Pingky (LP & Askep Intranatal Care)
Pingky (LP & Askep Intranatal Care)
Pingky (LP & Askep Intranatal Care)
Oleh :
Pingky
2019.C.11a.1056
1
2
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya, sehingga
3
Pingky
DAFTAR ISI
4
BAB I
Pendahuluan
BAB III
Asuhan Keperawatan……………………………………………..
BAB IV
Kesimpulan……………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
5
Sebagai bahan bacaan ilmiah, serta menjadi bahan atau dasar bagi mereka
yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.
.3 Bagi Puskesmas
Dapat menjadi masukan bagi tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit
untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan khususnya pada klien
dengan Intra Natal Care (INC).
.4 Mahasiswa
Hasil laporan asuhan keperawatan ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan serta untuk memperoleh pengalaman dalam penerapan asuhan
keperawatan dengan Intra Natal Care
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut WHO, persalinan normal adalah persalinan yang dimulai secara spontan
(dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir), beresiko rendah pada awal
persalinan dan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37 42 minggu
setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi yang baik.
Persalinan atau Partus adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan yang cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.
Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan
pada serviks (membuka dan menipis dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara
lengkap. Ibu dikatakan belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan
perubahan serviks (Damayanti, dkk, 2015).
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi
cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput
janin dari tubuh ibu (Harianto.2010).
2.1.2 Etiologi Terjadinya Persalinan
1) Teori penurunan hormon progesterone.
Progesterone menimbulkan relaksasi otot rahim, sebaliknya estrogen
meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan
antara kadar progesterone dan estrogen didalam darah, tetapi pada akhir kehamilan
kadar progesterone menurun sehingga menimbulkan his.
2) Teori oxytocin.
Pada akhir kehamilan kadar oxytosin bertambah. Oleh karena itu timbul
kontraksi otot – otot rahim.
PATHWAY
Kehamilan ( 37-42 minggu)
Tanda-Tanda Inpartu
Proses Persalinan
Kontrasi Uterus Proses kala I Partus Pengeluaran bayi Proses persalinan Kala, I,II,III sampai IV ( Pengeluaran
lama plasenta
6) Lonjakan Energi
Terjadinya lonjakan energi ini belum dapat dijelaksan selain bahwa hal
tersebut terjadi alamiah, yamg memungkinkan wanita memperoleh energi yang
diperlukan untuk menjalani persalinan. Wanita harus diinformasikan tentang
kemungkinan lonjakan energi ini untuk menahan diri menggunakannya dan justru
menghemat untuk persalinan.
7) Gangguan Saluran Cerna
Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare, kesulitan mencerna, mual,
dan muntah, diduga hal-hal tersebut gejala menjelang persalinan walaupun belum
ada penjelasan untuk kali ini. Beberapa wanita mengalami satu atau beberapa gejala
tersebut.
2.1.5 Pemeriksaan Penunjang
14
Leopold I :
Untuk menentukan tinggi fundus uteri, menentukan usia kehamilan, menentukan
bagian janin yang ada pada fundus uteri.
Cara : Petugas menghadap kemuka ibu, uterus dibawa ketengah, tentukan tinggi
fundus uteri dan bagian apa yang terdapat didalam fundus
Hasil :jika kepala teraba benda bulat dan keras, jika bokong teraba tidak bulat dan lunak
Leopold II :
Untuk menetukan bagian yang ada di samping uterus, menentukan letak.
Cara : uterus didorong kesatu sisi sambil meraba bagian janin yang berada disisi
tersebut dengan cara yang sama pada sisi uterus yang lain.
Hasil : punggung janin teraba membujur dari atas kebawah pada letak kepala. Pada
letak lintang dapat ditemukan kepala.
Leopold III :
Untuk menentukan bagian janin yang berada di uterus bagian bawah.
Cara : tangan kanan diletakan diatas simfisis dengan ibu jari disebelah kanan ibu
dengan empat jari lainnya disebelah kiri ibu sambil meraba bagian bawah tersebut.
Hasil : teraba kepala/bokong/bagian kecil janin.
Leopold IV :
Untuk menetukan seberapa jauh bagian terendah bagian janin masuk ke dalam panggul.
Hasil :
1. 5/5 jika bagian terbawah seluruh teraba diatas simpisis pubis.
2. 4/5 jika sebagian terbawah janin telah masuk PAP
3. 3/5 jika sebagian telah memasuki rongga panggul
4. 2/5 jika hanya sebagian terbawah janin masih berada diatas simpisis
5. 1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian bawah janin yang berada
diatas simpisis.
6. 0/5 jk bagian terbawah janin tdk dpt teraba dr pemeriksaan luar.
Cara menghitung berat badan janin dalam kandungan :
Menghitung Perkiraan Berat Badan Janin (PBBJ) menurut cara
15
Jonson :
Bila bagian terendah janin masuk pintu atas panggul :
PBBJ = ( TFU –11 ) x 155
Bila bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul :
PBBJ = ( TFU – 12 ) x 155
John Woo :
Bila bagian terendah janin bukan kepala (bokong)
PBBJ = TFU x Lingkar Perut Ibu
2.1.6 Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan adalah gerakan posisi yang dilakukan janin untuk
menyesuaikan diri terhadap pelvis ibu. Terdapat delapan gerakan posisi dasar yang
terjdai ketika janin berada dalam presentasi vertex sefalik. Gerakan tersebut, sebagai
berikut:
1) Engagement
Terjadi ketika diameter biparietal kepala janin telah melalui pintu atas panggul.
2) Penurunan Kepala
Penurunan kepala lengkap terjadi selama persalinan oleh karena itu keduanya
diperlukan untuk terjadi bersamaan dengan mekanisme lainya.
3) Fleksi Rotasi Internal
Hal yang sangat penting untuk penurunan lebih lanjut. Melalui penurunan ini
diameter Sub oksipitobregmantika yang lebih kecil digantikan dengan diameter
kepala janin tidak dalam keadaan fleksi sempurna, atau tidak berada dalam sikap
militer atau tidak dalam keadaan beberapa derajat ekstensi.
4) Rotasi Internal
Menyebabkan diameter anteroposterior kepala janin menjdai sejajar dengan
diameter anteroposterior pelvis ibu. Paling biasa terjadi adalah oksipot berotasi ke
bagian anterior pelvis ibu, dibawah simfisis pubis.
5) Pelahiran Kepala
Pelahiran kepala berlangsung melalui ekstensi kepala untuk mengeluarkan
oksiputanterior. Dengan demikian kepala dilahirkan dengan ekstensi seperti, oksiput,
sutura sagitalis, fontanel anterior, alis, orbit, hidung, mulut, dan dagu secara
berurutan muncul dari perineum.
16
6) Restitusi
Rotasi kepala 450 baik kearah kanan maupun kiri, berantung pada arah dari
tempat kepala berotasi ke posisi oksiput-anterior.
7) Rotasi Eksternal
Terjadi pada saat bahu berotasi 450, menyebabkan diameter bisakromial sejajar
dengan diameter anteroposterior pada pnitu bawah panggul. Hal ini menyebabkan
kepala melakukan rotasi eksteral lain sebesar 45 0 ke posisi LOT atau ROT,
bergantung arah restuisi.
8) Pelahiran Bahu dan Tubuh dengan Fleksi Laterral melalui Sumbu Arcus.
Sumbu carcus adalah ujung keluar paling bawah pada pelvis. Bahu anterior
kemudian terlihat pada orifisum vulvovaginal, yang menyentuh di bawah simfisis
pubis, bahu posterior kemudian menggembugkan perineum dan lahir dengan posisi
ateral. Setelah bahu lahir, bagian badan yang tersisa mengikuti sumbu Carus dan
segera lahir
Fase Persalinan
1) Kala I
Kala I disebut juga dengan kala pembukaan, terjadi pematangan dan
pembukaan serviks sampai lengkap. Dimulai pada waktu serviks membuka karena
his : kontraksi uterus yang teratur, makin lama, makin kuat, makin sering, makin
terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir yang tidak lebih banyak daripada
darah haid.
Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam,
bibir porsio serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan
pada saat akhir kala I.
Terdapat 2 fase pada Kala 1 ini, yaitu :
a. Fase laten: pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.
b. Fase aktif: pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung
sekitar 6 jam. Fase aktif terbagi atas:
a) Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
b) Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.
c) Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10
cm).
17
a. Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar
panggul.
b. Ibu timbul perasaan/ refleks ingin mengedan yang semakin kuat.
c. Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologis)
d. Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis
pubis sebagai sumbu putar/ hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan
anggota badan.
e. Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar
jalan lahir (episiotomi).
Proses pengeluaran janin pada Kala II (persalinan letak belakang kepala) :
a. Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus
dengan pintu atas panggul (sinklitismus) atau miring / membentuk sudut dengan
pintu atas panggul (asinklitismus anterior / posterior).
b. Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat :
a) tekanan langsung dari his dari daerah fundus ke arah daerah bokong,
b) tekanan dari cairan amnion,
c) kontraksi otot dinding perut dan diafragma (mengejan), dan
d) badan janin terjadi ekstensi dan menegang.
c. Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah
dari diameter oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-
bregmatikus (belakang kepala).
d. Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran
ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala
melewati distansia interspinarum dengan diameter biparietalis.
e. Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput
melewati bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput,
bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.
f. Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan
sumbu rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi
anteroposterior sampai di bawah simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan
bahu belakang.
g. Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan
mudah. Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul /
trokanter depan dan belakang, tungkai dan kaki.
20
3) Kala III
a. Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, dan berakhir dengan lahirnya
plasenta.
b. Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, serta
pengeluaran plasenta dari kavum uteri.
c. Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai
dengan perdarahan baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-Duncan) jika
tidak disertai perdarahan, atau mungkin juga serempak sentral dan marginal.
d. Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah
bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan berdarah.
e. Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi
sekitar / di atas pusat.
Sifat His :
Amplitudo 60-80 mmHg, frekuensi kontraksi berkurang, aktifitas uterus menurun.
Plasenta dapat lepas spontan dari aktifitas uterus ini, namun dapat juga tetap
menempel (retensio) dan memerlukan tindakan aktif (manual aid).
4) Kala IV
Dimulai pada saat plaenta telah lahir lengkap, sampai dengan 1 jam setelahnya.
Hal penting yang harus diperhatikan pada Kala IV persalinan :
a. Kontraksi uterus harus baik
b. Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain
c. Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
d. Kandung kencing harus kosong
e. Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma
f. Resume keadaan umum ibu dan bayi.
a. Power / Tenaga
Power utama pada persalinan adalah tenaga/kekuatan yang dihasilkan oleh
kontraksi dan retraksi otot-otot rahim. Gerakan memendek dan menebal otot-otot
rahim yang terjadi sementara waktu disebut kontraksi. Kontraksi ini terjadi diluar
sadar sedangkan retraksi mengejan adalah tenaga kedua (otot-otot perut dan
21
a. Saat kepala didasar panggul dan membuka pintu dengan crowning sebesar 5 sampai
6 cm peritoneum tipis pada primi atau multi dengan perineum yang kaku dapat
dilakukan episiotomi median/mediolateral atau lateral.
b. Episotomi dilakukan pada saat his dan mengejan untuk mengurangi sakit. Tujuan
episiotomi adalah untuk menjamin agar luka teratur sehingga mudah mengait dan
melakukan adaptasi.
c. Persiapan kelahiran kepala, tangan kanan menahan perineum sehingga tidak terjadi
robekan baru sedangkan tangan kiri menahan kepala untuk mengendalikan ekspulsi.
d. Setelah kepala lahir dengan suboksiput sebagai hipomoklion muka dan hidung
dibersihkan dari lender kepala dibiarkan untuk melakukan putar paksi dalam guna
menyesuaikan os aksiput kearah punggung.
e. Kepala dipegang sedemikian rupa dengan kedua tangan menarik curam kebawah
untuk melahirkan bahu depan, ditarik keatas untuk melahirkan bahu belakang
setelah kedua bahu lahir ketiak dikaitr untuk melahirkan sisa badan bayi.
22
f. Setelah bayi lahir seluruhnya jalan nafas dibersihkan dengan menghisap lendir
sehingga bayi dapat bernafas dan menangis dengan nyaring pertanda jalan nafas
bebas dari hambatan.
g. Pemotongan tali pusat dapat dilakukan :
a) Setelah bayi menangis dengan nyaring artinya paru-paru bayi telah
berkembang dengan sempurna
b) Setelah tali pusat tidak berdenyut lagi keduanya dilakukan pada bayi yang
aterm sehingga peningkatan jumlah darah sekitar 50 cc
c) Pada bayi prematur pemotongan tali pusat dilakukan segera sehingga darah
yang masuk ke sirkulasi darah bayi tidak terlalu besar untuk mengurangi
terjadi ikterus hemolitik dan kern ikterus
h. Bayi diserahkan kepada petugas untuk dirawat sebagaimana mestinya
i. Sementara menunggu pelepasan plasenta dapat dilakukan
a) Kateterisasi kandung kemih
b) Menjahit luka spontan atau luka episiotomy
1.3.2 Diagnosa
a) Ansietas b.d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
b) Defisiensi pengetahuan tentang kemajuan persalinan b.d kurang mengingat informasi
yang diberikan, kesalahan interpretasi informasi.
c) Risiko infeksi maternal
d) Risiko kekurangan volume cairan
1.3.3 Intervensi
No. Diagnosa Kriteria hasil Intervensi
Keperawatan
1. Ansietas b.d krisis Setelah dilakukan asuhan 1. Orientasikan klien pada
situasional akibat keperawatan selama (…) lingkungan, staf dan
proses persalinan diharapkan ansietas pasien prosedur
berkurang dengan criteria hasil: 2. Berikan informasi tentang
1. TTV dbn perubahan psikologis dan
2. Pasien dapat mengungkapkan fisiologis pada persalinan.
perasaan cemasnya. 3. Kaji tingkat dan penyebab
3. Lingkungan sekitar pasien ansietas.
tenang dan kondusif 4. Pantau tekanan darah dan
nadi sesuai indikasi.
5. Anjurkan klien
mengungkapkan
perasaannya.
6. Berikan lingkungan yang
tenang dan nyaman untuk
pasien
2. Defisiensi pengetahuan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji persiapan,tingkat
tentang kemajuan keperawatan pengetahuan dan harapan
persalinan b.d kurang selama….,pengetahuan pasien klien
mengingat informasi tentang persalinan meningkat 2. Beri informasi dan
yang diberikan, dengan kriteria hasil: kemajuan persalinan
kesalahan interpretasi Pasien dapat mendemonstrasikan normal.
informasi. teknikpernafasan dan posisi 3. Demonstrasikan teknik
yang tepat untuk fase persalinan pernapasan atau relaksasi
dengan tepat untuk setiap
fase persalinan
3. Risiko tinggi terhadap Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji latar belakang budaya
infeksi maternal b.d keperawatan klien.
pemeriksaan vagina selama….diharapkan infeksi 2. Kaji sekresi vagina,
berulang dan maternal dapat terkontrol dengan pantau tanda-tanda vital.
24
2) Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri akut b.d tekanan mekanik dari bagian presentasi.
b) Gangguan eliminasi urin b.d perubahan masukan dan kompresi mekanik
kandung kemih.
c) Keletihan b.d peningkatan kebutuhan energi akibat peningkatan metabolisme
sekunder akibat nyeri selama persalinan
d) Risiko cidera maternal
e) Risiko kerusakan gas janin
25
3) Intervensi
Diagnosa
No Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Kaji derajat
berhubungan asuhan keperawatan ketidaknyamanan
dengan tekanan selama…..,diharapkan secara verbal dan
mekanik dari nyeri terkontrol nonverbal
bagian presentasi. dengan criteria hasil: 2. Pantau dilatasi servik
1. TTV dbn 3. Pantau tanda vital dan
2. Pasien dapat DJJ
mendemonstrasikan 4. Bantu penggunaan
kontrol nyeri teknik pernapasan dan
relaksasi
5. Bantu tindakan
kenyamanan spt.
6. Gosok punggung, kaki
7. Anjurkan pasien
berkemih 1-2 jam
8. Berikan informasi
tentang ketersediaan
analgesic
9. Dukung keputusan
klien menggunakan
obat-obatan/tidak
10. Berikan lingkungan
yang tenang
2. Gangguan Setelah dilakukan 1. Palpasi di atas simpisis
eliminasi urin b.d asuhan keperawatan pubis
perubahan selama….,diharapkan 2. Monitor masukan dan
masukan dan eliminasi urine pasien haluaran
kompresi mekanik normal dengan kriteria 3. Anjurkan upaya
kandung kemih. hasil: berkemih sedikitnya 1-
Cairan seimbang 2 jam
Berkemih teratur 4. Posisikan klien tegak
dan cucurkan air hangat
di atas perineum
5. Ukur suhu dan nadi,
kaji adanya
peningkatan
6. Kaji kekeringan kulit
dan membrane mukosa
3. Keletihan b.d Setelah diberikan 1. Kaji tanda – tanda vital
peningkatan asuhan keperawatan yaitu nadi dan tekanan
26
Kala II
1) Pengkajian
27
a. Aktivitas/ istirahat
a) Melaporkan kelelahan
b) Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri / teknik relaksasi
c) Lingkaran hitam di bawah mata
b. Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
c. Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
d. Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung kemih
e. Nyeri / ketidaknyamanan
a) Dapat merintih / menangis selama kontraksi
b) Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum
c) Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
d) Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit
f. Pernafasan
Peningkatan frekwensi pernafasan
g. Seksualitas
a) Servik dilatasi penuh (10 cm)
b) Peningkatan perdarahan pervagina
c) Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
d) Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
2) Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b.d tekanan mekanis pada bagian presentasi
b. Penurunan curah jantung b.d fluktasi aliran balik vena
c. Risiko kerusakan integritas kulit
3) Intervensi
Diagnosa
No Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1. Identifikasi derajat
tekanan mekanis asuhan keperawatan ketidaknyamanan
pada bagian selama….,diharapkan 2. Berikan tanda/ tindakan
presentasi nyeri terkontrol kenyamanan seperti
dengan kriteria hasil: perawatan kulit, mulut,
1. TTV dbn perineal dan alat-alat
28
Kala III
1) Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
a) Klien tampak senang dan keletihan
a. Sirkulasi
a) Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan kembali normal
dengan cepat
b) Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
c) Nadi melambat
29
Kala IV
1) Pengkajian
a. Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
b. Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin lebih rendah pada
respon terhadap analgesia/anastesia, atau meningkat pada respon pemberian oksitisin
atau HKK,edema, kehilangan darah selama persalinan 400-500 ml untuk kelahiran
pervagina 600-800 ml untuk kelahiran saesaria
c. Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
d. Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
e. Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
f. Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi spinal
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan episiotomy,
kandung kemih penuh, perasaan dingin atau otot tremor
h. Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
i. Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi umbilicus, perineum bebas
dan kemerahan, edema, ekimosis, striae mungkin pada abdomen, paha dan payudara.
2) Diagnosa Keperawatan
31
a. Nyeri akut b.d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan fisik dan psikologis,
ansietas.
b. Penurunan koping keluarga b.d transisi/peningkatan anggota keluarga
c. Resiko kekurangan volume cairan
3) Intervensi
Diagnosa
No Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1. Kaji sifat dan derajat
efek hormone, tindakan ketidaknyamanan
trauma,edema keperawatan selama 2. Beri informasi yang tepat
jaringan, … diharapkan pasien tentang perawatan selama
kelelahan fisik dapat periode pascapartum
dan psikologis, mengontrol nyeri, 3. Lakukan tindakan
ansietas nyeri berkurang kenyamanan
dengan Kriteria hasil 4. Anjurkan penggunaan teknik
: relaksasi
1. Pasien melaporkan 5. Beri analgesic sesuai
nyeri berkurang kemampuan
2. Menunjukkan
postur dan ekspresi
wajah rileks
3. Pasien merasakan
nyeri berkurang
pada skala nyeri
(0-2)
3. Penurunan koping Setelah dilakukan 1. Anjurkan klien untuk
keluarga b.d asuhan keperawatan menggendong, menyentuh
transisi/peningkat selama…..,diharapka bayi
an anggota n proses keluarga 2. Observasi dan catat interaksi
keluarga baik dengan kriteria bayi
hasil: 3. Anjurkan dan bantu
o Ada kedekatan ibu pemberian ASI, tergantung
dengan bayi pada pilihan klien
2. Resiko Setelah dilakukan 1. Kaji hal yang memperberat
kekurangan asuhan keperawatan kejadian intrapartal
volume cairan selama….,diharapka 2. Kaji masukan dan keluaran
n cairan simbang 3. Perhatikan jenis persalinan
dengan criteria hasil: dan anastesi, kehilangan
1. TD dbn daripada persalinan
2. Jumlah dan warna 4. Kaji tekanan darah dan nadi
lokhea dbn setiap 15 menit
32
1.3.4 Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat dan klien,
perawat bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan yang berfokus pada klien
dan berorientasi pada hasil, sebagaimana digambarkan dalam rencana. Tujuan dari
pelaksanaan/implementasi adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan
kesehatan dan memfasilitasi koping.
1.3.5 Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses yang terencana dan sistematis dalam mengumpulkan,
mengorganisasi, menganalisis, dan membandingkan status kesehatan klien dengan
kriteria hasil yang diinginkan, serta menilai derajat pencapaian hasil klien. Evaluasi
merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan
identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Keterangan :
: Perempuan : Pasien
Menarche : ………………………………………………………………………………….
Siklus : ………………………………………………………………………………….
Lamanya Haid : ………………………………………………………………………………...
Banyaknya : ………………………………………………………………………………….
Sifat Darah (warna, bau, cair/gumpalan, dysmenorhoe) :
………………………………………………………………………
Gangguan sewaktu menstruasi : ……………………………………………………………..
Gejala pre menstruasi : ………………………………………………………………
HPHT : 20-12-2020
Taksiran Persalinan : 27-9-2021
Riwayat Perkawinan (suami dan isteri) :
Usia Pernikahan : ………………………………………………………………………….
Lamanya Pernikahan:
Pernikahan Ke : 1 ( satu)
Riwayat Keluarga Berencana :
Jenis kontrasepsi apa yang digunakan sebelum hamil : …………………………………...
Riwayat Obstetri :
3. PEMERIKSAAN FISIK
Subjektif Objektif
1. Keadaan Suhu 36,8 0C
Umum Nadi 82 x/menit
BB sebelum hamil ……………………… kg Tekanan Darah 120/80 mmHg
BB 60 kg
Tinggi Badan 158 cm
Kesadaran : Composmentis
Turgor Kulit: Baik
……………………………………………….....
………………………………………………….
2. Kepala
Hyperpigmentasi: Tidak ada
Cloasma gravidarum: Tidak ada
3. Muka Edema: Tidak ada
Rasa bengkak? ……………………………. Simetris
Keadaan: Normal
Fungsi pendengaran: Normal
7. Telinga
Keluhan …………………………………... Pembesaran kel.Tyroid: Tidak ada
Distensi vena jugularis
8. Leher Pembesaran KGB: Tidak ada
Pembengkakan …………………………... Sesak napas: Tidak ada
37
………………………………………………….
………………………………………………….
Payudara ………………….………………...
………………………………………………….
………………………………………………….
10. Abdomen
………………………………………………….
………………………………………………….
11. Genitalia
Eksterna ………………………………………………….
………………………………………………….
Vulva/vagina :
- Edema/tumor/penyempitan
……………..
Portio :
- Konsistensi
………………………………...
- Pendataran
………………………………...
- Pembukaan
………………………………..
- Hodge/bagian terendah
………………….
- Selaput Ketuban
…………………………..
38
- Presentasi
………………………………….
- Posisi
……………………………………….
4. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI
1. Pola Nutrisi :
………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………...................
.............................................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………..
…....................................................................................................
2. Pola Eliminasi
a. Buang Air Kecil (BAK) :
………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………….
…......................................................................................................................................................
...............................................
b. Buang Air Besar (BAB) :
…………………………………………………………………....
…………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………….............
.........................................................................................................................................................
...............................
3. Pola tidur dan istirahat : …………….
……………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………...................
...............................................................................................................................................................
..................................
4. Pola aktivitas dan latihan : …………….
……………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………...................
...............................................................................................................................................................
..................................
5. Personal Hygiene :
39
Kulit : …...……………………………………………………………………………..
Rambut : ...................................................................................................................
Mulut & Gigi : ………………………………………………………………………………….
Pakaian : ………………………………………………………………………………….
Kuku : ………………………………………………………………………………….
Vulva Hygiene : ………………………………………………………………………………….
6. Ketergantungan fisik :
Merokok : ………………………………………………………………………………….
Minuman Keras : ………………………………………………………………………………….
Obat-obatan : ………………………………………………………………………………….
Lain-lain : ………………………………………………………………………………….
5. ASPEK PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
6. Pola pikir dan persepsi
a. Apakah ibu telah mengetahui cara memberi ASI dan merawat bayi
b. Apakah klien merencanakan pemberian ASI pada bayinya
……………………………….
c. Jenis kelamin yang diharapkan
……………………………………………………………….
d. Siapa yang membantu merawat bayi di rumah
……………………………………………..
e. Apakah hamil ini diharapkan
…………………………………………………………………
7. Perubahan perilaku
a. Kala I
Adaptasi nyeri : ……………………………………………………………………………...
Pengaturan pernapasan :
……………………………………………………………………
Koping mekanisme terhadap perubahan yang ada :
…………………………………….
Penerimaan terhadap proses persalinan
………………………………………………….
b. Kala II
Adaptasi nyeri : ……………………………………………………………………………...
Pengaturan pernapasan :
……………………………………………………………………
Koping mekanisme terhadap perubahan yang ada :
…………………………………….
40
I.PENGOBATAN
Pemberian PCT,AMOX.LIVRON BFLEX, VIT.A
Palangka Raya,
…………………………………………………..
Mahasiswa
…………………………………….………………….
ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DS : Klien mengatakan Pembukaan servik
mules – mules ingin Nyeri Akut
melahirkan Dilaktasi ( D.0077)
S : 36,5 ℃
- VT pembukaan 10
cm
- His 10 “ : 4x/10 m
PRIORITAS MASALAH
44
Nyeri Akut ( D.0077) Berhubungan dengan Pembukaan Servik ditandai dengan TTV :TD :
120/80 mmHg N : 82x / menit S : 36,8 ℃ VT pembukaan 10 His 10 “ : 4x/10 m Palpasi : 3
jari bawah pusat (30 cm) Portio tidak teraba
45
RENCANA KEPERAWATAN