LP (Stroke Hemoragik) Igd
LP (Stroke Hemoragik) Igd
LP (Stroke Hemoragik) Igd
STROKE HEMORAGIK
Oleh :
VINA NUR SULFIATUS SHOLEHA
20020086
1.1 Pengertian
Cerebro Vascular Accident (CVA) atau biasa dikenal dengan
stroke merupakan suatu penyakit neurologis yang disebabkan oleh
gangguan peredaran darah otak secara mendadak yang mengakibatkan
kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses berpikir dan bentuk
kecacatan yang lain akibat gangguan fungsi otak (Okdiyantino, 2019).
1.2 Etiologi
Menurut Amiman, 2016 etiologi stoke hemoragik antara lain :
1. Tekanan darah tinggi
2. Merokok
3. Diabetes Mellitus
4. Atherosclerosis
5. Atrial fibrilasi
6. Penyakit jantung lain
7. Kolesterol tinggi
8. Obesitas
9. Intake alkohol tinggi
10. Penggunaan obat-obatan ilegal
1.3 Manifestasi Klinis
Menurut Wahid, 2015 manifestasi klinis dari Stroke yaitu :
a. Kelumpuhan wajah atau anggota badan sebelah (hemiparasis) yang
timbul secara tiba-tiba/mendadak.
b. Afasia (kesulitan dalam bicara)
c. Disatria (bicara cadel atau pelo)
d. Penurunan kesadaran (konfusi, delirium, letargi, stupor, atau koma)
e. Pola pernapasan dapat secara progresif menjadi abnormal
f. Respon pupil mungkin lenyap atau menjadi abnormal
g. Dapat timbul muntah-muntah akibat peningkatan tekanan intra
cranium
h. Nyeri kepala dapat muncul segera atau bertahap seiring dengan
peningkatan tekanan intra cranium
1.4 Patofisiologi
Perdarahan intraserebral ini disebabkan oleh ruptur arteria serebri
yang dipermudah dengan adanya hipertensi. Keluarnya darah dari
pembuluh darah di dalam otak berakibat pada jaringan sekitarnya,
sehingga jaringan yang ada disekitarnya akan bergeser dan tertekan. Darah
yang keluar dari pembuluh darah sangat mengiritasi otak, sehingga
mengakibatkan vosospasme pada arteri disekitar perdarahan, spasme ini
dapat menyebar keseluruh hemisfer otak dan lingkaran willisi, perdarahan
aneurisma. Aneurisma ini merupakan lekukan-lekukan berdinding tipis
yang menonjol pada arteri pada tempat yang lemah. Makin lama
aneurisma makin besar dan bisa pecah saat beraktivitas. Dalam keadaan
fisiologis pada orang dewasa jumlah darah yang mengalir ke otak 58
ml/menit per 100 gram jaringan otak. Bila aliran darah ke otak turun
menjadi 18 ml/menit per 100 gram jaringan otak akan terjadi penghentian
aktivitas listrik pada neuron tetapi struktur sel masih baik, sehingga gejala
ini masih reversibel. Oksigen sangat dibutuhkan oleh otak dan diperoleh
dari darah. Otak sangat bergantung pada aliran darah yang membawa
oksigen. Bila suplai oksigen terputus 8-10 detik akan terjadi gangguan
fungsi otak, bila lebih lama dari 6-8 menit akan terjadi lessi yang tidak
ireversibel dan akan terjadi kematian. Perdarahan dapat meninggikan
tekanan intracranial dan menyebabkan iskemik di daerah lain yang tidak
perdarahan, sehingga berakibat semakin kurangnya aliran darah ke otak
baik secara umum maupun lokal. Timbulnya penyakit ini sangat cepat dan
konstan dapat berlangsung beberapa menit, jam bahkan beberapa hari
(Corwin, 2009).
1.5 Pathway
Hiprtensi, Kebiasaan Alkohol, obat Trauma,
aneurisme, merokok ilegal obesitas
atherosclerosis
Kelemahan
otot Resiko Penumpukan Resiko defisit Penurunan
gangguan sekret nutrisi suplai darah
integritas ke otak
Defisit kulit
perawatan Bersihan
diri jalan nafas Resiko perfusi
tidak efektif serebral tidak
efektif
Gangguan
mobilitas fisik
Resiko gangguan integritas Setelah dilakukan asuhan keperawatan, masalah Perawatan integritas kulit (1.11353)
kulit ditandai dengan teratasi : O:
penrunan mobilitas Integritas kulit dan jaringan (L.141125) - Identifikasi gangguan integritas kulit
(D.0139) Indikator SA ST T:
Kemerahan - Ubah posisi tiap 2 jam sekali jika tirah
Nyeri
Suhu kulit baring
Keterangan : - Bersihkan perineal dengan air hangat, jika
1= meningkat perlu
2= cukup meningkat - Hindari produk berbahan dasar alkohol pada
3= sedang kuli kering
4 = cukup menurun E:
5 = menurun - Anjurkan minum air yang cukup
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan penggunaan pelembab
Resiko cidera ditandai Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan, Manajemen keselamatan lingkungan (1.14513)
dengan penurunan masalah teratasi : O:
kesadaran. Tingkat cedera (L.14136) - Identifikasi kebutuhan keselamatan
(D.0136) Indikator SA ST - Monitor perubahan status keselamatan
Tekanan darah lngkungan
Pola istirahat / tidur
Ketegangan otot T:
Keterangan : - Modifikasi lingkungan meminimalkan
1= memburuk bahaya dan resiko
2= cukup memburuk - Sediakan alat bantu keamanan lingkungan
3= Sedang - Fasilitasi relokasi ke lingkungan yang aman
4= cukup membaik E:
5= membaik - Ajarkan individu, keluarga dan kelompok
resiko tinggi bahaya lingkungan
Resiko defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan, Manajemen nutrisi ( 1.03119)
ditandai dengan mual masalah teratasi : O:
muntah Kriteria hasil : - Identifikasi status nutrisi
(D.0032) Status nutrisi (L.03030) - Identifikasi makanan disukai
Indikator SA ST - Monitor asupan makan
Nyeri abdomen T:
Nafsu makan
Frekensi makan - Berikan makan dalam jumlah kecil tapi
Keterangan : sering
1= memburuk - Berikanan makan tinggi karbohidat dan
2= cukup memburuk protein
3= sedang - Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika
4= cukup membaik perlu
5= membaik E:
- Anjurkan posisi duduk yang nyaman, jika
mampu
- Anjurkan diet yang di programkan
K:
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan
DAFTAR PUSTAKA
Amiman, R., Tumboimbela, M., & Kembuan, M. 2016. Gambaran Length of Stay
pada Pasien Stroke Rawat Inap di RSUP Prof. Dr.R.D Kandaou Manado
Periode Juli 2015 – Juni 2016. Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 2,
Juli - Desember 2016. Manado
Batticaca Fransisca, C. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan
Sistem Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika
Elizabeth J. Corwin. 2009. Buku Saku Patofisiologi Corwin. Jakarta: Aditya
Media
Okdiyantino, R. G., Sri S, S. F., & Setyaningsih, M. M. 2019. Asuhan
Keperawatan pada Pasien Cerebro Vaskular Accident (CVA) dengan
Masalah Resiko Apirasi di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang.
Prodi D-III Keperawatan STIKES Panti Wahya Malang
Sari, S. H., Agianto, & Wahid, A. 2015. Batasan Karakteristik dan Faktor yang
Berhubungan (Etiologi) Diagnosa Keperawatan: Hambatan Mobilitas
Fisik pada Pasien Stroke. Batasan Karakteristik dan Etiologi
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI