaksanaan
a) Pengelola Program Puskesmas memastikan kegiatan dilakukan
tercatat dan dilaporkan.
b) Kegiatan dilaksanakan oleh kader terlatih.
c) Setiap sasaran/klien Posbindu memiliki buku monitor faktor
risiko PTM yang diisi pada setiap kunjungan.
d) Kader melakukan rujukan ke FKTP sesuai ketentuan.
3) Tahap Pembinaan Dan Monev
a) Melakukan Monev dan Bintek berkala.
b) Mengkoordinir pencatatan dan pelaporan secara berjenjang.
c) Pengelola Program PTM Puskesmas Ciruas memastikan
kegiatan dilakukan tercatat dan dilaporkan.
d) Pengelola Program PTM Puskesmas melakukan pembinaan,
monitoring dan evaluasi secara berjenjang dan berkala.
f. Pelaksana
Kader terlatih

g. Capaian Kinerja
Persentase desa yang melaksanakan kegiatan posbindu PTM di suatu
wilayah.
h. Rumus Perhitungan
Jumlah Desa yang melaksanakan kegiatan posbindu PTM di suatu
wilayah dibagi jumlah seluruh desa di wilayah tersebut dikali 100%.

100%
Persentase desa yang Desa yang melaksanakan kegiatan
melaksanakan posbindu PTM di Kecamatan Ciruas
kegiatan= posbindu X
Jumlah seluruh desa di wilayah
PTM di Kecamatan Kecamatan Ciruas
Ciruas

i. Nominator
Desa/kelurahan yang melaksanakan kegitan posbindu PTM di suatu
wilayah.
j. Denominator
Jumlah seluruh desa/kelurahan di wilayahnya.

2. PROGRAM GERAKAN NUSANTARA TEKAN ANGKA OBESITAS


(GENTAS)
a. Pengertian
1) Kegiatan GENTAS adalah suatu gerakan yang melibatkan
masyarakat dalam rangka pencegahan obesitas sebagai faktor risiko
PTM.
2) Kegiatan meliputi :
a) Pengukuran Indeks Massa Tubuh (BB, Lingkar perut dan
tinggi badan).
b) Wawancara Perilaku berisiko.
c) Edukasi perilaku gaya hidup sehat.
b. Dasar Hukum / Pedoman
1) Instruksi Presiden No.1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat.
2) Buku RENSTRA RPJMN 20115-2019.
3) Peraturan Menteri Kesehatan no 71 tahun 2015 tentang Penanggu-
langan Penyakit Tidak Menular.

c. Sasaran
Setiap warga negara usia 15 tahun keatas yang berada di wilayah
tersebut.
d. Tahapan Kegiatan
1) Tahap Persiapan
2) Tahap Pelaksanaan
3) Tahap Pembinaan dan Monitoring Evaluasi.
e. Mekanisme Pelaksanaan
1) Tahap Persiapan
a) Pengelola Program PTM menetapkan jumlah target sasaran yang
harus dicakup dalam 1 tahun. Penetapan sasaran di wilayah desa
/ institusi menggunakan data yang telah ditetapkan secara
bersama oleh pengelola program, petugas puskesmas dan
institusi.
b) Pengelola Program PTM melakukan sosialisasi program
GENTAS di masyarakat dengan kriteria :
(1) lingkar perut laki-laki < 90 cm
(2) lingkar perut wanita < 80 cm
(3) IMT ≥ 25 kg/m2\
c) Pengelola Program PTM berkoordinasi dengan lintas sektor,
mengintegrasikan GENTAS pada kegiatan hari besar di daerah
misalnya HUT Pemda, HUT RI, pada saat olah raga bersama,
yang memobilisasi masyarakat dan lain lain.
d) Pengelola Program PTM bekerja sama dengan Pengelola
Program Puskesmas Terintegrasi menyiapkan tim pelaksana.
e) Petugas yang ditunjuk sebagai pelaksana menyiapkan alat
pendukung dan catatan.
f) Alat pendukung terdiri dari timbangan, pita meteran dan buku
catatan serta buku-buku KIE yang terkait.
2) Tahap Pelaksanaan
a) Tim Pelaksana memberikan edukasi perilaku gaya hidup sehat
disampaikan pada penyandang obesitas sesuai indikasi.
b) Tim pelaksana mencatat dan melaporkan kegiatan.
c) Tim pelaksana melakukan rujukan ke FKTP sesuai ketentuan
apabila diperlukan.
3) Tahap Pembinaan dan Monev
Pengelola Program PTM Puskesmas menganalisis laporan dan
memberikan umpan balik kepada pelaksana.
f. Pelaksana
1) Dokter
2) Perawat
3) Kader Terlatih
4) Pengelola Program PTM
5) Masyarakat.
g. Capaian Kinerja
Persentase warga Negara yang berusia yang diperiksa Indeks Massa
Tubuh (IMT) dan atau Lingkar Perut di suatu wilayah.
h. Rumus Perhitungan
Jumlah semua warga negara di atas usia 15 tahun yang diperiksa IMT dan
atau lingkar perut dibagi dengan semua warga negara di atas usia 15 tahun
di wilayahnya dikali seratus persen.
Persentase yang di Jumlah semua warga Kecamatan Ciruas
periksa Indeks Masa di atas usia 15 tahun yang diperiksa IMT
Tubuh =(IMT) di danXatau Lingkar perut 100%
Kecamatan Ciruas Jumlah seluruh warga di atas 15 tahun
di wilayah Kecamatan Ciruas

i. Nominator
Jumlah semua warga negara di atas usia 15 tahun diperiksa IMT dan atau
Lingkar Perut.
j. Denominator
Jumlah semua warga di atas usia 15 tahun di wilayah Kecamatan Ciruas.

3. PROGRAM PELAYANAN TERPADU (PANDU) PTM


a. Pengertian
1) Kegiatan PANDU PTM adalah kegiatan penemuan dan penanganan
kasus PTM dan manajemen faktor risiko PTM di FKTP secara
terpadu.
2) Kegiatan manajemen faktor risiko meliputi pemeriksaan :
a) perilaku merokok.
b) obesitas.
c) TD > 120/80 mmHg.
d) gula darah sewaktu > 200 mg/dL.
e) kolesterol atau kolesterol rata-rata.
f) wanita usia 30-50 tahun atau wanita yang pernah berhubungan
seksual.
3) Penanganan penyandang PTM dan Program Rujuk Balik (PRB)
b. Dasar Hukum / Pedoman
1) Permenkes No 71 tahun 2013 tentang Penanggulangan Penyakit
Tidak Menular.
2) Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas.
3) Peraturan Menteri Kesehatan No.29 Tahun 2017 tentang
perubahan Peraturan Menteri Kesehatan No. 34 Tahun 2015
tentang Penanggulangan Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim
4) KMK Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan
Praktik Klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama.
5) Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia No 11 tahun 2012 tentang
Standar Kompetensi Dokter Indonesia.
6) Pedoman Pengendalian PTM terpadu.
c. Sasaran
Setiap warga Kecamatan Ciruas yang menyandang dan memiliki faktor
risiko PTM yang berkunjung ke FKTP
d. Tahapan Kegiatan
1) Tahap Persiapan
2) Tahap Pelaksanaan
3) Tahap Pembinaan dan Monitoring Evaluasi.
e. Mekanisme Pelaksanaan
1) Tahap Persiapan
a) Penetapan sasaran menggunakan data angka kesakitan PTM,
PRB, temuan dan rujukan faktor risiko di FKTP.
b) Pengelola Program PTM Puskesmas memastikan ketersedian
alat kesehatan, bahan habis pakai dan obat-obatan yang
mendukung PANDU.
c) Pengelola Program PTM Puskesmas memastikan ketersedian
pedoman PPK 1 dan Pedoman pengendalian PTM terpadu
sebagai acuan bagi petugas di FKTP.
2) Tahap Pelaksanaan
a) Pengelola Program PTM Puskesmas memastikan kegiatan
tercatat di dalam Rekam Medis dan dilaporkan sesuai ketentuan.
b) Pengelola Program PTM Puskesmas memastikan rujukan
FKRTL sesuai indikasi medis dan menangani kasus rujuk balik
sesuai standar.
3) Tahap Pembinaan Dan Monev
Pengelola Program PTM Puskesmas melakukan pembinaan,
monitoring dan evaluasi secara berjenjang dan berkala.
f. Pelaksana
1) Dokter
2) Perawat
3) Bidan
g. Capaian Kinerja
Persentase Puskesmas yang melakukan pelayanan PTM secara terpadu.
h. Rumus Perhitungan
Jumlah Desa yang melakukan pelayanan PTM secara terpadu
Jumlah Desa di Kecamatan Ciruas X 100%

i. Nominator
Jumlah Desa yang melakukan pelayanan PTM secara terpadu.
j. Denominator
Jumlah seluruh Puskesmas suatu wilayah.

4. PROGRAM PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DI


SEKOLAH
a. Pengertian
1) Kegiatan penerapan KTR di sekolah adalah suatu kegiatan
pencegahan perilaku merokok pada warga sekolah.
2) Kegiatan meliputi :
a) Penetapan KTR.
b) pembentukan satgas.
c) memenuhi 8 indikator penerapan KTR.
b. Dasar Hukum / Pedoman
1) Peraturan Pemerintah No. 109 tahun 2012 tentang Pengamanan
Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau
Bagi Kesehatan.
2) PerMenkes No 40 tahun 2013 tentang Peta Jalan Pengendalian
Dampak Konsumsi Rokok Bagi Kesehatan.
3) Permendikbud No 64 tahun 2015 tentang Kawasan Tanpa Rokok di
Lingkungan Sekolah.
4) Petunjuk Teknis Upaya Berhenti Merokok di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan tahun 2016.
5) Petunjuk Teknis Konseling Berhenti Merokok pada anak usia
sekolah/Madrasah bagi guru pembina Usaha Kesehatan Seko-
lah/Madrasah (UKS/M) tahun 2016.
6) Peraturan bersama Menkes & Mendagri No 188/Menkes/PB/I/2011
tentang Pedoman Pelaksanaan KTR.
7) Pedoman Teknis Penegakan Hukum KTR tahun 2015. h. Hidup
Sehat Tanpa Rokok tahun 2017.
8) Pedoman Penyakit Terkait Rokok tahun 2018.
c. Sasaran
Setiap warga yang berada di sekolah (siswa, guru, penjaga sekolah,
penjaja makanan dan pengunjung lainnya) di SD, SMP, SMA, dan
sederajat di suatu wilayah.
d. Tahapan Kegiatan
1) Tahap Persiapan
2) Tahap Pelaksanaan
3) Tahap Pembinaan dan Monitoring Evaluasi.
e. Mekanisme Pelaksanaan
1) Tahap Persiapan
a) Pengelola Program PTM menetapkan jumlah target sasaran
sekolah yang harus dicakup dalam 1 tahun menggunakan data
jumlah sekolah di suatu wilayah.
b) Pengelola Program PTM Puskesmas menetapkan target dan
sasaran sekolah di wilayah kerja Puskesmas.
c) Pengelola Program PTM Puskesmas bekerjasama dengan
Dinas Pendidikan mensosialisasikan Permendikbud No. 64
tahun 2015 tentang KTR kepada sekolah yang dijadikan target.
2) Tahap Pelaksanaan
a) Pengelola Program PTM bekerjasama dengan Dinas Pendidikan
membuat usulan pembentukan Satgas tingkat Kecamatan.
b) Satgas terdiri dari unsur : Puskesmas, Disdik, Satpol PP,
masyarakat dan lainnya sesuai kebutuhan.
c) Pengelola Program PTM Puskesmas mendorong agar Kepala
Sekolah yang menjadi target menetapkan kebijakan KTR di
sekolahnya.
d) Pengelola Program PTM Puskesmas mendorong terbentuknya
satgas KTR di sekolah yang terdiri dari unsur : guru, orangtua
murid, satpam, murid dan warga sekolah lainnya.
e) Pengelola Program PTM Puskesmas memastikan aturan KTR
disekolah telah disosialiasasikan dan dideklarasikan sebagai
komitmen bersama.
f) Pengelola Program PTM Puskesmas melatih guru dan siswa
sebagai agen perubahan di sekolah.
g) Pengelola Program PTM Puskesmas memastikan kegiatan
dilakukan tercatat dan dilaporkan.
3) Tahap Pembinaan Dan Monev
a) Pengelola Program PTM melakukan pembinaan, monitoring
dan evaluasi secara berkala.
b) Pengelola PTM puskesmas melakukan pendampingan dan
penilaian penerapan KTR di sekolah secara berjenjang.
f. Pelaksana
1) Satgas Propinsi (meliputi unsur-unsur : dinas pendidikan, dinas
kesehatan, satpol pp, bagian hukum pemda, kanwil agama).
2) Satgas Kecamatan (meliputi unsur-unsur : dinas pendidikan, dinas
kesehatan, satpol pp, bagian hukum pemda, kanwil agama).
3) Satgas sekolah (meliputi unsur : Guru BK, Satpam, Kader Murid).
g. Capaian Kinerja
Menentukan jumlah sekolah di wilayahnya yang telah menerapkan KTR.
h. Rumus Perhitungan
jumlah sekolah di Kecamatan Ciruas yang telah menerapkan KTR
jumlah seluruh sekolah yang ada di Kecamatan Ciruas

i. Nominator
Sekolah di wilayahnya yang telah menerapkan KTR.
j. Denominator
Jumlah sekolah yang ada di wilayahnya.

5. PROGRAM LAYANAN UPAYA BERHENTI MEROKOK (UBM)


a. Pengertian
1) Kegiatan Layanan UBM adalah pemberian konseling kepada
perokok untuk berhenti merokok di FKTP dan di sekolah.
2) Kegiatan meliputi :
a) Identifikasi klien.
b) Evaluasi dan motivasi
c) Penentuan pilihan terapi yang akan diberikan.
d) Penyusunan rencana untuk menindaklanjuti/follow up yang
sudah dilakukan.
b. Dasar Hukum / Pedoman
1) PerMenkes No 40 tahun 2013 tentang Peta Jalan Pengendalian
Dampak Konsumsi Rokok Bagi Kesehatan.
2) Petunjuk Teknis Upaya Berhenti Merokok di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan tahun 2016.
3) Petunjuk Teknis Konseling Berhenti Merokok pada anak usia
sekolah/Madrasah bagi guru pembina Usaha Kesehatan
Sekolah/Madrasah (UKS/M) tahun 2016.
4) Buku Saku Hidup Sehat Tanpa Rokok tahun 2017.
c. Sasaran
Setiap warga negara perokok yang berkunjung ke klinik UBM.
d. Tahapan Kegiatan
Penetapan sasaran menggunakan data pengunjung FKTP yang memiliki
perilaku merokok dan data warga sekolah yang merokok.
1) Tahap Persiapan.
2) Tahap Pelaksanaan.
3) Tahap Pembinaan dan Monitoring Evaluasi.
e. Mekanisme Pelaksanaan
1) Tahap Persiapan
a) Pengelola Program Puskesmas memastikan pedoman Tata
laksana mengacu pada Petunjuk Teknis Upaya Berhenti
Merokok di Fasilitas Pelayanan Kesehatan tahun 2016 dan
Petunjuk Teknis Konseling Berhenti Merokok pada anak usia
sekolah/Madrasah bagi guru pembina Usaha Kesehatan
Sekolah/Madrasah (UKS/M) tahun 2016 tersedia di FKTP dan
sekolah.
b) Pengelola Program Puskesmas memastikan ketersediaan alat
kesehatan dan bahan habis pakai untuk mendukung pelaksanaan
UBM.
c) Pengelola Program Puskesmas mensosialisasikan layanan UBM
kepada perokok.
2) Tahap Pelaksanaan
a) Pengelola Program Puskesmas membuat tanda rokok pada
rekam medis pasien yang merokok, untuk memudahkan petugas
kesehatan memberikan layanan UBM.
b) Pengelola Program Puskesmas memastikan kegiatan tercatat
dalam rekam medik dan dilaporkan sesuai ketentuan.
c) Pengelola Program Puskesmas memastikan rujukan berjenjang
dari sekolah ke fasyankes sesuai indikasi.
3) Tahap Pembinaan dan Monev
Pengelola Program Puskesmas melakukan pembinaan, monitoring
dan evaluasi secara berkala.
f. Pelaksana
1) Dokter
2) Perawat
3) Bidan
4) Guru Bimbingan dan Konseling (BK).
g. Capaian Kinerja
Jumlah Kantor, Sekolah, Fasyankes yang memiliki layanan UBM.
h. Rumus Perhitungan
Jumlah Kantor, Sekolah dan Fasyankes yang memiliki layanan UBM
X 100%
Jumlah seluruh Kantor, Sekolah, Fasyankes yang ada di Kecamatan Ciruas

i. Nominator
Jumlah Kantor, Sekolah dan Fasyankes yang memiliki layanan UBM
j. Denominator
Jumlah seluruh Kantor, Sekolah, Fasyankes yang ada di Kecamatan Ciruas

6. PROGRAM DETEKSI DINI KANKER


a. Pengertian
1) Kegiatan Deteksi Dini Kanker adalah kegiatan deteksi dini kanker
payudara dan kanker leher rahim pada wanita usia 30-50 tahun atau
wanita yang pernah berhubungan seksual, yang dilakukan di FKTP.
2) Kegiatan ini meliputi :
a) Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS).
b) Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA).
b. Dasar Hukum / Pedoman
1) Permenkes 71 tahun 2015 tentang Penanggulangan Penyakit Tidak
Menular.
2) KMK Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan
Praktik Klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama.
3) Peraturan Menteri Kesehatan No.29 Tahun 2017 tentang
perubahan Peraturan Menteri Kesehatan No. 34 Tahun 2015
tentang Penanggulangan Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim.
4) Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 430/Menkes/SK/IV/2007
tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Kanker.
c. Sasaran
Setiap warga negara wanita usia 30-50 tahun atau wanita yang pernah
berhubungan seksual.
d. Tahapan Kegiatan
1) Tahap Persiapan.
2) Tahap Pelaksanaan.
3) Tahap Pembinaan dan Monitoring Evaluasi.
e. Mekanisme Pelaksanaan
1) Tahap Persiapan
a) Pengelola Program PTM Puskesmas menetapkan target dan
sasaran di satu wilayah. Penetapan sasaran menggunakan data
wanita usia 30-50 tahun atau wanita yang pernah berhubungan
seksual.
b) Pengelola Program PTM Puskesmas melakukan sosialisasi
kepada target untuk mau mendatangi FKTP melakukan deteksi
dini kanker.
c) Pengelola Program PTM Puskesmas memastikan ketersediaan
tenaga terlatih sebagai pelaksana.
d) Pengelola PTM Puskesmas memastikan ketersediaan alat dan
bahan habis pakai yang dibutuhkan.
2) Tahap Pelaksanaan
a) Pengelola Program PTM Puskesmas memastikan pelaksanaan
sesuai standar yang ditetapkan.
b) Pengelola Program PTM Puskesmas memastikan kegiatan
tercatat dalam rekam medik dan dilaporkan sesuai ketentuan.
c) Pengelola Program PTM Puskesmas memastikan tatalaksana
IVA positif menggunakan krioterapi oleh dokter terlatih.
d) Pengelola Program PTM Puskesmas memastikan rujukan sesuai
indikasi medis.
3) Tahap Pembinaan dan Monev
Pengelola Program PTM Puskesmas melakukan pembinaan,
monitoring dan evaluasi secara berjenjang dan berkala.
f. Pelaksana
1) Dokter
2) Bidan
g. Capaian Kinerja
Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini kanker payudara
dan kanker leher rahim pada wanita usia 30 - 50 tahun atau wanita yang
aktif secara seksual.
h. Rumus Perhitungan Jumlah Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini
kanker payudara dan kanker leher rahim pada wanita usia 30 - 50 tahun
atau wanita pernah berhubungan seksual dibagi seluruh jumlah Puskesmas
di kali 100%.
Persentase Desa yang Desa yang melaksanakan deteksi dini
melaksanakan kanker payudara dan leher rahim di Kec.
=
deteksi dini kanker X
Ciruas 100%
payudara dan leher Jumlah seluruh Desa di Kec. Ciruas
Rahim di Kec.
Ciruas

i. Nominator
Jumlah Desa yang melaksanakan deteksi dini kanker payudara dan kanker
leher rahim pada wanita usia 30-50 tahun atau wanita yang pernah
berhubungan seksual.
j. Denominator
Seluruh jumlah Desa di Kec. Ciruas

7. PROGRAM PENGENDALIAN THALASEMIA


a. Pengertian
1) Kegiatan Deteksi Dini Thalasemia adalah suatu gerakan skrining
pada kelompok risiko Thalasemia.
2) Kegiatan ini meliputi :
a) identifikasi populasi berisiko.
b) pemeriksaan laboratorium (Hb, Ht. MCV dan hapus darah tepi).
b. Dasar Hukum / Pedoman
1) Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas.
2) Permenkes 71 tahun 2015 tentang Penanggulangan Penyakit Tidak
Menular .
3) Pedoman Pengendalian Penyakit Thalasemia di FKTP.
c. Sasaran
Setiap warga Ciruas yang merupakan saudara kandung penderita
Thalasemia.
d. Tahapan Kegiatan
1) Tahap Persiapan.
2) Tahap Pelaksanaan.
3) Tahap Pembinaan dan Monitoring Evaluasi.
e. Mekanisme Pelaksanaan
1) Tahap Persiapan
a) Penetapan sasaran menggunakan data penderita Thalasemia
yang telah ditangani di rumah sakit.
b) Pengelola Program PTM Puskesmas bekerjasama dengan RS
yang menjadi rujukan Thalasemia, organisasi profesi terkait dan
LSM menetapkan jumlah target sasaran.
c) Pengelola Program PTM Puskesmas Ciruas menetapkan Desa
yang mampu menjadi lokus deteksi dini Thalasemia.
d) Pengelola Program PTM Puskesmas menghitung biaya yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan deteksi dini.
e) Pengelola Program PTM Puskesmas memastikan ketersediaan
alat kesehatan dan bahan habis pakai.
2) Tahap Pelaksanaan
a) Pengelola Program PTM Puskesmas memastikan pelaksanaan
skrining sesuai standar.
b) Pengelola Program PTM Puskesmas memastikan rujukan ke
RS sesuai dengan standar dan indikasi medis.
3) Tahap Pembinaan dan Monev
a) Pengelola Program PTM Puskesmas memastikan kegiatan
tercatat dalam rekam medik dan dilaporkan sesuai ketentuan.
b) Pengelola Program PTM Puskesmas melakukan pembinaan,
monitoring dan evaluasi secara berkala.
f. Pelaksana
1) Dokter
2) Perawat
3) Analis Teknik Lab Medik (ATLN).
g. Capaian Kinerja
Terselenggaranya Skrining dan deteksi dini thalasemia di Puskesmas
pada 15 desa dengan prevalensi thalasemia terbanyak.
h. Rumus Perhitungan
Jumlah desa yang melakukan skrining thalasemia di Kecamatan Ciruas
dengan prevalensi thalasemia terbanyak dibagi jumlah desa di kecamatan
Ciruas.
i. Nominator
Jumlah desa yang melakukan skrining Thalasemia pada 15 desa dengan
prevalensi thalasemia terbanyak.
j. Denominator
Jumlah desa di kecamatan ciruas.

8. PROGRAM DETEKSI DINI DAN RUJUKAN KASUS KATARAK


a. Pengertian
1) Kegiatan Deteksi Dini dan Rujukan Kasus Katarak adalah kegiatan
pengukuran gangguan tajam penglihatan di UKBM dan FKTP
2) Kegiatan ini meliputi :
a) metode hitung jari.
b) Pemeriksaan Tumbling-E di UKBM.
c) pemeriksaan gangguan tajam penglihatan di FKTP.
b. Dasar Hukum / Pedoman
1) Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas.
2) Permenkes 71 tahun 2015 tentang Penanggulangan Penyakit Tidak
Menular.
3) Permenkes No 29 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Mata di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
4) Buku Pedoman Penanggulangan Gangguan Indera (RPM).
c. Sasaran
Setiap Warga Ciruas berusia 40 tahun keatas di kecamatan Ciruas.
d. Tahapan Kegiatan
1) Tahap Persiapan.
2) Tahap Pelaksanaan.
3) Tahap Pembinaan dan Monitoring Evaluasi.
e. Mekanisme Pelaksanaan
1) Tahap Persiapan
Pengelola Program PTM Puskesmas menetapkan target dan sasaran
di satu wilayah. Penetapan sasaran menggunakan data populasi
penduduk berusia 40 tahun ke atas di suatu wilayah.
2) Tahap Pelaksanaan
a) Pengelola Program PTM Puskesmas memastikan deteksi di
UKBM dan FKTP dilakukan sesuai standar.
b) Pengelola Program PTM Puskesmas memastikan rujukan secara
berjenjang ke Fasyankes sesuai indikasi medis.
c) Pengelola Program PTM Puskesmas memastikan kegiatan
dilakukan tercatat dan dilaporkan.
3) Tahap Pembinaan dan Monev
a) Pengelola Program PTM Puskesmas melakukan pembinaan,
monitoring dan evaluasi secara berkala.
b) Melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi secara berkala.
f. Pelaksana
1) Dokter
2) Perawat
3) Kader Terlatih
g. Capaian Kinerja
Persentase Desa yang melakukan deteksi dini dan rujukan kasus katarak.
h. Rumus Perhitungan
Persentase Desa yang jumlah Desa yang melakukan deteksi
melakukan deteksi dini dan rujukan kasus katarak
dini = rujukan
dan X 100%
Jumlah seluruh Desa di Kec. Ciruas
kasus katarak

i. Nominator
Jumlah Desa yang melakukan deteksi dini dan rujukan kasus katarak.
j. Denominator
Jumlah Desa yang ada di Kec. Ciruas.

9. PROGRAM LAYANAN KESEHATAN INKLUSI DISABILITAS


a. Pengertian
1) Program Layanan Kesehatan Inklusi Disabilitas merupakan
Pelayanan kesehatan inklusif bagi penyandang Disabilitas, hal ini
terjadi jika seluruh lapisan masyarakat termasuk penyandang
Disabilitas mendapatkan pelayanan kesehatan secara sama. Layanan
kesehatan inklusif Disabilitas dilakukan untuk mencapai kesetaraan
hak-hak asasi manusia bagi penyandang Disabilitas dan
memastikan partisipasi penuh, serta akses terhadap pelayanan
kesehatan.
2) Kegiatan ini meliputi :
a) Advokasi dan sosialisasi kepada pemangku kepentingan dan
nakes.
b) Peningkatan kapasitas petugas dan kader.
c) Pemberdayaan keluarga dan penyandang disabilitas.
d) Pemenuhan standar layanan kesehatan bagi Penyandang
Disabilitas, seperti gedung, sarpras dan petugas serta kader yang
terlatih.
b. Dasar Hukum / Pedoman
1) Undang - Undang No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang
Disabilitas.
2) Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas.
3) Permenkes 71 tahun 2015 tentang Penanggulangan Penyakit Tidak
Menular.
4) Buku Pedoman Penanggulangan Gangguan Fungsional (RPM).
5) Peta Jalan Layanan Kesehatan Inklusi Disabilitas.
6) Pedoman dan Modul Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat.
c. Sasaran
Setiap warga ciruas penyandang disabilitas yang berkunjung ke
Puskesmas.
d. Tahapan Kegiatan
1) Tahap Persiapan
2) Tahap Pelaksanaan
3) Tahap Pembinaan dan Monitoring Evaluasi
e. Mekanisme Pelaksanaan
1) Tahap Persiapan
Pengelola Program PTM Puskesmas melakukan advokasi dan
sosialisasi lintas program dan lintas sektor tentang pelayanan
kesehatan ramah disabilitas.
2) Tahap Pelaksanaan
a) Penetapan sasaran menggunakan data penyandang disabilitas
yang berkunjung ke FKTP.
b) Pengelola Program PTM Puskesmas melakukan orientasi
kepada kader, keluarga dan penyandang disabilitas.
c) Pengelola Program PTM Puskesmas mengidentifikasi dan
mengusulkan sarana dan prasarana yang ramah disabilitas.
d) Dokter dan nakes melayani penyandang disabilitas sesuai
standar.
e) Dokter dan nakes melakukan rujukan secara berjenjang ke
Fasyankes sesuai ketentuan.
f) Pengelola Program PTM Puskesmas memastikan kegiatan
dilakukan tercatat dan dilaporkan.
3) Tahap Pembinaan Dan Monev
Pengelola Program PTM Puskesmas melakukan pembinaan,
monitoring dan evaluasi secara berkala.
f. Pelaksana
1) Dokter
2) Tenaga Kesehatan
3) Kader terlatih
g. Capaian Kinerja
1) Persentase Tempat Kerja yang ramah Disabilitas.
2) Persentase Sekolah yang ramah Disabilitas
3) Persentase Fasyankes yang ramah Disabilitas
h. Rumus Perhitungan
Persentase Tempat Jumlah Tempat kerja yang ramah
Kerja yang ramah disabilitas
disabilitas= X
Jumlah seluruh Tempat Kerja di Kec. 100%
Ciruas

Persentase Sekolah
yang ramah Jumlah Sekolah yang ramah disabilitas
disabilitas= X
Jumlah seluruh Sekolah di Kec. Ciruas
100%

Persentase Fasyanke
yang ramah Jumlah Fasyankes yang ramah disabilitas
disabilitas= X
Jumlah seluruh Fasyankes di Kec. 100%
Ciruas

i. Nominator
1) Jumlah Tempat Kerja yang ramah Disabilitas.
2) Jumlah Sekolah yang ramah Disabilitas
3) Jumlah Fasyankes yang ramah Disabilitas
j. Denominator
1) Jumlah seluruh Tempat Kerja di Kecamatan Ciruas
2) Jumlah seluruh Sekolah di Kecamatan Ciruas
3) Jumlah seluruh Fasyankes di Kecamatan Ciruas

B. METODE
Metode Program PTM UPT Puskesmas Ciruas yang di lakukan oleh petugas
Penyakit Tidak Menular (PTM) di UPT Puskesmas ciruas adalah :
1. Metode 1 arah yaitu dengan cara siaran video, leaflet, banner, spanduk, surat
edaran, dll
2. Metode 2 arah yaitu dengan cara penyuluhan dan konseling
Kegiatan-kegiatan tersebut harus dilakukan dengan menerapkan protokol
Kesehatan, yaitu menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun di air
mengalir dan menjaga jarak 1,5 meter.

BAB V
LOGISTIK

Logistik yang dibutuhkan dalam kegiatan program PTM UPT Puskesmas Ciruas
adalah :
No. Dalam Gedung Luar Gedung
1 Leeflet Alat PTM Kit
2 Lembar balik Register
3 Rujukan internal Lembar balik
4 Alat peraga Leaflet
5 ATK Kohort Lansia
6 Peakflowmeter Rujukan
7 APD ATK
8 Alat pengukur tajam penglihatan Lembar Ceklis
9 APD
10 Striptes gula darah
11 Kapas alkohol
12 Lancet
13 Safetybox
14 Alat pengukur tajam penglihatan

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

A. INDIKATOR KESELAMATAN SASARAN


Keselamatan sasaran pada kegiatan program PTM ini adalah upaya yang dirancang
untuk mencegah terjadinya hal – hal yang tidak diinginkan sebagai akibat tindakan
yang tidak aman atau kondisi laten pada kegiatan program PTM.
B. SASARAN KESELAMATAN SASARAN
Risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan kegiatan program PTM
perlu diidentifikasi dan dikelola dengan baik untuk mengupayakan keselamatan
sasaran dan/atau masyarakat yang dilayani. Terdapat enam sasaran keselamatan
sasaran yang perlu diperhatikan dalam upaya meningkatkan keselamatan sasaran di
Puskesmas, yaitu :
1. Tidak terjadinya salah identifikasi sasaran,
2. Komunikasi efektif dalam pelayanan,
3. Tidak terjadinya kesalahan hasil pemeriksaan,
4. Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan,
5. Pengurangan terjadinya risiko infeksi dalam pelayanan klinis,
6. Tidak terjadinya pasien jatuh.
Dari enam sasaran keselamatan sasaran, maka yang sesuai dengan karakteristik
pelaksanaan kegiatan program PTM adalah Pengurangan terjadinya risiko infeksi
dalam pelayanan klinis.
Agar keselamatan sasaran tersebut dapat dicapai maka perlu dilakukan kegiatan-
kegiatan yang nyata untuk mencapai sasaran tersebut, untuk selanjutnya dimonitor
secara periodik dengan menggunakan indikator yang jelas dan terukur. Indikator
keselamatan sasaran yang disusun di UPT Puskesmas Ciruas sudah disesuaikan
dengan kondisi sarana dan prasarana yang ada, sebagai berikut :

No Sasaran Keselamatan Indikator Target Upaya Mencapai


Sasaran Keselamatan Sasaran Keselamatan
Sasaran Sasaran
1 Pengurangan terjadinya Kepatuhan 100% 1. Petugas melakukan
risiko infeksi dalam handsanitizer 6 langkah cuci
pelayanan klinis dan kepatuhan tangan
penggunaan 2. Kepatuhan petugas
APD dalam pemakaian
APD level 2
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. INDIKATOR KESELAMATAN KERJA


Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja
yang aman dan tentram bagi para pekerja yang bekerja di unit Puskesmas maupun
di wilayah kerja puskesmas. Menurut Mathis dan Jackson, menyatakan
keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik
seseorang terhadap cidera yang terkait pekerjaan.

B. SASARAN KESELAMATAN KERJA


1. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja
2. Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan
3. Mencegah/mengurangi penularan penyakit/ kesakitan/ kematian
4. Mencegah atau mengurangi cacat tetap
5. Mengamankan material
6. Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga
7. Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat
8. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat
menimbulkan kegembiraan semangat kerja
Dari delapan sasaran keselamatan kerja, maka yang sesuai dengan karakteristik
pelaksanaan kegiatan program PTM adalah
1. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja
2. Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan
3. Mencegah/mengurangi penularan penyakit/ kesakitan/ kematian
4. Mengamankan material
5. Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga
6. Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat
7. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat
menimbulkan kegembiraan semangat kerja
Agar keselamatan kerja tersebut dapat dicapai maka perlu dilakukan kegiatan-
kegiatan yang nyata untuk mencapai sasaran tersebut, untuk selanjutnya dimonitor
secara periodik dengan menggunakan indikator yang jelas dan terukur. Indikator
keselamatan kerja yang disusun di UPT Puskesmas Ciruas sudah disesuaikan
dengan kondisi sarana dan prasarana yang ada, sebagai berikut :
No Sasaran Keselamatan Kerja Indikator Target Upaya Mencapai Sasaran
Keselamatan Keselamatan Kerja
Kerja
1 Mencegah terjadinya Kepatuhan 100% 1. Petugas melaksanakan
kecelakaan kerja KAK dan SOP kegiatan sesuai KAK
dan SOP
2 Mencegah timbulnya Kepatuhan 100% 1. Petugas melakukan 6
penyakit akibat pekerjaan handsanitizer langkah cuci tangan
dan kepatuhan 2. Kepatuhan petugas
penggunaan dalam pemakaian APD
APD level 2
3 Mencegah/mengurangi Kepatuhan 100% 1. Petugas melakukan 6
penularan penyakit/ handsanitizer langkah cuci tangan
kesakitan/ kematian dan kepatuhan 2. Kepatuhan petugas
penggunaan dalam pemakaian APD
APD level 2
4 Mengamankan material Kepatuhan 100% 1. Petugas selalu
Safetybox membuang spuit di
safetybox
5 Meningkatkan produktivitas Kepatuhan 100% 1. Petugas melaksanakan
kerja tanpa memeras tenaga jadwal kegiatan sesuai jadwal

6 Mencegah pemborosan Kepatuhan 100% 1. Petugas melaksanakan


tenaga kerja, modal, alat KAK dan SOP kegiatan sesuai KAK
dan SOP
7 Menjamin tempat kerja Kepatuhan 3S 100% 1. Petugas patuh dalam
yang sehat, bersih, nyaman dan 5R melaksanakan 3S dan
dan aman sehingga dapat 5R dilapangan
menimbulkan kegembiraan
semangat kerja

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Untuk menjamin agar mutu pelaksanaan kegiatan program PTM di UPT


Puskesmas Ciruas terjaga dengan baik, perlu dibuat Indikator Mutu dan Indikator
Keselamatan Sasaran. Indikator mutu adalah hal – hal yang harus dicapai agar mutu
pelaksanaan program PTM di UPT Puskesmas Ciruas terjaga. Keselamatan pasien
adalah upaya untuk menurunkan risiko cedera/penularan penyakit yang sebenarnya
tidak perlu terjadi dalam pelayanan kesehatan sampai pada batas minimum yang dapat
diterima (WHO - ICPS, 2009).

A. INDIKATOR MUTU
Indikator mutu kegiatan program Penyakit Tidak Menular (PTM) di UPT
Puskesmas Ciruas terdiri dari 4 variabel mutu. Setiap variabel mempunyai beberapa
indkator mutu. Ke 4 variabel tersebut adalah :
1. Variabel input :
a. Variabel Tenaga memiliki 3 indikator mutu, yaitu :
1) Minimal lulusan D3 Farmasi,
2) Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR),
3) Memiliki Surat Ijin kerja Tenaga Kesehatan (STR / SIP).
b. Variabel Peralatan (PTM Kit) memiliki 5 indikator mutu, yaitu :
1) Tersedianya Rapid Tes GDS,
2) Tersedianya Lingkar Perut / Penggaris Pinggang,
3) Tersedianya Alat Ukur Tinggi Badan,
4) Tersedianya Tensi Digital,
5) Tersedianya Digital Bodyfit.
2. Variabel Proses :
a. Pelaksanaan Kegiatan memiliki 2 indikator mutu, yaitu :
1) Kegiatan Posbindu sesuai SOP
2) Kegiatan Konseling sesuai SOP
3. Variabel Output : Target indicator kinerja, indicator dan target pertahun + target SPM,rinci

a. Capaian Indikator Kinerja memiliki 9 indikator mutu, yaitu :


1) Capaian Deteksi Dini Faktor Risiko PTM di POSBINDU
2) Capaian Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas (GENTAS)P
3) Capaian Pelayanan Terpadu (PANDU) PTM
4) Capaian Penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Sekolah
5) Capaian Layanan Upaya Berhenti Merokok (UBM)
6) Capaian Deteksi Dini Kanker
7) Capaian Pengendalian Thalasemia
8) Capaian Deteksi Dini dan Rujukan Kasus Katarak
9) Capaian Layanan Kesehatan Inklusi Disabilitas
Dengan disusunnya indikator mutu ini, akan memudahkan Tim Audit Internal
melakukan audit terhadap kegiatan PTM di UPT Puskesmas Ciruas.
Bagi tim audit internal, indikator mutu yang disusun bisa dijadikan sebagai
“kriteria audit”. Kriteria audit adalah pembanding dari “hasil audit” untuk variabel yang
sama. Perbandingan antara kriteria audit dengan hasil audit akan menjadi “temuan
audit”. Temuan audit inilah yang akan diinterpretasikan oleh tim audit internal untuk
dianalisis. Interpretasi dari audit internal, akan menghasilkan tiga kemungkinan yaitu ;
1. Mutu kegiatan PTM dikatakan BAIK apabila temuan audit di satu variabel >
80%,
2. Mutu kegiatan PTM dikatakan SEDANG apabila temuan audit di satu variabel
60 – 80%,
3. Mutu kegiatan PTM dikatakan KURANG apabila temuan audit < 60%.
Berdasarkan interpretasi di atas, tim audit internal akan memberikan
rekomendasi untuk ditindaklanjuti. Berdasarkan rekomendasi ini, dibuat rencana tindak
lanjut untuk perbaikan mutu kegiatan PTM selanjutnya. Dengan demikian, diharapkan
mutu kegiatan PTM di UPT Puskesmas Ciruas akan bisa ditingkatkan secara
berkesinambungan (Continues Quality Improvement).
Indikator Mutu Pelaksanaan Kegiatan Program PTM di UPT Puskesmas Ciruas
Interpretasi
Metode
Mutu Baik > 80%
No Variabel No Indikator Mutu Audit Hasil Persentase
Mutu Sedang 60 – 80%
Internal
Mutu Kurang < 60%
INPUT
1 Tenaga Minimal lulusan D3 Kesehatan, Memeriksa Ada/tidak ada
1
Keperawatan dan D3 Kebidanan
2 Memiliki STR Memeriksa Ada/tidak ada
3 Memiliki SIP Memeriksa Ada/tidak ada

2 Peralatan 1 Rapid Tes GDS Memeriksa Ada/tidak ada


2 Lingkar Perut / Penggaris Pinggang Memeriksa Ada/tidak ada
3 Alat Ukur Tinggi Badan Memeriksa Ada/tidak ada
4 Tensi Digital Memeriksa Ada/tidak ada
5 Digital Body Fit Memeriksa Ada/tidak ada
PROSES
3 Pelaksanaan Kegiatan Posbindu sesuai SOP Mengamati Dikerjakan /
1
Kegiatan Tidak
Kegiatan Konseling sesuai SOP Mengamati Dikerjakan /
2
Tidak
OUTPUT
Exit Riview
4 Capaian Deteksi Dini Faktor Risiko PTM di Memeriksa Tercapai/ Tidak
1
Indikator POSBINDU
Kinerja Gerakan Nusantara Tekan Angka Memeriksa Tercapai/ Tidak
2
Obesitas (GENTAS)
3 Pelayanan Terpadu (PANDU) PTM Memeriksa Tercapai/ Tidak
4 Penerapan Kawasan Tanpa Rokok Memeriksa Tercapai/ Tidak
(KTR) di Sekolah
Layanan Upaya Berhenti Merokok Memeriksa Tercapai/ Tidak
5
(UBM)
6 Deteksi Dini Kanker Memeriksa Tercapai/ Tidak
7 Pengendalian Thalasemia Memeriksa Tercapai/ Tidak
Deteksi Dini dan Rujukan Kasus Memeriksa Tercapai/ Tidak
8
Katarak
9 Layanan Kesehatan Inklusi Disabilitas Memeriksa Tercapai/ Tidak
BAB IX
PENUTUP

Program PTM mempunyai peran yang sangat penting dalam pencegahan


penyakit tidak menular untuk melindungi masyarakat sehat tetap sehat, dan bagi mereka
yang menyandang PTM tetap memiliki kualitas hidup yang baik. Kegiatan ini
dilakukan melalui edukasi, deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut dini
faktor risiko PTM. Upaya ini dimaksudkan untuk membangun kesadaran dan
kepedulian masyarakat terhadap adanya faktor resiko PTM yang akan menimbulkan
ancaman peningkatan kasus PTM, kecacatan, kematian dini di masyarakat Ciruas masa
mendatang.
Dengan diketahuinya faktor risiko PTM secara dini maka faktor resiko PTM
dapat dikendalikan sehingga tindak lanjut dan pengobatan akan lebih efektif. Hal ini
mengurangi beban pembiayaan kesehatan yang ditimbulkan akibat PTM sehingga
ancaman hambatan pertumbuhan ekonomi Negara dapat dihindari.
Pelaksanaan program PTM sangat memerlukan dorongan dan pembinaan dari
tenaga kesehatan,serta dukungan lintas sektor seperti pimpinan masyarakat, kelompok
organisasi, serta petugas pelaksana PTM. Efektifitas dan optimalisasi penyelenggaraan
program PTM juga memerlukan keterlibatan dan peran aktif dari berbagai pihak
serta dukungan, fasilitasi dan pembinaan berkesinambungan.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai