2706 7601 1 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15

Gontor AGROTECH Science Journal Vol. 4 No.

2, Desember 2018
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/agrotech

PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT


SEBAGAI MEDIA TANAM JAMUR TIRAM PUTIH
(Pleurotus ostreatus)

Utilization of Palm Oil Bunches as A White Mushroom


(Pleurotus ostreatus) Media

FitriaNugraheni Sukmawati 1)*, Pradita Risky Goldina 1)


1)
BudidayaTanaman Perkebunan, Politeknik LPP Yogyakarta

DOI: http://dx.doi.org/10.21111/agrotech.v4i2.2706
Terima 24 September 2018 Revisi 12 Oktober 2018 Terbit 15 Desember 2018

Abstrak: mempunyai daya adaptasi sangat baik terhadap lingkungan


tumbuhnya. Pemanfaatan serat tandan kosong kelapa sawit sebagai media
pertumbuhan jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui pengaruh pemberian tandan kosong (tankos) sebagai media
tanam terhadap hasil jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Penelitian ini
dilakukan di rumah produksi Jamur Tiram Putih di Desa Cerme, Kecamatan
Grogol, Kabupaten Kediri. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak
Kelompok (RAK) non faktorial yang terdiri dari 5 perlakuan, yaitu media tanam
dengan campuran serbuk tandan kosong kelapa sawit (tankos) dan serbuk
gergaji (media tanam yang umum digunakan) dengan perbandingan 0% tankos :
100% sebuk gergaji; 25% tankos : 75% serbuk gergaji; 50% tankos : 50%
serbukgergaji; 75% tankos : 25% serbuk gergaji; dan 100% tankos : 0% serbuk
gergaji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tankos (tandan kosong) kelapa
sawit yang selama ini menjadi limbah dari pengolahan kelapa sawit ternyata
memiliki potensi yang baik sebagai media tanam jamur tiram, hal ini
ditunjukkan dari kandungan lignin, selulosa, dan hemiselulosa yang merupakan
nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram, makin tinggi
komposisi tankos maka kandungan nutrisi tersebut makin meningkat. Hasil

* Korespondensi email: [email protected]


Alamat : Politeknik LPP Yogyakarta, Jl. Balapan Jl. LPP No.1A, Klitren, Kec. Gondokusuman,
Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 11840

Gontor AGROTECH Science Journal 139


Fitria Nugraheni Sukmawati, Pradita Risky Goldina

pengamatan untuk variabel diameter tudung, interval panen, dan bobot basah
paling baik pada perlakuan komposisi 50% tankos : 50% serbuk gergaji.

Kata Kunci : tankos, media, jamur

Abstract: : Pleurotus ostreatus is one of wood fungus whose easier to


cultivated, because it has good adaptability to grow. The use of oil palm empty
bunches, it is called tankos, as a medium for the growth of Pleurotus ostreatus
was carried out to determine the effect of tankos as a medium on it yield.The
experiment was conducted at the Production House of mushrooms in
DesaCerme, Grogol, Kediri.This experiment was laid on non factorial
Randomized Complete Block Design consisting of 5 treatments which is the
ratio of tankos and sawdust for medium, there were0%; 100%; 25%; 75%; 50%;
50%; 75%; 25%; and 100%.The results showed that tankos potential as a
medium for this fungusas indicated by the content of lignin, cellulose, and
hemicellulose which are nutrients for growth and development fungal, the
higher the composition of the tankos, the higher the nutrient content. The
observations of the hood diameter, harvest interval, and fresh weightwere best in
the composition treatment of 50% Tankos: 50% Sawdust.

Keywords: tankos, medium, fungus

1. Pendahuluan
Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri
perkebunan yang mengalami pertumbuhan signifikan.
Permasalahan yang timbul dari pertumbuhan industry kelapa sawit
sekarang ini adalah peningkatan jumlah limbah yang dihasilkan,
salah satunya adalah tandan kosong kelapa sawit. Hasil
pengolahan tandan buah segar kelapa sawit berpotensi untuk
menghasilkan limbah padat tandan kosong kelapa sawit (tankos)
dari proses produksi kelapa sawit. Saat ini pemanfaatan limbah
tankos oleh industri kelapa sawit masih sangat terbatas. Pada

140 Vol. 4 No. 2, Desember 2018


Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Media Tanam
Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)

umumnya limbah tankos hanya digunakan sebagai pupuk yang


dikembalikan lagi ke kebun sawit (Sunarko, 2008).
Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah
satu jenis jamur kayu yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat
Indonesia. Nutrisi utama yang diperlukan oleh jamur tiram putih
antara lain karbohidrat (selulosa, hemiselulosa dan lignin), protein,
lemak, mineral dan vditamin (Astuti dan Nengah, 2013).
Menurut Sulistyowati dan Adi (2014), budidaya jamur
tiram yang baik sangat dibutuhkan dalam rangka memenuhi
kebutuhan asupan nutrisi alternatif. Salah satu yang perlu
diperhatikan dalam budidaya jamur tiram adalah media
pertumbuhannya. Media pertumbuhan jamur tiram yang digunakan
pada umumnya memanfaatkan limbah lignoselulosa yakni serbuk
gergaji kayu. Menurut Suparti dan Lismiyati (2015), penggunaan
serbuk gergaji sebagai media tumbuh jamur akan menimbulkan
konsekuensi masalah jika serbuk gergaji tersebut sulit diperoleh,
atau kalaupun ada harganya cukup mahal. Hal ini dapat terjadi
karena potensi hutan saat ini berkurang dan dibatasi. Selain itu,
pemanfaatan serbuk gergaji juga untuk pembuatan arang aktif,
briket arang, batako, dan lain-lain. Sutarman (2012) juga
menambahkan bahwa pemanfaatan limbah pertanian yang
potensial layak sebagai media untuk budidaya jamur pangan
semakin terbatas karena teknologi pemanfaatan sudah semakin

Gontor AGROTECH Science Journal 141


Fitria Nugraheni Sukmawati, Pradita Risky Goldina

berkembang maju. Untuk itu, perlu dicari limbah pertanian


potensial yang dapat digunakan sebagai alternatif media tumbuh.
Berdasarkan kedua kondisi tersebut sangatlah perlu
dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian
tandan kosong (tankos) sebagai media tanam terhadap hasil jamur
tiram putih (Pleurotus ostreatus).

2. Bahan dan Metode


Penelitian ini dilakukan di rumah produksi Jamur Tiram
Putih di Desa Cerme, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri.
Bahan penelitian yang digunakan adalah bibit jamur tiram putih,
tandan kosong kelapa sawit, serbuk gergaji, bekatul, kapur, dan
air. Sedangkan peralatan yang dipakai meliputi polybag transparan
berukuran 10 cm x 35 cm, sendok, penyemprot tanaman, alat
pengukus, timbangan, penggaris, lampu bunsen, kapas, dan kertas
label.
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak
Kelompok (RAK) non faktorial yang terdiri dari 5 perlakuan yang
diulang sebanyak 3 kali, sehingga diperoleh 15 unit percobaan.
Masing-masing unit percobaan terdiri 3 baglog jamur tiram,
sehingga total terdapat 45 baglog jamur tiram. Media tanam yang
digunakan adalah campuran serbuk tandan kosong kelapa sawit
(TKKS) dan serbuk gergaji (media tanam yang umum digunakan)
dengan perbandingan sesuai dengan perlakuan, yaitu:

142 Vol. 4 No. 2, Desember 2018


Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Media Tanam
Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)

P0 = 0% TKKS : 100% sebuk gergaji


P1 = 25% TKKS : 75% serbuk gergaji
P2 = 50% TKKS : 50% serbuk gergaji
P3 = 75% TKKS : 25% serbuk gergaji
P4 = 100% TKKS : 0% serbuk gergaji

Pengamatan periodik dilakukan tiap kali panen sebanyak 3


kali panen dalam masa pertumbuhan jamur tiram terhadap
diameter tudung, jumlah tudung, interval panen, dan bobot basah.
Analisa kimia dilakukan untuk mengetahui kandungan lignin,
selulosa, dan hemiselulos dengan metode Hydrolisa Asam pada
semua perlakuan media tumbuh jamur. Analisis ragam dengan
Anova dilakukan terhadap data pengamatan dari variabel hasil
pada tingkat signifikansi 95%. Apabila terdapat beda nyata antar
perlakuan dilakuan uji lanjutan dengan menggunakan uji jarak
berganda Duncan.

3. Hasil dan Pembahasan


3.1 Analisa Kimia Media
Menurut Zuyasna (2011), pertumbuhan, perkembangan,
dan hasil suatu tanaman ditentukan oleh dua faktor utama yaitu
faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu faktor yang
menunjang tanaman untuk tumbuh dan berproduksi secara optimal
adalah ketersediaan unsur hara dalam jumlah yang cukup di dalam

Gontor AGROTECH Science Journal 143


Fitria Nugraheni Sukmawati, Pradita Risky Goldina

media. Ginting dkk. (2013) menyatakan bahwa kandungan kimia


penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur tiram putih
adalah lignin, selulosa, dan hemiselulosa. Oleh karena itu
dilakukan analisa laboratorium untuk mengetahui kandungan
lignin, selulosa, dan hemiselulosa di semua perlakuan yang
dicobakan.

Gambar 1. Kandungan Lignin, Selulosa, dan Hemiselulosa pada


semua perlakuan media

Gambar di atas menunjukkan bahwa kandungan lignin,


selulosa, dan hemiselulosa pada tiap perlakuan mengalami
peningkatan jumlah persentase. Semakin banyak kandungan
tankos yang diberikanakan semakin tinggi kandungan lignin,

144 Vol. 4 No. 2, Desember 2018


Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Media Tanam
Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)

selulosa, dan hemiselulosa yang terkandung di dalamnya. Hal ini


menunjukkan bahwa tankos merupakan sumber lignin, selulosa,
dan hemiselulosa. Menurut Nila (2008), lignin berperan sebagai
sarana pengangkut air, nutrisi, dan metabolit dalam pertumbuhan
jamur, sedangkan selulosa berfungsi untuk memperkuat dinding
sel.

3.2 Diameter dan Jumlah Tudung


Pengaruh perbandingan tankos dengan serbuk gergaji
sebagai media tanam jamur tiram menunjukkan diameter tudung
terlebar pada perlakuan 50% Tankos dan sama dengan perlakuan
75% Tankos, 25% Tankos, dan 0% Tankos, sedangkan media
100% Tankos menghasilkan diameter tudung yang lebih kecil
dibanding diameter tudung dari media 50% Tankos. Jumlah
tudung terbanyak terdapat pada perlakuan 100% Tankos dan sama
dengan perlakuan 75%, 25%, dan 0% Tankos, sedangkan media
50% Tankos menghasilkan jumlah tudung yang lebih sedikit
dibanding jumlah tudung jamur tiram pada media 100% Tankos.
Hasil tersebut menunjukkan adanya kecenderungan makin tinggi
komposisi tankos maka makin banyak pula tudung yang terbentuk.
Ini dikarenakan makin tinggi komposisi tankos maka makin tinggi
kandungan lignin, selulosa, dan hemiselulosa pada media tumbuh
yang merupakan nutrisi untuk pertumbuhan perkembangan badan
buah jamur tiram.

Gontor AGROTECH Science Journal 145


Fitria Nugraheni Sukmawati, Pradita Risky Goldina

Tabel 1. Pengaruh komposisi tankos sebagai media tanam terhadap


diameter dan jumlah tudung
Diameter Tudung Jumlah Tudung
Perlakuan
(cm) (buah)
0% Tankos 7,63 b 4,85 ab
25% Tankos 7,99 b 4,83 ab
50% Tankos 8,97 b 3,13 a
75% Tankos 5,88 ab 5,40 ab
100% Tankos 4,12 a 7,35 b
Keterangan : Angka-angka pada kolom yang samadiikuti oleh huruf yang sama
tidak berbeda nyata menurut uji jarak berganda Duncan tingkat signifikansi 95%.

Sementara itu, peningkatan jumlah tudung diikuti dengan


makin kecilnya ukuran diameter tudung yang terbentuk sehingga
diperoleh hasil diameter tudung terbaik pada perlakuan tankos
50%. Sedangkan pada perlakuan tankos 75% dan 100% terbentuk
tudung yang banyak dengan diameter kecil. Hal ini dikarenakan
pada kedua perlakuan ini terdapat jamur kontaminan yang
menyebabkan pertumbuhan diameter tudung terganggu. Menurut
Hariadi (2013), terjadinya kontaminasi akan mempengaruhi
pembentukkan rata-rata diameter tudung buah jamur karena
keberadaan jamur kontaminan menyebabkan terjadinya kompetisi
dalam penyerapan nutrisi.

146 Vol. 4 No. 2, Desember 2018


Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Media Tanam
Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)

3.3 Interval Panen


Tabel2. Pengaruh komposisi tankos sebagai media
tanam terhadap interval panen
Interval Panen
Perlakuan
(hari)
0% Tankos 39,83 c
25% Tankos 37,61 bc
50% Tankos 19,44 a
75% Tankos 31,5 b
100% Tankos 22,72 ab
Keterangan :Angka-angka pada kolom yang sama diikuti oleh
huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji jarak
berganda Duncan tingkat signifikansi 95%.

Tabel di atas menunjukkan bahwa perbedaan komposisi


tankos sebagai media tanam memberikan pengaruh terhadap
interval panen jamur tiram putih. Interval panen menunjukkan
kecepatan pertumbuhan jamur setelah dipanen sampai datang masa
panen lagi. Hasil laboratorium menunjukkan bahwa makin tinggi
kandungan tankos dalam media tanam maka makin tinggi pula
kandungan lignin, selulosa, dan hemiselulosa yang merupakan
nutrisi bagi jamur tiram. Perlakuan tanpa tankos (0% Tankos) dan
25% Tankos menghasilkan interval panen yang terlama karena
nutrisi dalam media tersebut lebih rendah dari perlakuan lainnya.
Sedangkan di perlakuan 75% Tankos yang memiliki kandungan
nutrisi tinggi memiliki interval panen yang lebih rendah dari 50%

Gontor AGROTECH Science Journal 147


Fitria Nugraheni Sukmawati, Pradita Risky Goldina

Tankos dan perlakuan 100% Tankos memiliki interval panen yang


sama dengan 50% Tankos, hal ini dikarenakan pada perlakuan
75% dan 100% Tankos terdapat jamur kontaminan yang yang
menyebabkan kompetisi sehingga nutrisi yang yang bisa diserap
jamur tiram lebih sedikit karena terbagi dengan jamur kontaminan.
Menurut Maulidina (2015), makin cepat interval pada
panen pertama dengan panen selanjutnya, maka semakin banyak
pula frekuensi panen yang didapatkan yang tentu harus didukung
oleh kondisi lingkungan yang optimal. Lama interval panen
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kondisi media tumbuh,
suhu dan kelembaban, tingkat kontaminasi, serta serangan hama.

3.4 Bobot Basah


Menurut Nurilla (2013), bobot basah menunjukkan
besarnya kandungan air dalam jaringan atau organ selain bahan
organik. Bobot basah merupakan hasil pertumbuhan yang
dipengaruhi kondisi kelembaban dan suhu yang terjadi saat itu.
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa perbedaan komposisi tankos
sebagai media tanam memberikan pengaruh terhadap bobot basah
jamur tiram putih. Jamur tiram putih yang ditanam pada media
50% Tankos menghasilkan bobot basah terbesar dan sama dengan
perlakuan 75%, 25%, dan 0% Tankos, sedangkan media tanam
100% Tankos menghasilkan bobot basah jamur tiram yang lebih
rendah bila dibandingkan jamur tiram yang tumbuh pada media

148 Vol. 4 No. 2, Desember 2018


Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Media Tanam
Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)

50% Tankos. Hasil ini sejalan dengan hasil pengamatan diameter


tudung pada Tabel 1, diameter tudung yang lebar menghasilkan
jamur dengan bobot basah yang lebih berat. Suparti dan Anisa
(2016) menyatakan bahwa jamur tiram yang mempunyai berat
basah paling tinggi mempunyai cadangan energi dari media
tumbuh yang menandakan media terdegradasi dan diserap secara
sempurna pada fase pembentukan badan buah oleh jamur tiram.

Tabel3. Pengaruh komposisi tankos sebagai media tanam


terhadap bobot basah

Perlakuan Bobot Basah (gram)

0% Tankos 251,33 ab
25% Tankos 272,89 ab
50% Tankos 333,78 b
75% Tankos 203,89 ab
100% Tankos 91,67 a
Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama diikuti oleh huruf
yang sama tidak berbeda nyata menurut uji jarak berganda Duncan
tingkat signifikansi 95%.

Tankos (tandan kosong) kelapa sawit yang selama ini


menjadi limbah dari pengolahan kelapa sawit ternyata memiliki
potensi yang baik sebagai media tanam jamur tiram, hal ini
ditunjukkan dari kandungan lignin, selulosa, dan hemiselulosa
yang merupakan nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan

Gontor AGROTECH Science Journal 149


Fitria Nugraheni Sukmawati, Pradita Risky Goldina

jamur tiram, makin tinggi komposisi tankos maka kandungan


nutrisi tersebut makin meningkat. Hasil pengamatan untuk
variabel diameter tudung, interval panen, dan bobot basah paling
baik pada perlakuan komposisi 50% Tankos. Sedangkan pada
komposisi Tankos 75% dan 100% menunjukkan penurunan
diameter tudung dan bobot basah serta interval panen yang lama.
Hal ini selaras dengan kecenderungan makin tinggi komposisi
tankos maka makin banyak pula jumlah tudung yang terbentuk,
sementara itu makin banyak tudung yang terbentuk ternyata
diameter tudung justru makin kecil sehingga bobot basah jamur
makin rendah. Hal ini dikarenakan pada perlakuan komposisi
Tankos 75% dan 100% ditemukan adanya jamur kontaminan
yang mengganggu pertumbuhan jamur utama (jamur tiram)
sehingga menyebabkan adanya kompetisi sehingga nurtrisi yang
tersedia tidak maksimal dapat diserap dan dimanfaatkan jamur
tiram. Media tumbuh yang tinggi nutrisi berpotensi
menumbuhkan tumbuhan-tumbuhan baru seperti halnya gulma
yang tumbuh di area yang subur.

4. Kesimpulan

1. Tankos kelapa sawit berpotensi menjadi media tanam jamur


tiram putih, makin tinggi komposisi tankos makin tinggi pula
kandungan lignin, selulosa, dan hemiselulosa yang
merupakan nutrisi jamur tiram putih.

150 Vol. 4 No. 2, Desember 2018


Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Media Tanam
Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)

2. Komposisi Tankos 50% mampu menghasilkan diameter


tudung dan bobot basah terbesar dengan interval panen
tercepat.

5. Referensi
Astuti, H.K. dan Nengah D.K. 2013. Efektifitas Pertumbuhan
Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) dengan Variasi
Media Kayu Sengon (Paraserianthes falcataria) dan Sabut
Kelapa (Cocos nucifera). Jurnal Sains dan Seni Pomits
2(2) : 144-148.
Ginting, A.R., Ninuk H., dan Setyono Y.T. 2013. Studi
Pertumbuhan dan Produksi Jamur tiram Putih (Pleurotus
ostreatus) pada Media Tumbuh Gergaji Kayu Sengon dan
Bagas Tebu. Jurnal Produksi Tanaman 1(2) : 17-24.
Hariadi, N., Lilik S., dan Ellis N. 2013. Studi Pertumbuhan dan
Hasil Produksi Jamur tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada
Media Tumbuh Jerami Padi dan Serbuk Gergaji. Jurnal
Produksi Tanaman 1(1) : 47-53.
Maulidina R., Wisnu E.M., dan M. Nawawi. 2015. Pengaruh Umur
Bibit Dan Komposisi Media Tanamterhadap Pertumbuhan
Dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). Jurnal
Produksi Tanaman 3(8) : 649–657.
Nila, F.W. 2008. Kemampuan Bakteri Acetobacter xylinum
Mengubah Selulosa Sebagai Bahan Kertas. Tesis TIP –

Gontor AGROTECH Science Journal 151


Fitria Nugraheni Sukmawati, Pradita Risky Goldina

Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya.


Malang.
Nurilla, N., Lilik S., dan Ellis N. 2013. Studi Pertumbuhan dan
Studi Jamur Kuping (Auricularia auricula) pada Substrat
Serbuk Gergaji Kayu dan Serbuk Sabut Kelapa. Jurnal
Produksi Tanaman 1(3) : 44-47.
Sulistyowati, W. dan Adi Setyo P. 2014. Pengaruh Ampas Tebu
Sebagai Media Pertumbuhan Terhadap Kandungan
Mineral Pada Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus). Jurnal
Seni dan Sains 2(1) : 1-5.
Sunarko. 2008. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan
Kelapa Sawit. Kanisius. Jakarta.
Suparti dan Anisa Purnamasari. 2016. Produktivitas Jamur Tiram
Putih (Pleurotus Ostreatus) Pada Media Tambahan
Serabut Kelapa (Cocos Nucifera). Seminar Nasional
Pendidikan dan Saintek : 1001 – 1005.
Suparti dan Lismiyati M. 2015. Produktivitas Jamur Tiram Putih
Pleurotus ostreatus) pada Media Sekam Padi dan Daun
Pisang Kering sebagai Media Alternatif. Bioeksperimen
1(2) : 37-44.
Sutarman, S. 2012. Keragaan dan Produksi Jamur Tiram Putih
(Pleurotus ostreatus) pada Media Serbuk Gergaji dan
Ampas Tebu Bersuplemen Dedak dan Tepung Jagung.
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan 12 (3) : 163-168.

152 Vol. 4 No. 2, Desember 2018


Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Media Tanam
Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)

Zuyasna, Mariani N., dan Dewi F. 2011. Pertumbuhan dan Hasil


Jamur Merang Akibat Perbedaan Media Tanam dan
Konsentrasi Pupuk Super A-1. Jurnal Floratek 6 : 92-103.

Gontor AGROTECH Science Journal 153

Anda mungkin juga menyukai