Ebp Kep - Anak Kelompok 1
Ebp Kep - Anak Kelompok 1
Ebp Kep - Anak Kelompok 1
Disusun oleh
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pembedahan atau oprasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara
intensiv dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani dan
pada umumnya dilakukan dengan membuat syatan serta diakhiri dengan penutupan
dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan merupakan suatu trauma bagi
penderita dan ini bisa menimbulkan berbagai keluhan dan gejala. Akibat dari prosedur
pembedahan pasien akan mengalami gangguan rasa nyaman nyeri. Nyeri sebagai satu
sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan
dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial yang dirasakan dalam kejadian
kejiadian dimana terjadi kerusakan (potter, patricia A,. & perry, Anne Griffin., 2005).
Data world health organization (WHO) diperkirakan setiap tahun ada 230 juta oprasi
utama dilakukan diseluruh dunia satu untuk setiap 25 orang hidup. Penelitain di 56
negara dari 192 negara anggota WHO tahun 2004 diperkirakan 234,2 juta prosedur
pembedahan dilakukan setiap tahun berpotensi komplikasi dan kematian.
Nyeri merupakan pengalaman sensasi dan emosi yang tidak menyenangkan akibat
kerusakan jaringan yang bersifat aktual maupun potensial. Pengalaman nyeri
merupakan gabungan dari fisisologis serta psikologis dan bukan merupakan
kerusakan jaringan menetap (Fischa, 2015). Nyeri pembedahan selama 24 sampai 48
jam namun bisa juga berlangsung lebih lama, tergantung dari pemahanan nyeri yang
dimiliki pasien serta respon terhadap nyeri. Nyeri dapat menggangu proses
penyembuhan dan menghambat aktivitas (Fischa, 2015).
Manajemen nyeri pasca bedah meliputi pemberian terapi farmakologi dan terapi non
farmakologi berupa intervensi perilaku kognitif seperti teknik relaksasi, terapi musik,
imageri, dan biofeedback, intervensi perilaku kognitif dalam mengontrol nyeri
dimaksudkan untuk melengkapi atau mendukung pemberian terapi analgesic agar
pengendalian nyeri menjadi efektif (judha, muhamad.,sudarti, arroh fauziah, 2012).
Keperawatan merupakan saalh satu yang tanggung jawab sebagai tenaga prfesional
kesehatan harus dapat mempertimbangkan kenyamanan anak baik sebelum, saat, dan
sesudah melakukan prosedur medis atau keperawatan. Tindakan untuk mengurangi
nyeri dan stres yang diakibatkan oleh prosedur medis yang dijalani anak harus
menjadi perhatian utama dalam memberikan pelayanan pada anak. Tujuan utama dari
pelayana adalah tidak menimbulkan trauma (atraumatic care) pada anak. Prinsif
yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah mencegah dan
meminimalkan perpisahan anak dengann keluarganya, meningkatkan kontrol diri
anak, dan mencegah terjadinya nyeri serta cedera tubuh (Martajaya,M, 2018)
Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan upaya yang harus dilakukan adalah
memberikan menajemen nyeri post oprasi secara tepat untuk mengurangi nyeri yang
ditimbulkan (Kozier, 2010). Penggunaan teknik non farmakologi memberikan
dampak yang cukup berarti dalam manajemen nyeri pada anak. Agar nyeri lebih dapat
ditoleransi dsan situasi dapat terkontrol oleh anak, maka dapat digunakan metode non
farmakologi atau disertai dengan metode farmakologi (Sartika, R, Nova Y, Ruspita,
2015)
BAB II
TINJAUAN JURNAL
B. Argumen Riset
1. Argumen riset 1
Judul : Pengaruh Teknik Relaksasi Dan Teknik Distraksi Terhadap Perubahan Intensitas
Nyeri Pada Pasien Post Operasi Di Ruang Irina A Atas RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado.
Tujuan :Penelitian mengetahui pengaruh teknik relaksasi dan teknik distraksi
terhadap perubahan intensitas nyeri pada pasien post operasi. Penelitian
ini dilakukan dengan metode Kuasi Eksperimen dengan “pre test-post
test design”, pemilihan sampel menggunakan accidental sampling.
2. Argumen riset 2
Judul : Penurunan Skala Nyeri Pada Anak Post Operasi Laparatomi Menggunakan
Terapi Musik Mozart
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manifestasi klinik yang
sering muncul akibat pembedahan pada anak adalah timbulnya rasa sakit
yang menyebabkan rasa tidak nyaman. Nyeri pasca tindakan laparatomi
memunculkan masalah keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen
injury pada anak. Nyeri timbul akibat diskontinutitas jaringan yang
disebabkan proses didalam Banyak terapi yang bisa dilakukan untuk
menurunkan nyeri, salahsatunya adalah dengan mendengarkan music
Mozart dengan ciri musik tempo pelan membuat relaksasi pada tubuh.
Musik dan nyeri mempunyai persamaan penting yaitu bahwa keduanya
bisa digolongkan sebagai input sensor dan output. Saat tubuh merespon
adanya suara yang masuk melalui telinga berupa suara musik dengan
resonansi tertentu menimbulkan respon pada otak adanya efek relaksasi
sehingga disaat yang bersamaan Dengan adanya rasa nyeri dapat
berkurang
Hasil :Hasil studi menunjukkan bahwa pasien anak dengan post operasi
laparatomi di ruang anak lantai dasar RSUP dr. Kariadi Semarang
berjumlah 2 orang dan semuanya berjenis kelamin laki-laki dengan
tingkat pendidikan SD (Sekolah Dasar). Diagnosa keperawatan yang
muncul adalah nyeri akut berhubungan dengan agen injury. Intervensi
yang diberikan salah satunya dengan mengukur skala nyeri, melakukan
pemeriksaan tanda vital, pemberian terapi relaksasi distraksi berupa
musik mozart, mendukung pasien dan keluarga untuk menerapkan terapi
musik mozart jika nyeri muncul dan berkolaborasi dengan tim medis
untuk pemberian terapi analgetik ketorolac 30 mg/12 jm dan infus RL 15
tpm. Kriteria hasil adalah nyeri dapat berkurang/hilang, kedua responden
tampak rileks, tanda vital dalam batas normal.Pelaksanaan implementasi
dilakukan 3 hari. Kedua anak diberikan terapi distraksi musik mozart jika
rasa nyeri muncul musik mozart didengarkan dengan volume sedang 40-
50 desible menggunakan airphone selama 15 menit atau rasa nyeri mulai
berkurang. Berdasarkan hasil 3 hari hari ke 1 An. M dengan skala 7
(Berat) mengalami penurunan di hari ke 3 dengan skala nyeri 5 (sedang).
Pada An. A pada hari ke 1 didapatkan skala nyeri 6 (sedang) dan terjadi
penururnan skala nyeri 4 (sedang).
Riset : Berdasarkan penelitian diatas terdapat penurunan skala nyeri pada anak
post operasi laparotomi menggunakan terapi musik mozart mendukung
pasien dan keluarga untuk menerapkan terapi musik mozart jika nyeri
muncul dan berkolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi
analgetik ketorolac 30 mg/12 jm dan infus RL 15 tpm. Kriteria hasil
adalah nyeri dapat berkurang/hilang, kedua responden tampak rileks,
tanda vital dalam batas normal. Dan dilakukan nya selama 3hari. Di hari
ke 1 an. M dengan skala 7 (berat) mengalami penurunan di hari ke 3
dengan skala nyeri 5 (sedang). Pada anak. A dihari Ke 1 didapatkan skala
nyeri 6 (sedang) dan terjadi penurunan skala nyeri 4 (sedang).
3. Argumen riset 3
Metode: Metode yang digunakan adalah studi kasus ini dengan menggambarkan
pelaksanaan teknik distraksi pemutaran video kartun untuk menurunkan
nyeri pada anak post operasi. Pendekatan yang digunakan adalah dengan
pemberianasuhan keperawatan melalui pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi keperawatan. Pemutaran video kartun
diberikan pada saat anak merasakan nyeri dan setelah pemberian obat
analgesik. Jenis video yang diberikan berisi film animasi tentang edukasi
sikat gigi dengan waktu 10 menit. Subjek studi kasus ini adalah terdiri
dari 2 anak yang dirawat di lantai 3 utara RSUP fatmawati.
Hasil: pada penelitian ini menunjukan bahwa pada subjek I pelaksanaan
pengukuran skala nyeri yang dilakukan selama satu kali pertemuan dan
di dapatkan hasil sebelum pemutaran video kartun skala nyeri 3 yaitu
dengan kategori nyeri ringan, lalu setelah pemutaran video pada menit ke
8 penulis melakukan pengukuran skala nyeri menjadi 2 dengan kategori
nyeri ringan, selanjutnya setelah selesai yaitu pada menit ke 10
didapatkan skala nyeri menjadi 0 atau tidak mengalami nyeri.
Sedangkan pada subjek II didapatkan sebelum dilakukan teknik distraksi
pemutaran video kartun didapatkan skala nyeri 6, selanjutnya setelah
dilakukan teknik distraksi pemutaran video kartun selama 10 menit
subjek II skala nyeri menjadi 0 atau pasien tidak mengalami nyeri.
Riset: Kedua subjek mengalami keluhan yang sama yaitu nyeri post operasi
yang menandakan adanya peningkatan skala nyeri. Dengan melakukan
pengkajian untuk mengukur skala nyeri pada studi kasus ini
menggunakan lembar observasi FLACC (Face, Leg, Activity, Cry, dan
Consolability). Didapatkan hasil dengan skala nyeri pada subjek I yaitu 3
dan subjek II yaitu 6, setelah dilakukan teknik distraksi pemutaran video
kartun skala nyeri kedua subjek sama sama menurun menjadi 0 yang
artinya tidak merasakan sakit. Sehingga dapat dikatakan bahwa
pemberian teknik distraksi pemutaran video kartun cukup efektif untuk
mengurangi rasa nyeri yang dialami oleh anak post operasi.
BAB III
PENUTUP
C. Kesimpulan
Dari tiga riset argumen yang di dapat bahwa terdapat perbedaan cara atau Evidance
Bace Practice untuk menurunkan skala nyeri pada anak post oprasi diantara nya yaitu
menggunakan tehnik relaksasi dan tehnik distraksi pada anak post oprasi,
menggunakan terapi music Mozart dan Pemberian teknik distraksi pemutaran video
kartun untuk menurunkan nyeri pada anak post operasi. namun jika dibandingkan
dengan tingkat efektivitas maka dari ketiga jurnal yang didapat tehnik relaksasi dan
tehnik distraksi lebih efektiv karena rata-rata intensitas nyeri menunjukan nilai 40%
menjadi 13, 3%, sedangkan pada intensitas nyeri sebelum dilakukan tehnik distraksi
dengan intensitas sedikit lebih nyeri menunjukan nilai 33,3% tidak ada perubahan,
sedangkan sesudah dilakukan tehnik distraksi nilai menunjukan 33,3% menjadi
13,3%. Tehnik distraksi juga dapat di lakukan di Indonesia, mengingat tidak terdapat
kendala yang cukup berarti karena kesederhanaan alat dan tindakan yang perlu
dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Fischa, A. (2015). pengaruh iguide imagery terhadap tingkat nyeri pada anak usia todlerpost
operasi. http://jurnal.akpermuh.ac.id/index.php/jamc/article/view/19/17
judha, muhamad.,sudarti, arroh fauziah. (2012). terapi pengukuran nyeri dan nyeri
persalinan.
Kozier, B. (2010). buku ajar fundamental konsep dasar keperawatan. salemba medika.
Martajaya,M, . (2018). analisis intervensi teknik distraksi menonton kartun edukasi terhadap
skala nyeri pada anak usia toddler saat pengambilan darah intravena diruang cempaka
anak rumahh sakit pelni jakarta. http://jurnal.umt.ac.id/index.php/jkft/view/1285/822
potter, patricia A,. & perry, Anne Griffin. (2005). konsep, proses, dan praktik (4th ed.).
penerbit buku kedokteran EGC.
Sartika, R, Nova Y, Ruspita, W. (2015). pengaruh teknik distrasi menonton kartun animasi
terhadap skala nyeri anak usia prasekolah saat pemasangan infus di instalasi rawat
inap anak RSUP DR.M DJAMIL PADANG.
http://ners.fkep.unand.ac.id/index.php/ners/article/view/15